Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

149
PEMICU 2 JANGAN MAKAN OBAT SEMBARANGAN Kelompok 18 Blok Hematologi 2010

description

hema

Transcript of Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Page 1: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PEMICU 2JANGAN MAKAN OBAT SEMBARANGAN

Kelompok 18

Blok Hematologi

2010

Page 2: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

KELOMPOK 18

Tutor : dr. Ria Buana Ketua : Stephanie S.C 405100050 Sekretaris : Stepvani M 405100133 Penulis : Ellen 405100163 Anggota : 1. Yessica theresia ibrahim 4050901022. Rima rizki M 4050902033. Amran cleopatra S 4050902674. Regina widjaja 4051000385. Desi natalia 4051000586. Paulus jonathan 4051000797. Suryeti 405100081 8. Sherly desnita S 4051001089. Dafid pratama 40510018410.Guntur A.B 405100288

Page 3: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PEMICU 2JANGAN MAKAN OBAT SEMBARANGAN

Kesimpulan dari hasil Medical Check Up seorang pria berumur 42thn, adalah anemia dengan anjuran berkonsultasi ke dokter. Karena sibuk, pria tersebut tidak ke dokter dan hanya mengkonsumsi obat penambah darah mengandung besi yang didengar dari iklan radio. Teteapi setelah 1 bulan lamanya mengkonsumsi obat penambah darah, pria tersebut malahan merasa cepat lelah, lemas, dan sering mengantuk sehingga sukar berkonsentrasi. Setelah merasakan hal tersebut baru dia pergi ke dokter untuk berkonsultasi. Dokter menjelaskan kepadanya bahwa seseorang dengan anemia tidak boleh mengkonsumsi obat sembarangan. Karena harus dilakukan pemeriksaan lanjutan terlebih dahulu baru boleh dilakukan pengobatan. Dokter yang merawat meminta untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium kembali dan didapat hasil: Hb= 8 g/dL (N: 12-15 g/dL); VER 97 fl (N: 82-92 fl); HER 30 pg (N: 27-31 pg); KHER 35 Vol % (N: 35-37 Vol %).

Page 4: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Setelah menerima hasil laboratorium diatas dokter melakukan anamnesa kembali dengan lebih rinci pada pria tersebut dengan menanyakan mengenai kebiasaan makan, apakah ada perasaan tidak enak dalam mengecap, apakah ada rasa kesemutan atau baal, dan apakah ada merasa sering lupa.

Untuk konfirmasi hasil pemeriksaan laboratorium dokter memintakan evaluasi gambaran morfologi darah tepi.

Laporan hasil evaluasi morfologi darah tepi adalah sebagai berikut:Eritrosit : Normokrom normositer, anisositosis, polikromasia (+),

tampak ada beberapa eritrosit membesar dengan adanya bentuk cincin plasmodium di dalamnya

Leukosit : kesan jumlah normal, tampak morfologi normal, sel muda/blast (-)

Trombosit : kesan jumlah normal, morfologi normal

Apa yang dapat dipelajari dari pemicu diatas?

Page 5: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

UNFAMILIAR TERMS

1. Medical Check Up: pemeriksaan umum secara berkala sebagai bentuk pencegahan dengan mendatangi tenaga medis

2. Baal : mati rasa3. Anisositosis : ukuran eritrosit yang

bervariasi4. Polikromasia : keadaan dimana eritrosit

bersifat asidofil atau basofil yang dpat ditemukan pada penyakit retikulositosis dan eritropoiesis

Page 6: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PERUMUSAN MASALAH

1. Mengapa setelah 1 bulan mengkonsumsi obat penambah darah, pria tersebut merasa lelah, lemas dan mengantuk?

2. Mengapa seseorang dengan anemia tidak boleh mengkonsumsi obat sembarangan?

3. Mengapa dokter memerlukan anamnesa kembali?

4. Bagaimana interpretasi laporan hasil pemeriksaan morfologi darah tepi dan pemeriksaan laboratorium?

Page 7: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

CURAH PENDAPAT

1. Kemungkinan:1. ESO2. Intake Fe yang tidak adekuat3. Obat yang diberikan tidak sesuai dengan

penyebab penyakit4. Gangguan absorbsi obat2. Anemia gejala dari penyakit lain

penyakitnya harus diobati terlebih dahulu3. Untuk menyingkirkan diagnosis banding:

kebiasaan makan : asupan gizitidak enak dalam mengecap : atrofi papil lidahbaal; sering lupa : def. vit B 12

Page 8: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

4. Pemeriksaan laboratorium: Hb rendah : anemia VER tinggi : makrositik HER dan KHER normal : normokrom

Pemeriksaan morfologi darah tepi: Eritrosit:

Normokrom normositer Anisositosis Polikromasia (+) Cincin plasmodium kemungkinan malaria Eritrosit membesar karena plasmodium

vivax

Page 9: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

MIND MAPPING

Pria 42 thn

Anemia ?

Konsumsi obat penambah darah

Lelah, lemas, mengantuk, sulit

konsentrasiDokter

Pem. lab Pem morfologi darah tepi

anamnesa

AnemiaMakrositik

normokrom

Normositik normokromCincin plasmodiumEritrosit membesar

Malaria Vivax

Page 10: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

LEARNING OBJECTIVE

1. MM. Anemia Makrositik Normokrom2. MM. Anemia Normositik Normokrom3. MM. Anemia Hemolitik4. MM. Malaria5. MM. Metabolisme Vitamin B12 dan

Asam Folat

Page 11: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

LO 1MM. ANEMIA MAKROSITIK NORMOKROM

Page 12: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

DEFINISI ANEMIA MAKROSITIK Secara morfologis : eritrosit besar (makrositosis)

yang ditandai dengan MCV/VER >95 fl. Kebanyakan normokrom, kadang-kadang hipokrom.Kelompok anemia dengan eritroblas ini di sumsum tulang memperlihatkan kelainan pematangan inti lebih lambat dibanding dengan sitoplasmaDefek yang mendasari maturasi inti tidak sinkron sintesis DNA terganggu Etiologi : dalam klinik disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 atau folat

Page 13: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ANEMIA MAKROSITIK NORMOKROM

Anemia makrositerAnemia makrositer

Megaloblastik Non-megaloblastik

Defisiensi B12

Defisiensi as folat

-Kurangnya asupan.

-Kesalahan faktor intrinsik.-Kompetisi dgn mikroorganism

e.-Obat pemicu malabsorbsi.

-kurangnya asupan.

-kebutuhan meningkat.

-Anemia hemolitik.

-Obat pemicu malabsorbsi.

-berhubungan dgn eritropoiesis yg

meningkat.-anemia hemolitik.

-penyakit hati.-anemia mieloptisik.

Anemia aplastik.

Page 14: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Penyebab anemia defisiensi B12

Pasca gastrektomi Obat yang merusak kerusakan mukosa lambung sumber faktor intrinsik telah dibuang A. megaloblastik

Organisme intestinal Kolonisasi sejumlah besar bakteri dalam usus halus mengkonsumsi kobalamin intestinal sebelum diabsorbsi

Kolonisasi sejumlah besar bakteri met garam empedu terganggu Steatorrhea

Abnormalitas ileum Tiap gangguan yang bersamaan dengan kapasitas absorbsi ileum

Nitrous oxide Menghirup nitrous oxide (sbg obat bius) menghancurkan kobalamin yang endogen (pemakaian berulang dan berkepanjangan

Etiologi Anemia Makrositer

Page 15: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Penyebab anemia defisiensi asam folat

Asupan yang tidak adekuat Diet yang tidak seimbang (peminum alkohol, usia belasan tahun, bayi)

Keperluan yang meningkat Kehamilan, bayi, keganasan, peningkatan hematopoiesis, hemolisis

Malabsorbsi Spure tropical, spure non-tropical, obat-obatan (ethanol, phenytoin, barbiturat)

Metabolisme yang terganggu Penghambat dihydrofolat reductase. Alkohol, defisiensi enzim (jarang)

Kehilangan folat berlebihan lewat urin

Penyakit hati aktif, gagal jantung kongestif

Obat-obatan yang menggangu metabolisme DNA

Antagonis purin, antagonis pirimidin, antagonis folat (metotreksat paling toksik)

Gangguan metabolik (jarang) sindrom Lesch-Nyhan

Anemia megaloblastik dengan penyebab tidak diketahui

Anemia megaloblastik refrakter, anemia diseritropoietik kongenital

Etiologi Anemia Makrositer

Page 16: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Anemia makrositer

retikulosit

Normal/menurunmeningkat

Riwayat pendarahan

akut

Anemia pasca perdarahan akut

An.def.B12/asam folat dalam terapi

Sumsum tulang

megaloblastik Non-megaloblastik

B12 serum rendah

Anemia def.B12

Asam folat rendah

Anemia def.asam folat

•Faal tiroid

•Faal hati

•diplastikAn. Pada hipotiroid

An.pada peny.hati

kronik Sind.mielodisplastik

Page 17: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PATOFISIOLOGI ANEMIA MAKROSITER (MEGALOBLASTIK)

Patofisiologi Defisiensi asam folat dan vitamin B12 gangguan sintesis DNA sel eritroblast gangguan maturasi inti sel maturasi inti lambat kromatin longgar dan sel besar sel megaloblast eritropoiesis inefektif masa hidup eritrosit pendek anemia

Page 18: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PATOGENESIS ANEMIA MEGALOBLASTIK

Defisiensi Vit B12 & asam

folat

Berfungsi dalam pembentukan DNA inti sel eritroblast

Vit B12 untuk pembentukan myelin

Gangguan sintesis DNA

Sel megaloblast

-Maturasi inti lebih lambat, kromatin longgar-Eritrosit membesar karena pembelahan sel lambat

