Pemilihan proses ETBE

download Pemilihan proses ETBE

of 16

description

Pemilihan proses ETBE

Transcript of Pemilihan proses ETBE

  • TUGAS MATA KULIAH REKAYASA DAN PERANCANGAN PROSES

    REKAYASA PROSES DALAM PEMBUATAN ETBE

    Kelompok 5:

    Ida Bagus Dharma Yoga S F351130251

    Hety Handayani Hidayat F351130281

    Felga Zulfia Rasdiana F351130341

    SEKOLAH PASCASARJANA

    DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2014

  • I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kelangkaan BBM merupakan pemandangan yang dijumpai di berbagai daerah

    di tanah air. Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil setidaknya memiliki tiga

    ancaman serius, yaitu : (1) menipisnya cadangan minyak bumi (bila tanpa temuan

    sumur baru), (2). Kenaikan/ kestabilan harga akibat laju permintaan yang lebih besar

    dari produksi minyak, (3). Polusi gas rumah kaca (terutama CO2) akibat pembakaran

    bahan bakar fosil (Yuli Setyo Indartono. 2005).

    Semakin banyaknya pengguna bahan bakar gasoline (bensin), maka kualitas

    bahan bakar tersebut perlu ditingkatkan kualitas salah satunya adalah dengan

    menyesuaikan nilai angka oktan bensin. Angka oktan menunjukkan ketahanan

    terhadap ketukan (knocking). Pada umumnya, tiap tipe mesin mempunyai kebutuhan

    angka oktan yang berbeda-beda, yang tergantung pada perbandingan kompresi mesin

    dan faktor-faktor lainnya. Apabila angka oktan bahan bakar mempunyai nilai yang

    lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan mesin, maka akan terjadi ketukan pada

    mesin yang berakibat mesin cepat panas, bahan bakar menjadi boros serta

    mengurangi umur mesin.

    Menurut Sasongko dan Anggoro (2011) permasalahannya pada umumnya

    terletak pada nilai angka oktan bensin lebih rendah dibandingkan dengan keadaan

    yang diperlukan dari mesin. Hal ini dilakukan dengan menambahkan bahan (aditif)

    pada bahan bakar berupa organo-metalik berupa TEL (tetra ethyl lead). Akan tetapi

    bahan aditif ini sudah harus ditinggalkan karena bersifat mencemari lingkungan,

    yang diikuti kometmen nasional berupa penerapan bensin tanpa timbal (Pb).

    Salah satu bahan aditif pengganti TEL adalah methyl tert-butyl ether (MTBE)

    yang kemudian disebut dengan bensin jenis premix. Hanya saja bahan aditif tersebut

    didapat dari bahan berbasis fosil yaitu metanol yang bersifat non renewable (tidak

    terbarukan), selain itu bahan aditif MTBE merusak kualitas tanah sekitar. Untuk

    mengatasi hal tersebut dikembangkan bahan aditif ETBE (ethyl tert-buthyl ether)

    yang disintesis berdasarkan reaksi dengan etanol sebagai bahan yang bersifat

    renewable (terbarukan) karena etanol disintesis dari bahan nabati dan ETBE bersifat

    ramah lingkungan. Berikut merupakan karakteristik ETBE

  • Tabel 1. Perbandingan karakteristik kinerja ETBE dan alternatif lainnya

    Dari tabel di atas menunjukkan bahwa ETBE memiliki karakteristik nilai RVP

    (vapor pressure) terendah, dan nilai oktan tertinggi. Hal ini menjadikan ETBE ideal

    menjadi campuran bahan bakar minyak (bensin). Adapun keuntungan dari ETBE

    sebagai bahan tambahan untuk bahan bakar minyak ialah sebagai berikut (Yuan.

    2006):

    1. ETBE memiliki nilai oktan yang tinggi sehingga dapat membuat proses

    pembakaran menjadi lebih efisien

    2. ETBE memiliki nilai boiling yang tinggi dan nilai RVP yang rendah sehingga

    menjadi baik untuk campuran bensin.

    3. Kadar oksigennya yang tinggi membuat ETBE dapat menyediakan tambahan

    oksigen untuk membantu terjadinya pembakaran yang sempurna sehingga

    dapat menurunkan olusi lingkungan.

