PENAKSIRAN CADANGAN

download PENAKSIRAN CADANGAN

of 15

Transcript of PENAKSIRAN CADANGAN

BAB I

LATAR BELAKANGPengembangan sumberdaya batubara di Indonesia pada dasarnya merupakan bagian pengembangan Kebijakan Umum Bidang Energi Nasional yang menjamin kesinambungan antara penyediaan dan kebutuhan energi yang dibutuhkan untuk kebutuhan nasional. Sejalan dengan kebijakan tersebut, maka diharapkan batubara dapat berperan sebagai bahan bakar pengganti minyak bumi yang sumberdayanya diperkirakan semakin menipis. Sebagai langkah awal, banyak investor atau pengusaha tambang mulai melakukan eksplorasi batubara agar nantinya kebutuhan pasar akan batubara dapat tercukupi. Mengingat biaya yang dikeluarkan pada tahap eksploitasi besar maka perlu perhitungan yang akurat dalam perhitungan sumberdaya, sehingga nanti ditemukan jumlah sumberdaya yang dapat dijadikan acuan dalam studi kelayakan. Perhitungan sumberdaya merupakan pekerjaan untuk mengetahui besaran jumlah volume atau tonase dari bahan galian yang secara ekonomis layak untuk diusahakan. Perhitungan sumberdaya ini dilakukan untuk meningkatkan keyakinan terhadap jumlah sumberdaya (terukur) batubara sebelum dilaksanakannya penambangan pada suatu areal.Untuk menghitung sumberdaya dari suatu endapan bahan galian diperlukan suatu metode yang sesuai dengan kondisi dan ganesa dari endapan bahan galian tersebut. Berlatar belakang dari alasan tersebut maka untuk melakukan perhitungan sumberdaya batubara pada peta topografi dengan data outcrop maka digunakan metode cross section dan metode circular USGS-83. Dasar pertimbangan penggunaan kedua metode tersebut yaitu Metode cross section(penampang) berfungsi untuk membuat Hasil perhitungan secara manual dan dapat dipakai sebagai alat pembanding untuk mengecek hasil perhitungan yang lebih canggih dengan menggunakan komputer dan circular USGS-83 berfungsi untuk mengetahui sumberdaya terukur dan terunjuk dan luas daerah pengaruhnya. Oleh karena itu digunakan motode cross section(penampang) dan circular USGS-83 dalam perhitungan sumberdaya pada peta topografi dengan data outcrop ini.BAB II

DASAR TEORIKegiatan perhitungan sumberdaya dilakukan pada tahap eksplorasi sebelum tahap persiapan penambangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menghitung tonase sumberdaya dari suatu endapan bahan galian. Untuk menghitung sumberdaya dapat dilakukan dengan berbagai macam metode.2.1 Pengertian SumberdayaSumberdaya (Resource) adalah jumlah atau kuantitas bahan galian yang terdapat di permukaan atau di bawah permukaan bumi yang sudah diteliti tetapi belum dilakukan studi kelayakan dan mungkin dapat diekstraksikan dengan tingkat keberhasilan yang masih harus dipertimbangkan. Istilah sumberdaya dalam bidang teknis kebumian dapat berkonotasi kuantitatif, yaitu perkiraan besarnya potensi sumberdaya batubara yang secara teknis menunjukkan harapan untuk dapat dikembangkan setelah dilakukan penelitian dan eksplorasi.

2.2.Klasifikasi sumberdaya

Sumberdaya batubara adalah bagian dari endapan batubara yang diharapkan dapat dimanfaatkan dan diolah lebih lanjut secara ekonomis. Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi cadangan setelah dilakukan kajian kelayakan dan dinyatakan layak untuk ditambang secara ekonomis dan sesuai dengan teknologi yang ada.Klasifikasi Sumberdaya (resource) batubara dikategorikan sebagai berikut :a. Sumberdaya batubara hipotetik adalah batu bara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan survei tinjau. Sejumlah kelas sumber daya yang belum ditemukan yang sama dengan cadangan batubara yg diharapkan mungkin ada di daerah atau wilayah batubara yang sama dibawah kondisi geologi atau perluasan dari sumberdaya batubara tereka. Pada umumnya, sumberdaya berada pada daerah dimana titik-titik sampling dan pengukuran serat bukti untuk ketebalan dan keberadaan batubara diambil dari distant outcrops, pertambangan, lubang-lubang galian, serta sumur-sumur. Jika eksplorasi menyatakan bahwa kebenaran dari hipotesis sumberdaya dan mengungkapkan informasi yg cukup tentang kualitasnya, jumlah serta rank, maka mereka akan di klasifikasikan kembali sebagai sumber daya teridentifikasi (identified resources).b. Sumberdaya batubara tereka adalah jumlah batu bara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan prospeksi. Titik pengamatan mempunyai jarak yang cukup jauh sehingga penilaian dari sumber daya tidak dapat diandalkan. Daerah sumber daya ini ditentukan dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan kualitas data dari titik pengukuran dan sampling berdasarkan bukti geologi dalam daerah antara 1,2 km 4,8 km. termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sub bituminus dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit dengan ketebalan 150 cm atau lebih.

c. Sumberdaya batubara tertunjuk adalah jumlah batu bara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi pendahuluan. Densitas dan kualitas titik pengamatan cukup untuk melakukan penafsiran secara relistik dari ketebalan, kualitas, kedalaman, dan jumlah insitu batubara dan dengan alasan sumber daya yang ditafsir tidak akan mempunyai variasi yang cukup besar jika eksplorasi yang lebih detail dilakukan. Daerah sumber daya ini ditentukan dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan kualitas data dari titik pengukuran dan sampling berdasarkan bukti gteologi dalam daerah antara 0,4 km 1,2 km. termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sib bituminus dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit dengan ketebalan 150 cm.

d. Sumber daya batu bara terukur adalah jumlah batu bara di daerah peyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syaratsyarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi rinci.Densitas dan kualitas titik pengamatan cukup untuk diandalkan untuk melakukan penafsiran ketebalan batubara, kualitas, kedalaman, dan jumlah batubara insitu. Daerah sumber daya ini ditentukan dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan kualitas data dari titik pengukuran dan sampling berdasarkan bukti geologi dalam radius 0,4 km. Termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sub bituminus dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit dengan ketebalan 150 cm.2.3Metode / perhitungan yang digunakan a. Metoda Triangular

Layout dari segitiga-segitiga

Prisma-prisma triangular;

Menghitung volume setiap segmen dapat ditentukan dengan persamaan;V = 1/3 (t1 + t2 + t3) S

S = luas segitiga pada segmen 123 (sesuai gambar)

t = ketebalan endapan masing-masing segmen

Total volume seluruh prisma triangular sama dengan volume seluruh segmen pada blok uji.Catatan;Dalam perhitungan cadangan, metoda triangular dapat dianggap sebagai metoda standar. Meskipun demikian kesalahan yang muncul di dalam penggunaan metoda ini perlu diperhatikan, sebab terjadinya kesalahan tersebut adalah akibat dari cara mengelompokkan segita-segitiga prisma di dalam suatu poligon.

Coba perhatikan empat persegi panjang ABCD

Ada dua cara untuk mengkonstruksikan prisma-prisma triangular dari prisma empat persegi panjang.Kesalahan relatif dari volume suatu blok yang dibatasi oleh empat (4) lubang bor dengan ketebalan t1, t2, t3 dan t4 dapat dijelaskan sebagai berikut:

volume dari prisma dapat dihitung dari V1 dengan prisma-prisma triangular ABD dan BDC atau V2 dengan prisma-prisma triangular ABC dan ADC.

Di dalam perhitungan V1, t2 dan t4 dihitung dua kali sedangkan di dalam perhitungan V2, t2 dan t3 yang dihitung dua kali.

Volume dari prisma dapat diperoleh dengan membagi dua jumlah V1 dan V2.

Kesalahan relatif antara V1 dan V2 adalah:

Bila dV = 0, maka V1 = V2 dan t1 + t3 = t2 + t4

Dengan demikian, maka metoda triangular hanya teliti bila jumlah t1 dan t3 untuk setiap prisma sama dengan jumlah t2 dan t4. Andaikan (t1 + t3) dua kali lebih kecil dari (t2 + t4), yakni;2(t1 + t3) = (t2 + t4), maka volume V1 lebih besar dari V2 dan kesalahan relatif adalah sebesar 20 persen.

b. Metoda Daerah Pengaruh (Area of Influence)

Di mana;

l = titik bor/ sumur uji

Kotak arsir = daerah pengaruh

Konstruksi daerah pengaruh pada segitiga tumpul

Blok bijih dengan 4 daerah pengaruh yaitu 1, 2, 3 dan 4.Daerah pengaruh dari titik 1 - pola bujur sangkar

Menghitung cadangan dengan cara mempergunakan metoda daerah pengaruh; daerah pengaruh titik satu dapat diukur (S1)

Andaikan ketebalan endapan bijih pada titik 1 adalah t1 dengan kadar rata-rata k1, maka volume essay produk; (V persen) = S1 x t1 x k1 (volume pengaruh)Bila specific gravity dari bijih = g, maka:Tonnage bijih = S1 x k1 x t1 x g (tonnage persen)D.3. Metoda Included dan Extended Area- Metoda Included Area - cadangan dihitung di dalam batas-batas yang ada.

- Metoda Extended Area - cadangan dihitung melampaui batas-batas yang ada

c. Metoda Penampang1. Rumus Luas Rata-rata (Mean Area);

Rumus luas rata-rata untuk jenis atau tipe endapan yang mempunyai penampang seragam (Uniform)

2. Rumus Prismoida;

3. Rumus Kerucut Terpancung;

4. Rumus Obelisk;

Rumus ini digunakan untuk menghitung cadangan bijih yang tipikal sebarannya membaji. Rumus ini merupakan modifikasi dari rumus prismoida dengan cara men-substitusi;

d. Metoda IsolineMetoda ini dipakai untuk digunakan pada endapan bijih di mana ketebalan dan kadar mengecil dari tengah ke tepi endapan.

Volume dapat dihitung dengan cara menghitung luas daerah yang terdapat di dalam batas kontur, kemudian mempergunakan prosedur-prosedur yang umum dikenal.

Kadar rata-rata dapat dihitung dengan cara membuat peta kontur kemudian mengadakan weighting dari masing-masing luas daerah dengan contour grade.

Dimana;g0 = kadar minimum bijih

g = interval kadar yang konstan antara dua kontur

A0 = luas endapan bijih dengan kadar g0 dan lebih tinggi

A1 = luas endapan bijih dengan kadar g0 + g dan lebih tinggi

A2 = luas endapan biijih dengan kadar g0 + 2g dan lebih tinggi, dst...

Apabila kondisi mineralisasi tidak teratur maka akan muncul masalah. Hal ini dapat dijelaskan melalui contoh berikut ini;

Dalam hal ini;e. Metode Circular USGS-83 (System United Statets Geological Survey) merupakan pengembangan dari sistem blok dan perhitungan volume biasa. Sistem USGS ini dianggap sesuai untuk diterapkan dalam perhitungan sumberdaya batubara, karena sistem ini ditujukan pada pengukuran bahan galian yang berbentuk perlapisan ( tabular) yang memiliki ketebalan dan kemiringan lapisan yang relatif konsisten. Sumberdaya yang dihitung terdiri dari sumberdaya terukur ( measured coal) dan sumberdaya terunjuk (indecated coal) yang keduanya termasuk ke dalam jenis sumber daya demonstrated coal. Daerah dalam radius lingkaran 0-400 m adalah untuk perhitungan sumberdaya terukur dan daerah radius 400-1200 m adalah untuk perhitungan sumberdaya terunjuk. Teknik perhitungan seperti ini hanya berlaku untuk kemiringan lapisan lebih kecil atau sama dengan 30. Sedangkan untuk batubara dengan kemiringan lapisan lebih besar dari 30 caranya adalah mencari harga proyeksi radius lingkaran-lingkaran tersebut kepermukaan terlebih dahuluKemiringan lapisan batubara juga memberikan pengaruh dalam perhitungan sumber daya batubara. Bila lapisan batubara memiliki kemiringan yang berbeda-beda, maka perhitungan dilakukan secara terpisah. Kemiringan 00 100

Perhitungan Tonase dilakukan langsung dengan menggunakan rumus Tonnase = ketebalan batubara x berat jenis batubara x area batubara Kemiringan 100 300

Untuk kemiringan 100 300, tonase batubara harus dibagi dengan nilai cosinus kemiringan lapisan batubara.

Kemiringan > 300Untuk kemiringan > 300, tonase batubara dikali dengan nilai cosinus kemiringan lapisan batubara.BAB III

PEMBAHASAN3.1. Metode Extented Area

Dalam kasus 1 menggunakan Metode Extented Area yaitu pada metode ini semua blok mempunyai daerah pengaruh yang sama. Pada gambar di bawah ini (jarak grid 25 m) total areanya adalah 25x25 = 15.625 m.

Tebal rata-rata didapat dengan menjumlah (total) seluruh tebal pit dan dibagi dengan 25. Sedangkan total volume didapatkan dengan mealikan 15.625 x tebal rata-rata.

Dan hasil yang di per oleh dari kasus 1 yaitu :

Volume = 562.890,625 m3Tonase = 1407226,563

Kadar = 3,41875

*Cara lihat di lampiran kasus 13.2 Mekanisme penggunaan metode Circular USGS-83Prosedur atau teknik perhitungan dalam sistem USGS adalah dengan membuat lingkaran-lingkaran (setengah lingkaran) pada setiap titik informasi endapan batubara, yaitu singkapan batubara. Untuk sumber daya terukur, daerah radius lingkaran yang dipakai adalah 200 meter, sedangkan untuk sumber daya terunjuk menggunakan radius lingkaran 400 meter dan untuk sumberdaya tereka menggunakan radius 800 meter. Metode ini berfungsi untuk mengetahui besarnya wilayah daerah pengaruh.Dalam kasus 2 ini dengan menggunaka millimeter blok menghitung sumber daya pada seam A dan seam B ( OC1,0C2, dan OC3), dan menggunakan metode yang menghitung kotak-kotak untuk mendapatkan sumberdaya pada wilayah seam A dan seam B yang sudah masuk radius 200,400 dan 800.

Jumlah volume Batubara yang didapat dari seam A dan seam B :

Terukur = 209.202,5 m3 Terindikasi = 1.038.127 m3 Terkira = 2.977,145 m3*Cara lihat di lampiran kasus 2

3.3 Perhitungan Volume Bukit TangkilingDalam kasus ini peta di jiplak ke millimeter blok yaitu dari ketinggian 80 sehinnga peta dapat di plot kan ke millimeter blok sehingga akan mudah dihitung luas dan volume dari bukit tangkiling tersebut.

Setelah di jiplak kemudian dihitung jumlah kotak-kotak dalam peta yang dijiplak sehinga kita mendapatkan luas dari peta dan bias mencari volume dari bukit tangkiling.

Kemudian dimasukan kedalam rumus :

Sehingga didapat volume total = 28.863.677,12 m3

*Cara lihat di lampiran kasus 2BAB IVPENUTUP

A. Kesimpulan1. Didalam kasus 1 yaitu mencari volume, tonase dan kadar rata-rata dari data lubang boor. Dan hasil yang di per oleh dari kasus 1 yaitu : Volume = 562.890,625 m3 Tonase = 1407226,563

Kadar = 3,41875

2. Didalam kasus 2 membahas atau mencari sumberdaya dari 2 seam batubara yang

terdapat didalam peta. Dan mencari atau mebuat pit limit. Jumlah volume Batubara yang didapat dari seam A dan seam B :

Terukur = 209.202,5 m3 Terindikasi = 1.038.127 m3 Terkira = 2.977,145 m33. Dan di kasus 3 menghitung bukit tangkiling dengan cara menjiplak peta ke milimeterblok sehingga menhitung kotak-kotak kecilnya sehingga didapatkan volume bukit.

Sehingga didapat volume total = 28.863.677,12 m3B. Saran Waktu yang kurang dalam pengerjaan tugas besar sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal. Dan penjelasan yang terlalu singkat dalam menjelaskan tugas besar.DAFTAR PUSTAKAAjun Fernandus Leba, 2011, Penaksiran Sumberdaya Batubara Dengan Metode Cross Section, Jurusan Teknik Tambang Fakultas Teknologi Mineral UPN Veteran Yogyakarta.Totok Darijato, 1999, Model Sumber Daya Batubara, Institut Teknologi

Bandung.

http://ilmubatubara.wordpress.com/http://scrib.com/perhitungan-cadangan-4http://www.mailarchive.com/[email protected]/info htmlhttp://metodeperhitungansumberdaya.wordpress.com/1