Penanganan hasil pertanian dan cara penyimpanannya

9
1. PENANGANAN HASIL PERTANIAN TANAMAN PADI DI KABUPATEN DOMPU – NUSA TENGGARA BARAT Kabupaten Dompu merupakan sentral produksi tanaman padi dan jagung yang merupakan jenis komoditas unggulan yang setiap saat ditanami oleh pera petani dan merupakan sumber ekonomi masyarakat Kabupaten Dompu. Proses penanganan hasill padi yang dilakukan dikabupaten Dompu hampir sama dengan proses penanganan hasil pertanian secara umum, dengan tahapan – tahapan dilakukan pada saat pasca panen padi adalah sebagai berikut: a. Penumpukan dan Pengumpulan Penumpukan dan pengumpulan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah padi dipanen. Ketepatan dalam penumpukan dan pengumpulan pada dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup tinggi. Untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kehilangan hasil (loses), yaitu pemberian alas tarpal pada saat penumpukan dan pengumpulan padi yang akan siap dirontok. b. Perontokan Proses perontokan yang sering dilakukan di Kabupaten Dompu adalah menggunakan mesin perontok dan juga dilakukan secara manual oleh tenaga manusia yang dilakukan secara langsung diareal sawah. Bila perontokan menggunakan mesin, perontokan dilakukan dengan menyentuhkan malai padi kegerigi alat yang berputar. Sementara perontokan yang dilakukan oleh tenaga manusia batang padi dipukul – pukul pada kayu yang telah dibuat untuk alat perontokan. Agar mengurangi dan mengantisipasi agar gabah tidak terbuang saat perontokan maka tempat perontokan harus diberi alas dari terpal, dengan alas tersebut maka seluruh gabah dapat tertampung setelah padi dirontokan kemjudian dikumpulkan dan lagsung dimasukan dikarung.

Transcript of Penanganan hasil pertanian dan cara penyimpanannya

Page 1: Penanganan hasil pertanian dan cara penyimpanannya

1. PENANGANAN HASIL PERTANIAN TANAMAN PADI DI

KABUPATEN DOMPU – NUSA TENGGARA BARAT

Kabupaten Dompu merupakan sentral produksi tanaman padi dan jagung

yang merupakan jenis komoditas unggulan yang setiap saat ditanami oleh

pera petani dan merupakan sumber ekonomi masyarakat Kabupaten Dompu.

Proses penanganan hasill padi yang dilakukan dikabupaten Dompu

hampir sama dengan proses penanganan hasil pertanian secara umum,

dengan tahapan – tahapan dilakukan pada saat pasca panen padi adalah

sebagai berikut:

a. Penumpukan dan Pengumpulan

Penumpukan dan pengumpulan merupakan tahap penanganan pasca

panen setelah padi dipanen. Ketepatan dalam penumpukan dan

pengumpulan pada dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang

cukup tinggi. Untuk menghindari atau mengurangi terjadinya

kehilangan hasil (loses), yaitu pemberian alas tarpal pada saat

penumpukan dan pengumpulan padi yang akan siap dirontok.

b. Perontokan

Proses perontokan yang sering dilakukan di Kabupaten Dompu adalah

menggunakan mesin perontok dan juga dilakukan secara manual oleh

tenaga manusia yang dilakukan secara langsung diareal sawah. Bila

perontokan menggunakan mesin, perontokan dilakukan dengan

menyentuhkan malai padi kegerigi alat yang berputar. Sementara

perontokan yang dilakukan oleh tenaga manusia batang padi dipukul

– pukul pada kayu yang telah dibuat untuk alat perontokan.

Agar mengurangi dan mengantisipasi agar gabah tidak terbuang saat

perontokan maka tempat perontokan harus diberi alas dari terpal,

dengan alas tersebut maka seluruh gabah dapat tertampung setelah

padi dirontokan kemjudian dikumpulkan dan lagsung dimasukan

dikarung.

Page 2: Penanganan hasil pertanian dan cara penyimpanannya

c. Pengeringan

Gabah padi yang sudah dimasukan dalam karung tersebut dilakukan

pengeringan agar tahan lama disimpan sebelum padi digiling menjadi

beras, pengeringan padi umumnya dilakukan dibawah sinar matahari.

Gabah yang dikeringkan ini dihamparkan diatas lantai semen terbuka,

penggunaan semen terbuka ini agar sinar matahari agar secara

penuh diterima oleh gabah, bila tidak memiliki halaman petani biasa

proses penjemuran dilakukan ditempat terbuka atau lapangan

dengan menggunakan alas yaitu terpal. Lama penjemuran tergantung

iklim dan cuaca, bila cuacacerah dan matahari bersinar penuh

sepanjang hari, penjemuran hanya berlangsung sekitar 2 – 3 hari,

namun bila cuaca dalam keadaan mendung penjemuran dapat

berlangsung lama sekitar seminggu sampai kadar air mencapai 14%.

d. Penggilingan

Penggilingan dalam pasca penen padi merupakan kegiatan yang

memisahkan beras dari kulit yang membungkusnya. Pemisahan secara

tradisional menggunakan alat sederhana seperti ditumbuk tapi alat

yang demikian udah mulai pudar seiring dengan perkembangan jaman

dan kemajuan teknologi.

Kehadiran alat penggilingan yang praktis dan daya kerjanya sangat

cepat, pemisahan beras dari kulitnya dapat dilakukan dengan cara

menggunakan alat yang modern atau dengan alat penggilingan

seperti mesin penggilingan seperti hulle. Penggunaan alat

penggilingan gabah ini sama dengan cara tradisional yaitu pada tahap

pertama diperoleh beras pecah kulit, pada penggilingan tahap kedua,

beras akan menjadi putih bersih dan langsung dimasukan dalam

karung.

Page 3: Penanganan hasil pertanian dan cara penyimpanannya

2. PENYIMPANAN ATAU PENGGUDANGAN TERHADAP KOMODITAS

HASIL PERTANIAN TANAMAN PADI

Beras yang sudah dilakukan penggilingan dapat dilangsung dipasarkan,

namun karena umumnya beras tidak langsung dapat dipasarkan seluruhnya

maka perlu ada tempat untuk melakukan proses penyimpanan.

Tehnik penyimpanan beras harus diperhatikan agar kondisinya tetap

bagus hingga saatnya akan dijual, umumnya beras disimpan digudang

setelah dikemas dalam karung plastic berukuran 40 kg atau 50 kg.

pengemasan dalam karung ini dilakukan secara manual oleh petani. Bagian

karung yang terbuka dijahit tangan hingga rapat.

Dalam gudang penyimpanan dapat saja beras diserang oleh hama

bubuk. Biasanya hama bubuk ini menyerang beras yang tidak kering benar

saat pengeringan. Hama bubuk tidak menyukai beras yang kering kerena

keras, selain itu hama bubuk pun menyukai tempat yang lembab sehingga

ruanga gudang harus kering, yang dilengkapi dengan ventilasi udara.

Penumpukan karung yang berisi beras didalam gudangpun harus ditata

sedemikian rupa agar beras yang sudah lebih dahulu disimpan dapat mudah

dikeluarkan lebih awal.

Page 4: Penanganan hasil pertanian dan cara penyimpanannya
Page 5: Penanganan hasil pertanian dan cara penyimpanannya

1. JENIS – JENIS KEMASAN DAN PENGGUNAANNYA

Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu

mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi untuk

menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan.

a. Fungsi Kemasan :

• Wadah, protect, identifikasi

• Membantu penggunaan produk

• Membantu pemasaran

• Meningkatkan efisiensi

• Memenuhi regulasi

b. Fungsi sebagai wadah :

• Keseragaman ukuran • Kekuatan/kekokohan • Penyesuaian produk

• Daya tahan dari kerusakan selama pengangkutan • Tidak mengkontaminasi produk • Daya tahan dari pengaruh lingkungan

