Pemisahan Antisera Dan Antigen

19
LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOLOGI PEMISAHAN ANTISERA DAN ANTIGEN PEMERIKSAAN SPESIFITAS ANTISERA PEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA OLEH : NUR ALIMIN [0901037] KELOMPOK II-A/ GANJIL TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS, 8 NOVEMBER 2012 DOSEN PEMBIMBING: Dra. SYILFIA HASTI, M.Farm.,Apt. ASISTEN : ALFIONITA SERAGIH ALIFIANA ANGGRAINI ONA SISCANOVA SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU PEKANBARU 2012

Transcript of Pemisahan Antisera Dan Antigen

Page 1: Pemisahan Antisera Dan Antigen

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOLOGI

PEMISAHAN ANTISERA DAN ANTIGEN

PEMERIKSAAN SPESIFITAS ANTISERA

PEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA

OLEH :

NUR ALIMIN [0901037]

KELOMPOK II-A/ GANJIL

TANGGAL PRAKTIKUM :

KAMIS, 8 NOVEMBER 2012

DOSEN PEMBIMBING:

Dra. SYILFIA HASTI, M.Farm.,Apt.

ASISTEN :

ALFIONITA SERAGIH

ALIFIANA ANGGRAINI

ONA SISCANOVA

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

PEKANBARU

2012

Page 2: Pemisahan Antisera Dan Antigen

PEMISAHAN ANTISERA DAN ANTIGEN

PEMERIKSAAN SPESIFITAS ANTISERA

PEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA

1. TUJUAN PERCOBAAN

– Mengetahui cara pengerjaan pemeriksaan pemisahan antisera dan

antigen, spesifitas antisera, aviditas dan titer antisera

– Memahami prinsip reaksi aglutinasi antara antisera golongan darah

dengan suspensi eritrosit 5% golongan darah tertentu (A, B, AB & O)

– Untuk mendapatkan serum/plasma dari sel darah

– Untuk mendapatkan sel darah merah pekat yang bebas protein

– Untuk membuat kepekatan sel darah menjadi enceran tertentu guna

mengoptimalkan reaksi antigen pada sel darah merah terhadap antibodi

2. TINJAUAN PUSTAKA

Preparasi sampel adalah proses penyiapan sampel sebelum dilakukan

analisis yang bertujuan untuk memisahkan atau menyingkirkan pengotor atau zat

yang tidak diinginkan (selain analit) sehingga didapat hasil yang valid.

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah

dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan

trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan

atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45% sisanya

terdiri dari sel darah Darah kita mengandung beberapa jenis sel yang terangkut di

dalam cairan kuning yang disebut plasma darah. Plasma darah tersusun atas 90%

air yang mengandung sari makanan, protein, hormon, dan endapan kotoran selain

sel-sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006) Ada tiga jenis sel darah, yaitu sel darah

merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).

Sel Darah Merah

Sel darah merah berbentuk piringan pipih yang menyerupai donat. 45%

darah tersusun atas sel darah merah yang dihasilkan di sumsum tulang. Dalam

Page 3: Pemisahan Antisera Dan Antigen

setiap 1 cm kubik darah terdapat 5,5 juta sel. Jumlah sel darah merah yang

diproduksi setiap hari mencapai 200.000 biliun, rata-rata umurnya hanya 120 hari.

Semakin tua semakin rapuh, kehilangan bentuk, dan ukurannya menyusut menjadi

sepertiga ukuran mula-mula.

Sel darah merah mengandung hemoglobin yang kaya akan zat besi.

Warnanya yang merah cerah disebabkan oleh oksigen yang diserap dari paru-paru.

Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke

sel dan mengikat karbon dioksida. Sel darah merah yang tua akhirnya akan pecah

menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang

tua dihancurkan oleh limpa dan yang lolos dihancurkan oleh hati. Hati

menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh

darah ke sumsum tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru. Persediaan

sel darah merah di dalam tubuh diperbarui setiap empat bulan sekali.

Whole Blood

Whole blood adalah darah tanpa perlakuan. Istilah ini digunakan dalam

transfusi obat.. Darah biasanya dikombinasikan dengan antikoagulan selama

proses pengumpulan, tetapi pada umumnya dinyatakan belum diolah. Di AS,

mengkapitalisasi "Darah Keseluruhan" berarti produk standar tertentu untuk

transfusi atau diproses lebih lanjut, dimana "seluruh darah" adalah setiap darah

yang dikumpulkan tidak dimodifikasi.