    4. ETBE lebih ramah lingkungan disbanding MTBE

    5. ETBE dapat diproduksi dari bahan baku terbaharukan sehingga dapat

    memberikan maanfaat pada lingkungan dan berkontribusi pada pembangunan

    berkelanjutan.

    6. Walaupun ETBE dapat memberikan banyak keuntungan, tetapi dari segi harga,

    ETBE masih lebih mahal dibandingkan dengan MTBE.

    Penulisan makalah ini bertujuan untuk memilih alternatif proses terbaik dari

    proses sintesis ETBE, merekayasa proses sintesis ETBE untuk memperoleh hasil

  • yang optimal, dan menganalisis kelayakan finansial dari proses sintesis ETBE yang

    akan digunakan.

    B. Tujuan

    1. memilih alternatif proses terbaik dari proses sintesis ETBE

    2. merekayasa proses sintesis ETBE untuk memperoleh hasil yang optimal

    3. Menganalisis kelayakan finansial dari alternative produk dan proses yang

    dipilih.

  • II. ALTERNATIF PEMILIHAN PROSES

    Alternatif Teknologi Proses Produksi ETBE

    Proses produksi ETBE dapat dilakukan menggunakan 3 teknologi proses

    yang berbeda. Penggunaan teknologi produksi ETBE berdasarkan paten yang

    dilakukan (Kochar & Marcell, 1981; Pucci et al., 1992; Bakshi et al., 1992; Weber de

    Menezes & Cataluna, 2008). Proses produksi ETBE menggunakan dua prinsip proses

    yaitu reaksi dan pemisahan. Reaksi terjadi pada semua teknologi proses sebagai

    akibat isothermal fixed bed dari katalis yang ditambahkan ke dalam reaktor. Reaksi

    yang terjadi pada produksi ETBE dari 2-metilpropen dan etanol dapat dilihat sebagai

    berikut :

    (CH3)2C=CH2 + C2H5OH (CH3)3COC2H5

    Sedangkan proses pemisahan berbeda pada setiap teknologi proses,

    pemisahan dapat dilakukan dengan cara destilasi, ekstraksi atau reaksi dan separasi

    yang dikombinasikan pada sistem destilasi reaktif. Adapun teknologi proses yang

    digunakan adalah :

    1. Produksi ETBE dalam reaktor isotermal dengan melakukan pemisahan

    secara destilasi

    Proses produksi ETBE pada teknologi proses ini dilakukan dengan

    menambahkan fraksi C4 bersama dengan larutan etanol (kemurnian >95%) ke dalam

    reaktor. Kemudian akan terjadi reaksi antara C4 dan etanol yang membentuk ETBE

    dan pada reaktor juga terdapat TBA, etanol, dan 2-metilpropen yang tidak bereaksi

    serta komponen inert dari fraksi C4. ETBE akan dipisahkan dari komponen lainnya

    dengan proses pemisahan yang berlangsung pada dua destilasi kolom. Pada kolom

    pertama akan terjadi pemisahan antara ETBE dan TBA dengan sisa-sisa fraksi C4 (2-

    metilpropen, butana, dan 1-butena) yang tidak bereaksi yang terpisah dalam bentuk

    destilat. ETBE dan TBA yang terdapat pada bagian bawah dari destilasi kolom

    pertama selanjutnya akan masuk menuju destilasi kolom kedua (Kochar & Marcell,

    1981). Skema teknologi untuk produksi ETBE pada reactor isothermal dimana

    pemisahan produknya menggunakan metode distilasi dapat dilihat pada Gambar 1.

  • Selanjutnya untuk aliran bahan dan kebutuhan investasi produksi ETBE dengan

    pemisahan secara distilasi dapat dilihat pada tabel 2.

    Gambar 1. Skema teknologi untuk produksi ETBE pada reactor isothermal dimana

    pemisahan produknya menggunakan metode distilasi (Mikus et al 2013)

    Tabel 2. Aliran bahan dan kebutuhan investasi produksi ETBE dengan pemisahan

    secara distilasi (Mikus et al 2013)

    Stream 7 C4 Distilasi ETBE + TBA Distilate ETBE

    Mass flow (kg/jam) 992,9 85 539,1 50,1 489

    Temperatur (o C) 40 13 85 51,8 91,1

    Tekanan (Mpa) 2 0,2 0,2 0,2 0,2

    Component Content/mass flow %

    1-Butane 32,8 78 0,7 6,8 -

    Butena 7,6 17,2 0,7 7,2 -

    2-Metilpropen 2 4,8 - 0,4 -

    Etanol 1,7 - 2,9 12,8 1,9

    Air 0,2 - 0,3 0,9 0,2

    ETBE 54,7 - 93,7 68,8 96,2

    TBA 1 - 1,7 3,1 1,6

    Peralatan Ukuran Biaya () Bahan Jumlah Biaya ()

    Mixer (MIX) 1,4 m3h-1 14312 Steam 0,99 GJh-1 80387

    Pump (PUMP) 1,4 m3h-1 2317 Elektricity 2,25 kW 1838

    Reaktor (REACTOR) 0,25 m3 57900 Cooling water

    30,8 m3h-1 251420

    Destilasi kolom (RK1) 28 stage 49952 Ethanol 5,5 kmol h-1 523884

    (D=0,42 m)

    C4 fraction 12 kmol h-1 628661

    Destilasi kolom (RK2) 12 stage 20399 Catalyst 150 kg 899

    (D=0,15 m)

    Equipment cost 144881 Material and power media costs

    1487089

    Total investment capital 761420 Income (ETBE) 3074053

  • 2. Produksi ETBE dalam reaktor isotermal dengan melakukan pemisahan

    secara ekstraksi

    Proses produksi ETBE berlangsung pada reaktor fix bed yang mana etanol

    akan bereaksi dengan 2-metilpropen dari fraksi C4. Proses reaksi ini akan

    membentuk ETBE, selain itu juga akan terdapat etanol yang tidak bereaksi serta

    butana dan 1-butena (inert). Komponen inert akan dipisahkan pada kolom destilasi,

    sedangkan pada bagian bawah terdapat ETBE yang masih mengandung 10-30%

    etanol. Selanjutnya etanol akan dipisahkan dari ETBE melalui proses ekstraksi.

    Proses ekstraksi berlangsung dalam ekstraktor yang dioperasikan pada suhu 50o-70

    o

    C dengan tekanan 0,1-0,2 Mpa dan menggunakan air sebagai pelarut. Raffinate dari

    ekstraktor terdiri dari sebagian besar ETBE yang mengandung sedikit air, kemudian

    etanol dan air diektraksi dan diperoleh ETBE murni (Pucci et al., 1992). Skema

    produksi ETBE pada reactor isothermal dengan pemisahan produknya menggunakan

    metode ekstraksi dapat dilihat pada Gambar 2 dan Aliran bahan dan investasi

    produksinya dapat dilihat pada tabel 3.

    Gambar 2. Skema produksi ETBE pada reactor isothermal dengan pemisahan

    produknya menggunakan metode ekstraksi (Mikus et al 2013)

  • Tabel 3. Aliran bahan dan investasi produksi ETBE dengan pemisahan secara

    ekstraksi (Mikus et al 2013)

    Stream 2 S1-DE-C4 S1-ZV Raffinate Extract

    Mass flow (kg/jam) 992,9 382,5 610 570,4 670

    Temperatur (o C) 40 13 87 94 75

    Tekanan (Mpa) 2 0,2 0,2 0,2 0,2

    Component Content/mass flow %

    1-Butane 30,5 79,2 - - -

    Butena 7,0 18,2 - - -

    2-Metilpropen 1 2,6 - - -

    Etanol 4,7 - 7,6 - 6,9

    Air 0,8 - 1,4 7,3 89,2

    ETBE 53,5 - 87 90,4 2,2

    TBA 2,5 - 4 2,3 1,7

    Peralatan Ukuran Biaya () Bahan Jumlah Biaya ()

    Mixer (MIX-ETOH) 0,5 m3h-1 7877 Steam 0,75 GJ/hod 61354

    Mixer (MIX-FEED) 1,5 m3h-1 14897 Elektricity 2,78 kW 2014

    Mixer (MIX-EXT) 0,7 m3h-1 9574 Cooling Water

    14,3 m3h-1 116429

    Reactor (REACTOR) 0,25 m3 57900 Ethanol 5,3 kmol h-1 501380

    Pump (PUMP 1) 0,7 m3h-1 3363 C4 fraction 12 kmol h-1 628661

    Pump (PUMP 2) 1,5 m3h-1 2518 Catalyst 150 kg 899

    Destilasi kolom (SEP1-C4)

    18 stage (D=0,27 m)

    27756 Water for extraction

    0,04 m3h-1 32640

    Destilasi kolom (SEP2-EC)

    12 stage (D=0,42 m)

    30314

    Extraction column (EXT)

    12 stage (D=0,3 m)

    6283

    Equipment cost 159088 Material and power media costs

    1343377

    Total investment capital - Income (ETBE) -

    3. Produksi ETBE dalam reaktor pass straight yang dikombinasikan dengan

    reaktor kolom destilasi katalitik

    Proses produksi ETBE dilakukan dengan mereaksikan 2-metilpropen dan

    etanol dalam reaktor pass straight. Proses reaksi ini akan menghasilkan ETBE, 2-

    metilpropen dan etanol yang tidak bereaksi, serta inert yang selanjutnya akan dikirim

    menuju reaktor kolom destilasi katalitik untuk penyempurnaan reaksi. Pada jenis

    peralatan ini akan terjadi kombinasi antara reaktor kimia dan unit separasi. Reaktor

  • yang berupa zona reaktif kolom destilasi melibatkan katalis heterogen yang

    ditambahkan dalam sebuah fixed bed. Campuran hidrokarbon C4 dicampurkan

    dengan fase cair dari zona reaktif kolom destilasi kemudian dimasukkan ke dalam

    reaktor straight pass, dimana sekitar 85% 2-metilpropen diubah menjadi ETBE.

    Reaksi pencampuran dari reaktor fed ke destilasi kolom dilakukan pada zona reaktif.

    Komponen volatil dari reaksi pencampuran termasuk 2-metilpropen dimasukkan ke

    dalam zona reaktif destilasi kolom. Pada zona reaktif, sisa 2-metilpropen bereaksi

    dengan etanol. Aliran etanol mengandung sedikit air dari fed menuju kolom dibawah

    zona reaktif. Air bersama dengan inert (butana dan 1-butena) dikeluarkan dari

    destilasi kolom sebagai destilat. Suhu pada kolom dipertahankan pada titik didih

    (10-100o C), kondisi ini tergantung pada komposisi campuran dan tekanan pada

    kolom (0,3-1,14 Mpa). Keseimbangan reaksi eterifikasi 2-metilpropen dipindahkan

    menuju formasi produk karena produk yang selanjutnya dihapuskan dibiarkan untuk

    mendapatkan konversi 2-metilpropen yang mencapai 100% (Bakshi et al., 1992;

    Pucci et al., 1992). Skema produksi ETBE pada reaktor straight pass yang

    dikombinasikan dengan catalytic distillation column reactor dapat dilihat pada

    Gambar 3 dan untuk simulasi aliran bahan dan investasi produksi dapat dilihat pada

    tabel 4.

    Gambar 3. Skema produksi ETBE pada reaktor straight pass yang dikombinasikan

    dengan catalytic distillation column reactor (Mikus et al 2013)

  • Tabel 4. Aliran bahan dan investasi produksi ETBE pada reaktor pass straight yang

    dikombinasikan dengan reaktor destilasi kolom reaktif (Mikus et al 2013)

    Stream 3 Waste ETBE

    Mass flow (kg/jam) 931,9 380 553

    Temperatur (o C) 40 107,1 210,3

    Tekanan (Mpa) 2 2 2

    Component Content/mass flow %

    1-Butane 32,5 79,7 -

    Butena 7,5 18,4 -

    2-Metilpropen 4,7 - -

    Etanol 4,2 0,6 0,2

    Air 0,4 - 0,7

    ETBE 50,6 1,2 99,1

    TBA 32,5 79,7 -

    Peralatan Ukuran Biaya () Bahan Jumlah Biaya ()

