PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

24
PEMERINTAH KOTA DENPASAR lsBN 978-979-71 5-036-5 lEi"-;',-iDPtter= brullrantss gqnfe ?g#. q-'Lrr1il'rrrrr' [ferff{S[,) f]**'I '1.r,irnL rr , r' ,'i115, .tSft} creaHvtrv .ddtiiofiU({eff lr'r rr , J -j rjflaf6y6j mdltbulY "Dustnflsli -wu}.effcft " thrwrrtr LcIlrnslluH t" 4filii"ttei- 'rrtgouf0tg- i- **ftlbtrlr+' Editor : I Gusti Putu Anindya Putra. BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN (BAPPEDA) KELOMPOK AHLI PEMBANGUNAN 201 5

Transcript of PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

Page 1: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

PEMERINTAHKOTA DENPASAR

lsBN 978-979-71 5-036-5

lEi"-;',-iDPtter=brullrantss

gqnfe ?g#. q-'Lrr1il'rrrrr'

[ferff{S[,) f]**'I'1.r,irnL rr , r' ,'i115, .tSft}

creaHvtrv.ddtiiofiU({eff lr'r rr , J -jrjflaf6y6j mdltbulY"Dustnflsli-wu}.effcft

" thrwrrtr

LcIlrnslluH t"

4filii"ttei-'rrtgouf0tg- i-**ftlbtrlr+'

Editor :

I Gusti Putu Anindya Putra.

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN(BAPPEDA)

KELOMPOK AHLI PEMBANGUNAN201 5

Page 2: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

A-

nsnn\

The Heart of Bali

BADAN PERENC40{AA|| PEIBAilGUilAN DAERAH, KOTA DE}'PASARJl. Maruti 8, Denpasar 80111

T1p.0361 -413357 Fax.0361 -261646hftp://denpasar.go.id email : [email protected]

rsBr{ r?t-t?t-?r5-03t-5

,ffiIilffilflLuUI

IIIi

1

Iil

Iii-{

,{t'fr,d

,fl

fl,il

{4'fi{-1

Page 3: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

I\4enyongsong Kota Masa Depan :

Tantangan Denpasar menuju Kota Metropolitan.

I Gusti Putu Anindya putra (editor).

Cetakan 1, Tahun 2015.

Design Sampul dan penata Grafis :

I Gusti Putu Anindya putra.

Penerbit : Bappeda Kota Denpasar.Percetakan : UD. putra Adhi

Hak Cipta dilindungi oleh Undang_Undang.lsi diluar tanggung jawab percetikan.

Page 4: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

PENGANTAR EDITOR

SAMBUTAN KETUA KELOMPOK AHLI

PEMBANGUNAN KOTA DENPASAR

SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA KOTA DENPASAR

KEKUATAN KEBUDAYAAN (SOFI PO|4IER)DALAM RELASTREVOLUSI MENTAL, KOTA CERDAS DAN KEBAHAGIAANTANTANGAN KOTA DENPASAR MENUJU METROPOLITANOleh : I Wayan Geriya.........

DENPASAR KOTA METROPOLITAN: TINJAUAN DARI PERSEPEKTIFHIDROLOGI PERKOTAANOlefi: I ltyunan i,lorken

DEIPASAR SilARIT CITY KUNCI SUKSES MENYONGSONGDENPASAR PI'SAT I(OTA METROPOLITANOleh : I i,lyornan Widana Negara.

STRATEGI PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN DANPERLINDUNGAN LAHAN SAWAH SUBAK MENUJU DENPASARKOTA METROPOLITAN,Oleh : lndayati Lanya

DENPASAR MENUJU KOTA HARMONI BERKELANJUTAN: MeIaIuiPembangunan Benvawasan Kependudukan.Oleh : I GustiWayan Murjana yasa

VI

viii

15

47

69

93

ASPEK LEGAL PEMBATASAN HAMARUS PERPINDAHAN PENDUDUK KE

KEPENDUDUKAN TERKAITKOTA METROPOLITAN

Oleh : Pasek Diantha

EKONOMI MARITIM: POTENSISEMAKIN METROPOLIS

TERPENDAM DI KOTA YANG

Oleh : lWayan Ramantha

MENYONGSONG DENPASAR SEBAGAI KOTA METROPOLITAN : ISUDAN PERMASALAHANNYAOleh : Putu Rumawan Salain

139

115

151

MENYONGSONG KOTA MASA DEPAN : DenpasarMetropolitan.Oleh : I Gusti Putu Anindya Putra

menuju Kota

173

x.

Page 5: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

I\4enyongsong Kota Masa Depan :

Tantangan Denpasar menuju Kota Metropolitan.

I Gusti Putu Anindya putra (editor).

Cetakan 1, Tahun 2015.

Design Sampul dan penata Grafis :

I Gusti Putu Anindya putra.

Penerbit : Bappeda Kota Denpasar.Percetakan : UD. putra Adhi

Hak Cipta dilindungi oleh Undang_Undang.lsi diluar tanggung jawab percetikan.

Page 6: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

MENYONGSONG DENPASARSEBAGAI KOTA METROPOLITAN :

ISU DAN PERMASALAHANNYA

..

