PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

19
PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS POLOKARTO PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: ERRA FERIANA J 200 130 043 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Transcript of PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

Page 1: PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI

KOMPLIKASI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI

PUSKESMAS POLOKARTO

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III

pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

ERRA FERIANA

J 200 130 043

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Page 2: PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

i

Page 3: PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

ii

Page 4: PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

iii

Page 5: PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

1

PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI

PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS

POLOKARTO

Erra Feriana, Supratman

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura

Email: [email protected]

Abstrak

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang dapat mengenai semua

organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan.Penyakit ini tidak

menular tetapi prevalensi semakin meningkat dari tahun ke tahun, Diabetes

melitus memerlukan pengelolaan yang tepat.Ada empat langkah pengelolaan

diabetes yaitu pengobatan, latihan fisik, edukasi dan perencanaan diet yang tepat.

Penderita diabetes melitus tipe 2 banyak yang menemui macam-macam kendala

dalam perawatan penyakitnya, terutama terkait dengan diet. Tujuan penulis adalah

membahas Diabetes Melitus dan asuhan keperawatannya.Teknik pengumpulan

data dilakukan penulis dengan metode deskriptif yaitu dengan wawancara,

observasi, dan studi kepustakaan. Lokasi pengambilan kasus oleh penulis adalah

di wilayah Puskesmas Desa Mranggen Polokarto pada tanggal 28 Maret sampai

tanggal 2 April 2016. Pengkajian dilakukan pada keluarga Tn. H yang mempunyai

penyakit gula sejak tiga tahun yang lalu, Tn. H tidak mengetahui gejalanya secara

pasti. Terdapat komplikasi yaitu hipertensi yang terjadi sejak tahun ke dua setelah

Tn. H mengetahui penyakitnya. Tn. H rutin melakukan cek gula darah tetapi

setiap hari Tn. H masih minum teh manis. Jika makan Tn. H mengurangi nasi

tetapi masih menambah nasi jika lauknya cocok. Pemeriksaan gula darah sewaktu

yang didapatkan adalah 163 mg/dl. Penulis menegakkan diagnosa

ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan defisit

pengetahuan. Rencana tindakan didiskusikan dengan keluarga, yaitu

penatalaksanaan diet untuk mengurangi komplikasi pada penderita diabetes

melitus. Pada hari Kamis tanggal 31 Maret 2016 melakukan pendidikan kesehatan

mengenai tanda dan gejala, komplikasi, diet diabetes melitus dan

mendemonstrasikan senam kaki diabetik. Tujuan jangka panjang, anggota

keluarga yang sakit mampu melaksanakan program terapeutik diet diabetes

melitus dengan respon psikomotor dengan standar pasien mampu menghindari

makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus. Sedangkan

tujuan dilakukan penyuluhan kesehatan, yaitu setelah dilakukan tindakan

keperawatan diharapkan anggota keluarga yang sakit mampu memahami tentang

Page 6: PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

2

penatalaksanaan diet pada penderita diabetes melitus, mampu mengerti penyebab

serta komplikasi diabtes melitus dengan respon verbal dengan standar anggota

keluarga mampu menyebutkan penyebab, komplikasi dan penatalaksanaan diet

pada diabetes melitus. Respon anggota keluarga terhadap tindakan yang dilakukan

baik. Keluarga kooperatif mampu menjelaskan kembali materi pendidikan

kesehatan yang sudah sampaikan.Keluarga mengatakan bersedia menerapkan diet

yang tepat pada Tn. H.

Kata Kunci: diabetes melitus, diet, pendidikan kesehatan, puskesmas polokarto,

keluarga

Page 7: PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

3

Abstract

Diabetes mellitus is a kind of disease which can interfere all organs of the body

and cause a variety of complaints. Diabetes mellitus is not an infectious disease,

however, the prevalence of this disease is increasing each year. This disease

require for the proper management. There are four steps in the management,

including diabetes treatment, physical exercise, education and right diet plan.

There have been many patients with diabetes mellitus type 2 who encounter many

kinds of obstacles during the treatment of the disease, especially problem

associated with diet. The author's purpose is to discuss diabetes mellitus and

nursing care. Here, the writer applied descriptive method as the the data collecting

techniques. It was obtained through interview, observation, and literature study.

The writer obtained the case from the regional area Polokarto health center service

on March 28th

to April 2nd

, 2016. The assessment was done to Mr.H’s family who

suffer from Diabetes since three years ago. Mr. H did not recognized the certain

symptoms of diabetes. There are complications of hypertension that occurred

since the second year after Mr. H knowing his illness.Mr. H regularly check his

blood sugar but every Mr. H is still drinking sweet tea everyday. When eating Mr.

