PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN...

70
PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN YUSUF DALAM TAFSIR JUZ TABARAK “KHULUQUN ‘AZHIM” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama Islam ( S.Ag) Oleh: Solehudin Al-ayubi NIM. 109034000025 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 1439 H/2017 M

Transcript of PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN...

Page 1: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN YUSUF

DALAM TAFSIR JUZ TABARAK “KHULUQUN ‘AZHIM”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama Islam ( S.Ag)

Oleh:

Solehudin Al-ayubi NIM. 109034000025

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

1439 H/2017 M

Page 2: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN
Page 3: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN
Page 4: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN
Page 5: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

iv

ABSTRAK

Solehudin al-Ayubi Penafsiran Tentang Etika Islam Menurut M. Yunan Yusuf Dalam Tafsir Juz Tabarak “Khuluqun ‘Azhim”

Pada Tafsir Juz Tabarak “Khuluqun ‘Azhim” karya Yunan Yusuf memberikan pandangan untuk mempelajari akhlak dari sang pembawa cahaya panutan seluruh ummat manusia yaitu Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad ketika diutus untuk melakukan perbaikan akhlak mengalami banyak hambatan dan rintangan sampai Nabi Muhammad dianggap memiliki penyakit gila. Tuduhan tersebut dikeluarkan oleh orang yang tidak menerima ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Tuduhan Nabi yang dianggap gila tersebut terdapat dalam pada al-Qur’an surat al-Qalam, dan ketika mengadapi situasi terdapat halangan dan rintangan, Naabi Muhammad mempersiapkan diri dengan tuntunan yang sesuai dengan al-Qur’an. Langkah-langkah yang dijalani Nabi Muhammad untuk mempersiapkan diri terdapat dalam surat al-Muzzammil dan surat al-Muddatsir.

M. Yunan Yusuf dalam karya tafsirnya ingin memberikan pemahaman terhadap kandungan surat yang ada dalam al-Qur’an yaitu surat al-Qalam, al-Muzzammil, dan al-Muddatsir tentang bangaimana akhlak atau etika Islami yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad dalam menghadapi segala halangan dan rintangan dalam melaksanakan dakwah risalahnya yang sesuai dengan petunjuk al-Qur’an.

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana penafsiran M. Yunan Yusuf mengenai etika Islam dalam Surat al-Qalam, al-Muzzammil dan al-Muddatsir pada tafsir Juz Tabarak “Khuluqun ‘Azhim”.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakakan teknik library research. Tehnik ini merupakan penelitian terhadap buku-buku yang menunjang tema penulisan skripsi, terutama buku Tafsir karya Yunan Yusuf yang menjadi sumber primer.

Hasil penelitian yang didapat diketahui bahwa (1) dalam surat al-Qalam didapat 7 ayat yang membahas tentang etika Islam yaitu ayat 3, 2,4,8,10,11,12 dan 13 etika yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut seputar etika dalam hubungan sosial dengan masyarakat (2) dalam surat al-Muzzammil telah didapat 3 ayat yang membahas tentang etika Islam yaitu pada ayat 4, 8 dan 10, etika Islam yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah etika dalam beribadah dan menghadapi cobaan dalam hiidup (3) dalam surat al-Muddatsir telah didapat 7 ayat yang membahas tentang etika Islam yaitu terdapat pada ayat 4, 5,6,7 23,24 dan 25. Etika yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah seputar etika dalam berdakwah dan etika menghadapi cobaan-cobaan yang muncul dalam berdakwah.

Page 6: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan dalam jumlah yang begitu banyak. Tuhan yang senantiasa tidak henti-hentinya mencurahkan rahmat, ilmu, petunjuk, dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan dinamika yang indah.

Shalawat teriring salam mudah-mudahan senantiasa terlimpahcurahkan kepada nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan seluruh pengikut setianya atas inspirasi yang begitu mengagumkan.

Dalam penulisan skripsi ini, alhamdulillah begitu banyak pengalaman, pelajaran, dan hikmah yang penulis peroleh yang diharapkan semua itu mampu membuat penulis lebih dewasa, bijak, dan bermanfaat bagi penulis pribadi dan masyarakat luas pada umumnya.

Dengan penuh kesadaran penulis menyadari bahwa skripsi yang berjudul

“Penafsiran Tentang Etika Islam Menurut M. Yunan Yusuf Dalam Tafsir Juz Tabarak “Khuluqun ‘Azhim” ini jauh dari kesempurnaan dan tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Seperti juga perjalan studi yang penulis lalui dari awal hingga akhir, mustahil tercapai kesuksesan yang dijalani dengan sendirian, karena dibalik keberhasilan selalu ada lingkaran lain yang memberikan semangat, motivasi, bimbingan dan doa.

Kebahagiaan yang tak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat mempersembahkan yang terbaik kepada orang tua dan keluarga. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapn terimkasih kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam penyelesaian skripsi ini, diantaranya:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta para pembantu Dekan.

3. Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA., selaku Ketua Jurusan Tafsir Hadis dan Ibu Dra. Banun Binaningrum, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Tafsir Hadis.

4. Bapak Moh. Anwar Syarifuddin, MA., selaku pembimbing yang selalu meluangkan waktunya untuk mengoreksi tulisan ini sampai proses penulisan skripsi ini selesai.

Page 7: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

vi

5. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin yang telah memberikan dedikasinya dalam mendidik penulis, memberikan ilmu, pengalaman, serta pengarahan kepada penulis selama mas perkuliahan.

6. Kepada kedua orang tua penulis yang telah mensuport baik materiil maupun moril.

Terakhir penulis berharap semoga skripsi ini sedikit banyak dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi awal untuk memotivasi penulis untuk terus berkarya. Dan semoga Allah SWT selalu member limpahan berkah dan membalas semua kebaikan pihak-pihak yang turut serta membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Amin yarabbal alamin….

Ciputat, 24 Agustus 2016

Page 8: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN TIM PENGUJI .............................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................... iii

ABSTRAK ........................................................................................... iv

KATA PENGANTAR................................................................................ v

DAFTAR ISI............................................................................................ v

PEDOMAN TRANSLITERASI.................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Beakang ......................................................................... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ............................................ 4

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5

E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 5

F. Metode Penelitian ..................................................................... . 6

G. Sistematika Penulisan ................................................................ . 7

BAB II RIWAYAT HIDUP M. YUNAN YUSUF

A. Biografi Yunan Yusuf ................................................................. 9

B. Karya M. Yunan Yusuf ............................................................... . 11

C. Corak Karya tafsir M. Yunan Yusuf ............................................. . 13

Page 9: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

vii

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG AKHLAQ ATAU ETIKA DALAM

ISLAM

A. Pengertian Akhlak ......................................................................... 16

B. Macam-macam Jenis Akhlak........................................................... 22

1. Akhlak mahmudah/karimah (terpuji) ......................................... 23

2. Akhlak madzmumah/sayyiah (Tercela) ....................................... 27

C. Sumber Akhlak Dalam Islam .......................................................... 31

BAB IV PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM DALAM SURAT AL-QALAM,

AL-MUZZAMMIL DAN AL-MUDATSIR MENURUT M. YUNAN YUSUF

DALAM TAFSIR JUZ TABARAK KHULUQUN ‘AZHIM

A. Penafsiran Etika Islam Pada Surat al-Qalam Menurut M. Yunan Yusuf

dalam Tafsir Juz Tabarak Khuluqun ‘Azhim ...................................... 34

1. Kandungan Surat al- Qalam ...................................................... 34

2. Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Qalam ................................... 34

B. Penafsiran Etika Islam Pada Surat al- Muzzammil Menurut M. Yunan Yusuf

dalam Tafsir Juz Tabarak Khuluqun ‘Azhim ...................................... 40

1. Kandungan Surat al- Muzzammil ............................................... 40

2. Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Muzzammil ............................. 41

C. Penafsiran Etika Islam pada Surat al- Mudatsir Menurut M. Yunan Yusuf

dalam Tafsir Juz Tabarak Khuluqun ‘Azhim ...................................... 44

1. Kandungan Surat al- Mudatsir .................................................. 44

2. Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir ................................ 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Page 10: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

viii

A. Kesimpulan .................................................................................. 50

B. Saran .......................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Penulisan transliterasi huruf Arab-Latin dalam skripsi ini, penulis

berpedoman ke UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut adalah daftar aksara

Arab dan padanannya dalam aksara latin:

Huruf Arab Huruf Latin

a ا

b ب

t ت

ts ث

j ج

ḥ ح

kh خ

d د

dz ذ

r ر

z ز

s س

sy ش

ṣ ص

ḍ ض

Page 12: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

x

ṭ ط

ẓ ظ

‘ ع

gh غ

f ف

q ق

k ك

l ل

m م

n ن

w و

h ه

’ ء

y ي

Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari

vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diflong.

Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Page 13: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

xi

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai

berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي

Ai a dan i

و Au a dan u

Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

—ا

ā a dengan topi di atas

—ى

ī i dengan topi di atas

—و

ū u dengan topi di atas

Tanda Vokal Arab

Tanda vokal latin Keterangan

a fatẖah

i

kasrah

u ḏammah

Page 14: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

xii

Kata Sandang

Kata sandang, yang sistem dalam aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf /I/, baik diikuti hurf syamsiyyah

maupun qamariyah. Contoh: al-rijȃl bukan ar-rijȃl, al-dȋwȃn bukan ad-dȋwȃn.

Syaddah (Tasydȋd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda ( ) dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini

tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata

sandang yang diikuti huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata الضرورة tidak

ditulis aḏ-ḏarȗrah melainkan al-ḏarȗrah, demikian seterusnya.

Ta Marbȗṯah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbȗṯah terdapat pada

kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/

(lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbȗṯah tersebut

diikuti oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2), namun, jika huruf ta marbȗṯah

tersebut diikuti kata benda (ism) (lihat contoh 3), maka huruf tersebut

dialihaksarakan menjadi huruf /t/. Contohnya:

No Kata Arab Alih Aksara

ṯarȋqah طریقة 1

al-jȃmi‘ah al-islȃmiyyah الجامعة اإلسالمیة 2

waẖdat al-wujȗd وحدة الوجود 3

Page 15: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

xiii

Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam

alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti

ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa

Indonesia, antara lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal, nama

tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Penting diperhatikan, jika nama diri

didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf

awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. (contoh: Abȗ

Ḫamȋd al-Ghazȃlȋ bukan Abȗ Ḫamȋd Al-Ghazȃlȋ, al-Kindi bukan Al-Kindi).

Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan

dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic)

atau cetak tebal (bold). Jika menurut EYD, judul buku itu ditulis dengan cetak

miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya. Demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh ysng berasal

dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar

katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani,

tidak ‘Abd al- amad al-Palimb n ; Nuruddin al-Raniri, tidak N r al-D n al-

R n r .

Cara Penulisan Kata.