• Melindungi dari serangan hama • Tidak beracun

c. Fungsi Melindungi :

• Melindungi dari gesekan, getaran dan benturan • Melindungi dari air dan debu • Melindungi dari pengaruh lingkungan: Suhu, udara, uap air, sinar

UV • Melindungi dari serangan serangga, hewan dan manusia • Melindungi dari pengaruh fisik

Karakterisitik jenis bahan kemasan : a. Kemasan Kertas (mudah robek, tidak dapat untuk produk cair, tidak

dapat dipanaskan, fleksibel)

b. Kemasan Gelas (berat, mudah pecah, mahal, non biodegradable, dapat dipanaskan, transparan/translusid, bentuk tetap (rigid), proses massal (padat/cair), dapat didaur ulang)

c. Kemasan logam/kaleng (bentuk tetap, ringan, dapat dipanaskan, proses massal (bahan padat atau cair), tidak transparan, dapat bermigrasi ke dalam makanan yang dikemas, non biodegradable, tidak

dapat didaur ulang) d. Kemasan plastik (bentuk fleksibel, transparan, mudah pecah, non

biodegradable, ada yang tahan panas, monomernya dapat mengkontaminasi produk)

Page 6: Penanganan hasil pertanian dan cara penyimpanannya

e. Komposit (kertas/plastik)(lebih kuat, tidak transparan, proses

massal, pengisian aseptis, khusus cairan, non biodegradable) f. Selain jenis-jenis kemasan di atas saat ini juga dikenal kemasan edible

dan kemasan biodegradable

Mengemas Komoditas Hasil Pertanian Dan Produk Olahannya a. Susu :

• Kemasan susu sebaiknya didesain untuk melindungi produk dari kontaminasi oleh debu atau bakteri dan dari pengaruh sinar oleh oksigen.

• Jenis dan bentuk kemasan susu yaitu plastik, karton, kaleng dan gelas.

• Susu dikemas menggunakan proses aseptik yaitu produk dan

wadah dipanaskan secara terpisah. • Metoda pemanasan yang digunakan untuk produk cairan, yaitu

Ultra High Temperatur (UHT) atau High Temperature Short

Time (HTST) b. Daging dan ikan :

• Tujuan utama: mencegah dehidrasi, mencegah masuknya bau

dan rasa asing dari luar kemasan, tetapi dapat melewatkan oksigen seperlunya ke dalam kemasan sehingga warna merah cerah dapat dipertahankan

• Pengemasan daging segar pada tingkat pengecer menggunakan

kombinasi nampan/sterofom dan plastik pembungkus. c. Buah-buahan dan sayuran :

• Mengemas buah-buahan dan sayuran dapat dilakukan dengan

menggunakan: • karung goni, • keranjang bambu,

• peti kayu • Kardus • Kantong jaring , tergantung tujuan pemasaran dll.

d. Produk Olahan : • Roti

Roti yang mengandung humektan membutuhkan kemasan

yang kedap air sedangkan roti yang bertekstur renyah membutuhkan kemasan yang kedap udara

Cara mengemas untuk produk roti dapat digunakan perekat plastik (heat sealer) atau secara manual dengan

menggunakan api lilin • Makanan Kering dan Serealia Keripik kentang sangat sensitif

terhadap O2 sehingga cocok dengan

kemasan plastik yang dimetalisasi, atau bagian dalam dilapis aluminium foil.

Page 7: Penanganan hasil pertanian dan cara penyimpanannya

2. SYARAT – SYARAT TEMPAT PENYIMPANAN BAHAN PANGAN

Penyimpanan bahan pangan adalah suatu tata cara menata,

menyimpan, memelihara bahan pangan kering dan basah, baik kualitas

maupun kuantitas di gudang bahan makanan kering dan basah.

