Pemicu 2 (Sms)

106
Pemicu 2 Dhea Anindya Puteri 405130195

description

pemicu 2 sms

Transcript of Pemicu 2 (Sms)

Pemicu 2

Pemicu 2Dhea Anindya Puteri405130195

Learning Objective:Anatomi sendi & pergerakan tubuhDislokasi (definisi, etiologi, epidemiologi, tanda & gejala, patofisiologi, pemeriksaan, tatalaksana, DD, faktor risiko, komplikasi, prognosis)Fraktur (definisi, etiologi, epidemiologi, tanda & gejala, patofisiologi, pemeriksaan, tatalaksana, DD, faktor risiko, komplikasi, prognosis)Kelainan sendi non-trauma (definisi, etiologi, epidemiologi, tanda & gejala, patofisiologi, pemeriksaan, tatalaksana, DD, faktor risiko, komplikasi, prognosis)

1. Anatomi sendi & pergerakan tubuh

Macam-macam sendiSendi merupakan hubungan antar tulang sehingga tulang dapat digerakkan. Hubungan dua tulang disebut persendian (artikulasi)

Struktur Sendi

Komponen penunjangKapsula sendi adalah lapisan berserabut yang melapisi sendi. Di bagian dalamnya terdapat rongga.Ligamen (ligamentum) adalah jaringan pengikat yang mengikat luar ujung tulang yang saling membentuk persendian. Ligamentum juga berfungsi mencegah dislokasi.Tulang rawan hialin (kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang menutupi kedua ujung tulang. Berguna untuk menjaga benturan.Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi.

SENDIFungsiStrukturSynarthrosisAmphiarthrosisDiarthrosisSynovialisCartilaginisFibrosaSuturaSyndesmosisGomphosisShymphysisSynchondrosisPlane JointHinge JointPivot JointCondylar JointSaddle JointBall and Socket JointMacam- macam Sendi

8

Macam- macam Persendian

SINARTROSISPersendian yang tidak memperbolehkan pergerakan. Dibagi 2 jenis :

AMFIARTROSISPersendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan sehingga memungkinkan terjadinya sedikit gerakan

DIARTROSISDiartrosis adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Dapat dikelempokkan menjadi:

DIARTROSIS

Sinartrosis

AmfiartrosisSINARTROSISAMFIARTROSIS

2. Fraktur

Definisi Fraktur: Terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan yg umumnya disebabkan oleh rudapaksa (putaran, kompresi dan campuran)

Deskripsi FrakturKomplit-tidak komplit- Fraktur komplit : garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang.- Fraktur tidak komplit : garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang seperti : Hairline fracture : patah retak rambutBuckle fracture atau Tonus fracture : terjadi lipatan dari satu korteks dengan kompresi tulang spongiosa dibawahnyaGreenstick fracture : fraktur tungkai dahan muda

II. Bentuk garis patah & hubungannya dengan mekanisme trauma1. Garis patah melintang : trauma angulasi atau langsung2. Garis patah oblique : trauma angulasi3. Garis patah spiral : trauma rotasi4. Fraktur kompresi : trauma axila-flexi pada tulang spongiosa5. Fraktur avulsi : trauma tarikan / traksi otot pada tulang, misalnya: fraktur patella.

Fraktur

Hairline Fracture (patah retak rambut)

202020

Green stick Fracture

212121

Fraktur segmental

222222

Jumlah garis patahFraktur kominutif: garis patah lebih dari satu dan saling berhubunganFraktur segmental: garis patah lebih dari satu tetapi tidak berhubungan. Bila dua garis patah disebut pula fraktur bifokalFraktur multipel: garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlainan tempatnya, misalnya: fraktur femur, fraktur cruris, dan fraktur tulang belakang

Bergeser tidak bergeser atau Displaced UndisplacedFraktur undisplaced / tidak bergeser: garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser, periosteumnya masih utuhFraktur displaced / bergeser: terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur yang juga disebut dislokasi fragmen.Dislocatio ad longitudinam cum contractionumDislocatio ad longitudinam cum distractionumDislocatio ad aximDislocatio ad rotationumDislocatio ad latus

A. Dislocatio ad latitudinem(lebar)b. Dislocatio ad longitudinam(panjang)c. Dislocatio cum contarctione(pemendekan)d. Dislocatio ad longitudinam cum distractionum (tarikan)e. Dislocatio ad axim(sumbu)f. Dislocatio ad peripheriam(karena rotasi)g. Interposisi jaringan lunak yang mengganggu penyembuhanh. Fraktur avulsi

25

Klasifikasi fraktur pada lempeng epifisis anakEpifisis dan cakram lepas tapi periosteum utuhPeriosteum robek sehingga cakram epifisis lepas dari metafisisMelalui sendiGaris patahan tegak lurus cakram epifisisKompresi pada cakram

26

Terbuka TertutupFraktur terbuka : bila terdapat luka yang menghubungkan tulang yang fraktur dengan udara luar atau permukaan kulitFraktur tertutup : bilamana tidak ada luka yang menghubungkan fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit

Luka Fraktur ILaserasi < 2cm Sederhana, dislokasi fragmen minimalIILaserasi > 2cm, kontusi otot disekitarnya Dislokasi fragmen jelasIIILuka lebar, rusak hebat/hilang jaringan disekitarnya Kominutif, segmental,fragmen tulang ada yang hilang

Derajat patah tulang terbuka

VI. Komplikasi- tanpa komplikasiKomplikasi :UmumLokal : dini, segera, lanjutTanpa komplikasi

komplikasiumumlokalKomplikasi diniKomplikasilanjutEmboli lemakTrombosis vena dalamTetanus atau gas gangrenPada tulangSoft tissueOtotPembuluh darahSarafosteomyelitisdekubitustrombusmalunionDelayed unionnonunion

Penyembuhan fraktur tidak normalProses penyembuhan lambatTidak terjadi penyambungan

Komplikasi segeraKulit : Abrasi, laserasi , penetrasiPD: RobekSyok Haemoragik, NeurogenikKOMPLIKASI

29

EtiologiFraktur traumatik: karena trauma tiba2Fraktur patologis: kelemahan tulang karena kelainan patologisFraktur stress: terjadi trauma terus menerus pada suatu tempat tertentu

EpidemiologiFraktur lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan atau kecelakaan. Sedangkan pada Usila prevalensi cenderung lebih banyak terjadi pada wanita berhubungan dengan adanya osteoporosis yang terkait dengan perubahan hormon.

Faktor resikousia lanjutpostmenopausemassa otot rendahosteoporosiskurang giziolaraga seperti sepakbola dllaktivitas seperti skating, skateboarding atau bike ridingkekerasanACR (albumin-creatinin ratio) yang tinggi efek ini kemungkinan disebabkan oleh gangguan sekresi 1,25-dihidroksivitamin D, yang menyebabkan malabsoprsi kalsium.

Tanda & GejalaLewis (2006) menyampaikan manifestasi klinik fraktur adalah sebagai berikut:a. Nyerib. Bengkak/edemac. Memar/ekimosisd. Spame otote. Penurunan sensasif. Gangguan fungsig. Mobilitas abnormalh. Krepitasii. Deformitasj. Shock hipovolemikk. Gambaran X-ray menentukan fraktur

33

PatofisiologikecelakaanTerjadi : tekanan dlm sstl, dilatasi kapiler otot tekanan kapiler menstimulasi histamin protein plasma hilang edemaPatah tulangTubuh melakukan proses penyembuhanKerusakan korteks, p.d, sstl, jar.lunakKetika terjadi kerusakan sstlMenimbulkan hematomTahap awal penyembuhan tulangTerjadi respon inflamasi ditandai vasodilatasi dr plasma & leukosit

Proses penyembuhan fraktur Fase hematomaPembuluh darah pecah darah keluar hematoma Fase fibrosa sel osteogenik membentuk prokalus Fase kalus kalus woven boneFase konsolidasi - woven bone tulang matangFase remodeling pembentukan rongga sumsum dan harvesian

36

Perkiraan penyembuhan fraktur pada orang dewasaLokalisasi Waktu penyembuhanFalang/ metakarpal /metatarsal/ kosta3-6 mgDistal radius6 mgDiafisis ulna dan radius12 mgHumerus10-12 mgKlavikula6 mgPanggul10-12 mgFemur12-16 mgKondilus femur / tibia8-10 mgTibia/fibula12-16 mgVertebra12 mg

Pemeriksaan dan diagnosaAnamnesa :Menanyakan cara jatuhMenanyakan seberapa berat jatuh nya dan seberapa sakitKeterangan hanya subjektif

Pemeriksaan dan diagnosaPemeriksaan fisik Inspeksi look : adanya tanda2 inflamasi, deformitas dan gerakan penderita yg tdk normalPalpasi feel : adanya nyeri tekan pada sumbu tulang yg patahmove : krepitasi dapat dirasakkan bila digerakan, ROM terbatas dan nyeri pada sumbu tertentu

Pemeriksaan dan diagnosaPemeriksaan radiologiUntuk mengetahui tipe fraktur nya sehingga dapat menentukan penatalaksanaan yg tepatAgar dapat menegakkan diagnosis fraktur trsbtNama tulang , kiri kanan , bagian tulang , komplit/tidak , bentuk dan jumlah garis patah , bergeser/tidak , terbuka/tidak , komplikasi/tidak .

Pemeriksaan penunjangPemeriksaan Radiologis :Radiografi konvensional (X-RAY)Ultrasonografi (USG)Skintigrafi tulang (BONE-SCAN)Tomografi komputer (CT SCAN)Magnetic Resonance Imaging (MRI).

41

Radiografi konvensional (X-RAY)Modalitas utama pada kasus trauma tulang.Menggunakan 2 posisi yang saling ortogonal (umumnya : AP dan lateral, bila kondisi pasien tidak memungkinkan: 2 posisi yg saling tegak lurus satu sama lain).Dapat menilai: lokasi dan jenis fraktur.Kurang baik untuk menilai jaringan lunak sekitar.

42

Ultrasonografi Dapat menilai otot dan jaringan lunak sekitar (mis: hematom, efusi sendi, dsb).Juga dapat menilai fraktur, berupa: diskontinuitas tulang.Murah dan available.

43

Tomografi komputer (CT-SCAN)Metoda yang lebih sensitif dan lebih spesifik.Terutama dalam menilai fraktur di daerah-daerah yg kompleks seperti: wajah, vertebrae, pelvis.Dapat menampilkan gambar rekontruksi dalam berbagai posisi serta 3D.

44

Magnetic Resonance Imaging (MRI)Dapat menilai jaringan lunak seperti ligamen, tendo, kartilago dan muskuli.Juga dapat menilai perubahan2 pada sumsum tulang, mis yg diakibatkan oleh edema atau infiltrasi.Dapat menampilkan citra dalam berbagai posisi tanpa harus memanipulasi pasien.

45

PENATALAKSANAAN FRAKTURFarmakoNon Farmako

46

Penatalaksanaan farmakologisMemberikan obat NSAID :IbuprofenTurunan asam penilpropionat sederhanaDiekskresi cepat, T 1 2 jamDosis