Seluruh darah biasanya disimpan di bawah kondisi yang sama Darah

Merah Sel dan dapat disimpan sampai 35 hari jika dikumpulkan dengan CPDA-1

solusi penyimpanan 2 atau 21 hari dengan lain solusi penyimpanan umum seperti

CPD. Jika darah tersebut akan digunakan untuk membuat trombosit, itu disimpan

pada suhu kamar sampai proses selesai. Hal ini harus dilakukan dengan cepat

untuk meminimalkan penyimpanan sel darah merah hangat di unit.

Plasma Darah

Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning

yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari

Page 4: Pemisahan Antisera Dan Antigen

jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari

90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion

mineral, hormon dan karbon dioksida. Plasma darah juga merupakan medium

pada proses ekskresi.

Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar

yang telah dibubuhi zat anti-koagulan yang kemudian diputar sentrifugal sampai

sel darah merah jatuh ke dasar tuba, sel darah putih akan berada di atasnya dan

membentuk lapisan buffy coat, plasma darah berada di atas lapisan tersebut

dengan kepadatan sekitar 1025 kg/m3, or 1.025 kg/l. Serum darah adalah plasma

tanpa fibrinogen, sel dan faktor koagulasi lainnya. Fibrinogen menempati 4%

alokasi protein dalam plasma dan merupakan faktor penting dalam proses

pembekuan darah.

Plasmapheresis adalah jenis terapi medis yang menyuling (en:extraction)

plasma darah keluar dari kumpulan partikelnya untuk diolah lebih lanjut dan

memasukkan kembali plasma darah tersebut pada akhir terapi.

Page 5: Pemisahan Antisera Dan Antigen

Bungkusan plasma yang mengering yang digunakan oleh militer Britania Raya

dan Amerika Serikat selama Perang Dunia Kedua.

Serum Darah

Di dalam darah, serum (bahasa Inggris: blood serum) adalah komponen

yang bukan berupa sel darah, juga bukan faktor koagulasi; serum adalah plasma

darah tanpa fibrinogen, (bahasa Latin: serum) berarti bagian tetap cair dari susu

yang membeku pada proses pembuatan keju.

Page 6: Pemisahan Antisera Dan Antigen

Serum terdiri dari semua protein (yang tidak digunakan untuk pembekuan

darah) termasuk cairan elektrolit, antibodi, antigen, hormon, dan semua substansi

exogenous. Rumusan umum yaitu: serum = plasma - fibrinogen - protein faktor

koagulasi.

Studi yang mempelajari serum disebut serologi. Serum digunakan dalam

berbagai uji diagnostik termasuk untuk menentukan golongan darah.

Serum protein

Serum protein (bahasa Inggris: globular protein, spheroprotein) merupakan

salah satu dari tiga jenis protein di dalam tubuh yang terbentuk dari asam amino

berupa larutan koloidal di dalam plasma darah. Protein (bahasa Yunani: πρωτεϊνη

- proteios) berarti utama (bahasa Inggris: first rank).

Serum protein tidak mengandung fibrin (bukan merupakan fibrous protein)

sehingga dapat terlarut. Total serum protein dalam darah sekitar 7,2 - 8 g/dl[2]

atau sekitar 7% dari volume darah keseluruhan dengan berbagai kegunaan:

• Sirkulasi molekul lipida, hormon, vitamin dan zat besi

• Enzim, komponen komplemen, protease inhibitor dan kinin precursor

• Regulasi aktivitas, fungsional non seluler dalam sistem kekebalan.

