Pemikiran Filsafat Barat Abad Pertengahan
-
Upload
indra-pratama -
Category
Documents
-
view
125 -
download
4
description
Transcript of Pemikiran Filsafat Barat Abad Pertengahan
Tugas Makalah
PEMIKIRAN FILSAFAT BARAT ABAD PERTENGAHAN
Oleh
KELEMPOK V
KETUA : HARTONO (086234010)
ANGGOTA : DAHLAN (086234003)
ADHAM (0862340)
MUH. ZULKIFLI INDARJAYA (086234050)
TRI DIANA LESTARI (086234042)
IMRIHAYAH JUFRI (086234032)
LAELA KADRI (086234044)
TUSTIKARANA (086234016)
EVA MITRIA (086234037)
KIKI HERMAN WALI (086234004)
JURUSAN PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2009/2010
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
Syukur Alhamdulillah penyusun panjatkan kehadirat ALLAH Subhanahu Wata’ala, karena
berkat hidayah dan taufik-NYA jualah sehingga makalah tentang Pemikiran Filsafat Barat Abad
Pertengahan ini dapat di selesaikan. Makalah ini disusun dimaksudkan untuk memenuhi tugas yang di
berikan kepada semua peserta mata kuliah Filsafat Ilmu, oleh dosen penanggung jawab mata kuliah
tersebut.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun di bantu oleh beberapa pihak. Oleh karena itu,
penulis tak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Tidak ada yang sempurna di dunia ini, begitu juga makalah ini, masih banyak kekurangan yang
terdapat di dalamnya, oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritiknya kepada penyusun.
Melalui kritik dan saran dari saudara – saudari di harapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam sehingga dapat membuka wawasan dan inspirasi penyusun untuk memperbaiki makalah ini.
Demikian pengantar saya, semoga Ridha Allah Subhana Wata’ala senantiasa menyertai kita, amin…..
Billahi Taufik Walhidayah
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar 29 Desember 2009
Penyusun
PEMIKIRAN FILSAFAT BARAT ABAD PERTENGAHAN
BAB 5
Sebuah kebudayaan atau peradaban memiliki sejarahnya sendiri-sendiri untuk bangkit dan
berkembang. Namun, suatu peradaban tidak mungkin lahir dan berkembang tanpa bersentuhan
dengan kebudayaan dan saling meminjam. Proses pinjam meminjam antar kebudayaan hanya
bisa terjadi jika masing-masing kebudayaan memiliki mekanismenya sendiri-sendiri. Pada
umumnya sarjana Barat modern membagi sejarah Barat (Eropa) menjadi zaman kuno, zaman
pertengahan dan zaman modern.
Abad pertengahan merupakan kurun waktu yang khas. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa dominasi agama kristen sangat menonjol. Perkembangan alam pikiran harus disesuaikan
dengan ajaran agama. Demikian pula filsafat, harus diuji apakah tidak bertentangan dengan
ajaran agama. Jelas, teologi dipandang lebih tinggi dari filsafat. Filsafat berfungsi melayani
teologi. Tapi bukan berarti bahwa pengembangan penalaran dilarang. Itu masih tetap dilakukan,
malahan mencapai perkembangan yang lebih maju, asal harus diabdikan kepada keyakinan
agama.
Adapun cirri-ciri pemikiran filsafat barat abad pertengahan, adalah :
Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja
Berfisafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles
Berfilsafat dengan pertolongan Augustiunus dll.
Dalam sejarah filsafat Barat, abad pertengahan dibagi menjadi dua periode, yakni masa
patristik dan masa skolastik.
A. MASA PATRISTIK
Patristik berasal dari kata patres (bentuk jamak dari pater) yang berarti bapak-bapak. Yang
dimaksudkan adalah para pujangga Gereja dan tokoh-tokoh Gereja yang sangat berperan sebagai
peletak dasar intelektual kekristenan. Mereka khususnya mencurahkan perhatian pada
pengembangan teologi, tetapi dalam kegiatan tersebut mereka tak dapat menghindarkan diri dari
wilayah kefilsafatan.
Tokoh-Tokoh Masa Patristik
Bapak Gereja terpenting masa itu antara lain Tertullianus (160-222), Justinus, Clemens dari
Alexandria (150-251), Orígenes (185-254), Gregorius dari Nazianza (330-390), Basilius Agung
(330-379), Gregorius dari Nyssa (335-394), Dionysius Areopagita, Johanes Damascenus,
Ambrosius, Hyeronimus, dan Agustinus (354- 430). Tertullianus, Justinus, Clemens dari
Alexandria, dan Orígenes adalah pemikir-pemikir pada masa awal patristik. Gregorius dari
Nazianza, Basilius, Gregorius dari Nyssa, Dyonisius Areopagita, dan Johanes Damascenus
adalah tokoh-tokoh Masa Patristik Yunani. Sedangkan Ambrosius, Hyeronimus, dan Agustinus
adalah pemikir-pemikir yang menandai masa keemasan patristik Latin.
Masa keemasan patristik Yunani didorong, antara lain, oleh Edik Milan yang dikeluarkan
Kaisar Constantinus Agung tahun 313 yang menjamin kebebasan beragama bagi semua penganut
kristen. Pada abad-abad pertama gereja mengalami hambatan dan penganiayaan berkepanjangan
oleh para penguasa Romawi. Agustinus adalah seorang pujangga Gereja dan filsuf besar. Setelah
melewati kehidupan masa muda yang hedonistis (ia mula-mula menganut aliran Manichaeisme),
Agustinus kemudian memeluk agama kristen dan mendirikan sebuah tradisi filsafat kristen yang
berpengaruh besar pada abad pertengahan. Dia seorang teolog sekaligus filsuf, meskipun lebih
menonjol posisinya sebagai teologi. Bagi dia, filsafat tak dapat dipisahkan dari teologi. Karyanya
terpenting adalah Confessiones (Pengakuan-pengakuan) dan De Civitate Dei (Tentang Kota
Allah).
Agustinus menentang aliran skeptisisme (aliran yang meragukan kebenaran). Menurut
Agustinus skeptisisme itu sebetulnya merupakan bukti bahwa ada kebenaran. Orang yang ragu-
ratu, merupakan bukti bahwa dia tidak ragu-ragu terhadap satu hal, yakni bahwa ia ragu-ragu.
Orang yang ragu-ragu sebetulnya berpikir, dan siapa yang berpikir harus ada. Aku ragu-ragu
maka aku berpikir, dan aku berpikir maka aku berada. Menurut Agustinus, Allah menciptakan
dunia ex nihilo (konsep yang kemudian juga diikuti oleh Thomas Aquinas). Artinya, dalam
menciptakan dunia dan isinya, Allah tidak menggunakan bahan. Jadi, berbeda dengan konsep
penciptaan yang diajarkan Plato bahwa me on merupakan dasar atau materi segala sesuatu. Dunia
diciptakan sesuai dengan ide-ide Allah. Manusia dan dunia berpartisipasi dengan ide-ide ilahi.
Pada manusia partisipasi itu lebih aktif dibanding dunia materi
Filsafat patrisik mengalami kemunduran sejak abad V hingga abad VIII. Di Barat dan Timur
muncul tokoh-tokoh dan pemikir-pemikir baru dengan corak pemikiran yang mulai berbeda
dengan masa patristik.
B. MASA SKOLASTIK
Istilah skolastik adalah sifat yang berasal dari kata school, yang berarti sekolah.jadi,
skolastik berarti aliran atau kaitan dengan sekolah. Perkataan skolastik merupakan corak khas
dari sejarah filsafat abad pertengahan.
Filsafat skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional
memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik
buruk.
Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, sebagai berikut:
a. Filsafat skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama.
b. Filsafat skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional
memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir,sifat ada, kejasmanian, baik buruk.
c. Filsafat skolastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam
kodrat, akan dimasukan kedalam bentuk sintesis yang lebih tinggi antara kepercayaan dan
akal.
d. Filsafat skolastik adalah filsafat nasrani karena bannyak dipengaruhi oleh ajaran gereja.
