Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1- …€¦ · Pemetaan Potensi Airtanah...

9
Seminar Nasional Ke III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan KebencanaanPemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1- Dimensi (VES) Sub DAS Cileles Untuk Identifikasi Area Recharge dan Discharge, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat Undang Mardiana 1) , Boy Yoseph CSSSA 1) , Febriwan Mohamad 1) , M. Kurniawan Alfadli 1) 1) Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran [email protected] ABSTRAK Penelitian daerah resapan air pada suatu wilayah tidak terlepas dari kondisi geologinya, yang meliputi susunan batuan, sifat batuan serta struktur geologinya. Kondisi geologi bawah permukaan suatu wilayah dapat di ketahui melalui pengukuran geofisika, diantaranya dengan mengukur nilai tahanan jenis batuan yang diukur dengan menggunakan metode geolistrik. Pendugaan geolistrik yang dilakukan pada suatu titik pengamatan akan menghasilkan nilai tahanan jenis batuan beserta posisi keterdapatannya. Secara geomorfologi sub-Das Cileles berada pada klasifikasi Perbukitan Vulkanik Curam, Perbukitan Vulkanik Agak Landai, dan Perbukitan Vulkanik Landai. Sedangkan secara geologi daerah penelitian terbagi dalam beberapa satuan yaitu : Qbap (Satuan Breksi Aliran Piroklastik) dan Qt (Satuan Tuf). Untuk potensi air tanah berdasarkan data regional daerah penelitian memiliki potensi akifer produktif pada daerah Barat Laut dan menjadi akifer produktif sedang kearah Selatan. Pengukuran geolistrik di wilayah Sindangsari dilaksanakan pada beberapa titik duga (±25 titik duga). Desa Sindangsari secara geografis berada di sebelah Tenggara Gunung Manglayang dan masuk wilayah administratif Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang. Dari hasil pegukuran geolistrik dan dikorelasikan dengan data geologi diperoleh kesimpulan bahwa terdapat 2 klasifikasi litologi yang digambarkan oleh geolistrik, yaitu : nilai resistivitas rendah (3 100 Ohm.m) yang diinterpretasi sebagai lapisan tuf, resistivitas menengah ( > 101 Ohm.m) yang diinterpretasi sebagai breksi aliran piroklastik, dan resistivitas tinggi (101 500 Ohm.m) diinterpretasi sebagai soil untuk daerah yang dekat permukaan dan breksi jatuhan piroklastik untuk kedalaman yang tidak dekat permukaan. Kata Kunci : Airtanah, Cileles, Geolistrik. PENDAHULUAN Air tanah (groundwater) merupakan air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau batuan yang terletak di bawah permuikaan tanah. Air tanah dapat berasosiasi dengan lapisan berpasir atau rekahan. Airtanah ini merupakan salah satu sumber daya alam yang keberadaannya terbatas dan pemulihannya sulit dilakukan..Air tanah mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk

Transcript of Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1- …€¦ · Pemetaan Potensi Airtanah...

Page 1: Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1- …€¦ · Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1-Dimensi (VES) Sub – DAS Cileles Untuk Identifikasi

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1-

Dimensi (VES) Sub – DAS Cileles Untuk Identifikasi Area Recharge

dan Discharge, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat

Undang Mardiana1), Boy Yoseph CSSSA1), Febriwan Mohamad1), M. Kurniawan Alfadli1)

1) Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran

[email protected]

ABSTRAK Penelitian daerah resapan air pada suatu wilayah tidak terlepas dari kondisi geologinya,

yang meliputi susunan batuan, sifat batuan serta struktur geologinya. Kondisi geologi bawah

permukaan suatu wilayah dapat di ketahui melalui pengukuran geofisika, diantaranya dengan

mengukur nilai tahanan jenis batuan yang diukur dengan menggunakan metode geolistrik.

Pendugaan geolistrik yang dilakukan pada suatu titik pengamatan akan menghasilkan nilai

tahanan jenis batuan beserta posisi keterdapatannya.

Secara geomorfologi sub-Das Cileles berada pada klasifikasi Perbukitan Vulkanik

Curam, Perbukitan Vulkanik Agak Landai, dan Perbukitan Vulkanik Landai. Sedangkan secara

geologi daerah penelitian terbagi dalam beberapa satuan yaitu : Qbap (Satuan Breksi Aliran

Piroklastik) dan Qt (Satuan Tuf). Untuk potensi air tanah berdasarkan data regional daerah

penelitian memiliki potensi akifer produktif pada daerah Barat Laut dan menjadi akifer

produktif sedang kearah Selatan. Pengukuran geolistrik di wilayah Sindangsari dilaksanakan

pada beberapa titik duga (±25 titik duga). Desa Sindangsari secara geografis berada di sebelah

Tenggara Gunung Manglayang dan masuk wilayah administratif Kecamatan Sukasari

Kabupaten Sumedang.

Dari hasil pegukuran geolistrik dan dikorelasikan dengan data geologi diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat 2 klasifikasi litologi yang digambarkan oleh geolistrik, yaitu : nilai

resistivitas rendah (3 – 100 Ohm.m) yang diinterpretasi sebagai lapisan tuf, resistivitas

menengah ( > 101 Ohm.m) yang diinterpretasi sebagai breksi aliran piroklastik, dan resistivitas

tinggi (101 – 500 Ohm.m) diinterpretasi sebagai soil untuk daerah yang dekat permukaan dan

breksi jatuhan piroklastik untuk kedalaman yang tidak dekat permukaan.

Kata Kunci : Airtanah, Cileles, Geolistrik.

PENDAHULUAN

Air tanah (groundwater)

merupakan air yang terdapat di dalam

lapisan tanah atau batuan yang terletak di

bawah permuikaan tanah. Air tanah dapat

berasosiasi dengan lapisan berpasir atau

rekahan. Airtanah ini merupakan salah satu

sumber daya alam yang keberadaannya

terbatas dan pemulihannya sulit

dilakukan..Air tanah mempunyai peranan

yang sangat penting terutama dalam

menjaga keseimbangan dan ketersediaan

bahan baku air untuk kepentingan rumah

tangga (domestik) maupun untuk

Page 2: Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1- …€¦ · Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1-Dimensi (VES) Sub – DAS Cileles Untuk Identifikasi

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

kepentingan suatu industri, pertanian,

peternakan, dan suplai kebutuhan industri

lainnya.

Sub – Das Cileles berada pada

daerah vulkanik yang memiliki sumber

daya air yang kemungkinan berpotensi

baik. Bentuk bentang alamnya yang berupa

lembah dan perbukitan merupakan suatu

wilayah yang cukup baik bagi keterdapatan

zona resapan (recharge zones) dan zona

luahan (discharge zones) airtanah. Namun

demikian, karakteristik geologi endapan

vulkanik yang selalu berubah dalam jarak

yang cukup dekat dan struktur geologinya

yang kompleks cukup berpengaruh pada

sistem aliran airtanah di wilayah tersebut.

Keluarnya airtanah ke permukaan dapat

diakibatkan oleh pemotongan muka

airtanah akibat kontak antara batuan

permeabel dengan batuan impermeabel,

dan adanya kehadiran sesar.

Informasi keberadaan akifer dapat

didekati melalui studi terintegrasi bidang

keilmuan hidrogeologi dan geofisika. Cara

ini adalah merupakan salah satu metode

yang umum digunakan dalam eksplorasi

mencari lapisan pembawa airtanah.

Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran mengenai susunan

dan keberadaan batuan akifer berdasarkan

informasi geologi, nilai tahanan jenis

batuan, serta parameter kimia dan fisika air

tanah bawah permukaan, dan dapat

digunakan untuk menelusuri keberadaan

dari airtanah pada daerah Jatinangor dan

Sindangsari.

DASAR TEORI

P.H Silitonga (1973), dalam Peta

Geologi Lembar Bandung, telah

menguraikan geologi wilayah studi dan

sekitarnya secara regional. Berdasarkan

peta tersebut diketahui bahwa batuan yang

tersingkap di wilayah studi hanya terdiri

dari satu satuan geologi yaitu produk

gunungapi muda / young Volcanic product

(Qyu) yang merupakan endapan gunungapi

muda yang tak teruraikan satuan ini terdiri

atas pasir tufaan, lapilli, breksi, lava, dan

aglomerat.

Daerah Jatinangor dan Sindangsari

berdasarkan geomorfologi dapat dibagi

kedalam beberapa tipe geomorfologi, yaitu

: Perbukitan Vulkanik Sangat Curam,

Perbukitan Vulkanik Curam, Perbukitan

Vulkanik Agak Landai, Perbukitan

Vulkanik Landai, Pedataran Vulkanik

(Frini, Gisca Gia, 2015).

Gambar 1. Peta Geomorfologi daerah Jatinangor

dan Sindangsari (Frini, 2015).

Berdasarkan peta hidrogeologi

regional (Soetrisno, 1983) daerah

Jatinangor dan Sindangsari termasuk

kedalam kawasan yang memiliki potensi air

produktif yang penyebarannya setempat

dan akifer produktif sedang dengan

penyebaran luas. Litologi penyusun berupa

endapan vulkanik tak terurai yang mayritas

Page 3: Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1- …€¦ · Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1-Dimensi (VES) Sub – DAS Cileles Untuk Identifikasi

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

terdapat pada daerah penelitian dan Aliran

Lava Andesit sampai Basalt yang hanya

mendominasi pada tenggara area penelitian.

Gambar 2. Peta Hidrogeologi kawasan Jatinangor

dan Sindangsari (Soetrisno, 1983).

Dari peta geologi regional

dilakukan pemetaan lebih detail untuk

daerah Sindangsari dan Jatinangor,

diperoleh bahwa untuk kawasan penelitian

ini terdapat dua litologi utama yaitu :

Satuan Tuf (Qt) dan Satuan Breksi Aliran

Piroklastik (Qbap) (Frini, 2015) yang

masuk kedalam produk gunung api muda

berdasarkan peta regional (P.H Silitonga,

1973).

Gambar 3. Peta Geologi Detail Kawasan Jatinangor

dan Sindangsari (Frini, 2015).

Metoda geolistrik adalah

pengukuran arus bawah permukaan

sepanjang lintasan elektroda, sehingga

memungkinkan untuk untuk

menggambarkan nilai efektif resistivitas di

bawah permukaan (Telford, Geldart, dan

Sheriff, 1996).

Pendugaan geolistrik dilakukan

dengan mempertimbangkan aspek

morfologi, geologi serta hidrologi sebagai

hasil dari studi yang telah dilakukan

sebelumnya pada tahap persiapan.

Parameter data yang diperoleh dari

hasil pengukuran geolistrik berupa harga

arus (mA) dan harga potensial (mV),

dengan menggunakan hukum Ohm maka

akan diperoleh harga tahanan jenis (ρ)

setelah terlebih dahulu dikoreksi oleh faktor

jarak (k).

Survei geolistrik 1-D (VES)

dilakukan sebanyak 88 titik pengukuran (63

titik tahun 2013 dan 25 titik pada tahun

2016) menggunakan konfigurasi

Schulumberger. Panjang AB/2 pengukuran

adalah 500 – 600 meter.

Gambar 4. Skema pengukuran geolistrik 1-D

dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger

Output pengukuran geolistrik ini

adalah nilai resistivitas yang berkaitan

dengan sifat keplastisan tanah (PI). Indeks

plastisitas (PI) merupakan interval kadar air

dimana tanah masih bersifat plastis. Karena

itu, indeks plastisitas menunjukkan sifat

keplastisan tanah. Jika tanah mempunyai

(PI) tinggi, maka tanah mengandung

Page 4: Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1- …€¦ · Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1-Dimensi (VES) Sub – DAS Cileles Untuk Identifikasi

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

banyak butiran lempung dan jika tanah

mepunyai (PI), rendah, seperti lanau,

sedikit penurangan kadar air berakibat

tanah menjadi kering.

HASIL PENELITIAN

ANALISIS GEOLOGI

Data primer yang digunakan dalam

analisis data geologi berupa geomorfologi,

stuktur geologi, jenis batuan, dan kontak

litologi batuan.

Morfologi daerah penelitian

merupakan bagian dari kaki gunung

Manglayang yang merupakan perbukitan

bergelombang yang memanjang relative

Utara Selatan, dengan aliran sungai Cibeusi

bagian Barat, Sungai Cileles dengan anak

Sungai Cikeuyeup berada di bagian tengah,

dan Sungai Cikeruh dibagian Timur.

Gambar 5. Penampakan 3-D Geomorfologi Area

Pengukuran (Frini, 2015).

Secara statigrafi, lingkungan

Jatinangor disusun oleh material vulkanik

yang berumur Pleistosen Awal hingga

Pleitosen Akhir yang merupakan hasil

erupsi Gunung Tangkuban Perahu (Qot,

Qmt, Qyt) dan hasil erupsi Gunung

Tampomas (Qts, Qys). Batuan ini dapat

dikelompokan ke dalam 5 satuan batuan

yang tersusun dari tua ke muda : Satuan

Breksi Sisipan Lava (Qot) berumur

Plistosen Tengah menjemari dengan satuan

Aglomerat (Qts); Satuan Aglomerat (Qts)

berumur Plistosen Tengah. Satuan Breksi

Piroklastik 2 (Qmt) berumur Plistosen

Akhir yang menjemari dengan breksi

jatuhan piroklastik (Qmt); Satuan Breksi

jatuhan Piroklastik 1 (Qys) berumur

Plistosen Akhir, dan Satuan breksi aliran

piroklastik (Qyt) berumur Plistosen Akhir

(P.H. Silitonga, 1973).

Khusus pada daerah penelitian,

litologi penyusun hanya berupa dua satuan

batuan yaitu berupa satuan tuf (Qt) yang

diendapkan selaras dengan satuan breksi

aliran piroklastik (Qbap) dan memiliki

hubungan stratigrafi interlayering /

menjemari.

Struktur Geologi yang berkembang

berupa sesar normal mendatar yang berarah

relatif berarah Utara - Selatan dan Barat

Laut - Tenggara. Pada daerah penelitian

hanya terdapat beberapa struktur kekar

yang nampak di lapangan. Analisis struktur

geologi pada daerah penelitian dilakukan

berdasarkan interpretasi kenampakan peta

DEM, rekonstruksi penampang geologi x-

y, analisis kekar, dan intepretasi blok

diagram dari hasil pengukuran pendugaan

geolistrik. Intepretasi kenampakan peta

DEM daerah penelitian dilakukan dengan

menganalisis kelurusan lembah, kelurusan

sungai, rekonstruksi penampang vertical

serta pengolahan data kekar dari lapangan.

Beberapa struktur geologi yang

berkembang meliputi sesar Cikeruh, sesar

Page 5: Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1- …€¦ · Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1-Dimensi (VES) Sub – DAS Cileles Untuk Identifikasi

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

Hegarmanah, sesar Cikeuyeup, dan sesar

Cileles.

Gambar 6. Kenampakan kelurusan pada Peta DEM

di daerah penelitian.

ANALISIS GEOFISIKA

Pengukuran geolistrik dilakukan

sebanyak 88 titik geolistrik. 63 Titik

dilakukan pada tahun 2013 yang tersebar

mulai dari utara daerah Kiarapayung hingga

wilayah kampus UNPAD Jatinangor, dan

25 dilakukan pada tahun 2016 yang

terkonsentrasi pada daerah Desa

Sindangsari dan Sub – DAS yang mengalir

kesebelah timur Kampus UNPAD.

Gambar 7. Sebaran Titik Pengukuran Geolistrik

Tahun 2013 dan 2016 serta Sub-DAS Target.

Data hasil pengukuran lapangan ini

nantinya akan berupa log resistivitas yang

akan dikorelasikan dengan geologi area

pengukuran.

Gambar 8. Contoh Hasil Pengolahan Data

Geolistrik 1-D berupa Log Resistivitas.

Hasil dari log resistivitas ini yang

akan digunakan untuk tahap interpretasi.

Tahapan interpretasi berupa pembagian

nilai resistivitas untuk menentukan

keterkaitan litologi daerah penelitian

dengan rentang nilai resistivitas.

Berdasarkan data geologi, daerah penelitian

memiliki 2 litologi utama yaitu berupa,

breksi aliran piroklastik dan tuf. Sehingga

pembagian nilai rentang resistivitas akan

dibagi menjadi 2 paket utama, yaitu :

1. Paket 1 (0 – 100 Ohm.m) yang

diinterpretasikan sebagai satuan tuf

2. Paket 2 (> 100 Ohm.m) yang

diinterpretasikan sebagai satuan breksi

aliran piroklastik.

Kedua rentang nilai ini masing

memungkinkan dilakukan pemisahan

Page 6: Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1- …€¦ · Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1-Dimensi (VES) Sub – DAS Cileles Untuk Identifikasi

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

kembali apabila masih memungkinkan

ditemukan satuan batuan lain yang dapat

menggambarkan bawah permukaan,

contohnya adalah terdapat endapan lava

andesitik yang umurnya lebih muda

dibandingkan kedua satuan diatas. Rentang

nilai resistivitas untuk lava biasanya

memiliki nilai yang lebih besar disebabkan

oleh sifat batuan yang bersifat massif dan

kemungkinan satuan batuan tersebut

tersebar di utara daerah penelitian dan

diatas kedua paket batuan penyusun utama

dari daerah penelitian.

Gambar 9. Overlaping peta geologi dengan peta

iso-resistivitas kedalaman 1 meter.

Untuk mengetahui persebaran nilai

tahanan jenis secara lateral pada masing-

masing kedalaman maka dibuat peta

isoresistivitas.

Intepretasi dari kontur tahanan jenis

pada beberapa kedalaman menunjukkan

pengelompokan batuan berdasar

keseragaman pola persebaran kontur

tahanan jenis serta adanya hubungan

persebaran lapisan-lapisan batuan yang

cenderung menerus baik ke arah

permukaan maupun ke bawah permukaan.

Sehingga lapisan batuan di bawah

permukaan diduga tersusun oleh beberapa

kelompok batuan (Gambar 9).

Gambar 10. Peta Isoresistivitas per kedalaman pada

area penelitian.

Pada pembagian paket batuan diatas

nilai resistivitas 0 – 100 Ohm.m merupakan

satuan tuf, dari rentang nilai yang

menggambarkan satuan tuf tersebut akan

dipisahkan lagi rentang resistivitasnya

berdasarkan besar butirnya. Butiran yang

sangat halus akan bersifat menyimpan air

tetapi tidak dapat mengalirkan air sehingga

nilai resistivitasnya menjadi kecil. Satuan

tuf ini dapat dibagi menjadi dua yaitu : 0 –

30 Ohm.m adalah satuan tuf berbutir halus

bersifat akiklud dan 31 – 100 Ohm.m

adalah satuan tuf yang bersifat akifer.

Sedangkan untuk satuan breksi aliran

piroklastik yang nilai resistivitasnya diatas

100 Ohm.m. Sehingga dapat identifikasi

bahwa zona recharge dan discharge berada

pada kedua satuan batuan tersebut yang

Page 7: Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1- …€¦ · Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1-Dimensi (VES) Sub – DAS Cileles Untuk Identifikasi

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

memiliki porositas dan permeabilitas.

Bentuk konfigurasi dari zona recharge dan

discharge ini dapat digambarkan melalui

sebuah penampang resistivitas yang telah

dikaitkan dengan data geologi dan berada

pada zonasi sub-das.

Pembuatan penampang geologi

mengikuti pola aliran sungai Cileles yang

menerus dari utara hingga selatan. Sub-Das

Cileles terdapat dua buah anak sungai yang

bertemu pada daerah selatan. Titik – titik

pengukuran geolistrik yang digunakan

untuk modeling adalah titik pengukuran

yang berdekatan dengan posisi sungai.

Gambar 11. Penampang Model Bagian Timur Sub-

DAS Cileles

Pada penampang model resistivitas

bagian Timur nilai resistivitas hasil

pengolahan diperoleh mulai dari 24 – 302

Ohm.m. Nilai resistivitas rendah (24 – 50

Ohm.m) yang berasosiasi dengan satuan tuf

halus berada pada tengah penampang

model sedangkan nilai resistivitas

menengah (50 – 100 Ohm.m) berasosiasi

dengan satuan tuf kasar hingga tinggi (>100

Ohm.m) berasosiasi dengan satuan breksi

berada pada bagian utara dan pada

kedalaman lebih dari 60 meter pada bagian

selatan daerah pengukuran.

Dari penampang tersebut terlihat

bahwa zona recharge berada pada bagian

utara yang didominasi oleh nilai resistivitas

menengah hingga tinggi yang berasosiasi

dengan satuan breksi. Ketinggian daerah

recharge ini berada pada ketinggian 850 –

900 MDPL. Pada ketinggian 700 – 850

MDPL terdapat nilai resistivitas rendah

yang diinterpretasi sebagai pembatas satuan

dan bersifat akiklud, namun diduga bahwa

masih terdapat lapisan akifer dibawah

lapisan ini namun tidak teridentifikasi

karena data pada daerah tersebut lebih

dangkal dibanding bagian utara.

Pada bagian selatan area penelitian,

ditemukan nilai resistivitas menengah yang

diapit oleh nilai resistivitas rendah yang

diidentifikasi sebagai zona keluarnya

airtanah (discharge) karena dipengaruhi

oleh perbedaan litologi dan kemungkinan

keberadaan struktur pada daerah penelitian.

Gambar 12. Penampang Model Bagian Barat Sub-

DAS Cileles

Proses yang sama juga dilakukan

untuk bagian barat dari Sub-DAS Cileles.

Rentang nilai resistivitas pada bagian barat

Page 8: Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1- …€¦ · Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1-Dimensi (VES) Sub – DAS Cileles Untuk Identifikasi

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

lebih besar dibandingkan dengan bagian

timur. Rentang nilai resistivitas mulai dari

24 – 600 Ohm.m. Sebaran batuan pada

bagian barat Sub-DAS Cileles sama dengan

penampang model pada bagian timur.

Zona recharge berada pada bagian

utara area penelitian yang didominasi nilai

resistivitas menengah hingga tinggi yang

berasosiasi dengan satuan tuf kasar hingga

breksi yang berada pada ketinggian 847 –

924 MDPL.

Zona discharge berada pada daerah

selatan yang dipengaruhi oleh

kemungkinan keberadaan struktur dan

perbedaan litologi dengan ketinggian 772 –

797 MDPL dan terdapat pembatas pada

bagian tengah area penelitian pada

ketinggian 818 – 837 MDPL.

Gambar 13. Penampang Model Bagian Barat dan

Timur pada Sub-DAS Cileles

Pada Gambar 13 diperlihatkan

penampang model gabungan antara kedua

profil model yang telah dibuat. Terdapat

perbedaan nilai resistivitas yang cukup

kontras. Pada bagian timur Sub-DAS

Cileles didominasi oleh nilai resistivitas

yang lebih rendah dibandingkan dengan

bagian barat dari Sub-DAS Cileles. Dari

sebaran nilai tersebut dapat diinterpretasi

bahwa dominasi tuf pada bagian barat dari

area penelitian lebih dominan dibandingkan

bagian timur dan daerah timur memiliki

dominasi breksi yang lebih besar

dibandingkan bagian barat.

PENUTUP

Pengumpulan data primer berupa

informasi geologi, tahanan jenis dan sifat

tanah telah dilakukan pada daerah

penelitian di kawasan Sub-DAS Cileles,

Kabupaten Sumedang.

Analisis geofisika dengan metode

geolistrik tahanan jenis 1 – Dimensi (VES)

menunjukkan bahwa secara umum batuan

di daerah penelitian memiliki kisaran nilai

tahanan jenis antara 24 Ωm hingga 600 Ωm

yang dapat dibagi ke dalam 3 paket batuan

: Paket batuan 1 (24<< 50 Ωm) merupakan

kelompok yang mendominasi pada bagian

tengah daerah penelitian dengan kedalaman

mulai dari permukaan hingga kedalaman

100 meter yang berasosiasi dengan satuan

tuf (halus). Paket batuan 2 (51<< 100 Ωm)

merupakan kelompok batuan yang tersebar

mulai dari utara hingga selatan yang

berasosiasi dengan satuan tuf (kasar). Paket

batuan 3 ( > 100 Ωm) merupakan

kelompok batuan yang mendominasi

bagian utara daerah penelitian yang

berasosiasi dengan satuan breksi.

Dari model penampang resistivitas

terlihat bahwa dominasi satuan tuf lebih

banyak terdapat pada daerah bagian timur

dan breksi lebih mendominasi pada bagian

barat dari sub-DAS Cileles.

Page 9: Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1- …€¦ · Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1-Dimensi (VES) Sub – DAS Cileles Untuk Identifikasi

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

Zona recharge pada area penelitian

berada pada ketinggian mulai dari 850 –

950 meter berada di utara daerah penelitian

dan zona discharge berada pada ketinggian

750 – 790 meter dan berada pada selatan

daerah penelitian. Pada bagian tengah area

penelitian terdapat pembatas yang

dikaitkan dengan satuan tuf (halus) yang

bersifat akiklud. Zona discharge

merupakan daerah keluarnya airtanah

melalui kontak litologi maupun struktur

yang berpengaruh pada daerah penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

1. Gisca Gia Frini, 2016, Geologi Daerah

Cibiru, Kecamatan Cibiru, Kabupaten

Bandung, Provinsi Jawa Barat,

Pemetaan Geologi FTG tidak

dipublikasikan, UNPAD.

2. Koefoed, O., 1982. Geosounding

Principles 1 – Resistivity sounding

Measurements (Methods in

Geochemistry and Geophysics, 14 A),

Elsevier Science Publishing Company

Inc., New York, Second Impression,

3. Reynolds, J. M., 1997, An Introduction

to Applied and Environmental

Geophysics, John Wiley and Sons,

New York.

4. Silitonga, P.H., 1973, Peta gelogi

regional lembar Bandung, Badan

Geologi Bandung.

5. Soetrisno, S., 1983, Peta hidrogelogi

regional lembar Bandung, Badan

Geologi Bandung.

6. Telford, M.W., et al, 1976, Applied

Geophysic, Cambridge University

Press.