PENANGANAN LIMBAH K3

15
PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM Disusun oleh : Afrilia Fitri Astuti (!""#$%&' Anistia Fenta Fellana (!""#$%##' oshita )u*ala +hant, (!"!"#$%#-' Esteri +e.t,a Ha/i (!""#$%$#' PROGRAM +TUDI PENDIDI)AN )IMIA 0URU+AN PENDIDI)AN )IMIA FA)ULTA+ MATEMATI)A DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNI1ER+ITA+ NEGERI OGA)ARTA #%#  %2 A2 Pen 3er tian Li*4 ah La4o rato riu* Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik(rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Menurut Recycling and Waste Management Act limbah didefinisikan sebagai benda bergerak yang diinginkan oleh pemiliknya untuk dibuang atau pembuangannya dengan cara yang sesuai, yang aman untuk kesejahteraan umum dan untuk melindungi lingkungan. Limbah laboratorium adalah limbah yang berasal dari keg iatan laboratorium. Sumber limbah laboratorium dapat berasal diantaranya dari : Bahan baku yang telah kadaluarsa Bahan habis pakai (misal medium biakan perbenihan yang tidak terpakai) !roduk proses di laboratorium (misal sisa spesimen)

Transcript of PENANGANAN LIMBAH K3

PENANGANAN LIMBAHLABORATORIUM

Disusun oleh :Afrilia Fitri Astuti (09303241006)Anistia Fenta Fellana (09303241022)Yoshita Kumala Shanty (09393241025)Esteri Septya Hadi (09303241042)PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIAJURUSAN PENDIDIKAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA20121. A. Pengertian Limbah LaboratoriumLimbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik(rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.

Menurut Recycling and Waste Management Act limbah didefinisikan sebagai benda bergerak yang diinginkan oleh pemiliknya untuk dibuang atau pembuangannya dengan cara yang sesuai, yang aman untuk kesejahteraan umum dan untuk melindungi lingkungan. Limbah laboratorium adalah limbah yang berasal dari kegiatan laboratorium.

Sumber limbah laboratorium dapat berasal diantaranya dari :

Bahan baku yang telah kadaluarsa

Bahan habis pakai (misal medium biakan/ perbenihan yang tidak terpakai)

Produk proses di laboratorium (misal sisa spesimen)

Produk upaya penanganan limbah (misal jarum suntik sekali pakai)

1. B. Macam-macam Limbah LaboratoriumBerdasarkan jenisnya, maka klasifikasi pengumpulan limbah laboratorium adalah:

KelasJenis

APelarut organik bebas halogen dan senyawa organik dalam

larutan

BPelarut organik mengandung halogen dan senyawa organik

dalam larutan

CResidu padatan bahan kimia laboratorium organik

DGaram dalam larutan: lakukan penyesuaian kandungan

kemasan pada pH 6 -8

EResidu bahan anorganik beracun dan garam logam berat dan larutannya

FSenyawa beracun mudah terbakar

GResidu air raksa dan garam anorganik raksa

HResidu garam logam; tiap logam harus dikumpulkan secara terpisah

IPadatan anorganik

JKumpulan terpisah limbah kaca, logam dan plastik

Berdasarkan sifatnya, limbah dibedakan menjadi:

1) Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Limbah beracun dibagi menjadi:

Limbah mudah meledak

Limbah mudah terbakar.

Limbah reaktif

Limbah beracun

Limbah yang menyebabkan infeksi

Limbah yang bersifat korosif

2) Limbah infeksius

Limbah infeksius meliputi limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular serta limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik, ruang perawatan dan ruang isolasi penyakit menular.

3) Limbah radioaktif

Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radionucleida.

4) Limbah umum

Berdasarkan bentuk limbah yang dihasilkan, dibedakan menjadi:

1) Limbah padat

Limbah padat di laboratorium relatif kecil, biasanya berupa endapan atau kertas saring terpakai, sehingga masih dapat diatasi. Limbah padat dibedakan menjadi:

v Limbah padat infeksius

v Limbah padat non infeksius

2) Limbah gas

Limbah yang berupa gas umumnya dalam jumlah kecil, sehingga relatif masih aman untuk dibuang langsung di udara, contohnya limbah yang dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen oksida atau dari thermometer yang pecah (uap air raksa).

3) Limbah cair

Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP No.82 Thn 2001). Umumnya laboratorium berlokasi di sekitar kawasan hunian, sehingga akumulasi limbah cair yang meresap ke dalam air tanah dapat membahayakan lingkungan sekitar. Limbah cair terbagi atas:

Limbah cair infeksius

Limbah cair domestic

Limbah cair kimia

Berdasarkan atas dasar asalnya, dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

r Limbah organik

Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik seperti dari kegiatan rumah tangga, kegiatan industri. Limbah ini juga bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami.

r Limbah anorganik

Limbah anorganik berasal dari sumber daya alamyang tidak dapat di uraikan dan tidak dapat diperbaharui.

1. C. Cara Pengelolaan Limbah LaboratoriumTujuan penanganan limbah adalah untuk mengurangi resiko pemaparan limbah terhadap kuman yang menimbulkan penyakit (patogen) yang mungkin berada dalam limbah tersebut. Penanganan limbah antara lain ditentukan oleh sifat limbah, yaitu :

1. Limbah berbahaya dan beracun, dengan cara :

2. Netralisasi

Limbah yang bersifat asam dinetralkan dengan basa seperti kapur tohor, CaO atau Ca(OH)2 Sebaliknya, limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan asam seperti H2SO4 atau HCI.

1. b. Pengendapan/sedimentasi, koagulasi dan flokulasi

Kontaminan logam berat dalam ciaran diendapkan dengan tawas/FeC13, Ca(OH)2/CaO karena dapat mengikat As, Zn, Ni. Mn dan Hg.

1. c. Reduksi-Oksidasi

Terhadap zat organik toksik dalam limbah dapat dilakukan reaksi reduksi oksidasi (redoks) sehingga terbentuk zat yang kurang/tidak toksik.

1. d. Penukaran ion

Ion logam berat nikel, Ni dapat diserap oleh kation, sedangkan anion beracun dapat diserap oleh resin anion.

1. 2. Limbah infeksius

Ada beberapa metode penanganan limbah cair/padat yang bersifat infeksius, yaitu

1. a. Metode Desinfeksi

Adalah penanganan limbah (terutama cair) dengan cara penambahan bahan-bahan kimia yang dapat mematikan atau membuat kuman-kuman penyakit menjadi tidak aktif.

1. Metode Pengenceran (Dilution)

dengan cara mengencerkan air limbah sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Kerugiannya ialah bahan kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang terjadi dapat menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air seperti selokan, sungai dan sebagainya sehingga dapat menimbulkan banjir.

1. c. Metode Proses Biologis

dengan menggunakan bakteri-bakteri pengurai. Bakteri-bakteri tersebut akan menimbulkan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam limbah.

1. d. Metode Ditanam (Landfill)

Yaitu penanganan limbah dengan menimbunnya dalam tanah.

1. e. Metode Insinerasi (Pembakaran)

Pemusnah limbah dengan cara memasukkan ke dalam insinerator. Dalam insinerator senyawa kimia karbon yang ada dibebaskan ke atmosfir sebagai CO2 dan H2O. Bahan-bahan seperti mineral, logam dan bahan organik lainnya (kuman penyakit, jaringan tubuh, hewan, darah, bahan kimia, kertas, plastik) yang tidak terbakar tersisa dalam bentuk abu yang beratnya 10-30% dari berat aslinya (tergantung dari jenis limbah).

1. 3. Limbah radioaktif

Masalah penanganan limbah radioaktif dapat diperkecil dengan memakai radioaktif sekecil mungkin, menciptakan disiplin kerja yang ketat dan menggunakan alat yang mudah didekontaminasi. Penanganan limbah radioaktif dibedakan berdasarkan:

1. a. Bentuk : cair, padat dan gas,

2. b. Tinggi-rendahnya tingkat radiasi sinar gamma (),

3. c. Tinggi-rendahnya aktifitas

4. d. Panjang-pendeknya waktu paruh,

5. e. Sifat : dapat dibakar atau tidak.