Hemolisis intramedular

Eritropoiesis inefektif dan masa hidup eritrosit lebih pendek

Anemia

Page 19: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

GAMBARAN KLINIS KELAINAN YANG MENYEBABKAN ANEMIA MAKROSITER

Anemia karena eritropoesis yang inefektif Ikterus ringan karena pemecahan globin Glositis dengan lidah berwarna merah,

seperti daging, stomatitis angularis Purpura trombositopenia karena maturasi

megakariosit terganggu

Page 20: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ANEMIA MEGALOBLASTIK

Page 21: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ANEMIA MEGALOBLASTIK

Gambaran Klinis : a. Neuropati vitamin B12 b. Defek tabung saraf (ibu yang sedang

hamil) c. Penyakit kardiovaskular d. Kelainan jaringan lain

Page 22: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Spina bifida (Latin: "tulang belakang split") adalah cacat lahir yang disebabkan oleh perkembangan penutupan tidak lengkap dari tabung saraf embrio. Beberapa tulang yang melapisi saraf tulang belakang tidak sepenuhnya terbentuk dan tetap tidak disatukan dan terbuka. Jika pembukaan cukup besar, hal ini memungkinkan sebagian dari sumsum tulang belakang untuk tetap keluar melalui lubang di tulang. Mungkin ada atau mungkin tidak kantung berisi cairan yang mengelilingi sumsum tulang belakang. Lain cacat tabung saraf termasuk anencephaly, suatu kondisi di mana bagian dari tabung saraf yang akan menjadi otak tidak menutup, dan encephalocele, yang terjadi ketika bagian lain dari otak tetap tidak disatukan.

Page 23: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Temuan laboratorium pada anemia megaloblastik

Hitung darah Anemia berat

Makrositosis dengan anisositosis

Retikulosit terlalu rendah untuk anemia

Sumsum tulang Hiperplasia eritroid yang mencolok

Adanya inti sel megaloblastik di ketiga turunan sel

Besi simpanan normal / tinggi

Kimia darah Bilirubin tinggi (tidak langsung)

Besi serum tinggi, gastrin serum tinggi

Pemeriksaan lain Uji Schilling abnormal (ekskresi <2%) (A.pernisiosa)

Antibodi terhadap sel lambung, faktor intrinsik (A.Pernisiosa)

Kadar vit.B12 SDM, serum (<100pg/mL) rendah (def vit.B12)

Matilmalonat urine tinggi (>10mg/24 jam) (def Vit. B12)

Kadar folat serum (>3pg/mL), SDM (<100pg/mL) rendah (def as.folat)

Histamine-fast achlorhydria (A.pernisiosa)

Page 24: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Defisiensi Vitamin B12 (kobalamin) - asupan yang tidak cukup :vegetarian - malabsorbsi Defek

penyampaian dari kobalamin yg terdapat pada makanan

Produksi IF yang tidak cukup

Gangguan dari Ileum terminalis

Kompetisi pada kobalamin

Obat-obtan

Achlorhidria gasterGastrektomiObat yang menghalangi sekresi asam

Anemia pernisiosaGatrektomi totalAbnormalitas fungsionalTidak adanya IF ynag kongenital

Sprue tropikal/non-tropikalNeoplasmaEnteritis regionalReseksi interstinum

Diphylobotrium latumBakteri blind loop syndrome

P-aminosalicyclic acidKolkisinNeomisin

Page 25: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Lambung tidak dapat membentuk Faktor intrinsik

vitamin B12 tidak dapat diserap ke ileum

vitamin B12 akan tetap berada dalam usus halus dan dibuang melalui tinja.

Penyerapan yang tidak adekuat dari vitamin B12

Anemia Defisiensi Vitamin B12

• PATOFISIOLOGI

ANEMIA Defisiensi Vit.B12

Page 26: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Patofisiologi

Gangguan Sintesis DNA sel-sel eritroblas

Gangguan maturasi inti sel

Timbul Sel-sel MEGALOBLAS

Defisiensi Folat

Defisiensi Vitamin B12

Reaksi metilasi Homosistein metionin

mengubah Metil THF DHF

Gangguan

Page 27: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Penyebab anemia defisiensi asam folat

Asupan yang tidak adekuat Diet yang tidak seimbang (peminum alkohol, usia belasan tahun, bayi)

Keperluan yang meningkat Kehamilan, bayi, keganasan, peningkatan hematopoiesis, hemolisis

Malabsorbsi Spure trpoical, spure non-tropical, obat-obatan (ethanol, phenytoin, barbiturat)

Metabolisme yang terganggu Penghambat dihydrofolat reductase. Alkohol, defisiensi enzim (jarang)

Kehilangan folat berlebihan lewat urin

Penyakit hati aktif, gagal jantung kongestif

Obat-obatan yang menggangu metabolisme DNA

Antagonis purin, antagonis pirimidin, antagonis folat (metotreksat paling toksik)

Gangguan metabolik (jarang) Asiduria urotik herediter, sindrom Lesch-Nyhan

Anemia megaloblastik dengan penyebab tidak diketahui

Anemia megaloblastik refrakter, sindrom Diguglielmo, anemia diseritropoietik kongenital

Page 28: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Gejala klinis anemia defisiensi asam folat

Glossitis (peradangan pada lidah) Diare , nafsu makan hilang

Cheilosis (peradangan pada 1/2 sudut mulut)

Kurang gizi

Tidak nampak abnormalitas neurologik Pucat

Kulit dan mata sedikit kekuningan Peningkatan kadar bilirubin

Denyut nadi cepat & bising sistolik Kemungkinan jantung membesar

Page 29: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

EFEK DEF. B12 & FOLAT

Bumil DTS anensefalus, spina bifida, ensefalokel

Infark miokard Peny. Vaskular perifer & serebral Trombosis vena Kemandulan Pigmentasi kulit melanin yang reversibel Aktivitas osteoblast ↓ Neuropati ( B12) Faktor predisposisi kanker usus

Page 30: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Diagnosa Banding• Lekemi akut• Anemia hemolitik (pada krisis hemolitik)• Anemia aplastik• Eritremik mielosis• Penyakit hati yang berat• Hipotiroidisme• Nefritis kronis

Diagnosa• Gejala: anemia, ikterus ringan, glositis, stomatitis, purpura,

neuropati• Apus darah tepi: eritrosit yang besar dengan bentuk lonjong,

trombosit dan leukosit agak menurun didapatkan hipersegmentasi neutrofil, Giant Stab – cell, retikulosit menurun

• Sumsum tulang: hiperseluler dengan sel2 eritroblast yang besar (megaloblast), Giant Stab – cell

• Pada anemia pernicoisa: Schilling test (+)

Page 31: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Terapi1. Supportif

• Transfusi bila ada hipoksia• Suspensi trombosit bila trombositopenia

mengancam jiwa2. Pada defisiensi asam folat

• Asam folat 1-5 mg/hari p.o selama 4-5 minggu

3. Pada defisiensi vit. B12 parenteral seumur hidup dengan dosis 100 μgr setiap 3-4 minggu sekali atau dengan hidroxocobalamin 1000 μgr setiap hari I.M selama seminggu sampai dengan 2 minggu, lalu tiap 3 bulan

Page 32: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PENGOBATAN ANEMIA MEGALOBLASTIK

Anemia Defisiensi vit B12

Anemia Defisiensi folat

Senyawa hidroksikobalamin Asam folat

Rute intramuskular Oral

Dosis 1000 µg 5-15 mg

Dosis awal 6x 1000 µg slm 2-3 mgg Tiap hr slm 4 bln

Pemeliharaan 1000 µg tiap 3 bln Tergantung penyakit yg mendasari

profilaksis Gastrektomi total, reseksi ileum

Kehamilan, anemia hemolitik berat,dialisis, prematuritas

Page 33: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PenatalaksanaanDiberikan asam folat 1-5 mg per hari per oral selama 4-5 minggu apabila tidak terdapat gangguan absorpsi

Pada anemia megaloblastik dilakukan evaluasi: Defisiensi folat/b12 Obat-obatan Alkohol Riwayat bepergian Fungsi GITPrognosa Anemia Megaloblastik

Baik, kecuali bila ada komplikasi kardiovaskuler atau infeksi yang berat

Page 34: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PEMERIKSAAN LAB ANEMIA DEF VIT B12

Sel darah merah besar-besar (makrositik)

Neutrofil hipersegmentasi

Gambaran sumsum tulang megaloblastik

Kadar vitamin B12 kurang dari 100 mg/ml

Pemeriksaan lab anemia def asam folat

Kadar folat sel darah merah < 150 mg/ml

Makroovalosit

Hipersegmentasi sel PMN bilirubin (karena eritropoiesis yang tidak efektif)

Pansitopenia

Page 35: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PEMERIKSAAN LAB DEFISIENSI B₁₂ DAN FOLAT

Pemeriksaan

Nilai normal Hasil pada

def B₁₂

Hasil pada def folat

Vit B₁₂ serum 160-925ng/l atau 120-680 pmol/l

↓ N atau perbatasan

Folat serum 3,0-15,0µg/l atau 4-30nmol/l

N atau↑ ↓

Folat eritrosit 160-640µg/l atau 360-1460 nmol/l

N atau ↓ ↓

Page 36: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PENATALAKSANAAN Medikamentosa.

Anemia tanpa gejala neurologik dicoba hanya dengan asam folat saja dengan dosis 3 X 5 mg/ hari pada anak, 3 X 2,5 mg/ hari pada bayi.

Jika tidak terdapat kenaikan Hb dan kenaikan retikulosit setelah seminggu ditambahkan vitamin B12 dengan loading dose 1000 ug IM 1-3 kali dalam minggu pertama, dilanjutkan dosis maintenance 1000 ug IM setiap bulan.