H reduce the rice portion, but he sometimes eat with more portion of rice if he

likes the dish. Blood sugar tests obtained before management was 163 mg/ dl. The

writer diagnosed the patient as ineffective management of therapeutic program

due to patient’s lack of knowledge. The management plan was discussed with the

patient’s family, such as diet management to reduce complications in the patients

with diabetes mellitus. On Thursday, March 31st,

,2016, given health education

about signs and symptoms, complications, diet for diabetes mellitus and

demonstrated diabetic foot gymnastics. Long-term goals, a sick family member is

able to implement the program of therapeutic diet diabetes mellitus with

psychomotor responses to standard patients were able to avoid foods that should

not be consumed by people with diabetes mellitus . The term goals do health

education, after the implementation of nursing sick family members were able to

understand more about the management of diet in patients with diabetes mellitus,

alsoable to understand the causes and complications diabtes mellitus with verbal

responses and the standards of family members able to mention again about

causes, complications and treatment of diet on diabetes mellitus. The family

members has given a good response on the actions performed. The family were

cooperative and able to explain back the health education materials that has been

given. The family stated that they will implement proper diet for Mr. H.

Keywords: diabetes mellitus, diet, family, health education, health center service

Page 8: PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

4

1. PENDAHULUAN

Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis

dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi

karbohidrat (Price &Wilson, 2006).Menurut penelitian (Fatimah, 2015)

penderita diabetes yang mengalami gangguan glukosa sering mengeluh

mudah lapar, sering kencing, mudah lelah, kesemutan, sering merasa kebas di

tangan, mudah mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi mudah goyang atau

lepas.Pasien dengan kelainan toleransi glukosa ringan (gangguan glukosa

puasa dan gangguan toleransi glukosa) dapat tetap beresiko mengalami

komplikasi (Price & Wilson, 2006).

Komplikasi diabetes melitus diklasifikasikan menjadi akut dan

kronis.Yang termasuk dalam komplikasi akut adalah hipoglikemia, diabetes

ketoasidosis (DKA), dan hyperglycemic hyperosmolar nonketotic coma

(HHNC).Yang termasuk dalam komplikasi kronis adalah retinopati diabetic,

nefropati diabetic, neuropati, dislipidemia, dan hipertensi.Pada pasien dengan

diabetes melitus tipe 2, hipertensi bisa menjadi hipertensi esensial.Hipertensi

harus segera secepat mungkin diketahui dan ditangani secara agresif karena

bisa memperberat retinopati, nefropati dan penyakit maskular (Baradero,

Dayrit & Siswadi, 2009).

Menurut PERKENI (2006) pengelolaan diabetes ada 4 langkah yaitu

pengobatan, latihan fisik, edukasi dan perencanaan diet yang tepat.Penderita

diabetes melitus tipe 2 banyak yang menemui macam-macam kendala dalam

perawatan penyakitnya, terutama terkait dengan diet.Waspadji (2007)

menjelaskan, walaupun penderita sudah mendapatkan edukasi mengenai

perencanaan makan, lebih dari 50% penderita tidak melaksanakannya.Hal ini

diketahui karena kurangnya variasi makanan dan dukungan keluarga terhadap

diet yang diberikan, sehingga sebagian besar penderita diabetes tipe 2

mengalami kebosanan dalam melaksanakan program diet.

Dalam pengelolaan kontrol gula darah, perencanaan diet merupakan salah

satu kunci utama. Menurut Suyono (2006), meskipun riset dalam bidang

pengelolaan diabetes melitus telah mengalami kemajuan dengan

ditemukannya berbagai jenis insulin dan obat-obat mutakhir, pengobatan yang

paling utama pada penderita diabetes melitus adalah pengaturan diet yang

tepat, terutama pada diabetes melitus tipe 2. Tujuan penatalaksanaan diet

diabetes melitus adalah mencapai dan mempertahankan kadar gula darah,

lipid, berat badan, mencegah komplikasi akut dan kronis serta meningkatkan

kualitas hidup pasien diabetes melitus.

Estimasi terakhir International Diabetes Federation (IDF), pada tahun

2013 terdapat 382 juta orang yang hidup yang menderita diabetes melitus.

Diperkirakan pada tahun 2035 jumlah penduduk dunia yang menderita

Page 9: PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

5

diabetes melitus akan meningkat paling sedikit menjadi 592 juta orang

(Kemenkes RI, 2014). Data terbaru di tahun 2015 yang ditunjukkan oleh

PERKENI menyatakan bahwa jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia

telah mencapai 9,1 juta orang. Indonesia menempati peringkat ke lima teratas

diantara negara-negara dengan jumlah penderita diabetes melitus terbanyak di

dunia (PERKENI, 2015). Penyakit diabetes melitus di Indonesia menjadi

masalah kesehatan masyarakat yang sangat serius. Namun perhatian terhadap

penanganan diabetes melitus di negara berkembang masihkurang, terutama

tentang komplikasi yang ditimbulkan akibat diabetes melitus (Suyono, 2006).

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

prevalensi semakin meningkat dari tahun ke tahun, penyakit ini dapat

mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam

keluhan.Data yang penulis dapatkan dari SIMPUS puskesmas Polokarto

bahwa pada bulan Februari 2016 terdapat 16 orang yang menderita penyakit

diabetes.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk

menjadikan kasus diabetes melitus tipe II sebagai karya ilmiah mengenai

diabetes melitus di Puskesmas Polokarto”.

2. METODE

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode deskriptif. Menurut

Chandra (2008), penelitian deskriptif merupakan studi mengenai frekuensi dan

distribusi suatu penyakit pada manusia atau masyarakat menurut karakteristik

orang yang menderita (person), tempat kejadian (place), dan waktu teradinya

(time) penyakit.

Lokasi yang digunakan sebagai sumber pengambilan kasus diabetes

melitus ini di lakukan di wilayah Puskesmas Desa Mranggen Polokarto pada

tanggal 28 Maret sampai tanggal 2 April 2016. Penulis mendapatkan data-data

dengan cara sebagai berikut:

a. Wawancara

Data-data dikumpulkan dengan cara langsung melakukan wawancara

kepada klien dan wawancara kepada keluarga yang mengerti berbagai

informasi mengenai klien.

b. Observasi

Diakukan dengan cara pemeriksaan fisik kepada pasien yaitu dengan

pemeriksaan semua panca indra baik inspeksi, palpasi, perkusi maupun

auskultasi.

c. Studi kepustakaan

Penulis menggunakan sumber buku-buku dan jurnal ilmiah yang ada

kaitannya dengan permasalahan diabetes melitus untuk dijadikan sebagai

Page 10: PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

6

landasan teori dalam memberikan asuhan keperawatan maupun dalam

penulisan karya ilmiah tulis ini.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang asuhan keperawatan

keluarga yang dilakukan pada keluarga Tn. H mulai dari pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Menurut Muhlisin

(2012) yang termasuk tahapan pengkajian keluarga adalah identifikasi data

demografi dan sosio cultural, data lingkungan, struktur dan fungsi keluarga,

stress dan strategi koping yang digunakan keluarga, perkembangan keluarga.

Sedangkan yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai anggota

keluarga adalah pengkajian fisik, mental, emosi, sosial dan spiritual.

Pengkajian dilakukan pada hari Selasa tanggal 29 Maret 2016 pada

pukul 09.00 WIB di RT. 04, RW. 02 Sumber Rejo, Mranggen,

Polokarto.Pengkajian dilakukan pada keluarga Tn. H yang berusia 75

tahun.Tn. H adalah seorang pensiunan guru olahraga dengan pendidikan

terakhir SLTA.Tn. H tinggal bersama istrinya, yaituNy. S berusia 72 tahun

bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SLTP.Anaknya

yaitu Tn. K berusia 42 tahun, pekerjaan swasta dengan pendidikan terakhir

SLTP. Tn. K telah menikah dengan Ny. N yang saat ini berusia 40 tahun.Ny.

N bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SD.

Tn. H adalah anak ke dua dari empat bersaudara, sedangkan Ny. S

adalah anak tunggal. Tn. H dan Ny. S mempunyai enam orang anak yang

sudah menikah semua.Anak ke tiga Tn. H meninggal karena kecelakaan. Anak

ke lima tinggal dengan Tn. H bersama istrinya sedangkan anaknya yang lain

sudah bersama suami nya masing-masing.

Tipe keluarga Tn. H adalah extended family. Harmoko (2012)

menjelaskan extended family yaitu keluarga inti yang ditambah dengan sanak

saudara. Keluarga berasal dari suku Jawa semua dan menganut adat Jawa

sehingga tidak ada perbedaan adat.Seluruh anggota keluarga Tn. H dalam

kesehariannya berkomunikasi menggunakan bahasa jawa. Keluarga Tn. H

beragama Kristen yang taat beribadah. Kegiatan atau nilai agama yang

menurut keluarga Tn. H bertentangan dengan kesehatan tidak ada.

