Pemicu 4 Komputasi Kelompok VII

19
TUGAS PEMICU IV KOMPUTASI PROSES TEKNIK KIMIA OLEH: KELOMPOK VII 1. MELVHA HUTAPEA / 080405058 2. RETNO DIAN PURBA / 100405040 3. NOFRIKO PRATAMA / 100405046 4. ANDA PUTRA / 100405052 5. FELICIA / 100405055 6. AGNES SARTIKA D P / 100405071 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

description

Pemicu 4 Komputasi Kelompok VII dari problem Mata KUliah KOmputasi Proses

Transcript of Pemicu 4 Komputasi Kelompok VII

  • TUGAS PEMICU IV

    KOMPUTASI PROSES TEKNIK KIMIA

    OLEH:

    KELOMPOK VII

    1. MELVHA HUTAPEA / 080405058

    2. RETNO DIAN PURBA / 100405040

    3. NOFRIKO PRATAMA / 100405046

    4. ANDA PUTRA / 100405052

    5. FELICIA / 100405055

    6. AGNES SARTIKA D P / 100405071

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2012

  • METODE EULER

    1. Metode Euler Eksplisit

    Metode Euler merupakan metode yang paling sederhana untuk

    mengintegrasikan PDB orde satu secara numerik. Kondisi atau syarat atau nilai

    awal (xo, yo) digunakan untuk menghitung besarnya slope (atau tangen arah) y(x)

    pada x = xo:

    Dengan menganggap bahwa slope (dy/dx) pada interval x bernilai tetap, maka

    nilai y(xo+x) dapat diperkirakan sebesar:

    y(xo +x ) = y(xo )+x f (xo , yo )

    Selanjutnya, nilai-nilai x dan y ini (yakni x = x0+x dan y = y(x0+x)) digunakan

    untuk memperkirakan besarnya slope pada titik yang baru. Atau, nilai y(x0+2x)

    dapat dihitung sbb:

    y(xo + 2x ) = y(xo + x ) + x f (xo +x, y(xo +x ))

    Demikian seterusnya.

    Pola perhitungan yang beruntun ini digambarkan sebagai bentuk umum metode

    Euler Eksplisit:

    atau: yi+1 = yi +x . f ( xi , yi )

    atau: yi+1 = yi + h . f ( xi , yi )

    dengan: x = h menyatakan lebar langkah (step size)

    f (xi , yi) merupakan bentuk persamaan diferensial seperti pada persamaan

    diferensial

    , sehingga:

    atau

  • Perhatikan bahwa formula metode Euler ini juga dapat dijabarkan dari

    ekspansi deret Taylor untuk yi+1 di sekitar yi:

    dengan mengabaikan suku-suku berorde x2 (=h2) dan yang lebih tinggi.

    Dengan kata lain, metode Euler ini mempunyai tingkat ketelitian yang dinyatakan

    dengan local truncation error sebesar:

    ei = (x2) atau: ei = (h

    2)

    Metode ini mempunyai global truncation error sebesar:

    Ei = nilai eksak yi nilai pendekatan numerik yi

    Gambar 1.1 Representasi Metode Euler Eksplisit

    Contoh Soal

    Gunakan metode Euler untuk menghitung nilai y pada x = 1 jika:

    =

    2 dengan nilai awal: y = 1 pada x = 0

  • Penyelesaian:

    Formula metode Euler untuk kasus ini dapat dituliskan sebagai: yi+1 = yi

    +x 2

    Jika diambil step size x = 0,1, maka:

    pada xo = 0 dan yo = 1 dapat dihitung:

    y1 = 1 + (0,1) (0)2 (1) = 1

    Selanjutnya, pada x1 = xo + x = 0 + 0,1 = 0,1 dan y1 = 1 dapat dihitung:

    y2 = 1 + (0,1) (0,1)2 (1) = 1,001

    Selanjutnya, pada x2 = x1 + x = 0,1 + 0,1 = 0,2 dan y2 = 1,001 dapat dihitung:

    y3 = 1,001 + (0,1) (0,2)2 (1,001) = 1,005

    Demikian seterusnya, hingga diperoleh y pada x = 1.

    Sebagai perbandingan, dapat diambil nilai step size yang lain, misalnya: x = 0,05

    x = 0,02, dan x = 0,2. Dengan cara yang sama, maka dapat diperoleh hasil-

    hasil perhitungan sebagai berikut:

    Tabel 2.1 Hasil Perhitungan Dengan Variasi Step Size

    Dan apabila diplotkan nilai x dan y, akan diperoleh grafik sebagai berikut:

  • Gambar 2.1 Hasil Perhitungan Dengan Variasi Step Size

    2. Metode Euler Implisit

    Seperti yang ditunjukkan sebelumnya, ada batasan pada langkah metode

    Euler untuk persamaan diferensial. Batasan ini terkhusus untuk disebut sistem

    kaku. Untuk menggambarkan apa yang dimaksud dengan sistem kaku

    berdasarkan:

    2

    2 + 1001

    + 1000y = 0

    Solusi umumnya adalah:

    y Ae-t + Be

    -1000t

    dimana A dan B adalah konstanta. Persamaan pertama lebih lambat

    penyelesaiannya dibandingkan dengan persamaan kedua. Sehingga, setelah saat t:

    Penerapan dari metode Euler, kita dapat mengurangi persamaan orde kedua untuk

    dua persamaan orde pertama oleh:

    z =

  • sehingga:

    = -1001z 1000y

    = z

    Langkah dasar Euler:

    Dalam prakteknya kita tidak tahu nilai yn +1. Jadi kita perlu mulai dari y0. Dasar

    langkah untuk bentuk persamaannya adalah:

    = f(x,y)

    xn+1 = xn + x

    yn+1 = yn + f(xn+1,yn+1)x

    Karena secara umum f (x, y) adalah, fungsi non-linear dari y, diperlukan

    iterasi untuk memecahkan persamaan terakhir untuk yn +1. Karena yn +1 tidak

    secara eksplisit diberikan, metode ini disebut implisitEuler metode.

    Hasil penyelesaian stiff equation dengan metode Euler eksplisit dan implicit

    ditunjukkan dibawah ini. Dimana t = 0,1 untuk kedua metode.

    Catatan: metode eksplisit menjadi tidak stabil pada t yang besar.

  • Contoh Soal:

    Gunakan metode Euler, untuk menyelesaikan persamaan differensial

    y = -y; dengan syarat y(0) = 1

    Misalkan h yang akan digunakan adalah 0.01 untuk x dalam interval [0,04].

    Penggunaan persamaan terakhir dengan h(x) = 0,01 memberikan hasil berikut :

    y(0,01) = 1 + (0,01)(-1) = 0,99

    y(0,02) = 0,99 + (0,01)(-0,99) = 0,9801

    y(0,03) = 0,9801 + (0,01)(-0,9801) = 0,9703

    y(0,04) = 0,9703 + (0,01)(-0,9703) = 0,9606

    Solusi eksak dari persamaan differensial di atas adaalah y = e-x

    , dan dari nilai x =

    0,04 diperoleh nilai y = 0,9606.

  • METODE RUNGE-KUTTA

    Ada dua alasan utama mengapa metode Euler umumnya tidak digunakan

    dalam komputasi ilmiah. Pertama, kesalahan pemotongan per langkah terkait dengan

    metode ini jauh lebih besar daripada yang terkait dengan lainnya, lebih maju, metode

    (untuk nilai tertentu h). Kedua, metode Euler terlalu rentan terhadap ketidakstabilan

    numerik.

    Alasan utama bahwa metode Euler memiliki seperti kesalahan pemotongan

    besar per langkah adalah bahwa dalam mengembangkan solusi dari xn untuk x{n +1}

    metode hanya mengevaluasi derivatif pada awal interval: yaitu, pada xn. Metode ini,

    oleh karena itu, sangat asimetris sehubungan dengan awal dan akhir interval. Kita

    dapat membuat metode integrasi yang lebih simetris dengan membuat langkah

    percobaan Euler-seperti untuk titik tengah dari interval, dan kemudian menggunakan

    nilai dari kedua x dan y pada titik tengah untuk membuat langkah nyata di interval.

    Untuk lebih tepatnya,

    Sebagaimana ditunjukkan dalam jangka kesalahan, simetrisasi ini

    membatalkan kesalahan orde pertama, dengan membuat metode orde kedua. Bahkan,

    metode di atas umumnya dikenal sebagai metode orde kedua Runge-Kutta. Metode

    Euler dapat dianggap sebagai metode orde pertama Runge-Kutta.

    Salah satu anggota keluarga Runge-Kutta metode begitu umum digunakan

    sehingga sering disebut sebagai "RK4", "klasik Runge-Kutta metode" atau hanya

    sebagai "metode Runge-Kutta". Biarkan masalah nilai awal ditetapkan sebagai

    berikut.

    Di sini, y adalah fungsi yang tidak diketahui (skalar atau vektor) dari waktu t

    yang kita ingin perkiraan, kita diberitahu bahwa , tingkat di mana y perubahan,

  • merupakan fungsi dari t dan y sendiri. Pada saat awal , nilai y yang sesuai adalah

    . Fungsi f dan data , diberikan. Sekarang memilih langkah h> 0 dan

    mendefinisikan

    untuk n=0,1,2,3,... , dengan

    Berikut adalah pendekatan RK4 dari , dan nilai berikutnya (

    ) ditentukan oleh nilai sekarang ( ) ditambah rata-rata tertimbang dari empat

    kenaikan , di mana kenaikan masing-masing adalah produk dari ukuran interval, h,

    dan kemiringan diperkirakan ditentukan oleh fungsi f di sisi kanan dari persamaan

    diferensial.

    adalah kenaikan berdasarkan lereng di awal interval, menggunakan ,

    (metode Euler);

    adalah kenaikan didasarkan pada kemiringan pada titik tengah dari

    interval, menggunakan + ;

    lagi kenaikan berdasarkan kemiringan pada titik tengah, tapi sekarang

    menggunakan + ;

    adalah kenaikan berdasarkan lereng pada akhir interval, menggunakan

    + .

    Dalam rata-rata empat bertahap, bobot yang lebih besar diberikan kepada

    peningkatan pada titik tengah. Bobot yang dipilih sedemikian rupa sehingga jika f

    adalah independen dari y, sehingga persamaan diferensial setara dengan terpisahkan

    sederhana, maka RK4 adalah aturan Simpson.

    Metode Runge-Kutta Orde 2 diberikan dalam skema berikut

    yn+1 = yn + (k1 + k2)/2

    dengan

    k1 = hf (xn,yn), k2 = hf (xn,yn + k1)

  • Metode Runge-Kutta orde empat diberikan dalam rumus berikut ini:

    yn+1 = yn + 1/6(k1 + 2k2 + 2k3 + k4)

    dengan

    k1 = f (xn,yn), k2 = f (xn + h/2 , yn + k1/2), k3 = f (xn + h/2,yn +k2), k4 = f(xn + h/2,yn +k3)

    h = step size

    Contoh

    Diberikan MNA dalam bentuk

    = y-x, dengan y (0) = 2 .

    Tentukan y (0,1) dan y (0,2) teliti hingga empat tempat desimal:

    Penyelesaian:

    (i) Metode Runge-Kutta Orde Dua

    Pilih h = 0,1 , f(x,y) = y-x, dan y (0) = 2. Kemudian tentukan nilai-nilai koefisien k1

    dan k2 dengan cara berikut:

    k1 = hf0 (x0,y0) = 0,1f (0,2) = 0,1 (2-0) = 0,2

    k2 = hf (x0 + h,y0 + k1) = 0,1 [f ( 0 + 0,1 , 2 + 0,2)]

    k2 = 0,1 [f(0,1 ; 2,2)]

    k2 = 0,1 (2,2 0,1) = 0,21

    Kemudian dihitung nilai y pertama yaitu

    y1 = (0,1)

    = y0 + (k1 +k2)

    = 2 + (0,2 + 0,21)

    = 2,2050

    Guna mendapatkan nilai fungsi y2

    = y(0,2), diperlukan x0 = 0,1 dan y

    0 = 2,2050.

    Dengan cara yang sama diperoleh:

    k1 = hf0 (x0,y0)

    = 0,1f (0,1 ; 2,2050)

    = 0,1f (2,2050 0,1) = 0,2105

    k2 = hf (x0 + h,y0 + k1)

    = 0,1 f (0,2 , 2,4155)

  • = 0,1 f (2,4155 0,2)

    = 0,22155

    sehingga

    y2 = y0 + (k1+k2)

    = 2,20050 + (0,2105 + 0,22155)

    = 2,4210

    Analog, akan diperoleh pula

    y3

    = y (0,3) = 2,6492

    dan

    y4

    = y (0,4) = 2,8909

    Untuk keperluan pembanding, dapat diperlihatkan bahwa ketika pilihan h = 0,2

    diperoleh

    y (0,2) = 2,4200 dan y (0,4) = 2,8880.

    Dari hasil numerik ini, memperlihatkan betapa pilihan h memainkan peranan dalam

    hal keakuratan aproksimasi.

    Sementara itu, solusi secara analitik MNA dalam Contoh adalah fungsi. Solusi

    analitik untuk nilai-nilai y (0,2) dan y (0,4) berturut-turut adalah 2,4214 dan 2,8918

    Berikut ini rekapitulasi nilai-nilai fungsi solusi Contoh yang telah dikemukakan.

    x y hitung y eksak Selisih Rasio

    0,2 h = 0,1 : 2,4210

    2,4214 0,0004

    3,5 h = 0,2 : 2,4200 0,0014

    0,3 h = 0,1 : 2,8909

    2,4918 0,0009

    4,2 h = 0,2 : 2,8880 0,0038

    Dari tabel di atas terlihat bahwa metode Runge-Kutta orde dua konvergen

    (ii) Metode Runge-Kutta Orde Empat

    Analog dengan langkah-langkah penyelesai MNA dengan metode Runge-Kutta orde

    dua, Metode Runge-Kutta orde empat memberikan untuk h = 0,1:

    k1 = h f(x0,y0) = 0,1 (0,2)

    = 0,1 f (2-0) = 0,2

    k2 = h f(x0 + h, y0 + k1)

    = 0,1f (0,05 , 2,1)

  • = 0,1 (2,1-0,05)

    = 0,205

    k3 = hf(x0 + h, y0 + k2)

    = 0,1f (0,05 , 2 + 0,1025)

    = 0,1 (2,1025 0,05)

    = 0,20525

    k4 = hf (x0 + h , y0 + k3)

    = 0,1f ( 0,1 , 2,20525)

    = 0,1 (2,20525 0,1)

    = 0,21053

    Dari nilai-nilai tersebut diperoleh :

    y1 = y(0,1)

    = y0 + (k1 + 2k2 + 2k3 + k4)

    = 2 + (0,2 + 0,410 + 0,4105 + 0,21043)

    = 2,2052

    Dengan cara yang sama didapat juga y (0,2) = 2,4214

  • PROGRAM MATLAB

    Matlab merupakan salah satu paket aplikasi matematika yang sangat cepat

    dan menyenangkan untuk digunakan sebagai ala pemecahan masalah matematika

    secara numerik. Masalah-masalah komputasi yang ditemui di dalam matematika

    dapat diselesaikan secara jauh lebih cepat dengan Matlab. Matlab sangat cocok dan

    cepat untuk melakukan perhitungan-perhitungan yang melibatkan matriks. Hal ini

    sesuai dengan nama Matlab yang merupakan singkatan dari Matrix Laboratory.

    Matlab dapat digunakan untuk melakukan komputasi numerik, simbolik, visualisasi,

    serta pemrograman.

    Contoh aplikasi dari Matlab adalah penyelesaian persamaan diferensial.

    Matlab menyediakan beberapa perintah untuk menyelesaikan persamaan diferensial

    biasa (PDB) maupun persamaan diferensial parsial (PDP), baik tingkat rendah

    maupun tingkat tinggi.

    PERSAMAAN DIFERENSIAL

    1. Persamaan Diferensial Biasa Orde 1 Tunggal

    Bentuk umum :

    a. Metoda Euler Eksplisit

    Bentuk umum :

    Contoh :

    Dengan menggunakan metoda euler eksplisit, tentukanlah nilai y pada x =1 jika

    dy/dx = x2y, dimana y = 1 pada x = 0.

    Penyelesaian:

    Dari bentuk umum, maka:

    Bila dipilih x = 0,1

  • maka:

    b. Metoda Runge-Kutta

    Bentuk umum:

    c. Metoda Euler Implisit

    Bentuk umum:

  • d. Fungsi Built-in Matlab

    Contoh : Program untuk persamaan differensial dy/dx = x2y

    Program: disimpan dalam file diferensial.m

    Hasil yang diperoleh dengan fungsi built-in ode45 ini sama dengan hasil perhitungan

    secara analitik.

  • 2. Sistem Persamaan Diferensial Biasa Orde 1

    Sistem persamaan diferensial biasa orde 1 melibatkan lebih dari satu PDB dengan

    bentuk umum sebagai berikut:

    dimana dan untuk x yang tertentu, maka yi diketahui.

    Metoda yang digunakan juga sama seperti penyelesaian PDB orde 1 yang tunggal.

    a. Metoda Euler Eksplisit

    Karena masing-masing persamaan dyi/dx bergantung secara umum terhadap semua

    nilai yi, maka masing-masing fi(x,y) harus dihitung terlebih dahulu. Maka algoritma

    untuk metoda ini adalah:

    dimana Sebagai contoh, yi,j merupakan nilai yi

    pada nilai x yang ke-j (yaitu, jika kondisi awal ditentukan pada x = 0, maka nilai x

    yang ke-j adalah j. x

    b. Metoda Runge-Kutta

    Bentuk umum:

  • 3. Persamaan Diferensial Parsial

    Bentuk umum:

    Penyelesaian yang paling sederhana adalah dengan menggunakan Metoda Eksplisit

    dengan pendekatan beda maju:

  • SOLUSI PROGRAM MATLAB

    Euler

    Menghasilkan penyelesaian: