Pemutakhiran Data Perbatasan-2
description
Transcript of Pemutakhiran Data Perbatasan-2
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II - 1
Dan Pulau-pulau Terluar
2.1. Umum
Kawasan perbatasan, baik di darat maupun di laut memiliki peran sangat penting dan strategis
karena selain merupakan batas kedaulatan, juga merupakan wilayah yang mencerminkan halaman
(beranda) depan suatu negara. Secara geografis, posisi Negara Kesatuan Republik Indonesia diapit
oleh dua benua, mempunyai batas wilayah internasional dengan 10 (sepuluh) negara tetangga. Di
darat Republik Indonesia berbatasan dengan 3 (tiga) negara yaitu Malaysia, Papua New Guinea,
Republik Demokratik Timor Leste. Sebagai negara kepulauan (Archipelagic state), Republik
Indonesia mempunyai batas maritim berupa batas laut wilayah (teritorial), batas landas kontinen dan
batas Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) dengan 10 (sepuluh) negara yaitu India, Thailand, Malaysia,
Singapura, Vietnam, Filiphina, Palau, Papua New Guinea, Republik Demokratik Timor Leste dan
Australia. Pada kawasan perbatasan laut (maritim) pada umumnya berupa pulau-pulau terluar yang
jumlahnya 92 pulau dan termasuk pulau-pulau kecil.
Kawasan perbatasan darat Indonesia tersebar di 3 (tiga) pulau (Kalimantan, Papua, Timor), 4
(empat) Provinsi (Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Papua, dan Nusa Tenggara Timur), dan 15
kabupaten/kota yang masing-masing wilayahnya memiliki karakteristik dan tipologi kawasan
perbatasan berbeda-beda. Karakteristik kawasan perbatasan dibagi kedalam 7 (tujuh) bagian yaitu
karakteristik fisik, karakteristik infrastruktur pelayanan masyarakat, karakteristik penduduk,
karakteristik ekonomi, karakteristik sumberdaya alam, karakteristik pertahanan dan karakteristik
fungsi dan pemanfaatan Ruang. Sedangkan indikator dari masing-masing karakteristik dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II - 2
Dan Pulau-pulau Terluar
Tabel 2.1
KARAKTERISTIK DAN INDIKATOR KAWASAN PERBATASAN
NO JENIS
KARAKTERISTIK INDIKATOR
1. Karakteristik
Fisik
a. Garis batas di darat dan laut belum jelas dan pasti b. Pilar batas di sepanjang garis batas masih sangat tetbatas dan kondisinya darurat. c. Garis batas di Iaut ditentukan dengan kebedaraan pulau-pulau terluar yang
terpencil. d. Sebagian besar kawasan perbatasan di darat berada di pedalaman dengan kondisi
alam berupa hutan yang sulit di jangkau dan perlu dilindungi.
2.
Karakteristik infrastruktur pelayanan masyarakat
a. Sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, perhubungan, komunikasi dan informasi serta pemukiman masih sangat terbatas.
b. Jumlah Pos Pemeriksa Lintas Batas (PPLB) masih terbatas dan fungsi CIQS belum optimal.
3. Karakteristik Penduduk
a. Penyebaran penduduk di wilayah perbatasan umumnya jarang dan tidak merata bahkan di pulau-pulau terluar ada yang tidak berpenghuni dan terpencil
b. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia diperlihatkan dengan rendahnya tingkat kesehatan dan pendidikan masyarakat.
c. Tingkat pertumbuhan penduduk rendah akibat tingginya angka kematian. d. Arus mobilitas tenaga kerja dan penduduk keluar-masuk cukup tinggi. e. Secara etnis, penduduk yang berada di Perbatasan memiliki hubungan keluarga
dengan saudaranya di negara tetangga.
4. Karakteristik Ekonomi
a. Tingginya perbedaan harga jual produk-produk lokal jika dibandingkan dengan negara tetangga. Rendahnya nilai kurs rupiah terhadap kurs negara tetangga.
b. Keberadaan produk-produk yang berasal dari sumberdaya alam belum memiliki nilai tambah karena merupakan produk mentah.
c. Perekonomian masyarakat sebagian besar adalah miskin dan umumnya mata pencaharian adalah petani dan nelayan tradisional.
d. Transaksi perdagangan dilakukan secara tradisional. Hasil usaha yang diperoleh sebagian besar dikonsumsi sendiri.
5. Karakteristik Sumberdaya
Alam
a. Potensi sumberdaya alam di wilayah perbatasan meliputi potensi pertambangan, kehutanan, perkebunan/pertanian, perikanan, dan sumberdaya air (daerah tangkapan air).
b. Pengelolaan sumberdaya alam relatif kurang terkendali terutama eksploitasi hutan dan kawasan lindung yang ilegal dan penangkapan ikan ilegal.
6. Karakteristik Pertahanan
a. Rawan persembunyian kelompok Gerakan Pengacau Keamanan (GPK), penyelundupan, dan tindak kriminal. Penduduk mudah terprovokasi dan terpengaruh oleh informasi dari luar.
b. Rawan terhadap ancaman langsung dari luar dan pengaruhnya. c. Lemahnya sistem pengawasan/pengamanan dikarenakan pos-pos pengawasan
TNI maupun PLB terbatas dan tidak memadai.
7.
Karakteristik Fungsi dan Pemanfaatan
Ruang
a. Sebagian besar ruang kawasan perbatasan adalah kawasan lindung yang rawan terhadap eksploitasi, terutama illegal Iogging dan iIlegaI fishing
b. Taman-taman nasional yang merupakan bagian dari kawasan lindung memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang sangat tinggi.
c. Tempat perlindungan satwa dan flora endemik. Tempat kawasan budidaya seperti kelapa sawit dan karet serta perikanan dan perikanan tangkap di kawasan perbatasan Iaut.
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II - 3
Dan Pulau-pulau Terluar
2.2 Tipologi Wilayah Perbatasan
Penetapan tipologi kawasan perbatasan didasarkan pada karakteristik wilayah dan peluang nilai
tambah yang dihasilkan. Terdapat 4 (empat) tipologi wilayah perbatasan, yaitu :
a. Wilayah perbatasan yang tidak berpenghuni, seperti di pulau-pulau terluar.
b. Wilayah perbatasan yang berpenghuni dan memiliki akses keluar yang resmi atau formal, yang
ditandai oleh keberadaan Pos Pemeriksa Lintas Batas (PPLB). PPLB yang dimaksud adalah
pos pemeriksa dengan fasilitas bea cukai, imigrasi, karantina, dan keamanan (CIQS)
c. Wilayah perbatasan yang berpenghuni tetapi hanya memiliki akses keluar tidak resmi, yaitu
berupa Pos Lintas Batas (PLB) tanpa keberadaan CIQS.
d. Wilayah perbatasan yang berpenghuni tetapi tidak memiliki pos sebagai simpul untuk akses
keluar (cenderung berorientasi ke dalam/ibukota kabupaten). Akes keluar dilakukan melalui pos
lintas batas di kabupaten/kota atau Provinsi lain.