Status ekonomi keluarga Tn. H berkecukupan, pemasukan berasal dari

tunjangan pensiunan Tn.H dan juga hasil kerja anaknya. Pemasukan rata-rata

Rp. 4.600.000,- per bulan sedangkan pengeluaran rata-rata Rp. 1.022.000,- per

bulan. Keluarga Tn. H berada dalam tahap perkembangan yang terakhir yaitu

tahap keluarga usia lanjut. Keluarga sudah melaksanakan tugas perkembangan

keluarga yaitu mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan dan juga

mempertahankan keakraban suami istri dan anak-anaknya.

Page 11: PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

7

Tn. H tinggal di rumahnya sendiri dengan luas bangunan 99,8 m2, jenis

bangunan permanen dengan lantai semen. Sumber air yang digunakan sehari-

hari berasal dari sumur, kondisi air bersih, tidak berwarna, tidak berbau dan

tidak berasa.WC menggunakan angsa latrin dan terdapat septik tank. Ada

tempat sampah, sampah biasanya dikumpulkan di belakang rumah kemudian

dibakar. SPAL terbuka dialirkan di got belakang rumah. Jendela yang cukup

besar di ruang tamu dan di ruang tengah, sedangkan di kamar terdapat jendela

kecil. Ventilasi dan pencahayaan cukup memasuki ruangan. Pencahayaan pada

malam hari menggunakan lampu pijar.Denah rumah terdapat ruang tamu,

ruang keluarga, tiga kamar tidur, dapur, dan satu kamar mandi.

Keluarga tinggal di lingkungan yang padat penduduk tetapi cukup rapi

dan masih terdapat pepohonan disamping rumah.Tetangga umumnya adalah

orang jawa sehingga dalam kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan dalam

bekomunikasi, hubungan dengan tetangga sangat baik dan keluarga aktif

dalam kegiatan sosial.Keluarga Tn. H sudah tinggal di lingkungan komunitas

sejak 24 tahun yang lalu.Tn H biasanya keluar rumah bersama dengan istrinya

melatih kegiatan senam lansia dan kegiatan gereja.Sedangkan anaknya keluar

jika bekerja.Keluarga aktif berinteraksi dengan masyarakat.Tn. H termasuk

orang yang disegani di masyarakat karena keaktifannya.Keluarga Tn. H

berkumpul dengan keluarga besar ketika hari besar dan ketika ada acara

keluarga.Keharmonisan keluarga menjadi pendukung utama keluarga,

dukungan saling berkomunikasi setiap hari.Keluarga selalu menggunakan

komunikasi yang terbuka, jelas dan jujur.Terlihat Tn. H berbicara akrab dan

terlihat rukun dengan istri dan anaknya.Keluarga Tn. H lebih menekankan

pada kasih sayang dan kebersamaan untuk saling mendukung.

Menurut Harmoko (2012) tugas kesehatan dalam keluarga adalah

mengenal masalah kesehatan keluarga, membuat keputusan tindakan

kesehatan yang tepat, memberikan perawatan pada anggota keluarga yang

sakit, mempertahankan suasana rumah yang sehat dan menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada di masyarakat.Dalam pelaksanaan tugas kesehatan,

keluarga sudah mampu mengenal masalah. Dalam mengatasi masalah tersebut

Ny. S mengatakan bahwa bapak rutin melakukan cek gula darah. Setelah

keluar dari RS bapak disuruh memakai suntik insulin tetapi berhenti setelah

satu tahun karena gatal gatal. Setiap hari bapak masih minum teh dengan gula

tetapi saya kurangi gulanya karena kata dokter tidak boleh banyak- banyak

konsumsi gula dan jika bapak makan saya juga mengurangi nasi tetapi bapak

masih nambah nasi jika lauknya cocok dengan seleranya.

Ny. S merasa apa yang terjadi pada suaminya merupakan takdir karena

memang sudah tua. Setiap masalah yang terjadi tidak dibuat tegang agar tidak

stres. Ny. S mengatakan keluarga tidak pernah mengalami stres jangka

Page 12: PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

8

panjang karena setiap anggota keluarga menikmati hidupnya dan setiap ada

masalah selalu dibicarakan bersama. Keharmonisan keluarga menjadi

kekuatan dalam keluarga. Koping yang digunakan dalam menyelesaikan

masalah adalah diskusi dengan anggota keluarga dan berdoa kepada tuhan

karena keluarga Tn. H yakin bahwa tuhan akan memberikan jalan terang.

Tn. H mengatakan pernah dirawat di RS Jebres Surakarta selama 21

hari pada tahun 2013, sejak itu keluarga mengetahui bahwa Tn. H mempunyai

penyakit diabetes. Tn. H rutin melakukan cek gula darah setiap satu bulan

sekali. Hasil pemeriksaan gula darah terakhir pada tanggal 4 Februari 2016

yaitu gula darah puasa (GDP) 70 mg/dL, gula darah sewaktu (GDS) ≤125

mg/dL. Tn. H mengatakan mempunyai riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang

lalu. Tekanan darah Tn. H pernah mencapai 190/100 mmHg.

Menurut Tandra (2014) terdapat berbagai komplikasi karena diabetes

diantaranya: stroke, katarak, glaucoma, retinopati, gigi goyah, infeksi akar

gigi, hipertensi, penyakit jantung koroner kardiomiopati, mual, sebah,

konstipasi, infeksi saluran kemih, gagal ginjal, impotensi, kekuatan otot

berkurang, neuropati, kram, kesemutan, nyeri, infeksi, abses, dan gangren.

Pada Tn. H ditemukan komplikasi hipertensi yang terjadi pada tahun ke dua

setelah Tn. H mengetahui penyakit diabetes yang dialaminya.Menurut Nurarif

& Kusuma (2013) gejala yang lazim muncul pada penderita hipertensi yaitu

mengeluhkan sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah mual

muntah epitaksis dan kesadaran menurun.

Pada pemeriksaan fisik Tn. H tekanan darah 150/80 mmHg, nadi

92x/menit,tinggi badan 174 cm, berat badan 58 Kg, suhu 36,70C,pernafasan

18x/menit, rambut pendek, bercampur uban, pertumbuhan merata, kepala

mesocephal, pandangan mata sebelah kanan seperti berkabut, mulut bersih

gigi tanggal 2 pada bagian depan atas, hidung bersih tidak ada perubahan pola

nafas, telinga bersih pendengaran berkurang, tidak ada nyeri tenggorokan

maupun pembesaran kelenjar tiroid. Thorax simetris, suara nafas

vesikuler.Abdomen tidak ada nyeri tekan. Tn. H mengatakan sering BAK 15 x

pada malam hari. Kuku bersih dan pendek tidak ada kelainan pergerakan

sendi, genetalia tidak diperiksa.Pemeriksaan gula darah sewaktu yang

didapatkan adalah 163 mg/dl. Menurut Irianto (2015) kadar gula darah normal

pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL.

Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah

makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat

lainnya.

Menurut Smeltzer & Bare (2013), diagnosa keperawatan utama yang

lazim muncul pada pasien dengan diabetes mellitus mencakup perubahan

nutrisi yang berhubungan dengan peningkatan kadar hormon stres dan

Page 13: PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

9

gangguan keseimbangan pada pemberian insulin, makanan serta aktivitas

jasmani; resiko terputusnya integritas kulit yang berhubungan dengan

imobilitas dan penurunan sensibilitas (akibat neuropati); potensial kurang

pengetahuan tentang keterampilan perawatan mandiri.

Mubarak dan Chayatin (2009) menjelaskan diagnosa keperawatan

dianalisis dari hasil pengkajian terhadap masalah dalam tahap perkembangan

keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga,

koping keluarga baik yang bersifat aktual, risiko maupun sejahtera, dimana

perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan

keperawatan bersama-sama keluarga berdasarkan kemampuan dan sumber

daya keluarga. Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan komponen

diagnosis keperawatan yang meliputi problem atau masalah, etiologi atau

penyebab dan sign atau tanda yang selanjutnya dikenal dengan PES. Secara

umum faktor yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis keperawatan

keluarga adalah adanya ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman,

dan kesalahan persepsi); ketidakmauan (sikap motivasi); ketidakmampuan

(kurangnya keterampilan terhadap suatu prosedur atau tindakan, kurangnya

sumber daya keluarga, baik financial, fasilitas, sistem pendukung, lingkungan

fisik, dan psikologis).

Berdasarkan pengkajian, penulis menegakkan diagnosa ketidakefektifan

penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan defisit pengetahuan.

Hal ini didukung adanya data bahwa Tn. H mengatakan masih minum teh

manis setiap hari meskipun seharusnya tidak diperbolehkan untuk

mengkonsumsi gula. Menurut Tn. H tidak masalah jika mengkonsumsi gula

yang penting tidak terlalu banyak. Tn H jarang mengkonsumsi air putih karena

tidak suka, dan keluarga tidak mengetahui secara jelas apa penyebab dan

komplikasi diabetes mellitus.

Menurut hasil skoring yang didapatkan pada prioritas masalah

kesehatan.Mubarak & Chayatin (2009) menjelaskan bahwa ada empat kriteria

yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas masalah yaitu sifat masalah,

kemungkinan masalah dapat diubah, potensi masalah bila dicegah dan

menonjolnya masalah. Prioritas masalah yang didapatkan adalah

ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan

defisit pengetahuan, yaitu sifat masalah tidak sehat dengan skor tiga,

kemungkinan masalah dapat diubah sebagian dengan skor satu, potensial

masalah untuk dicegah cukup, dengan skor dua, sedangkan menonjolnya

masalah yaitu masalah dirasakan dan harus segera ditangani, dengan skor dua.

Dari kriteria-kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah skoring yang

didapatkan adalah tiga dua pertiga.

Page 14: PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

10

Asuhan keperawatan berfokus pada penatalaksanaan diet diabetes

melitus untuk mengurangi komplikasi. Menurut Almatsier (2006), diabetes

melitus jika tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan berbagai

komplikasi pada berbagai organ tubuh. Komplikasi diabetes dapat dikurangi

atau dicegah jika pengobatan diabetes cukup efektif untuk membawa kadar

glukosa ke dalam kisaran normal seperti yang diindikasikan pada pemeriksaan

hemoglobin glikat (Price & Wilson, 2006). Menurut penelitian yang dilakukan

oleh Risnasari (2014), jenis komplikasi yang banyak muncul pada penderita

diabetes melitus yaitu penyakit hipertensi. Hal ini didukung oleh penelitian

Darmansyah, Nursalam & Suharto (2013) bahwa penderita diabetes mellitus

selalu diikuti oleh kondisi hipertensi. Berdasarkan data pengkajian pasien

mempunyai riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu.Tandra (2014)

menjelaskan bahwa gula darah yang tinggi merusak dinding pembuluh darah,

baik pembuluh darah berukuran besar (arteri) maupun paling kecil

(kapiler).Dinding pembuluh darah menjadi kaku, keras, dan tebal sehingga

terjadi penyempitan pembuluh darah yang mengakibatkan aliran darah

berkurang, hingga akhirnya buntu.

Berdasarkan diagnosa yang telah ditetapkan, pada tanggal 29 Maret

2016 dilakukan rencana tindakan penatalaksanaan diet untuk mengurangi

komplikasi pada diabetes melitus.Menurut Mubarak & Chayatin (2009),

rencana keperawatan dibuat sesuai prinsip dengan melibatkan keluarga karena

perawat bekerja bersama keluarga bukan untuk keluarga. Tujuan jangka

panjang, anggota keluarga yang sakit mampu melaksanakan program

terapeutik diet diabetes melitus dengan respon psikomotor dengan standar

pasien mampu menghindari makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh

penderita diabetes melitus. Sedangkan tujuan dilakukan penyuluhan

kesehatan, yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan anggota

keluarga yang sakit mampu memahami tentang penatalaksanaan diet pada

penderita diabetes melitus, mampu mengerti penyebab serta komplikasi

diabtes melitus dengan respon verbal dengan standar anggota keluarga mampu

menyebutkan penyebab, komplikasi dan penatalaksanaan diet pada diabetes

melitus.

Rencana tindakan yang sudah didiskusikan dengan anggota keluarga

kemudian diterapkan. Menurut Harmoko (2012), dalam implementasi rencana

keperawatan, perawat dan keluarga bersama-sama melakukan aktivitas dalam

membantu mempertemukan tuntutan terapi perawatan diri keluarga.

Implementasi yang dilakukan pada hari Senin tanggal 28 Maret yaitu

perkenalan, kontrak waktu pada keluarga, dan pengkajian. Pengkajian

dilanjutkan pada hari Selasa tanggal 29 Maret 2016, penulis melakukan cek

gula darah sewaktu dengan hasil 163 mg/dL.

Page 15: PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

11

Pada hari Kamis tanggal 31 Maret 2016 melakukan pendidikan

kesehatan mengenai tanda dan gejala, komplikasi, diet diabetes melitus dan

mendemonstrasikan senam kaki diabetik. Menurut Syahbudin (2007), edukasi

merupakan bagian integral asuhan keperawatan diabetes mellitus. Selain

kepada pasien, edukasi juga diberikan kepada anggota keluarganya. Souse

(2006) dalam Wahyuni,Nursiawati & Anna (2014), mengatakan bahwa

pendidikan dan pengetahuan pasien diabetes melitus tipe 2 akan berpengaruh

terhadap pengontrolan gula darah, cara mengatasi gejala yang muncul dan

mencegah terjadinya komplikasi. Berdasarkan penelitian Damayanti,

Nursiswati & Kurniawan (2014), ditemukan bahwa semakin tinggi tingkat

pendidikan akan semakin favorable dukungan informasinya. Menurut Kariadi

(2009) pengaturan makan merupakan pilar terpenting bagi pengobatan

diabetes. Pengaturan makan maksudnya adalah merancang sedemikian rupa

makanan yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan, sehingga insulin yang

tersedia mencukupi. Selain makanan penderita diabetes harus memantau

minuman. Nurarif & Kusuma (2013) menjelaskan bahwa penderita diabetes

melitus hendaknya perbanyak konsumsi makanan yang banyak mengandung

serat seperti sayuran dan sereal. Hindari konsumsi makanan tinggi lemak dan

yang mengandung banyak kolesterol low-density lipoprotein (LDL), antara

lain: daging merah, produk susu, kuning telur, mentega, saus salad, dan

makanan pencuci mulut berlemak lainnya. Penderita diabetes mellitus juga

harus menghindari minuman yang beralkohol dan kurangi konsumsi garam.

Respon anggota keluarga terhadap tindakan yang dilakukan

baik.Anggota keluarga mampu menyebutkan kembali materi pendidikan

kesehatan yang sudah disampaikan. Tn. H mampu mendemonstrasikan senam

kaki diabetik secara mandiri. Evaluasi proses dilakukan setiap kunjungan.

Pasien dan anggota keluarga menjawab semua pertanyaan yang diberikan saat

pengkajian. Keluarga kooperatif dalam diskusi melakukan perencanaan

tindakan. Keluarga Tn. H mau bekerja sama untuk mendiskusikan

perencanaan makan yang tepat untuk penderita diabetes melitus. Keluarga

mengatakan bersedia menerapkan diet yang tepat pada Tn. H. Menurut

Harmoko (2012) evaluasi dilakukan melalui identifikasi tingkat kemandirian

keluarga dalam perawatan dirinya yang dapat dilihat dari konstribusi/

keterlibatan keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan. Evaluasi yang

dilakukan pada hari Jum’at tanggal 1 Maret 2016, Ny. S mengatakan bahwa

Tn. H sudah tidak minum teh manis lagi. Tn. H sudah mulai membiasakan

minum air putih. Keluarga masih mengingat materi pendidikan kesehatan

yang sebelumnya disampaikan dan Tn. H masih mengingat prosedur

melakukan senam kaki diabetik.

Page 16: PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

12

Menurut penulis Tn. H dan keluarganya mengalami peningkatan

pengetahuan setelah mendapatkan pendidikan kesehatan. Secara empirik

sesuai dengan penelitian yang dilakukan Damayanti, Nursiswati & Kurniawan

(2014) bahwa latar belakang pendidikan tinggi akan membuat individu lebih

mandiri dalam mencari informasi terkait dengan penyakit yang dimilikinya.

4. PENUTUP

a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil maupun pembahasan dapat disimpulkan bahwa

diagnosa pada Tn. H adalah ketidakefektifan penatalaksanaan program

terapeutik berhubungan dengan defisit pengetahuan.

Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang

didiskusikan dengan keluarga.Berdasarkan pengkajian, implementasi yang

dilakukan oleh penulis yaitu pendidikan kesehatan mengenai diet diabetes

untuk mengurangi komplikasi.Keluarga memeberikan respon yang baik,

pasien mau dan mampu melaksanakan pengaturan diet yang sudah

direncanakan. Hal ini dibuktikan pada evaluasi hari Jumat tanggal 1 April,

Ny S. mengatakan bahwa Tn. H sudah tidak minumteh manis. Anggota

keluarga mampu mengingat materi yang telah disampaikan ketika

pendidikan kesehatan pada hari sebelumnya.

b. Saran

1) Bagi Pasien

Pemeriksaan kadar gula darah secara rutin perlu dilakukan bagi

penderita Diabetes Mellitus agar terkontrol kadar gula darahnya.

Diharapkan dapat melanjutkan diet sesuai perencanaan

2) Bagi Institusi

Diharapkan pihak puskesmas lebih meningkatkan penyuluhan

kesehatan lagi mengenai diabetes mellitus untuk mencegah terjadinya

komplikasi baik kronis maupun akut.

Page 17: PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

13

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S.(2006). Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Baradero, M., Dayrit, M. W., Siswadi, Y. (2009). Seri Asuhan Keperawatan Klien

Gangguan Endokrin. Jakarta: EGC

Chandra, B. (2008). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC

Damayanti, S., Nursiswati., danKurniawan, T. (2014). Dukungan Keluarga pada

Pasien DM Tipe 2 dalam Menjalankan Self Management Diabetes. Jurnal

Keperawatan Padjajaran Vol. 2 No. 1. Bandung: Fakultas Keperawatan

Universitas Padjajaran

Darmansyah, Nursalam, dan Suharto. (2013). Efektivitas Supportive Educative

Terhadap Peningkatan Self Regulation Self Efficacy dan Self Care

Agency. Jurnal Ners Vol. 8 No.2. Surabaya: FKp Unair

Fatimah, R. N. (2015). Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal Kedokteran Unila Vol. 4

No. 5 2015. Lampung: Fakultas Kedokteran Lampung Diperoleh di

http://juke.kedokteran.unila.ac.id diakses pada 25 Mei 2016

Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Irianto, K. (2015). Memahami Berbagai Macam Penyakit. Bandung: Alfabeta

Kariadi, S. H. (2009). Diabetes? Siapa takut!! Panduan lengkap untuk diabetisi,

keluarganya, dan profesional medis. Bandung: Qanita

Kemenkes RI. (2014). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI,

(online), (www.depkes.go.id.download.infodatindiabetesmellitus, diakses

tanggal 2 Mei 2016) Diperoleh dari http://perkeni.net/old/ pada tanggal 27

April 2016

Mubarak, W. I., dan Chayatin, N. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas

Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika

Muhlisin, A. (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Goysen Publishing

Nurarif A. H. dan Kusuma, H. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Media

Action

Page 18: PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

14

PERKENI. (2006). Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe II di Indonesia

2006. Dalam Santoso, T. B., dan Nugrahini, F. (2011). Jurnal Kesehatan

ISSN 1979-7621, Vol. 4, No. 2, Desember 2011

PERKENI. (2015). Data Prevalensi Penderita Diabetes di Indonesia, (online),

(http://sehat.link/data-prevalensi-penderita-diabetes-di-indonesia-info,

diakses tanggal 2 Mei 2016)

Price, S. A. dan Wilson, L. M. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Jakarta: EGC

Risnasari, N. (2014). Hubungann tingkat kepatuhan diet pasien diabetes mellitus

dengan munculnya komplikasi di puskesmas pesantren II kota Kediri.

Diperoleh di http://Jurnal+mencegah+komplikasi+diabetes diakses tanggal

27 Mei 2016

Smeltser, C. S., dan Bare, B. G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.

Jakarta: EGC

Suyono, S. (2006). Diabetes Mellitus di Indonesia dalam Pramesti, D. A. 2011.

Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Syahbudin, S. (2007). Diabetes dan Pengelolaannya dalam Pedoman Diet

Diabetes Mellitus. Jakarta: FKUI

Tandra H. (2014). Strategi Mengalahkan Komplikasi Diabetes. Jakarta: Gramedia

Wahyuni, Y., Nursiawati., Anna, A. (2014). Gambaran Kualitas Hidup

berdasarkan Karakteristik Pasien DM Tipe 2. Jurnal Keperawatan

Padjajaran Vol. 2 No. 1. Bandung: Fakultas Keperawatan Universitas

Padjajaran

Waspadji, S.(2007). Pedoman Diet Diabetes Mellitus. Jakarta: FKUI. Dalam

Kusnanto. 2013. Meningkatkan Respon Psikologi-spiritual pada Pasien

Diabetes Mellitus. Jurnal Ners Vol. 8 No. 1. Surabaya: FKp Unair

Page 19: PENATALAKSANAAN DIET UNTUK MENGURANGI KOMPLIKASI ...

PERSANTUNAN

Karya tulis ini disusun sebagai bagian dari tugas akhir program diploma

keperawatan. Penulis mengucapkan terimakasih dengan ketulusan hati kepada:

1. Prof. Dr. Bambang Setiadji, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

2. Bapak Dr. Suwaji, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3. Ibu Okti Sri Purwanti, S.kep, Ns, M.Kep, Ns. Sp. Kep. MB selaku Kaprodi

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

4. Bapak Supratman, Ph.D selaku pembimbing yang telah berkenan

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan dukungan

sampai terselesainya karya tulis ini.

5. Bapak Agus Sudaryanto, S.Kep., Ns., M.Kes. yang memberikan masukan

saat ujian

6. Segenap dosen keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammaditah Surakarta.

7. Seluruh pegawai Puskesmas Polokarto atas bimbingan dan motivasinya

selama pengambilan kasus karya tulis ilmiah.

8. Tn. H dan keluarga selaku narasumber dari penulisan karya tulis ilmiah

ini.

9. Kedua orang tua serta keluarga besar atas do’a dan dukungannya.

10. Uswa, Novi, Djun, Yunita yang selalu memberi semangat, menemani

penulis dalam suka maupun duka.

11. Fanny yang telah memberikan motivasi dan banyak memberikan pelajaran

berharga kepada penulis.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam memberikan dukungan moril

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak.