Pencemaran Perairan Akibat Aktifitas Perikanan

17
MAKALAH PENCEMARAN PERAIRAN PENCEMARAN AKIBAT AKTIFITAS PERIKANAN OLEH: L. FIRMAN YAYANG A. NIM: 2013154243008 FAKULTAS PERIKANAN

description

Pencemaran perairan yang disebabkan oleh aktifitas perikanan.

Transcript of Pencemaran Perairan Akibat Aktifitas Perikanan

Page 1: Pencemaran Perairan Akibat Aktifitas Perikanan

MAKALAHPENCEMARAN PERAIRAN

PENCEMARAN AKIBAT

AKTIFITAS PERIKANAN

OLEH:L. FIRMAN YAYANG A.

NIM:2013154243008

FAKULTAS PERIKANANUNIVERSITAS 45 MATARAM

MATARAM2015

Page 2: Pencemaran Perairan Akibat Aktifitas Perikanan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pencemaran Akibat Aktifitas Perikanan” yang membahas definisi pencemaran, pencemaran akibat dari aktifitas perikanan dan kondisi pencemaran di pesisir Cilegon, Teluk Jakarta dan Sungai Segah.

Saya sadar makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, saya berharap semoga makalah ini dapat berguna semua pihak sesuai dengan tujuan pembuatan makalah ini yaitu memberikan wawasan atau gambaran dari pencemaran akibat aktifitas perikanan.

Saya juga berterima kasih kepada semua pihak dan sumber-sumber referensi yang telah membantu penulisan laporan ini. Selain itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah saya yang akan datang.

Mataram, 7 November 2015

Penulis

ii

Page 3: Pencemaran Perairan Akibat Aktifitas Perikanan

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................ ii

Daftar Isi .................................................................................................................................. iii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................. 4

1.2 TUJUAN .............................................................................................. 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 5

1. DEFINISI PENCEMARAN ...................................................................... 5

2. AKTIFITAS PERIKANAN ....................................................................... 7

BAB III. PEMBAHASAN ...................................................................................... 8

3.1 PESISIR CILEGON ............................................................................... 8

3.2 TELUK JAKARTA ................................................................................ 9

3.3 SUNGAI SEGAH ..................................................................................... 10

BAB IV DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 11

iii

Page 4: Pencemaran Perairan Akibat Aktifitas Perikanan

BAB I

1. PENDAHULUANAkhir-akhir ini kerisauan masyarakat akibat pencemaran lingkungan telah

mencapai tingkat yang mencekam. Banyak ahli berdiskusi tentang hal tersebut, namun permasalahan masih terus berlangsung. Upaya pengendalian pencemaran di Indonesia sampai saat ini masih mengalami banyak kendala. Hal-hal seperti ini akan menyulut ke persoalan sosial yang rumit antara penghasil limbah, masyarakat yang terkena dampak dan pihak-pihak terkait.

Adanya kegiatan pemanfaatan ruang, baik darat maupun perairan, di satu sisi menghasilkan keuntungan bagi masyarakat, namun di sisi lain membawa konsekuensi pada adanya dampak bagi lingkungan, antara lain adanya pencemaran. Menurut Latifah (2004), dalam perspektif global, pencemaran lingkungan pesisir dan laut dapat diakibatkan oleh limbah buangan kegiatan di daratan (land-based pollution), maupun kegiatan atau aktifitas di lautan (sea-based pollution). Kontaminasi lingkungan laut akibat pencemaran dapat dibagi atas kontaminasi secara fisik dan secara kimiawi. Sedangkan menurut Dahuri dkk. (2001), sumber pencemaran perairan pesisir dan lautan dapat dikelompokkan dalam 7 kelas yaitu industri, limbah cair pemukiman (sewage), limbah cair perkotaan (urban stormwater), pertambangan, pelayaran (shipping), pertanian dan perikanan budidaya. Menurut UNEP (1990) dalam Dahuri dkk. (2001), sebagian besar (kurang lebih 80%) bahan pencemar yang ditemukan di laut berasal dari kegiatan manusia di daratan (land basic activity). Aktifitas-aktifitas manusia yang berkaitan dengan perikanan juga memberikan dampak terhadap pencemaran dan ekosistem perairan. Maka dari itu makalah ini akan membahas pencemaran yang terjadi akibat dari kegiatan yang berhubungan dengan perikanan.

2. TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui definisi pencemaran.2. Untuk mengetahui pencemaran akibat dari aktifitas perikanan.3. Untuk mengetahui kondisi pencemaran di pesisir Cilegon, Teluk Jakarta dan

Sungai Segah.

