PENATAAN ARSITEKTUR DAN INFORMASI KINERJA … AD… · Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 1...

download PENATAAN ARSITEKTUR DAN INFORMASI KINERJA … AD… · Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 1 PENATAAN ARSITEKTUR DAN INFORMASI KINERJA DALAM RKA-K/L Ditjen Anggaran, September 2014

If you can't read please download the document

Transcript of PENATAAN ARSITEKTUR DAN INFORMASI KINERJA … AD… · Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 1...

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 1

    PENATAAN ARSITEKTUR DAN INFORMASI KINERJADALAM RKA-K/L

    Ditjen Anggaran, September 2014

  • Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 2

    Outline

    1. Kondisi Umum

    Bagian ini memperlihatkan perkembanganbelanja negara dari tahun ke tahun sejakreformasi keuangan negara diterapkantahun 2005.Disajikan pula bagaimana pandanganberbagai kalangan terhadap belanjanegara dimaksud.

    2. Hasil Evaluasi

    Dalam bagian ini dikupas secara singkatpermasalahan fundamental terkaitpengelolaan anggaran yang diperolehberdasarkan hasil evaluasi yang mengacupada Peraturan Menteri Keuangan No 249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran danEvaluasi Kinerja atas Pelaksanaan RKA-K/L.

    Strategi Perbaikan

    3. Strategi Perbaikan

    Pada bagian terakhir disampaikan strategidalam rangka peningkatan kualitas belanjadimana strategi tersebut disusunberdasarkan permasalahan yang ditemui. Strategi mencakup apa yang ingin dicapai, langkah-langkah dan tahapan untukmencapainya, dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk mendukung pencapaiandimaksud.

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 3

    BAGIAN PERTAMA: KONDISI UMUM

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 4

    Komponen Belanja dalam APBN

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Grafik di atas menunjukkan bahwa porsi Belanja KL cenderung meningkat dan oleh karena itu menjadi tantangan para pengelolaanggaran Belanja KL untuk semakin meningkatkan profesionalitasnya dalam mengelola belanja tersebut.

    Komponen Belanja dalam APBN

    Belanja KL per Fungsi

    Isu yang Berkembang di Masyarakat

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 5

    Belanja K/L untuk Mendanai Seluruh Program Pemerintah

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Jumlah BA K/L 68 72 73 74 73 76 79 86

    Jumlah program 1030 672 645 628 626 639 422 426

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Data Belanja K/L (Triliun Rupiah)

    PLNPNBPRM

    HLN

    Sumber dana:

    Belanja KL yang dikelola Kementerian/Lembaga tertuang dalam RKA-K/L yang digunakan untuk mendanai seluruhprogram pemerintah sesuai fungsinya yang meliputi pelayanan umum, pertahanan, ketertiban & keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan & fasilitas umum, kesehatan, pariwisata, budaya, agama, pendidikan, dan perlindungansosial (Ps 11 UU 17/2003).

    Komponen Belanja dalam APBN

    Belanja KL per Fungsi

    Isu yang Berkembang di Masyarakat

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 6

    Perkembangan Belanja K/L Menurut Fungsi

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Trili

    un

    Ru

    pia

    h

    Pelayanan Umum

    Pertahanan

    Ketertiban & Keamanan

    Ekonomi

    Lingkungan Hidup

    Perumahan & Fasum

    Kesehatan

    Pariwisata & BudayaAgama

    Pendidikan

    Perlindungan Sosial

    Perkembangan Belanja KL menurut fungsi Pemerintah dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

    Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa alokasi Belanja KL terbesar digunakan untuk fungsi pelayanan umum, pendidikan, ekonomi, dan pertahanan. Dan apabila dicermati, alokasi untuk pelayanan umum cenderung meningkatsecara signifikan.

    Komponen Belanja dalam APBN

    Belanja KL per Fungsi

    Isu yang Berkembang di Masyarakat

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 7

    Perkembangan Belanja K/L Menurut Fungsi

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Data Belanja KL Menurut Fungsi Pelayanan Umum (Triliun Rupiah)

    Lembaga Eksekutif & Legislatif, MasalahKeuangan & Fiskal, sertaUrusan Luar Negeri

    Pinjaman PemerintahPelayanan UmumPelayanan Umum Lainnya

    Pembangunan Daerah

    Litbang Pelayanan Umum

    Apabila dilihat lebih rinci alokasi dalam fungsi Pelayanan Umum adalah seperti tampak dalam grafik di bawah ini.

    Komponen Belanja dalam APBN

    Belanja KL per Fungsi

    Isu yang Berkembang di Masyarakat

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 8

    Isu yang Berkembang di Masyarakat

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Sementara itu, berdasarkan data kualitatif dari berbagai sumber yang sangat mempengaruhi opini publik umumnyamenyatakan bahwa pengelolaan belanja kita belum optimal.

    http://jaringnews.com/politik-peristiwa/umum/14587/belanja-birokrasi-sudah-sampai-pada-tingkat-mengkhawatirkan. 3 Mei 2012 http://www.investor.co.id/home/daya-dorong-belanja-pemerintah-belum-optimal/26606.

    Tanggal 19-12-2011

    http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/05/22/07504230/bbm.naik..anggaran.negara.tetap.boros. Tanggal 22-5-2013

    http://www.entitashukum.com/rp-66-triliun-anggaran-apbn-mengalir-boros/. Tanggal 23-4-2013

    Komponen Belanja dalam APBN

    Belanja KL per Fungsi

    Isu yang Berkembang di Masyarakat

    http://jaringnews.com/politik-peristiwa/umum/14587/belanja-birokrasi-sudah-sampai-pada-tingkat-mengkhawatirkanhttp://www.investor.co.id/home/daya-dorong-belanja-pemerintah-belum-optimal/26606http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/05/22/07504230/bbm.naik..anggaran.negara.tetap.boroshttp://www.entitashukum.com/rp-66-triliun-anggaran-apbn-mengalir-boros/

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 9

    Arahan Wakil Presiden

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Sumber: http://economy.okezone.com/read/2011/03/29/20/440034/20/boediono-belum-ada-monitoring-evaluasi-anggaran

    Apa yang kita keluarkan, selesaianggarannya bersih secara administratiftetapi outcome-nya, maksud saya output atau outcome-nya, atau dampak setelah itubelum kita ukur .

    "Saya tidak ke detilnya, tetapi intinya jikaingin outcome oriented, tentunya harus adadefinsi dari outcome yang jelas, terukur danharus jelas itu apa. Ini merupakan setiapperencanaan. Oleh karena itu saya anjurkansekali

    (Wapres Boediono, 29 Maret 2011)

    ECONOMY Fiskal & Moneter

    Boediono : Belum Ada Monitoring &

    Evaluasi Anggaran

    Taufik Hidayat - Okezone

    Selasa, 29 Maret 2011 13:09 wib

    Wapres Boediono. Foto: Heru Haryono/Okezone

    JAKARTA - Pemerintah belum memiliki sistem monitoring dan evaluasi yang terpadu terkait

    dengan anggaran dan outcome-nya. Aktifitas anggaran yang dimaksud bukan semata-mata

    berupa anggaran saja, akan tetapi merupakan kesatuan antara budget dan policy action.

    Kondisi umum inilah yang membuat Wapres mengingatkan kepada seluruh pengelola anggaranuntuk dapat bekerja lebih keras.

    Komponen Belanja dalam APBN

    Belanja KL per Fungsi

    Isu yang Berkembang di Masyarakat

    http://economy.okezone.com/read/2011/03/29/20/440034/20/boediono-belum-ada-monitoring-evaluasi-anggaran

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 10

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Memenuhi amanat PP 90 Tahun 2010 serta menindaklanjuti arahan Wapres tersebut di atas, maka pada tgl 28 Desember 2011 Menkeu menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan No 249 /PMK.02/2011 tentang Pengukurandan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan RKA-K/L yang mengatur sistem evaluasi program di seluruh K/L.

