Penda Hulu An

17
Fadli Annisa 04091003016 TUGAS KDM 1 Obat Tetes Hidung Obat tetes hidung adalah suatu obat yang digunakan untuk pilek maupun penyakit lainnya yang menggangu eksistensi hidung sebagai saluran pernafasan.,Obat tetes hidung mengandung dekongestan topikal. Selain dalam bentuk tetes hidung, dekongestan topikal juga dapat berbentuk obat semprot hidung. Hidung mempunyai tugas menyaring udara dari segala macam debu yang masuk ke dalam melalui hidung. Tanpa penyaringan ini mungkin debu ini dapat mencapai paru-paru. Bagian depan dari rongga hidung terdapat rambut hidung yang berfungsi menahan butiran debu kasar, sedangkan debu halus dan bakteri menempel pada mukosa hidung. Dalam rongga hidung udara dihangatkan sehingga terjadi kelembaban tertentu. Mukosa hidung tertutup oleh suatu lapisan yang disebut epitel respirateris yang terdiri dari sel-sel rambut getar dan sel “leher”. Sel-sel rambut getar mengeluarkan lendir yang tersebar rata sehingga merupakan suatu lapisan tipis yang melapisi mukosa hidung dimana debu dan bakteri ditahan dan melekat. Debu dan bakteri melekat ini tiap kali dikeluarkan ke arah berlawanan dengan jurusan tenggorokan. Yang mendorong adalah rambut getar hidung dimana getarannya selalu mengarah keluar. Gerakannya speerti cambuk, jadi selalu mencambuk keluar, dengan demikian bagian yang lebih dalam dari lapisan bulu getar ini selalu bersih dan “steril”. Biasanya pada pagi hari hal ini dapat dicapai. Ph lapisan lendir sekitar 5,5-5,6 pada orang dewasa, sedangkan pada anak-anak 5-6,7 pada pH kurang dari 6,5 biasanya tidak diketemukan bakteri dan bila lebih dari 6,5 mulai ada bakteri. Bila kedinginan pH lendir hidung akan cenderung naik, sebaliknya bila kepanasan cenderung pH menurun. Pada waktu pilek, pH lendir alkalis, sehingga teori sebenarnya dapat disembuhkan denan mudah dengan cara menurunkan pHnya, yaitu kearah asam. Jadi pemberian obat dengan tujuan mengembalikan kondisi normal dari rongga hidung akan menolong. 1

Transcript of Penda Hulu An

Page 1: Penda Hulu An

Fadli Annisa

04091003016

TUGAS KDM 1

Obat Tetes Hidung

Obat tetes hidung adalah suatu obat yang digunakan untuk pilek maupun penyakit lainnya yang menggangu eksistensi hidung sebagai saluran pernafasan.,Obat tetes hidung mengandung dekongestan topikal. Selain dalam bentuk tetes hidung, dekongestan topikal juga dapat berbentuk obat semprot hidung.

Hidung mempunyai tugas menyaring udara dari segala macam debu yang masuk ke dalam melalui hidung. Tanpa penyaringan ini mungkin debu ini dapat mencapai paru-paru. Bagian depan dari rongga hidung terdapat rambut hidung yang berfungsi menahan butiran debu kasar, sedangkan debu halus dan bakteri menempel pada mukosa hidung. Dalam rongga hidung udara dihangatkan sehingga terjadi kelembaban tertentu.

Mukosa hidung tertutup oleh suatu lapisan yang disebut epitel respirateris yang terdiri dari sel-sel rambut getar dan sel “leher”. Sel-sel rambut getar mengeluarkan lendir yang tersebar rata sehingga merupakan suatu lapisan tipis yang melapisi mukosa hidung dimana debu dan bakteri ditahan dan melekat. Debu dan bakteri melekat ini tiap kali dikeluarkan ke arah berlawanan dengan jurusan tenggorokan. Yang mendorong adalah rambut getar hidung dimana getarannya selalu mengarah keluar. Gerakannya speerti cambuk, jadi selalu mencambuk keluar, dengan demikian bagian yang lebih dalam dari lapisan bulu getar ini selalu bersih dan “steril”. Biasanya pada pagi hari hal ini dapat dicapai.

Ph lapisan lendir sekitar 5,5-5,6 pada orang dewasa, sedangkan pada anak-anak 5-6,7 pada pH kurang dari 6,5 biasanya tidak diketemukan bakteri dan bila lebih dari 6,5 mulai ada bakteri.

Bila kedinginan pH lendir hidung akan cenderung naik, sebaliknya bila kepanasan cenderung pH menurun. Pada waktu pilek, pH lendir alkalis, sehingga teori sebenarnya dapat disembuhkan denan mudah dengan cara menurunkan pHnya, yaitu kearah asam. Jadi pemberian obat dengan tujuan mengembalikan kondisi normal dari rongga hidung akan menolong.

Obat hidung biasanya diberikan dengan empat cara :

1. Yang biasanya adalah dengan meneteskan pada bagian tiap lubang hidung dengan menggunakan pipet tetes.

2. Dengan cara disemprotkan, alatnya ada yang jenis untuk mendapatkan hasil semprotan beruba kabut (atomizer) ada juga yang agak halus (neulizer) artinya lebih halus dari atomizer.

3. Dengan cara mencucikan dengan alat “nasal douche”

4. Dapat juga dengan cara “inheler”, diisap-isap.

1

Page 2: Penda Hulu An

Fadli Annisa

04091003016

TUGAS KDM 1

A. Anatomi fisiologi hidung

Para ahli dalam bidang fisiologi hidung menyatakan bahwa “semua infeksi pada rongga hidung bagaimanapun sumbernya hanya satu yaitu kegagalan system penyaringan dari hidung itu sendiri”, Dia menekankan sekali lagi bahwa kelembaban (moisture) memegang peranan utama dalam mekanisme pertahanan hidung yaitu gerakan cilia yang bergerak secara bertahap mendorong semua yang lengket pada mucus dari arah belakang ke depan lubang hidung tertutup dengan membran mucus respiratori.

Mukus merupakan system agak kental, pseudoplastik dan merupakan mukoprotein. Pada keadaan normal benda asing, seperti debu, bakteri, puder dan tetes minyak semua terperangkap dalam film mucus dan dibawa keluar dari rongga hidung. Komposisi yang pasti dari mucus tidak diketahui, karena secara kimia sulit dianalisis.

Anderson dan Rubin mengatakan bahwa sedikitnya 20 % kasus gejala penyakit hidung disebabkan kenaikan kekentalan mucus tersebut yang mengarah ke keringan. Kekeringan disebabkan banyak factor antara lain suhu, debu, alergi, obat (atropin, stimulasi atau depresi otonomik) dan serangan virus.

pH normal mucus hidung yaitu sekitar 5,5 sampai 6,5 banyak laporan bahwa pH mucus ini alkali atau lebih alkali dari harga tersebut di atas (perbedaan tersebut disebabkan cara pemeriksaannya) udara dingin cenderung menyebabkan pH ke arah alkali.Kemampuan pendaparan hidung kurang baik.

Sejauh ini belum ada laporan cera pengukuran tonisitas lendir hidung.Namun demikian secara langsung dapat dikatakan bahwa larutan isotoni sama dengan darah (0,9 % NaCl), juga harus dibuat untuk tonisitas hidung. Penelitian juga menyatakan bahwa mucus hidung cukup tinggi toleransinya terhadap tonisitas pada range hipertoni.

a. Respon cilia terhadap obat

1. Larutan NaCL baik cilia manusia maupun pada kelinci tetap aktif untuk jangka waktu yang lama dalam larutan 0,9 % NaCl pada suhu antara 25-30°C. bila konsentrasi NaCl dinaikkan pada bagian tertentu cilia berhenti bergerak, beberapa jam kemudian tempat lain dan seterusnya. Pada konsentrasi 4-4,5 % semua silia berhenti. Bila membran

2

Page 3: Penda Hulu An

Fadli Annisa

04091003016

TUGAS KDM 1

dicuci dengan konsentrasi air suling dan diganti NaCl 0,9 % cilia aktif kembali. Bila konsentrasi berkurang aktivitasnya, pada 0,2-0,3 % cilia berhenti. Walaupun sama-sama tidak aktif, namun kejadian belakangan tidak dapat diperbaiki dengan menaikkan konsentrasi NaCl jadi kerusakan cilia pada keadaan encer permanen

2. Pengurangan ion kalsium, penggunaan senyawa tartrat, citrat, oksalat dan bahan penghelat Ca lainnya akan menghentikan gerakan cilia.

3. Minyak, akan tinggal lama melengket pada film mucus dan akan mempengaruhi aktivitas normal dari cilia. Minyak tidak baik untuk pembawa, karena menimbulkan lipoid pneumonia. Minyak tumbuhan yang bebas asam lemak dikatakan tidak menimbulkan masalah, namun minyak mineral atau hewan tetap tidak cocok.

4. Protargol, larutan koloid akan mengurangi gerakan cilia

5. Larutan perak dan Zink, juga demikian. Larutan perak nitrat 0,5 % sudah menghancurkancilia begitu juga zink sulfat.

6. Larutan cocain, larutan lebih besar dari 2,5 % menyebabkan paralisisi cilia, begitu juga efedrin HCl lebih besar dari 1%

7. Kamfer, Timol, Menthol, Eukaliptol dan senyawa eteris lainnya menyebabkan penurunan kecepatan gerak cilia. Kurang dari 1 %. Dalam bentuk uap tidak mempengaruhi (inheler)

8. Antibiotik,   Soda penisilin tidak merusak cilia bila diberikan dalam bentuk larutan 250-500 unit/ml (dalam larutan NaCl isotoni). Pada konsentrasi 5000 unit terjadi penurunan kecepatan cambukan cilia dengan diselingi berhenti. Suspensi tirotrisina dalam air (1 : 2000 dan 1:5000) menekan sama sekali aktivitas cilia.

9. Atropin, pemberian oral atropin menyebabkan kekeringan atau penghentian gerakan cilia. Pemberian local mereduksi produksi mucus.

b. Absorbsi Obat

Perlambatan respon tergantung pada waktu yang diperlukan untuk melarutkan kapsul dan padatan garam alkalod.Injeksi subkutan memberikan respon yang paling cepat dan tetes hidung menyusul sesudahnyaPemberian hiosin dalam bentuk semprotan (spray) responnya tidak sebaik tetes hidung. Akan tetapi apabila 0,01 % Na-Laurilsulfat ditambahkan pada tempat absorbsi obat, maka responnya akan sebaik respon tetes hidung.

Pengkajian kelompok lain dengan rute pemberian sublingual (dibawah lidah), menunjukan hasil lebih rendah dibandingkan terhadap baik subkutan maupun tetes hidung.Larutan kokain HCl hanya dapat digunakan sampai konsentrasi paling tinggi 2,5 %

obat tetes hidung harus isoosmotik dengan secret hidung atau isoosmotik dengan cairan tubuh lainnya yaitu sama denagn larutan NaCl 0,9% . pengisotonisan ini perlu sekail

3

Page 4: Penda Hulu An

Fadli Annisa

04091003016

TUGAS KDM 1

maksudnya agar tidak mengganggu fungsi rambut getar, epitel. Sedikit hipertoni masih diperkenankan. Sebagai bahan pengiisotoni digunakan NaCl atau glukosa

Secara umum untuk obat (tetes) hidung harus diperhatikan :

1. Sebaiknya digunakan pelarut air

2. Jangan menggunakan obat yang cenderung akan mengerem fungsi rambut getar epitel

3. pH larutan sebaiknya diatur sekitar 5,5-6,5 dan agar pH tersebut stabil hendaknya ditambahkan dapar (buffer)

4. Usahakan agar larutan isotoni

5. Agar supaya obat dapat tinggal lama dalam rongga hidung dapat diusahakan penambahan bahan yang menaikkan viskositasnya agar mendekati secret lendir hidung

6. Hendaknya dihindari larutan obat (tetes) hidung yang bereaksi alkali

7. Penting untuk diketahui jangan sampai bayi diberi tetes hidung yang mengandung menthol, karena dapat menyebabkan karam (kejang) pada jalan pernafasan

8. Harus tetap stabil selama dalam pemakaian pasien

9. Harus mengandung antibakteri untuk mereduksi pertumbuhan bakteri selama dan pada saat obat diteteskan.

B. Obat tetes Hidung1. Oksimetazolin HCL - Nama & Struktur

Kimia:

C16H24N2O.HCl

- Sifat Fisikokimia

:

Serbuk kristal putih atau hampir putih, halus, higroskopis. Larut 1 : 6.7 dalam air, 1 : 3.6 dalam alkohol, dan 1 : 862 dalam kloroform; tidak larut dalam eter dan benzen. Larutan 5% dalam air memiliki pH antara 4 - 6.5. Simpan dalam kontainer kedap udara. (2)

- Keterangan

:

Larutan nasal oksimetazolin HCl memiliki pH 4 - 6.5. Larutan nasal oksimetazolin HCl dapat mengandung beberapa pengawet yang sesuai (contohnya benzalkonium klorida, fenilmerkuri asetat, thimerosal).

- Golongan/Kelas Terapi : Telinga, Hidung dan Tenggorokan - Nama Dagang :

1. Iliadin

4

Page 5: Penda Hulu An

Fadli Annisa

04091003016

TUGAS KDM 1

2. Afrin

- Indikasi :

1. Meringankan hidung tersumbat terkait dengan rinitis akut atau kronik flu

2. Sinusitis paranasalis,laryngitis,faringitis,untuk diagnostic dekongesi/penyumbatan membrane mukosa.

3. Untuk melembabkan membrane nasal yang kering dan meradang karena file,alergi,kelembabapan yang rendah,pendarahan hidung minor dan iritasi hidung lainnya.

4. Hay fever atau alergi saluran nafas bagian atas lain. - Kontraindikasi :

Kejadian efek samping serius mempunyai frekuensi rendah pada pasien yang mendapat dosis terapetik dari oksimetazolin HCl topikal.Oksimetazolin dapat menyebabkan transient burning, stinging, peningkatan keluarnya cairan hidung atau nasal mukosa yang kering, dan bersin.

Sumbatan berulang dikarakterisasi dengan kemerahan kronis, pembengkakan dan rinitis seringkali muncul pada penggunaan yang lama dan muncul pada penggunaan obat yang berlebihan. Oleh karena alasan ini, penggunaan jangka panjang harus dihindari. Penggunaan intranasal oksimetazolin kadang-kadang menyebabkan efek simpatomimetik sistemik seperti hipertensi, kecemasan, mual, pusing, sakit kepala, insomnia, palpitasi, atau reflex bradycardia.

- Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian

          Dewasa dan anak > 6 tahun: 1-2 tetes atau semprot pada masing-masing lubang hidung tiap 10-12 jam (biasanya pagi dan sore). Tidak boleh digunakan lebih dari 2x dalam 24 jam. Bentuk semprot lebih dipilih daripada bentuk tetes karena risiko tertelan obat dan hasil absorpsi sistemik lebih kecil, (kecuali pada anak yang sulit menggunakan bentuk semprot) Larutan nasal oksimetazolin HCl 0.05% hanya boleh digunakan oleh pasien dewasa dan anak berusia > 6 tahun. Larutan nasal oksimetazolin tidak boleh digunakan sebagai self-medication lebih dari 3 hari; Jika gejala menetap, obat harus dihentikan dan konsultasi dengan dokter.

5

Page 6: Penda Hulu An

Fadli Annisa

04091003016

TUGAS KDM 1

- Farmakologi

          Pada pemberian larutan oksimetazolin HCl intranasal, vasokonstriksi lokal umumnya muncul dalam 5-10 menit dan bertahan selama 5-6 jam dengan penurunan bertahap setelah 6 jam. Kadang-kadang sejumlah oksimetazolin dalam jumlah yang cukup dapat terabsorpsi dan menghasilkan efek sistemik. Informasi mengenai distribusi dan eliminasi obat pada manusia belum tersedia

- Stabilitas Penyimpanan

Larutan nasal oksimetazolin HCl harus disimpan dalam wadah tertutup rapat pada temperatur < 40°C, lebih disukai pada 2-30°C. (1)

- Interaksi :

Dengan Obat Lain :  MAOI : dapat menyebabkan hipertensi krisis Dengan Makanan :  -

- Pengaruh

Terhadap Kehamilan :  Keamanan penggunaan oksimetazolin HCl pada kehamilan belum ditetapkan

Terhadap Ibu Menyusui : Use caution. Infant risk can not be rule out. Keamanan penggunaan belum ditetapkan.

Terhadap Anak-anak :  Dosis berlebih dan/atau penggunaan yang lama atau terlalu sering dari oksimetazolin dapat mengiritasi mukosa hidung dan, terutama pada anak, menyebabkan efek samping sistemik. Dosis yang berlebih atau inadvertent congestion pada anak dapat menyebabkan depresi CNS, kemungkinan membutuhkan perawatan intensif. Pabrik pembuat larutan nasal oksimetazolin HCl merekomendasikan bahwa sumbatan hidung pada anak < 6 tahun harus ditangani oleh dokter.

- Bentuk Sediaan

1. Adult Nasal Spray 0.05% x 15 ml2. Adult Nasal Drops 0.05% x 10 ml,3. Paed drops 0.025% x 10 ml4. Infant drops 0.025% x 10 ml5. Spray 0.05% x 10 ml (3,4)

- Peringatan

Dosis berlebih dan/atau penggunaan yang lama atau terlalu sering dari oksimetazolin dapat mengiritasi mukosa hidung dan, terutama pada anak, menyebabkan efek samping sistemik. Depresi CNS, shock-like hypotension dan koma dapat muncul pada pemakaian naphazoline dan tetrahydrozoline, dan kemungkinan ini harus dipertimbangkan juga pada pemakaian oksimetazolin.

6

Page 7: Penda Hulu An

Fadli Annisa

04091003016

TUGAS KDM 1

- Mekanisme Aksi

          Mekanisme kerja oksimetazolin belum ditetapkan secara pasti. Dipercaya obat secara langsung menstimulasi a-adrenergic receptors dari sistem saraf simpatik dan memunculkan sedikit atau tidak sama sekali efek pada b-adrenergic receptors.

- Monitoring Penggunaan Obat

          Monitor Terapi : Berkurangnya sumbatan pada hidung dan mata serta kondisi mata lain yang terkait dengan peradangan.

          Monitor toksisitas : Pasien yang menerima dosis oksimetazolin berlebih harus dilakukan monitor terhadap efek samping kardiovaskular dan neurologis seperti palpitasi, hipertensi, aritmia, sakit kepala, pusing, mengantuk dan insomnia.

-  Informasi Pasien

          Cara pemakaian bentuk tetes :

1. posisi pasien menyamping dengan kepala sedikit ke bawah,2. Teteskan pada salah satu lubang hidung (yang berada pada posisi di bawah). Pasien

harus berada dalam posisi tersebut selama 5 menit3. Lakukan cara yang sama untuk lubang hidung yang lain. Alternatif lain adalah

pasien bersandar dengan posisi kepala dimiringkan sejauh mungkin ke belakang, kemudian teteskan pada lubang hidung. 

Cara penggunaan bentuk semprot :

1. Disemprotkan pada masing-masing lubang hidung dengan kepala pasien dalam posisi tegak sehingga kelebihan cairan tidak terbuang.

2. Untuk meminimalkan risiko infeksi meluas, alat tetes, inhaler, dan spray dispenser tidak boleh digunakan lebih dari 1 orang

3. Dispensers, inhaler, atau alat tetes harus dibilas dengan air hangat setelah penggunaan.

4. Bila gejala tidak hilang dalam waktu 3 hari, dianjurkan untuk menghentikan pemakaian, dan konsul ke dokter.

B. Rumusan Diagnosa

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan penumpukan lender atau secret,darah di nasal yang ditandai dengan :

a. DO: Kelainan suara nafas Batuk tidak efektif

7

Page 8: Penda Hulu An

Fadli Annisa

04091003016

TUGAS KDM 1

Dispneu Sianosis Frekuensi jalan nafas cepat Klien tampak gelisah Mata melebar

b. DS : Klien sulit berbicara Hidung terasa tersumbat,susah bernafas Keluhan gangguan mencium bau Merasa lender,keluar darah.

c. TUPAN :

setelah diberikan asuhan keperawatan fungsi pernafasan klien adekuat.

d. TUPEN :

Hilangnya masalah yang dihadapi klien yang berupa penumpukan lender,secret,atau darah yang dapat meningkatkan kenyamanan klien.

e. Kriteria Hasil :Pasien dapat mempertahankan pola pernafasan normal/efektifpasien dapat mengeluarkan secret tanpa bantuanpasien menunjukan prilaku untuk memperbaiki atau mempertahankan bersihan jalan napas.Pasien dan keluarga dapat mengidentifikasi potensial komplikasi dan melakukan tindakan yang tepat.

f. Intervensi

No Tindakan/Intervensi Rasional

1.

2

Kaji fungsi pernafasan,contoh bunyi nafas,kecepatan,irama,dan kedalaman dan penggunaan aksesori

Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa/batuk efektif:catat karakter,jumlah sputum,adanya hemoptisis

Penurunan bunyi nafas dapat menunjukan atelektasis ronki,mengi menunjukan akumulasi secret/ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas yang dapat menimbulkan penggunaan otot aksesori pernafasan dan peningkatan kerja pernafasan.

Pengeluaran sulit bila secret sangat tebal(mis:efek infeksi dan atau tidak adekuat hidrasi).sputum berdarah kental atau darah diakibatkan oleh kerusakan

8

Page 9: Penda Hulu An

Fadli Annisa

04091003016

TUGAS KDM 1

3

4

5.

6

7.

8.

Berikan pasien posis semi atau fowler tinggi

Berikan pelembab udara kassa basah Nacl /Lembabkan udara atau oksigen inspirasi

Beri obat sesuai ndikasi: simtomatis.

Beri pasien obat analgesic untuk menghilangkan nyeri bila perlu : mukolitikBersiap untuk membantu intubasi darurat

Informasikan kepada klien tentang factor individu yang meningkatkan kondisi,mis:udara terlalu kering,angin.

(kavitasi)paru atau luka bronchial dan dapat memerlukan evaluasi/intervensi lanjut.

Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernapasan.Ventilasi maksimal membuka area atelektasis dan meningkatkan gerakan secret kedalam jalan nafas besar untuk dikeluarkan.

Mencegah pengeringan membrane mukosa:membantu pengeceran secret.

dekongestan local (obat tetes hidung)dapat memperlancar drainase pada daerah hidung.

Mukolitik dapat digunkan untuk mengencerkan secret, meningkatkan kerja silia dan merangsang pemecahan fibrin.Intubasi diperlukan pada kasus jarang brongkogenik TB dengan edema laring/pendarahan paru akut.

Peningkatan factor lingkungan dapat menimbulkan peningkatan iritasi bronchial menimbulakn peningkatan produksi secret dan hambatan jalan nafas.

2. Deficit pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya informasi tentang cara-car pemberian obat topical yang benar ditandai dengan :

a. DO : Klien tampak bingung ketika ditanya tentang cara pemberian obat topical yang

benar. Klien tampak diam saat diminta menceritakan pengetahuannya tentang obat

topical yang benar.

b. DS : Klien dan keluarga mengatakan bahwa ia tidak pernah mendapatkan informasi

bagaiman cara penggunaan obat topical yang benar. Klien mengatakn bahwa ia tidak mengerti cara memberikan obat topical pada

daerah hidung dengan benar.

9

Page 10: Penda Hulu An

Fadli Annisa

04091003016

TUGAS KDM 1

c. Tupan : Pengethuan keluarga dank lien tentang cara pemberian obat topical yang benar meningkat.

d. Tupen : Informasi keluarga tentang pemberian obat topial bertambah

e. Kriteria Hasil : Keluarga mampu melakukan pemberian obat-obat topical dengan benar.Keluarga mampu memperagakan cara pemberian obat topical yang benarKeluarga mampu menyebutkan urutan cara pemberian obat topical yang benar.Klien mangatakan akan mencoba menerapkan pengetahuan dan informasi yang telah diberikan.

f. Intervensi

No Tindakan/intervensi Rasional

1. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang obat topical,cara pemberian dan efek samping penggunaan obat topicalDiskusikan dan beri informasi pada klien tentang cara pemberian obat yang benar dengan prinsip 5B : benar obat,benar waktu,benar orang,benar dosis,benar cara pemberian.Demonstrasikan pada klien cara pemberian obat topical yang benar pada obat tets hidung.Minta klien untuk mengulangi tentang cara pemberian obat yang benar dan dan minta klien untuk memperagakan kembali teknik pemberian obat topical yang benar.Ajarkan teknik penggunaan dosis inhaler,seperti bagaiman memgang,interval semprotan 2-5 menit,bersihkan inhalerAnjurkan klien untuk mengikuti perawatan medic,kultur sputum,dll.

Dasar pengetahuan dalam memberikan intervensi yang sesuai dengan klien.

Meminimalkan efek kesalahn dalam pemberian obat

Demonstrasi melalui gerakan mampu memberikan daya ingat yang lebih kuat dibandingkan hanya dengan teori dan hapalan.Evaluasi klien penting untuk mengetahui tingkat pemahaman klien terhadap informasi aatau pengetahuanyang telah diberikan.

Pemberian obat yang tepat meningkatkan penggunaan dan keefektifan.

Pengawasan proses penyakit untuk membuat program terapi untuk memenuhi perubahan kebutuhan dan dapat mencegah komplikasi

10

Page 11: Penda Hulu An

Fadli Annisa

04091003016

TUGAS KDM 1

C. Implementasi tindakan keperawatan.1. PERSIAPAN

a. Persiapan Klien

- Cek perencanaan Keperawatan dan kondisi klien

- Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan

b. Persiapan Alat

- Obat yang sudah ditentukan

- Bengkok

- Kapas / Tissue

- Pinset kalau perlu

2. PELAKSANAAN

Perawat cuci tanganAtur posisi klien denga sikap berbaring tengadah dengan kepala lebih rendah dari bahu, misal : Bahu di ganjal bantal  Dorsal recumbent Kepala tergantung dipinggir tempat tidur dan disokong oleh satu tangan perawatMengisi pipet dengan obat yang sudah ditentukan Meneteskan hidung : Menetesi obat ke dalam lubang hidung sesuai dosis yang ditentukan Klien dianjurkan untuk tengadah atau berbaring 5 – 10 menit supaya obat tidak

mengalir keluar Membersihkan tetesan obat dengan kapas / tissueMembereslan alat dan atur posisi klien kembaliPerawat cuci tanganCatat hasil tindakan pada catatan keperawatan

D. Evaluasi

Perhatikan respon klien dari hasil tindakan pemberian obat pada hidung.Tnayakan apakah ada ketidaknyamanan setelah pemberianEvaluasi adanya perubahan pada saluran pernapasan klien.Observasi efek samping yang terjadi.Evaluasi tingkat pengetahuan klien terhadap medikasi

11

Page 12: Penda Hulu An

Fadli Annisa

04091003016

TUGAS KDM 1

Evaluasi apakah klien dapat melakukan pemberian obat tetes hidung secara mandiri dengan cara atau dosis yang tepat.

E. Dokumentas

Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon klien, hasil tindakan, nama obat dan dosis, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

12