Setiap kata, baik kata kerja (fi’il), kata benda (ism), maupun huruf (ẖarf)

ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-

Page 16: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

xiv

kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di

atas:

Kata Arab Alih Aksara

dzahaba al-ustȃdzu ذهب األستاذ

راألج تثب tsabata al-ajru

al-ẖarakah al-'aṣriyyah احلركه العصرية

asyhadu an lȃ ilȃha illȃ Allȃh أشهد أن ال إله إأل اهللا

Maulana Malik al-Ṣaliẖ موالنا ملك الصالح

yu' atstsirukum Allȃh يؤثركم اهللا

al-maẕȃhir al-'aqliyyah املظاهر العقلية

al-ȃyȃt al-kauniyyah األيات الكونية

al-ḏarȗurat tubȋẖu al-mahẕȗrȃt الضرورة تبيح المحظورات

Page 17: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an adalah kitab suci yang di turunkan oleh Allah SWT melalui

perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an adalah

kitab suci yang berfungsi sebagai petunjuk bagi ummat manusia. Di dalamnya

terdapat dasar-dasar ajaran agama Islam yang menjabarkan tentang adanya

perintah-perintah dan larangan-larangan, selain itu al-Qur’an juga menjelaskan

mana yang baik dan mana yang buruk. Semua ajaran agama Islam sudah

tercatat di dalam al-Qur’an seperti sejarah, filsafat, politik, hukum, akidah,

akhlak, dan hal yang lainnya yang berhubungan dengan ibadah. Hal-hal

tersebut merupakan petunjuk bagi ummat manusia untuk dapat selamat di

dunia maupun akhirat.1

Untuk mengungkap dan memahami semua ajaran yang terdapat di

dalam al-Qur’an tidak dapat dilakukan tanpa menggunakan ilmu-ilmu al-

Qur’an. Ilmu-ilmu yang dapat membantu untuk mengungkapkan dan

memahami al-Qur’an salah satunya menggunakan ilmu tafsir. Ilmu tafsir

merupakan ilmu yang dapat menjelaskan tentang isi dan kandungan setiap ayat

yang ada di al-Qur’an2. Dari ilmu tafsir tersebut kita mendapatkan informasi

1 Dwi Haryanto, “Corak Pemikiran Kalam Tafsir Khuluqun ‘Azhim Juz Tabarak Karya Yunan

Yusuf” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2016), h. 1-2. 2 Haryanto, “Corak Pemikiran Kalam Tafsir Khuluqun ‘Azhim Juz Tabarak Karya Yunan Yusuf”

h. 3.

1

Page 18: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

2

isi dan kandungan ayat al-qur’an sehingga mudah dipahami oleh setiap ummat

Islam.

Salah satu kandungan yang ada di dalam al-qur’an adalah akhlak. Islam

sangat erat kaitannya dalam mengajarkan tentang akhlak dan moral

sebagaimana hadis nabi yang dikutip dari buku tafsir Yunan Yusuf yang

berjudul Tafsir Juz Tabarak “Khulqun ‘Azhim” yaitu:

“Tidaklah aku diutus, kecuali untuk menyempurnakan akhlak manusia”

Dari hadis tersebut menjelaskan bahwa Nabi Muhammad diutus untuk

membangun dan menyempurnakan akhlak manusia. Kata yang memiliki drajat

yang sama dengan kata akhlak adalah etika. Dalam kaitannya antara akhlak dan

etika digambarkan seperti ruh dan jasad. Akhlak adalah ruh sedangkan etika

adalah jasadnya.3 Menurut Rachmat Jatnika menyebutkan bahwa kata etika

sering disebut sinonim dengan kata akhlak dan moral.4 Jika dilihat dari

fungsinya etika dan akhlak memiliki kesamaan seperti menentukan hukum atau

nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia baik dan buruknya.5

Salah satu ayat al-Qur’an yang memerintahkan untuk berakhlak baik

terdapat pada surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya: “Sungguh, telah ada pada

diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang

mengharap rahmat Allah dan kedatangan Hari Kiamat dan yang banyak

mengingat Allah. Dan pada surat lainnya al-Qalam ayat 4 yang artinya: “Dan

sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur”.

3 Yunan Yusuf, Tafsir Juz Tabarak “Khuluqun ‘Azhim”, (Tangerang: Lentera hati, 2013), h.10-11. 4 Rachmat Jatnika, Sistem Etika Islami, (Jakarta: Widjaya,1992), h. 70. 5 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2003), h. 97.

Page 19: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

3

Dalam dewasa ini banyak peranan etika akhlak tidak diterapkan dalam

kehidupan masyarakat yang sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad yang sesuai

dengan kandungan yang ada dalam al-qur’an.

Pada Tafsir Juz Tabarak “Khuluqun ‘Azhim” karya Yunan Yusuf

memberikan pandangan untuk mempelajari akhlak dari sang pembawa cahaya

panutan seluruh ummat manusia yaitu Nabi Muhammad SAW. Nabi

Muhammad ketika diutus untuk melakukan perbaikan akhlak mengalami

banyak hambatan dan rintangan sampai Nabi Muhammad dianggap memiliki

penyakit gila. Tuduhan tersebut dikeluarkan oleh orang yang tidak menerima

ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Tuduhan Nabi yang dianggap gila

tersebut terdapat dalam pada al-qur’an surat al-qalam, dan ketika mengadapi

situasi terdapat halangan dan rintangan, Naabi Muhammad mempersiapkan diri

dengan tuntunan yang sesuai dengan al-qur’an. Langkah-langkah yang dijalani

Nabi Muhammad untuk mempersiapkan diri terdapat dalam surat al-

Muzzammil dan surat al-Muddatsir.6

Penjelasan di atas, dapat terlihat bahwa M. Yunan Yusuf dalam karya

tafsirnya ingin memberikan pemahaman terhadap kandungan surat yang ada

dalam al-Qur’an yaitu surat al-Qalam, al-Muzzammil, dan al-Muddatsir

tentang bangaimana akhlak atau etika Islami yang dicontohkan oleh Nabi

Muhammad dalam menghadapi segala halangan dan rintangan dalam

melaksanakan dakwah risalahnya yang sesuai dengan petunjuk al-Qur’an.

6 Yunan Yusuf, Tafsir Juz Tabarak “Khuluqun ‘Azhim”, h.14.

Page 20: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

4

Dalam konteks inilah penulis tertarik untuk membahas suatu judul

skirpsi yakni “Penafsiran Tentang Etika Islam Menurut Yunan Yusuf

Dalam Tafsir Juz Tabarak “Khuluqun ‘Azhim”

B. Batasan dan Rumusan masalah

Berdasrkan hasil karya penafsiran al-qur’an Yunan Yusuf, banyak hal

menarik yang dapat diperoleh darinya. Kesemuanya itu tidak mungkin dapat

dibahas dalam satu kali penulisan, oleh karena itu penulis membatasi masalah

dalam skripsi ini hanya pada identifikasi penafsiran terhadap etika Islam yang

terdapat dalam surat al-Qalam, al-Muzzammil, Dan surat al-Muddatsir.

Atas dasar latar belakang dan batasan masalah sebagaimana yang telah

dipaparkan di atas, penulis merumuskan rumusan massalah sebagai berikut:

1. Bagimana penafsiran etika Islam dalam Surat al-Qalam menurut M.

Yunan Yusuf dalam Tafsir Tafsir Juz Tabarak Khuluqun ‘Azhim ?

2. Bagimana penafsiran etika Islam dalam Surat al-Muzzammil menurut M.

Yunan Yusuf dalam Tafsir Tafsir Juz Tabarak Khuluqun ‘Azhim ?

3. Bagimana penafsiran etika Islam dalam Surat al-Muddatsir menurut M.

Yunan Yusuf dalam Tafsir Tafsir Juz Tabarak Khuluqun ‘Azhim ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguraikan penafsiran etika Islam dalam Surat al-Qalam menurut

M. Yunan Yusuf dalam Tafsir Tafsir Juz Tabarak Khuluqun ‘Azhim

Page 21: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

5

2. Untuk menguraikan penafsiran etika Islam dalam Surat al-Muzzammil

menurut M. Yunan Yusuf dalam Tafsir Tafsir Juz Tabarak Khuluqun

‘Azhim

3. Untuk menguraikan penafsiran etika Islam dalam Surat al-Muddatsir

menurut M. Yunan Yusuf dalam Tafsir Tafsir Juz Tabarak Khuluqun

‘Azhim

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat kegunaan yang signifikan baik dalam

kegunaan akademik maupun kegunaan dalam masyarakat pada umumnya.

Dalam kegunaan akademik penelitian ini berguna untuk syarat kelulusan

untuk mendapat gelar sarjana, dan selain kegunaan akademik penelitian ini

juga berguna bagi masyarakat umum untuk mengetahui Penfasiran tentang

etika Islam menurut Yunan Yusuf dalam Tafsir Juz Tabarak “Khuluqun

‘Azhim”.

E. Tinjaun Pustaka

Buku-buku yang membahas tentang tema penulisan skripsi ini sangat

banyak, namun penulis hanya menemukan beberapa buku yang menjadi pusat

kajian. Berikut ini adalah nama-nama buku yang penulis temukan yang

dijadikan sumber kajian:

Karya M. Yunan Yusuf yang berjudul Tafsir Juz Tabarak “Khuluqun

‘Azhim” diterbitkan oleh Lentera Hati. Buku ini adalah tafsiran dari surat-

surat yang ada di dalam al-qur’an dengan fungi untuk memberikan

pemahaman tentang maksud dari makna yang terkandung di dalam al-qur’an.

Page 22: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

6

Skripsi hasil penelitian dari Dwi Haryanto dari Fakultas Ushuluddin

Universitas UIN Syarif Hidayatullah dengan judul penelitian “Corak

Pemikiran Kalam Tafsir Khuluqun ‘Azhim Juz Tabarak Karya M. Yunan

Yusuf”. Skripsi ini menjelaskan bahwa hasil karya tafsir dari Yunan Yusuf

memiliki corak tersendiri yang membedakan dengan karya tafsir yang lain.

Didalamnya pula terdapat biografi perjalanan hidup M. Yunan Yusuf.

Buku “Akhlak dan Adab Islami” karya Chiruddin Hadhiri SP.

Menjelaskan bagaimana akhlak dan adab yang baik sesuai dengan ajaran

agama Islam. Dari sini penulis menemukan informasi sebagai pendukung dari

buku yang dijadikan sumber primer tentang akhlak dan adab.

Buku “Corak Pemikiran Kalam Tafsir Al-Azhar karya M. Yunan

Yusuf”, buku ini menjelaskan tentang corak pemikiran sastra budaya

kemasyarakatan yang membantu penulis mendapatkan informasi tentang jenis

corak pemikiran yang dilakukan oleh M. Yunan Yusuf dalam menuliskan

tafsirnya.

F. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi, penulis melakukan penelitian dengan

menggunakan tehnik library research. Tehnik ini merupakan penelitian

terhadap buku-buku yang menunjang tema penulisan skripsi, buku Tafsir

karya Yunan Yusuf yang menjadi sumber primer. Namun selain buku yang

bersifat primer, adapula buku-buku yang bersifat sekunder seperti buku

Rachmat Jatnika yang berjudul Sistem Etika Islami atau buku-buku yang

lainnya yang membantu buku primer dalam penjelasnnya.

Page 23: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

7

Sedangkan dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan

metode deskriptif-analitis. Metode deskriptif adalah suatu metode yang

menggambarkan status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, sistem

pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Metode analisis

ialah untuk menganalisa (menguji) hipotesa-hipotesa dan mengadakan

interpretasi yang lebih mendalam tentang hubungan fakta-fakta, sifat-sifat

antar fenomena yang diselidiki. Penelitian ini diarahkan kepada penafsiran

tentang etika Islam Menurut Yunan Yusuf dalam Tafsir Juz Tabarak

“Khuluqun ‘Azhim”. Adapun teknis penulisan dalam penelitian ini adalah

mengacu pada buku pedoman Akademik periode 2011-2012.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Skripsi ini terbagi kedalam lima bab

pembahasan adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang menjelaskan, latar

belakang diangkatnya masalah ini, batasan dan perumusan masalah penelitian

agar penelitian ini terfokus, serta tujuan diangkat dan dihadirkan untuk

khalayak pembaca, dalam bab ini juga membahas kajian kepustakaan untuk

menelusuri peneliti-peneliti terdahulu yang mengkaji pemikiran Yunan Yusuf

yang berkaitan dengan penafsiran al-qur’an untuk dijadikan alasan yang

membedakkannya dengan penelitian ini, metodologi penelitian menjadi

penting untuk menunjukkan bahwa penelitian ini berdasrkan metodologi

tertentu serta sistematika pembahasan untuk menggambarkan pembahasan

dalam penelitian ini.

Page 24: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

8

Bab kedua membahas tentang biografi Yunan Yusuf yang bermula

dari penyusunan sampai latar belakang pemikiran, karya-karya, dan metode

penafsiran yang terdiri dari sumber, metode, dan corak yang berbentuk sosial.

Bab ketiga mengenai tinjauan umum tentang akhlak yang terdapat

dalam al-qur’an. Tinjaun umum ini diambil dari pandangan para mufassir

dalam menafsirkan al-qur’an yang berkaitan tentang akhlak.

Bab keempat mengidentifikasi tentang penafsiran etika Islam yang

terdapat pada al-qur’an surat al-qalam, al-Muzzammil, dan al-muddatsir pada

karya Yunan Yusuf yang berjudul Tafsir Juz Tabarak “Khuluqun ‘Azhim”.

Bab kelima terdiri dari kesimpulan yang merupakan jawaban dari

rumusan masalah dalam penelitian ini. Ditunjukkan untuk mendeskripsikan

tentang jawaban-jawaban dari rumusan masalah, penulis membuka diri dalam

kritikan dan saran agar kajian ini menjadikan lebih sempurna.

Page 25: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

9

BAB II

RIWAYAT HIDUP YUNAN YUSUF

A. Biografi Yunan Yusuf

Yunan Yusuf, lahir di pasar Sorkam Sibolga, Kabupaten Tapanuli

Tengah Sumatra Utara, pada tanggal 19 Januari 1949 M dan merupakan putera

kedua dari empat bersaudara. Yunan Yusuf saat ini berdomisili di Jalan Solo

No. 21 RT/RW 007/002 Cempaka Putih, Ciputat, Tanggerang 15412.

Kehidupan berumah tangga dijalaninya bersama istrinya yang bernama Iriyanis

Tanjung sejak 1979. Kini telah dikaruniai empat putera-puteri, masing-masing

bernama: Zuhairan Yunmi Yunan, Zahraini Yumna Yunan, Zulfahmi Yasir

Yunan, dan Zuhdayanti Yufna Yunan.1

Latar belakang pendidikan Yunan Yusuf, beliau melaksanakan

pendidikan pada Sekolah Rakyat dan Madrasah Ibtidaiyah. Pada saat itu

sekolah rakyat dan madrasah ibtidaiyah memiliki pelaksanaan waktu belajar

yang berbeda, untuk sekolah rakyat dilaksanakan pada waktu pagi hari,

sedangkan madrasah ibitidiyah dilaksanakan pada waktu sore hari. Setelah

pendidikan keduanya sudah selesai, beliau melanjutkan pendidikannya ke

PGAP Muhammadiyah di Sibolga sampai tahun 1967 M. kemudian pada tahun

1970 M, beliau Yunan Yusuf pergi menuju padang panjang, Sumatera Barat

1 M. Yunan Yusuf, “Corak Pemikiran Kalam Tafsir al-Azhar: Sebuah Telaah Tentang Pemikiran

Hamka Dalam Teologi Islam”, Disertasi, Fakultas Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1989, h. 261-263.

9

Page 26: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

10

untuk mengikuti Kulliyatul Muballighin Muhammadiyah dan ujian extraineri

PGA Negeri Bukit Tinggi.2

Untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, M. Yunan Yusuf

pertama kali mengikuti kegiatan perkuliahan di Fakultas Ilmu Agama Jurusan

Dakwah (FIAD) Universitas Muhamadiyah Sumatera Barat di Padang Panjang

dan memperoleh gelar Bachelor of Art (BA) dengan judul risalah “al-Qur’an

al-Karim A’zamu Mu’jizat li an-Nabi Muhammad saw” pada tahun 1973 M.

Setelah itu ia melanjutkan studi pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang berhasil diselesaikan pada tahun 1978 M dengan

judul skripsi “Aliran Kepercayaan dan Islam: Sebuah Studi Perbandingan

tentang Ajaran Ketuhanan yang Maha Esa3”.

Yunan Yusuf diangkat sebagai pengajar (dosen) pada Fakultas

Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak 1982 M, di tahun yang

sama ia mendapatkan tugas belajar untuk program S2 yang diselesaikannya

pada tahun 1986 M dan melanjutkan kembali program pendidikan S3 pada

Fakultas Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada Badan Litbang Departemen Agama, nama Yunan Yusuf sudah

tercatat dengan melakukan penelitian Ilmiah yangpernah ia ikuti, antara lai

adalah penelitian tentang agama dan perubahan sosial yang kemudian

menghasilkan sebuah monografi yang berjudul “ Sebuah Sketsa tentang Efek

Siaran TVRI Terhadap Kesadaran Beragam di Kalangan Pelajar PGA 2 M. Yunan Yusuf, “Corak Pemikiran Kalam Tafsir al-Azhar: Sebuah Telaah Tentang Pemikiran

Hamka Dalam Teologi Islam”, Disertasi, Fakultas Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1989, h. 261-263.

3 Dwi Haryanto, “ Corak Pemikiran Kalam tadsir Khuluqu ‘Azhim Juz Tabarak Karya Yunan Yusuf” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negri Jakarta, 2016),h.33

Page 27: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

11

Muhammadiyah Ciputat tahun 1979 M”, penelitian kepustakaan dengan judul “

Hamka dan Ajaran Tasawufnya”. Dari hasil penelitiannya ia sampaikan dalam

diskusi dan seminar ilmiah untuk menyampaikan makalah di berbagai Forum,

ia juga aktif menulis di berbagai media, antara lain; Studi Islamika, Mimbar

Agama dan Budaya, Didaktika Islamika, Refleksi dan Panji Masyarakat.

Karya tulisannya yang telah dipublikasikan adalah “ Cita dan Citra

Muhammadiyah” diterbitka oleh Pustaka Panjimas, Jakarta, 1985 M (sebagai

penghimpun bersama Syaiful Ridjal dan Anwar Abbas), “Kemuhammadiyahan

Kajian Pengantar” diterbitkan Yayasan Perkasa, Jakarta 1998 M. disamping

sebagai dosen pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

juga aktif memberikan kuliah pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial IKIP Muhammadiyah Jakarta dan Ushuluddin dan Fakultas Tarbiyah

Uneversitas Muhammadiyah Jakarta. 4

B. Karya Yunan Yusuf

Yunan Yusuf merupakan seorang penulis yang telah menghasilkan

banyak karya tulis. Karya tulis yang dihasilkan mayoritas membahas tentang

kehidupan sosial keagamaan baik dalam kehidupan sosial di masyarakat

maupun tentang etika beragama. Berikut ini adalah karya ilmiah yang

dihasilkan oleh Muhammad Yunan Yusuf :

1. Cita dan Citra Muhammadiyah (Pustaka Panjimas, Jakarta, 1985),

2. Kemuhammadiyahan: Kajian Pengantar (Yayasan Pembaharu,

Jakarta,1988),

4 Dwi Haryanto “ Corak Pemikiran Kalam Tafsir Khuluqun ‘Azhim Juz Tabarak Karya Yunan

Yusuf”, h.34.

Page 28: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

12

3. Al-Islam 1 (Yayasan Perkasa, Jakarta, 1988),

4. Alam Pemikiran Islam Pemikiran: Pemikiran Kalam (Yayasan Perkasa

Jakarta, 1998)

5. Corak Pemikiran Kalam Tafsir Al-Azhar (cet. II, Penamadani, Jakarta,

2003)

6. Tafsir Juz Tabarak “ Khuluqun ‘Azhim Juz Tabarak” (Lentera Hati

Ciputat, 2013)

7. Tafsir Bunyanun Marshush Juz Qod Sami’Allah (Lentera Hati, Ciputat,

2014)

8. Al-qur’an di Bumi, dalam buku Agama di Tengah Kemelut (Mediacita,

Jakarta, 2001)

9. Tafsir Juz ‘Amma As-Siraj’I Wahhaj (Cet. I, Lentera Hati, Ciputat, 2013)

10. Gerakan Kultural Islam Mencari Bentuk, dalam buku Kehampaan

Spiritual Masyarakat Modern (Mediacita, Jakarta, 2000),

11. Tafsir Hikmatun Balighah Jux Qala Fama Khathbukum (Lentera Hati,

Ciputat, 2015).5

Dari salah satu karyanya yaitu yang berjudul Tafsir Juz Tabarak

“Khuluqun ‘Azhim Juz Tabarak” digunakan untuk menjawab tantangan dari

para kaum Orientalis yang banyak memandang bahwa Al-qur’an karya ilmiah

yang tidak tersusun secara sistematis dengan adanya salah satu ilmu al-Qur’an

yang berupa ilmu musabaqoh. Al-Qur’an merupakan bukan bentuk dari karya

ilmiah namun berupa kitab suci yang diturunkan oleh Alloh SWT. Selain untuk

5 Dwi Haryanto, “ Corak Pemikiran Kalam Tafsir Khuluqun ‘Azhim Juz Tabarak Karya Yunan

Yusuf”, h. 35

Page 29: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

13

mnjawab tantangan dari para kaum orientalis, juga ditunjukkan terhadap

permasalahan akan karakteristik dari para pemuda yang mengkaji al-Qur’an,

namun sangat disayangkan pemuda yang tertarik akan pengkajian al-Qur’an

dengan beraninya menafsirkan Al-qur’an dengan metode yang keliru. Para

pemuda mengkaji dengan menafsirkan al-Qur’an berlandasan dengan al-

Qur’an terjemahan dari karya terjemahan yang sudah ada. Sehingga dengan

menggunakan metode tersebut menghasilkan penafsiran yang salah kaprah dan

sulit untuk dipertanggung jawabkan. Dari kondisi yang seperti ini ada nilai

positif dan nilai negative yang terjadi. Nilai positif yang terjadi adalah para

pemuda sangat tertarik akan pengkajian Al-qur’an sehingga mendapat nilai

tambahan tentang ilmu agama, namun nilai negatif yang terjadi adalah akan

muncul pemahaman-pemahaman yang abru tentang kandungan Al-qur’an yang

tidak mudah untuk dipertanggung jawabkan6.

C. Corak Karya Tafsir Yunan Yusuf

Dalam melakukan penafsiran Al-Qur’an, para ulama mufassir memiliki

latar belakang yang berbeda sehingga memiliki peran yang sangat berbeda.

Dalam hal tersebut muncul suatu tafsir dan corak yang menjadi cirri khas yang

berbeda dalam menjelaskan Al-qura’an sesuai dengan kelilmuan yang dimiliki

oleh setiap mufassir. Ketika mendiskusikan tentang keterpengaruhan tafsir

maka tidak lepas akan perbincangan corak tafsir. Setiap pemikiran yang

berbeda ini merupakan suatu hal yang sudah biasa, perbedaan disebabkan dari

kadar ilmu yang dimiliki atau latar belakang pemikiran. Selain itu yang

6 Dwi Haryanto, “ Corak Pemikiran Kalam Tafsir Khuluqun ‘Azhim Juz Tabarak Karya Yunan

Yusuf”, h. 37

Page 30: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

14

menyebabkan perbedaan dalam pemikiran adalah pengaruh lingkungan,

kondisi sosial politik, pengalaman-pengalaman, dan penemuan-penemuan

ilmiah.7

Dalam bukunya yang berjudul Aliran-Aliran Tafsir Abdul Mustaqim,

berpandangan bahwa corak tafsir dapat disebut sebagai Al-laun dalam bahasa

Indonesia yang artinya warna. Jadi dapat dikatakan bahwa corak tafsir adalah

nuansa yang indah dan khusus yang memberikan warna tersendiri dalam ilmu

tafsir. 8

Pada saat menafsirkan Al-qur’an ada beberapa corak penafsiran dilihat

dari sudut pandang bahasa, filsafat dan kalam, penafsiran ilmiah, fiqih atau

hukum, dan corak tasawuf. Namun ketika masa Muhammad Abduh corak-

corak penafsiran mulai berkurang lebih kepada corak penafsiran sastra budaya

dan kemasyarakatan (Ijtihad). Ijtihad yang dilakukan oleh para mufassir

sehingga memunculkan corak-corak penafsiran seperti corak sastra kebahasaan

dan corak filsafat dan kalam, penafsiran ilmiah, fikih (hukum), tasawuf,

Kemasyarakatan9.

Yunan Yusuf dalam karya tafsirnya yang berjudul “ Tafsir Juz Tabarak

Khuluqun ‘Azhim” menggunakan corak yang berbeda. Ketika menjelaskan ayat

Al-qur’an dengan tema ketauhidan menggunakan corak pemikiran kalam,

sedangkan dalam menjelaskan Al-qur’an yang bertemakan sosial menggunakan

corak fikih (hukum).

7 Abdul Syukur, Mengenal Corak Tafsir Al-qur’an, (El-Furkonia, no. 1, 2015), h. 83 8 Abdul Mustakim, Aliran-aliran Tafsir “ Dari Periode Klasik hingga Kontemporer”, (Yogyakarta,

Kreasi Warna, 2010), h. 12. 9 Muhammad Quraish Shihab, Membunyikan Al-qur’an, Cet. V, (Bandung, Mizan, 1993), h.72.

Page 31: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

15

Corak fikih (hukum) merpakan corak penafsiran al-Qur’an yang

menjelaskan tentang hukum dan kehidupan sosial. Masa Rasulullah umat islam

untuk dapat memahami ayat-ayat al-Qur’an dengan bertanya kepada

Rasulullah, namun ketika Rasulullah wafat, para sahabat menemukan

permasalahan yang membutuhkan penyelesaian dengan penggalian hukum.

Ayat-ayat al-Qur’an yang masih memiliki arti yang samar para sahabat

menggunakan landasan berupa hadis dan mengambil kesimpulan dari

pemahamannya. Dan pada masa setelah para sahabat terhadap ilmu fikih

memiliki mazhab yang berbeda dimana setiap golongan berusaha untuk

membuktikan kebenarannya dengan pemikiran dari ulama yang dijadikan

mazhabnya dalam memahami al-Qur’an10.

Yunan Yusuf dalam menafsirkan ayat al-Qur’an yang berhubungan

dengan kehidupan sosial, ia menggunakan dasar-dasar berupa hadis, ijma para

ulama dan menggunakan teori-teori yang disesuaikan dengna fakta sosila yang

terjadi. Dengan pemikiran yang memiliki dasar mengakibatkan karyanya

sangat komperhensif dan mudah untuk dipahami.

10 Muhammad Al-Sayyid Al-dhahbi, Al-Tafsir wa al-mufassir, jilid II, h. 319.

Page 32: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

16

BAB III TINJAUAN UMUM

TENTANG AKHLAQ ATAU ETIKA DALAM ISLAM

A. Pengertian Akhlaq

Ada dua pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan ahlaq,

yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan), dan pendekatan terminologik

(istilah). Secara bahasa kata akhlaq berasal dari bahasa Arab, yakni jama’ dari

“khuluqun” yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, tata

krama, sopan santun, adab, dan tindakan. Kata ahlaq juga berasal dari kata

khalaqa atau khalaqun artinya kejadian, serta erat hubungan dengan “Khaliq”

yang artinya menciptakan, tindakan, atau perbuatan, sebagaimana terdapat

kata al-khaliq yang artinya pencipta dan makhluq yang artinya diciptakan1.

Kata “ahlaq” berasal dari bahasa Arab, yaitu isim masdar (bentuk

infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan)

tsulasi majid af’ala yuf’ilu if’alan yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-

thabi’ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-

maru’ah (peradaban yang baik), dan ad-din (agama). Kata akhlaq juga isim

masdar dari kata akhlaqa, yaitu ikhlak. Berkenaan dengan ini, timbul pendapat

bahwa secara linguistis, ahlaq merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq,

1 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Ahlaq. (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010) h.

43.

16

Page 33: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

17

yaitu isim yang tidak memiliki akar kata. Dalam pengertian umum, ahlaq dapat

dipadankan dengan etika atau nilai moral2.

Para ahli bahasa mengartikan akhlaq dengan istilah watak, tabi’at,

kebiasaan, perangai, dan aturan3. Sedangkan menurut para ahli ilmu

ahlaq,akhlaq adalah sesuatu keadaan jiwa seseorang yang menimbulkan

terjadinya perbuatan-perbuatan seseorang dengan mudah. Dengan demikian,

bilamana perbuatan, sikap, dan pemikiran seseorang itu baik, niscaya jiwanya

baik4.

Adapun pengertian ahlaq atau etika secara terminologik terdapat

perbedaan didalamnya, berikut pandangan para ulama mengenai pengertian

ahlaq :

1. Muhammad bin Illan Ash-Shadiqi

Akhlaq atau etika adalah sesuatu yang ada dalam diri manusia dari

lahir yang dapat menimbulkan hal yang baik dengan cara mudah tanpa

adanya tekanan atau dorongan dari pihak lain. Maksud dari pendapat

tersebut adalah suatu dasar yang ada di dalam diri manusia diberikan oleh

Allah SWT untuk berbuat baik dalam menjlanakna kehidupan di dunia

tanpa adanya pengaruh dari orang lain5.

2 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Ahlaq. (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010) h.

43. 3 Aminuddin, Membangun Karakter Dan KepribadianMelalui Pendidikan Agama Islam,

(Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006),h. 93 4 M. Mayhur Amin, dkk. Aqidah dan Ahlaq (Yogyakarta : Kota Kembang, 1996),Cet.Ke-3, h. 47 5 Mahjudin, Kuliah Ahlaq Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 2003), Cet.V, h.3.

Page 34: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

18

2. Abdul Dirroz

Akhlaq atau etika adalah kekuatan yang ada didalam diri manusia

dimana kekuatan tersebut akan memberikan kecenderungan terhadap diri

manusia untik melakukan perbuatan yang baik atau melakukan perbuatan

yang buruk. Kedua hal tersebut berkombinasi di dalam diri manusia untuk

menjalankan kehidupan6.

3. Ibrahim Aris

Akhlaq atau etika adalah sifat yang tertanam dalam diri manusia

dengan tumbuh macam-macam perilaku baik maupun buruk, tanpa adanya

prsoes berpikir, jadi perilaku tersebut muncul secara murni dari dalam diri

manusia. Akhalq atau etika itu muncul dari hati tanpa ada campur tangan

dari pemikiran manusia untuk melakukan suatu perbuatan dalam

menjalankan kehidupannya7.

4. Imam Al-ghozali

Akhlaq adalah sikap atau keadaan dari perilaku yang dilakukan oleh

manusia yang berasal dari dalam diri yang meresap sampai ke jiwa, dari hal

tersebut muncul perbuatan-perbuatan yang wajar tanpa memerlukan

pemikiran dan pertimbangan8.

6 H. A. Musthofa, Ahlaq Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), Cet. III, h. 14 7 Abuddin Nata, Ahlaq Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003), Cet. V, h. 4 8 Zainuddin, dkk, Seluk Beluk Pendidikan dari Al-ghozali, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), Cet. I, h.

104.

Page 35: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

19

5. Alqurtubi

Perbuatan yang bersumber dari diri manusia yang selalu dilakukan,

maka itulah yang disebut ahlaq, karena perbuatan tersebut bersumber dari

kejadiannya9

Dari berbagai macam pendapat ulama diatas tentang pengertian akhlaq

atau etika dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa akhlaq atau etika adalah sifat

yang di dalam jiwa manusia secara murni tanpa ada pemikiran dan

pertimbangan baik dalam melakukan suatu perilaku yang baik maupun perilaku

yang tidak baik.

Di dalam al-Qur’an yang keterangnnya msih murni tentang akhlaq dan

etika perlu untuk dibedakan antara tiga lapis risalah normal. Dalam

menjalankan kehidupan, manusia melaksanakan konsep etis yang terbagi

menjadi tiga kategori, pertama mengacu pada gambaran dari sifat-sifat etis

Allah SWT. Sifat-sifat itulah yang menjadi acuan terhadap prinsip-prinsip dan

kaidah-kaidah tingkah laku manusia yang mengatur hubungan setiap individu-

individu dan hidup didalamnya sebagai komunitas agama Islam. Sifat-sifat etis

Allah SWT., tersusun dari kata-kata seperti pemurah, penyayang, pengampun,

adil, agung. Sifat tersebut menurut para teolog merupakan teori atribut-atribut

ketuhanan yang digambarkan sebagai etika ketuhanan.10

Berikut ini adalah ayat yang menjelaskan tentang gambaran-gambaran

dari sifat etis Allah SWT, dalam surat at-Thaha ayat 8 :

9 Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, Juz VIII, (Kairo : Dar al-Sya’bi, 1913 M),h. 6706 10 Toshihiko Izutsu, Etika Beragama dalam Qur’an, Penerjemah Mansurddin Djoely (Jakarta:

Pustaka Firdaus, 1993). h. 26.

Page 36: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

20

Artinya: Dialah Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia. Dia mempunya al-asmaul husna (nama-nama yang baik).(Qs-At-Taha, 8)

Kelompok yang kedua hubungan etis yang mendasar dari manusia dan

Allah SWT, sifat etis Allah SWT, sesungguhnya di dalam Al-Qur’an adalah

Allah SWT., yang mengatur dan bertindak segala sesuatunya terhadap

manusia. Manusia ketika Allah SWT., sudah memperlakukan manusia dengan

sifat yang etis, manusia merespon sikap tersebut dengan respon sikap etis pula.

Sikap etis manusia terhadap Allah SWT., menurut Al-Qur’an adalah agama.

Dengan kata lain manusia seharusnya berprilaku dengan cara menjalankan

perintah-perintah-Nya Allah SWT., dan menjauhi segala larangan-larangan-

Nya. Sebagaimana ayat Al-Qur’an pada surat al-Haj ayat 12:

Artinya:” ia menyeru kepada Allah, sesuatu yang tidak dapat member

mudharat dan tidak (pula) member manfaat kepadanya. Yang dimikian itu adalah kesesatan yang jauh” (Qs Al-Haj,12)

Yang ketiga adalah kelompok yang memiliki kaitannya dengan sifat etis

dasar dari manusia dengan sesamanya dalam suatu komunitas. Kehidupan

manusia semuanya diatur oleh prinsip-prinsip moral tertentu. Serangkaian

ketentuan itu adalah merupakan sebuah sistem etika sosial.11 Sesuai dengan

ayat Al-Qur’an pada surat Al-Insaan ayat 8-11 :

11 Toshihiko Izutsu, Etika Beragama dalam Qur’an, h. 27.

Page 37: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

21

Artimya: “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya (dan

dibutuhkannya) kepada orang-orang miskin, anak yatim, dan tawanan perang” (8) “(dalam hati seakan mereka berkata) Sesungguhnya kami memberi makan kepada kalian untuk (mengharap) Wajah Allah, kami tidak menginginkan dari kalian balasan ataupun ucapan terima kasih” (9) “Sungguh kami takut akan (adzab) Tuhan kami pada hari (ketika) orang-orang berwajah muram penuh kesulitan” (10) “Maka Allah memelihara mereka dari keburukan hari itu, dan Allah berikan kepada mereka wajah yang cerah dan kegembiraan (dalam hati)” (Qs. Al-Insaan, 8-11)

Berdasarkan pengertian ahlaq diatas, penulis berpendapat bahwa ada

beberapa ciri dalam perbuatan ahlaq Islami, yaitu:

1. Perbuatan yang yang tertanam kuat dalam jiwa yang menjadi kepribadian

seseorang.

2. Perbuatan yang dilakukan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

3. Perbuatan itu merupakan kehendak sendiri yang dibiasakan tanpa ada

paksaan.

4. Perbuatan itu berdasarkan petunjuk al-Qur’an dan al-Hadits

5. Perbuatan itu untuk berperilaku terhadap Allah, manusia, diri sendiri, dan

makhluk lainnya.

Page 38: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

22

B. Macam-Macam Jenis Akhlaq

Sumber untuk menentukan ahlaq dalam Islam, apakah termasuk ahlaq

yang baik atau ahlaq yang tercela, sebagaimana keseluruhan ajaran Islam

lainnya adalah al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Saw.

Baik dan buruk dalam ahlaq Islam ukurannya adalah baik dan buruk

menurut kedua sumber itu, bukan baik dan buruk menurut ukuran manusia.

Sebab jika ukurannya adalah manusia, maka baik dan buruk itu bisa berbeda-

beda. Seseorang mengatakan bahwa sesuatu itu baik, tetapi orang lain belum

tentu menganggapnya baik. Begitu juga sebaliknya, seseorang menyebut

sesuatu itu buruk, padahal yang lain bisa saja menyebutnya baik12.

Dalam perwujudannya, diri manusia terdapat dua potensi dalam

melakukan perbuatan yaitu perbuatan baik (Akhlaqul Karimah/Mahmudah)

dan perbuatan buruk (Akhlaq Madzmumah). Namun di dalam al-Qur’an telah

memberikan banyak petunjuk bagi manusia untuk melakukan perbuatan yang

baik dan terpuji sebagaimana yang tercantum dalam ayat suci Al-Qur’an pada

surat Al-Balad ayat 10:

Artinya: Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan. (yang dimaksud dua jalan dalah jalan kebajikan dan kejahatan) (Qs-Albalad, 10)

Selanjutnya mengenai kebajikan dijelaskakn dalam surat al-Baqarah

ayat 177 sebagi berikut:

12 Hamzah Ya’qub, Etika Islam: Pembinaan Akhlaqul karimah (Suatu Pengantar), (Bandung : CV.

Diponegoro, 1988), h. 35.

Page 39: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

23

Artinya: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.(Qs Al-Baqarah, 177)

1. Ahlaq Mahmudah/Karimah (Terpuji)

Yang dimaksud dengan akhlak mahmudah atau terpuji adalah segala

macam sikap dan tingkah laku yang baik (terpuji). Akhlak ini dilahirkan

oleh sifat-sifat mahmudah yang terpendam dalam jiwa manusia13.

Sedangkan berakhlak terpuji artinya menghilangkan semua adat

kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam serta

13 A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, h. 197-198.

Page 40: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

24

menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan

adat kebiasaan baik, melakukannya dan mencintainya14.

Sementara itu, Ahlaq Mahmudah menurut Al-Ghazali adalah prilaku

yang dilakukan sesuai dengan ketentuan dari ajaran agama Islam dimulai

dengan membiasakan diri, melakukan, dan mencintai prilaku sesuai dengan

ketentuan agama Islam. Dapat dikatakan bahwa akhlaq adalah segala sifat

manusia dibuktikan dengan prilaku yang sesuai dengan nilai dan norma

ajaran agama Islam15.

Akhlak yang terpuji berarti sifat-sifat atau tingkah laku yang sesuai

dengan norma-norma atau ajaran Islam. Adapun contoh akhlak yang terpuji

adalah sebagai berikut:

a. Taubat

Taubat adalah suatu sikap yang menyesali perbuatan buruk yang

pernah dilakukannya dan berusaha menjauhinya serta melakukan

perbuatan baik. Sifat ini dikategorikan sebagai taat lahir dilihat dari

sikap dan tingkah laku seseorang, namun penyesalannya merupakan taat

batin. Bertaubat merupakan tahapan pertama dalam perjalanan menuju

Allah. Taubat adalah kata yang mudah diucapkan, karena mudah dan

terbiasa, inti makna yang dikandungnya menjadi tidak nampak, padahal

kandungan maknanya tidak akan dapat direalisasikan hanya dengan

perkataan lisan dan kebiasaan menyebutkannya16.

14 Asmaran As., Pengantar Studi Akhlak, h. 204 15 Asmaran As, Pengantar Studi Ahlaq, Cet. II (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 1994), h. 204. 16 Noerhidayatullah, Insan Kamil. Metode Islam Memanusiakan Manusia, (Bekasi: jIntimedia dan

Nalar, 2002), h. 34.

Page 41: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

25

Orang yang telah berbuat dosa wajib untuk segera bertobat,

sebagaimana firman Allah dalam Qs A-Nur ayat 31 :

...

Artinya:“Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.(QS. A-Nur 31)

b. Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Yaitu perbuatan yang dilakukan kepada manusia untuk

menjalankan kebaikan dan meninggalkan kemaksiatan dan kemungkaran

sebagai implementasi perintah Allah. Allah telah berfirman:

Artinya:“dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran 104)

c. Syukur

Yaitu berterimakasih kepada Allah tanpa batas dengan sungguh-

sungguh atas segala nikmat dan karunianya dengan ikhlas serta mentaati

apa yang diperintahkan-Nya.Ada juga yang menjelaskan bahwa syukur

merupakan suatu sikap yang selaluingin memanfaatkan dengan sebaik-

baiknya nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT kepadanya, baik

Page 42: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

26

yang bersifat fisik maupun non fisik, lalu disertai dengan peningkatan

pendekatan diri kepada Allah SWT17.

Menysukuri atau bersyukur terhadap nikmat Allah adalah

termasuk ahlaq terpuji, hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT

dalam surat al-Baqarah ayat 152. Allah berfirman.

Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”. (Qs al-Baqarah,152)

d. Tawakkal

Yaitu menyerahkan segala persoalan kepada Allah setelah

berusaha. Apabila kita telah berusaha sekuat tenaga dan masih saja

mengalami kegagalan maka hendaklah bersabar dan berdoa kepada

Allah agar Dia membuka jalan keluarnya18. Allah berfirman:

Artinya: "Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (Qs-Ali Imran, 159)

e. Sabar

Yaitu suatu sikap yang betah atau dapat menahan diri pada

kesulitan yang dihadapinya. Tetapi tidak berarti bahwa sabar itu

langsung menyerah tanpa upaya untuk melepaskan diri dari kesulitan

yang dihadapi oleh manusia. Maka sabar yang dimaksud adalah sikap

yang diawali dengan ikhtiar, lalu diakhiri dengan ridha dan ikhlas bila 17 Ahmad Umar Hasyim, Menjadi Muslim Kaffah Berdasarkan al-Qur’an Dan Sunnah Nabi SAW,

(Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2004), h. 369. 18 Sayyid Abdullah Al-Haddad, Thariqah Menuju Kebahagiaan, (Bandung: Mizan, 1998), h. 254.

Page 43: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

27

seseorang dilanda suatu cobaan dari Tuhan. Sabar merupakan kunci

segala macam persoalan. Allah berfirman :

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Baqoroh, 153)

Selain contoh-contoh ahlaq terpuji di atas tentunya masih

banyak ahlaq-ahlaq terpuji lainya, yang tentunya tidak akan mungkin

dipaparkan satu-satu secara keseluruhan dalam bahasan ini, akan tetapi

setidak-tidaknya contoh-contoh ahlaq terpuji di atas dapat mewakilinya.

2. Ahlaq Madzmumah/Sayyiah (Tercela)

Akhalak mazmumah ialah perangai atau tingkah laku yang tercermin

pada diri manusia yang cenderung melekat dalam bentuk yang tidak

menyenangkan orang lain. Dalam beberapa kamus dan ensiklopedia

dihimpun pengertian “buruk” sebagai Rusak atau tudak baik, jahat, tidak

menyenangkan, tidak elok, jelek. Perbuuatan yang tidak sopan, kurang ajar,

jahat, tidak menyenangkan. Segala yang tercela, lawan baik, lawan pantas,

lawan bagus, perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma atau

agama, adat istiadat, dan masyarakat yang berlaku19.

Ahlaq yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri

hati, ujub, dengki, sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan

(berprasangka buruk), dan penyakit-penyakit hati yang lainnya, ahlaq yang

buruk dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan baik bagi orang itu

19 M. Mayhur Amin, dkk. Aqidah dan Ahlaq, (Yogyakarta : Kota Kembang, 1996),Cet.Ke-3, h. 47.

Page 44: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

28

sendiri, orang lain yang di sekitarnya maupun kerusakan lingkungan

sekitarnya sebagai contohnya yakni kegagalan dalam membentuk

masyarakat yang berahlaq mulia samalah seperti mengakibatkan kehancuran

pada bumi ini, sebagai mana firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surat

Ar-Ruum ayat 41 yang berbunyi:

Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Menurut Imam al-Ghazali, ahlaq yang tercela ini dikenal dengan

sifat-sifat muhlikat, yakni segala tingkah lakumanusia yang dapat

membawanya kepada kebinasaan dan kehancuran diri yang tentu saja

bertentangan dengan fitrahnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan.Al-

Ghazali menerangkan akal yang mendorong manusia melakukan perbuatan

tercela (maksiat), diantaranya:

1. Dunia dan isinya, yaitu berbagai hal yang bersifat material (harta,

kedudukan) yang ingin dimiliki manusia sebagai kebutuhan dalam

melangsungkan hidupnya agar bahagia

2. Manusia. Selain mendatangkan kebaikan, manusia dapat mengakibatkan

keburukan, seperti istri, anak, karena kecintaan kepada mereka misalnya,

sampai bisa melalaikan manusia dari kewajibannya kepada Allah SWT

dan terhadap sesama.

Page 45: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

29

3. Setan (Iblis). Setan adalah musuh manusia yang palingnyata, ia

menggoda manusia melalui batinnya untuk berbuat jahat dan menjauhi

Tuhan.

4. Nafsu. Nafsu adakalanya baik (muthmainnah), dan adakalanya buruk

(amarah), akan tetapi nafsu cenderung mengarah kepada keburukan20.

Pada dasarnya sifat dan perbuatan tercela dapat dibagi menjadi dua

bagian, yaitu :

1. Maksiat Lahir

Maksiat berasal dari bahasa Arab, yaitu ma’siyah yang jartinya

pelanggaran oleh orang yang berakal baligh (mukallaf), karena

melakukan perbuatan yang dilarang dan meninggalkan pekerjaan yang

diwajibkan oleh syari’at Islam, dan pelanggaran tersebut dilakukan

dengan meninggalkan alat-alat lahiriyah.

a. Maksiat lisan, seperti berkata-kata yang tidak bermanfaat, berlebih-

lebihan dalam percakapan, berbicara hal yang batil, berkata kotor,

mencacimaki atau mengucapkan kata laknat, baik kepada manusia

maupun binatang, menghina, menertawakan, merendahkan orang lain,

berdusta, dan lain-lain.

b. Maksiat telinga, seperti mendengarkan pembicaraan orang lain,

mendengarkan orang yang sedang mengumpat, mendengarkan orang

yang sedang adu domba, mendengarkan nyanyian-nyanyian atau

bunyi-bunyian yang dapat melalaikan ibadah kepada Allah.

20 Asmaran As., Pengantar Studi Ahlaq, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 1994), h.131-141.

Page 46: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

30

c. Maksiat mata, seperti melihat aurat wanita yang bukan mahramnya,

melihat aurat laki-laki yang bukan mahramnya, melihat orang lain

dengan gaya menghina, melihat kemungkatan tanpa beramar ma’ruf

nahi munkar.

d. Maksiat tangan, seperti mencuri, merampok, mencopet, merampas,

mengurangi timbangan dan lain-lain.

2. Maksiat Batin

Maksiat batin berasal dari dalam hati manusia atau digerakkan

oleh tabiat hati. Sedangkan hati memiliki sifat yang tidak tetap, berbolak

balik, berubah-ubah, sesuai dengan keadaan atau sesuatu yang

mempengaruhinya. Hati terkadang baik, simpati dan kasih sayang, tetapi

di sisi lainnya hati terkadang jahat, pemdendam, dan sebagainya.

Maksiat batin ini lebih berbahaya dibandingkan dengan maksiat

lahir, karena tidak terlihat dan lebih sukar untuk dihilangkan. Beberapa

contoh penyakit batin (ahlaq tercela) adalah takabbur, syirik, nifaq, iri

hati atau dengki dan marah21.

Berdasarkan penjelasan di atas dapatlah dipahami bahwa Ahlaq

dalam Islam pada hakikatnya terdiri dari dua macam yaitu ahlaq terpuji dan

tidak terpuji. Sedangkan pembagian ahlaq berdasarkan obyeknya dibedakan

menjadi dua, yaitu Ahlaq kepada Khalik (Tuhan). Ahlaq kepada Makhluk,

yang terbagi menjadi lima, yaitu Ahlaq terhadap Rasulullah, Ahlaq terhadap

21 Muhadjin, Kuliah Ahlaq Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia,1991) h 15.

Page 47: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

31

Keluarga, Ahlaq terhadap diri sendiri, Ahlaq terhadap sesama, Ahlaq

terhadap alam lingkungan22.

