Pemicu 2 Kel 11 Pleno

download Pemicu 2 Kel 11 Pleno

of 113

description

pleno

Transcript of Pemicu 2 Kel 11 Pleno

  • Kelompok 11Kamis, 15 April 2010Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

    Pemicu 2

  • Daftar Nama KelompokTutor: dr. Julius Ch. Yapri, M. Kes

  • SkenarioNy. Aminah, 25 tahun, G1P0A0, datang ke rumah sakit pada tangal 7 April 2010 dengan keluhan mules-mules sejak 3 jam yang lalu. Mules-mules dirasakan tiap 15 menit dan keluar lendir bercampur darah dari kemaluan.Pemeriksaan fisik : tensi 125/85 mmHg, nadi 96 x/menit, pernafasan 18 x/menit, suhu aksilla 370C.Pemeriksaan obstetri:Luar:Kontraksi reguler setiap 15 menit dengan intensitas 10-20 detik.Leopold I: tinggi fundus uteri 38 cm, teraba lunak. Leopold II: letak punggung kiri, Leopold III: presentasi kepala, Leopold IV: 3/5, DJJ 148x/menit. Vulva uretra normal.Pemeriksaan dalam:Cervix pembukaan 3 cm, 40% pendataran, ketuban -, penurunan hodge 1, presentasi belakang kepala, ubun2 kecil kiri.Apa yang dapat dipelajari dari kasus diatas?

  • Learning ObjectiveMenjelaskan faal dan mekanisme persalinan normalMenjelaskan penyulit persalinanMenjelaskan pemeriksaan untuk persalinanMenjelaskan persalinan patologisMenjelaskan perdarahan post partumMenjelaskan penanganan pasca persalinan

  • persalinan

  • Kekuatan yang Mendorong Janin KeluarHISKontraksi otot otot perutKontraksi diafragmaAksi dari ligamen

  • HIS (kontraksi uterus)Kontraksi otot rahim menguncup tebal dan lebih pendekKavum uteri lebih kecil mendorong janin dan kantung amnion ke arah segmen bawah rahim & serviksPace maker pusat koordinasi HIS pada uterus di sudut tuba dimana gelombang his berasal

  • Sifat HISInvoluntirIntermitenTerasa sakitTerkoordinasi dan simetrisKadang dapat dipengaruhi dari luar (fisik, kimia, psikis)

  • Catatan status HISFrequensi (his/menit atau his/10menit)Amplitudo/ intensitas (kekuatan HIS mmHg)Aktivitas HIS (frequensi x amplitudo)Durasi HIS (lamanya setiap HIS detik)Datangnya HIS (sering, teratur)Interval (masa relaksasi)

  • Perubahan akibat HISPada uterus dan serviks :uterus teraba keras/ padat, tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik, serviks effacement dan dilatasiPada ibu: nyeri, kenaikan nadi, kenaikan tekanan darahPada janin: hipoksia janin (kalo lama gawat janin),iskemia fisiologis

  • Pembagian HISHIS pendahuluan:His tdk kuat & tdk teratur. Menyebabkan showHIS pembukaan (KALA I):His pembukaan serviks pembukaan lengkap (10cm)Mulai kuat, teratur, dan sakitHIS pengeluaran (KALA II):Sangat kuat, teratur, simetrris, terkoordinasi, dan lamaUntuk mengeluarkan janin. Berkoordinasi dengan kontraksi otot perut, diafragma, dan ligamenHIS pelepasan (KALA III):Kontraksi sedang untuk melepaskan & mengeluarkan plasentaHIS pengiring ( KALA IV):Kontraksi lemah, sedikit nyeri (merian), pengecilan rahim dlm beberapa hari/jam

  • persalinanNormal (partus spontan) proses lahirnya bayi pada LBK dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat alat serta tidak melukai ibu ataupun bayi, umumnya berlangsung kurang dari 24 jamAbnormal persalinan pervaginam dengan bantuan alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea

  • Persalinan (Partus)Proses pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui jalan lahir biasa4 kala pada persalinan:Kala I pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap (10cm)Kala II pengeluaran janinKala III waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uriKala IV mulai dari pengeluaran uri selama 1-2jam

  • KALA I (KALA PEMBUKAAN)Ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (blood show)Dibagi 2 fase:Fase laten: sampai 3cm, berlangsung 7-8 jamFase aktif: 6jam, dibagi 3 subfase:Periode akselerasi: 2 jam pembukaan 4cmPeriode dilatasi maksimal: 2jam pembukaan 9cmPeriode deselerasi: 2jam pembukaan 10cm (lengkap)

  • KALA II (KALA PENGELUARAN JANIN)His terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama.Kepala janin telah turun masuk ke ruang panggul tekanan pada otot dasar panggul his kepala janin terlihat, vulva membuka, & perinium merenggang lahir kepala & seluruh janinPada primi: 1,5 2 jamPada multi : 0,5 1 jam

  • KALA III (KALA PENGELUARAN URI)Biasanya berlangsung 5 30 menit setelah bayi lahirSetelah bayi lahir kontraksi rahim beristirahat teraba uterus keras dengan fundus uteri setinggi pusat (berisi plasenta yang menjadi tebal 2x) his pelepasan plasenta terlepas & terdorong ke vagina lahir

  • KALA IVKala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap perdarahan postpartum

  • TAHAPPERISTIWAA. Kepala terfiksir pada AP (engagement)1. SinklitismusB. Turun (decent)2.1. Asinklistismus posterior (litzman)c. Fleksi2.2 Asiniditismus anterior (naegele)d. Fleksi maksila3. Sinklitismuse. Rotasi internal4. Putar pakai dalam di dasar panggul. Terjadi:Moulage kepala janinEksternalHipomochillon: uuk dibawah simfisisf. Eksternalg. Ekspulsi kepala janin5. Berturut turut lahirlah:UubDahiMukaDaguh. Rotasi eksterna6. Putar paksi luar (restitusi)i. Ekspulsi total7. Cara melahirkan:Bahu depanBahu belakangSeluruh badan dan ekstremitas

  • Mekanisme Persalinan Normal KALA II Saat pembukaan lengkap seiring dengan adanya his ibu ingin meneran, perineum menonjol, vulva dan anus membuka. Maka ibu dipimpin mengejan sambil mendukung/memuji usaha ibu. Apabila tidak ada his ibu dianjurkan istirahat. Apabila ketuban belum pecah maka lakukan amniotomi pada saat tidak ada his. Pada saat kepala janin kelihatan di vulva dengan diameter 5-6 cm, handuk bersih dipasang diatas perut ibu untuk mengeringkan janin. Melekkan kain bersih dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu. Saat subocciput tampak di bawah symphisis, tangan kanan menahan perineum untuk menjaga supaya tidak terjadi rupture dan tangan kiri menahan puncak kepala supaya tidak terjadi defleksi terlalu cepat. Setelah kepala lahir kita tunggu sampai kepala janin melakukan putar paksi luar secara spontan. Setelah kepala janin menghadap salah satu paha ibu, tangan kanan berada diatas dan tangan kiri berada dibawah kepala janin, kepala kita pegang secara biparietal kemudian dielevasi kebawah sampai bahu depan lahir kemudian elevasi keatas sampai bahu belakang lahir. Setelah itu tangan kanan pindah menyangga kepala, leher dan bahu sedangkan tangan kiri menelusuri punggung, bokonng sampai menjepit kedua tungkai janin, maka lahirlah seluruh tubuh janin. Setelah itu kita nilai secara sepintas gerak, tangis dan warna kulit. Kemudian kita klem tali pusat dengan jarak 3 cm dari umbilicus, kemudian kita urut kearah maternal lalu kita klem dengan jarak 2cm dari klem I. kemudian tali pusat kita potong dengan tangan kiri melindingi tubuh bayi dari gunting. Setelah itu kita ikat tali pusat dengan jarak 1 cm dari umbilical.

  • Penyulit persalinan

  • Ketuban Pecah Dini

  • Penilaian KlinikTentukan pecahnya selaput ketuban tes lakmus (Nitrazin Test) merah menjadi biruMenentukan jumlah cairan ketubanUsia kehamilanKelainan janinTentukan usia kehamilanTentukan ada tidaknya infeksiSuhu ibu 38CAir ketuban keruh dan berbauTentukan tanda2 in partuAdanya kontraksi yang teraturPemeriksaan dalam

  • PenangananKonservatifRawat di Rumah SakitBerikan antibiotika (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hariJika kehamilan < 32 34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagiJika kehamilan 32 37 minggu,belum in partu, tidak ada infeksi, tes busa negatif Beri deksametason, Observasi tanda2 infeksi, dan Kesejahteraan janin. Terminasi pd kehamilan 37 mingguJika kehamilan 32 37 minggu, sudah in partu, tidak ada infeksi berikan tokolitik (salbutamol), deksametason, dan induksi setelah 24 jamJika kehamilan 32 37 minggu, ada infeksi beri antibiotik dan lakukan induksiNilai tanda tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda2 infeksi intaruterin)

  • PenangananAktifKehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesarea.Bila ada tanda2 infeksi berikan antibiotik dosis tinggiBila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika gagal seksio sesareaBila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam

  • Penatalaksanaan ketuban Pecah Dini

    KETUBAN PECAH DINI< 37 MINGGU> 37 MINGGUInfeksiTidak Ada InfeksiInfeksiTidak Ada InfeksiBerikan penisilin, gentaminisin dan metronidazol

    Lahirkan bayiAmoksisilin + eritromisin untuk 7 hari

    Steroid untuk pematangan paruBerikan penisilin, gentaminisin dan metronidazol

    Lahirkan bayiLahirkan bayi

    Berikan pemisilin dan ampisilinANTIBIOTIKA SETELAH PERSALINANProfilaksisInfeksiTidak Ada InfeksiStop antibiotikLanjutkan untuk 24 48 jam setelah bebas panasTidak perlu antibiotik

  • Prolapsus FunikuliProlapsus Funikuli adalah keluarnya Tali Pusat sebelum bayi dilahirkan

    Hal ini terjadi apabila selaput ketuban pecah disertai dengan keluarnya tali pusat mengikuti aliran cairan ketuban sementara bayi masih berada di dalam kandungan

    Keselamatan bayi sangat terancam akibat terjadinya hambatan pasokan oksigen ke janin, hipoksia, kerusakan susunan syaraf pusat atau lahir mati

    Morbiditas atau mortalitas bayi hanya dapat dicegah apabila pasokan oksigen dapat diperbaiki dan bayi segera dilahirkan

  • Faktor PredisposisiKetuban Pecah Dini/Sebelum Waktu PolihidramnionMalpresentasi dan Kelainan Letak (kepala-0,24%, bokong (3,5%), dan letak lintang-9,6%)Tali Pusat TerkemukaKehamilan Prematur Hambatan terhadap penurunan bagian terbawah janin

  • Prolapsus Funikuli pada Presentasi Kepala dan BokongTali Pusat terjulur keluar melewati bagian terbawah janin sebelum bayi dilahirkan

  • Penekanan Tali Pusat oleh Kepala Janin

  • Jenis Prolapsus FunikuliProlapsus NyataKeluarnya tali pusat melalui kanalis servikalis melewati bagian terbawah janin dan mencapai atau keluar dari lumen vagina. Derajat robekan dan penampakan tali pusat sangat bervariasi, mulai dari hanya terdeteksi melalui periksa dalam, inspekulo atau terjulur keluar dari introitus vagina

    Prolapsus TersembunyiTali pusat berada pada ketinggian yang sama dan belum melewati bagian terbawah janin. Hal ini dapat terjadi pada selaput ketuban yang masih utuh atau sudah pecah atau mengalami robekan. Diagnosis sebaiknya dapat dibuat sedini mungkin, sebelum adanya deselerasi denyut jantung janin. Prolapsus jenis ini dapat dideteksi dengan pemantauan DJJ secara elektronik (bradikardia) atau ditemukan bersamaan dengan tindakan Seksio Sesaria

