PEMETAAN SEBARAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI...
Transcript of PEMETAAN SEBARAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI...
-
PEMETAAN SEBARAN KEBUTUHAN GURU
GEOGRAFI SMA DI KOTA TANGERANG SELATAN
PADA TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nurjannah
11150150000119
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
-
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skipsi berjudul “ (Pemetaan Sebaran Kebutuhan Guru Geografi SMA di Kota
Tangerang Selatan Pada Tahun 2019)” oleh Nurjannah, NIM. 11150150000119,
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguran, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah
pada tanggal 23 Juli 2020 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana (S1) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial.
Jakarta, 23 Juli 2020
Panitia Ujian Munaqosah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Sidang (Ketua Jurusan T.IPS)
Dr. Iwan Purwanto, M.Pd.
NIP. 19730424 2008011 012
10 8
2020
Sekretaris Sidang (Ketua Jurusan T.IPS)
Andri Noor Ardiansyah, M.Si.
NIP. 19840312 201503 1 002
10 8
2020
Dosen Penguji I
Dr. Iwan Purwanto, M.Pd
NIP. 19730424 2008011 012
10 8
2020
Dosen Penguji II
Andri Noor Ardiansyah, M.Si.
NIP. 19840312 201503 1 002
10 8
2020
-
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PEMETAAN SEBARAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI SMA DI
KOTA TANGERANG SELATAN PADA TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial
Disusun Oleh:
Nurjannah
NIM. 11150150000119
Di bawah bimbingan:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Sodikin, M.Si Neng Sri Nuraeni, M. Pd
NIDN : 2022028704 NIDN : 2005058801
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
-
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Pemetaan Sebaran Kebutuhan Guru Geografi SMA di Kota
Tangerang Selatan Pada Tahun 2019 disusun oleh Nurjannah, NIM
11150150000119, Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan
dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang
munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 5 Februari 2020
Yang mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Sodikin, M.Si Neng Sri Nuraeni, M. Pd
NIDN : 2022028704 NIDN : 2005058801
-
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul
“Pemetaan Sebaran Kebutuhan Guru Geografi SMA di Kota Tangerang
Selatan Pada Tahun 2019 disusun oleh Nurjannah, NIM 11150150000119,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah diuji kebenarannya
oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 5 Februari 2020
Jakarta, 5 Februari 2020
Yang mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Sodikin, M.Si Neng SriNuraeni,M. Pd
NIDN : 2022028704 NIDN : 2005058801
-
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nurjannah
NIM : 11150150000119
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Alamat : Ds.Sungai Paku, Kec. Singingi Hilir, Kab. Kuantan
Singingi. Prov. Riau
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pemetaan Sebaran Kebutuhan Guru Geografi SMA
di Kota Tangerang Selatan Pada Tahun 2019 adalah benar hasil karya sendiri di
bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing I : Dr. Sodikin, M.Si
NIDN : 2022028704
Nama Pembimbing II : Neng Sri Nuraeni, M.Pd
NIDN : 2005058801
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 5 Februari 2020
Yang Menyatakan
Nurjannah
-
i
ABSTRAK
Nurjannah (11150150000119), Pemetaan Sebaran Kebutuhan Guru
Geografi SMA di Kota Tangerang Selatan 2019. Skripsi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial Program Studi Geografi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penelitan ini bertujuan mengambarkan sebaran kebutuhan guru
geografi SMA di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2019 yang disajikan
dalam bentuk peta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriftif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
kuisioner, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yaitu perhitungan
menggunakan rumus kebutuhan guru SMA dan persentase serta interpolasi
menggunakan aplikasi QuantumGIS. Hasil dalam penelitian ini yaitu: (1)
Berdasakan hasil penelitian, guru yang mengajar mata pelajaran geografi
di SMA Kota Tangerang Selatan sebanyak 24 guru. Diantaranya 22 guru
yang sesuai dengan kualifikasi pendidikan geografi atau sebanyak 92%,
sedangkan jumlah guru geografi yang tidak sesuai dengan latar belakang
sebanyak 2 orang atau 8% (2) Berdasarkan rumus perhitungan kebutuhan
guru di Kota Tangerang Selatan belum tercukupi dikarenakan ketersediaan
guru yang sesuai dengan kualifikasi hanya sebanyak 22 sedangkan
kebutuhan guru sebanyak 23 orang (3) Berdasarkan peta sebaran guru
geografi SMA di Kota Tangerang Selatan belum merata karena terdapat 2
sekolah yang mengalami kelebihan jam mengajar dan tidak sesuainya
kebutuhan dengan ketersediaan yang ada.
Kata Kunci: Kebutuhan guru geografi, Latar belakang pendidikan,
Sebaran
-
ii
ABSTRACT
Nurjannah (11150150000119), Distribution Mapping Geography
Teacher Needs School in South Tangerang, 2019. Thesis Department
of Education Science Education Social Studies and Geography Faculty
Teaching Tarbiyah Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta.
This research aims to portray the distribution needs of high school
geography teacher in South Tangerang City in 2019 were presented in map
form. The method used in this research is descriptive quantitative. The
data collection is done by observation, questionnaires, interviews and
documentation. The data analysis is the calculation using the formula
needs high school teacher and the percentage and interpolation using
QuantumGIS applications. The results in this study are: (1) Based on the
calculation formula needs a geography teacher in South Tangerang excess
due to the availability of teachers, amounting to 24 people while the
teacher needs only 22 people (2) Match background Rear education high
school teacher of teachers of geography in accordance with the
background of S1 geography education teachers as much as 22 or 92%.
whereas, geography teacher numbers that do not match the background as
much as 2 people or 8% (3) Based on the distribution map high school
geography teacher in South Tangerang City uneven. because terdapat 2
geography teacher who does not have the educational background of
geography, and there are two schools that do not fit the required amount of
geography subject teachers at the school with the teacher needs standard.
Keywords: Needs geography teacher, education background,
Distribution Needs Teacher
-
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wata‟ala pencipta alam
semesta. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah
Shalallahu‟alaihi wasallam yang telah menyampaikan agama yang sempura
kepada umat manusia. Dengan izin Allah Subhanahu wata‟ala penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul” Pemetaan Sebaran Kebutuhan Guru
Geografi SMA di Kota Tangerang Selatan 2019”
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat yang diterapkan
dalam rangka mengakhiri studi pada jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selanjutnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sebuah karya ilmiah, sebab itu penulis mengharapkan kritik atau
saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Selelsainya skripsi ini tidak
lepas dari bantuan banyak pihak. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan
hati dan penuh rasa hormat penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung atau
memberikan bantuan moril atau materil baik langsung maupun tidak langsung
dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, penulis sampaikan kepada:
1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullaah Jakarta, yaitu Ibu Prof.
Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, M.A.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universita Islam Negeri
SyarifHidayatullah Jakarta, yaitu ibu Dr. Sururin, M.Ag.
3. Ketua Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd.
4. Sekretaris Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu Bapak Andri Noor
Ardiansyah, M.Si.
5. Anissa Windarti, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan nasehat dan dukungan kepada penulis
-
iv
6. Dr. Sodikin, S,Pd, M.Si dan Neng Sri Nuraeni, M.Pd yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi arahan serta nasehat
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
7. Seluruh Dosen Pendidikan IPS yang selama ini selalu dengan sabar
memberikan pengetahuan kepada penulis selama penulis mengambil
studi di Jurusan Pendidikan IPS
8. Kedua orang tua penulis yaitu H. Syahrel dan Hj. Mimi Mariani yang yang
telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan selalu mendoakan
penulis tiada henti dan selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam
menjalani studi
9. Segenap Keluarga Marel yang senantiasa memberi penulis dukungan, baik
secara materi dan non materi.
10. Sahabat-sahabat yang telah menemani penulis dalam suka duka dan memberi
perhatian semangat selama di perantauan diantaranya, Imas, Auliya, Anis,
Fida, Heni, Sasa, Elysa dan Rahma
11. Seluruh teman-teman Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan
2012 khususnya konsentraasi geografi yang selalu memberikan semangat
serta keceriaan yang mengisi hari-hari penulis selama berkuliah di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
Terimakasih atas do‟a, bantuan dan semangat yang sangat berharga, Penulis
tidak dapat membalas kebaikan semua pihak terlibat, semoga Allah SWT
membalas kebaikannya. Aamiin. Aamiin Ya Robbal „alamiin. Penulis juga
menyadari bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan skripsi ini sehingga dengan segala kerendahan hati maka saran dan
kritik yang bersifat membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Jakarta, 2020
Penulis
Nurjannah
-
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
ABSTRAK……………………………...………………………………………....i
ABSTRACT……...………………..……...…………………………………….....ii
KATA PENGANTAR ………………….....…………..………..…………….…iii
DAFTAR IS…..……………...………….….……………………………….........v
DAFTAR TABEL ……………………...….………………………………..….vii
DAFTAR GAMBAR …………………..…………………………………........viii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………...…………………………...ix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................................ 7
C. Pembatasan Masalah ....................................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 10
A. Deskripsi Teorits ........................................................................................................... 10
1. Peta dan Pemetaan .................................................................................................... 10
2. Guru Geografi ............................................................................................................ 20
3. Kulifikasi Guru Geografi ....................................................................................... 23
4. Kebutuhan Guru ...................................................................................................... 24
5. Sebaran Guru ............................................................................................................. 33
B. Penelitian Relevan ......................................................................................................... 34
C. Kerangka Berpikir ......................................................................................................... 35
-
vi
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 38
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................................... 38
B. Metode Penelitian.......................................................................................................... 39
C. Populasi dan Sampel .................................................................................................... 40
D. Bahan dan Alat ............................................................................................................... 40
E. Sumber Data ................................................................................................................... 43
F. Variabel Penelitian ........................................................................................................ 43
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................................... 44
H. Instrumen Penelitian ..................................................................................................... 46
I. Teknik Analisis Data Penelitian ................................................................................ 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 50
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................................ 50
1. Kondisi Fisik Lokasi Penelitian ............................................................................ 50
2. Kondisi Sosial Lokasi Penelitian.......................................................................... 56
3. Deskripsi Responden ............................................................................................... 60
B. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................................... 63
1. Hasil Obesrvasi Lokasi Sekolah ......................................................................... 63
2. Hasil Wawancara .................................................................................................... 64
3. Hasil Analisis Data Angket .................................................................................. 65
4. Hasil Kebutuhan Guru Geografi ......................................................................... 69
5. Hasil Pemetaan Sebaran Guru Goegrafi ........................................................... 72
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................................... 73
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................................................... 75
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 81
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 81
B. Implikasi .......................................................................................................................... 82
C. Saran ................................................................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA
-
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Jumlah SMA Negeri dan Guru Geografi di Kota Tangerang Selatan..... 5
Tabel 2. 1 Penelitian Relevan................................................................................. 34
Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian................................................................................... 39
Tabel 3. 2 Hasil Ploting .......................................................................................... 46
Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ........................................................... 46
Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Instrumen Kusioner ............................................................... 46
Tabel 4. 1 Jumlah dan Luas Kecamatan di Kota Tangerang Selatan ..................... 51
Tabel 4. 2 Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan di Kota
Tangerang Selatan 2016 ................................................................. 52
Tabel 4. 3 Tinggi dan Presentase Topografi di Kota Tangerang Selatan ............... 54
Tabel 4. 4 Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan di Kota
Tangerang Selatan 2016 ........................................................................ 56
Tabel 4. 5 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.................................... 60
Tabel 4. 6 Karakteristik Responden Menurut Umur .............................................. 61
Tabel 4. 7 Karakteristik Responden Menurut Lama Mengajar .............................. 62
Tabel 4. 8 Titik Koordinat SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan .................... 63
Tabel 4. 9 Data Kebutuhan Guru geografi di SMA Kota Tangerang Selatan
2019……… ........................................................................................... 64
Tabel 4. 10 Kualifikasi Pendidikan guru geografi ................................................. 65
Tabel 4. 11 Kompetensi keilmuan guru geografi lulusan PTN .............................. 66
Tabel 4. 12 Pentingnya Kegiatan Pencinta Alam untuk Calon Guru Geografi ..... 66
Tabel 4. 13 Keikutsertaan Guru Geografi dalam Kegiatan Seminar ..................... 67
Tabel 4. 14 Keikutsertaan Guru Geografi dalam Karya ilmiah ............................. 67
Tabel 4. 15 Menerapkan Pembelajaran Geografi dengan Fenomena-Fenomena
Aktual .................................................................................................. 68
Tabel 4. 16 Keikutsertaan dalam Kegiatan Kebersihan Lingkungan. .................... 68
Tabel 4. 17 Keikutsertaan dalam Komunitas Studi Guru Geografi ....................... 69
Tabel 4. 18 Partisipasi dalam Kegiatan Sosialisasi ................................................ 69
Tabel 4. 19 Hasil Rekapitulasi Kebutuhan Guru Geografi di Kota Tangerang
Selatan pada Tahun 2019 .................................................................... 70
-
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir .............................................................................. 37
Gambar 3. 1 Peta Lokasi Penelitian Kota Tangerang Selatan ............................... 38
Gambar 3. 2 Alur Analisis Interpolasi ................................................................... 49
Gambar 4. 1 Grafik Curah Hujan Menurut Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 ............................................... 52
Gambar 4. 2 Piramida Penduduk Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Umur dan
Jenis Kelamin Tahun 2016 57
Gambar 4. 3 Grafik Jumlah Penduduk Kota Tangerang Selatan berdasarkan
Pekerjaan Pada 2016 ........................................................................ 58
Gambar 4. 4 Diagram Jumlah Penduduk Kota Tangerang Selatan Berdasarkan
Agama 2016 ..................................................................................... 60
Gambar 4. 5 Peta Sebaran Kebutuhan Guru Geografi SMA di Kota Tangerang
Selatan .............................................................................................. 72
-
ix
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 PEDOMAN OBSERVASI
LAMPIRAN 2 LEMBAR WAWANCARA KEBUTUHAN GURU
LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN 4 HITUNGAN KEBUTUHAN GURU
LAMPIRAN 5 DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN
LAMPIRAN 6 SURAT- SURAT PENELITIAN
LAMPIRAN 7 BIODATA PENULIS
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia
untuk mendapatkan sebuah hasil berupa pemikiran yang lebih
bermartabat. Dengan melaksanakan suatu proses belajar, pendidikan dapat
dijadikan sebagai tolak ukur kemajuan suatu negara. Pendidikan sangat
dibutuhkan untuk memberikan sumbangsih dalam persaingan di era global
yang semakin canggih. Dengan pendidikan juga bisa membuat pemikiran
manusia lebih modern untuk mengembangkan kemampuan, pemikiran,
kecerdasan, pola sikap dan tingkah laku, yang merupakan bekal untuk
memajukan peradaban suatu negara. Dalam al-Qur‟an surah Al-
Mujadalah / 58: 11) Allah SWT berfirman:1
ْوُشُزوا َفاْوُشُزوا ِقيَل اَيا َأُيَها اَّلِذيَه آَمُىىا ِإَذا ِقيَل َّلُكْم َتَفَّسُحىا ِفي اّْلَمَجاِّلِس َفاْفَّسُحىا َيْفَّسِح اّلّلُه َّلُكْم ۖ َوِإَذا
َيْزَفِع اّلّلُه اَّلِذيَه آَمُىىا ِمْىُكْم َواَّلِذيَه ُأوُتىا اّْلِعّْلَم َدَرَجاٍت ۚ َواّلّلُه ِبَما َتْعَمّلىَن َخِبيٌز
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Dari ayat diatas ditegaskan bahwa betapa pentingnya ilmu
pengetahuan dalam Al-Qur‟an. Ilmu pengetahuan bisa didapatkan dalam
dunia pendidikan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya pendidikan
merupakan salah satu unsur utama dalam memajukan suatu negara.
Mamajukan sebuah negara dengan pendidikan harus memperhatikan
1 Surah Al-qur‟an Al-Mujadilah(58:11)
http://www.indoquran.web.id/quran/viewAyat/5115 diakses pada Pukul 10.24 WIB tanggal 06
April 2019
http://www.indoquran.web.id/quran/viewAyat/5115
-
berbagai hal yang menjadi pendorong kemajuan pendidikan tersebut.
Dalam dunia kependidikan di Indonesia terdapat unsur-unsur penting
yakni; peserta didik, pendidik, interaksi edukatif, tujuan pendidikan,
materi pendidikan, alat atau media dan metode serta lingkungan
pendidikan. Unsur-unsur pendidikan inilah yang kemudian akan
menetukan keterlaksanaan proses pelaksanaan pendidikan di Indonesia.
Dalam proses pelaksanaan kependidikan di Indonesia, kita mengalami
masalah-masalah penting terkait dengan pendataan beberapa elemen
penting dalam dunia kependidikan.
Pendidikan dapat diperoleh melalui jalur non formal dan formal.
Seperti halnya di sekolah yang merupakan jalur formal bagi peserta didik
untuk mendapatkan pendidikan, melalui kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan antara guru dengan peserta didik ataupun aktivitas lainnya yang
dikenal dengan istilah pembelajaran. Sedangkan untuk pendidikan non
formal dapat diperoleh melalui les, kursus dan proses pembelajaran lain
yang tidak terikat oleh sebuah instansi. Setiap proses pembelajaran, hal
yang utama untuk menentukan proses perkembangan siswa tidak lepas
oleh peran seorang guru.
Pemerintah sudah memperjelas pengertian guru dalam Undang-
Undang Guru dan Dosen dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dinyatakan
bahwa yang dimaksud dengan guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama pendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.2
Salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan dan pemerataan
pendidikan adalah dengan menyediakan guru yang berkualitas dan
professional. Sebab guru merupakan salah satu komponen yang
mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Hampir seluruh kegiatan yang dikelola selalu berkaitan
2 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat (1)
2
-
dengan tenaga guru. Kegiatan pokok sekolah tidak akan berjalan lancar
bila tidak didukung oleh tenaga guru yang berkualitas.
Guru juga diharapkan tidak hanya memiliki kualifikasi akademik,
namun juga harus memiliki kompetensi yang memenuhi persyaratan. Oleh
karena itu untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang baik maka guru
harus memiliki kemampuan dasar mengajar yang sesuai dengan latar
belakang pendidikan. Maka banyak hal yang harus diperhatikan terutama
oleh instansi terkait yang mengurusi penempatan guru seperti pemerintah
daerah maupun dinas pendidikan, yaitu mengenai sebaran guru. Sebaran
guru di sini adalah merata atau tidak meratanya sebaran guru khususnya
guru geografi pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Merata dalam
hal ini, bahwa kesesuaian jumlah guru terhadap jumlah siswa, jumlah
kelas dan jumlah jam mata pelajaran per minggu, sehingga tidak terdapat
kelebihan atau pun kekurangan jumlah guru di suatu sekolah, dan
kebutuhan akan guru terpenuhi sehingga pembelajaran dapat berjalan
dengan optimal.
Pembelajaran yang optimal salah satunya juga ditentukan oleh guru
yang professional. Maksud dari guru yang professional di sini adalah guru
diharapkan memiliki kemampuan dasar mengajar sesuai dengan latar
belakang pendidikan. Seperti yang ditegaskan pada pasal 29 PP RI Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional yang berbunyi
pendidik pada pendidikan dasar dan menengah masing-masing memiliki :
1) Kualifikasi akademik minimal S1 atau D4
2) Latar Belakang pendidikan tinggi yang sesuai dengan mata pelajaran
yang diajarkan,
3) Sertifikasi profesi guru dengan jenis dan tingkat sekolah tempat
kerjanya, dan dalam melaksanakan tugas, guru memiliki kewajiban
untuk melaksanakan wajib mengajar 24 (dua puluh empat) jam tatap
muka.3
3 Undang-undang Republik Indonesia pasal 29 PP RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Pendidikan Nasional
3
-
Berdasarkan penjelasan diatas guru mata pelajaran seperti
geografi haruslah memiliki relevansi dengan latar belakang pendidikannya
yang seharusnya juga geografi. Guru merupakan faktor utama dalam
rangka menentukan efektif tidaknya proses belajar mengajar. Oleh karena
itu dibutuhkan perencanaan yang baik tentang persebaran guru pada setiap
instansi pendidikan. Lebih khusus jumlah kebutuhan guru secara umum
maupun setiap bidang studi dan setiap sebaran guru secara merata per
daerah, persekolah dan bidang studi tertentu. Karena dengan jumlah guru
yang berkualitas dan diikuti dengan persebaran yang merata maka
peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai dengan baik.
Hal penting yang harus mendapatkan perhatian serius bagi Dinas
Pendidikan diberbagai daerah, adalah dengan memperhatikan sebaran guru
mengajar, untuk disesuaikan dengan kualifikasi bidang studi yang
diajarkan di setiap sekolah. Dengan sebaran guru yang sesuai pada setiap
daerah dapat membuat kegiatan belajar mengajar dapat terjalin dengan
baik. hal ini penting, karena pada setiap tempat pendidikan di sekolah
untuk SMA khususnya di wilayah Kota Tangerang Selatan persebaran
kebutuhan guru masih belum merata. Dengan tidak meratanya kebutuhan
guru khususnya guru mata pelajaran geografi dapat mengganggu dan
menjadikan optimalnya dalam penyampaian materi pelajaran siswa.
Salah satu faktor yang sangat penting dalam upaya pembangunan
pendidikan di Indonesia adalah ketersediaan guru yang memadai, baik
secara kuantitas maupun kualitas. Ketersediaan guru, yang memadai
dihadapkan pada dua masalah pokok, yakni pemenuhan kebutuhan tenaga
guru yang belum sesuai dengan kebutuhan daerah dan peningkatan
kualitas profesional yang belum memenuhi standar minimal. Seperti yang
disajikan pada Tabel 1.1.4
4 Sumber: Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintahan Kota Tangerang
Selatan 2018
4
-
Tabel 1. 1 Jumlah SMA Negeri dan Guru Geografi di Kota
Tangerang Selatan
No Nama Sekolah Alamat Guru
Geografi
1 SMA Negeri 1 Ciputat 2
2 SMA Negeri 2 Setu 2
3 SMA Negeri 3 Pamulang 1
4 SMA Negeri 4 Ciputat Timur 2
5 SMA Negeri 5 Pondok Aren 2
6 SMA Negeri 6 Pamulang 3
7 SMA Negeri 7 Serpong Utara 2
8 SMA Negeri 8 Ciputat Timur 2
9 SMA Negeri 9 Ciputat 2
10 SMA Negeri 10 Ciputat 1
11 SMA Negeri 11 Ciputat 2
12 SMA Negeri 12 Serpong 2
Jumlah 24
Dari data Tabel 1.1 tersebut terlihat bahwa jumlah guru pada
setiap sekolah bervariasi atau berbeda-beda dan belum diketahui
kebutuhan guru di Kota Tanggerang Selatan sudah terpenuhi atau belum,
karena dari data tersebut hanya melihatkan jumlah ketersediaan guru di
setiap sekolah.
Menurut Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan ada
banyak guru dan tenaga pendidikan yang belum memenuhi kualifikasi
hingga sertifikasi di periode 2015-Semester I-2017. Laporan ini
didapatkan oleh BPK setelah melakukan pemeriksaan kepada Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan 63 Pemerintah Daerah
yang terdiri dari 22 Pemerintah Provinsi, 36 Pemerintah Kabupaten dan 5
Pemerintah Kota. Ketua BPK Moemahardi Soerja Djananegara
mengatakan, dari pemeriksaan ini ada 5 poin yang diperiksa oleh
5
-
pihaknya. Kualifikasi, sertifikasi, kesejahteraan dan data base serta
distribusi. "Dari kualifikasi ada banyak guru dan kepala sekolah tahun
2016 yang belum memenuhi kualifikasi S1 dan D4. Ada sebanyak 211.208
orang S1 dan 5.684 orang D4," Untuk sertifikasi, ada sebanyak 1.596.968
orang guru dan kepala sekolah yang belum bersertifikasi pendidik. Adapun
guru belum bersertifikat pendidik linier dengan mata pelajaran ampu
sebanyak 13.819 dan kepala sekolah belum bersertifikat sebanyak
167.718. Lalu untuk kesejahteraan, masih ada banyak guru yang sudah
memiliki kualifikasi dan sertifikasi yang belum sepenuhnya tepat waktu,
tepat jumlah dan tepat penerima. Juga Pemerintah daerah belum
sepenuhnya meningkatkan kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan.
Selanjutnya untuk database, masih banyak Data Pokok Kependidikan
(Dapodik) yang tidak update dan tidak akurat. Kemudian Distribusi, ada
banyak analisis kebutuhan jumlah guru dan tenaga kependidikan belum
tersedia dan kompetensi guru, kepala sekolah, pengawas yang belum
merata
Hal ini juga pernah diteliti oleh Gusti Bina Sari dalam skripsinya
yang berjudul “Pemetaan Sebaran dan Kebutuhan Guru Geografi Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung Tahun
2014. Hasil dalam penelitian ini yaitu: (1) Peta Sebaran guru geografi
SMA per wilayah Kecamatan di Kabupaten Pringsewu, bahwa di
Kabupaten Pringsewu sebaran guru geografi masih belum merata di
beberapa wilayah Kecamatan, seperti Kecamatan Gadingrejo, Kecamatan
Pringsewu, Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Pagelaran. (2) Faktor
yang memengaruhi sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu
yaitu SK (Surat Keterangan) kepegawaian dari Pemerintah,
keterjangkauan (aksesibilitas) dan jarak tempuh serta adanya lowongan
pekerjaan sebagai guru geografi pada saat itu (3) Relevansi latar belakang
pendidikan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu memiliki
presentase yaitu 85,18% relevan (sesuai) dan 14,81% tidak relevan (tidak
sesuai) (4) Kebutuhan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu, ada
6
-
kesenjangan antara jumlah guru yang ada dengan jumlah kebutuhan yang
harus dipenuhi, walaupun jumlahnya tidakah jauh berbeda dari jumlah
yang ada yaitu 27 orang guru geografi dan kebutuhan yang harus dipenuhi
28 orang guru, ini dikarenkan sebaran guru yang belum merata pada
beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Pringsewu.
Di Kota Tangerang Selatan belum adanya penelitian terkait
kesesuaian guru geografi SMA di Kota Tangerang Selatan Pada Tahun
2019 berdasarkan kualifikasi guru geografi dilihat dari latar belakang
pendidikannya. Kemudian untuk pemetaan lokasi SMA Negeri yang ada di
Kota Tangerang Selatan saat ini belum dipetakan secara konvensional
ataupun digital serta belum adanya data yang menyajikan informasi ditiap-
tiap SMA. Peta dapat digunakan untuk mengetahui berbagai informasi
yang termuat di dalam peta tersebut, misalnya persebaran guru. Peta dapat
digunakan untuk melihat bagaimana persebaran guru geografi yang ada di
Kota Tangerang Selatan dan dapat dilihat bagaimana pola penyebaran guru
tersebut, apakah pola penyebaran guru tersebut merata atau tidak.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas yang menjadikan
dasar untuk melakukan penelitian tentang pemetaan sebaran kebutuhan
guru geografi SMA. Dengan melakukan pemetaan diharapkan dapat
diketahui dan dapat mengkaji pola sebaran guru SMA di wilayah Kota
Tangerang Selatan, maka menjadi perhatian untuk melakukan penelitian
tentang “Pemetaan Sebaran Kebutuhan Guru Geografi SMA di wilayah
Kota Tangerang Selatan Pada Tahun 2019”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa
identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut:
1) Belum adanya peta sebaran kebutuhan guru geografi di wilayah Kota
Tangerang Selatan Pada Tahun 2019
2) Belum adanya penelitian terkait kesesuaian kualifikasi guru geografi
SMA di Kota Tangerang Selatan Pada Tahun 2019 berdasarkan latar
belakang pendidikannya.
7
-
3) Belum diketahui pola sebaran guru geografi di SMA Kota Tangerang
Selatan Pada Tahun 2019
C. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu, cakupan dan aktifitas, penelitian
ini membatasi masalah hanya terfokus pada peta sebaran kebutuhan guru
geografi di wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun Pada Tahun 2019
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Pemetaan Sebaran Kebutuhan
Guru Geografi Pada setiap SMA di Kota Tangerang Selatan Pada Tahun
2019?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi tentang
persebaran kebutuhan guru geografi di setiap SMA di Kota Tangerang
Selatan Pada Tahun 2019
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka
penelitian in diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidian baik secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini ada 2
yaitu secara teoritis dan praktis sebagai berikut:
1) Manfaat Teoritis, dari penelitian ini dapat berguna menjadi referensi
dan memberikan wawasan keilmuan bagi peneliti dan memberikan
sumbangan konsep-konsep baru yang berkenan dengan dengan dunia
pendidikan
2) Manfaat Praktis, yakni diharapkan dapat berguna baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam praktek kehidupan sehari-hari.
a) Bagi Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, penelitan ini
berguna untuk dijadikan bahan informasi dan pertimbangan
mengenai kebutuhan guru geografi sehingga tidak terdapat
8
-
sekolah yang mengaami kekurangan atau kelebihan guru geografi
di setiap sekolah SMA Negeri di wilayah Tangerang Selatan
b) Masyarakat, penelitian ini diharapkan memberi informasi tentang
kualitas dan kuantitas guru yang mengajar di sekolah.
c) Guru, penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang
sebaran guru berdasarkan kualifikasi guru.
d) Sekolah, penelitian ini dapat menjadikan acuan untuk
perbandingan kualitas guru antar sekolah.
e) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi
peneliti yang akan meneliti masalah-masalah lain yang relevaan
dan memberikan sumbangan bagi ilmu pendidikan.
9
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teorits
1. Peta dan Pemetaan
a. Pengertian Peta
Peta merupakan gambaran atau lukisan seluruh atau
sebagian gambaran dari permukaan bumi yang digambarkan pada
bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu
dan dijelaskaan dalam bentuk simbol dan dibuat mengikuti ukuran
sama luas, sama bentuk, sama jarak dan sama arah.
Secara umum peta didefenisikan sebagai gambaran dari
unsur-unsur alam manapun buatan manusia yang berada diatas
maupun dibawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu
bidang datar dengan skala tertentu1. Beberapa ahli mendefinisikan
peta dari berbagai sudut pandang. Meskipun definisi yang
dijabarkan berbeda, pada dasarnya peta memilki arti yang sama.
Menurut Internasional Cartographic Association (ICA)
peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur kenampakan
abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya
dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, pada
umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan
diperkecil/diskala.2
b. Fungsi Peta
Fungsi peta menurut Aryono Prihandito diantaranya adalah:
1) Menunjukkan posisi atau lokasi relatif ( letak suatu tempat
dalam huungannya dengan tempat lain di permukaan bumi)
2) Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah
dan jarak-jarak diatas permukaan bumi)
1 Peraturan Pemerintah (PP) tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataaan Ruang
Wilayah No.10 Tahun 2002 2 Nur Fitriana Sari, Ensiklopedia Geografi Peta, ( Klaten, Cempaka Putih 2018) hlm, 3
10
-
3) Memperlihatkan bentuk (misalnya bentuk dari benua-benua,
negara, gunung dan lain-lainnya), sehingga dimensinya dapat
terlihat dalam peta
4) Mengumpulkan dan menyeleksi data-data dari suatu tempat
dan menyajikannya dalam suatu peta3.
c. Klasifikasi Peta
Menurut Indarto, klasifikasi peta dikategorikan dalam 3
golongan, yaitu:
1) Penggolongan peta menurut isi:
Secara umum peta digolongkan berdasarkan isi menjadi 2
yaitu peta umum dan tematik:
a) Peta Umum
Pada jenis peta ini menggambarkankenampakan secara
umum, baik karakteristik alam maupun karakteristik buatan
manusia. Contoh peta umum adalah peta topografi, peta
dunia, peta negara.
b) Peta Tematik
Peta tematik merupakan peta yang menonjulkan tema
tertentu, sehingga hanya memberikan gambaran
kenampakan atau objek yang sifatnya tertentu di permukaan
bumi. Biasanya untuk membuat peta tematik diperlukan
peta dasar yang berasal dari peta umum dan data-data yang
mendukung kegiatan tersebut. Data tersebut dapat berupa
data primer dan data sekunder.
2) Penggolongan peta menurut skala:
a) Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala
lebih dari 1:5.000
b) Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala lebih
dari 1: 75.000
3 K. Endro Sariyono dan M. Nursa‟ban, Kartografi Dasar (Jogjakarta, Jurdik Geografi –
Fise UNY 2010) hlm. 4
11
-
c) Peta skala sedang adalah peta peta yang mempunyai skala
antara 1: 75.000 - 1:1.000.000
d) Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala lebih
kecil dari
1: 1.000.000
3) Penggolongan peta menurut penggunaannya
a) Peta pendidikan
b) Peta ilmu pengetahuan
c) Peta informasi umum
d) Peta turis
e) Peta navigasi
f) Peta aplikasi teknik dan perencanaan.
d. Pengertian Pemetaan
Pemetaan merupakan suatu proses pengukuran, perhitungan
dan penggambaran dengan menggunakan cara atau metode tertentu
sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta
yang berbentuk data spasial vector maupun raster, pemetaan juga
dapat diartikan sebagai proses pembuatan peta.4 Tujuan utama
pemetaan adalah untuk menyediakan deskripsi dari suatu fenomena
geografi, informasi spasial dan non-spasial, informasi tentang jenis
fitur (titik, garis, polygon).
Dalam buku “Desain dan Komposisi Peta Tematik”
karangan Juhadi dan Dewi Liesioner, disebutkan bahwa tahapan
pembuatan peta secara sistematis yang dianjurkan adalah: 5
1) Menetukan daerah dan tema peta yang akan dibuat
2) Mencari dan mengumpulkan data
3) Menentukan data yang akan digunakan
4 Pemetaan Situasi, Modul 5 Universitas Indonesia hlm.5 dari
https://www.ecademia.edu/27442736/pemetaan_Situasi_Modul_5_ diakses pada Tanggal 06 Mei
2019Pukul 10.14 WIB 5 Ensiklopedia Pramuka Penggalang https://books.google.co.id diakses pada tanggal 06 Mei
2019
Pukul 10.24 WIB
12
https://www.ecademia.edu/27442736/pemetaan_Situasi_Modul_5_https://books.google.co.id/
-
4) Mendesain symbol data dan symbol peta
5) Membuat peta dasar
6) Mendesain komposisi(lay out) unsur peta dan kertas
7) Pencetakan peta
8) Lettering dan pemberian symbol
9) Reviewing
10) Editing
11) Finishing
Menurut Hidayat proses pembuatan peta harus mengikuti
pedoman dan prosedur tertentu agar dapat dihasilakan peta yang
baik, benar, serta memilki unsur seni dan keindahan. Secara umum
pembuatan peta meliputi beberapa tahapan dari pencarian dan
pengumpulan data hingga sebuah peta dapat digunakan. Proses
pemetaan tersebut harus dilakukan dengan urut dan runtun, karena
tidak dilakukan dengan urut dan runtun, tidak akan diperoleh peta
yang baik dan benar. Proses atau tahapan-tahapan pemetaan ada 4
yaitu:
1. Tahap pencarian dan pengumpulan data
Ada beberapa cara dalam mencari dan mengumpulkan data,
yaitu:
a) Secara Langsung
Cara pencarian data secara langsung dapat melalui
metode konvesional yaitu meninjau secara langsung ke
lapangan dimana daerah tersebut akan dijadikan objek dari
peta yang dibuat. Cara ini disebut dengan teristris. Dengan
cara ini dilakukan pengukuran medan menggunakan thedolit,
GPS, dan alat lainyang diperlukan serta pengamatan
informasi ataupun wawancara dengan penduduk setempat
secara langsung sehingga didapat data yang nantinya akan
diolah.
13
-
Dapat pula dilakukan secara fotogrameti, yaitu dengan
metode foto udara yang dilakukan dengan memotret
kenampakan alam dari atas denganbantuan pesawat dengan
jalur khusus menurut bidang objek. Atau dapat pula
menggunakan citra dari satelit serta cara-cara lain yang dapat
digunakan.
b) Secara tak langsung
Melalui cara ini tentu saja tidak usah repot-repot
meninjau langsung ke lapangan melainkan kita hanya
mencari data dari peta atau data-data yang sudah ada
sebelumnya. Data yang diperoleh dari pencarian data secara
tak langsung ini disebut data sekunder, sedangkan peta yang
digunakan sebagai dasar pembuatan peta disebut sebagai peta
dasar.
2. Tahap pengolahan data
Data yang telah dikumpulkan merupakan data spasial
yang tersebar dalam keruangan. Data yang telah
diperolehtersebut kemudian dikelompokkan misalnya data
kualitatif dan data kuantitatif, kemudian data kuantitatif
dilakukan penghitungan yang lebih rinci. Langkah selanjutnya
yaitu pemberiansimbol atau simbolisasi terhadap data-data
yang ada.
Dalam tahapan ini akan udah dengan menggunakan
komputer karena data yang masuk akan langsungdiolah oleh
software atau aplikasi tertentu sehingga data tersebut akan
langsung jadi dan siap untuk disajikan.
3. Tahap penyajian dan penggambaran data
Tahap ini merupakan tahap pembuatan peta dari data
yang telah diolah dan dilukiskan pada media. Dalam tahap ini
dapat digunakan cara manual dengan menggunakan alat-alat
yang fungsional, namun cara ini sangat
14
-
membutuhkanperhitungan dan ketelitian yang tinggi agar
didapat hasil yang baik.
Akan lebih baik jika digunakan teknik digital melalui
komputer, penggambaran peta dapat menggunakan aplikasi-
aplikasi pembuatan peta yang mendukung, misalnya, ARC
View, ARC Info, AutoCAD Map, QuantumGIS dan software
yang lainnya. Setelah peta telah tergambar dalam komputer,
kemudian data yang telah disimbolisasi dalam bentuk digital
dimasukkan dalam peta yang telah di gambar pada komputer,
pemberian informasi yang kemudian proses printing atau
pencetakan peta.
4. Tahap penggunaan data.
Tahap ini sangatlah penting dalam pembuatan peta,
karena dalam tahap ini menentukan baik atau tidaknya sebuah
peta. Dalam tahap ini pembuat peta diuji apakah petanya dapat
dimengerti oleh pengguna atau malah susah dalam memaknai.
Peta yang baik tentunya peta yang dapat dengan mudah
dimengerti dan dicerna maksud peta oleh pengguna. Selain
itu, pengguna dapat memberikan respon misalnya tanggapan,
kritikan, dan saran agar peta tersebut dapat disimpurnakan
sehingga terjadi timbal balik antara pembuat peta ( map maker)
dengan pengguna peta ( map user).
e. Sistem Informasi Geografi
1) Pengertian Sistem Informasi Geografi
Pemetaan saat ini menggunakan sistem informasi
geografi. Menurut Aronaff, Sistem Informasi Geografi (SIG)
adalah sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan
dalam menangani data bererferensi geografi, meliputi
teknikpemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan
pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data serta
keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir SIG dapat
15
-
dijadikan acuan pengambilan keputusan pada masalah yang
berhubungan dengan geografi.
Perkembangan SIG dari waktu ke waktu memunculkan
definisi-definisi baru tentang SIG. Pada tahun 1980-an, para
pakar mendefinisikan SIG sebagai sistem pengelolaan data
keruangan. Calkin dan Tomlinson mengartikan SIG sebagai
sistem komputerisasi data yang penting.
Burrough menggambarkan SIG sebagai sistem berbasis
komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan,
mengelola, menganalisis dan mengaktifkankembali data yang
mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan
berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Chrisman
mendefinisikan SIG sebagai sistem yang terdiri atas perangkat
keras, perangkat lunak, data, manusia (brainware), serta
organisasi dan lembaga untuk mengumpulkan, menyimpan,
menganalisis, danmenyebarkan informasi –informasi mengenai
daerah-derah dipermukaan bumi.
Menurut Eddy Prahasta bahwa “SIG merupakan sejenis
perangkat lunak, perangkat keras (manusia, prosedur, basis
data dan fasilitas jaringan komunikasi) yang dapat digunakan
untuk menfasilitasi proses pemasukan, penyimpanan,
manipulasi, menampilkan dan keluaran data/informasi
geografis berikut atribut-atribut terkait”.6
Menurut Andree Ekadinata bahwa SIG adalah “sebuah
sistem atau teknologi berbasis komputer yang dibangun
dengan tujuan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah
dan menganalisa, serta menyajikan data dan informasi dari
6 Sistem Informasi Geografi dari https://www.academia.edu/ 11300741/BAB
_II_LADASAN_TEORI_-_Sistem_informasi_Geografi_Persebaran_BTS_pada_PT_XL_Axiata
diakses pada Rabu, 17 Juli 2019 Pukul 08..59 WIB
16
https://www.academia.edu/%2011300741/BAB%20_II_LADASAN_TEORI_-_Sistem_informasi_Geografi_Persebaran_BTS_pada_PT_XL_Axiatahttps://www.academia.edu/%2011300741/BAB%20_II_LADASAN_TEORI_-_Sistem_informasi_Geografi_Persebaran_BTS_pada_PT_XL_Axiata
-
suatu objek atau fenomena yang berkaitan dengan letak atau
keberadaannya di permukaan bumi”.7
Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan para ahli
dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Geografi (SIG)
adalah sebuah sistem informasi yang digunakan untuk
memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah,
menganalisis, dan menghasilkan data berferensi geografi atau
data geospasial.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka SIG
dapat berfungsi sebagai bank data terpadu, yaitu dapat
memandu data spasial dan non spasial dalam suatu basis data
terpadu. Sistem modelling dan analisa dapat digunakan sebagai
sarana evaluasi potensi wilayah dan perencanaan spasial.
Sistem pengelolaan yang bereferensi geografis, berguna untuk
mengelola operasional dan administrasi lokasi geografis. SIG
juga berguna sebagai sistem pemetaan komputasi yang dapat
menyajikan suatu peta yang sesuai dengan kebutuhan.
SIG dapat digunakan untuk investigasi ilmiah,
pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan,
kartografi dan perencanaan rute. Misalnya dalam kasus ini SIG
yang dirancang dapat membantu menampilkan informasi
lokasi akurat pada persebaran kebutuhan guru geografi di
Kota Tangerang Selatan pada tahun 2019. Selain itu dapat
menampilakan informasi seperti peta jumlah kebutuhan guru.
Pada sistem informasi geografi ini menggunakan aplikasi
QuantumGis.
2) Sejarah Singkat Sistem Informasi Geografi
Awal dikenalnya Sistem Informasi Geografi (SIG)
tidak lepas dari adanya kemajuan dalam bidang teknologi
7 Andree Ekadinata, Sonya Dewi dkk, Sistem Informasi Geografi Untuk Penginderaan Jauh
menggunakan ILWIS Open Soure (Bogor World Agroforestry Centre, 2008) hlm. 123
17
-
terutama komputer. Selama perang kedua pemprosesan data
mengalami kemajuan yang pesat terutama untuk memenuhi
kebutuhan militer dalam memprediksi trayektor balistik. Pada
awal tahun 1960-an perkembangan dalam ilmu komputer
semakin pesat dan siap digunakan untuk bidang lain di luar
militer. Para ahli metereorologi, geologi, dan geofisika mulai
menggunakan komputer dalam pempuatan peta.
Tahun 1963 di kanada muncul CGIS(Canadian
Geogrphic Information system), dan selanjutnya menjadi SIG
pertama di dunia . dua tahun kemudian di Amerika Serikat
beroperasi sistem serupa bernama MIDAS yang berguna untuk
memproses data-data sumber daya alam.
3) Komponen- komponen Sistem Informasi Geografi
Komponen-komponen pendukung SIG terdiri dari lima
komponen yang bekerja secara terintregrasi yaitu:8
a) Perangkat Keras ( Hardware)
Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat
fisik yang merupakan bagian dari sistem komputer yang
mendukung analisis geografi dan pemetaan. Perangkat
keras SIG memiliki kemampuan untuk menyajikan citra
dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta
mendukung operasi basis data dengan volume yang besar
secara tepat. Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa
bagian untuk menginput data, mengolah data, mencetak
hasil proses. Berikut ini pembagian berdasarkan proses:
Input data: mouse, digitizer, scanner
Olah data: harddisk, processor, RAM, VGA Card
Output data: Plotter, printer, screening
8 Sistem Informasi Geografi https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem _informasi_geografis di
askses pada Rabu, 17 Juli 2019 Pukul 11.59 WIB
18
-
b) Perangkat Lunak (software)
Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses
menyimpan, menganalisa, memvisualkan data-data baik
data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang
harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:
Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG
Data Base Management System (DBMS)
Alat untuk menganalisa data-data
Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa
c) Data
Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk
mendukung SIG yaitu :
1) Data Spasial
Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah
yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya
direpresentasikan berupa grafik, peta, gambar dengan
format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y
(vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki
nilai tertentu.
2) Data Non Spasial (Atribut)
Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana
tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki
oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk
data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial
yang ada.
d) Manusia
Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena
manusia adalah perencana dan pengguna dari SIG.
Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem
informasi lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang
mendesain dan mengelola sistem, sampai pada pengguna
19
-
yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya
sehari-hari.
e) Metode
Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda
untuk setiap permasalahan. SIG yang baik tergantung pada
aspek desain dan aspek realnya.
2. Guru Geografi
a. Pengertian Guru Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen
dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.9 Dari pengertian tersebut, tersirat
bahwa seorang guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan
yang sangat strategis dalam pembangunan nasional khususnya di
bidang pendidikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia guru diartikan
sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya)
mengajar.10
Pengertian guru menurut KBBI di atas, masih sangat
umum dan belum bisa menggambarkan sosok guru yang
sebenarnya, sehingga untuk memperjelas gambaran tentang
seorang guru diperlukan definisi-definisi lain menurut para ahli.
Banyak para ahli tokoh pendidikan yang memberikan rambu-
rambu tentang guru. Guru sebagai penentu masa depan tidak boleh
asal saja. Guru harus mampu memahami hakikat dirinya dalam
mengemban amanah suci untuk mencerdaskan anak bangsa, untuk
itu ada beberapa pendapat tokoh tentang hakikat seorang guru.
9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 (1)
10 Guru KBBI dari https://kbbi.web.id/guru diakses pada tanggal 21 Mei 2018 pukul 17.06
WIB
20
https://kbbi.web.id/guru
-
Menurut Mulyasa, pengertian guru adalah seseorang yang
memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta mampu mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Drs. M. Uzer Usman mengemukakan
guru adalah setiap orang yang berwenang dan bertugas dalam
dunia pendidikan dan pengajaran lembaga pendidikan formal.
Guru adalah pemeran utama dalam proses pembelajaran,
yang membentuk sumberdaya manusia yang berkualitas dan
pribadi yang berpengaruh besar dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu, guru harus bisa membawa peserta didik ke tujuan yang
ingin dicapai serta guru harus memiliki wawasan luas dan
wibawa.11
Ki Hajar Dewantara, bapak Pendidikan Indonesia memiliki
semboyan yang senantiasa melekat pada diri seorang guru.
Semboyan ini ada pada symbol pendidikan. Semboyan itu
berbunyi, ʻ ʻ Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa,
tut wuri handayani”. Menurut Sardiman, guru merupakan salah
satu Komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang
ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia
yang potensial di bidang pembangunan.12
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa seorang
guru dengan segala keilmuannya mampu mengembangan potensi
dari setiap anak didiknya. Guru dituntut untuk peka dan tanggap
terhadap perubahan-perubahan, pembaharuan,serta ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sejalan dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman.
11
Faulana Sundari, Peran Guru Sebagai Pembelajaran dalam Memotivasi Peserta Didik
Usia SD Prosiding Diskusi Panel Pendidikan “Menjadi Guru Pembelajaran” Keluarga Alumni
Universitas Indraprasta PGRI Jakarta,8 April 2017 dari
http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/repository/article/viewFile/1665/1287 diakses pada
Tanggal 22 Mei 2018 pukul 12.06 WIB 12
Sadirman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali, 2007 hlm.
123
21
http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/repository/article/viewFile/1665/1287
-
b. Pengertian Geografi
Kata geografi berasal dari geo(s) dan graphein. Geo(s)
artinya bumi, graphein artinya menggambarkan, mendeskripsikan
ataupun ataupun mencitrakan. Ungkapan itu pertama kali disitir
oleh Eratosthenes yang mengemukakan kata “geografika”. Jadi
kata geographika dalam bahasa Yunani, berarti lukisan tentang
bumi atau tulisan tentang bumi. Secara harfiah Geografi adalah
ilmu yang menggambarkan tentang bumi. Istilah geografi juga
dikenal dalam berbagai bahasa, seperti kata geography berasal dari
bahasa Inggris, geographie (Prancis) diegeograpie / dieerdkunde
(Jerman), geografie / aardijkskune(Belanda) dan kata geographike
(Yunani).13
Pengertian bumi dalam geografi tersebut, tidak hanya
berkenaan dengan fisik alamiah saja, melainkan juga meliputi
segala gejala dan prosesnya. Oleh karena itu, dalam hal gejala dan
proses kehidupan melibatkan kehidupan tumbuh-tumbuhan,
binatang dan manusia sebagai penghuni bumi tersebut.
Menurut Bintarto ilmu pengetahuan yang mencitrakan,
menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisis gejala-gejala alam, dan
penduduk, juga mempelajari unsur bumi dalam ruang dan waktu.
Disini menjelaskan bahwa geografi tidak hanya memepelajari alam
dan gejalanya saja, akan tetapi geografi juga mempelajari manusia
serta semua bebudayaanya.14
Menurut Nikmah, Guru geografi adalah guru yang
mengampu mata pelajaran geografi. Tugas guru geografi adalah
memberikan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang ada
dalam mata pelajaran geografi, sehingga dapat membentuk siswa
yang mampu mengembangkan darma baktinya untuk menjalin
kerja sama dan mengurangi konflik, sehingga siswa dapat
13
Hendro Murtianto,Modul Belajar Geografi Universitas Pendidikan Indonesia 2008 14
Sapto Wasono dan Agus Bustanul, Mini Book Master Geografi& Sosiologi (PT.
WahyuMedia Jakarta Selatan 2012) hlm. 4
22
-
bertindak secara sosial, spasial, dan ekologis serta bertanggung
jawab, sebagai bekal hidupnya di masyarakat. 15
Kompetensi yang dimiliki guru geografi sama dengan
kompetensi guru lainnya, namun terdapat beberapa kompetensi
khusus. Daldjoeni mengemukakan lima kemampuan yang harus
dimiliki oleh guru georgafi, sehingga dapat dibedakan dengan guru
lainnya. Kelima kompetensi tersebut merupakan syarat untuk
menjadi guru geografi yang ideal, yaitu:
1) Mempunyai perhatian yang cukup banyak kepada
permasalahan kemanusiaan
2) Mempunyai kemampuan untuk menemukan sendiri faktor-
faktor lokatif, polapola regional dan relasi keruangan yang
terkandung oleh, ataupun tersembunyi di belakang gejala
sosial.
3) Mampu dan menyenangi kegiatan observasi secara mandiri di
lapangan.
4) Memiliki kemampuan mensintesakan data yang berasal dari
berbagai sumber.
5) Mampu membedakan serta memisahkan kausalitas yang
sungguh, dari hal-hal yang sifatnya kebetulan belaka.
3. Kulifikasi Guru Geografi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi kualifikasi
adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau
menduduki jabatan tertentu.16
Dalam definisi lain kualifikasi diartikan
sebagai hal-hal yang dipersyaratkan baik secara akademis dan teknis
untuk mengisi jenjang kerja tertentu. Jadi kualifikasi mendorong
seseorang untuk memilki suatu keahlian atau kecakapan khusus.
15
Skripsi Universitas Negeri Semarang Kompetensi Profesional Guru Geografi yang Sudah
Sertifikasi pada SMA Negeri di Kabupaten Wonogiri Tahun 2015/2016 16
Kualifikasi KBBI dari https://kbbi.web.id/kualifikasi.html diakses Pada Pukul 08.24 WIB Tanggal 07 Juli 2019
23
https://kbbi.web.id/kualifikasi.html
-
Dalam dunia pendidikan, kualifikasi dimengerti sebagai keahlian atau
kecakapan khusus dalam bidang pendidikan, administrasi pendidikan
dan seterusnya.
Kualifikasi guru adalah Keahlian yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan guru melalui pendidikan khusus keahlian. Guru
yang qualified adalah guru yang memenuhi kualifikasi pendidikan
yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam
Undang-undang Pasal 29 PP RI NO 19 Tahun 2005 menyatakan
bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi
sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, serta memilki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang
harus dimiliki guru sebelum melaksanakan tugas sebagai pendidik
professional dan sebagai persyaratan dalam Dalam Undang-undang
Pasal 29 PP RI NO 19 Tahun 2005 tersebut, Meliputi:
1) Kualifikasi akademik minimal S1 atau D4
2) Latar belakang pendidikan tinggi yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan.
3) Sertifikasi profesi guru dengan jenis dan tingkat sekolah tempat
kerjanya, dalam melaksanakan tugas, guru memilki kewajiban
untuk melaksanakan wajib mengajar 24 jam tatap muka.17
Dari penjabaran tersebut dapat diartikan kualifikasi guru
geografi adalah kualifikasi akademik Pendidik/ guru yang memiliki
latarbelakang minimum D-IV atau S1, memilki latar belakang
Pendidikan Geografi serta sertifikat profesi guru geografi.
4. Kebutuhan Guru
a. Pengertian Kebutuhan Guru Poerwadarminta mengemukakan bahwa “kebutuhan
berasal dari butuh yaitu: (1) Barang apa yang diperlukan, hajat,
keperluan, (2) Perlu akan atau memerlukan”. Selanjutnya menurut
17
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Dosen Pasal 29 (4)
24
-
25
pidarta mengungkapkan bahwa “ kebutuhan adalah merupakan
kesenjangan antara apa yang ada sekarang dan bagaimana hal itu
seharusnya’. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
kebutuhan adalah merupakan kesenjangan antara apa yang ada
sekarang dengan seharusnya diperlukan.
Gaffar mengemukakan bahwa “kebutuhan akan tenaga guru
(teacher demand) adalah tuntutan pemakai jasa profesional guru
untuk memberikan pelayanan pendidikan terhadap anak didik pada
lembaga pendidikan pemakai jasa guru itu.”18
Pasal 24 UUD Guru dan Dosen No 14 Th 2005,
mewajibkan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan guru.
Pemenuhan kebutuhan guru harus merata untuk menjamin
keberlangsungan satuan pendidikan yang meliputi :
1) Dalam jumlah
2) Kualifikasi akademik
3) Kompetensi
Sehubungan dengan penelitian ini, yang dimaksud dengan
kebutuhan guru adalah kebutuhan akan tenaga guru atau tenaga
pendidikan yaitu tuntutan pemakai jasa profesional guru untuk
memberikan pelayanan pendidikan terhadap anak didik pada
lembaga pendidikan. Untuk mengetahui kebutuhan guru geografi
pada setiap SMAN di wilayah Kota Tangerang Selatan, dilakukan
analisis berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus setelah
memperoleh data beberapa komponen dari hasil kuesioner atau
angket. Sehingga kebutuhan guru Geografi pada setiap SMA di
wilayah Kota Tangerang Selatan dapat diketahui secara jelas.
Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
KG =
18
Laporan Penelitian PNBP, Proyeksi Ketersediaan, Kebutuhan dan Distribusi Guru
Sekolah Menengah Pertama di Kota Batu Universitas Negeri Malang.
-
Keterangan:
KG = Kebutuhan Guru
JK = Jumlah Kelas
JBP = Jumlah Jam Mengajar Per Minggu
JMG = Jumlah Maksimal Wajib Mengajar Guru Per Minggu
(Biro Perencanaan Depdikbud, 1987. Perencanaan Akan
Kebutuhan Guru. Sekjen Depdikbud. Jakarta).
b. Persyaratan Guru
Di dalam Bab IV Pasal 8 Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen,
disebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan
Nasional. 19
Terkait dengan hal di atas, terdapat beberapa persyaratan
untuk menjadi guru. Adapun persyaratan menjadi guru menurut
Roestiyah N. K yaitu sebagai berikut:20
1) Persyaratan fisik, yaitu kesehatan jasmani, maksudnya seorang
calon guru harus berbadan, tidak berpenyakit menular, dan
tidak memiliki cacat tubuh yang dapat mengganggu kelancaran
tugasnya mengajar di muka kelas
2) Persyaratan psikis, yaitu tidak mengalami gangguan penyakit
jiwa atau penyakit syaraf, yang tidak memungkinkan
menunaikan tugasnya dengan baik, selain itu juga diharapkan
memiliki bakat dan minat keguruan.
3) Persyaratan moral, yaitu sifat susila dan budi pekerti luhur,
maksudnya calon guru dan pendidikan adalah mereka yang
sanggup berbuat suatu kebajikan, serta bertingkah laku yang
dapat dijadikan teladan bagi masyarakat.
19
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 8 tentang guru dan
dosen Bagian Kesatu ( Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi) 20
Roestiyah. N.K, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2012, Cet. 8, hlm 76
26
-
4) Persyaratan intelektual dan akademis, yaitu yang mengenai
pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari
lembaga pendidikan guru yang memberikan bekal untuk
memberikan tugas pendidikan formal di sekolah.
5) Persyaratan kualifikasi akademik adalah keahlian atau
kecakapan khusus dalam bidang pendidikan baik sebagai
pengajar pelajaran, administrasi pendidikan dan seterusnya
yang diperoleh dari proses pendidikan dapat diartikan sebagai
tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang
pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat
keahlian yang relevan.
6) Persyaratan kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.
7) Persyaratan sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan
untuk meningkatkan kompetensi profesional. Oleh karena itu,
sertifikasi guru merupakan keniscayaan masa depan untuk
meningkatkan kualitas dan martabat guru, menjawab arus
globalisasi dan menyiasati sistem desentralisasi.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa
tidak semua orang dapat menjadi seorang guru, karena selain
dibutuhkan kecerdasan intelektual, seorang guru juga harus
memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Selain
itu, tugas seorang guru adalah menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas dan semakin bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya.
1) Kompetensi Guru
Istilah kompetensi memiliki banyak makna. Terdapat
beberapa definisi tentang pengertian kompetensi yaitu:
27
-
a) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan
bahwa kompetensi adalah kewenangan(kekuasaan) untuk
menentukan (memutuskan sesuatu)21
b) Dalam UU RI No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
disebutkan bahwa kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan22
c) Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd. berpendapat bahwa
kompetensi adalah perpaduan dari penguasaan
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
dalam melaksanakan tugas/pekerjaannya
d) Menurut Agus Dharma, kompetensi guru adalah
kemampuan atau kecakapan yang diperlihatkan seseorang
ketika melakukan sesuatu. Kompetensi dapat diletakkan
dalam suatu kontinum yang beranjak dari sangat tidak
berkompeten pada satu ujung sampai dengan sangat
berkompeten pada ujung yang lain.23
Menurut Gordon sebagaimana yang dikutip oleh E.
Mulyasa, bahwa ada enam aspek atau ranah yang terkandung
dalam konsep kompetensi, yaitu sebagai berikut :24
1) Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang
kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara
melakukan identifikasi kebutuhan , dan bagaimana
21
Kompetensi dalam KBBI dari http://Kbbi.web.id/kompetensi.html di akses pada Tanggal 02 April 2019 Pukul 15.07 WIB
22 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen(10) 23
Jurnal Penelitian Dwija Utama, Forum Komunikasi Guru Pengawas Surakarta(
Surakarta, 2008) hlm. 32
https://books.google.co.id/books diakses pada Pukul 16.07 WIB Tanggal 02 April 2019 24
E. Mulyasa . Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru(Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007. Hlm. 38
28
http://kbbi.web.id/kompetensi.htmlhttps://books.google.co.id/books
-
melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai
dengan kebutuhannya.
2) Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif
dan afektif yang dimiliki oleh individu, misalnya seorang
guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus
memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan
kondisi peserta didik.
3) Kemampuan (skill), adalah sesuatu yang dimiliki oleh
individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang
dibebankan kepadanya, misalnya kemampuan guru
dalam memilih dan membuat alat peraga sederhana
untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta
didik.
4) Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah
diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri
seseorang, misalnya standar perilaku guru dalam
pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan
lain-lain)
5) Sikap (attitude) yaitu perasaan (senang, tak senang, suka,
tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang
datang dari luar, reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan
terhadap kenaikan gaji, dan lain-lain.
6) Minat (interest), adalah kecenderungan seseorang untuk
melakukan suatu perbuatan, misalnya minat untuk
melakukan sesuatu atau untuk mempelajari sesuatu.
Dari keenam aspek yang terkandung dalam konsep
kompetensi di atas, jika ditelaah secara mendalam mencakup
empat bidang kompetensi yang pokok bagi seorang guru
yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Keempat
29
-
jenis kompetensi tersebut harus sepenuhnya dikuasai oleh
guru25
a) Kompetensi Pedagogik
Berdasarkan Undang-Undang No. 19 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen Pasal 28 ayat (3) butir a
dijelaskan bahwa kompetensi pedagogik merupakan
kemampuan seorang guru dalam mengelola proses
pembelajaran yang berhubungan dengan peserta didik,
meliputi pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik,
pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik
dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.26
Berdasarkan definisi diatas, dapat dirumuskan
bahwa professional adalah orang yang memegang suatu
jabatan atau pekerjaan yang mana pekerjaan tertsebut
menunutut adanya sbidang ilmu, keterampilan, keahlian,
dan kemampuan tertentu diluar jangkauan khalayak
ramai (tidak setiap orang dapat melakukannya) dan
memerlukan pendidikan dan pelatihan dalam waktu yang
panjang.
Kompetensi professional guru adalah
kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan
atau menjalankan profesi keguruannya, yang mana
pekerjaan/ jabatan guru tertsebut menunutut adanya
bidang ilmu, keterampilan, keahlian, dan kemampuan
25
Ibid, hlm.40 26
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan Kompetensi Guru Pasal 28 butir a
30
-
tertentu di luar jangkauan khalayak ramai (tidak setiap
orang dapat melakukannya) dan memerlukan pendidikan
dan pelatihan dalam waktu yang panjang. Atau dengan
kata lain kompetensi professional guru adalah orang
yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam
bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas
dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal.
b) Kompetensi Kepribadian
Dalam Standart Nasional Pendidikan, penjelasan
pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah
kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
dewasa , arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia..27
Kompetensi kepribadian yaitu merupakan
kemampuan kepribadian yang meliputi: (1). Bertindak
sesuai dengan norma agama, sosial dan kebudayaan
nasional Indonesia. (2). Menampilkan diri sebagai
pribadi yang jujur dan berakhlak mulia dan teladan
terhadap peserta didik dan masyarakat. (3).
Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif dan
bijaksana. (4). Menunjukkan etos kerja dan tanggung
jawab yang tinggi, rasabangga menjadi guru dan percaya
diri. (5). Menjunjung tinggi kode etik profesi guru
c) Kompetensi Profesional
Profesional dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia disebutkan, bahwa profesional adalah
bersangkutan dengan profesi memerlukan kepandaian
27
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan
Kompetensi Guru Pasal 28 butir b.
31
-
khusus untuk menjalankannya Dalam Standar Nasional
Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir c
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi
standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam Standart
Nasional Pendidikan.28
Kompetensi profesional juga dapat berarti
kewenangan dan kemampuan guru dalam menjalankan
profesinya. Adapun yang termasuk komponen
kompetensi professional antara lain: (a) Menguasai
materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu. (b) Menguasai
StandarKompetenasi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
mata pelajaran yang diampu. (c) Mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan denganmelakukan
tindakan reflektif. (d) Memanfaatkan teknologi informasi
dengan baik
d) Kompetensi Sosial
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan
pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan
guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesame pendidik, dan masyarakat sekitar.29
Kompetensi social merupakan kemampuan
pendidik sebagai bagian di masyarakat diantaranya; guru,
28
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan Kompetensi Guru Pasal 28 butir c
29 Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan
Kompetensi Guru Pasal 28 butir d
32
-
di mata masyarakat dan siswanya merupakan panutan
yang dicontoh dan teladan dalam kehidupan sehari-
hari.Ia adalah tokoh yang diberi tugas membina dan
membimbing manusia pada umumnya dan para siswanya
pada khususnya ke arah norma yang berlaku di
lingkungan sosial oleh karena itu guru perlu membekali
dirinya dengan kemampuan sosial dengan masyarakat
sekitar dalam rangka penyelenggaraan pembelajaran
yang efektif dan efisien di mana hubungan antara
sekolah dengan masyarakat akan berlangsung lancar
5. Sebaran Guru
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan
perbedaan fenomena geosfer dari sudut pandang kelingkungan atau
kewilayahan dalam konteks keruangan.30
Berdasarkan Pengertian
tersebut dapat diambil simpulan bahwa geografi mempelajari gejala-
gejala / fenomena dipermukaan bumi dengan sudut pandang
kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Gejala
gejala atau fenomena ini berupa kejadian yang terjadi dipermukaan
bumi baik alam maupun sosial. Salah satu fenomena tersebut yaitu
sebaran guru dalam suatu wilayah.Dalam hal ini adalah guru geografi
pada SMAN di wilayah Kota Tangerang Selatan.
Sebagaimana terdapat empat prinsip-prinsip geografi, salah
satunya yaitu prinsip distribusi atau persebaran.31
Prinsip distribusi
atau persebaran adalah suatu gejala dan fakta yang tersebar tidak
merata di permukaan bumi, yang meliputi bentang alam, tumbuhan,
hewan, dan manusia.
Ketersediaan tenaga pendidik atau guru pada tiap SMAN di
wilayah Kota Tangerang Selatan akan beragam jumlahnya. Hal ini
30
Seminar Lokakarya IGI Semarang, didigitalkan pada 04 Oktober 2008) diakses dari
http://sobatmater.com//definisi-geografi-menurut-seminar-lokarya-1988 pada Tanggal Tanggal 02
April 2019 Pukul 16.27 WIB 31
Sri Mintarjo, Ensiklopedia Geografi, Subtansi Geografi(Cempaka Putih, 2014) hlm.48
33
http://sobatmater.com/definisi-geografi-menurut-seminar-lokarya-1988
-
sesuai dengan prinsip persebaran yang telah diungkapkan sebelumnya,
bahwa gejala atau masalah yang terdapat di ruang muka bumi
persebaranya bervariasi. Masalah yang dimaksud dalam penilitian
adalah persebaran guru geografi. Persebaran guru geografi ini dapat
disajikan dalam bentuk peta, sehingga akan lebih mudah untuk
mengetahui bentuk atau pola persebarannya. Apakah sudah tersebar
secara merata atau bergerombol di wilayah tertentu saja.
B. Penelitian Relevan
Penelitian Relevan adalah suatu penelitian sebelumnya yang
sudah pernah dibuat dan dianggap cukup relevan/ mempunyai
keterkaitan dengan judul dan topik yang akan diteliti yang berguna
untuk meghindari terjadinya pengulangan penelitian dengan pokok
permasalah yang sama. Penelitian relevan dalam penelitian ini
diantaranya dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Penelitian Relevan
Judul Hasil Persamaan Perbedaan
Analisis
Sebaran dan
Kebutuhan
Guru geografi
SMA di
Wilayah
kabupaten
Pesawaran–
Nufais201632
(Skripsi)
Hasil penelitian ini menunjukkan
informasi bahwa kualifikasi guru di
wilayah Kabupaten Pesawaran sudah
relevan karena memenuhi ketentuan
lulusan S1 Pendidikan Geografi dan telah
di sertifikasi, namun persebaranguru tiap
wilayah tersebut 24 orang. Dapat
dinyatakan bahwa sebaran guru geografi
SMA di wilayah Kabupaten Pesawaran
Provinsi Lampung tahun 2015 belum
merata dan tidak sesuai dengan jumlah
guru yang dibutuhkan.
Deskriptif Perbedaan
dengan
penelitian
sebelumnya
beda lokasi
penelitian
Pemetaan
Persebaran
Penyakit di
Kab.
Tanggamus
Prov.Lampung
2013 (Jurnal)33
Hasil penelitian ini adalah kasus penyakit
di Kab. Tanggamus tersebar di 20
kecamatan dan terdiri dari 3 zona, zona
barat terdapat lima jenis penyakit.Zona
tengah, terdapat empat penyakit yaitu
penyakit,DBD, Diare, Malaria, dan Kusta.
Zonatimur 5 penyakit
Persamaan
penelitian
tentang
pemetaan
dan
persebaran
Perbedaan
membahas
terkait
kesehatan
(penyakit)
32
Nurfaisa, Analisis Sebaran dan Kebutuhan Guru geografi SMA di Wilayah kabupaten
Pesawaran– Nufais2016, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 2016 33
Selvindari Dwi, Pemetaan Persebaran Penyakit di Kabupaten Tanggamus Provinsi
Lampung Tahun 2013, Universitas Lampung. 2013
34
-
Tabel 2.1 ( Lanjutan)
Judul Hasil Persamaan Perbedaan
Pemetaan
Kebutuhan Guru
Geografi
Tingkat SMA di
Kabupaten Way
Kanan tahun
201334
(Jurnal)
Hasil Penelitian ini, dapat dinyatakan
bahwa sebaran guru geografi SMA di
Kabupaten Way Kanan Provinsi
Lampung tahun 2013 kurang merata dan
tidak sesuai dengan jumlah guru yang
dibutuhkan pada setiap SMA di
Kabupaten Way Kanan tahun 2013
Deskriptif Perbedaan
dengan
penelitia