2.3 Perbatasan Darat
2.3.1 Perbatasan Darat Provinsi Kalimantan Barat
Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan darat di Provinsi Kalimantan Barat
meliputi 5 (lima) kabupaten dan 17 (tujuh belas) kecamatan sebagaimana Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN DARAT
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NEGARA
TETANGGA
Kalimantan Barat 1. Kab. Sambas
1. Paloh 2. Sajingan Besar 3. Teluk Keramat 4. Sejangkung
Malaysia
2. Kab. Bengkayang
1. Seluas 2. Jagoi Babang 3. Siding
Malaysia
3. Kab. Sanggau
1. Entikong 2. Sekayam Malaysia
4. Kab. Sintang
1. Ketungau Tengah 2. Ketungau Hulu Malaysia
5. Kab. Kapuas Hulu
1. Puttusibau 2. Embaloh Hulu 3. Batang Lupar
4. Empanang
Malaysia
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II - 4
Dan Pulau-pulau Terluar
PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NEGARA
TETANGGA
5. Badau 6. Puring Kencana
Kawasan perbatasan Provinsi Kalimantan Barat mempunyai panjang garis batas sekitar
847,3 kilometer, dengan kondisi kawasan perbatasan seperti pada Tabel 2.3 berikut :
Tabel 2.3
KONDISI KAWASAN PERBATASAN DARAT PROVINSI KALIMANTAN BARAT
KABUPATEN JUMLAH
PENDUDUK (JIWA)
LUAS WILAYAH (KM2)
JUMLAH PINTU MASUK
KONDISI MASYARAKAT
POTENSI EKONOMI
1. Sambas 472.965 6.706,52
Miskin dan Terbelakang
� Hutan Lindung � Taman Nasional � Danau Alam
2. Bengkayang 193.263 6.055,06
Miskin dan Terbelakang
� Hutan Lindung � Taman Nasional � Danau Alam
3. Sanggau 525.749 18.314,90
Cukup Memadai dan Pramodern
� Hutan Lindung � Taman Nasional � Danau Alam
4. Sintang 477.391 4.651,11
Miskin dan Terbelakang
� Hutan Lindung � Taman Nasional � Danau Alam
5. Kapuas Hulu 196.157 29.841,70
Miskin dan Terbelakang
� Hutan Lindung � Taman Nasional � Danau Alam
2.3.2 Perbatasan Darat Provinsi Kalimantan Timur
Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan darat di Provinsi Kalimantan Timur
meliputi 3 (tiga) kabupaten dan 11 (sebelas) kecamatan.
Tabel 2.4
CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN DARAT PROVINSI KALIMANAN TIMUR
PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NEGARA TETANGGA
Kalimantan Timur 1. Kab. Kutai Barat 1. Long Pahangai 2. Long Apari
Malaysia
2. Kab. Nunukan
1. Nunukan 2. Sebatik 3. Lumbis 4. Krayan 5. Krayan Selatan
Malaysia
3. Kab. Malinau
1. Long Pujungan 2. Kayan Hulu 3. Kayan Hilir
Malaysia
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II - 5
Dan Pulau-pulau Terluar
Kawasan perbatasan Provinsi Kalimantan Timur mempunyai panjang garis batas sekitar
1.035 kilometer, dengan kondisi kawasan perbatasan seperti Tabel 2.5 berikut.
Tabel 2.5
KONDISI KAWASAN PERBATASAN DARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KABUPATEN JUMLAH
PENDUDUK (JIWA)
LUAS WILAYAH (KM2)
JUMLAH PINTU MASUK
KONDISI MASYARAKAT
POTENSI EKONOMI
1. Kutai Barat 144.305 36.081,95 Miskin dan Terbelakang
� Hutan Lindung � Taman Nasional � Danau Alam
2. Nunukan 104.589 14.585,70 Cukup Memadai dan Pramodern
� Hutan Lindung � Taman Nasional � Danau Alam
3. Malinau 46.787 41.990,40 Miskin dan Terbelakang
� Hutan Lindung � Taman Nasional � Danau Alam
2.3.3 Perbatasan Darat Provinsi Papua
Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan darat di Provinsi Papua meliputi 5 (lima)
kabupaten/kota dan 26 (dua puluh enam) kecamatan/distrik sebagaimana Tabel 2.6 berikut
Tabel 2.6
CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN DARAT PROVINSI PAPUA
PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN/DISTRIK NEGARA
TETANGGA
Papua 1. Kota Jayapura 1. Jayapura Utara 2. Jayapura Selatan
3. Abepura 4. Muara Tani
PNG
2. Kab. Keerom
1. Arso 2. Web 3. Senggi
4. Waris 5. Skanto PNG
3. Kab. Pegunungan
Bintang
1. Oksibil 2. Iwur 3. Kiwirok
4. Kiwirok Timur 5. Batom 6. Akbibab
PNG
4. Kab. Merauke
1. Merauke 2. Sota 3. Eligobel
4. Ulilin 5. Muting
PNG/Timor Leste /
Australia
5. Kab. Boven Digoel
1. Jair 2. Mindiptana 3. Waropko
4. Kouh 5. Tanah Merah 6. Bomaki
PNG
Kawasan perbatasan Provinsi Papua mempunyai panjang garis batas sekitar 760 kilometer,
dengan kondisi kawasan perbatasan seperti pada Tabel 2.7 berikut.
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II - 6
Dan Pulau-pulau Terluar
Tabel 2.7
KONDISI KAWASAN PERBATASAN DARAT PROVINSI PAPUA
KABUPATEN/ KOTA
JUMAH PENDUDUK
(JIWA)
LUAS WILAYAH (KM2)
JUMLAH PINTU MASUK
KONDISI MASYARAKAT
POTENSI EKONOMI
1. Kota Jayapura 200.640 740,36
Miskin dan Terbelakang
� Hutan Lindung � Taman Nasional � Danau Alam
2. Kab. Keerom 35.904 8.390
Miskin dan Terbelakang
� Hutan Lindung � Taman Nasional � Danau Alam
3. Kab. Pegunungan Bintang
53.788 15.682
Miskin dan Terbelakang
� Hutan Lindung � Taman Nasional � Danau Alam
4. Kab. Merauke 1.774.308 311.115,87
Miskin dan Terbelakang
� Hutan Lindung � Taman Nasional � Danau Alam
5. Kab. Boven Digul
34.121 27.108
Miskin dan Terbelakang
� Hutan Lindung � Taman Nasional � Danau Alam
2.3.4 Perbatasan Darat Provinsi Nusa Tenggara Timur
Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan darat di Provinsi Nusa Tenggara Timur
meliputi 3 (tiga) kabupaten dan 11 (sebelas) kecamatan sebagaimana Tabel 2.8 berikut.
Tabel 2.8
CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN DARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
PROVINSI KABUPATEN/
KOTA KECAMATAN
NEGARA TETANGGA
Nusa Tenggara Timur
1. Kab. Belu 1. Tasifero Timur 2. Lamaknen 3. Tasifero Barat
4. Kobalima 5. Reaat 6. Lasiolat
Timor Leste
2. Kab. Kupang 1. Amfaong Utara Timor Leste
3. Kab. Timur
Tengah Utara
1. Miaomaffo Barat 2. Miaomaffo Timur 3. Insana 4. Insana Utara
Timor Leste
Kondisi kawasan perbatasan di Provinsi Nusa Tenggara Timur disajikan pada Tabel 2.9
berikut :
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II - 7
Dan Pulau-pulau Terluar
Tabel 2.9
KONDISI KAWASAN PERBATASAN DARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
KABUPATEN/KOTA JUMLAH
PENDUDUK (JIWA)
LUAS WILAYAH (KM2)
JUMLAH PINTU MASUK
KONDISI WILAYAH
POTENSI EKONOMI
1. Kab. Belu 200.640 740,36 Miskin dan terbelakang
� Taman lindung � Tanam Nasional � Danau alam
2. Kab. Kupang 35.904 8.390 Miskin dan terbelakang
� Taman lindung � Tanam Nasional � Danau alam
3. Kab. Timor Tengah Utara
53.788 16.682 Miskin dan terbelakang
� Taman lindung � Tanam Nasional � Danau alam
2.4 Perbatasan Laut
Kawasan perbatasan laut Indonesia mencakup pulau-pulau terkecil terluar yang berjumlah 92 pulau
yang tersebar di 17 provinsi, mulai dari Aceh sampai ke Papua bagian utara. Pulau-pulau kecil
terluar terluar tersebut berbatasan langsung dengan negara lain, yaitu dengan India (3 pulau),
Malyasia (22 pulau), Singapura (5 pulau), Malaysia dan Vietnam (1 pulau), India dan Thailand (1
pulau), Filipina (11 pulau) Vietnam (2 pulau), Australia (24 pulau), Palau (8 pulau), dan RDTL (6
pulau) sementara 9 pulau lainnya berbatasan langsung dengan laut lepas. Pulau-pulau tersebut
mempunyai cakupan wilayah administrasi sebagai berikut :
2.4.1 Perbatasan laut Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan laut di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam meliputi 6 (enam) kabupaten/kota dan 47 (empat puluh tujuh) kecamatan
sebagaimana Tabel 2.10 berikut.
Tabel 2.10
CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
PROVINSI KABUPATEN/
KOTA KECAMATAN
NEGARA TETANGGA
NAD 1. Kab. Aceh
Timur
1. Simpang Ulin 2. Julok 3. Nurussalam 4. Darul Aman 5. Idi Reyeuk 6. Peureulak 7. Madat
8. Birem Bayeun 9. Sungai Raya 10. Peudawa 11. Peureulak Barat 12. Peureulak Timur 13. Rantau Selamat
Malaysia/ Thailand
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II - 8
Dan Pulau-pulau Terluar
PROVINSI KABUPATEN/
KOTA KECAMATAN
NEGARA TETANGGA
2. Kab. Aceh
Utara Malaysia/
Thailand
3. Kab. Bireun
1. Samudera 2. Pandrah 3. Jeunieb 4. Peudada
5. Jeumpa 6. Jangka 7. Gandapura
Malaysia/ Thailand
4. Kab. Pidie
1. Muara Tiga 2. Bandar Dua 3. Delima 4. Kota Sigli 5. Simpang Tiga 6. Kembang
Tanjung
7. Geulempang Tiga 8. Bandar Baru 9. Tringgandeng/P. Raja 10. Ulim 11. Batee
Malaysia
5. Kab. Aceh
Besar
1. Pulo Aceh 2. Peukan Bada 3. Darusssalam
4. Mesjid Raya 5. Seulimeun Malaysia/ India
6. Kota Sabang 1. Suka Raya 2. Suka Jaya
Malaysia
Tabel 2.11
KONDISI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
KABUPATEN/ KOTA
JUMLAH PENDUDUK
(JIWA)
LUAS WILAYAH (KM2)
JUMLAH PINTU MASUK
KONDISI WILAYAH POTENSI EKONOMI
1. Kab. Aceh Timur
253.151 6.286,01
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya alam bahari
2. Kab. Aceh
Utara 395.800 3.191,91
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya alam bahari
3. Kab.
Bireun 350.964 1.901,12
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya alam bahari
4. Kab. Pidie 517.452 3.816,97
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya alam bahari
5. Kab. Aceh
Besar 301.708 2.969,00
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya alam bahari
6. Kota
Sabang 27.447 153,00
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya alam bahari
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II - 9
Dan Pulau-pulau Terluar
2.4.2 Perbatasan laut Provinsi Sumatera Utara
Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan laut di Provinsi Sumatera Utara meliputi
6 (enam) kabupaten/kota dan 25 (duapuluh lima) kecamatan sebagaimana Tabel 2.12
berikut.
Tabel 2.12
CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI SUMATERA UTARA
PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NEGARA
TETANGGA
Sumatera Utara 1. Kab. Labuhan batu 1. Kuala Hilir
2. Panai Hilir
Malaysia
2. Kab. Asahan 1. Medang Deras 2. Talawi 3. Lima Puluh
4. Tanjung Tiram 5. Tanjung Balai 6. Sei Kepayang
Malaysia
3. Kab. Langkat 1. Pangkalan Susu 2. Brandan Barat 3. Babalan
4. Gebang 5. Tanjung Pura 6. Secanggang
Malaysia
4. Kab. Deli Serdang 1. Labuhan Deli 2. Percut Sei Tuan
3. Batang Kuis 4. Pantai Labu
Malaysia
5. Kab. Serdang
Bedagai
1. Pantai Cermin 2. Perbaungan 3. Tlk Mengkudu
4. Tanjung Beringin 5. Bandar Khalifa Malaysia
6. Kota Medan 1. Medan Belawan 2. Medan Labuhan Malaysia
TABEL 2.13
KONDISI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI SUMATERA UTARA
KABUPATEN/ KOTA JUMLAH
PENDUDUK (JIWA)
LUAS WILAYAH (KM2)
JUMLAH PINTU MASUK
KONDISI WILAYAH POTENSI EKONOMI
1. Kab. Labuhan batu
910.502 9.311,98
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya
alam bahari
2. Kab. Asahan 990.230 4.694,34
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya
alam bahari
3. Kab. Langkat 940.601 6.188,88 � Nelayan tradisional
� Relatif miskin, � Kawasan perlindungan
satwa langka yang bernilai
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -10
Dan Pulau-pulau Terluar
KABUPATEN/ KOTA JUMLAH
PENDUDUK (JIWA)
LUAS WILAYAH (KM2)
JUMLAH PINTU MASUK
KONDISI WILAYAH POTENSI EKONOMI
terbelakang � Biaya hidup tinggi
tinggi � Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya
alam bahari
4. Kab. Deli Serdang
2.054.707 4.332,17
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya
alam bahari
5. Kab. Serdang Bedagai
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya
alam bahari
6. Kota Medan 1.979.340 265,09
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya
alam bahari
2.4.3 Perbatasan Laut Provinsi Riau
Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan laut di Provinsi Riau meliputi 4 (empat)
kabupaten dan 9 (sembilan) kecamatan sebagaimana Tabel 2.14 berikut :
Tabel 2.14
CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI RIAU
PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NEGARA
TETANGGA
Riau 1. Kab. Rokan Hilir 1. Kubu 2. Bangko
3. Pasir Linau Kapas 4. Sinaboi Malaysia
2. Kab. Bengkalis
1. Bengkalis 2. Bantan 3. Rangsang 4. Rangsang Barat
5. Rupat 6. Rupat Utara 7. Bukit Batu 8. Merbau
Malaysia
3. Kab. Indragiri Hilir 1. Kateman 2. Tanah Merah
3. Gaung Anak Serka Malaysia
4. Kab. Pelalawan Kuala Kampar Malaysia
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -11
Dan Pulau-pulau Terluar
Tabel 2.15
KONDISI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI RIAU
KABUPATEN/KOTA JUMLAH
PENDUDUK (JIWA)
LUAS WILAYAH (KM2)
JUMLAH PINTU MASUK
KONDISI WILAYAH POTENSI EKONOMI
1. Kab. Rokan Hilir 421.782 11.995,79
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya
alam bahari
2. Kab Bengkalis 633.291 11.629,70
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya
alam bahari
3. Kab. Indragiri Hilir 627.069 12.614,78
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya
alam bahari
4. Kab. Pelalawan 208.377 12.490,42
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya
alam bahari
2.4.4 Perbatasan Laut Provinsi Kepulauan Riau
Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan laut di Provinsi Kepulauan Riau meliputi
4 (Iempat) kabupaten dan 20 (duapuluh) kecamatan sebagaimana Tabel 2.16 berikut :
Tabel 2.16
CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU
PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NEGARA
TETANGGA
Kepulauan Riau 1. Kab. Pelalawan Kuala Kampar Malaysia
2. Kab. Kepulauan Riau
1. Bintan Utara 2. Bintan Timur
Malaysia
3. Kab. Karimun 1. Karimun 2. Kundur
4. Kab. Batam
1. Belakang Padang 2. Bulang 3. Sekupang 4. Galang 5. Lubuk Raja 6. Batu Ampar
7. Nongsa 8. Beduk 9. Kubu 10. Bangko 11. Pasir Limau Kapas 12. Sinaboi
Singapura
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -12
Dan Pulau-pulau Terluar
PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NEGARA
TETANGGA
5. Kab. Natuna
1. Jemaja 2. Tambelan 3. Bunguran Barat 4. Bunguran Timur
5. Palmatak 6. Serasan 7. Subi 8. Pulau Laut
Vietnam
Tabel 2.17
KONDISI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU
KABUPATEN/ KOTA
JUMLAH PENDUDUK
(JIWA)
LUAS WILAYAH (KM2)
JUMLAH PINTU MASUK
KONDISI WILAYAH POTENSI EKONOMI
1. Kab. Kepulauan Riau
192.879 1.106,73
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya alam bahari
2. Kab. Karimun 182.617 4.257,0
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya alam bahari
3. Kab. Batam 536.831 969,00
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya alam bahari
4. Kab. Natuna 86.105 1.511,88
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya alam bahari
2.4.5 Perbatasan Laut Provinsi Sulawesi Utara
Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan laut di Provinsi Sulawesi Utara meliputi
2 (dua) kabupaten dan 14 (empat belas) kecamatan sebagaimana Tabel 2.18 berikut.
Tabel 2.18
CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI SULAWESI UTARA
PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NEGARA
TETANGGA
Sulawesi Utara 1. Kab. Kep. Talaud
1. Essang 2. Rainis 3. Beo 4. Kabaruan 5. Tagulandang 6. Manganittu 7. Siau Timur
8. Siau Barat 9. Kendahe 10. Tamako 11. Tabukan
Selatan 12. Lirungn 13. Nenusa
Philipina
2. Kab. Kep. Sangihe 1. Tabukan Utara Philipina
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -13
Dan Pulau-pulau Terluar
Tabel 2.19
KONDISI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI SULAWESI UTARA
KABUPATEN/ KOTA JUMLAH
PENDUDUK (JIWA)
LUAS WILAYAH (KM2)
JUMLAH PINTU MASUK
KONDISI WILAYAH POTENSI EKONOMI
Kab. Kep. Talaud 77.365 1.240,40
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya alam
bahari
Kab. Kep. Sangihe 192.318 1.022,53
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya alam
bahari
2.4.6 Perbatasan laut Provinsi Maluku
Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan laut di Provinsi Maluku meliputi 1 (satu)
kabupaten dan 3 (tiga) kecamatan sebagaimana Tabel 2.20 berikut.
Tabel 2.20
CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI MALUKU
PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NEGARA
TETANGGA
Maluku Kab. Maluku Tenggara Barat
1. Terselatan 2. Latimoa Lakor
3. P. Babar
Timor Leste
Tabel 2.21
KONDISI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI MALUKU
KABUPATEN/ KOTA
JUMLAH PENDUDUK
(JIWA)
LUAS WILAYAH (KM2)
JUMLAH PINTU MASUK
KONDISI WILAYAH POTENSI EKONOMI
Maluku Tenggara Barat
155.645 13.033,00
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya alam
bahari
2.4.7 Perbatasan laut Provinsi Maluku Utara
Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan laut di Provinsi Maluku Utara meliputi 1
(satu) kabupaten dan 4 (empat) kecamatan sebagaimana Tabel 2.22 berikut.
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -14
Dan Pulau-pulau Terluar
Tabel 2.22
CAKUPAN WILAYAH ADMINITRASI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI MALUKU UTARA
PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NEGARA
TETANGGA
Maluku Utara Kab. Halmahera Utara
1. Galale 2. Matotai Selatan
3. Marotai Utara 4. Loloda Utara
Philipina / Palau
Tabel 2.23
KONDISI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI MALUKU UTARA
KABUPATEN/ KOTA
JUMLAH PENDUDUK
(JIWA)
LUAS WILAYAH (KM2)
JUMLAH PINTU MASUK
KONDISI WILAYAH POTENSI EKONOMI
Kab. Halmahera Utara
169.440 24.983,32
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya alam bahari
2.4.8 Perbatasan laut Provinsi Papua
Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan laut di Provinsi Papua meliputi 2 (dua)
kabupaten/kota dan 9 (sembilan) kecamatan sebagaimana Tabel 2.24 berikut:
Tabel 2.24 CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN LAUT
PROVINSI PAPUA
PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NEGARA TETANGGA
Papua 1. Kota Jayapura 1. Jayapura Utara 2. Jayapura Selatan
3. Abepura 4. Muara Tani
PNG
2. Kab. Merauke 1. Merauke 2. Sota 3. Eligobel
4. Ulilin 5. Muting
PNG/Timor Leste/ Australia
Tabel 2.25
KONDISI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI PAPUA
KABUPATEN/ KOTA
JUMLAH PENDUDUK
(JIWA)
LUAS WILAYAH (KM2)
JUMLAH PINTU MASUK
KONDISI WILAYAH POTENSI EKONOMI
Kota Jayapura 200.640 740,36
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya alam bahari
Kab. Merauke 160.283 44.071,00
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya alam bahari
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -15
Dan Pulau-pulau Terluar
2.4.9 Perbatasan Laut Provinsi Irian Jaya Barat
Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan laut di Provinsi Irian Jaya Barat meliputi
1 (satu) kabupaten/kota dan 2 (dua) kecamatan sebagaimana Tabel 2.26 berikut.
Tabel 2.26
CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI IRIAN JAYA BARAT
PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NEGARA
TETANGGA
Irian Jaya Barat Kab. Raja Ampat 1. Kepulauan Ayau 2. Waigeo Barat 3. Jayapura Utara
Philipina/Palau
Tabel 2.27
KONDISI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI IRIAN JAYA BARAT
KABUPATEN/ KOTA JUMLAH
PENDUDUK (JIWA)
LUAS WILAYAH (KM2)
JUMLAH PINTU MASUK
KONDISI WILAYAH POTENSI EKONOMI
Kab. Raja Ampat 29.265 6.084,50
� Nelayan tradisional � Relatif miskin,
terbelakang � Biaya hidup tinggi
� Kawasan perlindungan satwa langka yang bernilai tinggi
� Kawasan wisata bahari � Kekayaan sumberdaya alam
bahari
Kawasan perbatasan laut Indonesia mencakup pulau-pulau kecil terluar dan dari pulau-
pulau terluar tersebut, terdapat 13 pulau terluar yang diprioritaskan penangannya oleh
pemerintah karena memiliki arti strategis bagi pembangunan baik di bidang ekonomi,
konservasi, maupun pertahanan dan keamanan. Pulau-pulau tersebut tersebar di 8
(delapan) provinsi, yaitu : NAD, Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara,
Papua, NTT, dan Maluku Tenggara. Daftar pulau-pulau terluar yang diprioritaskan
pengembangannya disajikan pada Tabel 2.28 berikut.
Tabel 2.28
PULAU-PULAU TERLUAR PRIORITAS
NO NAMA PULAU KABUPATEN/KOTA PROVINSI NEGARA YANG BERBATASAN
1. P. Rondo Sabang NAD India
2. P. Berhala Deli Serdang Sumatera Utara Malaysia
3. P. Nipa Batam Kep. Riau Singapura
4. P. Sekatung Natuna Kep. Riau Vietnam
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -16
Dan Pulau-pulau Terluar
NO NAMA PULAU KABUPATEN/KOTA PROVINSI NEGARA YANG BERBATASAN
5. Kep. Anambas Natuna Kep. Riau Malaysia
6. P. Sebatik Nunukan Kalimantan Timur Malaysia
7. P. Marore Sangihe Sulawesi Utara Philipina
8. P. Miangas Talaud Sulawesi Utara Philipina
9. P. Fani Sorong Papua Palau
10. P. Fanildo Papua Palau
11. P. Asubutun Maluku Tenggara Barat Maluku Australia
12. P. Batek NTT Timor-Leste
13. P. Wetar Maluku Timor-Leste
Sumber : Dephankam, 2003
2.5 Deskripsi Pulau-pulau Terluar di Perbatasan
Pulau-pulau kecil di Indonesia khususnya pulau-pulau di perbatasan dengan negara tetangga
diyakini memiliki nilai-nilai strategis, terutama berkaitan dengan penentuan titik dasar penetapan
wilayah perairan Indonesia. Selain itu karena letaknya yang berada di wilayah perbatasan dengan
negara tetangga menyebabkan kawasan tersebut menjadi lebih strategis dari sisi ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan dan keamanan.
Saat ini jumlah pulau-pulau terluar maupun pulau kecil sebanyak 94 pulau, sedangkan dari 94 pulau
tersebut, yang perlu mendapat perhatian khusus sebanyak 12 pulau yang kesemuanya perlu
dikelola dan dikembangkan dengan lebih terencana, sistematis serta berdasarkan pada kebijakan
yang bersifat komprehensif dan disertai dengan optimalisasi peran masing-masing instansi terkait.
