PEMODELAN TUKAD PENDEM

16
PEMODELAN KUALITAS AIR TUKAD PENDEM DI KOTA DENPASAR Prana Wiraatmaja, I Putu Fakultas Teknik Universitas Hindu Indonesia Abstrak Tukad (sungai) Pendem adalah salah satu sungai yang melintasi wilayah administrasi Kota Denpasar dan merupakan salah satu bentuk ekosistem yang terbagi ke dalam wilayah hulu, tengah dan hilir. Selain perannya sebagai saluran drainase, irigasi dan penampung air hujan, Tukad Pendem juga menjadi lokasi pembuangan limbah domestik masyarakat terutama air buangan kamar mandi dan dapur, sehingga menyebabkan kualitas air menurun. Salah satu cara untuk menghitung daya tampung beban pencemaran air adalah dengan menggunakan aplikasi QUAL2K, yang mampu mensimulasikan / memprediksi perubahan kualitas sungai jika aliran limbah dikurangi atau ditambah. Dengan adanya aplikasi ini maka dapat dimanfaatkan sebagai suatu media pendukung dalam menentukan daya tampung beban pencemar di Tukad Pendem. Kata kunci : Tukad Pendem, QUAL2K, Kota Denpasar 1. PENDAHULUAN Tukad (sungai) Pendem adalah salah satu sungai yang melintasi wilayah administrasi Kota Denpasar dan merupakan salah satu bentuk ekosistem yang terbagi ke dalam wilayah hulu, tengah dan hilir. Wilayah hulu merupakan percabangan dari Tukad Ayung yang didominasi oleh permukiman dan kegiatan perdagangan, sedangkan di wilayah hilir didominasi oleh lahan sawah, perkebunan dan permukiman penduduk. Selain perannya sebagai saluran drainase, irigasi dan penampung air hujan, Tukad Pendem juga menjadi lokasi pembuangan limbah domestik masyarakat terutama air buangan kamar mandi dan dapur, sehingga menyebabkan kualitas air menurun, padahal airnya juga dimanfaatkan untuk MCK (mandi, cuci, kakus) oleh masyarakat disekitar daerah aliran sungai. Kualitas air Tukad Pendem yang semakin menurun dan tidak memenuhi batas persyaratan minimum yang disarankan Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk kualitas air sungai. Pencemaran yang terjadi dapat menimbulkan

description

menggunakan qual2k sebagai aplikasi pendukung

Transcript of PEMODELAN TUKAD PENDEM

Page 1: PEMODELAN TUKAD PENDEM

PEMODELAN KUALITAS AIR TUKAD PENDEMDI KOTA DENPASAR

Prana Wiraatmaja, I PutuFakultas Teknik Universitas Hindu Indonesia

AbstrakTukad (sungai) Pendem adalah salah satu sungai yang melintasi wilayah administrasi Kota Denpasar dan merupakan salah satu bentuk ekosistem yang terbagi ke dalam wilayah hulu, tengah dan hilir. Selain perannya sebagai saluran drainase, irigasi dan penampung air hujan, Tukad Pendem juga menjadi lokasi pembuangan limbah domestik masyarakat terutama air buangan kamar mandi dan dapur, sehingga menyebabkan kualitas air menurun. Salah satu cara untuk menghitung daya tampung beban pencemaran air adalah dengan menggunakan aplikasi QUAL2K, yang mampu mensimulasikan / memprediksi perubahan kualitas sungai jika aliran limbah dikurangi atau ditambah. Dengan adanya aplikasi ini maka dapat dimanfaatkan sebagai suatu media pendukung dalam menentukan daya tampung beban pencemar di Tukad Pendem.

Kata kunci : Tukad Pendem, QUAL2K, Kota Denpasar

1. PENDAHULUAN

Tukad (sungai) Pendem adalah salah satu sungai yang melintasi wilayah administrasi Kota Denpasar dan merupakan salah satu bentuk ekosistem yang terbagi ke dalam wilayah hulu, tengah dan hilir. Wilayah hulu merupakan percabangan dari Tukad Ayung yang didominasi oleh permukiman dan kegiatan perdagangan, sedangkan di wilayah hilir didominasi oleh lahan sawah, perkebunan dan permukiman penduduk.

