pemetaan sosial

27
Definisi Pemetaan Sosial Pemetaan sosial (social mapping) merupakan upaya mengidentifikasi dan memahami struktur sosial (sistem kelembagaan dan individu) tata hubungan antar lembaga dan atau individu pada lingkungan sosial tertentu. Pemetaan sosial dapat juga diartikan sebagai social profiling atau “ pembuatan profil suatu masyarakat Identifikasi kelembagaan dan individu ini dilakukan secara akademik melalui suatu penelitian lapangan, yakni mengumpulkan data secara langsung, menginterpretasikannya dan menetapkan tata hubungan antara satu dengan lain satuan sosial dalam kawasan komunitas yang diteliti (Dody Prayogo,2003). Identifikasi tata hubungan ini dapat dikaitkan dengan keberadaan pranata sebagai salah satu institusi di dalam kelembagaan sosial atau organisasi sosial dan atau sekitar komunitas yang dimaksud. Identifikasi tata hubungan inilah yang disebut dengan pemetaan atau mapping, yang memberikan gambaran posisi pranata terhadap lembaga lain di dalam komunitas tersebut, sekaligus memberi gambaran bagaimana sifat hubungan antara pranata dengan lembaga- lembaga tersebut. Adapun tujuan utama membuat pemetaan sosial adalah diperolehnya program prioritas dan alokasi sumber dalam penguatan kelompok sosial masyarakat dari pengaruh budaya-budaya luar secara efisien, efektif dan berkelanjutan . Pemetaan sosial (social mapping) didefinisikan sebagai proses penggambaran masyarakat yang sistematik serta melibatkan pengumpulan data dan informasi mengenai masyarakat termasuk di dalamnya profile dan masalah sosial yang ada pada masyarakat tersebut. Pemetaan sosial dapat disebut juga sebagai social profiling atau “pembuatan profile suatu masyarakat”, Netting, Kettner dan McMurtry (1993), “the process of assisting ordinary people to improve their own communities by undertaking collective actions.” pemetaan sosial sangat dipengaruhi oleh ilmu penelitian sosial dan geography. 3 alasan utama mengapa para praktisi pekerjaan sosial memerlukan sebuah pendekatan sistematik dalam melakukan pemetaan sosial: Pandangan mengenai “manusia dalam lingkungannya” (the person-in- environment) merupakan faktor penting dalam praktek pekerjaan sosial,

Transcript of pemetaan sosial

Page 1: pemetaan sosial

Definisi Pemetaan Sosial            Pemetaan sosial (social mapping) merupakan upaya mengidentifikasi dan memahami struktur sosial (sistem kelembagaan dan individu) tata hubungan antar lembaga dan atau individu pada lingkungan sosial tertentu. Pemetaan sosial dapat juga diartikan sebagai social profiling atau “ pembuatan profil suatu masyarakat “ Identifikasi kelembagaan dan individu ini dilakukan secara akademik melalui suatu penelitian lapangan, yakni mengumpulkan data secara langsung, menginterpretasikannya dan menetapkan tata hubungan antara satu dengan lain satuan sosial dalam kawasan komunitas yang diteliti (Dody Prayogo,2003).

Identifikasi tata hubungan ini dapat dikaitkan dengan keberadaan pranata sebagai salah satu institusi di dalam kelembagaan sosial atau organisasi sosial dan atau sekitar komunitas yang dimaksud. Identifikasi tata hubungan inilah yang disebut dengan pemetaan atau mapping, yang memberikan gambaran posisi pranata terhadap lembaga lain di dalam komunitas tersebut, sekaligus memberi gambaran bagaimana sifat hubungan antara pranata dengan lembaga-lembaga tersebut. Adapun tujuan utama membuat pemetaan sosial adalah diperolehnya program prioritas dan alokasi sumber dalam penguatan kelompok sosial masyarakat dari pengaruh budaya-budaya luar secara efisien, efektif dan berkelanjutan .

Pemetaan sosial (social mapping) didefinisikan sebagai proses penggambaran masyarakat yang sistematik serta melibatkan pengumpulan data dan informasi mengenai masyarakat termasuk di dalamnya profile dan masalah sosial yang ada pada masyarakat tersebut.

•      Pemetaan sosial dapat disebut juga sebagai social profiling atau “pembuatan profile suatu masyarakat”, Netting, Kettner dan McMurtry (1993),

•      “the process of assisting ordinary people to improve their own communities by undertaking collective actions.”

•      pemetaan sosial sangat dipengaruhi oleh ilmu penelitian sosial dan geography.3 alasan utama mengapa para praktisi pekerjaan sosial memerlukan sebuah pendekatan sistematik dalam melakukan pemetaan sosial:

•      Pandangan mengenai “manusia dalam lingkungannya” (the person-in-environment) merupakan faktor penting dalam praktek pekerjaan sosial, khususnya dalam praktek tingkat makro atau praktek pengembangan masyarakat.

•      Pengembangan masyarakat memerlukan pemahaman mengenai sejarah dan perkembangan suatu masyarakat serta analisis mengenai status masyarakat saat ini.

•      Masyarakat secara konstan berubahKondisi sosial budaya yang perlu ditemukenali dan atau perlu diorientasi adalah mencakup beberapa kondisi sebagai berikut :

Page 2: pemetaan sosial

1. Nilai-nilai apakah yang dianut oleh masyarakat secara dominan, yang mampu menggerakkan masyarakat2. Kekuatan-kekuatan sosial apakah yang mampu mendatangkan perubahan-perubahan sehingga masyarakat dapat berubah dari  dalam diri mereka sendiri3. Seperti apa karakter dan karakteristik masyarakat, khususnya dalam menyikapi intervensi sosial4. Seperti apakah pola informasi, komunikasi yang terjadi di tengah masyarakat, baik penyebaran informasi maupun dalam kerangka pembelajaran5. Media-media seperti apakah dan sumber belajar apakah yang digunakan dan diyakini masyarakat sebagai sarana informasi dan pembelajaran6. Kekuatan-kekuatan sosial yang dominan di dalam kerangka perubahan sosial7. Faktor-faktor lingkungan apakah yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku masyarakat

2.2  Tujuan Pemetaan SosialSecara khusus pemetaan sosial bertujuan agar :

1.     Tersusunnya indikator bobot masalah dan jangkauan fasilitas pelayanan sosial dalam  kegiatan penguatan.

2.     Diperolehnya peta digitasi sebagai dasar pengembangan informasi untuk penguatan kelompok-kelompok sosial.

3.     Diperolehnya peta-peta fematik dengan sistem informasi geografis (GIS), sehingga diketahui berbagai pengaruh budaya-budaya luar.

4.     Tersusunnya prioritas rencana program penguatan berdasarkan jenis masalah dan satuan wilayah komunitas yang ada pengaruhnya dari budaya-budaya luar.

5.     Dapat ditentukan alokasi program prioritas untuk kegiatan penguatan.6.     Sebagai langkah awal pengenalan lokasi dan pemahaman

terhadap kondisi masyarakat 7.     Untuk mengetahui kondisi sosial masyarakat.8.     Sebagai dasar pendekatan dan metoda pelaksanaan melalui sosialisasi dan

pelatihan.9.     Sebagai dasar penyusunan rencana kerja yang bersifat taktis terhadap

permasalahan yang dihadapi10. Sebagai acuan dasar untuk mengetahui terjadinya proses perubahan

sikap dan perilaku pada masyarakat.

2.3 Manfaat Pemetaan Sosial            Dalam pada itu pemetaan sosial mempunyai manfaat praktis antara lain :

1. Pemetaan masalah sosial dan potensi/sumber sosial yang merupakan bagian dari analisis situasi dan analisis kebutuhan untuk kegiatan penguatan.

Page 3: pemetaan sosial

2. Gambaran dasar survei disajikan dalam bentuk struktur ruang/daerah lebih komukatif.

3. Pemantauan tentang perubahan tata ruang kondisi daerah suatu komunitas4. Analisis prioritas masalah dan lokasi untuk perencanaan kegiatan penguatan.

2.4 Jenis Pemetaan Sosial       Social mapping sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja, asalkan tahu data

apa yang akan dicari dan bagaimana mencarinya. Serta kemampuan komunikasi dan menggali data di lapangan. Untuk itu di pecahkan menjadi dua bentuk :■  INTERNALSocial mapping yang dilakukan oleh pihak bagian dari lembaga itu sendiri. diantaranya oleh:a.    Person In Charge (PIC)b.    Community Development Officerc.    Petugas Lapangan■  INDEPENDENTSocial mapping yang dilakukan oleh pihak diluar dari lembaga itu sendiri . diantaranya oleh :a.    Akademisib.    LSMc.    Lembaga penelitian

2.5 Output Yang Diharapkan1.  Data Demografi : jumlah penduduk, komposisi penduduk menurut usia, gender,

mata pencaharian, agama, pendidikan, dll.2.  Data Geografi : topografi, letak lokasi ditinjau dari aspek geografis, aksesibilitas

lokasi, pengaruh lingkungan geografis terhadap kondisi sosial masyarakat, dll.3.   Data psikografi : nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut, mitos, kebiasaan-

kebiasaan, adat istiadat, karakteristik masyarakat, pola hubungan sosial yang ada, motif yang menggerakkan tindakan masyarakat, pengalaman-pengalaman masyarakat terutama terkait dengan mitigasi bencana, pandangan, sikap, dan perilaku terhadap intervensi luar, kekuatan sosial yang paling berpengaruh, dll.

4.   Pola komunikasi : media yang dikenal dan digunakan, bahasa, kemampuan baca tulis, orang yang dipercaya, informasi yang biasa dicari, tempat memperoleh informasi

Page 4: pemetaan sosial

2.6 Perspektif dasar Pemetaan Sosial berkaitan dengan :1.      Komponen masyarakat : (individu, keluarga, komunitas, masyarakat sipil,

institusi negara)2.    Dimensi-dimensi masyarakat (struktur sosial, relasi sosial, proses sosial, nilai

sosial), yaitu dimensi struktur sosial, relasi sosial. Proses kehidupan sosial, dan nilai-nilai sosial didaerah / daerah perbatasan dengan komunitas yang lain yang banyak pengaruhnya dari budaya-budaya luar.

2.7 Indikator yang digunakan dalam pemetaan sosial, yaitu :1.    Untuk memperoleh informasi tentang kemajuan sosial sangat tergantung pada

ketersediaan indikator-indikator sosial.2.      Definisi indikator sosial: definisi operasional atau bagian dari definisi operasional

dari suatu konsep utama yang memberikan gambaran sistem informasi tentang suatu sistem sosial.

2.8 Asumsi pemetaan sosial :1.      Ada hubungan antar kondisi spasial (tata ruang) dengan fungsi-fungsi yang

berlaku pada masyarakat.2.     Kondisi sosial merupakan informasi atau fakta sosial yang dapat menggambarkan

pola-pola, keteraturan, perubahan, dinamika sosial3.      Pemetaan Sosial merupakan cara untuk mengkaji “Social Inquary”

2.9 Metodologi Pemetaan Sosial (Social Inquary) :1.      Naturalistic inquary (kualitatif)2.      Positivictic (kuantitatif)3.      Kombinasi kualitatif dan kuantitatif

Tetapi ada juga metode menurut Bank Dunia ( 2002 ) yaitu  terdapat tiga metode bagi  pelaksanaan pemetaan sosial :1.  Survei Formal

Survey formal dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi standar dari sampel orang atau rumah tangga yang diseleksi secara hati hati . Survey biasanya mengumpulkan informasi yang bisa dibandingkan mengenai sejumlah orang yang relative banyak pada kelompok sasaran tertentu .

Beberapa metode survey formal antara lain :1.   Survey Rumah tangga Beragam-Topik (Multi-Topic Household Survey). Metode ini

sering  disebut sebagai Survey Pengukuran Standar Hidup atau Living

Page 5: pemetaan sosial

Standards Measurement Survey (LSMS). Survey ini merupakan suatu cara pengumpulan data mengenai berbagai aspek standar hidup secara terintegrasi, seperti pengeluaran, komposisi rumah tangga, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, fertilitas, gizi, tabungan, kegiatan pertanian dan sumber-sumber pendapatan lainnya.

2.   Kuesioner Indikator Kesejahteraan Inti (Core Welfare Indicators Questionnaire atau CWIQ). Metode ini merupakan sebuah survey rumah tangga yang meneliti perubahan-perubahan indikator sosial, seperti akses, penggunaan, dan kepuasan terhadap pelayanan sosial dan ekonomi. Metode ini meupakan alat yang cepat dan efektif untuk mengetahui rancangan kegiatan pelayanan bagi orang-orang miskin. Jika alat ini diulang setiap tahun, maka ia dapat digunakan untuk memonitor keberhasilan suatu kegiatan. Sebuah hasil awal dari survey ini umumnya dapat diperoleh dalam waktu 30 hari. 

3.     Survey Kepuasan Klien (Client Satisfaction Survey). Survey ini digunakan untuk meneliti efektifitas atau keberhasilan pelayanan pemerintah berdasarkan pengalaman atau aspirasi klien (penerima pelayanan). Metode yang sering disebut sebagai service delivery survey ini mencakup penelitian mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi penerima pelayanan dalam memperoleh pelayanan publik, pandangan mereka mengenai kualitas pelayanan, serta kepekaan petugas-petugas pemerintah.

4.  Kartu Laporan Penduduk (Citizen Report Cards). Teknik ini sering digunakan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Mirip dengan Survey Kepuasan Klien, penelitian difokuskan pada tingkat korupsi yang ditemukan oleh penduduk biasa. Penemuan ini kemudian dipublikasikan secara luas dan dipetakan sesuai dengan tingkat dan wilayah geografis.

5.      Laporan Statistik. Pekerja sosial dapat pula melakukan pemetaan sosial berdasarkan laporan statistik yang sudah ada. Laporan statistik mengenai permasalahan sosial seperti jumlah orang miskin, desa tertinggal, status gizi, tingkat buta huruf, dll. biasanya dilakukan dan dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan data sensus. 2. Rapid Apraisal    Rapid Apraisal Methods merupakan metode yang digunakan dengan cara yang cepat dan murah untuk mengumpulkan informasi mengenai pandangan dan masukan dari populasi sasaran dan stakeholders lainya mengenai kondisi geografis , sosial dan ekonomi .

Page 6: pemetaan sosial

    Beberapa metode Rapid Apraisal antara lain :1. Wawancara Informan Kunci (Key Informant Interview). Wawancara ini

terdiri serangkaian pertanyaan terbuka yang dilakukan terhadap individu-individu tertentu yang sudah diseleksi karena      dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai topik atau keadaan di wilayahnya. Wawancara bersifat kualitatif, mendalam dan semi-terstruktur.

2.  Diskusi Kelompok Fokus (Focus Group Discussion). Disikusi kelompok dapat melibatkan 8-12 anggota yang telah dipilih berdasarkan kesamaan latar belakang. Perserta diskusi bisa para penerima pelayanan, penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), atau para ketua Rukun Tetangga. Fasilitator menggunakan petunjuk diskusi, mencatat proses diskusi dan kemudian memberikan komentar mengenai hasil pengamatannya. 

3.  Wawancara Kelompok Masyarakat (Community Group Interview). Wawancara difasilitasi oleh serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada semua anggota masyarakat dalam suatu pertemuan terbuka. Pewawancara melakukan wawancara secara hati-hati berdasarkan pedoman wawancara yang sudah disiapkan sebelumnya.

4.     Pengamatan Langsung (Direct Observation). Melakukan kunjungan lapangan atau pengamatan langsung terhadap masyarakat setempat. Data yang dikumpulkan dapat berupa informasi mengenai kondisi geografis, sosial-ekonomi, sumber-sumber yang tersedia, kegiatan program yang sedang berlangsung, interaksi sosial, dll.

5.  Survey Kecil (Mini-Survey). Penerapan kuesioner terstruktur (daftar pertanyaan tertutup) terhadap sejumlah kecil sample (antara 50-75 orang). Pemilihan responden dapat menggunakan teknik acak (random sampling) ataupun sampel bertujuan (purposive sampling). Wawancara dilakukan pada lokasi-lokasi survey yang terbatas seperti sekitar klinik, sekolah, balai desa. 

3.      Participatory ApraisalMerupakan proses pengumpulan data yang melibatkan kerjasama aktif

antara pengumpul data dan responden . pertanyaan pertanyaan umumnya tidak dirancang secara baku , melainkan hanya garis garis besarnya saja . Topik - topik pertanyaan bahkan dapat muncul dan berkembang berdasarkan proses Tanya jawab dengan responden .

Terdapat banyak teknik pengumpulan data partisipatoris. Empat di bawah ini cukup penting diketahui:

Page 7: pemetaan sosial

1.   Penelitian dan Aksi Partisipatoris (Participatory Research and Action). Metode yang terkenal dengan istilah PRA (dulu disebut Participatory Rural Appraisal) ini merupakan alat pengumpulan data yang sangat berkembang dewasa ini. PRA terfokus pada proses pertukaran informasi dan pembelajaran antara pengumpul data dan responden. Metode ini biasanya menggunakan teknik-teknik visual (penggunaan tanaman, biji-bijian, tongkat) sebagai alat penunjuk pendataan sehingga memudahkan masyarakat biasa (bahkan yang buta huruf) berpartisipasi. PRA memiliki banyak sekali teknik, antara lain Lintas Kawasan, Jenjang Pilihan dan Penilaian, Jenjang Matrik Langsung, Diagram Venn, Jenjang Perbandingan Pasangan (Suharto, 1997; 2002; Hikmat, 2001).

2.  Stakeholder Analysis. Analisis terhadap para peserta atau pengurus dan anggota suatu program, proyek pembangunan atau organisasi sosial tertentu mengenai isu-isu yang terjadi di lingkungannya, seperti relasi kekuasaan, pengaruh, dan kepentingan-kepentingan berbagai pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan. Metode ini digunakan terutama untuk menentukan apa masalah dan kebutuhan suatau organisasi, kelompok, atau masyarakat setempat.

3.  Beneficiary Assessment. Pengidentifikasian masalah sosial yang melibatkan konsultasi secara sistematis dengan para penerima pelayanan sosial. Tujuan utama pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan partisipasi, merancang inisiatif-inisiatif pembangunan, dan menerima masukan-masukan guna memperbaharui sistem dan kualitas pelayanan dan kegiatan pembangunan.

4.  Monitoring dan Evaluasi Partisipatoris (Participatory Monitoring and Evaluation). Metode ini melibatkan anggota masyarakat dari berbagai tingkatan yang bekerjasama mengumpulkan informasi, mengidentifikasi dan menganalisis masalah, serta melahirkan rekomendasi-rekomendasi.

2.10 Langkah Strategis Pemetaan Sosial :1.  Membuat batasan wilayah, klasifikasi atau stratifikasi untuk memahami keseluruhan

situasi dan posisi relatif dalam konteks yang lebih luas.2.     Membuat profil dari setiap wilayah dan kelompok sosial masyarakat dari pengaruh

budaya-budaya luar untuk menjelaskan karakteristik dari populasi dan identifikasi faktor sosial ekonomi yang dapat memepengaruhi perkembangan fungsi sosial masyarakat.

Page 8: pemetaan sosial

3.   Identifikasi masalah, potensi dan indikator dasar yg memberikan gambaran tentang bobot masalah dan strategi alokasi sumber pada setiap wilayah/ kelompok.

2.11 Kelebihan dan Kelemahan Pemetaan Sosial                  Kelebihan pemetaan sosial :1.     Mengidentifikasi dan mengukur kondisi modal sosial di daerah yang diteliti2.   Menganalisis keterkaitan antara modal sosial dengan penanggulangan kemiskinan

di suatu daerah yang diteliti3.    Merumuskan desain pemanfaatan modal sosial untuk penanggulangan kemiskinan

di suatu daerah yang ditelitiKelemahan Pemetaan Sosial :

1.  Lembaga harus mempunyai aturanKajian dipahami oleh masyarakat pada lembaga lembaga yang ada di desa yang sudah mapan atau yang mempunyai aturan yang jelas . adapun paguyuban atau perkumpulan yang ada di masyarakat kadang tidak bisa dibaca secara jelas . di samping itu koordinasi antar anggota lembaga juga dirasa masih sangat kurang , bahkan terkesan tidak ada kompetisi dalam memajukan masyarakat desa .

2.   Tidak bisa merubah lembaga      Mereka menyadari , jika hanya kajian saja yang dilakukan , maka tidak bisa

merubah lembaga yang ada di lingkungan mereka. Masyarakat hanya mengetahui peran dan fungsi lembaga secara keseluruhan yang ada di tingkat desa. Namun kajian ini tidak sekaligus bisa atau mampu memperbaiki lembaga lembaga yang ada. Artinya tidak semua lembaga dapat diaktifkan namun pengembangan kelembagaan harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat lokal .

3.  Modal Sosial LemahDalam lembaga lembaga yang ada di tingkat desa dianggap oleh masyarakat  memiliki modal sosial yang lemah , sehingga rentan akan ketidak aktifan .

Obyek Pemetaan  Tingkat aksesibilitas lokasi desa/kelurahan  Letak lokasi desa/kelurahan dari aspek geografis  Sarana informasi yang dimiliki masyarakat  Penyebaran atau konsentrasi masyarakat miskin  Kelompok-kelompok sosial, termasuk di dalamnya kelompok perempuan dan

kelompok-kelompok rentan (janda, lansia, difabel, anak-anak)  Kegiatan kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat  Hubungan sosial antar kelompok (Relasi-relasi sosial)

Page 9: pemetaan sosial

  Golongan masyarakat menurut agama, aliran kepercayaan, aliran politik, kepentingan, profesi, dll.

  Jenis-jenis profesi di kalangan masyarakat  Tingkat mobilitas penduduk (baik mobilitas vertikal maupun mobilitas horizontal)  Media-media informasi yang digunakan masyarakat, termasuk  media-media warga  Tanggapan masyarakat terhadap program-program yang  diluncurkan

pemerintah/non pemerintah  Keterlibatan masyarakat dalam program-program yang  diluncurkan pemerintah/non

pemerintah  Pemeliharaan terhadap hasil-hasil program yang pernah diluncurkan pemerintah/non

pemerintah   Forum yang biasa digunakan masyarakat untuk menyikapi intervensi sosial  Kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam pengambilan keputusan  Cara-cara masyarakat menanggulangi masalah-masalah lingkungan fisik, masalah-

masalah sosial, budaya dan ekonomi masyarakat  Cara dan kebiasaan masyarakat mengantisipasi dan menanggulangi bencana

Metode Pengumpulan Data•      Mengumpulkan data sekunder dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen

yang dibutuhkan (dokumentasi) diambil dari kelurahan, kecamatan, kabupaten dan atau sumber-sumber lainnya.

•      Mengumpulkan data primer dengan cara :  Observasi (pengamatan langsung): terhadap kondisi-kondisi lingkungan fisik,

lingkungan sosial, hubungan sosial, kebiasaan-kebiasaan masyarakat setempat, dll.  Diskusi dengan kelompok-kelompok masyarakat (Focus  Group Discussion)  Wawancara bersturktur maupun wawancara mendalam

terhadap anggota masyarakat yang dianggap mengetahuiinformasi yang diperlukanINSTRUMEN YANG DIPERLUKAN1. Panduan Teknis tentang Metode engumpulan Data (Wawancara Terstruktur, Wawancara Mendalam, Observasi, dan FGD)2. Format isian data sesuai kebutuhan dalam proses pemetaan sosial.3. Format Laporan Hasil Pemetaan Sosial.PENDEKATAN PEMETAAN SOSIAL

•      Metode dan teknik pemetaan sosial yang akan dibahas pada makalah ini meliputi survey formal, pemantauan cepat (rapid appraisal) dan metode partisipatoris (participatory method) (LCC, 1977; Suharto, 1997; World Bank, 2002).Survey Formal

•      Survey Rumahtangga Beragam-Topik (Multi-Topic Household Survey). Metode ini sering disebut sebagai Survey Pengukuran Standar Hidup atau Living Standards Measurement Survey (LSMS). Survey ini merupakan suatu cara pengumpulan data mengenai berbagai aspek standar hidup secara terintegrasi, seperti pengeluaran, komposisi rumah tangga, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, fertilitas, gizi, tabungan, kegiatan pertanian dan sumber-sumber pendapatan lainnya.

•      Kuesioner Indikator Kesejahteraan Inti (Core Welfare Indicators Questionnaire atau CWIQ). Metode ini merupakan sebuah survey rumah tangga yang meneliti

Page 10: pemetaan sosial

perubahan-perubahan indikator sosial, seperti akses, penggunaan, dan kepuasan terhadap pelayanan sosial dan ekonomi.

•      Survey Kepuasan Klien (Client Satisfaction Survey). Survey ini digunakan untuk meneliti efektifitas atau keberhasilan pelayanan pemerintah berdasarkan pengalaman atau aspirasi klien (penerima pelayanan).Pemantauan Cepat (Rapid Appraisal Methods)

•      Wawancara Informan Kunci (Key Informant Interview). Wawancara ini terdiri serangkaian pertanyaan terbuka yang dilakukan terhadap individu-individu tertentu yang sudah diseleksi karena dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai topik atau keadaan di wilayahnya. Wawancara bersifat kualitatif, mendalam dan semi-terstruktur.

•      Diskusi Kelompok Fokus (Focus Group Discussion). Disikusi kelompok dapat melibatkan 8-12 anggota yang telah dipilih berdasarkan kesamaan latarbelakang.

•      Wawancara Kelompok Masyarakat (Community Group Interview). Wawancara difasilitasi oleh serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada semua anggota masyarakat dalam suatu pertemuan terbuka.

•      Pengamatan Langsung (Direct Observation).•      Survey Kecil (Mini-Survey). Penerapan kuesioner terstruktur (daftar pertanyaan

tertutup) terhadap sejumlah kecil sample (antara 50-75 orang).Metode Partisipatoris

•      Penelitian dan Aksi Partisipatoris (Participatory Research and Action). Metode yang terkenal dengan istilah PRA (dulu disebut Participatory Rural Appraisal) ini merupakan alat pengumpulan data yang sangat berkembang dewasa ini. PRA terfokus pada proses pertukaran informasi dan pembelajaran antara pengumpul data dan responden. Metode ini biasanya menggunakan teknik-teknik visual (penggunaan tanaman, biji-bijian, tongkat) sebagai alat penunjuk pendataan sehingga memudahkan masyarakat biasa (bahkan yang buta huruf) berpartisipasi. PRA memiliki banyak sekali teknik, antara lain Lintas Kawasan, Jenjang Pilihan dan Penilaian, Jenjang Matrik Langsung, Diagram Venn, Jenjang Perbandingan Pasangan (Suharto, 1997; 2002; Hikmat, 2001).

•      Stakeholder Analysis. Analisis terhadap para peserta atau pengurus dan anggota suatu program, proyek pembangunan atau organisasi sosial tertentu mengenai isu-isu yang terjadi di lingkungannya, seperti relasi kekuasaan, pengaruh, dan kepentingan-kepentingan berbagai pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan.

•      Beneficiary Assessment. Pengidentifikasian masalah sosial yang melibatkan konsultasi secara sistematis dengan para penerima pelayanan sosial,

•      Monitoring dan Evaluasi Partisipatoris (Participatory Monitoring and Evaluation). Metode ini melibatkan anggota masyarakat dari berbagai tingkatan yang bekerjasama mengumpulkan informasi, mengidentifikasi dan menganalisis masalah, serta melahirkan rekomendasi-rekomendasi.

Contoh pemetaan sosial:

Hasil Pemetaan SosialKelurahan Cipedes Kecamatan Sukajadi

Page 11: pemetaan sosial

Kota Bandung2013

Relawan inspirasiRumah zakatI. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Dalam masyarakat, ada yang dinamakan sebagai energi sosial budaya, atau lazim disebut sebagai energi sosial, merupakan suatu daya internal yang menunjukan pada mekanisme dalam mengatasi permasalahannya sendiri. Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat sebenarnya adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi dan politik yang merangkum berbagai nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat “people centered, participatory, empowering, and a sustaniable” (Chambers, 1995). Target dari konsep pemberdayaan ini adalah mengubah kondisi yang serba sentralistik menjadi situasi yang lebih otonom dengan cara memberikan kesempatan kepada kelompok masyarakat miskin untuk merencanakan dan melaksanakan program pembangunan yang telah mereka pilih sendiri. Masyarakat miskin juga diberi kesempatan untuk mengelola dana pembangunan, baik yang berasal dari pemerintah maupun dari pihak luar. Dalam hal ini Rumah Zakat melalui Relawan Inspirasi menggulirkan program pemberdayaan masyarakat yang berpijak pada potensi lokal masyarakat. Potensi itu sendiri digali melalui social mapping. Yaitu, satu kegiatan yang dilakukan untuk mengenali dan menganalisa kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat lokal atau disebut juga sebagai kegiatan orientasi sosial dan wilayah sasaran program. Kegiatan ini merupakan bagian dari proses sosialisasi awal yang dilakukan setelah dan atau bersamaan dengan kegiatan kunjungan informal ke kelompok–kelompok strategis di tingkat desa/kelurahan (lobby kelompok strategis) serta sebelum dilaksanakannya koordinasi persiapan sosialisasi program pemberdayaan di tingkat desa atau kelurahan.1.2 Maksud dan Tujuan Social mapping dan assessment need ini bermaksud untuk memetakan kondisi sosial ekonomi masyarakat di kelurahan Cipedes kota Bandung sebagai langkah awal pengenalan lokasi implementasi program dan pemahaman Rumah Zakat terhadap kondisi masyarakat guna terlaksananya program pemberdayaan yang komprehensif, berkelanjutan, dan terpadu dengan melibatkan peran serta dari masyarakat lokal. Adapun tujuan utama dari social mapping di kelurahan Cipedes kota Bandung adalah sebagai langkah awal pengenalan lokasi implementasi program terhadap kondisi masyarakat penerima program. Sehingga dapat diketahui kondisi social atau kemasyarakatan yang dapat dijadikan acuan pendekatan metoda pelaksanaan program pemberdayaan serta sebagai dasar penyusunan rencana kerja yang

Page 12: pemetaan sosial

bersifat taktis terhadap permasalahan yang dihadapi untuk mengetahui terjadinya proses perubahan sikap dan perilaku pada masyarakat sasaran program.1.3 Tim Penyelenggara Program Penyelenggaraan Social Mapping ini melibatkan tim yang diinisiasi olRincian personil tim social mapping ini, adalah sebagai berikut:Nama JabatanM. Hasan Basri Relawan InspirasiFitriza NotulenEti sumirah Konsumsi1.4 Sumber Pendanaan Sumber dana untuk membiayai kegiatan social mapping ini dibiayayi dari ICD tidak terikat1.5 Lokasi Pekerjaan Lokasi pekerjaan ini terletak di kelurahan cipedes kecamatan sukajadi kota bandung1.6 Jadwal Pelaksanaan Social maping ini dilaksanakan sesuai dengan tahapan analisis social sebagai berikut:No Waktu Kegiatan 1 Sabtu, 19 Oktober 2013 Pemetaan potensi SDA & SDM2 Minggu, 20 Oktober 2013 On the spot interview 3 Senin, 21 Oktober 2013 Brain storming persepsi objektif 4 Selasa, 22 Oktober 2013 Participatory mapping 5 Rabu, 23 Oktober 2013 Strategic action planII. KAJIAN TEORITIS 2.1 Konsep Peran Serta Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Suatu proses yang melibatkan masyarakat umum, dikenal sebagai peran serta masyarakat, yaitu proses komunikasi dua arah yang berlangsung terus–menerus untuk meningkatkan pengertian masyarakat secara penuh atas suatu proses kegiatan, di mana masalah-masalah dan kebutuhan secara penuh atas suatu proses kegiatan sedang dianalisa oleh badan yang berwenang (Center, 1997). Secara sederhana Center mendefinisikan sebagai feed–forward information (komunikasi dari pemerintah kepada masyarakat tentang suatu kebijakan) dan feedback information (komunikasi dari masyarakat ke pemerintah atas kebijakan itu). Dari sudut terminologi peran serta masyarakat dapat diartikan sebagai suatu cara melakukan interaksi antar dua kelompok. Kelompok yang selama ini tidak diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan (non elite). Bahkan yang lebih khusus lagi, peran serta masyarakat sesungguhnya merupakan suatu cara untuk membahas insentif material yang mereka butuhkan (Goulet, 1989). Dengan kata lain, peran serta masyarakat merupakan insentif moral sebagai “paspor“ mereka untuk mempengaruhi lingkup–makro yang lebih tinggi, tempat dibuatnya suatu keputusan-keputusan yang sangat menentukan kesejahteraan masyarakat. Cormick (1979). Membedakan peran serta masyarakat dalam proses pengambilan keputusan berdasarkan sifatnya, yaitu yang bersifat konsultatif dan bersifat

Page 13: pemetaan sosial

kemitraan. Dalam peran serta masyarakat dengan pola hubungan konsultatif antara pihak pejabat pengambil keputusan dengan kelompok masyarakat yang berkepentingan, anggota–anggota masyarakatnya mempunyai hak untuk didengar pendapatnya dan untuk diberitahukan hasilnya, di mana keputusan terakhir tetap berada di tangan pejabat pembuat keputusan tersebut. Sedang dalam konteks peran serta masyarakat yang bersifat kemitraan, pejabat pembuat keputusan dan anggota–anggota masyarakat merupakan mitra yang relatif sejajar kedudukannya. Mereka bersama–sama membahas masalah, mencari alternatif pemecahan masalah dan membahas keputusannya.2.2 Konsep Pengembangan Masyarakat Dalam Pembangunan Pengembangan masyarakat (Community Development) merupakan strategi perubahan sosial terencana yang secara profesional didesain untuk mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan pada tingkat komunitas. Praktek pekerjaan sosial pada tingkat makro ini didasari oleh berbagai model dan pendekatan, serta beroperasi sejalan dengan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan dalam pekerjaan sosial.III. METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan DataData yang dikumpulkan dari hasil social mapping adalah untuk keperluan analisis. Pada kegiatan ini dapat digolongkan pada dua kelompok, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan melakukan penerapan metoda wawancara dan FGD. Adapun data sekunder mencakup catatan–catatan, hasil–hasil studi, hasil–hasil publikasi, peraturan, serta dokumen kebijakan dari intansi–intansi yang terkait. Di samping itu, data sekunder ini mencakup juga hasil pengkajian literatur dan dokumen hasil kegiatan sebelumnya yang terkait. Adapun lingkup dari data sekunder ini mencakup data sosial kependudukan, ekonomi, fisik alami dan binaan, profil kawasan kegiatan, dan aspek institusional. Pengumpulan data dilakukan dalam dua cara, yaitu survei instansional serta pangamatan lapangan. Survei instansional dilakukan untuk memperoleh data-data sekunder, baik data-data numerik maupun data–data (dokumen) kebijakan dan peraturan–peraturan yang terkait dengan proses pengendalian pemanfaatan ruang. Pengamatan lapangan dilakukan terutama untuk pengecekan ulang (cross check) data sekunder dengan fakta–fakta yang terjadi. Kegiatan terutama difokuskan untuk mengetahui fenomena perubahan kependudukan dan pemanfaatan ruang serta kondisi fisik kawasan pemukiman. Sementara data yang dikumpulkan untuk keperluan perencanaan partisipatif (penyusunan CAP) akan dikumpulkan bersama masyarakat melalui kegiatan pendataan partisipatif survei kampung sendiri atau pemetaan swadaya.3.2 Strategi Pelaksanaan Pekerjaan Pemetaan potensi SDA dan SDM (daya dukung comdev) dilaksanakan yakni dengan mencari tahu adakah kepemimpinan lokal, bagaimanakah interaksi warga,

Page 14: pemetaan sosial

infrastruktur pendukung, kemungkinan-kemungkinan participatory (daya dukung kelompok). Tools : SWOT analysis dan data mentah ICD.3.2.1 Pemetaan Potensi SDA dan SDM Pemetaan potensi SDA dan SDM (daya dukung comdev) dilaksanakan yakni dengan mencari tahu adakah kepemimpinan lokal, bagaimanakah interaksi warga, infrastruktur pendukung, kemungkinan-kemungkinan participatory (daya dukung kelompok). Tools : SWOT analysis dan data mentah ICD.3.2.2 On The Spot Interview Yakni dengan mewawancara narasumber potensial sasaran seperti kader, RT atau RW, aktivis DKM, tokoh masyarakat atau dengan cara mengajukan pertanyaan–pertanyaan yang memprioritaskan kebutuhan masyarakat, seperti : apa yang dibutuhkan warga, sarana pendidikan seperti apa yang diinginkan warga, dan lain sebagainya.

3.2.3 Participatory Mapping Tim melakukan analisis atas informasi dan pengolahan data, sehingga menghasilkan rekomendasi konkrit.3.2.4 Brainstorming Perspektif Objective Yakni tahapan dimana dilakukan pengolahan dan pengkajian data–data primer dan sekunder yang didapat sebelum, saat, dan setelah pelaksanaan social mapping. Konsultan Comdev bersama dengan akademisi akan melakukan monitoring dan uji petik ke lapangan terkait dengan beberapa kegiatan sebagai berikut :• Pelaksanaan coaching fasilitator, • Pelaksanaan pemetaan sosial, • Pelaksanaan penyusunan laporan hasil pemetaan sosial, dan • Konsultan Comdev akan melakukan evaluasi dan rekomendasi untuk action plan.3.2.5 Strategic Action Plan Pada tahap ini konsultan memberikan ‘Deeper Analysis’ untuk menggambarkan Feasibility Project Comdev ini dengan disertai rekomendasi kelayakan dari konsultan berdasarkan kebutuhan masyarakat.3.3 Metode Analisis (Analisis Pohon Masalah Dan Swot)3.3.1 Analisis Pohon Masalah Pohon analisis merupakan suatu langkah pemecahan masalah dengan mencari sebab dari suatu akibat. Caranya disusun menyerupai sebuah pohon atau bagan organisasi.Bagan Pohon Masalah

3.3.2 Analisis SWOT Secara umum, metode analisis yang akan digunakan dalam kegiatan ini merupakan gabungan dari analisis kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dipergunakan terutama dalam kajian tentang perkembangan kawasan pemukiman. Pendekatan kualitatif akan diterapkan dalam kajian tentang pelaksanaan dan

Page 15: pemetaan sosial

prosedur pengendalian yang selama ini sudah dan sedang dijalani. Berikut ini adalah gambaran singkat dari beberapa metode/teknik analisis yang dilakukan. Khusus untuk aspek pengembangan kawasan pemukiman di lokasi pendampingan, konsultan akan menggunakan metode analisis Sinkronik–Diakronik. Metode analisis ini sebenarnya mengadopsi dari metode yang dikembangkan dalam bidang bahasa. Metode analisis diakronik adalah suatu metode ilmiah yang mempelajari bahasa secara historis atau melihat perkembangannya dari masa ke masa sepanjang masa. Sedangkan metode analisis sinkronik adalah metode ilmiah yang mempelajari bahasa berdasarkan pada fakta bahasa yang ada pada kurun waktu tertentu. Implementasinya pada analisis pengembangan kawasan adalah, jika dianalisis secara diakronik maka bentuk perkembangan kawasan pemukiman di lokasi pendampingan akan erat kaitannya dengan kondisi historis kawasan tersebut dan perkembangan yang terjadi saat ini akan mempengaruhi bentuk pengembangan di masa depan. Dengan demikian data–data historis dari kawasan pemukiman di lokasi kajian menjadi sumber informasi yang penting bagi metode analisis diakronik ini. Sedangkan jika dianalisis secara sinkronik maka bentuk yang terjadi saat ini erat kaitannya dengan fakta-fakta yang mempengaruhi pengembangan kawasan pemukiman yang terjadi saat ini (misalnya implementasi kebijakan, kegiatan perekonomian kawasan dan sebagainya). Data-data yang penting bagi metode analisis sinkronik diantaranya adalah kebijakan, rencana pembangunan, dan fakta berbagai kegiatan yang turut membentuk perubahan wajah kawasan pemukiman yang terjadi saat ini.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pra Sosial Mapping Sebelum melakukan proses sosial mapping, team peneliti melakukan wawancara on the spot dengan pihak kecamatan Sukajadi untuk meminta rekomendasi desa yang perlu disentuh dan dikembangkan di Kecamatan Sukajadi. Dari hasil wawancara tersebut, pihak kecamatan merekomendasikan untuk melakukan penelitian pengembangan masyarakat di 2 titik yaitu Kelurahan Cipedes dan Kelurahan Sukabungah dengan alasan : 1) Mempunyai penduduk yang cukup padat 2) Dibanding desa lain, 2 desa ini masih perlu sentuhan pihak ketiga untuk bisa berkembang 3) Infrastruktur yang kurang dibanding desa lain 4) Ada potensi ekonomi yang bisa dikembangkan Kemudian dari dua kelurahan itu Rumah zakat memilih kelurahan Cipedes sebagai focus social mapping.4.2 Fokus Wilayah Social Mapping Sebelum melakukan sosial mapping dengan metode Need Assesment, team peneliti melakukan wawancara dengan : 1) Drs. Ujang Rachmat (Lurah Cipedes) 2) Acep Wahyudin, S.Sos ( Kasipem Kel. Cipedes) 

Page 16: pemetaan sosial

3) Meiti Irianti (Staff Ekbang Kel. Cipedes) 4) Dadi Jazuli (Tokoh masyarakat RT.05/05)Dari hasil silaturahmi dengan perangkat Kelurahan Cipedes, ada beberapa informasi penting yang perlu diketahui yaitu :Mempunyai penduduk yang cukup padat Pihak pemerintahan kelurahan Cipedes menyambut baik program Rumah Zakat dan siap membantu di lapangan Kelurahan Cipedes membutuhkan lembaga dan LSM sebagai pihak ketiga untuk bisa mengembangkan kelurahan CipedesBanyaknya potensi local yang bisa dikembangkan, salah satunya ternak burung kenari yang sekarang digemari oleh masyarakat di kelurahan Cipedes Dalam melaksanakan sosial mapping ini, team peneliti telah melakukan sosmap selama 5 hari dengan jadwal sebagai berikut :

4.3 Profil Kecamatan SukajadiKecamatan Sukajadi terletak di wilayah bandung barat yang terdiri dari 5 Kelurahan (Pasteur, Cipedes, Sukabungah, Sukagalih dan Sukawarna). Kecamatan Sukajdi terletak di jalur masuk Kota Bandung dari jalur Barat yang dari pintu Tol Pasteur.Batas Wilayah Kecamatan Sukajadi:• Utara : Wilayah Kecamatan Sukasari tepatnya bentangan kael PLN• Timur : Wilayah Kec. Coblong tepatnya Jl Cipaganti, Jl Setiabudi• Selatan : Wilayah Kecamatan Cicendo tepatnya Jl Dr Djundjunan• Barat : Kecamatan Cimahi Utara tepatnya kali CibereumEksistensi wilayah kecamatan Sukajadi termasuk lingkungan strategis, karena jarak ke Pusat pemerintahan Kota Bandung +3 km dan berada pada posisi pintu gerbang tol menuju Kota Bandung dengan fasilitas yang memadai.Di Kecamatan Sukajadi terdapat beberapa potensi perkonomian yang dapat dikembangkan yaitu :• Kelurahan Pasteur : Makanan ringan• Kelurahan Cipedes : pengrajin tahu tempe dan penangkaran burung kenari• Kelurahan Sukabungah : pengrajin sandal dan makanan ringan• Kelurahan Sukagalih : pengrajin boneka• Kelurahan Sukawarna : Pengrajin boneka dan konveksi4.4 Profil Kelurahan Cipedes 4.4.1 Kondisi Geografis Kelurahan Cipedes Kecamatan Sukajadi merupakan salah satu bagian wilayah Kota Bandung dengan memiliki luas lahan sebesar 51 .Ha.Secara administratif Kelurahan Cipedes dibatasi oleh :• Bagian Selatan : Kelurahan Sukabungah Kecamatan Sukajadi• Bagian Utara : Kelurahan Geger kalong Kec. Sukasari• Bagian Timur : Kelurahan Pasteur Kecamatan Sukajadi• Bagian Barat : Kelurahan Sukagalih Kecamatan Sukajadi

Page 17: pemetaan sosial

Secara geografis Kelurahan Cipedes..Kecamatan Sukajadi memiliki bentuk wilayah datar / berombak sebesar 80% dari total keseluruhan luas wilayah. Ditinjau dari sudut ketinggian tanah, Kelurahan Cipedes berada pada ketinggian 500 m diatas permukaan air laut. Suhu maksimum dan minimum di Kelurahan Cipedes. berkisar .21 oC, sedangkan dilihat dari segi hujan berkisar 4.000 mm/th dan jumlah hari dengan curah hujan yang terbanyak sebesar 45 hari.

Peta Kelurahan Cipedes

4.4.2 KependudukanKelurahan Cipedes memiliki jumlah penduduk 25.408 jiwa pada tahun 2012 terdiri dari 13.132 jiwa laki-laki dan 12.276 jiwa perempuan. Jumlah kepala keluarga di Kelurahan . saat ini mencapai sekitar 6.755 KK. Berdasarkan data kependudukan dari kelurahanan.Cipedes pada tahun 2009 yang dilihat dari segi kepadatan penduduk sebesar 414 jiwa per hektar dan dilihat dari pertumbuhan penduduk, intensitas poupulasinya akan terus bertambah dari waktu ke waktu.4.4.2.1 UsiaJumlah penduduk berdasarkan Struktur Umur :NO UMUR JUMLAHL P JUMLAH1 0 – 5 tahun 946 1174 21202 6 – 9 tahun 1200 1203 24033 10 – 15 tahun 1627 1546 31734 16 – 19 tahun 1547 1514 30615 20 – 24 tahun 1611 1490 31016 25 – 29 tahun 1787 1716 35037 30 – 34 tahun 1171 946 21178 35 – 39 tahun 991 837 18289 40 – 44 tahun 687 614 130110 45 – 49 tahun 592 326 91811 50 – 54 tahun 434 336 77012 55 – 59 tahun 323 279 60213 60 – 64 tahun 190 242 43214 65 – keatas 26 53 79Jumlah........................... 13132 12276 254084.4.2.2 PendidikanSumber daya manusia berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Cipedes sebagai berikut :NO PENDIDIKAN JUMLAHL P JUMLAH1 Belum sekolah 1790 1651 34412 Tidak tamat SD 532 496 10283 Belum tamat SD 3865 3628 7493

Page 18: pemetaan sosial

4 Tamat SD 2599 2021 46205 Tamat SLTP 1693 1814 35076 Tamat SLTA 1584 1632 32167 Sarjana Muda (D3) 663 633 12968 Sarjana (S1) 406 401 8079 Pasca Sarjana (S2) 10 Pasca (S3), dll Jumlah 13132 12276 254084.4.2.3 Tenaga KerjaNO TENAGA KERJA JUMLAHL P JUMLAH1 Penduduk usia produktif 7920 779 156992 Ibu Rumah Tangga 8353 83533 Penduduk masih sekolah 3213 3491 67044.4.2.4 Mata Pencaharian PokokJumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian pokok adalah sebagai berikut :NO PEKERJAAN JUMLAHL P JUMLAH1 Petani 4 - 42 Pelajar/Mahasiswa 1799 2173 39723 Mahasiswa 1414 1318 27324 Pegawai Swasta 2531 2073 46045 Pedagang 1939 2040 39746 Pegawai Negeri Sipil 1024 833 18577 TNI/ABRI 89 72 1618 Buruh Swasta 9 Pensiunan 163 80 24310 Penjahit 4 9 1311 Tukang Kayu 12 Dokter 5 4 913 Sopir /pengemudi 14 Lain – lain 3936 3469 7405Jumlah............. 12908 12071 249794.42.5 AgamaJumlah penduduk Kelurahan Cipedes berdasarkan agama adalah sebagai berikut :NO AGAMA JUMLAHL P JUMLAH1 Islam 239702 Kristen protestan 11723 Kristen Katholik 2084 Hindu 245 Budha 16

Page 19: pemetaan sosial

6 Kong Huchu 2Jumlah............................... 25392

4.4.3 Potensi Prasarana dan Saranaa. Prasarana PendidikanNO SEKOLAH JUMLAH KET.BANGUNAN FISIK MURID/MAHASISWA GURU / DOSEN 1 TK 4 16 2 SD 5 2345 45 3 SLTP 1 1757 15 4 SMA - - - 5 PT - - - 6 LEMBAGA PENDIDIKAN - - - 7 KURSUS-KURSUS - - -b. Prasarana Kesehatanb.1. KesehatanNO PRASARANA JUMLAH KETERANGAN1 Rumah Sakit 1 2 Rumah Bersalin/BKIA 1 3 Dokter Umum 3 4 Dokter anak - 5 Dokter kandungan - 6 Dokter Gigi 2 7 Dokter spesialis lainnya 2 8 Dokter Hewan - 9 Puskesmas 1 10 Klinik/Balai Pengobatan 3 11 Apotik 3 12 Toko Obat - 13 Posyandu 19b.2. Keluarga BerencanaNO URAIAN JUMLAH KETERANGAN1 Jumlah Pos / Klinik KB 11/3 2 Jumlah PUS 3402 3 Jumlah PUS masuk KB 2288 4 Jumlah Akseptor KB : 5 PIL 674 6 IUD 868 7 KONDOM 10 8 SUNTIK 926 9 MOP 4

Page 20: pemetaan sosial

10 MOW 144 11 KB MNDIRI 10

c. Prasarana IbadahNo Prasarana Jumlah Keterangan1 Mesjid 44 2 Surau / Mushola 3 Gereja - 4 Vihara -d. Prasarana PerumahanNo Uraian Jumlah Keterangan1 Permanen 2836 2 Semi Permanen 660 3 Tidak Permanen 465e. Prasarana HiburanNo Uraian Jumlah Keterangan1 Taman 1 2 Tempat Pertunjukan Tradisional - 3 Toko Cinderamata/Souvenir - 4 Hotel 2 5 Penginapan/Losmen 6 Sanggar Seni 7 Bioskop 1f. Prasarana Olah RagaNo Lapangan Jumlah Keterangan1 Sepak Bola 1 2 Bulutangkis 2 3 Tenis Meja 4 Voli 1 5 Basket - 6 Tenis lapangan - 7 Futsal -g. Prasarana TransportasiLalu lintas yang digunakan di Kelurahan Cipedes. sepenuhnya (100%) melalui darat. Dengan daya dukung sarana terdiri dari :Jalan dengan panjang :No Uraian Jumlah Keterangan1 Jalan Negara 1 2 Jalan Propinsi 1 3 Jalan Kota 2 4 Jalan kelurahan / Desa 3

Page 21: pemetaan sosial

4.4.4 Potensi Kelembagaan Ekonomi Kelembagaan Ekonomi yang terdapat di Kelurahan Cipedes terdiri dari :No Uraian Jumlah Keterangan1 Koperasi 4 2 UKM 22 3 Pasar Selapan/Umum - 4 Usaha Perdagangan 5 Toko/Swalayan 1 6 Warung Makan 6 7 Restaurant 2 8 Kios/Warung Kelontong 13 9 Pedagang kaki Lima 22 10 Bank 1 11 Industri Makanan 12 12 Industri Kerajinan 5 13 Industri Pakaian - 14 Perusahaan Angkuitan - 15 Percetakan/Sablon 1 16 Bengkel Motor/Sepeda 1 17 BengkelMobil 14.4.5 Kelembagaan kemasyarakatan Lembaga Kemasyarakatan di tingkat Kelurahan (diluar RT dan RW)No Nama lembaga kemasyarakatan Tahun berdiri / keputusan JumlahPengurus Anggota1 TP.PKK Kelurahan 2007 5 2 LPM Kelurahan 2006 3 23 Karang Taruna 2007 3 11

4.4.6 Kelembagaan politikKelembagaan Politik yang ada di Kelurahan Cipedes adalah sebagai berikut: 1. PKS2. PBB3. GERINDA4.4.7 Pemilu Jumlah Pemilih yang terdaftar dalam P4B adalah Pemilih pemula :2729. OrangPemilih Non pemula : 11927.. Orang4.5 Pembahasan 4.5.1 Need AssesmentUntuk menguatkan data sosial mapping, maka perlu dilakukan sebuah kajian Forum Grup Discussion (FGD) yang melibatkan perwakilan masyarakat sebagai narasumber dalam pengambilan data. Berikut metode dan data yang dilakukan

Page 22: pemetaan sosial

dalam proses Need Assesment : Metode yang dilakukan dengan FGD (Forum Grup Discussion) yaitu mengundang para tokoh masyarakat yang berguna untuk menggali masalah prioritas yang ada di desa Datinawong, biasanya ada 7 masalah yang diambil dan dijadikan referensi dan masukan untuk dijadikan rekomendasi program sesuai kebutuhan wargaNama Kegiatan : FGD dan Hub.Kelembagaan Hari dan Tanggal : Rabu, 23 Oktober 2013Waktu : 18.00 – 20.30 Tempat : Masjid Hidayatul Amanah RW.05 RT.05 Kel. CipedesPeserta : 1) M. Hasan Basri (Pemimpin Diskusi) 2) Untung Dwiwarsono (Dokumenter) 3) Fitriza (Notulen) 4) Juju S (Ketua RT.01/02) 5) Ade (Tokoh masyarakat) 6) Maman (Tokoh masyarakat) 7) Dadi Jazuli (Ulama/ustadz) 8) Achmad (Warga) 9) Eti Sumirah (Warga) 10) Dedeh (Warga) 11) Ukasih (warga)Masalah yang didapatkan dari diskusi yang dilakukan bersama para tokoh desa ini menghasilkan 10 masalah yang ada di desa dan semua masalah ini memerlukan solusi dalam penanganannya, berikut:NO MASALAH YANG TIMBUL PRIORITAS MASALAH BERDASARKAN URUTAN1 Kekuranga modal untuk penembangan usaha Kekurangan modal untuk pengembangan usaha2 Perbaikan gang yang rusak Renovasi masjid3 Kebutuhan wireless untuk pengajian Perbaikan gang yang rusak4 Bantuan untuk balita Sarana air bersih5 Banyak anak yang putus sekolah Kebutuhan keperluan (ATK) sekolah para siswa6 Kebutuhan keperluan sekolah para siswa Banyak anak yang putus sekolah7 Renovasi masjid Banyak lansia yang membutuhkan bantuan8 Kebutuhan sarana pendidkan PAUD Sering terjadi banjir ketika musim hujan 9 Kebutuhan sarana air bersih Kebutuhan sarana pendidikan PAUD10 Sering terjadi Banjir ketika musim hujan Bantuan untuk balita 11 Banyak lansia yang membutuhkan bantuan Kebutuhan wireless untuk pengajianMasalah yang didapatkan dari para tokoh masyarakat ini hanyalah masukan untuk mendapatkan rekomendasi program yang sesuai dengan kebutuhan warga, akan tetapi tidak mutlak karena data yang dihasilkan ini akan disesuaikan dengan temuan langsung dilapangan juga wawancara on the spot dengan warga4.5.2 Kajian Mata Pencaharian Untuk mengetahui sejauh mana potensi mata pencaharian warga, maka dibuatkan

Page 23: pemetaan sosial

sebuah tabel kajian mata pencaharian dengan metode FGD maupun wawancara on the spot. Untuk kali ini menggunakan metode FGD. Berikut adalah hasilnya:No Jenis usaha SDM Lokasi Lama usaha Masalah1 Ternak burung kenari 352 Lokasi jualan kebanyakan di pinggir jalan raya di wilayah kelurahan Cipedes Lama berjualan rata-rata 4-5 tahun Kurangnya modal untuk pengembangan usaha2 Warung serba ada 116 3 Counter pulsa 300 4 Warung nasi 176 5 Pedagang keliling 88 6 Loper Koran 5 7 Toko elektronik 5 8 Pedagang baso 180 9 Penjahit 88 10 Grosir sembako 11 11 Tambal ban 10 12 Penjual jus 15 13 Warung kopi 8Potensi lokalSelain usaha retail, ada beberapa warga yang menekuni usaha burung kenari, diantaranya:Jenis usaha burung kenari Bibit Penjualan PermasalahanPeternak kenari Bibit diperoleh dari toko burung Dijual kepada peminat atau Bandar burung kenari, yang datang langsung ke peternak 1. Permasalahan modal untuk pengembangan ternak kenari2. Perubahan yang mengakibatkan telur tidak menetas selama satu kali mengeramiPemelihara kenari Bibit diperoleh dari peternak4.5.3 Kajian Kelembagaan Diagram Hubungan Kelembagaan, diagram ini adalah simulasi bagaimana hubungan lembaga dan organisasi yang ada di RW.05 dari segi kuantitasnya dan kualitas pengaruhnya terhadap warga sehingga bisa menjadi dasar untuk peluang pemberdayaan warga di RW.05 Kelurahan Cipedes.Gambar kelembagaan4.5.4 Analis SWOTKekuatan 1) Motivasi dan keberanian untuk usaha ekonomi sangat tinggi 2) Cukup tingginya partisipasi masyarakat akan budaya gotong royong dan saling menghargai 3) Warganya ramah dan kooperatif 4) Aman dari segala macam kejahatanKelemahan 1) Kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal kebersihan lingkungan 

Page 24: pemetaan sosial

2) Kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal kesehatan sehingga masih ada balita gizi buruk 3) Kurangnya kepedulian pemuda untuk aktif diorganisasiPeluang 1) Karakter masyarakatnya yang konsumtif merupakan peluang untuk mengembangkan usaha jauh lebih produktif 2) Sukajadi merupakan pintu gerbang kota Bandung yang dilewati berbagai jurusan bis dan kendaraan sehingga menjadi market yang bagus untuk pengembangan usaha 3) Banyaknya para peternak burung kenari merupakan peluang untuk menjadikan sebagai kampung kenari yang layak dikembangkanHambatan 1) Padatnya penduduk dan sempitnya lahan menyebabkan sulitnya membuat lapang terbuka untuk TPS 2) Belum adanya ilmu/wawasan tentang pengelolaan sampah ditambah dengan pola pikir masyarakat kota yang cenderung praktis, membuat kondisi lebih sulit dalam hal mengubah kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah sembarangan 3) Karakter masyarakat kota yang cenderung kurang peduli terhadap kesehatan diri, keluarga dan lingkunganya membutuhkan waktu yang lama untuk merubahnya 4) Banyak para pedagang dan peternak burung kenari yang kekurangan modal usaha terpaksa mereka harus meminjam uang pada rentenir4.5.5 Dokumentasi Social Mapping

Silaturahim dan wawancara dengan camat Sukajadi Kantor kec. SukajadiSilaturahim dan wawancara dengan Lurah Cipedes Kantor kel. Cipedes

Puskesmas Kel. Cipedes Salah satu SD di kel. Cipedes

Salah satu masjid Kel. Cipedes Pabrik kerupuk di kel. CipedesSalah satu masjid Kel. Cipedes Pabrik kerupuk di kel. CipedesSalah satu masjid Kel. Cipedes Pabrik kerupuk di kel. Cipedes

Salah satu masjid Kel. Cipedes Pabrik kerupuk di kel. Cipedes

Salah satu masjid Kel. Cipedes Pabrik kerupuk di kel. CipedesV. PENUTUP VI. LAMPIRAN