Penataan Kawasan Jakabaring Sport City Dukung SEA Games...

36
Edisi 11/Tahun IX/November 2011 FORMULASI DAN KUANTIFIKASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI CIPTA KARYA TERKAIT PERUBAHAN IKLIM LIPUTAN KHUSUS Cipta Karya Alirkan Air ke Kawasan Bandara Internasional Lombok 10 INFO BARU 2 Ada ‘Keseimbangan’di ASEAN Fair dari Desa Penglipurani 17 Penataan Kawasan Jakabaring Sport City Dukung SEA Games XXVI

Transcript of Penataan Kawasan Jakabaring Sport City Dukung SEA Games...

Edisi 11/Tahun IX/November 2011

Formulasidan KuantiFiKasiKebijaKan dan strategi Cipta Karya terKaitperubahan iKlim

liputan KhususCipta Karya Alirkan Air ke KawasanBandara Internasional Lombok 10

inFo baru 2Ada ‘Keseimbangan’di ASEAN Fairdari Desa Penglipurani 17

Penataan Kawasan Jakabaring Sport City

DukungSEA Games XXVI

32 World Delta Summit Jakarta Convention Center, 21-24 Nopember 201 “The Pulse of Deltas and the Fate of our Civilization’

Lensa CK

30 Vice President ADB Kunjungi RIS-PNPM di Babakan Loa

Gema PNPM

daftar isiNOVEMBER 2011

http://ciptakarya.pu.go.id

Redaksi menerima artikel, berita, karikatur yang terkait bidang cipta karya dan disertai gambar/foto serta identitas penulis. Naskah ditulis maksimal 5 halaman A4, Arial 12. Naskah yang dimuat akan mendapat insentif.

PelindungBudi Yuwono PPenanggung JawabAntonius BudionoDewan RedaksiSusmono, Danny Sutjiono, M. Sjukrul Amin, Amwazi Idrus, Guratno Hartono, Tamin MZ. Amin, Nugroho Tri UtomoPemimpin RedaksiDian Irawati, SudarwantoPenyunting dan Penyelaras NaskahT.M. Hasan, BukhoriBagian ProduksiErwin A. Setyadhi, Djoko Karsono, Diana Kusumastuti, Bernardi Heryawan, M. Sundoro, Chandra RP. Situmorang, Fajar Santoso, Ilham Muhargiady, Sri Murni Edi K, Desrah, Wardhiana Suryaningrum, R. Julianto, Bhima Dhananjaya, Djati Waluyo Widodo, Indah Raftiarty, Danang PideksoBagian Administrasi & DistribusiLuargo, Joni Santoso, NurfathiahKontributorDwityo A. Soeranto, Hadi Sucahyono, Nieke Nindyaputri, R. Mulana MP. Sibuea, Adjar Prajudi, Rina Farida, Didiet A. Akhdiat, RG. Eko Djuli S, Dedy Permadi, Th Srimulyatini Respati, Joerni Makmoerniati, Syamsul Hadi, Hendarko Rudi S, Iwan Dharma S, Rina Agustin, Handy B. Legowo, Dodi Krispatmadi, Rudi A. Arifin, Endang Setyaningrum, Alex A. Chalik, Djoko Mursito, N. Sardjiono, Oloan M. Simatupang, Hilwan, Kun Hidayat S, Deddy Sumantri, Halasan Sitompul, Sitti Bellafolijani, M. Aulawi Dzin Nun, Ade Syaiful Rahman, Aryananda Sihombing, Agus Achyar, Ratria Anggraini, Dian Suci Hastuti, Emah Sudjimah, Susi MDS Simanjuntak, Didik S. Fuadi, Kusumawardhani, Airyn Saputri, Budi Prastowo, Aswin G. Sukahar, Wahyu K. Susanto, Putri Intan Suri, Siti Aliyah Junaedi

Alamat RedaksiJl. Patimura No. 20, Kebayoran Baru 12110 Telp/Fax. [email protected]

10 Cipta Karya Alirkan Air ke Kawasan Bandara Internasional Lombok

Liputan Khusus

4 Penataan Kawasan Jakabaring Sport City Dukung SEA Games XXVI

Berita Utama

4

25

25 Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jateng Upaya untuk Mencapai Target MDGs 2015

27 Formulasi dan Kuantifikasi Kebijakan dan Strategi Cipta Karya Terkait Perubahan Iklim

Inovasi

14 PISEW Merajut Simpul Wilayah dengan KSK

17 Ketika Keramahan ‘Penglipuran’Menyapa ASEAN

21 Tambah Kapasitas IPA Donorejo Atasi Kekeringan Pacitan

23 PAMSIMAS Terus Melenggang Hingga 2016

Info Baru

14

Bedah Dusun Ploso Pacitan

Kami masyarakat lingkungan RW 05 dan 06 Kelurahan Ploso, Kabupaten Pacitan sudah mengajukan proposal Bedah Dusun ke Gubernur Jawa Timur, Kepala Dinas Cipta Karya Provinsi Jawa Timur, Bupati Pacitan, Bappeda Pacitan, Cipta Karya Pacitan. Isi proposal tersebut yaitu permohonan bantuan material / bahan untuk peningkatan prasarana lingkungan dan peningkatan sarana sanitasi rumah warga miskin. Pelaksanaan dengan cara Gotong Royong Warga. Minta bantuan agar usulan kami dapat terealisasi. Imam Syafid, Pacitan

editorial

Kepada Yth. Bapak Imam Syafid di PacitanProposal dapat dikirimkan ke Dinas PU/Cipta Karya kabupaten/kota setempat. Di dinas tersebut selanjutnya dapat ditindaklanjuti untuk masuk dalam RPIJM (Rencana Program Investasi Jangka Menengah). dan selanjutnya dapat menjadi program/pekerjaan yang dapat diusulkan pemkab/pemkot setempat untuk mendapatkan pendanaan dari APBD kabupaten/kota, APBD Provinsi atau APBN Ditjen Cipta karya sesuai dengan sektor terkait (air minum, PLP/sanitasi, penataan lingkungan, atau pengembangan kawasan permukiman).

Redaksi menerima saran maupun tanggapan terkait bidang Cipta Karya ke email [email protected] atau saran dan pengaduan di www.pu.go.id

.....Suara Anda

Foto Cover : Foto udara kompleks Jakabaring Sport City Palembang( Foto : dok. Dit. PBL)

Penataan Kawasan Tidak Hanya Urusan Membangun

Tidak ada kerja keras yang membahagiakan selain membuahkan hasil yang menggembirakan. Seperti partisipasi masyarakat dan stakeholders dalam mensukseskan gelaran Sea Games XXVI di Palembang dan Jakarta. Kementerian Pekerjaan Umum, khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya turut berbangga dengan prestasi Indonesia dalam mensukseskan Sea Games di Palembang. Dukungan Ditjen Cipta Karya dalam Penataan Kawasan di Jakabaring Sport City berhasil menyulap kawasan ini menjadi destinasi wisata yang menarik bagi masyarakat dan tempat latihan yang kondusif bagi para atlet.

Penataan sebuah kawasan tidak saja urusan membangun, tapi perlu dikedepankan rasa kepemilikan masyarakat dan perencanaan yang berkelanjutan. Di dalamnya harus mengintegrasikan semua prasarana dan sarana yang tidak melenceng dengan tata ruang yang ada. Integrasi tersebut mencakup penyediaan prasarana dan sarana air minum, jalan, drainase, ruang terbuka hijau, dan infrastruktur vital lainnya. Penataan kawasan akan lebih indah jika dapat ditiru oleh daerah lain untuk menata kawasannya, baik di pusat olahraga maupun tempat vital lain.

Penataan kawasan tidak saja membuat wajah kota menjadi indah dan menarik, tapi berdampak pada terdongkraknya aktifitas ekonomi multiple effects lainnya. Kegiatan ini tak bisa terwujud tanpa dukungan peraturan perundangan dan kearifan lokal. Tidak hanya dari perencanaan dan pelaksanaan, bahkan dalam mengatur efek dari penataan pun perlu kebijakan yang tepat.

Pilihan tema ini dalam Buletin Cipta Karya Edisi November 2011 tidak saja mempublikasikan sebuah penataan kawasan, melainkan tujuan jangka panjangnya adalah penyadaran semua pihak untuk memperlakukan kota sebagai rumah bersama.

Selamat membaca dan berkarya!

Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011 3

KIngar bingar persiapan Indonesia menyiapkan gelaran SEA Games ke XXVI menjadi

sorotan, terutama persiapan pembangunan beberapa venue di kawasan Jakabaring Sport City, Palembang. Namun berbagai kritik dan sorotan itu dibayar lunas dengan rampungnya

semua fasilitas menjelang penyelenggaraan. Apalagi, pada akhirnya Indonesia sukses menjadi juara umum ajang olahraga yang diikuti 11 negara itu.

Kota Palembang telah dicanangkan oleh Pres-iden RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai “Kota Wisata Air”, seperti Bangkok di Thailand dan Phnom Penh di Kamboja. Dengan luas wilayah Kota Palembang adalah 102,47 Km² dan ketinggian rata-rata 8 meter dari permu-kaan laut. Letak Palembang cukup strategis karena dilalui oleh jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan antar provinsi di Pulau Su-matera. Selain itu di Palembang juga terdapat Sungai Musi yang dilintasi Jembatan Ampera dan berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar wilayah. Prestasi Indonesia tak lepas dari usaha keras atlet, ofisial, dan dukungan yang tak henti dari semua lapisan masyarakat. Ma-

Penataan Kawasan Jakabaring Sport CityDukung SEA Games XXVI

syarakat Kota Palembang dan para pen-datang yang mendukung para atlet diman-jakan dengan suasana Jakabaring Sport City. Hal itu tak lepas dari kontribusi Kementerian Pekerjaan Umum yang membangun prasa-rana dan sarana pendukung berupa jalan, air minum, drainase, hingga penghijauan ka-wasan ini dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH). RTH ini melengkapi kecantikan Kota Palem-bang yang didaulat sebagai tuan rumah Sea Games XXVI bersama Jakarta. Selama persiapan, Pelembang sudah membangun venue yang dibutuhkan, fasili-tas seperti wisma atlet, dan perkantoran. Se-lain itu juga didukung dengan prasarana dan sarana penunjang seperti akses jalan, parkir,

air minum dan drainase. Hal lain yang tak kalah penting adalah melakukan penataan kawasan Jakabaring dengan pengembangan rruang-ruang publik seperti ruang terbuka, gerbang kawasan, pedestrian, plaza peneri-ma, dan amenitas kawasan seperti tempat duduk, penandaan, penataan lampu, serta pohon pelindung dan pengarah kawasan. Semua fasilitas itu mewujud menjadi tempat rekreasi yang nyaman dan menyenangkan selama penyelenggaraan maupun setelahn-ya. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Provinsi Sumatera Selatan Rizal Abdullah me-nyatakan kebanggaannya mewakili masyara-kat Sumatera Selatan. “Ini kali pertama Sea

Ber

ita U

tam

aErwin A. Setyadhi *)

4 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011

Games diselenggarakan di luar Jakarta. Kami bangga dan bertekad mensukseskannya,” tandasnya. Pembangunan venues dan fasilitas umum lainnya, menurut Rizal, harus ditata sedemiki-an rupa agar multifungsi satu sama lainnya. Penataan kawasan harus juga didukung de-ngan penghijauan untuk mendukung gera-kan ‘go green’, penghematan energi, meman-faatkan jenis tanaman yang bisa menyerap air dan CO2. Penataan kawasan di wilayah Jakabaring, terutama stadion Jakabaring, menghasilkan RTH yang dilengkapi penataan lansekap yang hijau dan berkelas. Hal ini berkaitan dengan beberapa komponen penataan kawasan

BERITAUTAMA

yang menjadi komitmen Ditjen Cipta Karya, yaitu menciptakan ruang terbuka hijau, drainase, dan penyediaan air minum. Terciptanya kawasan yang nyaman, sehat, bersih dan indah adalah harapan semua ma-syarakat. Hal ini yang menjadi perhatian bagi Ditjen Cipta Karya dalam program penataan kawasan kota. Pembangunan Kawasan Sport Center Jakabaring, menjadi bukti perwuju-dan tertatanya sebuah kawasan publik yang tidak hanya dipusatkan pada pembangunan dan revitalisasi penataan lansekap saja tapi juga pembangunan sistem penyediaan air minum dan pembangunan drainase primer. Stadion Gelora Sriwijaya yang juga dise-but Stadion Jakabaring adalah stadion mul-

tifungsi terbesar ketiga di Indonesia setelah Stadion Bung Karno dan Stadion Palaran. Terletak di Palembang, Indonesia, stadion ini juga diakui sebagai salah satu stadion ter-baik yang bertaraf internasional. Stadion ini dibangun 1 Januari 2001, ditujukan untuk penyelenggaraan PON XVI. Kini, stadion ini telah sukses menjadi tempat perhelatan yang lebih besar yaitu SEA GAMES XXVI. Pembangunan venues SEA GAMES XXVI di kawasan 300 ha Jakabaring Sport Center memiliki konsep pembangunan berwawasan lingkungan hijau. Diperlukan sarana dan prasarana pendukung seperti Ruang Terbuka Hijau, yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk bersosialisasi melalui

Foto

-foto

: do

k. D

it. P

BL

Foto Atas : Amenitas kawasan berupa tempat duduk di sekitar pedestrian melengkapi indahnya penataan kawasan JBCFoto Bawah : Aktifitas pekerja dan masyarakat mengabadikan kegiatan penataan kawasan plaza JBCFoto Kiri : Sign Board kapal Sriwijaya diletakkan di tengah lingkaran depan plaza JBC

Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011 5

ta karena bisa menjadi tempat penyelengga-raan event-event olahraga skala internasional. Potensi ekonomi yang akan berkembang seiring adanya JSC harus segera ditata ke de-pannya agar tidak menambah permasalahan kota Palembang.

kegiatan olahraga ataupun rekreasi. Ahli Arsitektur Lansekap, Bintang Nug-roho, yang menjadi Tim Pengembangan Jakabaring Sport City (JSC) menjelaskan, ger-bang kawasan JSC yang baru berupa rangka kapal dengan memanfaatkan eksisting an-jungan dan kemudian dilengkapi dengan sign board baru berupa kapal. Setelah masuk area, kita bisa menemui ruang terbuka hijau yang luas dan dilengkapi dengan jogging track bagi masyarakat. “Di sini merupakan daerah yang panas,

makanya di RTH kami tanami pohon pene duh seperti trembesi (samanea saman), mahoni, pule, dan beberapa jenis palm untuk meleng-kapi ornamen atau hiasan,” kata Bintang. Selain itu, dalam perawatan ke depan, Pemda juga memerlukan perawatan khusus selama enam bulan ke depan karena area Ja-ka baring ini sebagiannya adalah bekas rawa, seperti dengan perbaikan tanah dan men-jaga kebersihan lingkungan. Pembangunan JSC yang bertaraf internasional ini juga akan semakin membangkitkan perekonomian ko-

Foto Atas : Pengerjaan pemasangan rumput di kompleks stadion JakabaringFoto Bawah : Jogging track di kawasan JBC

Foto Kanan : Masyarakat asyik menikmati kemegahan JBC nan asri

Foto

-foto

: do

k. D

it. P

BL

6 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011

BERITAUTAMA

Dengan motto “membangun karakter, meraih prestasi”, penataan lansekap Gelora Jakabaring atau Jakabaring Sport City, di-tujukan untuk membangun semangat dan rasa kebanggaan atas nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi dalam budaya olahraga dan

sportivitas. Hal ini terlihat dari unsur monu-mental dan ornamen dari bangunan Jakaba-ring Sport City. Khusus untuk penataan Ruang Terbuka Hijau, memanfaatkan unsur softscape dari berbagai jenis tanaman yang memliki fungsi

estetis dan ekologis. Beberapa jenis tanaman yang dipakai untuk penataan lansekap juga dipilih dengan teliti sesuai manfaat dan kein-dahannya. Awalnya Stadion ini diberi nama berdasar-kan kemaharajaan maritim Sriwijaya yang

Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011 7

berpusat di Palembang. Pada saat itu Keraja-an Sriwijaya berhasil mempersatukan wilayah barat Nusantara pada abad 7 sampai dengan abad 12. Sebagai bentuk rasa bangga dan semangat akan kejayaan kerajaan maritim Sriwijaya, maka pada penataan area di wilyah Jakabaring Sport City, mengambil tema kapal Sriwijaya. Hal ini terlihat dari beberapa pembagian area. Area 1 Gerbang Kawasan Stadion. Ter-dapat enam buah menara pada masing-ma-sing sisi yang memvisualisasikan kapal Sriwi-

jaya yang sedang berlabuh dan juga sebagai simbolisasi petualangan Kapal Sriwijaya. Se-lain itu, juga tampak landmark Kawasan Olah Raga Jakabaring, berbentuk kapal.

Sedangkan untuk Area 2, 3, 8 dan 11 lebih fokus pada pengerjaan Plaza, jogging track dan taman. Untuk plaza nya sendiri terdapat rumput yang ditata sedemikian rupa mem-

Penataan wilayah di Jakabaring mencakup banyak aspek. Tidak hanya memperhatikan kesediaan bangunan tapi juga masalah

kesediaan air minum dan sistem drainase.

8 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011

nataan lingkungan di wilayah Jakabaring, karena berhubungan dengan aliran air baik untuk kebutuhan Jakabaring Sport City itu sendiri maupun daerah di sekitarnya. Pembangunan drainase primer di kawa-san Jakabaring Sport City memiliki beberapa potensi penting. Salah satunya adalah un-tuk menjaga ketinggian air permukaan agar tetap stabil guna penyelengaraan olahraga air pada event Sea Games Ke-26. Selain itu untuk memanfaatkan air dengan menahan air dalam sumur resapan dan kolam-kolam retensi. Hal ini dilakukan untuk menghindari genangan air di kawasan-kawasan tertentu. Penataan kawasan yang sudah dilakukan oleh Ditjen Cipta Karya Kementerian Peker-jaan Umum, tentu saja dapat berhasil atas kerjasama dan dukungan dengan pemerin-tah setempat dan masyarakat. Semua ini di-lakukan demi kese jahteraan masyarakat un-tuk mendapatkan ling kungan yang terpadu. Peran serta Ditjen Cipta Karya Kemente-rian Pekerjaan Umum dalam penataan kawa-san merupakan bentuk pelayanan kepada masyarakat agar mendapatkan lingkungan per mukiman dengan sarana dan prasarana yang layak. Tentu saja hal ini menjadi harapan semua masyarakat Indonesia. Jadi, mari kita dukung bersama program-progam Kemen-terian Pekerjaan Umum, melalui Ditjen Cipta karya.*) Kepala Seksi Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik, Subdit Data dan Informasi, Direktorat Bina Program, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum

BERITAUTAMA

bentuk gelombang seperti ombak. Pupul, atlet ski air Indonesia pada Sea Games mengakui manfaat dari penataan kawasan JSC dalam mendukung pesta olah raga se ASEAN ini. “Saya salut, karena se-lama ini belum ada danau yang terintegrasi de ngan arena lain. Biasanya memisah jauh dari pusat arena olahraganya. Saya berharap de ngan fasilitas seperti ini bisa sering digu-nakan pertandingan skala internasional,” ujar Pupul. Lain lagi dengan Oktarina, seorang maha-

siswa setempat, ia berharap dengan adanya JSC yang sudah bertaraf internasional akan melahirkan para atlet asal Palembang yang berprestasi, baik tingkat nasional maupun internasional. Sementara temannya bernama Yoan Pratama berharap, selain menjadi tem-pat rekreasi yang menyehatkan, ia juga bisa mengembangkan hobi fotografinya.

Dukungan Air Minum dan DrainaseDalam rangka mendukung pelaksanaan Sea Games ke-26 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum melalui Sat-ker Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Provinsi Sumatera Selatan melak-sanakan kegiatan pembangunan Sistem Pe-nyediaan Air Minum untuk melayani tempat-tempat pertandingan di Jakabaring. Penyediaan Air Minum di lokasi Jakaba-ring Sport Center, sangat penting kebera-daannya. Mengingat para atlet yang nantinya akan bertanding di tempat ini, pasti membu-tuhkan air minum yang sehat dalam jumlah yang banyak. Air yang dipasok berasal dari Instalasi Pengelolaan Air Ogan, yang berada di seberang PDAM Tirta Musi Palembang dengan kapasitas 600 liter/detik, yang kemu-dian dialirkan ke chlorinator yang dibangun di wilayah Jakabaring. Selanjutnya air dengan kualitas portable water tersebut dialirkan ke tempat-tempat pertandingan. Penataan wilayah di Jakabaring menca-kup banyak aspek. Tidak hanya memperha-tikan kesediaan bangunan tapi juga masalah kesediaan air minum dan sistem drainase. Sistem Drainase menjadi penting dalam pe-

Foto

-foto

: do

k. D

it. P

BL

Foto Atas : Gerbang masuk kompleks JBC berupa imaji petualangan kapal sriwijayaFoto Kiri : Masyarakat menikmati suasana JBC di jogging track

Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011 9

Bandara Internasional Lombok, NTB

Bandara Internasional Lombok (BIL) sudah diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 1 September 2011 lalu. Dua bulan setelahnya, BIL yang berlokasi di Desa

Tanak Awu, Lombok Tengah, dan luas 551 ha itu beberapa tahun lagi akan nampak asri dengan dimulainya penghijauan. Sekitar 20 ribu bibit pohon Trembesi, Ketapang, dan Raju

Mas sudah ditanam, 10 ribu diantaranya disumbangkan Presiden SBY saat peresmian.

Cipta Karya Alirkan Air ke Kawasan Bandara

Internasional Lombok T.M Hasan *) & Bambang Eko **)

Lipu

tan

Khus

us

Foto

: TM

Has

an

10 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011

LIPUTANKHUSUS

SSelain penghijauan, kenyamanan BIL juga di-lengkapi akses air minum yang aman setelah dibangunnya Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Tibunangklok. SPAM tersebut hasil Ko-laborasi pemerintah pusat dan daerah melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Satuan Kerja Pengem-bangan Kinerja Pengelolaan (PKP) Air Minum Provinsi Nusa Tenggara Barat. Selain melayani kebutuhan air di bandara, SPAM ini juga me-layani Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di sekitarnya. Bandara Internasional Lombok saat ini mem butuhkan air minum 700 m3 tiap harinya. Kebutuhan tersebut dapat dilayani oleh SPAM Tibunangklok dengan debit 150 liter per detik atau dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Batujai. Di Bandara juga telah disiapkan 3 unit sumur pompa cadangan dengan kapasitas masing-masing sebesar 10 liter per detik. SPAM Tibunangklok dengan kapasitas 150 liter per detik dibangun untuk melayani kebu-tuhan air minum bagi MBR di kawasan Lombok Tengah bagian selatan. Kawasan ini memiliki 2 sistem, yaitu Tibunangklok dan Batujai dengan kapasitas 200 liter per detik. SPAM Batujai dipe-runtukkan bagi kawasan komersial di kawasan Lombok Tengah bagian selatan, termasuk ka-wasan wisata Kuta. Rencananya, untuk mencukupi kebutu-han di kawasan BIL ke depannya akan di-kembangkan IPA Penujak kapasitas 200 liter per detik. IPA ini dibangun tahun 1995 de-ngan pengambilan air dari Dam Batujai. Untuk pe ngelolaannya kemungkinan akan diker-jasamakan dengan pihak swasta oleh PDAM Kabupaten Lombok Tengah. Nantinya, tang-gungjawab untuk merehabilitasi dan mening-katkan kinerja IPA Penujak dibebankan kepada pihak swasta. Perkiraan biaya biaya untuk ker-jasama de ngan pihak swasta tersebut sekitar Rp 82 miliar untuk membangun antara lain rehabilitasi IPA, pemasangan pipa, pembangu-nan reservoir Bontor, dan pembebasan tanah.

SPAM TibunangklokPertambahan penduduk di Lombok Tengah membawa efek meluasnya daerah permuki-man, dan semakin pesatnya perkembangan pusat-pusat perekonomian. Ditambah lagi dengan pembangunan Bandara Internasional Lombok dan rencana pembangunan kawasan pariwisata Kuta. Bertambahnya penduduk sama dengan meningkatnya kebutuhan pokok manusia, tak terkecuali air minum. Peningkatan pelayanan air minum dengan harga yang terjangkau oleh

PDAM setempat perlu dikelola dengan baik agar terjaga kualitas, kuantitas, dan keberlan-jutannya. Pada tahun 2010, jumlah penduduk Lom-bok Tengah sekitar 856.675 jiwa dan jum-lah penduduk di wilayah pelayanan sekitar 583.578 jiwa (68%). Jumlah Sambungan Rumah (SR) saat ini sebanyak 26.011 unit atau ekuivalen dengan 156.066 jiwa. Dengan kata lain, tingkat pelayanan secara total baru mencapai 26,74% penduduk di wilayah pela-yanan, atau 18,22% dari penduduk Kabupaten Lombok Tengah. Dari angka-angka tersebut, tingkat pelayanan yang sudah dicapai kabu-paten ini masih tergolong rendah jika me-ngacu pada target MDGs 2015 dimana harus mencapai pelayanan 60% dari jumlah pen-duduk Lombok Tengah. Pengembangan jaringan distribusi air minum sangat dibutuhkan dan disesuaikan dengan eksisting dan peningkatan kapasitas pelayanan di pusat kota. Sejak tahun 1991, sistem penyediaan air minum Kabupaten Lombok Tengah dikelola oleh PDAM Lombok Tengah dengan tujuan untuk menyelengga-rakan pelayanan air minum guna memenuhi kebutuhan dasar, dan meningkatkan aspek kesehatan, sosial, kesejahteraan dan pelaya-nan umum. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan tersebut, pada tahun 2008, Direktorat Jende-ral Cipta Karya melalui Satker PKP Air Minum Provinsi NTB mulai membangun SPAM Tibu-nangklok dengan debit rencana 150 liter per detik. Sasarannya adalah MBR di desa-desa yang terlalui jaringan perpipaan MBR di Kota Praya dan desa MBR di daerah sekitar Bandar

Udara Internasional Lombok (BIL) dan Pantai Wisata Kuta. Khusus untuk bandara disediakan sekitar 10 lt/dtk. SPAM ini bersumber dari mata air Tibu-nangklok yang terletak di Desa Aik Berik Keca-matan Batukliang Utara dengan jarak sekitar 35 km ke utara dari Kota Praya. Mata air ini mempunyai kapasitas cukup besar sekitar 300 l/dt. PDAM sudah memanfaatkannya pada ta-hun 2004 dengan debit pengambilan sekitar 50 l/dt untuk memenuhi sebagian wilayah Ke-camatan Kopang dan Kecamatan Janapria. Pada tahun 2008 dibangun Broncaptering

Foto

: TM

Has

an

Pipa transmisi air minum untuk suplay ke bandara dan desa sekitarnya

Bambang EkoKasatker Peningkatan Kinerja Pengelolaan

Air Minum Provinsi Nusa Tenggara Barat

Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011 11

Foto

: do

k Sa

tker

PKP

AM

NTB

(bangunan penangkap air) dengan kapasitas 150 liter per detik, termasuk reservoir 2000 m3 di Pagutan. Tahun yang sama juga dipasang pipa transmisi yang menghubungkan bron-captering ke reservoir dengan menyasar dae-rah perlayanan antara lain Kota Praya 100 liter per detik, Praya Tengah 15 liter per detik, dan Praya Barat 35 liter per detik.

Pembiayaan Pada tahun 2008 Rp. 25 miliar untuk mem-bangun Broncaptering, Reservoir 2000 m3 dan pemasangan jaringan pipa sepanjang 38 Km.

Dengan jaringan yang terpasang ini baru bisa memenuhi kebutuhan air minum di wilayah-wilayah Kecamatan Batukliang Utara, Keca-matan Batukliang (Mantang) dan MBR di Keca-matan Praya. Pemasangan sambungan rumah dibiayai oleh APBD sebesar Rp 1 miliar. Tahun 2009 dikucurkan lagi dana sekitar Rp. 7,5 miliar untuk melanjutkan memasang jaringan perpipaan sepanjang 15 km guna memenuhi kebutuhan air minum di desa-desa MBR Kecamatan Jonggat dan Kecamatan Pra-ya Barat. Dengan besaran dana yang sama, pada ta-

hun 2010 dengan dana Rp. 7,5 miliar dilanjut-kan dengan membangun Reservoir kapasitas 1000 m3 di Kecamatan Pujut (Desa Sengkol) dan masing-masing jaringan pipa sepanjang 10 Km untuk MBR di sekitar daerah Bandara Internasional Lombok (BIL), Desa Tanak Awu, Desa Ketare, Desa Kawo, Desa Sengkol dan Desa Pengembur. Tahun 2011 dengan mata dana kurang lebih Rp. 4,3 miliar lagi-lagi diku-curkan untuk membangun Reservoar Kapasi-tas 500 m3, jaringan pipa sekitar 6,5 KM serta bangunan penunjang (bak penampung 50 m3

IPA Penujak kapasitas 200 liter per detik

Foto

: do

k Sa

tker

PKP

AM

NTB

Foto

: do

k Sa

tker

PKP

AM

NTB

Biaya (Rp. 1000)Kegiatan

1 Tahun 2008 - Broncaptering - Pembangunan BPT - Resvoir kap. 2000 m3

- Jaringan Perpipaan Ø 250 s/d 400 mm - Pemasangan Sambungan Rumah

2 Tahun 2009 - Resvoir kap. 1000 m3

- Jaringan Perpipaan Ø 150 s/d 300 mm - Pemasangan Sambungan Rumah - Talud Pengamanan Broncaptering

3 Tahun 2010 - Resvoir kap. 1000 m3

- Jaringan Perpipaan Ø 200 s/d 300 mm - Pemasangan Sambungan Rumah

4 Tahun 2010 - Resvoir kap. 500 m3

- Jaringan Perpipaan Ø 150 s/d 200 mm - Bangunan Penunjang

JUMAH

Volume

1 Unit2 Unit1 Unit

38.000 M50 Unit

1 Unit15.000 M1.000 M1 Unit

1 Unit10.000 M500 Unit

1 Unit10.000 M

1 Pkt

APBN

25.000.000

7.500.000

7.500.000

4.389.093

44.389.093

APBD

1.000.000

2.000.000710.000

1.000.000

4.710.000

12 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011

LIPUTANKHUSUS

dan Rumah Pompa dan Genset). Dengan demikian sampai tahun anggaran 2011 untuk SPAM Tibunangklok, telah menge-luarkan dana kurang lebih Rp 44,3 Miliar (APBN) dan Rp. 4,7 Miliar (APBD).*) Staf Subdit Data dan Informasi, Direktorat Bina Program, Ditjen Cipta Karya**) Kasatker Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Provinsi Nusa Tenggara Barat

Rencananya, untuk mencukupi kebutuhan di kawasan BIL ke depannya akan di kembangkan IPA Penujak kapasitas 200 liter

per detik.

Skema jaringan pelayanan air minum sistem Tabunangklok Kabupaten Lombok Tengah

Reservoir kapasitas 2000 m3 yang dibangunoleh APBN TA 2008

Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011 13

Info

Bar

u 1

EEkspo KSK yang dibarengi dengan Seminar Per cepatan Pembangunan di KSK PNPM PI-SEW (Pengembangan Infrastruktur Sosi al Eko- nomi Wilayah) diadakan pertengah No vem-ber 2011 di Ruang Pendopo dan Sapta Taruna Kementerian Pekerjaan Umum. Sedi kitnya 256 peserta dari berbagai kementerian/lem-baga, pemerintah kabupaten, swasta, dan pi hak terkait tersebut turut menyemarakkan ajang ini. Acara dibuka oleh Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono dan dihadiri oleh pejabat di lingkungan PU serta bupati daerah penerima PNPM PISEW di Indonesia. Komitmen Pemda melalui KSK dalam

Di tengah pesatnya pertumbuhan kota dan segela permasalahan ikutannya akibat urbanisasi, harus tetap ada yang melimpahkan perhatian kepada pertumbuhan perdesaan. Tanpa

harus mengulas lebih banyak konsep pembangunan desa dan kota, sebaiknya kita patut mengapresiasi komitmen pemerintah daerah dalam ekspo Kawasan Strategis Kabupaten

(KSK) untuk mendorong perkembangan ekonomi di daerahnya.

PISEW Merajut Simpul Wilayah dengan KSK

Foto

-foto

: Bu

chor

i

14 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011

INFOBARU 1

mendorong perkembangan ekonomi di dae-rah ditempuh dengan meningkatkan pro-duksi dan kinerja dengan dukungan infra-struktur ke-PU-an. Ketersediaan infrastruktur yang berkualitas merupakan salah satu faktor penentu daya tarik suatu kawasan. “Program PNPM telah menelorkan sema-cam Kawasan Strategis Kabupaten. Tiap dae-rah baik kabupaten, kecamatan atau desa memiliki kawasan unggulan. Kawasan terse-but juga memiliki komoditi unggulan yang sangat terbantu dengan infrastruktur ke-PU-an,” ujar Budi Yuwono. Dalam sambutan Menteri Pekerjaan

Umum yang dibacakan oleh Budi Yuwono, ki nerja infrastruktur merupakan faktor kunci dalam menentukan daya saing global, selain kinerja ekonomi makro, efisiensi pemerintah dan efisiensi usaha. Seminar Percepatan Pembangunan di Ka-wa san Strategis Kabupaten (KSK) PNPM-PI-SEW dan Ekspo KSK menunjukkan komitmen pembangunan yang berwawasan ling kung-an dan meningkatkan daya saing. Serta, ke-tahanan pangan, pertumbuhan ekonomi na- sio nal, meningkatkan kualitas lingkungan per mukiman dan cakupan pelayanan dasar bidang PU, mengurangi kesenjangan antar-

wilayah dan penguatan kelembagaan dan dukungan terhadap pelaksanaan otonomi dae rah. Infrastruktur sebagai salah satu pendo-rong pertumbuhan ekonomi nasional dan peningkatan daya saing di dunia internasio-nal. Melalui kebijakan dan komitmen pemba-ngunan infrastruktur yang tepat. Dengan de- mikian dapat mengurangi masalah kemis-kinan, mengatasi persoalan kesenjangan an- tar-kawasan dan wilayah, memperkuat ke-tahanan pangan, dan mengurangi tekanan urbanisasi yang bermuara pada peningkatan kesejahte raan masyarakat.

Foto Kiri : Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono didampingi Direktur Pengembangan Permukiman Amwazi Idrus memukul gong tanda dimulainya KSK Ekspo dan Seminar PISEWFoto Atas : Direktur Pengembangan Permukiman Amwazi Idrus (kanan) bersama para bupati penerima PISEW menandatangani kesepakatan bersama PISEW Foto Bawah : Dialog interaktif dengan para pelaksana PISEW di daerah di sela-sela KSK PISEW Ekspo

Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011 15

INFOBARU 1

Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman dimaksudkan un-tuk mencapai tiga strategic goals yakni me-ning katkan pertumbuhan ekonomi, me-ning kat kan kesejahteraan ekono mi dan me ning kat kan kualitas lingkungan. Pem ba-ngu nan infrastruktur juga harus benar-benar dirancang dan diimpelentasikan secara sis-tematis, ber kualitas agar mampu mencip-takan dan membuka peluang mendapatkan keuntung an ekonomi, menghadirkan keun-

tungan so sial, mening katkan pelayanan pub-lik serta meingkatkan partisipasi politik. Dalam seminar akan diperoleh gagasan yang bermanfaat untuk percepatan pemba-ngunan di KSK. Eksistensi KSK adalah amanat UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ru-ang. Seminar ini diharapkan dapat menjaring gagasan pengelolaan KSK yang efektif ber-dasarkan Pengembangan Ekonomi Lokal. Usai membuka acara tersebut, Budi Yu-wono menyerahkan dokumen Rencana Bis-

nis kepada 12 Bupati yang sudah menyusun-nya. Sebelumnya, Direktur Pengembangan Permu kiman Ditjen Cipta Karya Amwazi Idrus menandatangani MoU bersama para bupati penerima PISEW.

Capaian PISEWSejak digulirkan pada 2008, PNPM PISEW te lah merealisasikan pembangunan infra-struktur dasar di 34 KSK yang menelan da na sekitar Rp 64 miliar hingga Rp 68 miliar per ta-hunnya. Jumlah tersebut merupakan bagian dari rata-rata Rp 245 miliar total dana PNPM PISEW yang telah diimplementasikan setiap tahun. “Yang lebih menggembirakan adalah ting -ginya peran serta pemerintah daerah da lam pembangunan infrastruktur dasar ter se but, yaitu antara Rp 295 miliar sampai Rp 310 mili-ar setiap tahunnya” ujar Budi Yuwono. Terkait dengan KSK sudah ditetapkan 34 KSK masing-masing dengan komoditas ung-gulan dana Rencana Pengembangan KSK ter sebut, bahkan 12 kabupaten diantaranya telah lengkap menyusun business plan-nya.

Ekspo KSK Setelah mengikuti pembukaan seminar, ma ta peserta dimanjakan aneka macam hasil bumi yang merupakan komoditas penerima PNPM PISEW. Ada jagung dari Kabupaten Muko-muko, aneka ragam kopi dari Kabupaten Re-jang Lebong Bengkulu, Aneka kue dan keraji-nan lokal Kabupaten Tabalong, dan kreatifitas ber bahan komoditas lokal lainnya. Bupati Mukomuko Ichsan Yunus saat men-dampingi Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono di stand pamerannya mengatakan, komitmen kami dalam memajukan daerah semakin me-nemukan akselerasinya saat mendapat pro-gram PNPM PISEW. Ada banyak yang kami bangun di perdesaan yang masuk dalam kawasan strategis selama 2009-2011, seperti jalan tani, irigasi, dan lainnya. “Produk unggulan lainnya berbahan baku ikan laut, ikan lele, ubi kayu, pisang serta ba-han baku lainnya yang merupakan hasil per-tanian masyarakat Kabupaten Mukomuko,” ujar Ichwan Yunus. Selain pameran yang diikuti oleh kabupa-ten penerima PISEW dan beberapa lembaga seperti LIPI, di ajang pameran ini juga dime-riahkan dengan talkshow yang menampilkan para stakeholder di pusat dan daerah hingga para Kelompok Penerima dan Pemanfaatan (KPP). (bcr)

Foto Atas : Dirjen Cipta Karya ditemani Bupati Mukomuko di stand pameran Kabupaten Mukomuko Foto Bawah : Suasana pameran KSK PISEW Ekspo

Foto

-foto

: Bu

chor

i

16 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011

Info

Bar

u 2

Dunia semakin panas ketika dua putra Raja Dasapati di Kerajaan Walederi, bernama Sunda dan Upa Sunda sedang bersemedi untuk meningkatkan kesaktiannya. Sebelumnya

dikisahkan, Raja Dasapati menyuruh kedua putranya bersemadi di hutan, yang mana sebelumnya keduanya mendapat penganugerahan dari Dewa Siwa dan Dewi Durga. Sunda

mendapat kesaktian dari Dewa Siwa, sedangkan Upasunda memperoleh kesaktiandari Dewi Durga.

Ketika Keramahan ‘Penglipuran’Menyapa ASEAN

BBerangkatlah mereka ke hutan untuk men-jalankan tapa semadi, dengan harapan men-dapat kesaktian agar mampu menguasai ke-tiga dunia, yaitu bur, bwah, swah. Kesaktian kedua putra raja tersebut akhirnya terdengar sampai di Indraloka. Betara Indra khawatir dengan kesaktian yang dimiliki keduanya. Akhirnya, disuruhlah widiadari-widiadari – salah satunya yang tercantik bernama wi-diadari Nilotama – turun ke bumi untuk menggoda tapa semadi kedua bersaudara itu. Dengan harapan, keduanya perang mem-perebutkan widiadari Nilotama, sehingga ke-kuatannya melemah. Benar adanya, widiadari-widiadari dari

kah yangan itu mampu menggoda kekhusyu-kan tapa semadi Sunda dan Upasunda. Me-lihat widiadari Nilotama yang amat cantik, keduanya sama-sama ingin memiliki. Perang sau dara pun terjadi. Sunda menjelma men-jadi barong dan Upasunda menjadi rangda. Kekuatan keduanya dapat dinetralisir oleh kekuatannya sendiri. Langit pun seketika mendadak sejuk saat para pengunjung Desa Penglipuran menye-lusuri kesetenangan desa ini. Ya, cerita Sunda dan Upasunda hanya sebuah fragmen yang dibawakan anak-anak muda Desa Pengli-puran, Kabupaten Bangli, Bali. Para pen-gunjung yang sebagian besar para peserta

Zona parahyangan di Desa Penglipuran merupakan daerah suci dan paling tinggi

dibandingkan zona lainnya dan merupakan wilayah sembahyang bersama bernama Pura

Penataran.

INFOBARU 2Fo

to :

Buch

ori

Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011 17

ASEAN Summit itu pun bagai tersirap. Di de-pannya dipertontonkan tarian khas Bali dan fragmen Sunda dan Upasunda. Setelah disug-uhi hiburan itu, peserta melanjutkan dengan me ngelilingi lingkungan Desa Penglipuran dan dipandu oleh Kepala Desa Adat Pengli-puran I Wayan Supat. Penglipuran berasal dari kata Pengeling yang berarti ingat dan kata Pura yang berarti tempat tinggal/tanah. Jadi kalau digabung menjadi penglipuran yang berarti ingat ter-hadap tanah leluhur atau tempat asalnya yaitu Desa Bayung Gede. Berdasarkan sejarah setempat, desa adat Penglipuran termasuk desa Bali Aga. Desa Bali Aga merupakan desa tua/asal mula masyarakat asli Bali. Desa adat Penglipuran berasal dari Desa Bayung Gede yang juga termasuk Desa Bali Aga. Kunjungan ke Desa Penglipuran oleh para partisipan ASEAN Summit difasilitasi Direk-torat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pe-kerjaan Umum. Desa ini dipilih tidak hanya karena daya tarik adat setempat, keserasian lingku ngan dan keunikan arsitekturnya. Ala-san lain karena Ditjen Cipta Karya menjadikan desa ini sebagai desa contoh pelestarian adat dengan mempertahankan arsitektur lokal-nya. Sa at Cipta Karya masih bernama Ditjen Peru mahan dan Permukiman, di Desa Pengli-puran juga pernah dibantu prasarana dan sarana. Baru-baru ini Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PU memberi-kan bantuan berupa rumah contoh adat de-ngan teknologi bambu luminasi. Rugi rasanya jika berwisata ke Bali tanpa singgah di kabupaten Bangli. Panorama dan budaya unik seperti Desa Adat Penglipuran

adalah daya tarik tersendiri. Lokasinya pun mudah, tak jauh dari kesejukan Kintamani dan Istana Tampaksiring serta Tirta Empul (Kabupaten Gianyar). Desa ini terletak di Ke-lurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, sekitar 45 kilometer dari Kota Denpa-sar. Begitu memasuki areal desa tersebut, ma ta sudah pasti akan bertemu arsitektur ru mah yang hampir semuanya mirip. Kemi-ripan bangunan rumah itu antara lain bentuk gerbang yang sama dengan sedikit atap dari bambu, pintu pun hanya selebar orang de-wasa berkacak pinggang dengan tinggi seki-tar dua setengah meter yang biasa disebut angkul-angkul, dan cat rumah menggunakan dari tanah, bukan cat tembok. Itu keunikan awal perjumpaan. Kesamaan lainnya juga terdapat pada pem bagian bangunan di dalam rumah, seper-ti bale, kamar, dan dapur. Hampir semuanya juga menggunakan bahan baku bambu. Ke pala Desa Adat Penglipuran I Wayan Su-pat mengatakan, keseragaman bangunan baik bentuk dan bahannya itu semata-mata membina kebersamaan. Selain itu, mereka ber harap bisa terus bersahabat dengan alam sehingga mampu ramah dengan lingkungan. Keramahan lingkungan itu pun menjadikan desa mendapat penghargaan Kalpataru. Hanya saja, ia mengakui beberapa warga-nya mulai menggeser sebagian bangunan-nya dengan material batu bata dari asalnya bambu. ”Kami memang berupaya mempertahan-kan warisan leluhur. Namun, kami juga tak kuasa membendung modernisasi. Akhirnya,

kami merelakan jika warga meminta izin membangun beberapa bagian rumahnya dengan bahan baku lain selain bambu. Toh, bangunan inti dan bentuk bangunan tetap tak berubah,” jelas Supat. Namun, jangan khawatir. Harmoni yang terbangun di desa itu tak mengurangi keinda-han alam yang ada. Dengan tiket wisatawan lokal Rp 7.500 per orang dan wisatawan asing Rp 10.000 per orang, kepuasan panorama in-dah dan keramahan masyarakatnya jadi nilai tambah siapa pun yang berkunjung ke sana. Sejak menjadi obyek wisata unggulan Pulau Dewata, setiap hari tercatat sekitar 100 wisa-tawan mengunjungi desa itu. Sejak 1995, Pemerintah Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli menetapkan desa ini men-jadi salah satu obyek wisata unggulan Pulau Dewata. Daya tarik yang kuat dari Desa Adat Penglipuran ini masih berupaya memperta-hankan zonasi hunian yang mirip pembagian tubuh manusia. Zona ini terbagi tiga bagian, yaitu zona parahyangan (hulu/kepala), zona pawongan (badan), dan zona palemahan (kaki). Zona parahyangan merupakan daerah suci dan paling tinggi dibandingkan zona lainnya dengan ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut dan merupakan wilayah sembahyang bersama bernama Pura Penata-ran. Menuruni beberapa anak tangga dari Pura Penataran, pengunjung memasuki zona pa-wongan, yang terdiri atas rumah tinggal di bagian barat (kauh) dan timur (kangin). Ke-dua bagian kauh dan kangin dipisahkan oleh rurung gede yang berupa jalan sekitar tiga meter yang membujur dari utara menurun ke selatan. Pada wilayah pawongan dihuni 226 ke-pala keluarga. Penduduknya rata-rata ber-mata pencarian petani, peternak, dan perajin bambu. Nenek moyang mereka mengajarkan agar ramah lingkungan. Karena itu, luas ta-nah tinggal 112 hektar itu hampir 40 persen-nya adalah hutan bambu. Bahkan, menebang bambu pun tak bisa sembarangan tebang. Harus izin dan mendapat izin dari pemangku adat setempat.

Menghormati PerempuanI Wayan Supat mengatakan, kekhasan ketu-runan Bali Aga di antaranya adalah sangat memuja dan menghormati perempuan, se-lain menjunjung tinggi keharmonisan alam, manusia, dan Tuhan (konsep Tri Hita Karana). Wujud hormat kepada perempuan itu di-tuangkan ke dalam awig-awig (semacam

Pentas seni menampilkan Sunda dan Upasunda menyambut kunjungan delegasi ASEAN Fair di Desa Penglipuran

Foto

: Buc

hori

18 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011

Ke Kintamani

Desa Adat Cekeng

Peta Desa Adat Penglipuran

Desa Adat Kubu

Ke Bangli

Pura Penataranpusat kegiatan spiritual

Lahan Pertanian

Hutan Bambu yang telah hilang

Pintu Masuk Utama

Pusat Fasilitas Wisata

Tumbuh perumahan baru

Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan

Sumber : Kantor Lurah Kubu

Ke Desa Cekeng

Hutan Bambu

Pusat Pengolahan Bambu

KarangMemadu

Monumen PerjuanganKapten Mudita

Mata Air

Karang Kerti (kapling rumah penduduk)

INFOBARU 2

kesepakatan bersama dan biasanya berkai-tan dengan pelanggaran), termasuk di Desa Penglipuran. ”Mereka pun sangat menjaga itu sampai sekarang. Belum ada warga yang berani me-ngubah awig-awig itu. Bahkan, hampir tidak ada catatan warga yang melanggarnya,” kata Wayan. Dalam awig-awig, siapa pun laki-laki di desa itu hanya diizinkan menikah dengan satu perempuan. Tidak dibenarkan adanya poligami. Jika laki-laki itu ketahuan melaku-kan poligami atas sepengetahuan istri per-tama atau tidak, ia tetap harus mendapatkan hukuman. Hukuman yang dijatuhkan adalah dikucilkan. Ya, laki-laki itu tak boleh tinggal serumah dengan istri pertamanya selamanya. Parah-nya, ia juga tak boleh menginjakkan kaki dan bersembahyang di pura. Intinya, ia dikucilkan baik batin maupun secara sosial. Wah.... Di Desa Penglipuran, tempat pengucilan itu pun dinamai Karang Memadu. Luas ta-nahnya hanya sepetak. Sejarah ratusan tahun lalu hingga sekarang, Karang Memadu belum pernah ditempati sehingga masih berupa ta-nah tanpa bangunan. Selain dilarang menduakan istri, warga juga enggan melakukan kesalahan lainnya, seperti mencuri. Jika ketahuan melakukan kejahatan, hukumannya juga berat karena harus memberikan sesaji sedikitnya lima ekor ayam berbagai warna ke masing-masing em-pat pura leluhur mereka. Jadi, pasti semua warga akan tahu siapa yang melakukan keja-hatan dengan adanya upacara itu. Malu! Sementara zona palemahan adalah zona untuk setra atau orang yang sudah mening-gal. Karena secara budaya, warga Hindu Bali di Penglipuran tidak menganut budaya Nga-ben. Jenazah hanya dikubur tanpa di- bakar. Alasannya, pembakaran bisa menjadikan pencemaran untuk lingkungan. Satu lagi yang khas dari desa adat ini, minuman asli loloh cemceman! Rasanya se-perti air tape atau es rujak di Pulau Jawa. Namun, warnanya kehijauan karena berasal dari daun cemceman yang diperas, di beri air kelapa serta garam, dan direbus. Begitulah harmoni Desa Adat Penglipuran terbangun. Mereka berupaya tetap menjaga keasrian adat-istiadat secara turun-temurun. Mereka pun menyadari kekuatan alam lebih dari apa pun.

ASEAN FairAda yang lain di Nusa Dua Bali di awal No-

Foto Atas : Dirjen Cipta Karya ditemani Bupati Mukomuko di stand pameran Kabupaten Mukomuko Foto Bawah : Siteplan desa penglipuran

Hutan Bambu

Areal Pertanian

Perumahan

Keterangan :

Foto

: Se

no P

usko

m

Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011 19

seperti arsitektur venakular, bahan bangu-nan, teknik mem bangun, kesehatan dengan mempertimbang kan kondisi geografis dan iklim. Melalui penelitian tersebut, digali kearifan lokal budaya setempat untuk mendapatkan rancang bangun honai dan lingkungan hu-nian yang memenuhi persyaratan kesehatan. Tidak hanya itu, pengembangan Homese sekaligus memberikan informasi mengenai cara pandang budaya hidup sehat pada ma-syarakat Papua melalui transformasi budaya dan pengenalan fisik bangunan honai dan lingkungan yang sehat. Demikian pula dengan produk Balit-bang lainnya yang dipamerkan, yaitu Jineng (rumah lumbung padi Bali) yang mengguna-kan material berasal dari bambu dan teknolo-gi bambu laminasi. Teknologi bambu laminasi yang dikembangkan oleh Balai Pengemba-ngan Teknologi Perumahan Tradisional Bali ini berupaya memanfaatkan potensi bahan bangunan lokal dan pengolah kualitas ba han bangunan untuk konstruksi dan merupakan alternatif pengganti kayu konstruksi. Alih teknologi bambu ini dilakukan pada daerah - daerah yang memiliki potensi bambu, teru-tama di Propinsi Bali, NTB, dan NTT. Kearifan lokal juga terlihat pada kegiatan revitalisasi di beberapa tempat seperti Pura Taman Ayun dan Dusun Adat Sade. Merevi-talisasi Taman Ayun ini penting karena secara turun menurun sangat menghormati wari s an seni, budaya, dan spiritual yang menda lam dari para leluhurnya. Revitalisasi ini didasar-kan atas karakteristik lingkungan pura, ling-kungan alam, dan lingkungan buatan. Upaya yang dimulai sejak tahun 2009 ini mendu-kung prasarana dan sarana di kawasan Taman Ayun sebagai kawasan wisata. Demikian pula penataan dusun adat Sade di Pulau Lombok dimaksudkan untuk me na-ta permukiman tradisonal bersama masyara-kat. Dalam penataannya, digunakan material berbahan alami lokal seperti batu alam, koral, batukali tanpa finishing yang berlebihan. Graita berharap apa yang telah ditampil-kan Kementerian PU dalam pameran ASEAN Fair ini, kiranya dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kearifan lokal itu sendiri, selain juga menginspirasi kita men-jadi lebih cinta terhadap produk lokal dan menjaga keseimbangan dengan alam. Stand Kementerian PU akan berlangsung mulai tang gal 12 November hingga 23 November mendatang. (bcr/ berbagai sumber)

INFOBARU 2

vember 2011. Kesibukan yang luar biasa terlihat terkait pelaksanaan ASEAN Fair. Se-bagai tuan rumah pelaksanaan ASEAN Sum-mit 2011 sekaligus penyelenggara ASEAN Fair untuk pertama kalinya, Bali kembali di-sibukkan dengan berbagai persiapan guna mensukseskan acara tersebut. ASEAN Fair merupakan bagian dari kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-19 dan KTT Asia Timur yang berlangsung pada 17-19 Novem-ber 2011 di Bali. ASEAN Fair menjadi ajang untuk meng-galang negara-negara ASEAN melalui pesta persaudaraan yang mengangkat seni dan budaya ASEAN. Penyelenggaraan ASEAN Fa ir merupakan prakarsa Indonesia untuk me nampilkan suatu penyelenggaraan yang populer dan bersifat persaudaraan budaya masyarakat yang tergabung dalam komu-nitas ASEAN. Sesuai dengan ide ASEAN Fair itu sendiri yang ingin memperlihatkan wajah ASEAN dengan gambaran keanekaragaman kekayaan warisan budaya maupun persama-an sejarah, budaya, dan masyarakat, maka

materi stand Kementerian PU mengusung tema infrastruktur terkait sosial budaya.

Kearifan Lokal, Keseimbangan AlamPada ASEAN Fair ini, Kementerian PU mengi-kuti pameran dengan menampilkan produk-produk yang memperlihatkan kebijakan dan program kementerian untuk membangun dan mengembangkan infrastruktur yang ber-guna bagi masyarakat luas dengan memper-hatikan local wisdom atau sering kita sebut dengan kearifan lokal. Demikian dikatakan Staf Ahli Menteri PU Bidang Sosial Budaya dan Peran Serta Masyarakat Graita Sutadi dalam sambutannya saat membuka stand pameran PU dalam rangka ASEAN Fair di Pe-ninsula Island, Nusa Dua Bali, Sabtu (12/11). Lebih lanjut Graita menjelaskan, salah satu contoh yang ditampilkan adalah pro-duk dari Balitbang yakni Homese (Honai Menuju Sehat). Hasil penelitian Balitbang ini menawarkan salah satu model rancang-an honai (ru mah adat suku Papua) dengan menggunakan pendekatan budaya lokal,

Kerafial lokal di Desa Adat Sade dipamerkan dalam booth Kementerian Pekerjaan Umum di ASEAN Fair.

Foto

: Buc

hori

Penyelenggaraan ASEAN Fa ir merupakan prakarsa Indonesia untuk me nampilkan suatu penyelenggaraan yang populer dan

bersifat persaudaraan budaya masyarakat yang tergabung dalam komunitas ASEAN.

20 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011

INFOBARU 3

Info

Bar

u 3

Akhir Oktober lalu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan Kabupaten Pacitan sebagai daerah kritis air. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang asli Pacitan pun

langsung mengutus Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto untuk memastikankondisi sebenarnya.

Tambah Kapasitas

IPA DonorejoAtasi Kekeringan Pacitan

EEntah apa kriteria yang ditetapkan BNPB se-hingga Pacitan berstatus kritis air. Tapi saat dikonfirmasi wartawan, Djoko Kirmanto me-negaskan Pacitan memang daerah yang ke-ring dan memerlukan perhatian khusus, kare-na persediaan airnya tak banyak. Sesuai tugasnya, Kementerian Pekerjaan Umum berusaha untuk menyediakan air ber-sih sebanyak-banyaknya kepada masyarakat. Air bersih merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Termasuk daerah Pacitan, saat ini Kementerian Pekerjaan Umum melalui Di-rektorat Jenderal Cipta Karya, saat sedang melihat lagi catatan di mana saja daerah yang rawan air. “Saya di sini melihat kecamatan-kecama-tan yang selama ini dianggap kering. Itu kita cek, apakah sangat urgen, apakah instalasi yang kita pasang 2-3 tahun yang lalu masih berfungsi. Kalau yang kita lihat ini ternyata masih berfungsi,” jelas Djoko. Dalam kunjungan kerjanya, Djoko Kirman-to juga didampingi Direktur Jenderal Cipta Karya Budi Yuwono, DIrektur Pengembang-an Air Minum Danny Sutjiono, Wakil Bupati Pacitan Prayitno, Direktur Bina Pelaksanaan Wilayah II Ditjen Bina Marga Winarno, Ke-pala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) V Ahmad Ghofar Ismail, dan Direktur PDAM Kabupaten Pacitan Riyanto. Di salah satu kecamatan di Pacitan, yaitu Donorojo, tercatat memang kekurangan

Foto

-foto

: Bu

chor

i

Foto Atas : Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono meninjau IPA Sumber Barong Kabupaten Pacitan

Foto Bawah : Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto meninjau pembangunan IPA DonorejoKabupaten Pacitan

Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011 21

INFOBARU 3

air. Oleh karena itu Kementerian Pekerjaan Umum saat ini sedang membangun penam-bahan kapasitas Instalasi Pengolahan Air (IPA) menjadi 40 liter/detik (lt/det) pada 2012. Sebelumnya kapasitas terpasang IPA Dono-rojo sebesar 7,5 lt/det yang bersumber dari air Dung Banteng. “Progresnya cukup baik. Kita juga akan melihat tempat-tempat lain yang membutuh-kan air. Di tempat-tempat lain juga akan kita lakukan hal yang sama,” imbuh Djoko. Untuk kecamatan-kecamatan lain yang kesulitan air, perlu dikenali dulu seperti apa daerahnya. Kalau memang ada sumber air, maka perlu pengolahan menjadi air bersih, kemudian didistribusikan oleh PDAM. IPA yang sedang dibangun nantinya akan disambungkan dengan pipa untuk meng-hubungkan tiga tempat tampungan air (ground reservoir), guna mendistribusikan air ke rumah-rumah warga. Ke depan, diren-canakan ada penambahan jumlah sambung-an rumah (SR) yang dilayani, yaitu di Desa Se kar (400 SR), Desa Kepu (483 SR), Desa Ce-meng (519 SR), Desa Klepu (804 SR), Desa Gen-daran (338 SR), Desa Sukodono (526 SR), Desa Belah (759 SR), dan Desa Donorojo (783 SR). Sementara itu Direktur PDAM Kabupaten Pacitan Riyanto mengungkapkan sampai saat ini capaian pelayanan air minum di wilayah-nya mencapai 23% dengan kapasitas air mi-num terpasang sebanyak 210 lt/det. Ditarget-kan pada 2015 bisa dicapai 55%. “Pembangunan IPA Donorojo dan jaring-an transmisinya didanai APBN 2011 senilai Rp 10,9 miliar. Agar cepat dimanfaatkan, kami sudah mengusulkan setidaknya Rp 1,7 miliar APBD untuk membangun jaringan distribusi-nya. Kami masih perjuangkan karena tahun ini PDAM hanya mendapatkan alokasi APBD sekitar Rp 300 juta,” ujar Riyanto. Menteri PU juga berkesempatan meninjau IPA Sumber Barong di Desa Candi, Kecamatan Pringkuku, masih di Kabupaten Pacitan. Da-lam wawancara di tempat tersebut, Djoko mengatakan bahwa tujuan kunjungannya ke Pacitan adalah dalam rangka melihat lang-sung kondisi ketersediaan air serta progres pembangunan instalasi air minum di Pacitan. Dijelaskan Djoko, pihaknya sangat peduli terhadap masalah ketersediaan air minum, sebab air merupakan kebutuhan utama ma-syarakat. Oleh karena itu, Kementerian PU tengah menganalisis kembali daerah-daerah rawan air (termasuk Pacitan) dan memper-banyak pembangunan instalasi pengolahan air di daerah tersebut. (bcr)

Foto Atas : Direktur Pengembangan Air Minum Ditjen Cipta Karya Danny Sutjiono meninjau kualitas air IPA Sumber Barong Kabupaten Pacitan

Foto Bawah : Pembangunan IPA Donorejo berkapasitas 40 liter per detik

Foto

-foto

: Bu

chor

i

Sesuai tugasnya, Kementerian Pekerjaan Umum berusaha untuk menyediakan air bersih sebanyak-banyaknya kepada

masyarakat.

22 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011

INFOBARU 4

Info

Bar

u 4

Sebagai salah satu program pemberdayaan masyarakat di sektor sanitasi dan air minum yang bernama Program Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) tampaknya

akan terus melenggang hingga 2016. Garansi keberlanjutan program tersebut diutarakan oleh Dirjen Cipta Karya di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional akhir November ini di Jakarta.

PAMSIMAS

Berlanjut Hingga 2016

K“Kami telah mencanangkan perluasan pro-gram ini kepada seluruh provinsi di Indonesia yang berminat mulai tahun 2013, sehingga pembelajaran yang berlangsung dalam ta-hap-I ini akan menjadi rujukan untuk penyu-sunan pola pendekatan program PAMSIMAS tahap-II nanti. Untuk jumlah desa sasaran akan kita analisa terlebih dahulu,” kata Budi Yuwono. Seperti kita ketahui, pelaksanaan kegiatan Pasmimas ini dimulai sejak tahun 2008, tahun ini merupakan tahun ke-4 sejak dimulainya program tersebut. Untuk tahun 2012 nanti merupakan tahun terakhir penyaluran dana bantuan langsung masyarakat dari sumber dana bantuan luar negeri yang berlaku saat ini.

Program Pamsimas ini telah menyasar 5500 desa di 15 provinsi dan 110 kabupaten/kota untuk periode pelaksanaan dalam kurun waktu (2008-2012). Program ini dinilai cukup berhasil dalam meningkatkan peran serta ma-syarakat, sehingga program yang awalnya dibiayai dengan pinjaman lunak dari Bank Du-nia menarik perhatian Pemerintah Australia yang kemudian mengucurkan hibah sebesar AUD 39 juta untuk menambah cakupan pela-yanan yang awalnya 5000 desa menjadi 5500 desa. Program pemberdayaan ini sedikit berbe-da dengan program lainnya, dalam Pamsimas terdapat penyertaan dana in cash dari ma-syarakat sebesar 4%, dan juga bantuan materi dan tenaga (in kind) dari masyarakat sebesar

Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Budi Yuwono membuka Rakor PAMSIMAS

Foto

: D

anan

g Pi

deks

o

Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011 23

Pamsimas adalah ‘Wajar Tanpa Pengecualian’. Disamping itu juga terjadi peningkatan kinerja dalam penilaian BPKP yang pada ta-hun 2008/2009 tercatat nilai temuan sebesar 2,26% dari total pengeluaran program men-jadi 0,79% pada tahun 2009/2010 dan terma-suk untuk kategori cukup berhasil. Oleh karena itu tak salah kalau program ini termasuk dalam program prioritas penca-paian target MDGs sesuai Inpres No. 3 tahun 2010, serta menjadi model reformasi birokrasi dalam hal tata kelola kepemerintahan diling-kungan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Maka, keberhasilan program ini sangat menjadi per-hatian bagi kita semua.

Rakornas PAMSIMAS 2011Untuk melakukan koordinasi, integrasi dan sin kronisasi antar para stakeholder, Ditjen Cip-ta Karya menyelenggarakan Rapat Koordinasi Tingkat Nasional Tahun 2011 di Hotel Mercu-re Jakarta akhir November ini. Rakornas ini mengundang Para Ketua Bappeda dan Kepala Dinas PU yang tergabung dalam Tim Koordi-nasi Provinsi dan Kabupaten/Kota; Para KaSat-ker PKP-AM Provinsi; Para KaSatker PIP / PPK Pamsimas Kabupaten/Kota. Selaku pembicara terdapat pewakilan dari Ditjen Cipta Karya Kementerian PU, Kementerian Kesehatan, Ke-menterian Dalam Negeri dan Bappenas. Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono menga-takan, rapat koordinasi tingkat Nasional kali ini menjadi sangat penting artinya bagi kita semua untuk melakukan refleksi terhadap ha sil pelaksanaan Pamsimas hingga saat ini, yang akan menjadi masukan untuk memper-baiki mekanisme pelaksanaan dan menyusun perencanaan program tahun 2012 secara le-bih matang agar dapat memperbaiki kinerja Pamsimas sebelum berakhirnya loan pada ta-hun 2013. “Pelaksanaan program Pamsimas ini dise-lenggarakan oleh berbagai pihak terkait di-tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, maka koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antar para pelaku menjadi sangatlah pent-ing artinya. Berbagai hambatan perlu dicari solusinya dengan semangat kebersamaan dengan satu tujuan, yaitu terwujudnya laya-nan air minum bagi masyarakat,” tambah Budi. (dvt)

INFOBARU 4

Masyarakat Desa Petanang Kecamatan Lembat Kabupaten Muara Enim memanfaatkan air minum dari menara air yang dibangun melalui PAMSIMAS

Foto

: Pu

skom

16%. Selain itu, dalam program ini pemerin-tah memberikan dana bantuan langsung ma-syarakat sebesar 250 juta untuk tiap desa. Menurut Budi Yuwono, tujuan Pamsimas yaitu untuk meningkatkan akses pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin perdesaan dan daerah pinggiran kota (peri urban), sehingga masyarakat dapat menerapkan praktik hidup bersih dan se-hat secara benar, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesehatan masyarakat secara berkelanjutan. Ia menambahkan, program ini bisa dise-but berhasil, apabila program ini dapat men-jadi model untuk direplikasi, diperluas (scall-ing up), dan diarusutamakan (mainstreaming) oleh Pemerintah Daerah yang bersangkutan dengan dukungan APBD dan berbasis sum-ber dana lainnya, sehingga dapat mendu-kung pencapaian target MDGs di kabupaten tersebut. “Pusat sebenarnya hanya memberikan contoh bahwa ada program sanitasi dan air minum yang cocok untuk masyarakat, dan selanjutnya tugas pemerintah daerah untuk terus melanjutkannya,” tambah Budi. Karena itu Budi Yuwono berharap, pelaku PAMSIMAS, betul-betul memahami pendeka-

tan Program PAMSIMAS dalam pembangu-nan sistem penyediaan air minum dan sa nitasi yaitu dengan berbasis masyarakat, partisipatif dan keberlanjutan. Hal ini dapat dilakukan dengan menem-patkan masyarakat sebagai pengambil kepu-tusan utama dalam perencanaan, pelaksa-naan kegiatan dan pengelolaan sarana air minum dan sanitasi, dan seluruh masyarakat miskin-kaya, perempuan-laki-laki, menjadi pe laku dan terlibat secara aktif dalam seluruh tahapan kegiatan PAMSIMAS. Kemudian sa-rana yang sudah terbangun ini, dimanfaatkan dalam jangka panjang dan dikembangkan sendiri oleh masyarakat, serta perubahan perilaku yang terbentuk ditingkat masyara-kat akan dapat meningkatkan kesehatan ma-syarakat. “Intinya Pemerintah harus mampu ber-peran sebagai fasilitator untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dan tidak ikut melak-sanakan kegiatan atau sebagian kegiatan, dengan alasan masyarakat tidak mampu me-laksanakan,” jelas Budi. Terdapat beberapa pendekatan Program Pamsimas dalam pembangunan sistem pe-nyediaan air minum dan sanitasi yaitu:• Berbasis masyarakat, artinya Program

Pam simas menempatkan masyarakat se-bagai pengambil keputusan utama dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan sarana air minum dan sani-tasi;

• Partisipatif, artinya seluruh masyarakat miskin-kaya, perempuan-laki-laki, menjadi pelaku dan terlibat secara aktif dalam selu-ruh tahapan kegiatan Pamsimas;

• Keberlanjutan, artinya sarana terbangun dapat dimanfaatkan dalam jangka pan-jang dan dikembangkan sendiri oleh ma-syarakat serta perubahan perilaku yang terbentuk ditingkat masyarakat akan dapat meningkatkan kesehatan masyara-kat.

Program ini juga telah diadudit baik ke-uangan maupun kinerja oleh BPKP sebagai alat ukur kesesuaian pelaksanaan program. Ber dasarkan laporan hasil audit konsolidasi keuangan oleh BPKP untuk pelaksanaan ta-hun anggaran 2008, 2009, dan 2010 disimpul-kan bahwa laporan keuangan pelaksanaan

Tujuan Pamsimas yaitu untuk meningkatkan akses pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin perdesaan dan daerah pinggiran kota (peri urban), sehingga masyarakat dapat

menerapkan praktik hidup bersih dan sehat secara benar

24 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011

INOVASI 1

Upaya pemerintah untuk mencapai target MDGs 2015 bidang air minum terus dilakukan. Pertengahan November lalu, Kementerian Pekerjaan Umum beserta 27 bupati dan walikota

menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pembukaan sembilan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) regional Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

bertempat di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Jawa Tengah.

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

Regional Jateng

Upaya untuk Mencapai Target MDGs 2015

Inov

asi 1

PPenandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Budi Yu-wono, Dirjen Sumber Daya Air Mochammad Amron, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, para Bupati/Walikota, dan disaksikan Sek-retaris Jenderal Agoes Widjanarko mewakili Menteri Pekerjaan Umum. Kesembilan regional di Jateng itu yakni Regional Bregas (Brebes Tegal), Wosusokas (Wonogiri, Sukoharjo, Solo, Karanganyar, Sragen), Petanglong (Pekalongan, Batang, Kota Pekalongan), Keburejo (Kebumen dan Purworejo), Purbamas (Purbalingga dan Banyumas), Wononegara (Wonosobo dan Banjarnegara, Semarsalat (Semarang dan Salatiga), Dadi Muria (Grobogan, Kudus, Pati, Jepara) dan Gelangmantul (Magelang, Sle-man, Yogyakarta dan Bantul). Total anggaran Sembilan regional Jateng tersebut akan dida-nai dari APBN 2012 senilai Rp 6 triliun. Menurut Sekjen Agoes Widjanarko, pem-bangunan SPAM regional ini diharapkan dapat menambah kapasitas penyediaan air minum sebesar 9.550 liter/detik. Dengan ang-garan sebesar Rp 6,8 triliun, ia mengingat kan perlunya berbagai alternatif pembia yaan, karena tidak mungkin seluruhnya dipikul oleh Pemerintah semata. Hal yang tidak kalah

Potensi sumber mata air di Kabupaten Brebes dengan kapasitas sekitar 300 L/detik yang bernama Mata air Tuk Suci

Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011 25

INOVASI 1

penting menurutnya adalah kajian yang lebih mendalam terhadap ketersediaan air baku agar tidak mengganggu keseimba ngan kebu-tuhan lainnya yang ada saat ini. “Upaya terobosan untuk menggalang sum ber-sumber pembiayaan ini perlu dilaku-kan oleh kita semua,” katanya. Sebagai informasi, kebutuhan investasi untuk masing-masing SPAM regional ini ber-variasi. Sebagian sistem membutuhkan in-vestasi yang sangat mahal karena panjangnya jaringan transmisi dan distribusi serta sistem pompa yang harus dibangun sehingga cen-derung kurang layak secara finansial. Sebaliknya, terdapat sistem dengan sum-ber mata air dengan gravitasi dan jaringan perpipaan yang relatif pendek sehingga sangat potensial dan layak secara finansial. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan tarif air yang diberlakukan pada beberapa SPAM regional menjadi sangat tinggi dan tidak ter-jangkau oleh masyarakat di wilayah tersebut. Konsep SPAM regional yang difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut melalui subsidi silang antar sistem. Dengan demikian secara gabungan, SPAM regional yang difasili-tasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dapat menjadi kegiatan yang layak bukan saja dari sisi teknis, tetapi juga dari sisi ekonomis dan keuangan. Agoes Widjanarko menambahkan, peme-rintah pada dasarnya akan mendukung pe-menuhan kebutuhan air baku yang diperlu-kan dengan membangun sistem transmisi air baku. Untuk beberapa SPAM regional yang

menggunakan sumber air melalui mata air dengan pipa transmisi yang tidak terlalu pan-jang pada prinsipnya dapat didukung dengan dana APBN Kementerian PU. Namun demikian, untuk beberapa SPAM regional dengan kapasitas besar dan pipa transmisi yang panjang, perlu dilakukan pen-tahapan dalam pelaksanaanya dan kajian skema pembiayaan diluar APBN diantaranya dengan melibatkan peran serta swasta. Dalam hal ini, APBN dialokasikan sebagai dukungan Pemerintah agar kegiatan ini layak bagi mitra swasta dan menarik bagi lembaga keuangan untuk mendanainyadengan tarif air minum yang terjangkau bagi masyarakat. “Demikian pula untuk membangun sistem distribusi dan layanan yang diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp. 2,4 Triliun, saya kira juga sulit apabila hanya mengandal-kan APBD Provinsi/Kabupaten/Kota dan inter-nal kas PDAM semata,” tambahnya. Agoes mengharap pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota beserta DPRD diharapkan dapat mendukung penyelenggara SPAM da-lam mencari terobosan pendanaan untuk membangun jaringan distribusi dan sambu-ngan rumah. Terkait hal tesebut, pemerintah saat ini memberikan fasilitasi untuk mengakses ber-bagai alternatif pendanaan, seperti Pinja-man Perbankan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2009 tentang Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat dalam rangka Percepatan Penyediaan Air Minum. Selain itu dapat juga dilakukan Kerjasama Pemerintah

dan Swasta (KPS) sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 56 tahun 2011 ten-tang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 67 tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infra-struktur, serta diatur dalam Peraturan Menteri PU Nomor 12/PRT/M/2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengembangan Sis-tem Penyediaan Air Minum. “Kami meletakkan harapan yang besar terhadap keberhasilan dan keberlangsung-an SPAM Regional di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ini dalam peningkatan pelayanan air minum kepada masyarakat di dua provinsi ini. Harapan kami 9 SPAM Regional ini dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia untuk mengesampingkan ego kewilayahan dan me ningkatkan kerjasama antar daerah dalam rangka meningkatkan pelayanan air minum kepada masyarakatnya,” tambah Agoes. Terkait SPAM Regional ini, dukungan penuh juga diberikan oleh Gubernur Jawa Tengah H. Bibit Waluyo. Menurutnya, nota kesepahaman ini mengandung arti bahwa pemenuhan kebutuhan air minum untuk ma-syarakat menjadi tanggung jawab bersama secara regional. Hal ini mengandung maksud agar upaya pemenuhan kebutuhan air bersih tidak bersifat sektoral dan terlokalisir pada tiap-tiap pemerintah kabupaten/kota tanpa adanya sinergi dan kerjasama dengan daerah lain di sekitarnya. Dengan pola ini maka diharapkan daerah yang mengalami surplus air akan mensubsidi daerah lain di sekitarnya agar upaya pemenu-han kebutuhan air bersih dapat terwujud se-cara merata dalam suatu kawasan regional. “Air sebagai kebutuhan dasar manusia un-tuk semua orang. Jadi kalau daerah tertentu sudah cukup, sudah tentu diberikan untuk daerah lain yang membutuhkan,” tandas Bibit. Penandatanganan kesepakatan bersama yang melibatkan Pemerintah Pusat, Provinsi serta Pemerintah Kabupaten dan Kota me-rupakan langkah awal dalam mewujudkan SPAM Regional di Jawa Tengah. Setelah penandatangan dilaksanakan, diharapkan ma sing-masing pemda dapat menyiapkan do kumen-dokumen perencanaan yang diper-lukan meliputi perencanaan teknis, pembia-yaan, kelembagaan dan lingkungan. Satu hal yang juga perlu perhatian khusus diantaranya adalah penyiapan lahan yang diperlukan. Ka-rena sudah banyak kasus pembangunan in-frastruktur yang terkendala akibat lambatnya penyiapan lahan yang diperlukan. (dvt)

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pembukaan sembilan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) regional Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bertempat di Pendopo Rumah

Dinas Bupati Karanganyar, Jawa Tengah.

26 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011

INOVASI 2

Perubahan iklim saat ini telah menjadi topik hangat yang ditengarai sebagai salah satu penyebab berbagai bencana alam yang terjadi belakangan ini. Peningkatan jumlah penduduk

dunia dan peningkatan standar kualitas hidup manusia, juga tidak diikuti dengan penambahan daya dukung lingkungan.

Formulasi dan KuantifikasiKebijakan dan Strategi Cipta

Karya Terkait Perubahan Iklim Sandhi Eko Bramono *)

Inov

asi 2

HHal ini sejalan dengan entropi alam dimana pertumbuhan ekonomi tidaklah sejalan de-ngan upaya konservasi lingkungan. Upaya me lawan entropi alam dengan menyelaras-kan pertumbuhan ekonomi dan konservasi lingkungan berdampak pada kebijakan yang mahal dari aspek finansial, namun dapat men-jadi murah dari aspek ekonomi. Hal ini juga berdampak pada infrastruktur keciptakaryaan, seperti bangunan, permuki-man, air minum, air limbah, drainase, dan per-sampahan. Perubahan iklim perlu diwaspadai

Foto

: D

ok. P

AM

SIM

AS

dapat mengakibatkan penurunan kinerja in-frastruktur keciptakaryaan bagi masyarakat, meskipun juga terdapat dampak positifnya. Oleh karenanya, penyusunan kebijakan dan strategi yang tepat, aplikatif, terukur, andal, dan terjangkau, perlu untuk dirumuskan.

Identifikasi DampakSejumlah parameter lingkungan yang pa-ling signifikan dari perubahan iklim adalah perubahan temperatur, kelembaban udara, tingkat curah hujan, pola curah hujan, fre ku-

en si curah hujan, durasi curah hujan, kecepa-tan angin, dan arah angin. Dampak positif dan negatif dari perubahan iklim perlu untuk dihi-tung, serta dipertimbangkan daya rusaknya atau justru daya dukungnya terhadap infra-struktur yang ada. Sebagai contoh, dampak peningkatan temperatur udara terhadap pe-ngeringan sampah yang mendukung kiner ja proses insinerasi di Instalasi Pengolahan Sam-pah (IPS), dampak peningkatan tingkat curah hujan terhadap melambatnya kecepatan pe-nu runan genangan air di permukiman, dan

Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011 27

lain sebagainya.

Toleransi DampakPenurunan keandalan infrastruktur terkait pe-rubahan iklim harus difokuskan pada tingkat keandalan pelayanannya kepada masyarakat. Jika penurunan keandalan sudah mencapai tahap yang merugikan masyarakat, maka per-lu dilakukan suatu tahapan antisipasi yang memadai. Kerugian yang ditimbulkan juga perlu untuk dikuantifikasikan, dalam satuan yang dapat dihitung atau diukur. Misalnya, peningkatan tingkat curah hujan menyebabkan sampah yang belum terang-kut dari kawasan permukiman menjadi lebih cepat membusuk dan mengganggu kenya-manan masyarakat. Dengan kata lain, pe-ningkatan frekuensi pengangkutan sampah perlu untuk dilakukan, dengan mempertim-bangkan tingkat toleransi masyarakat atas bau sampah yang ditimbulkan. Hal ini dapat dikorelasikan juga dengan Standar Pelayanan

Minimal (SPM) infrastruktur yang ada, dengan mempertimbangkan apakah keandalan infra-struktur tersebut masih memenuhi SPM yang telah ditetapkan.

Biaya MitigasiPenurunan keandalan infrastruktur yang akan dirancang terkait perubahan iklim, berdam-pak pada kebutuhan dalam upaya mitigasi untuk meminimasi dampak kerusakan yang ada. Upaya mitigasi ini membutuhkan sejum-lah biaya yang akan berpengaruh terhadap besaran investasi yang harus ditanamkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, atau Pemerintah Daerah. Tambahan biaya investasi ini menjadi be-ban baru dalam pos Anggaran Pendapatan Belanja Negara/Daerah (APBN/D) karena men-jadi kewajiban pemerintah untuk menjamin keandalan infrastruktur yang akan disediakan. Biaya ini dapat dikorelasikan sebagai biaya investasi untuk sejumlah masyarakat yang

dilayani oleh infrastruktur tersebut, dalam sat-uan Rupiah/kapita. Misalnya, dapat dihitung biaya mitigasi yang dibutuhkan untuk mem-buat perluasan kawasan resapan air di sekitar infrastruktur drainase untuk meng antisipasi luapan air yang tidak dapat terta ngani oleh infrastruktur drainase kawasan yang ada.

Biaya RehabilitasiPada infrastruktur yang telah terbangun, se-jumlah penurunan keandalan infrastruktur juga perlu diantisipasi dengan penyesuaian desain fisik infrastruktur tersebut agar tidak menurunkan keandalan infrastruktur yang telah terbangun. Sejumlah biaya dibutuhkan untuk memperbaiki kerusakan infrastruktur yang ada, dimana tingkat keandalan infra-struktur harus tetap dipertahankan atau bah-kan ditingkatkan. Kebutuhan biaya rehabili-tasi ini dapat dinyatakan dalam biaya investasi terhadap jumlah layanan infrastruktur terse-but, dinyatakan dalam satuan Rupiah/kapita.

TPA Sarimukti Kab. Bandung Barat

28 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011

INOVASI 2

Misalnya, dapat dihitung biaya yang dibutuh-kan untuk memperbaiki kawasan permuki-man yang rusak akibat tergenang oleh banjir akibat peningkatan tingkat curah air hujan.

Wigati atau Skala PrioritasSetelah mempertimbangkan tingkat keru-sakan, toleransi, serta pembiayaan yang dibutuhkan, maka dapat ditentukan wigati dari infrastruktur-infrastruktur yang perlu di-beri perhatian utama. Kesemua infrastruktur adalah sama pentingnya dan sama manfaat-nya bagi masyarakat. Namun di tengah ke-terbatasan anggaran yang ada, maka perlu dilakukan suatu pemeringkatan terkait dam-pak perubahan iklim yang terjadi, karena hal ini menjadi suatu pertimbangan yang sangat teknis untuk diputuskan. Misalnya, fluktuasi kualitas air sungai kare-na perubahan pola curah hujan berdampak pada terganggunya kinerja Instalasi Pengo-lahan Air (IPA). Dalam hal ini, diperlukan skala prioritas pada infrastruktur air minum untuk meningkatkan kinerja unit operasi pada IPA, sehingga mampu menghasilkan air minum dengan kualitas yang konstan, meskipun memperoleh air baku dengan kualitas yang fluktuatif. Sebagai perbandingan, pembiaya-an untuk infrastruktur persampahan terkait sarana pengumpulan sampah, seperti perbai-kan kualitas material pada gerobak sampah, dalam hal ini tidak menjadikannya sebagai suatu prioritas utama.

Kelembagaan dan Skema PembiayaanSetelah semua dampak perubahan iklim di-petakan, besaran pembiayaan telah dihitung, dan skala prioritasnya telah diputuskan, maka dibutuhkan suatu sarana kelembagaan yang sesuai, serta skema pembiayaan yang tepat dan sesuai kebutuhan. Kelembagaan yang cocok akan memberikan kinerja pelayanan infrastruktur yang baik dan berkenlanjutan. Skema pembiayaan diharapkan sebagai pembiayaan dalam negeri, untuk memini-masi pembiayaan dari luar negeri (khususnya hutang luar negeri). Beban hutang luar negeri Indonesia yang saat ini sudah mencapai Rp 7,5 juta/kapita, harus menjadi suatu cambuk bahwa diperlukan pembiayaan dalam negeri yang bersifat kreatif, namun tetap mampu memberikan manfaat yang nyata dan luas bagi masyarakat. Pembiayaan dapat dilakukan dengan diversifikasi dari berbagai lembaga keuan-gan dalam negeri, yang sifatnya cocok bagi pembiayaan infrastruktur tersebut. Misalnya,

Bron Capturing PAMSIMAS Desa Kapundutan Kabupaten Pekalongan

untuk pembiayaan infrastruktur air minum de ngan menggandeng lembaga keuangan dalam negeri A dengan model kelembagaan B, untuk infrastruktur air limbah dengan bekerja sama bersama lembaga keuangan dalam negeri C dengan model kelembagaan D, dan lain sebagainya. Dengan mempertimbangkan urutan-uru-tan yang tersebut di atas, diharapkan akan dilahirkan kebijakan dan strategi yang tepat, aplikatif, terukur, andal, dan terjangkau. Kebi-jakan dan strategi yang tidak tepat dan tidak aplikatif akan sekedar menjadi suatu wacana tanpa realisasi. Kebijakan dan strategi yang tidak terukur akan menjadikan capaian-ca-paian yang tidak jelas arahannya. Kebijakan dan strategi yang tidak andal dan tidak ter-

jangkau akan menjadikan infrastruktur yang dirancang tidak dapat berfungsi dengan baik, tidak berkelanjutan, dan tidak memberikan manfaat finansial/ekonomi yang nyata bagi masyarakat. Keandalan kebijakan dan strategi yang dike-luarkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, akan menjadi ujung tombak terdepan dalam menjamin ke-andalan pelayanan infrastruktur cipta karya yang seluas-luasnya untuk rakyat.

*) Staf Sub Direktorat Kebijakan dan Strategi, Direktorat Bina Program, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum. Kontak dengan penulis: [email protected]

Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011 29

RIS-PNPM merupakan program pemberdayaan masyarakat yang koordinasinya berada di bawah payung PNPM Mandiri. Program ini memberikan fasilitasi pada pengembangan

kapasitas masyarakat dalam perencanaan dan pengembangan desanya. Juga memberikan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) untuk pembangunan infrastruktur yang mampu

memberikan kemudahan akses bagi masyarakat dalam peningkatan kualitas hidupdan ekonominya.

Vice President ADB

Kunjungi RIS-PNPMdi Babakan Loa

Dedi Zubaidi *)

Gem

a PN

PM

BBabakan Loa, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, merupakan salah satu desa sasaran RIS-PNPM tahun 2009 yang menjadi lokasi kunjungan Stephen P. Groff-Vice President of Asian Development Bank. Keberhasilan pelak-sanaan program pemberdayaan masyara-kat di Desa Babakan Loa, telah menjadikan desa ini sebagai lokasi kunjungan Stephen P. Groff- Vice President of Asian Development Bank (ADB), didampingi oleh Fihir S. Batarai – Kepala Project Coordination and Monitoring Unit RIS-PNPM dan Teddy Kreswanto – Kepala Satuan Kerja Pembinaan Pembangunan Infra-struktur Perdesaan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Dalam kunjungannya Stephen P. Groff me-ngatakan bahwa ADB telah melakukan ker-jasama dengan pemerintah Indonesia lebih dari 40 tahun, dimana programnya difokuskan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Saya sangat senang berada disini dan melihat langsung keberhasilan masyarakat Babakan Loa dalam melaksanakan RIS-PNPM. Hal ini akan menjadi contoh bagi wilayah-wilayah lainnya,” ungkap Groff pada saat dialog de-ngan masyarakat. Babakan Loan kecamatan Kedondong

30 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011

GEMAPNPM

Kabupaten Pesawan Provinsi Lampung, me-rupakan desa yang mempunyai potensi be-rupa hasil perkebunan seperti kakao, kopi dan pisang. Jarak tempuh yang harus dilalui masyarakat untuk menuju kota kecamatan memakan waktu sekitar satu jam dengan kondisi wilayah perbukitan dan jalan yang ru-sak. Kondisi ini telah menyebabkan masyara-kat mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil perkebunanya. Di samping itu, kesulitan masyarakat dalam memperoleh air bersih juga telah menyebabkan kualitas kesehatan mereka tidak terjamin dan beban pengelua-ran mereka bertambah. Selama kurang lebih 13 tahun, masyarakat mengambil air bersih dari lembah atau su-ngai yang kurang lebih berjarak 5 km untuk dusun terjauh dan 1 km untuk dusun yang dekat dengan sungai. Masyarakat mengambil air bersih tersebut dengan diangkut meng-gunakan motor, sepeda, bahkan ada yang dipikul. Melalui RIS-PNPM, masyarakat Desa Babakan Loa sejak tahun 2009 telah dapat menikmati air bersih yang langsung tersedia di dapur mereka, dan mereka sangat berbaha-gia merasakan kemudahan tersebut. Pada kesempatan ini pula, Aries Sandi

Darma Putra - Bupati Pesawaran dalam sam-butannya yang dibacakan oleh Drs. Achmad Balia - Kepala Bappeda Kabupaten Pesawaran mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Pesawaran mendukung sekali program yang digulirkan ADB ini dan berharap masih akan berlangsung pada tahun-tahun mendatang. Sebagai bentuk dukungan, kami menye-diakan Biaya Operasional/ biaya pendamping untuk menyelenggarakan program tersebut sesuai kesepakatan antara Pemerintah Indo-nesia dan ADB. Untuk lebih menjamin ter-jadinya transparansi di masyarakat dan terwu-judnya efektifitas dalam pencapaian sasaran program, kami melibatkan media, LSM serta menumbuhkan sikap kritis masyarakat untuk mengawasi jalannya pelaksanaan program. Pada tahun 2009, Kabupaten Pesawaran menerima bantuan program dari ADB sebe-sar 14 Milyar (56 desa), tahun 2010 sebesar 12,750 Milyar (51 desa) dan tahun 2011 sebe-sar 12,750 Milyar (51 desa). Dari dana sekitar 39 milyar yang diterima, digunakan sebagai wujud nyata pembangunan dalam rangka pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan secara langsung oleh masyarakat. Lebih lanjut, Achmad Balia mengatakan bahwa sebagai komitmen Pemerintah Kabu-paten Pesawaran dan melihat besarnya man-faat program pemberdayan bagi masyarakat.

“Kami merencanakan membuat program pem berdayaan masyarakat yang serupa yang dibiayai melalui APBD Kabupaten Pesawaran untuk lebih mempercepat pelaksanaan pem-bangunan di Kabupaten Pesawaran yang kita cintai ini,” ujarnya. Sementara itu dalam sesi dialog, masyara-kat menginginkan program ini terus dilanjut-kan di Babakan Loa. Kemiskinan yang hampir menyuluruh di dusun-dusun menyebabkan perlunya dukungan peningkatan infrastruktur yang berkesinambungan. Kebijakan pembangunan berbasis pem-berdayaan masyarakat pada hakekatnya me-rupakan pergeseran paradigma dari pro ses perencanaan pembangunan yang semula berpola top-down menjadi bottom-up. Pen-de katan pelaksanaan pembangunan ini di la kukan melalui peningkatan kapasitas ma syarakat, baik secara individu maupun ber kelompok untuk dapat memecahkan ber -ba gai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kese jah te-raannya. Mudah-mudahan, dengan ke ter li-batan yang lebih besar dari perangkat pe-merintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk bangkit secara mandiri menuju ma-syarakat yang madani.*) Sekretariat RIS PNPM Ditjen Cipta Karya

Selama kurang lebih 13 tahun, masyarakat mengambil air bersih dari lembah atau sungai yang kurang lebih berjarak 5 km untuk dusun terjauh dan 1 km untuk dusun yang dekat dengan sungai

Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011 31

Lens

a CK World Delta Summit

Jakarta Convention Center, 21-24 November 2011“The Pulse of Deltas

and the Fate of our Civilization”

LENSACK

Foto-foto : Danang Pidekso

32 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011

LENSACK

Konstruksi Indonesia 2011Forum Konstruksi

dan Infrastruktur IndonesiaJakarta Convention Center,

23-25 November 2011

Lens

a CK

Foto-foto : Danang Pidekso

Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011 33

baikan infrastruktur perdesaan dan mengentaskan kemiskinan di wilayah perdesaan serta penanganan permasalahan sanitasi di wilayah perkotaan.

“Saya juga mengharap dukungan Pemprov maupun Pemda dalam bentuk Dana Biaya Operasional Proyek (BOP) untuk program ini. BOP ini merupakan tugas wajibnya daerah dan tidak akan membebani, karena kecil nilainya. Dengan adanya alokasi BOP ini maka program akan berjalan lancar dan tepat waktu,” kata Budi saat member arahan, Rabu (9/11). (puskom)

Setelah rampung menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) Oktober lalu, SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) bagi PDAM mulai disosilisasikan. Kementerian PU melalui Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) dan Dit. PAM Ditjen Cipta Karya serta PERPAMSI mulai mensosialisasikan sistem ini secara bergelombang dan regional ke seluruh PDAM di Indonesia. Diharapkan awal tahun 2012 nanti, semua PDAM sudah menerapkan laporan keuangan dengan sistem SAK ETAP ini. Kepala BPPSPAM Rachmat Karnadi mengatakan, salah satu cara meningkatkan layanan PDAM adalah dengan menerapkan sistem SAK ETAP dalam laporan keuangan setiap PDAM. Dengan menerapkan sistem yang mengacu pada standar akuntansi internasional ini, salah satu keuntungannya adalah investor asing akan berminat untuk investasi . Selain itu, dengan sistem ini PDAM akan lebih mudah dan tepat dalam menyusun laporan keuangannya karena lebih sederhana. “Sosialisasi ini rencananya akan dilaksanakan di tujuh kota yaitu Bandung, Makassar, Batam, Solo, Medan, Bali dan Banjarmasin untuk tahun 2011. Peserta sosialisasi adalah sejumlah PDAM yang terbagi dalam sembilan wilayah di Indonesia dan sebagai narasumber utama dalam sosialisasi ini adalah tim dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)” kata Rachmat. (dvt)

Ditjen Cipta Karya sosialisasikan program Urban Sanitation dan Rural Infrastucture (USRI) Support to PNPM Mandiri kepada 71 kabupaten/kota di 9 provinsi penerima program ini di Jakarta 9-10 November 2011. Sosialisasi ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut atas kerjasama pinjaman antara Pemerintah Indonesia dengan Asian Development Bank (ADB) senilai US$ 100 juta akhir September lalu.

Dalam arahannya, Dirjen Cipta Karya Budi Yu-wono mengatakan, USRI merupakan program pem berdayaan masyarakat di bawah payung PN PM Mandiri. Program ini dilaksanakan untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam per-

Sebanyak 30 mahasiswa jurusan teknik sipil dan teknik lingkungan dari Sekolah Teknologi Tinggi (STT) Sapta Taruna Jakarta kunjungi Stand Kementerian Pekerjaan Umum dalam pemeran IDEC 2011 (Indonesia Disaster Preparedness, Response, Recovery, Expo and Conference) di JI Expo Kemayoran Jakarta, Jumat (28/10). Para mahasiswa ini diundang oleh Kementerian PU untuk mendapatkan penjelasan mengenai penanganan rehabilitasi dan rekontruksi Gempa DIY oleh Ditjen Cipta Karya Kementerian PU. Selaku pembicara, Kasatker Rehab Rekon Ditjen Cipta Karya Aswin Sukahar menjelaskan, rehab rekon untuk Gempa DIY tahun 2006 memiliki beberapa tujuan. Diantaranya, memberi kemampuan masyarakat untuk membangun rumah tahan gempa, menyusun rencana penataan permukiman untuk meminimalisir resiko dan membangun infratruktur akibat gempa. “Pendekatan yang dilakukan adalah pemberdayaan, dimana mengedepankan masyarakat sebagai pelaku utama. Dalam rehab rekon ini kita ajak masyarakat untuk menyusun rencana penataan permukiman kedepan, tidak hanya gempa tapi juga kerawanan lain seperti banjir dan tanah longsor,” kata Aswin. (puskom)

Ditjen Cipta Karya SosialisasikanProgram USRI

SAK ETAP Bagi PDAM Mulai Disosialisasikan

30 Mahasiswa Sapta Taruna Kunjungi Stand PU

SEPUTARKITA

Sepu

tar K

ita

34 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011

semangat hari pahlawan10 november 1945

Meneruskan Perjuangan Pahlawan Kemerdekaan

Membangun Bangsadan Negara

Cerita adalah semangat. Maka perlusebuah rumah untuk menampungnya.

Tulislah kisah perjalanan yang sudah membuka mata Anda, berbagilah dengan yang lain untuk memperkaya makna. Jurnalisme Warga Cipta Karya siap

menampung kisah Anda lewat kata-kata dan karya foto.

http://ciptakarya.pu.go.id/jurnalisme

Citizen Journalism Cipta Karya