Terapi diberikan sampai faktor penyebab disembuhkan dan anemia megaloblastik terkoreksi.

Jika terdapat kelainan neurologik, vitamin B12 langsung diberikan. Perawatan khusus:

Transfusi Diet: Anjuran makanan yang kadar vitamin B12 atau asam

folatnya tinggi: protein hewani, tempe, sayurn hijau. Gagal jantung: sesuai dengan terapi gagal jantung kongestif akibat

anemia yaitu: diuretik dan tranfusi.

Page 37: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ANEMIA PERNISIOSA

Anemia pernisiosa

Definisi Paling lazim sebagai penyebab defisiensi B12

Terjadi khas pada anak umur di bawah 10 tahun

Penyebab Tidak ada faktor intrinsik dan adanya atrofi mukosa maupun dektruksi autoimun dari sel-sel parietal

Gejala klinis Atrofi lambung yang mempengaruhi bagian yang mensekresi asam dan pepsin dari lambung, terkecuali antrum

Meningkat pada penyakit

Penyakit imunologik, miksedema, tiroiditis, insufisiensi adenokortikal idiopatik, hipoparatiroidisme

Antibodi dalam sirkulasi : abnormal

Page 38: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Gejala• pembentukan sel darah merah • Pengaruh pada sistem saraf:

• kesemutan di tangan dan kaki• hilangnya rasa di tungkai, kaki dan tangan• pergerakan yang kaku.

• buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru • luka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar• BB• warna kulit menjadi lebih gelap • linglung • depresi • fungsi intelektual

Page 39: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

DIAGNOSA pemeriksaan darah rutin untuk anemia.

tampak megaloblas (sel darah merah berukuran besar). perubahan sel darah putih dan trombosit

Diduga kekurangan pengukuran kadar vitamin B12 dalam darah.

Sudah pasti kekurangan pemeriksaan untuk menentukan penyebabnya Biasanya pemeriksaan dipusatkan kepada faktor intrinsik:

Darah memeriksa adanya antibodi terhadap faktor intrinsik ditemukan pada 60-90% penderita anemia pernisiosa.

Pemeriksaan yang lebih spesifik, yaitu analisa lambung. Dimasukkan selang nasogastrik melalui hidung

tenggorokan lambung Lalu disuntikkan pentagastrin ke dalam vena ambil contoh cairan lambung dan diperiksa untuk

menemukan adanya faktor intrinsik.

Page 40: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

DIAGNOSAPenyebabnya belum pasti tes Schilling.

• Diberikan sejumlah kecil vitamin B12 radioaktif per-oral (ditelan) dan diukur penyerapannya.

• Kemudian diberikan faktor intrinsik dan vitamin B12, lalu penyerapannya diukur kembali.

• Jika vitamin B12 tidak diserap tanpa faktor intrinsik, maka diagnosisnya pasti anemia pernisiosa.

PENCEGAHANJika penyebabnya adalah asupan yang kurang, maka anemia ini bisa dicegah melalui pola makanan yang seimbang

Page 41: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Terapipemberian vitamin B12 suntikan. Awalnya suntikan diberikan setiap hari / setiap

minggu, selama beberapa minggu vitamin B12 kembali normal diberikan 1 kali/bulan.

Penderita harus mengkonsumsi tambahan vitamin B12 sepanjang hidupnya.

Page 42: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ANEMIA NON-MEGALOBLASTIK

Anemia non-megaloblastik terdiri dari: Anemia pada penyakit hati kronik

Pemendekan masa hidup eritrosit Gangguan metabolisme zat besi Fungsi sumsum tulang

Anemia pada sindrom mielodisplastik

Tanda dan gejala:

1. Asimtomatik

2. Demam

3. Debilitas fisik meningkat

4. Pengurangan kapasitas transport O2

Page 43: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ETIOLOGI ANEMIA PENY. HATI

1. Pemendekan masa hidup eritrositBagian dari sindrom stres hematologik:infeksi, inflamasi, kanker jaringan rusak Sitokinin ↑ sekuestrasi makrofag ikat >>> zat besi destruksi eritrosit (limpa) ↑ produksi eritropoietin (↓ O/ginjal) rangsang inadekuat pada eritropoiesis (SSTL).Terus menerus malnutrisi transformasi T4 menjadi T3 ↓ hipotiroid fungsional kebutuhan Hb yg mengangkut O2 ↓ sintesis eritropoietin ↓

Aktivasi makrofag oleh sitokinin daya fagositosis ↑ ( bagian dari filter limpa ) & menjadi kurang toleran terhadap perubahan minor dari eritrosit.

Page 44: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

2. Gangguan metabolisme zat besiKadar besi yang rendah meskipun cadangan besi cukup adanya gangguan metabolisme zat besi pada penyakit kronis. Anemia disebabkan karena penurunan kemampuan Fe dalam sintesis Hb.Uptake zat besi ke sel- sel usus & pengikatan oleh apoferitin intrasel masih dipertahankan normal, sehingga defek agaknya terjadi saat pembebasan Fe dari makrofag dan sel-sel hepar pada pasien penyakit kronis. Dengan demikian dapat dimengerti bila cadangan Fe dalam tubuh masih dapat tercukupi.

Page 45: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

3. Fungsi sumsum tulangPada penyakit kronis, diduga respons terhadap eritropoietin berkurang sehingga terjadi anemia. Agaknya sitokin yg dikeluarkan oleh sel-sel yang rusak bertanggung jawab dalam hal respons ini. Penelitian invitro pada sel hepatoma juga memproduksi eritropoietin menunjukkan bahwa sitokin-sitokin ini mengurangi sintesis eritropoietin.Ada 3 sitokin yakni TNF-α, IL-1, IFN. Semua sitokin tersebut ada dalam plasma pasien inflamasi & kanker serta didapatkan hubungan langsung antara kadarnya & beratnya anemia.

Page 46: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

SINDROM MIELODISPLASTIK

sekelompok penyakit neoplastik didapat pada sel induk hemopoietik multipoten yang ditandai oleh meningkatnya kegagalan sumsun tulang dengan kelainan kuantitatif & kualitatif di ketiga jalur sel mieloid.Ciri khas penyakit ini adalah hemopoiesis yang inefektif sehingga sitopenia sering kali menyertai sumsum tulang dengan selularitas yang normal atau meningkat. Gambaran yang sering ditemukan adalah apoptosis yang meningkat dalam sumsum tulang.

Page 47: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

KLASIFIKASI SINDR. MIELODISPLASTIK

Sindrom mielodisplastik diklasifikasikan menjadi 3 subgrup menurut:1. Proporsi sel blas dalam darah & sumsum tulang2. Sering tidaknya sideroblas cincin ( <5% ) dalam sumsum tulang3. Proporsi sel monosit dalam darah tepi.

Gejalanya (jika ada) adalah gejala anemia, infeks, atau mudah memar atau berdarah.

Page 48: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

LO 2MM. ANEMIA NORMOSITIK NORMOKROM

Page 49: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

DefinisiAnemia normositik

anemia dengan eritrosit berukuran normal tetapi dengan penurunan kandungan Hb secara proporsional, vol sel darah merah, dan jumlah eritrosit per milimeter kubik darah. sel darah merah yang ukurannya normal(MCV/VER normal)

Anemia normokromanemia dengan kandungan Hb secara proporsional, vol sel darah merah dan jumlah eritrosit per milimeter kubik darah. tampilan eritrosit yang normal (MCH/HER normal)

Page 50: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ANEMIA NORMOSITIK NORMOKROM

Etiologikehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronik termasuk infeksi, gangguan endokrin, gangguan ginjal, kegagalan sumsum.

KLASIFIKASI

1. Anemia Pasca Perdarahan akut2. Anemia Aplastik3.3. Anemia Hemolitik DidapatAnemia Hemolitik Didapat4. Anemia akibat penyakit kronik5. Anemia pada gagal ginjal kronik6. Anemia pada sindrom mielodisplastik7. Anemia pada keganasan hematologik

Page 51: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PEMERIKSAAN LABORATORIUM ANEMIA NORMOSITIK NORMOKROM

1. Pemeriksaan khususa. Sediaan hapus darah tepi morfologi

eritrositSferositOvalositSel targetFragmentosit

b. Test Coombc. Aktivitas G6PDd. Benda inklusi Heinz bodiez khas

pada anemia hemolitik

Page 52: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

2. Daya tahan osmotikFragilitas osmotik, Resistensi osmotik, dimana fragilitas meningkat pada:Sferosit dan eritrosit neonatus

3. Pemeriksaan sukrose lisisPenyaring untuk PNH.Berfaedah dilakukan pada:

- Aplasia sumsum tulang - Anemia hemolitik yang belum jelas- Hemoglobinuria

4. Pemeriksaan Ham’s / Pemeriksaan Acidified serumPenentuan diagnosis untuk PNH.

5. Pemeriksaan enzim G6PDTerjadinya hemolitik akibat def G6PD.

Page 53: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ANEMIA PASCA PERDARAHAN

Terbagi atas Perdarahan akut: kemungkinan timbul renjatan bila

mengeluarkan darah yang begitu banyak sedangkan penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari kemudian.

Perdarahan kronik: pengeluaran darah biasanya sedikit-dikit sehingga tidak diketahui. Penyebab yang sering ialah ulkus peptikum, perdarahan saluran cerna dan infeksi cacing tambang.