    Mixer (MIX) 1,5 m3h-1 14897 Steam 0,72 GJ/hod 58399

    Pump (PUMP) 1,5 m3h-1 2284 Elektricity 2,16 kW 1763

    Reaktor (REACTOR) 0,25 m3 57900 Cooling water

    7,8 m3h-1 63561

    Reactive distillation 28 stage 106975 Ethanol 5,7 kmol h-1 542935

    (RK1) (D=0,42 m)

    C4 fraction 12 kmol h-1 628661

    Catalyst 500 kg 2996

    Equipment cost 182057 Material and power media costs

    1298315

    Total investment capital 956798 Income (ETBE) 3470209

    Pemilihan Teknologi Proses

    Dalam pemilihan teknologi proses masing-masing teknologi proses

    dibandingkan dengan parameter perbandingan yang digunakan yaitu: kemurnian

    produk, produk yang dihasilkan, biaya peralatan, biaya bahan baku media, total

    investasi modal, dan pemasukan dari proses produksi ETBE tersebut. Adapun data-

    data kriteria yang digunakan untuk pemilihan proses ETBE dapat dilihat pada

    Tabel 5.

  • Tabel 5. Kriteria pemilihan teknologi produksi ETBE (Mikus et al 2013)

    Teknologi Kemurnian

    (%)

    Hasil

    (kg/jam)

    Biaya

    peralatan

    ()

    Biaya bahan

    baku dan

    media ()

    Total modal

    investasi () Pemasukan

    (ETBE) ()

    Proses produksi

    ETBE dengan

    pemisahan

    secara distilasi

    96.2 493 144881 1487089 761420 3074053

    Proses produksi

    ETBE dengan

    pemisahan

    secara ekstraksi

    90.4 570 159088 1343377 - -

    Proses produksi

    ETBE dengan

    kombinasi

    reactor straight

    pass dengan

    distilasi kolom

    reaktif

    99.1 553 182057 1298315 956798 3470209

    Pada tabel 5 dapat dilihat perbandingan kriteria yang digunakan untuk

    masing-masing teknologi proses. Pada kriteria yang pertama, yaitu tingkat

    kemurnian, proses produksi ETBE yang dapat menghasilkan produk dengan tingkat

    kemurnian tertinggi diperoleh dengan mengkombinasikan reactor straight pass

    dengan distilasi kolom reaktif, yaitu sebesar 99.1%. selanjutnya diikuti oleh proses

    produksi ETBE dengan pemisahan secara distilasi dimana teknologi ini dapat

    menghasilkan kemurnian sebesar 96.2%. Yang terakhir, adalah proses produksi

    ETBE dengan pemisahan secara ekstraksi dimana dengan teknologi ini hanya

    menghasilkan ETBE dengan tingkat kemurnian 90.4%. Berdasarkan hasil tersebut

    dapat dilihat bahwa proses produksi ETBE dengan pemisahan secara ekstraksi

    menghasilkan tingkat kemurnian produk yang tidak memenuhi standar (90.4%)

    dimana standar kemurnian ETBE yang dapat digunakan sebagai campuran bahan

    bakar adalah minimal sebesar 96% (Mikus et al 2013).

    Selanjutnya dibandingkan antara proses produksi ETBE dengan pemisahan

    secara distilasi dengan proses produksi ETBE dengan kombinasi reaktor dengan

    distilasi kolom reaktif. Dapat dilihat pada tabel 5, apabila ditinjau dari tingkat

  • kemurnian dan produk yang dihasilkan maka proses produksi ETBE dengan

    kombinasi reactor dengan distilasi kolom reaktif memberikan hasil yang lebih

    unggul. Tetapi apabila ditinjau dari segi biaya peralatanya yang dikeluarkan dan total

    modal investasi yang harus disiapkan oleh investor maka proses produksi ETBE

    dengan pemisahan secara distilasilah yang lebih unggul karena menghabiskan biaya

    yang lebih rendah.

    Teknologi proses produksi ETBE dengan kombinasi reactor dengan distilasi

    kolom reaktif mungkin memiliki biaya investasi peralan dan modal investasi yang

    lebih besar, tetapi dari segi biaya annual yang dikeluarkan per tahunnya, teknologi

    ini dapat menghabiskan biaya annual yang lebih rendah. Selain itu bila dilihat dari

    produk yang dihasilkan maka melalui teknologi kombinasi reactor straight pass

    dengan reactor destilasi kolom eaktif dapat diperoleh keuntungan yang lebih tinggi

    pertahunnya dibandingkan proses produksi ETBE dengan pemisahan secara distilasi.

    Melalui berbagai perbandingan yang telah dilakukan berdasarkan parameter-

    parmeter yang telah ditentukan maka dapat dipilih teknologi yang terbaik untuk

    memproduksi ETBE adalah Teknologi proses produksi ETBE dengan kombinasi

    reactor dengan distilasi kolom reaktif. Hal ini dilihat dari segi tingkat kemurnian,

    kuantitas produk yang dihasilkan, biaya annual yang dikeluarkan, serta pemasukan

    yang dihasilkan yang diniliai lebih ungul dari yang lainnya.

  • III. PEMILIHAN MESIN

    1. Mixer

    Fungsi : Tempat pencampuran etanol (ETOH) dengan C4.

    Ukuran : 1.5 m3h

    1 (Mikus et al 2013)

    Harga : 14897 (Mikus et al 2013)

    2. Pompa

    Fungsi : Mengalirkan bahan baku dari mixer ke reaktor.

    Ukuran : 1.5 m3h

    1 (Mikus et al 2013)

    Harga : 2284 (Mikus et al 2013)

    Tipe pompa yang digunakan adalah pompa sentrifugal dengan pertimbangan :

    Viskositas fluida yang dialirkan relatif tidak besar

    Konstruksinya sederhana sehingga harga lebih murah

    Dapat digabung langsung dengan putaran motor. Umumnya semakin cepat

    putaran maka semakin kecil beban pompa dan motor.

    Mudah dalam pengoperasiannya

    Aliran pada discharge pompa dapat di shut-off atau ditutup tanpa merusak

    pompa.

    Tidak memerlukan valve dalam operasi pompa

    Biaya pemeliharaan lebih rendah dibanding jenis pompa yang lainnya.

    3. Reaktor

    Fungsi : Tempat berlangsungnya reaksi pembentukan ETBE

    Jenis : Reaktor fixed bed multi tubular

    Bahan konstruksi : carbon steel SA-285 grade A

    Jumlah : 1 unit

    Ukuran : 0.25 m3 (Mikus et al 2013)

    Harga : 57900 (Mikus et al 2013)

    Dipilih reaktor jenis fixed bed multitube dengan pertimbangan :

  • Reaksi dalam fasa gas dengan katalis padat.

    Reaksi eksotermis sehingga diperlukan luas perpindahan panas yang

    besar agar kontak dengan pendingin berlangsung optimal.

    Pressure drop lebih kecil daripada fluidized bed.

    Abrasi pada dinding tube dapat diabaikan.

    Tidak diperlukan pemisahan katalis dari gas keluaran reactor.

    Pengendalian suhu relatif mudah karena menggunakan tipe shell and tube

    Kontruksi reaktor lebih sederhana dibandingkan dengan reaktor fluidized

    bed, dengan demikian maka biaya pembuatan, operasional dan perawatannya

    relatif lebih murah.

    4. Reaktif Distilasi

    Reaktif distilasi merupakan proses kombinasi antara reaksi kimia dan separasi

    (distilasi ) yang terjadi secara simultan dalam suatu kolom distilasi tunggal. Dimana

    produk yang terbentuk langsung dipisahkan secara distilasi. Misalnya suatu reaksi

    reversible mengikuti persamaan : A + B C + D (eksotermis).

    Kolom reaktif distilasi terdiri dari reactive section yang berada di tengah

    kolom dengan non reactive section rectifying. Stripping section pada bagian atas dan

    bawah. Non reactive section rectifying berfungsi sebagai tempat untuk recovery

    reaktan yang tidak bereaksi dari aliran produk. Pada reaktive section selain terjadi

    reaksi, pemisahan produk juga terjadi secara simultan. Berdasarkan prinsip

    keseimbangan, maka kesetimbangan akan bergeser ke pembentukan produk sehingga

    konversi meningkat. Selain itu hal ini mencegah terjadinya reaksi samping antara

    produk dengan reaktan. Dengan menggunakan proses reaktif distilasi ini konversi

    yang dicapai mendekati 100%.

    Spesifikasi peralatan

    1. Fungsi : memisahkan produk utama ETBE dengan produk

    samping

    2. Jenis : reaktif distilasi

    3. Bahan konstruksi : carbon steel SA-285 grade A

    4. Jumlah : 1 unit

    5. Tingkat : 28 tingkat (Mikus et al 2013)

  • 6. Diameter : 0.42 m (Mikus et al 2013)

    7. Harga : 106975 (Mikus et al 2013)

    Kelebihan reaktif distilasi:

    1. Meningkatkan kecepatan overall dan efisiensi.

    2. Produk yang dihasilkan mempunyai harga konversi yang tinggi.

    3. Produk yang dihasilkan mempunyai harga kemurnian yang tinggi.

    4. Produk yang dihasilkan mempunyai selektivitas yang tinggi ;mengurangi

    penggunaan

    5. bahan baku dan produk samping.

    6. Mengurangi biaya produksi; mengurangi penggunaan peralatan, penggunaan

    energi dan penanganan.

    7. Lebih sedikit limbah dan produk samping.

    8. Meningkatkan kualitas produk - bahan kimia karena lebih sedikit terkena

    panas,

    9. mengurangi kesempatan terjadinya degradasi.

    Syarat dilakukannya RD:

    1. T reaksi T distilasi

    2. produk merupakan lowest boiling point atau highest boiling point

    3. katalis stabil

    4. tidak terjadi panas yang ekstrem

  • DAFTAR PUSTAKA

    Al-Arfaj MA, Luyben, WL (2002) Industrial & Engineering Chemistry Research 41:

    37843796. DOI: 10.1021/ie010432y.

    Bakshi A, Jones EM Jr, Strain BA. 1992. US Paten No. 5,248,836. U.S. Petent and

    Trademark Office, Washington, DC, USA. dalam Mikus V, Ridzonova M,

    Steltenpohl P. 2013. Fuel Additive Production: ethyl t buthyl ether, a case

    study. Journal Acta Chimica Slovaca. Vol 6(2): 211-226.

    Kochar NK, Marcell RL.1981. US Paten No. 4,334,890. U.S. Petent and Trademark

    Office, Washington, DC, USA. dalam Mikus V, Ridzonova M, Steltenpohl P.

    2013. Fuel Additive Production: ethyl t buthyl ether, a case study. Journal

    Acta Chimica Slovaca. Vol 6(2): 211-226.

    Mierka O (2012) Energetick audit, Lecture notes. Slovak University of Technology

    in Bratislava, Bratislava, Slovak Republic.

    Mikus V, Ridzonova M, Steltenpohl P. 2013. Fuel Additive Production: ethyl t

    buthyl ether, a case study. Journal Acta Chimica Slovaca. Vol 6(2): 211-226

    Pucci A, Mikitenko P, Zuliani M. 1992. U.S. Patent No. 5,348,624. U.S. Petent and

    Trademark Office, Washington, DC, USA. dalam Mikus V, Ridzonova M,

    Steltenpohl P. 2013. Fuel Additive Production: ethyl t buthyl ether, a case

    study. Journal Acta Chimica Slovaca. Vol 6(2): 211-226.

    Sasongko S B, Anggoro D D. 2011. Pembuatan Ethyl Tert-Buthyl Ether (Etbe)

    Sebagai Bahan Bakar Additif Ramah Lingkungan. Simposium nasional

    penelitian perubahan iklim: Semarang

    Weber de Menezes E, Cataluna R. 2008. Fuel Processing Technology 89 : 1148-

    1152. dalam Mikus V, Ridzonova M, Steltenpohl P. 2013. Fuel Additive

    Production: ethyl t buthyl ether, a case study. Journal Acta Chimica

    Slovaca. Vol 6(2): 211-226.

    Yuan H. 2006. ETBE as an additive in gasoline: advantages and disadvantages.

    Linkpings universitet: Sweden

    Yuli Setyo Indartono, 2005, Krisis Energi di Indonesia : Mengapa dan Harus

    Bagaimana, Inovasi online vol. 5/XVII/November 2005. http://io.ppi-

    jepang.org/ article.php?id=104