Pemicu 1 - Imunologi

download Pemicu 1 - Imunologi

of 74

Transcript of Pemicu 1 - Imunologi

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    1/74

    PEMICU 1

    Kisah Malang sang Mahasiswa

    Kelompok 10

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    2/74

    Kelompok 10

    Tutor : dr. Intan

    Ketua : Aditiawan

    Sekretaris : Julianthy Suento

    Penulis : William

    Anggota :

    Patricia Veronika Edwin Kasmun

    Meli A. Muchtariadi

    Theresia Veronika

    Sheila Jessica Andavanita

    Novita Anggraini Yowendru

    Angelina Shinta Aprilia

    Alita Palpialy

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    3/74

    Kisah Malang sang Mahasiswa

    Seorang mahasiswa laki-laki berusia 19 tahun datang ke dokterpraktik umum dengan keluhan demam sejak 1 minggu lalu. Iamerasa tidak nyaman karena mengigau, malaise, sakit kepala, dannyeri perut. Pada awal demam ia kesulitan BAB, tetapi 2 hariterakhir justru mengalami diare 4-5x sehari,. Selama sakit ia

    mencoba minum obat OTC seperti antipiretik, antidiare untukmengurangi gejala, namun belum ada perbaikan. Tubuhnya makinlemas karena kehilangan nafsu makan, ditambah nyeri perut yangmakin hebat, sehingga ia memutuskan mencari pertolongan dokter

    Pada Pemeriksaan fisik didapatkan kondisi umum pasien tampaksakit sedang, TD 110/70 mmHg, denyut nadi 56x/menit, frekuensi

    napas 16x/menit, suhu aksiler 390C. Ditemukan lidah kotor denganbagian tepi hiperemis, nyeri tekan epigastrium, meteorismus,hepatomegali. Terdengar ronki pada pemeriksaan paru.Pemeriksaan lab menunjukkan Hb 10 g/dL, leukosit 3200/mm3,trombosit 135.000/mm3, uji widal S.typhi titer O 1:320 dan hasillainnya dalam batas normal

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    4/74

    UT

    Malaiselemas

    OTCover the counter

    Hiperemis

    kemerahan Epigastriumdaerah sekitar ulu hati

    Meteorismuskembung

    Ronkisuara kasar saat bernafas Uji widaluji untuk PES

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    5/74

    Perumusan Masalah

    1. Mengapa demam meningkat pada malam haridan menurun pada siang hari dan telahberlangsung selama 1 minggu?

    2. Mengapa awqal demam sulit BAB tapi 2 hari

    terakhir malahan diare?3. Mengapa setelah mengkonsumsi OTC tetap

    tidak ada perubahan kondisi?

    Kondisi Nyeri Perut meningkat?

    Hilang nafsu makan?

    4. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisikdan lab?

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    6/74

    Curah Pendapat1. (A1) metabolisme S.typhi pada malam hari

    (A2) pada siang hari sumber panas lainnya (lingkungan, aktivitas) menutupigejala demam

    (B) karena masa inkubasi S.typhi berlangsung selama 7 hari

    2. (A1) Sulit BAB karena kehilangan nafsu makan, diare karena infeksi saluranpencernaan

    3. (A1) karena hanya mengobati gejalanya bukan penyebabnya

    (A2) karena antipiretik menghambat s.imunitas.

    (B1) nyeri perut meningkathepatomegali

    (B2) hepatomegalimenekan lambungkembunghilang nafsu makan

    4. -denyut nadi menurun

    -s.aksiler tinggidemam

    -lidah kotor dengan tepi hiperemis?

    -meteorismus

    hepatomegali dan usus kembung akibat diare-hepatomegalis.typhi menyerang hati

    -ronki pada pemeriksaan parukomplikasi s.typhi ke paru

    -Hb turunanemia hemolitik, leukosit turun, trombosit turun, uji widal s.typhi(+)normal < 1:200

    -nyeri tekan epigastriumhepatomegali

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    7/74

    MMMahasiswa 19 tahun

    Inf. S.typhi hepatomegali

    Nyeri perut

    meteorismus

    Nyeri tekanperut

    Tidak nafsu makan

    demam

    Lidah kotor dan hiperemis

    diare

    Konsumsi OTC

    Tidak ada perbaikan

    Berobat ke dokter dan

    melakukan pemeriksaan

    Lab dan fisik

    Uji widal (+)Hb, leuko, trombo

    menurun

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    8/74

    LO

    1. M definisi, klasifikasi, struktur bakteri

    2. M patofisiologi infeksi bakteri

    3. M mekanisme respon imun terhadap bakteri

    4. M faktor yang berperan dalam respon imun

    5. M tanda dan gejala untuk menegakkan diagnosis infbakteri

    6. M pemeriksaan penunjang untuk inf. Bakteri

    7. M tata laksana inf. Bakteri (farmakologi dan nonfarmakologi)

    8. M penggunaan antibiotik

    9. M edukasi dan pencegahan inf. bakteri

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    9/74

    LO 1

    M definisi, klasifikasi, struktur bakteri

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    10/74

    DEFINISI

    suatu organisme yang jumlahnya palingbanyak dan tersebar luas dibandingkandengan organisme lainnya di bumi.

    Umumnya organisme uniseluler (berseltunggal)

    prokariot

    Umumnya tidak mengandung klorofil berukuran mikroskopik (sangat kecil).

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    11/74

    BENTUK SEL BAKTERI

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    12/74

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    13/74

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    14/74

    STRUKTUR BAKTERI

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    15/74

    Flagel : alat gerak

    Pili :

    berfungsi sebagai pengikat , baik terhadapbakteri lain (sex pili) atau terhadap selpejamu (pili biasa).

    membantu untuk mencegah fagositosis,

    mengurangi daya tahan pejamu terhadapinfeksi bakteri

    Kapsulfaktor virulensi pada kuman patogenuntuk mencegah fagositosis.

    Dinding sel : memberi bentuk pada kuman

    terdiri dari lapisan peptidoglikan, yang disebutjuga sebagai lapisan murein atau mukopeptida.

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    16/74

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    17/74

    Bentuk

    Bakteri

    coccusbasil

    spiral

    Patologik

    Dinding sel

    Gram +

    Gram -

    mikobakterium

    spirochaet

    Tempat

    Hidup

    ekstraseluler

    intraseluler

    Kebutuhan O2

    mikroaerofilik

    Hanya tumbuh

    Dengan baik bila

    Tekanan O2 rendah

    Aerob obligat Tumbuh suburBila ada O2 dalam

    Jumlah besar

    Anaerob obligat

    Anaerob serotolerant

    Anaerob fakultatif

    Mampu tumbuh

    Dengan baik tanpa O2

    Hidup

    Tanpa O2

    Tdk mati dgn adanya O2

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    18/74

    STRUKTUR DINDING BAKTERI

    GRAM +

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    19/74

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    20/74

    STRUKTUR DINDING SEL BAKTERI

    GRAM NEGATIF

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    21/74

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    22/74

    Mycobacterium tuberculosis

    Mycobacterium leprae

    Legionella pneumophila

    Listeria monositogenes

    Infeksi

    bakteri

    Intraselular Ekstraselular

    Staphylococcus aureus

    Vibrio cholerae

    Clostridium tetani

    Streptococcus pyogenes

    Esherichia coli

    BAKTERI MENURUT TEMPAT HIDUPNYA

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    23/74

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    24/74

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    25/74

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    26/74

    LO 2

    M Patofisiologi infeksi bakteri

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    27/74

    PATOFISIOLOGI BAKTERI MASUK

    Infeksi mikroorganisme masuk dari konjungtiva, sal.

    cerna, sal. nafas, sal. urogenital

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    28/74

    PROSES INFEKSI BAKTERI

    Bakteri masuk dalam tubuh

    Melekat pada sel host

    (biasanya pada epitel)

    Berkembang biak dan menyebar langsung melalui jaringan/sistem getahbening menuju aliran darah

    Bakteremia (sementara atau menetap)

    Menuju jaringan yang cocok bagi perkembangannya

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    29/74

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    30/74

    Faktor Virulensi Bakteri

    Faktor Perlekatan

    Invasi ke Sel Inang dan Jaringan

    Toksin

    Eksotoksin Diproduksi gram (+) dan(-), tidak stabil, # demam

    Enterotoksin V. cholerae, S. aureus

    Endotoksin

    bakteri Gram-Negatif, stabil, demamPeptidoglikan bakteri Gram-Positif

    EnzimEnzim Pendegradasi Jaringan

    Protease IgA1

    Faktor Antifagosit

    Patogenisitas Intrasel

    Keanekaragaman Antigen

    Kebutuhan Besi

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    31/74

    Patogen vs. Non-Patogen

    Suatu bakteri

    dikatakan patogen

    jika:

    Immunitas Tubuh< Aktivitas Bakteri

    Memenuhi aturan

    Postulat Koch

    Kochs Postulates

    1. Ditemukan dalam jumlah banyak di

    Subjek yg sakit, dan ditemukan sedikit

    / Nihil di Subjek yg sehat.

    2. Bisa diisolasi dari subjek yg sakit dan

    ditumbuhkan di kultur original (pure

    culture).

    3. Kultur mikroba tersebut menimbulkan

    penyakit pada test subjek yang sehat.

    4. Mikroba pada test subjek yang baru

    dapat diisolasi kembali dan terbukti

    identik dengan sebelumnya.

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    32/74

    LO 3

    M mekanisme respon imun terhadap bakteri

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    33/74

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    34/74

    Pertahanan biokimia:

    Sekresi sebaseakeringatdenaturasi

    protein mikroba Lisozim :

    Keringat

    Saliva

    Air mata

    ASI

    Asam neuraminik

    Saliva

    ASI

    Menghancurkan

    lapisan peptidoglikan

    dinding bakteri

    Menghancurkan E.coli dan

    Pneumokokus

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    35/74

    Asam hidroklorida

    - lambung

    Enzim proteolitik,antibodi,empedu-usus halus

    pH yang rendah

    - vagina

    Spermin

    - semen

    Menciptakan

    ling. yg dpat

    mencegahinfeksi mikroba

    Mencegahtimbulnya

    bakteri gram +

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    36/74

    Pertahanan humoral:

    LOKAL :

    1.Defensin

    2.Katesidin

    3.IFN

    JAUH :

    1.Protein fase akut (PFA)

    Infeksi PFASitokin

    CRP

    Lektin

    SAP

    Efek antiviral

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    37/74

    CRP:

    Meningkat pada infeksimengukur ada

    tidaknya infeksi Molekul opsonin

    Mengaktifkan komplemen jalur klasik

    SAP (Serum Amyloid Protein):

    Berikatan dgn LPS bakteriopsonin

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    38/74

    2. Komplemen

    Protein yg berfungsi sbg opsonin, dan

    berperan dlm aktivasi leukosit juga sbgpenghancur mikroba

    Diproduksi hepatosit dan monosit

    Diaktifkan melalui 3 jalur, dan ada 9 molekul

    C9C8C7C6C5C3C2C4C1

    a bb aab

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    39/74

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    40/74

    Respon Imun Terhadap

    Bakteri Ekstraselular

    Innate immunity

    Complement

    Phagocytosis

    Imflammatory

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    41/74

    Respon Imun Terhadap

    Bakteri Ekstraselular

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    42/74

    Respon Imun Terhadap

    Bakteri Ekstraselular

    Adaptive immunity Block Infection

    Eliminate microbes

    Neutralize toxins Immunoglobulin

    IgG [Opsonisation]

    IgA [Mucosal Immunity]

    IgM [Complement activation]

    ComplementActivationAlternative pathway

    Lectin pathway

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    43/74

    Respon Imun Terhadap

    Bakteri Ekstraselular

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    44/74

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    45/74

    Respon Imun Terhadap

    Bakteri Intraselular

    Adaptive immunity T cell-Mediated immunity

    CD4 T cell

    CD8 T cell

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    46/74

    Respon Imun Terhadap

    Bakteri Intraselular

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    47/74

    Respon Imun Terhadap Bakteri

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    48/74

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    49/74

    LO 4

    M faktor yang berperan dalam respon imun

    Faktor yang berpengaruh terhadap sistem imun

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    50/74

    Spesies Keturunan &

    usia

    hormon Suhu nutrisi Flora bakteri

    normal

    - Berbagai

    spesies

    memiliki

    perbedaan

    kerentananrerhadap

    mikroba

    co: tikus

    sangat

    resisten

    terhadapdipteri

    sedangkan

    manusia

    sangat

    rentan

    -Kembar

    homosigot

    menderita

    tuberkulosis

    pasanganlainnya

    berisiko lebih

    -Infeksi lebih

    sering terjadi

    pada anakusia balita

    -Penurunan

    resistensi

    pada usia

    lanjut

    - Estrogen :

    -menurunkan

    aktivitas sel

    Th 1

    (penolakanjanin yang

    mengandung

    antigen asal

    ayah)

    -

    menigkatkansintesis igG &

    igA selama

    hamil

    -Kuman TBC

    tidak akan

    menginfeksi

    hewan

    berdarahdingin

    - gononkok &

    treponema

    akan mati

    pada suhu

    diatas 40C

    Kekurangan

    protein

    gangguan

    imunitas,

    atrofi &mengurangn

    ya sel di

    timus &

    kel.limfoid di

    sekitar PD

    limpa yg infeksi

    oportunistik

    Produksi

    bahan

    antimikrobial

    seperti

    bakteriosindan asam

    Faktor yang berpengaruh terhadap sistem imun

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    51/74

    G j l j l kh i f k i b k i

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    52/74

    Gejala-gejala khas infeksi bakteri

    Demam yg tinggi >39C, demam naik turun suhunya.

    Gigi dan gusi Pembengkakan dan perdarahan gusi, napas berbau dan rasa

    sakit. Infeksi berat menyebabkan luka berdarah.

    Infeksi tenggorokan Sakit tenggorokan, napas berbau, mulut terasa pahit, demam

    dan perasaan tercekik.

    Infeksi paru Nyeri dada, batuk, sesak napas, sputum/dahak yang berbau

    busuk dan kehilangan berat badan.

    Infeksi dalam rongga perut Rasa sakit, demam dan kemungkinan harus dilakukan tindakan

    pembedahan., serta keluarnya cairan nanah yang berbau busukdari luka infeksi.

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    53/74

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    54/74

    LO 6

    M pemeriksaan penunjang untuk inf. Bakteri

    UJI RESPON IMUNOLOGIK NON

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    55/74

    UJI RESPON IMUNOLOGIK NON

    SPESIFIK

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    56/74

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    57/74

    UJI REAKSI ANTIGEN ANTIBODY

    Uji Wid l

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    58/74

    Uji Widal

    Prinsip

    Memeriksa reaksi antara antibodi aglutinin dalamserum penderita yang telah mengalami pengenceranberbeda-beda terhadap antigen somatik (O) danflagela (H) yang ditambahkan dalam jumlah yang sama

    sehingga terjadi aglutinasi. Pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan

    aglutinasi menunjukkan titer antibodi dalam serum.

    Hasil positif 5 hari atau lebih setelah infeksi.

    Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64, 1/160 , 1/320 , 1/640.

    K t b t ji id l

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    59/74

    Keterbatasan uji widal

    1. Negatif Palsu

    Pemberian antibiotikademam> antibiotika

    > tdk sembuh dalam

    5 hari> tes Widal)menghalangi responantibodi. Padahalsebenarnya bisa positif

    jika dilakukan kulturdarah.

    2. Positif Palsu

    - Beberapa jenisSalmonella lainnya(misalnya S. paratyphi A,B, C) memiliki antigen Odan H jugamenimbulkanreaksi silang dengan jenisbakteri lainnya, dan bisamenimbulkan hasil positifpalsu (false positive).

    Padahal sebenarnya yangpositif bukan tifoid.- Beberapa penyakitlainnya : malaria, tetanus,sirosis, dll.

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    60/74

    Kelemahan

    Rendahnya sensitivitas dan spesifisitas serta

    sulitnya melakukan interpretasi hasil,

    membatasi penggunaannya dalam

    penatalaksanaan penderita demam tifoid.

    Tetapi hasil uji Widal positif memperkuat

    dugaan demam tifoid (penanda infeksi).

    Eli S l ll hi/ hi l G d l M

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    61/74

    Elisa Salmonella tyhi/paratyphi lgG dan lgM

    uji imunologik yang lebih baru, lebih sensitif danspesifik dibandingkan uji Widal untuk mendeteksiDemam Tifoid/Parafoid.

    bila lgM positif menandakan infeksi akut

    jika lgG positif menandakan pernah kontak/

    pernah terinfeksi/ reinfeksi/ daerah endemic.

    GALL CULTURE

    (gold standard) untuk pemeriksaan DemamTifoid/Parafoid

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    62/74

    1. Hematologi

    - Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi pendarahan

    - Hitung leukosit sering rendah(leukopenia), tetapi dapt pula normal atau

    tinggi.- Hitung jenis leukosit sering neutropenia dengan limfositosis relative.

    - LED (Laju Endap Darah) : meningkat

    -Jumlah trombosit normal atau menurun (trombositopenia).

    2. Urinalis

    - Protein : bervariasi dari negative sampai positif (akibat demam)

    - Leukosit dan eritrosit normal; bila meningkat kemungkinan terjadi penyulit.

    3. Kimia Klinik

    Enzim hati (SGOT,SGPT)sering meningkat dengan gambaran peradangan

    sampai hepatitis akut.

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    63/74

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    64/74

    LO 7

    M tata laksana inf. Bakteri (farmakologi dan non

    farmakologi)

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    65/74

    Trilogi penatalaksanaan

    Istirahat dan perawatan, diet dan terapi

    penunjang (baik simptomatik maupun

    suportif), serta pemberian antimikroba. Tatalaksana komplikasi demam tifoid yang

    meliputi komplikasi intestinal maupun

    ekstraintestinal.

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    66/74

    LO 8

    M penggunaan antibiotik

    Pemberian terapi

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    67/74

    p

    antibiotik

    Ketepatan indikasi perlu pemberian

    antibiotik

    Ketepatan obat

    Kemanfaatan dankeamanan Antibiotik

    Keefektifan antibiotik

    Sesuai uji sensitifitas

    Jenis obat

    keamanan obat

    manfaat

    beratnya gejala klinik

    Ketepatan penderita kontraindikasi

    kondisi khusus pasien

    Ketepatan dosis & carapemakaian pemilihan cara pemakaian

    frekuensi/intervalpemberian

    lama pemberian

    Kewaspadaan terhadap efeksamping faktor konsitusi terjadinya

    efek samping

    Hal penting mengenai antibiotika

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    68/74

    Bakteriostatik :menghambatpertumbuhan kuman

    dengan caramenghambat metabolisme kuman

    Bakteriosidal :Membunuh kumanmisalnya dengan caramerusak dinding sel

    Sifat aktifitasnya

    Spektrum

    antibiotika Spektrum sempit :

    Hanya menghambatataumembunuh kelompok kuman tertentu

    Spektrum luas :

    Dapat menghambatbaik kuman grampositif maupun gramnegatif

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    69/74

    MEKANISME KERJA ANTIMIKROBA

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    70/74

    MEKANISME KERJA ANTIMIKROBA Menghambat metabolisme sel mikroba

    sulfonamid, trimetoprim, asam p-amino salisilat (PAS),sulfon

    Menghambat sintesis dinding sel mikroba

    penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin, sikloserin

    Mengganggu keutuhan membran sel mikroba

    polimiksin, golongan polien, berbagai antimikroba

    kemoterapeutik ( mis: antiseptik surface active agents)

    Menghambat sintesis protein sel mikroba

    aminoglikoid, makrolid, linkomisin, tetrasiklin,kloramfenikol

    Menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba

    rifampisin, golongan kuinolon

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    71/74

    LO 9

    M edukasi dan pencegahan inf. bakteri

    h i i

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    72/74

    a. Pencegahan Primerpromosikesehatan dan pencegahankhusus yang dapat ditujukanpada host, agent dan

    lingkunganb. Pencegahan Sekunder

    diagnosa dini dan pencegahanyang cepat untuk mencegahmeluasnya penyakit, untukmencegah proses penyakitlebih lanjut serta mencegahterjadinya komplikasi.

    c. Pencegahan tertiermencegah jangan sampaimengalami cacat atau kelainanpermanent, mencegahbertambah parahnya suatu

    penyakit atau mencegahkematian.

    d. Pencegahan Kuartiermenghindari intervensiberlebihan

    Tindakan Pencegahan Penyakit

    1. Cuci tangan

    2. Memakai sarung tangan

    3. Memakai perlengkapanpelindung

    4. Menggunakan tehnikaseptik

    5. Memproses alat bekaspakai

    6. Menangani peralatantajam dengan aman

    7. Menjaga kebersihan dankerapihan lingkungan sertapembuangan sampahsecara benar

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    73/74

    Kesimpulan dan Saran

    Kami telah mempelajari Definisi, struktur , klasifikasi dan cara infeksi bakteri

    Respon imun dan faktor yang berpengaruhi terhadap infeksibakteri

    Tatalaksana (farmakologi dan non farmakologi) infeksi bakteri

    Pencegahan infeksi bakteri

    Untuk terapi kausal, pemberian antibiotik sesuai sarandokter.

    Untuk terapi simptomatik, diberikan antipiretik danantidiare

    Istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi danmengganti cairan yang hilang

  • 8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi

    74/74