Pencucian uang

download Pencucian uang

of 40

Transcript of Pencucian uang

Pencucian uang (Inggris:Money laundering) adalah suatu upaya untuk menyembunyikan asal usul uang atau kekayaan hasil kejahatan melalui berbagai transaksi keuangan agar uang atau harta tersebut tampak seolah-olah berasal dari kegiatan yang legal.

Daftar isi[tampilkan]

[sunting] Metodepencucian uang umumnya dilakukan melalui 3 langkah: pertama uang hasil kejahatan di ubah ke dalam bentuk yang kurang atau tidak menimbulkan kecurigaan melalui penempatan kepada sistem keuangan[1] dengan berbagai cara (tahap penempatan/placement); langkah kedua adalah melakukan transaksi keuangan yang kompleks, berlapis dan anonim ke berbagai rekening sehingga sulit untuk dilacak asal muasal dana tersebut (tahap pelapisan/layering); langkah ketiga (final) merupakan tahapan dimana pelaku memasukkan kembali dana yang sudah kabur asal usulnya ke dalam transaksi yang sah (tahap integrasi).[2]

[sunting] Hukum pencucian uang di IndonesiaDi Indonesia, hal ini diatur secara yuridis dalam UU RI No. 15/2002 tentang tindakan pidana pencucian uang, di mana pencucian uang dibedakan dalam dua tindak pidana. Pertama Tindak pidana aktif, di mana seseorang dengan sengaja menempatkan, mentransfer, menghibahkan, menbayarkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, menukarkan uang-uang hasil tindak pidana dengan tujuan mengaburkan atau menyembunyikan asal usul uang itu, sehingga muncul seolah-olah sebagai uang yang sah. Kedua Dalam pasal 6 UU RI No. 15/2002, disebutkan tentang tindak pidana pencucian yang pasif yang dikenakan kepada setiap orang yang menerima atau menguasai penempatan, pentransferan, pembayaran, penerima hibah, sumbangan, penitipan, penukaran uang-uang yang berasal dari tindak pidana itu, dengan tujuan sama yaitu untuk mengaburkan, menyembunyikan asal-usulnya. Hal tersebut dianggap juga sama dengan melakukan pencucian uang. Sanksinya cukup berat, dimulai dari hukuman penjara lima tahun minimum, maksimum 15 tahun, dengan denda minimum lima milyar dan maksimum 15 miliar rupiah.

[sunting] Referensi

1. ^ BI-KYC dan anti pencucian uang[1] 2. ^ Reuter, Peter (2004). Chasing Dirty Money. Peterson. ISBN 978-088132-370-2.

[sunting] Pranala luar

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Financial Action Task Force on Money Laundering

Artikel bertopik ekonomi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. http://id.wikipedia.org/wiki/Pencucian_uang

Robert Tantular Dikenai Kasus Pencucian UangSenin, 25 Januari 2010 14:59 WIB | 1509 Views

Mantan Direktur Bank Century, Robert Tantular. (ANTARA/Yudhi Mahatma) Berita Terkait

Pesan tertulis pelaku ledakan Sleman Kejagung: berkas Panji Gumilang dinyatakan lengkap Polri tangkap enam orang terkait ancaman bom Presiden: TNI bantu Polri atasi terorisme Timwas Century tunggu dokumen BPKVideo

Anas Laporkan Nazaruddin Ke Polisi POLRI Gelar Pameran Foto Pengurusan SK Pensiun Harus Dipercepat

Jakarta (ANTARA News) - Mantan pemilik sebagian saham PT Bank Century Tbk Robert Tantular kembali dijerat dalam kasus pencucian uang Bank Century yang ditangani Mabes Polri setelah sebelumnya dijerat UU Perbankan dengan vonis lima tahun penjara. "Di dalam SPDP (Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan) pencucian uang disebutkan nama Robert Tantular dkk," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Didiek Darmanto di Jakarta, Senin. Didik menyatakan, saat ini Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (Jampidum) tengah menunggu pelimpahan berkas dari Mabes Polri dalam kasus pencucian uang Bank Century. Sebelumnya, Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta memperberat hukuman Robert Tantular dari empat tahun menjadi lima tahun penjara dengan denda Rp5 miliar termasuk subsider enam bulan penjara. Ia menyatakan berkas tersebut dibuat terpisah dengan tersangka Hesyam Al Waraq (Komisaris Bank Century) dan Rafat Ali Rizvi (Pemegang Saham Pengendali Bank Century) yang sampai sekarang masih buron. "Untuk Hesyam dan Rafat akan dikenai pasal berlapis yakni pelarian uang dan pencucian uang," katanya. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Marwan Effendy sendiri menyatakan berkas Rafat dan Hesyam sudah lengkap (P21) sehingga tinggal menunggu dilimpahkan ke pengadilan. Penyidikan kasus Bank Century dengan tersangka Rafat dan Hesyam tersebut, masuk dalam Program 100 hari kerja Kabinet Indonesia Bersatu II. Marwan menyatakan bisa saja Robert Tantular dikenai lagi pasal pencucian uang, sedangkan kalau dikenai pasal korupsi memang sulit karena pernah disidangkan dengan dikenai UU Perbankan. "Lain halnya dengan pencucian uang, beda modus operandinya. Jadi bisa saja dikenakan pasal pencucian uang," katanya. Kapuspenkum menyatakan pihak bank di Swiss yang menyimpan aset Bank Century, meminta adanya keputusan pengadilan untuk dapat menarik aset tersebut. "Karena itu, pelimpahan berkas Hesyam dan Rafat masih menunggu pelimpahan berkas pencucian uang dari polisi," katanya. (*) http://www.antaranews.com/berita/1264406345/robert-tantular-dikenai-kasuspencucian-uangEditor: Jafar M Sidik

PPATK Laporkan 585 Kasus Pencucian Uang Wahyu Satriani Ari Wulan | Senin, 25 Agustus 2008 | 16:32 WIB Dibaca: 173 Komentar: 0 |

Share: JAKARTA, SENIN - Sepanjang semester pertama tahun 2008, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah melaporkan 585 kasus dugaan pencucian uang (money laundring). Sebanyak 567 kasus telah disampaikan kepada kepolisian dan 18 kasus disampaikan kepada kejaksaan. Hal tersebut disampaikan Kepala PPATK Yunus Husein, saat pelantikan dua orang Wakil Kepala PPATK di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Senin (25/8). Meski demikian, jumlah kasus yang dilaporkan baru sebagain kecil karena masih banyak kasus yang belum diselesaikan. Ia mengatakan, selama semester pertama 2008, PPATK telah menerima 18.008 laporan transaksi keuangan mencurigakan (LTKM). Selain itu PPATK juga menerima 5.854.743 laporan transaksi keuangan tunai (LPKT) serta 2.452 laporan pembawaan uang tunai. "Saat ini, sudah ada 18 putusan perkara yang didakwa dengan undang-undang tindak pidana pencucian uang atau money laundring," ujar Yunus. PPATK dibentuk 17 April 2002 bersamaan dengan disahkannya Undang-undang Nmor 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. "Kehadiran mitra kerja baru ini semoga dapat mengembangkan PPATK," ujar Yunus. Ia mengatakan dua pejabat baru PPATK diharapkan dapat membantu kinerja PPATK lebih optimal lagi. Keduanya masing-masing Brigadir Jenderal Polisi Bambang Permantoro sebagai Wakil Kepala Bidang Hukum dan Kepatuhan serta Wahyu Hidayat sebagai Wakil Kepala Bidang Administrasi untuk masa jabatan 2008-2012. Bambang menggantikan Irjen Polisi Susno Duadji yang sekarang menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat. Ia sebelumnya menejabat sebagai Direktur Pengembangan Aplikasi Sistem PPATK. Sedangkan Wahyu Hidayat menggantikan Priyanto yang telah habis masa tugasnya

Agustus 2008. Sebelumnya, ia menjabat Kepala Biro Pemeriksaan dan Penyidikan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau Bapepam LK. Pengambilan sumpah jabatan kedua pejabat baru di PPATK tersebut dilakukan langsung Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan. Pengangkatan kedua wakil ketua PPATK tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 64/P tahun 2008. http://nasional.kompas.com/read/2008/08/25/16324390/PPATK.Laporkan.585.Kasus.Pen cucian.Uang

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi KeuanganDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum DiperiksaIndonesia

Artikel ini adalah bagian dari seri:

Politik dan pemerintahan Indonesia Pancasila UUD 1945 Legislatif[tampilkan] Eksekutif[tampilkan] Yudikatif[tampilkan] Inspektif[tampilkan] Daerah[tampilkan] Pemilihan umum[tampilkan] Partai politik[tampilkan] Negara lain Atlas Portal politiklihat bicara sunting

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) adalah lembaga independen yang dibentuk dalam rangka mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang. Lembaga ini memiliki kewenangan untuk melaksanakan kebijakan pencegahan dan pemberantasaan pencucian uang sekaligus membangun rezim anti pencucian uang di Indonesia. Hal ini tentunya akan sangat membantu dalam upaya

menjaga stabilitas sistem keuangan dan menurunkan terjadinya tindak pidana asal (predicate crimes). Pencucian uang sebagai suatu kejahatan yang berdimensi internasional merupakan hal baru di banyak negara termasuk Indonesia. Sebegitu besar dampak negatif terhadap perekonomian suatu negara yang dapat ditimbulkannya, mendorong negara-negara di dunia dan organisasi internasional menaruh perhatian serius terhadap pencegahan dan pemberantasan masalah ini.

Daftar isi[tampilkan]

[sunting] SejarahPPATK didirikan pada tanggal 17 April 2002, bersamaan dengan disahkannya UndangUndang No. 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. Secara umum keberadaan lembaga ini dimaksudkan sebagai upaya Indonesia untuk ikut serta bersama dengan negara- negara lain memberantas kejahatan lintas negara yang terorganisir seperti terorisme dan pencucian uang. Sebelum PPATK beroperasi secara penuh sejak 18 Oktober 2003, tugas dan wewenang PPATK yang berkaitan dengan penerimaan dan analisis transaksi keuangan mencurigakan di sektor perbankan, dilakukan oleh Unit Khusus Investigasi Perbankan Bank Indonesia (UKIP-BI). Selanjutnya dengan penyerahan dokumen transaksi keuangan mencurigakan dan dokumen pendukung lainnya yang dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2003, maka tugas dan wewenang dimaksud sepenuhnya beralih ke PPATK.

[sunting] Tugas dan Wewenang[sunting] Tugas PPATKPasal 26 Undang-Undang No.15 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang No. 25 Tahun 2003, menetapkan tugas PPATK sebagai berikut: 1. Mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, mengevaluasi informasi yang diperoleh oleh PPATK 2. Memantau catatan dalam buku daftar pengecualian yang dibuat oleh Penyedia Jasa Keuangan 3. Membuat pedoman mengenai tata cara pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan 4. Memberikan nasihat dan bantuan kepada instansi yang berwenang tentang informasi yang diperoleh oleh PPATK

5. Mengeluarkan pedoman dan publikasi kepada Penyedia Jasa Keuangan tentang kewajibannya yang dan membantu dalam mendeteksi perilaku nasabah yang mencurigakan 6. Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah mengenai upaya-upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang 7. Melaporkan hasil analisis transaksi keuangan yang berindikasi tindak pidana pencucian uang kepada Kepolisian dan Kejaksaan 8. Membuat dan memberikan laporan mengenai hasil analisis transaksi keuangan dan kegiatan lainnya secara berkala 6 bulan sekali kepada Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, dan lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap Penyedia Jasa Keuangan 9. Memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan sepanjang pemberian informasi tersebut tidak bertentangan dengan undang-undang ini.

