Penanganan hasil pertanian dan cara penyimpanannya
-
Upload
nurdinmontacity-din -
Category
Data & Analytics
-
view
1.310 -
download
3
Transcript of Penanganan hasil pertanian dan cara penyimpanannya
1. PENANGANAN HASIL PERTANIAN TANAMAN PADI DI
KABUPATEN DOMPU – NUSA TENGGARA BARAT
Kabupaten Dompu merupakan sentral produksi tanaman padi dan jagung
yang merupakan jenis komoditas unggulan yang setiap saat ditanami oleh
pera petani dan merupakan sumber ekonomi masyarakat Kabupaten Dompu.
Proses penanganan hasill padi yang dilakukan dikabupaten Dompu
hampir sama dengan proses penanganan hasil pertanian secara umum,
dengan tahapan – tahapan dilakukan pada saat pasca panen padi adalah
sebagai berikut:
a. Penumpukan dan Pengumpulan
Penumpukan dan pengumpulan merupakan tahap penanganan pasca
panen setelah padi dipanen. Ketepatan dalam penumpukan dan
pengumpulan pada dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang
cukup tinggi. Untuk menghindari atau mengurangi terjadinya
kehilangan hasil (loses), yaitu pemberian alas tarpal pada saat
penumpukan dan pengumpulan padi yang akan siap dirontok.
b. Perontokan
Proses perontokan yang sering dilakukan di Kabupaten Dompu adalah
menggunakan mesin perontok dan juga dilakukan secara manual oleh
tenaga manusia yang dilakukan secara langsung diareal sawah. Bila
perontokan menggunakan mesin, perontokan dilakukan dengan
menyentuhkan malai padi kegerigi alat yang berputar. Sementara
perontokan yang dilakukan oleh tenaga manusia batang padi dipukul
– pukul pada kayu yang telah dibuat untuk alat perontokan.
Agar mengurangi dan mengantisipasi agar gabah tidak terbuang saat
perontokan maka tempat perontokan harus diberi alas dari terpal,
dengan alas tersebut maka seluruh gabah dapat tertampung setelah
padi dirontokan kemjudian dikumpulkan dan lagsung dimasukan
dikarung.
c. Pengeringan
Gabah padi yang sudah dimasukan dalam karung tersebut dilakukan
pengeringan agar tahan lama disimpan sebelum padi digiling menjadi
beras, pengeringan padi umumnya dilakukan dibawah sinar matahari.
Gabah yang dikeringkan ini dihamparkan diatas lantai semen terbuka,
penggunaan semen terbuka ini agar sinar matahari agar secara
penuh diterima oleh gabah, bila tidak memiliki halaman petani biasa
proses penjemuran dilakukan ditempat terbuka atau lapangan
dengan menggunakan alas yaitu terpal. Lama penjemuran tergantung
iklim dan cuaca, bila cuacacerah dan matahari bersinar penuh
sepanjang hari, penjemuran hanya berlangsung sekitar 2 – 3 hari,
namun bila cuaca dalam keadaan mendung penjemuran dapat
berlangsung lama sekitar seminggu sampai kadar air mencapai 14%.
d. Penggilingan
Penggilingan dalam pasca penen padi merupakan kegiatan yang
memisahkan beras dari kulit yang membungkusnya. Pemisahan secara
tradisional menggunakan alat sederhana seperti ditumbuk tapi alat
yang demikian udah mulai pudar seiring dengan perkembangan jaman
dan kemajuan teknologi.
Kehadiran alat penggilingan yang praktis dan daya kerjanya sangat
cepat, pemisahan beras dari kulitnya dapat dilakukan dengan cara
menggunakan alat yang modern atau dengan alat penggilingan
seperti mesin penggilingan seperti hulle. Penggunaan alat
penggilingan gabah ini sama dengan cara tradisional yaitu pada tahap
pertama diperoleh beras pecah kulit, pada penggilingan tahap kedua,
beras akan menjadi putih bersih dan langsung dimasukan dalam
karung.
2. PENYIMPANAN ATAU PENGGUDANGAN TERHADAP KOMODITAS
HASIL PERTANIAN TANAMAN PADI
Beras yang sudah dilakukan penggilingan dapat dilangsung dipasarkan,
namun karena umumnya beras tidak langsung dapat dipasarkan seluruhnya
maka perlu ada tempat untuk melakukan proses penyimpanan.
Tehnik penyimpanan beras harus diperhatikan agar kondisinya tetap
bagus hingga saatnya akan dijual, umumnya beras disimpan digudang
setelah dikemas dalam karung plastic berukuran 40 kg atau 50 kg.
pengemasan dalam karung ini dilakukan secara manual oleh petani. Bagian
karung yang terbuka dijahit tangan hingga rapat.
Dalam gudang penyimpanan dapat saja beras diserang oleh hama
bubuk. Biasanya hama bubuk ini menyerang beras yang tidak kering benar
saat pengeringan. Hama bubuk tidak menyukai beras yang kering kerena
keras, selain itu hama bubuk pun menyukai tempat yang lembab sehingga
ruanga gudang harus kering, yang dilengkapi dengan ventilasi udara.
Penumpukan karung yang berisi beras didalam gudangpun harus ditata
sedemikian rupa agar beras yang sudah lebih dahulu disimpan dapat mudah
dikeluarkan lebih awal.
1. JENIS – JENIS KEMASAN DAN PENGGUNAANNYA
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu
mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi untuk
menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan.
a. Fungsi Kemasan :
• Wadah, protect, identifikasi
• Membantu penggunaan produk
• Membantu pemasaran
• Meningkatkan efisiensi
• Memenuhi regulasi
b. Fungsi sebagai wadah :
• Keseragaman ukuran • Kekuatan/kekokohan • Penyesuaian produk
• Daya tahan dari kerusakan selama pengangkutan • Tidak mengkontaminasi produk • Daya tahan dari pengaruh lingkungan
• Melindungi dari serangan hama • Tidak beracun
c. Fungsi Melindungi :
• Melindungi dari gesekan, getaran dan benturan • Melindungi dari air dan debu • Melindungi dari pengaruh lingkungan: Suhu, udara, uap air, sinar
UV • Melindungi dari serangan serangga, hewan dan manusia • Melindungi dari pengaruh fisik
Karakterisitik jenis bahan kemasan : a. Kemasan Kertas (mudah robek, tidak dapat untuk produk cair, tidak
dapat dipanaskan, fleksibel)
b. Kemasan Gelas (berat, mudah pecah, mahal, non biodegradable, dapat dipanaskan, transparan/translusid, bentuk tetap (rigid), proses massal (padat/cair), dapat didaur ulang)
c. Kemasan logam/kaleng (bentuk tetap, ringan, dapat dipanaskan, proses massal (bahan padat atau cair), tidak transparan, dapat bermigrasi ke dalam makanan yang dikemas, non biodegradable, tidak
dapat didaur ulang) d. Kemasan plastik (bentuk fleksibel, transparan, mudah pecah, non
biodegradable, ada yang tahan panas, monomernya dapat mengkontaminasi produk)
e. Komposit (kertas/plastik)(lebih kuat, tidak transparan, proses
massal, pengisian aseptis, khusus cairan, non biodegradable) f. Selain jenis-jenis kemasan di atas saat ini juga dikenal kemasan edible
dan kemasan biodegradable
Mengemas Komoditas Hasil Pertanian Dan Produk Olahannya a. Susu :
• Kemasan susu sebaiknya didesain untuk melindungi produk dari kontaminasi oleh debu atau bakteri dan dari pengaruh sinar oleh oksigen.
• Jenis dan bentuk kemasan susu yaitu plastik, karton, kaleng dan gelas.
• Susu dikemas menggunakan proses aseptik yaitu produk dan
wadah dipanaskan secara terpisah. • Metoda pemanasan yang digunakan untuk produk cairan, yaitu
Ultra High Temperatur (UHT) atau High Temperature Short
Time (HTST) b. Daging dan ikan :
• Tujuan utama: mencegah dehidrasi, mencegah masuknya bau
dan rasa asing dari luar kemasan, tetapi dapat melewatkan oksigen seperlunya ke dalam kemasan sehingga warna merah cerah dapat dipertahankan
• Pengemasan daging segar pada tingkat pengecer menggunakan
kombinasi nampan/sterofom dan plastik pembungkus. c. Buah-buahan dan sayuran :
• Mengemas buah-buahan dan sayuran dapat dilakukan dengan
menggunakan: • karung goni, • keranjang bambu,
• peti kayu • Kardus • Kantong jaring , tergantung tujuan pemasaran dll.
d. Produk Olahan : • Roti
Roti yang mengandung humektan membutuhkan kemasan
yang kedap air sedangkan roti yang bertekstur renyah membutuhkan kemasan yang kedap udara
Cara mengemas untuk produk roti dapat digunakan perekat plastik (heat sealer) atau secara manual dengan
menggunakan api lilin • Makanan Kering dan Serealia Keripik kentang sangat sensitif
terhadap O2 sehingga cocok dengan
kemasan plastik yang dimetalisasi, atau bagian dalam dilapis aluminium foil.
2. SYARAT – SYARAT TEMPAT PENYIMPANAN BAHAN PANGAN
Penyimpanan bahan pangan adalah suatu tata cara menata,
menyimpan, memelihara bahan pangan kering dan basah, baik kualitas
maupun kuantitas di gudang bahan makanan kering dan basah.
Tujuan adalah agar tersedia bahan makanan siap pakai dengan
kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai dengan perencanaan.
a. Syarat Penyimpanan Bahan
Adapaun syarat penyimpanan adalah sebagai berikut :
• Adanya sistem penyimpanan barang
• Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai
dengan persyaratan
• Tersedianya kartu stok/buku catatan keluar masuknya bahan
makanan.
b. Syarat ruang Penyimpanan bahan kering
• Bahan makanan harus ditempatkan secara teratur menurut
macam, golongan, ataupun urutan pemakaian bahan makanan
• Suhu cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baik
• Ruangan yang bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab
• Rak – rak berjarak minimal 15cm dari dinding lantai dan 60cm
dari langit-langit
• Suhu ruang harus kering (berkisar 19 – 210C
• Rak mudah dibersihkan
• Penenpanan dan pengambilan barang diatur dengan sistem
FIFO (firs in first out)
• Semua lubang yang ada di gudang harus berkasa, serta bila
terjadi kerusakan oleh binatang pengerat misalnya, harus
segara diperbaiki.
c. Syarat Penyimpanan Bahan Makanan Segar
• Suhu tempat harus betul – betul sesuai dengan keperluan bahan
makanan, agar tidak menjadi rusak.
• Pengecekan terhdadap suhu dilakukan dua kali sehari dan
pembersihan lemari/ruang pendingin dilakukan setiap hari.
• Semua bahan yang akan dimasukkan ke lemari/ruang pendingin
sebaiknya dibungkus plastik atau kertas timah
• Tidak menempatkan bahan makanan yang berbau keras
bersama bahan makanan yang tidak berbau.
d. Perubahan Yang Terjadi Selama Penyimpanan Bahan
Makanan
1. Perubahan sifat fisik
Warna
Contoh : beras ( pada suhu yang tinggi dan kondisi
penyimpanan yang jelek warna beras yang berwarna putih
akan menjadi kecoklatan, merah atau kuning kecoklatan
Bau
Terjadi perubahan bau yang tidak enak, dan ketenggikan
akumulasi gas-gas volatil seperti asetaldehid, aseton, metil
ester, hidrogen sulfida, dan amonia
Bentuk
Suhu yang terlalu tinggi maka akan membuat bahan pangan
rusak. Contoh : beras akan patah dan retak
2. Perubahan kimia
Karbohidrat
Perubahan berikut dapat terjadi pada komponen karbohidrat
serealia selama penyimpanan, yaitu :
• Hidrolisa pati karena kegiatan enzim amilase
• Berkurangnya gula karena pernafasan
• Terbentuknya bau asam dan bau apek karena kegiatan
mikroorganisme
• reaksi pencoklatan bukan karena enzim
Protein
Jumlah total asam amino menunjukkan perubahan yang berarti
bila terjadi kerusakan lebih lanjut akibat kegiatan enzim
Lemak
Kerusakan lemak dan minyak dalam biji serelia terjadi secara
oksidasi, menghasilkan flavour dan bau tenggik
Hidrolisa lemak ini dipercepat oleh suhu tinggi , kadar air tinggi
dan faktor – faktor lain seperti pertunbuhan kapang
Vitamin
Selama penyimpanan akan terjadi :
• Thiamin (B1) banyak yang rusak, kerusakan dipercepat
dengan kadar air san suhu tinggi
• Riboflavin (B2)dan piridoksin (B6) sangat sensitif terhadap
cahaya
• vitamin A turun karena kehilangan karotin
• tokoferol (E) bisa hilang dengan adanya 02 karena 02
mempercepat penurunan tokoferol
Perubahan yang disebabkan oleh mikroba Mikroba yang menyebabkan
kerusakan biji-bijian biasanya adalah kapang. Masalahnya adalah
perubahan warna benih, membunuh benih sehingga kemampuan
berkecambah rusak. Peruabahan warna dan cita rasa yang buruk.