Total serum protein dapat melonjak karena:

infeksi kronis (termasuk tuberkolosis, Adrenal cortical hypofunction , disfungsi

hati, Collagen Vascular Disease (Rheumatoid Arthritis, Systemic Lupus,

Scleroderma), gejala hipersensitivitas, Sarcoidosis, dehidrasi (diabetic acidosis,

chronic diarrhea, dll.), Respiratory distress, Hemolisis, Cryoglobulinemia,

Alcoholism, Leukemia .

dan menurun antara lain disebabkan oleh:

Malnutrition dan malabsorption (insufficient intake and/or digestion of

proteins), Liver disease (insufficient production of proteins), Diare (loss of

protein through the GI tract), Severe burns (loss of protein through the skin),

Hormone Imbalances that favor breakdown of tissue, Loss through the urine in

severe kidney disease (proteinuria), Kehamilan (dilution of protein due to extra

fluid held in the vascular system)

Page 7: Pemisahan Antisera Dan Antigen

Protein darah Level kadar normal % Kegunaan

Serum albumin 3,5-5,0 g/dl 60%Memelihara tekanan osmosis dan pengusung molekul lain

Immunoglobulin 1,0-1,5 g/dl 18%Membentuk sistem kekebalan tubuh

Fibrinogen 0,2-0,45 g/dl 4% Koagulasi darah

-1 fetoprotein

Protein wewenang <1% Mengatur ekspresi genetika

Terdapat dua jenis protein yang utama di dalam serum, yaitu albumin dan

globulin. Albumin dibuat di dalam hati, merupakan protein yang paling menonjol

dan bermuatan negatif yang terkuat guna mengikat molekul kecil untuk diedarkan

melalui darah. Albumin juga berguna untuk menjaga tekanan osmosis darah.

Beberapa jenis globulin diproduksi di dalam hati, sementara yang lain

diproduksi di dalam sistem kekebalan. Semua jenis serum protein yang lain

diproduksi di dalam hati. Arti kata globulin menunjukkan sekelompok protein

heterogen dengan berat molekul tertentu yang cukup tinggi, dengan kecepatan

terlarut (en:solubility rate) dan laju migrasi elektroforetik (en:electrophoretic

migration rate) yang lebih rendah daripada albumin. Rasio normal di dalam darah

sekitar 2 hingga 3,5 g/dl.

Elektroforesis protein serum (en:serum protein electrophoresis, SPEP)

adalah uji laboratorium untuk menentukan jenis globulin (alfa-1, alfa-2, beta dan

gamma) dan albumin. Cara yang digunakan adalah pengambilan serum darah dari

bekuan darah, kemudian diletakkan di atas medium yang dibubuhi agarose gel,

kemudian dipaparkan ke arus listrik. Protein serum total atau protein plasma total

atau protein total adalah hasil uji laboratorium yang mengukur jumlah protein

pada plasma darah atau serum darah.

Page 8: Pemisahan Antisera Dan Antigen

Gambar 1 : Ilustrasi skema gel protein hasil elektroforesis,

Serum albumin

Serum albumin, sering disebut albumin adalah protein dengan jumlah

terbanyak di dalam tubuh. Albumin sangat penting demi memelihara tekanan

osmosis untuk distribusi fluida tubuh antara intravascular compartment dan

jaringan tubuh. Albumin juga berfungsi sebagai pengusung plasma dengan secara

tidak langsung mengikat beberapa hormon steroid hydrophobic dan protein

pengusung bagi hemin dan asam lemak dalam sirkulasinya. BSA, fraksi V dari

serum albumin berguna untuk meluruhkan beberapa substansi dari sirkulasi darah

melalui jaringan hati, antara lain bilirubin, tiroksin, taurolithocholic acid,

chenodeoxycholic acid, digitoksin dan juga heme peptida dari cytochrome C. 60%

dari protein di dalam plasma darah, jumlah serum yang melebihi batas normal

dapat membahayakan manusia. Prealbumin (bahasa Inggris: transthyretin)

ditengarai sebagai pengusung hormon tiroksin dari dalam darah menuju ke otak

Serum globulin

Serum globulin adalah istilah umum yang digunakan untuk protein yang

tidak larut, baik di dalam air maupun di dalam larutan garam konsentrasi tinggi,

tetapi larut dalam larutan garam konsentrasi sedang. Globulin (bahasa Latin:

globulus, bola kecil (bahasa Inggris: small globe)) mempunyai rasio 35% dari

protein plasma, berguna untuk sirkulasi ion, hormon dan asam lemak dalam

Page 9: Pemisahan Antisera Dan Antigen

sistem kekebalan. Beberapa jenis globulin mengikat hemoglobin, beberapa yang

lain mengusung zat besi, berfungsi untuk melawan infeksi, dan bertindak sebagai

faktor koagulasi.

Globulin terdiri dari:

lakto globulin

• tiroglobulin • serum globulin, terbagi terbagi menurut laju migrasi elektroforesik

menjadi:• alfa globulin (protein yang mengusung tiroksin dan retinol/vitamin

A). • alfa-1 globulin

• alfa-1 antitripsin (bahasa Inggris: Transcortin, corticosteroid-binding globulin, CBG) disebut juga acute phase reactant[1] atau serpin peptidase inhibitor, clade A (alpha-1 antiproteinase), member 6.

• alfa-1 antisimotripsin • orosomukoid (asam glikoprotein) • serum amiloid A • alfa-1 lipoprotein (HDL)

• alfa-2 globulin • alfa-2 makro globulin (protease inhibitor) • haptoglobin • protein C (inhibitor of activated coagulation factors

FVIII and FV) • seruloplasmin (pengusung zat tembaga) • alfa-2 lipoprotein (VLDL)

• beta globulin • beta-1 globulin

• transferin • hemopeksin • plasminogen • properdin • faktor komplemen H

• beta-2 globulin • faktor komplemen C3 dan C4 • C-reactive protein • beta-2 lipoprotein alias LDL • beta-2 mikro globulin • beberap jenis IgA dan IgM

• gamma globulin (protein dengan muatan negatif yang terlemah

Page 10: Pemisahan Antisera Dan Antigen

yang berfungsi sebagai antibodi) • IgM, IgA, IgG

• makro globulin • transkobalamin

Serum lipoprotein

Serum lipoprotein adalah senyawa biokimiawi yang mengandung protein

dan lemak. Lemak atau produk turunannya dapat terikat secara kovalen maupun

non kovalen dengan protein. Lipoprotein dapat berbentuk enzim, transporter,

protein struktural, antigen, adesin, toksin, high density lipoprotein dan low density

lipoprotein yang memungkinkan lemak terusung di dalam darah, dan protein

transmembran yang terdapat pada mitokondria (terdapat juga pada kloroplas

tanaman), serta lipoprotein bakterial. Lipoprotein di dalam tubuh manusia terbagi

menjadi 5 golongan utama:

• kilomikron (bahasa Inggris: chylomicron)

• VLDL

• LDL

• IDL

• HDL

Serum wewenang

Serum wewenang (bahasa Inggris: Regulatory protein) yang hanya

berjumlah 1% dari protein plasma, terdiri dari enzim, proenzim dan hormon. Riset

terakhir mengenai protein plasma darah tertuju pada analisis proteomika dari

serum/plasma guna mencari jejak bio (bahasa Inggris: biomarker) yang dimulai

semenjak tahun 1970 dengan elektroforesis gel 2 dimensi dan pada akhir-akhir ini

dengan spektrometri massa.

Terdapat dua jenis protein wewenang:

1. protein yang memengaruhi kontraksi otot, misalnya troponin dan

tropomiosin, yang mengatur interaksi antara miosin dan aktin. Kalsium

Page 11: Pemisahan Antisera Dan Antigen

merupakan komponen yang krusial pada reaksi ini.

2. protein tertentu yang mengikat deret wewenang (bahasa Inggris:

regulatory sequence) dari DNA, dan berfungsi untuk mengatur ekspresi

genetik. Protein ini menggerakkan proses diferensiasi seluler dan

morfogenesis menuju pada penciptaan jenis sel yang baru pada makhluk

multicellular. Pada tahap ini, jenis sel yang berbeda dapat memiliki profil

ekspresi genetik yang berbeda-beda dalam deret genome yang sama.

3. ALAT & BAHAN

a. Alat

– tabung reaksi 10 ml

– rak tabung reaksi

– sentrifus

– pipet tetes

– gelas ukur

– objek gelas

– tusuk gigi

– kaca pembesar

– stop-wacth

b. Bahan

– darah golongan A, B, AB dan O

– larutan NaCl fisiologis

– CaCl

– Amonium oksalat

– Natrium azida

Page 12: Pemisahan Antisera Dan Antigen

4. CARA KERJA

PEMISAHAN ANTISERA DAN ANTIGEN

a. Pemisahan plasma (antisera) dan eritrosit (antigen)

– ambil darah 5 ml, masukkan dalam tabung sentrifus

– sentrifugasi 2000 rpm selama 10 menit

– ambil plasma dan masukkan dalam tabung reaksi (antisera golongan

darah)

b. Pemurnian eritrosit (antigen)

– eritrosit pada tabung sentrifus ditambah dengan larutan NaCl fisiologis

sama banyak, aduk dengan cara memutar tabung sentrifus pada kedua

telapak tangan

– sentrifugasi 2000 rpm selama 10 menit

– buang supernatannya (lapisan NaCl), lalu tambahkan lagi dengan larutan

NaCl fisiologis sama banyak, aduk dengan cara memutar-mutar tabung

sentrifus pada kedua telapak tangan

– sentrifugasi 2000 rpm lagi selama 10 menit

– lakukan prosedur ini sampai 3 kali, sehingga diperoleh eritrosit bersih

(eritrosit dianggap 100%)

c. Pemurnian plasma (antisera)

– cairan plasma ditambahkan dengan kristal CaCl sebanyak 1 mg untuk 1

ml, aduk, biarkan selama 10 menit

– saring dengan kapas, lalu tambahkan lagi CaCl sebanyak 1 mg untuk 1 ml

darah, aduk, biarkan selama 10 menit

– lakukan pula pengerjaan ini sebanyak 3 kali

– kemudian ditambahkan dengan kristal amonium oksalat sebanyak 1 mg

untuk 1 ml darah, aduk, biarkan selama 10 menit, kemudian saring

– lakukan pengerjaan ini sebanyak 3 kali

– ditambahkan natrium azida sebanyak 1 mg untuk 1 ml darah

Page 13: Pemisahan Antisera Dan Antigen

– antisera siap untuk digunakan

PEMERIKSAAN SPESIFITAS ANTISERA

a. Pembuatan eritrosit 5%

– masukkan ke dalam tabung reaksi larutan NaCl fisiologis sebanyak 19

tetes

– dengan menggunakan pipet tetes yang sama, masukkan ke dalam tabung

reaksi di atas 1 tetes eritrosit golongan darah (sesuai pembagian

kelompok)

– aduk hingga homogen dengan cara memutar-mutar menggunakan kedua

telapak tangan sehingga diperoleh larutan 5%

– beri label

b. Uji spesifitas antisera

– teteskan di atas 4 buah objek glass bersih larutan antisera (plasma

golongan darah [B] yang telah dimurnikan) masing-masing sebanyak 1

tetes

– pada objek gelas pertama ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan A,

lalu amati reaksi aglutinasi yang terjadi

– pada objek gelas kedua ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan B, lalu

amati reaksi aglutinasi yang terjadi

– pada objek gelas ketiga ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan AB,

lalu amati reaksi aglutinasi yang terjadi

– pada objek gelas keempat ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan O,

lalu amati reaksi aglutinasi yang terjadi

– pengerjaan yang sama juga dilakukan terhadap plasma golongan darah

lainnya [A, AB dan O]

– tabelkan hasil reaksi yang terjadi, bila terjadi aglutinasi dinyatakan dengan

tanda positi [+] dan bila reaksi negatif dengan tanda [-]

Page 14: Pemisahan Antisera Dan Antigen

tabel pengamatan yang harus dilakukan

Plasma A Plasma B Plasma AB Plasma O

Eritrosit 5% A

Eritrosit 5% B

Eritrosit 5% AB

Eritrosit 5% O

PEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA

a. Uji aviditas antisera

– pengujian aviditas dilakukan terhadap antisera yang memberikan reaksi

aglutinasi terhadap antigen eritrosit reaksi positif pada uji spesifitas

– pengerjaan pengujian sama dengan uji spesifitas, tapi disini yang dihitung

berapa lama waktu yang diperlukan mulai ditetesi larutan eritrosit 5%

sampai terbentuk aglutinasi

– tabelkan waktu yang diperoleh untuk terjadinya aglutinasi tersebut

b. Uji titer antisera

– pada rak, letakkan secara berurutan 10 buah tabung reaksi kecil yang

masing-masingnya telah ditandai dengan ½, ¼ sampai dengan 1/512 dan K

(kontrol)

– pada tabung reaksi ke-1 (½) sampai dengan ke-9 (1/512) dimasukkan

NaCl fisiologis sebanyak 0,2 ml (4 tetes) dan pada tabung K 8 ml

– pada tabung reaksi ke-1 ditambahkan antisera (cairan plasma golongan

darah [B]) sebanyak 0,2 ml (4 tetes), lalu aduk

– ambil 0,2 ml (4 tetes) larutan tabung reaksi ke-1 dan masukkan ke tabung

reaksi ke-2, aduk dan begitu seterusnya sampai pada tabung reaksi ke-9

dan pada tabung reaksi ke-9 ini dibuang 0,2 ml (4 tetes)

– pada masing-masing tabung reaksi (termasuk tabung kontrol)

ditambahkan suspensi eritrosit 5% golongan [A atau AB] sebanyak 0,005

Page 15: Pemisahan Antisera Dan Antigen

ml (1 tetes)

– biarkan selama 10 menit, lalu disentrifusi dengan kecepatan 1000 rpm

selama 5 menit

– amati pengencaran yang tertinggi yang masih mengalami aglutinasi. Untuk

memudahkan pengamatan gunakan tabung reaksi ke-10 (K)

– catatan :

1. Cairan plasma golongan A dilakukan terhadap eritrosit golongan B &

AB

2. Cairan plasma golongan B dilakukan terhadap eritrosit golongan A &

AB

3. Cairan plasma golongan O dilakukan terhadap eritrosit golongan A, B &

AB

4. Bandingkan hasil yang diperoleh

– tabelkan hasil pengamatan

P->E ½ ¼ 1/8 1/16 1/32 1/64 1/128 1/256 1/512 K

A->B

A->AB

B->A

B->AB

O->A

O->B

O->AB

Page 16: Pemisahan Antisera Dan Antigen

5. Hasil & Pembahasan

a. Hasil pengamatan

PEMERIKSAAN SPESIFITAS ANTISERA

Uji spesifitas antisera

Tabel 1 : Pengamatan uji spesifitas antisera

Plasma A Plasma B Plasma AB Plasma O

Eritrosit 5% A [-] [+] [-] [+]

Eritrosit 5% B [+] [-] [-] [+]

Eritrosit 5% AB

[+] [+] [-] [+]

Eritrosit 5% O [-] [-] [-] [-]Keterangan :

[+] = positif terjadi reaksi aglutinasi

[-] = negatif, tidak terjadi reaksi aglutinasi

PEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA

Uji aviditas antisera

Tabel 2 : Pengamatan uji aviditas antisera

Plasma A Plasma B Plasma AB Plasma O

Eritrosit 5% A [-] [+] -:56 [-] [+]

Eritrosit 5% B [+] [-] [-] [+]

Eritrosit 5% AB

[+] [+] 3:04 [-] [+]

Eritrosit 5% O [-] [-] [-] [-]Keterangan :

[+] = positif terjadi reaksi aglutinasi

[-] = negatif, tidak terjadi reaksi aglutinasi

Page 17: Pemisahan Antisera Dan Antigen

Uji titer antisera

1 2 3 4 5 6 7 8 9 K

Tabel 3 : Pengamatan uji titer antisera

P->E ½ ¼ 1/8 1/16 1/32 1/64 1/128 1/256 1/512 K

A->B + + + + + + + + + -

A->AB + + + + + + + + + -

B->A + + + + + + + + + -

B->AB + + + + + + + + + -

O->A + + + + + + + + + -

O->B + + + + + + + + + -

O->AB + + + + + + + + + -Keterangan :

+ = positif terjadi reaksi aglutinasi pada pengenceran

- = negatif, tidak terjadi reaksi aglutinasi

b. Pembahasan

PEMISAHAN ANTISERA DAN ANTIGEN

Dari hasil pemutaran/ sentrifugasi 2000 rpm selama 10 menit untuk

memisahkan plasma (antisera) dari sel darah merah, didapatkan plasma yang

jernih (bebas dari sel darah merah) dan sel darah merah pekat .

eritrosit

antisera

Page 18: Pemisahan Antisera Dan Antigen

Pencucian sel darah merah pekat, gunanya untuk melarutkan protein yang

masih terkandung di dalam sel darah merah. Dengan mencucinya menggunakan

larutan NaCl fisiologis 0,9% diharapkan protein yang masih terkandung dapat

larut bersama larutan NaCl fisiologis 0,9% dan dapat dengan mudah dibuang

sehingga didapatkan sel darah merah pekat yang bebas dari protein/globulin.

Pemurnian antisera, menggunakan kristal CaCl untuk mengikat senyawa

murni antisera, lalu diberi kristal amonium oksalat yang mengendapkan, dan

terakhir diberi natrium azida sebagai pengawet.

PEMERIKSAAN SPESIFITAS ANTISERA

Pembuatan suspensi sel darah bertujuan untuk membuat kepekatan sel

darah menjadi enceran tertentu guna mengoptimalkan reaksi antigen pada sel

darah merah terhadap antibodi.

Praktikum kali ini kami mengamati plasma darah golongan B (antisera B).

Pada tahapan ini, uji spesifitas antisera yang teramati bahwa plasma B mengalami

reaksi aglutinasi pada suspensi eritrosit 5% golongan darah A dan AB. Untuk

menjelaskan bisa dilihat pada tabel 1.

Plasma B + eritrosit 5% A = terjadi reaksi aglutinasi karena plasma B

memiliki antibodi B yang akan menggumpal yang merupakan reaksi hasil

berikatannya dengan eritrosit A (antigen A). Reaksi aglutinasi ini juga teramati

pada plasma B + eritrosit 5% AB, karena eritrosit AB memiliki antigen A dan B.

PEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA

Aviditas (avidity) adalah suatu istilah yang digunakan untuk

menggambarkan kekuatan gabungan dari interaksi ikatan ganda (sebagai kontras

dari afinitas, yang menggambarkan kekuatan ikatan tunggal). Aviditas

menggambarkan interaksi antigen-antibodi, di mana ikatan lemah terbentuk antara

antigen dan antibodi. Secara individual mungkin lemah, namun ketika hadir pada

saat yang sama, efek keseluruhan mengikat kuat antigen dan antibodi

(kamuskesehatan,com).

Pengujian ini termasuk uji kualitatif dengan menghitung waktu

terbentuknya reaksi aglutinasi. Kelompok kami (kel II-ganjil) mengamati plasma

B. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 2, pada plasma B + eritrosit 5% A

Page 19: Pemisahan Antisera Dan Antigen

mengalami aglutinasi pada waktu pengamatan 56 detik, hal ini terjadi karena

ikatan antibodi B dengan antigen A. Sedangkan pada pengamatan plasma B +

eritrosit 5% AB waktu untuk terjadi aglutinasi lebih lama 3 menit 4 detik,

kemungkinan yang dapat kami jelaskan bahwa eritrosit AB memiliki antigen A

dan antigen B, sehingga ikatan yang terjadi pada antibodi-antigen memiliki

afinitas lebih lemah dibandingkan pada ikatan antibodi B dengan antigen A.

Pada uji titer, konsentrasi plasma B diturunkan dari ½ sampai 1/512.

Pengamatan ini bertujuan sampai batas mana pengenceran plasma B (antibodi B)

efektif terhadap ikatan antibodi-antigen. Dari hasil pengamatan, dari tabung 1

hingga 9 masih menunjukkan aktivitas ikatan antibodi-antigen (reaksi aglutinasi),

hal ini menunjukkan bahwa sampai dengan pengenceran 1/512 plasma B masih

efektif dalam menjalankan perannannya sebagai antibodi.

6. KESIMPULAN

– Sel darah merah pekat setelah pencucian dengan NaCl fisiologis 0,9%

merupakan sel darah merah pekat yang bebas protein/globulin

– Pembuatan suspensi sel darah bertujuan untuk membuat kepekatan sel

darah menjadi enceran tertentu (dalam praktikum ini hanya konsentrasi

5% saja) guna mengoptimalkan reaksi antigen pada sel darah merah

(eritrosit) terhadap antibodi.

– Pengenceran plasma pada uji titer menunjukkan sampai sejauh mana

kemampuan konsentrasi antibodi masih dapat mengikat antigen. Hasil dari

praktikum kali ini bahwa plasma B pada pengenceran 1/512 masih

mengalami reaksi aglutinasi setelah dicampurkan dengan eritrosit 5% AB.

7. DAFTAR PUSTAKA

– http://id.wikipedia.org/

– http://kamuskesehatan.com/

– Pearce C, Evelyn.1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta :

Gramedia