Kota Denpasar menjadi kota tujuan dan harapan bagiorang-orang dengan berbagai kepentingan menjadikanKota Denpasar kota yang plural dan multi[ultur. Kemajuandan pertumbuhan kotanya juga diiringi dengan beragamnyapermasalahan seperti kumuh, sampah, banjir, macet, airbersih, pencemaran lingkungan, pendidikan, kesehatan,ruang publik, ruang terbuka hijau, tata ruang sampaidengan perkembangan arsitekturnya yang beragam.Lingkungan dan wajah kota yang diniimaii sekarang,mendatang diduga akan semakin warna warni, pada-t,gerah, dan lainnya. Akan berlangsung perang tanda danlakn1 karena berbagai kepentingan. Visi pembangunanKota Denpasar yang benruawasan budaya, setidaknyamemaknai keragaman tanpa harus kehilangan identitaslokal sebagai modal kultur dari sebuah toti. Getiat dandinamika Kota Denpasar kini hampl r 24 jam, serta sangatpadat penduduknya. Jika suatu saat jumlah pendudukn-yamencapai 1.000.000 jiwa maka Denpasar disebut sebagaikawasan metropolitan. Dengan demikian Kota DenpaJarkini berada pada selangkah menuju kota metropolitanditinjau dai sudut jumlah penduduknya.

Putu Rumawan Salain

Page 7: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

1

MENYONGSONG DENPASAR SEBAGAI KOTA METROPOLITAN; ISU DAN PERMASALAHANNYA

Oleh Putu Rumawan Salain

Kelompok Ahli Pembangunan Pemerintah Kota Denpasar

e-mail : [email protected]

Abstrak

Kota Denpasar menjadi kota tujuan dan harapan bagi orang-orang dengan berbagai kepentingan menjadikan Kota Denpasar kota yang plural dan multikultur. Kemajuan dan

pertumbuhan kotanya juga diiringi dengan beragamnya permasalahan seperti kumuh, sampah, banjir, macet, air bersih, pencemaran lingkungan, pendidikan, kesehatan, ruang publik, ruang terbuka hijau, tata ruang sampai dengan perkembangan arsitekturnya yang beragam. Lingkungan da wajah kota yang dinikmati sekarang mendatang diduga akan

semakin warna warni, padat, gerah, danlainnya. Akan berlangsung perang tanda dan makna karena berbagai kepentingan. Visi pembangunan Kota Denpasar yang berwawasan budaya,

setidaknya memaknai keragaman tanpa harus kehilangan identitas lokal sebagai modal kultur dari sebuah kota.Geliat dan dinamika Kota Denpasar kini hampir 24 jam, serta sangat padat penduduknya. Jika suatu saat jumlah penduduknya mencapai 1.000.000 jiwa maka Denpasar

disebut sebagai kawasan metropolitan. Dengan demikian Kota Denpasar kini berada pada selangkah menuju kota metropolitan ditinjau dai sudut jumlah penduduknya.

PENDAHULUAN

Persoalan perkotaan adalah persoalan yang dilandasi oleh dua hal utama, penting dan

sangat mendasar yaitu antara wilayah dan manusi yang berada di wilayah tersebut. Hamparan

wilayah yang subur, datar atau betransis, memiliki pantai atau tidak, mempunyai gunung atau

tidak, memiliki sungai atau tidak danlainnya menjadi sebuah potensi pembangunan dan

pengembangan suatu kota. Deliniasi wilayah perkotaan menjadi bingkai dalam

perkembangannya.

Manusia yang bermukim diwilayah tersebut dengan segala potensi dan kelemahannya

oleh mereka diolah atas beragam keperluan dan kepentingan dengan landasan falsafah,

ideology mereka terhadap keyakinan, sesama, dan dengan alam yang dikenal dengan Tri Hita

Karana. Tri Hita Karana. Dinamika pembangunan akibat pertambahan jumlah penduduk

perubahan sector pekerjaan dari agraris menuju industry jasa diiringi oleh pengaruh dunia

khususnya dari perdagangan, transportasi, pariwisata, dan telekomunikasi berakibat makin

Page 8: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

2

tingginya atau pesatnya perubahan. Kini Denpasar menjadi kota yang plural dan multi etnik

dengan penduduk menetap yang hampir mencapai 1.000.000 jiwa.

Jumlah penduduk yang tersebut diatas menjadikan Denpasar sebagai kota Metropolis

yang plural dan multi etnik akan membawa beragam pengaruh dan beragamnya kepentingan

dan problematic. Terbatsanya wilayah dengan jumlah yang banyak akaibat berdampak pada

kepadatan dan keterdesakan sehingga berbagai fasilitas bagi public akan menajdi salah satu

kepentingan utama. Demikian juga semakin tingginya permintaaan akan rumah, transportasi,

sekolah, kesehatan danlainnya akan bermuara pada banjir, kemacetan dan sampah serta

terdegradasinya mutu lingkungan.

Itulah berbagai perkiraan yang akan dihadapi oleh kota Denpasar, manakala jumlah

penduduknya akan mencapai 1.000.000 jiwa dan akan menjadikannya kota metropolis

beberapa tahun ke depan ini. Oleh karena itu disampaikan beberapa catatan kecil sebagai

pengingat bagi kota Denpasar menjelang menjadi kota metropolitan. Untuk kepentingan

tersebut akan diungkapkan mengenai pengertian dan perkembangan kota secara umum,

kemudian pengertian tentang kota metropolitan dan permasalahannya, selanjutnya

disampaikan secara singkat tentang evolusi kota-kota di Eropa, Amerika, Indonesia, sampai

dengan Bali, kemudian dilanjutkan dengan persoalan tentang kota Denpasar kota

metropolitan. Semuanya dibingkai dalam konteks isu dan permasalahannya dari berbagai

data yang diperoleh.

PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN KOTA

Dari sekian banyak pengertian kota , beberapa diantaranya adalah yang dikemukakan

oleh antara lain : (1).Harris dan Ullman, menyatakan bahwa kota adalah merupakan pusat

untuk permukiman dan pemanfaatan bumi oleh manusia, (2).Max Weber, menyebutkan

bahwa suatu tempat adalah kota apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian

besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal, (3).Mayer, mengungkapkan bahwa pertama–

tama kota nampak sebagai tempat bermukimnya orang–orang disuatu tempat. Dengan

demikian kota tidak terjadi karena rumah–rumah, kantor, pertokoan, pasar, tempat ibadah,

jalan, taman, dan lain–lainnya, melainkan orang–orang yang menghuni dan menciptakan hal

tersebut. Atau dengan lain kata, kota adalah tempat dimana penduduknya tinggal

menggantungkan cita-cita dan meraih harapannya.

Page 9: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

3

Sedangkan bila kota ditinjau dari segi manusianya, maka kota dapat dipandang sebagai

suatu sistim nilai–nilai, perasaan, kenang–kenangan, dan hubungan–hubungannya yang

secara keseluruhan bersama–sama membentuk suatu sistim atau organisasi. Budihardjo

dalam Percikan Masalah Arsitektur Perumahan Perkotaan disebutkan bahwa kota pada

dasarnya merupakan pengejawantahan budaya, yang oleh Rapoport diistilahkan dengan

Urban Cultural Landscape dengan beraneka ragam kharakter, sifat, kekhasan, keunikan, dan

kepribadian.

Oleh karena itu yang pertama–tama harus dipahami adalah budaya dari berbagai

kelompok masyarakat kota dan pengaruh dari tata nilai, norma, gaya hidup, kegiatan dan

simbul–simbul yang mereka anut terhadap penataan dan bentuk kota. Akan selalu terdapat

pluralisme budaya. Kota dan perkembangannya akan selalu dimotori oleh perubahan dan

pergerakan penduduknya. Oleh karenanya tata ruang kota yang terlalu ketat dan kaku tidak

bisa tanggap terhadap perubahan.

Dari data laporan Bank Dunia dinyatakan bahwa perkembangan jumlah penduduk

perkotaan di Indonesia adalah 55 juta atau sekitar 30 % dari total penduduk Indonesia ;

sedangkan laju pertumbuhan penduduk perkotaan selama 15 tahun terakhir kian meningkat,

bahkan dalam 10 tahun terakhir ini rata-rata 6 % setiap tahunnya. Dengan melihat

kecendrungan tersebut maka diperkirakan pada tahun 2000 mendatang jumlah penduduk

perkotaan akan mencapai 80 juta jiwa atau sekitar 40 % penduduk Indonesia.

Dengan cara yang sama maka jumlah penduduk perkotaan di Bali pada tahun 2000

akan menjadi 1.200.000 jiwa, dari keseluruhan penduduknya yang berjumlah 3.054.201 jiwa

( Bali Post, 2001 ; 1 ). Jumlah ini belum termasuk pertambahan jumlah penduduk tidak tetap

yang diakibatkan oleh arus urbanisasi, dan kunjungan para wisatawan dalam dan luar negeri.

Situasi semacam ini akan mempengaruhi kemampuan daya dukung suatu kota dari berbagai

aspek seperti, sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lainnya. Cepat atau lambat kondisi ini akan

terasa untuk Pulau Bali yang daya dukungnya terbatas dan perlu dikaji ulang atas dasar

pengembangan kotanya secara holistik dan mendasar dari dimensi sosial don ekonomi.

PENGERTIAN KOTA METROPOLITAN

Secara umum suatu kota dikatagorikan sebagai kota metropolitan jika jumlah

penduduknya telah mencapai 1.000.000 jiwa. Jika junlah penduduk dipergunakan sebagai

Page 10: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

batasan maka dalam beberapa t

tersebut.Akan tetapi jika dilihat dari kehidupan dan penghidupan di perkotaan Denpasar

lengkap dengan geliat fasilitas dan jaringan infrastrukturnya tampaknya warna

metropolitan telah berlangsung.

Pengertian kota metropolitan

dipetik dari sumber www.bkreatif.co.id

(diunduh 9 November 2015) disebutkan

sebagai suatu kawasan yang merupakan

aglomerasi dari beberapa kota yang

berdekatan dan terkait dalam satu

kegiatan sosial ekonomi, termasuk sarana

dan prasarana penunjangnya, dengan satu

kota utama berperan sebagai inti dari

kota-kota lainnya sebagai satelit.

Dengan demikian di masa mendatang kota Denpasar secara mandiri maupun bersam

dengan kota lainnya yang berdekatan dapat saja membentuk atau menjadi kota metropolitan.