    Arahan Wapres(29-3-2011)

    PMK Evaluasi(28-12-2011)

    Dalam beberapa paparan berikut, akan disajikan temuan penting dari implementasi tahunpertama PMK 249 berdasarkan rangkuman hasil evaluasi pelaksanaan program tahun 2012yang dilakukan oleh seluruh KL dimana keterangan lebih detail dapat dilihat dengan meng-akses web monev.anggaran.depkeu.go.id.

    Meskipun evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan program tahun 2012, namun setelahdianalisis antar tahun, kondisi di tahun 2012 mempunyai kesamaan kondisi sampai dengantahun ini, sehingga kesimpulan yang diperoleh kiranya sudah bisa menggambarkanpermasalahan umum Belanja KL.

    Today

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 11

    BAGIAN KEDUA: HASIL EVALUASI

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 12

    Sekilas Pokok-Pokok PMK 249 sebagai Instrumen Evaluasi Anggaran

    Input Aktivitas Output Oucome Situasi

    Mengapaprogram ada

    Apa kondisiyang diinginkan

    Bagaimana mencapaikondisi yang diinginkan

    Aspek Implementasi(Bagaimana suatu program

    dijalankan)

    Aspek Manfaat(Seberapa besar

    target outcome yang telah dicapai)

    Aspek Konteks(Relevansi program dengan dinamikaperubahan sosial,

    ekonomi, lingkungan)

    PROGRAM

    ASPEK YANG DIEVALUASI

    Sistem evaluasi yang diatur dalam PMK 249 adalah evaluasi program dengan tiga aspek evaluasi, yaitu aspekimplementasi, aspek manfaat, dan aspek konteks serta dilakukan KL dengan pendekatan self-evaluation.

    Dalam beberapa slide berikutnya akan disampaikan rangkuman atas hasil evaluasi Aspek Implementasi tahun2012, sementara untuk kedua aspek lainnya baru dimulai th 2015 sesuai masa transisi yg diatur dalam PMK 249.

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Sistem Evaluasi yang Digunakan

    Pengukuran Kinerja & Analisis

    Permasalahan Fundamental

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 13

    Sekilas Pokok-Pokok PMK 249 sebagai Instrumen Evaluasi Anggaran

    PersiapanPengumpulan

    DataPengukuran Penilaian Analisis Pelaporan

    Selesai paling lambat akhirMaret setelahthn anggaranberakhir

    Gambaran pelaksanaan teknis evaluasi program oleh KL sebagaimana diatur dalam PMK 249 sbb:

    Telah diatur apa dan bagaimanapelaksanaan di setiap tahapan

    Persiapan sudahbisa dimulai sejakRKA-K/L disahkanMenkeu

    Dibantu sistem IT berbasis web dengan alamat monev.anggaran.depkeu.go.id:

    Dukungan data yang lengkap & realtime (update harian) Data bisa diekstrak kedalam berbagai format sesuai kebutuhan user (on-demand) Mudah dalam pengoperasiannya Tidak ada laporan berbentuk fisik dokumen sehingga meringankan beban user

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Sistem Evaluasi yang Digunakan

    Pengukuran Kinerja & Analisis

    Permasalahan Fundamental

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 14

    Hasil Pengukuran Kinerja Tahun 2012 Berdasarkan PMK 249

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    88.86%79.37%

    163.94%

    35.97%

    0%

    20%

    40%

    60%

    80%

    100%

    120%

    140%

    160%

    180%

    PenyerapanAnggaran

    Konsistensi(ketepatan waktu)

    Pencapaian Keluaran Efisiensi

    Hasil Evaluasi Kinerja Tahun 2012

    Hasil pengukuran kinerja seluruh program tahun 2012 untuk Aspek Implementasi adalah sbb:

    Sistem Evaluasi yang Digunakan

    Pengukuran Kinerja & Analisis

    Permasalahan Fundamental

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 15

    Analisis Indikator Penyerapan Anggaran & Konsistensi

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    70%

    80%

    90%

    100%

    2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Tingkat Penyerapan Anggaran

    0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    70%

    80%

    90%

    100%

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

    Tren Penyerapan Anggaran

    2005 2006 2007 2008

    2009 2010 2011 2012

    Permasalahan penyerapan anggaran masih berulang setiap tahun. Berbagai upaya yang dilakukan untukmemperbaiki indikator kinerja penyerapan, termasuk melalui reward and punishment system yang diterapkansejak tahun 2010, masih belum menunjukkan hasil (ditunjukkan dalam grafik di bawah ini).Jumlah KL yang mendapatkan sanksi terus bertambah, bahkan sebagian mendapatkan sanksi berulang setiaptahun (lihat slide 16).

    Sistem Evaluasi yang Digunakan

    Pengukuran Kinerja & Analisis

    Permasalahan Fundamental

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 16

    Analisis Indikator Penyerapan Anggaran & Konsistensi

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Uraian 2010 2011 2012

    Penghargaan 61 K/L 66 K/L 65 K/L

    Sanksi 3 K/L 7 K/L 8 K/L

    Netral 12 K/L 6 K/L 13 K/L

    Implementasi reward and punishment system:

    Sistem Evaluasi yang Digunakan

    Pengukuran Kinerja & Analisis

    Permasalahan Fundamental

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 17

    Analisis Indikator Pencapaian Output & Efisiensi

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    88.86%79.37%

    163.94%

    35.97%

    0%

    20%

    40%

    60%

    80%

    100%

    120%

    140%

    160%

    180%

    PenyerapanAnggaran

    Konsistensi(ketepatan

    waktu)

    PencapaianKeluaran

    Efisiensi

    Hasil Evaluasi Kinerja Tahun 2012

    Sekilas capaian output terlihat sangat bagusmencapai 164% dengan biaya sebesar 88.9% sehingga diperoleh efisiensi sebesar 36%.

    Namun capaian output yang terlalu tinggidimaksud justru mengindikasikan ada halyang tidak wajar sehingga diperlukantelaahan lebih mendalam untuk mengetahuijenis dan karakteristik seluruh output dalamRKA-K/L.

    Analisis berikutnya dilakukan atas pencapaianoutput dan efisiensi sebagai berikut:

    Sistem Evaluasi yang Digunakan

    Pengukuran Kinerja & Analisis

    Permasalahan Fundamental

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 18

    Analisis Indikator Pencapaian Output & Efisiensi

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    88.86%79.37%

    163.94%

    35.97%

    0%

    20%

    40%

    60%

    80%

    100%

    120%

    140%

    160%

    180%

    PenyerapanAnggaran

    Konsistensi(ketepatan

    waktu)

    PencapaianKeluaran

    Efisiensi

    Hasil Evaluasi Kinerja Tahun 2012Analisis atas seluruh output dalam RKA-K/L menghasilkantemuan penting sebagai berikut:

    1. Jumlah output terlalu banyak (output tahun 2012 berjumlah 11.702)

    2. Banyak output bersifat administratif, bukan substantifmis: laporan dan dokumen (jenis ini teridentifikasisekitar 3.879 output dengan pagu sebesar Rp45,1 triliun)

    3. Banyak output yang berkarakteristik input, misalnyakendaraan, komputer, gedung (teridentifikasi sekitar 360 jenis output dengan pagu sebesar Rp168,3 triliun)

    4. Target output tidak jelas baik bagi yang menyusunmaupun bagi yang mengevaluasi (lihat tabel data anomali sejumlah 2.141 kasus)

    Temuan di atas mengindikasikan bahwa ternyata capaiankinerja bagus dimaksud belum sepenuhnya mencerminkanbagusnya kualitas belanja KL.