Nama skolastik menunjuk besarnya peranan sekolah-sekolah (termasuk universitas) dan
biara-biara dalam pengembangan pemikiran-pemikiran filsafat. Masa skolastik dimulai setelah
filsafat mengalami masa kemandegan karena situasi politik yang tidak stabil. Abad VI dan VII
memang ditandai kekacauan. Selain perpindahan bangsa-bangsa, kerajaan Romawi mengalami
keruntuhan akibat serbuan bangsa-bangsa barbar. Dengan keruntuhan kekaiseran Romawi,
peradabannya pun runtuh. Baru sejak pemerintahan Karel Agung (742-814), keadaan mulai
pulih. Kegiatan intelektual mulai bersemi kembali. Ilmu pengetahuan, kesenian, dan filsafat pun
mendapat angin baru. Peran utama pada mulanya dimainkan oleh biara-biara tua di Gal ia
Selatan, tempat pengungsian ketika terjadi perpindahan bangsa-bangsa.
Masa skolastik mencapai puncak kejayaannya pada abad XIII. Di masa ini filsafat masih
dikaitkan dengan teologi, tetapi sudah menemukan tingkat kemandirian tertentu. Hal ini
disebabkan oleh dibukanya universitas-universitas baru, berkembangnya ordo-ordo biara,
disebarluaskannya karya-karya filsafat.
Masa skolastik terbagi menjadi tiga periode,yaitu:
1. skolastik awal belangsung dari tahun 800-1200;
2. skolastik puncak, berlangsung dari tahun 1200-1300;
3. skolastik akhir, berlangsung dari tahun 1300-1450.
1. Skolastik Awal
Saat ini merupakan zaman baru bagi bangsa eropa. Hal ini ditandai dengan skolastik
yang didalamnya banyak diupayakan pengembangan ilmu pengetahuan di sekolah-sekolah.
Pada mulanya skolastik ini timbul pertama kalinya dibiar Italia selatan dan akhirnya sampai
berpengaruh ke jerman dan belanda.
Kurikulum pengajarannya meliputi studi duniawi atau artes liberals, meliputi tata
bahasa, retorika, dialektika( seni berdiskusi), ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan, dan
musik.
Tokoh Skolastik Awal
Peter Abaelardus ( 1079-1180 )
Ia dilahirkan di le pallet, prancis. Ia mempunyai kepribadian yang keras dan
pandangannya sangat tajam sehingga sering kali bertengkar dengan para ahli pikir dan
pejabat gereja. Ia termasuk orang koseptualisme dan sarjana terkenal dalam sastra
romantic sekaligus sebagai rasionalistik, artinya peranan akal dapat menundukan
kekuatan iman. Iman harus mau didahului akal. yang harus dipercaya adalah apa yang
telah disetujui atau dapat diterima oleh akal.
Berbeda dengan anselmus yang mengatakan bahwa berpikir harus sejalan dengan iman,
Abaelardus berpendapat bahwa berpikir itu berada di luar iman(di luar kepercayaan).
Karena itu berpikir merupakan sesuatu yang berdiri sendiri 2. skolastik puncak.
2. Skolastik Puncak (1200-1300)
Masa ini merupakan masa kejayaan skolastik yang berlangsung dari tahun 1200-1300
dan masa ini juga disebut masa berbunga. Masa itu ditandai dengan munculnya universitas-
universitas dan ordo-ordo, yang secara bersama-sama ikut menyelenggarakan atau
memajukan ilmu pengetahuan, disamping juga peranan universitas sebagai sumber atau
pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Berikut ini pendapat faktor mengapa masa skolastik mencapai puncaknya.
a. adanaya pengaruh dari aristoteles, ibnu rusyd, ibnu sina sejak abad ke-12 sehingga
sampai abad ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang lurus.
b. Tahun 1200 didirikan universitas almamater di prancis. Universitas ini merupakan
gabungan dari beberapa sekolah.
c. Beridirinya ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian orang
terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk
memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13.
Tokoh Skolastik Puncak
1. Albertus magnus (1203-1280)
Disamping sebagai biarawan, albertus magnus juga terkenal sebagai cendikiawan abad
pertengahan. Ia mempunyai kepandaian yang luar biasa. Di universitas padua ia belajar
artes liberals, ilmu-ilmu pengetahuan alam, kedokteran, filsafat aristoteles, belajar teologi
di bologna, dan masuk ordo domican tahun 1223, kemudian masuk ke koln menjadi
dosen filsafat dan teologi.
Terakhir dia diangkat sebagai uskup agung. Pola pemikirannya meniru ibnu rusyd dalam
menulis tentang aritoteles. Dalam bidang ilmu pengetahuan, ia mengadakan penelitian
dalam ilmu biologi dan ilmu kimia
2. Thomas Aquinas
Nama sebenarnya adalah santo Thomas Aquinas. Yang artinya Thomas yang suci dari
Aquinas. Disamping sebagai ahli pikir, ia juga seoarang dokter gereja bangsa Italia.
Menurut pendapatnya, semua kebenaran asalnya dari tuhan. Kebenaran diungkapkan
dengan jalan yang berbeda-beda, sedangkan ilmu berjalan di luar jangkauan
pemikiran. Ia mengimbau bahwa agar orang-orang untuk mengetahui hukum alamiah
(pengetahuan) yang terungkap dalam kepercayaan. Tidak ada kontradiksi antara
pemikiran dan iman. Semua kebenaran mulai timbul secara ketuhanan walaupun iman
di ungkapkan lewat beberapa kebenaran yang berada diluar kekuatan pikiran.
3. Skolastik Akhir
Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam pemikiran filsafat
yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan stagnasi( kemandekan)
Tokoh Skolastik Akhir
1. William Ockham(1285-1349)
Pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat mengetahui barang-barang dan kejadian-
kejadian individual. Konsep-konsep atau kesimpulan-kesimpulan unmum tentang alam
hanya merupakan abstraksi buatan tanpa kenyataan. Pemikiran yang demikian ini, dapat
dilalui hanya lewat intuisi, bukan logika.
2. Nocolas causasus ( 1401-1464)
Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu lewat indra, akal, dan
intuisi. Dengan indra kita akan mendapatkan pengetahuan benda-benda berjasad, yang
sifatnya tidak sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pergertian
yang abstrak berdasar pada sajian atau tangkapan indra.
MASA PERALIHAN
Setelah abad pertengahan berakhir sampailah pada masa peralihan yang diisi dengan
gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Masa peralihan ini ditandai dengan munculnya
renaissance, humanism, dan reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hingga abad ke-16.
Renaissance
Renaissance atau kelahiran kembali di Eropa ini merupakan suatu gelombang kebudayaan
dan pemikiran yang di mulai di Italia kemudian di Perancis, Spanyol, dan menyebar ke seluruh
Eropa. Diantara tokoh-tokohnya adalh Leonardo da Vinci, Michelangelo, Machiavelli, dan
Giordano Bruno.
Humanisme
Humanism pada mulanya dipakai sebagai suatu pendirian dikalangan ahli pikir renaissance
yang mencurahkan perhatiannya terhadap pengajaran kesusastraan Yunani dan Romawi, serta
peri kemanusiaan. Diantara para tokohnya adalah Boccaccio, Petrarcus, Lorenco Vallia,
Erasmus, dan Thomas Morre.
Reformasi
Reformasi merupakan revolusi keagamaan di Eropa Barat pada abad ke-16 revolusi
tersebut dimulai dari gerakan terhadap perbaikan keadaan gereja katolik. Kemudian berkembang
menjadi asas- asas protestantisme. Para tokohnya Jean Calvin, dan Martin Luther.
Akhirnya dalam filsafat renaissance salah satu unsure pokoknya adalah manusia. Suatu
pemikiran yang sejajar dengan renaissance. Pemikiran yang ingin menempatkan manusia pada
tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Kattsoff, Louis O. 2004. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Praja, Juhaya S. 2005. Aliran-aliran Filsafat dan Etika. Jakarta: Bumi putera.
Syadali, Ahmad, 2006. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Yanto, Subari dkk.2009. Filsafat Ilmu. Makassar: UPT. MATA KULIAH UMUM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR.