PEMICU 3 BLOK 17 (1) EDITT.ppt

26
PEMICU 3 KECELAKAAN LALU LINTAS (KELOMPOK 6) 1

Transcript of PEMICU 3 BLOK 17 (1) EDITT.ppt

  • PEMICU 3KECELAKAAN LALU LINTAS(KELOMPOK 6)

    *

  • KETUA : SYAZA NOR AMALIENA (120600204)SEKRETARIS : KAVINAH MUNIANDY (120600203)ANGGOTA KELOMPOK :

    NUR HARDIYANTI (120600109)GWEE SHI HAO (120600201)NAVASHANGKARI A/P RAVICHANDRAN (120600211)CHARIN ZUDHISTIRA (120600119)DEBBI ZULIANDA (120600120)PUTRI QISTINA BINTI MOHD TAUPHIK (120600202)NAGULAN A/L KUNASEGARAN (120600212)ANASTASIA (120600129)FATIHAH MUHARANI (120600130)LAVANYA A/P RAVI (120600213)MONALISSA JESYCA (120600140)DIVYADURGA SHARMA A/P SUGUNARAO(120600214)AFIFAH NABILA (120600150)HAMIZAH BINTI SALLEH (120600205)SARANYA AP SUBRAMANIAM(120600215)VIJAY KUMAR SANKARAN (090600159)

  • SKENARIOSeorang wanita ny. A berusia 20 tahun dengan adiknya M berusia 8,5 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas terjatuh dari sepeda motor sekitar 3jam yang lalu. Pasien hanya menggunakan helm half face dan terpental dengan wajah membentur aspal, dan ada gigi yang patah. Pasien juga membawa gigi anaknya yang lepas. Pasien kemudian di bawa ke IGD RSUP HAM, ditemukan riawayat pingsan pada si ibu. Anak tidak memiliki riwayat pingsan ataupun pusing. Pada pemeriksaan umum diketemukan :

    Tanda vital Nn. A :K : CM ; T : 110/70mmHg ; N: 70x/mnt ; R: 24x/mnt S: 37,5C

    Tanda vital anak M : Normal

    Pemeriksaan Klinis :Ny. APD: Kepala : dbn; pupil: isokor, reflek cahaya (+); dbn; Abdomen; Leher: dbn; ekstremitas atas: Vulnus Abrasivum a/r sendi siku ka/ki, ekstremitas bawah : Vulnus Laserativum sendi lutut ka uk. 3x3x1cm, tidak diketemukan gangguan pergerakkan.

    EO: Asimetris, odema (+) a/r facial, Laserasi (+), Bleeding (+) dari RM dan hidung, V. Laserativum a/r pipi kanan 2x1x1cm nyeri tekan (+), terdapat oedem periorbita ka/ki, mata kiri sulit dibuka. Oedem dan hematom pada parasimfisis mandibula kiri, nyeri tekan (+), hidung kiri tersumbat saat nafas. *

  • IO: Trismus derajat II, Maloklusi (+), laserasi mukosa gingiva maksilla anterior regio 14 s/d 22, bleeding (+), mobiliti derajat II a/r 14 s/d 22, malposisi (+) 14 s/d 22, 41-42 : fraktur makhkota tidak terlibat pulpa. Laserasi mukosa gingiva mandibula regio 21 s/d 23 bleeding (+).

    Pemeriksaan penunjang:Radiologi : Panaromik : Adanya garis fraktur pada tulang alveolaris pada regio 14 s/d 22, 12 missing, garis fraktur tulang mandibula kanan.

    MPD : Kepala, Leher, Dada: dbnEO : Simetris, Laserasi pada bibir kanan atas, orbita dbnIO : 11 gigi lepas, 12 dan 21 subluksasi*

  • 1. Jelaskan mekanisme injuri dan permasalahan pada pasien di atas?Injuri disebabkan oleh adanya benturan antar benda yang dapat menghasilkan energi mekanis yang cukup untuk menghasilkan injuri. Adanya objek hidup atau tidak hidup yang bergerak, yang memiliki energi, dan tergantung pada massa dan kecepatan*

  • Pada kasus terjadi perpindahan energi; benturan dari aspal yang mengenai bagian fasial pasien bagian kiri. Perpindahan energi dari aspal berasal dari benturan; energi benturan yang tinggi (high impact). Apabila energi yang dihasilkan melebihi batas toleransi jaringan, maka terjadi diasorpsi jaringan dan menjadi trauma.*

  • Permasalahan pada Nn. ADitemukan riwayat pingsanTerdapat vulnus abrasivum pada sendi dan siku.Vulnus laserativum sendi lutut kanan dan kiri 3x3x1cm.Adanya pendarahan dari rongga mulut dan hidung.Pada pipi kanan terdapat vulnus laserativum 2x1x1cm & nyeri tekan. Adanya oedem periorbita & mata kiri sulit dibuka.Oedem & hematoma pada parasimfisis mandibula kiri.Adanya gangguan pernafasan ;hidung tersumbat.Adanya trismus derajat II, Maloklusi laserasi mukosa gingiva maxilla anterior regio 14 s/d 22, dan mobiliti derajat II.Malposisi 14 s.d 22*

  • Permasalahan pasien MMengalami avulsi pada gigi 11 & subluksasi pada gigi 12 & 21.Adanya laserasi pada bibir kanan atas.*

  • 2. Bagaimana teknik pemeriksaan pasien di atas?Pasien AAnamnesa (when, where, what, how)

    Pemeriksaan kepala : kelainan pada bola mataCedera jaringan lunak periorbitalCerebrospinal rhinorrhea (cairan cerebrospinal yg mengalami kebocoran dilihat dari kanal hidung atau telinga)

    Pemeriksaan neurologisPenilaian fungsi otak dan Glasqow Coma Scale ( GCS)Penilaian fungsi medulla spinalis dan aktivitas motorikPenilaian rasa raba/ sensasi & refleks

    *

  • Pemeriksaan ektraoral dan intraoral

    Ekstraoral : Asimetris wajah, palpasi lymph node, Pendarahan pada hidung, fraktur pada tulag wajahPergerakan mata terabatas atau kelihatan berganda

    Intraoral : Inspeksi ( memeriksa gigi, warna, ukuran, hubungan anatomis, keutuhan permukaan dan karies)Palpasi : menekan jar. kearah tulangTes mobilitas: periksa adanya luksasiTransluminasi: Pmeriksaan crack terlihat

    Pemeriksaan radiologiDislokasi gigi, fraktur akar, fraktur tulang, obliterasi pada saluran akar

    *

  • Pasien MAnamnesa pasienPemeriksaan Ekstra Oral Apakah terdapat trauma kepala, leher, perdarahan, laserasi, dan fraktur.3. Pemeriksaan Intra Oral Kondisi rongga mulut pasien, adanya lesi, atau injuri akibat trauma.4. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan radiografi untuk mengetahui dislokasi gigi, fraktur akar, fraktur tulang, resorbsi akar*

  • 3. Pemeriksaan radiologi apa saja yang harus dilakukan pada pasien tersebut selain panoramikNn APemeriksaan sinar X A-PFoto waters Utk pencitraan wajah, dengan proyeksi waters sehingga bayangan bagian wajah tidak terganggu atau disamarkaan oleh struktur tulang dasar tengkorakCT ScanUntuk menunjukkan lokasi serta luas fraktur wajah, tulang frontal, komplek naso ethmoid orbital, orbit & seluruh sist. horizontal & vertikal yg menumpang kraniofasial.Melihat rekontruksi wajah sering membantu untuk konsep cedera.*

  • Plain film, termasuk pandangan lateral-obliq , oklusal, posterior anterior dan periapikal yg dapat membantu Pandangan lateral obliq membantu mendiagnosis ramus, angle, fraktur pada corpus posterior. Tampilan oklusal rahang , perbedaan di posisi tengah & lateral fraktur.Tampilan cadd well posterior anterior (perpindahan medial/lateral ramus, sudut tubuh/ fraktur simfis.Foto oklusal (memberikan gambaran lebih mendetail fraktur proc alveolaris dan gigi )

    Pasien MRadiologi : periapikal, dan panoramic

    *

  • 4. Sebutkan diagnosis dari pasien di atas.Nn A

    Trauma kepalaFraktur parasimfisis mandibula kiri V. Abrasivum pada sendi siku kanan/kiriV. Laserativum pada sendi lutut ka 3x3x1cmV. Laserativum pada pipi kanan 2x2x1cmTrismus derajat IILaserasi mukosa gingiva regio 14 s/d 22Mobiliti derajat II gigi 22Gigi 41-42 : Fraktur mahkota incomplicatedLaserasi mukogingiva mandibula 21-23Fraktur tulang alveolar regio 14s/d 22Gigi 12 avulsi*

  • Pasien MLaserasi bibir atas kananGigi 11 avulsi12 & 21 subluksasi*

  • 5. Apakah tindakan pertama yang harus saudara lakukan padapasien di atas.Nn A

    AirwayPeriksa jalan nafas, bebaskan jalan nafas dari sumbatan sekret atau darahLakukan tindakan manouver; head tilt, chin lift dan jaw thrustBuka mulutPemasangan oro pharingeal tube jika pasien tidak sadar

    -BreathingPeriksa pernafasan pasien dengan teknik listen, look and feel. Bila perlu berikan nafas buatan.

    *

  • Circulation bloodPeriksa pendarahan, hentikan bila ada pendarahan, cuci daerah luka menggunakan antiseptik, lakukan pemasangan terapi cairan infus dan periksa tekanan darah.Pendarahan ditangani sementara dengan tampon, kassa, dan diberikan obat untuk koagulasi ; asam traneksamat.DisabilityPeriksa kesadaran pasien- Ekposure ( pemeriksaan teliti secara menyeluruh)

    Pasien M- Hentikan perdarahan dan bersihkan laserasiSpulling soket dan irigasi menggunakan larutan NaClRendam gigi yang avulsi dengan cairan isotonik - Rujuk pasien

    *

  • 6. Apa yang harus saudara lakukan terhadap vulnus Lacerativum yang dideritai pasien?Nn A dan M- Menghentikan pendarahan pada bagian lutut dan pipi dengan menggunakan kassa atau kapas steril. - Lakukan wound cleansing, diawali dari lapisan superfisial jar. sehingga lapisan terdalam, gunakan anastesi lokal jika perlu.- Penutupan luka, bila luka bersih dan kulit dpt menutup, maka dilakukan jahitan primer. Jika luka kotor maka lakukan perawatan luka terbuka utk selanjutnya dilakukan penjahitan sekunder.

    *

  • -Medikamentosa:Antibiotik: untuk profilaksis (mencegah bakteri)Topikal : mengurangi pembentukan krusta yg dapat menghambat epitalisasi, mencegah kasa melekat pada luka, mengurangi tingkat infeksi.-Pemberian anti tetanus bila perlu

    *

  • 7. Setelah perawatan luka dilakukan kemana pasien harus dirujuk?Nn. ASpesialis mata : merawat oedem periorbitaSpesialis THT : Merawat hidung tersumbat jika terjadi gangguan pernafasanSpesialis Bedah Mulut : Fraktur rahang, trismus, missing dan splinting.Spesialis Saraf atau Bedah saraf: untuk menangani saraf yang cedera karena trauma dan fraktur.

    b) Pasien M- Pedodonsia : utk dilakukan replantasi gigi avulsi, reposisi untuk gigi yg subluksasi.*

  • 8. Tentukan perawatan apa saja pada pasien di atas meliputi tulang rahang dan dental dari permasalahan yang diketemukan baik pada pasien A dan M?Pasien AVulnus Laserativum dilakukan debridementTulang/ rahang : Perawatan definitifDilakukan reduksi terbuka yaitu tindakan dengan cara pembedahan Dilakukan fiksasi intermaksila dengan cara mengunci gigi geligi RA dan RB dalam keadaan oklusi dengan menggunakan kawat atau rubber elastic band atau Archbar.Immobilisasi: dikunci dan distabilkan untuk membantu pemyembuhan*

  • Gigi geligi : rehabilitasiMalposisi > ReposisiMobiliti derajat II > SplintingMissing > Buat protesa setelah perawatan tulang rahangTrismus > Sekaligus pada perawatan tulang alveolarGigi 41-42 dengan fraktur mahkota uncomplicated fracture, keluasan fraktur akan menpengaruhi apakah dilakukan restorasi indirek atau direk.Bila test vitalitas negatif setelah gigi-gigi tersebut direposisi, maka dilakukan perawatan saluran akar non vital.

    Pasien MLaserasi bibir ditanganiReplantasi immediat

    *

  • 9. Komplikasi apa saja yang kemungkinan terjadi pasien di atas?Pasien AMal union ataupun non union, aposisi yang kurang baik, kurangnnya immobilisasi segmen fraktur, adanya benda asing, tarikan otot yang menyebabkan rasa tidak menyenangkan pada segmen fraktur.Nekrosis pulpaDevitalisasi gigiPasien MDevitalisasi gigi Nekrosis pulpa

    *

  • 10. Jelaskan instruksi yang harus diberikan kepada pasien tersebut pasca perawatan? Pasien ATetap menjaga oral hygiene Memakan makanan yang lunak Memenuhi gizi dan nutrisi yang baik TKTPIstirahat yang cukup.Jangan melakukan aktifitas yang berat.Hindarkan bekas operasi dari rangsangan panas.Kontrol rutin ke doktor untuk evaluasi.Konsumsi vitamin A, D, B complex, mineral Ca,fosfat.Konsumsi antibiotik untuk mencegah infeksi yang telah diresepkan dokter.

    *

  • Pasien MMenjaga Oral hygiene.Diet lunak selama 2 minggu.Konsumsi makanan TKTPMenggunakan sikat gigi yang lembut.Konsumsi Antibiotik dan profilaksis antibiotik.Kontrol secara rutin.*

  • *TERIMA KASIH