pemicu 4 sarji

107
DK1P4 Pemicu 4 Rara, 22 tahun, seorang mahasiswi, datang ke IGD, dibawa oleh keluarganya. Mereka berasal dari provinsi Lampung. Ia mengalami diare dan muntah-muntah sejak 5 hari yang lalu dan masih berlangsung sampai saat ini. Ia juga terlihat lebih sering berada di kamarnya, berbaring, enggan berbicara, dan hanya minum sesekali. Sejak 2 hari yang lalu ia berbicara kacau, mudah marah, dan memukul orang-orang di dekatnya. Ibu pasien berusaha menenangkan Rara, namun ia tetap gelisah, dan mencengkeram tangan ibunya serta terus berbicara meracau. Orangtuanya merasa bingung karena Rara biasanya bersifat sopan dan santun. Mereka bertambah kaget setelah Rara berulang kali mengatakan bahwa orang-orang di sekitarnya berbuat jahat kepadanya dan ia yakin ada orang yang telah meracuni makanannya. Saat masuk IGD, Rara tampak gelisah, mudah menjadi marah, berulangkali turun dari tempat tidur periksa, bicara kacau. Ia berulang kali menyatakan bahwa ia melihat bayangan putih yang menakutkan, kemudian memeluk ibunya erat-erat. Dalam pemeriksaan fisik dijumpai tanda vital seperti; tekanan darah 130/90 mmHg, denyut nadi 110 kali/menit, dan suhu 38,5 0 C. Orang tuanya menceritakan bahwa Rara adalah mahasiswi yang baik dan rajin. Dia selalu mematuhi aturan dan berusaha mendapatkan

description

saraf jiwa upr

Transcript of pemicu 4 sarji

Page 1: pemicu 4 sarji

DK1P4

Pemicu 4Rara, 22 tahun, seorang mahasiswi, datang ke IGD, dibawa oleh keluarganya. Mereka berasal

dari provinsi Lampung. Ia mengalami diare dan muntah-muntah sejak 5 hari yang lalu dan masih

berlangsung sampai saat ini. Ia juga terlihat lebih sering berada di kamarnya, berbaring, enggan

berbicara, dan hanya minum sesekali. Sejak 2 hari yang lalu ia berbicara kacau, mudah marah,

dan memukul orang-orang di dekatnya. Ibu pasien berusaha menenangkan Rara, namun ia tetap

gelisah, dan mencengkeram tangan ibunya serta terus berbicara meracau. Orangtuanya merasa

bingung karena Rara biasanya bersifat sopan dan santun. Mereka bertambah kaget setelah Rara

berulang kali mengatakan bahwa orang-orang di sekitarnya berbuat jahat kepadanya dan ia yakin

ada orang yang telah meracuni makanannya.

Saat masuk IGD, Rara tampak gelisah, mudah menjadi marah, berulangkali turun dari tempat

tidur periksa, bicara kacau. Ia berulang kali menyatakan bahwa ia melihat bayangan putih yang

menakutkan, kemudian memeluk ibunya erat-erat.

Dalam pemeriksaan fisik dijumpai tanda vital seperti; tekanan darah 130/90 mmHg, denyut nadi

110 kali/menit, dan suhu 38,50C.

Orang tuanya menceritakan bahwa Rara adalah mahasiswi yang baik dan rajin. Dia selalu

mematuhi aturan dan berusaha mendapatkan nilai yang baik. Rara hanya mempunyai sedikit

teman, sangat tertutup, dan selalu berusaha menyenangkan hati teman-temannya.

Kata Kunci Wanita 22 tahun

Diare dan muntah (5 hari)

Mengurung diri di kamar

Berbicara kacau

Mudah marah

Memukul orang-orang disekitarnya

Sifat awal : sopan dan santun

Menurut Rara :

Page 2: pemicu 4 sarji

- Orang-orang disekitarnya berbuat jahat padanya

- Ada yang meracuni makanannya

- Ada bayangan putih yang menakutkan

Tampak gelisah

Tekanan darah : 130/90 mmHg

Denyut nadi : 110x/menit

Suhu : 38,5 oC Demam

Aloanamnesis :

- Mahasiswa yang baik dan rajin

- Selalu mematuhi aturan

- Hanya punya sedikit teman

- Sangat tertutup

- Berusaha menyenangkan hati teman-temannya

Identifikasi MasalahWanita 22 tahun menderita diare dan muntah (5 hari), disertai perubahan sikap, perilaku dan

emosi.

Page 3: pemicu 4 sarji

Analisis Masalah

Berusaha menyenangkan teman

Sangat tertutup

Sedikit teman

Tumor

Tumor

Tekanan intrakranial↑

Faktor penyebab

Faktor sosial

Faktor psikologis

Faktor somatik

Etiologi organik

Gangguan jiwa

Waham : Ada orang jahat

disekitarnya Ada yang telah

meracuni makanannya

Gejala psikotik: Berbicara

kacau Mudah marah Gelisah Halusinasi Tak dapat

menjalani fungsinya sebagai mahasiswa

Pemeriksaan fisik: TD : 130/90

mmHg Nadi :

110x/menit Suhu : 38,5 oC

Tanda dan gejala fisik : Diare dan

muntah (5 hari)

Wanita 22 tahun

Bicara kacau

DeliriumMood dan afek labil

ParanoidHalusinasiAda waham

Gangguan bicara

Gangguan persepsi

Gangguan kepribadian

Gangguan emosi

Gangguan kesadaran

Gangguan proses pikir

Pemeriksaan psikiatri dan penunjang lainnya

DD : Skizofrenia Delirium Gangguan waham

Page 4: pemicu 4 sarji

HipotesisPasien menderita gangguan kejiwaan yang disebabkan oleh faktor somatic, psikologis, dan

sosial.

Pertanyaan Terjaring1. Jelaskan tentang gangguan kejiwaan :

a. Definisi dan etiologi

b. Klasifikasi

c. Tanda dan gejala

d. Faktor predisposisi

e. Patofisiologi

f. Diagnosis multiaksial

g. Tatalaksana

2. Jenis-jenis waham? Pasien masuk yang mana?

3. Jelaskan tentang gangguan proses pikir! (khusunya waham)

4. Jelaskan tentang gangguan persepsi! (khususnya halusinasi)

5. Jelaskan tentang gangguan kepribadian! (khususnya paranoid)\

6. Jelaskan tentang gangguan emosi!

7. Jelaskan tentang gangguan kesadaran! (delirium)

8. Jelaskan tentang gangguan bicara!

9. Interpretasi hasil pemeriksaan fisik!

10. Hubungan diare dan muntah dengan gangguan kejiwaan!

11. Hubungan faktor somatic dengan gangguan kejiwaan!

12. Hubungan faktor psikologis dengan gangguan kejiwaan!

13. Hubungan faktor sosial dengan gangguan kejiwaan!

14. Mekanisme biokimiawi molecular di otak yang megatur tentang perasaan dan sikap

seseorang?

15. Terapi biologic dan psikososial pada gangguan kejiwaan!

16. Jelaskan tentang skizofrenia :

a. Definisi dan etiologi

b. Klasifikasi

Page 5: pemicu 4 sarji

c. Tanda dan gejala

d. Faktor predisposisi

e. Patofisiologi

f. Diagnosis multiaksial

g. Tatalaksana

17. Jelaskan tentang delirium :

a. Definisi dan etiologi

b. Klasifikasi

c. Tanda dan gejala

d. Faktor predisposisi

e. Patofisiologi

f. Diagnosis multiaksial

g. Tatalaksana

18. Jelaskan tentang gangguan waham :

a. Definisi dan etiologi

b. Klasifikasi

c. Tanda dan gejala

d. Faktor predisposisi

e. Patofisiologi

f. Diagnosis multiaksial

g. Tatalaksana

19. Apa saja DD yang disebabkan gangguan saraf pada pemicu?

20. Perbedaan gangguan mental organic dan non-organik dan cara membedakannya!

21. Tatalaksana gangguan jiwa :

a. Farmakologi (mekanisme kerja, farmakodinamaik dan farmakokinetik)

b. Non-farmakologi

22. Perbedaan delirium berdasarkan PPDGJ III dan OSM IV?

23. Hubungan gaduh gelisah dan skizofrenia?

24. Hubungan gaduh gelisah dan delirium?

25. Hubungan gaduh gelisah dan gangguan waham?

26. Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnose serta interpretasinya!

Page 6: pemicu 4 sarji

DK2P4

1. Jelaskan tentang gangguan kejiwaan : (Yogi Prasetyo)

a. Definisi dan etiologi

Gangguan jiwa adalah gangguan pada satu atau lebih fungsi jiwa. Gangguan

jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir,

perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Gangguan jiwa ini menimbulkan

stress dan penderitaan bagi penderita dan keluarganya.

Etiologi :

1. Peristiwa yang sangat menekan.

Hidup ini dengan berbagai macam pengalaman dan peristiwa. Beberapa diantaranya

dapat membuat orang sangat khawatir dan tertekan. Hampir semua orang akan

belajar bagaimana cara menghadapi peristiwa tersebut dan melanjutkan hidup. Tetapi

kadang-kadang peristiwa tersebut dapat menyebabkan timbulnya gangguan jiwa.

Berbagai peristiwa hidup yang dapat menyebabkan stress hebat yaitu pengangguran,

kematian orang yang dicintai, masalah ekonomi seperti terlilit hutang, kesepian,

konflik rumah tangga, kekerasan, trauma dan lain-lain

2. Latar belakang keluarga yang sulit.

Orang yang masa kecilnya tidak berbahagia karena kekerasan atau penelantaran

secara emosional lebih rentan menderita gangguan jiwa seperti depresi dan

kecemasan saat ia dewasa

3. Penyakit otak. 

Retardasi mental, demensia dan gangguan emosional yang disebabkan infeksi otak,

AIDS, cedera kepala, epilepsi dan stroke. Belum ada patologi otak yang berhasil

dikenali pada banyak kasus gangguan jiwa. Meskipun ada bukti yang menunjukkan

bahwa banyak gangguan diserta dengan perubahan kimiawi otak seperti

neurotransmitter

4. Hereditas atau genetik.

Merupakan faktor yang penting pada gangguan jiwa berat. Tetapi jika salah satu

orang tua mengalami gangguan jiwa, risiko terhadap anak akan mengalami gangguan

Page 7: pemicu 4 sarji

jiwa sangat kecil. Hal ini karena gangguan jiwa ini juga di pengaruhi oleh faktor –

faktor lingkungan seperti halnya penyakit fisik seperti diabetes atau penyakit jantung.

5. Gangguan medis atau penyakit fisik 

Seperti gagal ginjal, penyakit hati, kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan

jiwa. Beberapa jenis obat –obat juga ada yang dapat menimbulkan depresi.

b. Klasifikasi

Urutan hierarki blok diagnosis gangguan jiwa berdasarkan PPDGJ-III:

I. = Gangguan mental organik dan simtomatik (F00-F09).

= Gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif (F10-F19)

Ciri khas: etiologi organik/ fisik jelas, primer/ sekunder.

II. = Skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham (F20-F29).

Ciri khas: gejala psikotik, etiologi organik tidak jelas.

III. = Gangguan suasana perasaan (mood/ afektif) (F30-F39).

Ciri khas: gejala gangguan afek (psikotik dan non-psikotik).

IV. = Gangguan neurotik, gangguan somatoform, dan gangguan stress (F40-F48).

Ciri khas: gejala non-psikotik, etiologi non-organik

V. = Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologi dan faktor fisik

(F50-F59).

Ciri khas: gejala disfungsi fisiologis, etiologi non-organik.

VI. = Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa (F60-F69).

Ciri khas: gejala perilaku, etiologi non-organik.

VII. = Retardasi mental (F70-F79).

Ciri khas: gejala perkembangan IQ, onset masa kanak.

VIII. = Gangguan perkembangan psikologis (F80-F89).

Ciri khas: gejala perkembangan khusus, onset masa kanak.

IX. = Gangguan perilaku dan emosional dengan onset masa kanak dan remaja (F90-

F98).

Ciri khas: gejala perilaku/ emosional, onset masa kanak.

X. = Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis (Kode Z)

Ciri khas: tidak tergolong gangguan jiwa.

Page 8: pemicu 4 sarji

c. Tanda dan gejala

Alam perasaan (affect) tumpul dan mendatar. Gambaran alam perasaan ini dapat

terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukkan ekspresi.

Menarik diri atau mengasingkan diri (withdrawn). Tidak mau bergaul atau kontak

dengan orang lain, suka melamun (day dreaming).

Delusi atau Waham yaitu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal) meskipun

telah dibuktikan secara obyektif bahwa keyakinannya itu tidak rasional, namun

penderita tetap meyakini kebenarannya. Sering berpikir/melamun yang tidak biasa

(delusi).

Halusinasi yaitu pengalaman panca indra tanpa ada rangsangan misalnya penderita

mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber

dari suara/bisikan itu.

Merasa depresi, sedih atau stress tingkat tinggi secara terus-menerus.

Kesulitan untuk melakukan pekerjaan atau tugas sehari-hari walaupun pekerjaan

tersebut telah dijalani selama bertahun-tahun.

Paranoid (cemas/takut) pada hal-hal biasa yang bagi orang normal tidak perlu ditakuti

atau dicemaskan.

Suka menggunakan obat hanya demi kesenangan.

Memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidup atau bunuh diri.

Terjadi perubahan diri yang cukup berarti.

Memiliki emosi atau perasaan yang mudah berubah-ubah.

Terjadi perubahan pola makan yang tidak seperti biasanya.

Pola tidur terjadi perubahan tidak seperti biasa.

Kekacauan alam pikir yaitu yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya, misalnya

bicaranya kacau sehingga tidak dapat diikuti jalan pikirannya.

Tidak ada atau kehilangan kehendak (avalition), tidak ada inisiatif, tidak ada

upaya/usaha, tidak ada spontanitas, monoton, serta tidak ingin apa-apa dan serba

malas dan selalu terlihat sedih.

d. Faktor resiko

Faktor risiko yang tidak dapat diubah:

(Faktor-faktor somatik)

Page 9: pemicu 4 sarji

o Nerofisiologi

o Nerokimia

o Tingkat kematangan dan perkembangan organic

o Faktor-faktor pre dan peri – natal

Faktor risiko yang dapat diubah:

(Faktor-faktor psikologik)

o Interaksi ibu –anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal

berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan tak

percaya dan kebimbangan)

o Peranan ayah

o Persaingan antara saudara kandung

o Inteligensi

o Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat

o Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah

o Konsep dini : pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak menentu

o Keterampilan, bakat dan kreativitas

o Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya

o Tingkat perkembangan emosi

Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik) :

o Kestabilan keluarga

o Pola mengasuh anak

o Tingkat ekonomi

o Perumahan : perkotaan lawan pedesaan

o Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan,

pendidikan dan kesejahteraan yang tidak memada

o Pengaruh rasial dan keagamaan

o  Nilai-nilai

e. Patofisiologi

Proses perjalanan penyakit dimulai dengan fase :

Fase Prodomal

Page 10: pemicu 4 sarji

Berlangsung antara 6 bulan sampai 1 tahun. Gangguan dapat berupa Self care,

gangguan dalam akademik, gangguan dalam pekerjaan, gangguan fungsi sosial,

gangguan pikiran dan persepsi.

Fase Aktif

Berlangsung kurang lebih 1 bulan. Gangguan dapat berupa psikotik , halusinasi,

delusi, disorganisasi proses berpikir, gangguan bicara, gangguan perilaku, disertai

kelainan neurokimiawi.

Fase Residual

Pasien mengalami minimal 2 gejala : gangguan afek dan gangguan peran. Biasanya

serangan berulang

f. Diagnosis multiaksial

Terdiri dari 5 aksis

Aksis I : - Gangguan klinis

- Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis

Aksis II : - Gangguan kepribadian

- Retardasi Mental

Aksi III : - Kondisi Medik umum

Aksis IV : - Masalah Psikososial dan lingkungan

Aksis V : - Penilaian fungsi secara global

g. Tatalaksana

Yang termasuk obat- obat psikofarmaka adalah golongan:

1. Anti psikotik, pemberiannya sering disertai pemberian anti parkinson

2. Anti depresi

3. Anti maniak

4. Anti cemas (anti ansietas)

5. Anti insomnia

6. Anti obsesif-kompulsif

7. Anti panic

A. Anti Psikotik

Anti psikotik termasuk golongan mayor trasquilizer atau psikotropik: neuroleptika.

Page 11: pemicu 4 sarji

Mekanisme kerja: menahan kerja reseptor dopamin dalam otak (di ganglia dan

substansia nigra) pada sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal.

Efek farmakologi: sebagai penenang, menurunkan aktivitas motorik, mengurangi

insomnia, sangat efektif untuk mengatasi: delusi, halusinasi, ilusi dan gangguan

proses berpikir.

Indikasi pemberian: Pada semua jenis psikosa, Kadang untuk gangguan maniak dan

paranoid

EFEK SAMPING ANTIPSIKOTIK

a. Efek samping pada sistem saraf (extrapyramidal side efect/EPSE)

1. Parkinsonisme

Efek samping ini muncul setelah 1 - 3 minggu pemberian obat. Terdapat trias

gejala parkonsonisme:

Tremor: paling jelas pada saat istirahat

Bradikinesia: muka seperti topeng, berkurang gerakan reiprokal pada saat

berjalan

Rigiditas: gangguan tonus otot (kaku) 

2. Reaksi distonia: kontraksi otot singkat atau bisa juga lama

Tanda-tanda: muka menyeringai, gerakan tubuh dan anggota tubuh tidak

terkontrol

3. Akathisia

Ditandai oleh perasaan subyektif dan obyektif dari kegelisahan, seperti

adanya perasaan cemas, tidak mampu santai, gugup, langkah bolak-balik dan

gerakan mengguncang pada saat duduk.

Ketiga efek samping di atas bersifat akur dan bersifat reversible (bisa

hilang/kembali normal).

4. Tardive dyskinesia

Merupakan efek samping yang timbulnya lambat, terjadi setelah pengobatan

jangka panjang bersifat irreversible (susah hilang/menetap), berupa gerakan

involunter yang berulang pada lidah, wajah,mulut/rahang, anggota gerak

seperti jari dan ibu jari, dan gerakan tersebut hilang pada waktu tidur.

Page 12: pemicu 4 sarji

b. Efek samping pada sistem saraf perifer atau anti cholinergic side efect 

Terjadi karena penghambatan pada reseptor asetilkolin. Yang termasuk efek

samping anti kolinergik adalah:

Mulut kering

Konstipasi

Pandangan kabur: akibat midriasis pupil dan sikloplegia (pariese otot-otot

siliaris) menyebabkan presbyopia

Hipotensi orthostatik, akibat penghambatan reseptor adrenergic

Kongesti/sumbatan nasal

Jenis obat anti psikotik yang sering digunakan:

• Chlorpromazine (thorazin) disingkat (CPZ)

• Halloperidol disingkat Haldol

• Serenase

B. Anti Parkinson

Mekanisme kerja: meningkatkan reseptor dopamin, untuk mengatasi gejala

parkinsonisme akibat penggunaan obat antipsikotik.

Efek samping: sakit kepala, mual, muntah dan hipotensi.

Jenis obat yang sering digunakan: levodova, tryhexifenidil (THF).

C. Anti Depresan

Hipotesis: syndroma depresi disebabkan oleh defisiensi salah satu/beberapa aminergic

neurotransmitter (seperti: noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di

SSP, khususnya pada sistem limbik.

Mekanisme kerja obat:

• Meningkatkan sensitivitas terhadap aminergik neurotransmiter

• Menghambat re-uptake aminergik neurotransmitter 

• Menghambat penghancuran oleh enzim MAO (Mono Amine Oxidase) sehingga

terjadi peningkatan jumlah aminergik neurotransmitter pada neuron di SSP.

Page 13: pemicu 4 sarji

Efek farmakologi:

o Mengurangi gejala depresi

o Penenang 

o Indikasi: syndroma depresi

o Jenis obat yang sering digunakan: trisiklik (generik), MAO inhibitor,

amitriptyline (nama dagang).

o Efek samping: yaitu efek samping kolonergik (efek samping terhadap sistem

saraf perifer) yang meliputi mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi,

hipotensi orthostatik.

D. Obat Anti Mania/Lithium Carbonate

Mekanisme kerja: menghambat pelepasan serotonin dan mengurangi sensitivitas

reseptor dopamin.

o Hipotesis: pada mania terjadi peluapan aksi reseptor amine.

o Efek farmakologi:

o Mengurangi agresivitas

o Tidak menimbulkan efek sedatif

o Mengoreksi/mengontrol pola tidur, iritabel dan adanya flight of idea 

o Indikasi: 

o Mania dan hipomania, lebih efektif pada kondisi ringan. Pada mania dengan

kondisi berat pemberian obat anti mania dikombinasi dengan obat antipsikotik.

o Efek samping: efek neurologik ringan: fatigue, lethargi, tremor di tangan terjadi

pada awal terapi dapat juga terjadi nausea, diare.

o Efek toksik: pada ginjal (poliuria, edema), pada SSP (tremor, kurang koordinasi,

nistagmus dan disorientasi; pada ginjal (meningkatkan jumlah lithium, sehingga

menambah keadaan oedema.

E. Anti Ansietas (Anti Cemas) 

Ansxiolytic agent, termasuk minor tranquilizer. Jenis obat antara lain: diazepam

(chlordiazepoxide).

F. Obat Anti Insomnia

o Phenobarbital

Page 14: pemicu 4 sarji

G. Obat Anti Obsesif Kompulsif

o Clomipramine

H. Obat Anti Panik

o Imipramine

2. Jenis-jenis waham? Pasien masuk yang mana? (Rayma Hayati)

Waham (delusi) : keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan

kenyataan atau tidak cocok dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaannya, biarpun

dibuktikan kemustahilan itu.

Macam-macam waham

1. Waham bizzare

Kepercayaan yang salah, tidak mungkin, aneh. Contoh : pasien meyakini adanya alien

yang akan menguasai dunia.

2. Waham sistematik

Kepercayaan yang salah dalam satu tema (bersifat sistematik). Contoh : pasien yakin

bahwa dikejar pemerintah karena akan dibunuh, serta dokter adalah salah satu orang

yang akan menangkapnya.

3. Waham nihilistik

Kepercayaan yang salah bahwa diri dan lingkungan tidak ada atau menuju kiamat.

4. Waham somatik

Kepercayaan yang salah yang berhubungan dengan anggota/organ tubuhnya, misalnya

bahwa ususnya sudah busuk, otaknya sudah cair, ada seekor kuda di dalam perutnya.

5. Waham paranoid

Ketakutan maupun kecurigaan mengenai suatu hal. Waham ini diklasifikasikan menjadi:

- Waham kebesaran

Kepercayaan bahwa dirinya adalah orang yang sanagt kuat dan berkuasa, misalnya,

bahwa dialah ratu adil, dapat membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan

rumah atau mobil.

- Waham kejaran (persekutorik)

Kepercayaan bahwa dirinya akan dilukai atau digagalkan tindakannya.

Page 15: pemicu 4 sarji

- Waham rujukan (delusion of reference)

Kepercayaan yang salah bahwa apapun yang dilakukan orang lain dimaksudkan

untuk meyakiti dirinya.

- Waham dikendalikan

Kepercayaan yang salah bahwa dirinya dikendalikan oleh kekuatan tertentu.

Terbagi menjadi :

Thought withrawal : pikiran yang ditarik oleh suatu kekuatan

Thought insertion : pikiran yang disisipi oleh suatu kekuatan

Thought broadcasting : pikiran yang diketahui dan disairkan

Thought control :pikiran yang dikendalikan suatu kekuatan

- Waham cemburu

Cemburu patologis yang salah.

- Erotomania

Kepercayaan yang salah (umum pada perempuan) bahwa seseorang sangat

mencintainya.

Waham pada pemicu

“Rara berulang kali mengatakan bahwa orang-orang di sekitarnya berbuat jahat

kepadanya dan ia yakin ada orang yang telah meracuni makanannya”

Waham paranoid

Ketakutan maupun kecurigaan mengenai suatu hal. Waham ini diklasifikasikan

menjadi salah satunya yaitu:

Waham kejaran (persekutorik)

Kepercayaan bahwa dirinya akan dilukai atau digagalkan tindakannya.

3. Jelaskan tentang gangguan proses pikir! Khusunya waham! (Evan Kristanto Gampa)

- Gangguan proses pikir terbagi menjadi :

• Gangguan mental

• Psikosis

• Tes realitas

Page 16: pemicu 4 sarji

• Gangguan pikiran normal

• Berpikir tidak logis

• Dereisme

• Berpikir autistik

• Berpikir magis

- Gangguan bentuk pikir terbagi atas :

• Neurologisme

• Word salad

• Sirkumtansialitas

• Tangensialitas

• Inkoherensi

• Pelanggaran asosiasi

• Derailment

• Flight of Ideas

• Preservasi

• Verbiginasi

• Ekokalia

• Asosiasi longgar

• Jawaban yang tidak relevan

• Asosiasi Bunyi

• Blocking

• Glossosalia

- Gangguan isi pikir terbagi atas :

• Poverty of Idea

• Ide yang berlebihan

• Waham

• Tought insertion

• Tought broadcasting

• Tought control

• Erotomania

• Pseudologi

Page 17: pemicu 4 sarji

4. Jelaskan tentang gangguan kepribadian! Khususnya paranoid! (Helen Angelin K. M)

Jenis-Jenis Gangguan Kepribadian

Gangguan Kepribadian Paranoid

Gangguan Kepribadian Skizoid

Gangguan Kepribadian Skizotipal

Gangguan Kepribadian Antisosial

Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil

Gangguan Kepribadian Histrionik

Gangguan Kepribadian Narsistik

Gangguan Kepribadian Menghindar

Gangguan Kepribadian Dependen

Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif

Gangguan Kepribadian Yang Tidak Ditentukan

- Gangguan Kepribadian Pasif-Agresif

- Gangguan Kepribadian Depresif

- Gangguan Kepribadian Sadomasokis

- Gangguan Kepribadian Sadistik

GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID

Definisi: Kecurigaan dan ketidakpercayaan pada orang lain bahwa orang lain

berniat buruk kepadanya, bersifat pervasif, awitan dewasa muda, nyata dalam berbagai

konteks.

Tanda khas dari gangguan kepribadian paranoid adalah kecurigaan yang berlebihan

dan ketidakpercayaan orang lain yang dinyatakan sebagai kecenderungan pervasif untuk

Page 18: pemicu 4 sarji

menafsirkan tindakan orang lain sebagai sengaja merendahkan, jahat, mengancam,

mengeksploitasi, atau menipu. Kecenderungan ini dimulai dengan awal masa dewasa dan

muncul dalam berbagai konteks. Hampir selalu, orang-orang dengan gangguan ini

mengharapkan untuk dieksploitasi atau dirugikan oleh orang lain dalam beberapa cara.

Mereka sering terlibat dalam sengketa, tanpa pembenaran, teman atau rekan setia atau

kepercayaan. Orang seperti ini sering cemburu dan, tanpa alasan mempertanyakan

kesetiaan pasangan mereka atau mitra seksual. Orang dengan gangguan ini

mengeksternalisasi emosi mereka sendiri dan menggunakan mekanisme pertahanan

proyeksi, mereka atribut lain impuls dan pikiran bahwa mereka tidak dapat menerima

dalam diri mereka. Ide referensi dan ilusi logis membela yang umum.

Diagnosis

Pada pemeriksaan psikiatrik, pasien dengan gangguan kepribadian paranoid

seringkali kaku dan mengagalkan untuk mencari pertolongan dari ahli psikiatrik.

Ketegangan muskular, ketidakmampuan untuk rileks, dan keharusan untuk mengamati

lingkungan dapat memberi petunjuk sebagai bukti, dan siap pasien cenderung kurang

humoris dan sangat serius. Walaupun pernyataan dari argumen mereka dapat salah, namun

kemampuan berbicara itu memiliki tujuan terarah dan logis. Isi pikiran menunjukkan

adanya proyeksi, prejudice, dan kadang-kadang ideas of reference.

Kriteria diagnostik gangguan kepribadian paranoid berdasarkan DSM IV:

A. Sebuah ketidakpercayaan meluas dan kecurigaan orang lain sehingga motif mereka

ditafsirkan sebagai jahat, dimulai dengan awal masa dewasa dan hadir dalam berbagai

konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) sebagai berikut:

1. kecurigaan, tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain memanfaatkan,

membahayakan, atau menipu dia

2. sibuk dengan keraguan yang tidak tepat tentang loyalitas atau kepercayaan dari

teman-teman atau rekan

3. enggan untuk menceritakan pada orang lain karena takut yang tidak beralasan

bahwa informasi tersebut akan digunakan jahat terhadap dia atau dia

4. membaca arti merendahkan yang tersembunyi atau mengancam dalam komentar

atau peristiwa

Page 19: pemicu 4 sarji

5. terus-menerus dendam, menolak memaafkan penghinaan atau masalah kecil yang

menyebabkan hatinya terluka

6. merasakan serangan pada karakter atau reputasinya yang tidak jelas dan cepat

untuk bereaksi dengan marah atau membalas

7. memiliki kecurigaan yang berulang, tanpa pembenaran, tentang kesetiaan

pasangan atau pasangan seksual

B. Tidak terjadi secara eksklusif selama skizofrenia, gangguan mood dengan ciri psikotik,

atau gangguan psikotik lain dan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu

kondisi medis umum.

Catatan : apabila kriteria ditemukan sebelum awitan Skizofrenia, ditambahkan

“premorbid”.

Tatalaksana

A. Psikoterapi

Psikoterapi adalah pengobatan pilihan untuk gangguan kepribadian paranoid. Terapis

harus jujur dalam menangani pasien ini. Apabila terapis melakukan ketidaktetapan

atau kesalahan, seperti terlambat, kejujuran dan permintaan maaf lebih disukai untuk

penjelasan defensif. Terapis harus ingat bahwa kepercayaan dan toleransi keakraban

adalah hal yang menjadi perhatian bagi pasien dengan gangguan ini. Psikoterapi

individual membutuhkan gaya yang profesional dan hangat dari terapis. Pasien dengan

gangguan ini kurang baik dalam psikoterapi kelompok, walaupun hal ini dapat

memperbaiki kemampuan sosial dan mengurangi kecurigaan melalui role playing.

Pasien memiliki perilaku merasa terancam sehingga terapis harus mengatur atau

membatasi tindakan mereka. Tuduhan delusi harus ditangani dengan realistis tapi

lembut dan tanpa mempermalukan pasien. Pasien yang paranoid sangat takut ketika

merasa bahwa terapis yang berusaha untuk membantu mereka (pasien) yang lemah dan

tak berdaya, karena itu, terapis tidak harus menawarkan untuk mengambil kontrol

kecuali pasien bersedia dan mampu melakukannya.

B. Farmakoterapi

Pada banyak kasus, agen anti-ansietas seperti diazepam (Valium) cukup. Apabila

diperlukan, dapat diberikan anti-psikotik seperti haloperidol (Haldol) dalam dosis kecil

dan untuk periode singkat untuk menangani kegelisahan pasien yang buruk atau

Page 20: pemicu 4 sarji

pemikiran seakan-akan delusi. Obat anti-psikotik pimozide (Orap) berhasil

mengurangi pemikiran paranoid pada beberapa pasien.

Perjalanan gangguan dan prognosis

Pada beberapa, gangguan kepribadian paranoid berlangsung seumur hidup; pada yang

lainnya dapat mendahului terjadinya skizofrenia. Sikap paranoid dapat memberikan cara

untuk pembentukan reaksi, perhatian yang sesuai dengan moralitas, dan sifat

mengutamakan orang lain atau penghilang stress. Secara umum, orang dengan gangguan

kepribadian paranoid memiliki masalah berkaitan dengan pekerjaan dan berhubungan

dengan orang lain seumur hidup. Masalah pekerjaan dan dalam kehidupan pernikahan juga

umum terjadi.

5. Jelaskan tentang gangguan emosi! (Nova Auditha)

Proses terjadinya emosi melibatkan faktor psikologis maupun faktor fisiologis.

Kebangkitan emosi kita pertama kali muncul akibat adanya stimulus atau sebuah peristiwa,

yang bisa netral, positif, ataupun negatif. Stimulus tersebut kemudian ditangkap oleh

reseptor kita, lalu melalui otak. Kita menginterpretasikan kejadian tersebut sesuai dengan

kondisi pengalaman dan kebiasaan kita dalam mempersepsikan sebuah kejadian. Interpretasi

yang kita buat kemudian memunculkan perubahan secara internal dalam tubuh kita.

Perubahan tersebut misalnya napas tersengal, mata memerah, keluar air mata, dada menjadi

sesak, perubahan raut wajah, intonasi suara, cara menatap dan perubahan tekanan darah kita.

Pandangan teori kognitif menyebutkan emosi lebih banyak ditentukan oleh hasil

interpretasi kita terhadap sebuah peristiwa. Kita bisa memandang dan menginterpretasikan

sebuah peristiwa dalam persepsi atau penilai negatif, tidak menyenangkan, menyengsarakan,

menjengkelkan, mengecewakan.

Persepsi yang lebih positif seperti sebuah kewajaran, hal yang indah, sesuatu yang

mengharukan, atau membahagiakan. Interpretasi yang kita buat atas sebuah peristiwa

mengkondisikan dan membentuk perubahan fisiologis kita secara internal, ketika kita

Page 21: pemicu 4 sarji

menilai sebuah peristiwa secara lebih positif maka perubahan fisiologis kita pun menjadi

lebih positif. 

Lewis and Rosenblum (stewart, at.al 1985) mengutarakan proses terjadinya emosi melalui

lima tahapan sebagai berikut ;

1. Elicitors

Elicitors yaitu adanya dorongan berupa situasi atau peristiwa.

2. Receptors

Receptors, yaitu aktivitas dipusat system syaraf.

3. State

State yaitu perubahan spesifik yang terjadi dalam aspek fisiologi.

4. Expression

Expression yaitu terjadinya perubahan pada daerah yang dapat diamati.

5. Experience

Experience yaitu persepsi dan interprestasi individu pada kondisi emosionalnya.

Syamsuddin (2000;69) mengutarakan mekanisme emosi dalam rumusan yang lebih ringkas

dalam tiga variabel, yaitu:

1. Variable Stimulus

Rangsangan yang menimbulkan emosi disebut sebagai variable stimulus.

2. Variable organismik

Perubahan – perubahan fisilogis yang terjadi saat mengalami emosi disebut variable

organic

3. Variable Respons

Pola sambutan exspresif atas terjadinya pengaalaman emosi disebut sebagai variable

respons.

6. Jelaskan tentang gangguan kesadaran! Khususnya delirium! (Novia Kaisarianti)

Definisi

Penurunan kesadaran atau koma merupakan salah satu kegawatan neurologi yang menjadi

petunjuk kegagalan fungsi integritas otak dan sebagai “final common pathway” dari gagal

Page 22: pemicu 4 sarji

organ seperti kegagalan jantung, nafas dan sirkulasi akan mengarah kepada gagal otak

dengan akibat kematian. Jadi, bila terjadi penurunan kesadaran menjadi pertanda disregulasi

dan disfungsi otak dengan kecenderungan kegagalan seluruh fungsi tubuh. Dalam hal

menilai penurunan kesadaran, dikenal beberapa istilah yang digunakan di klinik yaitu

kompos mentis, somnolen, stupor atau sopor, soporokoma dan koma. Terminologi tersebut

bersifat kualitatif. Sementara itu, penurunan kesadaran dapat pula dinilai secara kuantitatif,

dengan menggunakan skala koma Glasgow.

Disorientasi : gangguan orientasi terhadap waktu, tempat & orang

Kesadaran berkabut : suatu perubahan kualitas kesadaran yakni individu tidak mampu

berpikir jernih dan berespons secara memadai terhadap situasi sekitarnya. Seringkali

individu tampak bingung, sulit memusatkan perhatian dan mengalamidisorientasi.

Stupor : derajat penurunan kesadaran berat. Orang dengan kesadaran stupor nyaris

tidak berespon terhadap stimulus dari luar atau hanya memberikan respon minimal

terhadap rangsangan kuat.

Delirium : suatu perubahan kesadaran yang disertai gangguan fungsi kognitif yang luas.

Perilaku fluktuatif, dapat gaduh gelisah kemudian pendiam dan disertai halusinasi dan

ilusi.

Koma : derajat ketidaksadaran paling berat. Individu dalam keadaan koma tidak dapat

bereaksi terhadap rangsang dari luar.

Twilight state : keadaan perubahan kualitas kesadaran yang disertai halusinasi.

Seringkali terjadi pada gangguan kesadaran oleh sebab gangguan otak organik.

Penderita seperti berada dalam keadaan separuh sadar, respon terhadap lingkungan

terbatas, perilakunya impulsif, emosinya labil dan tak terduga.

Dreamlike state : gangguan kualitas kesadaran yang terjadi pada seorang epilepsi

psikomotor.

Somnolen : suatu keadaan kesadaran menurun yang cenderung tidur, orang dengan

kesadaran somnolen tampak selalu mengantuk dan bereaksi lambat terhadap stimulus

luar.

7. Jelaskan tentang gangguan bicara! (Devina Aulia Aziza)

Page 23: pemicu 4 sarji

Pada DSM IV TR mencakup empat gangguan komunikasi spesifik dan satu katagori sisa,

yaitu :

Dua gangguan komunikasi gangguan bahasa (kosa kata terbatas, berbicara dalam kalimat

sederhana dan singkat, dapat mengungkapkan suatu cerita dengan cara yang tidak lengkap

dan tidak teratur),

- Gangguan komunikasi ekspresif

Terdapat keterampilan dalam kosakata, penggunaan kalimat yang benar, dan

menciptakan kalimat yang kompleks, serta mengulangi kata-kata, berada didalam

bawah tingkat yang diharapkan.

- Gangguan campuran komunikasi reseptif-ekspresif

Nilai perkembangan bahasa reseptif (pemahaman) maupun ekspresif berada jauh

dibawah nilai yang didapat dari metode standar untuk kapasitas intelektual nonverbal.

Sedangkan dua lainnya merupakan gangguan pembicaraan (menggunakan kata-kata

deskriftif yang sesuai, tetapi memiliki kesulitan mengucapkan bunyi dengan benar dan juga

dapat mengabaikan atau mengucapkan bunyi dengan cara yang tidak biasa)

- Gangguan fonologis

Gangguan ini mencakup buruknya pengeluaran bunyi, penggantian suatu bunyi dengan

bunyi lain, pengabaian bunyi yang merupakan bagian dari kata-kata. Gangguan ini

menimbulkan kesalahan dalam keseluruhan kata-kata karena pengucapan konsonan yang

salah, penggantian suatu bunyi dengan bunyi lain, pengabaian keseluruhan fonem, dan

pada beberapa kasus disartria (bicara tidak jelas akibat inkoordinasi otot-otot bicara) atau

dispraksia (kesulitan merencanakan dan mengeluarkan pembicaraan).

- Gagap

Ditandai dengan gangguan aliran bicara yang involunter dan mengakibatkan

ketidaklancaran berbicara.

Gangguan cara berbicara :

- Tekanan berbicara

Gaya bicara cepat yang meningkat dalam jumlah dan sulit diinterupsi

- Suka mengoceh (logorea)

Page 24: pemicu 4 sarji

Gaya bicara logis, koheren dan banyak

- Miskin bicara

Restriksi jumlah pembicaraan yang digunakan ; jawaban dapat hanya terdiri dari satu

suku kata

- Gaya bicara tidak spontan

Jawaban verbal hanya diberikan bila ditanya atau diajak bicara langsung ; tidak ada

inisiatif untuk memulai pembicaraan

- Miskin isi pembicaraan

Gaya bicara dalam jumlah yang adekuat namun hanya menyampaikan sedikit informasi

akibat banyaknya kehampaan, kekosongan, dan kalimat stereotip.

- Disprosodi

Hilangnya irama berbicara normal (prosodi)

- Disartria

Kesulitan dalam artikulasi, bukan dalam menemukan kata atau tata bahasa

- Gaya bicara yang sangat keras atau sangat pelan

Hilangnya modulasi volume bicara normal, mungkin mencerminkan berbagai keadaan

patologis mulai dari psikosis sampai depresi atau ketulian

- Gagap

Pengulangan yang sering atau pemanjangan suatu bunyi atau suku kata, mengarah ke

gangguan kelancaran bicara yang cukup nyata

- Latah

Gaya bicara serampangan dan tidak berirama, terdiri atas seruan spontan dan cepat

- Akulalia

Gaya bicara tak masuk akal terkait dengan gangguan pemahaman yang cukup bermakna

- Bradilalia

Gaya bicara lambat yang abnormal

- Disfonia

Kesulitan atau nyeri saat berbicara

Page 25: pemicu 4 sarji

8. Interpretasi hasil pemeriksaan fisik! (Gilang Aria Santosa)

Interpretasi Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik pasien dijumpai tanda vital seperti;

Tekanan darah 130/90 mmHg

Denyut nadi 110 kali/menit

Suhu 38,50C.

Pemeriksaan Fisik Kadar pasien Kadar Normal Interpretasi

Tekanan darah 130/90 mmHg 120/80 mmHg Normal

Nadi 110 kali/menit 60-100 kali Takikardi

Suhu 38,50C 36-37,5 0C Hipertermia

9. Hubungan diare dan muntah dengan gangguan kejiwaan! (Aditya Chandra Foresta)

Dispepsia Fungsional

Dispepsia non ulkus diperkenalkan oleh Thompson (1984) untuk menggambarkan keadaan

kronis berupa rasa tidak enak pada daerah episgastrium yang sering berhubungan dengan

makanan, gejalanya seperti ulkus tapi pada pemeriksaan tidak ditemukan adanya ulkus.

Lagarde dan Spiro (1984) menyebutkan sebagai dyspepsia fungsional untuk keluhan tidak

enak pada perut bagian atas yang bersifat intermiten sedangkan pada pemeriksaan tidak

didapatka kelainan organis. Gejala-gejala yang sering dikeluhkan pasien berupa rasa penuh

pada ulu hati sesudah makan, kembung, sering bersendawa, cepat kenyang, anoreksia,

nausea, vomitus, rasa terbakar pada daerah ulu hati dan regurgitasi dan sering kambuh

Suatu penelitian melaporkan angka kejadian dyspepsia dimasyarakat sebesar 38% dan

seperempat dari jumlah ini berobat kepada dokter umum.

Psikofisiologi

Patofisiologi terjadinya sindrom dyspepsia ini masih diperdebatkan. Penyebabnya bersifat

multifactorial. Namun tidak disangkal lagi bahwa factor psikis/emosi memegang peranan

penting baik untuk timbulnya gangguan maupun pengaruh terhadap perjalanan penyakitnya.

Page 26: pemicu 4 sarji

Peran factor psikososial pada dispepsi fungsional sangat penting karena dapat menyebabkan

hal-hal dibawah ini:

1. Menimbulkan perubahan fisiologi saluran cerna

2. Perubahan penyesuaian terhadap gejala-gejala yang timbul

3. Mempengaruhi karakter dan perjalanan penyakitnya

4. Mempengaruhi prognosis.

Beberapa factor yang diduga menyebabkan sindrom dyspepsia ialah:

1. Peningkatan asam lambung

2. Dismotilitas lambung

3. Gastritis dan duodenitis kronis

4. Stres psikososial

5. Faktor lingkungan dan lain-lain

Rangsangan psikis/emosi sendiri secara fisiologi dapat mempengaruhi lambung dengan dua

cara yaitu:

1. Jalur neurogen: Rangsangan konflik emosi pada kortek serebri mempengaruhi kerja

hypothalamus anterior dan selanjutnya ke nucleus vagus, nervus vagus dan kemudian ke

lambung.

2. Jalur neurohumoral: Rangsangan pada korteks serebri diteruskan ke hypothalamus

anterior selanjutnya ke hipofisis anterior yang mengeluarkan kortikotropin. Hormon ini

merangsang korteks adrenal dan kemudian menghasilkan hormone adrenal yang

selanjutnya merangsang produksi asam lambung.

Faktor psikis dan emosi dapat mempengaruhi fungsi saluran cerna dan mengakibatkan

perubhana sekresi asam lambung, mempengaruhi motilitas dan vaskularisasi mukosa

lambung serta menurunkan ambang rangsang nyeri. Pasien dyspepsia umumnya

mendeirita ansietas, depresi dan neurotic lebih jelas dibandingkan orang normal.

Psikosomatik Pada Saluran Cerna Bagian Bawah

Saluran cerna selain berfungsi mencernakan dan mengabsorpsikan berbagai

makanan yang masuk melalui mulut, juga berfungsi mengeksresikan hasil produk

makanan yang bersifat sampah. Setiap makanan atau minuman yang masuk melalui

Page 27: pemicu 4 sarji

mulut akan mengalami suatu proses penelanan, pencairan, pencernaan dan penyerapan.

Proses tersebut dilaksanakan disaluran cerna bagian atas. Semua makanan dan minuman

yang berguna untuk badan aka diserap oleh usus halus. Sedangkan yang tidak berguna

yang sekiranya dapat meracuni badan akan dikeluarkan sebagain sebagai sampah

makanan. Ekskresi sampah ini dilakukan oleh usus besar, pada keadaan normal secara

teratur setiap 24 jam sekali.

Proses sekresi disaluran cerna mungkin dapat mengalami gangguan yaitu dapat

mengalami kesulitan atau hambatan pasase bolus di kolon atau rectum, sehingga timbul

kesulitan defekasi atau tumbul obstipasi. Selain itu dapat timbul terlalu cepatnya pasase

bolus dan terganggunyeea resorpsi air di usus besar, sehingga menyebabkan diare.

Gangguan pasase bolus dapat kelainan psikoneurosis. Yang termasuk gangguan pasasae

bolus oleh suatu penyakit yaitu disebabkan oleh mikroorganisme, kelainan organm

misalnya tumor baik jinak maupun ganas, pasca bedah di salah satu bagian saluran cerna.

Usus besar merupakan salah satu bagian saluran cerna yang juga menerima

rangsangan dari hipotalamus melalui susuna saraf autonom. Setiap kelainan atau

gangguan jiwa seseorang akan mempengaruhi ada tidaknya rangsangan di hypothalamus.

Sebagai contoh, seseorang yang sedang murung, kecewa, putus asa, rasa sakit hati,

mempunyai perasaan terlalu pesimis, sering disertai hipomotilitas pada usus besar,

sehingga timbul konstipasi. Sebaliknya seseorang yang emosional, pemarah, mempunyai

perasaan dendam, cemas, ketegangan jiwa sering menyebabkan timbulnya hiperaktivitas

usus besar.

Diare Psikogenik

Setiap hari ditemukan pasien dengan keluhan diare, baik dari tingkat ringan maupun yang

berat, sehingga perlu ditangani secara serius. Keluhan ini dapat timbul sebagai salah satu

gejala penyakit atau kelainan organic dan juga dapat sebagai akibat gangguan psikis.

Penyakit yang dapat menimbulkan diare diantaranya disebabkan oleh parasite, bakteri,

virus. Kelainan organic yang menimbulkan diare misalnya adalah colitis ulseratif, tumor

jinak dan ganas. Kelainan anorganik yang sering menyebabkan diare ialah akibat

kelainan psikogenik, misalnya akibat ketegangan jiwa, emosi, stress, frustasi, dan lain-

lain.

Page 28: pemicu 4 sarji

Seseorang yang sedang mengalami ketegangan jiwa, sedang emosi, atau sedang

dalam keadaan stress, hidupnya tidak teratur. Keadaan demikian akan menyebabkan

terangsangnya hipotalamus terus-menerus secara tidak teratur. Rangsangan di

hypothalamus ini akan diteruskan ke susunan saraf autonomy. Susunan saraf yang

berulang kali terangsang ini akan menyebabkan timbulnya hiperperistaltik kolon,

sehingga bolus makanan terlalu cepat dikeluarkan. Sebagaimana diketahui fungsi kolon

yang normal ialah melakukan reabsorbsi air dikolon terganggu, dan timbullah diare. Bila

hal ini terjadi berulang kali, timbul diare kronik. Keadaan demikian disebut diare

psikogenik konik.

Diare psikogenik ini sering timbul pada mereka yang mempunyai sifat perasa atau

mereka yang mudah tersinggung perasaannya, pada mereka yang mempunyai konstitusi

pemarah, emosional atau mereka yang bertipe psikoneurotik. Demikian pula mereka yang

sedang mengalami frustasi dalam hidupnya dapat timbul gejala ini. Banyak contoh yang

terjadi didalam hidup kita sehari-hari mengenai hal ini. Misalnya seseorang merasa tidak

puas dalam pekerjaannya, dapat menyebabkan ketegangan jiwa, atau timbul suatu stress.

Seseorang koruptor yang ketahuan oleh atasannya, harus mempertanggung jawabkan

perbuatannya tersebut sehingga hidupnya selalu tegang dan tidak tenang, sering timbul

diare psikogenik. Mereka yang tidak memperoleh kepuasan dalam rumah tangga atau

ketidakpuasan seksual , sehingga tidak betah tinggal di rumah dan mencari jalan keluar

lain yang dapat menambah ketegangan jiwanya, sering menunjukkan keluhan diatas.

Masih banyak contoh lain misalnya, stress ekonomi, emosional, kesibukan dengan

pekerjaan yang tidak teratasi , hilangnya jabatan sebagai penguasa, rasa tegang

menghadapi ujian kenaikan tingkat, dan lain-lain, yang dapat memberika rangsangan

berlebihan pada susunan saraf pusat terutama pada hipotalamus yang dapat menimbulkan

hiperperistalktik. Pasien dengan diare psikogenik biasanya timbul karena adanya konflik

dalam batinnya, dimana ia tidak dapat mengatasi problem yang sedang menyangkut

dirinya. Biasanya keluhan ini tidak berdiri sendiri, seringkali disertai ketidaktenangan

jiwa, tidur tidak nyenyak , nafsu makan tidak teratur.

Page 29: pemicu 4 sarji

10. Hubungan faktor somatic dengan gangguan kejiwaan! (Devina Aulia Aziza)

Berikut beberapa penyakit medis yang dapat mempengaruhi (organik)

1. Sindrom otak organic karena tumor intracranial

Tumor intracranial mungkin di jaringan otak, selaput otak, system ventrikel, plexus

khorioid, glandula pinealis serta hipofisis dan mungkin primer atau sekunder akibat

metastase. Manifestasi klinisnya tergantung pada beberapa factor yatu jenis neoplasma,

kecepatan tumbuh, lokalisasi tumor dan kecepatan tekanan intracranial.

Salah satu gejala dini mengenai sindrom otak organic adalah gangguan ingatan,

terutama ingatan yang baru saja terjadi. Kemudian timbul gangguan pada emosi

penderita, misalnya menjadi lekas marah, labil dan sering juga timbul depresi.

Pertimbangannya dan kecerdasannya berkurang, kemudian mungkin timbul disorientasi.

Gejala-gejala ini adalah umum pada kebanyakan sindrom otak organic, disertai juga

gejaja-gejala neurologis lainnya seperti sakit kepala, muntah-muntah, kejang-kejang dan

kelumpuhan.

Gejala-gejala psikiatrik mungkin timbul cepat atau pelan-pelan dan bervariasi luas.

Gejala-gejala ini tidak membentuk suatu sindrom psikiatrik yang khas, karena itu tidak

dapat digunakan untuk menentkan jenis tumor.

2. Ensefalopati Hipoglikemik

Sebagai salah satu kausa disfungsi otak organic yang lazim, mampu menimbulkan

perubahan proses mental, perilaku dan fungsi neurologis. Penyakit ini disebabkan baik

oleh produksi insulin endogen berlebihan maupun pemberian insulin eksogen

berlebihan. Gejala pertandanya yang tidak muncul pada semua pasien, meliputi mual,

berkeringat, takikardia, rasa lapar, bimbang, serta gelisah. Seiring dengan berlanjutnya

penyakit dapat timbul disorientasi, kebingungan, halusinasi juga gejala medis dan

neurologis lainnya. Stupor dan koma dapat terjadi.

3. Toksin karena timbal

Terjadi bila jumlah timbal yang teringesti melampaui kemampuan tubuh untuk

mengeliminasi. Diperlukan watu beberapa bulan sebelum timbul gejala toksik. Tanda

dan gejala keracunan timbal yaitu pusing, canggung, ataksia, iritabilitas, kegelisahan,

nyeri kepala dan insomnia. Belakangan muncul delirium tereksitasi dengan muntah dan

gangguan visual berlanjut menjadi konvulsi, letargi dan koma.

Page 30: pemicu 4 sarji

4. Malaria

Masa tunas intrinsic malaria falciparum berlangnsung 9-14 hari. Penyakitnya mulai

dengan nyeri kepala, punggung dan ekstremitas, perasaan dingin, mual, muntah atau

diare ringan. Demam mugkin tidak ada atau ringan dan penderita tidak tampak sakit,

diagnosis pada stadium ini tergantung dari ananmnesis riwayat berpergian ke daerah

endemic malaria. Penyakit berlangsung terus, keadaan umum memburuk. Pada stadium

ini penderita tampak gelisah, pikau mental. Demam tidak teratur dan tidak menunjukkan

periodisitas yang jelas. Kerngat keluar banyak walaupun demamnya tiak terlalu tinggi.

Nadi dan nafas menjadi lebih cepat. Mual muntah dan diare menjadi lebih hebat,

kadang-kadang batuk oleh kelainan paru. Jika sudah menjadi malaria otak gejala

klinisnya berupa sakit kepala dan rasa mengantuk disusul dengan gangguan kesadaran,

kelainan saraf dan kejang yang bersifat fokal atau menyeluruh. Gejala neurologi yang

timbul dapat menyerupai meningitis, epilepsy, delirium akut, intoksikasi, dan sengatan

panas

11. Hubungan faktor sosial dengan gangguan kejiwaan! (Evan Kristanto Gampa)

Budaya merupakan unsur-unsur materialis yang dibentuk oleh masyarakat tertentu dan

untuk menghubungkan antara pola hidup dan sumber daya alam.

Budaya mencakup agama, sejarah, adaptasi terhadap lingkungan fisik, teknologi, hubungan

social, dan ekonomi.

Menurut beberapa teori, budaya diketahui dapat :

Menentukan pola dari gangguan-gangguan mental spesifik tertentu

Menghasilkan tipe-tipe kepribadian dasar, beberapa tipe lebih rentan terhadap gangguan

mental

Membentuk kelainan psikiatrik melalui pola asuh anak tertentu

Mempengaruhi kejiwaan melalui bentuk-bentuk sanksi

Melangsungkan malfungsi psikiatrik dengan memberikan reward pada tingkah laku

yang sesuai

Menghasilkan gangguan kejiwaan melalui peran-peran penyebab stress tertentu

Page 31: pemicu 4 sarji

Menyebabkan gangguan kejiwaan melalui proses perubahan

Mempengaruhi gangguan jiwa melalui indoktrinasi anggotanya dengan jenis pandangan

tertentu

Dapat menyebabkan gangguan jiwa

Mempengaruhi persebaran gangguan kejiwaan melalui pola pernikahan

Mempengaruhi persebaran gangguan jiwa dimana polanya menyebabkan kebersihan

fisik yang buruk.

12. Mekanisme biokimiawi molecular di otak yang megatur tentang perasaan dan sikap

seseorang? (Rayma Hayati)

Mengamuk atau gaduh gelisah adalah suatu keadaan peningkatan aktifitas mental dan

motorik seseorang sedemikian rupa sehingga sukar dikendalikan dan merupakan salah

satu yang tak terpisahkan dari emosi.

Keadaan gaduh-gelisah biasanya timbul akut atau subakut. Gejala utama adalah

gangguan psikomotorik yang sangat meningkat. Orang itu banyak sekali berbicara,

berjalan mondar-mandir, tidak jarang ia berlari-lari dan meloncat-loncat bila keadaan itu

berat. Gerakan tangan dan kaki serta mimik dan suaranya cepat dan hebat. Mukanya

kelihatan bingung, marah-marah atau takut. Ekspresi ini mencerminkan adanya gangguan

afek-emosi dan proses berpikir yang tidak realistik lagi. Jalan pikiran biasanya cepat dan

sering terdapat waham curiga. Tidak jarang juga timbul halusinasi penglihatan terutama

Waham curiga

Proses berpikir tidak realistik

Gangguan afek-emosi

Gaduh gelisah

Gangguan psikomotorik meningkat

Page 32: pemicu 4 sarji

pada sindrom otak organik yang akut atau halusinasi pendengaran terutama pada

Skizofrenia. Karena gangguan berpikir ini, serta waham curiga dan halusinasi lebih-lebih

bila halusinasi ini menakutkan, maka pasien menjadi sangat bingung, gelisah dan gaduh.

Ia bersikap bermusuhan dan mungkin menjadi berbahaya bagi dirinya sendiri dan/atau

lingkungannya.

13. Terapi biologic dan psikososial pada gangguan kejiwaan! (Nova Auditha)

Tujuan dari terapi

tujuannyaa adalah untuk memampukan klien dapat hidup diluar lembaga yang diciptakan

melalui belajar kompetensi yang diperlukan untuk beralih dari RS ke komunitas.

Terapi biologis

Didasarkan pada model medikal : memandang gangguan jiwa sebagai penyakit

Tekanan : pengkajian spesifik dan pengelompokkan gejala dalam sindroma spesifik

Perilaku abnormal akibat penyakit atau organisme tertentu dan akibat perubahan

biokomina tertentu

Jenisnya : medikansi psikoaktif, intervensi nutrisi, fototerapi, ECT, bedah otak

ECT adalah suatu tindakan terapi dengan menggunakan aliran listrik dan menimbulkan

kejang pada penderita baik tonik maupun klonik. Tindakan ini adalah bentuk terapi pada

klien dengan mengalirkan arus listrik melalui elektroda yang ditempelkan pada pelipis klien

untuk membangkitkan kejang grandmall. Indikasi terapi kejang listrik adalah klien depresi

pada psikosa manik depresi, klien schizofrenia stupor katatonik dan gaduh gelisah katatonik.

ECT lebih efektif dari antidepresan untuk klien depresi dengan gejala psikotik (waham,

paranoid, dan gejala vegetatif), berikan antidepresan saja (imipramin 200-300 mg/hari

selama 4 minggu) namun jika tidak ada perbaikan perlu dipertimbangkan tindakan ECT.

Teknik terapi psikososial umum yang perlu dipelajari antara lain:

Teknik pencegahan agar tidak kambuh.

Teknik pemecahan masalah.

Page 33: pemicu 4 sarji

Teknik membangun persahabatan.

Teknik membangun pola hidup sehat.

Teknik mencegah upaya bunuh diri.

Teknik terapi psikososial khusus yang terkait dengan tanda atau gejala penyakit tertentu,

misalnya:

Teknik terapi kognitif bagi penderita depresi dan episode depresi dari gangguan bipolar.

Teknik terapi aktivasi perilaku bagi penderita depresi dan episode depresi dari penderita

gangguan bipolar.

Teknik terapi perilaku untuk mencegah timbulnya hipomania dan mania

Teknik Cognitive Behavior Therapy (CBT) untuk mengatasi gejala waham

Teknik CBT untuk mengatasi halusinasi

Dalam tahap pelaksanaan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menilai atau

melakukan assessment atas keadaan atau masalah penderita gangguan jiwa. Dengan

melakukan penilaian atau assessment kita tahu prioritas dan besarnya masalah. Langkah

kedua adalah membuat perencanaan untuk mengatasi semua masalah tersebut secara

bertahap dan terencana. Sebagai contoh, bila halusinasi suara sebagai masalah utama yang

dikeluhkan penderita, maka kita bisa mulai upaya pemulihan dengan memperkuat dan

mengembangkan teknik untuk mengatasi halusinasi suara tersebut. Pelaksanaan pemulihan

bersifat jangka panjang. Pemulihan mungkin harus terus menerus dilakukan selama masih

hidup. Hal ini tidak ubahnya dengan penyakit gula darah atau tekanan darah tinggi dimana

penderita harus minum obat seumur hidupnya. Salah satu komponen penting dari pemulihan

adalah mempunyai kegiatan yang bernilai ekonomis. Dengan mempunyai pekerjaan, maka

pemulihan akan mendapat dukungan yang kuat karena adanya pekerjaan merupakan salah

satu faktor positif bagi pemulihan

14. Jelaskan tentang skizofrenia : (Yogi Prasetyo)

Page 34: pemicu 4 sarji

a. Definisi dan etiologi

Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang bersifat kronis atau

kambuh ditandai dengan terdapatnya perpecahan (schism) antara pikiran,

emosi dan perilaku pasien yang terkena. Perpecahan pada pasien

digambarkan dengan adanya gejala fundamental (atau primer) spesifik,

yaitu gangguan pikiran yang ditandai dengan gangguan asosiasi,

khususnya kelonggaran asosiasi. Gejala fundamental lainnya adalah

gangguan afektif, autisme, dan ambivalensi. Sedangkan gejala

sekundernya adalah waham dan halusinasi

Menurut Maramis (1994), faktor-faktor yang berisiko untuk terjadinya

Skizofrenia adalah sebagai berikut :

a. Keturunan

Faktor keturunan menentukan timbulnya skizofrenia, dibuktikan dengan

penelitian tentang keluarga-keluarga penderita skizofrenia dan terutama

anak-anak kembar satu telur. Angka kesakitan bagi saudara tiri ialah 0,9

– 1,8%, bagi saudara kandung 7 – 15%, bagi anak dengan salah satu

anggota keluarga yang menderita Skizofrenia 7 – 16%, bila kedua orang

tua menderita Skizofrenia 40 – 68%, bagi kembar dua telur (heterozigot)

2 – 15%, bagi kembar satu telur (monozigot) 61 – 86%.

b. Endokrin

Skizofrenia mungkin disebabkan oleh suatu gangguan endokrin. Teori

ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya skizofrenia pada

waktu pubertas, waktu kehamilan atau peuerperium dan waktu

klimakterium.

c. Metabolisme

Page 35: pemicu 4 sarji

Ada yang menyangka bahwa skizofrenia disebabkan oleh suatu

gangguan metabolisme, karena penderita dengan skizofrenia tampak

pucat dan tidak sehat.

d. Susunan saraf pusat

Ada yang berpendapat bahwa penyebab skizofrenia ke arah kelainan

susunan saraf pusat, yaitu pada diensefalon atau kortex otak.

e. Teori Adolf Meyer

Skizofrenia tidak disebabkan oleh suatu penyakit badaniah tetapi

merupakan suatu reaksi yang salah, suatu maladaptasi. Oleh karena itu

timbul suatu disorganisasi kepribadian dan lama-kelamaan orang itu

menjauhkan diri dari kenyataan (otisme).

f. Teori Sigmund Freud

Terjadi kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik

ataupun somatik. Superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga

lagi dan Id yang berkuasa serta terjadi suatu regresi ke fase narsisisme.

g. Eugen Bleuler

Skizofrenia, yaitu jiwa yang terpecah-belah, adanya keretakan atau

disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan.

h. Skizofrenia sebagai suatu sindrom yang dapat disebabkan oleh

bermacam-macam sebab, antara lain keturunan, pendidikan yang salah,

maladaptasi, tekanan jiwa, penyakit badaniah seperti lesi otak,

arterosklerosa otak dan penyakit yang lain belum dikettahui.

i. Skizofrenia itu suatu gangguan psikosomatik, gejala-gejala pada badan

hanya sekunder karena gangguan dasar yang psikogenik, atau merupakan

manifestasi somatik dari gangguan psikogenik.

b. Tanda dan gejala

Page 36: pemicu 4 sarji

Dibagi dalam tiga kategori :

1. Gejala Positif

Fungsi otak dari penderita penyakit skizofrenia akan bekerja lebih aktif

atau bisa dikatakan berlebihan, hal ini menyebabkan otak bekerja dengan

tidak normal. Akibatnya, penderita akan mengalami beberapa hal seperti

berikut ini

- Berkhayal

Ini merupakan hal yang paling umum dialami oleh para penderita,

mereka memiliki keyakinan yang berbeda dengan orang normal.

Mereka akan melihat realitas yang berbeda pula, selain itu, penderita

juga sering salah menafsirkan persepsi.

- Halusinasi

Orang yang mengalami penyakit ini sering berhalusinasi, mereka

seringkali melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak

ada.

- Gangguan pikiran

Penderita skizofrenia akan kesulitan berbicara dan mengatur

pikirannya sehingga hal ini mengganggu kemampuan

berkomunikasi.

- Perilaku tidak teratur

Orang yang mengalami skizofrenia sering berperilaku aneh, seperti

anak kecil yang melakukan hal-hal konyol.

2. Gejala Negatif

Gejala ini mengacu pada berkurangnya atau bahkan tidak adanya

karakteristik fungsi otak yang normal, gejala ini mungkin muncul

Page 37: pemicu 4 sarji

disertai atau tanpa adanya gejala positif. Gejala-gejala yang ditimbulkan

antara lain :

- Sulit mengekspresikan emosi.

- Menarik diri dari lingkungan social

- Kehilangan motivasi.

- Tidak minat melakukan kegiatan sehari-hari.

- Mengabaikan kebersihan pribadi.

Gejala-gejala tersebut seringkali dianggap sebagai kemalasan yang biasa

dialami oleh tiap orang. Namun, hal itu ternyata keliru.

3. Gejala Kognitif

Jenis gejala ini akan menimbulkan masalah pada proses berpikir, tanda

dan gejala yang mungkin timbul, antara lain :

- Masalah dalam membuat informasi yang masuk akal dan dapat

dimengerti.

- Sulit berkonsentrasi

- Masalah pada memori otak

Selain ketiga gejala di atas, penyakit skizofrenia juga akan

menimbulkan masalah pada suasana hati, para penderitanya akan

mengalami depresi, cemas, dan seringkali mencoba untuk bunuh diri.

Gejala-gejala dari penyakit ini lambat laun dapat melumpuhkan para

penderitanya. Sebab, hal ini sangatlah mengganggu kemampuan mereka

untuk melakukan kegiatan rutin sehari-hari. Namun, apabila

penderitanya masih berusia remaja, gejala yang ditimbulkan sulit untuk

dideteksi dan kemudian dianggap sebagai penyakit skizofrenia. Sebab,

pada usia tersebut mereka pasti akan mengalami hal-hal ini yang

ternyata merupakan gejala dari penyakit skizofrenia :

Page 38: pemicu 4 sarji

1. Menarik diri dari keluarga dan teman

2. Penurunan kinerja di sekolah

3. Sulit tidur

4. Cepat emosi

c. Faktor resiko

Faktor-faktor yang menyebabkan individu mengalami ganggun jiwa,

skizofrenia, dapat berasal dari internal maupun eksternal. Menurut Stuart

(2013), menggambarkan faktor risiko pada gangguan jiwa pada Stuart Stress

Adaptation Model, ialah :

Stuart, G. W. (2013). Principles and practice of psychiatric nursing

Berdasarkan model Stuart di atas, faktor predisposisi mencakup tiga,

yaitu faktor biologi, psikologis, serta faktor kultur sosial. Menurut Stuart dan

Laraia (2001), faktor biologi mencakup faktor genetik dan neurobiologi.

Faktor genetik diidentifikasi kecacatan pada kromosom 6, serta beberapa

Page 39: pemicu 4 sarji

kromosom lainnya, seperti kromosom 4, 8, 15, serta 22 (Buchanan dan

Carpenter dalam Stuart dan Laraia, 2001). Faktor neurobiologi menurut

Stuart dan Laraia (2001), berdasarkan penelitian neurobiologi

menggmbarkan bahwa terjadi penurunan volume otak dan ketidaknormalan

fungsi otak pada individu skizofrenia. Faktor biologi, genetik dan

neurobiologi, termasuk faktor internal yang dapat menyebabkan skizofrenia.

Faktor lain yang berisiko skizofrenia menurut Stuart dan Laraia

(2001), faktor psikologis, mencakup kecacatan karakter individu. Hal ini

disebabkan karena konflik yang terjadi pada keluarga individu, seperti

contoh, jika terjadi konflik pada kedua orang tua yang dapat mempengaruhi

kondisi psikis anaknya, dan kedua orang tua yang memiliki sifat tidak

memperhatikan perkembangan psikis anaknya. Hal-hal ini akan berpengaruh

pada karakter individu yang pada akhirnya akan berisiko pada gangguan

skizofrenia.

Tidak hanya faktor biologi dan psikologis, tetapi juga terdapat faktor

kultur sosial. Menurut Stuart dan Laraia (2001), faktor kultur sosial pada

skizofrenia yaitu disebabkan isolasi atau pengasingan dalam kehidupan.

Seperti contoh, seorang individu yang melakukan tindakan penganiayaan

dalam rumah tangga, individu tersebut akan diasingkan oleh masyarakat di

sekitarnya. Faktor kultur sosial berhubungan dengan nilai dan norma yang

dianut oleh masyarakat. Jika nilai dan norma ini tidak diterapkan dengan

baik oleh individu atau kelompok, individu atau kelompok tersebut akan

diisolasi oleh masyarakat lainnya.

Selain faktor predisposisi, terdapat faktor presipitasi yang menjadi

pencetus gangguan skizofrenia. Menurut Stuart dan Laraia (2001), faktor

pencetusnya ialah hal-hal yang dapat menyebabkan stres. Penyebab stres

mencakup faktor biologi dan symptom tiggers. Faktor biologi terjadi karena

Page 40: pemicu 4 sarji

penurunan fungsi saraf di otak dalam penyampaian informasi ke thalamus

serta proses pengolahan informasi pada lobus frontalis. Menurut Muscari

(2001), fungsi dari lobus frontalis yaitu sebagai pusat kepribadian, perilaku,

serta fungsi intelektual. Penyebab stres lainnya ialah faktor symptom tiggers.

Menurut Stuart dan Laraia (2001), symptom tiggers mencakup kesehatan,

lingkungan, dan sikap. Menurut Stuart dan Laraia (2001) menjelaskan

symptom tiggers kesehatan seperti kurangnya nutrisi, kurang tidur, kurang

latihan atau olah raga, kelelahan, dan infeksi.

Symptom tiggers lainnya ialah lingkungan. Menurut Stuart dan Laraia

(2001), menjelaskan symptom tiggers lingkungan seperti isolasi sosial,

kurangnya sarana dan prasarana dalam lingkungan, ketidakmampuan dalam

mendapatkan atau mempertahankan pekerjaan, tekanan dalam pekerjaan,

serta kurangnya dukungan sosial. Tidak hanya symptom tiggers pada

kesehatan dan lingkungan, tetapi juga symptom tiggers pada sikap individu.

Menurut Stuart dan Laraia (2001), symptom tiggers pada sikap ialah seperti

rendahnya konsep diri individu, kurangnya keyakinan terhadap diri sendiri,

kurangnya motivasi diri, serta kurangnya kemampuan dalam bersosialisasi

di lingkungan. Hal-hal ini yang menjadi penyebab individu menjadi stres.

Pada akhirnya, stres dapat menjadi faktor pencetus gangguan skizofrenia.

d. Patofisiologi

Hipotesis/teori tentang patofisiologi skizofrenia :

a. Pada pasien skizofrenia terjadi hiperaktivitas sistem dopaminergic

b. Hiperdopaminegia pada sistem meso limbikà berkaitan dengan gejala

p[osistif

c. Hipodopaminergia pada sistem meso kortis dan

nigrostriatalà bertanggungjawab terhadap gejala negatif dan gejala

ekstrapiramidal.

Page 41: pemicu 4 sarji

Jalur dopaminergik saraf :

a. Jalur nigrostriatal : dari substansia nigra ke basal gangliaà fungsi

gerakan, EPS

b. Jalur mesolimbik : dari tegmental area menuju ke sistem

limbik à memori, sikap, kesadaran, proses stimulus.

c. Jalur mesokortikal : dari tegmental area menuju ke frontal

cortex à kognisi, fungsi sosial, komunikasi, respons terhadap stress.

d. Jalur tuberoinfendibular : dari hipotalamus ke kelenjar

pituitary à pelepasan prolaktin.

Terdiri dari 3 fase :

a. Premorbid : semua fungsi masih normal

b. Prodomal : simptom psikotik mulai nyata (isolasi sosial, ansietas,

gangguan tidur, curiga). Pada fase ini, individu mengalami kemunduran

dalam fungsi- fungsi mendasar ( pekerjaan dan rekreasi) dan muncul

symptom nonspesifik seperti gangguan tidur, ansietas, konsentrasi

berkurang, dan deficit perilaku. Simptom positif seperti curiga mulai

berkembang di akhir fase prodromal dan berarti sudah mendekati

menjadi fase psikosis.

c. Psikosis :

Fase Akut : dijumapi gambaran psikotik yang jelas,

misalnya waham, halusinasi, gangguan proses piker,pikiran kacau.

Simptom negative menjadi lebih parah sampai tak bisa mengurus

diri. Berlangsung 4 – 8 minggu

Page 42: pemicu 4 sarji

Stabilisasi : 6 – 18 bulan

Stabil : terlihat residual, berlangsung 2- 6 bulan

e. Tatalaksana

Penatalaksanaan skizofrenia dan halusinasi

a. Terapi Somatik (Medikamentosa)

Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan pola

fikir yang terjadi pada Skizofrenia. Terdapat 3 kategori obat antipsikotik

yang dikenal saat ini, yaitu :

Antipsikotik Konvensional merupakan obat antipsikotik yang paling

lama penggunannya. Walaupun sangat efektif, antipsikotik

konvensional sering menimbulkan efek samping yang serius. Contoh

obat antipsikotik konvensional antara lain :

- Haldol (haloperidol)

- Mellaril (thioridazine)         

- Navane (thiothixene)          

- Prolixin (fluphenazine)

- Stelazine

- Thorazine (chlorpromazine)

- Trilafon (perphenazine)

Newer Atypcal Antipsycotic

Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena

prinsip kerjanya berbeda, serta sedikit menimbulkan efek samping

bila dibandingkan dengan antipsikotik konvensional.

Beberapa contoh newer atypical antipsycotic yang tersedia, antara

lain :

Page 43: pemicu 4 sarji

- Risperdal (risperidone)

- Seroquel (quetiapine)

- Zyprexa (olanzopine)

Clozaril

Clozaril dapat membantu ± 25-50% pasien yang tidak merespon

(berhasil) dengan antipsikotik konvensional. Namun, Clozaril

memiliki efek samping yang jarang tapi sangat serius dimana pada

kasus-kasus yang jarang (1%), Clozaril dapat menurunkan jumlah sel

darah putih yang berguna untuk melawan infeksi. Oleh karena itu,

pasien yang mendapat Clozaril harus memeriksakan kadar sel darah

putihnya secara reguler. Para ahli merekomendaskan penggunaan

Clozaril bila paling sedikit 2 dari obat antipsikotik yang lebih aman

tidak berhasil.

Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan:

Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu

Onset efek sekunder (efek samping) : sekitar 2-6 jam

Waktu paruh 12-24 jam (pemberian 1-2 kali perhari)

Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak efek

samping (dosis pagi kecil, dosis malam lebih besar) sehingga tidak

begitu mengganggu kualitas hidup pasien

Mulai dosis awal dengan dosis anjuran, dinaikkan setiap 2-3 hari, sampai

mencapai dosis efektif (mulai peredaan sindroma psikosis), dievaluasi

setiap 2 minggu dan bila perlu dinaikkan, dosis optimal, dipertahankan

sekitar 8-12 minggu (stabilisasi), diturunkan setiap 2 minggu, dosis

maintanance, dipertahankan 6 bulan sampai 2 tahun (diselingi drug

Page 44: pemicu 4 sarji

holiday 1-2 hari/mingu), tapering off (dosis diturunkan tiap 2-4 minggu),

stop.

Pada penghentian yang mendadak dapat timbul gejala Cholinergic

rebound yaitu: gangguan lambung, mual muntah, diare, pusing, gemetar

dan lain-lain. Keadaan ini akan mereda dengan pemberian anticholinergic

agent (injeksi sulfas atrofin 0,25 mg IM dan tablet trihexypenidil)

b. Terapi Psikososial

Terapi perilaku dengan menggunakan hadiah dan latihan ketrampilan

sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri

sendiri, latihan praktis, dan komunikasi interpersonal. Perilaku adaptif

didorong dengan pujian. Dengan demikian, frekuensi perilaku maladaptif

atau menyimpang seperti berbicara lantang, berbicara sendirian di

masyarakat, dan postur tubuh aneh dapat diturunkan

- Terapi berorintasi-keluarga

Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali

dipulangkan dalam keadaan remisi parsial, keluraga dimana pasien

skizofrenia kembali seringkali mendapatkan manfaat dari terapi

keluarga yang singkat namun intensif (setiap hari). Setelah periode

pemulangan segera, topik penting yang dibahas didalam terapi keluarga

adalah proses pemulihan, khususnya lama dan kecepatannya.

Seringkali, anggota keluarga, didalam cara yang jelas mendorong sanak

saudaranya yang terkena skizofrenia untuk melakukan aktivitas teratur

terlalu cepat. Rencana yang terlalu optimistik tersebut berasal dari

ketidaktahuan tentang sifat skizofrenia dan dari penyangkalan tentang

keparahan penyakitnya. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa

terapi keluarga adalah efektif dalam menurunkan relaps. Angka relaps

Page 45: pemicu 4 sarji

tahunan tanpa terapi keluarga sebesar 25-50 % dan 5 - 10 % dengan

terapi keluarga.

- Terapi kelompok

Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana,

masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata. Terapi kelompok

efektif dalam menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan,

dan meningkatkan tes realitas bagi pasien skizofrenia.

- Psikoterapi individual

Penelitian tentang efek psikoterapi individual dalam pengobatan

skizofrenia telah memberikan data bahwa terapi individual  membantu

dan menambah efek terapi farmakologis. Peran tenaga medis antara lain

dengan perintah sederhana, kesabaran, ketulusan hati, dan kepekaan.

Namun kehangatan yang berlebihan tidak tepat dan kemungkinan

dirasakan sebagai usaha untuk suapan, manipulasi, atau eksploitasi

- Program rehabilitasi : living skills, social skills, basic education, work

program,supported housingSasaran terapi: bervariasi, berdasarkan fase

dan keparahan penyakit

- Pada fase akut : mengurangi atau menghilangkan gejala psikotik dan

meningkatkan fungsi

- Pada fase stabilisasi: mengurangi resiko kekambuhan dan

meningkatkan adaptasi pasien terhadap kehidupan dalam masyarakat

c. Perawatan di Rumah Sakit (Hospitalization)

Indikasi utama perawatan rumah sakit adalah untuk tujuan diagnostik,

menstabilkan medikasi, keamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau

membunuh, prilaku yang sangat kacau termasuk ketidakmampuan

memenuhi kebutuhan dasar.

Page 46: pemicu 4 sarji

Elektro Konvulsif Terapi (ECT). Terapi ini diperkenalkan oleh Ugo

cerleti(1887-1963). Frekuensi dilakukannya terapi ini tergantung dari

keadaan penderita dapat diberi:

- 2-4 hari berturut - turut 1-2 kali sehari

- 2-3 kali seminggu pada keadaan yang lebih ringan

- Maintenance tiap 2-4 minggu

- Dahulu sebelum jaman psikotropik dilakukan 12-20 kali tetapi sekarang

tidak dianut lagi.

Indikasi pemberian terapi ini adalah pasien skizofrenia katatonik dan

bagi pasien karena alasan tertentu karena tidak dapat menggunakan

antipsikotik atau tidak adanya perbaikan setelah pemberian

antipsikotik.

Kontra indikasi Elektro konvulsiv terapi adalah Dekompensasio kordis,

aneurisma aorta, penyakit tulang dengan bahaya fraktur tetapi dengan

pemberian obat pelemas otot pada pasien dengan keadaan diatas boleh

dilakukan. Kontra indikasi mutlak adalah tumor otak.

d. Terapi koma insulin pada skizofrenia paranoid dan katatonik.

e. Penatalaksanaan relapse

Penyebab: tidak patuh dalam pengobatan, dosis obat, psikososial (masalah

di rumah, akses pelayanan kesehatan), penyalahgunaan alkohol dan obat.

Pasien menolak secara aktif / pasif dengan menyimpan, membuang obat

dan ragu saat menerima obat karena : keparahan penyakit, efek samping

yang menganggu, kurangnya dukungan, ikatan terapeutik yang buruk,

masalah keuangan.

Penanganan : keterlibatan dengan keluarga dalam proses perencanaan

pengobatan penyakitnya, menepati jadwal pertemuan sebelumnya.

Page 47: pemicu 4 sarji

f. Kombinasi obat tipikal dan atipikal

Sebelum mendapat obat anti psikotik yang tepat, pasien mencoba beberapa

jenis obat antipsikotik. Dari dosis rendah sampai dosis optimal. Kalau tidak

mendapatkan kecocokan maka dilakukan kombinasi obat antipsikotik.

Sebagai contoh antipsikotik konvensional dengan atipikal, dan lain – lain.

g. Terapi efek samping :

Benzodiazepin digunakan pada fase akut untuk mengatasi agitasi,

insomnia, kecemasan, akatisia.

Beta blocker untuk mengatasi akatisia

Antidepresan untuk mengatasi gejala – gejala depresif

Antikholinergik untuk mengatasi efek samping karena antipsikotik.

Mengatasi gejala psikotik yang refrakter, komorbid / gejala non

psikotik seperti agitasi, kecemasan dan depresi.

  Lithium untuk menstabilkan mood dan mengurangi kegelisahan

Valproate dan Carbamazepine untuk meningkatkan mood dan

membantu menurunkan agitasi persisten

15. Jelaskan tentang delirium : (Gilang Aria Santosa)

a. Definisi dan etiologi

Delirium adalah sebuah sindrom neuropsikiatrik yang kompleks dengan onset

yang akut dan berfluktuasi. Sindrom ini mempengaruhi kesadaran dan fungsi kognitif

yang mungkin diikuti oleh peningkatan aktivitas psikomotor. Selain itu, delirium juga

mempengaruhi atensi dan beberapa pasien ada yang mengalami gangguan persepsi.

Delirium dapat terjadi sebagai reaksi dari setiap keadaan yang dapat mengganggu

metabolisme otak:

- Kausa Intra Kranial :

Epilepsi

Page 48: pemicu 4 sarji

Trauma kapitis

Infeksi

Perdarahan subarachnoid

Gangguan serebrovaskuler

- Kausa Ekstra Kranial

Gangguan metabolik

Pemakaian dan penghentian tiba-tiba obat

Disfungsi endokrin

Infeksi extrakranial

b. Klasifikasi

- Delirium Akibat Kondisi Medis Umum (KMU)

- Delirium Akibat Intoksikasi Zat

- Delirium Akibat Putus Zat

- Delirium Akibat Etiologi Beragam

- Delirium yang Tidak Spesifik

Terdapat dua subtipe dari delirium berdasarkan perubahan dari aktivitas psikomotor

- Subtipe hipoaktif-hipoalert.

Subtipe ini bercirikan retardasi psikomotor. Pasien mengalami letargi dan penurunan

arousal

- Subtipe hiperaktif-hiperalert

Pasien mengalami kewaspadaan yang lebih tinggi, agitasi serta kerja berlebihan dari

sistem syaraf otonomik. Tipe ini lebih cenderung untuk mengalami waham dan

gangguan persepsi.

c. Tanda dan gejala

- Gangguan kesadaran

Penurunan kesadaran terhadap lingkungan sekitar, dengan penurunan kemampuan

untuk focus, mempertahankan atau mengganti perhatian.

- Gangguan atensi

Pasien dengan delirium mengalami kesulitan untuk memperhatikan. Mereka mudah

melupakan instruksi dan mungkin dapat menanyakan instruksi dan pertanyan untuk

Page 49: pemicu 4 sarji

diulang berkali kali. Metode untuk mengidentifikasi gangguan atensi yaitu dengan

menyuruh pasien menghitung angka terbalik dari 100 dengan kelipatan 7.

- Gangguan memori dan disorientasi

Deficit memori merupakan hal yang sering terlihat jelas pada pasien delirium.

Disorientasi waktu tempat dan situasi juga sering di dapatkan juga pada delirium.

- Agitasi

Pasien dengan delirium dapat menjadi agitasi sebagai akibat dari disorientasi dan

lingkungan yang mereka alami. Sebagai contoh pasien yang disorientasi menggangap

mereka berada di rumah meskipun mereka ada dirumah sakit sehingga staf rumah

sakit dianggap sebagai orang asing yang menerobos ke rumahnya.

- Apatis dan menarik diri (withdrawl)

Pasien dengan delirium dapat menampilkan apatis dan with drawl. Mereka dapat

terlihat depresi, penurunan nafsu makan, penurunan motifasi dan gangguan pola tidur

- Gangguan persepsi

Terjadi halusinasi visual dan auditori

- Tanda tanda neurologis

Pada delirium dapat muncul tanda neurologis antara lain: tremorgait (berjalan seperti

zombie atau tidak seimbang), sulit untuk menulis dan membaca, serta gangguan

visual.

d. Faktor predisposisi

Non-correctable

• Usia

• Jenis kelamin laki-laki

• Gangguan kognitif ringan, demensia, penyakit Parkinson dijumpai pada >50% pasien

• Komorbiditas multipel meliputi: - Penyakit ginjal dan hati - Riwayat CVA - Riwayat

jatuh dan mobilitas yang buruk - Riwayat delirium sebelumnya

Correctable

Gangguan pendengaran atau penglihatan meningkatkan risiko tiga kali lipat

Malnutrisi, dehidrasi, albumin rendah berhubungan dengan peningkatan risiko dua

kali lipat

Isolasi sosial, kurang tidur, lingkungan baru, pergerakan di rumah sakit

Page 50: pemicu 4 sarji

Kateter indwelling dan jangka panjang

Tambahan tiga atau lebih medikasi yang baru

Tidak ada orientasi waktu

Merokok

Potentially Correctable

Uremia – urea darah >10 merupakan faktor risiko independen

Depresi

Rawatan rumah sakit lama – risiko meningkat setelah 9 hari

e. Patofisiologi

Mekanisme penyebab delirium masih belum dipahami secara seutuhnya. Delirium

menyebabkan variasi yang luas terhadap gangguan struktural dan fisiologik.

Neuropatologi dari delirium telah dipelajari pada pasien dengan hepatic encephalopathy

dan pada pasien dengan putus alcohol. Hipotesis utama yaitu gangguan metabolisme

oksidatif yang reversibel dan abnormalitas dari neurotransmitter

- Asetilkolin

Data studi mendukung hipotesis bahwa asetilkolin adalah salah satu dari

neurotransmiter yang penting dari pathogenesis terjadinya delirium. Kadar asetilkolin

yang redah menyebabkan munculnya gejala-gejala pada pasien delirium. Hal yang

mendukung teori ini adalah bahwa obat antikolinergik diketahui sebagai penyebab

keadaan bingung, pada pasien dengan transmisi kolinergik yang terganggu juga

muncul gejala ini. Pada pasien post operatif delirium serum antikolinergik juga

meningkat.

- Dopamin

Pada otak, hubungan muncul antara aktivitas kolinergik dan dopaminergik. Pada

delirium muncul aktivitas berlebih dari dopaminergik. Pengobatan simptomatis

dengan pemberian obat antipsikosis seperti haloperidol dan obat penghambat

dopamin.

- Neurotransmitter lainnya

Serotonin : terdapat peningkatan serotonin pada pasien dengan encefalopati

hepatikum.

- Mekanisme peradangan/inflamasi

Page 51: pemicu 4 sarji

Studi terkini menyatakan bahwa peran sitokin, seperti interleukin-1 dan interleukin-

6,dapat menyebabkan delirium. Mengikuti setelah terjadinya infeksi yang luas dan

paparan toksik, bahan pirogen endogen seperti interleukin-1 dilepaskan dari sel.

Trauma kepala dan iskemia, yang sering dihubungkan dengan delirium,terdapat

hubungan respon otak yang dimediasi oleh interleukin-1 dan interleukin 6.

- Mekanisme reaksi stress

Stress psikososial dan gangguan tidur mempermudah terjadinya delirium.

- Mekanisme struktural

Pada studi menggunakan MRI, terdapat data yang mendukung hipotesis bahwa jalur

anatomi tertentu memainkan peranan yang penting dalam patofisiologi delirium.

Formatio retikularis dan jalurnya memainkan peranan penting dari bangkitan

delirium. Jalur tegmentum dorsal diproyeksikan dari formation retikularis

mesensephalon ke tectum dan thalamus adalah struktur yang terlibat pada delirium.

Adanya gangguan metabolik (hepatic encephalopathy) dan gangguan struktural

(stroke, trauma kepala) yang mengganggu jalur anatomis tersebut dapat

menyebabkan delirium. Kerusakan pada sawar darah otak juga dapat menyebabkan

delirium, mekanismenya karena dapat menyebabkan agen neuro toksik dan sel-sel

peradangan (sitokin) untuk menembus otak.

f. Diagnosis banding

- Sindrom organic lainnya, Demensia

- Gangguan psikotik akut dan sementara

- Skizofrenia dalam keadaan akut

- Gangguan afektif + “confusional features”

g. Tatalaksana

Tujuan utama terapi delirium adalah :

Mencari dan mengobati penyebab delirium (diperlukan pemeriksaan fisik yang cermat

dan pemeriksaan penunjang yang adekuat. Pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, analisis

gas darah, fungsi hati, fungsi ginjal, dan EEG atau pencitraan otak bila terdapat indikasi

disfungsi otak

Memastikan keamanan pasien

Mengobati gangguan perilaku terkait dengan delirium, misalnya agitasi psikomotor.

Page 52: pemicu 4 sarji

Terapi farmakologi

Hanya dapat diberikan pada kasus delirium tipe hiperaktif yang membahayakandiri

sendiri dan lingkungannya atau dengan kegagalan terapi nonfarmokologis (psikoterapi).

Pemberian terapi dimulai dengan obat antipsikotik dosis rendah per oral, yaitu :

- Haloperidol 0,5 mg tiap 4-6 jam, dapat ditingkatkan sampai maksimal 10 mg per

hari. Pada lansia dosis maksimal 3 mg per hari.

- Risperidon 2 × 0,5 mg dosis maksimal 4 mg untuk dewasa dan 1 mg untuk lansia

Pada agitasi berat atau kondisi yang tidak memungkinkan pemberian per oral dapat

diberikan injeksi haloperidol 2,5 mg IM, dapat diulang setelah 30 menit. Dosis

maksimal pemberian untuk dewasa 10 mg per hari. Dosis maksimal bagi lansia

sebesar 5 mg per hari.

16. Jelaskan tentang gangguan waham : (Aditya Chandra Foresta)

a. Definisi dan Etiologi

Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan fakta dan

keyakinan tersebut mungkin “aneh” (misalnya”saya adalah nabi yang menciptakan biji

mata manusia”) atau bias pula “tidak aneh” (hanya sangat tidak mungkin, contoh

masyarakat di surge selalu menyertai saya kemanapun saya pergi”) dan tetap

dipertahankan meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya

(Purba dkk, 2008).

Penyebab gangguan waham tidak diketahui. Pasien yang saat ini digolongkan

mengalami gangguan waham mungkin mengalami sekelompok keadaan heterogen

dengan waham sebagai gejala yang menonjol. Konsep utama mengenai penyebab

gangguan waham adalah perbedaannya dengan skizofrenia dari gangguan mood.

Gangguan waham lebih jauh jarang daripada skizofrenia maupun gangguan mood,

awitannya lebih lambat dari ada skizofrenia dan dominasi perempuan kurang nyata

daripada gangguan mood. Data yang paling meyakinkan berasal dari studi keluarga yang

melaporkan peningkatan prevalensi gangguan waham dan ciri kepribadian pada keluarga

proban skizofrenik. Studi keluarga melaporkan tidak terjadi peningkatan insiden

skizofrenia dan gangguan moodpada keluarga proban gangguan waham, demikian juga

Page 53: pemicu 4 sarji

tidak terjadi peningkatan insiden gangguan waham dalam keluarga proban skizofrenik.

Pemantauan lanjutan jangka panjang panjang pasien dengan gangguan waham

menunjukkan bahwa diagnosis gangguan waham relative menetap, kurang dari

seperempat pasien akhirnya direklasifikasi sebagai penderita skizofrenia dan kurang dari

10 persen pasien akhirnya direklasifikasi mengalamai gangguan mood. Data tersebut

menunjukkan bahwa gangguan waham bukan suatu stadium awal perkembangan salah

satu atau kedua gangguan yang lebih sering tersebut.

b. Klasifikasi

Waham erotomania:

Pada tipe waham ini, orang lain, biasanya dengan status lebih tinggi, jatuh cinta

kepada dirinya.

Waham kebesaran:

Pada tipe waham ini, terdapat kekuatan, pengetahuan, penghargaan, identitas yang

berlebihan atau hubungan khusus terhadap orang yang terkenal atau dewa.

Waham cemburu:

Pada tipe waham ini, pasangan seksual seseorang dianggap tidak setia.

Waham kejar:

Pada tipe waham ini, orang dianggap diperlakukan dengan kasar.

Waham somatic:

Pada tipe waham ini, orang mempunyai beberapa cacat fisik atau kondisi medis

umum.

Waham campuran:

Pada tipe waham ini ciri khas lebih dari satu tioe di atas tetapi tidak ada tema yang

menonjol.

c. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala dari perubahan isi pikir waham yaitu : klien menyatakan dirinya

sebagai seorang besar mempunyai kekuatan, pendidikan atau kekayaan luar biasa, klien

menyatakan perasaan dikejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok orang, klien

menyatakan perasaan mengenai penyakit yang ada dalam tubuhnya, menarik diri dan

isolasi, sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, rasa curiga yang

berlebihan, kecemasan yang meningkat, sulit tidur, tampak apatis, suara memelan,

Page 54: pemicu 4 sarji

ekspresi wajah datar, kadang tertawa atau menangis sendiri, rasa tidak percaya kepada

orang lain, gelisah.

Menurut Kaplan dan shadok( 1997):

1. Status Mental

- Pada pemeriksaan status mental, menunjukkan hasil yang sangat normal,

kecuali bila ada sistem waham abnormal yang jelas.

- Mood klien konsisten dengan isi wahamnya.

- Pada waham curiga didapatkannya perilaku pencuriga

- Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan

identitas diri, mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal

- Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya

kualitas depresi ringan.

- Klien dengan waham, tidak memiliki halusinasi yang menonjol/menetap.,

kecuali pada klien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa klien

kemungkinan ditemukan halusinasi dengar.

2. Sensorium dan kognisi

- Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang

memiliki wham spesifik tentang waktu, tempat, dan situasi.

- Daya ingat dan proses kognitif klien dengan intak (utuh)

- Klien waham hampir seluruh memiliki insight (daya tilik diri) yang jelek.

- Klien dapat dipercaya informasinya, kecuali jika membahayakan dirinya,

keputusan yang terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi klien

adalah dengan menilai perilaku masa lalu, masa sekarang dan yang

direncanakan.

Tanda dan gejala waham berdasarkan jenis waham menurut Keliat (2009):

a. Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan

khusus dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “saya

ini pejabat departemen kesehatan lho!” atau, “saya punya tambang emas”.

b. Waham curiga: Individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang

berusaha merugikan/menceerai dirinya dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak

Page 55: pemicu 4 sarji

sesuai kenyataan. Contoh, “saya tahu seluruh saudara saya ingin menghancurka

hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya”.

c. Waham agama: Individu memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara

berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Contoh, “kalau saya mau masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih setip

hari”.

d. Waham somatic: Individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu

atau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan

kenyataan. Contoh, “saya sakit kanker”. (Kenyataannya pada pemeriksaan

laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien terus mengataka

bahwa ia sakit kanker.)

e. Waham nihilistic: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada

didunia/meniggal dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kadaan

nyata. Misalnya, “Ini kana lam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh.”

d. Faktor Predisposisi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya waham yang dijelaskan oleh

Towsend 1998 adalah :

1. Teori Biologis

Teori biologi terdiri dari beberapa pandangan yang berpengaruh terhadap waham:

a. Faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu

kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan

yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara lain).

b. Secara relatif ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan skizofrenia

mungkin pada kenyataannya merupakan suatu kecacatan sejak lahir terjadi

pada bagian hipokampus otak. Pengamatan memperlihatkan suatu kekacauan

dari sel-sel pramidal di dalam otak dari orang-orang yang menderita

skizofrenia.

c. Teori biokimia menyatakan adanya peningkatan dari dopamin neurotransmiter

yang dipertukarkan menghasilkan gejala-gejala peningkatan aktivitas yang

Page 56: pemicu 4 sarji

berlebihan dari pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya diobservasi pada

psikosis.

2. Teori Psikososial

a. Teori sistem keluarga Bawen dalam Towsend (1998 : 147) menggambarkan

perkembangan skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi keluarga.

Konflik diantara suami istri mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam

anak akan menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada ansielas dan suatu

kondsi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu hubungan yang saling

mempengaruhi yang berkembang antara orang tua dan anakanak. Anak harus

meninggalkan ketergantungan diri kepada orang tua dan anak dan masuk ke

dalam masa dewasa, dan dimana dimasa ini anak tidak akan mamapu

memenuhi tugas perkembangan dewasanya.

b. Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis akan

menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan kecemasan. Anak

menerima pesan-pesan yang membingungkan dan penuh konflik dari orang tua

dan tidak mampu membentuk rasa percaya terhadap orang lain.

c. Teori psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego

yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan saling

mempengaruhi antara orang tua, anak. Karena ego menjadi lebih lemah

penggunaan mekanisme pertahanan ego pada waktu kecemasan yang ekstrim

menjadi suatu yang maladaptif dan perilakunya sering kali merupakan

penampilan dan segmen id dalam kepribadian.

e. Patofisiologi

Perjalanan gejala waham berasal dari demensia, demensia yaitu;berkurangnya kognisi

pada tingkat kesadaran yang stabil. Sedangkan waham yaitu Suatu keyakinan yang salah

didasarkan pada kesimpulan salah mengenal realita eksterna yang sangat kuat bertahan

meskipun orang percaya dan meskipun isi waham trsebut membuktikan bahwa

kenyataan terbukti berbeda dengan yang dipercaya.

Page 57: pemicu 4 sarji

Akibat dari kurangnya kognisi(demensia) informasi factor-faktor eksternal yang

sebernanya salah itu masuk dan mempengaruhi pola pikir seseorang yang menjadikan

seseorang waham.

f. Diagnosis Banding

Delirium dan demensia sebaiknya dipertimbangkan dalam diagnosis banding pasein

dengan waham. Delirium dapat dibedakan berdasarkan adanya fluktuasi tingkat

kesadaran atau gangguan kemampuan kognitif. Waham pada awal perjalanan pemyakit

demensia, seperti pada demensia tipe Alzheimer, dapat memberikan gambaran gangguan

waham namun uji neuropsikologis biasanya mendeteksi gangguan kognitif. Meskipun

penyalahgunaan alcohol memberi gambaran yang mirip dengan pasien gangguan waham,

gangguan waham harus dibedakan dari gangguan psikotik akibat alcohol dengan

halusinasi. Intoksikasi obat simptomimetik, marijuana atau L-dopa mungkin

menyebabkan gejala waham

g. Tatalaksana

Gangguan Waham

Gangguan waham umumnya dianggap resisten terhadap pengobatan dan

intervensi sering difokuskan pada penanganan morbiditas gangguan dengan

mengurangi efek waham terhadap ke hidupan pasien. Namun, pada tahun-tahun

terakhir pandangan menjadi kurang pesimistik atau terbatas pada perencanaan

pengobatan yang efektif untuk keadaan tersebut. Tujuan pengobatan adalah

menegakkan diagnosis, memutuskan intervensi yang sesuai dan menangani

komplikasi. Dasar keberhasilan tujuan tersebut adalah hubungan pasien dokter

yang terapeutik dan efektif yang sebenarnya tidak mudah ditegakkan. Pasien

tidak mengeluh mengenai gejala keinginannya, bahkan ahli psikatri dapat ditarik

dalam jaringan waham mereka.

Psikoterapi

Unsur penting dalam psikoterapi yang efektif adalah menegakkan suatu

hubungan yang menyebabkan pasien mulai mempercayai terapis, Terapi

individual tampaknya lebih efektif daripada terapi kelompok; terapi perilaku,

kognitif dan suportif yang berorientasi pemahaman sering efektif. Awalnya,

seorang terapis sebaiknya tidak menyetujui maupun menentang waham pasien.

Page 58: pemicu 4 sarji

Meskipun ahli terapi harus menanyakan waham untuk menegakkan luasnya

pertanyaan persisten mengenau kemungkinan tersebut ada sebaiknya dihindari.

Dokter dapat merangsang motivasi pasien agar menerima bantuan dengan

menekan keinginan untuk membantu pasien terhadap ansietas atau iritablitasnya,

tanpa menunjukkan bahwa waham diobati, tetapi terapis sebaiknya tidak

mendukung secara aktif gagasan bahwa waham benar-benar ada.

Rawat Inap di Rumah Sakit

Pasien dengan gangguan waham biasanya dapat menjalani pengobatan sebagain

pasien rawat jalan, tetapi klinisi harus mempertimbangkan rawat inap untuk

beberapa alasan, Pertama, pasien mungkin memerlukan evaluasi neurologis dan

medis lengkao untuk menentukan apakah keadaan medis non psikatri

menyebabkan gejala waham. Kedua, pasien memerlukan penilaian kemampuan

pasien mengontrol impuls kekerasan, seperti melakukan pembunuhan dan bunuh

diri, yang mungkin disebabkan oleh isi waham. Ketiga, perilaku pasien mengenai

aham secara signifikan dapat mempengaruhi kemampuannya berfungsi dalam

keluarga atau pekerjaannya mereka mungkin memerlukan intervensi professional

untuk menstabilkam hubungan social atau pekerjaan.

Famakoterapi

Dalam situasi gawat darurat, pasien yang teragitasi berat harus diberikan obat

antipsikotik intramuscular. Meskipun belum dilakukan uji coba klinis secara

adekuat terhadapa banyak pasien. Sebagian besar klinis berpikir bahwa obat

antipsikotik adalah pengobatan pilihan gangguan waham. Pasien mungkin

menolak pengobatan karena dengan mudah dapat memasukan pemberian obat

kedalam system waham mereka: dokter sebaiknya tidak memaksakan memerikan

obat segera setelah rawat inap tetapi sebaiknya habiskan beberapa hari membina

rapport dengan pasien. Dokter harus menjelaskan efek samping potensial kepada

pasien sehingga pasien tidak mencurigai dokter berbohong.

17. Apa saja DD yang disebabkan gangguan saraf pada pemicu? (Novia Kaisarianti)

Gangguan pencernaan dapat mempengaruhi keseimbangan. Dalam kondisi demikian

telingga, mata terkadang juga terganggu fungsinya. Gangguan tersebut sering terjadi akibat

Page 59: pemicu 4 sarji

demam tinggi akibat adanya infeksi pencernaan atau saluran kencing. Demam tinggi ini pula

yang sering berefek pada saraf-saraf pusat terutama kepala. Gangguan keseimbangan juga

mempengaruhi keadaan psikis seseorang. Penderita sering mempunyai perasaan ingin

marah, jiwanya tergoncang, rasa tertekan, kepala seperti berputar, timbul perasaan takut

(perasaan negatif), rasa tidak enak di badan yang tidak terlukiskan serta halunisasi. Orang

yang menderita gangguan keseimbangan susah berkonsentrasi bahkan ketika mata menatap,

tubuh tersa melayang dan akan jatuh. Kaki tersa berat untuk melangkah. Berda di ruang

sempit, seperti kamar madni misalnya tubuh terasa merinding, takut dingin bahkan terasa

mau pingsan. Pada kondisi demikian timbul perasaan takut tak terlukiskan.

Gejala yang sering timbul kepala terasa pusing, perut kembung, makan tak makan terasa

tak enak, mual dan ingin muntah, sering sesak nafas, perut terasa penuh, ulu hati terasa

terbakar, kepala tersa berputar (vertigo). Anggota gerak bawah terasa sangat berat, berjalan

susah, kaki berat (bahkan pada konsisi tertentu tertatih-tatih) berdiri sperti akan jatuh,

berpikir sangat lemah bahkan timbul perasaan takut dan jantung berdebar debar kencang.

Pendengaran menjadi sangat kurang (saraf keseimbangan berada di telinga). Pada kondisi

demikian cek kimia darah tetatp dalam kondisi normal.

Pada diagnosa awal biasanya disebabkan karena adanya infeksi saluran cerna atau maag

dan radang saluran kencing yang membuat sarafsaraf menjadi sangat lemah. Oleh karena itu

di era yang serba cepat, sibuk dan banyak lupa waktu saat ini, perawatan, relaksasi dan

perbaikan fungsi saraf sangat penting guna menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.

Antioksidan berfungsi mencegah terjadinya kanker. Makanlah timun setelah memakan sate,

karena daging gosong sperti sate mengandung senyawa nitrosimin penyebab kanker.

senyawa ini bisa dilawan dengan saonin yang terkandung di ketimun. Ketimun mengandung

saponin, enzim proteolik, glutation. Juga CLA (conjugated linoleat acid) yang bersifat

antioksidan yang melawan kerusakan akibat radikalisasi.

Migrain Vestibular

Migrain vestibular merupakan kelainan di mana terdapat migrain yang menyebabkan

vertigo. Kelainan ini merupakan salah satu kelainan terbanyak yang menyebabkan vertigo

spontan yang bersifat episodik. Migrain vestibular lebih banyak terdapat pada wanita

Page 60: pemicu 4 sarji

dibandingkan pria, dengan perbandingan 1,5-5 : 1. Usia terbanyak yang sering terkena

migrain yaitu usia 20-40 tahun. Biasanya, migrain muncul lebih dulu sebelum adanya

vertigo. Pada beberapa penelitian, diketahui bahwa individu yang memiliki migrain lebih

berisiko terkena vertigo.

Migrain ditunjukkan dengan adanya nyeri kepala unilateral yang progresif. Pada 35% pasien

migrain biasanya disertai dengan vertigo. Vertigo tersebut bersifat posisional dan spontan.

Vertigo tersebut memiliki durasi yang bervariasi, mulai dari beberapa detik hingga beberapa

hari. Serangan tersebut dapat berlangsung hingga beberapa bulan atau tahun. Setelah

serangan selesai, pasien membutuhkan beberapa minggu untuk dapat benar-benar pulih dari

serangan tersebut. Dapat juga terjadi vertigo visual, yaitu vertigo yang terjadi karena dipicu

oleh pergerakan lingkungan, seperti keramaian. Dapat terjadi migrain yang berlangsung

hingga 60 menit sebelum serangan vertigo. Migrain ini tidak pernah berlangsung bersamaan

dengan vertigo. Selain itu, pada serangan migrain, dapat ditemukan adanya aura yang

biasanya berlangsung sebelum serangan sakit kepala. Aura tersebut dapat berupa fotofobia,

fonofobia (intoleransi terhadap suara), dan osmofobia.

Beberapa gejala lain yang dapat muncul yaitu intoleransi pergerakan kepala, mual, muntah,

pusing, penurunan tajam penglihatan bila dipengaruhi oleh fotofobia, nyeri leher,

disorientasi spasial, dan ansietas. Gangguan pendengaran dan tinitus jarang ditemukan.

Gangguan pendengaran yang terjadi biasanya ringan dan tidak mengalami progresivitas.

Meniere’s disease

Penyakit Meniere merupakan penyakit di mana terjadi gangguan keseimbangan terutama

saat berdiri, yang menyebabkan pasien tersebut tidak mampu berdiri tegak. Penyakit ini

ditemukan oleh Meniere pada tahun 1861. Insiden penyakit Meniere yaitu sebesar 10-150

orang per 100.000 orang per tahunnya. Penyakit ini biasanya menyerang pasien yang berusia

50 tahun ke atas, namun jarang ditemukan pada pasien berusia <20 tahun atau >70 tahun.4,5

Etiologi

Penyakit ini disebabkan oleh meningkatnya volume endolimfa pada skala media koklea.

Peningkatan cairan tersebut diakibatkan oleh adanya gangguan biokimia pada cairan

endolimfa dan gangguan klinik pada membran labirin.4 Pada beberapa penelitian, diketahui

Page 61: pemicu 4 sarji

bahwa pasien dengan penyakit Meniere memiliki kantung endolimfatik yang kecil dan

memiliki daya absorpsi cairan yang rendah.

Gejala klinis

Gejala klinis dari penyakit Meniere yaitu adanya trias atau sindrom Meniere, yaitu vertigo,

tinitus, dan tuli sensorineural terhadap nada rendah. Vertigo yang pertama kali terjadi

biasanya berat dan disertai mual, muntah, berkeringat, dan wajah pucat. Gejala tersebut

biasanya muncul pada saat orang tersebut berdiri. Hal tersebut berlangsung selama beberapa

hari hingga minggu. Vertigo tersebut bersifat periodik, dan pada serangan berikutnya,

vertigo tersebut lebih ringan. Selain itu, pada setiap muncul vertigo, disertai dengan

gangguan pendengaran yang berupa tinitus dan perasaan penuh di telinga.Tinitus tersebut

biasanya bersifat nyaring, seperti suara mesin atau ombak air.

Setelah serangan vertigo selesai, biasanya pasien merasakan lelah. Tidak terdapat kehilangan

kesadaran selama serangan Meniere. Biasanya, pasien merasakan panik akibat stres

emosional dari serangan tersebut.

Diagnosis untuk penyakit Meniere dapat ditegakkan dengan beberapa kriteria diagnosis,

yaitu:

Adanya vertigo yang hilang timbul

Fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli saraf

Tidak terdapat kemungkinan penyebab gangguan keseimbangan sentral

Vestibular neuritis

Neuritis vestibular merupakan disfungsi sistem vestibular perifer yang bersifat akut.

Disfungsi tersebut diakibatkan oleh inflamasi pada saraf telinga dalam. Neuritis ini hampir

sama gejala klinisnya dengan labirintitis, namun berbeda dalam hal fungsi auditorinya.

Penyakit ini biasanya menyerang pada usia pertengahan, yaitu di atas 40 tahun.

Etiologi

Etiologi dari neuritis vestibular masih belum diketahui. Namun, terdapat hipotesis kuat

bahwa etiologi dari neuritis ini sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus pada saraf

vestibular atau labirin. Salah satu virus tersebut yaitu infeksi laten HSV tipe 1 pada ganglion

vestibular. Beberapa virus lain yang dapat menyebabkan neuritis vestibular yaitu virus

Page 62: pemicu 4 sarji

influenza, campak, rubella, polio, hepatitis, dan Epstein-Barr. Selain itu, iskemi terlokalisasi

akut dari vestibular juga dapat menyebabkan neuritis vestibular.

Tanda dan gejala

Vertigo merupakan gejala utama yang dikeluhkan pasien, karena vertigo ini terasa berat dan

disertai dengan mual dan muntah. Vertigo ini lebih berat pada pergerakan kepala dan

biasanya terasa pada saat bangun pagi. Vertigo biasanya menyerang selama beberapa jam

dan terasa semakin berat. Dalam beberapa hari, vertigo ini semakin berat dan kemudian

menjadi ringan pada beberapa minggu.Gangguan keseimbangan pada pasien terjadi selama

beberapa bulan. Selain itu, pada penyakit ini tidak ditemukan adanya penurunan

pendengaran, defisit saraf kranial, inflamasi membran timpani, demam tinggi, dan nyeri

pada mastoid.

Sedangkan, tanda yang utama yaitu adanya nistagmus spontan dan horizontal. Nistagmus

fase cepat terlihat jika mata melirik ke arah telinga sehat, dan fase lambat terlihat ketika

mata melirik ke arah telinga sakit. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan sinyal

vestibular dari telinga yang sakit. Nistagmus ini juga terlihat pada manuever Hallpike.

18. Perbedaan gangguan mental organic dan non-organik dan cara

membedakannya! (Helen Angelin K. M.)

Page 63: pemicu 4 sarji

19. Tatalaksana gangguan jiwa : (Evan Kristanto Gampa)

a. Farmakologi

Psikofarmako atau obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada SSP

dan berefek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku, digunakan untuk terapi

gangguan psikiatrik yang berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang.

Berdasarkan penggunaan klinik, psikotropik dapat dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu:

1. Antipsikosis (major tranquilizer) → golongan tipikal dan atipikal

2. Antiansietas (minor tranquilizer) → golongan benzodiazepin

3. Antidepresi → SSRIs (Lini I); antidepresi trisiklik (Lini II); antidepresi atipikal,

MAO inhibitor (Lini III)

4. Antimania (mood stabilizer) → Litium, Asam valproat, karbamazepin

5. Psikotogenik → Meskalin, dietil asam lisergat

b. Non-farmakologi (rehabilitasi)

Rehabilitasi adalah segala tindakan fisik, penyesuaian psikososial dan latihan

vokasional sebagai usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri yang optimal

serta mempersiapkan pasien secara fisik, mental, sosial, dan vokasional untuk suatu

kehidupan penuh sesuai dengan kemampuannya.

Tahap rehabilitasi terbagi atas :

- Tahap persiapan

- Tahap pelaksanaan

- Tahap pengawasan

Jenis kegiatan rehabilitasi terdiri atas :

- Orientasi

- Assertion

- Accupation

- Recreation

Page 64: pemicu 4 sarji

20. Perbedaan delirium berdasarkan PPDGJ III dan OSM IV? (Gladys Suwanti)

Menurut Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa, delirium adalah :

1. Penyakit intrakranial

- Epilepsi atau keadaan kejang

- Trauma otak

- Infeksi (meningitis & ensetalitis)

- Neoplasma

2. Penyebab ekstrakranial

- Obat-obatan

3. Penyakit organ non-endokrin

Sedangkan menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV),

delirium adalah :

1. Delirium akibat kondisi medis umum, seperti infeksi

2. Delirium yang diinduksi oleh obat-obatan, seperti zat psikoaktif

3. Delirium dengan etiologi multiple, seperti trauma kepala dan penyakit ginjal

4. Delirium yang tak tergolongkan.

21. Hubungan gaduh gelisah dan skizofrenia? (Novia Kaisarianti)

Skizofrenia Katatonik

- Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia

- satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya :

a) stupor (amat berkurangnya reaktivitas terhadap lingkungan dan gerakan serta aktivitas

spontan) atau mutisme

b) gaduh-gelisah

c) menampilkan posisi tubuh tertentu

d) negativism

e) rigiditas

f) waxy flexibility

Page 65: pemicu 4 sarji

g) gejala lin seperti “command automatism” (kepatuhan secara otomatis terhadap

perintah), dan pengulangan kata-kata serta kalimat-kalimat.

Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan katatonik,

diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai

tentang adanya gejala lainnya. penting untuk diperhatikan bahwa gejala-gejala katatonik

bukan petunjuk diagnostic untuk skizofrenia. Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh

penyakit otak, gangguan metabolic, atau alcohol dan obat-obatan, serta dapat juga terjadi

pada gangguan afektif.

22. Hubungan gaduh gelisah dan delirium? (Devina Aulia Aziza)

Delirium menunjuk kepada sindrom otak organic karena gangguan fungsi atau metabolisme

otak secara umum atau karena keracunan yang menghambat metabolisme otak. Gejala

utamanya ialah kesadaran yang menurun. Gejala-gejala lain adalah penderita tidak mampu

mengenal orang dan berkomunikasi dengan baik, ada yang bingung atau cemas, gelisah dan

panic, ada pasien yang terutama berhalusinasi dan ada yang hanya berbicara komatkamit dan

inkoheren. Delirium perlu didiagnosis bandingkan dengan skizofrenia, demensia, hysteria

dan isolasi sensorik.

Gelisah dalam delirium meliputi terganggunya atensi yang mencakup berkurangnya

kemampuan memfokuskan, mempertahankan atau mengalihkan atensi, hendaya dalam

bidang orientasi (khususnya terhadap waktu dan tempat).

Skizofrenia jenis katatonik yang stupor atau gaduh gelisah bila timbul sangat akut memang

sukar dibedakan dari delirium. Diagnosis angan berdasarkan psikopatologi saja, tetapi

carilah gejala-gejala badaniah. Delirium biasanya hilang bila penyakit badaniah yang

menyebabkannya sudah sembuh, mungkin sampai kira-kira 1 bulan setelahnya. Jika

disebabkan oleh proses yang langsung menyerang otak, bila sembuh maka gejalanya

tergantung pada besarnya kerusakan yang ditinggalkan gejala-gejala neurologis dana tau

gangguan mental dengan gejala utama gangguan intelegensi.

Penderita harus dijaga terus, lebih-lebih bila ia sangat gelisah, sebab ia berbahaya untuk diri

sendiri (jatuh, lari, loncat keluar dari jendela dan sebagainya).

Page 66: pemicu 4 sarji

Jadi dapat disimpulkan bahwa gaduh gelisah tidak memiliki kaitan erat dengan delirium,

pada delirium hanya terdapat gelisah tetapi bukan gaduh gelisah. Disamping itu juga

terdapat kebingungan, kecemasan, halusinasi dan psikomotor meningkat.

23. Hubungan gaduh gelisah dan gangguan waham? (Rayma Hayati)

Peptida

Peptida yang merupakan senyawa yang terbentuk dengan menghubungkan satu atau lebih

asam amino melalui ikatan kovalen. Petida dibebaskan dari sistem limbik otak. Sistem

limbik dan peptida bertanggung jawab untuk semua emosi dan memori.

Sel dan Reseptor

Peptida yang telah dirilis akan menuju ke reseptor di otak. Ada lebih dari seratus ribu

reseptor di otak. Reseptor ini bertindak seperti satelit. Mereka menerima pesan dari peptida

dan mengirimkan pesan ke sel-sel melalui gelombang. Kemudian sel-sel mulai bekerja untuk

membuat emosi, dengan membuat protein baru, pembelahan sel, menambah atau

menghilangkan bahan kimia, seperti fosfat, atau membuka / menutup saluran ion.

Neuropeptida dan reseptor

Neuropeptida tersimpan dalam otak emosional dan dikirim ke seluruh tubuh ketika

seseorang merasakan suatu emosi, lalu memberitahukan tubuh bagaimana harus bereaksi.

Neuropeptida (peptida yang terletak di otak) memiliki situs reseptor khusus. Neuropeptida

hanya berikatan ke lokasi reseptor yang spesifik. Neuropeptida harus berikatan ke lokasi

tersebut agar dapat menyampaikan informasi.

Emosi dan efeknya

Ketika seseorang stres, epinefrin dilepaskan.

Ketika seseorang bersemangat atau cemas, adrenalin dilepaskan.

Ketika seseorang bahagia, dopamin, serotonin, oksitosin atau endorphin dilepaskan.

Ketika seseorang sedih, serotonin, norepinefrin, dan dopamin dilepaskan.

Page 67: pemicu 4 sarji

24. Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnose serta interpretasinya! (Aditya

Chandra Foresta)

1. Neuropatologi

Diagnosa definitive tidak dapat ditegakkan tanpa adanya konfirmasi neuropatologi.

Secara umum didapatkan:

Atropi yang bilateral, simetris lebih menonjol pada lobus temporoparietal, anterior

frontal, sedangkan korteks oksipital, korteks motoric primer, system

somatosensorik tetap utuh.

Berat otaknya berkisar 1000 gr (850-1250gr).

2. Pemeriksaan

Penyakit Alzheimer selalu menimbulkan gejala demensia.

Fungsi pemeriksaan neuropsikologik ini untuk menentukan ada atau tidak adanya

ganggian fungsi kognitif umum dan mengetahui secara rinci pola deficit yang

terjadi.

Test psikologis ini juga bertujuan untuk menilai fungsi yang ditampilkan oleh

beberapa bagian otak yang berbeda-beda seperti gangguan memori, kehilangan

ekspresi, kalkulasi, perhatian dan pengertian Bahasa.

3. CT scan

Menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab demensia lainnya selain Alzheimer

seperti multiinfark da tumor serebri. Atropi kortikal menyeluruh dan pembesaran

ventrikel keduanya merupakan gambaran marker dominan yang sangat spesifik

pada penyakit ini.

Penipisan Substansia alba serebri dan pembesaran ventrikel berkorelasi dengan

beranya gejala klinik dan hasil pemeriksaan status mini mental.

4. MRI

Peningkatan intensitas pada daerah kortikal dan perventrikuler. Capping ini

merupakan predileksi untuk demensia awal. Selain didapatkan kelainan di kortikal,

gambaran atropi juga terlihat pada daerah subkortikal seperti adanya atropi

hipokampus, amigdala serta pembesaran sisterna basalis dan fissure sylvii.

Page 68: pemicu 4 sarji

MRI telah lebih sensitive untuk membedaka demensia dari penyakit Alzheimer

dengan penyebab lain, dengan memperhatikan ukuran dari hipokampus.

5. EEG

Berguna untuk mengidentifikasi aktifitas bangkitan yang subklinis. Sedang pada

penyakit Alzheimer didapatkan perubahan gelombang lambat pada lobus frontalis

yang non spesifik.

6. PET ( Positron Emission Tomography)

Pada penderita Alzheimer, hasil PET ditemukan:

- Penurunan aliran darah

- Metabolisme 02

- Glukosa didaerah serebral

- Up take L123 sangat menurun pada regional parietal, hasil ini sangat berkorelasi

dengan kelainan fungsi kognisi dan sesuai dengan hasil observasi penelitian

neuropatologi.

7. SPECT (Single Photon Emissin Computed Tomography)

Aktifitas L 123 pada region parietal penderita Alzheimer. Kelainan ini berkorelasi

dengan tingkat kerusakan fungsional dan deficit kognitif. Kedua pemeriksaan ini tidak

digunakan secara rutin.

8. Laboratorium Darah

Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik pada penderita Alzheimer.

Pemeriksaan lainnya seperti pemeriksaan darah rutin, B12, calcium, fosfor, BSE, fungsi

renal dan hepar, tiroid, asam folat, serologi sifilis, screening antibody yang dilakukan

secara selektif.

Kriteria diagnostic DSM-IV-TR Skizofrenia

A. Gejala karakteristik; Dua poin berikut, masing-masing terjadi dalam porsi waktu yang

signifikan selama periode 1 bulan:

1. Waham

2. Halusinasi

3. Bicara kacau

Page 69: pemicu 4 sarji

4. Perilaku sangant kacau atau katatonik

5. Gejala negative

B. Dsifungsi social

Selama suatu porsi waktu yang signifika sejak awitan gangguan, terdapat satu atau lebih

area fungus utama, seperti pekerjaan, hubungan interpersonal atau perawatan diri yang

berada jauh dibawah tingkatan yang telah dicapai sebelum awitan.

C. Durasi:

Tanda kontinu gangguan berlangsung selama setidaknya 6 bulan. Periode 6 bulan ini

harus mencakup setidaknya 1 bulan gejala yang memenuhi kriteria dan mencakup

periode gejala prodromal atau residual. Selama periode gejala prodromal atau residual

ini, tanda gangguan dapat bermanifestas sebagai gejala negative saja atau dua atau lebih

gejala yang lemah.

D. Ekslusi gangguan mood dan skizifrenia:

Gangguan skizoafektif dan gangguan mood dengan ciri psikotik telah disingkirkan baik

karena 1. Tidak ada episode depresif, manik atau campuran mayor yang terjadi

bersamaan dengan gejala fase aktif maupun 2. Jika episode mood terjadi selama gejala

fase aktif durasi totalnya relative singkat dibanding durasi perode aktif dan residual.

E. Eksklusi kondisi medis umum/zat:

Gangguan tersebut tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat.

F. Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasif:

Jika terdapat riwayat gangguan autistic atau gangguan perkembangan pervasif lainnya,

diagnosis tambahan skizofrenia hanya dibuat bila waham atau halusinasi yang prominem

juga terdapat selama setidaknya satu bulan.

Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR Sub Tipe

Tipe Paranoid

Tipe Skizofrenia yang memenuhi kriteria berikut.

A. Preokupasi terhadap satu atau lebih waham atau halusinasi auditorik yang sering.

B. Tidak ada hal berikut yang prominen; bicara kacau, perilaku kacau atau katatonik

atau afek datar atau tidak sesuai.

Page 70: pemicu 4 sarji

Tipe Hebefernik

Tipe Skizofrenia yang memenuhi kriteria berikut.

A. Semua hal yang memenuhi kriteria berikut :

1. Bicara kacau

2. Perilaku kacau

3. Afek datar atau tidak sesuai

B. Tidak memenuhi kriteria tipe katatonik

Tipe Katatonik

Tipe Skizofrenia yang gambaran klinisnya didominasi setidaknya dua hal berikut.

1. Imobilitas motoric sebagaimana dibuktikan dengan katalepsi atau stupor.

2. Aktivitas motoric yang berlebihan.

3. Negativisme ekstrim atau mutisme.

4. Keanehan gerakan volunter sebagaimana diperlihatkan oleh pembentukan postur,

gerakan stereotipi, manerisme prominen atau menyeringai secara prominen.

5. Ekolaila atau ekopraksia.

Tipe Tak Diferensiasi

Tipe Skizofrenai yang gejalanya memenuhi Kriteria A, namun tidak memenuhi kriteria

paranoid, hebefrenik atau katatonik.

Tipe Residual

Tipe Skizofrenia yang memenuhi kriteria berikut:

A. Tidak ada waham, halusinasi, bicara kacau yang prominen, serta perilaku sangat

kacau atau katatonik.

B. Terdapat bukti kontinu adanya gangguan, sebagaimana diindikasikan oleh adanya

gejala negative atau dua atau lebih gejala yang tercantum pada kriteria A untuk

Skizofrenia, yang tampak dalam bentuk yang lebih lemah.

Page 71: pemicu 4 sarji

Ktiteria Diagnostik DSM-IV-TR Gangguan Waham

A. Waham tidak bizar sekurang-kurangnya 1 bulan.

B. Kriteria A Skizofrenia tidak pernah terpenuhi.

C. Berbeda dengan dampak waham atau hasil akhirnya, fungsi tidak terganggu secara

nyata dan perilaku tidak secara jelas aneh atau bizar.

D. Jika episode mood telah terjadi bersamaan dengan waham, durasi totalnya singkat

dibandingkan durasi periode waham.

E. Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis suatu zat secara langsung atau kondisi

medis umum.

Kriteria Diagnosis DSM-IV-TR Untuk Delirium

A. Gangguan kesadaran disertai penurunan kemampuan memfokuskanm,

mempertahankan atau mengalihkan atensi.

B. Perubahan kognisi atau timbulnya gangguan persepsi yang tidak disebabkan oleh

demensia yang telah ada sebelumnya telah ditegakkan sebelumnya, atau sedang

berkembang.

C. Gangguan tersebut muncul dalam jangka waktu singkat dan cenderung berfluktuasi

sepanjang hari.

D. Terdapat bukti berdasarkan bukti berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, atau

temuan laboratorium bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh konsekuensi

fisiologis langsung dari suatu kondisi medis umum.