pencapaian prog kb nas semster i '08

26
PENCAPAIAN PROGRAM KB NASIONAL SEMESTER I TAHUN 2008 PROPINSI KALIMANTAN SELATAN BAB I PENDAHULUAN Jumlah Penduduk Kalimantan Selatan pada tahun 2007 sebesar 3.396.680 (SDKI 2007) terdiri dari laki-laki 1.700.790 (50,07%) dan perempuan 1.695.890 (49,93%). Dilihat dari luas wilayah 37.530,52 km maka kepadatan penduduk setiap 1 km sebesar 90 orang. TFR di Kalimantan Selatan pada tahun 2002 sebesar 3,0 dan pada tahun 2007 sebesar 2,6 terjadi penurunan sebesar 0,4 (SDKI 2007). Sedangkan laju pertumbuhan penduduk 1990/2000 = 1.42 dan tahun 2000/2007 = 1,97 (SDKI 2007) dan harapan hidup 2002 = 61,3 dan pada tahun 2007 terjadi kenaikan menjdadi 62 tahun. Pencapaian KB dilihat dari kelangsungan pemakaian alat kontrasepsi di bandingkan Pasangan Usia Subur pada 2002 sebesar 57,6 dan pada tahun 2007 naik menjadi 64,4, sedangkan unmet need KB tahun 2002 sebesar 9,3 dan pada 2007 turun menjadi 6,2 (SDKI 2007). Pencapaian program diatas tidak terlepas dari dukungan penyelenggaraan program KB dilapangan yang sangat menunjang proses operasionmal pelayanan program KB Nasional, serta telah dikeluarkannya Peraturan Menteri Dalan Negeri No : 13 tahun 2006 tentang pengelolaan keuangan Daerah telah nenetapkan program KB merupakan pelayanan social dasar. Hal ini dapat menjamin kelangsungan operasional pelayanan program di daerah. Keberadaan Penyuluh KB (PLKB/PKB) dan pelaksanaan Program KB yang digerakan oleh Institusi Masyarakat dan kader merupakan system kelembagaan yang ada di masyarakat, begitu pula FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 1

Transcript of pencapaian prog kb nas semster i '08

PENCAPAIAN PROGRAM KB NASIONALSEMESTER I TAHUN 2008

PROPINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB IPENDAHULUAN

Jumlah Penduduk Kalimantan Selatan pada tahun 2007 sebesar 3.396.680 (SDKI 2007) terdiri dari laki-laki 1.700.790 (50,07%) dan perempuan 1.695.890 (49,93%). Dilihat dari luas wilayah 37.530,52 km maka kepadatan penduduk setiap 1 km sebesar 90 orang.

TFR di Kalimantan Selatan pada tahun 2002 sebesar 3,0 dan pada tahun 2007 sebesar 2,6 terjadi penurunan sebesar 0,4 (SDKI 2007).

Sedangkan laju pertumbuhan penduduk 1990/2000 = 1.42 dan tahun 2000/2007 = 1,97 (SDKI 2007) dan harapan hidup 2002 = 61,3 dan pada tahun 2007 terjadi kenaikan menjdadi 62 tahun.

Pencapaian KB dilihat dari kelangsungan pemakaian alat kontrasepsi di bandingkan Pasangan Usia Subur pada 2002 sebesar 57,6 dan pada tahun 2007 naik menjadi 64,4, sedangkan unmet need KB tahun 2002 sebesar 9,3 dan pada 2007 turun menjadi 6,2 (SDKI 2007).

Pencapaian program diatas tidak terlepas dari dukungan penyelenggaraan program KB dilapangan yang sangat menunjang proses operasionmal pelayanan program KB Nasional, serta telah dikeluarkannya Peraturan Menteri Dalan Negeri No : 13 tahun 2006 tentang pengelolaan keuangan Daerah telah nenetapkan program KB merupakan pelayanan social dasar. Hal ini dapat menjamin kelangsungan operasional pelayanan program di daerah.

Keberadaan Penyuluh KB (PLKB/PKB) dan pelaksanaan Program KB yang digerakan oleh Institusi Masyarakat dan kader merupakan system kelembagaan yang ada di masyarakat, begitu pula keberadaan Bidan Desa Plindes, Posyandu dapat menjdadi pelengkap dalam perluasan jangkauan pelayanan KB.