Selain perannya sebagai saluran drainase, irigasi dan penampung air hujan, Tukad Pendem juga menjadi lokasi pembuangan limbah domestik masyarakat terutama air buangan kamar mandi dan dapur, sehingga menyebabkan kualitas air menurun, padahal airnya juga dimanfaatkan untuk MCK (mandi, cuci, kakus) oleh masyarakat disekitar daerah aliran sungai. Kualitas air Tukad Pendem yang semakin menurun dan tidak memenuhi batas persyaratan minimum yang disarankan Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk kualitas air sungai. Pencemaran yang terjadi dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan.

Salah satu cara untuk menghitung daya tampung beban pencemaran air adalah dengan menggunakan aplikasi QUAL2K, yang mampu mensimulasikan / memprediksi perubahan kualitas sungai jika aliran limbah dikurangi atau ditambah. Aplikasi QUAL2K merupakan program pemodelan kualitas air sungai yang sangat komprehensif dan banyak digunakan saat ini. Aplikasi QUAL2K dikembangkan oleh US Environmental Protecion Agency. Dengan adanya aplikasi ini maka dapat dimanfaatkan sebagai suatu media pendukung dalam menentukan daya tampung beban pencemar di Tukad Pendem.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kualitas air Tukad Pendem dalam kurun waktu 5 tahun kedepan dengan permodelan kualitas air menggunakan aplikasi Qual2K.

2. METODOLOGI

A. Rancangan PenelitianPenelitian ini dilakukan dengan tahapan

kegiatan sebagai berikut :a. Mengumpulkan dan mempelajari pustaka

yang ada kaitannya dengan topik penelitian.

b. Orientasi lapanganc. Menentukan wilayah penelitian;d. Menentukan variabel penelitian,

Page 2: PEMODELAN TUKAD PENDEM

e. Pengumpulan data primer dan data skunder seperti : peta, data iklim, data debit sungai, profil sungai, data kualitas air;

f. Pembuatan Model Cemaran Tukad Pendem dengan menggunakan program Qual2Kw;

g. Simulasi beban cemaran untuk penentuan kelas sungai;

h. Penyusunan hasil penelitian.

B. Ruang Lingkup PenelitianLingkup penelitian adalah menentukan

daya tampung beban cemaran Tukad Pendem berdasarkan kadar cemaran BOD, COD dan TSS sepanjang sungai dengan metode Qual2Kw yaitu hasil perhitungan cemaran sungai dibandingkan dengan kelas sungai berdasarkan lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Dari simulasi ini dapat diperoleh daya tampung beban cemaran untuk masing-masing kelas Kemudian dari hasil perhitungan daya tampung tersebut dapat dilakukan simulasi model untuk memperoleh kualitas mutu air Tukad Pendem untuk kelas sungai, dengan tujuan untuk rekomendasi pengendalian pencemaran.

Perhitungan daya tampung beban cemaran Tukad Pendem, dimulai dengan pembuatan model, dimana dari pembuatan model ini diperoleh konstanta K1 dan K2, kemudian untuk menghitung daya tampung adalah dengan melakukan simulasi dengan kelas sungai, dimana daya tampung dihitung dari pengurangan beban cemaran yang diijinkan dengan beban cemaran yang terukur. Selanjutnya dalam menentukan rekomendasi untuk kelas Tukad Pendem dapat dilakukan dengan menentukan target kelas sungai, kemudian dengan menurunkan cemaran pada menu point load and withdrawal untuk memperoleh BOD yang memenuhi target kelas

C. Lokasi PenelitianPenelitian dilakukan di Tukad Pendem,

yang melewati 3 (tiga) wilayah administrasi desa / kelurahan di Kota Denpasar, yaitu :

Kelurahan Tonja, Kelurahan Kesiman dan Desa Sanur Kauh.

Gambar 1. Lokasi Penelitian (ket : = Tukad Pendem)

D. Variabel PenelitianDalam penelitian ini variabel yang akan

diamati adalah :

1. Parameter BOD (Biologycal Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand) dan TSS (Total Suspended Solids) tiap titik pengambilan sampel, metode uji laboratorium menggunakan metode Spektrofotometri untuk uji TSS, Titrimetri untuk uji BOD dan COD.

2. Sifat hidrologi, debit sungai dan penampang sungai pada titik pengambilan sampel.

E. Jenis Dan Sumber DataJenis dan sumber data dalam penelitian

ini terdiri dari :

a. Data PrimerPengukuran data primer dilakukan di lapangan seperti pengukuran debit, kecepatan aliran, lebar, kedalaman sungai dan kualitas air sungai yang didapat dari hasil pengujian sampel oleh UPT Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali.

b. Data SekunderPenelitian yang dilakukan meliputi pengumpulan data skunder, yaitu data-

Page 3: PEMODELAN TUKAD PENDEM

data sungai seperti panjang sungai, penampang sungai, iklim dari Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pengairan dan klimatologi wilayah dari BMKG Wilayah III Provinsi Bali.

