PENCEGAHAN CEDERA PADA PEMAIN BADMINTON DI NGASEM

5
e ISSN: 2774-9754 Volume 1 Nomor 2, Mei Oktober 2021 28 Seminar Nasional Sosial, Ekonomi, Pendidikan, Penelitian, Pengabdian, dan Kesehatan PENCEGAHAN CEDERA PADA PEMAIN BADMINTON DI NGASEM Ahmad Nur Ridwan ¹, M. Agung Sultonul Afik ², Mohamad Dai 3 123 Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro, Jawa Timur, Indonesia e-mail: [email protected] , [email protected] , [email protected] Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis cedera dan pencegahannya yang dialami pemain badminton di Ngasem. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif kualitatif, dimana dalam proses pengambilan data menggunakan obervasi dan wawancara. Subjek penelitian ini adalah pemain badminton di Ngasem. Teknik pengumpulan data adalah dengan teknik survei. Teknik ini digunakan untuk mengungkapkan data jenis-jenis cedera dan pencegahannya yang dialami oleh pemain tersebut dengan peneliti turun langsung ke Ngasem untuk mewawancarai para pemain tersebut. Analisis data menggunakan kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah pada 10 pemain yang kami wawancarai, terjadi cedera engkel sebanyak 1 pemain, cedera pergelangan tangan 3 pemain, cedera paha 3 pemain, cedera bahu 2 pemain, cedera betis 1 pemain. Kelima cedera ini sering dialami pemain pada saat proses latihan. Berdasarkan hasil analisis dalam pencegahan cedera ini, para pemain dapat melakukan pemanasan yang baik dan benar agar terhindar dari cedera. Kata kunci : : Pencegahan, Cedera, Badminton Abstrak The purpose of this study was to determine the types of injuries and their prevention experienced by badminton players in Ngasem. This type of research used by researchers is descriptive qualitative research, in which the data collection process uses observations and interviews. The subjects of this study were badminton players in Ngasem. The data collection technique is a survey technique. This technique is used to reveal data on the types of injuries and their prevention experienced by these players with researchers going directly to Ngasem to interview these players. Data analysis using qualitative. The results of this study were that among the 10 players we interviewed, 1 player had ankle injuries, 3 players' wrist injuries, 3 players' thigh injuries, 2 players' shoulder injuries, 1 player's calf injury. These five injuries are often experienced by players during the training process. Based on the results of the analysis in preventing injury, the players can warm up properly and properly to avoid injury. Keywords: Prevention, Injury, Badminton.

Transcript of PENCEGAHAN CEDERA PADA PEMAIN BADMINTON DI NGASEM

e ISSN: 2774-9754

Volume 1 Nomor 2, Mei – Oktober 2021

28

Seminar Nasional Sosial, Ekonomi, Pendidikan, Penelitian, Pengabdian, dan Kesehatan

PENCEGAHAN CEDERA PADA PEMAIN BADMINTON DI NGASEM

Ahmad Nur Ridwan ¹, M. Agung Sultonul Afik ², Mohamad Dai3

123 Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro, Jawa Timur, Indonesia

e-mail: [email protected] , [email protected] , [email protected]

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis cedera dan pencegahannya yang

dialami pemain badminton di Ngasem. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah

penelitian deskriptif kualitatif, dimana dalam proses pengambilan data menggunakan obervasi dan

wawancara. Subjek penelitian ini adalah pemain badminton di Ngasem. Teknik pengumpulan data

adalah dengan teknik survei. Teknik ini digunakan untuk mengungkapkan data jenis-jenis cedera

dan pencegahannya yang dialami oleh pemain tersebut dengan peneliti turun langsung ke Ngasem

untuk mewawancarai para pemain tersebut. Analisis data menggunakan kualitatif. Hasil dari

penelitian ini adalah pada 10 pemain yang kami wawancarai, terjadi cedera engkel sebanyak 1

pemain, cedera pergelangan tangan 3 pemain, cedera paha 3 pemain, cedera bahu 2 pemain, cedera

betis 1 pemain. Kelima cedera ini sering dialami pemain pada saat proses latihan. Berdasarkan

hasil analisis dalam pencegahan cedera ini, para pemain dapat melakukan pemanasan yang baik

dan benar agar terhindar dari cedera.

Kata kunci : : Pencegahan, Cedera, Badminton

Abstrak

The purpose of this study was to determine the types of injuries and their prevention experienced

by badminton players in Ngasem. This type of research used by researchers is descriptive

qualitative research, in which the data collection process uses observations and interviews. The

subjects of this study were badminton players in Ngasem. The data collection technique is a survey

technique. This technique is used to reveal data on the types of injuries and their prevention

experienced by these players with researchers going directly to Ngasem to interview these players.

Data analysis using qualitative. The results of this study were that among the 10 players we

interviewed, 1 player had ankle injuries, 3 players' wrist injuries, 3 players' thigh injuries, 2

players' shoulder injuries, 1 player's calf injury. These five injuries are often experienced by

players during the training process. Based on the results of the analysis in preventing injury, the

players can warm up properly and properly to avoid injury.

Keywords: Prevention, Injury, Badminton.

e ISSN: 2774-9754 Volume 1 Nomor 1, November 2020 – April 2021

29

Seminar Nasional Sosial, Ekonomi, Pendidikan, Penelitian, Pengabdian, dan Kesehatan

PENDAHULUAN

Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang

populer dan banyak digemari masyarakat di Indonesia, bahkan di seluruh dunia.

Permainan ini menggunakan raket sebagai alat pemukul dan sutelkok sebagai objek

pukul, dapat dimainkan di lapangan tertutup maupun terbuka. Lapangan permainan

berbentuk empat persegi panjang yang ditandai dengan garis, dibatasi oleh net untuk

memisahkan antara daerah permainan sendiri danpermainanlawan.Permainanini bersifat

individual, dapat dimainkan satu orang lawan satu orang atau dua orang lawan dua orang.

Dapat dimainkan oleh putra, putri, dapat pula dimain-kan oleh pasangan campuran putra

dan putri.Bulutangkis merupakan permainan yang banyak menggunakan kemampuan

fisik dengan gerakan yang cepat dan pukulan keras yang dilakukan dalam waktu beberapa

detik di antara reli-reli panjang. (Ballou, 1998).

Keterampilan dasar yang diperlukan dalam bulutangkis di antaranya adalah cara

memegang raket, sikap berdiri, gerakan kaki, dan memukul satelkok(Davis, 1988)(Djide,

2000)(Grice, 1994). Dalam kaitannya dengan keterampilan dasar memukul satelkok,

seseorang sudah dapat bermain bulutangkis apabila dapat melakukan beberapa

keterampilan dasar teknik memukul satelkok, yang terdiri atas servis, lob, drive, netting,

dropshot, dan smash(Jian & Beng, 2000)(Wattanasin, 2000). Keempat jenis keterampilan

dasar teknik memukul satelkok tersebutdapat dilakukan dengan forehand maupun

backhand.Umumnya cedera yang paling sering terjadi pada olahraga

bulutangkis adalahakibat overusedan salah satu yang tersering adalah patellar

tendinitisatau biasa juga disebut patellar tendinosis, patellar tendinopathy, jumper’s

knee, Sinding Larsen Johansson disease (Hyman et al., 2008). Tendinitis patella adalah

jenis cedera Overuseyang biasa juga disebut patellar tendinosis, patellar

tendinopathy, jumper’s knee, Sinding Larsen Johansson disease (Hyman et al.,

2008). Cedera ini biasa dijumpai pada olahraga yang banyak melakukan

gerakan melompat dan berlari, atau melakukan gerakan melompat berlari yang

berulangulang yang menyebabkan munculnya inflamasi pada tendon patella.

Olahraga yang sering menjadi penyebab munculnya tendinitis patella

selain bulutangkis adalah olahraga bola basket, sepakbola, atletik, bola voli, tenis,

figure skaters, baseball, football, balap sepedaanggar dan lain lain.

Ada juga olahraga yang dapat menyebabkan terjadinya tendinitis patella

tanpa ada gerakan melompat yaitu olahraga angkat besi yang diakibatkan oleh

beban yang berlebihan saat mengangkat beban. Selain karena aktivitas

e ISSN: 2774-9754 Volume 1 Nomor 1, November 2020 – April 2021

30

Seminar Nasional Sosial, Ekonomi, Pendidikan, Penelitian, Pengabdian, dan Kesehatan

olahraga, tendinitis patella bisa juga diakibatkan bukan karena olahraga tapi

karena melakukan pekerjaan yang mengharuskan banyak mengangkat beban

seperti pekerja stok barang di toko. Tendinitis patella juga dapat disebabkan

oleh kondisi seperti pinggul yang terlalu besar, adanya pukulan pada lutut dan

telapak kaki yang rata dapat menjadi penyebab munculnya tendinitis

patella(Cluett, 2006). Istilah tendinitis patellapertama kali digunakan oleh Blazina et

alsebagai jumper’s kneepada tahun 1973, sedangkan Sindinglarson, Johansson dan

Millie yang pertama kali menjelaskan bahwa adanya tendinopati pada bagian insersi

yang ditemukan pada atlet yang secara skeletal (Hyman et al., 2008).

METODE

Penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian Deskriptif Kualitatif,

dimana dalam proses pengambilan data menggunakan obervasi dan wawancara. Menurut

Moleong (2005), peneltian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, presepsi,

motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan cara

memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Subjek penelitian ini adalah atlet pelatnas NPC

Indonesia.

Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri atas

tes dan observasi:

1. Wawancara: dipergunakan sebagai sumber metode pengumpulan data penelitian

kualitatif.

2. Observasi: dipergunakan untuk menggali data tentang macam-macam cedera

olahraga dan penanganannya.Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian adalah alat perekam atau sound recording, kuesioner.

HASIL DAN PEMBAHASAN (70%)

Latihan fisik merupakan suatu kegiatan yang mempunyai resikoterjadi cedera

paling tinggi dibanding kegiatan yang lainnya. Potensi cedera akan semakin sering terjadi

ketika para pemain dituntut untuk melakukan latihan fisik yang cukup berat dan dalam

waktu latihan yang cukup lama. Sebagai seorang pemain perlu untuk mengetahui potensi

terjadinya cedera agar bisa melakukan pencegahan dikemudian hari. Pencegahan dapat

dilakukan dengan beberapa cara seperti memelihara peralatan dan fasilitas, melakukan

e ISSN: 2774-9754 Volume 1 Nomor 1, November 2020 – April 2021

31

Seminar Nasional Sosial, Ekonomi, Pendidikan, Penelitian, Pengabdian, dan Kesehatan

pemanasan yang cukup dan memberikan kontrol yang bagus terhadap pemain guna

mencegah cedera. Pemanasan yang baik dan benar dapat mengurangi resiko terjadinya

cedera. Sebagai seorang pemain juga harus mengetahui cara menangani cedera dengan

prosedur yang benar, sebab penanganan cedera yang tidak tepat dapat menambah cedera

semakin lebih parah.

Penanganan cedera sebaiknya dilakukan dengan segera. Ketika terjadi cedera

dilapangan pemain harus mengetahui bagaimana pertolongan pertama yang harus

diberikan kepada atlet seperti kompres es yang mempunyai tujuan untuk mengurangi rasa

nyeri.

Dari hasil observasi dan wawancara bisa dilihat cedera yang sering terjadi pada

pemain badminton di Ngasem. Untuk lebih mudah mengetahui cedera yang sering terjadi

pada masing-masing cabang olahraga dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Gambar 1. Diagram Jumlah Cedera Cabang Olahraga Badminton

Dari diagram diatas dapat dilihat Pada cabang olahraga badminton terjadi cedera

engkel sebanyak 1 pemain, cedera pergelangan tangan 3 pemain, cedera paha 3 pemain,

cedera bahu 2 pemain, cedera betis 1 pemain.

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa jenis cedera

yang sering terjadi pada pemain badminton di Ngasem adalah cedera pergelangan tangan

10%

30%

10%

30%

20%

macam2 cidera

cedera engkel cedera paha cedera betis

cedera prglngn tgn cedera bahu

e ISSN: 2774-9754 Volume 1 Nomor 1, November 2020 – April 2021

32

Seminar Nasional Sosial, Ekonomi, Pendidikan, Penelitian, Pengabdian, dan Kesehatan

dan cedera paha. Pemain dapat melakukan tindakan pencegahan cedera seperti melalukan

pemanasan sebelum latihan dimulai agar menurunkan potensi terjadinya cedera.

DAFTAR PUSTAKA

Ballou, R. (1998). Badminton for beginners. Brooks/Cole Publishing Company.

Cluett, J. M. D. (2006). Patellar Tendonitis: What is Patellar Tendonitis. Diunduh

dari http://orthopedics. about. com/cs/patella disorders/a ….

Davis, P. (1988). Play the Game: Badminton. Ward Lock.

Djide, T. (2000). Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis. Jakarta: Petaling Jaya,

MalaysiaPB. PBSI.

Grice, T. (1994). Badminton for the college Student. American Press.

Hyman, G. S., Malanga, G. A., & Alladin, I. (2008). Jumper’s Knee. Diunduh dari

http://emedicine. medscape. com/article/89569, pada.

Jian, H., & Beng, O. L. (2000). Basic Skills of Badminton. Sport Junction.

Wattanasin, C. (2000). Badminton a Simple Way, Badminton Booklet. London:

The IBF.