Pemicu 1 imun

88
LO 1 Sistem imun dasar

description

semoga membantu

Transcript of Pemicu 1 imun

Page 1: Pemicu 1 imun

LO 1

Sistem imun dasar

Page 2: Pemicu 1 imun

• Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama infeksi

• Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup

(Imunologi dasar FK UI)

Page 3: Pemicu 1 imun

Pembagian sistem imunSistem imun

Nonspesifik Spesifik

Fisik Larut SelularhumoralSelular-Kulit-Selaput lendir-Silia-Batuk-Bersin

Biokimia-Lisozim-SekresiSebaseus-Laktoferin -Asam neuraminikHumoral-Komplemen-APP-Mediator asal lipid-Sitokin

-FagositMononuklearPolimorfonuklear-Sel NK-Sel mast-Basofil-Eosinofil-SD

Sel B-IgG-IgA-IgD-IgE-IgMSitokin

Sel T-Th1-Th2 -Ts/Tr/Th3-CTL/Tc-NKT-Th17

Page 4: Pemicu 1 imun

Sistem imun spesifik• Spesifik = adaptif = didapat• Harus ada kontak/ ditimbulkan lebih dulu• Ditujukan khusus thdp satu jenis antigen• Perlindungan lebih baik pd paparan berikutnyaSistem imun non spesifik• Non spesifik = innate = alami• Sudah ada sejak lahir• Ditujukan untuk bermacam-macam antigen• Tidak perlu adanya kontak dengan antigen sebelumnya

Page 5: Pemicu 1 imun

Mekanisme imunitas non spesifik

1. Barrier epitelTempat masuk mo dilindungi oleh epitel yg

berfungsi sebagai barrier fisik maupun kimiawi

2. Sistem fagositAda 2 jenis fagosit: neutrofil dan monosit ke

tempat infeksi mengenali mikroba intraselluler dan memakannya

Page 6: Pemicu 1 imun

3. KomplemenDiproduksi oleh hepatosit & monosit, tp pengaktifan oleh

mikrobaKomplemen: protein dalam serum sebagai mediator utama

antigen-antibodi. Berfungsi utk melisiskan membran sel bakteri, melepaskan zat kemotaktik, dan opsonisasi

Interferon: sitokin berupa glikoprotein yang diproduksi oleh makrofag untuk menghambat replikasi virus dan mengaktifkan sel NK

CRP (C- Reactive Protein): protein plasma dalam hati yang dilepas untuk membunuh bakteri

Page 7: Pemicu 1 imun

4. Sel natural killer (NK)Cara kerja:5. Protein dalam granula sitoplasma sel Nk dilepas

menuju sel yang terinfeksi apoptosis6. Sel NK mensintesis dan mensekresi IFN-ϒ yang

akan mengaktivasi makrofagMakrofag memakan mikroba dan melepas IL-12IL-12 ini dapat mengaktivasi sel NK untuk mensekresi

IFN-ϒ dan IFN-ϒ akan mengaktivasi makrofag

Page 8: Pemicu 1 imun

Mekanisme imunitas spesifik

• Diperankan oleh sel limfosit B dan T• Menimbulkan memori imunologis yang cepat

bereaksi bila ada paparan yang sama dikemudian hari

• Sel T meregulasi respon imun dan melisis sel target yang dihuni antigen

• Sel B berdiferensiasi menjadi sel plasma, memproduksi antibodi

Page 9: Pemicu 1 imun

RESPON SISTEM IMUN

Page 10: Pemicu 1 imun

Fagositosis

Proses fagositosis• Terdiri dari :1. Kemotaksis gerakan sel fagosit ke tempat infeksi2. Menelan 3. Memakan (fagositosis) dgn pembentukan

fagosom4. Membunuh lisozom, H2O2, mieloperoksida( membentuk fagolisosom)5. Mencerna

Page 11: Pemicu 1 imun

Proses fagositosis

Page 12: Pemicu 1 imun

LO 2

Definisi dan klasifikasi bakteri

Page 13: Pemicu 1 imun

• Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.

• Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri.

Page 14: Pemicu 1 imun

• Bakteri dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok besar berdasarkan struktur dinding selnya, yaitu bakteri gram negatif dan bakteri gram positif.

• Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tersusun dari lapisan peptidoglikan yang tebal dan asam teikoat,

• Bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis dan mempunyai struktur lipopolisakarida yang tebal.

Page 15: Pemicu 1 imun

• Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:

1. Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:– Mikrococcus, kecil dan tunggal– Diplococcus, berganda dua-dua– Tetracoccus, bergandengan empat dan membentuk bujur

sangkar– Sarcina, membentuk kubus– Staphylococcus, bergerombol seperti buah anggur– Streptococcus, bergandengan membentuk rantai

Page 16: Pemicu 1 imun

2. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:– Diplobacillus, bergandengan dua-dua– Streptobacillus, bergandengan membentuk rantai

Page 17: Pemicu 1 imun

3. Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:– Vibrio, (bentuk koma)– Spiral, lengkung lebih dari setengah lingkaran– Spirochete, lengkung membentuk struktur yang

fleksibel.

Page 18: Pemicu 1 imun
Page 19: Pemicu 1 imun

KOMPLEMEN

- Komplemen meningkatkan fagositosis dgn cara :

1. Hancurkan membran bakteri

2. Melepas bahan kemotaktik makrofag >> ke tempat bakteri

3. Opsonisasi memudahkan makrofag mengenali dan memakan bakteri

- Td 9 komponen C1 – C9

- C3 >> kadar C3 serum ~ gamb biologik konsentrasi C

- Aktivasi interaksi Ag-Ab

kontak dg dinding sel sasaran

- Jalur reaksi :

a. Jalur klasik/intrinsik

b. Jalur alternatif/ekstrinsik

Page 20: Pemicu 1 imun

Jalur klasik

C1qrs (esterase) pengenalan

-

C4 C4b & C4a

-

C2 C2a & C2b

-

C4b2a + Mg C3 konvertase aktivasi

-

C3 C3b & C3a

-

C4b2a3b C3 peptidase

-

C5 C5b & C5a

-

penghancuran C5-6-7 C5-6-7-8 C5-6-7-8-9

Page 21: Pemicu 1 imun

Jalur alternatif

- Aktivasi langsung melalui C3

- Pencetus : endotoksin

zymosan

IgA

bisa ular kobra

Fungsi komplemen

-Sitolisis C56789

-Anafilatoksin C3a, C4a, C5a

-Kemotaksis C3a, C5a, C567

-Kinin C2 bebas

-Imunoderens C3b, C4b

Page 22: Pemicu 1 imun

LO 3

Respon imun terhadap bakteri

Page 23: Pemicu 1 imun

Innate Immunity

• Merupakan mekanisme pertahanan tubuh nonspesifik• Ada beberapa komponen innate immunity yaitu:1. Pemusnahan bakteri intraselular oleh sel

polimorfonuklear (PMN) dan makrofag.2. Aktivasi komplemen melalui jalur alternatif.3. Degranulasi sel mast yang melepaskan mediator

inflamasi.4. Protein fase akut: C-reactive protein (CRP) yang mengikat

mikroorganisme, selanjutnya terjadi aktivasi komplemen melalui jalur klasik yang menyebabkan lisis mikroorganisme.

Page 24: Pemicu 1 imun

5. Produksi interferon alfa (IFN a) oleh leukosit dan interferon beta (IFN b) oleh fibroblast yang mempunyai efek antivirus.

6. Pemusnahan mikroorganisme ekstraselular oleh sel natural killer (sel NK) melalui pelepasan granula yang mengandung perforin.

7. Pelepasan mediator eosinofil seperti major basic protein (MBP) dan protein kationik yang dapat merusak membran parasit.

Page 25: Pemicu 1 imun

Imunitas Spesifik Didapat

• Bila mikroorganisme dapat melewati pertahanan nonspesifik/innate immunity, maka tubuh akan membentuk mekanisme pertahanan yang lebih kompleks dan spesifik.

• Memerlukan pengenalan terhadap antigen lebih dulu• Terdiri dari:a) Imunitas humoral

Produksi antibodi spesifik oleh sel limfosit B (T dependent dan non T dependent).

b) Cell mediated immunity (CMI)

Page 26: Pemicu 1 imun

Prosesi dan Presentasi Antigen

• Respons imun tubuh dipicu oleh masuknya antigen/ mikroorganisme sel makrofag selanjutnya berperan sbg antigen presenting cell (APC).

• Sel menangkap sejumlah kecil antigen dan diekspresikan ke permukaan sel dikenali sel limfosit T penolong (Th atau T helper).

• Sel Th teraktivasi mengaktivasi limfosit lain (limfosit B / T sitotoksik)

• Sel T sitotoksik berpoliferasi fungsi efektor mengeliminasi antigen.

Page 27: Pemicu 1 imun

• Respons imun dpt bersifat lokal / sistemik dan berhenti bila antigen sudah dieliminasi melalui mekanisme kontrol

Page 28: Pemicu 1 imun

Peran Major Histocompatibility Antigen (MHC)

• Sel T hanya mengenal imunogen yang terikat pada protein MHC pada permukaan sel lain

• Ada 2 kelas MHC:1. Protein MHC kelas I– Diekspresikan oleh semua tipe sel somatik– digunakan untuk presentasi antigen kepada sel TCD8

2. Protein MHC kelas II– Diekspresikan hanya oleh makrofag dan beberapa sel lain – untuk presentasi antigen kepada sel TCD4 (Th)– Aktivasi sel Th ini diperlukan untuk respons imun yang

sesungguhnya – Merupakan poros penting dalam mengontrol respons imun tersebut.

Page 29: Pemicu 1 imun

Respons Imun terhadap Bakteri Ekstraselular

• Bakteri ekstraselular dapat menimbulkan penyakit melalui beberapa mekanisme yaitu:

1. Merangsang reaksi inflamasi yang menyebabkan destruksi jaringan di tempat infeksi. Cth. kokus piogenik yang sering menimbulkan infeksi supuratif yang hebat

2. Produksi toksin yang menghasilkan berbagai efek patologik.

Page 30: Pemicu 1 imun

• Toksin dapat berupa endotoksin dan eksotoksin

• Endotoksin (komponen dinding bakteri) adalah suatu lipopolisakarida yg merupakan stimulator produksi sitokin yang kuat, suatu ajuvan, serta aktivator poliklonal sel limfosit B.

Page 31: Pemicu 1 imun

• Eksotoksin mempunyai efek sitotoksik dgn mek yg belum jelas, cth:– Toksin difteri menghambat sintesis protein scr enzimatik

serta menghambat faktor elongasi-2 yg diperlukan utk sintesis semua peptida

– Toksin kolera merangsang sintesis AMP siklik (cAMP) olh sel epitel usus yg menyebabkan sekresi aktif klorida, kehilangan cairan serta diare yang hebat

– Toksin tetanus = neurotoksin yg terikat motor endplate pada neuromuscular junction yg menyebabkan kontraksi otot persisten yg sgt fatal bila mengenai otot pernapasan

Page 32: Pemicu 1 imun

• Respons imun terhadap bakteri ekstraselular ditujukan untuk eliminasi bakteri serta netralisasi efek toksin.

Page 33: Pemicu 1 imun

Imunitas Alamiah terhadap Bakteri Ekstraselular

• mekanisme fagositosis oleh neutrofil, monosit serta makrofag jaringan

• Aktivasi komplemen tanpa adanya antibodi opsonisasi bakteri serta meningkatkan fagositosis, lisis bakteri melalui membrane attack complex (MAC) serta beberapa hasil sampingan menimbulkan respons inflamasi

Page 34: Pemicu 1 imun

• Endotoksin yang merupakan LPS merangsang produksi sitokin (TNF, IL-1, IL-6, IL-8) inflamasi non-spesifik serta meningkatkan aktivasi limfosit spesifik

• Sitokin akan menginduksi adhesi neutrofil dan monosit pada endotel vaskular pada tempat infeksi yang diikuti migrasi, akumulasi lokal serta aktivasi sel inflamasi kerusakan jar (efek samping)

Page 35: Pemicu 1 imun

• Sitokin juga merangsang demam dan sintesis protein fase aku

• Sitokin dalam jumlah besar tidak terkontrol dapat membahayakan tubuh. cth: – infeksi bakteri Gram-negatif (DIC) yang progresif– syok septik– syok endotoksin

Page 36: Pemicu 1 imun

Imunitas Spesifik terhadap BakteriEkstraselular

• Antigen ini dapat langsung merangsang sel limfosit B yang menghasilkan imunoglobin (Ig)M spesifik yg kuat

• Ada 3 mekanisme efektor yang dirangsang oleh IgG dan IgM serta antigen permukaan bakteri:

1. Opsonisasi bakteri olh IgG serta peningkatan fagositosis dgn mengikat reseptor Fc_ pd makrofag IgG dan IgM mengaktivasi komplemen jalur klasik peningkatan fagositosis

Page 37: Pemicu 1 imun

2. Netralisasi toksin bakteri oleh IgM dan IgG3. Aktivasi komplemen oleh IgM dan IgG utk

menghasilkan mikrobisid MAC serta pelepasan mediator inflamasi akut

Page 38: Pemicu 1 imun

Imunitas Alamiah terhadap BakteriIntraselular

• Mekanisme terpenting adalah fagositosis.• Tetapi bakteri patogen intraselular relatif

resisten terhadap degradasi dalam sel fagosit mononuklear.

• Oleh karena itu mekanisme kekebalan alamiah ini tidak efektif sehingga sering menjadi kronik

Page 39: Pemicu 1 imun

Respons Imun Spesifik terhadap Bakteri Intraselular

• Terutama diperankan oleh cell mediated immunity(CMI).

• Limfosit T Sitokin (IFN a) Aktivasi makrofag eliminasi bakteri

Page 40: Pemicu 1 imun

LO 4

Pemeriksaan Lab

Page 41: Pemicu 1 imun

PEMERIKSAAN LABORATORIUM IMUNOLOGI

• Macam :

1. Uji respon imunologik non spesifik

2. Uji respon imunologik spesifik

3. Deteksi antigen

Page 42: Pemicu 1 imun

Uji respon imunologik non spesifik

• Seluler• Kuantitatif pe- atau pe- jumlah leukosit,

monositosis, eosinofilia

• Kualitatif uji hambatan migrasi leukosit, uji gangguan fagositosis, uji fungsi membunuh mikroba

• Humoral• Kadar CRP me- > 100 x pd infeksi atau kerusakan

jaringan

• Kadar komplemen C3, C4, faktor B, properdin

Page 43: Pemicu 1 imun

Uji respon imunologik spesifik

Seluler• 1. Kualitatif – uji transformasi limfosit (dg PHA & con A)– uji sitotoksisitas– uji produksi limfokin

• 2. Kuantitatif tes rosette– Humoral– Elektroforesis protein– Imuno elektroforesis

Page 44: Pemicu 1 imun

UJI INTERAKSI ANTIGEN ANTIBODI

1. Reaksi presipitasi

• utk antibodi/antigen terlarut terbentuk presipitat

• jml antigen & antibodi hrs seimbang

2. Reaksi aglutinasi

• utk antibodi/antigen btk partikel terbentuk aglutinasi

• jml antigen & antibodi hrs seimbang

• m/ : Widal, gol darah, tes kehamilan

Page 45: Pemicu 1 imun

3. Interaksi antigen antibodi tingkat molekuler

• RIA (radio immunoassay)

• ELISA ( enzyme linked immunosorbent assay)

Page 46: Pemicu 1 imun

LO 5

Penatalaksanaan infeksi bakteri

Page 47: Pemicu 1 imun

LO 6

Imunisasi

Page 48: Pemicu 1 imun

IMUNISASI• Definisi

Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu antigen

• TujuanMencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia

Page 49: Pemicu 1 imun

• Macam kekebalan : (cara timbul) 1.Aktif

-Dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen, mis: imunisasi aktif, terpajan secara alamiah.-Berlangsung lama ok memori imunologi

2.Pasif-Diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat individu itu sendiri, mis: kekebalan janin yang diperoleh dari ibu, imunisasi pasif.-Tidak berlangsung lama

Page 50: Pemicu 1 imun

KEBERHASILAN IMUNISASI

• Status imun penjamu• Faktor genetik penjamu• Kualitas dan kuantitas vaksin

Cara pemberiandosis pemberianfrekuensi pemberianajuvan yang digunakanjenis vaksin : vaksin hidup

Page 51: Pemicu 1 imun

1. Imunisasi Aktif

• Definisi: pemberian antigen untuk menginduksi respon memori protektif pembentukan antibodi dan imunitas seluler.

Page 52: Pemicu 1 imun

• Bahan: materi yang diinaktivasi (mati) atau bahan hidup yang dilemahkan

• Lebih disukai karena: a. kadar antibodi tinggi dipertahankan

dalam jangka lebih lama b. frekuensi pemberian lebih jarangc. secara beriringan membentuk imunitas

seluler

Page 53: Pemicu 1 imun

2. Imunisasi Pasif

• Definisi: pemindahan imunitas menggunakan produk imunologis yang sudah terbentuk (antibodi)

• Bahan: Imunoglobulin

Page 54: Pemicu 1 imun

• Sasaran : • Individu yang tidak mampu membentuk antibodi

(agammaglobulinemia kongenital)• Pencegahan penyakit ketika waktu tidak

memungkinkan imunisasi aktif (misal: pasca paparan)

• Terapi penyakit tertentu yang secara normal dicegah dengan imunisasi (misal: tetanus)

• Terapi dalam kondisi imunisasi aktif tidak tersedia atau tidak dapat dilaksanakan (misal: tergigit ular)

Page 55: Pemicu 1 imun

JENIS VAKSIN

1. Vaksin Hidup Attenuatedbakteri atau virus hidup yang dilemahkanrespon imun = infeksi alamiahbersifat labil, rusak oleh panas & cahayacontoh: campak, mumps, rubela, polio (virus)

BCG, demam tifoid oral (bakteri)

Page 56: Pemicu 1 imun

2. Vaksin Inactivated bakteri, virus/ komponennya yg dibuat tidak aktif dgn pemanasan atau bahan kimiatidak dapat replikasitidak dapat menyebabkan penyakittidak dipengaruhi oleh ab yg beredarselalu membutuhkan dosis gandasedikit atau tidak menimbulkan respon selulercontoh: difteri, tetanus (toksoid)

haemophilus influenza(polisakarida)

Page 57: Pemicu 1 imun

Vaksinasi BCG

• Menimbulkan sensitivitas terhdp tuberkulin• Vaksin BCG Biofarma Bandung• Tidak mencegah infeksi TB tapi mengurangi

risiko TB berat seperti meningitis TB, TB milier• Efek proteksi 8-12 mgg pasca imunisasi,

bervariasi antara 0-80% tergantung vaksin, lingkungan dengan M.atipik dan faktor penjamu (umur, gizi dll)

Page 58: Pemicu 1 imun

• Diberikan scr intradermal 0,10 ml (anak) 0,05 ml (bayi baru lahir)

• deltoid kanan (bila ada limfadenitis (aksila) lebih mudah terdeteksi).

• Vaksin BCG tidak boleh terkena sinar matahari,harus disimpan pada 2-8o C, tidak boleh beku,yang telah diencerkan hrs dibuang dlm 8 jam.

• Diberikan pada umur 2 bulan.• Sebaiknya diberikan pada anak dengan uji Mantoux

(tuberkulin) negatif.

Page 59: Pemicu 1 imun

KIPI

• Penyuntikan BCG yang benar menimbulkan ulkus lokal yg superfisial sembuh dlm 2-3 bln meninggalkan parut bulat dgn diameter 4-8 mm

• Apabila dosis terlalu tinggi ulkus yang timbul lebih besar, namun apabila penyuntikan terlalu dalam parut yg terjadi tertarik ke dalam

• Limfadenitis supuratif kadang dijumpai (aksila/ leher) sembuh sendiri.

Page 60: Pemicu 1 imun

Kontraindikasi BCG

• Reaksi uji tuberkulin > 5 mm• Sedang menderita HIV, imunokompromise• Anak menderita gizi buruk• Sedang menderita demam tinggi• Menderita infeksi kulit yang luas• Pernah sakit tuberkulosis• Kehamilan

Page 61: Pemicu 1 imun

Rekomendasi BCG

• BCG diberikan pada bayi ≤ 2 bulan• Pada bayi yg kontak erat dgn TB sebaiknya

diberikan INH profilaksis• BCG jangan diberikan pada bayi atau anak

dengan imunodefisiensi, mis HIV, gizi buruk dan lain-lain

Page 62: Pemicu 1 imun

Vaksinasi Hepatitis B

• Imunisasi PasifPemberian imunoglobulin (sebelum/sesudah)

Misal: IG/ISG (Immune Serum Globulin) atau HBIG (Hepatitis B Immune Globulin)

Indikasi utama:-Paparan darah yg mgandung HbsAg-Paparan seksual dgn pengidap HbsAg (+)-Paparan perinatal, ibu HbsAg(+), <48 jam

Page 63: Pemicu 1 imun

Dosis:• Kecelakaan jarum suntik: 0,06ml/kg,maks 5 ml, IM,

harus diberikan dlm jangka 24 jam, diulang 1 bulan kemudian.

• Paparan seksual: dosis tunggal 0,06 ml/kg,IM, harus diberikan dalam jangka waktu 2 mgg, maks 5 ml.

• Paparan perinatal: 0,5 ml IM

Page 64: Pemicu 1 imun

Imunisasi Aktif Hepatitis B

• Pemberian partikel HbsAg yang tidak infeksius

• 3 jenis :-Berasal dari plasma-Dibuat dengan tehnik rekombinan (rek.genetik)-Polipeptida

Page 65: Pemicu 1 imun

• Vaksin yang beredar beserta dosis:• Hevac-B (Aventis Pasteur), dws 5 ug,

anak 2,5 ug, pada ibu HbeAg (+) dosis 2 X • Hepaccine (Cheil Sugar), dws: 3 ug,

anak 1,5 ug.• B-Hepavac II (MSD), dws: 10 ug, anak 5 ug.• Hepa-B (Korean green Cross), dws; 20 ug, anak 10 ug.• Engerix-B (GSK), dws 20 ug, anak 10 ug.

Penyuntikan scr IM pada deltoid/paha anterolat

Page 66: Pemicu 1 imun

JADWAL PEMBERIAN HEP. B

• Vaksinasi awal (primer) 3 X• Jarak antara suntikan I dan ke II 1-2 bln,

suntikan ke III diberikan 6 bln dari yang ke I.• Pemberian booster 5 tahun kemudian• Pemeriksaan Anti-HBs pasca imunisasi setelah

3 bulan dari suntikan terakhir• Skrining pravaksinasi (pada praktek swasta

perorangan)

Page 67: Pemicu 1 imun

Reaksi KIPI

• Umumnya ringan, nyeri, bengkak, panas mual, nyeri sendi & otot

• Kontra IndikasiBelum ada, terkecuali ibu hamil

Page 68: Pemicu 1 imun

Difteri, Pertusis dan Tetanus

• Toksoid Difteria, vaksin aseluler, toksoid tetanus

• Reaksi lokal: merah, bengkak, nyeriReaksi umum: demam ringan, jarang hiperpireksia, kejang.

Page 69: Pemicu 1 imun

• DPT dasar diberikan 3X sejak umur 2 bln dg interval 4-6 mgg, ulangan (DPT 4) diberikan 1 thn setelah DPT3.

• DPT 5 pada umur 5-7 tahun• DPT 6 pada umur 12 tahun• Dosis DPT/DT 0,5 ml, IM baik untuk imunisasi

dasar dan ulangan.

Page 70: Pemicu 1 imun

VAKSIN VIRUS POLIO ORAL

• Virus hidup tetapi sudah dilemahkan.• Virus polio tipe 1, 2, 3• Digunakan scr rutin sjk bayi lahir dg dosis 2 tts per

oral. • Virus ini menempatkan diri di usus dan memacu

pembentukan antibodi dlm darah, maupun epitel usus sebagai pertahanan lokal.

• Penerima vaksin terlindungi setelah dosis tunggal pertama, tiga dosis berikutnya memberikan imunitas jangka lama (3 tipe)

Page 71: Pemicu 1 imun

• harus disimpan tertutup pada suhu 2-8o C• Vaksin sangat stabil, akan kehilangan potensi

bila dibuka krn perubahan PH setelah terpapar dengan udara.

• Dapat disimpan pada 20o C. Dicairkan dg cara ditempatkan antara dua telapak tgn, dijaga agar tidak berubah warna (merah muda-oranye muda) sbg indikator PH

Page 72: Pemicu 1 imun

• Imunisasi dasar (polio 0, 1, 2, 3) diberikan 2 tetes per oral dengan interval tidak kurang dari 4 minggu.

• Polio 0 diberikan saat bayi baru pulang dari rumah sakit.

• Imunisasi ulangan diberikan 1 tahun setelah polio 4, selanjutnya saat 5-6 tahun

Page 73: Pemicu 1 imun

• KIPIdapat berupa pusing, diare ringan, sakit otot, jarang sekali poliomielitis (tapi tetap waspada)

• Indikasi kontraPenyakit akut/demam > 38,5oC, muntah/ diare Terapi KS, imunosupresif, radiasi, keganasanibu hamil < 4 bln, bersama vaksin tifoid oral,

Pada penderita imunosupresi beri IPV

Page 74: Pemicu 1 imun

Vaksinasi Campak

• 2 Jenis :- virus hidup dan dilemahkan- virus yang dimatikan

• Reaksi KIPI :Biasanya terjadi pada imunisasi ulangan.Dapat berupa demam >39,5 oC pada hari ke 5-6 berlangsung 2 hari.Ruam pada hari ke 7-10, berlangsung 2-4 hari

Page 75: Pemicu 1 imun

• Campak diberikan pada umur 9 bln, dgn dosis 0,5 ml SK dalam/ IM. Diulang usia 5-7 tahun.

• Diulang juga, bila: -imunisasinya pada usia < 1 thn-terjadi KLB (diberikan pada SD, SMP, SMA)-imunisasinya vaksin inaktif, imunoglobulin-catatan imunisasi tidak ada

Kontra indikasi: demam tinggi, terapi imunosupresi, hamil, alergi, terapi imunoglobulin

Page 76: Pemicu 1 imun

VAKSIN NON - PPI

• Haemophilus Influenzae tipe b• Measles, Mumps, Rubella (MMR)• Varisela• Demam tifoid• Hepatitis A• Influenza• Pneumokokus

Page 77: Pemicu 1 imun

LO 7

Demam tifoid

Page 78: Pemicu 1 imun

TIFUS ABDOMINALIS

Etiologi : Salmonella Thyposa Mempunyai 3 macam antigen : Antigen O : Dinding sel Antigen H : Flagel Antigen Vi : Kapsul yang melindungi kuman

Page 79: Pemicu 1 imun

• Demam Thyfoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan bakteremia, perubahan pada sistem RES yang bersifat difus, pembentukan mikroasbes dan ulserasi Nodus Peyer di distal ileum.

• Etiologi : Salmonella Thyposa • Mempunyai 3 macam antigen :– Antigen O : Dinding sel– Antigen H : Flagel– Antigen Vi : Kapsul yang melindungi kuman

Page 80: Pemicu 1 imun

PATOFISIOLOGI

Invasi Salmonella thyphosadiserap di ususmenginvasi sel epitel dan tinggal di lamina propiamengalami fagositosis dan ada di sel mononuklearfolikel limfoid intestin/ nodus Peyer masuk ke pembuluh limfe dan ductus torasikus peredaran darah (bakteremia)hati dan limpa masuk kembali ke peredaran darah (bakteremia)menyebar ke seluruh tubuh limpa, usus dan kandung empedu kuman dilepaskan dari kantung empedu reinfeksi pada usus

Page 81: Pemicu 1 imun

Pengeluaran Endotoksin oleh Salmonella thyphosa –Merangsang makrofag melepaskan

mediator • IL1meningkatkan set point hipothalamus

(demam); • TNFnekrosis jaringan dan melepaskan NO

(hipotensi dan syok septik);• IL 1+TNFreaksi sistem akut, depresi sumsum

tulang (pansitopenia relatif)–Aktivasi Faktor XIIDIC

Page 82: Pemicu 1 imun

MANIFESTASI KLINIS

Masa inkubasi 7-14 hari (bervariasi antara 3-60 hari)Akhir minggu pertama (HIPERPLASIA) –Demam sekitar interminten/remiten– Lidah kotor, mulut kering, mual muntah–Gambaran gejala saluran nafas atas – Sakit kepala hebat, tampak apatis, lelah – Tidak enak di perut dan mungkin kontipasi/

diare, ditemukan splenomegali/ hepatomegali–Raseola mungkin ditemukan

Page 83: Pemicu 1 imun

Minggu kedua (NEKROSIS) – Demam kontinu– Bradikardia relatif– Keadaan penderita semakin menurun, apatis,

bingung– Lidah tertutup selaput tebal dan kehilangan nafsu

makan– Nyeri, distensi perut, meteorismus

Page 84: Pemicu 1 imun

Minggu Ketiga (ULSERASI)– Disorientasi, bingung, insomnia, – lesu dan tidak bersemangat– Wajah tampak toksik : mata berkilat dan mungkin

kemerahan, kelopak mata cekung, pucat dan flushing di daerah pipi

– Pernafasan cepat dan dangkal– Abdomen tampak lebih distens – Sewaktu-waktu dapat timbul pendarahan dan perforasi– Pea soup diarrhoea

Page 85: Pemicu 1 imun

FAKTOR YANG BERPERAN DALAM DEMAM THYFOID

1. Faktor MikroorganismeJumlah mikroorganisme yang tertelanVirulensi Serotipe dan strain

2. Faktor PejamuKeasaman lambungMotilitas saluran cernaFlora normalSistem imunisasi Humoral dan SelulerMalnutrisi

Page 86: Pemicu 1 imun

Faktor metabolik dan Nutrisi Umur Penyakit lain Penggunaan antibiotika Vaksinasi Lamanya sakit

• 3. Faktor Lingkungan Tropis dan sub tropis Urbanisasi Standar higiene dan sanitasi

Page 87: Pemicu 1 imun

LABORATORIUM

Pemeriksaan darah : leukopenia, leukositosis relatif fase akut, mungkin terdapat anemia dan trombositopenia, SGOT dan SGPTUji serologis Widal : Titer O, H (titer untuk menyatakan seseorang positif thyfoid adalah tergantung dari daerah endemik dan kesepakatan institusi)Isolasi/ biakan kuman (darah, feses, urin atau empedu)

Page 88: Pemicu 1 imun

KOMPLIKASI

Komplikasi di usus halusPendarahan usus halusPerforasi ususPeritonitis

Komplikasi di luar usus halusManifestasi Pulmonal gangguan nafas atas, bronkitis Manifestasi Hematologis pansitopeniaManifestasi Neuropsikiatri sakit kepala, meningitis, tifoid ensefalopati, komaManifestasi Kardiovaskular bradikardi relatif - miokarditisManifestasi Hepatobilier hepatitis hepatobilier asimtomatis (↑ SGOT dan SGPT), kolesistisis akut dan icterusManifestasi Urogenital SN, glomerulonefritisKomplikasi lain pankreatitis, abses (hati, limpa dan jaringan lunak), dll