C. Sumber Ahlaq Dalam Islam

Yang dimaksud dengan sumber ahlaq adalah yang menjadi ukuran baik-

buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam. Sumber

ahlaq adala al-Qur'an dan al-Hadist, bukan akal pikiran atau pandangan

masyarakat, sebagaimana pada konsep etika dan moral23. Dalam konsep ahlaq,

segala sesuatu dinilai baik-buruk, terpuji-tercela, semata-mata karena syara’

(al-Qur'an dan Sunnah) menilainya demikian.

Bagaimana dengan peran hati nurani, akal dan pandangan masyarakat

dalam menentukan baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah SWT

memiliki fitrah bertauhid, mengakui ke-Esaan-Nya sebagaiman dalam firman

Allah :

Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah ) ;(tetapkanlah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S. ar-Ruum : 30)

Fitrah manusia tidak selalau terjamin dapat berfungsi dengan baik

karena pengaruh dari luar, misalnya pengaruh pendidikan dan lingkungan.

22 A. Zainuddin dan Muhammad Jamhari, Al-Islam 2 ; Muamalah dan Akhlaq, (Bandung : Pustaka

Setia, 1999), h. 77-78. 23 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta:Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam/LPPI,

2004), hlm. 4.

Page 48: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

32

Fitrahnya tertutup sehingga hati nuraninya tidak dapat lagi melihat

kebenaran24.

Demikian juga dengan juga dengan akal pikiran, ia hanyalah salah satu

kekuatan yang dimiliki oleh manusia untuk mencari kebaikan-keburukan.

Keputusannya bermula dari pengalaman empiris kemudian diolah menurut

kemampuan pengetahuannya. Oleh karena itu keputusan yang diberikan akal

hanya bersifat spekulatif dan subjektif25. Adapun selain itu pandangan

masyarakat juga dapat dijadikan sebagai salah satu ukuran baik-buruk. Tetapi

sangat relatif, tergantung sejauh mana kesucian hati nurani masyarakat dan

kebersihan pikiran mereka dapat terjaga. Masyarakat yang hati nuraninya telah

tertutup oleh dan akal pikiran mereka sudah dikotori oleh sikap dan tingkah

laku yang tidak terpuji tentu tidak bisa dijadikan sebagai ukuran. Hanya

kebiasaan masyarakat yang baiklah yang dapat dijadikan sebagai ukuran26.

Al-Qur'an dan al-Hadist sebagai pedoman hidup umat Islam yang

menjelaskan baik buruknya suatu perbuatan manusia. Sekaligus menjadi pola

hidup dalam menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk. Al-Qur'an

sebagai dasar akhlak menerangkan tentang Rasulullah SAW sebagai suri

tauladan (uswatun khasanah) bagi seluruh umat manusia. Allah SWT

berfirman dalam surat al-Ahzab: 21:

24 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta:Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam/LPPI,

2004), hlm. 4. 25 Asmaran As., Pengantar Studi Ahlaq, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994), h.40 26 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta:Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam/LPPI,

2004), hlm. 5.

Page 49: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

33

Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia hanya menyebut Allah”. (Q.S. al-ahzab: 21).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber akhlak adalah al-

Qur'an dan Sunnah. Untuk menentukan ukuran baik-buruknya atau

muliatercela haruslah dikembalikan kepada penilaian syara’. Semua keputusan

syara’ tidak dapat dipengaruhi oleh apapun dan tidak akan bertentangan dengan

hati nurani manusia karena keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu

Allah SWT.

Page 50: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

34

BAB IV PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISALAM

DALAM SURAT AL-QALAM, AL-MUZZAMMIL DAN AL-MUDASTSIR MENURUT M. YUNAN YUSUF DALAM TAFSIR ZUZ TABARAK KHULUQUN ‘AZHIM

A. Penafsira Etika Islam pada Surat al-Qalam menurut M. Yunan Yusuf Dalam Tafsir Juz Tabarak Khuluqun ‘Adzim

1. Kandungan Surat al-Qalam

Pokok-pokok kandungan Surat al-Qalam dalam Tafsir Khuluqun

‘Azhim Juz Tabarak Karya M. Yunan Yusuf adalah bahwa surat tersebut

mengandung penegasan bahwa Nabi Muhamad bukan seorang gila, beliau

merupakan sosok yang beretika baik atau berahlak paripurna, surat ini juga

memuat berbagai larangan, seperti bertoleransi dibidang akidah dan

keyakinan, larangan mengikuti orang-orang yang mempunyai sifat-sifat

yang dicela oleh Allah (tidak beretika) , larangan untuk tidak kufur nikmat,

serta kecaman Allah dan Adzab yang dijatuhkan kepada orang-orang yang

ingkar.

2. Tafsir Etika Islam dalam Surat al-Qalam

Ayat-ayat tentang eetika Islam yang terdapat pada Surat al-Qalam

dalam Tafsir Juz Tabarak Khuluqun ‘Adzim Karya M. Yunan Yusuf adalah

sebagai berikut:

a. Pada ayat ke 2 Surat al-Qalam yang berbunyi "ما أنت بنعمة ربك مبجنون " yang

berarti “Berkat nikmat Tuhanmu, kamu (Muhamd) sekali-kali bukan

orang gila” ayat “kamu (Muhamd) sekali-kali bukan orang gila“

ditafsirkan sebagai “sanggahan dari Allah SWT terhadap orang-orang

34

Page 51: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

35

kafir Mekah mengenai kondisi kejiwaan Nabi Muhamad SAW, Allah

menegaskan bahwa Nabi Muhamad bukanlah seorang gila”. Tuduhan

gila yang dialamtkan kepada Nabi Muhamad oleh orang-orang kafir

adalah sesuatu yang tak beretika, mengingat Nabi merupakan seseorang

yang sehat jasmani maupun rohani, dan hanya karena Nabi menyuruh

untuk menyembah kepada tuhan yang benar maka kemudian orang Kafir

menuduh beliau sebagai seorang yang gila, padahal sebelumnya

kebanyakan orang-orang Mekah menjuluki Nabi seorang yang terpercaya

(al-amin). Termasuk perbuatan yang tak beretika jika menuduh orang

yang baik secara jasmani dan rohaninya disebut sebagai seorang yang

gila.

b. Pada ayat ke 4 Surat al-Qalam yang berbunyi " وإنك لعلى خلق عظيم " yang

berarti “dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti luhur”

ayat ini ditafsirkan sebagai “pujian yang langsung dinyatakan Allah

SWT kepada Nabi Muhamad SAW yang sekaligus juga bantahan

terhdap orang kafir mekah atas sangkaan atau tuduhan yang tak beretika

dari orang-orang kafir Mekah yang menyatakan bahwa Nabi Muhamad

seorang yang gila”. Seseorang yang berbudi luhur berarti juga adalah

seseorang yang mempunyai etika yang sangat baik dari yang baik.

Dengan demikian orang yang memiliki budi pekerti luhur dalam Islam

dapatlah dinyatakan sebagai orang yang paling baik etikanya diantara

orang-orang yang lainnya.

Page 52: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

36

c. Pada ayat ke 8 Surat al-Qalam yang berbunyi " فال تطع املكذبني " yang

berarti “ Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan

(ayat-ayat Allah)” ayat ini ditafsirkan sebagai “agar Nabi Muhamad dan

pengikutnya tidak mengikuti orang-orang kafir dan orang-orang yang

tersesat, yang dengan kesombongan dan kekcongkakannya telah

mendustakan kebenaran ayat-ayat Allah yang telah Allah turunkan”.

Mengikuti orang-orang kafir yang tidak mengakui kebenaran padahal

mereka tahu sesungguhnya mana yang benar dan mana yang salah

adalah sesuatu hal yang tak bermoral atau tak beretika, sebaliknya orang

yang tidak mengikuti para pembohong tersebut dianggap orang yang

mempenai keteguhan dalam iman dan mempunyai moral atau etika yang

baik.

d. Pada ayat ke 10 Surat al-Qalam yang berbunyi " وال تطع كل حالف مهني "

yang berarti “Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak

bersumpah lagi hina” ditafsirkan sebagai “peringatan Allah agar tidak

mengikuti ajakan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah yaitu

jangan bersikap lunak dan gampang percaya terhadap orang-orang

seperti itu meskipun mereka melakukan pendekatan dengan cara

mengucapkan banyak sumpah karena ingin memperkuat ucapanya”.

Mereka selalu memperkuat ucapanya dengan bersumpah karena dalam

diri mereka sendiri sudah hidup subur ketidak percayaan terhadap apa

yang mereka katakana sendiri. Orang-orang yang demikian itu banyak

Page 53: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

37

sumpah dan ingkar janji lagi tidak percaya terhadap ayat-ayat Allah

adalah orang yang tak beretika dan tak patut di ikuti.

e. Pada ayat ke 11 Surat al-Qalam yang berbunyi " مهاز مشآء بنميم " yang

berarti “(jangan mengikuti orang) yang banyak mencela, yang kian

kemari menghambur fitnah” kalimat “yang banyak mencela” ditafsirkan

“perbuatan gemar mencela orang lain lahir dari kebiasaan mencari-cari

kesalahan orang lain, atau menemukan aib atau cacat orang lain”. Yang

sering dibaca adalah kelemahan dan kejelekan orang lain. Ibarat

pepatah, gajah dipelupuk mata tidak kelihatan tetapi semut diseberang

lautan terlihat dengan nyata. Sementara itu kalimat “yang kian kemari

menghambur fitnah” ditafsirkan sebagai “menebar fitnah kesana kamari

dengan cara menebar hasutan kepada siapa yang ditemui”. Bila fitnah

sudah menebar akan tercipta suasana saling bermusuhan. Orang yang

suka mencela dan memfitnah adalah termasuk dari salah satu jenis orang

yang tak bermoral/beretika buruk, mengikuti jenis orang semacam ini

juga dilarang dalam Islam.

f. Pada ayat 12 Surat al-Qalam yang berbunyi " مناع للخري معتد أثيم" yang

berarti “yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui

batas lagi banyak dosa” kalimat “yang banyak menghalangi perbuatan

baik” ditafsirkan sebagai “orang-orang yang berusaha dengan sekuat

tenaga menghalang-halangi orang lain untuk beriman. Berbagai macam

cara dia lakukan untuk tercapainya tujuan, yakni agar orang tidak

beriman kepada kerasulan Nabi Muhamad SAW. Dia sendiri sebenarnya

Page 54: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

38

enggan berbuat kebajikan yang dia kerjakan adalah perbuatan-perbuatan

yang tidak terpuji”. Kalimat “yang melampaui batas” ditafsirkan

sebagai” perbuatan melanggar aturan”. Dia melangkahi garis yang telah

ditetapkan, dengan kata lain dia melampaui batas-batas kebenaran dan

keadilan. Orang-orang yang melampaui batas-batas kebenaran adalah

orang yang otoriter dan tiranik dan selalu memaksakan kehendak.

Sementara itu kalmat “lagi banyak dosa” ditafsirkan sebagai “gemar

berbuat dosa”, sangsi dosa diberlakukan kepada seseorang apabila ia

durhaka serta mengerjakan maksiat-maksiat. Durhaka artinya tidak

melaksanakan perintah Allah dan tidak menjauhi larangan-Nya.

Mengerjakan maksiat artinya melakukan apa-apa yang dilarang Allah

untuk diperbuat. Dengan demikian maka perbuatan menghalangi

kebaikan, melampaui batas dan melakukan banyak dosa merupakan

etika atau moral yang buruk yang harus dijauhi.

g. Pada ayat 13 Surat al-Qalam yang berbunyi " عتل بعد ذلك زنيم" yang

berarti ”yang kaku kasar, selain dari itu yang terkenal kejahatannya”

kalimat “yang kaku kasar” ditafsirkan sebagai “orang yang kasar hati

dan prilaku dan berkepala batu atau setiap orang yang perutnya tidak

pernah merasa kenyang, memiliki tubuh yang gemuk, banyak makan,

banyak minum, gemar menghimpun harta tetapi sangat kikir”. Adapun

kalimat “yang terkenal kejahatannya” ditafsirkan sebagai “seorang yang

mendustakan ayat-ayat Allah. Apabila disebut namanya maka yang

terbayang dari pikiran setiap orang adalah kejahatannya bukan

Page 55: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

39

kebaikannya”. Orang yang berlaku kasar dan terkenal akan kejahatanya

merupakan golongan orang-orang yang tak memiliki etika dan moral

yang baik dalam hidupnya, dengan demikian sikap kaku kasar dan jahat

merupakan sesuatu yang dibenci dalam Islam.

Berdasarkan penemuan ayat-ayat yang berkaitan dengan etika pada

Surat al-Qalam dalam Tafsir Khuluqun ‘Azhim Juz Tabarak Karya M.

Yunan Yusuf sebagaimana telah dijelaskan di atas, dapatlah kemudian

penemuan-penemuan tersebut diringkas sebagaimana tabel dibawah ini:

Tabel. 4.1 Ayat-Ayat Yang Berkaitan Dengan Etika Dalam Islam Pada Surat al-Qalam dalam Tafsir Khuluqun ‘Azhim

Juz Tabarak Karya M. Yunan Yusuf

Surat Ayat Etika Terpuji (Ahlaq Mahmudah)

Etika Tercela (Ahlaq Sayyiah)

al-Qalam

2 -

Menjuluki orang yang tidak gila dengan julukan gila

4 Menjuluki orang yang berahalq baik dengan julukan berahlaq baik (Beretika baik)

-

8 - Pendusta, dan yang berdusta pada kebenaran ayat-ayat Allah

10 - Banyak bersumpah tapi tidak menepati sumpah

11 - Suka mencela dan memfitnah

12 - Suka menghalang-halangi perbuatan baik, melampaui batas dan bangga dan gemar akan perbuatan dosa

13 - Suka berbuat kasar dan berbuat jahat

Page 56: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

40

Berdasarkan tabel di atas dapatlah dipahami bahwa terdapat 7 ayat

dalam surat al-Qalam yang berkaitan dengan etika Islam yaitu ayat

2,4,8,10,11,12 dan 13. Adapun jumlah keseluruhan ayat dalam surat ini

terdiri dari 52 ayat.

Etika Islam yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut seputar etika

dalam bersosialisasi dengan masyarakat, yaitu mengenai etika dalam

menjuluki seseorang, tidak dibenarkan menjuluki orang sehat jasmani (akal)

dan rohaninya disebut gila, harus memanggil orang sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya, tidak boleh mendustakan kebenaran, tidak beretika jika

seseorang banyak bersumpah tapi tak penah menepati sumpahnya, suka

mencela dan memfitanah orang lain, suka menghalang-halangi perbuatan

baik dan gemar memamerkan perbuatan dosa, serta sikap berbuat kasar dan

jahat merupakan sika-sikap dan perilaku yang tidak bermoral dan beretika.

B. Penafsiran Etika Islam pada Surat al-Muzzammil menurut M. Yunan Yusuf Dalam Tafsir Juz Tabarak Khuluqun ‘ Adzim

1. Kandungan Surat al-Muzzammil

Pokok-pokok kandungan Surat al-Muzzammil dalam Tafsir

Khuluqun ‘Azhim Juz Tabarak Karya M. Yunan Yusuf adalah bahwa surat

tersebut mengandung tuntunan dalam rangka membangun ketahanan jiwa

menghadapi berbagai cobaan dan rintangan dalam perjuangan menegakan

kalimat tauhid serta menyerukan dakwah, agar bangun tengah malam untuk

shlat dan membaca al-Qur’an.

Page 57: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

41

2. Tafsir Etika Islam dalam Surat al-Muzzammil

Ayat-ayat yang berkaitan dengan Etika Islam yang terdapat pada

Surat al-Muzzammil dalam Tafsir Khuluqun ‘Azhim Juz Tabarak Karya M.

Yunan Yusuf adalah sebagai berikut:

a. Pada ayat ke 4 Surat al-Muzzammil yang berbunyi " أو زد عليه ورتل الفرآن

" ترتيال yang berarti “atau lebih dari seperdua itu dan bacalah al-Qur’an

itu dengan pelan-pelan” ayat dan bacalah al-Qur’an itu dengan pelan-

pelan ditafsirkan dengan membaca al-Qur’an dengan perlahan-lahan dan

sesuai dengan tajwid serta dengan penuh perasaan. Membaca al-qur’an

dengan cara demikian merupakan etika yang baik dalam beribadah

khusunya dalam memahami kitab suci Allah.

b. Pada ayat 8 Surat al-Muzzammil yang berbunyi "ل إليه تبتيالوذكر اسم ربك وتبت "

yang berarti “Sebutlah nama tuhanmu dan beribadahlah kepada-Nya

dengan penuh ketekunan” kalimat “Sebutlah nama tuhanmu”

ditafsirkan berzikir dengan menyebut nama Allah dengan penuh

Tawadhu (kerendahan hati) secara perlahan dan berbisik-bisik.

Sembilanpuluh Sembilan nama Allah yang terhimpun dalam al-Asma al-

Husna hendaknya menjadi akrab pada lidah dalam menyebut nama

Allah. Adapun kalimat “dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh

ketekunan” ditafsirkan dengan berupaya dengan bersungguh-sungguh

berkonsentrasi kepada Allah SWT. Menyebut (berzikir) nama Allah

dengan nama-nama yang baik bagi Allah yang terkandung dalam al-

Page 58: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

42

Asma al-Husna serta beribadah kepada Allah dengan konsentrasi

merupakan etika yang baik dalam beribadah kepada Allah.

c. Pada ayat 10 Surat al-Muzzammil yang berbunyi " وصرب على مايقولون واهجرهم

" هجرا مجيال yang berarti “dan bersabarlah terhadap apa yang mereka

ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik” kalimat “dan

bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan” ditafsirkan para

pendakwah Islam hendaknya bersikap sabar apabila didalam kegiatan

penyampain kebenaran mengalami cacian, makian bahkan disakiti

secara fisik dengan sikap sabar yang konsisten baik sabar dalam

berjuangan dijalan kebenaran maupun bersabar dalam menghadapi

halangan. Sementara itu kalimat “dan jauhilah mereka dengan cara

yang baik” ditafsirkan apabila menghadapi kendala yang tidak

memungkinkan dalam mendakwahkan kebenaran harus menjahui si

penghalang dengan cara-cara yang baik tidak membabi buta ataupun

meninggalkan dakwah. Dengan demikian bahwa termasuk kedalam etika

yang baik dalam beribadah khususnya dalam mendakwahkan kebenaran

agama Allah apabila sipendakwah bersikap sabar dan menghadapi

masalah-masalah dakwah dengan jalan yang baik.

Berdasarkan penemuan ayat-ayat yang berkaitan dengan etika pada

Surat al-Muzamil dalam Tafsir Khuluqun ‘Azhim Juz Tabarak Karya M.

Yunan Yusuf sebagaimana telah dijelaskan di atas, dapatlah kemudian

penemuan-penemuan tersebut diringkas sebagaimana tabel dibawah ini:

Page 59: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

43

Tabel. 4.2 Ayat-Ayat Yang Berkaitan Dengan Etika Dalam Islam

Pada Surat al-Muzzammil dalam Tafsir Khuluqun ‘Azhim Juz Tabarak Karya M. Yunan Yusuf

Surat Ayat Etika Terpuji (Ahlaq Mahmudah)

Etika Tercela (Ahlaq Sayyiah)

al-Muzzammil

4 Membaca al-Quran dengan jalan hati-hati pelan-pelan sesuai Tajwid dan Meresapi maknanya termasuk etika yang baik dalam beribadah (memahami kitab suci al-Quran)

-

8 Bezikir dengan menyebut nama-nama Allah (al-Asma al-Husna) dengan penghormatan dan beribadah dengan penuh ketekunan (konsentrasi) adalah etika yang baik dalam beribadah.

-

10 Bersikap sabar dan konsisten dalam mengajak kebaikan dalam berdakwah serta berbuat baik dalam menghadapi cobaan dalam berdakwah adalah etika yang baik dalam berdakwah

Page 60: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

44

Berdasarkan tabel di atas dapatlah dipahami bahwa terdapat 3 ayat

dalam surat al-Muzzammil yang berkaitan dengan etika Islam yaitu ayat 4, 8

dan 10. Adapun jumlah keseluruhan ayat dalam surat ini terdiri dari 20 ayat.

Etika Islam yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut seputar etika

dalam beribadah. membaca al-Qur’an dengan jalan hati-hati pelan-pelan

sesuai Tajwid dan Meresapi maknanya termasuk etika yang baik dalam

beribadah (memahami kitab suci al-Quran). Bezikir dengan menyebut

nama-nama Allah (al-Asma al-Husna) dengan penghormatan dan beribadah

dengan penuh ketekunan (konsentrasi) adalah etika yang baik dalam

beribadah. Dan bersikap sabar dan konsisten dalam mengajak kebaikan

dalam berdakwah serta berbuat baik dalam menghadapi cobaan dalam

berdakwah adalah etika yang baik dalam beribadah mendakwahkan ajaran

Islam.

3. Penafsiran Etika Islam pada Surat al-Mudatsir menurut M. Yunan Yusuf Dalam Tafsir Juz Tabarak Khuluqun ‘Adzim

1. Kandungan Surat al-Mudatsir

Pokok-pokok kandungan Surat al-Muddatsir dalam Tafsir Khuluqun

‘Azhim Juz Tabarak Karya M. Yunan Yusuf adalah bahwa surat tersebut

mengandung perintah untuk mulai berdakwah ke tengah masyarakat dengan

membesarkan nama Allah terlebih dahulu, membersihkan diri dan pakaian,

menjauhi maksiat serta bersabar dalam menegakan dakwah.

Page 61: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

45

2. Tafsir Etika Islam dalam Surat al-Mudatsir

Ayat-ayat yang membahas etika Islam yang terdapat pada Surat al-

Muddatsir dalam Tafsir Khuluqun ‘Azhim Juz Tabarak Karya M. Yunan

Yusuf adalah sebagai berikut:

a. Pada ayat 4 Surat al-Muddatsir yang berbunyi " وثيابك فطهر " yang berarti

“Dan Pakaianmu bersihkanlah” kalimat ini ditafsirkan kebersihan jiawa

harus di imbangi dengan kebersihan raga. Kebersihan jiwa penting bagi

pejuang kebenaran dan keadilan sehingga dengannya tidak mudah

tergoda oleh penyimpangan dan kebatilan. Tetapi hanya semata-mata

kebersihan jiwa tanpa membenahi penampilan akan membuat khalayak

yang dihadapi memberikan penilaian merendahkan. Oleh karena itu

kebersihan pakaian bermaksud kelayakan dalam berpakaian bukan

penampilan mewah akan tetapi secara standar ada batas pakaian dengan

memunculkan penampilan layak dan wajar. Dengan demikian termasuk

etika yang baik dalam berdakwah apabila si pendakwah berpakaian

secara layak, bersih dan suci.

b. Pada ayat 5 Surat al-Muddatsir yang berbunyi “ والرجز فهجر ” yang berarti

“ dan perbuatan dosa tinggalkanlah” ditafsirkan sebagai penegasan

bahwa setiap penganjur dakwah jangan sekali-kali berbuat dosa karena

para penganjur dakwah berperan sebagai contoh dan teladan bagi

masayarakat. Termasuk etika yang buruk dalam Islam apabila

pendakwah melakukan dosa antara apa yang didakwahkan dengan apa

yang diperbuat tidak sejalan. Sebaliknya pendakawah yang beretika baik

Page 62: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

46

maka tentu akan meninggalkan dosa dan berusaha menjauhinya sekuat

tenaga.

c. Pada ayat 6 Surat al-Muddatsir yang berbunyi “ وال متنن تستكثر ” yang

berarti “ dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh

(balasan) yang lebih banyak” ditafsirkan sebagai jangan memberikan

dakwah dengan maksud memperoleh upah. Kegiatan dakwah yang

dilakukan oleh para dai atau muballigh, apalagi dakwah yang dilakukan

para Nabi dan Rasul tidak dibenarkan menuntut upah dari Ma’du.