4

Page 5: Pencemaran Perairan Akibat Aktifitas Perikanan

BAB II2. TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI PENCEMARANPencemaran air merupakan penyimpangan air dari keadaan normal, bukan dari

kemurniannya. Pencemaran air dapat pula diartikan sebagai masuk atau dimasuk-kannya suatu bahan ke dalam badan air yang melebihi batas normal sehingga terjadi penyimpangan pada sifat/keadaan normalnya yang berdasarkan atas peruntukan-nya. Air di alam tidak pernah terdapat dalam keadaan murni, tetapi bukan berarti se-mua air sudah tercemar. Sebagi contoh air hujan di daerah pegunungan dengan uda-ra bersih dan bebas dari polusi udara, tetap mengandung bahan terlarut seperti CO2, O2 dan N2 serta bahan tersuspensi seperti debu dan partikel lainnya. Air sumur dan air permukaan biasanya mengandung bahan metal terlarut seperti Na, Mg, Ca dan Fe, air yang mengandung komponen tersebut dalam jumlah banyak disebut air sadah. Maka jelaslah bahwa air yang tidak tercemar tidak selalu merupakan air murni, teta-pi air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi ba-tas yang ditetapkan sesuai dengan peruntukannya, sehingga air tersebut dapat digu-nakan secara normal untuk keperluan tertentu. Misalnya untuk air minum, mandi, rekreasi, pengairan, perikanan dan industri. Karena kebutuhan mahluk hidup akan air sangat bervariasi, maka batasan polusi untuk berbagai jenis air juga berbeda.

Mahluk hidup yang ada di bumi ini tidak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan dasar utama bagi proses kehidupan di bumi ini. Tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air, hal ini disebabkan karena hampir 80% tubuh organisme terdiri dari air, dan manusia selama hidupnya selalu memerlukan air. Dengan demikian semakin meningkatnya jumlah dan laju partum-buhan penduduk semakin naik pula laju pemanfaatan sumber-sumber air. Untuk da-pat memenuhi kebutuhan hidup yang semakin meningkat maka diperlukan Industri-alisasi, yang dengan sendirinya akan meningkatkan laju aktivitas penduduk serta beban penggunaan sumber daya air. Beban pengotoran ataupun pencemaran air juga bertambah cepat sesuai dengan cepatnya pertumbuhan dan akibatnya sumber air ta-war dan bersih semakin langka, dan air sudah saatnya dianggap sebagai benda eko-nomi. Karena itulah pengelolaan sumberdaya air menjadi sangat penting dan sebaik-nya dilakukan secara terpadu baik dalam pemanfaatan maupun dalam pengelolaan kualitas. Air yang relatif masih bersih merupakan dambaan setiap organisme khusus-nya manusia, baik untuk keperluan sehari-hari, industri, sanitasi, maupun untuk ke-perluan pertanian, perikanan, peternakan dan lain lain.

Dewasa ini air telah menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, apalagi yang berkualitas se-suai dengan standar tertentu, saat ini menjadi sesuatu barang mahal, hal ini disebab kan sudah banyaknya air tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah rumah tangga, limbah industri dan dari hasil kegiatan lainnya, sehingga kualitasnya menjadi menurun. Demikian pula terhadap kuantitas dan konti-nuitasnya juga telah mengalami penurunan, sehingga di musim tertentu menjadi se-suatu barang yang langka.

Page 6: Pencemaran Perairan Akibat Aktifitas Perikanan

Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan organisme, khususnya ma-nusia dipermukaan planet bumi ini. Bagi manusia, air minum adalah salah satu kebu-tuhan utama. Manusia menggunakan air untuk berbagai keperluan, sehingga air me-megang peranan yang multifungsi sesuai dengan kegunaannya, misalnya untuk kebu-tuhan air minum, air mandi-cuci-kakus (MCK), air untuk pertanian, perikanan, indus-tri dan teknologi, transportasi, pariwisata, rekreasi dan olahraga.

Menurut Soerjani, dkk (1987), bahwa kebutuhan manusia akan sumberdaya air menjadi sangat nyata bila dikaitkan dengan 4 hal yaitu : a) pertambahan penduduk, b) kebutuhan pangan, c) peningkatan industrialisasi, dan d) perlindungan ekosistem terhadap dampak teknologi.

Sumber bahan pencemar dapat berasal dari suatu lokasi terpusat (point sour-ce) ataupun tersebar (disffuse source). Sumber pencemar terpusat biasanya bersifat lokal dan volumenya relatif tetap misalnya knalpot kendaraan bermotor, cerobong pabrik, dan saluran limbah industri. Efek yang ditimbulkan dapat ditentukan berdas-arkan karakteristik spasial kualitas air. Sumber pencemar tersebar dapat berupa point source dalam jumlah banyak. Misalnya limpasan air dari daerah pertanian yang mengandung pupuk dan pestisida, limpasan pemukiman (domestik), dan limpasan daerah perkotaan. Berikut adalah tabel sumber pencemar:

Gambar. 1. Jenis-jenis sumber pencemar pada perairan

6

Page 7: Pencemaran Perairan Akibat Aktifitas Perikanan

2. AKTIFITAS PERIKANAN

Dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan dijelaskan bahwa perikanan adalah semua kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari pra produksi, produksi, pengolahan sampai pemasaran, yang dilaksanakan dalam satu bisnis perikanan. Jika berbicara mengenai bisnis, maka keterpaduan pelaku usaha dari hulu ke hilir sangatlah penting. Dalam menjaga kecukupan dan keamanan pangan (food security and food safety), pemerintah perlu melakukan koordinasi di antara semua bidang instansi yang menangani pertanian sektor hulu-hilir, mata rantai agribisnis, maupun dengan kelembagaan pendukung lainnya. Hal ini akan mendukung kesuksesan pelaku usaha di masing-masing rantai agribisnis dalam upaya memadukan dengan rantai agribisnis lainnya. Pada proses hulu ke hilirnya, bsinis dapat menjadi koin yang mempunyai 2 buah sisi. Bisa menguntungkan bila dikelola dengan baik, namun begitu pula sebaliknya bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kerugian yang sangat rumit dan kompleks. Hasil dari pengelolaan yang tidak baik tersebut adalah pencemaran.

Dampak pencemaran tidak hanya membahayakan kehidupan biota dan lingkungan laut, tetapi juga dapat membahayakan kesehatan manusia atau bahkan menyebabkan kematian, mengurangi atau merusak nilai estetika lingkungan pesisir, serta dapat merugikan secara sosial ekonomi (Dahuri dkk, 2001). Lebih lanjut dikemukakan oleh Dahuri dkk, (2001), dampak pencemaran perairan pesisir adalah sedimentasi, eutrofication, anoxia (kekurangan oksigen), masalah kesehatan umum, pengaruh terhadap perikanan, kontaminasi trace element dalam rantai makanan serta keberadaan spesies asing.

Page 8: Pencemaran Perairan Akibat Aktifitas Perikanan

BAB III

3. PEMBAHASANPencemaran akibat aktifitas perikanan sangatlah banyak. Dimulai dari kondisi

perairan yang buruk, limbah ke laut yang semakin tinggi, tidak sejahteranya masyarakat pesisir laut, hingga pencemaran yang membahyakan kehidupan biota dan keanekaragamannya. Maka dari itu, penulis dalam makalah ini akan menyajikan beberapa kasus terkait dengan kondisi pencemaran akibat aktifitas perikanan di beberapa wilayah berikut:3.3.1. PESISIR CILEGON

Pencemaran perairan pesisir Kota Cilegon yang bersumber dari pemanfaatan ruang permukiman menunjukkan bahwa permukiman yang berdekatan dengan pantai berdampak terhadap tingginya nilai pencemar berupa limbah deterjen. Hal ini juga ditunjukkan dengan status pencemaran perairan pesisir Cilegon berdasarkan Baku Mutu Air Laut (BMAL). Pada beberapa lokasi nilai pencemar deterjen berada di ambang batas BMAL bagi kegiatan pariwisata dan rekreasi. Padahal lokasi tersebut terdapat obyek wisata bahari.

Adapun lokasi industri kimia di pesisir Kota Cilegon di Kecamatan Grogol dan Pulomerak berada dekat dengan keberadaan ekosistem terumbu karang dan mangrove, sedangkan industri kimia di Kecamatan Ciwandan berdekatan dengan kawasan wisata bahari Anyer di Kabupaten Serang, sehingga pengendalian dan pengawasan terhadap pencemaran industri haruslah dilakukan secara intensif dan terus menerus.

Hasil identifikasi indikator pencemaran pada kegiatan industri berupa materi pencemar amoniak bebas, nitrit dan seng menunjukkan bahwa industri kimia yang berlokasi di selatan menghasilkan limbah industri yang lebih tinggi dibandingkan dengan industri yang sejenis di wilayah lain serta industri jenis lain pada umumnya. Seperti pada pencemaran yang bersumber dari pertanian dan lahan terbuka lainnya, nilai indikator pencemar berada di ambang batas baku mutu air laut bagi kehidupan biota laut. Padahal di wilayah pesisir Kota Cilegon terdapat keragaman ekosistem yang dapat menunjang sektor perikanan tangkap.

Sumber: Bapedal Provinsi Banten, 2004

Gambar. 2. Keterkaitan Dampak Kegiatan terhadap Wilayah Pesisir

8

Page 9: Pencemaran Perairan Akibat Aktifitas Perikanan

Penanganan masalah lingkungan terutama pencemaran perairan pesisir di Kota Cilegon harus dilakukan secara terpadu/terintegrasi dengan melibatkan berbagai instansi terkait, karena permasalahan lingkungan hidup yang ditimbulkan satu sama lain saling terkait. Misalnya kegiatan pengolahan pertanian dan kehutanan di wilayah hulu (upland) yang buruk tidak saja merusak ekosistem sungai (dengan peningkatan erosi / sedimentasi dan banjir), tetapi juga akan menimbulkan dampak negatif pada wilayah hilir yakni pada perairan pesisir (Bapedal Provinsi Banten, 2004).

Bila dikaji, pencemaran perairan pesisir Kota Cilegon ini memang disebabkan oleh limbah pemukiman yang menuju ke laut, bukan dari aktifitas perikanan. Namun melihat dampak kedepannya yang dapat merusak ekosistem laut seperti terumbu karang dan mangrove, serta besarnya potensi berkurangnya hasil tangkapan maka dari itu penulis memasukkan Pesisir Cilegon ke dalam materi makalah ini. Apalagi bila dikaji lebih jauh,tercemarnya perairan Pesisir Cilegon mengakibatkan besarnya resiko tidak segarnya ikan dan jika ikan tersebut sampai kepada konsumen maka akan terjadi keracunan, mual-mual, pusing dan lain-lain, akibat dari mengkonsumsi ikan yang tidak segar.

3.3.2. TELUK JAKARTADalam perkembangannya, Teluk Jakarta sering sekali mengalami kematian

massal ikan.

Gambar. 3. Waktu dan Lokasi peristiwa kematian massal ikan di Jakarta.

Page 10: Pencemaran Perairan Akibat Aktifitas Perikanan

Pada saat kejadian kematian massal ikan beberapa tahun lalu, perairan pantai di Teluk Jakarta bersifat euthropic, sehingga memiliki kadar nutrient yang tinggi, tetapi sebaliknya kadar oksigen (DO) terlarut dan salinitas air laut yang rendah. Pada saat terjadi kenaikan temperatur di permukaan air laut yang tenang, maka muncullah kejadian yang dikenal sebagai red tide dan diikuti dengan banyaknya ikan-ikan yang mati di tepi pantai.

3.3.3. SUNGAI SEGAHBadan Lingkungan Hidup (BLH) Kaltim menemukan bakteri yang terdapat pada

ikan yang mati di Sungai Segah, Kabupaten Berau. Kepala BLH Kaltim Riza Indra Riadi mengatakan, temuan bakteri itu terungkap berdasarkan hasil laboratorium sistem dan teknologi akuakultur dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.

Riza menjelaskan, semua ikan yang dianalisa, mati pada kondisi lambung dan usus yang penuh Cyanobacteria. Hal ini menguatkan kemungkinan ikan-ikan itu mati karena pengaruh racun Cyanobacteria.  Cyanobacteria, kata Riza, dapat memproduksi racun neutrotoksin (saraf), hepatotoksin (hati) dan cytotoksin (sel) sehingga berbahaya bagi hewan dan manusia.

Mengenai penyebab timbulnya bakteri itu, Riza mengatakan, bahwa faktor alam bisa menjadi penyebab timbulnya Cyanobacteria karena bila dilihat topografi air di Sungai Segah itu tenang dan sungainya sangat rendah. Sehingga, air cenderung mengendap. Ditambah lagi adanya cahaya matahari yang masuk ke dalam air.

Serangan mikroorganisme seperti bakteri dan virus pada setiap ikan dapat dikategorikan sebagai pencemar, mengingat mikroorganisme tersebut dapat menular ke ikan yang lain dan merusak estetika perairan ketika terjadi blooming.

10

Page 11: Pencemaran Perairan Akibat Aktifitas Perikanan

BAB III

DAFTAR PUSTAKASuchendar, I. S. (2007). Kondisi Pencemaran Lingkungan di Teluk Jakarta. JAI Vol.

3 No.1. BPPT. Jakarta.Fransisca, A. (2011). Tingkat Pencemaran Perairan Ditinjau dari Pemanfaatan

Ruang di Wilayah Pesisir Kota Cilegon. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 22 No. 2, Agustus 2011, hlm.145 – 160. BAPPEDA. Cilegon.

Abidin Z. (2012). Manajemen Agribisnis Perikanan. Program Studi Agribisnis Perikanan, FPIK, Universitas Brawijaya. Malang.

Kaltim Post. (2015). BLH Kaltim Temukan Bakteri Pada Ikan Mati di Sungai Segah. Diakses pada tanggal 12 November 2015. http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/247497-kepala-blh-masih-aman-dikonsumsi.html