Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

22
Pemusnahan Bahan Sisa Pakai di Laboratorium Kelompok 1 Anggota : 1. Siti Haryanti 2. Siti Yulianti 3. Victor Alberto Valentino

description

K3

Transcript of Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

Page 1: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

Pemusnahan Bahan Sisa Pakai di Laboratorium

Kelompok 1

Anggota :

1. Siti Haryanti

2. Siti Yulianti

3. Victor Alberto Valentino

Page 2: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

Pembuangan Limbah

Secara Umum Pembuangan Limbah Terbagi atas 4 metoda :

1. Pembuangan langsung dari laboratorium

2. Pembakaran terbuka

3. Pembakaran dalam insenerator.

4. Dikubur didalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes ke badan air

Page 3: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

Pembuangan Langsung di Laboratorium

Metoda pembuangan langsung ini dapat diterapkan untuk bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air. Bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air dibuang langsung melalui bak pembuangan limbah laboratorium. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung asam atau basa harus dilakukan penetralan, selanjutnya baru bisa dibuang. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung logam-logam berat dan beracun seperti Pb, Hg, Cd, dan sebagainya, endapannya harus dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian cairannya dinetralkan dan dibuang.

Page 4: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

Pembakaran Terbuka

Metoda pembakaran terbuka dapat dterapkan untuk bahan-bahan organik yang kadar racunnya rendah dan tidak terlalu berbahaya. Bahan-bahan organik tersebut dibakar ditempat yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk.

Page 5: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

Pembakaran dalam Insenerator

Metoda pembakaran dalam insenerator dapat diterapkan untuk bahan-bahan toksik yang jika dibakar ditempat terbuka akan menghasilkan senyawa-senyawa yang bersifat toksik.

Page 6: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

Dikubur di dalam Tanah dengan Perlindungan Tertentu Agar Tidak Merembes ke Badan Air

Metode ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif dan beracun.

Page 7: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

Penanganan dan Pemusnahan Bahan Kimia Tumpahan

Disamping metoda-metoda yang telah disebutkan diatas, terdapat beberapa jenis tumpahan bahan kimia sisa yang perlu mendapatkan perlakuan khusus sebelum dibuang keperairan. Bahkan diantaranya perlu dimusnahkan sebelum dibuang. Diantara bahan-bahan kimia tersebut antara lain :

1. Tumpahan Asam-asam Anorganik

2. Basa Akali dan Amonia

3. Bahan-Bahan Kimia Oksidator

4. Bahan-Bahan Kimia Reduktor

5. Sianida dan Nitril

Page 8: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

Tumpahan Asam-Asam Anorganik

Tumpahan asam-asam anorganik seperti HCl, HF, HNO3, H3PO4, H2SO4 haruslah diperlakukan dengan penanganan khusus. Bahan tumpahan tersebut permukaannya ditutup dengan NaHCO3atau campuran NaOH dan Ca(OH)2 dengan perbandingan1:1. Selanjutnya diencerkan dengan air supaya brbentuk bubur dan selanjutnya dibuang kebak pembuangan air limbah.

Page 9: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

Basa Akali dan Amonia

Tumpahan basa-basa alkali dan ammonia seperti amonia anhidrat, Ca(OH)2, dan NaOH dapat ditangani dengan mengencerkannya dengan air dan dinetralkan dengan HCl 6 M. Kemudian diserap dengan kain dan dibuang.

Page 10: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

Bahan-Bahan Kimia Oksidator

Tumpahan bahan-bahan kimia oksidator (padat maupun cair) seperti amonium dikromat, amonium perklorat, asam perklorat, dan sejenisnya dicampur dengan reduktor (seperti garam hypo, bisulfit, ferro sulfat) dan ditambahkan sedikit asam sulfat 3 M. selanjutnya campuran tersebut dinetralkan dan dibuang.

Page 11: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

Bahan-Bahan Kimia Reduktor

• Tumpahan bahan-bahan kimia reduktor ditutup atau dicampurkan dengan NaHCO3 (reaksi selesai) dan dipindahkan ke suatu wadah.. Selanjutnya kedalam campuran tersebut ditambahkan Ca(OCl)2 secara perlahan-lahan dan air (biarkan reaksi selesai). Setelah reaksi selesai cmpuran diencerkan dan dinetralkan sebelum dibuang ke perairan.

• Untuk pemusnahan bahan reduktor (seperti Natrium bisulfit, NaNO2, SO, Na2(SO2) dapat dipisahkan antara bentuk gas dan padat. Untuk gas (SO2), alirkan kedalam larutan NaOH atau larutan kalsium hipoklorit. Untu k padatan, campurkan dengan NaOH (1:1) dan ditambahkan air hingga terbentuk slurry. Slurry yang terbentuk ditambahkan kalsium hipoklorit dan air dan dibiarkan selama 2 jam. Selanjutnya dinetralkan dan dibuang ke perairan.

Page 12: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

Sianida dan Nitril

• Tumpahan sianida ditangani dengan menyerap tumpahan tersebut dengan kertas/tissu dan diuapkan dalam lemari asam, dibakar, atau dipindahkan kedalam wadah dan dibasakan dengan NaOH dan diaduk hingga terbentuk slurry. Kemudian ditambahkan ferro sulfat berlebih dan dibiarkan lebh kurang 1 jam dan dibuang keperairan.

• Pemusnahan sianda dapat dilakukan dengan cara menambahkan kedalamnya larutan asa dan kalsium hipoklorit berlebih dan dibiarkan 24 jam. Selanjutnya dibuang ke perairan.

• Untuk tumpahan nitril, ditambahkan NaOH berlebih dan Ca(OCl)2. setelah satu jam dibuang keperairan. Cuci bekas wadah dengan larutan hipoklorit.

• Pemusnahan nitril dilakukan dengan menambahkan kadalamnya NaOH dan alkohol. Setelah 1 jam uapkan alkohol dan ditambahkan larutan basa kalsium hipoklorit. Setelah 24 jam dapat dibuang ke perairan.

Page 13: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

Notulen:1. Sebutkan sistem operasi pada fasilitas pengolahan?Jawab:a. Sistem keamanan fasilitasb. Sistem pencegahan terhadap kebakaranc. Sistem penguji peralatand. Sistem penanggulangan keadaan darurate. Pelatihan karyawan

2. Bagaimana cara perlindungan apabila bahan kimia di kubur di dalam tanah agar tidak merembes ke badan air?Jawab:

Page 14: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

Metode ini hanya boleh untuk bahan kimia yang berwujud padat, yaitu dengan cara memasukkan limbah tersebut dan dengan menggunakan semen sehingga zat kimia itu berada dalam semen yang dicetak seperti batu bata. Metode ini tidak dapat digunakan untuk wilayah yang berada pada dataran tinggi.

3. Jelaskan proses pengolahan perlakuan limbah dengan metode secara kimia, fisika, dan biologi?Jawab:secara fisika ataupu kimia yaitu dengan penambahan bahan adiktif untuk menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah dan juga untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut.

Page 15: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

Secara biologi yaitu ada dua tahapan dengan cara Bioremediasi dan fitoromediasi.a. Bioremediasi yaitu menggunakan bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendegradasi/mengurai limbah tersebut. Bioremedasi bertujuan untuk memecahan atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).Ada 3 teknik dasar yang biasa digunakan bioremedasi:1. stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dsb.2. inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus.3. penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar

Page 16: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

b. Fitoremediasi yaitu untuk menghilangkan, memindahkan, menstabilkan, atau menghancurkan bahan pencemar baik itu senyawa organik maupun anorganik. Fitoremediasi juga merupakan pengunaan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah.

Prinsip dasar dari teknologi fitoremediasi yaitu memulihkan tanah terkontaminasi, memperbaiki sludge, sedimen dan air bawah tanah melalui proses pemindahan, degradasi atau stabilisasi suatu kontaminan

4. Jelaskan syarat-syarat pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun dan meliputi apa saja?Jawab:

Page 17: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

Pengolahan limbah berbahaya dan beracun harus memenuhi persyaratan yaitu:A. Lokasi pengolahanSyarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus :1. Daerah bebas banjir.2. Jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 meter untuk jalan lainnya.3. Jarak dengan daerak beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum 300 meter.4. Jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 meter.5. Jarak dengan wilayah terlindungi (cagar alam, hutan lindung) minimum 300 meter.B. Fasilitas pengolahan

Fasilitas pengolahan harus menerapkan sistem operasi yaitu :1. Sistem keamanan fasilitas.2. Sistem pencegahan terhdapa kebakaran.3. Sistem penanggulangan keadaan darurat.4. Sistem penguji peralatan.

5. Pelatihan karyawan.

Page 18: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

C. Penanganan limbah B3 sebelum diolahdalam penanganan limbah bahan berbahaya dan

beracun (B3) dari penghasil sampai ke pengolah/ pemanfaat ada prosedur yang harus diketahui. Prosedur tersabut ialah :1. Contoh limbah dari penghasil dibawa oleh pengangkut limbah ke pengolah/ pemanfaat limbah untuk dianalisa.2. Contoh limbah sebaiknya disertakan dengan hasil uji laboraturium.3. Pengolah/ pemanfaat mengkalkulasi biaya pengolahan/ pemanfaat.4. Penawaran harga penangan limbah dari pengangkut limbah ke penghasil antara pengangkut dan penghasil, penangan segera dlimbah.5. Sesudah ada kesepakatan ilaksanakan6. Pengolah/ pemanfaat menanda tangani manifest, berita acara serah terima limbah, dan menerbitkan pengolahan pemanfaatan limbah kepada pengangkut untuk diteruskan kepada penghasil limbah.

Page 19: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

D. Pengolahan limbah B3Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung

dari karakteristik dan kandungan limbah. Perlakuan limbah B3 untuk pengolahan dapat dilakukan dengan proses sebagai berikut :a. Metode pengolahan dengan cara kimia, fisika dan biologib. Metode pembuangan limbah dengan cara sumur dalam/ sumur injeksic. Inceneration

5. Dalam menanggulangi masalah pencemaran dengan cara metode fitoremediasi. Bagaimana cara kerjanya dan apa kelemahan dari fitoremediasi?Jawab:

Page 20: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

Fitoremediasi merupakan pengunaan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah. Prinsip dasar dari teknologi fitoremediasi yaitu memulihkan tanah terkontaminasi, memperbaiki sludge, sedimen dan air bawah tanah melalui proses pemindahan, degradasi atau stabilisasi suatu kontaminan. Maka dari itu, proses adsorpsi atau pengendapan zat kontaminan oleh akar untuk menempel pada akar. Proses ini telah dibuktikan dengan menanam bunga matahari pada kolam yang mengandung zat radioaktif. Di dalam sistem hidroponik, sistem perakaran telah secara nyata dapat dipergunakan untuk menjelaskan metode rhizofiltrasi. Kontaminan di dalam air, setelah kontak dengan akar akan diabsorpsi dan kemudian tumbuhan dipanen akarnya hingga menjadi jenuh terhadap kontaminan. Akar tumbuhan mengadsorpsi atau presipitasi pada zone akar atau mengabsorpsi larutan polutan sekitar akar ke dalam akar.

Page 21: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

Sehingga terjadinya keracunan bahkan kematian pada hewan dan serangga tau terjadinya akumulasi logam pada predator-predator jika mengosumsi tanaman yang telah digunakan dalam proses fitoremediasi.Kelemahan pada metode cara fitoremediasi yaitu:kemungkinan akibat yang timbul bila tanaman yang telah menyerap polutan tersebut dikonsumsi oleh hewan dan serangga. Dampak negatif yang dikhawatirkan adalah terjadinya keracunan bahkan kematian pada hewan dan serangga tau terjadinya akumulasi logam pada predator-predator jika mengosumsi tanaman yang telah digunakan dalam proses fitoremediasi. Selain itu, membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membersihkan limbah B3, terutama dalam skala besar dan dikhawatirkan membawa senyawa-senyawa beracun ke dalam rantai makanan di ekosistem.

Page 22: Pemusnahan Bahan Sisa Pakai Di Laboratorium K3

6. Solusi apa saja jika limbah bahan berbahaya dan beracun sudah masuk dalam lingkungan penduduk?Jawab:Yaitu dengan cara bioremediasi yaitu menggunakan bakteri dan mikroorganisme untuk mengurai limbah. Dengan cara fitoremediasi yaitu menggunakan tumbuhan untuk menggunakan menstabilkan maupun menghancurkan bahan pencemar organik maupun anorganik. Dan dengan cara penambahan bahan adiktif untuk menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah dan untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut, serta melakukan sistem operasi fasilitas pengolahan agar lingkungan tidak lagi tercemar limbah berbahaya dan beracun.