Dengan demikian termasuk etika yang baik bagi seorang pendakwah

untuk tidak meminta-minta tarif dalam dakwah.

d. Pada ayat 7 Surat al-Muddatsir yang berbunyi “ ربولربك فص ” yang berarti

“dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu maka bersabarlah”

ditafsirkan sebagai tantangan dan kesulitan yang dihadapi pendakwah

baik yang besar maupun ang kecil harus dihadapi dengan sabar. Sabar

dalam berdakwah termasuk sikap atau etika yang baik dalam berdakwah.

e. Pada ayat 23 Surat al-Muddatsir yang berbunyi “ مث أدبر وستكرب ” yang

berarti “kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan

diri” ditafsirkan sebagai orang yang sudah jelas-jelas mengetahui

kebenaran ayat-ayat Allah akan tetapi dia takut untuk mengungkapkan

kebenaran hanya karena takut dimusuhi, takut dikucilkan dalam

pergaulan kelompoknya. Sikap semacam ini termasuk kedalam sikap

yang tidak baik karena bertentangan dengan hati nuraninya sendiri.

Page 63: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

47

Termasuk kedalam etika yang buruk dalam memahami kebenaran

dakwah yang disampaikan oleh pendakwah.

f. Pada ayat 24 Surat al-Muddatsir yang berbunyi “ فقال إن هذا إال شحر يوثر ”

yang berarti “lalu dia berkata (al-Qur’an) ini tidak lain hanyalah sihir

yang dipelajari (dari orang-orang terdahulu)” ditafsirkan kata-kata

yang hebat-hebat didalam al-Qur’an dianggap sihir yang diperoleh

Muhamad SAW dari orang-orang terdahulu. Sehingga orang yang

terdiam ketika dibacakan al-Quran karena kagum dengan kandungan isi

dan keindahanya dianggap terkena sihir. Menuduh al-Quran sebagai

sihir merupakan etika yang buruk dalam Islam.

g. Pada ayat 25 Surat al-Muddatsir yang berbunyi “ إن هذا إال قول بشر ” yang

berarti “ini tidak lain (al-Qur’an) hanya perkataan manusia” ditafsirkan

sebagai setelah menuduh al-qur’an sebagai sihir orang-orang yang tak

beriman kemudian mengatakan sihir itu bukan merupakan wahyu dari

Tuhan yang maha kuasa, karena al-Qur’an itu sihir, maka samalah

kedudukanya dengan ciptaan allah yang lain. Al-Qur’an itu hanya

perkataan manusia dan bukan wahyu dari Allah. Sikap ingkarterhadap

kebenaran al-Qura’n yang merupakan firman Allah adalah termasuk

etika yang buruk bagi pendengar dakwah dalam menanggapi dakwah-

dakwah yang diberikan oleh pendakwah Islam.

Berdasarkan penemuan ayat-ayat yang berkaitan dengan etika pada

Surat al-Muddatsir dalam Tafsir Khuluqun ‘Azhim Juz Tabarak Karya M.

Page 64: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

48

Yunan Yusuf sebagaimana telah dijelaskan di atas, dapatlah kemudian

penemuan-penemuan tersebut diringkas sebagaimana tabel dibawah ini:

Tabel. 4.3 Ayat-Ayat Yang Berkaitan Dengan Etika Dalam Islam

Pada Surat al-Muddatsir dalam Tafsir Khuluqun ‘Azhim Juz Tabarak Karya M. Yunan Yusuf

Surat Ayat Etika Terpuji (Ahlaq Mahmudah)

Etika Tercela (Ahlaq Sayyiah)

al-Muddatsir

4 Berpakian bersih, Rapih Layak bagi Pendakwah

-

5 Sikap Pendakwah Meninggalkan Dosa Dalam Berdakwah, Sebelum dan Sesudah

-

6 - Berdakwah mengharap upah

7 Bersikap bersabar dalam berdakwah

-

23 - Berpaling dari kebenaran (al-Qur’an) dan menyombongkan diri

24 - Menuduh al-Qur’an sebagai Sihir

25 - Menuduh al-Qur’an sebagai karya tulis manusia

Berdasarkan tabel di atas dapatlah dipahami bahwa terdapat 8 ayat

dalam surat al-Muddatsir yang berkaitan dengan etika Islam yaitu ayat 4,

5,6,7 23,24 dan 25. Adapun jumlah keseluruhan ayat dalam surat ini terdiri

dari 56 ayat.

Etika Islam yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut seputar etika

dalam mendakwahkan ajaran Islam yatu, agar pendakwah berpakaian bersih

Page 65: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

49

dalam berdakwah, tidak boleh bagi pendakwah melakukan atau bahkan

mendekati dosa, tidak boleh berdakwah mengharap upah, bersikap sabar

dalam berdakwah merupakah etika yang baik, sementara itu etika-etika

buruk dalam surat tersebut adalah berpaling dari kebenaran (al-Qur’an) dan

menyombongkan diri serta menuduh al-Qur’an sebagai sihir karya tulis

manusia

Page 66: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 1. Etika Islam yang terkandung pada surat al-Qalam dalam Tafsir Juz

Tabarak Khuluqun ‘Azhim karya M. Yunan Yusuf terdapat pada ayat

2,4,8,10,11,12 dan 13, etika Islam yang terkandung dalam ayat-ayat

tersebut seputar etika dalam bersosialisasi dengan masyarakat yaitu,

mengenai etika dalam menjuluki seseorang, tidak dibenarkan menjuluki

orang sehat jasmani (akal) dan rohaninya disebut gila, harus memanggil

orang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, tidak boleh mendustakan

kebenaran, tidak beretika jika seseorang banyak bersumpah tapi tak penah

menepati sumpahnya, suka mencela dan memfitanah orang lain, suka

menghalang-halangi perbuatan baik dan gemar memamerkan perbuatan

dosa, serta sikap berbuat kasar dan jahat merupakan sika-sikap dan

perilaku yang tidak bermoral dan beretika.

2. Etika Islam yang terkandung pada surat al-Muzzammil dalam Tafsir Juz

Tabarak Khuluqun ‘Azhim karya M. Yunan Yusuf terdapat pada ayat 4, 8

dan 10. Etika Islam yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut seputar etika

dalam beribadah. Membaca al-Qur’an dengan jalan hati-hati pelan-pelan

sesuai Tajwid dan Meresapi maknanya termasuk etika yang baik dalam

beribadah (memahami kitab suci al-Quran). Bezikir dengan menyebut

nama-nama Allah (al-Asma al-Husna) dengan penghormatan dan

50

Page 67: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

51

beribadah dengan penuh ketekunan (konsentrasi) adalah etika yang baik

dalam beribadah. Dan bersikap sabar dan konsisten dalam mengajak

kebaikan dalam berdakwah serta berbuat baik dalam menghadapi cobaan

dalam berdakwah adalah etika yang baik dalam beribadah dalam bentuk

mendakwahkan ajaran Islam.

3. Etika Islam yang terkandung pada surat al-Muzzammil dalam Tafsir

Khuluqun ‘Azhim Juz Tabarak karya M. Yunan Yusuf terdapat pada 4,

5,6,7 23,24 dan 25. Etika Islam yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut

seputar etika dalam mendakwahkan ajaran Islam yatu, agar pendakwah

berpakaian bersih dalam berdakwah, tidak boleh bagi pendakwah

melakukan atau bahkan mendekati dosa, tidak boleh berdakwah

mengharap upah, bersikap sabar dalam berdakwah merupakah etika yang

baik, sementara itu etika-etika buruk dalam surat tersebut adalah berpaling

dari kebenaran (al-Qur’an) dan menyombongkan diri serta menuduh al-

Qur’an sebagai sihir karya tulis manusia.

B. Saran

Setelah selesainya melakukan penelitian, penulis mengajukan saran-

saran sebagai berikut:

1. Kepada para pembaca hendaknya mempraktikan etika yang baik dan yang

buruk dalam Islam yang terkandung dalam surat al-Qlam, al-Muzzammil

dan al-Mudatsir agar supaya pembaca dan penulis khususnya menjadi salah

satu orang yang berbudi pekerti baik.

Page 68: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

52

2. Kepada para Mahasiswa semoga saja dapat menjadikan penelitian ini

sebagai referensi pembanding untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai etika Islam yang masih banyak terkandung pada surat-surat

dalam al-quran yang belum di teliti oleh penulis pribadi maupun oleh

peneliti lainnya.

Page 69: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

53

DAFTAR PUSTAKA

A. Zainuddin dan Muhammad Jamhari, Al-Islam 2 ; Muamalah dan Akhlaq, (Bandung : Pustaka Setia, 1999) Abdul Mustakim, Aliran-aliran Tafsir “ Dari Periode Klasik hingga

Kontemporer”, (Yogyakarta, Kreasi Warna, 2010) Abdul Syukur, Mengenal Corak Tafsir Al-qur’an, (El-Furkonia, no. 1, 2015)

Abuddin Nata, Ahlaq Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003), Cet. V

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2003)

Ahmad Umar Hasyim, Menjadi Muslim Kaffah Berdasarkan al-Qur’an Dan Sunnah Nabi SAW, (Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2004) Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, Juz VIII, (Kairo : Dar al-Sya’bi, 1913 M)

Aminuddin, Membangun Karakter Dan KepribadianMelalui Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006)

Asmaran As, Pengantar Studi Ahlaq, Cet. II (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994) Dwi Haryanto, “Corak Pemikiran Kalam Tafsir Khuluqun ‘Azhim Juz Tabarak Karya Yunan Yusuf” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2016) H. A. Musthofa, Ahlaq Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), Cet. III

Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Ahlaq. (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010)

Hamzah Ya’qub, Etika Islam: Pembinaan Akhlaqul karimah (Suatu Pengantar), (Bandung : CV. Diponegoro, 1988) M. Mayhur Amin, dkk. Aqidah dan Ahlaq (Yogyakarta : Kota Kembang,

1996),Cet.Ke-3

M. Mayhur Amin, dkk. Aqidah dan Ahlaq, (Yogyakarta : Kota Kembang,

1996),Cet.Ke-3

Page 70: PENAFSIRAN TENTANG ETIKA ISLAM MENURUT M. YUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36880/2... · Tafsir Etika Islam dalam Surat al- Mudatsir..... 45. BAB V . KESIMPULAN

54

M. Yunan Yusuf, “Corak Pemikiran Kalam Tafsir al-Azhar: Sebuah Telaah Tentang Pemikiran Hamka Dalam Teologi Islam”, Disertasi, Fakultas Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1989 Mahjudin, Kuliah Ahlaq Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 2003), Cet.V

Muhadjin, Kuliah Ahlaq Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia,1991)

Muhammad Al-Sayyid Al-dhahbi, Al-Tafsir wa al-mufassir, jilid II

Muhammad Quraish Shihab, Membunyikan Al-qur’an, Cet. V, (Bandung, Mizan, 1993)

Noerhidayatullah, Insan Kamil. Metode Islam Memanusiakan Manusia, (Bekasi: jIn.timedia dan Nalar, 2002) Rachmat Jatnika, Sistem Etika Islami, (Jakarta: Widjaya,1992)

Sayyid Abdullah Al-Haddad, Thariqah Menuju Kebahagiaan, (Bandung: Mizan, 1998) Toshihiko Izutsu, Etika Beragama dalam Qur’an, Penerjemah Mansurddin Djoely (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993) Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta:Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam/LPPI, 2004) Yunan Yusuf, Tafsir Juz Tabarak “Khuluqun ‘Azhim”, (Tangerang: Lentera hati, 2013) Zainuddin, dkk, Seluk Beluk Pendidikan dari Al-ghozali, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), Cet. I