Pemerintahan kolonial

32
Pemerintahan Kolonial Nama : Hanggara SMPN Ajar Fikri Anna Ulva Milade Annisa M Fatmawati M (23) Zeirena Sukma N (24)

description

Pemerintahan kolonial, dipelajari di kelas XI IPA semester dua :D

Transcript of Pemerintahan kolonial

Page 1: Pemerintahan kolonial

Pemerintahan Kolonial

Nama :Hanggara SMPNAjar FikriAnna UlvaMilade Annisa MFatmawati M (23)Zeirena Sukma N (24)

Page 2: Pemerintahan kolonial

PrologBerakhirnya Masa Kegelapan (Dark Age) di Eropa dengan munculnya era Renaissance ternyata membawa malapetaka bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.

Hal ini dikarenakan kemajuan yang dicapai oleh orang-orang Eropa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada berkembangnya kolonialisme dan imperialisme. Bangsa-bangsa Timur, termasuk Indonesia, adalah negara yang kaya akan sumber daya alamnya sehingga menjadi daya tarik untuk dijadikan daerah koloni.

Page 3: Pemerintahan kolonial

Awal Mula Kolonial Masuk di Indonesia

Usaha bangsa Barat untuk mendapatkan benua baru dipelopori oleh bangsa Portugis dan Spanyol yang ingin mendapatkan rempah-rempah.

Bartholomeu Dias (1492) dan Vasco da Gama (1498) berkebangsaan Portugis

berlayar menyusuri pantai barat Benua Afrika akhirnya

tiba di Kalkuta, India. Kemudian mereka membangun

kantor dagang di Kalkuta dan berdagang di Asia Tenggara.

Pada tahun 1512, Portugis masuk ke Maluku sedangkan

Spanyol masuk ke Tidore (1521) untuk mencari rempah-rempah.

Page 4: Pemerintahan kolonial

Selanjutnya para pedagang Belanda memanfaatkan

penemuan-penemuan di atas untuk ikut juga mencari rempah-

rempah ke Indonesia. Alasan Belanda mencari dunia baru

karena kesulitan mendapatkan rempah-rempah dari Laut Tengah

sehingga berupaya mencari sendiri rempah-rempah ke dunia Timur

(Indonesia).

Karena Belanda menggunakan kekerasan dan tidak menghormati rakyat Banten sehingga Belanda diusir

dari Banten.

Pada tahun 1596, pedagang Belanda dengan empat buah kapal di bawah Cornelis de Houtman berlabuh di Banten.Mereka mencari rempah-rempah di sana dan daerah sekitarnya untuk diperdagangkandi Eropa.

Page 5: Pemerintahan kolonial

Tujuan dagang tersebut kemudian berubah. Belanda ingin berkuasa sebagai penjajah yang kejam dan sewenang-wenang, melakukan monopoli perdagangan, imperialisme ekonomi, dan perluasan kekuasaan. Untuk semakin mudah mencari kekayaan serta mengurangi persaingan dagang antar pedagang Belanda serta memperkuat persaingan dengan pedagangan Barat lainnya, dibentuklah VOC.

Page 6: Pemerintahan kolonial

PETA KONSEP

Page 7: Pemerintahan kolonial

SEBAB DAN TUJUAN KEDATANGAN BANGSA BARAT

Sebab dan tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Asia adalah:

•Mencari kekayaan termasuk berdagang (gold).

•Menyebarkan agama (gospel)•Mencari kemuliaan bangsa

(glory).

Page 8: Pemerintahan kolonial

PETA PENJELAJAHAN BANGSA EROPA

Page 9: Pemerintahan kolonial

Kebijakan Pemerintah Kolonial di Indonesia

Indonesia pada masa VOC

Indonesia pada masa penjajahan Inggris

Indonesia pada masa penjajahan Belanda II

Indonesia pada masa penjajahan Belanda I

Page 10: Pemerintahan kolonial

Perkembangan Sistem Pemerintahan, Struktur Birokrasi, danSistem Hukum pada Masa Kolonial

Sistem pemerintahan kolonial

Struktur birokrasi kolonial

Sistem hukum

Page 11: Pemerintahan kolonial

Perlawanan terhadap Kolonial Belanda

Perlawanan Padri (1821 – 1837)

Perlawanan Sisingamangaraja XII dari Tapanuli (1878 – 1907)

Perlawanan Pangeran Diponegoro (1825 – 1830)

Perlawanan Aceh (1873 – 1904)

Perlawanan Patih Jelantik dari Bali

Perlawanan Banjar oleh Pangeran Antasari (1859 – 1863)Perlawanan Kapitan Pattimura (1817)

Page 12: Pemerintahan kolonial

Tanggal 20 Maret 1602 Belanda membentuk kongsi dagang VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) yang dianjurkan oleh Johan van Olden Barnevelt yang mendapat izin dan hak istimewa dari Raja Belanda.

Alasan pendirian VOC adalah

Adanya persaingan di antara pedagang Belanda sendiri, adanya ancaman dari komisi dagang lain, seperti (EIC) Inggris, dan dapat memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia

Hak VOC :

a. Verplichte Leverantie, yaitu kewajiban bagi raja pribumi untuk membayar pajak hasil bumi kepada Belanda

b. Contingenten, yaitu pajak sewa tanah yang harus dibayar rakyat dengan hasil bumi.

Page 13: Pemerintahan kolonial

Pemimpin VOCJenderal (Raad van Indie) Pieter Both.

Hak-hak istimewa (Hak octrooi ) VOC. Antara lain:a. hak monopoli perdagangan;b. hak untuk mencetak dan mengedarkan uang sendiri;c. hak menguasai dan mengikat perjanjian dengan kerajaan-kerajaan

didaerah yang dikuasai;

d. hak mengadakan pemerintahan sendiri ;e. hak mengumumkan perang dengan negara lain;f. hak menjalankan kekuasaan kehakiman;g. hak melakukan pungutan pajak;h. hak memiliki angkatan perang sendiri;i. menjadi wakil pemerintah Belanda di Asia.

Page 14: Pemerintahan kolonial

Kehidupan Ekonomi

Penduduk di Kepulauan Banda yang terus menjual biji palanya kepada pedagang Inggris akan dibunuh oleh pasukan Belanda.

Pada tahun 1605, armada VOC bersekutu dengan Hitu untuk menyerang kubu pertahanan Portugis di Ambon. Imbalannya adalah VOC berhak sebagai pembeli tunggal rempah-rempah Hitu. Perlahan-lahan, VOC berhasil membuka kantor dagang di Sulawesi Selatan dan menyerang Banten, selanjutnya menjadikan Jayakarta sebagai pelabuhan dengan nama Batavia.

Dengan langkah itu, VOC berhasil memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia Timur dan perdagangan lada di Indonesia bagian barat.

Page 15: Pemerintahan kolonial

Kehidupan Politik

Awal mula intervensi VOC di dalam kehidupan politik di Nusantara dimulai pada tahun 1601. Pieter Both berhasil membujuk Pangeran Jakarta untuk membangun benteng pertahanan di Batavia. Kontrak antara VOC dengan Pangeran Jakarta itu antara lain VOC diizinkan membuat bangunan dari batu bata dan kayu di daerah pecinan. Sebagai gantinya, VOC membayar 1.200 real kepada Pangeran Jakarta. Dari situlah, VOC mengoperasikan seluruh kepentingan politik ekonominya ke seluruh daerah di Nusantara.

Page 16: Pemerintahan kolonial

kronologi bagaimana VOC masuk dan menaklukkan daerah-daerah di Nusantara

Waktu Peristiwa1569 Armada Belanda datang di Pelabuhan Banten.1602 Pedagang Belanda mendirikan kongsi dagang dengan nama VOC.1605 VOC bersekutu dengan Hitu menyerang Portugis dengan imbalan VOC

memperoleh monopoli rempah.1609 VOC membuat kantor dagang di Sulawesi Selatan namun dihadang oleh

Raja Gowa.1610 Ambon dijadikan pusat aktivitas VOC dengan dipimpin oleh seorang

gubernur jenderal.1619 J.P. Coen menyerang Banten dan membangun Batavia sebagai pusat

aktivitas.1620 VOC membantai penduduk Banda dan mengganti dengan para pendatang.1630 Belanda mulai memegang hegemoni perdagangan laut di Indonesia.1637 Gubernur Jenderal VOC (Antonio van Diemen) menyerang Ternate

diHoamoal.1643 Arnold de Vlaming memaksa Raja Ternate Mandarsyah untuk

menandatangani perjanjian yang melarang penanaman pohon cengkih di semua wilayah kecuali Ambon atau yang dikuasai VOC.

1656 Seluruh penduduk Ambon dibuang dan VOC memusnahkan seluruh tanaman cengkih.

1660 Tiga puluh kapal armada VOC menyerang Gowa dan terlibat perang dengan pasukan Gowa.

1667 Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani Perjanjian dengan VOC.1674 Wabah kelaparan merajalela di Jawa dan kondisi rakyat semakin

memprihatinkan.

Page 17: Pemerintahan kolonial

1683 Keuangan VOC mulai kacau karena korupsi (dari 23 kantor hanya 3 yang produktif).

1740 Sepuluh ribu orang Tionghoa dibunuh oleh VOC.

1755 VOC menandatangani Perjanjian Giyanti.

1800 VOC secara resmi dibubarkan

Tanggal 31 Desember 1799 VOC runtuh.

Kemunduran VOC disebabkan hal-hal berikut.1. Perang-perang yang dilakukan membutuhkan biaya yang besar padahal hasil dari

bumi Indonesia telah terkuras habis dan kekayaan Indonesia sudah telanjur terkirim ke negeri Belanda.

2. Kekayaan menyebabkan para pegawai VOC melupakan tugas, kewajiban, dan tanggung jawab mereka terhadap pemerintah dan masyarakat.

3. Terjadinya jual beli jabatan.

4. Tumbuhnya tuan-tuan tanah partikelir.

5. Kekurangan biaya tersebut tidak dapat ditutup dengan hasil penjualan tanah saja, VOC harus juga mencari pinjaman. Akibatnya, utang VOC semakin besar

6. Pada akhir abad ke-18, VOC tidak mampu lagi memerangi pedagang-pedagang Eropa lainnya (Inggris, Prancis, Jerman)

Page 18: Pemerintahan kolonial

Gubernur Jendral yang menguasai :Herman Willem Daendels (1808 – 1811). Daendels dipilih oleh Napolean Bonaparte.

Tugas utama Daendels adalah mempertahankan Jawa dari serangan Inggris sehingga pusat perhatian Daendels ditujukan kepada pertahanan dan keamanan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh Daendels sebagai berikut.

a. Membentuk tentara gabungan yang terdiri atas orang-orang Bugis, Makassar, Bali, Madura, dan Ambon.

b. Menjadikan kota Batavia sebagai benteng pertahanan.c. Membuat galangan beserta kapalnya di Surabaya.d. Membangun pelabuhan Cirebon, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan

Tanjung Merak.e. Membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan sepanjang

1000 km. Pembangunan jalan ini menyebabkan ribuan orang mati karena kelelahan, siksaan, kelaparan, dan penyakit. Daendels tidak pernah mau menghiraukan penderitaan rakyat sehingga ia mendapat julukan jenderal guntur.

Page 19: Pemerintahan kolonial

Kehidupan Ekonomi

Verplichte leveranties (penyerahan wajib) diganti dengan pajak hasil bumi. Mulai menghapuskan wajib tanam dan wajib kerja.

Salah satu program Daendels yang fenomenal adalah pembuatan Grote Postweg (Jalan Raya Pos) antara Anyer–Panarukan sejauh 1.000 km dalam waktu tidak kurang dari satu tahun. Pembangunan jalan itu jelas sangat mendukung transportasi, perkembangan perekonomian dan mobilitas sosial. Hanya saja caranya yang menggunakan penguasa lokal untuk mengerahkan rakyat dinilai membahayakan kedudukan Belanda.

Page 20: Pemerintahan kolonial

Kehidupan Politik

Prinsip liberalisme dan antifeodal yang menjiwai Daendels memengaruhi pula pola kebijakannya di tanah jajahan. Ia sangat membatasi kekuasaan para raja terutama dalam mengangkat penguasa daerah. Daendels melarang adanya jual beli jabatan.

Pada tahun 1811, Daendels digantikan oleh Jan Willem Janssens. Tiga bulan setelah Hindia Belanda dipegang oleh Janssens, puluhan kapal Inggris berlabuh di Batavia.

Perang secara terbuka antara Belanda dengan Inggris meletus pada tanggal 26 Agustus 1811. Inggris berhasil merebut Batavia dan Belanda mundur ke Semarang. Akhirnya,

Pada tanggal 18 September 1811 Belanda menyerah Inggris di Salatiga. Dokumen penyerahan itu dikenal dengan Perjanjian Tuntang.

Page 21: Pemerintahan kolonial

Keberhasilan Inggris mengalahkan Prancis di Eropa menyebabkan kekuasaan Belanda atas Indonesia bergeser ke tangan Inggris. Untuk itulah ditandatangani Kapitulasi Tuntang (1811) yang isinya Belanda menyerahkan Indonesia ke tangan Inggris dari tangan Jansens kepada Thomas Stamford Raffles, seorang Letnan Gubernur Jenderal Inggris untuk Indonesia.

Adapun langkah-langkah yang diambil Raffles adalah :

a. membagi Pulau Jawa menjadi 18 karesidenan,b. para bupati dijadikan pegawai negeri,c. melaksanakan perdagangan bebas,d. melaksanakan land rente (pajak sewa tanah) dan Raffles menjual

tanah kepada swasta,e. menghapuskan perbudakan, danf. kekuasaan para raja dikurangi. Di Yogyakarta, Pangeran

Notokusumo diangkat sebagai Paku Alam (1813). Akibatnya, Mataram Yogyakarta pecah menjadi dua, yakni Kasultanan Yogyakarta di bawah HB III dan Paku Alaman di bawah Paku Alam I.

Page 22: Pemerintahan kolonial

Pada tanggal 13 Agustus 1814, di Eropa ditandatangani Perjanjian London oleh Inggris

dan Belanda yang isinya Belanda memperoleh kembali sebagian besar daerah koloninya, termasuk Indonesia.

Pada tahun 1816,Raffles meninggalkan Indonesia dan Belanda kembali berkuasa di Indonesia.

Page 23: Pemerintahan kolonial

Kehidupan Ekonomi

Dalam bidang perdagangan–keuangan, diambil langkah langkah sebagai berikut.

1) Penghapusan segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa/rodi.2) Pemberian kebebasan dalam usah perdagangan dengan memberi kesempatan

rakyat untuk ikut serta dalam perdagangan. Rakyat diberi kebebasan untuk menanam tanaman-tanaman yang laku di pasaran internasional.

3) Pelaksanaan monopoli garam.4) Penjualan tanah kepada pihak swasta dan melanjutkan usaha penanaman

kopi.5) Penciptaan sistem sewa tanah atau landrente. Dasar hukum yang digunakan

adalah bahwa pemerintah Inggris berkuasa atas semua tanah sehingga semua penduduk yang menempati tanah wajib membayar pajak. Aturan yang ditetapkan adalah sebagai berikut.a) Tanah pertanian di bagi dalam tiga kelas (menurut kesuburan tanah). Kelas I untuk tanah subur, kelas II tanah setengah subur, dan kelas III tanah yang kurang subur.b) Tanah kelas I dikenakan pajak 1/2 dari hasil panen, kelas II 2/5 , dan kelas III dibebani 1/3.c) Pajak tanah dipungut secara perorangan bukan kelompok.d) Pemungutan pajak dilakukan secara langsung oleh pemerintah, bukan melalui sistem borong seperti sebelumnya.

Page 24: Pemerintahan kolonial

Kehidupan politik

Kebijakan politik yang diterapkan Raffles di Hindia Belanda banyak dipengaruhi teori liberalisme. Inggris sukses menerapkannya di India.

Pada tahun 1812, Raffles mengadakan pembaruan sistem pengadilan dengan sistem juri seperti di Inggris dan menata kehidupan politik pemerintahan di Jawa.

Kekuasaan Inggris atas Hindia Belanda semakin lemah setelah negara-negara yang melawan Napoleon membuat perjanjian untuk mendirikan kerajaan Belanda yang baru.

Akhirnya, pada tanggal 13 Agustus 1814 Inggris menyetujui bahwa semua harta dan kekuasaannya di Hindia Belanda dikembalikan kepada Belanda.

Page 25: Pemerintahan kolonial

Dengan Perjanjian London, Belanda memperoleh kembali jajahannya atas Indonesia. Belanda membentuk Komisaris Jenderal yang akan melaksanakan kembali kekuasaan di Indonesia yang beranggotakan Elout, Buyskes, dan Van der Capellen.

Namun oleh Inggris, ada wilayah Indonesia yang tidak dikembalikan kepada Belanda, yakni daerahSumatra dan sekitarnya.

Pada bulan Maret 1816, Raffles menyerahkan kekuasaannya kepada John Fendall. Setelah itu, Raffles segera menuju Singapura dan membangun kota Singapura (1819).

Singapura dijadikan pusat pertahanan Inggris sampai Perang Dunia II. Dengan demikian, Indonesia sepenuhnya menjadi daerah kekuasaan Belanda dan diberi nama Nederlands Indie (Hindia Belanda).

Page 26: Pemerintahan kolonial

Kehidupan Ekonomi

1. Cultur stelsel2. Kolonial Liberal

Page 27: Pemerintahan kolonial

Tanam Paksa (Cultuur Stelsel)

Pemimpin :Van den BoschVan den bosch mendapat tugas untuk meningkatkan produksi tanaman ekspor,

seperti tebu, teh, tembakau, merica, kopi, kapas, dan kayu manis. Tujuan diadakannya tanam paksa adalah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, guna menutupi kekosongan kas negara dan untuk membayar utangutang negara.

Adapun pokok-pokok aturan tanam paksa sebagai berikut.1) Seperlima tanah penduduk wajib ditanami tanaman yang laku dalam

perdaganganinternasional/Eropa.

2) Tanah yang ditanami bebas pajak.3) Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman perdagangan tidak

boleh melebihi pekerjaan untuk menanam padi.4) Hasil tanaman perdagangan diserahkan kepada pemerintah dan jika harga

yang ditaksir melebihi pajak, kelebihan itu milik rakyat dan diberikan cultuur procenten

5) Kegagalan tanaman/panen menjadi tanggung jawab pemerintah.

Page 28: Pemerintahan kolonial

Kolonial LiberalPelaksanaan politik kolonial liberal sering disebut Politik Pintu Terbuka (Opendeur Politiek), yaitu membuka modal swasta asing untuk ditanamkan di Indonesia. Dengan politik tersebut, Indonesia sebagai tempat untuk mendapatkan bahan mentah, mendapatkan tenaga yang murah, tempat pemasaran barang produk Eropa serta tempat penanaman modal asing.

Pelaksanaan politik kolonial liberal ternyata banyak mendatangkan penderitaan bagi rakyat terutama buruh sebab upah yang mereka terima tidak seperti yang tertera dalam kontrak. Akibatnya, banyak buruh yang melarikan diri, terutama dari Deli, Sumatra Utara.

Selanjutnya pada awal abad ke-20,Dari pihak Belanda mulai muncul sikap agak lunak, bahkan pada tahun 1918,Van Limburg Stirum memberikan "Janji November" yang isinya bahwa setelah Perang Dunia I, Indonesia akan diberi kemerdekaan. Untuk itu lalu dibentuk Volksraad (Dewan Rakyat) yang merupakan alat keikutsertaan bangsa Indonesia dalam menentukan nasibnya.

Page 29: Pemerintahan kolonial

Kehidupan Politik

Kehidupan politik di Hindia Belanda pada periode sistem tanam paksa adalah membuat kebijakan yang bisa menyelamatkan krisis yang melanda negeri Belanda. Para bupati dan bangsawan diberi kekuasaan yang lebih untuk bisa membantu program pemerintah. Para bupati tersebut semakin berkuasa karena juga mempunyai kepentingan pribadi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih.

Page 30: Pemerintahan kolonial
Page 31: Pemerintahan kolonial
Page 32: Pemerintahan kolonial