Pulau-pulau kecil memang dicirikan oleh keterisolasian penduduknya dengan daratan besar, jumlah
penduduknya sedikit dan umumnya sulit dijangkau karena keterbatasan prasarana dan sarana
komunikasi, transportasi laut, air bersih, irigasi, kesehatan, pendidikan sehingga membuat pulau-
pulau kecil sulit berkembang. Oleh karena itu dari ribuan pulau-pulau kecil, kita perlu
mengidentifikasi pulau-pulau misalnya Pulau-pulau kecil yang termasuk dalam kawasan potensial
untuk tumbuh dan berkembang secara ekonomi dan kegiatan industri, pulau-pulau kecil dikawasan
perbatasan yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai kawasan pertahanan dan keamanan
negara, pulau-pulau kecil yang memiliki keindahan untuk dijadikan objek pariwisata bahari serta
pulau-pulau kecil yang potensial untuk dikembangkan menjadi kota-kota pantai berbasis industri
perikanan. Secara garis besar pulau-pulau terluar yang perlu mendapat perhatian khusus
dideskripsikan sebagai berikut :
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -17
Dan Pulau-pulau Terluar
a. Pulau Rondo
Pulau Rondo terletak di ujung utara Pulau Web, dan merupakan pulau terluar yang berbatasan
dengan negara India. Posisi Pulau Rondo sangat strategis, yaitu di ujung barat Indonesia dan
merupakan jalur pelayaran internasional. Letak geografis pulau ini berada 060- 04’ 30” - 950 06’
45” BT. Pulau ini merupakan salah satu pulau kecil yang berada di wilayah Kelurahan Ujung
Bau, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.
Jarak Pulau Rondo dari Kota Sabang selauh 15,6 km, dengan luas wilayah 3 km2, dan dapat
dicapai dengan kapal motor dari Kelurahan ujung Bau selama 40 menit (dari ujung Bau sejauh
4,8 km)
Pengembangan kawasan pulau-pulau kecil terluar yang tidak berpenduduk melalui kegiatan
konservasi, taman laut nasional, daerah persinggahan dan pariwisata serta pengembangan
laboratorium alam untuk penelitian dan pengembangan sumber daya kelautan. Untuk
mendukung upaya tersebut serta menarik agar kapal-kapal yang melintasi pulau kecil dapat
singgah di kawasan ini, perlu dibangun sarana dan prasarana pendukung, yang diawali dengan
rekonstruksi dan pemeliharaan Titik Referensi (TR) dan Titik Dasar (ID) di pulau tersebut,
disamping juga dilakukan pembangunan pos pengamat TNI AL untuk membantu pemerintah
dalam mengawasi Pulau Rondo.
b. Pulau Sekatung
Pulau Sekatung berada di bagian utara Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau dan
berbatasan langsung dengan Vietnam. Secara geografis Pulau Sekatung terletak di Laut Cina
Selatan pada posisi 040 47’ 38” - 040 46’ 41” LU dan 1080 0’ 39” - 1080 01’ 20” BT dan termasuk
dalam gugusan Pulau Natuna.
Secara administratif Pulau Sekatung termasuk dalam wilayah Desa Air Payang, Kelurahan
Pulau Laut, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna. Jarak dari Pulau Sekatung ke
Ibukota Kecamatan Bunguran di Sedanau sekitar 65 mil dan dipisahkan oleh Laut Natuna.
Pulau Sekatung merupakan Pulau yang tidak berpenghuni yang berada di utara Pulau Laut,
dipisahkan oleh Selat Ketakong dengan lebar sekitar 40 meter. Pulau yang memiliki luas sekitar
0,3 km2 ini merupakan pulau batu (bedrock) dan bervegetasi tanaman liar (semak).
Secara umum, Pulau Sekatung memiliki kondisi lingkungan yang hampir sama dengan wilayah
lainnya di Kabupaten Natuna, yaitu dipengaruhi oleh perubahan angin dan cuaca. Berdasarkan
topografinya, Pulau Sekatung berbentuk bukit kecil dengan ketinggian sekitar 5-6 meter di atas
permukaan laut. Lereng sebelah utara agak curam dan sebelah selatan bergelombang. Batuan
tersusun dari endapan permukaan dan batuan sedimen.
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -18
Dan Pulau-pulau Terluar
Aksesibilitas menuju Pulau Sekatung tidak mudah, hal ini disebabkan karena pulau ini terpisah
jauh dari pulau—pulau lain yang ada di Gugusan Kepulauan Natuna dan tidak adanya
transportasi reguler dan atau menuju pulau tersebut.
c. Pulau Nipa
Pulau Nipa merupakan salah satu pulau kecil tak berpenghuni yang terletak di wilayah
perbatasan dengan Singapura. Pulau Nipa masuk dalam wilayah administrasi Kota Batam,
Provinsi Kepulauan Riau. Secara geografis, Pulau Nipa terletak pada 010 09’ 12” - 010 09’ 13”
BT - 1030 39’ 11’ - 1030 39’ 21” BT, dan berada di Indonesian-Ma/aysian Continental Shelf
Boundary.
Pulau Nipa berupa dataran berbentuk lonjong mengarah barat laut — tenggara, dengan biota
Iaut yang berupa tanaman mangrove, rumput laut, teripang dan beberapa jenis ikan karang. Di
sekitar Pulau Nipa dijadikan daerah penambangan pasir dengan ijin kuasa penambangan
diberikan oleh instansi berwenang. Akibat dari penambangan ini Pulau Nipa mengalami abrasi
sehingga dikhawatirkan dapat menyebabkan tenggelamnya Pulau Nipa. Kedalaman perairan
berkisar antara 10-20 meter.
Beberapa hal yang menjadikan Pulau Nipa sebagai pulau yang mendapat perhatian serius dari
pemerintah:
a. Terletak di kawasan perbatasan dengan Singapura
b. Terdapat titik dasar yang berguna untuk pengukuran garis batas dengan Singapura
c. Terancam tenggelam karena adanya abrasi pantai akibat penambangan pasir laut yang
terus menerus.
d. Pulau Berhala
Pulau Berhala secara geografis berada di Selat Malaka, dan berada pada posisi 030 46’ 38” LU
- 990 30’ 03” BT. Pulau ini merupakan pulau tak berpenghuni dan berbatasan dengan Malaysia.
Di sebelah barat, pulau ini berbatasan dengan Sumatera Utara, sedangkan di sebelah Timur
berbatasan dengan Malaysia. Pulau Berhala memiliki luas 2,5 km2 dan dikelilingi hamparan
terumbu karang. Pulau ini secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan
Tanjungbintang, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Jarak Pulau Berhala
dengan Ibu kota Provinsi Sumatera Utara ±100 km, dan berada di jalur pelayaran yang cukup
ramai sehingga mudah dijangkau, dengan transportasi menggunakan kapal motor menempuh
waktu sekitar 2,5 jam. Akan tetapi untuk mencapai pulau ini memerlukan ijin khusus, karena
pulau ini merupakan daerah pembuangan amunisi.
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -19
Dan Pulau-pulau Terluar
e. Pulau Marore
Pulau Marore merupakan salah satu pulau kecil yang berada di Laut Sulawesi dan berbatasan
langsung dengan Filipina. Seeara geografis pulau ini terletak pada 040 44’ 14” LU dan 1250 28’
42” BT dan termasuk dalam gugusan Kepulauan Kawio. Pulau ini berpenduduk sekitar 640 jiwa,
termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Tabukan, kabupaten Sangihe, Provinsi
Sulawesi Utara.
Pulau ini memiliki luas 214,49 Ha merupakan wilayah khusus di perbatasan RI — Filipina atau
biasa dikenal sebagai wilayah Check Point Border Crossing Area. Di Pulau ini terdapat sarana
bantu navigasi berupa suar, Pos Border Crossing Area, Pos TNI AL, kantor Perhubungan Laut
dan Bea Cukai, serta memiliki 2 (dua) Titik Dasar.
Posisi PuIau Marore yang berdekatan dengan Filipina menyebabkan pulau rentan terhadap
aktivitas penyelundupan dan illegal fishing.
f. Pulau Miangas
Pulau Miangas merupakan salah satu pulau kecil yang berada di Laut Sulawesi dan berbatasan
langsung dengan Filipina. Secara geografis pulau ini terletak pada 050 34’ 30” LU dan 1260 35’
35” BT dan termasuk dalam gugusan Kepulauan Nanusa. Pulau seluas 3,15 km2 ini terrnasuk
dalam wilayah administrasi Desa Miangas, Kecamatan Nanusa, Kabupaten Talaud, Provinsi
Sulawesi Utara. Sebelah utara dan timur, Pulau Miangas berbatasan dengan Samudera Pasifik,
sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Filipina. Jarak Pulau Miangas dengan
Kecamatan Nanusa adalah 145 km, sedangkan jarak ke Filipina 48 km. Pulau Miangas
berfungsi sebagai check point batas wilayah RI dengan Filipina. Transportasi dari Pulau
Miangas dapat dilakukan dengan menggunakan kapal angkutan dari Pelabuhan Karatung.
Kapal ini rnelayani trayek Bitung — Karatung sebanyak 2 kali sebulan dengan lama pcrjalanan
sekitar 15 hari.
Pulau ini merupakan daerah Border Crossing Area yang memiliki fasilitas Kantor Camat BCA,
Imigrasi, Bea Cukai, Pos Angkatan laut, Pos Polisi, Babinsa dan fasilitas dasar lainnya.
Masalah kepemilikian Pulau Miangas yang didasarkan pada Keputusan Mahkamah Arbitrase
Internasional ini diterima oleh Filipina, namun ada sebagian anggota Konggres Filipina
mempertanyakan hal tersebut. Untuk itu masih diperlukan diplomasi dari Pemerintah Indonesia
untuk rnenetapkan batas wilayah tersebut.
g. Pulau Marampit
Pulau Marampit merupakan salah satu pulau di Laut Sulawesi yang berbatasan langsung
dengan Filipina, dan berpenghuni sekitar 1.436 jiwa dan luas wilayah kira-kira 12 km2. Secara
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -20
Dan Pulau-pulau Terluar
geografis pulau ini berada pada posisi 040 46’ 18” LU dan 1270 08’ 32” BT dan termasuk dalam
wilayah administrasi Kecamatan Pulau Karatung, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi
Sulawesi Utara. Pulau Marampit terdiri dari tiga desa, yaitu Desa Marampit, Desa Dampulis,
dan Desa Laluhe.
Pulau Marampit merupakan pulau terluar yang dibatasi oleh Samudera Pasiffic di sebelah utara
dan timur, Pulau karatung di sebelah barat, dan di sebelah selatan dengan Selat Pulau
Mangupung. Kondisi alam terdiri dari perbukitan yang dimanfaatkan sebagai daerah
perkebunan, selebihnya dipenuhi dengan tanaman liar kecuali daerah yang berpenghuni. Di
pulau ini terdapat sarana jalan desa sepanjang 5 km yang menghubungkan 3 desa di pulau
tersebut. Pantai Marampit memiliki karaktenistik berkarang dan berpasir putih dengan
pemandangan yang indah, sehingga daerah ini potensial untuk dikembangkan menjadi
kawasan wisata hahani.
h. Pulau Batek
Pulau Batek merupakan salah satu pulau terluar yang berbatasan dengan Timor Leste. Secara
geografis pada 090 15’ 30” LU dan 1230 59’ 30” BT. Pulau yang oleh penduduk setempat biasa
disebut dengan Fatu Sinai berada di Laut Sawu dan berada di perbatasan Wilayah kabupaten
Kupang — NTT dengan Oekusi (Oecusse/Ambeno) — Timor Leste. Pulau dengan luas 25 ha
ini memiliki panjang garis pantai 1.680 meter dan kedalaman rata-rata 72 meter. Aksesibilitas
menuju Pulau Batek cukup mudah dicapai karena perairan di sebelah utara pulau ini
merupakan wilayah ALKI III, yang merupakan jalur strategis untuk pelayaran internasional.
Pulau ini dapat dicapai dari daratan Timor dengan menggunakan perahu, kecuali pada saat
musim barat dengan gelombang laut besar yang membahayakan pelayaran perahu ukuran
kecil. Jarak Pulau Batek dan Pantai Oekussi sekitar 0,01 km sedangkan dari Pantai Kupang ke
Pulau Batek sekitar 1,150 km.
Wlayah perairan ini memiliki potensi perikanan cukup besar, selain perikanan Pulau Batek
memiliki gisik dengan pasir putih yang cukup indah, yang potensial dikembangkan sebagai
kawasan wisata.
Permasalahan yang berkaitan dengan Pulau Batek antara lain:
1) Perlu ditentukan titik dasar baru di pulau-pulau sebelah utara Timor Leste, karena 5 titik
dasar yang berada di selatan pantai Timor Leste tidak berlaku lagi.
2) Batas wilayah perairan ditentukan secara equidistance.
3) Oikussu sebagai wilayah Timor Leste yang terpisah seeara geografis, perlu pula
ditentukan batas wilayah lautnya.
4) Perjanjian kerjasama antara Indonesia dengan Australia di Celah Timor tidak berlaku lagi
(batas RI-Australia-Timor Leste perlu dilakukan secara Bilateral).
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -21
Dan Pulau-pulau Terluar
5) Perlu ditekankan kembali ALKI di sebelah utara di antara Selat Ombai dan Selat Leu.
i. Pulau Dana
Secara geografis Pulau Dana terletak di sebelah selatan pulau Rote, dan merupakan pulau
terluar yang berbatasan dengan Australia. Letak Pulau dana sangat strategis karena berada di
ujung selatan Pulau Timor sebagai pintu masuk jalur pelayaran internasional (ALKI III). Pulau ini
berada pada 110 0’ 36” LU dan 1220 52’ 37” BT.
Pulau Dana masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten
Kupang. Saat ini Pulau Dana dimanfaatkan untuk cagar alam, khususnya rusa. Jarak Pulau
Dana dengan Kota Kupang kira-kira 120 km, sedangkan dengan Pulau Rote sekitar 4 km, yang
dapat dicapai dengan menggunakan kapal motor. Selain memiliki potensi perikanan, pesisir
pantai utara Pulau Dana memiliki keindahan alam yang indah dengan pasir putih dan perairan
yang jernih, sehingga cocok untuk pengembangan kawasan wisata bahari.
Pulau Dana memiliki aksesibilitas yang tergolong sedang. Pulau ini dapat dicapai dari daratan
Timor dengan menggunakan perahu motor, kecuali pada saat musim angin barat.
Permasalahan di Pulau Dana adalah terjadinya illegal fishing dari nelayan asing, selain itu
adanya ancaman abrasi pantai di bagian selatan Pulau Dana. Hal ini disebabkan karena bagian
selatan tersebut merupakan bagian yang berhadapan langsung dengan laut lepas.
Permasalahan lain yang ada di wilayah ini adalah nelayan setempat masih sering
menggunakan bahan peledak maupun bahan kimia dalam melakukan kegiatan penangkapan
ikan di daerah terumbu karang, meskipun saat ini frekuensi kejadian tersebut makin berkurang.
j. Pulau Fani
Pulau Fani yang terletak pada posisi 010 04’ 28” LU dan 1310 16’ 49” BT merupakan pulau
terluar yang berbatasan dengan Republik Palau. Pulau ini berada di wiIayah kabupaten Sorong.
Pulau ini secara administratif masuk ke dalam wilayah Kecamatan Ayau, Kabupaten Raja
Ampat, Provinsi Irian Jaya Barat. Jarak dari Kota Sorong sekitar 220 km dengan waktu tempuh
35 jam. Jarak yang relatif jauh mengakibatkan Pulau Fani cukup terpencil dan terisolasi,
disamping itu sarana transportasi yang masih sederhana dan adanya ombak yang besar pada
musim Barat Juni — Agustus merupakan penyebab makin terisolasinya Pulau Fani dan daerah
sekitarnya. Pulau ini berbatasan dengan Samudena Pasifik di sebelah utara, dengan Provinsi
Maluku Utara di sebelah barat, dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Manokwari.
Pulau ini memiliki luas 9 km2 dengan penggunaan lahan berupa lahan hutan basah, hutan lahan
kering, lahan terbuka dan semak, sedangkan di daerah perairan dangkal terdapat penyebaran
terumbu karang yang kondisinya cukup baik.
Laporan Akhir
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -22
Dan Pulau-pulau Terluar
k. Pulau Fanildo
Pulau Fanildo merupakan pulau tak berpenghuni yang terletak di wilayah perbatasan dengan
Negara Palau. Secara geografis, pulau ini terletak pada posisi 00 56’ 22” LU dan 1340 17’ 44”
BT. Di sebelah utara dan barat, pulau ini berbatasan dengan Samudera Pasifik, sebelah timur
dibatasi oleh Laut Halmahera dan Samudera Pasific, dan disebelah selatan dibatasi oleh
Samudera Pasifik dan Papua. Pulau yang letaknya berdekatan dengan Pulau Bras ini
kondisinya terpencil, dan merupakan salah satu gugusan Pulau Mapia. Pulau Fanildo memiliki
luas sekitar 0,1 km2 dan sekelilingnya merupakan pantai berpasir dan hamparan terumbu
karang.
Secara administratif pulau ini masuk kedalam wilayah Kecamatan Supioni Utara, Kabupaten
Biak Numfor, Propinsi Papua. Jarak Pulau Fanildo dengan ibu Kota Biak Numfor kira-kira 280
km. Pulau ini memiliki hamparan pantai dengan pasir putih dan pemandangan bawah laut yang
menarik, serta keanekaragaman hayati yang tinggi yang menjadi habitat berbagai jenis fauna
seperti penyu sisi, burung camar dan burung kenari.
Untuk mencapai Pulau Fanildo, harus menggunakan perahu kecil dari Kota Biak dengan
frekuensi 2 minggu sekali dengan lama tempuh 18 jam, akan tetapi karena tidak adanya sarana
pelabuhan dan kondisi perairan berkarang sehingga dapat membahayakan pendaratan kapal
perintis.
l. Pulau Bras
Pulau Bras merupakan pulau tak berpenghuni yang terletak di wilayah perbatasan dengan
Negara Palau. Secara geografis, pulau ini terletak pada posisi 00 55’ 57” LU dan 1340 20’ 30”
BT. Di sebelah utara, pulau ini berbatasan dengan Samudera Pasifik, sebelah timur dibatasi
oleh Laut Halmahera, dan disebelah selatan dibatasi oleh Papua, dan di sebelah barat oleh
perairan Samudera Pasifik.
Pulau Bras terletak di ujung utara gugusan Pulau Mapia, dengan kondisi terpencil. jarak Pulau
Bras dengan Kabupaten Biak Numfor sekitar 280 km, sedangkan dengan Pulau Supioni sejauh
240 km dan dapat dicapai dengan menggunakan kapal motor.