Pelayanan KB terhadap keluarga yang tergolong keluarga pra sejahtera dan KS I alasan ekonomi tetap menjadi perhatian khusus, karena mereka ini mendapatkan pelayanan dan alat kontrasepsi gratis.

FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 1

Pencapaian Kontrak Kinerja 2008 Propinsi Kalimantan Selatan Sebagai Berikut :

BAB II

FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 2

KONDISI SAAT INI

Berbagai kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang yang ditemui pelaksanaan Program KB Nasional pada semester I tahun 2008 adalah sebagai berikut :

A. KEKUATAN

BIDANG KB-KR

1. Kelembagaan Program KB Di Kabupaten/Kota.

Kelembagaan di Kalimantan Selatan dari 13 Kabupaten/Kota, yang sudah mendapatkan PERDA sebanyak 12 Kabupaten/Kota dalam bentuk pada umumnya Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB dan yang belum mendapatkan PERDA Kabupaten/Kota masih dalam proses.

Kelembagaan Program KB ini sangat penting untuk mengendalikan Program dan mendapatkan dukungan keuangan dari APBD II.

Disamping itu komitmen Pemerintah terhadap Program KB Nasional juga semakin tinggi, hal ini tercermin pada Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 yang telah menetapkan Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera menjadi urusan wajib Pemerintah Kabupaten/Kota, dan pada RKP 2008 untuk pertama kalinya dalam era informasi ini Revitalisi Program KB menjadi salah satu prioritas Pembangunan Nasional yang dilaksanakan dengan berhasil.

2. Akses Pelayanan KB

Tersebarnya jumlah tempat pelayanan KB seperti pada Rumah Sakit 19 buah, Klinik KB 323 buah, dokter Praktek Swasta 265, Bidan Praktek Swasta 1.411 dan tersedianya alkon mandiri di apotik, toko-toko obat serta adanya pelayanan KB Mobil memberikan kemudahan pelayanan kepada para akseptor adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan sekaligus menjamin kelangsungan pemakaian kontrasepsi yang tersebar dan merata diseluruh Desa/Kelurahan.

3. Rata-rata Punya Anak 3 Orang

Sebelum Program KB di laksanakan jumlah anak pada keluarga antara 4 sampai 6 orang, pada saat ini rata-rata jumlah anak pada keluarga antara 2 sampai 3 orang (SDKI 2007, 2,6).

Dalam kehidupan keseharian di masyarakat perasan malu sudah mulai tumbuh bila punya anak lebih dari 3 orang, apalagi bila di dukung keadaan ekonomi

FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 3

yang belum memadai, maka secara tidak langsung mendorong masyarakat untuk mengatur kelahirannya dengan menggunakan pemakaian alat kontrasepsi.

4. Dukungan TOGA, TOMA, LSM

Pelaksanaan Program Keluarga Berencana tidak akan berhasil dengan baik apabila tidak melibatkan seluruh komponen masyarakat.

Tokoh agama, tokoh masyarakat dan lembaga sosial masyarakat merupakan komponen yang berada di masyarakat mempunyai pengaruh yang sangat besar dan menentukan akan keberhasilan Program KB.

Dalam pelaksanaan Program KB TOGA, TOMA, LSM selalu dilibatkan dalam kegiatan mulai dari pemahaman Program KB sampai pada kegiatannya seperti para KUA/Penghulu dalam melaksanakan akad nikah juga diadakan nasehat perkawinan di dalamnya tersisipkan informasi tentang masalah KB dan sebagainya.

Kemitraan dalam pelaksanaan KB ini perlu ditingkatkan terus sesuai dengan Visi yaitu Seluruh Keluarga Ikut KB dan Grand Strategi I menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam Program KB.

Di Kabupaten/kota keterlibatan toma, toga dan LSM dalam program KB sudah terbina sejak lama dan akan berlanjut sampai masa yang akan datang.

5. Dukungan Dana

Dana yang tersedia untuk pengelolaan Program KB di Tk. Provinsi dan Kab/Kota yang bersumber dari APBN berjumlah 17.702.300.000, sedangkan dana yang dikelola Kab/Kota yang bersumber dari dana APBD tahun 2008 berjumlah Rp. 14.161.865.000,-

6. Persediaan Alkon

Pelaksanaan program KB sangat tergantung dengan persediaan alkon yang disediakan untuk akseptor keluarga Pra Sejahtera alkon yang disediakan untuk akseptor keluarga Pra Sejahtera dan KS I. Untuk itu BKKBN Propinsi telah menyalurkan alkon ke Kab/Kota untuk bulan Juni 2008 yaitu :1. IUD : 8.417 buah2. Pil : 247.179 cycle3. Kondom : 22.011 (lusin)4. Suntikan : 65.171 vial5. Implant : 2.231 set

FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 4

Sedangkan untuk pemakai alkon Propinsi masih tersedia :1. IUD : 1.150 2. Pil : 1.207.000 cycle3. Kondom : 988 (lusin)4. Suntikan : 47.500 vial5. Implant : 5.100 set

BIDANG KS-PK

A. Kekuatan

1. Jaringan kelembagaan program KB di lini lapangan dalam bentuk PPKBD dan Sub PPKBD dapat membantu pelaksanaan program KB termasuk pemberdayaan keluarga, disamping itu IMP sebagai perpanjangan tangan PLKB juga sebagai penggerak KB Nasional di desa

2. Petugas Lapangan KB (PLKB) sebagai penggerak partisipasi masyarakat di desa dan di kecamatan merupakan ujung tombak pelaksanaan program-program di lapangan dan telah mendapat pembekalan melalui berbagai pelatihan dan orientasi

3. Pemberdayaan ekonomi keluarga melalui kelompok UPPKS.Jumlah kelompok UPPKS sampai dengan bulan juni 2008 sebanyak 1320, jumlah keluarga pra sejahtera dan KS I yang jadi anggota UPPKS 19.982 keluarga sedang yang pinjam modal sebanyak 10.439 keluarga dan yang berusaha sebanyak 12.391 keluarga.Kelompok UPPKS yang mendapatkan bantuan sosial sampai dengan tahun 2008 sebanyak 99 kelompok dari BKKBN Pusat sebesar Rp.432.500.000, dalam DIPA Propinsi Kalimantan Selatan tahun 2007 sebanyak 19 kelompok sebesar Rp.95.000.000. dan tahun 2008 berjumlah 29 kelompok sebesar Rp.145.000.000 sedangkan kerjasama dengan perum pegadaian Banjarmasin telah diberi bantuan modal usaha sebanyak 11 kelompok sebesar Rp.110.000.000.-

4. Pembinaan ketahanan keluarga dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang potensial sejak pembuahan dalam kandungan hingga lanjut usia. Kekuatan program ini pelaksanaanya melalui pendekatan keluarga dalam kelompok bina-bina keluarga (BKB.BKR,BKL) yang ada minimal 1-2 kelompok per kecamatan.

5. Program peningkatan kualitas lingkungan keluarga mempunyai keunggulan untuk merubah prilaku dan sikap keluarga untuk dapat menerapkan hidup sehat,harmonis dan mampu mengelola lingkungan di sekitarnya menjadi lingkungan yang kondusif

B. KELEMAHAN

FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 5

BIDANG KB-KR

1. Belum semua Remaja mendapatkan informasi KRR.

Remaja berumur antara 10 – 24 tahun, di Indonesia yang berusia remaja sebanyak 28,64% dari jumlah penduduk.

Menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN) jumlah penduduk Indonesi pengguna Narkoba adalah sekitar 3.200.000 orang (1,5% dari jumlah penduduk) dan 78% dari pengguna narkoba tersebut adalah remaja berumur 20 – 29 tahun.

Issu Triad KRR (Seksualitas, HIV/AIDS, NAPZA) seperti tersebut diatas merupakan issu yang sangat aktual saat ini memerlukan perhatian semua pihak. Apabila kasus remaja ini di biarkan, sudah barang tentu akan merusak masa depan remaja, masa depan keluarga dan masa depan bangsa.

Untuk merespon masalah tersebut agar Program KRR bisa di ketahui seluruh remaja melakukan sosisalisi masalah KRR melalui sekolah, kelompok remaja, LSM, TOMA dan TOGA serta memperluas jaringan informasi dan rujukan pelayanan kesehatan reproduksi remaja melalui PIK KRR.

Dari 147 Kecamatan yang ada saat ini baru 95 kelompok PIK KRR berarti belum semua Kecamatan mempunyai PIK KRR aktif, di samping itu sesuai SDKI 2007 di Kalimantan Selatan remaja yang mengetahui informasi KRR hanya 60% sedangkan secara nasional sudah mencapai 70%, hal ini kurang intensif sosialisasi.

2. Kontrasepsi Program Di Manfaatkan Orang Mampu.

Kebijakan Pemerintah karena keterbatasan anggaran maka kontrasepsi yang diadakan Pemerintah hanya di peruntukan bagi keluarga Pra Sejahtera dan KS I alasan ekonomi terkecuali kondom dan IUD bisa digunakan untuk semua lapisan masyarakat. Kenyataan yang ditemukan di lapangan masih ada keluarga yang tergolong mampu memanfaatkan atau menggunakan jatah alat kontrasepsi bagi orang Pra Sejahtera dan KS I alasan ekonomi, terutama ditemui pada kegiatan-kegiatan momentum.

Pada umumnya keluarga yang tergolong Pra Sejahtera dan KS I alasan ekonomi ini jauh dari tempat pelayanan KB dan malas datang ketempat pelayanan KB maupun pelayanan mobil karena malu dan tidak mau meninggalkan pekerjaan hariannya.

Namun demikian penggarapan masalah ini tetap menjadi prioritas kegiatan, karena bila keluarga Pra Sejahtera dan KS I ini tidak ber KB akan menambah

FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 6

jumlah anaknya sementara keadaan ekonomi rumah tangganya cukup memprihatikan.

3. Rendahnya Pemakaian Kontrasepsi MEE

Berdasarkan laporan umpan balik pelayanan kontrasepsi, pencapaian peserta KB baru sampai bulan Juni 2008 sebesar 56.534 akseptor yang tergolong Metode Efektif Efisien (MEE) hanya 3.986 atau 7,05% yaitu IUD 603 (1,06%), MOW 190 (0,34%), MOP 13 (0,22%) dan Implant 3.180 (5,63%).

Tingkat keterlindungan kehamilan pada kontrasepsi MEE sangat tinggi di bandingkan kontrasepsi non MEE Rendahnya partisipasi masyarakat dalam penggunaan kontrasepsi MEE di karenakan sudah terbiasa memakai Pil dan Suntikan sementara IUD merasa malu sewaktu pemasangannya dan kontap belum mendesak karena masih ada pilihan kontrasepsi lainnya.

BIDANG KS-PK

1. Kuantitas PKB/PLKB berkurang dikarenakan masa kerja telah usai dan alih peran dalam jabatan struktural sehingga akan berpengaruh terhadap kesinambungan program di lapangan apalagi petugas lapangan tersebut akan membawa program lain di desa maka beban kerja bertambah berat.

2. Menurunnya kinerja petugas lapangan karena dukungan oprasional dan adanya perbedaan tunjangan jabatan di masing-masing kabupaten/kota .

3. Kualitas institusi masyarakat pedesaan masih rendah karena sudah lama dan ada pergantian kader yang baru

4. Kegiatan bina-bina keluarga belum berjalan dengan baik karena

Pemahaman dan kesadaran orang tua memampaatkan kegiatan bina-bina keluarga tempat memperoleh informasi

Peran serta masyarakat dan institusi masyarakat menurun sehingga sehingga sulit mencari kader

Ketrampilan PLKB dan kader dalam membina keluarga tidak meningkat karena kurang pembinaan

Materi penyuluhan dan bahan pendukung terbatas

5. Rendahnya pemahaman kualitas lingkungan keluarga khususnya kesehatan keluarga dis harmoni dalam keluarga yang secara umum berdampak pada

FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 7

kerusakan lingkungan yang menyebabkan kerugian terhadap kehidupan manusia Rendahnya pemahaman juga menyebabkan hal-hal sebagai berikut

Semua sektor terkait belum memberikan dukungan kemitraan karena belum mengenal program PKLK

Sosialisasi kepada keluarga dan masyarakat tentang pentingnya PKLK belum optimal

Monitoring dan pembinaan serta pemampaatan pokja belum optimal

6. Lemahnya pendampingan bagi kelompok UPPKS dalam melakukan kegiatan ekonomi produktif .Kelemahan ini adalah belum mantapnya upaya-upaya pendampingan karena pengetahuan, sikap dan praktek para pembina PLKB,IMP dan LSM masih rendah dalam kaitan seluk beluk pemberdayaan ekonomi keluarga

7. Persyaratan dan prosedur masih memberatkan keluarga Pra Sejahtera dan sejahtera I dalam memenuhi kebutuhan dasar untuk sumber keuangan yang berasal dari perbankan ada bantuan sosial namun terbatas

8. Pemampaatan jenjang advokasi dan KIE belum optimal pada pendayagunaan media cetak dan elektronik sehingga menyebabkan rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan program KB

Pengembangan materi dan pemberdayaan media,leaflet,poster ,lembar balik dan lain-lain belum terlaksana dengan baik.

C. TANTANGAN

BIDANG KB-KR

1. Pencapaian KB Baru Pria Rendah

Berdasarkan laporan umpan balik pelayanan kontrasepsi, pencapaian peserta KB Baru Pria sampai bulan Juni 2008 sebesar 1.471 akseptor atau 2,60% dari total pencapaian 56.534 akseptor yaitu terdiri dari MOP 13 (0,02%) dan kondom 1.458 (2,58%).

Pencapaian KB Baru Pria beberapa tahun belakangan ini belum menunjukan adanya peningkatan yang signifikan, pada hal kegiatan-kegiatan cukup banyak di laksanakan dan melibatkan steak holder.

Ada anggapan di masyarakat masalah KB adalah masalah perempuan dan selama ini kegiatan-kegiatan KB banyak melibatkan perempuan sementara alat kontrasepsi bagi perempuan banyak pilihan, namun kontrasepsi bagi laki-laki terbatas hanya 2 (dua) pilihan yaitu kondom dan MOP sama-sama tidak

FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 8

menggembirakan yaitu kondom terasa kurang enak dan MOP belum mendesak.

2. Komitmen Dan Operasional Para Pelaksana Dan Pengelola KB Menurun.

Para pelaksana dan pengelola KB di lapangan semangatnya menurun dibandingkan dengan pelaksanaan program sebelum otonomi daerah.

Permasalahan ini dapat dilihat dari pelaksanaan rapat koordinasi Desa pada bulan Juni 2008 dilaksanakan hanya 970 atau 49,28% dari 1968 Desa/kelurahan dan kegiatan Tim KB Keliling dari Kecamatan ke Desa hanya 989 dari yang 1.968 Desa/Kelurahan atau 50,25% termasuk kurangnya kehadiran petugas lapangan pada kegiatan Posyandu ataupun kunjungan pada kelompok kegiatan dan institusi masyarakat.

Keadaan ini di picu rendahnya biaya operasional Kb, tidak semua Kabupaten/Kota tersedia rakor sedang Propinsi hanya dapat menyediakan rakor untuk 3 kali per tahun.

3. Tingginya Keluarga Pra Sejahtera Dan KS I

Berdasarkan laporan hasil pendataan keluarga tahun 2007. Jumlah keluarga Pra Sejahtera sebesar 75.273 dan Keluarga Sejahtera I sebesar 250.243, maka total keluarga Pra Sejahtera dan KS I berjumlah 325.516 atau 35,00% dari jumlah Kepala Keluarga 929.814.

Keluarga yang tergolong Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I pada umumnya mereka ini susah memenuhi kebutuhan dasar atau ekonomi rumah tangganya, tidak mempunyai pekerjaan dan penghasilan tetap, tingkat keterampilan dan pendidikannya rendah dan punya anak lebih dari 2 (dua).

Kondisi ini menjadi tantangan dalam penggarapan program KB untuk memberikan pengertian pemahaman dan merayu sehingga ber KB.

BIDANG KS-PK

1. Ratio PLKB tehadap desa binaan kurang memadai Pelaksanaan program ketahanan dan pemberdayaan keluarga sebagai bagian dari program KB sangat membutuhan pembinaan yang berkesinambungan dari PKB/PLKB di desa ,karena tergantung kewenangan daerah ada 1 PKB/PLKB harus membina 3-4 desa dan ada juga yang lebih,maka kedepan dalam meningkatkan sumber daya manusia dari keluarga sangat membutuhkan perhatian pemerintah daerah untuk mempertahankan dan rasio PKB/PLKB dimana 1 PKB/PLKB membina 1-2 desa

FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 9

2. Masih tingginya keluarga pra sejahtera dan sejahtera I menjadi perhatian pemerintahbaik Propinsi maupun Kabupaten/Kota untuk membantu agar keluarga ini bisa meningkatkan kesejahteraan melalui pemberdayaan ekonomi keluarga.

3. Promosi dan kualitas produk belum memenuhi standar. Jumlah kelompok UPPKS saat ini banyak namun belum di ikuti dengan peningkatan kualitas hasil produk yang di hasilkan. Hal ini berkaitan dengan kurangnya peningkatan kapasitas kelompok seperti magang, pelatihan dan belum memadai sarana produksi ,untuk peningkatan pemasaran diperlukan peningkatan kalitas produk.

4. Mendapatkan sumber modal Meningkatnya jumlah keluarga pra sjahtera dan KS 1 berdasarkan pendataan tahun 2007 sebayak 325.413 ,banyak lintas sektor terlibat dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan kemauan pemerintah juga pendukung, namun realisasinya belum sungguh-sungguh berpihak kepada keluarga pra sejahtera dan KS 1

Pengasuhan dan pengembangan anak belum menjadi perhatian. Upaya untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia potensial dimulai sejak dalam kandungan dan menjadi tanggung jawab penuh bagi orang tua dan anggota keluarga dengan melakukan pengasuhan dan pengembangan anak secara optimal. Namun kenyataan belum semua keluarga mengerti dan memahami karena kurangnya pengetahuan dan tidak tersedianya akses informas yang dibutuhkan.

D. PELUANG

BIDANG KB-KR

1. Kelembagaan Program KB Di Daerah

Seiring dengan Otonomi Daerah pelaksanaan program KB Nasional menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota dan sampai saat ini sudah terbentuk kelembagaan Program KB yang ada PERDA sebanyak 12 Kabupaten/Kota dan pada umumnya berbentuk Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB, sehingga menjadi peluang bagi keberlangsungan Program KB Nasional.

2. Sistem Operasional KB Nasional

Guna keberlangsungan Program KB Nasional pada Otonomi Daerah telah disusun sistem Program KB Nasional yang terdiri dari beberapa sub sistem.

FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 10

Dengan adanya sistem ini diharapkan Revitalisasi dan Operasional Pemberdayaan Kb sebagai bagian dari Program KB Nasional juga dapat berkesinambungan dan di laksanakan.

BIDANG KS-PK

1. Kesinambangan Program KB di DaerahSeiring dengan disentralisasi KB Nasional,sebagian besar pemerintah kabupaten/kota telah menyiapkan kelembagaan KB Nasional berdasarkan PP 38 dan PP 41 tahun 2007 ini menjadi peluang bagi keberlanjutan Program Ketahanan dan kejahteraan keluarga

2. Adanya sistem oprasional KB NasionalSistem ini diharapkan operasional Program Ketahanan dan kesejahteraan keluarga sebagai bagian dari KB Nasional juga dapat berlanjut dan dilaksanakan

3. Pemampaatan Institusi Jasa KeuanganPotensi jasa keuangan mikro sangat besar olah sebab itu bisa dimampaatkan sebagai lembaga yang menghubungkan penyandang dana dan perbankan dengan kelompok UPPKS.Tujuan pemampaatan potensi jasa keuangan ini adalah mengadakan pelayanan keuangan mikro kepada masyarakat miskin dengan prosedur mudah,bunga murah,tanpa agunan serta pendampingan mobilisasi dana dari para anggota maupun masyarakat

Komitmen pemerintah dan masyarakat terhadap pogram pemberdayaan keluarga pada undang-undang no.10 tahun 1992 tentang pengambangan kependudukan dan keluarga sejahtera akan memjadi peluang bagi upaya perlindungan keluarga,maka masyarakat menyadari pentingnya keluarga sebagai subyek pembangunan.

BAB III

FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 11

ISU STRATEGIS OPERASIONAL

A. BIDANG KB-KR

Dalam pelaksanaan Program KB Nasional pada Semester II 6 (enam) bulan mendatang ada beberapa isu strategis operasional yang perlu di laksanakan seperti :

1. Mengurangi kontrasepsi program di manfaatkan orang mampu.

2. Meningkatkan jumlah peserta KB Pria keseluruh Desa/Kelurahan

3. Meningkatkan jumlah peserta KB MEE di seluruh Desa/Kelurahan

4. Meningkatkan informasi KRR kepada remaja seluruh Desa/Kelurahan.

5. Memperjuangkan kelembagaan Program KB berstatus Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB.

B. BIDANG KS-PK

1. Kesinambungan program ketahanan dan lingkungan keluarga belum optimal.

masih mengalami hambatan karena kesadaran dan pengetahuan orang tua dalam pengasuhan anak masih terbatas dan masih focus pada pengembangan intelektual saja Selain hal tersebut ketahanan keluarga akan terganggu karena remaja sebagai bagian dari keluarga mengalami permasalahan terhadap refroduksi sehat dan pengaruh NAFZA yang akan merusak masa depan.kemudian ini dapat dikatakan sebagai penyebab ketahanan keluarga yang ditandai dengan tidak berjalannya fungsi-fungsi keluarga,tekanan dan ganguan terhadap keharmonisan keluarga.Upaya peningkatan kualitas lingkungan keluarga yang merupakan kondisi yang kondusif dalam mewujudkan ketahanan keluarga baik bersifat fisik dan non fisik juga belum optimal ini disebabkan :

1) Masih terbatasnya komitmen,pemantapan koordinasi perlu melibatkan tokoh masyarakat, instansi terkait,LSOM,disamping itu kemitraan dan keterpaduan dengan lintas sektor juga masih sedang dirintis.

2) Mengingat pembentukan model PKLK sifatnya rintisan maka masih perlu banyak dukungan dari berbagai pihak untuk itu upaya yang diperlukan peran dari pemerintah daerah harus dioptimalkan dalam menjamin pelaksanaan PKLK di daerahnya

FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 12

2. Kesinambungan program pemberdayaan ekonomi keluarga

Ketahanan keluarga dalam asfek material antara lain dapat mempengaruhi kondisi konomi keluarga yang nantinya akan mempengaruhi daya beli keluarga termasuk emampuan membeli alat kontrasepsi dan obat, mencari pengetahuan dan ketrampilan hidup yang bermampaat bagi keluarga.

Pada umumnya keluarga pra sejahtera dan sejahtera I tidak memiliki akses terhadap sumber informasi dan pelayanan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui kegiatan usaha ekonomi produktif seperti UPPKS.Isu yang harus diperhatikan,minimnya komitmen terhadap pengembangan pemberdayaan keluarga,perapian data,sulit mendapatkan modal,pemasaran,belum memenuhi peningkatan kapasitas seperti pelatihan/pendampingan.

3. Kuantitas dan kualitas PKB/PKLB serta IMP menurun

Seiring dengan era desentralisasi dimana jumlah PKB/PLKB semakin berkurang disamping karena banyak PKB/PLKB yang alih peran dalam jabatan struktural pada instansi lain juga karena masa kerja yang telah usai dan ini berpengaruh terhadap pebinaan IMP dilapangan yang salah satu peran pentingnya sebagai penyalur ulang alat kontraspsi PIL dan Kondom sehingga tidak dapat berjalan sebagai mana mestinya.Hal ini berpengaruh pula terhadap pencapaian peserta KB untuk pembinaan kelestarian ber KB serta pebinaan prilaku reproduksi yang sehat bagi setiap keluarga.

4. Bervariasinya komitmen penentu kebijakan dan staekholder terhadap program KB Nasional.

Keberhasilan program KB Nasional selama ini antara lain adalah karena tingginya komitmen politik dan oprasional ,namun pada era desentralisasi dan otonomi daerah nampaknya komitmen dari berbagai kalangan terhadap program KB Nasional sangat bervariasi dan tidak prioritas, tergantung konsent dan kepentingan daerah masing-masing

Untuk penjabaran isu Strategis Operasional ini dapat dilihat lampiran A. Sedangkan lampiran B. Lis kegiatan yang terkait bidang KB dan KRR pada kegiatan Semester II, 6 (enam) bulan mendatang.

FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 13

LAMPIRAN A

FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 14

FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 15

LAMPIRAN B

FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 16

Lis Kegiatan Yang Terkait Bidang KB Dan KRR

Pada Kegiatan Semester II, 6 (Enam) Bulan Mendatang

A. Pengembangan dan Standarisasi Pelayanan

1. Kunjungan Tim Spesialis2. Pertemuan Tim Penjaga Mutu Pelayanan Kontap3. Pengembangan Pelaksanaan Pelatihan Bagi PKB/PLKB4. Operasional B P 4

B. Pengembangan Kapasitas Tenaga/SDM

5. Pelatihan Pro Bagi PKB/PLKB6. Pelatihan R/R Bagi PKB/PLKB7. TOT Pendidik Sebaya PIK KRR8. Orientasi KB Pasca Keguguran dan Persalinan bagi Pengelola KB9. Sosialisasi Bahaya HIV/AIDS bagi LSM tingkat Provinsi10. Promosi PAP SMEAR dan Deteksi Dini Kanker tingkat Propinsi bagi

Organisasi Wanita.11. Pemantapan Penggarapan KB Pria Kabupaten/Kota bagi pengelola

KB.12. Pengembangan Sistem Pelaporan KB melalui PELKON dan DALLAP13. Pengendalian Pendirian dan Pengembangan PIK KRR14. TKBK Propinsi ke Kabupaten/Kota15. TKBK Kabupaten ke Kecamatan16. TKBK Kecamatan ke Desa17. TKBK Kecamatan ke Kelurahan18. Jambore Kelompok PIK KRR19. KIE KRR melalui Radio dan Media Cetak

C. Operasionalisasi Pelayanan

20. Operasi Medis ( MOP dan MOW )21. Pemasangan dan Pencabutan Implant22. Komplikasi Berat23. Biaya Kegagalan24. Pemasangan IUD25. Rujukan26. Operasional Mobil Unit Pelayanan KB27. Operasional Posyandu28. Revitalisasi Program KB di Posyandu bagi Pengelola KB

Kabupaten/Kota.29. Pertemuan Pemantapan Program KB tingkat Desa.

FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 17

Lis Kegiatan Yang Terkait Bidang KS-PK

Pada Kegiatan Semester II, 6 (Enam) Bulan Mendatang

Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan untuk semester II tahun 2008

1. Ketahanan Keluarga

Pertemuan Evaluasi Bina Keluarga Balita (BKB) bagi Tim pokja propinsi dan pokja PKK kabupaten/kota bulan Agustus

Penilaian peningkatan prestasi/lomba pengelola BKB dan kelompok BKB dimulai dari tingkat kecamatan,kabupaten/kota pada bulan september sd oktober 2008 dan tingkat provinsi melaksanakan kunjungan lapangan ke kabupaten/kota yang masuk nominasi pada bulan Nopember

Pengiriman pemenang lomba kelompok BKB tingkat Nasional pada bulan Desember bertepatan dengan hari Ibu

2. Pemberdayaan keluarga

Pembinaan keluarga kelompok UPPKS Perapian data kelompok UPPKS Magang/orientasi pengelolaan administrasi dan usaha bagi pengurus kelompok

UPPKS Penyerahan bantuan dana sosial untuk usaha ekonomi produktif bagi akseptor

miskin yang tergabung dalam kelompok UPPKS dengan ketentuan sesuai dengan kretiria yang ditetapkan. Penyerahan bantuan sebanyak 29 kelompok dengan jumlah dana sebesar Rp.145.000.000.-

3. Pemberdayaan institusi masyarakat/kinerja PKB/PLKB

Melakasanakan kegiatan monitoring TMKK bersama-sama Aster korem ke kabupaten/kota

Jambore PKB/PLKB tingkat provinsi dan tingkat Nasional pada bulan Oktober Magang PKB/PLKB ke Yogja bulan Oktober Temu kader tingkat regional bagi IMP dan PLKB/PKB Penilaian KB lestari teladan 10,15 dan 20 tahun Melaksanakan kesatuan gerak PKK-KB-Kesehatan pada bulan Oktober-Desember Safari Ramadhan Bazar-pasar murah dan pelayanan KB-kesehatan bulan

September

FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 18

4. Advokasi dan KIE Publikasi program melalui media cetak lokal/surat kabar Liputan pers kegiatan TMKK,Review,PKK-KB-Kes Ekspose Bakohumas Pameran pembangunan hari jadi ke 58 dan HUT RI ke 63 Wisata pers dan kampanye program bulan Agustus Lomba pidato bagi generasi muda bulan Agustus

FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 19

BAB IV

P E N U T U P

Demikian alasan pelaksanaan Program KB Nasional di Propinsi Kalimantan Selatan pada Semester I dan selanjutnya menjadikan acuan pelaksanaan kegiatan Semester II mendatang tahun 2008 dalam rangka memenuhi kontrak kinerja Program KB Nasional dan perkiraan permintaan masyarakat lainnya sesuai amanah Rapat Kerja Daerah tahun 2008.

FILE : PENCAPAIAN PROG KB NAS SEMSTER I '08.doc 20