[sunting] Wewenang PPATKPasal 27 Undang - Undang No.15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.25 Tahun 2003 mengatur kewenangan PPATK sebagai berikut : 1. Meminta dan menerima laporan dari Penyedia Jasa Keuangan 2. Meminta informasi mengenai perkembangan penyidikan atau penuntutan terhadap tindak pidana pencucian uang yang telah dilaporkan kepada penyidik atau penuntut umum 3. Melakukan audit terhadap Penyedia Jasa Keuangan mengenai kepatuhan kewajiban sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang dan terhadap pedoman pelaporan mengenai transaksi keuangan 4. Memberikan pengecualian kewajiban pelaporan mengenai transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b. Tugas dan wewenang PPATK dijabarkan lebih lanjut dalam Keppres No. 82 Tahun 2003 tentang Tata cara Pelaksanaan Kewenangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

[sunting] Lihat pulahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Pelaporan_dan_Analisis_Transaksi_Keuangan Politik

PKS: Bubarkan KPK, Pernyataan Pribadi Fahri

PKS akan mendukung semua lembaga yang melakukan pemberantasan korupsi.

Selasa, 4 Oktober 2011, 06:03 WIB Arry Anggadha

Politisi PKS Fahri Hamzah (www.fahrihamzah.com) BERITA TERKAIT

Fahri Hamzah: Saya Belum Ditegur Partai Tamsil Linrung Akui Usulkan Dana PPID Tamsil: Pemerintah-Banggar Setuju Dana PPID Busyro: Fahri Ingin Bubarkan KPK, Kami Tunggu Diperiksa KPK, Ini Penjelasan Muhaminin

VIVAnews - Ketua Dewan Syariah Partai Keadilan Sejahtera, Surahman Hidayat, membantah pernyataan kadernya Fahri Hamzah. Menurut Surahman, PKS tidak pernah mewacanakan pembubaran Komisi Pemberantasan Korupsi. "Itu pernyataan pribadi saja, PKS tidak pernah berpikiran membubarkan KPK," kata Surahman saat dihubungi VIVAnews.com, Senin 3 Oktober 2011. Menurut Surahman, sikap PKS sangat jelas terhadap pemberantasan korupsi. PKS akan mendukung semua lembaga yang melakukan pemberantasan korupsi. "Kalau ada korupsi di KPK juga harus diberantas. Kami menyatakan perang terhadap korupsi," ujarnya. Surahman menegaskan, PKS tidak pernah berpikir membubarkan KPK. Bahkan wacana tersebut tidak pernah dibahas dalam rapat Majelis Syuro. "Jadi dia [Fahri] itu berlebihan, itu bukan porsi dia," ujarnya. Atas dasar itu, Surahman sudah meminta kepada Ketua Fraksi PKS, Mustafa Kamal, untuk mengingatkan Fahri karena mengatasnamakan partai terkait pembubaran KPK. "Soal sanksi itu urusan DPP, dan saya sudah minta Pak Mustafa Kamal selaku Ketua Fraksi dan Ketua DPP untuk mengingatkan saudara Fahri. Dia mengatasnamakan lembaga, padahal dia tidak diberi mandat apapun," ujarnya. Wacana pembubaran KPK itu dilontarkan langsung Fahri saat DPR menggelar rapat

dengan KPK. Dia menyatakan bahwa KPK perlu dibubarkan karena menjadi lembaga super. Padahal dalam upaya membangun negara demokrasi tidak boleh ada konsep superbody. "Lebih baik KPK dibubarkan, karena saya tidak percaya institusi superbody dalam demokrasi. Tidak boleh ada institusi superbody dalam demokrasi," kata Fahri. Sementara Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqoddas menanggapi ide Fahri tersebut bahwa apa yang dilakukan oleh KPK adalah menjalankan amanat undangundang. Bila niat Fahri serius untuk membubarkan KPK, Busyro siap menghadapi. "Kami hanya melaksanakan amanat saja," kata Busyro. VIVAnews http://politik.vivanews.com/news/read/252330-pks--bubarkan-kpk--pernyataan-pribadifahri

KPK Bubar? Biar sajaOPINI | 15 September 2009 | 11:15 1116 20 Nihil Pertarungan antara KPK dan Kepolisian adalah pertunjukan yang memualkan. Sangat mengherankan, dua lembaga penegak hukum bisa dengan telanjang mempertontonkan persaingan bodoh di depan publik. Kepolisian adalah lembaga yang kita kenal korup. Survey Transparansi Internasional setiap tahun selalu menempatkan Kepolisian pada rangking atas lembaga terkorup. Kita merasakan itu dalam keseharian kita. Bagaimana dengan KPK? Beberapa tahun terakhir kita disuguhi dengan pertunjukan memukau dari KPK. Orang-orang yang selama ini terlihat tak tersentuh, diseret ke meja hijau, lalu dikirim ke penjara. Tak tanggung-tanggung. Besan presiden sekalipun dikirim ke bui. Lalu sebagian besar orang puas, memberi tepuk tangan. Pemerintah sekarang ini sudah serius memberantas korupsi. Plok plok plok. Ini jadi salah satu bahan iklan dalam kampanye Pemilu, dan yang mengklaim kerja KPK itu memenangkan Pemilu, baik legislatif maupun Pilpres. KPK adalah bintang. KPK mungkin malaikat. Orang tak peduli bahwa KPK sebenarnya adalah Komisi Pemilah Kasus, alias penebang pilih. Tidakkah kita melihat banyak kejanggalan? Orang masih tak peduli ketika Antasari Azhar ditangkap dengan dugaan terlibat kasus pembunuhan. Antasari adalah mantan Kepala Kejaksaan Jakarta Selatan. Di masa dia menjabat itulah Tomy Seharto kabur menghindar dari hukuman. Bagaimana mungkin orang dengan rekam jejak seperti itu bisa jadi Ketua KPK? Tidakkah kita melihat kemungkinan ada permainan uang dalam pemilihan Antasari. Jangan-jangan dia cuma seorang Miranda Gultom yang lain.

OK, mari lupakan sejenak soal Antasari. Sekarang soal anggota KPK yang lain. Rekaman pembicaraan Antasari dengan buronan kasus Masaro jelas menunjukkan bahwa ada anggota KPK yang terima sogok. Lalu, kenapa mereka gerah ketika polisi hendak memeriksa mereka? Mengapa mengancam akan mundur serentak kalau salah satu dari mereka dijadikan terdakwa? Ancaman anggota KPK itu bagi saya mirip dengan ancaman orang sekampung. Yang mengancam minta ditahan semua, sampai ruang tahanan tidak muat, dan polisi kewalahan, lalu membebaskan seorang pelaku kriminal yang seharusnya ditahan. Kelakuan Antasari menemui tersangka kasus Masaro jelas menunjukkan bahwa KPK tidak steril. Antasari boleh jadi tidak bermain sendiri. Karenanya pemeriksaan atas siapapund di KPK, baik komisioner maupun pejabat lain adalah SAH dan WAJIB dilakukan. Dan tindakan menghalangi itu, antara lain dengan ancaman pengunduran diri massal adalah tindakan melawan hukum! Saya termasuk yang tidak silau dengan kinerja KPK selama ini. Bagi saya, kinerja KPK tak lebih dari kinerja polisi yang hendak menertibkan preman pasar. Razia dilakukan. Preman dikejar dan ditangkap. Sporadis. Lalu hilang. Saat sekelompok preman dikejar dan ditangkapi, kelompok lain bebas berkeliaran dan membuat onar. Aneh. Komitmen pemberantasan korupsi digantungkan pada KPK. Sementara Kepolisian dan Kejaksaan dibiarkan tetap bobrok. Lima tahun pemerintahan SBY, tak ada satupun langkah untuk membenahi kedua lembaga penegak hukum itu. Demikian juga dengan lembaga pengadilan. Birokrasi pemerintah, pengelola dan pengguna uang negara yang sering jadi sasaran pencurian, juga tidak tersentuh. Maka, ketika UU Tipikor melucuti wewenang KPK untuk menuntut, orang khawatir. Kalau wewenang tuntutan ada di Kejaksaan, dikhawatirkan kerja memberantas korupsi akan mandul, karena Kejaksaan dianggap korup. Dungu bukan? Kenapa tidak benahi saja Kejaksaan sampai lembaga itu bersih? Kalau sudah bersih, kan kita tidak butuh KPK! Bagi saya, kemungkinan anggota KPK korup tetap terbuka. Karenanya mereka harus tetap disidik. Kalau mereka mundur, tetapkan penggantinya. Kalau pun KPK sampai bubar, bikin saja yang baru. Gitu aja kok repot! http://berbual.com http://umum.kompasiana.com/2009/09/15/kpk-bubar-biar-saja/

Katanya KPK Ingin DibubarkanFetra Hariandja Jum'at, 7 Oktober 2011 - 10:33 wib

ANGGOTA DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah mengguncang perhatian anak bangsa di negeri ini. Ibarat sutradara, Fahri meluncurkan 'drama' kontroversial yakni meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibubarkan. Kelakar Fahri ternyata membuat berbagai pihak kebakaran jenggot, termasuk petinggi PKS. Dengan berapi-api, para petinggi PKS menyatakan apa yang diinginkan Fahri bukan suara partai. Bukan hanya PKS, partai politik lain dan berbagai elemen masyarakat menentang usulan tersebut. Dalam Undang-Undang, apa yang disampaikan Fahri tidak melanggar aturan. Setiap warga negara berhak menyampaikan pendapat asalkan didukung dengan alasan kuat atau dipertanggungjawabkan. Keinginan Fahri agar KPP dibubarkan justru dinilai melanggar amanat reformasi, salah satunya meluluhlantakan korupsi di Bumi Pertiwi. Ditambah Fahri merupakan kader PKS yang dikenal sebagai partai dakwah. Itulah yang membuat pernyataan Fahri menjadi bola liar di berbagai elemen masyarakat. Sebagian kalangan, khususnya beberapa anggota DPR mengerti alasan Fahri yang berapiapi agar KPK dibubarkan. Fahri kecewa karena KPK belum menuntaskan kasus bailout Bank Century hingga detik ini. Sementara KPK dengan sigap mengacak-acak Badan Anggaran (Banggar) DPR setelah isu mafia anggaran mencuat. Langkah KPK ini diklaim tebang pilih. Lantas bagaimana orang awam menilai? Sudah pasti orang yang ingin KPK dibubarkan karena diduga terlibat kasus korupsi. Dengan akselerasi KPK, para anggota DPR yang diduga terlibat suap dan korupsi sangat mendukung wacana pembubaran KPK. Maklum, Kepolisian dan Kejaksaan dinilai tidak mampu menumpas koruptor yang sudah merajalela sejak zaman mantan Presiden Soeharto. Dasar inilah yang menjadi semangat lahirnya KPK. Komisi antikorupsi ini lahir dengan itikad merampas uang rakyat yang dikuasai individu atau sekelompok orang. Bisa difahami, sebaiknya wacana untuk membubarkan KPK tidak dilandasi sikap balas dendam atau emosi. Fahri dan anggota dewan lainnya bisa menempuh jalur yang tidak melanggar konstitusi. Wacana hendaknya disampaikan fraksi yang ada di DPR. Meski demikian, bukan perkara mudah membubarkan KPK yang dibentuk dibentuk sesuai amanat Undang-Undang. Artinya, siapa pun yang menginginkan KPK secara institusi dibubarkan, sama saja melanggar Undang-Undang di negeri ini. Andaikata KPK belum berjalan sesuai amanat Undang-Undang, maka bukan lembaganya yang dibubarkan. Tapi, tokoh-tokoh yang mengenakan seragam KPK harus diganti dengan yang berani. Wacana pembubaran KPK sama saja mengusulkan pembubaran DPR, Kepolisian atau Kejaksaan. Tidak pernah bisa dibenarkan.

Apa yang diinginkan Fahri juga lucu. Mengapa lucu, karena pimpinan KPK dipilih oleh Komisi III DPR dan Fahri salah satu anggotanya. Timbul pertanyaan, bagaimana kriteria pemilihan yang dilakukan Komisi II DPR kala itu. Untuk itu, mari sama-sama kita berpikir jernih. Dengan fungsi pengawasan, DPR tetap berjalan sesuai rel. Kritisi terus kebijakan KPK yang dinilai melenceng dari UndangUndang. Tak kalah penting, DPR khususnya Komisi III harus ekstra waspada menentukan siapa yang layak memimpin KPK. Bangsa ini masih membutuhkan KPK untuk menumpas korupsi. KPK dianggap masih bersih dan jauh dari unsur suap menyuap. Tapi KPK bukan hanya sekadar menjunjung hal tersebut. Institusi yang sudah berusia 10 tahun tersebut juga harus jantan melawan penguasa bila melindungi ring terdekatnya yang terlibat korupsi. http://suar.okezone.com/read/2011/10/07/59/512072/katanya-kpk-ingin-dibubarkan

Ini Dia Alasan KPK Ogah DibubarkanJumat, 07 Oktober 2011 09:28 WIB REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah anggota DPR RI mengajukan usulan supaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibubarkan. KPK menilai jika hal itu sampai terjadi maka para pejabat atau penyelenggara negara yang menempati posisi strategis akan melakukan korupsi dengan sangat mudah. Wakil Ketua KPK M Jasin mengatakan, KPK sejauh ini sudah melakukan tugas dan fungsinya secara profesional, berintegritas, dan mandiri berdasarkan hukum serta prosedurnya. KPK bisa melakukan kinerjanya yang terukur dengan hasil yang baik di bidang penindakan dan pencegahan. Kasus korupsi yang ditangani KPK pun akhirnya menjerat para pejabat tinggi dan strategis di hampira semua bidang yaitu eksekutif, legislatif, yudikatif, BUMN, BUMD, dan pihak swasta tanpa tebang pilih sesuai ketentuan undang-undang. "Nah, dengan gambaran seperti itu pantas saja jika mereka-mereka yang kita tangani seperti pejabat negara dan pihak swasta itu terusik kepentingannya dan ingin KPK dibubarkan," kata Jasin saat dihubungi Republika, Jumat (7/10) pagi. Oleh karena itu, Jasin mengatakan masyarakat harus waspada jika KPK betul-betul dibubarkan sesuai dengan keinginan para pejabat negara tersebut. Karena, mereka akan melakukan korupsi dengan perasaan aman tanpa mendapat pengawasan dari KPK. Seperti diketahui, sejumlah anggota DPR RI menginginkan supaya KPK dibubarkan. Mereka menganggap kewenangan KPK terlalu besar dan memiliki kekebalan hukum. Sistem kebal hukum itu dianggap tidak sesuai dengan siste demokrasi yang diterapkan di

Indonesia. Karena, KPK sebagai lembaga yang memiliki kekebalan hukum itu berjalan tanpa pengawasan. Selain itu, para politisi Senayan itu juga menganggap di dalam tubuh KPK tidak bersih. Masih ada sejumlah pejabat KPK yang justru teribat dalam tindak pidana korupsi. Redaktur: Stevy Maradona Reporter: M Hafil http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/11/10/07/lsoc7g-ini-dia-alasan-kpkogah-dibubarkan Jakarta - Ketua Komisi III DPR Benny K Harman menganggap wajar bila muncul wacana pembubaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Karena pro dan kontra di dalam dunia demokrasi itu sudah biasa. "Itu kan hak menyatakan pendapat dan itu hak azasi, tentu ada argumentasi dan alasannya," ujar Benny di Gedung DPR, Senayan, Rabu (5/10/2011). Menurutnya, wacana pembubaran KPK hanya merupakan ide dan gagasan dari pribadi anggota Komisi III. Sehingga hal itu tidak bisa dijadikan sebagai sesuatu yang diperdebatkan. "Selama undang-undangnya ada KPK tidak akan bubar," jelasnya. Benny mengatakan, secara de jure KPK akan tetap eksis, karena KPK berdiri di atas gerakan reformasi. Karena selama ini lembaga penegak hukum seperti Polri dan Kejaksaan Agung belum maksimal dalam memberantas korupsi. "Dengan mandat utama adalah tiga hal, pertama, memberantas, menindak pelaku korupsi. Kedua, mencegah tindak pidana korupsi dengan menyusun sistem-sistem pemberantasan korupsi yang sifatnya sistemik. Ketiga dengan memperkuat lembaga penagak hukum yang lain. Itu tugas utamanya, kan begitu."[tjs] http://nasional.inilah.com/read/detail/1781949/wajar-ada-yang-minta-kpk-dibubarkan AKARTA, SENIN - Sepanjang semester pertama tahun 2008, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah melaporkan 585 kasus dugaan pencucian uang (money laundring). Sebanyak 567 kasus telah disampaikan kepada kepolisian dan 18 kasus disampaikan kepada kejaksaan. Hal tersebut disampaikan Kepala PPATK Yunus Husein, saat pelantikan dua orang Wakil Kepala PPATK di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Senin (25/8). Meski demikian, jumlah kasus yang dilaporkan baru sebagain kecil karena masih banyak kasus yang belum diselesaikan. Ia mengatakan, selama semester pertama 2008, PPATK telah menerima 18.008 laporan transaksi keuangan mencurigakan (LTKM). Selain itu PPATK juga menerima 5.854.743 laporan transaksi keuangan tunai (LPKT) serta 2.452 laporan pembawaan uang tunai.

"Saat ini, sudah ada 18 putusan perkara yang didakwa dengan undang-undang tindak pidana pencucian uang atau money laundring," ujar Yunus. PPATK dibentuk 17 April 2002 bersamaan dengan disahkannya Undang-undang Nmor 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. "Kehadiran mitra kerja baru ini semoga dapat mengembangkan PPATK," ujar Yunus. Ia mengatakan dua pejabat baru PPATK diharapkan dapat membantu kinerja PPATK lebih optimal lagi. Keduanya masing-masing Brigadir Jenderal Polisi Bambang Permantoro sebagai Wakil Kepala Bidang Hukum dan Kepatuhan serta Wahyu Hidayat sebagai Wakil Kepala Bidang Administrasi untuk masa jabatan 2008-2012. Bambang menggantikan Irjen Polisi Susno Duadji yang sekarang menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat. Ia sebelumnya menejabat sebagai Direktur Pengembangan Aplikasi Sistem PPATK. Sedangkan Wahyu Hidayat menggantikan Priyanto yang telah habis masa tugasnya Agustus 2008. Sebelumnya, ia menjabat Kepala Biro Pemeriksaan dan Penyidikan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau Bapepam LK. Pengambilan sumpah jabatan kedua pejabat baru di PPATK tersebut dilakukan langsung Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan. Pengangkatan kedua wakil ketua PPATK tersebhttp://nasional.kompas.com/read/2008/08/25/16324390/PPATK.Laporkan.585.Kas us.Pencucian.Uangut tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 64/P tahun 2008. http://nasional.kompas.com/read/2008/08/25/16324390/PPATK.Laporkan.585.Kasus.Pen cucian.Uang Komisi Pemberantasan Korupsi, atau disingkat menjadi KPK, adalah komisi di Indonesia yang dibentuk pada tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi di Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada UndangUndang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Saat ini KPK dipimpin bersama oleh 4 orang wakil ketuanya, yakni Chandra Marta Hamzah, Bibit Samad Rianto, Mochammad Jasin, dan Hayono Umar, setelah Perpu Plt. KPK ditolak oleh DPR. Pada 25 November, M. Busyro Muqoddas terpilih menjadi ketua KPK setelah melalui proses pemungutan suara oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

Daftar isi[tampilkan]

[sunting] Sejarah lembaga pemberantasan korupsi di IndonesiaLihat pula: Korupsi di Indonesia

[sunting] Orde Lama

[sunting] Kabinet DjuandaDi masa Orde Lama, tercatat dua kali dibentuk badan pemberantasan korupsi. Yang pertama, dengan perangkat aturan Undang-Undang Keadaan Bahaya, lembaga ini disebut Panitia Retooling Aparatur Negara (Paran). Badan ini dipimpin oleh A.H. Nasution dan dibantu oleh dua orang anggota, yakni Profesor M. Yamin dan Roeslan Abdulgani. Kepada Paran inilah semua pejabat harus menyampaikan data mengenai pejabat tersebut dalam bentuk isian formulir yang disediakan. Mudah ditebak, model perlawanan para pejabat yang korup pada saat itu adalah bereaksi keras dengan dalih yuridis bahwa dengan doktrin pertanggungjawaban secara langsung kepada Presiden, formulir itu tidak diserahkan kepada Paran, tapi langsung kepada Presiden. Diimbuhi dengan kekacauan politik, Paran berakhir tragis, deadlock, dan akhirnya menyerahkan kembali pelaksanaan tugasnya kepada Kabinet Djuanda.

[sunting] Operasi BudhiPada 1963, melalui Keputusan Presiden No. 275 Tahun 1963, pemerintah menunjuk lagi A.H. Nasution, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Pertahanan dan Keamanan/Kasab, dibantu oleh Wiryono Prodjodikusumo dengan lembaga baru yang lebih dikenal dengan Operasi Budhi. Kali ini dengan tugas yang lebih berat, yakni menyeret pelaku korupsi ke pengadilan dengan sasaran utama perusahaan-perusahaan negara serta lembaga-lembaga negara lainnya yang dianggap rawan praktek korupsi dan kolusi. Lagi-lagi alasan politis menyebabkan kemandekan, seperti Direktur Utama Pertamina yang tugas ke luar negeri dan direksi lainnya menolak karena belum ada surat tugas dari atasan, menjadi penghalang efektivitas lembaga ini. Operasi ini juga berakhir, meski berhasil menyelamatkan keuangan negara kurang-lebih Rp 11 miliar. Operasi Budhi ini dihentikan dengan pengumuman pembubarannya oleh Soebandrio kemudian diganti menjadi Komando Tertinggi Retooling Aparat Revolusi (Kontrar) dengan Presiden Soekarno menjadi ketuanya serta dibantu oleh Soebandrio dan Letjen Ahmad Yani. Bohari pada tahun 2001 mencatatkan bahwa seiring dengan lahirnya lembaga ini, pemberantasan korupsi di masa Orde Lama pun kembali masuk ke jalur lambat, bahkan macet.

[sunting] Orde BaruPada masa awal Orde Baru, melalui pidato kenegaraan pada 16 Agustus 1967, Soeharto terang-terangan mengkritik Orde Lama, yang tidak mampu memberantas korupsi dalam hubungan dengan demokrasi yang terpusat ke istana. Pidato itu seakan memberi harapan besar seiring dengan dibentuknya Tim Pemberantasan Korupsi (TPK), yang diketuai Jaksa Agung. Namun, ternyata ketidakseriusan TPK mulai dipertanyakan dan berujung pada kebijakan Soeharto untuk menunjuk Komite Empat beranggotakan tokoh-tokoh tua yang dianggap bersih dan berwibawa, seperti Prof Johannes, I.J. Kasimo, Mr Wilopo, dan A. Tjokroaminoto, dengan tugas utama membersihkan Departemen Agama, Bulog, CV Waringin, PT Mantrust, Telkom, Pertamina, dan lain-lain. Empat tokoh bersih ini jadi tanpa taji ketika hasil temuan atas kasus korupsi di Pertamina, misalnya, sama sekali tidak digubris oleh pemerintah. Lemahnya posisi komite ini pun menjadi alasan utama. Kemudian, ketika Laksamana Sudomo diangkat sebagai Pangkopkamtib, dibentuklah Operasi Tertib (Opstib) dengan tugas antara lain juga memberantas korupsi. Perselisihan pendapat mengenai metode pemberantasan korupsi yang bottom up atau top down di kalangan pemberantas korupsi itu sendiri cenderung semakin melemahkan pemberantasan korupsi, sehingga Opstib pun hilang seiring dengan makin menguatnya kedudukan para koruptor di singgasana Orde Baru.

[sunting] Era Reformasi

Logo Komisi Pemberantasan Korupsi. Di era reformasi, usaha pemberantasan korupsi dimulai oleh B.J. Habibie dengan mengeluarkan UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme berikut pembentukan berbagai komisi atau badan baru, seperti Komisi Pengawas Kekayaan Pejabat Negara (KPKPN), KPPU, atau Lembaga Ombudsman. Presiden berikutnya, Abdurrahman Wahid, membentuk Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK) melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2000. Namun, di tengah semangat menggebu-gebu untuk memberantas korupsi dari anggota tim ini, melalui suatu judicial review Mahkamah Agung, TGPTPK akhirnya dibubarkan dengan logika membenturkannya ke UU Nomor

31 Tahun 1999. Nasib serupa tapi tak sama dialami oleh KPKPN, dengan dibentuknya Komisi Pemberantasan Korupsi, tugas KPKPN melebur masuk ke dalam KPK, sehingga KPKPN sendiri hilang dan menguap. Artinya, KPK-lah lembaga pemberantasan korupsi terbaru yang masih eksis.[1]

[sunting] Daftar Ketua KPKNo Nama Mulai Jabatan Akhir Jabatan 1 Taufiequrachman Ruki 2003 2007 2 Antasari Azhar 2007 2009 Tumpak Hatorangan Panggabean 2009 2011 3 Busyro Muqoddas 2011 sekarang

[sunting] KPK di bawah Taufiequrachman Ruki (20032007)Pada tanggal 16 Desember 2003, Taufiequrachman Ruki, seorang alumni Akademi Kepolisian (Akpol) 1971, dilantik menjadi Ketua KPK. Di bawah kepemimpinan Taufiequrachman Ruki, KPK hendak memposisikan dirinya sebagai katalisator (pemicu) bagi aparat dan institusi lain untuk terciptanya jalannya sebuah "good and clean governance" (pemerintahan baik dan bersih) di Republik Indonesia. Sebagai seorang mantan Anggota DPR RI dari tahun 1992 sampai 2001, Taufiequrachman walaupun konsisten mendapat kritik dari berbagai pihak tentang dugaan tebang pilih pemberantasan korupsi. Menurut Taufiequrachman Ruki, pemberantasan korupsi tidak hanya mengenai bagaimana menangkap dan memidanakan pelaku tindak pidana korupsi, tapi juga bagaimana mencegah tindak pidana korupsi agar tidak terulang pada masa yang akan datang melalui pendidikan antikorupsi, kampanye antikorupsi dan adanya contoh "island of integrity" (daerah contoh yang bebas korupsi). Pernyataan Taufiequrachman mengacu pada definisi korupsi yang dinyatakan dalam UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun 2001. Menurutnya, tindakan preventif (pencegahan) dan represif (pengekangan) ini dilakukan dengan "memposisikan KPK sebagai katalisator (trigger) bagi aparat atau institusi lain agar tercipta good and clean governance dengan pilar utama transparansi, partisipasi dan akuntabilitas". Taufiequrachman mengemukakan data hasil survei Transparency Internasional mengenai penilaian masyarakat bisnis dunia terhadap pelayanan publik di Indonesia. Hasil survei itu memberikan nilai IPK (Indeks Persepsi Korupsi) sebesar 2,2 kepada Indonesia. Nilai tersebut menempatkan Indonesia pada urutan 137 dari 159 negara tersurvei. Survei Transparency International Indonesia berkesimpulan bahwa lembaga yang harus dibersihkan menurut responden, adalah: lembaga peradilan (27%), perpajakan (17%),

kepolisian (11%), DPRD (10%), kementerian/departemen (9%), bea dan cukai (7%), BUMN (5%), lembaga pendidikan (4%), perijinan (3%), dan pekerjaan umum (2%). Lebih lanjut disampaikan, survei terbaru Transparency International yaitu "Barometer Korupsi Global", menempatkan partai politik di Indonesia sebagai institusi terkorup dengan nilai 4,2 (dengan rentang penilaian 1-5, 5 untuk yang terkorup). Masih berangkat dari data tersebut, di Asia, Indonesia menduduki prestasi sebagai negara terkorup dengan skor 9.25 (terkorup 10) di atas India (8,9), Vietnam (8,67), Filipina (8,33) dan Thailand (7,33). Dengan adanya data tersebut, terukur bahwa keberadaan korupsi di Indonesia telah membudaya baik secara sistemik dan endemik. Maka Taufiequrachman berasumsi bahwa kunci utama dalam pemberantasan korupsi adalah integritas yang akan mencegah manusia dari perbuatan tercela, entah itu "corruption by needs" (korupsi karena kebutuhan), "corruption by greeds" (korupsi karena keserakahan) atau "corruption by opportunities" (korupsi karena kesempatan). Taufiequrachman juga menyampaikan bahwa pembudayaan etika dan integritas antikorupsi harus melalui proses yang tidak mudah, sehingga dibutuhkan adanya peran pemimpin sebagai teladan dengan melibatkan institusi keluarga, pemerintah, organisasi masyarakat dan organisasi bisnis. Pada tahun 2007 Taufiequrachman Ruki digantikan oleh Antasari Azhar sebagai Ketua KPK

[sunting] KPK di bawah Antasari Azhar (2007-2009)Bagian ini membutuhkan pengembangan Kontroversi Antasari Azhar saat menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan (2000-2007)yang gagal mengeksekusi Tommy Soeharto tidak menghalangi pengangkatannya menjadi Ketua KPK setelah berhasil mengungguli calon lainnya yaitu Chandra M. Hamzah dengan memperoleh 41 suara dalam pemungutan suara yang dilangsungkan Komisi III DPR. Kiprahnya sebagai Ketua KPK antara lain menangkap Jaksa Urip Tri Gunawan dan Artalyta Suryani dalam kaitan penyuapan kasus BLBI Syamsul Nursalim. Kemudian juga penangkapan Al Amin Nur Nasution dalam kasus persetujuan pelepasan kawasan Hutan lindung Tanjung Pantai Air Telang, Sumatera Selatan. Statusnya sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 4 Mei 2009 memberhentikan dari jabatannya sebagai ketua KPK.

[sunting] KPK di bawah Tumpak Hatorangan Panggabean (Pelaksana Tugas) (2009-2011)Bagian ini membutuhkan pengembangan

[sunting] KPK di bawah Busyro Muqoddas (2011-)Bagian ini membutuhkan pengembangan

[sunting] KontroversiWikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan Laporan Tim Independen Verifikasi Fakta dan Proses Hukum atas Kasus Chandra Marta Hamzah dan Bibit Samad Rianto Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan Testimoni Antasari Azhar

[sunting] Kasus pembunuhanBagian ini membutuhkan pengembangan

[sunting] Kasus AnggoroArtikel utama untuk bagian ini adalah: Konfrontasi Cicak dan Buaya Bermula saat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang melakukan penyidikan dan pencekalan terhadap sejumlah pejabat PT Masaro Radiokom dalam kasus Proyek Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) Kementerian Kehutanan

[sunting] Penanganan Kasus Korupsi oleh KPK

Gedung KPK di kawasan Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Indonesia.

Gedung KPK

[sunting] 2011

4 Oktober KPK menahan FL (Bupati Nias Selatan periode 2006 s.d. 2011) dalam dugaan tindak pidana korupsi memberikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelanggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajiban.[2] KPK menetapkan Timas Ginting selaku pejabat pembuat komitmen di Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Kawasan Transmigrasi (P2MKT) Kemenakertrans sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), kasus ini juga menyeret Muhammad Nazaruddin dan istrinya Neneng Sri Wahyuni sebagai tersangka.[3] 26 September Penyidik KPK menahan tersangka ME (Bupati Kabupaten Seluma)dalam pengembangan penyidikan dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah di Pemerintah Kabupaten Seluma [4] 28 September KPK menetapkan RSP (mantan Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan selaku Kuasa Pengguna Anggaran merangkap Pejabat Pembuat Komitmen) sebagai tersangka dalam dugaan tindak pidana korupsi dalam pengadaan alat kesehatan I untuk kebutuhan Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan dari dana DIPA Revisi APBN Pusat Penanggulangan Krisis Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan Tahun Anggaran 2007[5] 8 September KPK menahanan tersangka B (pemimpin Tim Pemeriksa BPK-RI di Manado) dan MM (anggota tim Pemeriksa BPK-RI di Manado) atas dugaan penerimaan sesuatu atau hadiah berupa uang dari JSMR Wali Kota Tomohon periode 2005 s.d. 2010 terkait pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah Kota Tomohon Tahun Anggaran (TA) 2007 [6]

25 Agustus KPK menangkap Kabag Program Evaluasi di Ditjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi (P2KT) Dadong Irba Relawan , Sesditjen P2KT I Nyoman Suisnaya dan direksi PT Alam Jaya Papua Dharnawati terkait kasus korupsi di Kemenakertrans , kasus ini juga membuat menakertrans Muhaimin Iskandar dan menkeu Agus Martowardojo diperiksa.[7][8] 13 Agustus KPK menahan mantan bendahara umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin sebagai tersangka kasus suap proyek Wisma Atlet SEA Games setelah ditangkap di Cartagena, Colombia pada tanggal 6 Agustus 2011 dan tiba di Jakarta, pada 13 Agustus 2011. Dalam upaya untuk menangkap Muhammad Nazaruddin yang buron, KPK melayangkan permohonan penerbitan Red Notice pada tanggal 5 Juli 2011 kepada Kepolisian RI yang diteruskan kepada Interpol. Sebelumnya KPK telah melakukan permintaan pencegahan terhadap Muhammad Nazaruddin kepada Kementerian Hukum dan HAM pada tanggal 24 Mei 2011.[9] 1 Juni KPK menangkap tangan seorang hakim Pengadilan Hubungan Industrial Imas Dianasari di daerah Cinunu, Bandung, Jawa Barat karena menerima uang dari seseorang berinisial OJ ayng diduga merupakan karyawan PT OI.[10] 2 Juni KPK menangkap tangan Hakim Syarifuddin diduga menerima suap Rp250 juta dari kurator PT Skycamping Indonesia (PT SCI), Puguh Wirawan. Selain uang Rp250 juta, KPK juga menemukan uang tunai Rp142 juta, US$116.128, Sin$245 ribu, serta belasan ribu mata uang Kamboja dan Thailanddi rumah dinas Syarifudin [11] 2 Juni KPK menangkap basah seorang Hakim pengawas di Pengadilan Niaga Jakarta yang diduga menerima uang suap di daerah Sunter Jakarta Utara. Dia diduga menerima suap dari kasus kepailitian.[12]

[sunting] 2010

Mantan Mendagri Hari Sabarno, Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Oentarto Sindung Mawardi dan Hengky Samuel Daud diselidiki terkait kasus korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran di 20 provinsi pada 2002-2004. [13] 30 Maret Sekitar pukul 10.30, KPK menangkap seorang hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN) Jakarta berinisial IB dan pengacara berinisial AS, yang diduga tengah melakukan transaksi penyuapan di jalan Mardani Raya, Cempaka Putih-Jakarta Pusat.[14]

[sunting] 2009

3 September KPK menetapkan status tersangka terhadap bekas Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Sutedjo Yuwono, mantan Direktur Bina Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan Ratna Dewi Umar, dan mantan Kepala Pusat Penanggulangan Krisis di Kementerian Kesehatan Rustam Syarifuddin Pakaya dalam kasus korupsi alat kesehatan berbiaya Rp 40 miliar pada tahun anggaran 2007.[15] Pada 23 Agustus 2011, Sutedjo Yuwono dinyatakan terbukti melakukan korupsi pengadaan alat kesehatan (alkes) penanggulangan flu burung

di Kemenko Kesra pada 2006. Pengadilan Tipikor menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara kepada Sutedjo.[16]

[sunting] 2008

16 Januari Mantan Kapolri Rusdihardjo ditahan di Rutan Brimob Kelapa Dua. Terlibat kasus dugaan korupsi pada pungli pada pengurusan dokumen keimigrasian saat menjabat sebagai Duta Besar RI di Malaysia. Dugan kerugian negara yang diakibatkan Rusdihardjo sebesar 6.150.051 ringgit Malaysia atau sekitar Rp15 miliar. Rusdiharjo telah di vonis pengadilan Tipikor selama 2 tahun. 14 Februari Direktur Hukum BI Oey Hoey Tiong di Rutan Polda Metro Jaya dan Rusli Simanjuntak ditahan di Rutan Brimob Kelapa Dua. Kedua petinggi BI ini ditetapkan tersangka dalam penggunaan dana YPPI sebesar Rp 100 miliar. Mantan Direktur Hukum BI Oey Hoey Tiong dan mantan Kepala Biro BI Rusli Simanjuntak yang masing-masing empat tahun penjara. 10 April Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah ditahan di Rutan Mabes Polri. Burhanuddin diduga telah menggunakan dana YPPI sebesar Rp 100 miliar. Burhanuddin sudah di vonis pengadilan tipikor lima tahun penjara, 27 November Aulia Pohan, besan Presiden SBY. Dia bersama tersangka lain, Maman Sumantri mendekam di ruang tahanan Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Sementara Bun Bunan Hutapea dan Aslim Tadjuddin dititipkan oleh KPK di tahanan Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. Mereka diduga terlibat dalam pengucuran dana Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) sebesar Rp100 miliar. 2 Maret Jaksa Urip Tri Gunawan ditahan di Rutan Brimob Kelapa Dua dan Arthalita Suryani ditahan di Rutan Pondok Bambu. Jaksa Urip tertangkap tangan menerima 610.000 dolar AS dari Arthalita Suryani di rumah obligor BLBI Syamsul Nursalim di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan. Urip di vonis ditingkat pengadilan Tipikor dan diperkuat ditingkat kasasi di Mahkamah Agung selama 20 tahun penjara. Sedangkan Arthalita di vonis di Tipikor selama 5 tahun penjara. 12 Maret Pimpro Pengembangan Pelatihan dan Pengadaan alat pelatihan Depnakertrans Taswin Zein ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Taswin diduga terlibat dalam kasus penggelembungan Anggaran Biaya Tambahan (ABT) Depnakertrans tahun 2004 sebesar Rp 15 miliar dan Anggaran Daftar Isian sebesar Rp 35 miliar. Taswin telah di vonis Pengadilan Tipikor selama 4 tahun penjara. 20 Maret Mantan Gubernur Riau Saleh Djasit (1998-2004) ditahan sejak 20 Maret 2008 di rutan Polda Metro Jaya. Saleh yang juga anggota DPR RI (Partai Golkar) ditetapkan sebagai tersangka sejak November 2007 dalam kasus dugaan korupsi

pengadaan 20 unit mobil pemadam kebakaran senilai Rp 15 miliar. Saleh Djasit telah di vonis Pengadilan Tipikor selama 4 tahun penjara.

10 November Mantan gubernur Jawa Barat Danny Setiawan dan Dirjen Otonomi Daerah Departemen Dalam Negeri Oentarto Sindung Mawardi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Damkar ditahan di rutan Bareskrim Mabes Polri. KPK juga menahan mantan Kepala Biro Pengendalian Program Pemprov Jabar Ijudin Budhyana dan mantan kepala perlengkapan Wahyu Kurnia. Ijudin saat ini masih menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Jabar. Selain itu KPK telah menahan Ismed Rusdani pada Rabu (12/12/08). Ismed yang menjabat staf biro keuangan di lingkungan Pemprov Kalimantan Timur ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Damkar juga menyeret Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Depok Yusuf juga ditetapkan sebagai tersangka pada Senin 22 September 2008 9 April Anggota DPR RI (PPP) Al Amin Nur Nasution dan Sekda Kabupaten Bintan Azirwan ditahan di Rutan Polda Metro Jaya, Sekda Bintan Azirwan ditahan di Rutan Polres Jakarta Selatan. Al Amin tertangkap tangan menerima suap dari Azirwan. Saat tertangkap ditemukan Rp 71juta dan 33.000 dolar Singapura. Mereka ditangkap bersama tiga orang lainnya di Hotel Ritz Carlton. 17 April Anggota DPR RI (Partai Golkar) Hamka Yamdhu dan mantan Anggota DPR RI (Partai Golkar) Anthony Zeidra Abidin. Anthony Z Abidin yang juga menjabat Wakil Gubernur Jambi ditahan di Polres Jakarta Timur, Hamka Yamdhu ditahan di Rutan Polres Jakarta Barat. Hamda dan Anthony Z Abidin diduga menerima Rp 31,5 miliar dari Bank Indonesia.

[sunting] 2007Bagian ini membutuhkan pengembangan

[sunting] 2006

[sunting] Desember

27 Desember - Menetapkan Bupati Kutai Kartanegara Syaukani H.R. sebagai tersangka dalam kasus korupsi Bandara Loa Kulu yang diperkirakan merugikan negara sebanyak Rp 15,9 miliar. Tribun Kaltim 22 Desember - Menahan Bupati Kendal Hendy Boedoro setelah menjalani pemeriksaan Hari Jumat (22/12). Hendy ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi APBD Kabupaten Kendal 2003 hingga 2005 senilai Rp 47 miliar. Selain Hendy, turut pula ditahan mantan Kepala Dinas Pengelola Keuangan Daerah Warsa Susilo. Tempo Interaktif 21 Desember - Menetapkan mantan Gubernur Kalimantan Selatan H.M. Sjachriel Darham sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi penggunaan uang taktis. Sjachriel Darham sudah lima kali diperiksa penyidik dan belum ditahan. TempoInteraktif

Desember 2008, menahan BUPATI Garut 2004-2009 Letkol.(Purn) H. Agus Supriadi SH, yang tersangkut penyelewangan dana bantuan bencana alam sebesar 10 milyar negara dirugikan,Bupati Agus dikenakan hukuman 15 tahun penjara dan denda 300 juta.

[sunting] November

30 November - Jaksa KPK Tuntut Mulyana W. Kusumah 18 Bulan dalam kasus dugaan korupsi pengadaan kotak suara Pemilihan Umum 2004. Tempo Interaktif 30 November - Menahan bekas Konsul Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, Eda Makmur. Eda diduga terlibat kasus dugaan korupsi pungutan liar atau memungut tarif pengurusan dokumen keimigrasian di luar ketentuan yang merugikan negara sebesar RM 5,54 juta atau sekitar Rp 3,85 miliar. Tempo Interaktif 30 November - Menahan Rokhmin Dahuri, Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2001-2004. Rokhmin diduga terlibat korupsi dana nonbujeter di departemennya. Total dana yang dikumpulkan adalah Rp 31,7 miliar. TempoInteraktif

[sunting] September

2 September - Memeriksa Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan selama 11 jam di gedung KPK. Pemeriksaan ini terkait kasus pembelian alat berat senilai Rp 185,63 miliar oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dianggarkan pada 20032004. Tempo Interaktif

[sunting] Juni

19 Juni - Menahan Gubernur Kalimantan Timur, Suwarna A.F. setelah diperiksa KPK dalam kasus izin pelepasan kawasan hutan seluas 147 ribu hektare untuk perkebunan kelapa sawit tanpa jaminan, dimana negara dirugikan tak kurang dari Rp 440 miliar. Tempo Interaktif

[sunting] 2005

Kasus penyuapan anggota KPU, Mulyana W. Kusumah kepada tim audit BPK (2005) Kasus korupsi di KPU, dengan tersangka Nazaruddin Sjamsuddin, Safder Yusacc dan Hamdani Amin (2005) Kasus penyuapan panitera PT Jakarta oleh kuasa hukum Abdullah Puteh, dengan tersangka Teuku Syaifuddin Popon, Syamsu Rizal Ramadhan, dan M. Soleh. (2005) Kasus penyuapan Hakim Agung MA dalam perkara Probosutedjo, dengan tersangka Harini Wijoso, Sinuhadji, Pono Waluyo, Sudi Ahmad, Suhartoyo dan Triyadi Dugaan korupsi perugian negara sebesar 32 miliar rupiah dengan tersangka Theo Toemion (2005) Kasus korupsi di KBRI Malaysia (2005)

[sunting] 2004

Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov Rusia milik Pemda NAD (2004). Sedang berjalan, dengan tersangka Ir. H. Abdullah Puteh. Dugaan korupsi dalam pengadaan Buku dan Bacaan SD, SLTP, yang dibiayai oleh Bank Dunia (2004) Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pemda DKI Jakarta (2004) Dugaan penyalahgunaan jabatan oleh Kepala Bagian Keuangan Dirjen Perhubungan Laut dalam pembelian tanah yang merugikan keuangan negara Rp10 milyar lebih. (2004). Sedang berjalan, dengan tersangka tersangka Drs. Muhammad Harun Let Let dkk. Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment dan placement deposito dari BI kepada PT Texmaco Group melalui Bank BNI (2004) Dugaan telah terjadinya TPK atas penjualan aset kredit PT PPSU oleh BPPN. (2004)

[sunting] Regulasi[sunting] Dasar hukum KPK

UU RI nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Kepres RI No. 73 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi PP RI No. 19 Tahun 2000 Tentang Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

[sunting] Undang-Undang

UU RI No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari KKN UU RI No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi UU RI No. 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi UU RI No. 25 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas UU No. 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang

Teks tebal

[sunting] Peraturan Pemerintah

PP RI No. 71 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi PP RI No. 109 Tahun 109 Tahun 2000 Tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

[sunting] Lihat pula

Daftar Badan dan Komisi di Indonesia Indonesia Corruption Watch Transparency International Daftar kasus korupsi di Indonesia Korupsi Bibit & Chandra

[sunting] Referensi1. ^ http://www.antikorupsi.org/mod.php? mod=publisher&op=viewarticle&artid=9491 2. ^ http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=2272 3. ^ http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=2246 4. ^ http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=2261 5. ^ http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=2265 6. ^ http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=2224 7. ^ http://us.detiknews.com/read/2011/08/25/202902/1711461/10/kpk-jugadikabarkan-tangkap-sesditjen-p2kt-kemenakertrans 8. ^ http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=2267 9. ^ http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=2194 10. ^ http://news.okezone.com/read/2011/07/01/339/474578/kpk-tangkaptangan-hakim-perempuan-di-bandung 11. ^ http://us.nasional.vivanews.com/news/read/228269-masa-penahananhakim-syarifuddin-diperpanjang 12. ^ http://news.okezone.com/read/2011/06/02/339/463742/diduga-terimasuap-kpk-tangkap-hakim-pengawas-pengadilan-niaga 13. ^ http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=2273 14. ^ http://berita.liputan6.com/read/270064/kpk-tangkap-hakim-danpengacara 15. ^ http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=2266 16. ^ Hutasoit, Moksa. "Mantan Sekretaris Menkokesra era Ical Dihukum 3 Tahun Bui", DetikCom, 23 Agustus 2011. Diakses pada 7 Oktober 2011.

[sunting] Pranala luarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Komisi_Pemberantasan_Korupsi

Bagir Manan Usul 3 Solusi Atasi Masalah KPKReni Susanti - OkezoneSelasa, 29 September 2009 13:27 wib

0 0 Email0 BANDUNG - Mantan Ketua Mahkamah Agung (MA) Bagir Manan mengusulkan tiga solusi untuk mengatasi polemik perppu penunjukan langsung pelaksana tugas sementara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pertama, dia mengajukan penambahan satu pasal ke DPR yang memberikan kewenangan terhadap presiden untuk mengangkat plt. Cara ini dianggap menjadi persoalan karena DPR sedang dalam masa pergantian. Walaupun waktu seharusnya tidak jadi hambatan, DPR dituntut berkomitmen kerja cepat. Karena yang dibahas hanya satu pasal. "Namun sekarang waktunya sudah sangat mendesak, paling bisa dilakukan oleh anggota DPR yang baru," ujar Bagir dalam acara bincang santai soal KPK di Kampus Unpad, Bandung, Selasa (29/9/2009). Solusi kedua, sambil melakukan pembenahan, penuntutan yang menjadi gawean KPK bisa diserahkan kepada jaksa. Namun penyidikan tetap dilakukan KPK. Pasalnya, yang sekarang ramai diributkan tentang plt pimpinan KPK, bukan penyidiknya. Ketiga, Bagir menegaskan hingga kini KPK masih memiliki dua pimpinan. Kedua orang tersebut masih memenuhi syarat untuk menjalankan pekerjaannya. Bagir menjelaskan, semestinya Presiden SBY jangan mengambil keputusan yang bisa memberikan konflik konstitusional baru. Apalagi jika persoalan tersebut bisa melebar ke mana-mana. "Demokrasi harus terus berjalan. Jangan sampai terjadi salah perhitungan sehingga ada anggapan pemusatan kekuasaan kembali," pungkasnya. (teb) http://news.okezone.com/read/2009/09/29/1/260776/1/bagir-manan-usul-3-solusi-atasimasalah-kpk

DPR: Diatur UU, KPK Tak Bisa DibubarkanFerdinan - OkezoneRabu, 5 Oktober 2011 14:23 wib

4 6

Email0

KPK (Foto: Heru/Okezone)

JAKARTA - Serangan politikus di DPR terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi kian kencang. Namun, Ketua Komisi Hukum DPR Benny K Harman menegaskan keberadaan lembaga antikorupsi ini tidak bisa diganggu gugat. "Selama Undang-Undangnya (UU 30/2002) ada, KPK tidak akan bubar," ujar Benny kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (5/10/2011). Benny menjelaskan, pembentukan KPK didasari keinginan publik membentuk komisi independen di luar Polri dan Kejaksaan Agung yang dinilai tidak optimal dalam penanganan upaya pemberantasan korupsi. "Secara de jure, KPK itu tetap eksis. Dasar pembentukan KPK karena tidak dapat mngandalkan lembaga-lembaga penegak hukum yang ada yang konvensional untuk memberantas korupsi," jelasnya. Ketua DPP Bidang Hukum Partai Demokrat ini menjelaskan, KPK memiliki tiga tugas utama. Pertama, menindak pelaku korupsi; kedua, mencegah tindak pidana korupsi dengan menyusun sistem pemberantasan korupsi yang sifatnya sistemik. "Ketiga dengan memperkuat lembaga penagak hukum yang lain. itu tugas utamanya," sambungnya. Mengenai usulan pembubaran KPK yang dikemukakan oleh Fahri Hamzah, Benny menyebut usul tersebut hanya pendapat pribadi bukan mengatasnamakan lembaga DPR. "Anggota DPR itu bisa untuk omong apa saja. Kita enggak bekerja atas omongan Dewan, kita bekerja atas dasar ketentuan Undang-Undang. Memang DPR bisa suka-suka membubarkan lembaga? Itu kan orang hanya ide," tandasnya. (ded) http://news.okezone.com/read/2011/10/05/339/511117/dpr-diatur-uu-kpk-tak-bisadibubarkan

KPPU dinilai kurang paham perlindungan hak patenDitulis oleh Admin Selasa, 31 Mei 2011 09:05 Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) disesalkan tidak memperhatikan perlindungan hak paten paten yang terdapat pada perusahaan farmasi PT Pfizer Indonesia dalam vonis terjadinya kartel obat hipertensi. Pakar hak kekayan intelektual (HKI) Ansori Sinungan menyatakan saat ini banyak pejabat dan aparat hukum harus banyak belajar tentang undang-undang (UU) HKI agar perlindungan hukum HKI bisa diberikan secara maksimal. "Tidak dipahaminya HKI dengan baik akan menimbulkan masalah yang lebih serius, terutama jika itu menyangkut paten, merek, hak cipta dan rahasia dagang. Bahkan ini bisa mengancam investasi," kata Ansori yang juga mantan Direktur Kerja Sama dan Pengembangan pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI), Minggu (29/5). Menurut Ansori, dalam menelusuri perkara, seharusnya KPPU melihat substansi perlindungan hak paten. Pasalnya, lanjut dia, dengan adanya perlindungan hak paten, maka tindakan pelaku usaha tidak dapat disalahkan karena perbuatannya dikecualikan berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Kalau masih dilindungi UU Paten, maka produk itu harus dilindungi. Karena paten artinya adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada penemu atau pemegang paten tersebut, dan dia dikecualikan oleh UU Antimonopoli. ujar Ansori. Tindakan KPPU yang tidak mengindahkan hal ini akan menyebabkan terjadinya ketidakpastian hukum. Karena itu terbuka kemungkinan terjadinya sengketa dengan pihak asing yang dalam prosesnya dapat menyebabkan Indonesia kehilangan kredibilitasnya di mata internasional. Mengingat sifatnya sebagai hak eksklusif, paten selama masa perlindungan secara esensial merupakan hak monopolistik. Karena itu UU No.5 Tahun 1999 harus mengecualikan keberlakuannya atas sesuatu ikatan hukum yang berkaitan dengan hak ini. Ketentuan tentang pengecualian ini harus dipahami secara cermat dan limitatif,"

paparnya. Seperti diketahui industri farmasi Pfizer menolak kartel yang dituduhkan KPPU. Dan mereka meminta agar hakim pengadilan Negeri Jakarta Pusat membatalkan putusan KPPU tersebut karena salah satu putusan KPPU soal kartel itu terjadi pasa masa suatu produk masih dilindungi Hak Paten. Obat anti hipertensi merek Norvask dan Tensivak yang menggunakan zat aktif Amplodipine Besylate adalah obat paten yang dilindungi oleh Hak Paten dari tanggal 3 April 1987 sampai dengan tanggal 2 April 2007. (feb) http://sentra-hki.fahum.umsu.ac.id/index.php? option=com_content&view=article&id=53:kppu-dinilai-kurang-pahamperlindungan-hak-paten&catid=1:news&Itemid=37

Untuk hak cipta Wikipedia, lihat Wikipedia:Hak cipta.

Lambang hak cipta. Hak cipta (lambang internasional: , Unicode: U+00A9) adalah hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu. Pada dasarnya, hak cipta merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan". Hak cipta dapat juga memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi penggandaan tidak sah atas suatu ciptaan. Pada umumnya pula, hak cipta memiliki masa berlaku tertentu yang terbatas. Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau "ciptaan". Ciptaan tersebut dapat mencakup puisi, drama, serta karya tulis lainnya, film, karya-karya koreografis (tari, balet, dan sebagainya), komposisi musik, rekaman suara, lukisan, gambar, patung, foto, perangkat lunak komputer, siaran radio dan televisi, dan (dalam yurisdiksi tertentu) desain industri. Hak cipta merupakan salah satu jenis hak kekayaan intelektual, namun hak cipta berbeda secara mencolok dari hak kekayaan intelektual lainnya (seperti paten, yang memberikan hak monopoli atas penggunaan invensi), karena hak cipta bukan merupakan hak monopoli untuk melakukan sesuatu, melainkan hak untuk mencegah orang lain yang melakukannya.

Hukum yang mengatur hak cipta biasanya hanya mencakup ciptaan yang berupa perwujudan suatu gagasan tertentu dan tidak mencakup gagasan umum, konsep, fakta, gaya, atau teknik yang mungkin terwujud atau terwakili di dalam ciptaan tersebut. Sebagai contoh, hak cipta yang berkaitan dengan tokoh kartun Miki Tikus melarang pihak yang tidak berhak menyebarkan salinan kartun tersebut atau menciptakan karya yang meniru tokoh tikus tertentu ciptaan Walt Disney tersebut, namun tidak melarang penciptaan atau karya seni lain mengenai tokoh tikus secara umum. Di Indonesia, masalah hak cipta diatur dalam Undang-undang Hak Cipta, yaitu, yang berlaku saat ini, Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002. Dalam undang-undang tersebut, pengertian hak cipta adalah "hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku" (pasal 1 butir 1).

Daftar isi[tampilkan]

[sunting] Sejarah hak cipta

Halaman buku dari era pra-Gutenberg, sekitar tahun 1310 Konsep hak cipta di Indonesia merupakan terjemahan dari konsep copyright dalam bahasa Inggris (secara harafiah artinya "hak salin"). Copyright ini diciptakan sejalan dengan penemuan mesin cetak. Sebelum penemuan mesin ini oleh Gutenberg, proses untuk membuat salinan dari sebuah karya tulisan memerlukan tenaga dan biaya yang hampir sama dengan proses pembuatan karya aslinya. Sehingga, kemungkinan besar para

penerbitlah, bukan para pengarang, yang pertama kali meminta perlindungan hukum terhadap karya cetak yang dapat disalin. Awalnya, hak monopoli tersebut diberikan langsung kepada penerbit untuk menjual karya cetak. Baru ketika peraturan hukum tentang copyright mulai diundangkan pada tahun 1710 dengan Statute of Anne di Inggris, hak tersebut diberikan ke pengarang, bukan penerbit. Peraturan tersebut juga mencakup perlindungan kepada konsumen yang menjamin bahwa penerbit tidak dapat mengatur penggunaan karya cetak tersebut setelah transaksi jual beli berlangsung. Selain itu, peraturan tersebut juga mengatur masa berlaku hak eksklusif bagi pemegang copyright, yaitu selama 28 tahun, yang kemudian setelah itu karya tersebut menjadi milik umum. Berne Convention for the Protection of Artistic and Literary Works ("Konvensi Bern tentang Perlindungan Karya Seni dan Sastra" atau "Konvensi Bern") pada tahun 1886 adalah yang pertama kali mengatur masalah copyright antara negara-negara berdaulat. Dalam konvensi ini, copyright diberikan secara otomatis kepada karya cipta, dan pengarang tidak harus mendaftarkan karyanya untuk mendapatkan copyright. Segera setelah sebuah karya dicetak atau disimpan dalam satu media, si pengarang otomatis mendapatkan hak eksklusif copyright terhadap karya tersebut dan juga terhadap karya derivatifnya, hingga si pengarang secara eksplisit menyatakan sebaliknya atau hingga masa berlaku copyright tersebut selesai.

[sunting] Sejarah hak cipta di IndonesiaPada tahun 1958, Perdana Menteri Djuanda menyatakan Indonesia keluar dari Konvensi Bern agar para intelektual Indonesia bisa memanfaatkan hasil karya, cipta, dan karsa bangsa asing tanpa harus membayar royalti. Pada tahun 1982, Pemerintah Indonesia mencabut pengaturan tentang hak cipta berdasarkan Auteurswet 1912 Staatsblad Nomor 600 tahun 1912 dan menetapkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta, yang merupakan undangundang hak cipta yang pertama di Indonesia[1]. Undang-undang tersebut kemudian diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987, Undang-undang Nomor 12 Tahun 1997, dan pada akhirnya dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 yang kini berlaku. Perubahan undang-undang tersebut juga tak lepas dari peran Indonesia dalam pergaulan antarnegara. Pada tahun 1994, pemerintah meratifikasi pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization WTO), yang mencakup pula Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Propertyrights - TRIPs ("Persetujuan tentang Aspek-aspek Dagang Hak Kekayaan Intelektual"). Ratifikasi tersebut diwujudkan dalam bentuk Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994. Pada tahun 1997, pemerintah meratifikasi kembali Konvensi Bern melalui Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1997 dan juga meratifikasi World Intellectual Property Organization Copyrights Treaty ("Perjanjian Hak Cipta WIPO") melalui Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 1997[2].

[sunting] Hak-hak yang tercakup dalam hak cipta[sunting] Hak eksklusifBeberapa hak eksklusif yang umumnya diberikan kepada pemegang hak cipta adalah hak untuk:

membuat salinan atau reproduksi ciptaan dan menjual hasil salinan tersebut (termasuk, pada umumnya, salinan elektronik), mengimpor dan mengekspor ciptaan, menciptakan karya turunan atau derivatif atas ciptaan (mengadaptasi ciptaan), menampilkan atau memamerkan ciptaan di depan umum, menjual atau mengalihkan hak eksklusif tersebut kepada orang atau pihak lain.

Yang dimaksud dengan "hak eksklusif" dalam hal ini adalah bahwa hanya pemegang hak ciptalah yang bebas melaksanakan hak cipta tersebut, sementara orang atau pihak lain dilarang melaksanakan hak cipta tersebut tanpa persetujuan pemegang hak cipta. Konsep tersebut juga berlaku di Indonesia. Di Indonesia, hak eksklusif pemegang hak cipta termasuk "kegiatan menerjemahkan, mengadaptasi, mengaransemen, mengalihwujudkan, menjual, menyewakan, meminjamkan, mengimpor, memamerkan, mempertunjukkan kepada publik, menyiarkan, merekam, dan mengkomunikasikan ciptaan kepada publik melalui sarana apapun"[2]. Selain itu, dalam hukum yang berlaku di Indonesia diatur pula "hak terkait", yang berkaitan dengan hak cipta dan juga merupakan hak eksklusif, yang dimiliki oleh pelaku karya seni (yaitu pemusik, aktor, penari, dan sebagainya), produser rekaman suara, dan lembaga penyiaran untuk mengatur pemanfaatan hasil dokumentasi kegiatan seni yang dilakukan, direkam, atau disiarkan oleh mereka masing-masing (UU 19/2002 pasal 1 butir 912 dan bab VII). Sebagai contoh, seorang penyanyi berhak melarang pihak lain memperbanyak rekaman suara nyanyiannya. Hak-hak eksklusif yang tercakup dalam hak cipta tersebut dapat dialihkan, misalnya dengan pewarisan atau perjanjian tertulis (UU 19/2002 pasal 3 dan 4). Pemilik hak cipta dapat pula mengizinkan pihak lain melakukan hak eksklusifnya tersebut dengan lisensi, dengan persyaratan tertentu (UU 19/2002 bab V).

[sunting] Hak ekonomi dan hak moralBanyak negara mengakui adanya hak moral yang dimiliki pencipta suatu ciptaan, sesuai penggunaan Persetujuan TRIPs WTO (yang secara inter alia juga mensyaratkan penerapan bagian-bagian relevan Konvensi Bern). Secara umum, hak moral mencakup hak agar ciptaan tidak diubah atau dirusak tanpa persetujuan, dan hak untuk diakui sebagai pencipta ciptaan tersebut.

Hak cipta di Indonesia juga mengenal konsep "hak ekonomi" dan "hak moral". Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan, sedangkan hak moral adalah hak yang melekat pada diri pencipta atau pelaku (seni, rekaman, siaran) yang tidak dapat dihilangkan dengan alasan apa pun, walaupun hak cipta atau hak terkait telah dialihkan[2]. Contoh pelaksanaan hak moral adalah pencantuman nama pencipta pada ciptaan, walaupun misalnya hak cipta atas ciptaan tersebut sudah dijual untuk dimanfaatkan pihak lain. Hak moral diatur dalam pasal 2426 Undang-undang Hak Cipta.

[sunting] Perolehan dan pelaksanaan hak cipta

Hak cipta gambar potret "penduduk asli Bengkulu" yang diterbitkan pada tahun 1810 ini sudah habis masa berlakunya. Pada umumnya, suatu ciptaan haruslah memenuhi standar minimum agar berhak mendapatkan hak cipta, dan hak cipta biasanya tidak berlaku lagi setelah periode waktu tertentu (masa berlaku ini dimungkinkan untuk diperpanjang pada yurisdiksi tertentu).

[sunting] Perolehan hak ciptaSetiap negara menerapkan persyaratan yang berbeda untuk menentukan bagaimana dan bilamana suatu karya berhak mendapatkan hak cipta; di Inggris misalnya, suatu ciptaan harus mengandung faktor "keahlian, keaslian, dan usaha". Pada sistem yang juga berlaku berdasarkan Konvensi Bern, suatu hak cipta atas suatu ciptaan diperoleh tanpa perlu melalui pendaftaran resmi terlebih dahulu; bila gagasan ciptaan sudah terwujud dalam bentuk tertentu, misalnya pada medium tertentu (seperti lukisan, partitur lagu, foto, pita video, atau surat), pemegang hak cipta sudah berhak atas hak cipta tersebut. Namun demikian, walaupun suatu ciptaan tidak perlu didaftarkan dulu untuk melaksanakan hak cipta, pendaftaran ciptaan (sesuai dengan yang dimungkinkan oleh hukum yang berlaku pada yurisdiksi bersangkutan) memiliki keuntungan, yaitu sebagai bukti hak cipta yang sah. Pemegang hak cipta bisa jadi adalah orang yang memperkerjakan pencipta dan bukan pencipta itu sendiri bila ciptaan tersebut dibuat dalam kaitannya dengan hubungan dinas. Prinsip ini umum berlaku; misalnya dalam hukum Inggris (Copyright Designs and Patents Act 1988) dan Indonesia (UU 19/2002 pasal 8). Dalam undang-undang yang berlaku di Indonesia, terdapat perbedaan penerapan prinsip tersebut antara lembaga pemerintah dan lembaga swasta.

[sunting] Ciptaan yang dapat dilindungiCiptaan yang dilindungi hak cipta di Indonesia dapat mencakup misalnya buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan, ceramah, kuliah, pidato, alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan, lagu atau musik dengan atau tanpa teks, drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, pantomim, seni rupa dalam segala bentuk (seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan), arsitektur, peta, seni batik (dan karya tradisional lainnya seperti seni songket dan seni ikat), fotografi, sinematografi, dan tidak termasuk desain industri (yang dilindungi sebagai kekayaan intelektual tersendiri). Ciptaan hasil pengalihwujudan seperti terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai (misalnya buku yang berisi kumpulan karya tulis, himpunan lagu yang direkam dalam satu media, serta komposisi berbagai karya tari pilihan), dan database dilindungi sebagai ciptaan tersendiri tanpa mengurangi hak cipta atas ciptaan asli (UU 19/2002 pasal 12).

[sunting] Penanda hak ciptaDalam yurisdiksi tertentu, agar suatu ciptaan seperti buku atau film mendapatkan hak cipta pada saat diciptakan, ciptaan tersebut harus memuat suatu "pemberitahuan hak cipta" (copyright notice). Pemberitahuan atau pesan tersebut terdiri atas sebuah huruf c di dalam lingkaran (yaitu lambang hak cipta, ), atau kata "copyright", yang diikuti dengan tahun hak cipta dan nama pemegang hak cipta. Jika ciptaan tersebut telah dimodifikasi (misalnya dengan terbitnya edisi baru) dan hak ciptanya didaftarkan ulang, akan tertulis beberapa angka tahun. Bentuk pesan lain diperbolehkan bagi jenis ciptaan tertentu. Pemberitahuan hak cipta tersebut bertujuan untuk memberi tahu (calon) pengguna ciptaan bahwa ciptaan tersebut berhak cipta. Pada perkembangannya, persyaratan tersebut kini umumnya tidak diwajibkan lagi, terutama bagi negara-negara anggota Konvensi Bern. Dengan perkecualian pada sejumlah kecil negara tertentu, persyaratan tersebut kini secara umum bersifat manasuka kecuali bagi ciptaan yang diciptakan sebelum negara bersangkutan menjadi anggota Konvensi Bern. Lambang merupakan lambang Unicode 00A9 dalam heksadesimal, dan dapat diketikkan dalam (X)HTML sebagai , , atau

[sunting] Jangka waktu perlindungan hak ciptaHak cipta berlaku dalam jangka waktu berbeda-beda dalam yurisdiksi yang berbeda untuk jenis ciptaan yang berbeda. Masa berlaku tersebut juga dapat bergantung pada apakah ciptaan tersebut diterbitkan atau tidak diterbitkan. Di Amerika Serikat misalnya, masa berlaku hak cipta semua buku dan ciptaan lain yang diterbitkan sebelum tahun 1923 telah kadaluwarsa. Di kebanyakan negara di dunia, jangka waktu berlakunya hak cipta biasanya sepanjang hidup penciptanya ditambah 50 tahun, atau sepanjang hidup penciptanya ditambah 70 tahun. Secara umum, hak cipta tepat mulai habis masa

berlakunya pada akhir tahun bersangkutan, dan bukan pada tanggal meninggalnya pencipta. Di Indonesia, jangka waktu perlindungan hak cipta secara umum adalah sepanjang hidup penciptanya ditambah 50 tahun atau 50 tahun setelah pertama kali diumumkan atau dipublikasikan atau dibuat, kecuali 20 tahun setelah pertama kali disiarkan untuk karya siaran, atau tanpa batas waktu untuk hak moral pencantuman nama pencipta pada ciptaan dan untuk hak cipta yang dipegang oleh Negara atas folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama (UU 19/2002 bab III dan pasal 50).

[sunting] Penegakan hukum atas hak cipta

Pemusnahan cakram padat (CD) bajakan di Brasil. Penegakan hukum atas hak cipta biasanya dilakukan oleh pemegang hak cipta dalam hukum perdata, namun ada pula sisi hukum pidana. Sanksi pidana secara umum dikenakan kepada aktivitas pemalsuan yang serius, namun kini semakin lazim pada perkara-perkara lain. Sanksi pidana atas pelanggaran hak cipta di Indonesia secara umum diancam hukuman penjara paling singkat satu bulan dan paling lama tujuh tahun yang dapat disertai maupun tidak disertai denda sejumlah paling sedikit satu juta rupiah dan paling banyak lima miliar rupiah, sementara ciptaan atau barang yang merupakan hasil tindak pidana hak cipta serta alat-alat yang digunakan untuk melakukan tindak pidana tersebut dirampas oleh Negara untuk dimusnahkan (UU 19/2002 bab XIII).

[sunting] Perkecualian dan batasan hak ciptaPerkecualian hak cipta dalam hal ini berarti tidak berlakunya hak eksklusif yang diatur dalam hukum tentang hak cipta. Contoh perkecualian hak cipta adalah doktrin fair use atau fair dealing yang diterapkan pada beberapa negara yang memungkinkan perbanyakan ciptaan tanpa dianggap melanggar hak cipta. Dalam Undang-undang Hak Cipta yang berlaku di Indonesia, beberapa hal diatur sebagai dianggap tidak melanggar hak cipta (pasal 1418). Pemakaian ciptaan tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta apabila sumbernya disebut atau dicantumkan dengan jelas dan hal itu dilakukan terbatas untuk kegiatan yang bersifat nonkomersial termasuk untuk kegiatan sosial, misalnya, kegiatan dalam lingkup pendidikan dan ilmu pengetahuan,

kegiatan penelitian dan pengembangan, dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari penciptanya. Kepentingan yang wajar dalam hal ini adalah "kepentingan yang didasarkan pada keseimbangan dalam menikmati manfaat ekonomi atas suatu ciptaan". Termasuk dalam pengertian ini adalah pengambilan ciptaan untuk pertunjukan atau pementasan yang tidak dikenakan bayaran. Khusus untuk pengutipan karya tulis, penyebutan atau pencantuman sumber ciptaan yang dikutip harus dilakukan secara lengkap. Artinya, dengan mencantumkan sekurang-kurangnya nama pencipta, judul atau nama ciptaan, dan nama penerbit jika ada. Selain itu, seorang pemilik (bukan pemegang hak cipta) program komputer dibolehkan membuat salinan atas program komputer yang dimilikinya, untuk dijadikan cadangan semata-mata untuk digunakan sendiri[2].

Hak cipta foto umumnya dipegang fotografer, namun foto potret seseorang (atau beberapa orang) dilarang disebarluaskan bila bertentangan dengan kepentingan yang wajar dari orang yang dipotret. UU Hak Cipta Indonesia secara khusus mengatur hak cipta atas potret dalam pasal 1923. Selain itu, Undang-undang Hak Cipta juga mengatur hak pemerintah Indonesia untuk memanfaatkan atau mewajibkan pihak tertentu memperbanyak ciptaan berhak cipta demi kepentingan umum atau kepentingan nasional (pasal 16 dan 18), ataupun melarang penyebaran ciptaan "yang apabila diumumkan dapat merendahkan nilai-nilai keagamaan, ataupun menimbulkan masalah kesukuan atau ras, dapat menimbulkan gangguan atau bahaya terhadap pertahanan keamanan negara, bertentangan dengan norma kesusilaan umum yang berlaku dalam masyarakat, dan ketertiban umum" (pasal 17)[2]. ketika orang mengambil hak cipta seseorang maka orang tersebut akan mendapat hukuman yang sesuai pada kejahatan yang di lakukan Menurut UU No.19 Tahun 2002 pasal 13, tidak ada hak cipta atas hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara, peraturan perundang-undangan, pidato kenegaraan atau pidato pejabat Pemerintah, putusan pengadilan atau penetapan hakim, ataupun keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis lainnya (misalnya keputusan-keputusan yang memutuskan suatu sengketa). Di Amerika Serikat, semua dokumen pemerintah, tidak peduli tanggalnya, berada dalam domain umum, yaitu tidak berhak cipta. Pasal 14 Undang-undang Hak Cipta mengatur bahwa penggunaan atau perbanyakan lambang Negara dan lagu kebangsaan menurut sifatnya yang asli tidaklah melanggar hak cipta. Demikian pula halnya dengan pengambilan berita aktual baik seluruhnya maupun

sebagian dari kantor berita, lembaga penyiaran, dan surat kabar atau sumber sejenis lain, dengan ketentuan sumbernya harus disebutkan secara lengkap.

[sunting] Pendaftaran hak cipta di IndonesiaDi Indonesia, pendaftaran ciptaan bukan merupakan suatu keharusan bagi pencipta atau pemegang hak cipta, dan timbulnya perlindungan suatu ciptaan dimulai sejak ciptaan itu ada atau terwujud dan bukan karena pendaftaran[2]. Namun demikian, surat pendaftaran ciptaan dapat dijadikan sebagai alat bukti awal di pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan[1]. Sesuai yang diatur pada bab IV Undang-undang Hak Cipta, pendaftaran hak cipta diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI), yang kini berada di bawah [Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia]]. Pencipta atau pemilik hak cipta dapat mendaftarkan langsung ciptaannya maupun melalui konsultan HKI. Permohonan pendaftaran hak cipta dikenakan biaya (UU 19/2002 pasal 37 ayat 2). Penjelasan prosedur dan formulir pendaftaran hak cipta dapat diperoleh di kantor maupun situs web Ditjen HKI. "Daftar Umum Ciptaan" yang mencatat ciptaan-ciptaan terdaftar dikelola oleh Ditjen HKI dan dapat dilihat oleh setiap orang tanpa dikenai biaya.

[sunting] Lisensi Hak CiptaLisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang hak cipta atau pemegang hak terkait kepada pihak lain untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak ciptaannya atau produk hak terkaitnya dengan persyaratan tertentu.

[sunting] Kritik atas konsep hak cipta

Copyleft, lisensi untuk memastikan kebebasan ciptaan. Kritikan-kritikan terhadap hak cipta secara umum dapat dibedakan menjadi dua sisi, yaitu sisi yang berpendapat bahwa konsep hak cipta tidak pernah menguntungkan masyarakat serta selalu memperkaya beberapa pihak dengan mengorbankan kreativitas, dan sisi yang berpendapat bahwa konsep hak cipta sekarang harus diperbaiki agar sesuai dengan kondisi sekarang, yaitu adanya masyarakat informasi baru. Keberhasilan proyek perangkat lunak bebas seperti Linux, Mozilla Firefox, dan Server HTTP Apache telah menunjukkan bahwa ciptaan bermutu dapat dibuat tanpa adanya sistem sewa bersifat monopoli berlandaskan hak cipta [3]. Produk-produk tersebut menggunakan hak cipta untuk memperkuat persyaratan lisensinya, yang dirancang untuk

memastikan kebebasan ciptaan dan tidak menerapkan hak eksklusif yang bermotif uang; lisensi semacam itu disebut copyleft atau lisensi perangkat lunak bebas.

[sunting] Asosiasi Hak Cipta di IndonesiaAsosiasi Hak Cipta di Indonesia antara lain:[1]

KCI : Karya Cipta Indonesia ASIRI : Asosiasi Indrustri Rekaman Indonesia ASPILUKI : Asosiasi Piranti Lunak Indonesia APMINDO : Asosiasi Pengusaha Musik Indonesia ASIREFI : Asosiasi Rekaman Film Indonesia PAPPRI : Persatuan Artis Penata Musik Rekaman Indonesia IKAPI : Ikatan Penerbit Indonesia MPA : Motion Picture Assosiation BSA : Bussiness Sofware Assosiation

[sunting] Keputusan Fatwa Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 1 tahun 2003 tentang Hak CiptaKomisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia memutuskan bahwa : Dalam hukum Islam, Hak Cipta dipandang sebagai salah satu huquq maliyyah (Hak Kekayaan) yang mendapatkan perlindungan hukum (masnun) sebagaimana mal (kekayaan) Hak Cipta yang mendapatkan perlindungan hukum Islam sebagaimana dimaksud angka 1 tersebut adalah Hak Cipta atas ciptaan yang tidak bertentangan dengan hukum Islam. Sebagaimana mal, Hak Cipta dapat dijadikan obyek akad (al-maqud alaih), baik akad muawadhah (pertukaran, komersil), maupun akad tabarruat (non komersial), serta diwaqafkan dan diwarisi. Setiap bentuk pelanggaran terhadap Hak Cipta, terutama pembajakan, merupakan kezaliman yang hukumnya adalah HARAM.

[sunting] Referensi1. ^ Junus, E., Aspek Hukum dalam Sengketa Hak Kekayaan Intelektual Teori dan Praktek, 2003

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 19 tahun 2002, tentang HAK CIPTA Penjelasan atas Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002. ^Konsultasi seputar Hak Kekayaan Intelektual. ^Konsultasi Seputar Hak Cipta.

[sunting] Lihat pulahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hak_cipta