    Kondisi output di atas juga berpotensi disalahtafsirkan olehmasyarakat bahwa Belanja KL banyak untuk keperluanbirokrasi sehingga seolah menjadi justifikasi pemborosananggaran.

    Sistem Evaluasi yang Digunakan

    Pengukuran Kinerja & Analisis

    Permasalahan Fundamental

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 19

    Analisis Atas Informasi Permasalahan yang Disampaikan KL

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    88.86%79.37%

    163.94%

    35.97%

    0%

    20%

    40%

    60%

    80%

    100%

    120%

    140%

    160%

    180%

    PenyerapanAnggaran

    Konsistensi(ketepatan

    waktu)

    PencapaianKeluaran

    Efisiensi

    Hasil Evaluasi Kinerja Tahun 2012Selain analisis data kuantitatif, dilakukan pula analisisdata kualitatif berupa permasalahan KL yang disampaikan ke DJA yang dikelompokkan sbb:

    Pengadaan 7 K/L

    Revisi 14 K/L

    Pemotongan anggaran 14 K/L

    Pembebasan lahan 6 K/L

    blokir 10 K/L

    Keterbatasan SDM 37 K/L

    Keterbatasan sarana dan prasarana 10 K/L

    Permasalahan tersebut umumnya berulang setiaptahun dan berbagai upaya untuk menyelesaikanpermasalahan atas bidang tersebut sudah banyakdilakukan, antara lain penyempurnaan regulasipengadaan barang/jasa, penyempurnaan proses revisi, penyempurnaan regulasi pertanahan, peningkatan SDM, dll. Namun demikian, bidangtersebut tetap saja menjadi titik permasalahan (yang dilaporkan oleh) KL.

    Sistem Evaluasi yang Digunakan

    Pengukuran Kinerja & Analisis

    Permasalahan Fundamental

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 20

    Analisis Atas Informasi Permasalahan yang Disampaikan KL

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Analisis Chi-Square Automatic Interaction Detector (CHAID)

    Tujuan : melihat pengaruh masalah terhadap pencapaian kinerja,mengetahui masalah yang paling utama dalam pencapaiankinerja, serta interaksi antar masalah.Hipotesis nol (H0) : Tidak ada pengaruh masalah terhadappencapaian kinerjaHipotesis alternatif (H1) : Ada pengaruh masalah terhadappencapaian kinerja

    p-value (Adj.Prob) untuk semua variabel masalah lebih besar dari0.05 sehingga data mendukung untuk menerima H0.

    Artinya, permasalahan yang disampaikan K/L tidak mempengaruhipencapaian kinerja K/L.

    CHAID Penyerapan vs Masalah CHAID Output vs Masalah

    CHAID Efisiensi vs Masalah CHAID Konsistensi Vs masalah

    Setelah dilakukan analisis atas permasalahan yang disampaikan KL dengan menggunakan metode analisisChi-Square Automatic Interaction Detector (CHAID), diperoleh kesimpulan bahwa permasalahan yang disampaikan tersebut sebenarnya tidak signifikanmempengaruhi pencapaian kinerja .

    Sistem Evaluasi yang Digunakan

    Pengukuran Kinerja & Analisis

    Permasalahan Fundamental

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 21

    Analisis Struktur dan Muatan Program Keseluruhan

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Berdasarkan temuan pada analisa output tersebut, kajian dan analisis kemudian dikembangkanuntuk melihat isi program secara keseluruhan dengan hasil sebagai berikut:

    1. Tidak jelas mana input, output, dan outcome

    2. Outcome kurang jelas dan terlalu normatif

    3. Sulit melihat relevansi antara input-output-outcome

    4. Relevansi outcome terhadap need or problem tidak terlihat krn informasi tersebut di RKA-K/L tidak ada.

    Sistem Evaluasi yang Digunakan

    Pengukuran Kinerja & Analisis

    Permasalahan Fundamental

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 22

    Akar Permasalahan yang Bersifat Fundamental

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Banyak temuan lain yang diperoleh dari hasil evaluasi program pada tahun pertama penerapanPMK 249, namun temuan dan permasalahan yang telah dipaparkan dalam slide sebelumnyakiranya sudah dapat menjadi warning bahwa permasalahan fundamental yang dihadapi adalah:

    LEMAHNYA ARSITEKTUR DAN INFORMASI KINERJA DALAM RKA-K/L

    Permasalahan Fundamental

    Sistem Evaluasi yang Digunakan

    Pengukuran Kinerja & Analisis

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 23

    Pengaruh & Dampak Atas Permasalahan yang Terjadi

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Pengaruh utama atas lemahnya arsitektur dan informasi kinerja dalam RKA-K/L:

    Sulit dijadikan alat manajerial dan kontrol, baik bagi para penanggung jawab program maupun pihak-pihaklain yang terkait dengan program berkenaan

    Sulit dan lambat dalam pengambilan kebijakan yang tepat karena sulit menemukan fokus strategis

    Sulit mengkomunikasikan suatu program kepada DPR, masyarakat, pengamat sehingga masing-masingmempunyai intrepretasi sendiri-sendiri

    Akhirnya, perencanaan dan evaluasi yang dilakukan cenderung business as usual; bahkan tidak jarangmenjadi sekedar seremoni copy and paste dari tahun sebelumnya.

    Dampak serius apabila permasalahan ini tidak segera diatasi:

    Sesuatu yang semakin tidak jelas, cenderung mempunyai potensi besar untuk disalahgunakan, atau paling tidak akan sangat sulit bagi Pemerintah untuk menunjukkan performance yang jelas

    Dinamika kehidupan sosial, ekonomi, dan lingkungan semakin cepat sehingga apabila masyarakat tidak bisamenangkap dengan jelas program-program Pemerintah, mereka akan mengintepretasikan sendiri yang seringkali bersifat negatif >>> dukungan dan kepercayaan pada birokrasi semakin menurun.

    Efektif dan efisiens semakin menjadi sekedar slogan.

    Permasalahan Fundamental

    Sistem Evaluasi yang Digunakan

    Pengukuran Kinerja & Analisis

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 24

    BAGIAN KETIGA: STRATEGI PERBAIKAN

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 25

    Strategi Perbaikan

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    1. Berdasarkan kajian dan analisis yang telah dilakukan, perlu segera dilakukan upaya perbaikandengan strategi dan tahapan yang terstruktur dan bertahap.

    2. Strategi tersebut memuat upaya perbaikan dari sisi obyek (RKA-K/L), metode & proses bisnis, sertasubyek (orangnya), dengan pertimbangan bahwa:

    Objek

    Metode & Proses Bisnis

    Subjek

    Arsitektur dan informasi kinerja dalam RKA-K/L saat ini masih lemah. Rumusan input, kegiatan, output, dan outcome baru berfungsi sebagai pin

    untuk mendapatkan anggaran.

    Penguatan arsitektur & informasi program tersebut harus diikuti perbaikan metodedan proses bisnis penyusunan dan evaluasinya, sehingga proses penyusunan danevaluasi anggaran tidak sekedar menjalankan rutinitas tahunan.

    Kendala utama pada sisi subjek adalah mindset, dimana penyusunan anggaran danevaluasi masih dilakukan berdasarkan business as usual.

