PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN...

71
أPENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN PRASEKOLAH DI RA AL-HIDAYAH DWP IAIN WALISONGO SEMARANG S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Disusun Oleh: IIS SHOLIHAH NIM : 3103268 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008

Transcript of PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN...

Page 1: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

أ

PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN PRASEKOLAH DI RA AL-HIDAYAH

DWP IAIN WALISONGO SEMARANG

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh:

IIS SHOLIHAH NIM : 3103268

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG 2008

Page 2: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

ب

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tanggal Tanda Tangan

Dra. Hj. Nur Uhbiyati, M.Pd. _______________ ________________ Pembimbing I H. Mursyid, M.Ag. _______________ ________________ Pembimbing II

Page 3: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

ج

PENGESAHAN PENGUJI

Tanggal Tanda Tangan

Dra. Hj. Nur Uhbiyati, M.Pd. _______________ ________________ Ketua Siti Tarwiyah, S.S.,M.Hum _______________ ________________ Sekretaris Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M.Ed. _______________ ________________ Anggota I Mufidah, M.Pd. _______________ ________________ Anggota II

Page 4: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

د

ABSTRAK Iis Sholihah (3103268). Penanaman Nilai-nilai Islam Pada Pendidikan Prasekolah Di RA Al Hidayah DWP IAIN Walisongo Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2008.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Penanaman nilai-nilai Islam pada pendidikan prasekolah; (2) Pelaksanaan penanaman nilai-nilai Islam di RA Al Hidayah DWP IAIN Walisongo Semarang; (3) Faktor penghambat serta upaya yang ditempuh oleh RA Al Hidayah DWP IAIN Walisongo Semarang dalam menanamkan nilai-nilai Islam.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu suatu metode yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan mengenai apa yang ada. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan pendekatan induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: penanaman nilai-nilai Islam pada pendidikan prasekolah dapat diterapkan dengan cara mengkolaborasikan moral spiritual ke dalam bentuk kegiatan anak sehari-hari. Jadi nilai-nilai dan pengetahuan Islam digbungkan dengan program pelatihan dan pendidikan anak secra total. Pendidikan agam lebih difokuskan pada cara kehidupan dan perilaku islami dari pada pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang pelajaran.

Pelaksanaan penanaman nilai-nilai islam di RA Al-Hidayah DWP IAIN Walisongo Semarang sudah berjalan dengan baik. Karena di dalam pembelajarannya menggunakan materi dan metode yang disesuaikan dengan umur, perkembangan psikologis, serta kebutuhan spesifik anak. Materi yang diberikan diantaranya: nilai keimanan, nilai ibadah, nilai akhlak dan nilai sosial. Sedangkan metode yang sesuai bagi anak prasekolah antara lain : keteladanan, pembiasaan, bermain, cerita, demonstrasi, dan karyawsata.

Pada dasarnya keterbatasan jumlah pendidik, kurangnya sarana dan prasarana, kurangnya media pembelajaran, perbedaan latar belakang keluarga setiap anak, dan lingkungan keluarga yang tidak kondusif menjadi kendala dalam menanamkan nilai-nilai Islam di RA Al-Hidayah DWP IAIN Walisongo Semarang. Dalam menghadapi kendala tersebut, para pendidik selalu berusaha memberikan materi dan metode yang bervariasi, para pendidik selalu menunjukkan sikap kasih sayang dan penuh kesabaran dalam membimbing anak, memberikan perhatian khusus bagi anak yang pasif di kelas, memberikan aturan-aturan yang jelas dan konsisten tentang perilaku di kelas, pendidik selalu mendorong anak untuk mengambil inisiatif sendiri dan memilih aktifitas yang disukainya.

Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para pendidik, orang tua, para peneliti, dan semua pihak yang membutuhkan informasi mengenai penanaman nilai-nilai islam pada usia prasekolah.

Page 5: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

ه

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak

berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga

skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat

dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, Januari 2008

Deklarator

Iis Sholihah NIM : 3103268

Page 6: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

و

MOTTO

. م عظيموإذ قال لقمان لابنه وهو يعظه يا بني لا تشرك بالله إن الشرك لظل )13: لقمان (

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, “wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah

kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13)1

1 Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2006), hlm.581.

Page 7: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

ز

PERSEMBAHAN

Skripsi ini Kupersembahkan untuk:

Kedua Orang Tua

Dan

Almamaterku Tercinta

Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

Semarang

Page 8: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

ح

KATA PENGANTAR

يمالرح الرمحن اهللا بسم

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT,

penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul:

PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN

PRASEKOLAH DI RA AL HIDAYAH DWP IAIN WALISONGO

SEMARANG

Penyusun menyadari bahwa laporan skripsi ini bisa terwujud karena

berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah memberikan

pengarahan, keterangan, serta bahan-bahan yang penyusun perlukan dan penyusun

menyadari bahwa laporan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka pada

kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

2. Dra. Hj. Nur Uhbiyati, M. Pd, selaku pembimbing I dan H. Mursyid, M. Ag,

selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan

skripsi ini.

3. Hj. Sri Mushonifah, selaku kepala RA Al-Hidayah DWP IAIN Walisongo

Semarang beserta segenap staffnya .

4. Segenap Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

5. Bapak Ibu tercinta, H. Syahid dan Hj. Rohana serta kakak-kakakku Mbak Um,

mbak Ovah, mas Aman, mas Zubaid, mas Fatah, dan De’ Pipit, yang senantiasa

memberikan motivasi serta dukungan baik yang bersifat materiil maupun

spiritual.

6. Keluarga Bapak Fatchur Rohman, Ibu Yayuk, De’ Ilfa, dan De’ Adib serta

keluarga Bapak Muhrodin, Ibu Mulyati, dan De’ Fira, atas curahan kasih dan

sayang serta perhatiannya selama penyusunan skripsi ini.

Page 9: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

ط

7. Teman-teman di METAMORFOSA HOUSE (Mbak Atie, mbak Idhoh, Lulu,

Nita, Asri, Ifah, Iqoh, dan Cory) yang selalu menciptakan inovasi kelucuan dan

mencurahkan perhatiannya kepada penulis.

8. Ikhwan dan Akhwat di wisma “Wa’Alaikum” dan “As-Salam” atas dorongan

dan spirit untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. “New Comp” atas bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Kawan-kawan Team KKN angkatan XLVII posko 17.

11. Motivatorku Abdullah. SE yang selalu mencurahkan kasih dan sayang dengan

tulus kepada penulis

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

Penyusun berharap semoga Allah SWT dapat memberikan pahala yang

setimpal atas jasa yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Tak lupa

pula penyusun berharap adanya sumbangsih pemikiran, kritikan dan masukan yang

bersifat membangun sebagai perbaikan bagi penyusun skripsi ini.

Semarang, Januari 2008

Penyusun

Page 10: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

ي

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING ................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

DEKLARASI .................................................................................................. v

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Penegasan Istilah ..................................................................... 4

C. Perumusan Masalah ................................................................ 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 6

E. Telaah Pustaka ........................................................................ 7

F. Metodologi Penelitian ............................................................. 8

BAB II : PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN

PRASEKOLAH

A. Hakekat Pendidikan Prasekolah ............................................. 12

B. Tujuan Pendidikan Prasekolah ............................................... 15

C. Fungsi Pendidikan Prasekolah ................................................ 16

D. Nilai – Nilai islam yang ditanamkan pada pendidikan

prasekolah ............................................................................... 18

E. Metode-metode yang digunakan dalam menanam nilai-nilai

Islam pada pendidikan prasekolah ......................................... 26

Page 11: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

ك

BAB III : PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM DI RA AL – HIDAYAH

DWP IAIN WALISONGO SEMARANG

A. Gambaran Umum RA Al – HIDAYAH DWP IAIN

Walisongo Semarang .............................................................. 32

1. Tinjauan Historis .............................................................. 32

2. Letak Geografis ................................................................ 33

3. Organisasi dan Kepengurusan .......................................... 33

4. Keadaan Tenaga Pendidik dan Peserta Didik ................... 34

5. Sarana Prasarana ............................................................... 35

6. Kurikulum ........................................................................ 36

7. Evaluasi ............................................................................ 37

B. Kegiatan Belajar di RA Al–Hidayah DWP IAIN

Walisongo Semarang .............................................................. 38

C. Metode penanaman nilai–nilai islam di RA Al–Hidayah

DWP IAIN Walisongo Semarang .......................................... 41

D. Kendala–kendala yang dihadapi dalam Menanamkan

nilai- nilai Islam di RA Al – Hidayah. ................................... 44

E. Upaya yang dilakukan pendidik RA Al–Hidayah DWP

IAIN Walisongo Semarang. ................................................... 45

Bab IV: ANALISIS PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM DI RA AL

HIDAYAH DWP IAIN WALISONGO SEMARANG

A. Penanaman nilai-nilai Islam pada anak usia prasekolah ......... 46

B. Implementasi nilai-nilai islam di RA Al-Hidayah .................. 50

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 54

B. Saran-saran .............................................................................. 54

C. Penutup .................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses usaha yang tidak

akan pernah berhenti selama manusia masih mendiami planet bumi.

Pendidikan ini juga merupakan suatu kebutuhan yang mendasar dalam

pembentukan pola pikir dan kepribadian manusia. Penanaman nilai-nilai islam

adalah hal yang fundamental dan menjadi azas dalam pembentukan karakter

bangsa untuk menciptakan sosok generasi yang mengesakan Allah, melakukan

perintah-Nya, dan berperilaku islami. Oleh karena itu sangat di butuhkan

wadah yang konstruktif untuk mencapai cita-cita tersebut yaitu melalui

pendidikan prasekolah yaitu institusi yang memiliki system pendidikan yang

sesuai dengan al-qur’an dan as-sunnah.

Di antara keseluruhan jenjang pendidikan yang harus dilalui anak,

pendidikan prasekolah merupakan fase pendidikan yang mempunyai peran

strategis dalam proses pembentukan kepribadian anak yang cerdas, beriman,

bertakwa, dan berperilaku islam. Usia prasekolah adalah “the golden age”

(masa emas) dimana anak mengalami kepekaan belajar yang luar biasa.

Mereka akan menerima dan menguasai rangsangan dari luar dengan mudah.

Bahkan mereka juga akan mengeksplorasi rangsangan itu sesuai dengan

perkembangannya.

Sebagaimana ungkapan Muzayyin Arifin, suatu pengaruh pendidikan

yang paling fundamental dan fungsional dalam pribadi, apabila pengaruh

tersebut ditanamkan dalam pribadi anak yang masih berada pada awal

perkembangannya.1

Pengaruh tersebut akan menjadi benih utama yang dapat berpengaruh

dalam perkembangannya lebih lanjut. Oleh karena itu pendidikan prasekolah

1Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003),

hlm.192.

Page 13: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

2

ini merupakan penaburan benih-benih potensial yang mampu mendorong anak

untuk mengembangkan pribadinya.2

Sebagai pendidik, kita dituntut untuk dapat mengaktualkan fitrah

keberagamaan anak dalam hidupnya dengan memahamkan islam dan

mendidik mereka untuk mengamalkan ajaran-ajaran agama. Dengan cara ini,

anak akan mampu mengembangkan spiritual, intelektual, dan moralnya secara

baik dan terintegrasi, sesuai dengan yang diharapkan Islam menjadi insan

yang muttaqien .3

Al-Quran dan sunnah sebagai sumber Islam memuat nilai-nilai luhur

yang penuh makna bagi tatanan kehidupan Islam di seluruh penjuru dunia.

Kisah-kisah nabi dan tokoh-tokoh Islam lainnya tidak hanya menampilkan

kronologis peristiwa sejarah belaka, tetapi membawa pesan-pesan moral dan

etika, bagaimana Khulafaur Rasyidin menjadi khalifah umat Islam, serta

mentalitas leadership Umar Bin Khatab ketika memimpin negeri. Sebaliknya,

raja Fir’aun yang arogan mengakhiri hidupnya di telan gelombang laut merah.

Bagaimana Qarun yang sombong terkubur oleh harta kekayaannya sendiri.4

Dengan adanya pendidikan prasekolah yang Islami diharapkan bisa

menginternalkan moral spiritual ke dalam bentuk kegiatan anak dalam

kesehariannya yang tentunya dilakukan dengan cara mengkaji materi

pembelajaran yang diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam untuk mendukung

proses pembangunan karakter cendekiawan muslim.

Dalam menanamkan nilai-nilai Islam pada anak usia prasekolah,

partisipasi dan kerja sama orang tua sangat diperlukan. Keterlibatan keluarga

dalam pendidikan implementasi kegiatan keagamaan bagi anak-anak tidak

bisa dilakukan secara berlebihan tetapi harus melibatkan elemen-elemen

pendidikan lain, termasuk orang tua. Dan nilai-nilai Islam tersebut harus di

tanamkan kepada anak didik sedini mungkin, akan menjadi hal yang sulit jika

2 Ibid., hlm. 193. 3 Suharsono, Membelajarkan Anak Dengan Cinta, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1998), hlm. 63. 4 Wahyudi, CHA., Dwi Retna Damayanti, Program Pendidikan Untuk Anak Usia Dini Di

Prasekolah Islam, (Jakarta: Gramedia Widya Sarana Indonesia, 2005), hlm.9.

Page 14: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

3

penanaman tersebut terlambat karena tidaklah mudah membangun kembali

kepribadian yang telah terbentuk (reconstruction of personality).

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Ibnu

majah yang berbunyi:

5)ابن ماجهاه رو(واحسنوا ادم , أكرموا اوالدكم Muliakanlah anak-anak kamu sekalian, dan perbaikilah akhlak anak-anakmu.” (HR. Ibnu Majah)

Dalam hadis tersebut, Rasulullah Saw mengajak para pendidik

khususnya orang tua untuk memuliakan anak yang berarti memberi perhatian

kepada anak dengan cara mendidik dan membimbing serta mengarahkan anak

dengan sebaik-baiknya untuk berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari.

Masa-masa prasekolah sangat berperan dalam pertumbuhan dan

perkembangan seorang anak. Pendidikan prasekolah diciptakan untuk

membantu, mengarahkan energi seorang anak dalam pembelajaran, dan untuk

memahami lingkungannya. Pendidikan prasekolah yang Islami juga mampu

memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk berinteraksi secara positif dan

membangun dalam lingkungan Islami. Pendidikan ini juga untuk membantu

anak memupuk perasaan menghargai dan kepercayaan untuk diri sendiri,

keluarga, dan agamanya.6

Lingkungan masyarakat di sekitar kelurahan Tambakaji termasuk

masyarakat yang heterogen baik dari aspek ekonomi, pendidikan, maupun

adat kebiasaan. Kondisi sosial yang diakselerasi dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta informasi yang begitu cepat menyentuh

kehidupan masyarakat Ngaliyan, membawa perubahan di seluruh aspek

ekonomi kehidupan. Dan dampak perubahan itu ternyata membawa pengaruh

terhadap perilaku, mental, dan spiritual anak. Sebagai orang tua yang baik,

mereka menginginkan anaknya memiliki kepribadian baik, sampai ia dewasa

5 Abi Abdullah Muhammad Ibnu Yazid al-Qazwini Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, juz

II, (Beirut: Dar al Fikr, t.th), hlm. 1211 6 Wahyudi CHA dan Dwi Retna Damayanti, op.cit., hlm.13.

Page 15: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

4

nanti. Para orang tua berusaha membimbing anak-anak mereka dan

memasukkannya di sekolah dengan tujuan untuk mengantisipasi

kecenderungan imitasi perilaku yang tidak baik.

Dengan adanya fenomena seperti ini, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian mengenai upaya penanaman nilai-nilai islam di sebuah

lembaga pendidikan prasekolah yang bernotabene Islam dan berada di bawah

naungan institusi islam yaitu RA al-Hidayah DWP IAIN Walisongo

Semarang.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul

skripsi ini, maka penulis perlu memberi pengertian dan batasan dari istilah-

istilah yang digunakan dalam judul skripsi ini.

1. Penanaman nilai-nilai Islam.

a. Penanaman yakni proses, cara, perbuatan, menanami, atau

menanamkan.7 Istilah ini dipergunakan dalam upaya menanamkan dan

menumbuhkan nilai-nilai Islam pada anak usia prasekolah melalui:

pembiasaan, latihan-latihan, keteladanan dan lain sebagainya.

b. Nilai-nilai Islam.

Nilai diartikan sebagai “harga atau ukuran”8 yang berupa aturan-aturan

di dalam ajaran Islam yang dipatuhi, seperti: cara berpakaian, cara

mendidik anak, cara bertingkah laku, cara berteman, serta cara

beribadah.

2. Pendidikan prasekolah.

Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 28, pendidikan anak usia

dini atau pendidikan prasekolah yakni pendidikan yang diselenggarakan

sebelum jenjang pendidikan dasar, dan dapat diselenggarakan melalui jalur

pendidikan formal, non formal, dan informal. Pendidikan prasekolah pada

jalur pendidikan formal

7 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, Depdiknas, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 1134.

8 Ibid, hlm.783.

Page 16: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

5

berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau

bentuk lain yang sederajat. Pada jalur pendidikan non formal berbentuk

Kelompok Bermain (KB), Taman penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain

yang sederajat. Sedangkan pada jalur pendidikan informal berbentuk

pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh

lingkungan.9

Menurut Biechler dan Snowman yang dikutip oleh Soemiarti

Patmonodewo pendidikan prasekolah yakni mereka yang berusia antara 3-

6 tahun. Mereka biasanya mengikuti program prasekolah dan kindergarten.

Sedangkan di Indonesia, umumnya mereka mengikuti program penitipan

anak (TPA) pada usia 3 bulan-5 tahun dan kelompok bermain (KB) pada

usia 3 tahun. Sedangkan usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti

program taman kanak-kanak (TK).10

Sedangkan menurut penulis sendiri, pendidikan prasekolah dapat

diartikan sebagai pendidikan yang diselenggarakan bagi anak usia 4-6

tahun yakni yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan

fisik, intelligensi, bahasa, sosial maupun emosional dengan tujuan

mempersiapkan anak untuk memasuki dunia sekolah yang sebenarnya.

Jadi penanaman nilai-nilai Islam pada pendidikan prasekolah

adalah suatu pendidikan ajaran Islam yang diberikan oleh guru di suatu

lembaga pendidikan kepada anak seusia taman kanak-kanak dalam bentuk

pembiasaan, yang terstruktur oleh kurikulum yang ada, dan diharapkan

nilai-nilai Islam tersebut mampu menginternal dalam diri anak untuk

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

9 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

Nasional, (Jakarta: Cipta jaya, 2003), hlm.16. 10 Soemiatri Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),

hlm.19.

Page 17: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

6

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana menanamkan nilai-nilai Islam pada pendidikan prasekolah?

2. Bagaimana pelaksanaan penanaman nilai-nilai Islam di RA Al Hidayah

DWP IAIN Walisongo Semarang?

3. Apa yang menjadi faktor penghambat serta upaya yang ditempuh oleh RA

Al Hidayah DWP IAIN Walisongo Semarang dalam menanamkan nilai-

nilai Islam?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berangkat dari permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk:

1. Mendeskripsikan dan menganalisa bagaimana menanamkan nilai-nilai

Islam pada pendidikan prasekolah.

2. Mendeskripsikan dan menganalisa pelaksanaan penanaman nilai-nilai

Islam di RA Al Hidayah DWP IAIN Walisongo Semarang.

3. Mendeskripsikan dan menganalisa faktor penghambat serta upaya yang

ditempuh oleh RA Al Hidayah DWP IAIN Walisongo Semarang dalam

menanamkan nilai-nilai Islam.

Manfaat Penelitian

1. Secara metodologis, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang

bernilai ilmiah bagi khazanah ilmu pengetahuan.

2. Secara filosofis, penelitian ini dapat memberikan pedoman dan bimbingan

kepada para pendidik dalam menanamkan nilai-nilai islam terhadap anak

didik sedini mungkin.

3. Supaya anak memperoleh bekal pendidikan agama yang cukup dan dapat

dijadikan pedoman dalam hidupnya.

Page 18: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

7

E. Telaah Pustaka

Ada beberapa tulisan yang telah membahas permasalahan yang mirip

dengan persoalan yang dikaji dalam tulisan ini, yakni yang berupa buku dan

berupa skripsi. Tulisan dimaksud dapat dijadikan sebagai bahan kajian yang

relevan dengan permasalahan yang penulis teliti saat ini, dengan tujuan untuk

memperoleh gambaran dalam mencari titik persamaan atau titik perbedaan

antara masalah yang dikaji dengan masalah yang akan penulis teliti.

Pertama, Endang Wahyuni Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang tahun 2004 dalam skripsi yang berjudul pendidikan

prasekolah dalam Islam (tinjauan psikologis). Merumuskan konsep psikologi

anak prasekolah dalam perspektif Islam. Penelitian ini lebih menekankan pada

proses pendidikan anak prasekolah secara umum dan secara Islami yang

ditinjau dari aspek psikologisnya saja.

Kedua, Nismah Qonita Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

tahun 2005 dalam skripsinya yang berjudul “pendidikan prasekolah dalam

perspektif pendidikan Islam dan implikasinya terhadap perkembangan sosial

anak (studi kasus di TK H. ISRIYATI Semarang)”. merumuskan konsep

prasekolah di indonesia, konsep prasekolah dalam perspektif pendidikan Islam

serta perkembangan sosial anak usia prasekolah. Penelitian ini lebih

memfokuskan pada konsep pendidikan prasekolah dan implikasinya terhadap

perkembangan sosial anak di TK H. ISRIYATI.

Ketiga, Siti Nur Rohmah Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang tahun 2005 dalam skripsi yang berjudul “Problem dan solusi

pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak prasekolah (studi pada TK

Tarbiyyatul Athfal Muslimat NU Pancur Mayong Jepara)”. Menjelaskan

tentang beberapa hal yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan

pendidikan agama Islam pada anak prasekolah serta bagaimana upaya-upaya

yang dilakukan untuk mengatasi problem tersebut, terutama kebijakan yang

diambil oleh TK Tarbiyyatul Athfal Muslimat NU Pancur Mayong Jepara.

Penelitian ini lebih menekankan pada pelaksanaan pendidikan agama Islam

pada anak prasekolah.

Page 19: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

8

Demikian kajian pustaka sementara yang penulis gunakan sebagai

referensi awal dalam penelitian ini, untuk selanjutnya penelitian akan

dilakukan diantaranya dengan observasi langsung di samping itu juga

referensi-referensi lain yang menunjang penelitian ini.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif yaitu penelitian yang bersifat

atau karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya

atau sebagaimana adanya (natural setting) dengan tidak merubah bentuk

simbol-simbol atau angka.

Sedang pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan

kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang dimaksud untuk menjelaskan

fenomena atau karakteristik individu, situasi atau kelompok tertentu secara

akurat.11 Pendekatan kualitatif deskriptif ini dimaksudkan hanya dengan

membuat deskripsi atau narasi dari suatu fenomena tidak untuk mencari

hubungan antar variabel, ataupun menguji hipotesis. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan salah satu penelitian kualitatif deskriptif studi kasus

yaitu penyelidikan mendalam (indebt study) mengenai gambaran yang

terorganisasikan dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut.12

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu:

a. Sumber data primer

Yaitu data yang langsung berkaitan dengan obyek riset.13 Yang

menjadi sumber data primer adalah orang yang diamati atau

diwawancarai. Dalam hal ini yang dimaksud adalah para pendidik dan

anak didik di RA Al-Hidayah DWP IAIN Walisongo Semarang.

11 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), Cet. I,

hlm. 41. 12 Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), Cet. I, hlm.

8. 13 Winarno Surachmad, Dasar dan Teknik Research: Pengantar Metodologi Ilmiah,

(Bandung: CV. Transito, 1997), hlm. 156.

Page 20: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

9

b. Sumber data sekunder

Yakni data yang mendukung dan melengkapi sumber data

primer. Dalam penelitian ini berupa karya-karya ilmiah yang relevan

dengan masalah penelitian yakni buku pendidikan anak usia

prasekolah karya Soemiarti Patmonodewo, program pendidikan untuk

anak usia dini di prasekolah Islam karya Wahyudi, CHA dan Dwi

Retna Damayanti, mendidik cara Nabi karya Najib Khalid al-Amir,

dan sebagainya.

2. Metode pengumpulan data.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri atas tiga metode, yaitu:

a. Metode observasi.

Metode observasi merupakan metode pengumpulan data dalam

penelitian dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.14

Untuk mendapatkan gambaran dan persepsi maksimal tentang objek

penelitian. Maka dalam penelitian metode observasi ini bertujuan

memperoleh gambaran umum mengenai RA Al Hidayah, kegiatan

belajar mengajar, materi dan metode yang digunakan dalam

menanamkan nilai-nilai Islam.

b. Metode interview.

Metode interview merupakan metode pengumpulan data dengan

cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada seseorang atau

pihak yang terkait dan berwenang dalam suatu masalah.15

Penggunaan metode interview dalam penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui lebih jauh tentang pelaksanaan penanaman Nilai-

nilai Islam dan hambatan-hambatan serta usaha yang dilakukan oleh

14 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm.

158. 15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2000), hlm. 201.

Page 21: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

10

lembaga tersebut dengan jalan mewawancarai kepala RA Al Hidayah

dan beberapa tenaga pendidik di dalamnya.

Menurut Suharsimi Arikunto, ada dua macam pedoman

wawancara yaitu:

1. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang

disusun secara terperinci sehingga mempunyai check list.

2. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara

yang hanya memuat poin-poin penting yang akan ditanyakan.16

Berdasarkan pedoman wawancara tersebut, penelitian ini

menggunakan metode wawancara yang kedua, yaitu wawancara tidak

terstruktur.

c. Metode Dokumentasi

Yaitu dengan cara mencari data mengenai hal-hal yang berupa

catatan, buku, surat kabar, transkip, notulen, dan sebagainya.17

Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang

materi-materi yang digunakan dalam menanamkan nilai-nilai Islam

pada pendidikan prasekolah.

3. Metode Analisis Data.

Analisa data merupakan upaya mencari dan menata secara

sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk

meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang di teliti dan

menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.18

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis secara

kualitatif, yaitu penelitian yang diperoleh dari data yang tidak langsung

dan bukan dalam bentuk angka tetapi dalam bentuk konsep atau abstrak.

Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu

16 Ibid., hlm. 202. 17 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1998), hlm.133. 18 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rakesarasin, 1996),

hlm.104.

Page 22: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

11

menguraikan penelitian dan menggambarkannya secara lengkap dalam

suatu bahasa sehingga ada suatu pemahaman antara kenyataan di lapangan

dan bahasa yang digunakan untuk menguraikan kata-kata yang ada.19

Perilaku tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka

statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih

kaya dari sekedar angka atau frekuensi. Peneliti melakukan analisis data

dengan memberi pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti

dalam bentuk uraian naratif.20

Dalam metode data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata

ataupun gambar. Data yang dimaksud meliputi transkip, wawancara,

catatan data lapangan, foto, dan catatan lainnya. Metode ini digunakan

untuk menggambarkan dan menguraikan tentang penanaman nilai-nilai

Islam di RA Al Hidayah DWP IAIN Walisongo Semarang.

19 Sudarwan Danim, op.cit., hlm.61. 20 S. Margono, op.cit., hlm. 39.

Page 23: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

12

BAB II

PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM

PADA PENDIDIKAN PRASEKOLAH

A. Hakekat Pendidikan Prasekolah

Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 28, pendidikan anak usia dini

atau pendidikan prasekolah yaitu pendidikan yang diselenggarakan sebelum

jenjang pendidikan dasar, dan dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan

formal, non formal, dan informal. Pendidikan prasekolah pada jalur

pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal

(RA), atau bentuk lain yang sederajat. Pada jalur pendidikan non formal

berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman penitipan Anak (TPA) atau

bentuk lain yang sederajat. Sedangkan pada jalur pendidikan informal

berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh

lingkungan.1

Menurut Biechler dan Snowman yang dikutip oleh Soemiarti

Patmonodewo, pendidikan prasekolah yakni mereka yang berusia antara 3-6

tahun. Mereka biasanya mengikuti program prasekolah dan kindergarten.

Sedangkan di Indonesia, umumnya mereka mengikuti program penitipan anak

(TPA) pada usia 3 bulan-5 tahun dan kelompok bermain (KB) pada usia 3

tahun. Sedangkan usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program taman

kanak-kanak (TK).2

Namun batasan yang digunakan The National Association for the

Education of Young Children (NAEYC) untuk anak usia prasekolah atau usia

dini (early childhood) ini adalah sejak anak lahir sampai anak usia 8 tahun. hal

inilah yang sering digunakan sebagai rujukan anak yang belum mencapai usia

sekolah dan masyarakat menganggapnya untuk berbagai tipe pendidikan

prasekolah (preschool) 3

1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, (Jakarta: Cipta Jaya, 2003), hlm. 16. 2 Soemiatri Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),

hlm. 19. 3 Ibid, hlm. 20.

Page 24: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

13

Bertolak dari pemikiran di atas maka pendidikan prasekolah dapat

diartikan sebagai pendidikan yang diselenggarakan bagi anak yang berada

dalam proses pertumbuhan dan perkembangan fisik, inteligensi, bahasa, sosial

maupun emosional dengan tujuan mempersiapkan anak untuk memasuki dunia

sekolah yang sebenarnya.

Masa usia prasekolah merupakan masa yang menentukan bagi

perkembangan anak pada tahapan perkembangan selanjutnya. Dalam masa ini,

anak berada pada situasi peka untuk menerima rangsangan yang sesuai dengan

tahapan perkembangan anak dan kemampuan anak akan berkembang optimal.

Erik H Erikson, seorang ahli perkembangan anak menamakan masa ini

sebagai masa inisiatif lawan perasaan bersalah (initiative versus guilt). Pada

masa ini anak harus dapat menunjukkan sikap inisiatif, yaitu mulai lepas dari

ikatan orang tua, bergerak bebas, dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan keinginan untuk berinisiatif.

Keadaan sebaliknya menimbulkan rasa bersalah.4

Berhasil tidaknya anak melewati masa krisis ini sangat ditentukan

oleh bagaimana lingkungan terdekat memperlakukannya, lingkungan yang

tidak mendukung anak untuk melewati tahap ini dikategorikan dalam tiga

kelompok, yaitu:

a. Lingkungan yang terlalu melindungi anak (over protected), baik orang tua,

baby sitter (pengasuh), maupun orang-orang dekat lainnya, kondisi ini

menyebabkan anak tidak memiliki kesempatan untuk mulai berinisiatif

yang akhirnya kehilangan kemandirian dan keberanian untuk mencoba

sesuatu.

b. Lingkungan yang selalu mengkritik dan menyalahkan tanpa memberikan

kesempatan kepada anak untuk belajar dari kesalahannya.

c. Lingkungan yang mengabaikan dan tidak memperhatikan anak. 5

4 Slamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Hikayat,

2005), hlm. 72. 5 Edy Gustian, Mempersiapkan Anak Masuk Sekolah, (Jakarta: Puspa Swara, 2001), hlm.

3.

Page 25: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

14

Dalam hal ini peran orang tua menjadi sangat penting dan berpengaruh

dalam pembentukan pribadi anak. Orang tua yang temperamental cenderung

membuat anak tertekan dan menjadi agresif. Ayah yang tidak memiliki

wibawa akan membuat anak kehilangan tokoh panutan. Begitu juga hubungan

antara kedua orang tuanya, hubungan yang kurang harmonis akan

mempengaruhi penilaian anak mengenai bentuk hubungan dengan orang lain.

Apalagi jika ketidakharmonisan itu disertai kekerasan. Hal ini akan

menjadikan kepribadian yang suka menyakiti dan agresif.

Pada dasarnya semua anak yang dilahirkan memiliki kesiapan

sempurna untuk menerima segala sesuatu yang diberikan orang tuanya, baik

berupa bimbingan maupun pendidikan serta mempunyai kemampuan untuk

meniru perilaku dan adat kebiasaan yang baik dan buruk.6 Oleh karena itu,

orang tua berkewajiban memberikan bimbingan yang benar agar membekas

dalam ingatannya dan senantiasa menjadi pedoman dalam hidupnya.

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Muslim yang

berbunyi:

رواه ( ما من مولود االيولد على الفطرة فأبواه يهودانه وينصرانه وميجسانه 7 )مسلم

Tidak dilahirkan seorang anak melainkan dengan fitrah maka orang tuanya lah yang akan menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi… (HR. Muslim)

Pengertian fitrah dalam hadis ini merupakan sikap tauhid kepada Allah

Swt. Sejak manusia dalam kandungan mereka telah melakukan perjanjian

dengan Allah Swt untuk beriman dan bertauhid kepada-Nya. Orang tuanya

bertanggung jawab saat kekuatan akal pikiran manusia belum sempurna dalam

6 Muhammad Syarif ash-Shawwaf, Tarbiyyah al-Abna Wa al-Murahiqin Min Manzhar

asy-Syar’iyyah, Terj. Ujang Tatang Wahyudin, Kiat-kiat Efektif Mendidik Anak dan Remaja, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2003), hlm. 54.

7 Shahih Muslim, Juz 2, (Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, tth), hlm. 458.

Page 26: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

15

memiliki tanggung jawab untuk memelihara perjanjian ini sampai anak

mampu menemukan dirinya sendiri.8

B. Tujuan Pendidikan Prasekolah

Menurut Ngalim Purwanto, tujuan pendidikan prasekolah yakni:

1. Memberikan pendidikan yang lengkap kepada anak-anak (usia 3-6 tahun)

sesuai dengan perkembangannya yang wajar, karena pendidikan di rumah

kurang mencukupi kebutuhannya.

2. Memberikan pertolongan dan bimbingan kepada para ibu dalam mendidik

anak-anaknya.

3. Mendidik dan menyiapkan para calon ibu dalam teori dan praktek untuk

menjadi pendidik dan pembimbing bagi anaknya.9

Menurut Soemiarti Patmonodewo tujuan pendidikan prasekolah yakni

Membentuk manusia pancasila sejati, yang bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, yang cakap, sehat dan terampil, serta bertanggung jawab terhadap

Tuhan, masyarakat, dan negara. Sedangkan tujuan Khususnya:

- Memberi kesempatan kepada anak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

fisik maupun psikologinya dan mengembangkan potensi-potensi yang ada

padanya secara optimal sebagai individu yang unik.

- Memberi bimbingan yang seksama agar anak memiliki sifat dan kebiasaan

yang baik, sehingga mereka dapat diterima oleh masyarakatnya.

- Mencapai kematangan mental dan fisik yang dibutuhkan agar dapat

melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.10

Sedangkan dalam garis-garis besar program kegiatan belajar Taman

Kanak-kanak (Depdikbud, 1994) dan dikutip oleh Moeslichatoen,

mengungkapkan bahwa tujuan program kegiatan belajar anak TK adalah

untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan,

8 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),

hlm. 104. 9 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2003), hlm. 134. 10 Soemiarti Patmonodewo, op.cit., hlm. 58-59.

Page 27: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

16

ketrampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam;

menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta

perkembangan selanjutnya.11

Jadi pendidikan prasekolah bertujuan untuk memberikan fasilitas

pendidikan yang sesuai bagi anak, agar anak pada saatnya memiliki kesiapan

baik secara fisik, mental, maupun sosial/emosionalnya dalam rangka

memasuki pendidikan selanjutnya.

C. Fungsi Pendidikan Prasekolah

Menurut Muzayyin Arifin,12 fungsi pendidikan prasekolah adalah:

1. Mengembangkan pribadi anak dalam proses belajar mengajar secara

formal untuk memperoleh unsur-unsur dasar ilmu pengetahuan dengan

pengenalan kepada alam sekitarnya.

Pada sebuah institusi pendidikan prasekolah biasanya guru

mengenalkan ciri-ciri benda sekitarnya, membandingkan ciri benda satu

dengan yang lain, mengklasifikasikan benda tersebut, dan

menggunakannya secara tepat. Melalui kegiatan tersebut akan

mengembangkan kemampuan dalam memahami lingkungan fisik dan

mengendalikannya dengan cara membangkitkan rasa ingin tahu, berpikir,

menalar, mengumpulkan, dan menggunakan informasi tentang lingkungan

sekitar yang diperoleh.13

2. Mempersiapkan anak dengan pengalaman-pengalaman, sikap, dan

kemampuan untuk memasuki masa sekolah yang sebenarnya.

Pada masa prasekolah, anak memiliki tugas-tugas perkembangan

yang harus dipenuhinya. Salah satu diantaranya belajar bermacam-macam

pesan dan konsekuensi dalam masyarakat.14 Misalnya anak mempelajari

11 Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Rineka Cipta,

2004), hlm. 3. 12 Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003),

hlm.192. 13 Moeslichatoen, op.cit., hlm. 6. 14 Edy Gustian, op.cit., hlm. 6.

Page 28: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

17

peran ibunya sebagai pendidik dan tokoh teladan yang baik bagi anaknya,

atau peran polisi untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.

Disamping itu, anak juga dituntut untuk belajar membagi-berbagi,

dan memperoleh kasih sayang. Jadi melalui pendidikan prasekolah ini

anak dapat memberi dan berbagi kasih sayang antara anak yang satu

dengan anak yang lain, serta dapat hidup bermasyarakat secara nyaman

dan bahagia ketika anak akan memasuki masa sekolah yang sebenarnya

nanti.

3. Membimbing anak dan mendorong anak untuk mengembangkan sosialnya.

Menurut Jean Piaget, perkembangan kognitif anak usia prasekolah

masih dalam tahap pra operasional dimana pola pikir anak berpusat pada

penguasaan simbol-simbol yang mampu menceritakan pengalaman masa

lalunya15 sehingga pemikirannya pun masih bersifat egosentrisme, yaitu

cara berpikir berdasarkan apa yang dilihat dan tidak dapat berpikir dari

perspektif orang lain. Dengan cara berpikir yang seperti ini, sering

menimbulkan kendala bagi orang tua untuk menjelaskan sesuatu

berdasarkan perspektif orang dewasa.

Dengan adanya pendidikan prasekolah ini, anak dapat

mengembangkan hubungan dengan anak lain. Sehingga dapat

menghasilkan tanggapan positif dari anak lain tersebut. Dan secara

perlahan-lahan merubah pola pikirnya untuk berusaha melihat sesuatu dari

pandangan orang lain dan berusaha untuk tidak mementingkan dirinya

sendiri.

D. Nilai-Nilai Islam yang Ditanamkan pada Pendidikan Prasekolah (Materi

Pendidikan Islam pada Pendidikan Prasekolah)

Penerapan pendidikan nilai Islam pada pendidikan prasekolah harus

melibatkan seluruh elemen yang menunjang iklim sekolah, agar terjadi

interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

diinternalisasikan. Guru sebagai suri teladan (role model) dalam kegiatan

15 Soemiatri Patmonodewo, op.cit., hlm. 63.

Page 29: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

18

belajar mengajar harus berkomunikasi dua arah dengan anak berdasarkan

keikhlasannya.16

Penanaman nilai-nilai Islam pada pendidikan prasekolah ini

berorientasi pada perkembangan pribadi anak secara total. Sehingga pendidik

dituntut untuk bisa mengkolaborasikan nilai-nilai Islam dengan pengetahuan

melalui program pelatihan dan mendidik anak seoptimal mungkin. Dengan

adanya usaha tersebut, maka akan bermunculan anak-anak yang cerdas dan

berpribadi Islami. Karena pada dasarnya setiap aspek dalam kehidupan pribadi

harus diimbangi oleh prinsip-prinsip krusial dalam Islam.

Bertolak dari pemikiran di atas, maka materi pendidikan keislaman

pada masa usia prasekolah menjadi hal yang fundamental bagi orang tua

maupun guru, Berikut ini adalah nilai-nilai yang harus ditanamkan pada

pendidikan prasekolah:

1. Menanamkan nilai keimanan

Menurut Najib Khalid al-Amir, pembinaan keimanan merupakan

pembinaan yang pertama kali harus ditanamkan dalam jiwa dan pikiran

anak. Sehingga pendidikan keimanan pada anak merupakan landasan

pokok sebagai pengembangan fitrah, bagi manusia yang mempunyai sifat

dan kecenderungan untuk mengakui dan mempercayai adanya Tuhan.17

oleh karena itu penanaman keimanan pada anak merupkan hal yang paling

esensial.

Pada masa prasekolah ini, merupakan saat yang tepat untuk

menanamkan nilai keimanan dimana anak sudah mulai bergaul dengan

dunia luar, banyak hal yang ia saksikan ketika ia berhubungan dengan

orang-orang disekitarnya. Dalam pergaulan inilah anak mulai mengenal

tuhan melalui ucapan-ucapan disekelilingnya, ia melihat perilaku orang

yang mengungkapkan rasa kagumnya pada Tuhan. Akan tetapi mereka

belum mempunyai pemahaman dalam melaksanakan ajaran agama Islam,

16 Wahyudi, CHA dan Dwi Retna Damayanti, Program Pendidikan untuk Anak Usia Dini

di Prasekolah Islam, (Jakarta: Gramedia Widya Sarana Indonesia, 2005), hlm.28. 17 Najib Khalid al-Amir, Min Asalibi ar-Rasul fi at-Tarbiyah, terj. M. Iqbal Haetami,

Mendidik Cara Nabi Saw, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2002), hlm.145.

Page 30: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

19

disinilah peran orang tua dalam memperkenalkan dan membiasakan anak

dalam melakukan tindakan-tindakan agama sekalipun sifatnya hanya

meniru.18

Dalam al-Qur’an diterangkan tentang perlunya pemahaman nilai

keimanan sejak dini, yakni dalam surat Luqman:13 yang berbunyi:

. وإذ قال لقمان لابنه وهو يعظه يا بني لا تشرك بالله إن الشرك لظلم عظيم )13: لقمان (

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, “wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13)19

Dari ayat tersebut jelas anak harus mendapat pelajaran tentang

keimanan yaitu mengesakan Allah Swt. Adapun materi keimanan yang

diberikan kepada anak-anak dapat berupa mengenalkan rukun iman.

Menurut Mudjab Mahalli, yang pertama kali harus dilakukan oleh

orang tua dalam mendidik anak adalah menanamkan nilai tauhid atau

keimanan. Misalnya, ketika lahir diadzani telinganya. Karena di dalamnya

terdapat ungkapan pernyataan yang mengandung makna pengagungan

terhadap Allah, serta memuji atas kebesaran-Nya ungkapan tersebut juga

diikuti dengan kalimat syahadat, sebagai kalimat yang pertama kali harus

diucapkan ketika seseorang memeluk agama Islam.20

2. Menanamkan nilai ibadah.

Penanaman nilai ibadah pada anak dimulai dari dalam keluarga.

Anak yang masih kecil lebih menyukai kegiatan-kegiatan ibadah yang

18 Sururin, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hlm.56. 19 Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2006), hlm.581. 20 A. Mudjab Mahalli, Menikahlah, Engkau Menjadi kaya, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2001), hlm. 544.

