PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ......

75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENANG DI INS Dr. M PROGRAM DIPLO FAKULTAS KE i LAPORAN TUGAS AKHIR GANAN BAHAYA INFEK STALASI LAUNDRY RS MOEWARDI SURAKART Istiqomah Nugrahaningrum R.0009053 OMA III HIPERKES DAN KESELAM EDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELA Surakarta 2012 KSIUS SUD TA MATAN KERJA AS MARET

Transcript of PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ......

Page 1: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUSDI INSTALASI LAUNDRY RSUDDr. MOEWARDI

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

i

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUSINSTALASI LAUNDRY RSUD

Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Istiqomah Nugrahaningrum R.0009053

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

Surakarta 2012

PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS INSTALASI LAUNDRY RSUD

SURAKARTA

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Page 2: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Tugas Akhir dengan judul : Penanganan Bahaya Infeksius Di Instalasi Laundry RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Istiqomah Nugrahaningrum, NIM : R.0009053, Tahun : 2012

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Tim Penguji Tugas Akhir

Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Pada Hari ………….Tanggal ………….. 20 …….

Pembimbing I Harninto, dr.,Ms.,Sp.Ok ......................................... Pambimbing II Drs. Hudiyono,M.Kes ......................................... Penguji Dra. Cr. Siti Utari, M.Kes NIP. 19540505 198503 2 001 .........................................

Surakarta, ...........................................

Ketua Prodi Tim Tugas Akhir D.III Hiperkes & KK

Dra. Cr. Siti Utari, M.Kes Sumardiyono, SKM, M.Kes NIP. 19540505 198503 2 001 NIP. 19650706 198803 1 002

Page 3: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN PERUSAHAAN

Laporan Tugas Akhir Dengan Judul :

Penanganan Bahaya Infeksius Di Instalasi Laundry

RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Disusun Oleh :

Istiqomah Nugrahaningrum

NIM : R0009053

telah diajukan dan disahkan pada tanggal :

Hari : ........... Tanggal : ........... Tahun : ...........

Pembimbing Lapangan

Heru Yulistiyanto, ST, M.Si NIP. 19700712 199803 1 012

Pembimbing

Tri Hastuti Retnoningsih. SKM

Page 4: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI LAUNDRY RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Istiqomah Nugrahaningrum1, Harninto2, Hudiyono3

Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah mengetahui cara penanganan bahaya infeksius di instalasi pencucian linen (laundry) diRSUD dr. Moewardi Surakarta. Mengetahui gambaran palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. Metode : Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian desriptif. Hasil : Penanganan bahaya infeksius juga sudah dapat dikendalikan dengan adanya pemeriksaan kesehatan pada semua petugas laundry yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 755/Menkes/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit. Pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan menjaga ketahanan tubuh pekerja, menggunakan desinfektan, mengatur udara ruang, selalu menjaga kebersihan lingkungan laundry. Simpulan : Unit laundry sudah melakukan pengendalian terhadap faktor bahaya serta penanganan bahaya infeksius, namun belum maksimal. Saran yang dapat diberikan adalah kedisiplinan terhadap pemakaian APD yang benar, melengkapi APD yang dubutuhkan oleh pekerja laundry yang sesuai standar, meningkatkan kedisiplinan waktu pemeriksaan berkala bagi semua pekerja yang ada dilaundry. Kata kunci : Penanganan Bahaya Infeksius Di Instalasi Laundry 1,2,3 Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 5: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

HANDLING HAZARDS IN INFECTIOUS LAUNDRY INSTALLATION Hospital Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Istiqomah Nugrahaningrum*, Harninto*, Hudiyono*

Objective : The purpose of this study was to determine how the handling of infectious hazards in the installation of laundering linen (laundry) diRSUD dr. Moewardi Surakarta. Know the description of the implementation of the management of hospital linen laundry installed. Methods : This study was conducted using research methods desriptif. Results : Treatment of infectious hazards can also be controlled by the health checks on all laundry workers who refer to the Minister of Health Regulation on the Implementation 755/Menkes/PER/IV/2011 numbers in the Hospital Medical Committee. Prevention and control can be done by keeping the body resistance of workers, using a disinfectant, adjust the air space, always keeping the environment clean laundry. Conclusion: The unit laundry is done on the factors controlling the dangers and hazards of handling infectious, but not maximized. Advice can be given is the discipline of the correct use of PPE, complete PPE required by the appropriate standard of laundry workers, improve discipline when periodic checks for all workers who have dilaundry. Key words: Infectious Hazards In Handling Laundry Installation *) Occupational Health and Safety, Faculty of Medicine, University of March, Surakarta.

Page 6: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmatnya

yang telah melimpahkan petunjuk, kemudahan dan perlindungan-Nya kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan dalam penyusunan laporan

tugas akhir yang berjudul “ Penanganan Bahaya Infeksius di Instalasi Laundry

RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

Penelitian ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan

dari pendidikan yang penulis tempuh yaitu Jurusan Hiperkes dan Keselamatan

Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Disamping itu ini guna

untuk menabah pengetahuan tentang bahaya infeksius di linen rumah sakit.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak akan

berhasil tanpa dukungan dan bantuan dari semua pihak sehingga laporan ini dapat

selesai pada waktunya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan dr., SPD-KR-FINASIM selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta periode sekarang.

2. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku Ketua Program D.III Hiperkes dan

Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

3. Bapak Harninto, dr.,MS., Sp.Ok, selaku pembimbing I yang telah memberi

bimbingan serta pengarahan dalam menyusun laporan ini.

4. Bapak Drs. Hudiyono,M.Kes, selaku pembimbing II dalam laporan ini.

5. Ibu Dra. Cr. Siti Utari, M.Kes, selaku penguji.

6. Ibu Anggita selaku koordinator masalah praktek kerja lapangan di RSUD Dr.

Moewardi.

7. Bapak Heru Yulisianto, ST, M.Si, selaku pembimbing lapangan yang telah

memberi bimbingan kepada penulis.

8. Ibu Retno selaku kepala bagian instalasi linen di RSUD dr. Moewardi yang

telah memberi banyak arahan serta bimbingan dalam menyelesaikan laporan

ini.

9. Seluruh staff IPSRS yang telah membantu dalam berbagi hal.

Page 7: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

10. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk bapak, ibu dan semua keluarga

yang selalu mendo’akan dan memberi dukungan untuk keberhasilan dalam

menyelesaikan laporan ini.

11. Terima kasih kepada orang yang spesial yang selalu memberikan motivasi dan

dorongan agar dapat menyelesaikan laporan ini.

12. Semua pihak yang telah membantu penulisan dalam penyusunan laporan ini

yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu penulis harapkan saran dan kritik yang bersifat membangun

demi kesempurnaan laporan ini sehingga dapat berguna dan bermanfaat.

Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua,

khususnya mahasiswa Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan kerja

untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan

Kerja Rumah Sakit.

Amiin

Surakarta, April 2012

Penulis,

Istiqomah Nugrahaningrum

Page 8: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN .......................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 3

BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 5

B. Kerangka Pemikiran ................................................................. 24

BAB III. METODE PENELITIAN............................................................... 25

A. Metode Penelitian..................................................................... 25

B. Lokasi Penelitian ...................................................................... 25

C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ...................................... 25

Page 9: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

D. Sumber Data ............................................................................. 25

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 26

F. Pelaksanaan .............................................................................. 27

G. Analisa Data ............................................................................. 27

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 28

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 28

B. Pembahasan .............................................................................. 45

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 62

A. Simpulan .................................................................................. 62

B. Saran ......................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 64

LAMPIRAN

Page 10: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran ..................................................................... 20

Gambar 2. Mesin Cuci Pintu 1 .................................................................................. 33

Gambar 3. Mesin Cuci Pintu 2 .................................................................................. 33

Gambar 4. Penimbangan Linen ................................................................................. 37

Gambar 5. Pengeringan ............................................................................................. 39

Gambar 6. Proses Penyetrikaan ................................................................................. 40

Gambar 7. Pelipatan Linen ........................................................................................ 40

Page 11: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengukuran pH dan Suhu Air Bersih .......................................................... 30

Tabel 2. Pemeriksaan Mikrobiologi Air Bersih ........................................................ 31

Tabel 3. Pemeriksaan Kualitas Fisika Kimia Air Bersih .......................................... 31

Page 12: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Pemantauan Sanitasi Lingkungan Bulan Januari 2012

Lampiran 2. Hasil Pemantauan Sanitasi Lingkungan Bulan Maret 2012

Lampiran 3. Alur Kerja Sub. Instalasi Laundry

Lampiran 4. Ketentuan Pemakaian Bahan Cuci Pada Proses Pencucian

Page 13: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan

perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat

diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

Penyelenggaran pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik

dan organisasi yang sangat kompleks (KEPMENKES RI no.

129/Menkes/SK/II/2008).

Rumah Sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan meIiputi pelayanan promotif, preventif,

kurative dan rehabilitatif yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

dan gawat darurat (KEPMENKES RI no. 129/Menkes/SK/II/2008).

Pada dasarnya pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit

adalah pelayanan medik, penunjang medik serta penunjang non medik.

Pelayanan medik merupakan tugas pokok rumah sakit yang lebih bersifat

fungsional, serta ditandai dengan banyaknya tenaga profesional yang bekerja

untuk menghasilkan pelayanan medik yang profesional. Walaupun pelayanan

medik ini merupakan produk unggulan yang memegang peranan penting dalam

kesembuhan pesien, tetapi tidak berhasil dengan baik jika tidak didukung oleh

unsur – unsur yang lainnya. Kenyataannya pelayanan medik di rumah sakit

harus didukung oleh pelayanan labotatorium, farmasi, radiologi, gizi, laundry,

Page 14: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

serta pelayanan lainnya yang merupakan sarana penunjang medik dan non

medik (Dharma, 1993).

Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga merupakan sarana

pelayanan kesehatan yang dapat menjadi sumber infeksi dimana orang sakit

dirawat dan ditempatkan dalam jarak yang sangat aman. Infeksi dapat terjadi

pada penderita, tenaga kesehatan dan juga setiap orang yang datang ke rumah

sakit. Infeksi yang ada di pusat pelayanan kesehatan ini dapat ditularkan atau

diperoleh melalui petugas kesehatan, orang sakit, pengunjung yang berstatus

karier atau karena kodisi rumah sakit serta bisa terdapat diinstalasi laundry

(Riana, 2012).

Manajemen laundry adalah proses pembersihan sesuatu sehingga

kembali bersih seperti sebelum digunakan. Oleh karena itu pentingnya menitik

beratkan pada perawatan linen sehingga produk linen tersebut menjadi awet

dan bersih. hal-hal yang harus dipahami pada proses pencucian adalah material

linen, kwalitas air sebagai media pencuci, dan kimia laundry yang digunakan

dan mesin cuci sebagai media pencucian (Ympk Perdhaki, 2010).

Di RSUD Dr. Moewardi sudah mempunyai instalasi laundry sendiri

sehingga dalam proses pencucian tidak menggantungkan pihak ketiga. Laundry

memang hanya sarana penunjang dalam pelayanan pasien, namun dalam

pengelolaan harus diperhatikan dengan baik sehingga faktor bahaya dan

potensi bahaya dapat dikendalikan. Bila pengelolaan linen dapat dikerjakan

secara benar, maka penyebaran infeksi melalui linen kotor yang terinfeksi

dapat ditangani.

Page 15: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Di RSUD Dr Moewardi dalam menangani bahaya infeksius di insatalasi

laundry dengan dilakukannya sterilisasi ruangan, pemberian desinfektan pada

linen, serta pemberian antiseptik pada para pekerjanya.

Dari uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengambil judul

penanganan bahaya infeksius di instalasi laundry RSUD Dr. Moewardi

Surakarta.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat ditarik rumusan masalah sebagai

berikut: “ Apakah di tempat pencucian linen (laundry) sudah ada penanganan

bahaya infeksius RSUD dr. Moewardi Surakarta?”

C. TUJUAN PANELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui cara penanganan bahaya infeksius di

instalasi pencucian linen (laundry) diRSUD dr. Moewardi Surakarta.

Mengetahui gambaran palaksanaan pengelolaan linen di instalasi laundry

rumah sakit.

D. MANFAAT PENELITIAN

Dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:

Page 16: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

1. Rumah Sakit

a. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam penerapan peningkatan

masalah K3 khususnya bahaya infeksius di instalasi Laundry.

b. Sebagai masukan dan pertimbangan terhadap pengelolaan tempat lilen

(Laundry).

2. Penulis

a. Memperoleh pengalaman mengenai pengelolaan linen di istalasi

Laundry.

b. Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang pengelolaan linen di

instalasi Laundry dan bahaya infeksi.

3. Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

a. Memberi masukan informasi dalam rangka pengembangan dalam proses

belajar.

b. Dapat menambah kepustakaan mengenai pengelolaan laundry di rumah

sakit.

Page 17: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Laundry

Berdasarkan Kepmenaker No. Kep. 1024/MENKES/SK/X/2004

tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, laundry adalah

tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana penunjang berupa

mesin cuci, alat dan desinfektan, mesin uap (steam boiler), pengering, meja,

mesin setrika.

Unit laundry merupakan unit penunjang non medik yang

memberikan pelayanan linen rumah sakit. Linen apabila tidak dikelola

dengan baik dan benar sesuai protap maka dapt menyebabkan adanya

infeksi penyakit.

2. Linen Kotor

Linen kotor terinfeksi adalah linen yang terkontaminasi dengan

darah, cairan tubuh, feses terutama yang berasal dari infeksi TB paru,

infeksi salmonella dan Shigella (sekresi dan ekskresi), dan HIV (jika

terdapat noda darah) dan insfeksi lainnya yang spesifik dimasukkan ke

dalam kantung dengan segel yang dapat terlarut di air dan kembali ditutup

dengan kantung luar berwarna kuning bertuliskan insfeksi.

Linen kotor tidak terinfeksi adalah linen yang tidak terkontaminasi

oleh darah, cairan tubuh dan feses yang berasal dari pasien lainnya secara

Page 18: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

rutin, meskipun linen yang diklasifikasikan dari seluruh pasien berasal dari

sumber ruang isolasi yang terinfeksi.

Linen kotor dapat berasal dari :

a. Noda darah

b. Kotoran tinja

c. Muntah

Pelayanan linen pada hakikatnya adalah tindakan penunjang medik

yang dilaksanakan dengan sebaik – baiknya dan bertanggung jawab untuk

membantu unit – unit lain dirumah sakit yang membutuhkan linen yan siap

pakai.

Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari :

a. Katun 100 %

b. Wool

c. Kombinasi seperti 65 % aconilic dan 35 % wool

d. Silk

e. Blacu

f. Flanel

g. Tetra

h. CVC 50 % - 50 %

i. Polyester 100 %

j. Twill/drill

Pemeliharaan bahan linen hendaknya disesuaikan dengan fungsi dan

cara perawatan serta penampilan yang diharapkan.

Page 19: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

3. Pengelolaan Laundry

Berdasarkan DEPKES 2004 pengelolaan laundry dapat dilakukan

dengan menejemen pengalolaan linen di instalasi laundry dipimpin oleh

seorang koordinator. Koordinator laundry bertugas untuk mengkoordinasi

tugas – tugas yang ada di laundry. Kebutuhan dari diberbagai unit yang ada

dalam Rumah Sakit agar dapat terpenuhi secara lancar. Hal – hal yang harus

diperhatikan agar dalam pengelolaan di instalasi laundry dapat berjalan

dengan lancar diantaranya :

a. Pengemasan harus mengacu pada kepentingan untuk mencegah transmisi

mokroorganisme dan bahan berbahaya lainnya kepada petugas dan

lingkungan baik linen kotor maupun linen bersih.

b. Transportasi harus mengacu untuk pencegahan transmisi mikroorganisme

pathogen dan bahan – bahan berbahaya keapada petugas dan lingkungan

baik pada pengambilan linen kotor maupun linen bersih. Selain itu harus

diperhatikan pula sistem transpotasi yang mampu menjamin kelancaran

proses selanjutnya didalam Rumah Sakit sebelim didistribusikan.

c. Desinfeksi dilaksanakan terhadap linen kotor ditetapkan pelaksanaan

agar tidak saling melepas tanggung jawab, karena pada linen kotor

terutama pada linen infeksius sangat berpotensi menimbulkan

kontaminasi terhadap petugas maupun lingkungan.

Berdasarkan Kepmenkes No. Kep. 1204/MENKES/SK/X/2004

tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, tata laksana pengelolaan

laundry adalah :

Page 20: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

a. Ditempat laundry terdapat kran air bersih dengan kualitas dan tekanan

yang memadai, air panas untuk desinfeksi dan tersedia desinfektan.

b. Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakkan dekat dengan saluran

limbah serta tersedia mesin cuci yang dapat mencuci jenis – jenis linen

yang berbeda.

c. Laundry harus dilengkapi saluran air limbah tertutup yang dilengkapi

dengan pengelolaan awal (pre - treatment).

d. Laundry harus disediakan ruang – ruang terpisah sesuai dengan

kegunaannya, yaitu ruang linen kotor.

4. Tata Laksana Pengelolaan

Tata laksana pengelolaan pencucian linen terdiri dari :

a. Perencanaan

b. Peneriman linen kotor

c. Penimbangan

d. Pensortiran / pemilahan

e. Proses pencucian

f. Pemerasan

g. Pengeringan

h. Sortir noda

i. Penyetrikaan

j. Sortir linen rusak

k. Pelipatan

l. Merapikan, pengepakan / pengemasan

Page 21: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

m. Penyimpanan

n. Distribusi

o. Perawatan kualitas linen

p. Pencatatan dan pelaporan

5. Adanya Infeksi

Infeksi adalah proses dimana seseorang rentan (susceptible) terkena

invasi agen patogen atau infeksius yang tumbuh, berkembang biak dan

menyebabkan sakit. Yang dimaksud agen bisa berupa bakteri, virus,

ricketsia, jamur, dan parasit. Penyakit menular atau infeksius adalah

penyakit tertentu yang dapat berpindah dari satu orang ke orang lain baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Kriteria infeksi berasal dari rumah sakit, yaitu :

a. Waktu mulai dirawat tidak didapatkan tanda klinik infeksi dan tidak

sedang dalam masa inkubasi infeksi tertentu.

b. Infeksi timbul sekurang-kurangnya 48 jam sejak mulai dirawat.

c. infeksi terjadi pada pasien dengan masa perawatan lebih lama dari waktu

inkubasi infeksi tersebut.

d. Infeksi terjadi setelah pasien pulang dan dapat dibuktikan berasal dari

rumah sakit.

Sumber infeksi dapat berasal dari penderita sendiri, personil rumah

sakit (dokter/perawat), pengunjung maupun lingkungan, terutama pada

bagian pencucian atau laundry.

Page 22: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

6. Cara Penularan Infeksi

a. Penularan secara kontak

Penularan ini dapat terjadi secara kontak langsung, kontak tidak

langsung dan droplet. Kontak langsung terjadi bila sumber infeksi

berhubungan langsung dengan penjamu, misalnya person to person pada

penularan infeksi virus hepatitis A secara fecal oral. Kontak tidak

langsung terjadi apabila penularan membutuhkan objek perantara

(biasanya benda mati). Hal ini terjadi karena benda mati tersebut telah

terkontaminasi oleh infeksi, misalnya kontaminasi peralatan medis oleh

mikroorganisme.

b. Penularan melalui Common Vehicle

Penularan ini melalui benda mati yang telah terkontaminasi oleh

kuman dan dapat menyebabkan penyakit pada lebih dari satu penjamu.

Adapun jenis-jenis common vehicle adalah darah/produk darah, cairan

intra vena, obat-obatan dan sebagainya.

c. Penularan melalui udara dan inhalasi

Penularan ini terjadi bila mikroorganisme mempunyai ukuran

yang sangat kecil sehingga dapat mengenai penjamu dalam jarak yang

cukup jauh dan melalui saluran pernafasan. Misalnya mikroorganisme

yang terdapat dalam sel-sel kulit yang terlepas (staphylococcus) dan

tuberculosis.

Page 23: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

d. Penularan dengan perantara vektor

Penularan ini dapat terjadi secara eksternal maupun internal.

Disebut penularan secara eksternal bila hanya terjadi pemindahan secara

mekanis dari mikroorganisme yang menempel pada tubuh vektor,

misalnya shigella dan salmonella oleh lalat.

Penularan secara internal bila mikroorganisme masuk ke dalam

tubuh vektor dan dapat terjadi perubahan secara biologis, misalnya

parasit malaria dalam nyamuk atau tidak mengalami perubahan biologis,

misalnya yersenia pestis pada ginjal (flea).

7. Dampak Infeksi

Infeksi memberikan dampak sebagai berikut :

a. Menyebabkan cacat fungsional, stress emosional dan dapat menyebabkan

cacat yang permanen serta kematian.

b. Dampak tertinggi pada negara berkembang dengan prevalensi HIV/AIDS

yang tinggi.

c. Meningkatkan biaya kesehatan diberbagai negara yang tidak mampu

dengan meningkatkan lama perawatan di rumah sakit, pengobatan

dengan obat-obat mahal dan penggunaan pelayanan lainnya, serta

tuntutan hukum.

8. Penanganan Infeksi di Instalasi Laundry

Seperti diketahui, penderita yang terindikasi harus menjalani proses

asuhan keperawatan, yaitu penderita harus menjalani observasi, tindakan

Page 24: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

medis akut, atau pengobatan yang berkesinambungan. Daya tahan tubuh

yang lemah sangat rentan terhadap infeksi penyakit.

Untuk dapat menangani bahaya infeksi diperlukan adanya

mekanisme kerja atau sistem yang bersifat lintas sektoral/bagian dan

diperlukan adanya sebuah wadah atau organisasi di luar struktur organisasi

rumah sakit yang telah ada. Dengan demikian diharapkan adanya

kemudahan berkomunikasi dan berkonsultasi langsung dengan petugas

pelaksana di setiap bagian/ruang/bangsal yang terindikasi adanya infeksi.

Pernyataan ini juga tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor

755/Menkes/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di

Rumah Sakit.

Pembersihan lingkungan kerja

Pembersihan yang rutin sangat penting untuk meyakinkan bahwa

lingkungan laundry sangat bersih dan benar-benar bersih dari debu, kotoran,

dan kuman. Harus ada waktu yang teratur untuk membersihkan dinding,

lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar mandi, dan alat-alat medis

yang telah dipakai berkali-kali.

Pengaturan sirkulasi udara

Pengaturan udara yang baik sukar dilakukan di banyak fasilitas

kesehatan. Usahakan adanya pemakaian penyaring udara, terutama bagi

penderita dengan status imun yang rendah atau bagi penderita yang dapat

menyebarkan penyakit melalui udara. Selain itu, rumah sakit harus

membangun suatu fasilitas penyaring air dan menjaga kebersihan

Page 25: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

pemrosesan serta filternya untuk mencegahan terjadinya pertumbuhan

bakteri. Sterilisasi air pada rumah sakit dengan prasarana yang terbatas

dapat menggunakan panas matahari (Schaffer, 2000).

Penggunaan desinfektan

Penggunaan disinfektan akan membunuh kuman dan mencegah

penularan antar pekerja. Pemilihan disinfektan berdasarkan kriteria

dibawah:

a. Mempunyai bakterisida yang berspektrum luas

b. Mempunyai efek sebagai detergen

c. Mempunyai efek terhadap banyak bakteri, dapat melarutkan minyak dan

protein.

d. Tidak sulit digunakan

e. Tidak mudah menguap

f. Bukan bahan yang mengandung zat yang berbahaya baik untuk petugas

maupun pasien

g. Efektif

h. Tidak berbau, atau tidak berbau tak enak

i. Tidak toksik

Perbaiki Ketahanan Tubuh

Di dalam tubuh manusia, selain ada bakteri yang patogen oportunis,

ada pula bakteri yang secara mutualistik yang ikut membantu dalam proses

fisiologis tubuh, dan membantu ketahanan tubuh melawan invasi jasad renik

patogen serta menjaga keseimbangan di antara populasi jasad renik

Page 26: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

komensal pada umumnya, misalnya seperti apa yang terjadi di dalam

saluran cerna manusia. Pengetahuan tentang mekanisme ketahanan tubuh

orang sehat yang dapat mengendalikan jasad renik oportunis perlu

diidentifikasi secara tuntas, sehingga dapat dipakai dalam mempertahankan

ketahanan tubuh tersebut pada penderita penyakit berat. Dengan demikian

bahaya infeksi dengan bakteri oportunis pada penderita penyakit berat dapat

diatasi tanpa harus menggunakan antibiotik (Riana, 2012).

Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan Awal Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan

sebelum seseorang calon/pekerja (petugas kesehatan dan non kesehatan)

mulai melaksanakan pekerjaannya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang status kesehatan calon pekerja dan

mengetahui apakah calon pekerja tersebut ditinjau dari segi kesehatannya

sesuai dengan pekerjaan yang akan ditugaskan kepadanya. Pada umumnya

pemerikasaan kesehatan awal ini meliputi:

a. Anamnese pekerjaan

b. Penyakit yang pernah diderita

c. Alrergi

d. Imunisasi yang pernah didapat

e. Pemeriksaan badan

f. Pemeriksaan laboratorium rutin Pemeriksaan tertentu :

- Tuberkulin test

- Psiko test

Page 27: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Pemeriksaan Berkala adalah pemeriksaan kesehatan yang

dilaksanakan secara berkala dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan

dengan besarnya resiko kesehatan yang dihadapi. Makin besar resiko kerja,

makin kecil jarak waktu antar pemeriksaan berkala. Ruang lingkup

pemeriksaan disini meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus

seperti pada pemeriksaan awal dan bila diperlukan ditambah dengan

pemeriksaan lainnya, sesuai dengan resiko kesehatan yang dihadapi dalam

pekerjaan.

Pemeriksaan Khusus yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan

pada khusus diluar waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dimana

ada atau diduga ada keadaan yang dapat mengganggu kesehatan

pekerja(Henry, 2011).

Adanya Pencegahan dan Pengendalian infeksi

Perlu dilakukan dengan pencegahan ILO, karena jika tidak, akan

mengakibatkan semakin lamanya rawat inap, peningkatan biaya pengobatan,

terdapat resiko kecacatan dan kematian, dan dapat mengakibatkan tuntutan

pasien. Pencegahan itu sendiri harus dilakukan oleh pasien, dokter dan

timnya, perawat kamar operasi, perawat ruangan, dan oleh infection control

team (Riana, 2012).

Perlu adanya sebuah organisasi dengan tugas/pekerjaan sebagai

pengendali mikroba patogen, adanya sejumlah personel disertai pembagian

tugas, serta adanya sistem kerja baku, maka tugas Panitia Medik

Page 28: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Pengendalian Infeksi adalah mengelola (managing) unsur-unsur penyebab

timbulnya infeksi.

Menurut Uliyah (2006), Beberapa tindakan pengendalian infeksi

yang dapat dilakukan adalah:

a. Tindakan aseptik yaitu tindakan bebas infeksi dalam rangka pelayanan

kesehatan. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan semua usaha yang

dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme kedalam tubuh

yang kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi. Tujuan akhirnya

adalah mengurangi atau menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik

pada permukaan benda hidup maupun benda mati agar alat-alat

kesehatan dapat dengan aman digunakan.

b. Antiseptik, yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau

menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan

tubuh lainya.

c. Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat

ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas

pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan. Contohnya adalah

meja pemeriksaan, alat-alat kesehatan dan sarung tangan yang

terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh disaat prosedur

bedah/tindakan dilakukan.

d. Pencucian, yaitu tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh

atau setiap benda asing seperti dabu dan kotoran.

Page 29: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

e. Desinfeksi, yaitu tindakan menghilangkan sebagian besar (tidak semua)

mikroorganisme penyebab penyakit dan benda mati. Desinfeksi tingkat

tinggi dilakukan dengan merebus atau dengan menggunakan larutan

kimia. Tindakan ini dapat menghilangkan semua mikroorganisme,

kecuali beberapa bakteri endospora.

f. Sterilisasi, yaitu tindakan untuk meghilangkan semua mikroorganisme

(bakteri, jamur, parasit dan virus) termasuk spora bakteri.

Terjadinya infeksi tergantung pada interaksi kompleks dari

kerentanan hospes, agen-agen infeksius dan cara penularan. Faktor-faktor

pada petugas dan perawatan kesehatan berinteraksi untuk menghasilkan

resiko infeksi yang signifikan. Identifikasi resiko infeksi, dari mereka yang

telah terinfeksi dan sterategi pengendalian infeksi yang direkomendasikan

meminimalkan insidens dan konsekuensi infeksi yang serius pada pasien

dan petugas perawatan kesehatan, metode pengendalian berfokus pada tiga

area yaitu:

a. Meningkatkan resisten hospes

Resistensi ditingkatkan dengan menggunakan vaksin dan toksoid untuk

imunisasi atau imonoglobulin (antibodi) untuk imunisasi pasif, nutrisi

yang adekuat, dan olah raga juga menambah resistensi hospes.

b. Menginaktifkan agen-agen infeksius

Inaktifasi agen-agen infeksius dilakukan dengan metode fisik dan

kimiawi, termasuk pemanasan (pasteurisasi dan sterilisasi) dan memasak

makanan dengan adekuat.

Page 30: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

c. Cara penularan/mata rantai infeksi

Cara penularan adalah mata rantai termudah untuk memutus rantai

infeksi. Memutus cara penularan dilakukan dengan isolasi pasien yang

terinfeksi, menggunakan cuci tangan dan teknik aseptik (Schaffer, 2000).

Penanganan infeksi dilakukan agar seluruh pekerja dapat

mengkhususkan diri dalam kontrol infeksi dan tanggung jawab untuk

mengembangkan kebijakan dan program, perlu adanya pendisiplinan

pada peranan petugas dalam penanganan infeksi.

9. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Upaya kesehatan kerja menurut UU No.23 tahun 1992 tentang

kesehatan khususnya pasal 23 tentang kesehatan kerja, menyatakan bahwa

kesehatan kerja harus diselenggarakan disemua tempat kerja, khususnya

tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit

penyakit atau mempunyai karyawan lebih dari sepuluh.

Pekerja yang berada di sarana kesehatan sangat bervariasi baik jenis

maupun jumlahnya. Sesuai dengan fungsi sarana kesehatan tersebut, semua

pekerja dirumah sakit dalam melaksanakan tugasnya selalau berhubungan

dengan bahaya potensial yang bila tidak ditanggulangi dengan baik dan

benar dapat menimbulkan dampak negatif terhadap keselamatan dan

kesehatannya, yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja.

Pada hakikatnya kesehatan merupakan penyerasian antara kepasitas

kerja, beban kerja dan lingkungan kerja, bila bahaya dilingkungan kerja

tidak diantisipasi dengan baik akan menjadi beban tambahan bagi

Page 31: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

pekerjanya. Khususnya untuk petugas rumah sakit di instalasi pancucian

menerima ancaman kerja potensial dari lingkungan bila keselamatan kerja

tidak diperhatikan dengan tepat (Buku Pedoman Rumah Sakit).

Potensi bahaya pada instalsi pencucian atau landry diantaranya :

a. Bahaya Mokrobiologi

Bahaya mikrobiologi adalah penyakit atau gangguan kesehatan

yang diakibatkan oleh invasi mikroorganisme seperti bakteri, virus,

ricketsia, parasit, jamur. Petugas pencucian yang menangani linen kotor

senantiasa kontak dengan bahan dan menghirup udara yang tercemar

kuman patogen. Penelitian bakteriologis pada instalasi pencucian

menunjukkan bahwa jumlah total bakteri meningkat 50 kali selama

periode waktu sebelum cucian mulai diproses.

b. Bahaya Bahan Kimia

Bahaya kimia diinstalasi laundry diantaranya :

1) Debu

Pada instalasi linen debu dapat berasal dari bahan linen itu sendiri.

2) Bahan kimia

Sebagian besar dari bahaya di instalasi pencucian diakibatkan

oleh zat kimia seperti deterjen, desinfektan, zat pemutih, dan lainnya.

Tingkat resiko yang diakibatkan tergantung dari besar, luas, dan

intensitas paparan terhadap tubuh.

c. Bahaya Fisika

1) Bising

Page 32: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Dalam kesehatan bising diartikan sebagai suara yang dapat

menurunkan pendengaran baik secara kuantitatif ( peningkatan

ambang pendengaran) maupun secara kualitatif (penyempitan

spektrum pendengaran), berkaitan dengan faktor intensitas, frekuensi,

durasi, dan pola waktu. Di rumah sakit, bising merupakan masalah

salah satunya berasal dari mesin cuci. Pajanan bising yang terjadi pada

intensitas relatif rendah (85 dB atau lebih), dala waktu yang lama

membuat efek kumulatif yang bertingkat dan menyebabkan gangguan

pendengaran berupa Noise Induce Hearing Loss (NIHL).

2) Cahaya

Pencahayaan di instalasi laundry perlu karena ia berhubungan

langsung dengan :

a) Keselamatan petugas

b) Peningkatan pencermatan

c) Kesehatan yang lebih baik

d) Suasana yang nyaman

3) Listrik

Kecelakaan sengatan listrik dapat terjadi pada petugas laundry

oleh karena dukungan pengetahuan listrik yang belum memedai. Pada

umumnya yang terjadi di rumah sakit adalah kejutan listrik microshok

dimana listrik menglir ke badan petugas melalui sistem peralatan yang

tidak baik.

Efek kesehatan :

Page 33: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

a) Luka bakar di tempat tersengat aliran listrik

b) Kaku pada otot ditempat yang tersengat listrik

4) Panas

Panas dirasakan bila suhu udara diatas suhu nyaman (26 -

28oC) dengan kelembaban antara 60 – 70%. Pada instalasi laundry

panas yang terjadi adalah panas lembab.

Efek kesehatan :

a) Heat syncope (pingsan karena panas)

b) Heat disorder (kumpulan gejala yang berhubungan dengan

kenaikan suhu tubuh dan mengakibatkan kekuranga cairan tubuh)

seperti :

� Heat stress / heat exhaustion, tersa panas dan tidak nyaman,

karena dehidrasi, tekanan udra yang turun menyebabkan gejala

pusing dan mual.

� Heat cramps adalah spasmen otot yang disebabkan cairan

dengan elektrolit yang rendah, masuk kedalam otot akibat

banyak cairan tubuh keluar malalui keringat, sedangkan

penggantinya hanya air minum biasa tanpa elektrolit.

� Heat stroke disebabkan kegagalan bekerja SSP dalam mengatur

pengeluaran keringat,suhu tubuh dapat mencapai 40,5oC.

5) Gataran

Getaran atau vibrasi adalah faktor fisik yang ditimbulkan oleh

subjek dengan gerakan osilasi.Vibrasi dapat terjadi lokal atau seluruh

Page 34: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

tubuh. Mesin pencucian yang bergetar dapat memajani petugas

melalui transmisi/penjalaran,baik getaran setempat yang merambat

melalui tangan atau lengan operator (Buku Pedoman Rumah Sakit).

d. Bahaya Psikososial

Berbagai ancaman bahaya yang timbul akibat pekerjaan di rumah

sakit, faktor psikosusial juga memerlukan perhatian antara lain:

Stress, yaitu ancaman fisik dan psikologis dari faktor lingkungan

terhadap kesejahteraan indifidu. Stress dapat disebabkan oleh :

1) Tuntutan pekerjaan

Beban kerja yang berlebih maupun yang kurang, tekanan

waktu, tanggung jawab yang berlebih maupun yang kurang.

2) Dukungan dan kendala

Hubungan yang tidak baik dengan atasan, teman sekerja,

adanya berita yang tidak dikehendaki/gosip, adanya kesulitan

keuangan, dan lainnya.

Manifestasi klinik : depresi, anestesi, sakit kepala, kelelahan

dan kejanuhan, gangguan pencernaan dan gangguan fungsi organ

lainnya (Buku Pedoman Rumah Sakit).

e. Keselamatan dan Kecelakaan Kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat

kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya

sertacara – cara melakukan pekerjaan. Kecelakaan adalah kejadian yang

Page 35: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

tak terduga oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur

kesenjanga, lebih – lebih dalam bentuk perencanaan.

Beberapa bahaya potensial untuk terjadinya kecelakaan kerja di

Instalasi Pencucucian atau Laundry.

1) Kebakaran

Kebakaran terjadi apabila terdapat tiga unsur bersama – sama.

Unsur – unsur tersebut adalah zat asam, bahan yang mudah terbakar

dan panas. Bahan – bahan yang mudah terbakar misalnya bahan yang

ada pada mesin cuci.

Bangunan rumah sakit harus dilengkapi dengan fasilitas

pemadam kebakaran sesuai dengan ketentuan berlaku (Kepmenkes RI

No. 1204/MENKES/SK/X/2004).

Penempatan alat – alat pemadam kebakaran harus ditempatkan

pada tempat – tempat yang rawan terjadi kebakaran, mudah terlihat

dan muda diambil.

2) Terpeleset / terjatuh

Terpeleset / terjatuh pada tempat yang sama adalah bentuk

kecelakaan kerja yang dapat terjadi pada instalasi pencucian.

Walaupun jarang terjadi kematian tetapi dapat mengakibatkan cedera

yang berat seperti fraktura, dislokasi, salah urat, memar otak (Buku

Pedoman Rumah Sakit).

Page 36: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

B. KERANGKA PEMIKIRAN

C.

D.

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

Sumber Infeksius

LAUNDRY

Upaya Penanganan

Faktor Bahaya

1. Bising 2. Pencahayaan 3. Suhu kelembaban

Tidak Ada Penanganan

PAK, penularan penyakit, penyebaran infeksi melalui linen

Penanganan Infeksi

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Pembersihan lingkungan kerja

Pengaturan sirkulasi udara

Pemberian desinfektan

Perbaiki daya tahan tubuh

Pemerikasaan kesehatan

Adanya pencegahan dan pengendalian

Page 37: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penalitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

desriptif, yaitu suatu penelitian yang mendeskripsikan atau memberikan

gambaran terhadap obyek yang diteliti dengan apa adanya dan bertujuan

melakukan penjelasan secara sistematis atau fakta atau karakteristik populasi

tertentu atau bidang tertentu secara fatual.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan diinstalasi pengelolaan linen (Laundry)

diRSUD Dr. Moewardi Surakarta.

C. Obyek dan Ruang Lingkup Penelitian

Obyek penelitian ini adalah penanganan pengelolaan linen infeksius di

Instalasi Laundry diRSUD Dr. Moewardi Surakarta.

D. Sumber Penelitian

Data yang diperoleh dan dikumpulkan pada penalitian ini terdiri dari :

1. Data Primer

Data Primer ini dihasilkan melalui observasi dan wawancara dengan

pihak yang terkait yaitu di Instalasi Laundry RSUD Dr. Moewardi

Surakarta.

Page 38: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari berbagai informasi atau studi

kepustakaan, laporan dan dokumen dari Instalasi Laundry RSUD Dr.

Moewardi yang berkaitan dengan pengelolaan linen.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi ini dilakukan deangan mengadakan pengamatan serta

praktek secara langsung di Instalasi Laundry sehingga dapat mengetahui

secara langsung pengelolaan linen infeksius.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara

langsung terhadap pihak terkait diInstalasi Laundry sehingga dapat

mengetahui secar langsung bagaimana cara pengelolaan linen infeksius.

3. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan ini diperoleh dengan cara membaca reverensi –

reverensi dari berbagai buku serta dokumentasi perusahaan, yang

berhubungan dengan pengelolaan linen infeksius diInstalasi Laundry rumah

sakit.

Page 39: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

F. Pelaksanaan

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanankan mulai tanggal

13 Februari sampai dengan 31 Maret 2012, dengan rincian kegiatan sebagai

barikut :

1. Tanggal 13 Februari – 3 Maret 2012 Praktek Kerja Lapangan di Instalasi

Sanitasi.

2. Tanggal 5 – 10 Maret 2012 mengerjakan laporan Sanitasi

3. Tanggal 13 Maret 2012 observasi keunit bioler dan geset

4. Tanggal 14 Maret 2012 observasi keruang Radiodiasnostik.

5. Tangal 15 – 16 Maret 2012 Praktek Kerja Lapangan di Instalasi P2K3.

6. Tanggal 17 – 24 Maret 2012 Praktek Keja Lapangan di Instalasi Laundry.

7. Tanggal 30 – 31 Maret 2012 Pelaksanaan JCI RSUD Dr. Moewardi.

G. Analisis Data

Data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara dianalisa dan

diolah kemudian dibandingkan dengan data sekunder yang diperoleh dari studi

pustaka maupun dokumentasi atau reverensi lainnya.

Page 40: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Laundry

DiInstalasi laundry RSUD Dr. Moewardi mempunyai 16 tenaga

kerja, dimana semuanya adalah sebagai tenaga tetap.Belum ada sift

kerja dikarenakan jam kerja sampai jam 14.00 WIB sedangkan

pekerjaan diinstalasi laundry terlalu banyak dan minimnya karyawan

yang bekerja diinstalasi laudry, sehingga semua karyawan harus bekerja

samaksimalnya dan selesai sesuai target.

Letak instalasi laundry berada dibelakang tepatnya disamping

Instalasi gizi dan berdekatan pula dengan IPAL, sehingga pembuangan

limbah dari laundry dengan proses penyaringan lalu langsung masuk

kedalam IPAL, jadi tempat ini jauh dari ruang perawatan. Bangunan

laundry terdiri dari satu lantai, namun terdapat beberapa ruangan.

Ruang paling depan ialah tempat linen kotor dan tempat pencucian,

ruang tengah ialah tempat pengeringan, penyetrikaan serta tempat

pelipatan, dan ruang disebelahnya ialah ruang penyimpanan linen bersih

yang siap diambil. Ada juga ruang untuk tempat memnjahit linen yang

rusak dan pembuatan linen baru.

Sarana dan prasarana yang ada diinstalasi laundry RSUD Dr.

Moewardi Surakarta ada 4 mesin cuci diantaranya :

Page 41: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

1. Dua mesin cuci kecil 1 pintu untuk pencucian linen yang berukuran

kecil dan ringan serta linen yang benar – benar infeksius.

2. Dua mesin cuci besar 2 pintu untuk pencucian linen yang berukuran

besar dan berat termasuk linen yang infeksius. Mesin cuci ini

terhubung dengan ruang pengering. Dimana pintu pertama adalah

tempat masuknya linen kotor lalu setelah pencucian selesai, linen

yang sudah bersih akan diambil melalaui pintu kedua yang berada

diruang pengering.

Serta terdapat 3 mesin pengering linen yang sudah bersih, satu

setrika gulung besar dengan memnggunakan mesin uap, Sarana

prasarana lainnya yaitu banyak kereta pengambilan linen kotor dengan

betuk tertutup yang berukuran besar dan kereta pengambilan linen

bersih dengan bentuk terbuka, almari untuk tempat penyimpanan linen

bersih, tempat setrika manual, mesin jahit untuka linen yang usak

maupun penbuatan linen baru, buku nota pencatat linen kotor yang

masuk dan buku nota pencatatn linen bersih yang sudah dibawa

keruangan, serta bahan cuci yang digunakan seperti deterjen, pelembut

atau pewangi, dan desinvectan.

2. Pengelolaan Laundry

a. Kualitas air

Untuk kualitas air dilihat berdasarkan tekanan air dan tingkat

kejernihan air. Di RSUD Dr. Moewardi sudah dilakukan

Page 42: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

pemerikasaan setiap satu bulan sekali dan pengukuran serta

penetralan pH dan suhu setiap hari.

a. Hasil Pengukuran pH dan Suhu Air Bersih

Jenis Spesimen : Air Bersih

Pemeriksaan : Bulan Februari 2012

Tabel 1. Hasil Pengukuran pH dan Suhu Air Bersih

No Tanggal Ground I Ground II

Suhu pH Suhu pH

1 15 Februari 2012 28,9 7,20 28,7 67,9

2 16 Februari 2012 28,9 7,12 28,7 68,1

3 17 Februari 2012 28,9 7,47 28,7 6,9

4 18 Februari 2012 28,9 7,43 28,7 6,91

6 20 Februari 2012 28,8 7,43 28,7 6,87

7 21 Februari 2012 28,9 7,39 28,7 6,86

8 22 Februari 2012 28,9 7,38 28,7 6,84

9 23 Februari 2012 28,7 7,39 28,7 6,84

10 24 Februari 2012 28,9 7,31 28,7 6,90

11 25 Februari 2012 28,9 7,48 28,7 6,96

12 27 Februari 2012 28,9 7,49 28,7 6,91

13 28 Februari 2010 28,9 7,39 28,7 6,91

14 29 Februari 2012 28,9 7,41 28,7 6,90

15 1 Maret 2012 28,9 7,36 28,7 6,93

Page 43: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

16 2 Maret 2012 28,9 7,20 28,7 6,86

17 3 Maret 2012 29,8 7,3 28,7 7,3

b. Pemeriksaan Mikrobiologi Air Bersih

Pemeriksaan : Bulan Februari 2012

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi Air Bersih

No Tanggal/ jam pH Suhu

(0C)

Jumlah koloni

(koloni/100 ml)

Standar

(koloni/100 ml) Keterangan

1

20-02-2012

Jam ambil : 08.13

Jam Periksa : 09.45

7,8 25,7 0 10 Memenuhi

syarat

2

20-02-2012

Jam ambil : 08.31

Jam Periksa : 07.87

7,87 25,7 0 10 Memenuhi

syarat

c. Pemeriksaan kualitas fisika kimia air bersih

Pemeriksaan : Bulan Februari 2011

Tabel 3. Hasil pemeriksaan kualitas fisika kimia air bersih

Parameter Hasil Batas

Fisik 1. Bau Tidak Berbau Tidak Berbau

2. TDS 504 1500

3. Rasa Tidak Berasa Tidak Berasa

4. Suhu 25,4 Suhu udara �3⁰C

Page 44: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

5. Warna 23 50

Kimia 1. Besi 0,19 0,3

2. Mangan 0,53 0,4

3. Nitrit 0,09 3,0

4. Ph 7,78 6,5-8,5

5. Seng 0,053 15

6. Sianida 0,003 0,1

7. Sulfat 19 400

8. Zat Organik 1,2 10

9. Klorida 8,4 600

10. Kromium 0,29 0,5

b. Peralatan Cuci

Peralatan disini adalah mesin cuci, telah dipasang permanen,

mesin cuci juga dapat diatur untuk mencuci berbagai jenis linen.

c. Mesin Cuci dan Ruang Cuci

Untuk ruang cuci masih menjadi satu antara linen infeksius

dan non infeksius. Namun untuk mesin cuci sudah tersedia 4 buah

mesin cuci diantarany 2 buah mesin cuci besar dengan 2 pintu dan 2

mesin cuci sedang dengan 1 pintu.

Page 45: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Gambar 2. Mesin cuci pintu 1

Sumber : ruang pencucian di instalasi laundry RSUD Dr. Moewardi

Surakarta

Gambar 3. Mesin cuci pintu 2

Sumber : Ruang pencucian di instalasi RSUD Dr. Moewardi

Surakarta

Page 46: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

d. Saluran Pembuangan Limbah

Saluran limbah yang diinstalasi laundry berada dibawah

mesin cuci dan langsung dialirkan ke IPAL yang letaknya tepat

dibelakang ruang instalasi laundry.

e. Penyediaan Ruang – Ruang

Ruangan yang tersedia adalah ruang linen bersih, ruang jahit

untuk linen yang rusak maupun pembuatan linen baru, ruang

peralatan kebersihan, ruang perlengkapan cuci, kamar mandi.

3. Jenis linen

a. Sprei / laken

b. Steek laken

c. Perlak/ zeil

d. Sarung bantal

e. Sarung guling

f. Selimut

g. Boven laken

h. Alas kasur

i. Bed cover

j. Tirai/gorden

k. Vitrage

l. Kain penyekat

m. Kelambu

n. Celemek,topi,lap

Page 47: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

o. Baju pasien

p. Popok bayi, baju bayi, kain gedong, gurita bayi

q. Steek laken bayi

r. Kelambu bayi

s. Laken bayi

t. Selimut bayi

u. Masker

v. Gurita

w. Topi kain

x. Wash lap

y. Handuk

1) Handuk untuk petugas

2) Handuk pasien untuk mandi

3) Handuk pasien untuk lap tangan

4) Handuk pasien untuk muka

z. Linen operasi ( baju, celana, jas, macam – macam laken, topi,

masker, doek, sarung tangan, sarung kaki, sarung meja mayo, alas

meja instrumen, mitela, barak schort)

4. Pengelolaan Linen

a. Pengambilan Linen

Adapun cara pengambilan linen kotor yaitu disetiap bangsal

perawatan, linen kotor dimasing – masing ruang diletakkan pada

boks linen yang selalu dalam keadaan tertutup. Linen yang

Page 48: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dimasukkan kedalam boks, disesuaikan jenisnya ( infeksius dan non

infeksius). Linen infeksius adalah linen yang terkontaminasi berbagi

penyakit seperti TBC, diare, hepatitis, dan lainnya. Untuk linen yang

terkontaminasi penyakit tersebut dimasukkan kedalam kantong

plastik berwarna kuning sebagai penanada. Pengambilan linen

dilakukan oleh petugas laundry yang berkaliling disetiap ruang

dengan menggunakan kereta dorong yang ada tutupnya,

pengambilan linen terjadwal mulai pukul 07.00 pagi sampai dengan

kurang labih pukul 09.00 WIB.

b. Pencatatan

Pencatatan ditulis berdasarkan berapa berat linen yang masuk

kedalam mesin cuci, dikarenakan terlalau banyaknya linen yang

harus dicuci maka tidak ada perhitungan khusus maupun pemilahan,

terkecuali pemilahan linen yang infeksius dan non infeksius.

c. Penimbangan

Penimbangan linen kotor dilakukan berdasarkan kapasitas

mesin cuci kurang lebih 30 kg dan tingkat kekotoran linen.

Page 49: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Gambar 4. Penimbangan linen

Sumber : Ruang cuci instalasi laundry RSUD Dr. Moewardi

Surakarta

d. Pencucian

Pencucian linen dilakukan sampai semua linen bersih dan

perlakuan berdasarkan tingkat kekotoran dan ukuran linen, yaitu:

1) Linen infeksius

Linen infeksius penanganannya hampir sama dengan linen

yang bukan infeksius yaitu langsung dimasukkan kedalam mesin

cuci, namun pencucian linen berdasarkan tingkat kekotorannya.

a) Linen yang dimasukkkan kedalam plastik kuning

Linen yang dimasukkan kedalam plastik kuning

langsung dimasukkan kedalam mesin cuci 1 pintu atau mesin

cuci kecil, pencucian ini khusus untuk infeksius meskipun

yang dicuci sedikit. Tanpa ada pemilahan anatra linen kotor

berat ataupun ringan. Linen yang masuk kedalam mesin cuci

Page 50: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

langsung diberi air dan dibersihkan terlabih dahuu sebalum

diberi deterjen maupun desinfektan.

b) Linen kotor berat

Linen kotor berat biasanya berasal dari ruang IBS atau

ruang operasi dan terkadang dari seorang petugas perawat yang

langsung membawa linen yang terkena noda darah, muntah,

berak ke laundry. Untuk linen yang dari IBS setelah ditimbang

langsung dimasukkan kedalam mesin cuci besar 2 pintu dan

setelah mesin dioperasikan secara otomatis air akan langsung

masuk kedalam mesin cuci untuk membersihkan noda – noda

yang ada dilinen setelah mesin berputar sampai kurang labih

15 manit air yang sudah kotor secara otomatis akan terbuang

dan deterjen serta desinfektan lengsung dimasukkan kedalam

masin cuci. Pembarian deterjen dan desinfektan perlu

penimbangan berdasarkan tingkat kekotoran linen. Besarnya

jumlah penimbangan berbagai deterjen dapat dilihat pada

lampiran.

Untuk linen yang masih baru dan dibawa oleh petugas

perawat ketempat pencucian akan langsung masuk kedalam

mesin cuci kecil pintu 1.

2) Linen non infeksius

Linen non infeksius cara penanganannya tidak jauh beda

dengan linen infeksius, hanya saja linen non infeksius untuk

Page 51: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

pemberian deterjen dan desinfektan mesuk kategori tingkat

kekotoran yang ringan.

e. Pengeringan

Pengeringan linen dengan menggunakan mesin pengering

untuk keseluruhan linen yang sudah dicuci, kecuali linen tipis yang

bisa diangin – anginkan.

Gambar 5. Pengeringan

Sumber : ruang pengeringan linen di instalasi RSUD Dr. Moewardi

Surakarta

f. Penyetrikaan

Penyetrikaan dilakukan pada semua jenis linen. Penyetrikaan

dilakukan dengan menggunakan setrika gulung besar dan

menggunakan tenaga uap dari steam boiler. Serta untuk penyetrikaan

gorden dengan setrika manual, dikarenakan agar dapat

menyesuaikan bentuk semula.

Page 52: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Gambar 6. Proses Penyetrikaan

Sumber : Ruang penyetrikaan di instalasi laundry RSUD Dr.

Moewardi Surakarta

g. Pelipatan

Pelipatan linen dilakukan setelah keluar dari mesin setrika

dan masih dalam keadaan setengah panas. Linen yang sudah dilipat

ditempatkan diatas meja terlebih dahulu dan harus sesuai dengan

ruang linen.

Gambar 7. Pelipatan linen

Page 53: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Sumber : ruang pelipatan di instalasi laundry RSUD Dr. Moewardi

Surakarta

h. Penyimpanan

Linen yang belum didistribusikan akan disimpan pada

tempat yang sudah disediakan dan ditempatkan berdasarkan ruang

linen.

i. Pendistribusian

Linen yang sudah dilipat ditempatkan pada ruang

penyimpanan kemudian didistribusikan.

5. Sumber infeksius

Yang merupakan sumber infeksi adalah :

a. Petugas rumah sakit

1) Kurang atau tidak memhami cara –cara penularan penyakit

2) Kurang memperhatikan kebersihan

3) Menderita suatu penyakit

4) Kurang memperhatikan teknik aseptikdan antiseptik

b. Alat – alat yang dipakai (alat kedokteran/kesehatan, linen)

1) Kotor atau kurang bersih /tidak steril

2) Dipakai berulang – ulang

3) Lewat batas wantu pemakaian

c. Lingkungan

1) Tidak ada sinar matahari langsung yang masuk

2) Ruangan lembab

Page 54: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

6. Ada Infeksi

Infeksi bisa juga ditemukan di instalasi laundry, karena infeksi

ini bisa terdapat pada linen yang dipakai oleh pasien,sehingga tergolong

linen infeksius. Ada berbagai macam penyakit infeksi salah satuny

adalah :

Penyakit Hepatitis A disebabkan oleh virus yang disebarkan

oleh kotoran/tinja penderita biasanya melalui makanan (fecal - oral),

bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah. Hepatitis A paling

ringan dibanding hepatitis jenis lain (B dan C). Sementara hepatitis B

dan C disebarkan melalui media darah dan aktivitas seksual dan lebih

berbahaya dibanding Hepatitis A.

Masa inkubasi

Penularan virus Hepatitis A atau Hepatitis Virus tipe A (HVA)

melalui fecal oral, yaitu virus ditemukan pada tinja. Virus ini juga

mudah menular melalui makanan atau minuman yang sudah

terkontaminasi, juga terkadang melalui hubungan seks dengan

penderita.

Gejala Hepatitis A biasanya tidak muncul sampai Anda

memiliki virus selama beberapa minggu. Hepatitis A sangat terkait

dengan pola hidup bersih. Dalam banyak kasus, infeksi Hepatitis A

tidak pernah berkembang hingga separah Hepatitis B atau C sehingga

tidak akan menyebabkan kanker hati. Meski demikian, Hepatitis A tetap

Page 55: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

harus diobati dengan baik karena mengurangi produktivitas bagi yang

harus dirawat di rumah sakit.

Waktu terekspos sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6

minggu. Penderita akan mengalami gejala-gejala seperti demam, lemah,

letih, dan lesu, pada beberapa kasus, seringkali terjadi muntah-muntah

yang terus menerus sehingga menyebabkan seluruh badan terasa lemas.

Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti

demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll.

Gejala

Seringkali tidak ada bagi anak kecil;

Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3 stadium:

a. Pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam,

kehilangan selera makan dan mual;

b. Stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik); dan

c. Stadium kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu

ditemukan. Untuk memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan

enzim hati, SGPT, SGOT. Karena pada hepatitis A juga bisa terjadi

radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama-GT dan alkali

fosfatase dapat dilakukan di samping kadar bilirubin.

Tanda dan gejala Hepatitis A yaitu:

a. Kelelahan

b. Mual dan muntah

Page 56: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

c. Nyeri perut atau rasa tidak nyaman, terutama di daerah hati (pada

sisi kanan bawah tulang rusuk)

d. Kehilangan nafsu makan

e. Demam

f. Urine berwarna gelap

g. Nyeri otot

h. Menguningnya kulit dan mata (jaundice).

7. Bahaya Mikrobiologi

Dari berbagai mokroorganisme antara lain :

a. Mycobacterium tuberculosis

b. Virus Hepatitis B

c. Virus HIV

8. Bahaya bahan kimia

a. Debu

Mekanisme penimbunan debu pada paru – paru dapat terjadi

dengan menarik napas sehingga udara yang mengandung debu

masuk ke dalam paru – paru. Pertikel debu yang masuk dalam

pernapasan mempunyai ukuran 0,1 – 10 mikron.

Pada pemajanan yang lama dapat terjadi pneumooniosis,

dimana pertikel debu dijumpai di paru – paru denga gejala sukar

bernapas. Zat Pneumokoniosis yang disebabkan oleh serat

linen/kapas disebut bissinosis.

b. Bahan kimia pada bahan cuci

Page 57: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Sebagian besar dari bahaya di instalasi pencucian diakibatkan

oleh zat kimia seperti deterjen, desinfektan, zat pemutih, dan

lainnya

9. Alat Pelindung Diri (APD)

Pakaian khusus untuk petugas laundry yaitu berupa kaos

panjang dan celana panjang. Untuk alat pelindudng diri saat proses

pencucian adalah:

a. Masker

b. Sarung tangan tebal serta panjang hingga siku

c. Sepatu boot

10. Hasil pengukuran bising yang berasal dari mesin pencucian di

instalasi laundry adalah 78,9 dB. Serta bisa juga berasal dari para

pekerja dan pengunjung rumah sakit.

11. Hasil pengukuran suhu di instalasi laundry adalah 30,0 C.

12. Hasil pengukuran kelembaban di instalasi laundry adalah 69,0 %.

13. Hasil pengukuran pencahayaan pada pekerjaan yang tidak teliti di

instalasi laundry adalah 98 lux. Sumber pencahayaan diperoleh dari

alami dan buatan.

B. PEMBAHASAN

1. Pengelolaan laundry

a. Kualitas air

Page 58: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Air yang digunakan untuk mencuci mempunyai standar air

bersih berdasrkan PerMenKes No. 416 tahun 1992 dan standar

khusus bahan kimia dengan penekanan tidak adanya :

1) Harness – Garam (Calium, Carbonate, dan Cholride)

Standar Baku Mutu : 0 – 90 ppm

Tigginya konsentrasi garam dalam air menghambat kerja

bahan kimia pencuci sehingga proses pencucian tidak bekerja

sebagaimana seharusnya. Garam akan mengubah warna linen

putih menjadi keabu –abuan dan linen warna akan cepat pudar.

Mesin cuci akan berkerak (scale forming), sehingga dapat

menghambat saluran – saluran air dan mesin.

2) Iron – Fe (besi)

Standar Baku Mutu : 0 – 0,1 ppm

Kandungan zat besi pada air mempengaruhi konsentrasi

bahan kimia dan proses pencucian. Linen putih akan menjadi

kekuning – kuningan dan linen warna akan cepak pudar. Mesin

cuci akan berkarat.

Kedua polutan tersebut (harness dan besi) dapat merusak

linen, maka harus dilakukan proses penetralan pH.

Di RSUDDr. Moewardi ini setiap hari selalu dilakukan

pengontrolan pH dan suhu air yang dialirkan keseluruh ruang

maupun keberbagai instalasi, untuk dinetralkan. Serta setiap satu

bulan sekali dilakukan pengetesan kandungan air dari berbagi zat,

Page 59: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

sehingga kualitas air untuk pencucian diinstalasi laundry sudah

sesuai standar dan dilakukan penetralan pH.

b. Peralatan cuci

Mesin cuci dipasang permanen begitu juga dengan mesin

pengering dan saluran pembuangan berada dibawah mesin cuci

sehingga saluran pembuangan sudah tertutup dan langsung mengalir

keIPAL. Maka dapat dikatakan peralatan yang digunakan sudah

sesuai peraturan yang layak pakai.

c. Mesin cuci dan ruang cuci

Ruang pencucian masih menjadi satu, namum untuk mesin

cuci sedah ada 4 buah sehingga pencucian linen infeksius dan non

infeksius bisa dipisah. Mesin cuci sudah menggunakan mesin cuci

otomatis dan untuk petunjuk penggunaan mesin cuci selalu berada

didekat mesin cuci tersebut, sehingga petugas operator selalu bekerja

sesuai prosedur.

d. Saluran pembuangan

Saluran pembuangan sudah berada dibawah mesin cuci

sehingga tidak dapat terlihat dan langsung mengalir keIPAL yang

berada tepat dibelakang insatalasi laundry, maka di instalasi laundry

dapat dikatakan sudah sesuai dengan prosedur yang ada.

e. Penyediaan ruang – ruang

Diinstalasi laundry harus ada berbagai ruang diantaranya

ruang linen kotor, ruang linen bersih, ruang perlengkapan cuci, ruang

Page 60: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

peniris unruk linen atau bahan yang harus ditiriskan, kamar mandi,

ruang kereta linen.

Ruang yang belum ada adlah ruang khusus linen kotor,

karena setelah pengambilan linen kotor langsung masuk keruang

pencucian dan pemilahan dilakukan dari kereta linen dan langsung

keproses pencucian sehingga tidak perlu ada ruang khusus linen

kotor. Ruang khusus kereta linen juga belum ada, dikrenakan setelah

pengambilan linen kotor kereta langsung diletakkan diteras luar

samping ruang pencucian dan tidak mengganggu pejalan kaki,

sehingga belum perlu adanya tempat khusus kereta linen.

2. Jenis Linen

Persediaan linen disini sudah sangat mencukupi dan sesuai

menurut Persayaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit pada

Kepmenkes nomor 1204 dan menurut Kesehatan Lingkungan RSAB.

3. Pengelolaan linen

a. Pengambilan linen

Menurut Kesehatan Lingkungan RSAB cara pengangkutan

atau pengambilan linen adalah :

1) Troli yang berbeda antara linen kotor dan linen bersih (warna

/kode)

2) Troli / wadah mampu menampung beben linen

3) Muatan tidak berlabih

4) Pembersihan troli linen dengan clorin 0,5 %

Page 61: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

5) Waktu pengangkutan linen bersih dan linen kotor tidak boleh

dilakukan bersamaan

Pengambilan linen sudah berjalan dengan baik. Pemilahan

linen kotor dapat dilakukan oleh perawat sebelum diambil oleh

petugas laundry, perawat harus dapat memisahkan antara linen

infeksius dan non infeksius, karena perawatlah yang mengetahui

kondisi linen tersebut dan bila mendapati linen yang infeksius harus

dimasukkan kedalam plastik warna kuning yang sudah tersedia,

sehingga tidak tercampur dengan linen yang non infeksius.

b. Pencatatan

Menurut Kepmenkes RI nomor 1204/MENKES/SK/X/2004

mencatat dan menghitung linen diruangan.

Untuk pencatatan linen yang masuk sudah berjalan dengan

baik, namun untuk perhitungan tidak dapat dilakukan, dikarenakan

terlalu banyaknya linen kotor yang harus dicuci dan minimnya

pekerja laundry.

c. Penimbangan

Menurut Kepmenkes RI nomor 1204/MENKES/SK/X/2004

menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan kapasitas mesin

cuci dan kebutuha deterjen dan desifektan.

Penimbangan sudah berjalan dengan baik, sudah sesuai

dengan kapasitas mesin cuci dan kebutuhan deterjen dan

desinfektan.

Page 62: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

d. Pencucian

Menurut Kepmenkes RI nomor 1204/MENKES/SK/X/2004

mencuci linen dikelompokkan berdasarkan tingkat kekotorannya.

Menurut Kesehatan Lingkungan RSAB persyaratan proses

pencucian :

1) Prewash lebih kurang 3 menit

2) Pembuangan 1 dilanjutkan pencucian utama selama lebih kurang

15 menit dengan memasukkan deterjen dan desinfektan

3) Pembuangan 2 dilanjutkan pencucian II selama lebih kurang 10

menit tanpa deterjen/bersifat membilas.

4) Pembuangan 3 dilanjutkan dengan pencucian akhir dengan

memasukkan pelembut.

Pencucian sudah bejalan dengan baik dan sudah sesuai

dengan prsedur atau standar yang ada, karena mesin cuci yang

digunakan adalah mesin otomatis.

e. Pengeringan

Menurut Kesehatan Lingkungan RSAB pengeringan

dilakukan dengan mesin pengering/drying, pada proses ini,

mikroorganisme yang belum mati atau terjadi kontaminsi ulang

diharapkan dapat mati.

Pengeringan sudah baik dan sesuai dengan prosedur yang

ada.

Page 63: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

f. Penyetrikaan

Menurut Kesehatan Lingkungan RSAB penyetrikaan dapat

dilakukan dengan mesin setrika beras atau gulung dapat disetel

sampai dengan suhu 120 C, (70-80 C).

Untuk penyetrikaan sudah baik dan menggunakan mesin

setrika gulung dengan uap panas dari steam boiler. Serta untuk

penyetrikaan gorden menggunakan setrika manual sehingga

pelipatannya dapat diatur dengan rapi dan berbentuk seperti semula.

g. Pelipatan

Menurut Kesehatan Lingkungan RSAB melipat linen

mempunyai tujuan selain untuk kerapian juga mudah digunakan

pada saat penggantian linen, saat pasien berada di tempat tidur.

Pelipatan sudah berjalan dengan baik, untuk penataan sudah

rapi dan ditumpuk berdasarkan ruangan linen.

h. Penyimpanan

Menurut Kesehatan Lingkungan RSAB penyimpanan linen

yang sudah siap pakia harus :

1) Tangan petugas harus bersih sebelum memegang linen

2) Pastikan semua permukaan almari dalam keadaan bersih dan

kering dengan suhu ruangan 22 – 27 o C

3) Simpan linen sesuai dengan jenis linennya

4) Pisahkan area linen kotor dan linen bersih

5) Pencatatan linen yang masuk dan keluar dengan sistem FIFO

Page 64: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

6) Persediaan linen diruang rawat minimal 3 perstok

7) Pengambilan linen/distribusi harus menggunakan form

pengambilan

Penyimpanan di instalasi laundry ini sudah memenuhi syarat

dan mempunyai ruang tersendiri dan jauh dari ruang linen kotor.

i. Pendistribusian

Untuk pendistribusian sudah berjalan dengan baik. Pintu

tempat pengambilan linen yang sudah bersih juga berbeda dengan

pintu masuknya linen kotor.pengambilan linen yang sudah bersih

diambil oleh petugas atau perawat dari berbagai ruangan.

4. Sumber Infeksius

Untuk mencegah atau mengurangi terjadinya infeksi nosokomial, perlu

diperhatikan:

a. Petugas rumah sakit

Bekerja sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) untuk

pelayanan linen

Memperhatikan aseptik dan antiseptik

Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan

Bila sakit segera berobat

b. Alat – alat

Perhatikan kebersihan (alat – alat laundry, troli atau kereta untuk

transportasi linen)

Page 65: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Penyimpanan linen yang benar dan perhatikan batas waktu

penyimpanan

Linen yang rusak segera diganti

c. Lingkungan

Tersedia air yang mengalir untuk cuci tangan

Penerangan cukup

Ventilasi/sirkulasi udara baik

Perhatikan kebersihan dan kelembaban ruangan

Pembersihan secara berkala

Lantai kering dan bersih

5. Penanganan Infeksi

Untuk dapat menangani bahaya infeksi diperlukan adanya

mekanisme kerja atau sistem yang bersifat lintas sektoral/bagian dan

diperlukan adanya sebuah wadah atau organisasi di luar struktur

organisasi rumah sakit yang telah ada. Dengan demikian diharapkan

adanya kemudahan berkomunikasi dan berkonsultasi langsung dengan

petugas pelaksana di setiap bagian/ruang/bangsal yang terindikasi

adanya infeksi. Pernyataan ini juga tercantum dalam Peraturan Menteri

Kesehatan RI nomor 755/Menkes/PER/IV/2011 tentang

Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit.

a. Pembersihan lingkungan kerja

Pembersihan yang rutin sangat penting untuk meyakinkan

bahwa lingkungan laundry sangat bersih dan benar-benar bersih dari

Page 66: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

debu, kotoran, dan kuman. Harus ada waktu yang teratur untuk

membersihkan dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar

mandi, dan alat-alat medis yang telah dipakai berkali-kali.

b. Pengaturan sirkulasi udara

Pengaturan udara yang baik sukar dilakukan di banyak fasilitas

kesehatan. Usahakan adanya pemakaian penyaring udara, terutama bagi

penderita dengan status imun yang rendah atau bagi penderita yang

dapat menyebarkan penyakit melalui udara. Selain itu, rumah sakit

harus membangun suatu fasilitas penyaring air dan menjaga kebersihan

pemrosesan serta filternya untuk mencegahan terjadinya pertumbuhan

bakteri. Sterilisasi air pada rumah sakit dengan prasarana yang terbatas

dapat menggunakan panas matahari (Schaffer, 2000).

c. Penggunaan desinfektan

Penggunaan disinfektan akan membunuh kuman dan

mencegah penularan antar pekerja. Pemilihan disinfektan

berdasarkan kriteria dibawah:

1) Mempunyai bakterisida yang berspektrum luas

2) Mempunyai efek sebagai detergen

3) Mempunyai efek terhadap banyak bakteri, dapat melarutkan

minyak dan protein.

4) Tidak sulit digunakan

5) Tidak mudah menguap

Page 67: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

6) Bukan bahan yang mengandung zat yang berbahaya baik untuk

petugas maupun pasien

7) Efektif

8) Tidak berbau, atau tidak berbau tak enak

9) Tidak toksik

d. Perbaiki Ketahanan Tubuh

Di dalam tubuh manusia, selain ada bakteri yang patogen

oportunis, ada pula bakteri yang secara mutualistik yang ikut

membantu dalam proses fisiologis tubuh, dan membantu ketahanan

tubuh melawan invasi jasad renik patogen serta menjaga

keseimbangan di antara populasi jasad renik komensal pada

umumnya, misalnya seperti apa yang terjadi di dalam saluran cerna

manusia. Pengetahuan tentang mekanisme ketahanan tubuh orang

sehat yang dapat mengendalikan jasad renik oportunis perlu

diidentifikasi secara tuntas, sehingga dapat dipakai dalam

mempertahankan ketahanan tubuh tersebut pada penderita penyakit

berat. Dengan demikian bahaya infeksi dengan bakteri oportunis

pada penderita penyakit berat dapat diatasi tanpa harus

menggunakan antibiotik (Riana, 2012).

e. Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan Awal Adalah pemeriksaan kesehatan yang

dilakukan sebelum seseorang calon/pekerja (petugas kesehatan dan

non kesehatan) mulai melaksanakan pekerjaannya. Pemeriksaan ini

Page 68: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang status kesehatan

calon pekerja dan mengetahui apakah calon pekerja tersebut ditinjau

dari segi kesehatannya sesuai dengan pekerjaan yang akan

ditugaskan kepadanya. Pada umumnya pemerikasaan kesehatan awal

ini meliputi:

1) Anamnese pekerjaan

2) Penyakit yang pernah diderita

3) Alrergi

4) Imunisasi yang pernah didapat

5) Pemeriksaan badan

6) Pemeriksaan laboratorium rutin Pemeriksaan tertentu :

- Tuberkulin test

- Psiko test

Pemeriksaan Berkala adalah pemeriksaan kesehatan yang

dilaksanakan secara berkala dengan jarak waktu berkala yang

disesuaikan dengan besarnya resiko kesehatan yang dihadapi. Makin

besar resiko kerja, makin kecil jarak waktu antar pemeriksaan

berkala. Ruang lingkup pemeriksaan disini meliputi pemeriksaan

umum dan pemeriksaan khusus seperti pada pemeriksaan awal dan

bila diperlukan ditambah dengan pemeriksaan lainnya, sesuai dengan

resiko kesehatan yang dihadapi dalam pekerjaan.

Pemeriksaan Khusus yaitu pemeriksaan kesehatan yang

dilakukan pada khusus diluar waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada

Page 69: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

keadaan dimana ada atau diduga ada keadaan yang dapat

mengganggu kesehatan pekerja(Henry 2011).

f. Adanya Pencegahan dan Pengendalian infeksi

Pencegahan pada kasus-kasus ringan Hepatitis A biasanya

tidak memerlukan pengobatan dan kebanyakan orang yang terinfeksi

sembuh sepenuhnya tanpa kerusakan hati permanen.

Perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan pakai sabun

sebelum makan dan sesudah dari toilet adalah salah satu cara terbaik

untuk melindungi diri terhadap virus Hepatitis A. Orang yang dekat

dengan penderita mungkin memerlukan terapi imunoglobulin.

Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri

(Havrix) atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B (Twinrix).

Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan

booster yang dilakukan 6-12 bulan kemudian, sementara imunisasi

hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu dasar, satu bulan dan 6 bulan

kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang

potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering

jajan di luar rumah.

Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk Hepatitis A, sebab

infeksinya sendiri biasanya akan sembuh dalam 1-2 bulan. Namun

untuk mengurangi dampak kerusakan pada hati sekaligus

mempercepat proses penyembuhan, beberapa langkah penanganan

berikut ini akan diberikan saat dirawat di rumah sakit.

Page 70: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

1) Istirahat. Tujuannya untuk memberikan energi yang cukup bagi

sistem kekebalan tubuh dalam memerangi infeksi.

2) Anti mual. Salah satu dampak dari infeksi Hepatitis A adalah rasa

mual, yang mengurangi nafsu makan. Dampak ini harus diatasi

karena asupan nutrisi sangat penting dalam proses penyembuhan.

3) Istirahatkan hati. Fungsi hati adalah memetabolisme obat-obat

yang sudah dipakai di dalam tubuh. Karena hati sedang

mengalami sakit radang, maka obat-obatan yang tidak perlu serta

alkohol dan sejenisnya harus dihindari selama sakit.

Pencegahannya untuk Hepatitis A adalah melakukan vaksinasi yang

juga tersedia untuk orang-orang yang berisiko tinggi.

Menurut Uliyah (2006), Beberapa tindakan pengendalian infeksi yang

dapat dilakukan adalah:

1) Tindakan aseptik yaitu tindakan bebas infeksi dalam rangka

pelayanan kesehatan. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan

semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya

mikroorganisme kedalam tubuh yang kemungkinan besar akan

mengakibatkan infeksi. Tujuan akhirnya adalah mengurangi atau

menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik pada permukaan

benda hidup maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat

dengan aman digunakan.

Page 71: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

2) Antiseptik, yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara

membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada

kulit dan jaringan tubuh lainya.

3) Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat

ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas

pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan. Contohnya

adalah meja pemeriksaan, alat-alat kesehatan dan sarung tangan

yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh disaat prosedur

bedah/tindakan dilakukan.

4) Pencucian, yaitu tindakan menghilangkan semua darah, cairan

tubuh atau setiap benda asing seperti dabu dan kotoran.

5) Desinfeksi, yaitu tindakan menghilangkan sebagian besar (tidak

semua) mikroorganisme penyebab penyakit dan benda mati.

Desinfeksi tingkat tinggi dilakukan dengan merebus atau dengan

menggunakan larutan kimia. Tindakan ini dapat menghilangkan

semua mikroorganisme, kecuali beberapa bakteri endospora.

6) Sterilisasi, yaitu tindakan untuk meghilangkan semua

mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit dan virus) termasuk spora

bakteri.

6. Bahaya Mikrobiologi

Untuk penanganan mikrobiologi atau mikroorganisme dapat dilakukan

dengan berbagai cara yaitu :

Page 72: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

a. Meningkatkan pemerikasaan kesehatan berkala secara rutin agar

terhindar dari penyakit – penyakit yang mudah menular (TBC,

Hepatitis B, HIV).

b. Menjaga ventilasi dan pencahayaannya yang baik dalam ruangan

instalasi pencucian

c. Menggunakkan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai SOP

d. Melakukan tindakan dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi

terhadap bahan dan alat yang digunakan

e. Secara teknis petugas harus melaksanakan tugas pekerjaan sesuai

SOP.

7. Bahaya Kimia

Pengendalian untuk debu linen dan bahan – bahan kimia disini antara

lain adalah :

a. Pencegahan terhadap sumber

b. Diusahakan agar debu tidak keluar dari sumbernya dengan

mengisolasi sumber debu.

c. Memakai APD sesuai SOP

d. Ventilasi yang baik

e. Dengan alat lokal akhauster

f. Kontrol teknis gunakan ventilasi setempat. Perlatan pernafasan

sendiri mungkin diperlukan jika bekerja untuk waktu yang lama.

Page 73: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

g. Penyimpanan dan pengangkutan : simpan ditempat aslinya, wadah

tertutup dibawah kondisi kering, ventilasi yang baik, jauhkan dari

asam dan hindarkan dari suhu ekstrim.

h. Memperkuat daya tahan tubuh dengan gizi yang baik

i. Segera mencuci tangan sesudah bekerja

8. Hasil pengukuran kebisingan belum dikatakan aman yaitu 78,9 dB,

dimana NABnya adalah 78 dB. Sumber bising tersebut berasal dari

mesin pencucian, hal ini bisa jadi karena banyaknya orang – orang yang

berada disekitar pencucian.

9. Hasil pengukuran suhu belum bisa dikatakan aman yaitu 30,0 C,

dimana NABnya adalah 22-27oC. Begitu juga dengan kelembaban yaitu

69,0 %, dimana NABnya adalah 50-60 %. Terlalu banyaknya linen

yang berada di insatalasi laundry sehingga masih sulit untuk

pengendalian suhu dan kelembaban, namun diruang laundry sudah

terdapat ex hause dan beberapa kipas angin.

10. Hasil pengukuran pencahayaan pada pekerjaan yang tidak teliti sudah

memenuhi standar yaitu 98 lux, dimana NABnya adalah 100 lux. Hal

ini dikarenakan ruang laundry terbiasa dengan menggunakan

pencahayaan alami.

Page 74: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil pengamatan dan

observasi yang dilakukan di instalasi laundry RSUD Dr. Moewardi

menegnai pengelolaan linen yang dilakukan dan penanganan bahaya

infeksius dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Untuk pengelolaan linen hampir semua sudah diterapkan dengan baik,

namun pada proses pencucian kurangnya kedisiplinan dalam pemisahan

antara ruang linen infeksius dan non infeksius.

2. Pengendalian faktor resiko bahaya sudah dapat dikendalikan dengan

adanya pengukuran setiap satu bulan sekali.

3. Penanganan infeksius juga sudah dapat dikendalikan dengan selalu

menjaga kebersihan lingkungan di instalasi laundry, serta adanya

pemerikasaan kesehatan setiap pekerja yang diadakan setiap satu tahun

sekali, namun dalam penerapannya belum bisa teratur.

4. Penyediaan APD yang belum begitu lengkap dan kurangnya

kedisiplinan para pekerja untuk memakai APD yang seharusnya sesuai

dengan peraturan yang ada.

5. Untuk kebisingan, suhu dan kelembaban belum bisa memenuhi standar

NAB.

Page 75: PENANGANAN BAHAYA INFEKSIUS DI INSTALASI …... · Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja ... palaksanaan pengelolaan linen diinstalasi laundry rumah sakit. ... dengan dilakukannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

B. SARAN

Dari hasil pengamatan dan observasi mengenai pengendalian faktor

resiko bahaya dan penanganan bahaya infeksius diRSUD Dr. Moewardi,

penulis berusah memberkan saran sebagai berikut :

1. Kedisiplinan dalam penggunaan ruang cuci untuk linen infeksius dan

non infeksius ditingkatkan lagi, jika perlu diadakan penyuluhan lagi

tentang pengelolaan linen yang baik dan benar.

2. Perlu ditingkatkan lagi dalam pengendalian faktor bahaya yang ada di

laundry, meskipun sudah diminimalisir.

3. Perlu ditingkatkan lagi dalam kedisiplinan pemeriksaan kesehatan.

4. Penyediaan APD perlu ditingkatkan lagi agar sesuai dengan peraturan

yang sudah ada.

5. Perlu diperhatikan lagi masalah kebisingan, suhu dan kelembaban.

Selalu rutin dalam membersihkan ex hause.