Page 54: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Etiologi: Kecelakaan Pembedahan Persalinan Pembuluh darah pecah

Tanda perdarahan akut:Lemah - dingin extrmGelisah - NauseaPucat - pusingHaus - takikardiKeringat >>> - tek.darah&nadi turunNafas cepat & dangkal - hilang kesadaran

shockNadi cepat & lemah

Page 55: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ANEMIA PASCA PERDARAHAN

Pemeriksaan laboratorium1jam stelah perdarahan akut

Peningkatan trombosit Masa perdarahan memendekRetikulositosis 24-48jamFe serum menurunHb, Ht, jumlah eritrosit menurun

PenatalaksanaanMengobati sebab perdarahanMemberi preparat besi

Page 56: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ANEMIA POST-HEMORAGIK

Kehilangan darah mendadak Pengaruh yang timbul segera: reflek kardiovaskular

kontraksi arteriola, penurunan aliran darah ke organ yang kurang vital (anggota gerak, ginjal dan sebagainya) dan peningkatan aliran darah ke organ vital (otak dan jantung).Kehilangan darah 12-15% : pucat, takikardi, TD

normal/menurunKehilangan darah 15-20% : TD menurun, syok

reversibelKehilangan darah >20% : syok reversibelTerapi : transfusi darah dan plasma

Page 57: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Pengaruh lambat: pergeseran cairan ektraseluler ke intraseluler sehingga terjadi hemodilusiGejala : leukositosis (15.000-20.000/mm3), Hb, Ht,

eritrosit menurun, eritropoetik meningkat, oligouria / anuria, gagal jantung.

Terapi dapat diberikan PRC

Kehilangan darah menahun: Berupa gejala defisiensi besi bila tidak diimbangi dengan masukan suplemn besi.

Page 58: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ANEMIA APLASTIK Definisi Pansitopenia

keadaan dimana gagalnya sumsum tulang memproduksi komponen darah anemia, leukopenia, trombositopenia

Definisi anemia aplastik kelainan primer sumsum tulang tanpa adanya infiltrasi, supresi atau pendesakan sumsum tulang.

Page 59: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

EPIDEMIOLOGIInsidensi anemia aplastik didapat di seluruh dunia dan berkisar

antara 2-6 kasus per 1 juta penduduk per tahun dengan variasi geografis.

Ditemukan lebih dari 70 % anak-anak menderita anemia aplastik.

Tidak ada perbedaan secara bermakna antara laki dan perempuan, namun beberapa penelitian nampak insiden pada laki-laki lebih banyak dibanding wanita.

Penyakit ini termasuk penyakit yang jarang dijumpai di negara barat dengan insiden 1-3/ 1 juta/tahun. Namun di negara timur seperti Thailand, negara asia lainnya seperti Indonesia, Taiwan dan Cina insidennya lebih tinggi.

Di Bangkok 3,7 kasus per 1 juta penduduk per tahun.Anemia aplastik didapat umumnya muncul pada usia 15-25

tahun. Puncak insidens kedua yang lebih kecil muncul setelah usia 60 tahun.

Page 60: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ETIOLOGIPrimer

Kongenital : suatu pola pewarisan resesif autosomal dan sering ditandai dengan retardasi pertumbuhan dan cacat kongenital di rangka, kelainan saluran ginjal, kadang-kadang retardasi mental. Biasanya terjadi pada usia 5-10 tahun (10% menderita leukimia akut).

Idiopatik: kerusakan autoimun yang diperantarai sel TSekunder

– Radiasi pengion: pemajanan tidak sengaja (radioterapi, stasiun pembangkit tenaga nuklir)

– Zat kimia: benzena dan pelarut organik lain, insektisida, pewarna rambut.

– Obat: yang biasanya menyebabkan depresi sumsum tulang (busulfan, sikolosfamid, antrasiklin). Obat yang kadang-kadang menyababkan depresi sumsum tulang (kloramfenikol, sulfonamida)

– Infeksi: virus hepatititis (A atau non A non B)

Page 61: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ANEMIA APLASTIK : GEJALA

Netropenia Trombositopenia Infeksi mulut & tenggorok Memar Perdarahan gusi Epistaksis Menorhagia KGB, limpa, hati tidak membesar

Page 62: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

KLASIFIKASI BERDASARKAN TINGKAT KEPARAHAN ATAU PROGNOSISAnemia aplastik berat •Seluraritas sumsum tulang <25% atau 25-50%

dengan <30% sel hematopoietik residu, dan•Dua dari tiga kriteria berikut : onetrofil < 0,5x109/lotrombosit <20x109 /loretikulosit < 20x109 /l

Anemia aplastik sangat berat

Sama seperti anemia aplastik berat kecuali netrofil <0,2x109/l

Anemia aplastik bukan berat

Pasien yang tidak memenuhi kriteria anemia aplastik berat atau sangat berat; dengan sumsum tulang yang hiposelular dan memenuhi dua dari tiga kriteria berikut :•netrofil < 1,5x109/l•trombosit < 100x109/l•hemoglobin <10 g/dl

Page 63: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ANEMIA APLASTIK : PATOFISIOLOGI

Sel induk hemopoetik

PANSITOPENIA

Leukosit ↓ Trombosit

↓Eritrosit ↓

Sindrom anemia

Mudah infeksi:-Febris

--ulkus mulut-- pharynx

--sepsis

Perdarahan:- Kulit

- mukosa- organ dalam

Page 64: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno
Page 65: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. Sel Darah Pada stadium awal penyakit, pansitopenia tidak selalu

ditemukan. Jenis anemia adalah normokrom normositer. Kadang-kadang ditemukan pula makrositosis,

anisositosis dan poikilositosis.2. LED (laju Endap Darah)Laju endap darah selalu meningkatditemukan 62-70 kasus (89%) mempunyai laju endap

darah lebih dari 100 mm dalam jam pertama.

Page 66: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

3. Faal HemostatisWaktu perdarahan memanjang dan retraksi bekuan

buruk disebabkan oleh trombositopeniaFaal hemostatis lainnya normal.

4. Sumsum TulangKarena adanya sarang-sarang hemopoeisis hiperaktif

yang mungkin teraspirasi, maka sering diperlukan aspirasi beberapa kali.

Diharuskan melakukan biopsi sumsum tulang pada setiap kasus anemia aplastik.

Page 67: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

5. KromosomPada anemia aplastik didapat, tidak ditemukan

kelainan kromosom.Pada anemia aplastik konstitusional ditemukan

kelainan kromosom (bawaan).

6. Lain-lainHb F meningkat pada anemia aplastik anak dan

mungkin sering ditemukan pada anemia aplastik konstitusional.

Kadar eritropoetin ditemukan meningkat pada anemia aplastik.

Page 68: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

DIAGNOSIS1. Pansitopenia berupa kadar Hb kurang dari 13

gr % (pada pria) atau kurang dari 12 gr % (pada wanita), jumlah Neutrofil absolut kurang dari 1500/mm3 dan jumlah trombosit kurang dari 150.000/mm3.

2. Adanya Aplasia atau Hipoplasia sumsum tulang pada sediaan hapus aspirat sumsum tulang, yang menunjukkan peningkatan sel-sel lemak, hipoplasia seri eritroid, mieloid dan megakariosit, serta limfosit tampak meningkat.

Page 69: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PENATALAKSANAANPengobatan terdiri atas : 1. Identifikasi dan eliminasi penyebab.2. Pengobatan suporatif : terhadap infeksi, perdarahan dan anemia.3. Usaha mempercepat penyembuhan pansitopenia melalui imunosupresif,

transplantasi sumsum tulang, obat-obatan anabolik dan kortikosteroid.Spesifik

– Globulin anti limfosit. Diberikan bersamaan dengan kortikosteroid ( untuk mengurangi efek samping demam nyeri sendi)

– Siklosporin– Faktor pertumbuhan hemopoietik.– Androgen oksimetolon 2,5 mg/kg/hari. Es: kerusakan hati, karsinoma

hepatoselular. Jika tidak ada respon dalam 4-6 bulan harus dihentikan– Transplantasi sel induk

Page 70: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PROGNOSISRiwayat alamiah anemia aplastik dapat berupa :1.Berakhir dengan remisi sempurna.2.Berakhir dengan remisi tidak sempurna

Bertahan hidup selama 20 tahun atau lebih.3.Meninggal dalam 1 tahun.

Page 71: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Pencegahan dan pengobatan:Lingkungan yang memadai (ruangan dengan aliran udara yang

mendatar atau tempat yang nyaman) dan higiene yang baik.Mencegah terjadinya perdarahan atau infeksi-> suportif

sampai terjadi penyembuhan sumsum tulangPada pendarahan dan/atau infeksi perlu dilakukan terapi

komponen darah yang bijaksana, yaitu sel darah merah, granulosit dan trombosit dan antibiotik.

Agen-agen perangsang sumsum tulang seperti androgen diduga menimbulkan eritropoiesis, tetapi efisiensinya tidak menentu.

Penderita anemia aplastik kronik dipertahankan pada hemoglobin (Hb) antara 8 dan 9 g dengan tranfusi darah yang periodik.

Page 72: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ANEMIA MIELOPTISIK

Anemia yang terjadi karena gangguan infiltrasi sumsum tulang yang disebabkan oleh terdapatnya sel non hematopoitik pada sumsum tulang. Kegagalan sumsum tulang mengakibatkan infiltrasi sekunder dapat mengakibatkan penurunan prosuksi sel darah

Penyebab– Metastasis karsinoma ( Kanker paru-paru, payudara, dan

prostat)– Granulomatous disease– Mielofibrosis

Gejala– Splenomegali– Hepatomegali– Gejala anemia– Gejala penyakit penyebab

Page 73: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PATOFISIOLOGI

Sel nonhemopoetik atau sel patogen

Fibrosis sekunder

Merusak sel hemopotik normal

Sumsum tulang menginfiltrasi kolagen dan retikulin yang

menggantikan sel hemopoetik.

Page 74: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ANEMIA AKIBAT PENYAKIT KRONIS

Etiologi :Penyakit infeksi, seperti infeksi ginjal, paru

(bronkiektasis, abses, empiema, dll) Inflamasi kronik, seperti artritis reumatoidNeoplasma, seperti limfoma malignum dan nekrosis

jaringan

Patogenesis :Pemendekan masa hidup eritrositGangguan metabolisme zat besiGangguan fungsi sumsum tulang

Page 75: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Patofisiologi:Pemendekan masa hidup eritrosit:

Sindrom stres hematologik: produksi sitokin berlebihan karena kerusakan jaringan akibat infeksi, inflamasi, atau kanker-> sekuestrasi makrofag-> mengikat lebih banyak zat besi, meningkatkan destruksi eritrosit di limpa, menekan produksi eritropoetin oleh ginjal, perangsangan inadekuat pada eritropoesis di sumsum tulang

Malnutrisi-> penurunan transformasi T4 menjadi T3-> hipotiroid fungsional-> penurunan kebutuhan Hb yang mengangkut O2-> sintesis eritropoetin berkurang

Page 76: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Penghancuran eritrosit:Aktivasi makrofag oleh sitokin-> peningkatan daya

fagositosis makrofag dan sebagai bagian dari filter limpa, menjadi kurang toleran terhadap perubahan/kerusakan minor eritrosit

Defek terjadi ekstrakorpuskulerProduksi eritrosit

Gangguan metabolisme zat besi-> penurunan kemampuan Fe dalam sintesis Hb

Fungsi sumsum tulang: kompensasi yang terjadi kurang dari yang diharapkan akibat berkurangnya pelepasan atau menurunnya respon terhadpa eritropoietin

Page 77: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Gambaran klinis :Pada anemia ringan dan sedang maka gejalanya

tertutupi gejala penyakit dasarnya namun bila demam meningkat maka pengurangan kapasitas transport O2 akan memperjelas gejala anemianya

Penatalaksanaan :Tidak ada pengobatan khusus untuk anemia jenis ini,

sehingga pengobatan ditujukan kepada penyakit kronik penyebabnya.

Jika anemia menjadi berat, mungkin diperlukan transfusi darah atau eritropoietin

Page 78: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Pengobatan:Transfusi:

Pilihan pada kasus-kasus hermodinamik Anemia akibat kanker-> Hb dipertahankan 10-11 gr/dL

Preparat besi: Besi dapat mencegah pembentukan TNF-α, meningkatkan kadar Hb Belum direkomendasikan untuk diberikan pada anemia penyakit

kronisEritropoietin:

Diberikan pada pasien anemi akibat kanker, gagal ginjal, mieloma multipel, artritis rematoid, dan HIV

Dapat menghindari transfusi dan efek sampingnya Mempunyai efek anti inflamasi dengan cara menekan produksi TNF-

α dan interferon-γ Tetapi juga menambah proliferasi sel-sel kanker ginjal serta

meningkatkan rekurensi pada kanker kepala dan leher

Page 79: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ANEMIA PADA GAGAL GINJAL KRONIK

Anemia pada gagal ginjal kronik (GGK) akan timbul apabila kreatinin serum lebih dari 3,5 mg/dL

Pada penderita GGK terjadi kelainan dinding eritrosit karena perubahan dalam komposisi plasma. Kelainan eritrosit lain yang dapat dijumpai pada GGK adalah akantosit, sel target, sferosit dan ditemukannya Hein’s Bodies

Page 80: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Fungsi Ginjal

Produksi EPO

Sumsum tulang

Produksi Eritrosit

ANEMIA

Patogenesis

Page 81: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Pengobatan :Transplantasi ginjal biasanya pada hari ke-

5 sampai hari ke-20 setelah transplantasi, eritropoesis mulai aktif

Transfusi darah tidak terlalu dianjurkan karena harus dilakukan berulang kali dan tidak menyelesaikan masalah

Terapi eritropoesis

Page 82: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

LO 3MM. ANEMIA HEMOLITIK

Page 83: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ANEMIA HEMOLITIK• Anemia yang disebabkan oleh peningkatan kecepatan destruksi eritrosit Ditandai dengan Destruksi eritrosit meningkat & Umur eritrosit

memendek

• KLASIFIKASI

Kelainan Intrinsik (bawaan) Hbpathy Def. G-6-PD Sferositosis herediter Ovalositosis Herediter Hemoglobin unstable

Kelainan Ekstrinsik (didapat)Kelainan Autoimun (AIHA)Obat2an (metildopa,dll)Racun UlarInfeksi Parasit MalariaAn. Hemolitik MikroangiopatiAn. Hemolitik IsoimunHipersplenisme

Page 84: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

KLASIFIKASI ANEMIA HEMOLITIK

• Mikroangiopati• Purpura trombositopenik trombotik• Sindrom hemolitik uremik• Sepsis menigokokal• Pre-eklampsia• Koagulasi intravaskuler diseminata

• Hemoglobinuria Mars • Infeksi

• Malaria• Clostridium

• Zat kimia dan fisik• Khususnya obat, zat industri/rumah tangga,

luka bakar• Sekunder

• Penyyakit hati dan ginjal• Hemoglobinuria nokturnal paroksimal

•Metabolisme• Defisiensi G6PD• Defisiensi piruvat kinase

•Hemoglobin• Abnormal (HbS, HbC, tak stabil)

Page 85: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PENGELOMPOKAN ANEMIA HEMOLISIS BERDASAR ETIOLOGINYA• Anemia hemolisis herediter

1. Defek enzim/enzimopati• Defek jalur Embden Meyerhof

– Def piruvat kinase– Def glukosa fosfat isomerase– Def fosfogliserat kinase

• Defek jalur heksosa monofosfat– Def G6PD– Def glutation reduktase

2. Hemoglobinopati • Thalasemia• Anemia sickle cell• dll

3. Membranopati • Sferosis herediter

• Anemia hemolisis didapat 1. Anemia hemolisis imun: idiopatik,keganasan, obat2an, kelainan autoimun, infeksi, transfusi2. Mikroangiopati : trombotik trombositopenia purpura(TTP), Sindrom Uremik Hemolitik(SUH), DIC,

preeklampsia, eklampsia, hipertensi maligna3. Infeksi : malaria, clostridium.

Page 86: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

DEFEK HEREDITER Kelainan membran sel darah merah

ANEMIA HEMOLITIK INTRINSIK

Page 87: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ANEMIA HEMOLITIK EKSTRINSIK

Page 88: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Tanda dan gejala Gejala klinisLemah Pallor pada membran mukosaPusing Penyakit kuning ringan yang naik-

turunCepat letih dan sesak SplenomegaliKulit dan mukosa kuning Defisiensi folat anemia hemolitik

kronikUrin kecoklatan Urobilinogen yang berlebihanTakikardiAliran murmur pada katup jantung

Page 89: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Eritrosit normal

Eritrosit tua

Makrofag(SSTL, limpa , hati)

Penyakit

Hemolisis (>>)

SSTL

Pembentukan eritrosit 10x lebih cepat

(ANEMIA HEMOLITIK)

Anemia hemolitik kompensated

Eritropoietin

Ginjal

Hiperplasia eritroid

PATOFISIOLOGI

Page 90: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Hemolisis

Intravaskuler Ekstravaskuler

Destruksi eritrosit sirkulasi darah

• Trauma mekanik• Fiksasi komplemen • Aktivisasikomplemen permukaan• Infeksi yang langsung mendegradasi dan mendestruksi

Sel eritrosit difagositosis & dihancurkan makrofag

Destruksi eritrosit sistem

retikuloendotelial

Sel eritrosit yang telah mengalami perubahan membran tidak dapat

melintasi sis retikuloendotelial

PATOFISIOLOGI

Page 91: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PENYEBAB HEMOLISIS INTRAVASKULAR

- Transfusi darah yg tdk sesuai- Defisiensi G6PD dgn stres oksidasi- Sindrom fragmentasi eritrosit- Anemia hemolitik autoimun- Obat & infeksi- Hemoglobinuria noktural paroksismal- Hemoglobin tdk stabil

Page 92: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno
Page 93: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Ekstravaskular

Makrofag

RBC

Globin Zat besi Protoporfirin

Asam aminoBerkaitan dg transferin

Bilirubin tdk berkonjunggasi

Hati

Bilirubin glukuronida

Usus

Sterkobilinogen

(feces)

Reabsorbsi

Ginjal

Urobilinogen (urin)

Intravaskular

RBC

Hb

Hb-dimer Met-Hb Hb-haptoglobin

Feri-heme + globin

Methem-albumin

Heme-hemopexin

Hemoglobinuria

Hemosiderinuria

Urobilinogenuria

Page 94: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Pada keadaan normal, sel darah merah mempunyai waktu

hidup 120 hari Sel darah yang menjadi tua diketahui dan dirusak oleh

sel pemakan dalam sumsum tulang, limpa, dan hati Jika terjadi hemolisis (hancur sebelum waktunya)

sumsum tulang berusaha menggantinya dengan mempercepat pembentukan sel darah merah yang baru (sampai 10 kali kecepatan normal)

Jika penghancuran sel darah merah melebihi pembentukannyaanemia hemolitik

Page 95: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

SPLENOMEGALI

Page 96: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

DEFEK MEMBRAN SELULAR

Sferositosis herediter

Definisi kelainan karena pola pewarisan dan kasus2 ini disebabkan oleh mutasi spontan.

Etiologi Kelainan molekuler protein rangka (misal: def protein spektrin)

Tanda dan gejala Anemia

Ikterus

Splenomegali

Sferositosis dan somatositosis di darah perifer

Terjadi hemolisis tingan tapi terkompensasi

Penatalaksanaan splenektomi

Page 97: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Patogenesis :

SFEROSITOSIS HEREDITER

Defek pd protein pembentuk membran

eritrosit

Defek pd protein pembentuk membran

eritrosit

Akibat : def. spectrin, ankryn, protein pita 3 Akibat : def. spectrin, ankryn, protein pita 3

↑ fragilitas osmotik eritrosit bentuk eritrosit bulat permukaan membran hilang

terjebak dalam limpa

↑ fragilitas osmotik eritrosit bentuk eritrosit bulat permukaan membran hilang

terjebak dalam limpa

Page 98: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

DEFEK MEMBRAN SELULAR

Eliptositosis herediter

definisi Penyakit karena gangguan herediter yg berkaitan dengan kerangka protein membran SDM

gejala klinis Jarang ada gejala

Temuan laboratorium

Darah berbentuk sel sabit

Krapuhan osmotik dan autohemolisis

komplikasi piropoikilositosis

Eritrosit menunjukkan banyak bentuk tetesan airmata sferosit dan mikrosferoist sera sel2 yang terfragmentasi

Page 99: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Patogenesis :

ELIPTOSITOSIS HEREDITER

Ditandai : kelemahan secara mekanis

Ditandai : kelemahan secara mekanis

↑ fragilitas osmotik eritrosit

↑ fragilitas osmotik eritrosit

Gangguan sintesis protein spectrin α dan β, protein 4.1 ,

glicophoryn C pembentuk membran eritrosit

Gangguan sintesis protein spectrin α dan β, protein 4.1 ,

glicophoryn C pembentuk membran eritrosit

Page 100: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

DEFEK METABOLISME INTRASELULARDefisiensi G6PD

Definisi G6PD Enzim awal yg terlibat dalam jalur pentosa fosfat pada metabolisme eritrosit

Menghasilkan NADPH (sumber potensial pereduksi utnuk eritrosit menahan stress oksidasi)

Gejala dan tanda Ikterus neonatus

Anemia hemolitik kongenital

Hemolisis akibat obatCth: primakuin

favism

Pemeriksaan lab Adanya blister cell Terdeteksi badan heinzPenurunan haptoglobinPeningkatan LDH dan bilirubinPeningkatan hitung retikulositHemosiderine dalam urine

Page 101: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

DEFEK METABOLISME INTRASELULAR

Defisiensi piruvat kinase

Efek Tidak dapat membentuk 2 ATP pada SDM non retikulosit sehingga influks dan efluks terganggu

Lebih mudah didestruksi oleh limpa

Gejala dan tanda anemia

Ikterus

Splenomegali

Peningkatan bilirubin indirek

Pemeriksaan lab Tidak tampak sferosit

Page 102: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

HEMOGLOBINOPHATIHemoglobin C

Etiologi Asam glutamat diganti oleh lisin

Sifat Hb C Hb C kurang larut dibandingkan dengan Hb A

Pemeriksaan lab Ditemukan di darah perifer: MikrosferositKristal intraseksel sasaran Hb 8-12 g/dL

Hemolisis dijumpai sampai tingkat sedang

Penyakit Hb SC

Etiologi Pewarisan satu gen abnormal yg membawa sifat C dan gen lain yg membawa sifat S

Gejala klinins Nekrosis aseptik kaput femoris, keluhan artristik

Pemeriksaan lab Anemia dengan retikulositosis

Banyak sel target pada darh perifer

Sel sabit

Page 103: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Methemoglobin / Hemoglobin M Hb yg tidak stabil

Hemoglobin yg terroksidasi menjadi bentuk ferri

pewarisan sebuah gen yg menimbulkan defek pada komponen struktural globin yg dapat menyebabkan instabiltas Hb.

Mengalami sianosis dam hipoksemia

Memiliki Hb abnormal yg dapat di deteksi dengan elektroforesis Hb

Page 104: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ANEMIA HEMOLITIK IMUN

Anemia hemolitik autoimun Suatu kelainan dimana terdapat antibodi

terhadap sel2 eritrosit shg umur eritrosit memendek

Disebabkan oleh produksi antibodi oleh tubuh terhadap eritrosit sendiri sehingga umur eritrosit memendek.

Kelainan ini ditandai oleh hasil yang positif pada uji antiglobulin langsung (direct antiglobulin test- DAT-Coomb test).

Ada 2 tipe : tipe hangat dan dingin

Page 105: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ANEMIA HEMOLITIK AUTOIMUN TIPE HANGAT

Pengertian menurut reaksi antibodi yang lebih kuat pada eritrosit yang dilakukan pada suhu 37◦

dapat ditemukan dalam serum dan dapat dipisahkan dari sel-sel eritrosit

Autoantibodi ini berasal dari kelas IgB dan bereaksi dg semua sel eritrosit normal

Bagian dari membran sel eritrosit hilang sel menjadi semakin sferis secara progresif mempertahankan volume yang sama dan akhirnya di hancurkan secara prematur, terutama di limpa

Gambaran klinis Limpa yang membesar. Cenderung mengalami remisi dan relaps

Tanda dan gejala gejala anemia, ikterik, demam, nyeri abdomen, urin berwarna gelap, splenomegali, hepatomegali, limfadenopati

Page 106: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ANEMIA HEMOLITIK AUTOIMUN TIPE DINGIN

Pengertian Terjadinya hemolisis diperantarai antibodi dingin : aglutinin dingin IgM monoklonal dan antibodi Donath-Landstainer

Antibodi biasanya adalah IgM dan paling baik berikatan dengan eritrosit pada suhu 4◦c

Autoantibodi , baik monoklonal maupun poliklonal melekat pada eritrosit terutama pada sirkulasi perifer dengan suhu darah yang mendingin

Gejala klinis Dapat terjadi splenomegali dan ikterus ringan

Dapat menderita akrosianosis disebabkan oleh aglutinasi eritrosit (suhu dingin) dalam pembuluh darah kecil

Hemolisis kronik

Splenomegali

Page 107: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Anemia hemolitik aloimun

Pengertian Antibodi yang dihasilkan oleh satu individu bereaksi dengan eritrosit individu lain

Yang paling berat : reaksi transfusi akut yg disebabkan ketidaksesuaian ABO eritrosit yg akan memicu aktivasi komplemen dan terjadi hemolisis intravaskuler yg akan menimbulkan DIC dan infark ginjal

Tanda dan gejala sesak nafas, demam, nyeri pinggang, menggigigl, mual, muntah dan syok

Gambaran klinis setelah terpapar zat-zat antigenik, antibodi akan meningkat pesat dan timbul hemolisis ekstravaskuler

Page 108: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Anemia hemolitik aloimun karena transfusi

Pengertian Antibodi yang dihasilkan oleh satu individu bereaksi dengan eritrosit individu lain

Yang paling berat : reaksi transfusi akut yg disebabkan ketidaksesuaian ABO eritrosit yg akan memicu aktivasi komplemen dan terjadi hemolisis intravaskuler yg akan menimbulkan DIC dan infark ginjal

Tanda dan gejala sesak nafas, demam, nyeri pinggang, menggigigl, mual, muntah dan syok

Gambaran klinis setelah terpapar zat-zat antigenik, antibodi akan meningkat pesat dan timbul hemolisis ekstravaskuler

Page 109: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ENZIMOPATI • Pembentukan ATP dari metabolisme glukosa

untuk:– Kerja pompa ionik– Penyediaan besi Hb dalam bentuk ferro

• Pembentukan ATPjalur Embden Meyerhof yang melibatkan :– Enzim glukosa fosfat isomerase– Piruvat kinase

• Sebagian kecil glukosa mengalami metabolisme dalam eritrosit melalui jalur heksosa monofosfat dengan bantuan enzim glukosa 6 fosfat dehidrogenase glutation yang penting untuk melindungi Hb & membran eritrosit dari oksidan

• Dengan defisiensi enzim G6PD, piruvat kinase & glukosa fosfat isomerase mempermudah & mempercepat hemolisis

Page 110: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

HEMOLISIS MIKROANGIOPATIK

• kerusakan membran sel eritrosit secara mekanik dalam sirkulasi darah karena adanya fibrin atau mikrotombi trombosit yang tertimbun di arteriol, sel eritrosit terperangkap pada jala2 fibrin mengakibatkan terfragmentasinya eritrosit

• Dapat terjadi pada abnormalitas dinding pembulu darah misal pada : hipertensi maligna, eklamsia, kanker diseminata, hemangioma(DIC) & mikroangiopati trombosik: TTP &HUS

Page 111: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

INFEKSI MIKROORGANISME

Langsung menyerang eritrosit : malaria, babesiosis, & bartonelosis

Melalui pengeluaran toksin hemolisis oleh Clostridium perfingens,

Pembentukan antibodi atau otoantibodi terhadap eritrosit

Deposit antigen mikroba / reaksi kompleks imun pada eritrosit

Page 112: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PEMERIKSAAN LAB ANEMIA HEMOLITIK

Retikulosit ↑Umur eritrosit pendek (<100 hr)

Sferositosis & stomatositosis

Ikterus

Fragmentosit Bilirubin ↑

Poikilositosis, anisositosis

Splenomegali

Ada sel darah merah berinti

MCHC ↑

Target sel LDH ↑

Hiperplasia eritropoesis

Haptoglobin serum ↓

Urine urobilinogen ↑ Fecal stercobilinogen ↑

Page 113: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PEMERIKSAAN LAB ANEMIA HEMOLITIK AUTOIMUN

Retikulositosis

VER ↑

Tes coomb positif

Lekopenia

Trombositopenia

Hemoglobinuria

Hemoglobinemia

Page 114: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PEMERIKSAAN PENUNJANG• Tetesan preparat darah tebal

merupakan cara terbaik untuk menemukan parasit malaria karena tetesan darah cukuo banyak dibandingkan dengan preparat darah tipis.

• Tetesan darah tipisdigunakan untuk identifikasi jenis plasmodium,bila dengan preparat darah tebal sulit ditentukan.

• Tes antigen : P-F testmendeteksi antigen dari P.falciparum.Deteksinya sangat cepat hanya 3-5 menit,tidak memerlukan latihan khusus, sensitivitasnya baik,tidak memerlukan alat khusus.

• Tes serologites ini berguna untuk mendeteksi adanya antibodi specific terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal.

• Pemeriksaan PCRpemeriksaan ini dianggap sangat peka dengan teknologi amplifiksai DNA,waktu dipakai cukup cepat dan sensitivitasnya maupun spesifitasnya tinggi.keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit sangat sedikit dapat memberikan hasil positif.

Page 115: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

LO 4MM. MALARIA

Page 116: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Stadium demam:Stadium menggigil: nadi cepat tapi lemah, bibir dan jari

tangan menjadi biru, kulit kering dan pucat, kadang disertai muntah. Pada anak, kadang disertai kejang (15 menit-1 jam)

Stadium puncak demam: rasa dingin berubah jadi panas sekali-> muka merah, kulit kering dan terasa panas, sakit kepala, mual muntah, nadi penuh dan berdenyut keras (2-6 jam)

Stadium berkeringat: suhu turun cepat, kadang-kadang sampat di bawah ambang normal. Biasanya penderita dapat tidur nyenyak dan waktu bangun merasa lemah tapi lebih sehat (2-4 jam

Page 117: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Siklus hidup Plasmodium malaria :1. Fase seksual eksogen (sporogoni) dalam tubuh nyamuk.2. Fase aseksual (skizogoni) dalam tubuh hospes perantara/manusia

a. daur dalam darah (skozogoni eritrosit)b. daur dalam sel parenkim hati/stadium jaringan (skizogoni ekso-

eritrosit).

PATOFISIOLOGI Melalui gigitan nyamuk Anopheles ♀ sporozoit masuk aliran

darah selama 1/2-1 jam menuju hati untuk berkembang biak berpuluh-puluh ribu merozoit masuk ke dalam darah dan masuk ke dalam eritrosit untuk berkembang biak menjadi tropozoit Skizon eritrosit pecah (disebut sporulasi) sambil membesarkan puluhan merozoit sebagian skizon masuk kembali ke eritrosit baru dan sebagian lagi membentuk mikro dan makro gametosit Gametosit akan terisap oleh nyamuk Anopheles saat menghisap darah penderita untuk memulai fase sporogoni.

Page 118: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno
Page 119: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno
Page 120: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

SIFAT DAN DIAGNOSTIK 4 SPESIES PLASMODIUM PADA MANUSIA

Plasmodium falciparum

Plasmodium vivax

Plasmodium ovale

Plasmodium malariae

Daur Praeritrosit 5,5 hari 8 hari 9 hari 10-15 hari

Hipnozoit - + + -

Jumlah merozoit hati 40.000 10.000 15.000 15.000

Skizon hati 60 mikron 45 mikron 70 mikron 55 mikron

Daur eritrosit 48 jam 48 jam 50 jam 72 jam

Eritrosit yang dihinggapi

Muda dan normosit

Retikulosit dan normosit

Retikulosit dan normosit muda

normosit

Pembesaran eritrosit - ++ + -

Titik-titik eritrosit Maurer Schuffner Schuffner (James) Ziemann

Pigmen hitam Kuning tengguli

Tengguli tua Tengguli hitam

Jumlah merozoit eritrosit

8 - 24 12 - 18 8 - 10 8

Daur dalam nyamuk pada 27C

10 hari 8 – 9 hari 12 – 14 hari 26 – 28 hari

Page 121: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

P. vivax P. malariae P. ovale P. falciparum

Masaprapaten

8 – 27 hari 18 – 59 hari 12 – 20 hari 6 – 25 Hari

MasaInkubasi

13 – 17 hari

23 – 69 hari 14 hari 7 – 27 hari

KeluarnyaGametosit

5 hari 5 – 23 hari 5 hari 8 – 15 hari

Siklussporogoni

dalamnyamuk

8 – 16 hari 16 – 35 hari 12 – 14 hari 9 – 22 hari

Page 122: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PLASMODIUM VIVAX

Hospes dan Nama Penyakit Hospes perantara manusia Hospes definitif nyamuk Anopheles betina Nama penyakit malaria vivax / malaria tersiana

Distribusi Geografik Daerah subtropik: Korsel, Cina, Mediterania Timur, Turki,

beberapa negara Eropa saat musim panas, Amerika Selatan dan Utara

Daerah tropik: Asia Timur (Cina, daerah Mekong) dan Asia Selatan (Srilanka, India), Indonesia (ditemukan di seluruh kepulauan dan pada musim kering), Filipina, wilayah Pasifik seperti Papua Nugini, Kepulauan Solomon dan Vanuatu.

Di Afrika (terutama barat dan utara) jarang ditemukan

Page 123: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Diagnosis Menemukan parasir P. Vivax pada sediaan darah yang dipulas

dengan Giemsa Dengan rapid test dapat terlihat garis positif baik sebagai

pan-LDH dan/atau Pv-LDH. Rapid test sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan mikroskopik untuk menghindari false negative

Pengobatan Karena klorokiun sudah resisten maka dilakukan pemberian

obat secara bersamaan Klorokuin (3 hari) + primakuin (30 mg, 14 hari) Artesunat-amodiakuin Dihidroartemisininpiperakuin Non-altemisinin seperti meflokuin dan atovaquone-proguanil Pemeriksaan kadar glukosa 6 fosfat dehidrogenase dalam

darah menghindari terjadinya anemia hemolitik

Page 124: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Prognosis Baik, tidak menyebabkan kematian Serangan I tidak diobati berlangsung ≥ 2 bulan Infeksi malaria vivax tanpa pengobatan 3 tahun, bisa

lebih lama karena relapsnya

Plasmodium MalariaeNama Penyakit

Malaria malariae / malaria kuartana serangan demam berulang pada tiap hari keempat

Distribusi Geografik Daerah tropik (frekuensinya rendah) Di Afrika (terutama barat dan utara) Di Indonesia Papua Barat, NTT (termasuk Timor Leste) dan

Sumatera Selatan

Page 125: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Diagnosis Menemukan parasit P. malariae pada sediaan darah yang dipulas

dengan Giemsa jumlahnya sedikit sering ditemukan secara tidak sengaja pada penderita tanpa gejala

Pemeriksaan dengan rapid test tidak selalu memperlihatkan hubungan antara pemeriksaan mikroskopik dengan enzim pan-LDH, mungkin disebabkan rendahnya P. malariae dalam darah

Pengobatan Klorokuin basa (resisten) selama 5 hari, dosis total 35

mg/KgBB Artemisinin Pironaridin

Prognosis Tanpa pengobatan, malaria malariae dapat berlangsung sangat

lama

Page 126: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PLASMODIUM OVALE

Nama Penyakit Malaria ovale

Distribusi Geografik Daerah tropik Afrika bagian barat, Pasifik barat

Di Indonesia Pulau Owi sebelah selatan Biak di Irian Jaya, Flores dan di Pulau Timor

Diagnosis Menemukan parasit P. ovale pada sediaan darah yang

dipulas dengan Giemsa

Prognosis Malaria ovale penyakitnya ringan dan dapat sembuh

sendiri tanpa pengobatan

Page 127: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PLASMODIUM FALCIPARUM

Nama Penyakit Malaria falsiparum / malaria tropika / malaria

tersiana maligna

Distribusi Geografik Daerah tropik terutama di Afrika dan Asia

Tenggara bagian barat, Pasifik barat Di Indonesia tersebar di seluruh kepulauan

Page 128: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Penyuli malaria berat:1. Malaria otak / malaria serebral2. Anemia berat3. Gagal ginjal4. Edema paru5. Hipoglikemia6. Syok / gangguan sirkulasi darah / malaria

algida7. Perdarahan abnormal dan Disseminated

Intravascular Coagulation8. Malaria hemoglobinuria9. Demam tinggi10. Hiperparasitemia

Page 129: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

SPLENOMEGALI

Di limpa parasit malaria dieliminasi oleh sistem kekebalan

Akut : Limpa membesar dan tegang (kongesti) Nyeri, konsistensi luank Ditemukan parasit dalam eritrosit dan pigmen

hemozoin (malaria pigment) yang bebas/ dalam sel fagosit

Kronis : Imunitas meningkat, parasit hilang, kongesti <,

ukuran limpa mengecil dan dapat menjadi fibrosis konsistensi keras

Page 130: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

BLACKWATER FEVER

Blackwater fever is a complication of malaria

in which red blood cells burst in the

bloodstream (hemolysis), releasing

hemoglobin directly into the blood vessels

and into the urine (hemoglobinuria),

frequently leading to kidney failure

Page 131: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Diagnosis Menemukan parasit stadium trofozoit muda (bentuk cincin)

tanpa / dengan stasium gametosit dalam sediaan darah tepi. Sediaan darah tebal lebih sensitif dibandingkan sediaan

darah tipis pada infeksi dengan jumlah parasitemia rendah. Semakin tinggi jumlah parasit dalam darah tipis, semakin

tinggi terjadinya malaria berat. Hal ini terutama ditemukan pada penderita non-immune.

Malaria berat dapat juga terjadi dengan parasit yang rendah dalam darah tepi.

Walaupun sangat jarang dapat juga ditemukan penderita tanpa parasitemia dalam darah tepi, tetapi pada autopsi terbukti adanya parasit yang bersekuestrasi dalam berbagai kapiler alat dalam.

Rapid test malaria dapat juga digunakan untuk menegakkan diagnosis secara cepat, tetapi tidak dapat menggantikan pemeriksaan mikroskopik.

Page 132: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PengobatanA. Penderita malaria falsiparum tanpa komplikasi

Drug of choice kombinasi artemisinin, 1. Artesunat (3 hari, 4 mg/KgBB/hari) – amodiakuin

basa (3 hari, 10 mg/KgBB/hari) per oral2. Artemeter-lumenfantrine (Coartem) 3 hari3. Dihidroartemisinin-piperakuin (Artekuin,

Duocotexcin ) 2-3 hariBila terjadi kegagalan pengobatan kombinasi kina (7

hari, 3x10 mg/KgBB/hari) dan doksisiklin (7 hari, 100 mg/hari)

Page 133: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

B. Penderita malaria falsiparum beratSuntikan sodium artesunat (I.M. & I.V.)

5-7 hariDosis awal 2,4 mg/KgBB I.M. diikuti 1,2 mg/KgBB setiap

24 jam, selama 6 hari Artemeter (I.M.)

5-7 hariDosis awal 3,2 mg/KgBB pada hari ke-1, diikuti 1,6 mg

sampai hari ke-6Stadium aseksual P. falciparum menghilang dalam 24-

48 jamRekrudensi kombinasi kina dan doksisiklin per oral

Page 134: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

134

TABEL OBAT ANTIMALARIA

Page 135: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Beberapa jenis obat yang tidak lagi digunakan untuk mengobati malaria berat karena dianggap berbahaya:

Kortikosteroid Anti-inflamatory agent lainnya Urea, invert sugar Dekstran dengan berat molekul rendah Epinefrin (adrenalin) Heparin Epoprostenol (prostacyclin) Cyclosporin (cyclosporin A) Deferoxamine

Prognosis Penderita malaria falsiparum berat prognosisnya buruk, sedangkan

penderita malaria falsiparum tanpa komplikasi prognosisnya cukup baik bila dilakukan pengobatan dengan segera dan dilakukan observasi hasil pengobatan

Page 136: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno
Page 137: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

LO 5MM. METABOLISME VITAMIN B12 DAN ASAM FOLAT

Page 138: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

138

VITAMIN B12

Terdiri dr kobalamin , struktur dasar sama dengan 1 atom kobalt di pusat

cincin korrin yang melekat pada suatu bagian nukleotida

Sumber : dari hewan seperti daging, hati, ikan dan produk susu. Tidak

terdapat dlm buah, biji2an, atau sayuran.

Fungsi : sebagai koenzim untuk 2 reaksi biokimiawi tubuh :

Kofaktor untuk metionin sintetase (metilasi homosistein) metionin

dengan THF sebagai donor metil

Sebagai deoksiadenosil B12 (adoB12) bantu konversi metil malonil

KoA suksinik KoA.

Page 139: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

139

Absorpsi :

B12 + faktor intrinsik glikoprotein (BM 45000, disintesis di sel parietal

lambung) kompleks IF- B12 berikatan dg Reseptor IF (kubilin) di

ileum distal absorpsi.

Transpor:

Vit B12 diabsorpsi ke dalam darah porta melekat pada

Transkobalamin II diangkut ke sumsum tulang dan jaringan lain.

Defisiensi TC II anemia megaloblastik krn B12 gagal masuk sumsum

tulang dan sel lain.

Page 140: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Metabolisme Vitamin B12

Gaster

Ke duodenum

hasilkan

Di sekresi di sirkulasi

Kobalamin dr makanan dlm bentuk kompleks

Kobalamin dr makanan dlm bentuk kompleks

Berikatan dengan pengikat gaster RBerikatan dengan pengikat gaster R

KobalaminKobalamin

Di bawa ke hati,

sumsum tulang & sel lain

Di bawa ke hati,

sumsum tulang & sel lain

Kobalamin berikatan

dgn Transkobalamin II

Kobalamin berikatan

dgn Transkobalamin II

Di ileum terminal

dihancurkan

Di ileum terminal

dihancurkanTerikat pada faktor intrinsikTerikat pada faktor intrinsik

Ikatan R Cbl dicernaIkatan R Cbl dicerna

Page 141: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ABSORBSI + TRANSPORT B12

Anemia Non-Megaloblastik

Page 142: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

METABOLISME VIT B12

Patofisiologi • Vit B12 masuk ke lambung berikatan dg IF

–B12 brasal dr sel parietal lambung pada akhir terminal ileum IF – b12 melepas Vit B12- vit B12 dibawa ke hati dan jaringan oleh transkobalamin II

Gangguan • Peradangan pada ileum defisiensi faktor

instrinsik• Ada faktor pejamu

Page 143: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

PATOFISIOLOGI VITAMIN B12

Berkurang faktor intrinsik

(akibat gastrektomi)

Vit B12

Diikat dengan glikoprotein diserap oleh usus

Diikat oleh transkobalamin

Ke jaringan

Disimpan di hati

↑ megaloblast di sumsum tulang dan eritrosit imatur dalam

peredaran darah

Menghalangi pembelahan sel dan pembentukan nukleus

eritrosit yang baru

Sintesis DNA terganggu

Reaksi metionin sintase terganggu

Kelainan neuroologik

Page 144: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

145

FOLAT

Asam folat adalah senyawa induk dari sekelompok besar senyawa yi Folat, yang berasal

darinya

Struktur : folat dari makanan

Atom H tambahan di posisi 7,8 (dihidrofolat) atau 5,6,7,8 (tetrahidrofolat)

Gugus formil di N5/N10, gugus metil di N5 atau gugus 1-C lainnya

Molekul glutamat tambahan melekat pada gugus γ-karboksil molekul glutamat

Absorpsi:

Folat dr makananmetil THF selama absorpsi di usus kecil bagian atas ke dlm

sel, metil THF poliglutamat folat

Transpor

Fungsi dalam reaksi biokimiawi dalam tubuh :

Pemindahan 1 unit C dlm inter-konversi AA misal konversi

homosisteinmetionin; seringlisin; pd sintesis prekursor DNA purin.

Page 145: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

ASAM FOLAT Pembentukan asam folat aktif

Asam folat bukanlah suatu vitamin aktif. Asam folat harus diubah menjadi tetrahidrofolat (H4folat) untuk menjadi aktif

Dihydrofolate reductase enzim golongan oksidoreduktase yang mengkatalis reduksi dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat

Sumber asam folat: Buah-buahan berwarna jingga dan merah. Daun-daunan hijau Kacang-kacangan Serealia

Dihydrofolate TetrahydrofolateDihydrofolate reductaseDihydrofolate reductase

Page 146: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

METABOLISME ASAM FOLAT

METILTETRAHIDROFOLAT

Gugusmetil

Vit.B12

Metil B12

Metionin

Homosistein

TETRAHIDROFOLAT

DIHIDROFOLAT

5,10 METILENTETRAHIDROFOLAT

Deoksiuridilat

Timidilat DNA+ B6

Serin

Glisin

Sintesis purindan pirimidin

Page 147: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

148

ASPEK NUTRISI VITAMIN B 12 & ASAM FOLAT

Vitamin B12 Folat

Asupan harian normal dr makanan

7-30 µg 200-250 µg

Makanan utama Produk hewan saja Sebagian bsr,khususnya hati, sayuran hijau, ragi

Pemasakan Sedikit efeknya Mudah rusak

Kebutuhan harian mi dewasa 1-2 µg 100-150 µg

Cadangan dlm tubuh 2-3 mg (cukup utk 2-4th) 10-12 µg(cukup utk 4 bln)

Absorpsi

-Letak Ileum Duodenum dan yeyenum

-mekanisme Faktor intrinsik Konversi jd metiltetrahidrofolat

-batas 2-3µg/hari 50-80% kandungan makanan

Sirkulasi enterohepatik 5-10 µg/hari 90 µg/hari

Transpor dlm plasma Sebagian bsr terikat TC I. TC II essensial utk ambilan sel

Terikat lemah pd albumin

Bentuk fisiologik intrasel utama

Metil- dan deoksiadenosilkobalamin

Derivat poliglutamat tereduksi

Bentuk terapeutik umum hidroksokobalamin Asam folat (pteroilglutamat)

Page 148: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

Kesimpulan Telah dipelajari:

Anemia makrositik normokrom

Anemia normokrom normositer

MalariaMetabolisme vitamin

B12 dan asam folat

Saran : sebaiknya bapak ini

mengobati penyakit dasar dari keluhan, yaitu malaria

Melakukan PSN Mengkonsumsi makanan

dengan asupan gizi yang adekuat

Page 149: Pemicu 2-Kelompok 18 Pleno

DAFTAR PUSTAKA• Gillespie - Principle And Practice of Clinical Parasitology 2001• Atlas Protozoologi Untar• Windmann’s - Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, 11ed, 2002• Henry’s clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. 21st ed.

Vol 1. McPherson RA, Pincus MR. Saunders Elsevier, New York: 2007. pp.504-542

• Wintrobe’s Clinical Hematology. 11th ed.pp.1888-1934 Hoffbrand AV, Pettit JE., Kapita Selekta Hematologi, edisi 4, Jakarta: EGC, 2005 Katzung, Bertram G. Farmakologi: Dasar dan Klinik,ed.8:jilid 2. Jakarta:

Salemba Medika, 2002 Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Buku Hematologi klinik ringkas, EGC Buku ajar Hematologi-onkologi anak, IDAI 2010http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/HTML/Frames/M-R/Malaria/body_Malaria_page1.htm#LifeCycle

www.fkuii.org http://www.roche.co.id/bahasa/disease/disease_anemia_id.htm