    3. Gambaran utuh design strategi perbaikan adalah seperti slide selanjutnya.

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 26

    Grand Design Strategi Penguatan Penyusunan Anggaran

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Jelas dalam melihatkeseluruhan belanja

    Kebijakan yang didukung oleh

    publik

    Tepat dalampengambilan

    kebijakan anggaran

    Arsitektur & informasi kinerja

    nasional yang jelas & relevan

    Metode danproses bisnisyang reliable

    SDM berkualitas

    Penataan arsitektur & informasimakro strategis

    Penguatan metode dan proses bisnis evaluasi

    Penguatan metode dan proses bisnis perencanaan

    Mengubah mindset

    Meningkatkan kompetensi

    Anggaran

    Komitmen

    IT System

    Penguatan data

    Tim (Champion)

    Grand design penguatan strategi penyusunan anggaran adalah sebagai berikut:

    Penataan arsitektur & informasikinerja RKA-K/L (mikro teknis)

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT OUTCOME

    Panduan

    We are here

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 27

    Penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja dalam RKA-K/L

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    1. Menyempurnakan arsitektur

    RKA-K/L (struktur informasi

    kinerja) yang sesuai dengan

    pendekatan fungsi

    2. Memperkuat dan mempertajam

    informasi kinerja

    Penataan ADIK dalam RKA-K/L

    EXISTING

    Kuantitas: sangat banyak:

    Outcome = 870

    IKU = 3.101

    Output = 11.831 jenis

    Kualitas lemah:

    Kurang jelas

    Kurang relevan

    Kurang terukur

    Kuantitas: Selektif, fokus,

    dan strategis

    Kualitas bagus dan valid:

    Lebih jelas

    Lebih relevan

    Lebih terukur

    EXPECTED

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

    .......................2015 2016.................dst

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 28

    Pendekatan Penataan Arsitektur Kinerja

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Berdasarkan Struktur Organisasi

    Berdasarkan Fungsi *)

    *) Mengacu pada fungsi pemerintahan yang diatur dalam UU 17/2003 tentang Keuangan Negara

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

    ........................................2015 2016................................dst

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 29

    Pendekatan Penataan Arsitektur Kinerja

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    ORGANISASI

    BERDASARKAN STRUKTUR ORGANISASI BERDASARKAN FUNGSI DENGAN BASIS PADA OUTCOME

    Eselon II

    Eselon I

    K/L

    Nasional

    Program

    Kegiatan

    Output

    Komponen

    IKU Program

    Outcome

    IKK

    OutcomeOutputAktivitasInput

    Indikator

    Target

    Indikator

    Target

    Eselon II

    Eselon I

    K/L

    NASIONAL

    Substansi pendekatan berdasarkan fungsi adalah:1. Informasi kinerja harus disusun sesuai kerangka logika berpikir

    (logic model)2. Informasi kinerja terdapat pada setiap level organisasi

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 30

    Pendekatan Penataan Arsitektur Kinerja

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    BERDASARKAN STRUKTUR ORGANISASI BERDASARKAN FUNGSI DENGAN BASIS PADA OUTCOME

    Struktur

    Organisasi

    Logic model

    (LM)

    Informasi

    Kinerja

    Struktur

    Organisasi

    LM Informasi Kinerja

    LM Informasi Kinerja

    LM Informasi Kinerja

    LM Informasi Kinerja

    Hierarki organisasi segaris dengan hierarki informasi kinerja.

    Konsekuensinya, tidak ada hierarki yang jelas outcome dan output

    di setiap tingkatan organisasi mulai level nasional sampai

    organisasi terbawah.

    Outcome dan output semata didasarkan pada pola dan

    mekanisme agregasi; misalnya: output suatu eselon II pasti akan

    tercatat sebagai output nasional.

    Pendekatan ini tidak menjadi masalah seandainya struktur

    organisasi di setiap tingkatan seluruhnya berdasarkan produk (lini

    produk). Sementara dalam kenyataannya, karakteristik struktur

    organisasi sangat bervariasi dan umumnya berdasarkan proses.

    Di setiap level organisasi terdapat struktur informasi kinerja yang

    bersifat baku, yaitu Input-Aktivitas-Output-Outcome,

    Outcome/output suatu organisasi bisa saja merupakan

    outcome/output organisasi level di atasnya sekiranya struktur

    organisasi didasarkan pada system lini produk. Namun, bisa juga

    outcome/output suatu organisasi akan tercatat sebagai

    input/aktivitas bagi organisasi di level atasnya sekiranya pembagian

    organisasi didasarkan pada input/proses.

    Diperoleh kejelasan atas dua hal sekaligus, yaitu hierarki informasi

    kinerja dari level makro strategis sampai dengan level mikro teknis

    dan aspek akuntabilitas organisasi di masing-masing level.

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 31

    Landasan Berpikir Penyempurnaan Arsitektur Kinerja

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    NEED /

    PROBLEM

    PRINSIP 1:

    Setiap organisasi pasti

    mempunyai fungsi

    Pertanyaannya, mana yang lebih

    dahulu. Apakah organisasi

    menimbulkan fungsi atau fungsi yang

    melahirkan organisasi?.

    Jawabannya adalah suatu

    organisasi lahir karena ada

    fungsi yang harus dijalankan. Fungsi ada karena ada suatu

    kebutuhan atau permasalahan yang

    harus diselesaikan.

    Dengan demikian urutan hubungan

    sebab-akibat adalah sebagai berikut:

    1. Kebutuhan atau permasalahan

    2. Fungsi

    3. Organisasi

    Fungsi adalah alasan

    mengapa organisasi itu ada.

    ORGANISASI FUNGSI

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 32

    Landasan Berpikir Penyempurnaan Arsitektur Kinerja

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    NEED /

    PROBLEM

    PRINSIP 2:

    Dalam menjalankan fungsinya,

    organisasi mengikuti kaedah

    manajemen (dikenal sebagai fungsi

    manajemen)

    Secara akademis dan best-practices,

    fungsi manajemen meliputi:

    1. Planning

    2. Organizing

    3. Staffing

    4. Directing

    5. Controlling

    Langkah awal yang harus dilakukan

    suatu organisasi bukan menyusun

    struktur organisasi, tetapi

    menyusun rencana strategis.

    Planning Organizing Staffing Directing Controlling

    *) www.managementstudyguide.com

    ORGANISASI FUNGSI

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 33

    Landasan Berpikir Penyempurnaan Arsitektur Kinerja

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    NEED / PROBLEM

    PRINSIP 3:

    Penyusunan rencana strategis

    berdasarkan konsep logic model

    Perencanaan strategis adalah

    menentukan kondisi apa yang ingin

    dicapai dan bagaimana

    organisasi tersebut

    mencapainya.

    Dalam konteks ini, diterapkan konsep

    kerangka logic model atas suatu

    informasi kinerja yang meliputi:

    1. Outcome

    2. Output

    3. Aktivitas

    4. Input

    Kerangka logic model tersebut bersifat

    universal dan berlaku untuk

    berbagai jenis dan tipe

    organisasi.

    Planning Organizing Staffing Directing Controlling

    *) www.managementstudyguide.com

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT OUTCOME

    ORGANISASI FUNGSI

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 34

    Landasan Berpikir Penyempurnaan Arsitektur Kinerja

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    PRINSIP 4:

    Setelah rencana strategis tersusun,

    kemudian diikuti pengorganisasi

    (organizing) dan staffing, dst

    Dalam kegiatan pengorganisasi,

    termasuk pendelegasian wewenang

    kepada organisasi level dibawahnya.

    Pada tahap inilah struktur organisasi

    dibentuk.

    Dalam konteks pemerintahan, tahap

    pengorgansasian ini dapat ditempuh

    dengan berbagai alternatif:

    1. Menggunakan organisasi yang telah

    ada, atau

    2. Menyusun organisasi yang benar-

    benar baru seluruhnya, atau

    3. Kombinasi keduanya.

    Tentu pengorganisasi tersebut lebih

    ditentukan berdasarkan cara yang

    dipandang paling efektif untukmendukung pencapaian kondisi yang

    diinginkan.

    NEED / PROBLEM

    Planning Organizing Staffing Directing Controlling

    *) www.managementstudyguide.com

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT OUTCOME

    ORGANISASI FUNGSI

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 35

    Lingkup Informasi Kinerja

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    OutcomeOutputAktivitasInputInformasi Kinerja

    Berbagai jenisdokumen yang

    memuatinformasi kinerja

    Renstra Renja RKA-K/L RKTDLL

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 36

    Lingkup Informasi Kinerja

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    KTP PASPOR KTR TrainingDLL

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

    ILUSTRASI > FOKUS SAAT INI NamaNIPAyahIbuAlamatGolonganTanggal lahirUsiaNPWPPengalaman kerja

    NamaAlamatTanggal lahir

    NamaTanggal lahirUsiaAyahIbu

    NamaNIPGolongan

    NamaNIPGolonganNPWPPengalaman kerja

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 37

    Lingkup Informasi Kinerja

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

    K/L

    OutcomeOutputAktivitasInput

    Indikator

    Target

    Indikator

    Target

    ESELON I

    OutcomeOutputAktivitasInput

    Indikator

    Target

    Indikator

    Target

    ESELON II

    OutcomeOutputAktivitasInput

    Indikator

    Target

    Indikator

    Target

    FOKUS YANG HARUS KITA SELESAIKAN

    INFORMASI KINERJA

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 38

    Konsep Dasar Logic Model

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    YOU/WE

    Segala sesuatu pasti mempunyai fungsi

    Yang mempunyai fungsi pasti mempunyai pasangan

    Hubungan pasangan tersebut membentuk pola standar (universal) sebagai hubungan sebab-akibat

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT

    Mengubah

    kesadaran

    Bisa

    Sadar

    Paham

    Tahu

    Mengubah

    kebiasaan

    Status

    Biasa

    Mau

    Mengubah

    kondisi

    OUTCOME

    What we

    have

    What we

    produce/

    deliver

    COSTUMER

    What we

    do

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 39

    Pengertian dan Kriteria Outcome

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    KOMPONEN KRITERIA CEK

    PERNYATAAN Jelas siapa customer

    Rumusan perspektif eksternal (customer oriented dan bukan internal oriented)

    Spesifik (urusan dan/atau customer berbeda dari pihak lain)

    Jelas bentuk perubahan yang diharapkan (kondisi yang dituju)

    Relevan dengan kebutuhan dan/atau permasalahan

    Sebaiknya dalam kalimat positif (optional)

    INDIKATOR Relevan dalam pengukuran outcome yang telah ditetapkan

    Jelas dan tidak bermakna ganda

    Sesuai dengan upaya peningkata kinerja

    Terukur (ada ukuran) dan formula pengukurannya

    Didukung data yang tersedia secara rutin/periodik

    Sumber data kredibel

    TARGET Menunjukkan seberapa besar perubahan yang diharapkan

    Menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menuju kondisi yang diharapkan tsb

    Outcome merupakan keadaan yang ingin dicapai atau dipertahankan pada penerima manfaat dalam periode waktu tertentu

    (jangka panjang, menengah, dan pendek)

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 40

    Pengertian dan Kriteria Output

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    KOMPONEN KRITERIA CEK

    PERNYATAANMerupakan produk akhir (bukan input, bukan aktivitas/proses/bagian tahapan dalam

    menghasilkan output, dan bukan outcome atau rincian dari outcome berkenaan)

    Rumusan perspektif eksternal (customer oriented dan bukan internal oriented)

    Sesuai kebutuhan atau mencerminkan kepentingan customer atau target group

    INDIKATOR Relevan dalam pengukuran output yang telah ditetapkan

    Jelas dan tidak bermakna ganda

    Sesuai dengan upaya peningkata kinerja

    Terukur (ada ukuran)

    Didukung data yang tersedia secara rutin/periodik

    Sumber data kredibel

    TARGET

    Output adalah suatu produk akhir yang dihasilkan dari serangkaian aktivitas yang diperuntukkan bagi customer atau target

    group agar outcome dapat terwujud.

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 41

    Pengertian Aktivitas dan Input

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Aktivitas merupakan berbagai proses yang diperlukan untuk menghasilkan dan men-deliver output sampai

    kepada customer. Dalam banyak referensi dinyatakan pula bahwa aktivitas merupakan mekanisme

    mengkonversi input menjadi output.

    Input merupakan sumberdaya atau prasyarat yang dibutuhkan selama aktivitas berlangsung guna

    menghasilkan dan men-deliver output.

    Jenis input:

    Sumberdaya manusia

    Peralatan dan mesin

    Tanah dan bangunan

    Data dan informasi

    Norma/system/prosedur/ketentuan

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 42

    Penarapan Prinsip Tersebut Di Atas Dalam Arsitektur RKA-K/L

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    FUNGSI INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    ASUMSI FAKTOR EKSTERNAL

    1. Siapkan tim untuk menyusun RKA-K/L level

    Menteri/Pimpinan Lembaga (bukan level eselon I dan

    bukan pula level eselon II, meskipun tim penyusun

    beranggotakan dari berbagai unit organisasi dibawah

    kementerian/lembaga dimaksud).

    2. Lakukan perencanaan (Planning) untuk menerjemahkan

    fungsi pada K/L bersangkutan. Susun informasi kinerja

    lingkup K/L sesuai kerangka logika berpikir (logic model).

    3. Setelah seluruh proses penyusunan informasi

    kinerja selesai, dilanjutkan dengan tahapan

    pengorganisasian (Organizing) yang

    didalamnya termasuk pendelegasian

    wewenang ke level eselon I.

    UIC

    4. Setiap Eselon I selanjutnya menyusun

    informasi kinerja dengan format yang sama

    dengan level K/L (logic model), namun dengan

    lingkup fungsi yang lebih spesifik sesuai

    dengan pendelegasian wewenang dari

    Menteri/Pimpinan Lembaga.

    5. Mekanisme no 2-4 berlaku pula untuk unit

    organisasi Eselon II. Bahkan apabila

    diperlukan mekanisme/pola yang sama bisa

    diberlakukan sampai level individu.

    Catatan: Mekanisme lebih detil penyusunanoutcome, output, aktivitas, daninput akan dijelaskan lebih lanjutdalam slide-slide di bawah ini.

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 43

    Seperti Apa Bentuknya Nanti

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    KL

    Eselon I - X

    Eselon I - Y

    Eselon I - Z

    Eselon II - A

    Eselon II - B

    Eselon II - C

    Pen

    deleg

    asianw

    ewen

    ang

    Pendelegasian wewenang dari suatu tingkatan organisasi

    ke tingkatan organisasi dibawahnya bisa didasarkan pada

    distribusi outcome, customer, output, aktivitas, input, atau

    kombinasi.

    Oleh karena itu, output dari suatu eselon II (misalnya)

    akan tercatat sebagai output pula pada level eselon I

    apabila pembagian wewenangnya didasarkan pada

    output. Pada kasus lain, bisa jadi output eselon II akan

    tercatat sebagai input bagi eselon I apabila

    pendelegasian wewenang didasarkan pada input.

    Contoh: DJA membuat struktur organisasi tingkat

    eselon II berdasarkan kombinasi, yaitu Aktivitas

    (A123 dan PAPBN), Input (Setditjen, DSP, HPP),

    dan Outcome (PNBP). Dengan demikian, output

    Setditjen tidak bisa dikatakan sebagai output DJA,

    namun Input bagi DJA. Di lain pihak, outcome

    PNBP akan menjadi outcome pula bagi DJA.

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 44

    Mekanisme Penyusunan Informasi Kinerja

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Fungsi Input Aktivitas Output Customer Outcome Kondisi

    ASUMSI/PARAMETER FAKTOR EKSTERNAL

    1. Tentukan

    Fungsi/Sub

    Fungsi yang

    merupakan

    urusan Menteri

    berkenaan (sesuai

    pendelegasian

    dari Presiden)

    Contoh:

    Kementerian

    Keuangan > Fungsi

    Pelayanan Umum,

    Sub Fungs Fiskal

    Kemenerian

    Pendidikan >

    Fungsi Pendidikan

    Kementerian

    Perdagangan >

    Funsi Ekonomi,

    Sub Fungsi

    Perdagangan

    2. Identifikasi kondisi yang

    diharapkan dalam fungsi/sub

    fungsi berkenaan

    Lihat visi pimpinan yang lebih

    tinggi

    Lihat visi organisasi anda

    Bisa menggunakan standar

    internasional sebagai referensi

    kondisi yang diinginkan

    *) Visi harus outcome/customer

    oriented

    3. Identifikasi kondisi existing

    Didukung data

    4. Identifikasi gap (permasalahan)

    Need/problem adalah gap antara

    kondisi yang diinginkan dan kondisi

    existing

    5. Analisis permasalahan (penyebab

    gap)

    Cari akar masalah (apakah

    kekurangan dipihak customer

    atau factor eksternal atau

    efektivitas output kita)

    6. Identifikasi

    customer / target

    group

    Tentukan

    customer yang

    perlu diintervensi

    Identifikasi

    sumberdaya yang

    ada di komunitas

    berkenaan yang

    bisa

    menyelesaikan/

    berpartisipasi

    pemecahan

    (sebagian)

    permasalahan

    tersebut

    7. Tentukan perubahan

    konkrit yang diinginkan

    (tahapan ini akan

    menghasilkan rumusan

    outcome, indicator, dan

    targetnya)

    Tentukan

    perubahan konkrit

    Pernyataan jelas

    (outcome)

    Tentukan indicator

    dan target yang

    jelas dan terukur

    Rinci berdasarkan

    periode waktu

    8. Susun asumsi/factor eksternal yang berpotensi mempengaruhi target kinerja yang telah ditentukan.

    9. Susun output

    yang tepat

    bagi

    customer

    agar kondisi

    yang

    diinginkan

    tercapai.

    10. Susun

    aktivitas

    untuk

    memproduksi

    dan men-

    deliver output

    tersebut

    sampai pada

    customer.

    11. Susun Input

    yang

    diperlukan

    untuk

    menjalankan

    berbagai

    aktivitas

    yang telah

    ditentukan.

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 45

    Contoh Informasi Kinerja

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Disclaimer:

    Contoh berikut adalah gambaran arsitektur informasi kinerja lingkup Kementerian Keuangan yang mempunyai fungsi dibidang fiskal. Informasi yang terdapat dalam contoh dimaksud belummenggambarkan keseluruhan informasi kinerja dibidang fiskal. Maksud contoh ini lebih kepadamenunjukkan bagaimana struktur informasi kinerja sesuai fungsi diturunkan (cascading) ke organisasidibawahnya.

    Asumsi yang digunakan dalam menurunkan informasi ke level dibawahnya adalah menggunakanstruktur organisasi yang existing, meskipun dalam perkembangannya dapat disusun struktur organisasibaru dengan tetap mempertahankan informasi kinerja yang sudah ada.

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 46

    Contoh Informasi Kinerja

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Fungsi KL Input KL Aktivitas KL Output KL Outcome KL

    01 PelayananUmum

    01.01 LembagaEksekutif danLegislatif, MasalahKeuangan danFiskal, sertaUrusan LuarNegeri

    SDM Gedung dan

    bangunan Peralatan dan mesin Bahan perkantoran NSPK Anggaran

    Penyusunan target penerimaan danpengeluaran

    Pengalokasiananggaran

    Menghimpunpenerimaan

    Mengelolapembiayaan

    Pengelolaan kasnegara

    Pemanfaatan idle-money

    Pendanaan yang efektifdan efisien bagiPengguna Anggaran

    Indikator: Jumlah alokasi

    anggaran untukprogram dengankriteria informasikinerja yang baik (%)

    Realisasi penerimaannegara (% thp target)

    Ketepatan waktupemenuhanpenerimaan

    Ketepatan jumlahanggaran yang disalurkan kepada PA

    Ketepatan waktupenyaluran anggarankepada PA

    Terwujudnya kondisifiskal yang berkelanjutan bagipenyelenggaraanpemerintahan

    Indikator: Tax-GDP Ratio (%) Jumlah PNBP (Rp) Debt-GDP Ratio

    (Khusus UtangPemerintah) (%)

    Defisit APBN (%) Proporsi APBN atas

    tren PDB (%)

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 47

    Contoh Informasi Kinerja

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Input KL PIC Aktivitas KL PIC Output KL Outcome KL

    SDM

    Gedung danbangunan

    Peralatandan mesin

    NSPK

    Anggaran

    Setjen(penerimaandan pembinaanpegawai)

    BPPK (peningkatankapasitaspegawai)

    Setjen

    Setjen

    Setjen(Penyusunan)

    Itjen(Pengawasan)

    BKF (Litbang) Setjen

    Penyusunantarget penerimaandanpengeluaran

    Pengalokasiananggaran

    Menghimpunpenerimaan

    Mengelolapembiayaan

    Pengelolaankas negara

    Pemanfaatanidle money

    BKF

    DJA

    DJP (Perpajakan) DJBC (Bea dan

    cukai) DJA

    (PenatausahaanPNBP)

    DJKN (Lelang) DJPU

    DJPB

    DJPB Setjen

    Pendanaan yang efektifdan efisien bagi PenggunaAnggaran

    Indikator: Jumlah alokasi

    anggaran untukprogram dengankriteria informasikinerja yang baik (%)

    Realisasi penerimaannegara (% thp target)

    Ketepatan waktupemenuhanpenerimaan

    Ketepatan jumlahanggaran yang disalurkan kepada PA

    Ketepatan waktupenyaluran anggarankepada PA

    Terwujudnyakondisi fiskal yang berkelanjutan bagipenyelenggaraanpemerintahan

    Indikator: Tax-GDP Ratio

    (%) Jumlah PNBP (%) Debt-GDP Ratio

    (Khusus UtangPemerintah) (%)

    Proporsi APBN atas tren PDB (%)

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 48

    Contoh Informasi Kinerja

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Input Eselon I Aktivitas Eselon I Output Eselon I Outcome Eselon I

    SDM Gedung dan

    bangunan Peralatan dan mesin Data dan informasi NSPK Anggaran

    Evaluasi kinerja tahun sebelumnya Penyusunan alokasi anggaran Pembahasan alokasi anggaran

    bersama DPR

    Evaluasi atas jenis dan tariff PNBP Monitorig dan bimtek pengelolaan

    PNBP Penyesuaian tariff PNBP dan

    penyelesaian aspek legalnya Inventarisasi dan pemetaan jasa

    dan layanan Pemerintah Penyusunan jenis dan target PNBP

    baru Penyelesaian aspek legal Monitoring

    Alokasi anggaran yang akuratbagi pendanaan program Pemerintah

    Indikator: Jumlah alokasi anggaran

    untuk program dengankriteria informasi kinerjayang baik (%)

    Deviasi antara target danrealisasi capaian output (%)

    Regulasi PNBP yang efektifIndikator: Jumlah regulasi PNBP yang

    diterbitkan Akurasi target penerimaan

    Terwujudnya stabilitasanggaran bagi PenggunaAnggaran dalammewujudkan target Pemerintah

    Indikator: Jumlah perubahan

    anggaran (kali)

    Penerimaan PNBP yang optimalIndikator: Jumlah PNBP (Rp)

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 49

    Contoh Informasi Kinerja

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Input EselonI

    PIC Aktivitas Eselon I PIC Output Eselon I Outcome Eselon I PIC

    SDM Gedung

    danbangunan

    Peralatandan mesin

    Data daninformasi

    NSPK

    Anggaran

    Set DJA Set DJA

    Set DJA

    Set DJA (internal)

    DSP(eksternal)

    HPP Dit PNBP Set DJA

    Evaluasi kinerja tahunsebelumnya

    Penyusunan anggaran

    Pembahasan anggaranbersama DPR

    Evaluasi atas jenis dantariff PNBP

    Monitorig dan bimtekpengelolaan PNBP

    Penyesuaian tariff PNBP dan penyelesaian aspeklegalnya

    Inventarisasi danpemetaan jasa danlayanan Pemerintah

    Penyusunan jenis dantarget PNBP baru

    Penyelesaian aspek legal Monitoring

    DSP

    A1 A2 A3 PAPBN

    Alokasi anggaran yang efektif efisien

    Indikator: Jumlah alokasi

    anggaran untukprogram dengankriteria informasikinerja yang baik (%)

    Regulasi PNBP yang efektifIndikator: Jumlah regulasi PNBP

    yang diterbitkan Akurasi target

    penerimaan

    Distribusi alokasianggaran yang tepatsasaran

    Indikator: Rasio APBN atas

    tren PDB (%)

    Penerimaan PNBP yang optimalIndikator: Jumlah PNBP (Rp)

    Dit.PAPBN,A1, A2, A3, DSP

    Dit PNBP

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 50

    Contoh Informasi Kinerja

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Input Eselon II Aktivitas Eselon II Output Eselon II

    Anggaran Persiapan evaluasi Pengumpulan data Analisis Penyusunan rekomendasi Reporting

    Kajian Perumusan naskah Finalisasi Sosialisasi

    Pemetaan kebutuhan Penyusunan desain Pemograman Pemeliharaan

    Informasi capaian target kinerja nasionalIndikator Ketepatan waktu

    penyampaian informasi

    Norma penganggaranIndikator: Jumlah norma yang

    diterbitkan Ketepatan waktu

    penerbitan norma

    Sistem informasiIndikator Jumlah system informasi

    yang dibangun Jumlah system informasi

    yang dipelihara

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 51

    Contoh Informasi Kinerja

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Input Eselon II PIC Aktivitas Eselon II Output Eselon II PIC Outcome

    Anggaran EKP selakuDaduktek

    Persiapan evaluasi Pengumpulan data Analisis Penyusunan rekomendasi Reporting

    Kajian Perumusan naskah Finalisasi Sosialisasi

    Pemetaan kebutuhan Penyusunan desain Pemograman Pemeliharaan

    Informasi capaian target kinerjanasionalIndikator Ketepatan waktu

    penyampaian informasi

    Norma penganggaranIndikator: Jumlah norma yang

    diterbitkan Ketepatan waktu penerbitan

    norma

    Sistem informasiIndikator Jumlah sistem informasi yang

    dibangun/ dikembangkan Jumlah sistem informasi yang

    dipelihara

    EKP

    TSP SB EKP

    TIP

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 52

    Contoh Informasi Kinerja

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Input Eselon III Aktivitas Eselon III Output Eselon III Outcome

    Anggaran Kajian Perumusan naskah Finalisasi Sosialisasi

    Norma penganggaran

    Indikator: Jumlah norma yang

    diterbitkan Ketepatan waktu

    penerbitan norma

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 53

    Informasi Kinerja Existing

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Data informasi kinerja existing berikut ini diambil dari RKA-K/L 2015 yang kiranya dapat dijadikanbahan perbandingan untuk lebih mempermudah dalam memahami perbedaan antara strukturinformasi kinerja yang sekarang dan struktur informasi kinerja sesuai arsitektur yang baru.

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 54

    Informasi Kinerja Existing

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    UNIT PROGRAM OUTCOME

    015.01 SEKRETARIAT JENDERAL 015.01.01 Program Dukungan Manajemen danPelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KementerianKeuangan

    01 Terwujudnya Tata Kelola yang Baik dan Kualitas Layanan dan Dukungan yang Tinggi Pada Semua Eselon I di Kementerian Keuangan

    015.02 INSPEKTORAT JENDERAL 015.02.03 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Keuangan

    01 Terwujudnya Pengawasan yang Memberi Nilai Tambah Melalui Peningkatan EfektivitasProses Manajemen Risiko, Pengendalian, dan Tata Kelola Serta Peningkatan AkuntabilitasAparatur di Lingkungan Kementerian Keuangan

    015.03 DITJEN ANGGARAN 015.03.07 Program Pengelolaan Anggaran Negara 01 Terlaksananya fungsi penganggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan dankebijakan Pemerintah

    015.04 DITJEN PAJAK 015.04.12 Program Peningkatan dan PengamananPenerimaan Pajak

    01 Peningkatan Penerimaan Pajak Negara yang Optimal

    015.05 DITJEN BEA DAN CUKAI 015.05.13 Program Pengawasan, Pelayanan, dan Penerimaan di Bidang Kepabeanan dan Cukai

    01 Terciptanya Administrator Kepabeanan dan Cukai yang Memberikan Fasilitasi KepadaIndustri, Perdagangan, dan Masyarakat Serta Optimalisasi Penerimaan

    015.06 DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN

    015.06.08 Program Peningkatan Pengelolaan Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

    01 Peningkatan Efektifitas dan Efisiensi Pengelolaan Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

    015.07 DITJEN PENGELOLAAN UTANG 015.07.14 Program Pengelolaaan dan Pembiayaan Utang

    01 Mengoptimalkan Pengelolaan Surat Berharga Negara (SBN) Maupun Pinjaman Untuk Mengamankan Pembiayaan APBN;

    015.08 DITJEN PERBENDAHARAAN 015.08.09 Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara

    01 Meningkatkan Pengelolaan Perbendaharaan Negara Secara Profesional, Transparan, dan Akuntabel Sesuai Dengan Ketentuan

    015.09 DITJEN KEKAYAAN NEGARA 015.09.10 Program Pengelolaan Kekayaan Negara, Penyelesaian Pengurusan Piutang Negara dan Pelayanan Lelang

    01 Terselenggaranya Pengelolaan Kekayaan Negara, Penyelesaian Pengurusan Piutang Negara dan Pelayanan Lelang yang Profesional, Tertib, Tepat Guna, dan Optimal Serta Mampu Membangun Citra Baik Bagi Stakeholder.

    015.11 BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

    015.11.04 Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur di Bidang Keuangan Negara

    01 Mengembangkan SDM yang Berintegritas dan Berkompetensi Tinggi

    015.12 BADAN KEBIJAKAN FISKAL 015.12.11 Program Perumusan Kebijakan Fiskal 01 Terwujudnya Kebijakan Fiskal yang Sustainable Dengan Beban Risiko Fiskal yang TerukurDalam Rangka Stabilisasi dan Mendorong Pertumbuhan Perekonomian

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 55

    Informasi Kinerja Existing

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    015.03.07 Program Pengelolaan Anggaran Negara 01 Terlaksananya fungsi penganggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan dankebijakan Pemerintah

    KEGIATAN: OUTPUT:

    1649 Pengelolaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat (ABPP) 1649.001 Peraturan Pelaksanaan di bidang Penganggaran

    1649.002 Laporan/Monev Kegiatan

    1650 Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Belanja Subsidi danBelanja Lain-Lain (BSBL)

    1650.001 Laporan Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja Lain-lain

    1651 Penyusunan Rancangan APBN 1651.002 Laporan analisis, kegiatan dan proyeksi kebijakan APBN

    1652 Pengelolaan PNBP dan Subsidi 1652.001 Peraturan di bidang PNBP dan Subsidi Energi

    1652.002 Laporan Monev/Kegiatan

    1653 Pengembangan Sistem Penganggaran 1653.001 Peraturan bidang Penganggaran

    1653.003 Sistem Aplikasi Bidang Penganggaran

    1653.004 Laporan Kajian/Monev/Kegiatan

    1654 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Anggaran 1654.001 Dokumen Perencanaan dan Keuangan

    1654.002 Dokumen Organisasi dan Ketatalaksanaan

    1654.003 Dokumen Kepegawaian

    1654.005 Layanan Peningkatan Kompetensi Pegawai

    1654.008 Dokumen Kepatuhan dan Bantuan Hukum

    1654.009 Laporan Pelaksanaan Tugas Dukungan Teknis Lainnya DJA

    1654.012 Dokumen DIPA

    1654.994 Layanan Perkantoran

    1654.996 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

    1654.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

    1654.998 Gedung/Bangunan

    5095 Harmonisasi Peraturan Penganggaran 5095.001 Rekomendasi Kebijakan Penganggaran

    Berlaku sebagaioutput K/L

    (Kemenkeu) danbahkan menjadioutput nasional

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 56

    Agenda Kerja

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Materi Agenda Agustus September Oktober November Desember Januari Februari

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    Outcome Membangun Pemahaman

    Output Internal DJA

    K/L

    Praktek & Implementasi

    Diagnosis Outcome dan Output

    Existing oleh DJA

    Diagnosis Outcome dan Output

    Existing oleh K/L

    Penyusunan Outcome dan Output

    RKA-K/L 2016 oleh K/L

    Review Outcome dan Output 2016

    Aktivitas Membangun Pemahaman

    Input Internal DJA

    Format K/L

    Praktek & Implementasi

    Penyusunan Aktivitas dan Input oleh

    K/L

    Review Keseluruhan RKA-K/L untuk 2016

    Finalisasi

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 57

    FAQ

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    1. Dimana letak program dan bagaimana kebijakannya, apakah tetap 1 eselon I = 1 progam?

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    KL

    Level Eselon I

    Level Eselon II

    Perkembangan sistem penganggaran pada dasarnya mengikuti pola logic modeldimana pada masa tradisional pendekatan yang digunakan adalah input-based. Pada

    masa ini pendekatan jenis belanja dan struktur organisasi sangat dominan(kebutuhan belanja untuk satker ini berapa, dll); harus benar-benar dijaga jangan sampai

    satker berhenti beroperasi.

    Perkembangan berikutnya adalah berdasarkan aktivitas dimana aktivitas-aktivitas yangserupa atau berkaitan akan dikelompokkan dalam suatu program (program-based). Pada

    praktek awal di Indonesia, program-based bersifat nasional dan dalam perkembangannya

    lebih spesifik per eselon I sebagaimana berjalan saat ini.

    Sistem PBB sudah semakin maju dimana penganggaran didasarkan pada outcome.Perbedaan substansi PBB dibanding system sebelumnya adalah input-based dan

    program-based lebih berorientasi pada internal organisasi, sementara outcome-based

    bersifat customer-oriented.

    Berdasarkan penjelasan di atas, saat pendekatan customer/outcome-oriented diterapkan,

    sebenarnya sudah tidak relevan lagi menempuh kebijakan 1 eselon I = 1 programkarena yang paling penting adalah apakah kerangka logika input-aktivitas-output-outcome

    sudah jelas, terukur, dan relevan dengan need/problem.

    Lanjutan...

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 58

    FAQ

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    Lanjutan...

    Namun demikian, untuk memfasilitasi kebutuhan pengelompokan per program,

    maka beberapa alternatif yang dapat dilakukan adalah:

    1. Status quo, yaitu kebijakan 1 eselon I = 1 program;

    2. Program ada di level K/L, sehingga bisa jadi 1 program dilakanakan oleh

    lebih dari satu eselon I;

    3. Penamaan program ada di setiap level organisasi, yaitu: program nasional, program K/L, program Eselon I, program eselon II. Demikian pula

    penamaan informasi kinerjanya akan mengikuti pola yang sama, misalnya

    output nasional, output K/L, output Eselon I, dst. [RECOMENDED]

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    KL

    Level Eselon I

    Level Eselon II

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 59

    FAQ

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    2. Apakah kita akan berubah total; apakah informasi yang existing tidak bsa digunakan lagi?

    Penataan ADIK berusaha menghasilkan informasi kinerja yang ter-cascade mulai

    level makro strategis sampai dengan mikro teknis.

    Berdasarkan hasil evaluasi, sebagian besar informasi kinerja yang ada saat ini berada

    pada level Eselon II, bahkan banyak pula yang level dibawahnya.

    Informasi pada level bawah dimaksud (mikro teknis) harus tetap ada sebagai jembatan

    ke sistem pelaksanaannya (DIPA, transaksi, dll). Sedangkan yang level makro

    strategis lebih ditujukan dalam proses pengambilan kebijakan, dimana sebagiansudah tersedia pula dalam data RKA-K/L saat ini, namun memang cascade dari level

    atas sampai ke bawah belum terlihat dengan jelas.

    Idealnya, mekanisme penyusunan informasi kinerja berangkai dari level makro

    strategis dan diterjemahkan secara berurutan sampai dengan level mikro

    teknis seperti pada tahapan yang telah dijelaskan pada slide-slide sebelumnya[RECOMENDED]. Dalam prakteknya nanti, dapat pula dimungkinkan apabila ada suatu

    organisasi berangkat dari data existing yang sudah ada yang berpotensi cenderung

    menghasilkan data yang bersifat business as usual.

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    KL

    Level Eselon I

    Level Eselon II

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 60

    FAQ

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    2. Apakah kita akan berubah total; apakah informasi yang existing tidak bsa digunakan lagi?

    Penataan ADIK berusaha menghasilkan informasi kinerja yang ter-cascade mulai

    level makro strategis sampai dengan mikro teknis.

    Berdasarkan hasil evaluasi, sebagian besar informasi kinerja yang ada saat ini berada

    pada level Eselon II, bahkan banyak pula yang level dibawahnya.

    Informasi pada level bawah dimaksud (mikro teknis) harus tetap ada sebagai jembatan

    ke sistem pelaksanaannya (DIPA, transaksi, dll). Sedangkan yang level makro

    strategis lebih ditujukan dalam proses pengambilan kebijakan, dimana sebagiansudah tersedia pula dalam data RKA-K/L saat ini, namun memang cascade dari level

    atas sampai ke bawah belum terlihat dengan jelas.

    Idealnya, mekanisme penyusunan informasi kinerja berangkai dari level makro

    strategis dan diterjemahkan secara berurutan sampai dengan level mikro

    teknis seperti pada tahapan yang telah dijelaskan pada slide-slide sebelumnya[RECOMENDED]. Dalam prakteknya nanti, dapat pula dimungkinkan apabila ada suatu

    organisasi berangkat dari data existing yang sudah ada yang berpotensi cenderung

    menghasilkan data yang bersifat business as usual.

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT C/TG OUTCOME

    KL

    Level Eselon I

    Level Eselon II

    Perubahan Pendekatan Arsitektur KinerjaPengertian & Kriteria Informasi KinerjaMekanisme Penyusunan Informasi KinerjaContoh, Agenda Kerja, dan FAQ

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 61

    Terima Kasih

    Kondisi Umum

    Hasil Evaluasi

    Strategi Perbaikan

    If everyone is moving forward together, then success takes care of itself. (Henry Ford)

  • Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 62

    K/L

    BERDASARKAN STRUKTUR ORGANISASI BERDASARKAN FUNGSI DENGAN BASIS PADA OUTCOME

    Eselon II

    Program

    Kegiatan

    Output

    IKU Program

    Outcome

    IKK

    OutcomeOutputAktivitasInput

    Indikator

    Target

    Indikator

    Target

    INPUT AKTIVITAS OUTPUT OUTCOMECUSTOMER

    KONSEP & PENGERTIAN KINERJA YANG BERSIFAT UNIVERSAL

    ESELON I

    OutcomeOutputAktivitasInput

    Indikator

    Target

    Indikator

    Target

    ESELON II

    OutcomeOutputAktivitasInput

    Indikator

    Target

    Indikator

    Target

    Eselon I

    K/L

    ...................................................2015 2016.........................................dst