Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

48
Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di Perairan Pulau Pramuka Kepulauan Seribu IVAN REZA FADILAH 11140950000035 PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021 M / 1443 H

Transcript of Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

Page 1: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di Perairan

Pulau Pramuka Kepulauan Seribu

IVAN REZA FADILAH

11140950000035

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021 M / 1443 H

Page 2: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

PENCEMARAN MIKROPLASTIK PADA GURITA

Octopus spp. DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA

KEPULAUAN SERIBU

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Pada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

IVAN REZA FADILAH

11140950000035

Menyetujui

Pembimbing I,

Dr. Fahma Wijayanti, M. Si

NIP. 196903172003122001

Pembimbing II,

Mardiansyah, M.Si

NUP. 9920112737

Mengetahui,

Ketua Program Studi Biologi

Fakultas Sains dan teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Priyanti, M.Si

NIP. 197505262000122001

Page 3: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

ii

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Pencemaran Mikroplastik pada Gurita Octopus spp. di

Perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu” yang ditulis oleh Ivan Reza

Fadilah, NIM 11140950000035 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah pada tanggal 11 Agustus 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperolah gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi

Biologi.

Menyetujui:

Penguji I,

Dr. Priyanti, M. Si

NIP. 197505262000122001

Penguji II,

Dr. Megga Ratnasari Pikoli, M.Si

NIP. 197203222002122002

Pembimbing I,

Dr. Fahma Wijayanti, M. Si

NIP. 196903172003122001

Pembimbing II,

Mardiansyah, M.Si

NUP. 9920112737

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Nashrul Hakiem, S.Si M.T., Ph.D

NIP. 197106082005011005

Ketua Program Studi Biologi

Dr. Priyanti, M. Si

NIP. 197505262000122001

Page 4: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

i

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR

HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Agustus 2020

IVAN REZA FADILAH

NIM: 11140950000035

Page 5: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam serta Rahmat dan

Karunia yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di Perairan Pulau

Pramuka Kepulauan Seribu” dalam rangka Tugas Akhir sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak atas segala

bimbingan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama menyusun hasil

penelitian ini. Ucapan terimakasih terutama ditujukan kepada:

1. Nashrul Hakiem, S.Si, M.T, Ph.D, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr. Priyanti, M.Si., ketua prodi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi

3. Dr. Fahma Wijayanti, M.Si Pembimbing I yang bersedia membimbing dan

memberi nasihat yang membangun kepada penulis.

4. Mardiansyah, M.Si Pembimbing II yang bersedia membimbing dan memberi

nasihat yang membangun kepada penulis.

5. Orang tua penulis yang telah memberikan izin, dukungan materi dan moril, serta

mendoakan sampai saat ini.

6. Teman-teman Biologi angkatan 2014 yang telah membantu penulis dan

memberi arahan sehingga penulis bisa menyelesaikan proposal penelitian ini.

Penulis menyadari penyusunan proposal masih jauh dari sempurna. Penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar di

kemudian hari penulis dapat menghasilkan karya ilmiah yang lebih baik lagi.

Jakarta, Agustus 2021

Penulis

Page 6: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

iii

ABSTRAK

Ivan Reza Fadilah. Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. Di

Perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Skripsi. Program Studi Biologi.

Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. 2021. Dibimbing oleh Dr. Fahma Wijayanti dan Mardiansyah, M. Si.

Mikroplastik telah mengkontaminasi biota laut salah satunya gurita, sehingga

diperlukan penelitian untuk menganalisis mikroplastik pada gurita. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis kelimpahan dan bentuk mikroplastik pada gurita dan

hubungan panjang dan berat tubuh gurita dengan jumlah mikroplastik di perairan

Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Metode penentuan titik pengambilan sampel

menggunakan purposive sampling pada tempat yang menjadi habitat gurita. Gurita

didapatkan sebanyak 10 individu dan 3 spesies yaitu, Octopus cyanea, Cistopus

indicus, dan Cistopus taiwanicus. Jumlah mikroplastik yang ditemukan di saluran

pencernaan dari 10 idnividu gurita sebanyak 3026 partikel dan terdapat 3 bentuk

mikroplastik yaitu, fiber, fragmen, dan pellet. Fragmen merupakan jenis mikroplastik

yang paling banyak ditemukan pada saluran pencernaan dan bagian permukaan tubuh

gurita. Bagian permukaan tubuh gurita lebih banyak terkontaminasi oleh

mikroplastik dibandingkan dengan sistem pencernaan pada gurita. Berat tubuh gurita

tidak memiliki pengaruh terhadap mikroplastik dalam saluran pencernaan dan

memiliki pengaruh yang kecil terhadap luar permukaan gurita. Panjang total tubuh

gurita tidak memiliki pengaruh terhadap mikroplastik dalam saluran pencernaan

maupun luar permukaan tubuh gurita. Semua sampel gurita telah terkontaminasi

mikroplastik.

Kata Kunci: Gurita, Karakteristik, Mikroplastik

Page 7: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

iv

ABSTRACT

Ivan Reza Fadilah. Microplastics Contamination in Octopus Octopus spp. at

Pramuka Island Waters, Seribu Islands. Undergraduate Thesis. Department of

Biology. Faculty of Sains and Technology. The State Islamic University Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2021. Advised by Dr. Fahma Wijayanti and

Mardiansyah, M. Si.

Microplastic has contaminated marine biota, one of which is octopus, so research is

needed to analyze the octopus. This study aimed to analyze the number and

characteristic of microplastics in octopus and relationship between length and weight

with the number of microplastics at Pramuka Island Waters, Seribu Islands. The

method of determining the sampling point using purposive sampling in a place that is

an octopus habitat. Octopus were found as many as 10 individuals and 3 species

namely, Octopus cyanea, Cistopus indicus, and Cistopus taiwanicus. The number of

microplastics found in the digestive tract of the octopus are 3026 particles and there

are 3 shapes of microplastics namely, fiber, fragments, and pellets. Fragment is the

most found microplastic in digestive tract and the body surface of octopus. The body

surface of the octopus is more contaminated than digestive tract. The body weight of

the octopus did not affect on amount of microplastic in the digestion of the octopus

and it has a small affect to body surface of octopus. The body length did not affect on

amount of microplastic in the digestion tract and body surface of octopus. All

samples of the octopus were microplastic contaminated.

Keywords: Octopus, Characteristic, Microplastics

Page 8: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

v

DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

ASTRAK .................................................................................................................... iii

ABSTRACT ................................................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................... 3

1.5 Kerangka Berpikir ................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 5

2.1 Plastik ...................................................................................................................... 5

2.2 Sampah Plastik......................................................................................................... 6

2.3 Mikroplastik (MPs) ................................................................................................. 7

2.4 Octopus sp. (Gurita) ................................................................................... 10

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 13

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 13

3.2 Bahan dan Alat Penelitian .......................................................................... 13

3.3 Cara Kerja .................................................................................................. 14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 17

4.1 Faktor Fisika Kimia di Perairan Pulau Pramuka ................................................... 17

Page 9: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

vi

4.2 Kelimpahan Mikroplastik Gurita ................................................................. 18

4.3 Bentuk Mikroplastik pada Gurita ............................................................... 20

4.4 Hubungan Parameter Panjang dan Berat Tubuh Gurita dengan Jumlah

Mikroplastik .............................................................................................. 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 27

5.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 27

5.2 Saran ........................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 28

LAMPIRAN .............................................................................................................. 35

Page 10: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka berpikir penelitian ................................................................. 4

Gambar 2. Bentuk Mikroplastik, (a,b) Fiber, (c,d) Fragmen, (e) Film, (f) Pellet ... 7

Gambar 3. Lokasi Penelitian di Pulau Pramuka Tahun 2019 ............................... 11

Gambar 4. Kelimpahan mikroplastik tiap jenis gurita pada saluran

pencernaan dan permukaan tubuh gurita............................................. 18

Gambar 5. Jumlah tiap bentuk mikroplastik pada gurita ...................................... 21

Gambar 6. Mikroplastik yang ditemukan di saluran pencernaan gurita ............... 24

Page 11: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Faktor fisika kimia perairan Pulau Pramuka ............................................ 17

Tabel 2. Jumlah mikroplastik pada saluran pencernaan gurita .............................. 17

Page 12: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Dokumentasi Gurita ........................................................................... 35

Lampiran 2. Jumlah Bentuk Mikroplastik Pada Setiap Jenis Gurita ..................... 35

Lampiran 3. Hasil Korelasi Pearson....................................................................... 36

Page 13: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Plastik merupakan komponen beragam dari polimer sintetis dan memiliki

kepadatan yang rendah, daya tahan tinggi, bahan yang baik sebagai pelindung,

dan memiliki biaya yang rendah membuat plastik ideal untuk berbagai aplikasi

manufaktur ataupun pengemasan (Andrady, 2003). Angka produksi plastik

semakin meningkat tiap tahun, dilaporkan sebanyak 288 juta ton produksi plastik

pada tahun 2012 dan terus bertambah 4% tiap tahunnya (Plastic Europe, 2013).

Plastik memiliki daya tahan hingga bertahun-tahun di lingkungan, dengan

kepadatan yang rendah dan mudah tersebar oleh angin ataupun air, plastik dapat

ditemukan hingga ribuan kilometer dari sumbernya. Sebagai hasilnya, limbah

plastik merupakan limbah yang dapat ditemukan dimana-mana dan tersebar di

seluruh penjuru dunia (Thompson et al., 2009).

Sampah plastik merupakan salah satu ancaman polusi di lautan yang

begitu serius hingga jangka waktu yang lama (Goldberg, 1995). Berlimpahnya

sampah plastik yang masuk ke wilayah laut menyebabkan kerusakan lingkungan

di wilayah pesisir dan laut. Sampah plastik yang masuk ke wilayah laut Indonesia

sebesar 0,48-1,29 juta metrik ton per tahun. Sampah plastik yang melimpah tiap

tahun menyebabkan Indonesia menjadi negara nomor dua setelah Cina dalam

menyumbang sampah plastik ke lautan (Jambeck et al., 2015). Sampah plastik

perlu diperhatikan karena daya tahan plastik yang lama dan adanya senyawa

toksik yang dapat melekat pada susunan polimer plastik (Browne et al., 2008).

Mikroplastik berasal dari degradasi sampah plastik makro di lingkungan

oleh pengaruh sinar Ultra Violet (UV), erosi air, angin, radiasi, dan lainnya (He et

al., 2018). Limbah plastik yang berbentuk makro dan mikro tersebut akan

berakhir di lautan dan menyebabkan masalah pada lingkungan perairan laut

(Eriksen, 2014; He et al., 2018). Cemaran mikroplastik pada air diperkirakan

sebanyak 30 - 960 partikel/liter (Jambeck et al., 2015) yang ditemukan permukaan

air hingga mengendap pada bagian dasar perairan atau sedimen. Ukuran yang

Page 14: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

2

kecil dan sifatnya yang persisten di lingkungan dapat mengontaminasi berbagai

organisme laut (Bessa et al., 2018).

Cemaran mikroplastik telah terjadi di perairan laut dan biota invertebrata

di Indonesia. Perairan laut di Pulau Kotok Besar, Pulau Panggang, Pulau Air dan

Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Menurut Mardiansyah, et al., (2019), Pulau

Pramuka memiliki jenis sampah laut yang tinggi. Jumlah sampah yang ditemukan

paling banyak adalah sampah plastik yang kemudian akan terdegradasi menjadi

mikroplastik. Salah satu biota invertebrata yang telah terkena kontaminasi yaitu

Sepia pharaonis (Mardiansyah et al., 2021)

Organisme yang terkontaminasi mikroplastik dari invertebrata sampai

dengan vertebrata (Nelms, 2019). Mikroplastik yang mengkontaminasi organisme

laut didominansi oleh ukuran terkecil , sebesar 37-58% yaitu pada ukuran <0,25 µm

(Naji et al., 2018). Gurita termasuk yang dapat terkontaminasi mikroplastik di

perairan laut. Penelitian ini akan mengamati kontaminasi pada bagian luar, insang,

dan usus. Kontaminasi mikroplastik pada bagian luar dan dalam dapat disebabkan

oleh kontaminasi sekunder, air laut, dan terkontaminasi secara tidak sengaja

melalui mangsa yang dikonsumsi (Cole et al., 2013).

Penelitian tentang mikroplastik pada gurita belum pernah dilaporkan di

Indonesia, namun penelitian tentang mikroplastik pada cephalopoda pernah

dilakukan diantaranya Sepia pharaonis (Mardiansyah et al., 2021) dan

kontaminasi plastik pada perut cumi-cumi Dosidicus gigas (Rosas- Luis, 2016).

Lebih lanjut, penelitian tentang invertebrata yaitu pada chepalopoda diantaranya,

Mytilus galloprovincialis, Ruditapes decussatus dan Crassostrea gigas, Hexaplex

trunculus, Bolinus brandaris, dan Octopus officinalis telah terkontaminasi

mikroplastik pada bagian saluran pencernaan dan jaringan lunak yang terdapat

pada cangkang (Abidli et al., 2019). Salah satu wilayah yang menjadi habitat bagi

beberapa jenis gurita di perairan laut Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.

Tujuan dilakukannya penelitian ini pada gurita karena gurita merupakan

salah satu komoditas unggulan ekspor hasil perikanan di Indonesia sebesar 120

ribu ton sejak tahun 2012-2017 (KKP, 2018). Gurita juga dijadikan salah satu

biota yang diminati untuk dikonsumsi karena nilai pasar yang tinggi, mengandung

Page 15: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

3

protein tinggi, dan lemak tak jenuh serta tintanya dapat digunakan sebagai obat,

pewarna, dan cat (Gestal et al., 2019). Pulau Pramuka sebagai zona pemukiman

memliki habitat gurita dengan kondisi yang memiliki terumbu karang dan substrat

berpasir. Faktor aktivitas manusia yang tinggi menyebabkan banyaknya sampah

laut yang tersebar di perairan Pulau Pramuka.

Pencemaran mikroplastik tersebut masuk dalam rantai makanan yang

dimakan oleh biota dan secara tidak langsung akan mengkontaminasi manusia

dari konsumsi biota laut tersebut. Kontaminasi mikroplastik pada manusia dapat

menyebabkan masalah pencernaan, sirkulasi, reproduksi, respirasi, dan lain-lain

(Carbery et al., 2018). Hal itu sangat berpengaruh terhadap keamanan pangan hasil

laut dan kesehatan manusia. Berdasarkan hal tersebut diperlukan penelitian

mengenai kelimpahan, bentuk mikroplastik (di permukaan tubuh dan usus) dan

hubungannya dengan panjang dan berat tubuh gurita.

1.2. Rumusan Masalah

1) Bagaimana kelimpahan mikroplastik pada permukaan tubuh dan usus gurita?

2) Bagaimana bentuk mikroplastik yang terkandung pada permukaan tubuh dan

usus gurita?

3) Apakah terdapat hubungannya antara mikroplastik terhadap berat dan panjang

total tubuh gurita?

1.3. Tujuan Penelitian

1) Mengetahui kelimpahan mikroplastik yang ada di permukaan tubuh dan usus

gurita.

2) Mengetahui bentuk mikroplastik yang terkandung pada permukaan tubuh dan

usus gurita

3) Menganalis hubungan jumlah mikroplastik dengan berat dan panjang total

tubuh gurita.

1.4. Manfaat Penelitian

Memperoleh data mengenai bentuk dan kontaminasi mikroplastik pada salah

satu organisme laut konsumsi yaitu gurita pada organ luar maupun dalam. Data

Page 16: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

4

tersebut dapat dijadikan acuan untuk manajemen pengelolaan limbah plastik di

lingkungan, menemukan potensi gurita sebagai salah satu biota yang dapat

menjadi bioindikator pencemaran mikroplastik, dan evaluasi resiko keamanan

pangan sumber daya laut Indonesia.

1.5. Kerangka Berpikir

Alur kerangka berpikir penelitian ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1. Kerangka berpikir penelitian. (--- : batasan penelitian)

Nanoplastik

Produk

Pangan

Sampah Mikroplastik pada

Saluran Pencernaan dan

Permukaan Tubuh Gurita di Pulau

Pramuka, Kepulauan Seribu

Mikroplastik

Octopus spp.

Laut

Kontaminasi

Sampah

Plastik

Makroplastik

Habitat

Pulau Pramuka,

Kepulauan Seribu

Page 17: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Plastik

Plastik merupakan gabungan monomer-monomer yang terbuat dari bahan

kimia dan diproduksi lebih menarik dengan variasi warna, fleksibilitas, dan

keunggulan lainnya. Bahan plastik terbuat dari bahan bakar fosil seperti minyak

bumi, gas alam, dan batu bara (Wang et al., 2019a). Produk berbahan plastik

memiliki biaya murah, kerapatan yang rendah, termal atau tahan panas,

konduktivitas listrik rendah, tidak terjadi korosi, tahan air serta oksigen sehingga

mudah untuk dibuat serta jangkauan yang luas (Frias & Nash, 2019). Plastik

mulai digunakan pada tahun 1950 oleh masyarakat dunia. Produk plastik biasanya

digunakan untuk keperluan rumah tangga, pengemasan, mainan, dan sektor

industri lainnya. Berdasarkan 50 tahun terakhir, produksi global plastik adalah

sekitar 380 miliar ton, dengan peningkatan tahunan 8,4% dan diperkirakan 5 triliun

keping plastik berada di lautan (Geyer et al., 2017). Menurut World Economic

Forum (2016), bahwa berat plastik di lautan dunia pada tahun 2050 diprediksi

akan melebihi berat ikan.

Plastik terbuat dari bahan baku yang terdiri dari petroleum, gas alam, karbon,

garam biasa, dan lain – lain. Asal plastik saat ini hampir seluruhnya dari

petrokimia yang dihasilkan dari miyak bumi (fosil). Komponen utama dari produk

plastik terbuat dari 58% plastikizer, 3% stabilisator panas, 8% FRs, 9% zat peniup,

12% pewarna, dan 7% bahan lainnya (Hassanpour & Unnisa, 2017). Plastik yang

digunakan untuk membuat botol air mineral tentu berbeda dengan plastik untuk

membuat mangkuk, sedotan, kursi, dan pipa. Untuk mengetahui jenis plastik yang

digunakan sebagai material dasar sebuah produk kita bisa melihat pada symbol

yang dicetak pada plastik. Simbol ini berupa sebuah angka (dari 1-7) dalam

rangkaian tanda panah yang membentuk segitiga, biasanya dicetak dibagian

bawah benda plastik. Setiap simbol mewakili jenis plastik yang berbeda dan

membentuk pengelompokkan dalam melakukan proses daur ulang.

Bahan plastik yang sering digunakan oleh berbagai sektor industri memiliki

Page 18: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

6

sifat bahan yang mudah dibentuk, tidak larut air, tidak korosi, tahan lama, dan

kepadatannya rendah adalah PET, HDPE, PVC, LDPE, PP, PS. Salah satu

campurannya menggunakan zat adiktif untuk produksi plastik. Zat adiktif beracun

memiliki efek samping untuk kesehatan jika digunakan dalam produksi plastik.

2.2. Sampah Plastik

Sampah plastik yang berada dalam tanah yang tidak dapat diuraikan oleh

mikroorganisme menyebabkan mineral-mineral dalam tanah baik organik maupun

anorganik semakin berkurang. Hal ini berdampak langsung pada tumbuhan yang

hidup pada area tersebut, karena tumbuhan membutuhkan mikroorganisme tanah

sebagai perantara dalam kelangsungan hidupnya (Ahmann & Dorgan, 2007). Data

statistik persampahan domestik Indonesia menyebutkan jenis sampah plastik

menduduki peringkat kedua sebesar 5,4 juta ton per tahun atau 14 persen dari total

produksi sampah. Dengan demikian, plastik telah mampu menggeser sampah jenis

kertas yang tadinya di peringkat kedua menjadi peringkat ketiga dengan jumlah

3.6 juta ton per tahun atau 9 persen dari jumlah total produksi sampah (InSWA,

2013).

Sampah plastik berbahaya bagi lingkungan, karena mempunyai sifat toksik

pada beberapa jenis dan memiliki daya tahan yang tinggi di lingkungan terutama

di wilayah perairan. Plastik yang dibuang mendegradasi dan memecah menjadi

jutaan keping mikroplastik, memungkinkannya untuk dikonsumsi oleh berbagai

biota laut, dari produsen primer hingga organisme tingkat trofik yang lebih tinggi,

dan lebih mungkin menyusup ke jaring makanan (Browne et al., 2008). Produksi

plastik tahunan telah meningkat tajam selama 60 tahun terakhir, dari 1,5 juta ton

pada 1950-an menjadi 288 juta ton pada 2012, dengan sekitar dua pertiga produksi

terjadi di Asia Timur, Eropa, dan Amerika Utara (Plastic Europe, 2013). Sepertiga

dari produksi global adalah kemasan sekali pakai yang dibuang dalam setahun

(Koelmans et al., 2014).

Daur ulang plastik akhir masa pakai, adalah mungkin untuk mengurangi

akumulasi puing-puing laut tetapi juga mengurangi permintaan kita akan bahan

bakar fosil (Thompson et al., 2009). Lebih lanjut, sekitar 8% produksi minyak

Page 19: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

7

global digunakan untuk membuat barang-barang plastik, dengan gas alam juga

berkontribusi pada produksi plastik. Permintaan akan plastik terus bertambah,

diperkirakan produksi plastik akan mencapai 33 miliar ton pada tahun 2050,

berdasarkan tren konsumsi saat ini (Rochman et al., 2013). Perkiraan global saat

ini untuk limbah plastik menunjukkan bahwa 192 negara pesisir menghasilkan

275 juta ton limbah pada 2010, di mana antara 4,8 dan 12,7 juta ton (1,8 - 4,6

persen) memasuki lingkungan laut (Jambeck et al., 2015).

2.3. Mikroplastik (MPs)

Mikroplastik adalah partikel plastik yang memiliki ukuran lebih kecil dari 5

mm (Dowarah & Devipriya, 2019). Sumber mikroplastik dapat masuk kelautan

luas dari berbagai sektor diantaranya, agricultural, perikanan, akuakultur,

transportasi, jasa pengiriman, pariwisata, industri tekstil, olahraga, produksi

plastik, pendaur ulang, dan packaging (kosmetik, makanan, dan minuman).

Mikroplastik terbagi menjadi dua berdasarkan sumbernya yaitu mikroplastik

primer dan mikroplastik sekunder (GESAMP, 2015).

Mikroplastik primer diproduksi berukuran mikro seperti kebanyakan pelet

resin sebelum produksi, mikrobead dalam kosmetik, pasta gigi, serbuk

berukuran mikro untuk pelapis tekstil, dan media pengiriman obat (Cole et al.,

2011). Partikel primer dapat dihasilkan dari pabrik pengolahan plastik (pelet atau

serbuk) atau dari sumber yang lebih tersebar seperti tempat-tempat berpenduduk

di sepanjang sungai dan garis pantai (microbeads, abrasive industri) (GESAMP,

2015). Mikroplastik sekunder adalah hasil fragmentasi bahan plastik yang

berukuran besar oleh fotooksidasi, degradasi mekanik dan biodegradasi menjadi

partikel yang tersebar di lingkungan (Andrady, 2011). Meluasnya degradasi dan

fragmentasi plastik adalah salah satu factor utama penyebab mikroplastik berada

di lingkungan laut (GESAMP, 2015).

Kerusakan puing-puing plastik yang lebih besar dapat menghasilkan

mikroplastik sekunder (ukuran <5 mm), yang merupakan sumber utama

mikroplastik di lingkungan akuatik (Jiang et al., 2018). Bentuk mikroplastik

terdiri dari beberapa macam diantaranya adalah serat, fragmen, film, busa, manik-

Page 20: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

8

manik, dan pelet (Lusher, 2017). Bentuk busa lebih ringan seperti styrofoam putih

dan kuning serta berpori. Selain itu, pada fragmen dengan ciri keras, bergerigi, dan

tidak teratur. Bentuk serpihan seperti lembar plastik datar, sedangkan pada bentuk

film lebih transparan, lembut, dan tipis. Kemudian pelet memiliki tekstur keras,

teratur, piringan, dan berbentuk ovoid atau silinder. Bentuk serat yang biasanya

berasal dari pancingan ikan yang berbahan tipis (Gambar 2) (Zhou , 2018).

Gambar 2. Bentuk Mikroplastik, (a,b) Fiber, (c,d) Fragmen, (e)

Film, (f) Pellet (Jiang et al. , 2018).

Mikroplastik telah terdeteksi secara luas di laut, air tawar, lingkungan darat,

dan organisme dalam beberapa tahun terakhir (Zhang et al., 2018). Masuknya

mikroplastik ke wilayah perairan dapat tersebar di permukaan air, kolom air, dan

dasar perairan atau sedimen (De Sá et al., 2018) bahkan sudah mengkontaminasi

biota laut (Wang et al., 2019b). Mikroplastik yang dikonsumsi oleh organisme air

sudah diamati dari invertebrata mikroskopis sampai vertebrata besar (Bessa et al.,

2018). Mikroplastik menyerap berbagai polutan yang bersifat patogen dan toksik

pada organisme perairan (Bakir et al., 2014). Mikroplastik juga mengandung

logam, mikroorganisme patogen, dan zat adiktif (Lusher, 2017). Dampak

organisme yang mengonsumsi mikroplastik menyebabkan efek negatif seperti

gangguan makan, reduksi reproduksi, kerusakan usus, gangguan metabolisme

energi, dan lain-lain (Lei et al., 2018), mengancam terhadap keamanan pangan

dan kesehatan manusia yang mengkonsumsi organisme perairan (Van

Cauwenberghe & Janssen, 2014).

Page 21: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

9

Ukuran mikroplastik yang sangat kecil membahayakan kesehatan manusia

melalui air yang diminum, produk hasil laut, kosmetik, dan udara (Revel, Châtel,

& Mouneyrac, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh (Batel, 2016) menggunakan

Artemia naupili yang terpapar mikroplastik dapat menyebabkan bioakumulasi

dan translokasi pada jaringan. Kontaminasi mikroplastik juga dianalisis

kandungannya pada invertebrata yaitu moluska, cnidaria dan annelida dengan

hasil kelimpahan mikroplastik tertinggi ditemukan pada biota filter feeder (Sfriso

et al., 2020). Bentuk yang ditemukan terdiri dari fragmen, fiber, dan film yang

memiliki warna berbeda. Lebih lanjut dari hasil penelitian Naji et al. (2018),

mikroplastik bentuk pellet dan serat ditemukan di jenis kerang-kerangan yaitu

Cerithidea cingulata, Thais mutabilis, Amiantis umbonella, Amiantis purpuratus,

dan Pinctada radiate. Beberapa bentuk salah satunya adalah pelet dan yang

paling melimpah adalah berbentuk serat dengan kandungan sebesar 58% (Naji et

al., 2018).

Rusaknya lingkungan akibat mikroplastik dijelaskan di dalam Al-Qur’an pada

surat Ar-Rum ayat 41:

وا ل م ي ع ذ ل ض ا ع م ب ه يق ذ ي اس ل لن ي ا د ي ت أ ب س ا ك م ر ب ح ب ل ا ر و ب ل ي ا اد ف س ف ل ر ا ه ظ

عون ج ر م ي ه ل ع ( 41) ل

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan

tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari

(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Rusaknya lingkungan akibat mikroplastik yang terjadi oleh ulah manusia

telah tersurat pada ayat di atas. Pencemaran mikroplastik di lingkungan

bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan untuk selalu menjaga

lingkungan, karena lingkungan merupakan penunjang kehidupan semua makhluk

hidup. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bagaimana manusia harus menjaga

lingkungan pada surat Al-A’raf ayat 56:

ن يب م ر ق ت الل م ح ن ر إ ا ع م ط ا و ف و وه خ ع اد ا و ه ح ل ص د إ ع ض ب ر ل وا في ا د س ف ل ت و

ين ن س ح م ال

Page 22: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

10

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)

memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan

diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat

dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT menegaskan kepada umat

manusia agar tidak membuat kerusakan di muka Bumi salah satunya dengan

menjaga lingkungan. Segala hal yang diciptakan oleh Allah SWT di muka bumi

harus dipergunakan dengan sebagaimana mestinya dan penuh tanggung jawab.

2.4. Octopus sp. (Gurita)

Gurita adalah moluska laut yang termasuk ke dalam kelas Cephalopoda.

Umumnya bentuk tubuh dari gurita agak bulat atau bulat pendek, tidak

mempunyai sirip. Bentuk kepala dari gurita ini sangat jelas dengan sepasang mata

yang sangat kompleks sehingga gurita mempunyai penglihatan yang sempurna

dan dikelilingi pada bagian depannya (anterior) oleh lengan-lengan (Reid &

Ropper, 2005). Lengan gurita berjumlah delapan dan dilengkapi dengan selaput

renang (membran) yang terletak di celah-celah pangkal lengan. Pada beberapa

jenis, panjang lenganlengan sama, tetapi pada jenis-jenis lain beberapa lengan

dapat memiliki panjang dua atau tiga kali dari panjang lengan-lengan yang lain.

Pada gurita cangkang terdapat di dalam tubuh, dan merupakan tempat perlekatan

otot-ototnya. Bagian bawah dari tubuh gurita terdapat lubang-lubang seperti

corong yang dinamakan siphon. Siphon ini berguna untuk mengeluarkan air dari

dalam tubuhnya (Almonacid et al., 2009).

Taksonomi dari gurita adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia, Filum :

Moluska, Kelas : Cephalopoda, Ordo : Octopoda, Famili : Octopodidae, Genus :

Octopus, Spesies : Octopus vulgaris (Reid & Ropper, 2005). Gurita termasuk

kedalam predator aktif yang memangsa ikan, udang, cephalopoda, dan lainnya

(Oliveira et al., 2020). Gurita hidup pada wilayah demersal atau di dasar perairan

(Setyohadi et al., 2016). Gurita hidup di kedalaman 130 m yang ditemukan pada

wilayah pesisir hingga kedalaman 100 m. Gurita bermigrasi ke perairan yang lebih

dangkal selama musim kawin dan pada saat malam hari untuk mencari makan

Page 23: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

11

(Tehranifard & Dastan, 2011).

Gurita terdistribusi dan ditemukan pada wilayah perairan di lapisan paling

atas kolom perairan dengan kedalaman 0 - 200 m dan memiliki ukuran tubuh dari

kecil hingga sedang di sebagian besar lautan dunia dan aktif mencari makan pada

malam hari (nocturnal) (Gestal et al., 2019). Gurita menggunakan tentakel dan

lengannya untuk menangkap mangsanya dan menghisap dengan batil penghisap

untuk melemahkan mangsa agar dapat dimasukkan kedalam mulut (Rochman et

al., 2013). Gurita merupakan penghuni dasar berbagai habitat, termasuk berbatu,

substrat berpasir, berlumpur, lamun, rumput laut, dan terumbu karang. Gurita

adalah perenang yang lebih lambat dari pada cumi-cumi. Spesies besar seperti

Octopus latimanus, S. officinalis, dan S. pharaonis hidup pada kedalaman yang

lebih dangkal (Reid & Ropper, 2005). Habitatnya berkisar dari daerah batas air

surut terendah di pantai hingga kedalaman 200 meter. Beberapa spesies juga

memiliki kebiasaan untuk bermigrasi secara musiman sebagai respon terhadap

perubahan suhu dan agregat ke perairan yang lebih dangkal pada waktu pemijahan

(Reid & Ropper, 2005).

Gurita merupakan salah satu komoditas unggulan ekspor hasil perikanan di

Indonesia sebesar 120 ribu ton sejak tahun 2012-2017 (KKP, 2018). Gurita di

dunia juga relatif stabil jumlah hasil tangkapannya sejak 2008 yaitu sebesar 300

ribu sampai dengan 350 ribu ton (Gestal et al., 2019). Manfaat untuk manusia

yang terdapat pada gurita diantaranya adalah sebagai salah satu biota yang

diminati untuk dikonsumsi karena nilai pasar yang tinggi, mengandung protein

tinggi, dan lemak tak jenuh serta tintanya dapat digunakan sebagai obat, pewarna,

dan cat (Gestal et al., 2019). Gurita memiliki peran ekologis dalam rantai makanan

sebagai predator dan juga mangsa bagi sejumlah organisme antara lain mamalia

laut seperti lumba-lumba, paus, dan anjing laut serta ikan besar seperti hiu (Reid

& Ropper, 2005)

Gurita di Indonesia ditemukan beberapa jenis dengan nama lokal yang

berbeda-beda diantaranya adalah Octopus latimanus atau koral, dan Octopus

esculenta atau pasir. Jenis Octopus sp. merupakan tangkapan dominan dari

nelayan Muncar, Banyuwangi (Setyohadi et al., 2016). Tangkapan pada daerah

Page 24: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

12

laut Arafuru yang menggunakan trawl dengan dominan tangkapan gurita Octopus

sp. sebesar (6,53%), Octopus smithi, Octopus brevimana, Octopus apama,

Octopus elliptica, Octopus papuensis (Tirtadanu & Suprapto, 2016). Selain itu, di

perairan Sulawesi Utara terdapat habitat dari Octopus latimanus yang

menempatkan telur pada karang yang memiliki kerapatan serta celah yang sempit

untuk melindungi dari arus air laut (Pratasik et al., 2017).

Page 25: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

13

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Februari 2020. Penelitian ini

dilakukan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta dan di Pusat

Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini dilakukan di 2 titik lokasi yang ditentukan untuk pengambilan

sampel Octopus spp. yaitu di Timur Pulau Pramuka dan Barat Pulau Pramuka

(Gambar 3).

Gambar 3. Lokasi Penelitian di Pulau Pramuka

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah alat tulis, jaring, Current

meter, Dissolved Oxygen (DO) meter, Geographic Positioning System (GPS), pH

meter, refractometer, secchi disk, plastik sampel, cooling box, alat bedah, gelas

beaker, hotplate, batang pengaduk, cawan petri, kaca objek, cover glass, pipet

Legenda

Barat Pulau Pramuka

Timur Pulau Pramuka

Page 26: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

14

tetes, cawan petri, oven, kamera, dan mikroskop cahaya. Bahan yang digunakan

untuk penelitian ini adalah Aquadest, HNO3 68%, larutan garam jenuh, alkohol

96%, dan Gurita yang didapatkan.

3.3. Cara Kerja

3.3.1. Teknik Pengambilan Sampel

Tahap pertama pengambilan sampel gurita perlu dilakukan survei lokasi

untuk mengetahui di mana sampel gurita didapatkan. Penentuan titik lokasi

pengambilan sampel gurita diambil dengan metode purposive sampling yaitu

pengambilan sampel berdasarkan habitat gurita. Lokasi penangkapan gurita

diperoleh dari informasi yang diberikan masyarakat melalui wawancara. diperoleh

dengan menangkap di 2 titik yaitu di Wilayah Barat Pulau Pramuka dan Wilayah

Timur Pulau Pramuka menggunakan jaring. Gurita yang didapatkan kemudian

dilihat jenis kelaminnya dengan memeriksa hektokotilus pada lengan keempat,

Pengukuran faktor fisika kimia dilakukan pengulangan sebanyak 3x di bagian

barat dan timur.

Sampel Octopus spp. diambil dalam kurun waktu 2 bulan yaitu, bulan

Januari – Februari 2020. Sampel gurita yang didapatkan diidentifikasi berdasarkan

Chepalopod of the world (Reid & Ropper, 2005). Identifikasi gurita berdasarkan

bentuk tubuh, warna dasar tubuh, ciri-ciri tanda spesifik seperti garis dan spot.

Panjang total (TL) gurita kemudian diukur dengan menggunakan penggaris dari

mulai mantel kepala sampai ujung tentakel, untuk dianalisis menggunakan regresi

linier dengan jumlah mikroplastik pada saluran pencernaan. Sampel gurita

disimpan di dalam cooling box yang sudah berisi es dengan kisaran suhu 10-20 °C

agar sampel tetap segar untuk proses preparasi.

3.3.2. Isolasi Mikroplastik

Teknik untuk mengisolasi mikroplastik pada gurita dilakukan melalui

beberapa tahapan diantaranya adalah isolasi mikroplastik bagian permukaan tubuh

gurita, diseksi, dan homogenisasi jaringan pencernaan dengan bahan kimia

(Lusher et al., 2017). Alat yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu

Page 27: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

15

menggunakan alkohol 70% untuk mengurangi kontaminasi mikroplastik. Tahapan

tersebut meliputi :

1) Isolasi Mikroplastik Bagian Permukaan tubuh Gurita

Isolasi mikroplastik bagian permukaan tubuh gurita dilakukan dengan cara

melakukan penyiraman seluruh tubuh dengan larutan garam jenuh sebanyak

20 ml . Kemudian Cairan sampel didiamkan selama 24 jam agar mikroplastik

naik ke permukaan cairan sampel. Kemudian cairan tersebut diambil

menggunakan pipet tetes sebanyak 1 ml pada permukaan sampel Diseksi

(pembedahan)

2) Diseksi dilakukan untuk organ target yang akan diamati kandungan

mikroplastiknya. Pembedahan Gurita pada bagian organ usus. Kemudian,

dilakukan pembedahan menggunakan alat bedah. Lalu, dipisahkan bagian

usus. Penimbangan pada masing-masing organ dilakukan menggunakan

timbangan analitik yang dicatat hasil timbangannya dalam satuan gram (g).

Penyimpanan sementara pada cawan petri dalam kondisi tertutup untuk

menghindari kontaminasi dari mikroplastik di udara.

3) Peleburan Usus Gurita

Pemisahan mikroplastik dari usus dilakukan dengan bahan pengoksidasi yang

kuat untuk bahan biogenik menggunakan HNO3. Hal ini di karenakan HNO3

terbukti 98% dapat menurunkan berat jenis bahan organik (Claessens , 2013).

Organ pencernaan direndam dalam HNO3 (70%) dengan perbandingan 1:5 dari

berat organ (gram) terhadap HNO3 (ml) yang ditaruh pada botol fido berbeda,

dan kemudian dipanaskan dengan hotplate pada suhu 60 °C di lemari asam.

Suspensi diencerkan menggunakan NaCl (larutan garam jenuh) dengan

perbandingan 1:1 volume HNO3 terhadap NaCl (ml).. Kemudian sampel

didiamkan selama 24 jam agar partikel kurang padat seperti mikroplastik yang

terdapat pada organ usus terpisah naik ke permukaan sampel. Kemudian cairan

tersebut diambil menggunakan pipet tetes sebanyak 1 ml pada permukaan

sampel, dan dilakukan 3x pengulangan pada masing-masing sampel.

Page 28: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

16

3.3.3 Identifikasi Mikroplastik

Identifikasi mikroplastik yang telah melalui tahapan isolasi menggunakan

mikroskop cahaya pada perbesaran 400x menggunakan mikroskop Olympus BX

50 dengan perbesaran 10x pada setiap sampel bagian permukaan tubuh dan usus

Octopus sp. yang dilakukan dengan 3x dengan menarik garis mengikuti arah

bentuk mikroplastik pada setiap partikel yang ditemukan. Identifikasi

mikroplastik berdasarkan bentuk, ukuran, dan warna pada partikel mikroplastik.

Bentuk mikroplastik dibagi menjadi fiber, fragmen, dan pellet (Jiang et al., 2018).

Sampel diletakkan pada kaca preparat lalu diamati. Selanjutnya, mikroplastik

yang teridentifikasi dihitung menggunakan mikroskop dengan penglihatan dan

dicatat setiap bentuk yang ditemukan serta didokumentasikan.

3.3.4 Analisis Data

Mikroplastik yang ditemukan pada permukaan tubuh dan usus

diklasifikasikan berdasarkan bentuk mikroplastik yang dianalisis secara deskriptif.

Kelimpahan Mikoplastik disajikan sebagai partikel/ml3 dihitung dengan rumus

(Masura, et al., 2015):

Jumlah mikroplastik

Kelimpahan Mikroplastik = Volume sampel

x 100%

Analisis data untuk melihat hubungan antara berat, panjang, jumlah

mikroplastik pada saluran pencernaan dan permukaan tubuh menggunakan uji

korelasi berganda Pearson. Analisis korelasi berganda Pearson menggunakan

perangkat lunak Minitab 19 yang sudah berlisensi.

Page 29: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Faktor Fisika Kimia di Perairan Pulau Pramuka

Pulau Pramuka termasuk ke dalam zona permukiman dan pemanfaatan.

Aktivitas manusia dapat mempengaruhi kondisi lingkungan perairan secara

langsung maupun tidak langsung. Hasil pengukuran faktor fisik kimia perairan ini

tersaji dalam Tabel 1.

Tabel 1. Faktor fisika kimia perairan Pulau Pramuka

Parameter Timur Barat

Parameter Timur Barat

Suhu (oC) 28,7 27,9 Kedalaman (m) 0,5 0,4

Salinitas (‰) 35 35 Arus (m/s) 0 0

DO (mg/l) 12,6 6,2 Kecerahan (%) 0 0

pH 7,3 7,2 Substrat pasir pasir

Hasil pengukuran suhu pada lokasi penelitian tergolong dalam kondisi

normal antara 27,9 - 28,7°C (Tabel 1). Menurut Brown et al., (2020). Suhu

optimum untuk metabolisme O. cyanea berkisar antara 24 - 28°C. Gurita jenis C.

indicus dan C. taiwanicus memiliki suhu optimum yaitu antara 25 - 29°C (FAO

species catalogue, 1993). Berdasarkan Kepmenlh No. 51 tahun 2004, bahwa nilai

oksigen terlarut yang baik bagi organisme perairan adalah >5 mg/L. Menurut

Effendi (2003) turut mendukung Kepmenlh No. 51 tahun 2004, yang mengatakan

bahwa hampir semua organisme akuatik menyukai pada kondisi oksigen terlarut

>5 mg/L. Jika dilihat dari hasil pengukuran, maka kondisi oksigen terlarut pada

perairan masih baik.

Hasil pengukuran salinitas pada lokasi penelitian tergolong dalam kondisi

normal berkisar antara 34,6 - 35‰. Salinitas umumnya pada gurita berkisar antara

29 – 33 ‰ ,namun gurita dapat beradaptasi dengan cara merubah kepadatan dan

bentuk dari sel darah merah ketika keadaan salinitas yang tinggi (Brown et al.,

Page 30: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

18

2020). Pengukuran derajat keasaman (pH) pada lokasi penelitian tergolong dalam

kondisi normal. Kisaran optimal yang ditentukan oleh Kepmenlh No. 51 tahun

2004 yang mengemukakan bahwa umumnya organisme perairan baik hidup pada

kisaran keasaman perairan laut antara 7.2 – 7.3 (Tabel 1). Menurut Pörtner (2001)

umumnya gurita hidup pada pH 7.4, salah satunya O. cyanea dan C. indicus.

Jenis substrat pada lokasi penelitian berupa pasir dengan campuran sedikit

lumpur (Tabel 1). Substrat tersebut sesuai dengan habitat gurita jenis C. indicus

dan C. taiwanicus merupakan gurita pasir yang tinggal pada kedalaman yang

dangkal dan sering mengubur dirinya ke dalam pasir. Pada jenis O. cyanea lebih

sering tinggal di daerah terumbu karang, namun mobilisasinya sering melewati

substrat berpasir (FAO species catalogue, 1993).

4.2 Kelimpahan Mikroplastik Gurita

Hasil penelitian didapatkan 10 individu dan 3 jenis gurita yaitu, Octopus

cyanea, Cistopus indicus, dan Cistopus taiwanicus. Dari ketiga jenis gurita

didapatkan 4 jenis kelamin betina dan 6 jantan. Gurita ditangkap di dua wilayah

perairan Pulau Pramuka yaitu, bagian Barat Pulau Pramuka atau wilayah dermaga

dan Timur Pulau Pramuka. Kelimpahan mikroplastik di saluran pencernaan dan

permukaan tubuh gurita ditampilkan dalam diagram pada Gambar 4.

Gambar 4. Kelimpahan mikroplastik tiap jenis gurita pada saluran pencernaan dan

permukaan tubuh gurita.

Mikroplastik dalam satuan partikel didapatkan di dalam saluran pencernaan

dan permukaan tubuh gurita pada semua jenis. Jumlah partikel mikroplastik yang

ditemukan di saluran pencernaan gurita pada penelitian ini sebanyak 3271

Page 31: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

19

partikel. Jumlah mikroplastik yang didapatkan pada ketiga jenis gurita disajikan

pada Tabel 2

Tabel 2. Jumlah individu, rata-rata mikroplastik dan panjang tubuh pada gurita

Jenis Gurita Jumlah

Individu

Rata-Rata Panjang

Tubuh (cm)

Rata-Rata Jumlah

Mikroplastik (Partikel)

Cistopus indicus 4 83,14 ± 48,8 164,6 ± 31,8

Cistopus taiwanicus 3 39,59 ± 47,7 175,5 ± 33,3

Octopus cyanea 3 63,57 ± 42,7 150,2 ± 23

Jumlah mikroplastik terbanyak ditemukan pada C. taiwanicus dengan rata-

rata mikroplastik yang ditemukan sebanyak 175,5 partikel (Tabel 2). Jenis O.

cyanea memiliki jumlah rata-rata mikroplastik terendah sebanyak 150,2 partikel

(Tabel 2). Jumlah partikel mikroplastik terbanyak pada 1 individu jenis C. indicus

sebanyak 200 partikel. Jumlah partikel mikroplastik terendah ditemukan pada 1

individu dari jenis C. taiwanicus sebanyak 113 partikel.

Jenis gurita C. taiwanicus biasanya ditemukan di kedalaman 1 – 75 meter

dan sering mengubur dirinya di dasar perairan yang memiliki sedimen yang halus

(FAO species catalogue, 1993). Jumlah mikroplastik pada saluran pencernaan

pada jenis C. taiwanicus paling tinggi dibandingkan dengan ketiga spesies lain

pada penelitian ini diduga disebabkan jenis ini sering mengubur dirinya di dasar

perairan dengan sedimen yang halus sehingga menyebabkan kontak mikroplastik

dengan gurita. Gurita jenis C. taiwanicus memangsa berbagai macam jenis

invertebrata benthic seperti udang, kepiting dan berbagai macam ikan yang lebih

kecil dari bukaan mulut gurita C. taiwanicus (FAO species catalogue, 1993).

Jenis gurita Octopus indicus ditemukan pada habitat yang memiliki sedimen

berupa pasir berlumpur ataupun sedimen lumpur. Gurita jenis C. indicus

ditemukan pada rentang kedalaman 0 – 50 meter di bawah permukaan laut (FAO

species catalogue, 1993). Berbeda dengan C. taiwanicus, jenis C. indicus lebih

memilih tempat dengan dasar perairan yang lembut dan rentang kedalaman yang

lebih rendah. Menurut FAO species catalogue (1993), gurita jenis C. indicus

memiliki jenis makanan berupa invertebrata benthic sama dengan gurita jenis C.

Page 32: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

20

taiwanicus, oleh karena itu jumlah mikroplastik tidak jauh berbeda pada kedua

jenis gurita ini.

Jenis gurita O. cyanea merupakan jenis gurita yang menempati wilayah

terumbu karang. Jenis gurita O. cyanea dapat ditemukan pada rentang kedalaman

1-100 meter di bawah permukaan laut pada wilayah terumbu karang dengan

substrat berbatu. Berbeda dengan gurita jenis C. taiwanicus dan C. indicus yang

menetap dan mengubur diri pada dasar perairan dengan sedimen, gurita O. cyanea

lebih cenderung aktif saat senja dan fajar di wilayah terumbu karang (FAO

species catalogue, 1993). Oleh sebab itu, jumlah mikroplastik di saluran

pencernaan pada O. cyanea memiliki jumlah mikroplastik yang berbeda dengan

C. taiwanicus dengan rata-rata 150,2 dan 175,5 partikel per individu (Tabel 2).

Perbedaan jumlah mikroplastik diduga oleh perbedaan jenis habitat

ditemukannya ketiga jenis gurita pada penelitian ini. Jenis gurita C. taiwanicus

dan C. indicus dapat ditemukan di dasar perairan yang tertutup sedimen dengan

O.cyanea yang ditemukan hanya pada wilayah terumbu karang. Gurita mudah

terkontaminasi oleh mikroplastik terutama dari perilaku memangsanya. Mangsa

dari gurita di habitatnya kebanyakan adalah invertebrata bentik, memungkinkan

kontaminasi mikroplastik dari sedimen yang secara langsung tertelan bersamaan

dengan mangsanya (Lusher et al., 2017).

Kondisi habitat pada lokasi penelitian mengindikasikan terdapat banyak

mikroplastik, karena ditemukan banyaknya sampah plastik di dasar perairan

terutama di wilayah dermaga Pulau Pramuka. Penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Mardiansyah et al., (2018), Sampah di Pulau Pramuka didominasi

oleh sampah plastik pada kedalaman 0 dan 10 m. Korelasi antara kelimpahan

mikroplastik dengan kepadatan populasi yang memiliki aktivitas manusia

menunjukkan hasil positif dan sudah dilakukan di berbagai lokasi (Browne et al.,

2011).

4.3 Bentuk Mikroplastik pada Gurita

Bentuk mikroplastik yang ditemukan pada penelitian ini yaitu mikroplastik

bentuk fiber, pellet, dan fragmen. Jenis mikroplastik seperti filamen dan pellet

dimasukkan kedalam kategori jenis mikroplastik fiber. Total mikroplastik yang

Page 33: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

21

ditemukan pada penelitian ini sebanyak 3271 partikel, dengan jumlah partikel

mikroplastik jenis sebanyak fiber 2514, partikel jenis pellet sebanyak 52, dan

partikel jenis fragmen sebanyak 705. Jumlah jenis mikroplastik di saluran

pencernaan dan permukaan tubuh pada ketiga jenis gurita ditampilkan dalam

bentuk grafik pada Gambar 5.

Gambar 5. Jumlah tiap bentuk mikroplastik pada gurita

Berdasarkan hasil pengamatan pada bagian permukaan tubuh, dan saluran

gurita didapatkan partikel mikroplastik dengan jumlah yang berbeda- beda. Total

mikroplastik pada permukaan tubuh sebesar 1579 partikel, dan sistem pencernaan

terkontaminasi mikroplastik paling banyak sebesar 1691 partikel. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa terjadinya kontaminasi dari lingkungan yang mengakibatkan

terdapatnya mikroplastik pada bagian permukaan tubuh maupun organ dalam pada

gurita.

Kontaminasi mikroplastik dapat disebabkan oleh beberapa faktor di

antaranya perilaku hidup gurita, rantai makanan, pencemaran pada wilayah

habitat, pergerakkan partikel mikroplastik pada perairan dan kontaminasi dari

bahan yang digunakan untuk pengawetan diantaranya es balok yang digunakan, air

ataupun melalui udara. Faktor lain juga dapat dikaitkan dengan produksi lendir

oleh sel mukosa pada kulit gurita bertekstur seperti lem yang terdapat pada

permukaan mantel, alat penghisap, dan bagian permukaan tubuh lain (Accogli et

al., 2017) yang memperbesar kemungkinan dapat melekat dan menumpuk partikel

mikroplastik di bagian permukaan tubuh gurita. Menurut Chan et al., (2019)

349

1210

20

356

1303

32

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

Fragmen Fiber PelletJum

lah

mik

rop

last

ik (

par

tike

l)

Saluran Pencernaan Luar TubuhPermukaan Tubuh

Page 34: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

22

bahwa pencemaran mikroplastik pada bagian luar hewan juga dapat berasal dari

kontaminasi sekunder terkait pada penyimpanan, penjualan, dan transportasi hasil

tangkapan yang dijual pada pasar pelelangan ikan. Lebih lanjut, EFSA (2016)

menyatakan bahwa konsumsi mikroplastik pada invertebrata laut terjadi karena

cara makan dan konsentrasi partikel pada daerah tersebut.

Kontaminasi mikroplastik yang ditemukan pada usus melalui rantai

makanan yang dimakan oleh gurita dan secara tidak langsung akan

mengkontaminasi gurita. Salah satunya disebabkan oleh partikel mikroplastik

yang menyerupai mangsa alami serta mangsa yang telah terkontaminasi oleh

mikroplastik. Partikel atau mangsa yang masuk melalui mulut, dan sampai

kebagian usus dapat menyebabkan usus gurita terkontaminasi dan akan

menghambat pencernaan sehingga menganggu kualitas hidup individu tersebut.

Menurut Priscilla et al., (2019), semakin besar makanan dan banyaknya air yang

masuk akan memperbesar partikel mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh

secara tidak sengaja dan dapat menempel pada saluran pencernaan biota laut yang

terkontaminasi. Pencemaran mikroplastik yang terdapat pada organ hewan

menimbulkan efek toksisitas pada organ. Sifat mikroplastik menyerap polutan

yang bersifat patogen, kandungan logam, mikroorganisme patogen, dan zat adiktif

(Bakir et al., 2014; Carson et al., 2013). Hasil penelitian Li et al, (2020) dengan

menggunakan Mytillus edulis, mikroplastik terpapar pada organ hati, ginjal, dan

usus menyebabkan efek buruk pada hati, gangguan energi, metabolisme lipid,

stres oksidatif dan respon neurotoksik.

Perilaku gurita yang hidup pada bagian demersal atau dasar perairan dapat

memperbesar kemungkinan tertelannya mikroplastik. Hal tersebut sesuai dengan

penelitian Koongolla et al., (2020) yang menunjukkan bahwa lingkungan hidup

mempengaruhi konsumsi mikroplastik dan ditemukan paling banyak pada biota

yang hidup di dasar perairan atau demersal dibandingkan biota pelagis.

Berdasarkan penelitian (Woodall et al., 2014) bahwa partikel mikroplastik lebih

banyak pada dalam laut dibandingkan dengan permukaan laut diantaranya pada

Samudra Atlantik, Laut Mediterania, dan Samudra Hindia. Lebih lanjut,

kontaminasi mikroplastik terjadi di biota demersal Platycephalus indicus dan

Page 35: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

23

Saurida tumbil pada bagian kulit, otot, insang, dan pencernaan (Abbasi et al.,

2018). Hal tersebut dikarenakan plastik dari berbagai sumber yang telah

mengalami fragmentasi akan menjadi mikroplastik dan terbawa ke lautan bebas.

Kemudian, akan mengalami pengendapan pada bagian dasar laut yang

dipengaruhi oleh berbagai kondisi fisik perairan di antaranya arus, angin dan

gelombang air laut. Pengendapan mikroplastik pada bagian dasar laut dapat

membahayakan biota demersal seperti gurita (Lei et al., 2018; Mistri et al., 2020).

Mikroplastik bentuk fiber mendominasi disetiap individu gurita ketiga

spesies yang didapatkan pada penelitian ini. Individu pada jenis C. taiwanicus

memiliki jumlah mikroplastik jenis fiber terbanyak yaitu 473 partikel, sedangkan

yang terendah yaitu pada individu jenis O. cyanea sebanyak 344 partikel.

Mikroplastik bentuk pellet paling sedikit ditemukan dibandingkan dengan

mikroplastik bentuk fiber dan fragmen. Mikroplastik jenis pellet ini tidak

ditemukan pada beberapa individu gurita yaitu pada 2 individu jenis gurita C.

indicus dan 1 individu jenis C. taiwanicus. Mikroplastik jenis fragmen

mengkontaminasi setiap individu gurita yang ditemukan, namun jumlahnya tidak

mendominasi seperti mikroplastik jenis fiber.

Mikroplastik bentuk fiber paling panyak ditemukan pada tiap individu gurita

yang didapatkan. Hal ini diduga disebabkan oleh perilaku gurita yang sebagian

besar hidupnya dihabiskan di dasar suatu perairan laut. Ketiga jenis gurita yang

didapatkan pada penelitian ini memiliki habitat yang berbeda tergantung pada

jenis sedimen yang disukai oleh masing-masing jenis gurita (FAO species

catalogue, 1993). Berdasarkan penelitian sebelumnya, jenis mikroplastik fiber

mendominasi pada Sephia pharaonis di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu

(Mardiansyah et al., 2021).

Page 36: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

24

Gambar 6. Bentuk mikroplastik yang ditemukan di saluran pencernaan gurita. A.

Fragmen (400 ×); B1. Fiber (400 ×); B2. Fiber (400 ×); C. Pellet (400

×)

Mikroplastik jenis fiber banyak berasal dari bahan polyamide, dan

polyethylene, yang berasal dari kegiatan perikanan berupa alat-alat pancing baik

dari tali pancing, jaring, dan pukat (Lusher et al., 2017). Mikroplastik jenis fiber

juga banyak berasal dari bahan polyester dan nilon, bahan ini berasal dari industri

pakaian berupa sisa-sisa benang, dan dari limbah rumah tangga bekas mencuci

pakaian yang masih mengandung beberapa benang pakaian yang terputus (Al-

Lihaibi et al, 2019). Mikroplastik jenis fiber memiliki densitas yang yang cukup

tinggi sehingga dapat berada didasar suatu perairan, sehingga dapat

mengkontaminasi biota seperti gurita secara langsung ataupun tidak langsung

melalui makanannya (Galloway et al, 2017). Oleh karena itu, mikroplastik jenis

fiber mendominasi di luar permukaan tubuh gurita pada penelitian ini.

Mikroplastik jenis fragmen banyak berasal dari bahan polyprophylene, dan

polyethylene seperti botol plastik, pembungkus makanan, dan berbagai peralatan

yang terbuat dari plastik. Mikroplastik jenis fragmen merupakan hasil degradasi

plastik yang berukuran besar dan memiliki berbagai macam bentuk seperti bentuk

Page 37: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

25

yang tajam meruncing, membulat dengan permukaan yang lembut, ataupun

dengan permukaan yang kasar (GESAMP, 2015). Mikroplastik jenis fragmen ini

memiliki berbagai macam densitas yang membuatnya mengapung di perairan

ataupun tenggelam di dasar perairan, sehingga mikroplastik ini dapat

mengkontaminasi berbagai macam biota baik yang bergerak bebas ataupun yang

berada di dasar perairan. Mikroplastik jenis fragmen dapat dengan mudah

mengkontaminasi ikan planktivorous yang menganggap mikroplastik jenis

fragmen adalah makanannya (Critchell & Hoogenboom, 2018). Mikroplastik jenis

fragmen ini diduga mengkontaminasi gurita melalui mangsanya yang memakan

biota bersifat planktivorous.

Mikroplastik jenis pellet ditemukan pada saluran pencernaan ketiga jenis

gurita pada penelitian ini. Mikroplastik jenis pellet berasal dari material mentah

industri plastik yang akan diolah melalui proses percetakan material (Mugilarasan

et al, 2015). Selain itu, mikroplastik jenis pellet berasal dari degradasi plastik

dengan sifat yang keras seperti polyprophylene (GESAMP, 2015). Mikroplastik

jenis pellet memiliki densitas yang tinggi sehingga tenggelam menyatu dengan

sedimen. Mikroplastik jenis pellet ditemukan didalam saluran pencernaan gurita

dapat disebabkan tertelan secara langsung saat memangsa ataupun secara tidak

langsung melalui makanannya yang terkontaminasi mikroplastik jenis pellet.

Mikroplastik jenis pellet tidak banyak ditemukan pada saluran pencernaan gurita

ketiga jenis yang didapatkan. Hal ini disebabkan banyaknya mikroplastik jenis

pellet tersapu kearah pantai, dilaporkan bahwa mikroplastik jenis pellet ini dapat

ditemukan diseluruh pantai di dunia (Holmes et al., 2012; Zhang et al., 2015).

4.4 Hubungan Parameter Panjang dan Berat Tubuh Gurita dengan Jumlah

Mikroplastik

Hasil identifikasi gurita yang didapatkan dari perairan Pulau Pramuka

sebanyak 10 individu dan terdapat 3 jenis gurita. Berat gurita yang ditemukan

berkisar antara 0.4 – 1.3 kg. C. indicus memiliki berat yang paling tinggi sebesar

1.3 kg, dan berat yang paling rendah yaitu 0.4 kg pada jenis C. taiwanicus. Selain

itu, panjang total tubuh yang ditemukan berkisar antara 27 – 95 cm.

Page 38: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

26

Berdasarkan hasil panjang dan berat yang gurita dapat dikaitkan dengan

adanya kontaminasi mikroplastik menggunakan uji korelasi. Hasil tersebut

menunjukkan nilai 0.007 bahwa pengaruh antara berat dan jumlah mikroplastik di

permukaan tubuh gurita sangat rendah dan pengaruh berat tubuh dengan

mikroplastik di saluran pencernaan tidak memiliki hubungan dengan nilai yang

ditunjukan yaitu -0.039. Hubungan antara panjang total jumlah mikroplastik pada

gurita menunjukkan nilai -0.245 dan -0.155 bahwa tidak ada hubungan antara

panjang total gurita dengan total jumlah mikroplastik yang ditemukan pada

saluran pencernaan dan luar permukaan tubuh. Hal ini dapat disebabkan karena

pola hidup yang dimiliki gurita sejak lahir sudah menjadi predator aktif (Dickel et

al., 2013). Konsumsi mikroplastik dapat dilihat dari faktor lain yaitu tergantung

dari seberapa banyak cemaran tersebut berada dalam habitat hidupnya. Menurut

penelitian sebelumnya bahwa panjang tubuh tidak memiliki hubungan dengan

konsumsi mikroplastik spesimen tetapi kuantitas mikroplastik dapat disebabkan

oleh tipe habitat dari biota yang diamati (Güven et al., 2017; Foekema et al., 2013;

Sbrana et al., 2020).

Page 39: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

27

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kelimpahan mikroplastik pada permukaan tubuh dan usus gurita didominasi

pada jenis Cistopus taiwanicus, sedangkan yang paling sedikit yaitu pada Cistopus

indicus. Bentuk mikroplastik yang ditemukan berupa fragmen, fiber dan pellet. Fiber

merupakan bentuk mikroplastik yang paling mendominasi pada semua jenis gurita.

Bentuk mikroplastik yang paling sedikit ditemukan yaitu pellet. Dari hasil analisis

korelasi pearson didapatkan bahwa tidak adanya hubungan antara panjang dan berat

tubuh tubuh gurita terhadap mikroplastik. Hal tersebut menunjukkan semakin

panjang dan berat tubuh gurita tidak menentukan banyak mikroplastik yang

ditemukan.

5.2. Saran

Perlu dilakukan pengujian lanjut terhadap partikel mikroplastik untuk

mengetahui adanya senyawa lain yang terdapat pada partikel mikroplastik yang

ditemukan. Perlu dilakukan penelitian mengenai dampak toksikologis secara

langsung terhadap biota laut dan manusia agar tercipta ketahanan dan keamanan

pangan pada biota laut. Perlu adanya pengurangan penggunaan plastik dalam

kehidupan sehari – hari, pembuangan sampah dan pengelolaan sampah yang benar

agar dapat tertangani dengan baik serta tidak mencemari perairan yang berujung ke

laut. Perlu adanya kajian mengenai standar polutan mikroplastik yang aman

terkandung pada biota laut yang dikonsumsi.

Page 40: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

28

DAFTAR PUSTAKA

Abbasi, S., Soltani, N., Keshavarzi, B., Moore, F., Turner, A., & Hassanaghaei, M.

(2018). Microplastics in different tissues of fish and prawn from the Musa

Estuary, Persian Gulf. Chemosphere, 205, 80–87.

Abidli, S., Lahbib, Y., & Trigui El Menif, N. (2019). Microplastics in commercial

molluscs from the lagoon of Bizerte (Northern Tunisia). Marine Pollution

Bulletin, 142, 243–252.

Accogli, G., Scillitani, G., Mentino, D., & Desantis, S. (2017). Characterization of the skin mucus in the common octopus Octopus vulgaris (Cuvier) reared paralarvae. European Journal of Histochemistry, 61(3), 204–214.

Ahmann, D., & Dorgan, J. R. (2007). Bioengineering for pollution prevention

through development of biobased energy and materials state of the science

report. Industrial Biotechnology, 3(3), 218–259.

Akkaynak, D., Allen, J. J., Mäthger, L. M., Chiao, C. C., & Hanlon, R. T. (2013).

Quantification of cuttlefish (Sepia officinalis) camouflage: A study of color and

luminance using in situ spectrometry. Journal of Comparative Physiology A:

Neuroethology, Sensory, Neural, and Behavioral Physiology, 199(3), 211–225.

Al-Lihaibi, S., Al-Mehmadi, A., Alarif, W. M., Bawakid, N. O., Kallenborn, R., &

Ali, A. M. (2019). Microplastics in sediments and fish from the Red Sea coast at

Jeddah (Saudi Arabia). Environmental Chemistry, 16, 641-650.

Almonacid, E., Solari, A., Santana-del-pino, A., & Castro, J. J. (2009). Sex

identification and biomass reconstruction from the cuttlebone of Sepia officinalis.

Journal Marine Biodiversity Records.

Andrady, A. L. (2011). Microplastics in the marine environment. Marine Pollution

Bulletin, 62(8), 1596–1605.

Bakir, A., Rowland, S. J., & Thompson, R. C. (2014). Enhanced desorption of

persistent organic pollutants from microplastics under simulated physiological

conditions. Environmental Pollution, 185, 16–23.

Barboza, L. G. A., Dick Vethaak, A., Lavorante, B. R. B. O., Lundebye, A. K., & Guilhermino, L. (2018). Marine microplastik debris: An emerging issue for food

security, food safety and human health. Marine Pollution Bulletin, 133, 336–348.

Bessa, F., Barría, P., Neto, J. M., Frias, J. P. G. L., Otero, V., & Sobral, P. (2018).

Occurrence of microplastics in commercial fish from a natural estuarine

environment Occurrence of microplastics in commercial fish from a natural

estuarine environment. Marine Pollution Bulletin, 128, 575–584.

Page 41: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

29

Batel, A., Linti, F., Scherer, M., Erdinger, L., & Braunbeck, T. (2016). Transfer of

benzo[a]pyrene from microplastics to Artemia nauplii and further to zebrafish via

a trophic food web experiment: CYP1A induction and visual tracking of persistent

organic pollutants. Environmental Toxicology and Chemistry, 35(7), 1656–1666.

Brown, A., Yani, A. H., Rengi, P., Hutauruk, R. M., Windarti., Granico, J., Sala, R.,

Dewanti, L. P., Khan, A. M. (2020). Effects of different operation time and

shape of octopus bubu on the total catch of octopus (Octopus cyanea). AACL

Bioflux, 13(4)

Browne, M. A., Galloway, T., & Thompson, R. C. (2007). Microplastik-an emerging

contaminant of potential concern?. Integrated Environmental Assessment and

Managemen,t 3, 559-566.

Browne, M. A., Dissanayake, A., Galloway, T. S., Lowe, D. M., & Thompson R. C.

(2008). Ingested microscopic plastik translocates to the circulatory system of

the mussel, Mytilus edulis (L.). Environment Science Technology, 42, 5026-

5031.

Browne, M. A., Crump, P., Niven, S. J., Teuten, E., Tonkin, A., Galloway, T. S., &

Thompson, R, C. (2011). Accumulation of microplastic on shrolines

worldwide: sources and sinks. Environmental Science Technology, 45(21),

9175-9179.

Carbery, M., O’Connor, W., & Palanisami, T. (2018). Trophic transfer of

microplastics and mixed contaminants in the marine food web and implications

for human health. Environment International, 115, 400–409.

Carson, H. S., Nerheim, M. S., Carroll, K. A., & Eriksen, M. (2013). The plastic- associated microorganisms of the North Pacific Gyre. Marine Pollution Bulletin,

75(1–2), 126–132.

Chan, H. S. H., Dingle, C., & Christelle. (2019). Evidence for non-selective ingestion

of microplastic in demersal fish. Marine Pollution Bulletin, 149, 110523.

Cole, M., Lindeque, P., Fileman, E., Halsband, C., Goodhead, R., Moger, J., &

Galloway, T. S. (2013). Microplastik Ingestion by Zooplankton. Enviromental Science & Technology, 47, 6646–6655.

Cole, M., Lindeque, P., Halsband, C., & Galloway, T. S. (2011). Microplastics as

contaminants in the marine environment: A review. Marine Pollution Bulletin,

62(12), 2588–2597.

Claessens, M., Cauwenberghe, L. Van, Vandegehuchte, M. B., & Janssen, C. R.

(2013). New techniques for the detection of microplastics in sediments and field

collected organisms. Marine Pollution Bulletin, 70(1–2), 227–233.

Critchell, K., & Hoogenboom, M. O. (2018). Effects of microplastic exposure on the

body condition and behaviour of planktonivorous reef fish (Acanthochromis

Page 42: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

30

polyacanthus). PLoS ONE, 13(3):e0193308.

De Sá, L. C., Oliveira, M., Ribeiro, F., Rocha, T. L., & Futter, M. N. (2018). Studies

of the effects of microplastics on aquatic organisms: What do we know and where

should we focus our efforts in the future? Science of the Total Environment, 645,

1029–1039.

Devriese, L. I., van der Meulen, M. D., Maes, T., Bekaert, K., Paul-Pont, I., Frère,

L.,… Vethaak, A. D. (2015). Microplastik contamination in brown shrimp

(Crangon crangon, Linnaeus 1758) from coastal waters of the Southern North

Sea and Channel area. Marine Pollution Bulletin, 98(1–2), 179–187.

EFSA CONTAM Panel (EFSA Panel on Contaminants in the Food Chain). (2016)

Presence of microplastics and nanoplastics in food, with particular focus on

seafood. EFSA Journal, 14(6), 4501.

Eriksen, M., Lebreton, L. C. M., Carson, H. S., Thiel, M., Moore, C. J., Borerro, J.

C., Ryan, P. G. (2014). Plastik Pollution in the World ’ s Oceans : More than 5

Trillion Plastik Pieces Weighing over 250,000 Tons Afloat at Sea. PLOS ONE,

9(12), 1– 15.

FAO Species Catalogue. (1993). Vol. 3. Cephalopods Of The World (Octopods and

Vampire Squids). An Annotated And Illustrated Catalogue Of Cephalopod

Species Known To Date. Rome: Food and Agriculture Organization.

Foekema, E. M., Gruijter, C. De, Mergia, M. T., Franeker, J. A. Van, Murk, A. J., & Koelmans, A. A. (2013). Foekema EM. Plastic in North Sea Fish. Environmenrtal

Science & Technology, 47, 8818–8824.

Frias, J. P. G. L., & Nash, R. (2019). Microplastics : Finding a consensus on the

definition. Marine Pollution Bulletin, 138, 145–147.

Galloway, T. S., Cole, M., & Lewis, C. (2017). Interactions of microplastic debris

throughout the marine ecosystem. Nature Ecology & Evolution, 1(5),0116.

GESAMP. (2015). Sources, fate and effects of MP in the marine

environment. (IMO/FAO/UNESCO-IOC/UNIDO/WMO/IAEA/UN/UNEP/UNDP

Joint Group of Experts on the Scientific Aspects of Marine Environmental

Protection)., 90, 96. Retrieved from www.imo.org

Gestal, C., Pascual, S., Guerra, A., Fiorito, G., & Vieites, J. M. (2019). Handbook of

pathogens and diseases in cephalopods. ANFACO-CECOPESCA and Regional

Ministry for Maritime Affairs.

Geyer, R., Jambeck, J. R., & Law, K. L. (2017). Production, use, and fate of all plastics

ever made. Science Advance, 3, 25–29.

Goldberg, E. D. (1995). The health of the ocean-a 1994 update. Chemical Ecology,

10, 3-8.

Page 43: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

31

Güven, O., Gökdağ, K., Jovanović, B., & Kıdeyş, A. E. (2017). Microplastic litter

composition of the Turkish territorial waters of the Mediterranean Sea, and its

occurrence in the gastrointestinal tract of fish. Environmental Pollution, 223, 286–

294.

Hassanpour, M., & Unnisa, S. A. (2017). Plastics; Applications, Materials, Processing

and Techniques. Plastik Surgery Mod Tech, 2017(02).

He, D., Luo, Y., Lu, S., Liu, M., Song, Y., & Lei, L. (2018). Microplastics in soils:

Analytical methods, pollution characteristics and ecological risks. TrAC - Trends in Analytical Chemistry, 109, 163–172.

Holmes, L. A., Turner, A., & Thompson, R. C. (2012). Adsorption of metal trace to

plastic resin pellets in the marine environment. Environmental Pollution, 160,

42-48.

InSWA (Indonesia Solid Waste Association). (2013). Indonesia solid waste

newsletter: untuk Indonesia lebih bersih edisi 2.

Jambeck, J. R., Geyer, R., Wilcox, C., Siegler, T. R., Perryman, M., Andrady, A., &

Law, K. L. (2015). Plastik waste inputs fron land into the ocean. Sciencemag.

347(6223).

Jiang, C., Yin, L., Wen, X., Du, C., Wu, L., Long, Y., Pan, H. (2018). Microplastics in

sediment and surface water of west dongting lake and south dongting lake:

Abundance, source and composition. International Journal of Environmental

Research and Public Health, 15(10), 1–15.

KKP. (2018). Produktivitas perikanan indonesia. Evaluasi Pelaksanaan Anggaran

Tahun 2017. Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Koelmans, A., Gouin, T., Thompson, R. C., & Arthur C. (2014). Plastics in the

marine environment: ET&C perspectives. Environmental Toxycology and

Chemistry, 33(1): 5-10.

Koongolla, J. B., Lin, L., Pan, Y. F., Yang, C. P., Sun, D. R., Liu, S., … Li, H. X.

(2020). Occurrence of microplastics in gastrointestinal tracts and gills of fish from

Beibu Gulf, South China Sea. Environmental Pollution, 258, 113734.

Lee, M., Lin, C., Chiao, C., & Lu, C. (2016). Reproductive Behavior and Embryonic

Development of the Pharaoh Cuttlefish, Sepia pharaonis (Cephalopoda :

Sepiidae) Reproductive Behavior and Embryonic Development of the Pharaoh

Cuttlefish, Sepia pharaonis (Cephalopoda : Sepiidae). Zoological Studies, 55(41).

Lei, L., Wu, S., Lu, S., Liu, M., Song, Y., Fu, Z., He, D. (2018). Microplastic particles

cause intestinal damage and other adverse effects in zebrafish Danio rerio and

nematode Caenorhabditis elegans. Science of the Total Environment, 619–620,

1–8.

Page 44: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

32

Li, L., Amara, R., Souissi, S., Dehaut, A., Duflos, G., Monchy, S. (2020). Impacts of

microplastics exposure on mussel (Mytilus edulis) gut microbiota. Science of the Total

Environment, 745,

Lusher, A., Hollman, P., & Mendozal, J. (2017). Microplastics in fisheries and

aquaculture: status of knowledge on their occurrence and implications for aquatic

organisms and food safety. In FAO Fisheries and Aquaculture Technical Paper,

615(2017), 1-147.

Masura, J., J. Baker., G. Foster dan C. Arthur. 2015. Laboratory Methods for the

Analysis of Micoplastics in the Marine Enviroment: Recomemendations for

quantifyign syntetic particles in waters and sediemnts. National Oceanic and

Atmospheric Administration, USA, 30 hlm.

Mardiansyah, Y., Banata, A. (2018). Distribusi dan jenis sampah laut serta

hubungannya terhadap ekosistem terumbu karang pulau pramuka, panggang, air,

dan kotok besar di kepulauan seribu jakarta. Scienctific Journal. 35(2), 91-102.

Mardiansyah, Y., Putri, Lily. S. E. (2021). Cuttlefish (Sepia pharaonis Ehrenberg,

1831) as a bioindicator of microplastik pollution. AACL Bioflux. 4(2)

Mistri, M., Scoponi, M., Granata, T., Moruzzi, L., Massara, F., & Munari, C. (2020).

Types, occurrence and distribution of microplastics in sediments from the

northern Tyrrhenian Sea. Marine Pollution Bulletin, 153, 111016.

Mugilarasan, M., Venkatachalapathy, R., & Sharmila, N. (2015). Occurrence of

microplastic resin pellets in sediments around Agatti island, India.

International Journal of Recent Scientific Research, 6, 7198-7201.

Nabhitabhata, J., & Nilaphat, P. (1999). Life Cycle of Cultured Pharaoh Cuttlefish , Sepia pharaonis Ehrenberg , 1831. Phuket Marine Biological Center Special

Publication, 19(1), 25–40.

Naji, A., Nuri, M., & Vethaak, A. D. (2018). Microplastics contamination in molluscs

from the northern part of the Persian Gulf. Environmental Pollution, 235, 113–

120.

Nelms, S. E., Barnett, J., Brownlow, A., Davison, N. J., Deaville, R., Galloway, T. S., Godley, B. J. (2019). Microplastics in marine mammals stranded around the

British coast: ubiquitous but transitory? Scientific Reports, 9(1), 1–8.

Oliveira, A. R., Sardinha-Silva, A., Andrews, P. L. R., Green, D., Cooke, G. M., Hall,

S., Sykes, A. V. (2020). Microplastics presence in cultured and wild-caught cuttlefish, Sepia officinalis. Marine Pollution Bulletin, 160, 1–6.

Plastic Europe. (2017). Plastics – the Facts 2017. Plastics Europe, Brussels, 44p.

Page 45: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

33

Pörtner, H. O. (2001). Temperature Effects on Hemocyanin Oxygen Binding in an

Antarctic Cephalopod. Biological Bulletin. 67-76

Pratasik, S. B., Marsoedi, Arfiati, D., & Setyohadi, D. (2017). Egg placement habitat selection of cuttlefish, Sepia latimanus (Sepiidae, Cephalopoda, Mollusca) in

North Sulawesi waters, Indonesia. AACL Bioflux, 10(6), 1514–1523.

Priscilla, V., Sedayu, A., & Patria, M, P. (2019). Microplastic abundance in the water,

seagrass, and sea hare Dolabella auricularia in Pramuka Island, Seribu Islands,

Jakarta Bay, Indonesia. Journal of Physics: Conference Series.

Reid, Jereb, P., & Roper, C, F, E. (2005). An Annotates And Illustrated Catalogue Of Species Known To Date. Food And Agriculture Organization Of The United

Nations (FAO), 1(4).

Revel, M., Châtel, A., & Mouneyrac, C. (2018). Micro(nano)plastics: a threat to human

health? Current Opinion in Environmental Science & Health, 1, 17–23.

Rochman, C. M., Tahir, A., Williams, S. L., Baxa, D. V., Lam, R., Miller, J. T., … Teh,

S. J. (2015). Anthropogenic debris in seafood: Plastik debris and fibers from

textiles in fish and bivalves sold for human consumption. Scientific Reports, 5, 1–

10.

Rochman, N., Haeruddin., & Afiati, N., (2013). Studi morfometri dan faktor kondisi

sotong (Sepiella inermis: orbigny, 1848) yang didaratkan di PPI Tambaklorok,

Semarang. 2, 91–99.

Rosas-Luis, R. (2016). Description of plastik remains found in the stomach contents of

the jumbo squid Dosidicus gigas landed in Ecuador during 2014. Marine

Pollution Bulletin, 113(1–2), 302–305.

Sasikumar, G. (2013). Fishery and biology of pharaoh cuttlefish Sepia

pharaonis.,Central Marine Fisheries Research Institute, 7–10.

Sasikumar, G., Mohamed, K. S., & Bhat, U. S. (2013). Inter-cohort growth patterns of

pharaoh cuttlefish Sepia pharaonis (Sepioidea: Sepiidae) in Eastern Arabian Sea.

Revista de Biologia Tropical, 61(1), 1–14.

Sbrana, A., Valente, T., Scacco, U., Bianchi, J., Silvestri, C., Palazzo, L., Matiddi, M.

(2020). Spatial variability and in fl uence of biological parameters on microplastic

ingestion by Boops boops (L.) along the Italian coasts (Western Mediterranean

Sea). Environmental Pollution, 263, 114429.

Setyohadi, D., Sunardi, S., Mukhlis, N., & Nilam Cahya, C. (2016). Cuttlefish (Sepia

Spp) identification and biological analysis of a dominant cuttlefish species landed

in muncar, banyuwangi regency, east java. Research Journal of Life Science, 3(2),

109–118.

Sfriso, A. A., Tomio, Y., Rosso, B., Gambaro, A., Sfriso, A., Corami, F., Munari, C.

Page 46: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

34

(2020). Microplastik accumulation in benthic invertebrates in Terra Nova Bay

(Ross Sea, Antarctica). Environment International, 137, 105587.

Tehranifard, A., & Dastan, K. (2011). General morphological characteristics of the

Sepia pharaonis (cephalopoda) from Persian gulf, Bushehr region. International

Conference on Biomedical Engineering and Technology, 11, 120–126.

Thompson, R. C., Swan, S. H., Moore, C. J., & vom Saal, F. (2009). Our plastik age.

Philosophical Transaction of The Royal Society Biological Science B, 364,

1973-1976.

Tirtadanu, T., & Suprapto, S. (2016). Sebaran cumi-cumi (loliginidae ) dan sotong

(sepiidae) yang tertangkap trawl di laut arafura. Marine Resources Exploration

and Management, 77–81.

Wang, W., Gao, H., Jin, S., Li, R., & Na, G. (2019a). The ecotoxicological effects of

microplastics on aquatic food web , from primary producer to human : A review.

Ecotoxicology and Environmental Safety, 173, 110–117.

Wang, W., Ge, J., & Yu, X. (2019b). Bioavailability and toxicity of microplastics to

fish species: A review. Ecotoxicology and Environmental Safety, 109913.

Woodall, L. C., Sanchez-Vidal, A., Canals, M., Paterson, G. L. J., Coppock, R., Sleight,

V., … Thompson, R. C. (2014). The deep sea is a major sink for microplastic

debris. Royal Society Open Science, 1(4).

Zhang, K., Shi, H., Peng, J., Wang, Y., Xiong, X., Wu, C., & Lam, P. K. S. (2018).

Microplastik pollution in China’s inland water systems: A review of findings,

methods, characteristics, effects, and management. Science of the Total

Environment, 630, 1641–1653.

Zhou, Q., Zhang, H., Fu, C., Zhou, Y., Dai, Z., & Li, Y. (2018). The distribution and

morphology of microplastics in coastal soils adjacent to the Bohai Sea and the

Yellow Sea Geoderma The distribution and morphology of microplastics in

coastal soils adjacent to the Bohai Sea and the Yellow Sea. Geoderma, 32, 201–

208.

Page 47: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

35

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi gurita

Lampiran 2. Jumlah Bentuk Mikroplastik Pada Setiap Jenis Gurita

Fragmen

(Partikel)

Fiber

(Partikel)

Pellet

(Partikel)

Cistopus indicus 87 393 15

Cistopus taiwanicus 159 473 5

Octopus cyanea 103 344 0

Cistopus taiwanicus

Cistopus indicus

Octopus cyanea

Jenis Gurita

Bentuk Mikroplastik

Page 48: Pencemaran Mikroplastik Pada Gurita Octopus spp. di ...

36

Lampiran 3. Hasil Korelasi Pearson