PENANAMAN MODAL

31
PENANAMAN MODAL (INVESTASI )

description

PENANAMAN MODAL. (INVESTASI). MOTTO :. “ PRASASTI “. (PRAKTIS TRANSFARAN PASTI). PASSWORD :. APA YANG BISA KAMI BANTU. ALUR PIKIR. PPTSP. RAPEKADA : RENCANA AKSI PEMBERANTASAN KORUPSI DAERAH. GOD PUBLIC GOVERNANCE. REFORMASI BIROKRASI. FAKTA INTEGRITAS. L K P N. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PENANAMAN MODAL

Page 1: PENANAMAN MODAL

PENANAMAN MODAL(INVESTAS

I)

Page 2: PENANAMAN MODAL

MOTTO :

“ PRASASTI “(PRAKTIS TRANSFARAN PASTI)

PASSWORD :

APA YANG BISA KAMI BANTU

Page 3: PENANAMAN MODAL

PPTSPREFORMASIBIROKRASI

GODPUBLICGOVERNANCE

RAPEKADA :RENCANAAKSIPEMBERANTASANKORUPSIDAERAH

ALUR PIKIR

-FAKTA INTEGRITAS-L K P N

Page 4: PENANAMAN MODAL

Aktivitas Ekonomi(BISNIS)

Kesejahteraanmasyarakat

Identifikasi dan Evaluasi potensidan keunggulan yang dimiliki,

serta kebutuhan masing-masing daerah, merupakan hal yangpenting untuk peningkatan

investasi

Pemerintah perlu mendorong aktivitas ekonomi dan bisnis,

di masing-masing daerah,sesuai dengan potensi dan

keunggulan yangdimiliki

Meningkatkanmartabat

bangsaKegiataninvestasi

INVESTASI DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

INVESTASI :ADALAH HAL YANG MUTLAK DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI SUATU BANGSA

Page 5: PENANAMAN MODAL

SKEMA KEGIATAN PENANAMAN MODAL

PotensiSumber

Daya Nasional

KEGIATAN INVESTASI

Wiraswasta Modal Bahan

BakuTekno-

logiPeluang

Usaha

Sarana Pra-sarana PasarTenaga

kerjaManaje

men

- Menghasilkan Barang dan jasa- Memperluas Kesempatan usaha- Menciptakan Lapangan kerja- Nilai tambah- Kapabilitas Teknologi- Kapabilitas Manajemen- Mengembang- kan rekayasa

KekayaanEkonomi

r i i l

PertumbuhanEkonomidaerah

Penyerapan tenaga

kerja

Page 6: PENANAMAN MODAL

Pemberian fasilitas fiskal akan diatur dengan Peraturan Menteri

Keuangan (Pasal 18 ayat 7)

Pembagian urusan pemerintah di bidang

penanaman modal akan diatur dengan Peraturan

Pemerintah (Pasal 30 ayat 9)

Kriteria dan persyaratan bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan

persyaratan masing-masing ditetapkan dgn Perpres (Pasal

12 aayat 4).

Ketentuan pelaksanaan dari undang-undang

Nomor 25 Tahun 2007 masih akan diatur kemudian dengan

Peraturan Pemerintah atau Peraturan Presiden atau

Peraturan Menteri ataupun dengan Undang-undang

adalah :

Tatacara dan pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu akan diatur dengan Peraturan Presiden (Pasal 26

ayat 3)

Penetapan bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha

yang terbuka dengan persyaratan ditetapkan dgn Perpres (Pasal 12 ayat 3).

Ketentuan Kawasan Ekonomi Khusus akan diatur dengan Undang-

undang (Pasal 31 ayat 3)

Catatan : Nomor 1 dan nomor 2 sudah terbit yaitu dengan Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2007 tentang kriteria dan persyaratan penyusunan bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal, dan Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 tentang daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang

usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal.

1 2

3

4

56

KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL

Page 7: PENANAMAN MODAL

PELAYANAN TERPADU

SATU PINTU

P T S P

Page 8: PENANAMAN MODAL

Kelembagaan(31%)

Kelembagaan (31%)

Tenaga Kerja dan

Produktivitas (13%)

Ekonomi Daerah (17%)

Sosial, Politik,

Budaya (26%)

Infrastruktur Fisik (13%)

BOBOT FAKTOR PERINGKAT DAYA TARIK INVESTASI DI DAERAH

Page 9: PENANAMAN MODAL

Biaya untuk mengurus izin usaha mencapai 3% sampai 10% dari modal usaha (Andadari, 1997).

Membutuhkan 151 hari dengan biaya 104 USD (Bank Dunia; 2006)

Pungutan liar mencapai lebih dari 300% (Rustiani, TAF, 2000)

Biaya per prosedur setara dengan 194 USD. Waktu menunggu selama 10 bulan. Sehingga kehilangan laba bersih sekitar 1.036 USD atau sekitar 90% dari total biaya yang dibutuhkan untuk mendirikan sebuah usaha kecil (de Soto, 1992)

Page 10: PENANAMAN MODAL

Perbandingan Internasional

Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Memperoleh Izin (hari)

Denmark 4

Korea 22

Malaysia 30

China 48

Kenya 54

Honduras 62

India 71

Indonesia 151

Mozambique 153

Haiti 203

Sumber The Asia Foundation 2006

Indonesia 151

Page 11: PENANAMAN MODAL

NO NEGARA RANKING1 SINGAPURA 12 THAILAND 183 MALAYSIA 254 VIETNAM 1045 PHILPINA 1266 INDONESIA 1357 KAMBOJA 1438 LAOS 1599 TIMOR LESTE 174

SUMBER : DOING BUISSNES 2006 (WORLD BANK) MEDIA INDONESIA, 7 SEPTEMBER 2006

Survey Terhadap 175 Negara

Page 12: PENANAMAN MODAL

Proses berbelit-belit dan tidak transparanWaktu pengurusan izin relatif lamaTidak ada kejelasan kapan izin selesaiBanyak pintu/meja yang harus dilalui oleh pemohonPemohon tidak mengetahui persis besar biaya resmi yang harus dikeluarkan untuk pengurusan izinAdanya pungutan liar

1

Page 13: PENANAMAN MODAL

TUJUANOTONOMI DAERAH

(UU NO. 32 Th. 2004)

Meningkatkan kualitas Pelayanan kpd Masyarakat

Mewujudkan Efektifitas dan Efisiensi Penyelenggara Pemerintahan

Mempercepat Kesejahteraan Masyarakat

Pelayanan terpadu salah satu upaya yang efektif

2

Page 14: PENANAMAN MODAL

Undang-Undang Penanaman Modal Nomor 25 Tahun 2007, tentang Penanaman Modal

Inpres Nomor 3 Tahun 2006, Tentang paket kebijakan iklim

investasi Permendagri Nomor 24 Tahun

2006, tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

PEMERINTAH PUSAT

3

Page 15: PENANAMAN MODAL

Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perizinan di Provinsi Jawa BaratPeraturan Gubernur Jawa Barat No. 7 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Perizinan Terpadu Satu Pintu di Provinsi Jawa BaratKeputusan Gubernur Jawa Barat No: 061/Kep.53-Org/2007 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Provinsi Jawa Barat

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

4

Page 16: PENANAMAN MODAL

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2007, tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung

Peraturan Bupati Bandung Nomor 13 Tahun 2008, tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu di Kabupaten Bandung

Peraturan Bupati Bandung Nomor 14 Tahun 2008, tentang Pelimpahan sebagian Kewenangan Penandatangan Perizinan dan Non Perizinan di Lingkungan Kabupaten Bandung

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG5

Page 17: PENANAMAN MODAL

APA ITU PTSPPenyelenggaraan perizinan mulai dari tahap permohonan sampai penerbitan dokumen dilakukan secara terpadu dalam satu tempat

• Pemangkasan tahapan dan prosedur • Transparansi biaya • Penyederhanaan persyaratan • Pengurangan waktu rata-rata pemrosesan

perizinan• Pemberian hak kepada masyarakat untuk

memperoleh informasi dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pelayanan

Penyederhanaan

Permendagri 24 tahun 2006

6

Page 18: PENANAMAN MODAL

KesederhanaanKejelasan Prosedur dan BiayaKepastian waktuKemudahan aksesKenyamananKedisiplinan dan Keramahan petugas

PELAYANAN PRIMA

7

Page 19: PENANAMAN MODAL

Proses Perizinan Tanpa Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu

Dinas Kimtawil

Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Industri dan

Perdagangan• Tanda Daftar

Perusahaan (TDP)

• Tanda Daftar Industri (TDI)

• Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Instansi Lain

Izin Spesifikasi lain, misal:

industri pariwisata dan industri

makanan, dsb

Bagian Perekono

mianIzin Gangguan

(HO)

8

Page 20: PENANAMAN MODAL

BACK OFFICE/PEMROSESAN

FRONT OFFICE

Loket Informasi

Loket Pendaftaran

Tim Pemeriksa• Pemeriksaan Lapangan

• Pengambilan Keputusan

Kepala PTSPPengesahan/

Tanda Tangan

Loket Penyerahan Dokumen

Pemohon

Sistem Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

9

Page 21: PENANAMAN MODAL

PEMOHON

PELAYANAN BPMPValidasi dan

verifikasi 1 hari)

Tim Teknis(max 8 hari)

PENGOLAHAN

(2 HARI)

Rapat (1 hari)

SEKDA (1 hari)

PEMBAYARANINFORMASI LOKET

PENDAFTARAN

PENOMORAN & PENGARSIPAN

LOKET PENGAMBILAN/SEKDA

MencariInformasi

Memberikan Informasi Mekanisme dan TeknisMenyerahkan formulir

Mengisi FormulirDan melengkapi

Persyaratan

Menerima danMemeriksa berkas

LengkapYa

Validasi

Perlu Tim Teknis

Ya

Tidak

PemeriksaanTeknis lapangandan membuat

gambar site plan

PemeriksaanTeknis lapangandan membuat

gambar site plan

SesuaiYa

Tidak

Pencetakan izin danPenghitungan SKPDdan paraf Ka.Badan

Tanda Tangan Penomoran Izin dan

SKRD

Membuat SuratPenolakan/Penangguhan

Penolakan /Penangguhan

MenyerahkanSKRD

MenyerahkanIzin

MenerimaPembayaran& Menyerah

kan buktipembayaran

Penolakan /Penangguhan

SKRD

BuktiPembayaran

I Z I N

Tidak

10

Page 22: PENANAMAN MODAL

TAHAPAN TAHAPAN PEMBENTUKAN PPTSP1. PENYAMAAN PERSEPSI TENTANG PPTSP

- Arahan Kepala Daerah tentang Kebijakan Nasional (Permendagri No. 24/2006, Undang-Undang No. 25/2007, PP No. 41/2007, PPNo.38/2007)

- Workshop Permasalahan.2. PEMBENTUKAN KOMITMEN

- Instruksi Bupati Bandung tentang Pembukaan PPTSP- Pembentukan Tim / Pokja PPTSP- Penandatangan Kesepakatan dengan SKPD

3. PENYIAPAN ANGGARAN- Penganggaran dalam APBD

4. PENYUSUNAN GRAND DESIGN DAN ACTION PLAN- Analisa Perda-Perda terkait- Analisa Permasalahan Prosedur Perijinan existing- Menyusun arah kebijakan PPTSP dan rencana tindak

5. PENYUSUNAN KEBIJAKAN TERKAIT PPTSP- Penyusunan Perda tentang Pembentukan PPTSP- Perbup Pelimpahan Kewenangan- Perbut mengenaimekanisme pelayanan perizinan- Perbut mengenai TUPOKSI- SK Bupati tentang Pembentukan Tim Teknis dan Pembina PPTSP

Page 23: PENANAMAN MODAL

6. PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN7. PENYUSUNAN SOP8. PENETAPAN MEKANISME PENGADUAN9. PENYIAPAN SARANA DAN PRASARANA

- Kebutuhan Kantor PPTSP- Tata Ruang- Peralatan- Formulir, ATK, dll

10. PENYIAPAN SDM- Rekruitmen Pegawai- Pelatihan perubahan mindset Pegawai- Pelatihan peningkatan

11.PENINGKATAN SISTEM INFORMASI- Sosialisasi kepada masyarakat

12. LAUNCHING PPTSP DAN SOSIALISASI13. PENGUKURAN INDEX KEPUASAN MASYARAKAT

Page 24: PENANAMAN MODAL

-REGULASI PRODUK HU KUM YANG DISINSENTIF.-DAFTAR NEGATIF LIS-PRODUK UNGGULAN-ADANYA PEME TAAN ARUS INVESTASI-SDM

PPTSPREGULASIPRODUCTWASDAL PP 67

SOSIALISASI

Investasiyang

provitable

-Tegal Luar-MBC-JH

REGULASI

ISUE

STRATEGIS

PROMOSI KS IZIN

-BOP-JO-JM

FS/Pra FS

Iklim Inv ↓L P E ?

N ↓Pelaya nan ?ICOR ↓

SP

Iklim Inv. ↑ LPE ↑N ↑

Pelayanan ↑PAD ↑Kes Masy ↑

ALUR PIKIR

Page 25: PENANAMAN MODAL

25

MEKANISME PELAYANAN PERIZINAN

MenyerahkanPermohonan danPersyaratan Izin Lengkap

Tidak Lengkap

Pembahasan danPemeriksaan

Lapangan

Sesuai

LOKET PENDAFTARAN RUANG PROSES

S K R D

Pembuatan danPenandatangan

Izin

PEMOHON

Tidak sesuai kembali ke pemohon

Pemberitahuan SKRD telah selesai untuk segera membayar retribusi

Penyerahan bukti pembayaranPembayaran retribusi di Kasir / Bank

Penyerahan SKRD

DitindaklanjutiOleh TIM

Pengaduan Permasalahan Perizinan

LOKET PENGADUAN

Page 26: PENANAMAN MODAL

MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN PUBLIKMEMBERIKAN AKSESYANG LEBIH LUAS KEPADA MASYARAKAT UNTUK MEMPEROLEH PELAYANAN PUBLIKMENINGKATKAN IKLIM INVESTASI, BAIK YANG BERSKALA KECIL, MENENGAH MAUPUN BESARMENINGKATKAN DAYA SAING DAN KEMANDIRIAN

Page 27: PENANAMAN MODAL

PELAYANAN PERIZINAN1. IZIN LOKASI2. IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)3. IZIN UNDANG-UNDANG GANGGUAN ATAU HIDER

ORDONANTIE (HO)4. SURAT IZIN TEMPAT USAHA (SITU)5. SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)6. SURAT IZIN USAHA KEPARIWISATAAN (SIUK)7. IZIN USAHA TETAP (IUT)8. IZIN USAHA INDUSTRI (IUI)9. SURAT IZIN USAHA JASA KONTUKSI (SIUJK)10. IZIN PENYELENGGARAAN REKLAME11. IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

KE SUMBER AIR

Page 28: PENANAMAN MODAL

PELAYANAN NON PERIZINAN1. TANDA DAFTAR INDUSTRI ( TDI )2. TANDA DAFTAR PERUSAHAAN ( TDP )3. TANDA DAFTAR GUDANG ( TDG )4. SURAT PERSETUJUAN PENANAMAN MODAL

(SPPM)

TOTAL 15 PELAYANAN PERIZINAN DAN

NON PERIZINAN YANG DILAYANI OLEH

( B P M P )

Page 29: PENANAMAN MODAL

SUPERMASI

HUKUM

DEREGULASI

TRANSPARANSI PARTISIPASI

KOMITMEN

KUNCI KEBERHASILAN

Page 30: PENANAMAN MODAL
Page 31: PENANAMAN MODAL

Strategi Kebijakan Investasi Daerah :

•Mengembangkan potensi investasi (Peta investasi daerah, profil-profil proyek);•Mengembangkan iklim investasi yang kondusif (stabilitas, pelayanan prima, perda pro bisnis,insentif, bantuan penyelesaian masalah);•Mempercepat pembangunan dan penyediaan infrastruktur;•Meningkatkan kualitas SDM aparat dan pelaku bisnis (pelatihan, magang, pendidikan);*Meningkatkan kegiatan promosi investasi yang terarah dan terpadu (bahan promosi, informasi on-line, seminar/pameran);*Meningkatkan kerjasama dan koordinasi (kerjasama dengan Kadin, asosiasi, perbankan, kerjasama regional, koordinasi dengan pusat/propinsi/kabupaten/kota).