  • InsidensInsidens PTP berkisar antara 0.14 -0.62%

    Mortalitas perinatal PTP adalah 375 per 1000 kelahiran (1980) dan menurun menjadi 36-162 per 1000 kelahiran (2002)

    Penurunan mortalitas bayi dengan PTP disebabkan oleh membaiknya deteksi dini, Seksio Sesar tepat waktu dan perbaikan bermakna asuhan neonatal

  • Tatalaksana PTPDekompresi FunikuliMenahan bagian terbawah janinPosisi menunggingMeninggikan bokongMengisi kandung kemihReduksi Juluran Funikuli (tidak efektif)Segera Lahirkan BayiSeksio SesarEkstraksi (mortalitas dan morbiditas tinggi)

  • Dekompresi Funikuli dengan Menahan Kepala

  • Pemeriksaan persalinan

  • LEOPOLD ILeopold IPemeriksan berdiri dikanan dan menghadap ke arah muka pasien Kedua telapak tangan ditempatkan pada fundus uteriDitentukan tinggi fundus uteri dan ditentukan bagian janin yang berada di fundus uteri

  • LEOPOLD IILeopold IIPemeriksa berdiri dikanan dan menghadap ke arah muka pasien Kedua telapak tangan ditempatkan pada sisi kiri dan kanan uterus setinggi umbilikusDitentukan lokasi bagian punggung janin dan bagian-bagian kecil janin

  • LEOPOLD IIILeopold IIIPemeriksaan ini dilakukan dengan perlahan oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasienPemeriksan berdiri dikanan dan menghadap ke arah muka pasien , Bagian terendah janin dipegang diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan. Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan apakah sudah mengalami engagemen atau belum

  • LEOPOLD IVLeopold IVPemeriksan berdiri dikanan dan menghadap ke arah kaki pasien. Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin.Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin .

  • HODGEHodge I masuk PAPHodge II sentuh arcus pubis dan bawah vesicalisHodge III memotong spina ischiadicaHodge IV melewati ujung os.coccygis

  • Konjungata veraSimpisisKonjg.diagonalisPromontoriumKonjg.obstetrik

  • PALPASI ABDOMEN PERLIMAAN UNTUK MENENTUKAN DERAJAT DESENSUS

  • Pada pemeriksaan palpasi abdomen , seorang pemeriksa harus dapat menjawab 6 pertanyaan penting1. Apakah tinggi fundus uteri sesuai dengan perkiraan usia kehamilan

  • 2. Apakah janin berada pada letak memanjang

  • 3. Bagaimana presentasi janin dalam uterusPresentasi adalah bagian terendah janin yang menempati bagian bawah uterus.Pada kehamiolan sekitar 30 minggu , 25%janin berada pada presentasi sungsang.Setelah kehamilan 32 minggu, janin normal akan berada pada presentasi kepala

  • 4. Apakah janin berada pada presentasi vertex ( belakang kepala)

    Fleksi kepala sempurnaDagu menempel bagian depan dadaBagian terendah subocciputPresentasi normal pada persalinan fisiologis per vagina.

  • Kelainan sikap defleksi : Hiperekstensi kepalaBagian terendah janin mukaDenominator : daguPada dagu posterior tidak mungkin terjadi persalinan spontan pervaginam pada janin aterm

  • 5. Bagaimana posisi janinPosisi adalah hubungan antara bagian terendah janin (denominator ) dengan panggul ibuBila janin pada posisi posterior ( occiput berputar kearah sacrum dan muka janin berputar kedepan ) maka persalinan akan berlangsung lebih lamaPada presentase belakang kepala (vertex) yang terjadi pada proses persalinan normal per vaginam maka ubun ubun kecil berada dibagian anterior.

  • 6. Apakah kepala sudah engageYang dimaksud dengan engagemen adalah desensus diamater biparietal melalui pintu atas panggulCara paling mudah untuk menentukan jumlah bagian kepala yang masih berada diatas pintu atas panggul adalah dengan menilai berapa jari bagian kepala janin masih diatas simfisis. Bila kepala sudah engage, maka bagian kepala yang masih ada diatas simfisis adalah 2 jari ( 2/5 ) atau kurang.

  • Engagemen biasanya terjadi saat inpartu dan apakah bagian terendah sudah masuk dalam pintu atas panggul atau belum dan sampai berapa jauh masuknya bagian terendah janin (presentasi) dalam pintu atas panggul digunakan pemeriksaan Leopold IV. Bagian terendah janin sudah masuk PAP Bagian terendah janin masih belum masuk PAP

  • PartografInformasi klinik tentang kemajuan persalinan, asuhan, pengenalan penyulit dan membuat keputusan klinik

  • Catatan dan observasiInpartuInisiasi dan lamanya persalinanPerjalanan proses persalinanKondisi ibu dan janinAsuhan dan asupanDugaan adanya penyulitDiagnosis dan penatalaksanaan

  • Untuk siapa?Semua ibu dalam kala I persalinan, baik yang kemajuan persalinannya berjalan normal maupun abnormalPersalinan di institusi pelayanan kesehatan ataupun di rumahPersalinan yang di tolong oleh tenaga kesehatan (siswa, mahasiswa, bidan, perawat terlatih ataupun dokter)

  • Catatan kondisi ibuFrekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit (termasuk pemantauan denyut jantung janin setiap 30 menit)Nadi setiap 30 menitDilatasi serviks setiap 4 jamPenurunan bagian terbawah setiap 4 jamTekanan darah dan temperatur tubuh setiap 4 jamProduksi urine, atau adanya aseton atau protein dalam urine setiap 2-4 jam

  • Data dalam PartografInformasi tentang ibu dan riwayat kehamilan/persalinanKondisi janinKemajuan persalinanJam dan waktuKontraksi uterusObat-obatan dan cairan yang diberikanKondisi ibuAsuhan, tatalaksana dan keputusan klinik

  • Catatan tentang air ketubanU: selaput ketuban utuhJ : selaput sudah pecah, cairannya jernihM: selaput pecah, cairan dgn mekoniumD: selaput pecah, cairan dgn darahK: selaput pecah, cairan tdk ada (kering)

  • Contoh pengisian partograf

  • Persalinan patologis

  • Ekstraksi Vakum

  • Alat Vakum terdiri dari: 1.Mangkuk vakum 2.Rantai vakum 3.Pemegang vakum 4.Selang penghubung mangkuk vakum ke botol vakum 5.Botol vakum 6.Pompa vakum

  • Syarat dalam melakukan ekstraksi vakum: 1. Presentasi belakang kepala 2. Penurunan kepala minimal Hodge II 3. Ketuban (-) 4. Tidak ada DKP / panggul sempit 5. Pembukaan serviks minimal 7 cm 6. Harus ada tenaga mengedan dari ibu

  • Prosedur dalam melakukan ekstraksi vakum: 1. Ibu tidur dalam posisi litotomi 2. Persiapan alat vakum 3. Setelah persiapan vakum selesai, dipilih mangkuk yang sesuai dengan pembukaan serviks, pada pembukaan lengkap, biasanya ukuran mangkuk yang dipilih adalah mangkuk nomor 5 4. Mangkuk dimasukkan ke dalam vagina dalam posisi miring, kemudian dipasang di bagian terendah kepala, menjauhi ubun-ubun besar

  • 5. Setelah mangkuk terpasang, dilakukan pemeriksaan ulang, apakah ada jalan lahir/ jaringan yang terjepit. 6. Setelah itu pompa vakum dinyalakan, dimulai dengan tekanan -0,2kg/cm2 selama 2 menit, kemudian dinaikkan lagi menjadi -0,4kg/cm2 selama 2 menit, kemudian dinaikkan lagi menjadi -0,6kg/cm2. 7. Setelah itu, dilakukan traksi percobaan, dilihat apakah saat dilakukan traksi , kepala janin ikut turun. Jika tidak, pemasangan mangkuk diulangi lagi. 8. Bersamaan dengan timbulnya his, ibu disuruh mengejan, dan mangkuk ditarik searah dengan sumbu panggul. Pada waktu melakukan tarikan , harus ada koordinasi yang baik antara tangan kiri dan kanan penolong

  • 9. Ibu jari dan telunjuk tangan kiri penolong menahan mangkuk,agar mangkuk selalu dalam posisi yang benar, sehingga tidak terlepas. sedangkan tangan kanan melakukan tarikan dengan memegang pada pemegang. 10. Traksi dilakukan selama ada his, dan harus mengikuti putaran paksi dalam , sampai occiput terlihat sebagai hipomoklion, traksi dilakukan curam ke arah atas, dan tangan kiri menahan perineum saat kepala meregang perineum, hinggal lahirlah dahi, mata, hidung, mulut, dan dagu janin. 11. Setelah kepala lahir, tekanan dihentikan , dan mangkuk dilepaskan, janin dilahirkan seperti persalinan normal biasa. Ekstraksi vakum dikatakan gagal apabila: 1. Waktu dilakukan traksi, mangkuk terlepas sebanyak 3 kali, 2. Dalam waktu setengah jam dilakukan ekstraksi , janin tidak lahir juga, pilihannya adalah : a. Jika kepala sudah mencapai HIII, bisa dicoba dengan ekstraksi forceps, asal syarat lainnya juga memenuhi b. Dilakukan section cesarean

  • Indikasi Ekstraksi VakumKala II memanjangPada Nulipara 2 jamPada Multipara 1 jamMempersingkat Kala II :Kelainan jantungKelainan serebrovaskulerKelainan neuromuskulerIbu lelahGawat janin

  • Kontraindikasi Ekstraksi VakumDokter tidak memiliki kompetensi untuk melakukan tindakan EV Aplikasi cawan penghisap secara tepat tidak dapat dilakukan Riwayat gangguan kemajuan persalinan kala I yang nyata Indikasi tindakan EV tidak jelas Posisi dan penurunan kepala janin tidak dapat ditentukan dengan jelas Terdapat dugaan gangguan imbang sepalopelvik Kelainan letak (letak muka, letak dahi) Diduga atau terdapat gangguan faal pembekuan darah pada janin.

  • Keunggulan komplikasi ekstraksi vakum dibandingkan ekstraksi forceps: 1. Pemasangan lebih mudah 2. Dapat dilakukan pada pembukaan > 7 cm 3. Dapat dilakukan pada kepala janin yang masih tinggi (HII) 4. Trauma kepala janin dapat lebih ringan

  • Kerugian ekstraksi vakum: 1. Memerlukan waktu yang lebih lama , karena menunggu untuk menaikkan tekanan dulu dalam membuat keadaan vakum 2. Tenaga traksi tidak sekuat seperti tenaga cunam

  • Seksio Sesariaadalah suatu prosedur operatif untuk mengeluarkan bayi melalui insisi dinding abdomen dan uterus

  • Indikasi Seksio SesariaMaternalDisproporsi Kepala-Panggul (DKP)Partus macet (dibuktikan dengan partograf)Seksio Sesaria ulangan atas indikasi definitif dan menetap (mis., DKP, Kelainan Panggul, Dwarfism)Perdarahan AntepartumTumor/jaringan yang menghalangi jalan lahirKegagalan induksi persalinan Parut dinding uterus (mis., SC Korporal/ miomektomi)

  • Indikasi Seksio SesariaFetalPersistent fetal distressMalpresentasiPostmaturitas, terutama bila terjadi gawat janin saat induksi persalinanKehamilan ganda (multiple pregnancy)Prolapsus funikuli dan bayi masih hidup

  • Persiapan Sebelum TindakanAnamnesisUsia ibu dan kehamilan (termasuk HPHT)Riwayat persalinan sebelumnya (jumlah, cara dan hasil kehamilan/persalinan)Riwayat medik dan tindakan operasiKPSW atau perdarahan pervaginamAlergi obatPemeriksaan Fisik Keadaan UmumVital signs (pulse, BP, temperature and respiratory rate)Chest and heartPemeriksaan abdomen Letak, presentasi dan DJJStatus lokalisPembukaan, kondisi selaput ketuban, penurunan dan presentasiPemeriksaan tambahanHb dan hematokritGolongan darah (ABO dan Rh)Uji silang darah resipien dan donor Uji tapis penyakit menular/berbahayaGula darah sewaktuAnalisis urin

  • Teknik Seksio SesarPosisikan ibu miring 15 dan ganjal bagian bokongnya dengan bantal atau lipatan kain untuk mencegah supine hypotension syndrome.Usapkan (dengan teknik yang benar) larutan antiseptik (tiga kali) pada daerah insisi.Hindarkan berbagai bentuk kontaminasi pada area operasi, termasuk tangan, siku atau pakaian yang tak terjamin sterilitasnya.Tutup permukaan tubuh ibu dengan kain steril :Bila menggunakan kain penutup berlubang, tempatkan lubang tersebut diatas daerah insisi.Buka lipatan kain penutup dengan menjauhi area insisi.Penyiapan area insisi/operasi dan menutup tubuh ibu dilakukan setelah tindakan regional/general anesthesia.

  • Perdarahan post partum

  • ATONIA UTERIKeadaan lemahnya tonus otot/kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu menutup pendarahan terbuka dari tmpt implantasi plasenta etelah bayi dan plasenta lahir

  • etiologiPerdarahan pascapersalinan Atonia uteri

  • derajat atonia uteri dibagi dalam tiga tahap:Tahap I: Perdarahan yang tidak begitu banyak dapat diatasi dengan cara pemberian uterotonika, mengurut rahim (massage), dan memasang gurita.Tahap II: Bila perdarahan belum berhenti dan bertambah banyak, selanjutnya diberikan infus dan transfusi darah dan dapat dilakukan:

  • Tahap III: Bila semua upaya diatas tidak menolong juga, maka usaha terakhir adalah menghilangkan sumber perdarahan, dapat ditempuh dua cara, yaitu dengan meligasi arteri hipogastrika atau histerektomi.

  • Gejala klinisa. Uterus tidak berkontraksi dan lembek b. Perdarahan segera setelah anak lahir (perdarahan pascapersalinan primer) c. Syok (tekanan darah rendah,denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual,dan lain-lain).

  • ATONIA UTERIKONDISI YG BERISIKOPolihidramnionKehamilan kembarMakrosomiaPersalinan lamaPersalinan terlalu cepatPersalinan dengan induksiInfeksi intrapartumParitas tinggi

  • PENYEBABTONUSTISSUETRAUMATHROMBIN

  • PENANGANAN UMUMSelalu siapkan tindakan gawat daruratManajemen aktif kala III Minta pertolongan pada petugas lain utk membantu bila dimungkinkan Bila syok , lakukan segera penangananPeriksa kandung kemih -> kosongkanCari penyebab perdarahan Sambil melakukan tindakan secara cepat

  • PENANGANAN UMUMATASI SYOKBERIKAN OKSITOSIN 10 IU IM DILANJUTKAN 20 IU / 1000 ML RL/NaCl 0.9%PASTIKAN PLASENTA LAHIR LENGKAP, EKSPLORASI JALAN LAHIRPERDARAHAN BERLANJUT, UJI PEMBEKUAN DARAHPANTAU KESEIMBANGAN CAIRANSAMBIL MENCARI PENYEBAB PERDARAHAN

  • 2. Robekan jalan lahir

  • Pembagian robekan jalan lahir a. Robekan serviks Robekan serviks yang luas menimbulkan perdarahan dan dapat menjalar ke segmen bawah uterus.

    b. Robekan perineum . Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat

  • c. Perlukaan vagina Msering terjadi sebagai akibat ekstraksi dengan cunam, terlebih apabila kepala janin harus diputar. Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan spekulum.Kolpaporeksis adalah robekan melintang atau miring pada bagian atas vaginaFistula Fistula akibat pembedahan vaginal makin lama makin jarang karena tindakan vaginal yang sulit untuk melahirkan anak banyak diganti dengan seksio sesarea.

  • Gejala dan tanda yang selalu ada: a. Perdarahan segera b. Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir c. Uterus kontraksi baik d. Plasenta baikGejala dan tanda yang kadang-kadang ada: a. Pucat b. Lemah c. Menggigil

  • 3. Retensio plasenta Rentensio plasenta adalah belum lahirnya plasenta jam setelah anak lahir. Tidak semua retensio plasenta menyebabkan terjadinya perdarahan.

  • Gejala dan tanda yang selalu ada: a. Plasenta belum lahir setelah 30 menit b. Perdarahan segera c. Uterus kontraksi baikGejala dan tanda yang kadang-kadang ada: a. Tali pusat putus akibat traksi berlebihan b. Inversio uteri akibat tarikan c. Perdarahan lanjutan

  • 4. Tertinggalnya sebagian plasenta (sisa plasenta) uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan.

  • Gejala dan tanda yang selalu ada: a. Plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak lengkap b. Perdarahan segeraGejala dan tanda kadang-kadang ada: a. Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang

  • 5. Inversio uterus bagian dalam menjadi di luar saat melahirkan plasenta.

  • Gejala dan tanda yang selalu ada: a. Uterus tidak teraba b. Lumen vagina terisi massa c. Tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir) d. Perdarahan segera e. Nyeri sedikit atau beratGejala dan tanda yang kadang-kadang ada: a. Syok neurogenik b. Pucat dan limbung6

  • Infeksi nifas

  • Infeksi NifasInfeksi bakteri pada traktus genitalia atau keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genitalia dalam masa nifasterjadi sesudah melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38 C atau lebih selama 2 hari dalam10 hari pertama pascapersalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama. Suhu diukur 4 hari sehari secara oral (dari mulut). Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit naik antara 37,2-37,8 C oleh karma resorpsi benda-benda dalam rahim dan mulainya laktasi

  • a.Streptococcus haemoliticus aerobic Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan penolong,dan sebagainyab.Staphylococcus aureus Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi di rumah sakitc.Escherichia coli Sering berasal dari kandung kemih dan rectum, menyebabkan infeksi terbatasd.Clostridium welchii Kuman anaerobic yang sangat berbahaya, sering ditemukan pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong penolong dari luar rumah sakit

  • Faktor Predisposisi

  • DiagnosisUntuk penegakan diagnosa diperlukan pemeriksaan seksama. Perlu diketahui apakah infeksi terbatas pada tempat masuknya kuman ke dalam badan atau menjalar keluar ke tempat lain. Pasien dengan infeksi meluas tampak sakit, suhu meningkat, kadang-kadang menggigil, nadi cepat dan keluhan lebih banyak.Jika fasilitas ada, lakukan pembiakan getah vagina sebelah atas dan pada infeksi yang berat diambil darah untuk maksud yang sama. Usaha ini untuk mengetahui etiologi infeksi dan menentukan pengobatan antibiotik yang paling tepat

  • Metritis

  • KesimpulanBerdasarkan kasus ini,Ny Aminah kemungkinan dapat melakukan persalinan secara normal

  • saranGizi seimbangPemeriksaaan rutinHindari alkohol, rokok, obat-obatan

  • Daftar PustakaSherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Kedokteran: Dari Sel Ke Sistem, E/2. Jakarta: EGC.Australian Drug Evaluation Committee (1989) Medicine in Pregnancy. Australian Goverment Publishing Service, Canberra.Katzung BG (1987) Basic and Clinical Pharmacology,3rd edition. Lange Medical Book, California.Speight TM (1987) Averys Drug Treatment: Principles and Practice of Clinical Pharmacology and Therapeutics, 3rd edition.ADIS press,Auckland.Suryawati S et al (1990), Pemakaian Obat pada Kehamilan.Laboratorium Farmakologi Klinik FK-UGM, Yogyakarta

  • TERIMA KASIH

    ****************************