Pemodelan Struktur Pondasi Ke Staad Pro

5
PEMODELAN STRUKTUR PONDASI KE STAAD PRO Jika kita merencanakan pondasi untuk bangunan kita adalah Pondasi Telapak, maka apakah jenis perletakan yang lebih mendekati kondisi yang lebih real dengan lapangan yaitu sebagai jepit atau sendi, karena dibeberapa literatur perletakan untuk rangka portal banyak yang menggunakan sendi. Tidak ada jawaban yang bersifat mutlak, tergantung kasus-kasus yang ada. Jika kondisinya tanah lunak untuk sistem pondasi telapak maka paling cocok jika dianggap sebagai sendi. Agar bisa dimodelkan sebagai tumpuan sendi maka struktur atas harus stabil, minimal terdiri dari struktur portal. Jadi dengan pemodelan tersebut (sendi) maka gaya-gaya yang bekerja pada tumpuan hanya akan ada gaya vertikal dan gaya harizontal saja, tidak ada momennya. Karena tidak ada momen, dan jika tidak ada gaya tarik, maka permukaan pondasi telapak dapat bekerja dengan efisien. Kerugian sistem portal dengan tumpuan sendi-sendi maka akah diperlukan balok atas yang cukup kaku. Kecuali itu, akibat beban lateral maka hubungan balok-kolom akan menerima momen yang besar. Mungkin yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana koq bisa dimodelkan sebagai sendi, padahal tidak ada bentuk apapun pada pondasi telapak tersebut yang secara fisik memang berbentuk sendi.

description

Dalam analisa program struktur semisal staad pro, diperlukan beberapa asumsi pemodelan pada bagian tertentu seperti tumpuan. Tumpuan menjadi sangat penting karena merupakan struktur bawah pendukung struktur atas, maka diperlukan pemodelan struktur bawah (pondasi) yang sesuai ataupun tepat.

Transcript of Pemodelan Struktur Pondasi Ke Staad Pro

PEMODELAN STRUKTUR PONDASI KE STAAD PROJika kita merencanakan pondasi untuk bangunan kita adalah Pondasi Telapak, maka apakah jenis perletakan yang lebih mendekati kondisi yang lebih real dengan lapangan yaitu sebagai jepit atau sendi, karena dibeberapa literatur perletakan untuk rangka portal banyak yang menggunakan sendi.Tidak ada jawaban yang bersifat mutlak, tergantung kasus-kasus yang ada. Jika kondisinya tanah lunak untuk sistem pondasi telapak maka paling cocok jika dianggap sebagai sendi. Agar bisa dimodelkan sebagai tumpuan sendi maka struktur atas harus stabil, minimal terdiri dari struktur portal. Jadi dengan pemodelan tersebut (sendi) maka gaya-gaya yang bekerja pada tumpuan hanya akan ada gaya vertikal dan gaya harizontal saja, tidak ada momennya. Karena tidak ada momen, dan jika tidak ada gaya tarik, maka permukaan pondasi telapak dapat bekerja dengan efisien.Kerugian sistem portal dengan tumpuan sendi-sendi maka akah diperlukan balok atas yang cukup kaku. Kecuali itu, akibat beban lateral maka hubungan balok-kolom akan menerima momen yang besar.Mungkin yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana koq bisa dimodelkan sebagai sendi, padahal tidak ada bentuk apapun pada pondasi telapak tersebut yang secara fisik memang berbentuk sendi.Saya kira ini pertanyaan kodian, tidak hanya bagi mahasiswa, tetapi juga bagi dosen yang relatif yunior. Disinilah sebenarnya pemahaman tentang ilmu pemodelan.Pada dasarnya yang namanya model adalah tidak sama dengan real. Ini harus dicamkan dengan benar. Masih saja saya menjumpai seorang dosen, tidak muda, tidak tua yang menyatakan bahwa jika dianggap sendi maka secara fisik juga berbentuk pin dsb. Kebanyakan orang-orang seperti kalau ngomong ngotot, jadi saya sendiri hanya bisa tersenyum dalam hati. Kasihan mahasiswa yang diajar oleh seorang dosen seperti itu. Dari pada bikin konflik, karena kalau memberi koreksi kadang dianggap menggurui maka saya biarkan saja.Moga-moga yang bersangkutan dapat membaca tulisan ini, jadi dapat sadar sendiri tanpa merasa malu. Atau mungkin jika punya pendapat lain, bisa juga berdiskusi secara terbuka di sini.Jika tahu tanahnya relatif lunak (relatif dapat berdeformasi, bukan batu karang) maka jika dalam perhitungan kita modelkan sebagai sendi maka gaya-gaya reaksi yang dihasilkan hanya gaya vertikal dan gaya horizontal. Anggap saja yang dominan terhadap pembebanan tetap adalah vertikal, maka luasan penampang pondasi bagian bawah akan ditentukan oleh pembebanan tersebut. Karena juga tidak ada momennya, maka jelas dari ilmu perencanaan pondasi telapak maka luasan pondasi jadi relatif kecil.Jadi intinya dari hasil analisis kemudian secara konsisten di desainlah strukturnya.Pada saat telah jadi maka akan terlihat oleh awam bahwa pondasi telapak dan kolom portal diatasnya telah menyatu. Anggap ini strukturnya adalah beton bertulang. Orang awam pada kondisi ini pasti akan menganggap pondasi telapak dan kolom adalah terjepit. Dan memang begitu kondisinya, menjadi satu.Jika demikian lalu bagaimana dengan kondisi awal yang kita anggap sebagai sendi. Nggak cocok dong kalau begitu.Sekali lagi ingat, model dan real tidak perlu sama secara fisik. Tetapi hanya benar di benak pikiran engineer-nya. Kenapa bisa begitu ?Pada beban relatif kecil, memang benar perilaku kolom dan pondasi adalah rigid. Tetapi dengan bertambahnya gaya yang bekerja, maka agar portal dapat berperilaku tumpuan sendi-sendi maka bagian tumpuan tersebut harus dapat berotasi.Karena kondisi awal rigid, dan ada keinginan untuk berotasi maka timbul momen pada pondasi telapak tersebut. Tolong pernyataan saya ini dipahami benar, dan hanya bisa dipahami jika anda sudah pernah melakukan analisa struktur. Jika anda belum pernah melakukan analisa struktur portal dengan tumpuan sendi-sendi dan tidak paham dengan pernyataan saya maka itu lumrah. Intinya, ini bukan komsumsi anda.Ketika mulai timbul momen pada pondasi telapak, padahal pondasi telapak tidak direncanakan memikul momen. Maka apa yang terjadi ?Akan terjadi overstress !Benar. Karena dimensi pondasi telapak tidak direncanakan untuk memikul momen pada sistem pondasi akan fail. Jika tanah dibawah pondasi adalah tanah lunak, maka fail akan dimulai dari tanahnya terlebih dahulu dan bukan pondasinya.Fail tanah ditunjukkan dengan terjadinya deformasi tanah tersebut. Ketika terjadi deformasi pada tanah tersebut akibat momen maka sistem pondasi akan mengalami rotasi. Ketika terjadi rotasi, maka terjadilah tumpuan sendi seperti yang diasumsi awal pada saat analisis. Maka terpenuhilah anggapan engineer pada saat perencanaan. Struktur akhirnya dapat bekerja dengan baik.Demikianlah anggapan sendi dapat diterima dan digunakan pada literatur-literatur. Hanya saja penjelasan seperti yang saya ungkapkan ini rasa-rasanya tidak ada yang pernah menuliskannya.Kondisi tersebut tentu berbeda jika tanah dibawahnya adalah tanah keras, batu karang, yang kekuatannya lebih dibanding struktur beton untuk pondasinya. Jika itu terjadi dan dengan cara berpikir yang sama di atas, maka bisa-bisa yang fail bukan tanah dibawahnya, tetapi struktur pondasinya itu sendiri. Jadi dianggapnya sebagai tumpuan sendi tidak menjadi aman, tetapi bisa-bisa berbahaya. Jadi engineer perlu mempertimbangkan model yang lain.Apakah boleh dimodelkan sebagai jepit.Boleh-boleh saja, asalah konsisten di awal sampai akhir. Hanya saja jika dimodelkan sebagai jepit untuk pondasi telapak maka hasil akhirnya biasanya lebih gede. Boros. Yah tetapi itu tidak bisa dianggap sebagai jawaban umum, harus lihat case per case.