Pemicu 3 imun
-
Upload
dheanindya-putri -
Category
Documents
-
view
43 -
download
1
description
Transcript of Pemicu 3 imun
Pemicu 3
Dhea anindya puteri405130195
Learning Objective:
1. Menjelaskan definisi & tipe hipersensitivitas2. Menjelaskan etiologi & mekanisme
hipersensitivitas3. Menjelaskan gejala hipersensitivitas4. Menjelaskan prosedur diagnosis
hipersensitivitas5. Menjelaskan tatalaksana hipersensitivitas6. Menjelaskan gejala, diagnosis dan penanganan
urtikaria, angioudem & reaksi anafilaksis
1. Menjelaskan definisi & tipe hipersensitivitas
Definisi
Hipersensitivitas merupakan:– Peningkatan reaktivitas / sensitivitas terhadap
antigen yang pernah dipajankan / dikenal sebelumnya. (Imunologi Dasar FKUI)
– Respon imun yang berlebihan dan yang tidak diinginkan karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh. (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam)
Klasifikasi
• Reaksi hipersensitivitas menurut Coombs dan Gell dibagi menjadi 4 tipe reaksi berdasarkan kecepatan dan mekanisme imun yang terjadi, yaitu tipe I, II, III, dan IV.
• Tipe I – III: immediate/segera• Waktu kurang dari 24 jam• Antibody mediated imunity (AMI)
• Tipe IV: delayed/tertunda• Waktu lebih dari 24 jam• Sel T dan makrofag (CMI)
Perbedaan hipersensitivitas tipe I, II, III, dan IV
Parameter Tipe I (anafilaktik)
Tipe II (sitotoksisk)
Tipe III (imun komplek)
Tipe IV (delay)
Antibodi Ig E Ig G, Ig M Ig G, Ig M Absen (sel T)
Antigen Exogenous Permukaan sel Agen mudah larut
Jaringan/ organ/ biologik
Waktu respon 15-30 menit Menit-jam 3-8 jam 48-72 jam
Gejala Kemerahan, seperti terbakar
Lisis dan nekrosis
Erithema, edema, nekrosis
Erithema dan pembengkakan
Histologi Basofil dan eosinofil
Antibodi dan komplemen
Komplemen dan neutrofil
Monosit & limfosit sel T
Contoh Allergik, asthma, hay fever
Eritroblastosis, nefritis
SLE, penyakit paru
Tes tuberkulin, racun, granuloma
2. Menjelaskan etiologi & mekanisme hipersensitivitas
Manifestasi dan mekanisme reaksi Hipersensitivitas
Tipe Manifestasi Mekanisme
I Reaksi hipersensitivitas cepat Biasanya IgE
II Antibodi terhadap sel IgG atau IgM
III Kompleks antigen-antibodi IgG (terbanyak) / IgM
IV Reaksi hipersensitivitas lambat Sel T yang disensitasi
Hipersensitivitas Tipe 1 :→ Diakibatkan oleh antibodi IgE yang diadsorbsi pada sel mast atau basofil→ Merupakan respons jaringan yang cepat ( hanya dalam hitungan menit )→ Reaksi yang terjadi dapat berupa rhinitis musiman, asma, bahkan anafilaksis ( gangguan sistemik yang fatal ).
Terjadi melalui 2 tahap :
1. Vasodilatasi, kebocoran vaskular, spasme otot polos2. Infiltrasi eosinofil, hancurnya jaringan seperti rusaknya sel epitel mukosa
Hipersensitivitas Tipe 2 :
Disebabkan oleh antibodi IgE yang di arahkan untuk melawan antigen target pada permukaan sel atau koponen jaringan
Melalui 2 mekanisme :
Lisis langsung : terjadi setelah pada sitotoksitas yang di per-antarai komplemen, antibodi terikat pada antigen permukaan sel yang menyebabkan membran sel terserang
Opsonizasi : sel yang diselubungi antibodi dan fragmen komplemen (teropsonizasi) rentan terhadap fagositosis. Umumnya, sel yang paling
sering dirusak melalui mekanisme ini adalah sel darah
Mekanisme& lesi target
• Mengandung: antibodi, komplemen, neutrofil
• Obat: anti infalmasi
Hipersensitivitas Tipe 3 :
Diperantarai oleh pengendapan kompleks antigen-antibodi (imun), dengan aktivasi komplemen dan akumulasi leukosit polimorfonuklear
Kompleks antigen-antibodi terbentuk selama berlangsungnya berbagai respons imun dan menunjukkan pembersihan antigen yang normal. Jejas
akibat kompleks imun ini terbentuk dalam sirkulasi yang mengendap pada organ tertentu seperti ginjal, sendi, dan kulit
Penjelasan :
Faktor penentu yang menyebabkan terjadinya penyakit dan pengendapkan jaringan kompleks imun adalah :
ukuran komplek imun
kompleks yang sangat kecil pada antibodi yang berlebihan segera difagosit oleh sel fagosit mononuklear sehingga relatif tidak membahayakan
status sistem fagosit mononuklear
makrofag yang berlebihan atau disfungsional menyebabkan kompleks imun dalam sirkulasi bertahan dan meningkatkan kemungkinan pengendapan jaringan
arsitektur 3D kompleks
afinitas antigen terhadap berbagai jaringan
aviditas antibodi
valensi antigen
muatan kompeks
Mekanisme
• Antigen mudah larut dan tidak melekat pd organ• Antibodi: IgG, sdkt IgM• Komplemen: C3a, 4a, 5a• Obat: anti-inflamasi
Hipersensitivitas Tipe 4
diperantarai oleh sel tersensitisasi secara khusus
dibagi menjadi 2 tipe dasar
hipersensitif lambat sitotoksisitas selular
3. Menjelaskan gejala hipersensitivitas
Hipersensitivitas tipe I
• Gejala:- Kulit urtikaria, eksem- Matakonjungtivitis- Nasofaring rinitis, rinorea- Bronko pulmonariasma- Saluran cernagastro-enteritis
Hipersensitivitas tipe II
• Gejala:- Hemolitik anemia- Granulositopenia- Trombositopenia
Hipersensitivitas tipe III
• Gejala:- Lupus (kulit, ginjal)- Arthus- Persendian (RA)- Poliarteritis (pembuluh darah)
Hipersensitivitas tipe IV
• Gejala:Reaksi hipersensitivitas uji tuberkulin
4. Menjelaskan prosedur diagnosis hipersensitivitas
Prosedur diagnosis
1) Riwayat Penyakit. Didapat melalui anamnesis, sebagai dugaan awal adanya keterkaitan penyakit dengan alergi.2) Pemeriksaan Fisik. Pemeriksaan fisik yang lengkap harus dibuat, dengan perhatian ditujukan terhadap penyakit alergi bermanifestasi kulit, konjungtiva, nasofaring, dan paru. Pemeriksaan difokuskan pada manifestasi yang timbul.
3) Pemeriksaan Laboratorium. Dapat memperkuat dugaan adanya penyakit alergi, namun tidak untuk menetapkan diagnosis. Pemeriksaan laboaratorium dapat berupa hitung jumlah leukosit dan hitung jenis sel, serta penghitungan serum IgE total dan IgE spesifik.
4) Tes Kulit. Tes kulit berupa skin prick test (tes tusuk) dan patch test (tes tempel) hanya dilakukan terhadap alergen atau alergen lain yang dicurigai menjadi penyebab keluhan pasien.5) Tes Provokasi. Adalah tes alergi dengan cara memberikan alergen secara langsung kepada pasien sehingga timbul gejala. Tes ini hanya dilakukan jika terdapat kesulitan diagnosis dan ketidakcocokan antara gambaran klinis dengan tes lainnya. Tes provokasi dapat berupa tes provokasi nasal dan tes provokasi bronkial (Tanjung dan Yunihastuti, 2007).
5. Menjelaskan tatalaksana hipersensitivitas
Tatalaksana (farmako)
• Terdiri atas pengobatan lini pertama, kedua, dan ketiga.
1. Lini pertama adalah penggunaan antihistamin berupa AH klasik yang bekerja dengan menghambat kerja histamin
2. Lini kedua adalah dengan penggunaan kortikosteroid
3. Lini ketiga adalah penggunaan imunosupresan (Baskoro et.al, 2007).
Tatalaksana (non-farmako)
• Menghindari alergen
6. Menjelaskan gejala, diagnosis dan penanganan urtikaria,
angioudem & reaksi anafilaksis
1. Anafilaksis
Merupakan reaksi alergi sistemik yang berat, dapat menyebabkan kematian, terjadi secara tiba-tiba sesudah terpapar oleh alergen atau pencetus lainnya
The causes of anaphylaxis
Golden DBK, Patterns of anaphylaxis: Acute & late phase features of allergic reactions. In Anaphylaxis. Novartis foundation 2004: 103
Onset time of reaction in insect venom anaphylaxis. (from Lockey et al 1988, with permission)
Golden DBK, Patterns of anaphylaxis: Acute & late phase features of allergic reactions. In Anaphylaxis. Novartis foundation 2004: 105
Gejala & Tanda Anafilaksis Berdasarkan Organ Sasaran
Sistem
UmumProdromal
Pernapasan- Hidung- Larings
- Lidah- Bronkus
Kardiovaskular
Gastrointestinal
Kulit
Mata
Susunan saraf pusat
Gejala dan Tanda
Lesu, lemah, rasa tak enak yang sukar dilukiskan,rasa tak enak di dada & perut, rasa gatal di hidung& palatum
Hidung gatal, bersin, & tersumbatRasa tercekik, suara serak, sesak napas, stridor, edema, spasmeEdemaBatuk, sesak, mengi, spasme
Pingsan, sinkop, palpitasi, takikardia, hipotensisampai syok, aritmia. Kelainan EKG : gelombang T datar, terbalik, atau tanda infark miokard
Disfagia, mual, muntah, kolik, diare yang kadang disertai darah, peristaltik usus meninggi
Urtika, angioedema di bibir, muka atau ekstremitas
Gatal, lakrimasi
Gelisah, kejang
Reaksi Terapi segera Terapi supportif
Ringan Berat
Konyungtivitis RinitisUrtikaria Pruritus Eritema
Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 SC, IMDifenhidramin HCl 50 mg per oral
Difenhidramin HCl tiap 6 jam
Sembab laring Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 IMDifenhidramin HCl50 mg IV
Difenhidramin HCl50 mg tiap 6 jamEfedrin sulfat 25 mg tiap 6 jam
Oksigen Pantau gas darahTrakeostomi Difenhidramin HCl, 50 mg tiap 6 jamEfedrin Sulfat 25 mg tiap 6 jam Hidrokortison
Bronkospase Adrenalin HCl0,3 ml 1:1000 IMDifenhidramin HCl50 mg IV
Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 IMAminofilin 250 mg IV selama 10 menit
OksigenPantau gas darahAminofilin 500 mg IV tiap 6 jamCairan IVHidrokortison Awasi terhadap gagal napas
Hipotensi Adrenalin HCl0,3 ml 1:1000 IM Difenhidramin HCl50 mg IV
Metaraminol bitartrat 100 mg dalam 1000 ml 5% dekstrosa dalam air
OksigenMetaraminol bitartrat atau noradrenalin IVPantau EKGPantau volume darahCairan IVIsoproterenol HCL dalam hipotensi normovolemik dengan curah jantung rendah
Aritmia Terapi manifestasi primer dengan O2, vasopresor.Terapi aritmia dengan obat antiaritmik
Tatalaksana Anafilaksis
2. Urtikaria Urtikaria merupakan reaksi kulit yg ditandai dg : Rasa gatal Udem berbatas tegas di epidermis (urtika), Kemerahan Timbul cepat (dlm beberapa menit), Menghilang scr perlahan-lahan dlm beberapa menit sp 24
jam
• 80 % - tdk diketahui (idiopatik)• Penyebab tersering : obat – oral, suntikan,
inhalasi, rektal, vaginal, bahkan topikal• Lamanya antara obat msk sp timbul G/ :
beberapa menit, jam bahkan hari – tergtg mekanisme yg berperan
Etiologi
Obat-obat yg sering menimbulkan urtikaria :• Antibiotika : Penisilin, streptomisin, sulfonamid• Derivat coal tar : Aspirin, antipirin, asetanilid• Sedatif & transquilizer : Barbiturat, fenotiasin• Produk endokrin : Estrogen, ekstrak pituitari,
insulin• Lain-lain : Derivat opium (t.u. kodein), kinin,
fenolftalein, z warna & bhn aiktif makanan, tiourasil
Penyebab urtikaria lain :• Rangsangan fisik : Dermatografis, tekanan, suhu dingin dan panas• Alergen inhalasi : Tepung sari,spora, debu, bulu hewan• Alergen kontak• Makanan & bhn adiktif : telur, susu, keju, kerang, tomat, coklat, pewangi,
pewarna, penyedap makanan dll• Infeksi bakteri, jamur, virus & infestasi cacing• Tanaman & serangga• Rx akibat transfusi• Serum sickness• Penyakit autoimun• Keganasan• Psikis• Penyakit sistemik
PATOGENESISUrtikaria terjd akb : degranulasi sel mas / basofil & ekskresi z vasoaktif aminVasoaktif amin :a. Histaminb. Serotoninc. Bradikinind. Asetilkoline. Prostaglandinf. Slow reacting substance of anaphylaxis (SRS-A)g. Fibrin degranulation producth. AnafilaktoksinVasoaktif amin vasodilatasi, meningkatkan permeabilitas kapiler &
transudasi gejala kemerahan & pengumpulan cairan setempat (udem)
Patogenesis
Penyebab pelepasan zat vasoaktif amin a.l. :A. Mekanisme Imunologik1. Rx alergi tipe I (IgE mediated mast cell
degranulation) : alergi thd penisilin2. Rx alergi tipe II (rx sitotoksik) : rx akb transfusi drh
dg golongan drh yg tdk cocok3. Rx alergi tipe III (rx kompleks imun) : serum
sickness4. Rx alergi tipe IV (Reaksi hipersensitivitas lambat /
imunitas selular) : kontak urtikaria
B. Non Imunologik1. Degenerasi lsg sel mas : akb obat opiat, polimisin B,
kurare, tubokurare & analgetik2. Perubahan metabolisme asam arakhidonat akb obat :
aspirin, obat anti inflamasi non steroid / azo dye, benzoat
3. Aktivasi komplemen : akb bahan kontras4. Rangsangan fisik : suhu panas, dingin, tekanan,
garukan, bhn kimiaC. Idiopatik
Mekanisme timbulnya urtikaria akb obat melalui :
1. Rx tipe I : penisilin
2. Rx tipe III
3. Degranulasi langsung sel mas : analgetik, opium
4. Aktivasi komplemen bebas
5. Perubahan metabolisme asam arakhidonat : aspirin
Simtomatologi Urtika dg berbagai ukuran & jumlah Rasa gatal
Laboratorium 1. Rutin : darah, urin, feses u cari inf. Fokal / sebab
lain2. Tes kulit (uji tusuk / prick test)3. Tes provokasi & eliminasi obat
Diagnosis
Urtikaria
1. Hentikan pemakaian obat yg dicurigai
2. Hindari pemakaian obat yg mgk dpt menimbulkan urtikaria
3. Anti Histamin
4. Kortikosteroid, bl urtikaria luas
Tatalaksana
MDL/EO/Peb/2006
Baik bl hilangkan & hindari penyebabBl penyebab tidak diketahui, sering menjadi
kronik
Prognosis
3. Angioudema
• Angioudema : kelainan klt & membran mukosa – udem non pitting setempat, eritem, difus disertai dg rs terbakar & / rs gatal
Etiologi
Plg sering : obat : penisilin & derivatnya
Penybb lain : sinar x & enzim
Simtomatologi Kelainan : udem, eritem setempat, difus, + rs panas, terbakar,
gatal Kelainan timbul mendadak, menetap tdk > 24 – 48 jam Kambuh kembali pd wkt ttt selama msh terpajan obat penyebab Biasanya timbul bersama urtikaria Lokasi kelainan : wajah: bibir, mukosa mulut, lidah, kelopak
mata Bl udem (+) di laring suara serak, stridor, sesak nafas bahkan
kematian
Pemeriksaan penunjang Bl ragu radio-allergo-sorbent test (RAST) & tes tusuk
Diagnosis
Hentikan pemakaian obat penyebabHindari pemakaian obat terdugaAnti histamin golongan H1
Bl udem glotis (+) dg gejala asfiksia, segera diberikan :a. Inj adrenalin 1/100, 0,3 ml, subkutan, tiap 3 menit dg dosis
maksimal : 1 mlb. Anti histamin (kloferinamin) secara parenteralc. Hidrokortison subsinat 100 mg, i.v.Bl udem laring (+) : ps hrs segera dirujuk ke RS u tindakan intubasi /
trakeotomi
Tatalaksana
Urtikaria Angioudema
Timbulnya Akut, (+) dlm beb menit Subakut, (+) dlm beb jam
Gejala PruritusUrtikaEritemBatas tegas
Rasa sengatan / panas/ tegang pd bagian yg bengkakEritem < menonjolBatas difus
Lamanya Beberapa jam – 24 jam Beberapa jam – beberapa hari
Lokasi Kulit Mukosa, jaringan ikat longgar spt kelopak mata, bibir
Perbedaan antara urtikaria & angioudema
Terimakasih