F. Instrumen PenelitianInstrumen penelitian yang digunakan

dalam penelitian terdiri dari :

a. Seperangkat alat pengambilan sampel kualitas air;

b. Meteran, stop watch dan bandul bertali;c. Peta, alat dokumentasi dan alat GPS;d. Komputer dengan aplikasi Qual2Kw;e. Peta sungai;f. Dokumentasi;

G. Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah :

1. Data skunder didapatkan dengan meminta informasi dari intansi terkait seperti : Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar, Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar dan BMKG Wilayah III Provinsi Bali,

2. Data primer didapatkan dari observasi lapangan antara lain dengan pengukuran debit untuk sumber pencemar dan debit pengambilan air sungai, kedalaman, lebar sungai dan kualitas air sungai;

3. Penentuan titik pengambilan kualitas air sungai didasarkan pada pertimbangan percabangan sungai dan jarak antar titik sampling.

4. Penentuan titik pengambilan sampel non point source (drainase, usaha / kegiatan masyarakat dan pertanian) didasarkan pada kemudahan akses, biaya dan waktu sehingga ditentukan titik-titik yang dianggap mewakili non point source dari hulu ke hilir.

Gambar 2. Reach dan Titik Sampling

H. Teknik Analisa DataTeknik analisa data yang dilakukan

adalah dengan menggunakan model kualitas air. Model kualitas air adalah suatu penyederhanaan dan idealisasi dari suatu mekanisme badan air yang rumit yang mana fenomena kimia, fisika, biokimia dan mekanisme proses transport air sebagai media pembawa dan pelarut secara simultan. Salah satu tujuan dari USEPA (United States Environmental Protection Agency) untuk mengembangkan Model Qual2Kw adalah sebagai peralatan untuk melakukan analisa TDMLs (Total Daily Maximum Loads) pada badan air sungai.

TDMLs ini akhirnya diadopsi oleh Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 110 Tahun 2003 Tentang Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Pada Sumber Air. Pada Lampiran III keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup disebut dengan jelas penggunaan Model Qual2Kw untuk menghitung daya tampung beban pencemaran air pada sumber air Untuk dapat mengetahui besarnya TDMLs ini, pengguna model Qual2Kw harus mengembangkan berbagai pilihan input model kedalam program Qual2Kw.

3. ANALISA DAN PEMBAHASANA. Rona Lingkungan Umum

Aliran sungai ini melewati 3 Kelurahan di Kota Denpasar, yaitu Kelurahan Tonja, Kelurahan Kesiman dan Desa Sanur Kauh.

Page 4: PEMODELAN TUKAD PENDEM

Penggunaan lahan di 3 kelurahan ini mayoritas adalah sebagai permukiman penduduk di bagian hulu dan tengah, sedangkan di bagian hilir didominasi oleh persawahan. Jumlah penduduk disekitar alur sungai ini sebanyak 52098 jiwa yang terdiri dari 20811 jiwa di Kelurahan Tonja, 15694 jiwa di Kelurahan Kesiman dan 15593 di Desa Sanur Kauh. Dari 52098 jiwa tersebut, berdasarkan luasan DAS Tukad Pendem ini, diperkirakan hanya 30 % masyarakat (15629 jiwa) yang memanfaatkan Tukad Pendem ini sebagai penunjang aktivitas sehari-harinya. Survey yang telah dilakukan, memperlihatkan Tukad Pendem ini dipergunakan sebagai saluran drainase makro oleh masyarakat dan ada juga yang memanfaatkan sebagai sarana MCK terutama untuk lokasi hulu sungai.

Ditinjau dari letak gografisnya, titik hulu sungai ini terletak di 08o63'3120" LS dan 115o23'3441" BT dan titik hilir terletak pada 08o67'7594" LS dan 115o24'8913" BT. Secara fisik, panjang sungai ini mencapai 6389 m dengan rata-rata lebar atas sungai adalah 3,56 m, rata-rata lebar bawah adalah 3,15 m dan rata-rata kedalaman mencapai 1,23 m. Ditinjau dari klimatologinya, Tukad Pendem beriklim tropis dengan 2 (dua) pergantian musim. Sifat-sifat klimatologi Tukad Pendem adalah sebagai berikut :a. Suhu

Suhu harian rata-rata setiap bulannya adalah 27,8oC dengan suhu minimum sekitar 24,1oC yang terjadi pada bulan Oktober, sedangkan suhu udara maksimum adalah 34,4oC yang terjadi pada bulan Maret dan April.

b. Kelembaban relatifKelembaban relatif rata-rata harian antara 57,60 % sampai 76,60 % dengan rata-rata kelembaban bulanan 67,30 %.

c. EvapotranspirasiBerdasarkan data yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika Balai Wilayah III Stasiun Klimatologi diketahui nilai evapotranspirasi rata-rata bulanan sekitar 143,56 mm/bulan, dengan nilai maksimum 186 mm/bulan di bulan September dan 108 mm/bulan di bulan Februari

d. Curah hujanCurah hujan total tahunan yang tercatat pada stasiun-stasiun penakar curah hujan di Tukad Pendem, dapat diprediksi bahwa besarnya volume base flow Tukad Pendem akan menjadi cukup besar pada musim penghujan.

Morfologi dari sungai ini cenderung datar atau dapat disebut juga Lower Watershed berupa dataran dengan indeks kemiringan relatif datar rata-rata 6 % - 14 %, rata-rata ketinggian 7,5 meter (dpl) dengan ketinggian maksimum 15 meter (dpl), terletak dari Bendung Oongan kearah selatan sampai saluran irigasi di Jl. Tukad Nyali.

B. Rona Lingkungan Hasil SurveyRona lingkungan hasil survey

menggambarkan kondisi lingkungan pada tiap reach (titik sampling) dimana masing-masing reach ini membagi ruas sungai menjadi beberapa segmen yang mana pembagian ini merupakan point source sungai dalam menentukan daya tampung sungai ini. Penelitian ini membagi sungai menjadi 8 segmen sehingga terdapat 9 reach untuk dilakukan sampling air sungai (gambar 2 dan 3). Adapun pembagian segmen dan penentuan titik sampling air sungai, titik sampling non point source (drainase permukiman, saluran irigasi pertanian, kegiatan usaha masyarakat dan arah aliran sungai dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 5: PEMODELAN TUKAD PENDEM

Gambar 3. Segmen Tukad Pendem

Gambar 2 dan 3. diatas memperlihatkan adanya 9 reach yang merupakan point source, 3 saluran drainase, 1 limbah pertanian dan 2 limbah yang berasal dari usaha / kegiatan masyarakat disekitar aliran sungai sehingga diperoleh 15 sampel air yang mempengaruhi kualitas air Tukad Pendem.

C. Kualitas Air, Hidrolika dan Klimatologi Sungai

a. Kualitas airKualitas air di bagian ini tidak memenuhi kriteria mutu air Kelas I dimana parameter yang telah melampaui baku mutu air yaitu:● Kadar DO sebesar 2,69 mg/L di bawah

baku mutu air Kelas I sebesar 6 mg/L.● Kadar BOD5 sebesar 5,38 mg/L, di atas

baku mutu air Kelas I maksimal dipersyaratkan 2,0 mg/L.

● Kadar COD sebesar 17,98 mg/L, di atas baku mutu air Kelas I dipersyaratkan 10 mg/L.

● Total fosfat sebesar 1,023 mg/L, diatas baku mutu air Kelas I dipersyaratkan 0,2 mg/L.

Untuk kriteria mutu air Kelas I, kondisi air sungai di Tukad Pendem parameter yang memenuhi persyaratan adalah coliform. Sedangkan untuk Kelas II, parameter COD memenuhi persyaratan baku mutu untuk kelas tersebut.

b. HidrolikaPenggambaran hidrolika Tukad Pendem adalah dengan membandingkan volume air buangan yaitu dari buangan domestik dan dari air hujan dengan kapasitas tampung dari Tukad Pendem. Total volume air buangan yang dialirkan menuju Tukad Pendem adalah sebesar 0.3229715422 m3/dtk.Km2 atau setara dengan 27904.74 m3/hari.Km2. daya tampung volume air Tukad Pendem mencapai 28678 m3, dengan demikian sampai saat ini Tukad Pendem masih mampu menampung volume air buangan, hanya saja apabila dirinci tiap segmen sungai, hanya segmen 1, 4 dan 5 yang menunjukkan keterangan bahwa kondisi fisik sungai masih mampu menampung air buangan total, sedangkan segmen 2, 3, 6, 7 dan 8 memerlukan revitalisasi pada kondisi fisik sungai tersebut.

c. KlimatologiDitinjau dari klimatologinya, Tukad Pendem beriklim tropis dengan 2 (dua) pergantian musim. ● Suhu : Suhu rata-rata : 27,8oC ; suhu

minimum sekitar 24,1oC (Oktober) ; suhu maksimum adalah 34,4oC (Maret dan April)

● Kelembaban relatif : Kelembaban relatif rata-rata harian antara 57,60 % sampai 76,60 % dengan rata-rata kelembaban bulanan 67,30 %.

● Evapotranspirasi : Nilai evapotranspirasi rata-rata bulanan sekitar 143,56 mm/bulan, dengan nilai maksimum 186 mm/bulan di bulan September dan 108 mm/bulan di bulan Februari

● Curah hujan : Rata-rata curah hujan harian adalah 168,85 mm/jam.

Morfologi dari sungai ini cenderung datar atau dapat disebut juga Lower Watershed berupa dataran dengan indeks kemiringan

Page 6: PEMODELAN TUKAD PENDEM

relatif datar rata-rata 6 % - 14 %, rata-rata ketinggian 7,5 meter (dpl) dengan ketinggian maksimum 15 meter (dpl), terletak dari Bendung Oongan kearah selatan sampai saluran irigasi di Jl. Tukad Nyali.

D. Sumber Pencemar Tukad PendemSumber dan beban pencemaran air

Tukad Pendem yang utama berasal dari pembuangan limbah domestik atau limbah rumah tangga penduduk, sumber lainnya adalah berasal dari ragam aktivitas dan usaha masyarakat seperti usaha pencucian kendaraan, rumah makan, salon, laundry dan pertanian.

E. Permodelan kualitas air Tukad PendemPerhitungan daya tampung beban

pencemaran sungai dilakukan dengan menghitung selisih antara beban pencemar hasil simulasi dengan beban pencemar baku mutu air kelas II. Dalam simulasi ini digunakan 4 skenario yang detail yaitu mulai skenario kondisi eksisting sampai skenario (kondisi 5 tahun kedepan). skenario tersebut adalah sebagai berikut.

E.1. Skenario EksistingPada skenario eksisting, didapatkan

bahwa Tukad Pendem tidak mempunyai daya tampung beban pencemaran BOD, COD dan TSS pada keseluruhan segmen seperti ditunjukan pada gambar 4,5 dan 6.

Gambar 4. Daya Tampung Beban Pencemaran BOD Skenario Eksisting

Gambar 5. Daya Tampung Beban Pencemaran COD Skenario Eksisting

Gambar 6. Daya Tampung Beban Pencemaran TSS Skenario Eksisting

Pada gambar 4 tentang daya tampung beban pencemaran BOD terlihat bahwa gambar berada di bawah 0 kg/hari atau mempunyai nilai negatif. Nilai daya tampung yang berupa negatif ini memiliki arti bahwa Tukad Pendem sudah tidak memiliki daya tampung beban pencemaran untuk BOD karena beban pencemaran BOD yang masuk ke dalam sungai melebihi beban pencemaran yang diijinkan sesuai dengan baku mutu air kelas II. Sungai dengan kondisi tidak mempunyai daya tampung beban pencemaran memiliki arti bahwa konsentrasi pencemar yang ada di dalam sungai tersebut telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Kemampuan sungai untuk melakukan self purification menjadi sangat kecil sehingga sungai tidak mempunyai toleransi terhadap kandungan pencemar yang ada di dalamnya.

Pada gambar 5 tentang daya tampung beban pencemaran COD, bahwa gambar berada di bawah 0 kg/hari atau mempunyai nilai negatif. Nilai daya tampung yang berupa negatif ini memiliki arti bahwa Tukad Pendem sudah tidak memiliki daya tampung beban pencemaran untuk COD karena beban pencemaran COD yang masuk ke dalam sungai melebihi beban pencemaran yang diijinkan sesuai dengan baku mutu air kelas II.

Page 7: PEMODELAN TUKAD PENDEM

Pada gambar 6 tentang daya tampung beban pencemaran TSS, terlihat bahwa hanya pada keseluruhan segmen telah memiliki nilai positif. Hal ini berarti bahwa pada keseluruhan segmen sudah memiliki daya tampung beban pencemaran terhadap TSS. Gambar daya tampung beban pencemaran TSS juga mengalami peningkatan dari hulu menuju hilir, hal ini dikarenakan konsentrasi TSS dari hulu menuju hilir mengalami penurunan sebagai akibat dari proses pengenceran yang terjadi selama perjalanan.