Ada 2 sistem penanganan limbah radioaktif :

1. Dilaksanakan oleh pemakai secara perorangan dengan memakai proses peluruhan, peguburan dan pembuangan.

2. b. Dilaksanakan secara kolektif oleh instansi pengolahan limbah radioaktif, seperti Badan Tanaga Atom Nasional (BATAN).

1. 4. Limbah umum

Limbah umum non infeksius setelah dikumpulkan dalam wadah kantong plastik diikat kuat dan dibakar di insinerator

1. D. Langkah nyata yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah di laboratorium 2. Penggunaan kembali limbah laboratorium berupa bahan kimia yang telah digunakan, setelah melalui prosedur daur ulang yang sesuai. Sebagai contoh: (hal ini paling sesuai untuk pelarut yang telah digunakan) Pelarut organik seperti etanol, aseton, kloroform, dan dietil eter dikumpulkan di dalam laboratorium secara terpisah dan dilakukan destilasi.

3. sebelum melakukan reaksi kimia, dilakukan perhitungan mol reaktan-reaktan yang bereaksi secara tepat sehingga tidak menimbulkan residu berupa sisia bahan kimia. Selain menghemat bahan yang ada, hal ini juga akan mengurangi limbah yang dihasilkan.

4. Pembuangan langsung dari laboratorium. Metoda pembuangan langsung ini dapat diterapkan untuk bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air. Bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air dibuang langsung melalui bak pembuangan limbah laboratorium. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung asam atau basa harus dilakukan penetralan, selanjutnya baru bisa dibuang. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung logam-logam berat dan beracun seperti Pb, Hg, Cd, dan sebagainya, endapannya harus dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian cairannya dinetralkan dan dibuang.

5. Dengan pembakaran terbuka. Metoda pembakaran terbuka dapat dterapkan untuk bahan-bahan organik yang kadar racunnya rendah dan tidak terlalu berbahaya. Bahan-bahan organik tersebut dibakar ditempat yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk.

6. Pembakaran dalan insenerator. Metoda pembakaran dalam insenerator dapat diterapkan untuk bahan-bahan toksik yang jika dibakar ditempat terbuka akan menghasilkan senyawa-senyawa yang bersifat toksik.

7. Dikubur didalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes ke badan air. Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif dan beracun

http://fentafellana.wordpress.com/penanganan-limbah-laboratorium/Limbah adalah bahan-bahan buangan atau residu dari suatu kegiatan, bisa dalam bentuk padat, cair atau gas yang sudah tidak terpakai lagi.

Limbah Klinis adalah limbah yang berasal dan Pelayanan Medis, Laboratorium, Farmasi, Kamar Bedah dan pelayanan medis lainnya yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius, berbahaya dan membahayakan.

Penggolongan limbah berdasarkan potensi bahaya yang terkandung di dalamnya dapat dibagi menjadi 5 jenis, yaitu:

1. Limbah Benda tajam

2. Limbah Infeksius

3. Limbah Jaringan tubuh

4. Limbah Sitotoksik

5. Limbah Bahan kimia

Limbah laboratorium dapat berasal dari berbagai sumber, yaitu:

1. Bahan baku yang sudah kadaluwarsa,

2. Bahan habis pakai, misalnya medium perbenihan yang tidak terpakai,

3. Produk proses di dalam laboratorium, misalnya sisa spesimen,

4. Produk upaya penanganan limbah, misalnya jarum suntik sekali pakai setelah di autoklaf.

Sifat limbah digolongkan menjadi:

1. Buangan bahan berbahaya dan beracun

2. Limbah infektif

3. Limbah radioaktif

4. Limbah umum

Bentuk limbah yang dihasilkan dapat berupa:

1. Limbah cair dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Limbah cair infeksius, misalnya sisa spesimen seperti darah, serum / plasma, urine dan cairan tubuh lainnya.

b. Limbah cair domestik, yaitu limbah yang dihasilkan dari bekas air pembilasan atau pencucian alat.

c. Limbah cair kimia, yaitu limbah yang dihasilkan dari menggunakan bahan-bahan kimia, misalnya sisa-sisa reagen dan cairan pewarna.

2. Limbah padat dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Limbah padat infeksius:

- Limbah benda tajam, yaitu alat atau obyek yang mempunyai sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit, misalnya jarum suntik, pecahan dari kaca dan pisau.

- Sisa bahan pemeriksaan, misalnya jaringan, faeces, bekuan darah dan medium biakan.

b. Limbah padat non infeksius, misalnya sampah umum seperti kertas, tissue, plastik kayu, pembungkus, kardus dan sebagainya.

3. Limbah gas adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen oksida atau dari thermometer yang pecah (uap air raksa).

IV. PENANGANAN DAN PENAMPUNGAN LIMBAH Tujuan penanganan limbah adalah untuk mengurangi resiko pemaparan limbah terhadap kuman yang menimbulkan penyakit (patogen) yang mungkin berada dalam limbah tersebut.

Penanganan limbah antara lain ditentukan oleh sifat limbah, yaitu :

1. Limbah berbahaya dan beracun, dengan cara :

a. Netralisasi

Limbah yang bersifat asam dinetralkan dengan basa seperti kapur tohor, CaO atau Ca(OH)2 Sebaliknya, limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan asam seperti H2SO4 atau HCI. Parameter netralisasi adalah pH dan sebagai indikator dapat digunakan Phenol Phtalein (PP.). Zat ini akan berubah pada pH 6-8 sehingga cukup aman digunakan jika pH limbah berkisar antara 6,5-8,5.

b. Pengendapan/sedimentasi, koagulasi dan flokulasi

Kontaminan logam berat dalam ciaran diendapkan dengan tawas/FeC13, Ca(OH)2/CaO karena dapat mengikat As, Zn, Ni. Mn dan Hg.

c. Reduksi-Oksidasi

Terhadap zat organik toksik dalam limbah dapat dilakukan reaksi reduksi oksidasi (redoks) sehingga terbentuk zat yang kurang/tidak toksik.

d. Penukaran ion

Ion logam berat nikel, Ni dapat diserap oleh kation, sedangkan anion beracun dapat diserap oleh resin anion.

2. Limbah infeksius

Ada beberapa metode penanganan limbah cair/padat yang bersifat infeksius, yaitu

a. Metode Desinfeksi

Adalah penanganan limbah (terutama cair) dengan cara penambahan bahan-bahan kimia yang dapat mematikan atau membuat kuman-kuman penyakit menjadi tidak aktif.

Agar pengolahan limbah menjadi efektif perlu untuk:

- Menggunakan desinfektan yang sesuai, misalnya Chlorine,Iodophore, Alcohol, Formaldehyde, Glutaraldehyde dan Natrium hypochioride. Yang terakhir ini merupakan satu-satunya jenis desinfektan yang digunakan secara rutin untuk mendesinfeksi limbah penyakit menular.

- Menambahkan jumlah bahan kimia yang cukup, jumlah desinfektan yang diberikan harus berlebih karena bahan-bahan protein yang terkandung dalam limbah akan mengikat desinfektan dan mencegah bahan tersebut bereaksi dengan kuman penyakit.

- Memberikan waktu kontak yang cukup, gunanya adalah untuk mencapai efektifitas pengolahan.

- Mengawasi kondisi-kondisi lain yang diperlukan, misalnya pH yang tidak sesuai akan meningkatkan / menghambat proses desinfeksi.

- Temperatur, dapat meningkatkan atau menurunkan efektifitas dan kecepatan proses pengolahan.

- Pengadukan.

b. Metode Pengenceran (Dilution)

Yaitu dengan cara mengencerkan air limbah sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Kerugiannya ialah bahan kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang terjadi dapat menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air seperti selokan, sungai dan sebagainya sehingga dapat menimbulkan banjir.

c. Metode Proses Biologis

Yaitu dengan menggunakan bakteri-bakteri pengurai. Bakteri-bakteri tersebut

akan menimbulkan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam limbah.

d. Metode Ditanam (Landfill)

Yaitu penanganan limbah dengan menimbunnya dalam tanah.

e. Metode Insinerasi (Pembakaran)

Pemusnah limbah dengan cara memasukkan ke dalam insinerator. Dalam insinerator senyawa kimia karbon yang ada dibebaskan ke atmosfir sebagai CO2 dan H2O.

Bahan-bahan seperti mineral, logam dan bahan organik lainnya (kuman penyakit, jaringan tubuh, hewan, darah, bahan kimia, kertas, plastik) yang tidak terbakar tersisa dalam bentuk abu yang beratnya 10-30% dari berat aslinya (tergantung dari jenis limbah).

Agar insinerasi berlangsung optimal, perlu 5 kondisi:

- Diperlukan oksigen dalam jumlah yang cukup,

- Atomisasi dan Volatilisasi, yaitu mengubah limbah menjadi partikel yang sangat kecil dan gas,

- Proses pengadukan dan pencampuran dalam insinerator,

- Suhu yang cukup untuk volatilisasi,

- Cukup waktu untuk terjadinya reaksi.

Alat insinerator yang baik adalah yang memungkinkan suhu pada ruang bakar pertama paling sedikit 800 - 1000C.

3. Limbah radioaktif

Masalah penanganan limbah radioaktif dapat diperkecil dengan memakai radioaktif sekecil mungkin, menciptakan disiplin kerja yang ketat dan menggunakan alat yang mudah didekontaminasi.

Penanganan limbah radioaktif dibedakan berdasarkan:

a. Bentuk : cair, padat dan gas,

b. Tinggi-rendahnya tingkat radiasi sinar gamma (),

c. Tinggi-rendahnya aktifitas

d. Panjang-pendeknya waktu paruh,

e. Sifat : dapat dibakar atau tidak.

Ada 2 sistem penanganan limbah radioaktif :

a. Dilaksanakan oleh pemakai secara perorangan dengan memakai proses peluruhan, peguburan dan pembuangan.

b. Dilaksanakan secara kolektif oleh instansi pengolahan limbah radioaktif, seperti Badan Tanaga Atom Nasional (BATAN).

4. Limbah umum

Limbah umum non infeksius setelah dikumpulkan dalam wadah kantong plastik diikat kuat dan dibakar di insinerator.

Penampungan limbah adalah upaya untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau pemaparan pada petugas yang menangani limbah. Wadah penampungan limbah harus memadai, misalnya:

1. Penampungan limbah benda tajam, harus tahan tusuk, impermeabilitas (kekedapan, tidak dapat dirembesi), kokoh, aman dan diberi label.

2. Penampungan limbah cairan infeksius:

a. Diwadahi dengan botol penutup yang aman atau wadah yang kaku sejenis botol dan ditutup dengan tutup berulir atau gabus. Botol tersebut dimasukkan dalam kaleng atau kotak untuk pengamanan tambahan dan menampung adanya tumpahan serta mengurangi resiko pemaparan.

b. Limbah cair yang akan disterilkan dengan uap sebaiknya terbuat dari logam karena logam bersifat memperluas penyebaran panas. Jangan menggunakan bahan gelas/kaca.

c. Limbah cair yang akan diinsinerasi sebaiknya wadah terbuat dari plastik karena mudah terbakar.

http://analismuslim.blogspot.com/2011/10/limbah.htmlCara penanganan Limbah Medis Infeksius Berbahaya

Posted on Selasa, 30 Agustus 2011 by bang Wahhid

Dalam kehidupan sehari-hari , limbah merupakan sesuatu yang akrab dengan kehidupan kita manusia. Bagaimana tidak, adanya limbah tidak terlepas dari adanya aktivitas manusia hampir di segala bidang kehidupan mulai dari rumah tangga hingga tempat-tempat fasilitas atau layanan umum.Meskipun bagi beberapa kelompok manusia, limbah berarti berkah. Namun bagi kebanyakan manusia keberadaan limbah lebih banyak dan lebih sering menimbulkan masalah.Salah satu limbah yang bisa menjadi masalah bagi manusia adalah limbah medis infeksius berbahaya.Limbah medis berarti limbah atau sampah-sampah yang dihasilkan dari aktifitas manusia dalam bidang pengobatan. Baik dari rumah-rumah praktik dokter / petugas medik lainnya hingga rumah sakit-rumah sakit besar..Sedangkan infeksius berarti bisa menimbulkan "penularan bibit penyakit" dari orang yang terinfeksi bibit penyakit ( pasien ) kepada orang lain yang berhubungan dengannya. Dalam hasl ini salah satunya adalah petugas medis seperti : dokter, bidan, perawat termasuk petugas kebersihan di tempat layanan kesehatan. Oleh karena itu orang-orang yang terlibat dalam kegiatan medis perlu memperhatikan cara penanganan limbah medis infeksius berbahaya yang dikenal dengan istilah pemberantasan infeksi silang.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberantasan infeksi silang ,antara lain :1. Selalu memasukkan alat suntik bekas ( yang telah digunakan untuk menginjeksi ) ke dalam wadah tertentu ( disposafe box ) segera setelah pemakaian.2. Selalu menggunakan alat suntik sekali pakai yang baru untuk setiap satu penyuntikan ( 1 al sun = 1 pasien )3. Selalu memusnahkan disposafe box pada tempat pembakaran tersendiri, tidak dicampur dengan limbah-limbah lainnya.4. Tidak boleh menggunakan kembali alat suntik yang telah dipakai untuk menyuntik pasien ataupun hanya dengan mengganti jarumnya saja5. Tidak melepas / mengganti dan menutup kembali jarum suntik bekas sebelum dimasukkan ke dalam disposafe box6. Tidak memegang jarum suntik yang telah digunakan tanpa proteksi yang aman, semisal sarung tangan dari karetItulah beberapa hal yang perlu dan harus diperhatikan dalam penangan limbah medis infeksius berbahaya. Semoga bermanfaat, meskipun kita bukan termasuk orang yang terlibat dalam bidang medis sekalipun.http://bangwahhid.blogspot.com/2011/08/cara-penanganan-limbah-medis-infeksius.htmlPENGERTIAN LIMBAH DAN CARA PENANGANANNYASecara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) Definisi dari limbah B3 berdasarkan ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.Penanganan Limbah B3Macam-MacamLlimbah:- Limbah cair- Limbah padat- Limbah gas dan partikel, dan Limbah beracun.Limbah Beracun Terdiri Dari: Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan. Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama. Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan ataumenerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi. Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut. Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.A. Cara Pengolahan Limbah CairIndustri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang.Namun demikian, mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasardasar teknologi pengolahan limbah cair.Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industry yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat.Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:1. pengolahan secara fisika2. pengolahan secara kimia3. pengolahan secara biologiTujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam.B. Efek Limbah Terhadap Manusia dan LingkuganLokasi dan pengolahan limbah yang kurang memadai (pembuangan limbah yang tidakkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme yang manarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang daat menjangkit penyakit, misalnya bahaya kesehatan pada manusia seperti :( Penyakit diare, tifus, bahkan demam berdarah karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolahan tidak tepat dapat bercampur air minum.( Tetapi kadang juga limbah ini dapat diminum penyakit jamur.Limbah rumah tangga selain membayangkan kesehatan manusia, limbah ini juga sangat berpengaruh terhadap kelestarian dan lingkungan yang ada di sekitar kita yaitu penggunaan sebun detergen untuk mencuci. Air cucian itu kemudian dibuang keselokan dan merembes ke air tanah, air selokan mengalir ke sungai dan seterusnya kelaut. Karena adanya limbah-limbah rumah tangga ini itu akan sangat membayangkan kelestarian lingkungan disekitar yang ada.Penguraian limbah yang dibuang kedalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair. Selain itu gas ini sangat berbahaya kareba gas ini dapat meledak dan mengancam kelestarian lingkungan.C. Usaha Penanggulangan Limbah Melarang pembuangan sampah-sampah rumah tangga keselkan (parit), sungai, danau dilaut,dan sampah itu harus dibuang pada tempat-tempat yang telah ditentukan. Setiap perusahaan minyak diwajibkan memiliki peralatan yang dapat membendung tumpukan minyak dan kemudian menyedot kembali, dengan demikian tumpukan minyak tidak akan melebar luas dan mengurangi adanya limbah rumah tangga.Menetapkan Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya.http://ilmualambercak.blogspot.com/2013/04/pengertian-limbah-dan-cara-penanganannya.html