Tujuan adalah agar tersedia bahan makanan siap pakai dengan

kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai dengan perencanaan.

a. Syarat Penyimpanan Bahan

Adapaun syarat penyimpanan adalah sebagai berikut :

• Adanya sistem penyimpanan barang

• Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai

dengan persyaratan

• Tersedianya kartu stok/buku catatan keluar masuknya bahan

makanan.

b. Syarat ruang Penyimpanan bahan kering

• Bahan makanan harus ditempatkan secara teratur menurut

macam, golongan, ataupun urutan pemakaian bahan makanan

• Suhu cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baik

• Ruangan yang bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab

• Rak – rak berjarak minimal 15cm dari dinding lantai dan 60cm

dari langit-langit

• Suhu ruang harus kering (berkisar 19 – 210C

• Rak mudah dibersihkan

• Penenpanan dan pengambilan barang diatur dengan sistem

FIFO (firs in first out)

• Semua lubang yang ada di gudang harus berkasa, serta bila

terjadi kerusakan oleh binatang pengerat misalnya, harus

segara diperbaiki.

c. Syarat Penyimpanan Bahan Makanan Segar

• Suhu tempat harus betul – betul sesuai dengan keperluan bahan

makanan, agar tidak menjadi rusak.

• Pengecekan terhdadap suhu dilakukan dua kali sehari dan

pembersihan lemari/ruang pendingin dilakukan setiap hari.

• Semua bahan yang akan dimasukkan ke lemari/ruang pendingin

sebaiknya dibungkus plastik atau kertas timah

• Tidak menempatkan bahan makanan yang berbau keras

bersama bahan makanan yang tidak berbau.

Page 8: Penanganan hasil pertanian dan cara penyimpanannya

d. Perubahan Yang Terjadi Selama Penyimpanan Bahan

Makanan

1. Perubahan sifat fisik

Warna

Contoh : beras ( pada suhu yang tinggi dan kondisi

penyimpanan yang jelek warna beras yang berwarna putih

akan menjadi kecoklatan, merah atau kuning kecoklatan

Bau

Terjadi perubahan bau yang tidak enak, dan ketenggikan

akumulasi gas-gas volatil seperti asetaldehid, aseton, metil

ester, hidrogen sulfida, dan amonia

Bentuk

Suhu yang terlalu tinggi maka akan membuat bahan pangan

rusak. Contoh : beras akan patah dan retak

2. Perubahan kimia

Karbohidrat

Perubahan berikut dapat terjadi pada komponen karbohidrat

serealia selama penyimpanan, yaitu :

• Hidrolisa pati karena kegiatan enzim amilase

• Berkurangnya gula karena pernafasan

• Terbentuknya bau asam dan bau apek karena kegiatan

mikroorganisme

• reaksi pencoklatan bukan karena enzim

Protein

Jumlah total asam amino menunjukkan perubahan yang berarti

bila terjadi kerusakan lebih lanjut akibat kegiatan enzim

Lemak

Kerusakan lemak dan minyak dalam biji serelia terjadi secara

oksidasi, menghasilkan flavour dan bau tenggik

Hidrolisa lemak ini dipercepat oleh suhu tinggi , kadar air tinggi

dan faktor – faktor lain seperti pertunbuhan kapang

Vitamin

Selama penyimpanan akan terjadi :

• Thiamin (B1) banyak yang rusak, kerusakan dipercepat

dengan kadar air san suhu tinggi

• Riboflavin (B2)dan piridoksin (B6) sangat sensitif terhadap

cahaya

• vitamin A turun karena kehilangan karotin

• tokoferol (E) bisa hilang dengan adanya 02 karena 02

mempercepat penurunan tokoferol

Page 9: Penanganan hasil pertanian dan cara penyimpanannya

Perubahan yang disebabkan oleh mikroba Mikroba yang menyebabkan

kerusakan biji-bijian biasanya adalah kapang. Masalahnya adalah

perubahan warna benih, membunuh benih sehingga kemampuan

berkecambah rusak. Peruabahan warna dan cita rasa yang buruk.