Page 31: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

20

mengandung gerak, sedangkan ajaran agama belum dapat di pahaminya

karena ajaran agama yang abstrak tidak menarik perhatiannya.21

Masa kanak-kanak bukanlah masa pembebanan atau pemberian

kewajiban. Namun merupakan masa persiapan, latihan dan pembiasaan

untuk menyambut masa pembebanan kewajiban (taklif) ketika ia telah

baligh nanti dan salah satu kewajiban muslim yang sudah baligh yakni

melaksanakan ibadah shalat. Maka pendidikan ibadah shalat ini

ditanamkan sejak dini.22

Sebagaimana dalam hadits Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh

Darami yang berbunyi:

23 )الدرامىرواه (. ابن عشرةضربوه عليهاسنني واابن سبع لصالة ا الصيبعلموا

Didiklah anak kalian untuk mengerjakan shalat jika sudah sampai usia tujuh tahun dan pukullah ia jika sampai mengabaikannya pada usia sepuluh tahun. (HR. Ad-Darami)

Jadi kewajiban mendidik anak melakukan shalat itu harus

diterapkan sejak dini. Jangan sampai anak sudah berusia sepuluh tahun

belum mampu melakukan shalat. Tentu saja ini tidak terlepas dari

kewajiban mendidik masalah wudhu.

Orang tua harus mengingatkan anak untuk melakukan shalat secara

terus menerus ketika mereka sudah berusia tujuh tahun bahkan sepuluh

tahun dengan lembut namun tegas.24 Menjadikan shalat sebagai kebiasaan

tidak bisa berhasil dalam waktu satu malam saja. Namun bila kedua orang

21 Zakiah Darajat, Pendidikan Islam dalam keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1996), hlm. 60. 22 Ibid 23 Abi Muhammad Abdullah Ibn Baharamar al Darami, Sunan Ad-Darami, Juz I (Beirut:

Dar al Fikr, t.th), hlm. 333. 24 Norma Tarazi, The Child in Islam: a Muslim Parent’s Handbook, terj. Nawang sri

Wahyunngsih, Wahai Ibu Kenali Anakmu: Pegangan Orang tua Muslim Mendidik Anak, (Bandung: Mitra Pustaka, 2003), hlm. 176.

Page 32: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

21

tuanya mengajak anak untuk shalat berjamaah, akan menjadikan tugas

membiasakan shalat lima waktu secara teratur ini lebih mudah. Ketika

anak lupa, terlambat melakukan shalatnya, jangan buat anak merasa

bersalah atau malu. Namun anggaplah sebagai kerikil kecil yang terjadi di

tengah perjalananannya dalam bertanggung jawab pada dirinya sendiri.

Cara mendidik anak melakukan shalat secara rutin, bisa dilakukan

dengan membiasakan mereka diajak ke masjid, diajak berjamaah dan

menghadiahkan kepada mereka buku tentang tata cara melakukan shalat.

Karena pada dasarnya anak usia prasekolah sangat membutuhkan

bimbingan dan arahan dari orang yang dianggapnya sebagai top figur

(orang tua maupun guru) melalui observasi dan imitasi.

Penanaman nilai ibadah shalat ini dapat dilakukan pada pendidikan

prasekolah melalui kegiatan:

- Guru membantu anak untuk bersiap-siap mengerjakan shalat.

- Guru memperkenalkan wudhu, pakaian bersih dan suci, mushala dan

sebagainya

- Guru menjelaskan batasan-batasan aurat bagi laki-laki dan perempuan

dalam shalat.

- Anak mempraktekkan shalat berjamaah dalam kelompok kecil dan

belajar untuk mengikuti imam

- Anak dilatih untuk tenang dan menjawab ketika mendengarkan adzan.

- Anak dilatih untuk menghafalkan surat al fatihah

- Membiasakan anak untuk melaksanakan shalat tepat pada waktunya.25

3. Menanamkan nilai Akhlak

Sejalan dengan usaha membentuk nilai keimanan yang kokoh

maka diperlukan juga usaha menanamkan akhlak yang mulia pada anak

sejak dini karena akhlak yang mulia merupakan aset bagi setiap orang

dalam menghadapi pergaulan di lingkungan masyarakat.

25 Wahyudi, CHA dan Dwi Retna Damayanti, op.cit., hlm .42.

Page 33: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

22

Menurut Norma Tarazi apabila anak dibesarkan dengan bimbingan

akhlak yang mulia dari orang tua dan lingkungan yang kondusif maka ia

akan memiliki banyak figur untuk diteladani dan membantu dalam

pembentukan pribadi yang Islami pada diri anak.26 Karena akhlak pada

anak terbentuk dengan meniru, bukan nasehat atau petunjuk. Anak selalu

mengawasi tingkah laku orang tuanya. Maka diharapkan orang tua sebagai

pendidik utama untuk lebih berhati-hati dalam bertindak dan memberikan

teladan yang baik. Di samping itu juga anak harus menghormati dan

berbuat baik kepada kedua orang tua mereka.

Sebagaimana yang telah difirmankan Allah Swt dalam al-Qur’an

surat Luqman ayat 14 sebagai berikut:

$ uΖ øŠ ¢¹uρ uρ z⎯≈|¡Σ M}$# ϵ ÷ƒy‰Ï9≡uθÎ/ çµ÷F n= uΗxq … çµ•Β é& $·Ζ ÷δ uρ 4’n? tã 9⎯ ÷δ uρ … çµ è=≈|Á Ïùuρ ’Îû È⎦÷⎫ tΒ%tæ Èβ r&

ö à6ô©$# ’Í< y7 ÷ƒy‰Ï9≡uθÎ9uρ ¥’n<Î) çÅÁ yϑ ø9$ ) 14: لقمان(

Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam usia dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku kau akan kembali.(QS. Luqman:14)27

Sedangkan beberapa nilai yang harus diterapkan dan ditanamkan

pada anak, adalah membiasakan anak agar menggunakan tangan kanan

bila memberi, mengambil, makan dan minum dan mengajarkannya untuk

memulai setiap pekerjaan dengan membaca Basmalah. Bila makan dan

minum dilakukan dengan duduk yang baik serta mengakhiri setiap

pekerjaan dengan bacaan Hamdalah.28

Bila orang tua akan melarang sesuatu pada anak, hendaknya

mereka melarangnya atas suatu hal yang juga mereka hindari. Bila orang

tua mengarahkannya pada suatu nilai perilaku, hendaknya mereka pun

26 Norma Tarazi, op.cit., hlm .165. 27 Depag. RI, op.cit., hlm. 581. 28 Mujab Mahalli, op.cit. hlm 547.

Page 34: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

23

memiliki nilai itu dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga anak akan mengakui kebenarannya dan mau mempelajarinya.29

Fenomena ini tidak jarang kita jumpai di lingkungan sekitar kita.

Seorang ibu selalu berkata pada anaknya bahwa menceritakan kejelekan

orang lain itu tidak baik, karena jika orang yang kita ceritakan aibnya itu

mendengar, akan merasa sakit dan sedih. Namun di kesempatan lain, sang

ibu menceritakan kejelekan orang lain dengan tetangga-tetangganya.

Menjadi catatan yang sangat penting bagi orang tua dalam

mendidik anak. Hendaknya mereka konsisten dengan perintah dan

larangan yang ia berikan pada anaknya dengan tidak mengubah nilai yang

ada dan sudah dipahami oleh anak itu sendiri. Dengan demikian, anak

akan mempercayai ajaran orang tuanya.

Di samping itu, nilai akhlak ini dapat diterapkan pada pendidikan

prasekolah melalui beberapa tema, antara lain:

a. Busana Muslim

- Bicarakanlah tentang busana yang sesuai dalam Islam. Yakni

busana yang menutup aurat dan tidak mendatangkan bahaya bagi si

pemakainya.

- Bicarakan dan perlihatkan perbedaan antara pakaian yang ketat

dengan pakaian yang longggar

b. Akhlak dan tata cara makan yang Islami

- Mencuci tangan sebelum makan

- Berdoa untuk meminta berkah Allah atas makanan

- Makan dengan menggunakan tangan kanan dan pelan-pelan

- Mengambil makanan yang tersedia secukupnya saja, sehingga

tidak memubadzirkan makanan

- Berdoa setelah makan sebagai rasa syukur atas makanan yang telah

diberikan

- Mencuci tangan dan mulut setelah selesai makan

29 Muhammad Rasyid Dimas, Siyasat Tarbawiyah Khathiah, terj. Sari Narulita, 20

Kesalahan dalam Mendidik Anak, (Jakarta: Rabbani Press, 2005), hlm.71.

Page 35: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

24

- Membereskan peralatan makan yang telah dipakainya

c. Perilaku Islami

- Bertoleransi dengan teman-temannya, seperti: berbagi mainan,

crayon, buku dan sebagainya

- Membantu teman yang sedang memerlukan, bekerja sama dan

bergantian

- Memberi salam kepada setiap orang muslim

- Menjaga kebersihan dan kerapihan ruang kelas dan sekitarnya.

Serta guru menjelaskan konsep tentang kebersihan adalah sebagian

dari iman

d. Menggunakan bahasa yang sopan

- Guru harus membiasakan anak dengan kosa kata yang sesuai

dengan ajaran Islam. Seperti: Subhanallah, Insya Allah, dan

sebagainya

- Berusaha untuk menghindari ucapan dan kata-kata kasar yang tidak

dapat diterima Seperti: makian, cemoohan, dan sebagainya

- Berbicara dengan temannya menggunakan bahasa yang sopan.

Misalnya: “Tolong…..”, “Bolehkah saya…..”, dan “Terima

kasih”30

4. Menanamkan Nilai sosial

Perkembangan sosial terjadi melalui proses sosial secara alamiah.

Dengan demikian anak harus dipersiapkan untuk menjadi anggota

masyarakat yang mempunyai etika yang sesuai dengan norma-norma yang

berlaku.

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang seimbang

mengembangkan seluruh potensi manusia sehingga menjadi pribadi yang

baik. Fenomena-fenomena yang muncul pada masyarakat sekarang ini

disebabkan oleh lemahnya pemahaman bersosial. Dimulai dari

perselisihan antar masyarakat sampai pada ketidakharmonisan dalam

30 Wahyudi, CHA dan Retna Damayanti, op.cit., hlm. 30-32.

Page 36: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

25

keluarga.31 Adapun dasar dari kebutuhan sosial ini tercantum dalam al-

Quran:

$ yϑ ¯ΡÎ) tβθ ãΖ ÏΒ ÷σßϑ ø9$# ×ο uθ÷z Î) (#θßsÎ=ô¹ r'sù t⎦ ÷⎫ t/ ö/ä3 ÷ƒuθyz r& 4 (#θà) ¨? $# uρ ©!$# ÷/ä3ª= yès9 tβθçΗ xqö è?

)10: احلجرات (

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujurat: 10)32

Pandangan Zakiah Daradjat mengenai penanaman nilai sosial ini

dapat dilakukan melalui:

a. Mementingkan keluarga dan Ibu yang merupakan wadah pertama

dalam pendidikan

b. Memperhatikan pendidikan anak, sebagai kekayaan di masyarakat dan

kekuatan di masa depan bagi bangsa.

c. Pembentukan manusia yang berprestasi dan ekonomis dalam hidup

d. Menumbuhkan kesadaran pada manusia agar ia dapat menyadari

keberadaan dan kemampuannya untuk berperan serta dalam

menciptakan kemajuan masyarakatnya, membelanya dan menjaga

keamanan dan ketentramannya.33

Nilai sosial ini penting diterapkan pada anak usia prasekolah.

Adapun nilai sosial tersebut dapat memberi pengaruh pada anak antara

lain:

- Anak mendapat kesempatan untuk mengeluarkan pendapat dengan

bebas.

- Melatih anak untuk berkomunikasi secara verbal, menerima, dan

mengekspresikan diri.

31 Khalid Ahmad Asy Syantut, Rumah: Pilar Utama Pendidikan Anak, (Jakarta: Rabbani

Press, 2005), hlm. 73. 32 Depag. RI, op.cit., hlm. 412. 33 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1996), hlm. 18.

Page 37: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

26

- Dengan situasi sosial yang memungkinkan di kelas, dapat menguji

untuk bergaul dengan beberapa orang yang baru dikenalnya.

- Anak menyadari akan adanya kenyataan, melalui dramatisasi, dan

eksplorasi dengan panca indra.34

E. Metode-Metode yang Digunakan dalam Menanamkan Nilai-Nilai Islam

pada Pendidikan Prasekolah

Pada masa prasekolah, anak mulai menggunakan ketrampilannya

untuk berinteraksi memahami dunia orang dan benda-benda, menemukan

siapa mereka, menentukan apa yang dapat dilakukan dan membentuk perasaan

dirinya sendiri (a sense of self). Anak usia prasekolah ini memiliki rasa ingin

tahu yang besar dan ditunjukkan melalui beberapa tahapan yaitu berusaha

untuk mengontrol diri sendiri, memakai bahasa kognitif, motorik dan

keterampilan sosialnya untuk mengumpulkan informasi tentang dunia.

Apabila anak berhasil, maka anak akan memakai informasi ini untuk berpikir,

membuat keputusan dan memecahkan masalah.35

Dalam mengembangkan kognisi anak, dapat dipergunakan metode-

metode yang mampu menggerakkan anak untuk meningkatkan motivasi rasa

ingin tahu dan mengembangkan imajinasi. Dalam mengembangkan kreatifitas

anak ini, metode yang dipergunakan harus memperhatikan perkembangan

kemampuan anak.

Berikut merupakan metode-metode pengajaran yang sesuai dengan

karakteristik anak usia prasekolah:

1. Metode bermain

Bermain adalah bagian hidup yang terpenting dalam kehidupan

anak. Kesenangan dan kecintaan anak dalam bermain ini dapat digunakan

34 Anggani Sudono, Sumber Belajar dan Alat Permainan: Untuk Pendidikan Anak Usia

Dini, (Jakarta: Grasindo, 2000), hlm. 48. 35 Sri Esti Wuryani Djiwandono, Konseling dan Terapi Keluarga, (Jakarta: Gramedia

Widiasarana Indonesia, 2005), hlm. 25 .

Page 38: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

27

sebagai kesempatan untuk mempelajari hal-hal yang kongkrit sehingga

daya cipta, imajinasi, dan kreatifitas anak dapat berkembang.36

Menurut Hetherington dan Parke (1979) yang dikutip oleh

Moeslichatoen, mengungkapkan bahwa bermain dapat mempercepat

perkembangan kognitif anak. Dengan bermain, akan memungkinkan anak

meneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu, dan memecahkan

masalah yang dihadapinya.37 Sehingga akan berpengaruh pula terhadap

perkembangan sosialnya di masa ia dewasa nanti.

Lebih lanjut mengenai metode tersebut, George S. Morrrison

berpendapat:

Play enhances social interaction and the development of social skills-learning how to share, getting along with others, taking turns, and generally learning how to live in a community. Play promotes physical development and body coordination and develops and refines small and large motor skills. Play helps children discover their bodies how they function and how they can be used in learning.38

Dengan bermain dapat meningkatkan interaksi sosial dan mengembangkan keterampilan sosial-belajar bagaimana berbagi, berteman dengan anak lain, berhubungan, dan bagaimana hidup dalam masyarakat. Bermain dapat meningkatkan perkembangan fisik dan koordinasi tubuh, mengembangkan dan mengasah motorik anak. Bermain membantu anak-anak mengetahui tubuhnya bagaimana mereka memfungsikan dan bagaimana mereka dapat menggunakannya dalam belajar.

Metode bermain ini merupakan cara belajar yang terbaik dan

dinamis bagi anak usia prasekolah, karena dapat memberikan nilai-nilai

yang sangat bermanfaat, yakni:

a. Memperkuat fisik melalui gerakan-gerakan otot.

b. Mengembangkan kepribadian, melalui sikap sportif, jujur, kerja sama

dan moral.

36 Ratna Megawangi, et.al, Pendidikan Yang Patut dan Menyenangkan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 7.

37 Moeslichatoen, op.cit., hlm. 71. 38 George S. Morrison, Early Childhood Education Today, Fourth Edition, (London:

Merill Publishing Company, tth), hlm. 225.

Page 39: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

28

c. Meningkatkan komunikasi, semakin mendekatkan hubungan antara

anak-anak dengan teman-temannya, orang tua, dan gurunya.

d. Melatih bermasyarakat, lewat bermain anak-anak berlatih menaati

aturan dan tata tertib permainan serta melakukan hak dan

kewajibannya.

e. Anak bisa melatih ketrampilannya, menambah konsep dasar dan hal-

hal yang ada di lingkungan anak serta mengembangkan daya

ciptanya.39

Kaitannya dengan pendidikan agama, metode ini dapat diarahkan

pada permainan yang dapat menumbuhkan kesadaran beragama pada anak.

Misalnya: anak diberi mainan, gambar-gambar untuk disusun menjadi

masjid, gunung, binatang, dan lain-lain. Dalam hal ini guru harus dapat

memfokuskan anak pada topik pembahasan sambil mengajak dan

mengantarkan mereka untuk berpikir tentang kegunaannya, siapa

penciptanya, dan sebagainya. Metode ini juga dapat dipadukan dengan

metode karya wisata, seperti mengajak anak-anak ke kebun binatang

sambil bernyanyi, kemudian guru memberikan pemahaman pada anak,

bahwa binatang ciptaan Allah maka sebagai makhluk-Nya juga kita harus

menyayanginya.

2. Metode Cerita

Keberhasilan belajar anak sangat dipengaruhi oleh kreatifitas guru

membuat variasi dan keragaman dalam metode belajar. Cerita merupakan

salah satu metode pembelajaran yang menyenangkan selain karena

mengandung aspek hiburan (entertain), cerita juga menjadi metode

pembelajaran yang tidak menggurui dan fleksibel, dimana anak-anak dapat

menjumpai suasana menggembirakan sebagaimana suasana bermain.40

Cerita dapat mengubah etika anak-anak, karena sebuah cerita

mampu menarik anak-anak untuk menyukai dan memperhatikannya.

39 Y. Wiryasumarta, Pentingnya Pendidikan di TK dalam Perilaku Anak Usia Dini Kasus

dan Pemecahannya, (Yogyakarta: Anggota IKAPI, 2003), hlm. 51. 40 Tadkirotun Musfiroh, et.al., Cerita dan Perkembangan Anak, (Yogyakarta: Navila,

2005), hlm. 83.

Page 40: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

29

Mereka akan merekam semua doktrin, imajinasi, dan peristiwa yang ada

dalam cerita. Apabila dengan dasar pemikiran seperti itu, maka cerita

merupakan bagian terpenting yang disukai anak-anak bahkan orang

dewasa.41

Metode ini secara tidak langsung memberi kesempatan baik untuk

mengajarkan sesuatu kepada anak. Dan melalui percakapan ini, anak akan

mengerti hal-hl yang baik dan yang buruk.42 Misalnya: guru

membicarakan tentang Rasulullah sebagai nabi Allah yang terakhir, dan

hal itu harus kita percayai. Di sela-sela pembicaraan tersebut, guru dapat

menanyakan “Siapa rasul kita?”, “siapa nama ibu Nabi Muhammad?” dan

lain-lain.

3. Metode keteladanan

Belajar dengan cara meniru (learning by imitating) dapat

mempengaruhi aspek rangsangan dan aspek reaksi dengan cara mengamati

hal-hal yang membangkitkan emosi tertentu pada orang lain, anak-anak

bereaksi dengan emosi dan metode ekspresi yang sama dengan orang

yang diamati.43

Dalam praktek pendidikan, anak didik cenderung meneladani

pendidiknya. Karena secara psikologis anak senang meniru tanpa

mempertimbangkan dampaknya. Dan juga secara psikologis ternyata

manusia memang memerlukan tokoh teladan dalam hidupnya.

Melalui metode keteladanan ini seorang guru diupayakan untuk

menjadi top figur bagi anak didiknya. Karena pendidikan keagamaan ini

sangat berpengaruh terhadap perilaku keagamaan mereka. Lebih lanjut

mengenai metode keteladanan ini disebutkan dalam QS. Al-Ahzab: 21

ô‰s) ©9 tβ%x. öΝ ä3 s9 ’Îû ÉΑθ ß™ u‘ «!$# îο uθó™é& ×π uΖ |¡ ym )... 21: االحزب(

41 Abdul Aziz Abdul Majid, al-Qishash fi at-Tarbiyah, terj. Syarif Hade Masyah dan

Mahfud L. Hakif, Mendidik Anak Lewat Cerita, (Jakarta: Mustaqim, 2003), hlm. 11. 42 Ibid, hlm. 224. 43 Kartini Kartono, Mengenal Dunia Kanak-Kanak, (Jakarta: Rajawali, 1985), hlm. 83.

Page 41: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

30

“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu…” (QS. Al-Ahzab:21)44

Berdasarkan ayat di atas, maka perlu diperhatikan bagi para

pendidik terutama orang tua untuk bersikap hati-hati dan menjadi tauladan

di mata mereka.

Pendidikan agama dengan metode tersebut dapat diimplementasikan

baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Adapun yang dimaksud

keteladanan yang disengaja yakni keteladanan yang disertai penjelasan

atau perintah agar mengikuti, seperti: memberikan contoh membaca yang

baik mengerjakan shalat sesuai dengan syariat Islam dan menghormati

kedua orang tua. Sedangkan keteladanan yang tidak sengaja biasanya

dilakukan secara tidak formal. Misalnya keteladanan dalam

kepemimpinan, keikhlasan, kesabaran, dan sebagainya.45

Dalam peneladanan ini, pendidik dituntut untuk bersikap konsisten

dan kontinu dalam melaksanakannya.46 Karena objek yang dididik adalah

anak yang sangat peka terhadap tindakan-tindakan orang di sekelilingnya,

terlebih lagi yang dihadapi adalah anak usia prasekolah dimana

perkembangan kognitifnya masih sangat terbatas. Perbendaharaan katanya

masih minim, dan hubungan sosialnya tidak lebih dari lingkungan

keluarganya. Sehingga metode ini sangat relevan untuk diberikan kepada

mereka dalam memperkenalkan nilai-nilai Islam secara sederhana dan

mudah dicerna sesuai dengan kemampuannya.

4. Metode pembiasaan

Metode pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan

untuk membiasakan berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan

tuntutan ajaran agama Islam.47

44 Depag. RI, op.cit., hlm. 336. 45 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 1994), hlm. 143-144. 46 Khatib Ahmad Santhut, Menumbuhkan Sikap Sosial Moral dan Spiritual Anak dalam

Keluarga Muslim, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1998), hlm. 42-43. 47 Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,

2002), hlm. 122.

Page 42: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

31

Pembiasaan juga merupakan salah satu metode yang digunakan

dalam pendidikan Islam, yaitu dengan merubah seluruh sifat-sifat baik

menjadi suatu kebiasaan. Dalam menciptakan kebiasaan ini harus

ditumbuhkan kecintaan terlebih dahulu, kemudian merubah rasa cinta itu

menjadi sebuah motivasi untuk berbuat. Dan tentunya tindakan tersebut

dilakukan karena memiliki tujuan yang hendak dicapai, yaitu berperilaku

sesuai dengan yang disyariatkan oleh ajaran agama Islam.

Pembiasaan sangat penting dalam pembentukan pribadi anak. Anak

yang dibiasakan hidup dalam lingkungan Islami dengan landasan syariah

akan memiliki dasar-dasar yang baik dalam kehidupannya. Dalam hal ini

orang tua berperan besar dalam menciptakan suasana kondusif. Kebiasaan-

kebiasaan yang Islami akan membentuk watak akhlak si anak.

Pendidikan agama pada masa kanak-kanak, seharusnya dilakukan

oleh orang tua, yaitu dengan membiasakannya kepada tingkah laku dan

akhlak yang diajarkan oleh agama.48 Dan orang tua juga benar-benar

mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga

penanaman nilai agama tersebut tidak hanya menjadi teori belaka, namun

membekas dalam memori anak dan nantinya akan dijadikan sebagai

pedoman dalam hidupnya.

48 Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung, 1998), Cet. 9, hlm. 128.

Page 43: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

32

BAB III

PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM DI RA AL-HIDAYAH

DWP IAIN WALISONGO SEMARANG

A. Gambaran Umum RA Al-Hidayah DWP IAIN Walisongo Semarang

1. Tinjauan Historis

RA Al-Hidayah merupakan salah satu lembaga pendidikan

prasekolah yang berdiri di bawah naungan organisasi yang beranggotakan

para isteri intelektual IAIN Walisongo Semarang, yaitu pada tahun 1979

yang diketuai oleh Ibu Kholid Narbuko (isteri dekan Fakultas tarbiyah).

Pada waktu itu RA Al-Hidayah masih bertempat di masjid Baitur rahim

kelurahan Jrakah kecamatan Tugu kabupaten Semarang. Kemudian karena

masjid tersebut direnovasi kurang lebih selama 1 tahun, maka RA tersebut

dipindah di Jl. Margoyoso III yang merupakan tanah wakaf Bapak Abu

Ahmadi salah satu Dosen IAIN Walisongo Semarang dengan SK No: M-

31 HT.03 yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Februari 1986.

Adapun tujuan didirikan RA Al-Hidayah sesuai dengan tujuan

nasional, yakni:

I. Mempersiapkan anak didik menjadi manusia yang bertakwa, berakhlak

mulia sebagai muslim yang menghayati dan mengamalkan ajaran

agamanya.

II. Mempersiapkan anak didik menjadi manusia pembangunan yang

memiliki sikap dasar sebagai warga Negara Indonesia yang

berpedoman kepada Pancasila dan UUD 1945.

III. Memberi bekal dasar untuk memasuki jenjang pendidikan pada

lembaga pendidikan tingkat dasar ( Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah

Dasar ).

IV. Memberi bekal untuk mengembangkan diri sesuai dengan pendidikan

sedini mungkin.1

1 Dokumen RA Al-Hidayah DWP IAIN Walisongo Semarang.

Page 44: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

33

2. Letak Geografis

RA AL-Hidayah DWP IAIN Walisongo Semarang terletak di JL.

Margoyoso III RT 08 RW 04 Kelurahan Tambakaji Kecamatan Ngaliyan

Kabupaten Semarang. Dengan jarak kurang lebih 500 m dari jalan raya

pantura, sehingga cukup nyaman untuk pelaksanaan Belajar mengajar.

Berikut ini gambaran batas-batas RA AL-Hidayah :

- Sebelah barat : Rumah Penduduk

- Sebelah timur : Jl. Margoyoso III

- Sebelah utara : Masjid Al-Hikmah

- Sebelah selatan : Rumah penduduk

3. Organisasi dan Kepengurusan

Penasehat

Dra. Hj. Siti Afwah Djamil

Ketua I

Dra. Hj. Ummul Baroroh Hajar, M.Ag

Ketua II

Dra. Amalia Rahmi

Sekretaris

Umi Sulistiyatun, S.PdI

Hj. Sri Mushonifah

Bendahara

Siti Khotimah, S.Ag

Seksi Dana

Elly Fathonah Hafsin

Nur Huda Khoirin

Seksi Pendidikan

St. Nurhayati Tafsir

Nur Jannah Gunaryo

Page 45: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

34

4. Keadaan Tenaga Pendidik dan Peserta Didik

a. Keadaan Tenaga Pendidik

Jumlah tenaga pendidik di RA Al-Hidayah sebanyak 8 orang

yang terdiri dari 1 Kepala sekolah yang sekaligus merangkap sebagai

tenaga administrasi, 2 guru kelas, dan 5 guru ekstrakurikuler.

TABEL I

DAFTAR TENAGA PENDIDIK

RA AL-HIDAYAH IAIN WALISONGO SEMARANG

No Nama Jabatan

1 Hj. Sri Mushonifah Kepala Sekolah

2 Supiyati Guru Kelas A

3 Maslakhah Guru Kelas B

4 Umi Sulistiyatun Guru Kelas B. Inggris dan B. Arab

5 Poniman Pelatih Drum Band

6 Widodo Pelatih Drum Band

7 Wiyadi Guru Gambar

8 Sudarni Guru

b. Keadaan siswa

Gambaran kondisi peserta didik RA Al-Hidayah dalam kurun

waktu 5 tahun adalah sebagai berikut

- Tahun 2003/2004 : 72 anak

- Tahun 2004/2005 : 64 anak

- Tahun 2005/2006 : 63 anak

- Tahun 2006/2007 : 65 anak

Sedangkan jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2007/2008

yaitu sebanyak 61 anak, dengan perincian kelas A berjumlah 24 anak

terdiri dari 11 anak laki-laki dan 13 anak perempuan dan kelas b 37

anak yang terdiri dari 22 anak laki-laki dan 15 anak perempuan.2

2 Wawancara dengan kepala sekolah RA Al-Hidayah DWP IAIN Walisongo Semarang

Ibu Sri Mushonifah, pada tanggal 19 juni 2007.

Page 46: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

35

5. Sarana dan Prasarana

Sebuah lembaga pendidikan akan dikatakan baik apabila memiliki

sarana yang memadai. Adapun sarana dan prasarana yang ada di RA Al-

Hidayah antara lain:

a. Lantai bawah

- Ruang kantor

- Kamar mandi dan toilet

- Dapur

- Ruang tunggu

- Taman bermain

b. Lantai atas

- Aula

- Kamar mandi

- Toilet

- Sudut seni

Karena kegiatan belajar mengajar pada pendidikan prasekolah

banyak dilaksanakan melalui bermain yang bertujuan agar anak dapat

melakukan kegiatan yang merangsang dan mendorong perkembangan

kemampuan anak, maka di RA Al-Hidayah ini menyediakan sarana

bermain, meliputi:

- 1 buah komidi putar mini

- 2 buah jungkit-jungkit

- 1 buah ayunan

- 1 buah papan luncur

- 2 buah panjat tali

- Benda Manipulatif

- Mainan Edukatif

RA Al-Hidayah juga memiliki kegiatan ekstrakurikuler yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi dan bakat para anak didik yakni

Page 47: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

36

a. Drum Band

Drum band bertujuan untuk meningkatkan perkembangan fisik

dan motorik anak.

b. Menari

Kegiatan ini bertujuan untuk membantu anak agar dapat

mengekspresikan diri melalui seni

c. Menggambar

Menggambar dapat meningkatkan kreatifitas anak dengan

mewujudkan imajinasinya

d. Bahasa Arab dan Bahasa inggris

Melalui kegiatan ini dapat mengembangkan kemampuan anak

untuk mengetahui dan memahami bahasa arab dan bahasa inggris baik

secara lisan maupun tulisan.

e. Mengaji

Kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan membiasakan anak untuk

selalu mencintai dan membaca kitab Allah

6. Kurikulum

Pada dasarnya kurikulum itu untuk pendidikan prasekolah bersifat

menyatu dan padu, artinya tidak mengajar bidang studi secara terpisah

tetapi secara terpadu melalui tematik unit. Dan kurikulum hendaknya

mengembangkan kemampuan-kemampuan anak untuk berfikir, menalar,

mengambil keputusan dan memecahkan masalah.

Kurikulum yang digunakan di RA al-Hidayah yaitu kurikulum

yang terintegrasi yakni kurikulum yang mengajak anak untuk menyadari

lingkungannya. Sehingga anak akan mengembangkan suatu konsep

melalui asosiasi yang diperoleh melalui pengalamannya.3

3 Soematri Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),

hlm. 70.

Page 48: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

37

Pembelajaran yang dilaksanakan juga menyatukan antara aspek

kognitif afektif, dan psikomotorik, keterpaduan pembelajaran ini dapat

dilakukan melalui kesamaan tema persoalan atau kegiatan.

7. Evaluasi

Evaluasi merupakan salah satu komponen integral yang tidak dapat

dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Evaluasi ini bertujuan untuk

memperoleh informasi keefektifan proses pembelajaran dan hasil dari

kegiatan pembelajaran yang telah disampaikan.4

Proses evaluasi di RA Al-Hidayah dilakukan melalui pengamatan

secara kontinu, setiap saat ketika anak melakukan kegiatan belajar untuk

dilihat kemampuannya pada aspek tertentu. Misalnya, setiap kegiatan

latihan Drum Band di Aula anak-anak harus melepas sepatunya dan

setelah selesai anak disuruh memakai sepatu sendiri. Guru akan memantau

anak-anak yang sudah bisa memakai sepatu dengan rapi dan yang belum

bisa. Guru akan membantu dan melatih anak-anak yang belum bisa.

Adapun contoh evaluasi pada aspek kognitif, seperti : guru

menyuruh anak untuk menulis angka 1, setelah itu guru memberikan

penghargaan pada anak berupa nilai. Adapun penilaian yang digunakan

oleh pendidik RA Al-Hidayah tidak dalam bentuk angka tetapi dalam

bentuk ekspresif berupa bintang. Jika anak mendapatkan tanda tersebut

diasosiasikan bahwa mereka bisa terbang ke langit dan bisa menyentuh

bintang, yang berarti mereka telah berhasil menghadapi rintangan dan

berhasil menjadi pahlawan.

RA Al-Hidayah ini juga melakukan evaluasi portofolio, yakni

bentuk organisasi hasil belajar anak, biasanya dalam suatu folder yang

berisikan contoh-contoh hasil belajar yang menunjukkan kemampuan

anak.

4 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta 2006), hlm.

l90.

Page 49: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

38

Sedangkan evaluasi portofolio di RA Al-Hidayah sendiri

didatangkan dari IGRA (ikatan guru Raudhatul Athfal) wilayah III

(Semarang Barat) berupa buku tugas yang di dalamnya berisi : menulis,

menggambar, mewarnai pola, dan memasang velcrow yang diberikan pada

akhir semester.

Selain evaluasi tersebut RA Al-Hidayah juga melakukan evaluasi

portofolio melalui wawancara pada anak, yang bertujuan agar mereka

mampu mengutarakan secara lisan apa yang mereka sukai, bagaimana cara

mereka mempelajari suatu ketrampilan, dan apa yang mereka pelajari

selama mereka di sekolah.5

Dari semua bentuk evaluasi yang dilaksanakan RA Al-Hidayah

tersebut bertujuan untuk melihat perkembangan setiap anak meliputi :

aspek fisik-motorik, sosial, moral, emosional, intelektual, bahasa, dan

kreatifitas lainnya. Dalam pelaksanaannya, guru tidak membandingkan

prestasi anak yang satu dengan anak yang lainnya. tetapi berusaha

bagaimana untuk mengungkapkan kelebihan, kelemahan, dan kebutuhan

setiap anak. Karena pada dasarnya setiap anak memiliki bakat, minat, dan

kemampuan yang berbeda.

B. Kegiatan Belajar di RA Al Hidayah DWP IAIN Walisongo Semarang

RA adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan

program kegiatan belajar yang utuh. Dan hal ini dilandasi oleh pembinaan

kehidupan beragama yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan

ketakwaan kepada Allah Swt. Isi dari program ini adalah materi-materi

pembelajaran yang dapat dicapai melalui beberapa tema yang sesuai dengan

perkembangan anak dan kegiatan lain yang menunjang kemampuannya.

Sehingga guru berusaha untuk mengembangkan program tersebut menjadi

program kegiatan pembelajaran yang operasional.

5 Wawancara dengan Ibu Supiyati, guru kelas A RA Al-Hidayah DWP IAIN Walisongo

Semarang pada tanggal 02 Agustus 2007.

Page 50: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

39

Adapun tema-tema yang digunakan dalam program kegiatan belajar

RA Al-Hidayah kelompok A dan B adalah:

Tabel II

TEMA-TEMA PROGRAM KEGIATAN BELAJAR DI RA AL-HIDAYAH

DWP IAIN WALISONGO SEMARANG

Semester I Semester II

- Aku

- Panca indera

- Keluarga

- Rumahku

- Sekolah

- Makanan dan minuman

- Pakaian

- Kebersihan, kesehatan dan

keagamaan

- Binatang

- Tumbuhan

- Rekreasi

- Transportasi

- Pekerjaan

- Air dan udara

- Api

- Alat komunikasi

- Negaraku

- Kehidupan di kota, desa, pesisir,

dan pegunungan

- Gejala alam

- Tata surya

Sedangkan di bidang kemampuan kecerdasan spiritual, program

kegiatan belajar tersebut dimasukkan dalam kegiatan rutin, yaitu bentuk

kegiatan secara terus menerus bertahap dan berkesinambungan program

tersebut juga merupakan usaha untuk menanamkan nilai-nilai Islam dengan

cara mempersiapkan anak sedini mungkin agar berakhlak al karimah.

Berikut ini materi yang disampaikan dalam menanamkan nilai-nilai

Islam di RA Al-Hidayah DWP IAIN Walisongo Semarang :

1. Pendidikan keimanan

Mengenal Allah dan sifat-Nya.

Mengenal ciptaan Allah.

Mengenal nama malaikat Allah dan tugasnya.

Mengenal Nabi dan Rasul Allah.

Mengenal riwayat Nabi dan sifatnya.

Mengenal adanya kehidupan akhirat.

Page 51: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

40

2. Pendidikan ibadah

Mengucap dua kalimat syahadat.

Mengucap beberapa kalimat thayyibah.

Tata cara berwudhu.

Mengenal shalat dan waktu-waktu shalat serta mempraktekkannya.

Mengenal tempat-tempat ibadah.

Mengucapkan bacaan shalawat dengan fasih.

Melafadzkan adzan dan iqamah.

Mengenal arti dan cara berpuasa secara sederhana.

Mengenal arti dan cara berzakat.

Mengenal dan memperagakan manasik haji.

Mengenal dan melaksanakan hari-hari besar Islam.

Membaca dan menghafalkan surat-surat pendek.

Membaca dan menghafalkan do'a sehari-hari.

3. Pendidikan akhlak

Terbiasa mengucapkan dan menjawab salam.

Terbiasa membaca do'a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.

Senang bersikap jujur.

Berlatih hormat kepada orang tua guru.

Berani karena benar dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar.

Menerima tugas dengan ikhlas dan melakukannya dengan penuh

tanggung jawab.

Mudah meminta maaf dan suka memberi maaf.

Tolong menolong dan dapat bekerja sama.

Berlatih mandiri.

Terbiasa mengikuti tata tertib dan aturan sekolah.

Mengenal tata cara berperilaku terhadap binatang dan alam.

Terbiasa mengucapkan terima kasih, tolong, dan permisi dengan baik.

Mampu mengendalikan emosi negatif.

Tepat waktu saat berangkat sekolah.

Page 52: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

41

C. Metode Penanaman Nilai-Nilai Islam di RA Al-Hidayah DWP IAIN

Walisongo Semarang

1. Metode Bermain

Dunia anak adalah dunia bermain, bermain merupakan kebutuhan

esensial bagi anak usia prasekolah. Metode ini bermanfaat bagi

perkembangan anak. Dengan bermain akan membantu perkembangan

aspek motorik, kognitif , kreatifitas, bahasa, emosi, dan sosial.

Kegiatan bermain di RA Al-Hidayah di bagi menjadi dua yaitu

bermain aktif dan pasif. Dalam bermain aktif, anak dapat diajak berlomba

mencari salah satu huruf Hijaiyyah, menyusun huruf Hijaiyyah, mewarnai

gambar-gambar Islam, dan lain-lain. Dalam hal bermain pasif, guru

membacakan bacaan-bacaan Islami, sandiwara boneka dengan cerita yang

Islami, dan bermain peran tokoh-tokoh Islam apabila memungkinkan.

2. Metode Demonstrasi

Pembelajaran pada anak usia prasekolah dengan metode ini akan

dapat memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak

karena bagi anak melihat bagaimana suatu peristiwa berlangsung lebih

menarik dan merangsang perhatian serta lebih menantang dari pada hanya

mendengarkan penjelasan guru. Misalnya : bila guru menanamkan nilai

ibadah shalat pada anak diperlukan ilustrasi gambar atau ilustrasi melalui

simulasi. Maka disini guru dapat mendemonstrasikan gerakan-gerakan

dalam shalat sambil menjelaskan aturan dan bacaan-bacaannya. Guru tidak

hanya satu kali dalam memperagakan tetapi berulang kali dengan penuh

kesabaran. Kemudian dengan suara yang lantang dan jelas guru berusaha

memfokuskan perhatian anak untuk menirukan apa yang telah

didemonstrasikan sampai anak benar-benar paham. Sehingga pengalaman

belajar anak menjadi lebih bermakna.

Para pendidik RA Al-Hidayah juga menggunakan metode

demonstrasi ini untuk menanamkan nilai-nilai akhlak, seperti : berbakti

Page 53: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

42

kepada orang tua mematuhi tata tertib, bertanggung jawab, dan

sebagainya.

3. Metode Suri Teladan

Pada usia prasekolah, anak akan menunjukkan perilaku moral dan

kehidupan beragama yang baik dengan cara mengobservasi dan imitasi

orang dewasa baik guru maupun orang tuanya. Karena mereka

menganggap bahwa gurunya adalah model yang kompeten dengan

kepribadian yang kuat. Apalagi jika gurunya memiliki perilaku sosial yang

hangat dan responsif, anak akan benar-benar menjadikannya sebagai tokoh

panutan. Misalnya : apabila anak telah selesai mengerjakan tugas, maka

guru akan memberi penghargaan dengan mengucapkan "Alhamdulillah,

anak pintar...pekerjaanmu bagus!" atau anak mau berbagi dan berkata jujur

dengan temannya, kemudian guru memuji perilaku dan sikap baik yang

diperbuatnya dengan "Subhanallah, kamu anak yang baik nak!" dengan

cara seperti ini anak akan senang mengulangi hal-hal yang baik tersebut

dan menirukan perilaku Islam yang dicontohkan gurunya.

4. Metode Hukuman

Hukuman kadang diperlukan dalam pendidikan. Hukuman

merupakan sanksi fisik maupun psikis yang boleh diberikan ketika anak

melakukan kesalahan dengan sengaja. Berat ringannya hukuman juga

disesuaikan dengan besar kecilnya kesalahan, dan kemampuan anak

menerima hukuman tersebut.

Para pendidik RA Al-Hidayah kadang menggunakan metode ini

untuk melatih anak didik terbiasa hidup disiplin dan bertanggung jawab.

5. Metode Perhatian/Kasih Sayang

Anak yang senantiasa diperhatikan akan merasa aman, hidup

dengan penuh rasa cinta, optimis dan memandang positif pada

lingkungannya, sebaliknya, jika kurang mendapatkan perhatian atau

bahkan terlantar, anak akan tumbuh dalam rasa terabaikan. Anak akan

memandang positif dan tidak peduli dengan lingkungannya karena apabila

Page 54: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

43

pada tahap awal anak telah kehilangan kasih sayang, maka pada tahap

selanjutnya akan sulit menyayangi orang lain.

Metode ini digunakan di RA Al-Hidayah apabila anak didik susah

diatur dan kondisi kelas tidak memungkinkan untuk dilangsungkan

pembelajaran.

6. Metode Pembiasaan

Pembiasaan sangat penting dalam pembentukan pribadi anak-anak

yang dibiasakan hidup dalam lingkungan Islam akan memiliki dasar-dasar

yang baik dalam kehidupannya. Dengan metode ini para pendidik di RA

Al-Hidayah mencoba untuk merubah sifat-sifat baik menjadi suatu

kebiasaan. Mereka dibiasakan untuk berperilaku sesuai dengan yang

diisyaratkan oleh ajaran agama Islam, seperti : membaca do'a sebelum dan

sesudah melakukan kegiatan, memakai busana muslim, berkata jujur,

saling menyayangi, dan saling menghormati.

7. Metode Karya Wisata

Metode ini diberikan kepada murid-murid RA Al-Hidayah dengan

cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung

yang meliputi : anak-anak di ajak ke taman lele untuk melihat berbagai

macam binatang. Mereka mendapat kesempatan untuk mengamati tingkah

binatang-binatang yang ada di dalamnya. Dengan kegiatan tersebut maka

akan timbul rasa ingin tahu yang besar pada setiap anak. Rasa ingin tahu

tersebut memotivasi anak untuk memperoleh informasi lebih lanjut dari

gurunya mengenai namanya, makanannya, pendapatnya, dan lain-ain.

Disini guru dapat mengenalkan Allah dan ciptaan-Nya pada mereka,

sehingga beberapa nilai keimanan dan akhlak dapat ditanamkan melalui

karya wisata ini antara lain percaya adanya Allah, sifat-sifat Allah, wujud

terima kasih kepada Allah, dan menyayangi ciptaan Allah.

Page 55: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

44

D. Kendala-Kendala yang Dihadapi dalam Menanamkan Nilai-Nilai Islam

di RA Al-Hidayah

Dalam menanamkan nilai-nilai Islam di RA Al-Hidayah ini bukanlah

suatu hal yang mudah, pendidik dituntut untuk dapat membantu, mengarahkan

dan membimbing anak dalam pembelajarannya yang sesuai dengan norma

kehidupan Islam, karena objek yang mereka didik adalah manusia unik yang

memiliki kemampuan dasar untuk di bina cenderung susah diatur.

Berikut ini adalah beberapa kendala yang dihadapi pendidik RA Al-

Hidayah, yaitu:

1. Terbatasnya jumlah pendidik di RA Al Hidayah menyebabkan

pengkondisian kelas yang kurang optimal. Sehingga sering terjadi

kegaduhan yang menghambat pembelajaran.

2. Kurangnya persediaan sarana dan prasarana yang menunjang proses

pembelajaran.

3. Terbatasnya media pembelajaran. Sehingga metode yang digunakan dalam

pembelajaran pun kurang bervariasi.

4. Perbedaan latar belakang keluarga. Anak yang berasal dari keluarga yang

pendidikan agamanya minim berpengaruh terhadap pengetahuan anak

tentang agama Islam.

5. Lingkungan yang tidak kondusif mendorong anak untuk mengimitasi

perilaku yang tidak baik.

E. Upaya yang Dilakukan Pendidik RA Al-Hidayah

Untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam menanamkan

nilai Islam, maka para pendidik RA Al-Hidayah mengambil strategi yang

dapat merubah belajar anak menjadi optimal, antara lain :

1. Pendidik berusaha untuk menyuguhkan materi pendidikan agama yang

bervariasi dan relevan dengan kehidupan anak serta menimbulkan minat

dalam diri anak.

2. Para pendidik selalu menunjukkan sikap kasih sayang dan penuh

kesabaran dalam membimbing anak.

Page 56: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

45

3. Pendidik berusaha membimbing anak dengan membiasakan berperilaku

Islami baik di kelas maupun di luar kelas.

4. Memberikan perhatian khusus bagi anak yang pasif di kelas.

5. Memberikan aturan-aturan yang jelas dan konsisten tentang perilaku di

kelas.

6. Pendidik selalu mendorong anak untuk mengambil inisiatif sendiri dan

memilih aktifitas yang disukainya.

Page 57: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

46

BAB IV

ANALISA PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA ANAK USIA

PRASEKOLAH DI RA AL-HIDAYAH DWP IAIN WALISONGO

SEMARANG

A. Analisa Penanaman Nilai-Nilai Islam Pada Usia Prasekolah

Setelah mengkaji dan menelaah penanaman nilai-nilai Islam pada

pendidikan prasekolah, melalui berbagai metode, materi dan faktor penunjang

lainnya. Penulis menyatakan bahwa pemahaman anak tentang agama masih

bersifat sederhana, konkrit, dan realistis. Sehingga menjadi hal yang penting

bagi pendidik untuk melakukan pembiasaan terhadap mereka yaitu dengan

cara berulang-ulang. Kegiatan ini cocok diterapkan untuk anak usia

prasekolah yang masih cenderung mudah menurut dan diajak kerja sama,

sehingga mau mengerjakan perintah orang tua ataupun gurunya. Walaupun

anak-anak pada fase ini kadang menunjukkan perilaku egosentris, seperti

melanggar aturan dan melaksanakan keinginannya, namun sebaiknya pendidik

tetap memperhatikan mereka dan menyadari perkembangan moral yang belum

optimal.

Kemampuan anak prasekolah untuk berpikir tentang objek, kejadian,

simbol, atau orang lain sudah mulai berkembang. Namun, mereka belum

dapat berpikir abstrak sehingga memerlukan simbol yang konkrit saat

menanamkan konsep pada mereka. Karena mereka memandang sesuatu hanya

pada satu aspek saja. Misalnya : penyampaian materi ibadah shalat, guru harus

menunjukkan gambar tata cara wudhu dan shalat. Di samping itu guru juga

memperagakan kegiatan yang sesuai dengan gambar dan diikuti oleh peserta

didik.

Perhatian anak usia prasekolah masih bersifat divergen (kesana

kemari). Sehingga menjadi hal yang penting untuk membuat anak fokus pada

apa yang diajarkan oleh guru. Para pendidik dituntut untuk lebih sabar, telaten

namun tegas dalam menghadapi mereka, diusahakan guru tidak sekali-kali

memarahi anak yang kurang dapat belajar dengan cepat, karena reaksi negatif

Page 58: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

47

guru yang dianggap orang dewasa yang lebih dipercayai akan selalu diingat

dan membuat mereka termotivasi untuk belajar.1 Bagi anak usia prasekolah,

bukan target jumlah materi yang bisa dipelajari yang menjadi sasarannya,

tetapi penerimaan guru yang menyenangkan dan memahami mereka sebagai

anak-anak adalah kesan yang akan selalu diingat oleh anak dapat

membangkitkan motivasi belajarnya. Demikian juga pada pembelajaran al-

Qur'an, anak akan senang diajari oleh guru yang ramah dan perhatian,

sehingga apa yang disampaikan gurunya mudah diserap dan dipahami.

Untuk memahami sampai dimana batas kemampuan anak sesuai

perkembangan usianya, memerlukan pengetahuan tersendiri. Sebaiknya orang

tua ataupun guru memahami perkembangan dengan cara mengontrol dan

membimbingnya. Namun tidak menutup kemungkinan untuk memberikan

kebebasan kepada mereka untuk berekspresi. Dengan kata lain, pendidik harus

bisa mengerti, memahami dan selanjutnya menghargai pikiran dan pendapat

anak, misalnya, mengerti sampai batas usia berapa sebuah kebohongan pada

anak masih dianggap wajar.2

Anak usia prasekolah dituntut untuk memahami situasi sosial di

lingkungannya, anak mulai belajar untuk mengetahui apa yang dirasakan oleh

orang lain. Selain itu, anak juga dilatih untuk melepaskan ketergantungannya

terhadap ibu. Mereka diberi kesempatan untuk bergaul dengan anak-anak

lain.3 Dengan hal ini mereka akan mendapat banyak manfaat, mereka belajar

mengekspresikan perasaannya dengan cara yang sesuai dengan

lingkungannya, melatih mereka berinteraksi dengan anak lain, belajar berbagi,

dan belajar menjadi bagian dari kelompok kompetensi seorang anak akan

berkembang jika ia memiliki kesempatan untuk bergaul.

Berdasarkan cara pandang diatas, maka penanaman nilai-nilai Islam

pada usia prasekolah menjadi sesuatu yang urgen dalam proses pembentukan

kepribadian anak yang kuat, bertakwa, cerdas, dan berakhlak mulia supaya

1 Nurani, Edisi 291 Tahun V, Minggu IV Juli 2006, hlm. 18. 2 Irawati Istadi, Mendidik dengan Cinta, (Bekasi: Pustaka Inti, 2006), hlm. 40. 3 Edy Gustian, Mempersiapkan Anak Masuk Sekolah, (Jakarta: Puspa Swara, 2001), hlm.

21.

Page 59: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

48

mereka mempunyai bekal di masa depan untuk menjalankan tugas-tugasnya

sebagai manusia dewasa dalam realitas kehidupan, baik tugas individu

maupun sosial. Dalam pandangan Islam bekal masa depan itu berupa

pendidikan agama yang baik. Maka di lembaga pendidikan prasekolah perlu

adanya sistem pendidikan yang mengimplementasikan program-program

pendidikan melalui metode, pendekatan dan sistem pembelajaran yang patut

dan menyenangkan.

Materi pendidikan agama Islam untuk usia prasekolah hendaknya

disampaikan secara berulang-ulang dan konsisten, serta menggunakan bahasa

yang dapat dimengerti oleh mereka. Demikian juga metode yang digunakan

harus relevan dan menggunakan media yang konkrit. Menurut penulis metode

yang sesuai untuk anak usia prasekolah yakni : pembiasaan, peneladanan,

cerita, demonstrasi, dan bermain. Karena pada dasarnya mereka lebih suka

dunia santai yang menyenangkan, meniru segala sesuatu atas dasar

penasarannya, dan mudah diajak menggunakan suatu hal sesuai dengan yang

diperintahkan gurunya.

Metode hukuman boleh diterapkan pada anak usia prasekolah, tetapi

harus diimbangi dengan kadar kasih sayang yang lebih banyak. Hal ini sesuai

dengan perintah Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Darami yang

berbunyi:

4 )رواه الدرامى. (بوه عليها ابن عشرة علموا الصيب الصالة ابن سبع سنني واضر

Didiklah anak kalian untuk mengerjakan shalat jika sudah sampai usia tujuh tahun dan pukullah ia jika sampai mengabaikannya pada usia sepuluh tahun. (HR. Ad-Darami)

Pada hadits tersebut, secara tidak langsung Rasulullah Saw.

menyampaikan kepada kita, bahwa hendaknya dalam mendidik anak dilandasi

4 Abi Muhammad Abdullah Ibn Baharamar al Darami, Sunan Ad-Darami, Juz I (Beirut:

Dar al Fikr, t.th), hlm. 333.

Page 60: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

49

kasih sayang. Rasulullah Saw menyuruh kita untuk mendidik dan

membiasakan anak dalam mengerjakan shalat mulai dari usia tujuh tahun yang

berarti anak memiliki kesempatan belajar disiplin shalat jadi wajar jika

mereka telah menginjak usia sepuluh tahun dan meninggalkan shalat untuk

diberi hukuman.

Namun perlu diingat, pendidikan tidak boleh memakai standar orang

dewasa untuk mengevaluasi keberhasilan anak, ketika anak melakukan

pelanggaran yang tidak sesuai dengan etika Islam, seperti merebut mainan

temannya, guru hanya boleh menegurnya. Biarkan anak itu mengarahkan

dirinya dalam mencari solusi sehingga ketika mereka bisa melakukannya,

mereka akan merasa berhasil. Rasa keberhasilan ini akan memotivasi mereka

untuk terus aktif belajar dan bereksplorasi.

Dalam menanamkan nilai-nilai Islam pada pendidikan prasekolah,

pendidik dapat memodifikasi kurikulum pendidikan agama Islam dalam

pembelajaran yang dapat mencakup pengembangan seluruh dimensi

perkembangan anak seperti: spiritual, emosional, sosial, kognitif dan fisik, dan

pendidik juga dituntut untuk dapat menciptakan suasana belajar yang

interaktif yaitu keaktifan peserta didik dalam bereksplorasi dan peserta didik

dapat berinteraksi dengan guru dan kawan-kawannya. Sehingga kurikulum

yang digunakan di dalamnya harus memfokuskan peserta didik pada cara

kehidupan dan perilaku Islami dalam pembelajarannya, bukan menganggap

pendidikan agama Islam sebagai salah satu bidang pelajaran. Pendidik harus

menjadi salah satu tokoh teladan dan pendidik juga harus menciptakan

suasana Islami dengan cara memakai pakaian yang dianjurkan oleh syariat

Islam serta menggunakan ucapan-ucapan yang baik dalam kesehariannya.

Menurut penulis, upaya dalam menanamkan nilai-nilai islam di RA

Al-Hidayah cukup bagus. Karena pendidikan agama yang diberikan kepada

anak tidak sekedar sebagai pengetahuan intelektual saja, tetapi pendidik juga

berusaha untuk mendidik dan membimbing mereka untuk

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 61: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

50

Para pendidik di RA Al-Hidayah benar-benar menunjukkan pribadi

yang islami, seperti: Berbusana yang sopan dan menutup aurat, menjaga

tindakan dengan hati-hati, dan menggunakan bahasa yang sopan. Mereka

berlaku demikian karena mereka memang menjadi contoh bagi anak didiknya

baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sehingga kepatuhan dan perilaku

baik yang ditunjukkan anak tidak didasarkan atas rasa takut terhadap teguran

gurunya ataupun karena ingin mendapat pujian. Tetapi mereka ikhlas

melakukannya.

Penanaman nilai akhlak dan ibadah di RA al-Hidayah sudah bagus.

Karena anak selain mendapat pendidikan agama dari sekolah, mereka juga

memperolehnya dari luar. Kebanyakan peserta didik RA al-Hidayah

mengikuti belajar ngaji di TPQ al-Hikmah pada sore harinya. Dengan

kegiatan ini, perilaku buruk yang mereka lihat di sekitar lingkungannya cukup

terkontrol dan terkendali.

Adapun metode yang digunakan dalam menanamkan nilai-nilai islam

di RA Al-Hidayah tersebut kurang variatif, karena terbatasnya sarana dan

prasarana itu hanya mengandalkan pemberian dari wali murid. Problem ini

kadang berdampak pada proses pembelajaran. Sehingga ada beberapa tema

pelajaran yang kurang optimal dalam penyampaiannya.