E.2. Skenario 1Pada skenario 1 dimana sumber

pencemar telah memenuhi baku mutu air limbah, nilai daya tampung beban pencemaran Tukad Pendem menjadi bertambah besar walaupun untuk segmen 1 dan 5 Tukad Pendem masih tidak mampu menerima beban pencemaran BOD, dan segmen 5 – 9 telah mampu menerima beban pencemaran BOD, untuk daya tamping beban pencemaran COD dan TSS telah memiliki daya tampung seperti ditunjukan pada gambar 7, 8 dan 9.

Gambar 7. Daya Tampung Beban Pencemaran BOD Skenario 1

Gambar 8. Daya Tampung Beban Pencemaran COD Skenario 1

Gambar 9. Daya Tampung Beban Pencemaran TSS Skenario 1

Pada gambar 7 tentang daya tampung beban pencemaran BOD terlihat bahwa gambar berada di bawah 0 kg/hari atau mempunyai nilai negatif. Nilai daya tampung yang berupa negatif ini memiliki arti bahwa Tukad Pendem sudah tidak memiliki daya tampung beban pencemaran untuk BOD karena beban pencemaran BOD yang masuk ke dalam sungai melebihi beban pencemaran yang diijinkan sesuai dengan baku mutu air kelas II.

Pada gambar 8 tentang daya tampung beban pencemaran COD, terlihat bahwa hanya pada segmen 1 - 3 yang memiliki nilai negatif. Hal ini berarti bahwa pada segmen 1 – 3 sudah tidak memiliki daya tampung beban pencemaran terhadap COD. Sedangkan untuk segmen 4 – 9 masih memiliki daya tampung beban pencemaran karena pada segmen tersebut konsentrasi COD baik pada sungai maupun pada sumber pencemar masih di bawah baku mutu.

Pada gambar 9 tentang daya tampung beban pencemaran TSS, terlihat bahwa hanya pada keseluruhan segmen telah memiliki nilai positif. Hal ini berarti bahwa pada keseluruhan segmen sudah memiliki daya tampung beban pencemaran terhadap TSS.

E.3. Skenario 2Pada skenario 2 dimana sumber

pencemar telah memenuhi baku mutu air limbah dan kondisi hulu telah memenuhi baku mutu air kelas II dimana sebelumnya kondisi hulu masih berada dalam diatas baku mutu. Setelah dilakukan simulasi untuk skenario 2, didapatkan nilai daya tampung beban pencemaran Tukad Pendem menjadi lebih besar dari dua skenario sebelumnya seperti ditunjukan pada gambar 10,11 dan 12.

Page 8: PEMODELAN TUKAD PENDEM

Gambar 10. Daya Tampung Beban Pencemaran BOD Skenario 2

Gambar 11. Daya Tampung Beban Pencemaran COD Skenario 2

Gambar 12. Daya Tampung Beban Pencemaran TSS Skenario 2

Pada gambar 10 dan 11, terlihat bahwa gambar telah berada di atas 0 kg/hari namun pada segmen 1 – 4 masih dibawah 0. Nilai daya tampung beban pencemaran yang besar ini berarti bahwa Tukad Pendem masih mempunyai kemampuan untuk menerima beban pencemar yang masuk ke dalamnya tanpa mengalami pencemaran sungai. Hal ini dikarenakan pada skenario ini kondisi hulu diasumsikan telah memenuhi baku mutu air kelas II. Menurut Suntoro Wongso Atmojo (2007), perencanaan bagian hulu seringkali menjadi fokus perhatian, mengingat adanya keterkaitan biofisik hulu dan hilir melalui daur hidrologi. Penanganan pengelolaan di daerah hulu secara baik merupakan jaminan keselamatan bagi masyarakat didaerah hilir, sehingga untuk mendapatkan Tukad Pendem dengan keadaan masih mampu menerima beban pencemaran yang masuk ke dalamnya, maka yang harus dilakukan adalah dengan menurunkan konsentrasi pencemar di hulu sungai menjadi baku mutu air kelas II. Selain mengasumsikan kondisi hulu telah

memenuhi baku mutu air kelas II, kondisi sumber pencemar juga diasumsikan telah memenuhi baku mutu air limbah sehingga konsentrasi pencemar tidak berlebihan. Menurut Ammaru dalam Winardi Dwi Nugraha (2008), bila penambahan pencemar di sungai tidak berlebihan maka air akan membersihkan diri dengan sendirinya, sehingga dalam melakukan pengelolaan kualitas air sungai dapat dilakukan dengan menurunkan konsentrasi pada sumber pencemar sesuai dengan baku mutu air limbah. Pada gambar 11 dan 12, gambar mengalami peningkatan dari hulu menuju hilir. Hal ini terjadi karena selain adanya pengenceran selama perjalanan, juga karena kondisi hulu yang telah memenuhi baku mutu air kelas II. Konsentrasi hulu yang kecil tentu akan menghasilkan pengaruh yang kecil pula untuk segmen-segmen sungai setelahnya.

E.4. Skenario 3Setelah dilakukan berbagai macam

skenario untuk mendapatkan kondisi yang ideal bagi Tukad Pendem untuk mendapatkan kemampuan daya tampung beban pencemaran sungai, maka selanjutnya adalah melakukan simulasi keadaan sungai untuk lima tahun mendatang. Simulasi ini menggunakan skenario 3 dimana kondisi hulu telah memenuhi baku mutu air kelas II, data sungai sesuai data hasil simulasi pada skenario 2, dan data sumber pencemar merupakan estimasi lima tahun ke depan. Estimasi ini dilakukan dengan memproyeksikan jumlah penduduk di wilayah yang dilewati Tukad Pendem selama lima tahun mendatang. Proyeksi jumlah penduduk ini juga untuk mendapatkan nilai debit sumber pencemar pada tahun 2017. Tujuan dari skenario ini adalah untuk mengetahui pengaruh pertambahan penduduk di wilayah Tukad Pendem selama lima tahun mendatang terhadap kondisi dan daya tampung beban pencemaran sungai. Hasil simulasi dan perhitungan daya tampung beban pencemaran Tukad Pendem menunjukan bahwa nilai daya tampung beban pencemaran Tukad Pendem mengalami penurunan dibandingkan dengan

Page 9: PEMODELAN TUKAD PENDEM

kondisi sungai dengan skenario 2 seperti ditunjukan pada gambar 13, 14 dan 15.

Gambar 13. Daya Tampung Beban Pencemaran BOD Skenario 3

Gambar 14. Daya Tampung Beban Pencemaran COD Skenario 3

Gambar 15. Daya Tampung Beban Pencemaran TSS Skenario 3

Pada gambar 13 tentang daya tampung beban pencemaran BOD, terihat bahwa gambar masih brada di atas 0 kg/hari pada segmen 4 – 9, namun pada segmen 1 – 3 masih berada di bawah 0. Hal ini berarti sungai masih memiliki daya tampung beban pencemaran terhadap BOD. Akan tetapi, nilai daya tampung beban pencemaran pada segmen 1 – 9 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh nilai pertumbuhan penduduk rata-rata untuk Desa Kesiman dan Sanur Kaja yang paling besar, yaitu 616 dan 669. Besarnya nilai pertumbuhan penduduk rata-rata ini mengakibatkan semakin besar pula debit limbah yang dihasilkan sehingga mengurangi nilai daya tampung beban pencemaran sungai. Pada gambar 14 dan 15 tentang daya tampung beban pencemaran COD dan TSS, gambar masih berada di atas 0 kg/hari yang berarti sungai masih memiliki daya tampung beban pencemaran terhadap COD dan TSS. Gambar 14 dan 15 juga menunjukan peningkatan yang diakibatkan

semakin menurunnya nilai beban pencemaran dari hulu menuju hilir sebagai akibat pengenceran konsentrasi pencemar selama perjalanan.

E.5. Skenario 4Setelah mengetahui besar daya tampung

beban pencemaran Tukad Pendem pada lima tahun mendatang dengan kondisi Tukad Pendem telah memenuhi baku mutu air kelas II, maka untuk selanjutnya dilakukan simulasi lima tahun mendatang dengan kondisi Tukad Pendem dalam keadaan eksisting. Tujuan dari simulasi dengan skenario 4 ini adalah untuk mengetahui berapa besar daya tampung beban pencemaran Tukad Pendem pada lima tahun mendatang dengan asumsi bahwa tidak ada pengelolaan kualitias air sungai selama lima tahun mendatang. Hasil simulasi dengan skenario ini adalah besarnya daya tampung beban pencemaran Tukad Pendem menjadi sangat kecil melebihi pada skenario eksisting seperti ditunjukan pada gambar 16, 17 dan 18.

Gambar 16. Daya Tampung Beban Pencemaran BOD Skenario 4

Gambar 17. Daya Tampung Beban Pencemaran COD Skenario 4

Page 10: PEMODELAN TUKAD PENDEM

Gambar 18. Daya Tampung Beban Pencemaran TSS Skenario 4

Pada gambar 16 tentang daya tampung beban pencemaran BOD terlihat bahwa gambar berada di bawah 0 kg/hari atau mempunyai nilai negatif. Nilai daya tampung yang berupa negatif ini memiliki arti bahwa Tukad Pendem sudah tidak memiliki daya tampung beban pencemaran untuk BOD karena beban pencemaran BOD yang masuk ke dalam sungai melebihi beban pencemaran yang diijinkan sesuai dengan baku mutu air kelas II. Sungai dengan kondisi tidak mempunyai daya tampung beban pencemaran memiliki arti bahwa konsentrasi pencemar yang ada di dalam sungai tersebut telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.

Pada gambar 17 dan 18 tentang daya tampung beban pencemaran COD dan TSS, terlihat bahwa keseluruhan segmen masih memiliki nilai positif. Hal ini berarti bahwa pada keseluruhan segmen daya memiliki daya tampung beban pencemaran terhadap COD dan TSS. Akan tetapi gambar daya tampung beban pencemaran COD dan TSS mengalami peningkatan dari hulu menuju hilir, hal ini dikarenakan konsentrasi COD dari hulu menuju hilir mengalami penurunan sebagai akibat dari proses pengenceran yang terjadi selama perjalanan.

F. Rekomendasi Penurunan Beban PencemarProgram atau kegiatan prioritas yang

dapat dilakukan dalam rangka penurunan beban pencemar untuk mencapai mutu air sasaran yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :a. Melakukan pengelolaan kualitas air ini

berdasarkan pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

b. Melakukan pengelolaan limbah secara terpadu dengan pemanfaatan DSDP yang merupakan sistem pengelolaan limbah terpadu yang berada di Kota Denpasar.

c. Melakukan pengelolaan sampah secara terpadu.

d. Melakukan pemantauan kualitas air secara lebih berkala.

e. Menata kembali daerah permukiman di wilayah sempadan Sungai Tukad Pendem.

f. Meningkatkan koordinasi antar instansi yang berkaitan dengan pengendalian pencemaran air.

g. Melakukan pembuatan IPAL domestik, seperti sanimas secara terpusat untuk memperbesar cakupan pelayanan pembuangan limbah penduduk.

h. Meningkatkan pengetahuan tentang pengolahan limbah pertanian dan ternak.

i. Melakukan usaha penghijauan dan konservasi lahan.

j. Melakukan revitalisasi fisik sungai dengan pengerukan.

Melakukan upaya minimalisir kegiatan masyarakat yang dapat menghasilkan beban pencemar BOD.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpulanHasil simulasi dengan pemodelan

Qual2K menghasilkan 4 skenario kualitas air yang menggambarkan fluktuasi kondisi beban pencemar (BOD, COD dan TSS).

Hasil skenario 4 yang merupakan kondisi untuk 5 tahun kedepan didapatkan bahwa :a) Sungai tidak memiliki daya tampung

beban pencemaran untuk BODb) Sungai memiliki daya tampung beban

pencemaran untuk COD dan TSS

B. SaranSaran yang dapat direkomendasikan

untuk studi pemodelan kualitas air pada masa mendatang adalah :a) Beberapa data debit dan kualitas dari

beberapa industri masih banyak yang belum diketahui oleh pengelola sungai, sehingga hasil dari penentuan daya tampung belum mampu mendekati hasil yang sebenarnya.

Page 11: PEMODELAN TUKAD PENDEM

b) Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan dengan parameter yang lebih banyak sehingga hasil yang diharapkan lebih representatif.

c) melakukan sampling air untuk dua musim sehingga diperoleh hasil permodelan yang seakin mendekati kondisi aslinya.

5. DAFTAR PUSTAKABadan Pusat Statistik Kota Denpasar, 2012.

Denpasar Dalam Angka 2012.Dinas Pariwisata Kota Denpasar, 2013.

Direktori Akomodasi Pariwisata Kota Denpasar 2013.

Panduan Pengguna Qual2K Versi 5.1., Publication No. 06-03-0, Department of Ecology, cited at http://www.ecy.wa.gov/biblio/04030??.html.

Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.