B. Implementasi Nilai-nilai Islam di RA Al-Hidayah DWP IAIN Walisongo

Semarang

Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi. Potensi ini merupakan

fitrah yang diberikan Allah kepada setiap manusia dan tidak akan pernah

mengalami perubahan. Yang berarti manusia akan dapat terus berpikir dan

bertindak serta dapat terus berkembang. Fitrah inilah yang membedakan

manusia dengan makhluk yang lain. Sehingga manusia disebut makhluk yang

istimewa dan mulia serta makhluk pedagogis.

Namun menurut penulis, potensi yang terdapat dalam diri anak akan

mudah berubah karena beberapa hal, antara lain disebabkan karena arus

globalisasi dan budaya yang tidak sesuai dengan ajaran agama yang

Page 62: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

51

menyerang ke berbagai aspek kehidupan di bumi. Munculnya penayangan

program televisi yang seronok, gaya hidup glamor, dan perilaku negatif

lainnya dapat meracuni pola pikir dan pola hidup anak. Sehingga orang tua

maupun guru harus membimbing dan mengarahkannya yaitu melalui proses

pendidikan.

RA Al-Hidayah DWP IAIN Walisongo Semarang merupakan salah

satu lembaga pendidikan prasekolah Islam yang mencanangkan program

kegiatan belajar yang dipadukan dengan pendidikan agama Islam. Adapun

tujuannya adalah untuk mempersiapkan anak didik menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia sebagai muslim yang menghayati

dan mengamalkan ajaran agamanya.

Adapun pelaksanaan penanaman nilai-nilai Islam di RA Al-Hidayah

ini diintegrasikan dalam program kegiatan belajar seperti:

- Pengenalan Allah dengan cara yang sederhana.

Misalnya, di dalam kelas guru menunjuk ke arah papan tulis, meja, kursi

dan gambar-gambar yang ada dan kemudian ditanyakan penciptanya

secara detail.

- Pengenalan sesuatu yang halal dan haram dengan bahasa yang dapat

dimengerti oleh anak usia prasekolah.

- Mengenalkan tokoh-tokoh teladan dalam Islam melalui cerita.

- Mengajarkan baca al-Qur'an dengan baik dan benar.

- Mengajarkan akhlak yang baik.

- Mengajarkan etika sosial dengan baik.

Penerapan pendidikan akhlak di RA Al-Hidayah tidak berbentuk

pengajaran. Tetapi berupa peneladanan dan pembiasaan. Karena memang

tingkat perkembangan pada pola pikir anak usia prasekolah baru pada tingkat

imitatif. Sehingga penghayatan agamanya pun belum merupakan keseriusan,

namun berupa latihan yang sangat berarti bagi mereka. Demikian juga peserta

didik RA Al-Hidayah ini sudah mulai terbiasa mengerjakan hal-hal yang baik,

seperti :

Page 63: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

52

- Terbiasa mengucapkan salam jika bertemu gurunya.

- Mengambil, memberi, makan dan minum dengan tangan kanan.

- Terbiasa sederhana dalam makan dan minum, serta tidak rakus.

- Membaca basmalah dalam setiap memulai kegiatan.

- Mengucapkan kata-kata yang sopan.

- Menghormati orang lain, seperti : tidak mengambil permainan atau

makanan anak yang lain.

Pendidik di RA Al-Hidayah juga sering kali memberikan dorongan

agar peserta didiknya berani mencoba melakukan hal-hal yang menantang

sesuai dengan tahapan perkembangannya. Misalnya, guru menyuruh anak

untuk menyiapkan barisan, memimpin do’a, imam dalam shalat. Hal ini

dilakukan guru dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa percaya diri,

memiliki jiwa kepemimpinan, serta mendorong perkembangan kognitif dan

emosinya.

Walaupun demikian dalam upaya penanaman nilai-nilai Islam di RA

Al-Hidayah ini juga menemukan beberapa hambatan. Baik dari faktor

eksternal maupun faktor internal. Adapun faktor penghambat eksternal itu

muncul dari lingkungan, keluarga, dan teman permainan. Jadi walaupun anak

sudah diberi beberapa pengetahuan tentang nilai-nilai luhur dalam Islam di

sekolah, jika di luar sekolah kemudian mereka melihat sesuatu yang asing,

maka rasa penasarannya semakin besar. Dan mengantarkan pada tahap

eksperimen. Padahal guru tidak bisa memantau perilaku mereka sepenuhnya.

Sedangkan dari faktor internal sendiri berupa, pengkondisian kelas yang

belum optimal karena keterbatasan guru, sehingga proses belajar pun sering

terganggu. Serta keberagaman karakter dan kemampuan anak.

Adapun upaya yang dilakukan pendidik di RA Al-Hidayah dalam

menangani hambatan tersebut yakni, selalu memotivasi anak dalam

melakukan kegiatan yang berkaitan dengan perintah agama, memberi pujian

kepada anak ketika anak sudah menunjukkan perubahan sikap, dan

mendiskusikan perilaku tidak baik yang dilakukan anak kepada orang tuanya.

Page 64: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

53

Bertolak dari pemikiran di atas, maka menurut penulis implementasi

nilai-nilai islam di RA al-Hidayah sudah tepat. Karena materi-materi

keislaman yang diberikan sudah memenuhi beberapa aspek penting dalam

islam, seperti: aspek ibadah, aspek akhlak, aspek ketauhidan, dan aspek sosial

yang semuanya memang dibutuhkan oleh anak sebagai bekal dan pedoman

hidupnya kelak.

Sedangkan mengenai metode pengembangan agama yang digunakan,

pendidik RA Al-Hidayah lebih menekankan peneladanan (suri teladan) dan

pembiasaan. Dan kedua metode tersebut tepat diberikan pada anak usia

prasekolah. Karena mereka lebih mempercayai dan mentaati perintah gurunya

daripada orang lain.

Page 65: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

54

Page 66: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Penanaman nilai-nilai Islam pada pendidikan prasekolah dapat diterapkan

dengan cara mengkolaborasikan moral spiritual ke dalam bentuk kegiatan

anak sehari-hari. Jadi nilai-nilai dan pengetahuan Islam digbungkan

dengan program pelatihan dan pendidikan anak secra total. Pendidikan

agam lebih difokuskan pada cara kehidupan dan perilaku islami dari pada

pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

pelajaran.

2. Pelaksanaan penanaman nilai-nilai islam di RA Al-Hidayah DWP IAIN

Walisongo Semarang sudah berjalan dengan baik. Karena di dalam

pembelajarannya menggunakan materi dan metode yang disesuaikan

dengan umur, perkembangan psikologis, serta kebutuhan spesifik anak.

Materi yang diberikan diantaranya: nilai keimanan, nilai ibadah, nilai

akhlak dan nilai sosial. Sedangkan metode yang sesuai bagi anak

prasekolah antara lain : keteladanan, pembiasaan, bermain, cerita,

demonstrasi, dan karyawsata.

3. Pada dasarnya keterbatasan jumlah pendidik, kurangnya sarana dan

prasarana, kurangnya media pembelajaran, perbedaan latar belakang

keluarga setiap anak, dan lingkungan keluarga yang tidak kondusif

menjadi kendala dalam menanamkan nilai-nilai Islam di RA Al-Hidayah

DWP IAIN Walisongo Semarang. Dalam menghadapi kendala tersebut,

para pendidik selalu berusaha memberikan materi dan metode yang

bervariasi, para pendidik selalu menunjukkan sikap kasih sayang dan

penuh kesabaran dalam membimbing anak, memberikan perhatian khusus

bagi anak yang pasif di kelas, memberikan aturan-aturan yang jelas dan

54

Page 67: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

konsisten tentang perilaku di kelas, pendidik selalu mendorong anak

untuk mengambil inisiatif sendiri dan memilih aktifitas yang disukainya.

B. Saran-saran

Berdasarkan uraian dan cara pandang diatas, ada beberapa saran

terkait dengan upaya pemahaman nilai-nilai pada pendidikan prasekolah :

1. Karena nilai-nilai Islam merupakan kebutuhan yang fundamental bagi

anak usia prasekolah, maka dalam pengembangannya dibutuhkan kerja

sama dalam lingkungan pendidikan baik orang tua, guru serta masyarakat

agar mereka lebih memperhatikan kualitas agama pada anaknya.

2. Perlu adanya pembenahan paradigma masyarakat yang mendikotomikan

pendidikan agama dengan pendidikan umum. Hendaknya orang tua

berusaha untuk menyeimbangkan kedua kebutuhan tersebut.

3. Lembaga pendidikan prasekolah Islam dapat dijadikan model pendidikan

alternatif saat ini. Karena di dalamnya menerapkan sistem pendidikan

Islam yaitu dengan mengkolaborasikan moral spiritual ke dalam bentuk

kegiatan anak sehari-hari.

C. Penutup

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah

yang Maha Sempurna. Karena hanya dengan pertolongan-Nya penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini. Naskah yang sangat sederhana ini, di susun sebagai

syarat akhir kelulusan. Penulis sadar sepenuhnya skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan.

Akhirnya dengan hanya mengharap ridha-Nya semoga tulisan ini bermanfaat

bagi penulis khususnya serta pembaca pada umumnya. Amin.

Page 68: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

DAFTAR PUSTAKA

Al Darami, Abi Muhammad Abdullah Ibn Baharamar, Sunan Ad-Darami, Juz I

Beirut: Dar al Fikr, t.th.

Al-Amir, Najib Khalid, Min Asalibi ar-Rasul fi at-Tarbiyah, terj. M. Iqbal Haetami, Mendidik Cara Nabi Saw, Bandung: Pustaka Hidayah, 2002.

Al-Syaibani, Oemar Mohammad Atoumy, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1997.

Arif, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2002.

Arifin, Muzayyin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003..

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Ash-Shawwaf, Muhammad Syarif, Tarbiyyah al-Abna Wa al-Murahiqin Min Manzhar asy-Syar’iyyah, terj.Ujang Tatang Wahyudin, Kiat-kiat Efektif Mendidik Anak dan Remaja, Bandung: Pustaka Hidayah, 2003..

Azwar, Saifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998, Cet. I.

Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002.

Daradjat, Zakiah, Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, 1998, Cet. 9.

__________, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta: Bulan Bintang, 1996.

Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Diponegoro, 2006.

Dimas, Muhammad Rasyid, Siyasat Tarbawiyah Khathiah, terj. Sari Narulita, 20 Kesalahan dalam Mendidik Anak, Jakarta: Rabbani Press, 2005.

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta 2006.

Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Konseling dan Terapi Keluarga, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005.

Gustian, Edy, Mempersiapkan Anak Masuk Sekolah, Jakarta: Puspa Swara, 2001.

Istadi, Irawati, Mendidik dengan Cinta, Bekasi: Pustaka Inti, 2006.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, Depdiknas, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Kartono, Kartini, Mengenal Dunia Kanak-Kanak, Jakarta: Rajawali, 1985.

Page 69: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

Mahalli, A. Mudjab, Menikahlah, Engkau Menjadi kaya, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001.

Majah, Abi Abdullah Muhammad Ibnu Yazid al-Qazwini Ibnu, Sunan Ibnu Majah, Juz II, Beirut: Dar al Fikr, t.th.

Majid, Abdul Aziz Abdul, al-Qishash fi at-Tarbiyah, terj. Syarif Hade Masyah Hakif, dan Mahfud L., Mendidik Anak Lewat Cerita, Jakarta: Mustaqim, 2003.

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Megawangi, Ratna, et.al, Pendidikan Yang Patut dan Menyenangkan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Morrison, George S., Early Childhood Education Today, Fourth Edition, London: Merill Publishing Company, tth.

Muhajir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rakesarasin, 1996.

Musfiroh, Tadkirotun, et.al., Cerita dan Perkembangan Anak, Yogyakarta: Navila, 2005.

Muslim, Shahih Muslim, Juz 2, Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, tth.

Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998.

Nurani, Edisi 291 Tahun V, Minggu IV Juli 2006.

Patmonodewo, Soematri, Pendidikan Anak Pra Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.

Santhut, Khatib Ahmad, Menumbuhkan Sikap Sosial Moral dan Spiritual Anak dalam Keluarga Muslim, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1998.

Sudono, Anggani, Sumber Belajar dan Alat Permainan: Untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Grasindo, 2000.

Suharsono, Membelajarkan Anak Dengan Cinta, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998.

Surachmad, Winarno, Dasar dan Teknik Research: Pengantar Metodologi Ilmiah, Bandung: CV. Transito, 1997.

Page 70: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

Suyanto, Slamet, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Yogyakarta: Hikayat, 2005.

Syantut, Khalid Ahmad, Rumah: Pilar Utama Pendidikan Anak, Jakarta: Rabbani Press, 2005.

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1994.

Tarazi, Norma, The Child in Islam: a Muslim Parent’s Handbook, terj. Nawang sri Wahyunngsih, Wahai Ibu Kenali Anakmu: Pegangan Orang tua Muslim Mendidik Anak, Bandung: Mitra Pustaka, 2003.

Thoha, Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, Jakarta: Cipta jaya, 2003.

Wahyudi, CHA dan Dwi Retna Damayanti, Program Pendidikan untuk Anak Usia Dini di Prasekolah Islam, Jakarta: Gramedia Widya Sarana Indonesia, 2005.

Wiryasumarta, Y., Pentingnya Pendidikan di TK dalam Perilaku Anak Usia Dini Kasus dan Pemecahannya, Yogyakarta: Anggota IKAPI, 2003.

Page 71: PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM PADA PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengajaran dan pembelajaran mengenai Islam sebagai salah satu bidang

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Iis Sholihah

NIM : 3103268

Tempat/Tanggal Lahir : Cirebon, 24 juli 1985

Alamat Asal : Jl. Cisanggarung No.82 Rt.06 Rw.02 Mulyasari-

Losari Cirebon 45192

Tlp (0231) 832 028

Alamat Sekarang : Jl.Margoyoso II No.39 B

Tambakaji-Ngaliyan

Semarang 50185

Pendidikan :

1. TK Islam An-Nahdiyyah Losari Cirebon lulus tahun 1992

2. MI Assuniyah 01 Losari Cirebon lulus tahun 1997

3. SMP Assuniyah Losari Cirebon lulus tahun 2000

4. MAN Pemalang lulus tahun 2003

5. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Jurusan PAI minor Bahasa

Inggris masuk tahun 2003