Seperti yang sudah dilakukan beberapa tahun yang lalu, Sarbagita merupakan jawaban dari

pengertian tentang kota Metropolitan.

akan menjadi kota inti yang berperan sebagai satelit bagi kota lainnya

Konsep dan penerapan kota metropiltan untuk Bali sudah diawali dengan melihat

berbagai kecendrungan yang berlangsung kawasan atau wilayah Sarbagita (Denpasar

Badung-Gianyar-Tabanan). Satu Kota dengan tiga kabupaten dirancang sebagai kawasan

kota metropolitan. Konsep yang sudah pernah diterapkan misalnya tentang TP

transportasi publik Sarbagita, dan lainnya. Walaupun k

menyentuh ke sluruh lawasan kota metropolitan Sarbagita, namun embryonya sudah

berlangsung dan wajib dilanjutkan.

Kota metropolitan dalam perkembangannya dihadapkan dengan berbagai permasalahan

yang beragam dan rumit sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk akibat migrasi, disertai

dengan kian beragamnya pertumbuhandan dinamika kota

terlambat mengantisipasi tuntutan ataupun kebutuhan masyarakatnya, khususnya dalam

batasan maka dalam beberapa tahun ke depan Kota Denpasar akan memenuhi per

tersebut.Akan tetapi jika dilihat dari kehidupan dan penghidupan di perkotaan Denpasar

lengkap dengan geliat fasilitas dan jaringan infrastrukturnya tampaknya warna

metropolitan telah berlangsung.

Pengertian kota metropolitan

bkreatif.co.id

(diunduh 9 November 2015) disebutkan

sebagai suatu kawasan yang merupakan

aglomerasi dari beberapa kota yang

berdekatan dan terkait dalam satu sistem

kegiatan sosial ekonomi, termasuk sarana

dan prasarana penunjangnya, dengan satu

sebagai inti dari

kota lainnya sebagai satelit.

Dengan demikian di masa mendatang kota Denpasar secara mandiri maupun bersam

lainnya yang berdekatan dapat saja membentuk atau menjadi kota metropolitan.

Seperti yang sudah dilakukan beberapa tahun yang lalu, Sarbagita merupakan jawaban dari

pengertian tentang kota Metropolitan. Dan Kota Denpasar suka tidak suka, siap tidak siap

akan menjadi kota inti yang berperan sebagai satelit bagi kota lainnya

Konsep dan penerapan kota metropiltan untuk Bali sudah diawali dengan melihat

berbagai kecendrungan yang berlangsung kawasan atau wilayah Sarbagita (Denpasar

Satu Kota dengan tiga kabupaten dirancang sebagai kawasan

etropolitan. Konsep yang sudah pernah diterapkan misalnya tentang TP

rbagita, dan lainnya. Walaupun ke dua konsep besar tersebut belum

menyentuh ke sluruh lawasan kota metropolitan Sarbagita, namun embryonya sudah

ung dan wajib dilanjutkan.

Kota metropolitan dalam perkembangannya dihadapkan dengan berbagai permasalahan

yang beragam dan rumit sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk akibat migrasi, disertai

dengan kian beragamnya pertumbuhandan dinamika kota. DisisI lainnya pemerintah selalu

terlambat mengantisipasi tuntutan ataupun kebutuhan masyarakatnya, khususnya dalam

Model struktur ruang metropolitan.

Sumber, www.bkreatif.co.id

4

memenuhi persyaratan

tersebut.Akan tetapi jika dilihat dari kehidupan dan penghidupan di perkotaan Denpasar

lengkap dengan geliat fasilitas dan jaringan infrastrukturnya tampaknya warna-warni kota

Dengan demikian di masa mendatang kota Denpasar secara mandiri maupun bersam

lainnya yang berdekatan dapat saja membentuk atau menjadi kota metropolitan.

Seperti yang sudah dilakukan beberapa tahun yang lalu, Sarbagita merupakan jawaban dari

suka tidak suka, siap tidak siap

Konsep dan penerapan kota metropiltan untuk Bali sudah diawali dengan melihat

berbagai kecendrungan yang berlangsung kawasan atau wilayah Sarbagita (Denpasar-

Satu Kota dengan tiga kabupaten dirancang sebagai kawasan

etropolitan. Konsep yang sudah pernah diterapkan misalnya tentang TPA Sarbagita,

e dua konsep besar tersebut belum

menyentuh ke sluruh lawasan kota metropolitan Sarbagita, namun embryonya sudah

Kota metropolitan dalam perkembangannya dihadapkan dengan berbagai permasalahan

yang beragam dan rumit sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk akibat migrasi, disertai

lainnya pemerintah selalu

terlambat mengantisipasi tuntutan ataupun kebutuhan masyarakatnya, khususnya dalam

Model struktur ruang metropolitan.

Sumber, www.bkreatif.co.id

Page 11: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

5

penyediaan saran dan prasarana perkotaan seperti misalnya : air bersih, jalan, dan sanitasi.

Adapun permasalahan umum yang dihadapi perkotaan metropolitan adalah sebagai berikut:

NO PERMASALAHAN CATATAN

1 Perkembangan ekonomi yang relative cepat

tetapi cenderung terkonsentrasi di kota utama,

sedangkan kota lainnya (satelit) kurang

berkembang, dalam artian tidak cukup punya

kemampuan untuk mengimbangi

perkembangan yang terjadi di kota utama

Saat ini sekitar 30% dari total penduduk

perkotaan nasional yaitu sekitar 25 juta

tinggal di kota metropolitan dan sekitar

35% dari GNP dikontribusi oleh

perkotaan metropolitan

2 Perkembangan kota yang cepat disertai dengan

tingginya urbanisasi yang kurang seimbang

kemampuan penyediaan prasarana

mengakibatkan timbulnya daerah-daerah

kumuh

Saat ini urbanisasi sekitar 2,4% sementara

tingkat pelayanan air bersih masih sekitar

40% sedangkan air limbah baru 12%,

persampahan 60%. Sementara itu

kawasan kumuh jumlahnya sekitar

50%dari total kawsan kumuh yang ada.

3 Pengembangan infrastruktur jalan belum dapat

digunakan untuk mengarahkan perkembangan

kawasan-kawasan dan pusat-pusat permukiman

secara teratur untuk membentuk struktur kota.

Hal ini mengakibatkan inefisiensi dalam kota.

Bidang transportasi rata-rata kecepatan

pada peak hours adalah sekitar 15 km/jam

Menyebabkan tambahan cost produksi

pada produk-produk eksport sekitar 3%.

4 Penataan ruang yang belum konsisten, baik

dari sisi perencanaan, pembangunan, maupun

pengendalian pembangunannya menyebabkan

masalah polusi air sungai dan air tanah.

Saat ini tingkat BOD sungai di kota-kota

metropolitan sudah diambang batas,

Sebagai contoh Sungai Ciliwung BOD

sekitar 200mg/l.

Sumber, www.bkreatif.co.id, diunduh 9 November 2015, diolah Salain.

Empat permasalahan utama tersebut diatas yaitu: perkembangan ekonomi yang pesat,

peningkatan rumah kumuh, pengembangan inrastruktur jalan, dan belum konsistennya

penataan ruang bagi kota Denpasar merupakan bagian dari masalah yang sedang dihadapi.

Bahkan masalah tersebut juga menimbulkan masalah ikutan lainnya seperti keterbatasan air

bersih, samaph, banjir, dan kemacetan.

Tantangan global mengenai masalah perkotaan yang dihadapi dewasa ini sesuai dengan

kaiian Le Grange dan Rochford tentang " Ranking of Science and Technology Related Global

Page 12: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

6

Problems 1996" (Budihardjo, dalam Penataan Pusat Kota 1996), menyebutkan masalah

tersebut sebagai berikut:

(1). Pengadaan Rumah Masal,

(2). Tata Guna Lahan yang Jelek,

(3). Penggunaan dan Penyalahgunaan Teknologi,

(4). Pertumbuhan Penduduk,

(5). Pasokan Air Bersih,

(6). Pencemaran Udara,

(7). Keterbatasan Energi.

Diluar ketujuh hal tersebut diatas, masih ada beberapa hal lain yang dapat

dipertimbangkan dalam pengembangan perkotaan seperti, temuan penyakit baru, senjata

muktahir untuk perang, pasokan pangan, rendahnya tingkat ilmu dan teknologi yang dikuasai

oleh para pembuat keputusan dan lain-lainnya. Budihardjo menyebutkan bahwa :

1. Kota Marxopolis, bila suatu kota terlalu didikte struktur dan bentuknya oleh pimpinan

daerah.

2. Kota Profitopolis jika yang dominan adalah struktur swasta.

3. Kota Technopolis terjadi jika yang memegang peranan kunci dalam pembangunan

kota adalah para teknolog dan rekayasawan, akan terjadi Technopolis (misanya dalam

wujud The Walking City, One Dimentional City, Floating City, Under Water City,

dan semacamnya).

EVOLUISI KOTA DI EROPA, AMERIKA, INDONESIA, DAN BALI

Evolusi kota di Eropa, Amerika, Indonesia, dan Bali memiliki latar belakang yang

sangat variatif namun tanpa melihat kurun waktu dapat dikatakan bahwa pusat kerajaan

menjadi salah satu model pertumbuhan kota di dunia, bahkan untuk Indonesia dan Bali ada

banyak kemiripannnya. Adapun evolusi kota dijelaskan sebagai berikut :

1). Kota di Eropa dan Amerika

Deskripsi kota-kota di Eropa dan Amerika di awali sejak kurun waktu Jaman Purba ,

Yunani Purba, sampai dengan pasca Revolusi Industri seperti dibawah ini.

Page 13: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

7

KURUN WAKTU DASAR FISIK

JAMAN PURBA

(5.000-3.000 SM)

Dibangun mengitari sebuah bangunan setinggi 100 kaki dengan

istana dan bangunan umum. Suatu tembok tebal mengelilingi

seluruh kota.

JAMAN YUNANI

PURBA (500 – 400 SM)

Istana digantikan dengan tempat persidangan sebagai pusat kota.

Muncul pola Grid Iron, dengan pola jalan sejajar dan blok

perumahan dirancang untuk kemudahan pelayanan. Kota

didasarkan atas kesehatan, kemampuan penyediaan bahan makanan,

kebutuhan air dan adanya pembatasan fisik kota. Muncul gaya

Klasik.

JAMAN PERALIHAN

(ABAD VIII-XVIII)

Mulai adanya pembatasan tinggi bangunan ditandai dengan adanya

monumen dan bangunan umum. Munculnya perencanaan wilayah.

Pola kota hampir berbentuk bujur sangkar, didominasi bangunan

untuk kepentingan masyarakat,terletak di persimpangan jalan

utama. Rumah berbentuk apartemen kecil dan ada juga yang

berbentuk atrium (bagi yang kaya).

REVOLUSI INDUSTRI

(Abad XIX – Awal XX)

Transportasi merupakan fenomena baru yang menandai kelahiran

kota industri. Pembangunan fasilitas transportasi ditambahkan

diatas yang sudah ada. Mulai dikenal perencanaan modern dari

kaum reformis Patrick Geddes dengan Trinitas-nya.

PASCA REVOLUSI

INDUSTRI

Ditandai dengan konsep Garden City oleh Ebenezer Howard

Bentuk Kota Taman dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan

ditengah kota.

2). Kota Di Indonesia

Diawali dengan Jaman Hindu ketika kerajaan dipandang analog dengan pusat kota, sampai dengan kurun waktu pasca kemerdekaan dan kini sebagai berikut :

Page 14: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

8

KURUN WAKTU DASAR FISIK

JAMAN HINDU

(5.000-3.000 SM)

Kerajaan sebagai pusat kota. Pola Grid Iron. Manca Pat merupakan bentuk wilayah perkotaan.

JAMAN PENJAJAHAN AKHIR (Abad XIX Awal abad XX) Sejarah Urbanisasi dan Modernisasi

Adanya benteng di dalam kota. Adanya kampung pribumi disekitar perumahan Belanda. Penegmbangan perencanaan modern. Berkembangnya area dagangan pasar. ( Muncul kota taman, kota kolonial, kampung verbeetering).

JAMAN REVOLUSI Stagnasi

JAMAN PASCA KEMERDEKAAN. REPELITA-KINI

Kota lama dan Kota Baru yang mempunyai dualistik. Berkembang menjadi kota besar karena meningkatnya kebutuhan fasilitas

3). Kota di Bali

Kota-kota di Bali tumbuh dan berkembang sejak jaman pra sejarah sampai dengan saat ini. Berbagai perubahan dan perkembangannya sebagai berikut :

KURUN WAKTU DASAR FISIK

JAMAN PRA SEJARAH Tidak dapat diungkap secara pasti. Ditunjukan dengan penemuan alat pertanian dan batu.

JAMAN BALI KUNO (mulai Abad ke VIII)

Pola menetap berderet , tidak teratur, batas tidak jelas. Peninggalan di Penulisan, Kintamani, Mpu Kuturan

TAHUN 1001 Mengenalkan konsep pola permukiman yang didasarkan lontar Asta Kosala –Kosali.

JAMAN PENGARUH MAJAPAHIT (Abad ke XVI)

Struktur pola menetap didasarkan lontar Hasta Bumi. Dilandasi oleh filosofi Religi dengan pola Catus Patha, konsep Tri Mandala, Sanga Mandala. Bale Banjar sebagai unit lingkungan terkecil.

Page 15: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

9

JAMAN KEDATANGAN ORANG ASING (Sekitar Tahun 1600)

Perubahan tata letak, fungsi, bangunan dan ornamnet. Cina dengan bangunan loteng, penganut Islam dengan Mesjid, Belanda dengan bangunan Loji dan baliseering.

JAMAN REVOLUSI STAGNASI

JAMAN PASCA KEMERDEKAAN. REPELITA- KINI

Kota lama dan kota baru yang menpunyai ciri dualistik. Berkembang menjadi kota besar karena meningkatnya kebutuhan fasilitas.

KOTA DENPASAR KOTA METROPOLITAN

Terbentuknya kota-kota di Indonesia pada umumnya diawali oleh adanya kerajaan.

Misalnya, Kota Yogyakarta dan Solo di Pulau Jawa seperti yang tertulis dalam buku Sejarah

Kota Tua (2007:vii). Demikian pula, kota Badung, Jembrana, Buleleng, dan Karangasem di

Pulau Bali, dan Mataram di Pulau Lombok (Agung,2001:59-77). Kota-kota tersebut di atas

kini telah berkembang dengan pesat seiring dengan perjalanan waktu menjadi kota besar

yang padat dan heterogen serta sarat dengan berbagai fungsi dan beban.

Secara administratif Kota Denpasar menjadi Kota Daerah Tingkat II pada tahun 1992

yang lalu dengan luas 127,78 km2 (sebelum reklamasi Pulau Serangan 123,98 km2) atau

2,18 % dari luas wilayah Propinsi Bali. Batas-batas fisiknya adalah di bagian Utara, Barat

dan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Badung, di bagian Timur berbatasan dengan

Kabupaten Gianyar dan Selat Lombok (Denpasar dalam Angka, 2009:1).

Kota Denpasar kini adalah sebuah kota yang terbentuk oleh karena waktu, pelaku, dan

kekuasaan yang melapisinya. Dari berbagai hasil kajian para peneliti, dapat disimpulkan

bahwa Kota Denpasar dari sudut lapisan sejarah terbentuk atas tiga periode.

Periode tersebut adalah era, 1) tradisi ”kerajaan”, 2) kolonial ”penjajahan”, dan 3)

kemerdekaan hingga kini. Dari pembabakan ini dapat dinyatakan bahwa Kota Denpasar

menampilkan sekaligus mencerminkan wajah dari ke tiga era tersebut secara utuh atau telah

tercampur. Akan tetapi cikal bakal kota Denpasar yang berawal dari tradisi atau era kerajaan

sampai dengan saat ini masih dapat ditelusuri sebagai sebuah petanda dalam perkotaan

sekaligus sebagai simbol-simbol kehidupan masa lalu.

Page 16: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

10

Lapisan demi lapisan dari

ketiga era tersebut telah mengubah

matra ruang Kota Denpasar sebagai

gambar peta disamping.

Perbandingan luas lahan terbangun

dan tidak terbangun. Data terakhir

luas terbangun sudah mendekati 60%

(perbandingan ideal adalah 40%

terbangun dengan 60% tidak

terbangun).

Salain, dalam Isu Strategi 1 bagi Kota Denpasar menuliskan tentang dinamika

pembangunan di Kota denpasar sangatlah pesat. Cepatnya pembangunan tersebut setidaknya

berdampak pada perubahan bentang alam. Banyak sawah berubah menjadi lokasi

pembangunan perumahan, sekolah, pertokoan seperti disepanjang Jalan Teuku Umar dan

Gatot Subroto, bahkan juga menjadi pusat pemerintahan seperti yang terjadi di wilayah

Renon-Denpasar. Perubahan bentang alam tersebut untuk beraneka fungsi menampilkan pula

aneka ragam tampilan arsitektur. Berubahnya fungsi lahan persawahan karena perluasan

kota ataupun kebutuhan perumahan dan atau perdagangan. Perubahan fungsi lahan tersebut

berakibat pada semakin timpangnya perbandingan luas lahan terbangun dan tidak terbangun.

Selanjutnya ditulis pula bahwa, Kota Denpasar kini merupakan Kota dengan aktivitas

hampir 24 jam, serta sangat padat penduduknya. Data BPS tahun 2013 menyebutkan jumlah

penduduk adalah 846.200 jiwa dengan konsentrasi terpadat ada di Kecamatan Denpasar

Barat yaitu 10.062 jiwa/Km2. Jumlah penduduk yang besar dapat berupa berkah karena

dengan jumlah penduduk yang besar, pasar semakin menantang, menggairahkan, dan

menguntungkan. Namun dilain pihak dapat menjadi masalah ketika manusia semakin

terhimpit oleh ketersesakan, persaingan, dan pasti diburu waktu! Akan terjadi distorsi

terhadap ide, norma, maupun wujud fisik perkotaan.

Peta kota Denpasar dibawah ini menunjukkan bahwa masing warna menunjukkan

fungsinya. Intinya adalah pada perbandingan ruang terbangun dan tidak terbangunnya. Kini

peta tersebut tentu telah mengalami perubahan karena pesatnya peralihan fungsi dan

pertumbuhan pembangunan. Menyandang atau tanpa menyandang kota sebagai kota

Gambar Perkembangan Penggunaan Lahan Kota Denpasar

Tahun 1906-1998 Dokumen diolah dari Bappeda Kota

Page 17: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

metropolis Denpasar telah melaju dengan berbagai permasalahan, tantangan, dan hambatan

maupun potensinya.

Peta Wilayah Administrasi Kota Denpasar

menjadikan ke empat kecamatan sebagai kota satelitnya. Sudah sejak awal harus dipersiapkan perencanaan ruang yang

mewadahi pertumbuhan dan perkembangan sehingga tidak terjadi pemusatan pertumbuhan. Pemerataan dilakukan

dengan membangun kemudahan infrastruk

pendidikan, air bersih, energy, perekonomian, dan lainnya.

Sumber: Master Plan Pendidikan Kota Denpasar, 2012

metropolis Denpasar telah melaju dengan berbagai permasalahan, tantangan, dan hambatan

Peta Wilayah Administrasi Kota Denpasar ketika menjadi kota metropolitan akan

menjadikan ke empat kecamatan sebagai kota satelitnya. Sudah sejak awal harus dipersiapkan perencanaan ruang yang

mewadahi pertumbuhan dan perkembangan sehingga tidak terjadi pemusatan pertumbuhan. Pemerataan dilakukan

dengan membangun kemudahan infrastruktur seperti transportasi, drainage, persampahan, permukiman, sarana

pendidikan, air bersih, energy, perekonomian, dan lainnya.

Sumber: Master Plan Pendidikan Kota Denpasar, 2012

11

metropolis Denpasar telah melaju dengan berbagai permasalahan, tantangan, dan hambatan

ketika menjadi kota metropolitan akan

menjadikan ke empat kecamatan sebagai kota satelitnya. Sudah sejak awal harus dipersiapkan perencanaan ruang yang

mewadahi pertumbuhan dan perkembangan sehingga tidak terjadi pemusatan pertumbuhan. Pemerataan dilakukan

tur seperti transportasi, drainage, persampahan, permukiman, sarana

Page 18: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

12

Bila mengacu pada jumlah penduduk sebagai konsep kota metropolitan, maka ketika

penduduk kota Denpasar berjumlah 1.000.000 jiwa, dapat dibayangkan bahwa selain kota

Denpasar sebagai lokasi ibu kota Provinsi Bali, juga dapat menjadi inti dari kota Sarbagita,

dan fungsi-fungsi lainnya, akan berdampak pada jumlah penduduk siang dan malam menjadi

berbeda. Kebutuhan yang wajib dipenuhi adalah penduduk yang menetap dan penduduk yang

bergerak, total jumlah yang akan dilayani kota bisa mencapai 1,5 kalinya.

Dengan demikian kota Denpasar ketika itu harus mampu menyiapkan air bersih,

makanan, perumahan dan permukiman, pendidikan, fasilitas kesehatan, pekerjaan, listrik,

sampah, sarana dan prasarana transportasi publik, dan lain sebagainya. Berbagai tuntutan

tersebut akan berdampak pada mutu lingkungan yang menurun, banjir, keterdesakan dan

kepadatan, kemacetan, peralihan fungsi lahan, konflik sosial sampai dengan adat dan ormas

serta politik akan menjadi problem kota sehari-hari. Dinamika ini akan berpusing lebih cepat

jika pemerintah kota tidak segera berbenah terhadap berbagai peraturan yang berhubungan

dengan berbagai permasalahan kota Denpasar mendatang. Kerja sama dan pemekaran kota

dengan kabupaten sekitar (Badung, Gianyar, dan Tabanan) sudah semestinya direncanakan

dan termaktub dalam Tata Ruang sampai dengan rencana zonasi.

Mutunya mutu lingkungan dikutip dari tulisan Salain tahun 2006 yang lalu tentang

Perkembangan Tata Ruang Dan Lingkungan 2010; Suatu kajian kasus Kota Denpasar Yang

Berwawasan Budaya sebagai berikut :

Sempitnya lahan Kota Denpasar, padat dan terkonsentrasinya berbagai fungsi yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang ada berakibat pada meningkatnya permasalahan lingkungan. Kualitas lingkungan Kota Denpasar telah mulai tercemar ( NKLD Kota Denpasar Tahun 1999, dalam RENSTRA 2001 – 2005, hal 66 –67 ), khususnya pada air sungai, intrusi air laut, dan debu. Tercemarnya air sungai dapat disaksikan dari keasaman (ph) sungai yang telah mendekati batas maksimum yaitu 7,2 dari batas maksimum antara 5 – 9, dilampauinya ambang batas zat besi (Fe) dari standard maksimum 0,5 Mg/l menjadi 0,9 Mg/l, dilampauinya batas maksimum Chlorida dari 0, 5 Mg/l menjadi 21,5 Mg/l, serta tingginya kandungan Amonia yaitu dari batas 0,5 Mg/l menjadi 2,5 sampai dengan 9 Mg/l. Intrusi air laut telah terjadi disekitar desa/kelurahan Pedungan, Pemogan, Sesetan, Sidakarya, Sanur Kauh. Debu bahkan telah melampaui ambang batas pada Daerah Sanur, Ubung, Sesetan dan di Tohpati.

Pencemaran lingkungan tersebut jika tahun demi tahun tidak ditangani dan ketika

jumlah penduduk dan perkembangan kehidupan dan penghidupan yang kian meningkat

Page 19: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

13

diduga pencemaran akan kian parah dan mendegradasi mutu lingkungan. Turunnya mutu

lingkungan tidak saja dapat menurunkan kualitas lingkungan alam namun yang paling

dikhawatirkan adalah turutnya mutu sumber daya manusia akibat mutu lingkungan yang

buruk. Oleh karena itu untuk mengendalikannya dibutuhkan produk hukum, kecanggihan

teknologi dan merencanakan tata ruang yang benar dan baik atau mengendalikan

pembangunan melalui pemerataan ke ke empat kecamatan.

Cepatnya pembangunan yang selalu mendahului perencanaan sudah seharusnya juga

dibarengi dengan penegakan peraturan melalui SKPD yang bertanggung jawab terhadap

tertib pembangunan, baik menyangkut ijin prinsip, ijin lokasi, ijin mendirikan bangunan,

persyaratan lingkungan sampai dengan analisa mengenai dampak lalu lintas.

Manajemen satu atap melalui pelayanan publik “sewaka dharma” dalam bidang

perijinan bangunan sudah seharusnya ditindak lanjuti dengan bantuan IT sehingga

monitoring setiap pembangunan di wilayah Kota Denpasar dapat diamati melalui monitor

dimana saja dan kapan saja, seperti yang dilakukan oleh walikota Surabaya dalam menangani

sampah maupun jaringan transportasinya.

Banyaknya permintaan perijinan saat ini diperkirakan ketika penduduk mencapai

1.000.000 dan Denpasar disebut sebagai kota metropolitan maka geliat pembangunan yang

membutuhkan perijinan pasti akan semakin meningkat. Kecepatan, akurasi, dan transparansi

proses menjadi keberhasilan utama dari sebuah kota yang pro poor, pro job, dan pro growth.

Disamping itu ke depan peran serta masyarakat seharusnya semakin bergulir dan

penting. Ketika slogan Kotaku Rumahku disampaikan makna dibaliknya menyatakan bahwa

kota ini milikku atau sebaliknya. Rasa memiliki rumah dan kota adalah makna tunggal akan

fanatisme masyarakat terhadap suatu wilayah tempat mereka tinggal yang disebut kota. Kota

metropolitan yang sangat padat, penuh ego dan individualisme, yang oleh para sosiolog

maupun planolog dinyatakan sebagai kota yang tidak ramah tidak terjadi di kota metropolitan

Denpasar.

Menurut salah satu sumber internet (www.bkreatif.co.id, diunduh 11/11/15) menuliskan

tentang strategi pengembangan kota metropolitan sebagai berikut :

1. Meningkatkan kemampuan daerah dalam pengelolaan pengembangan kota yang sesuai dengan kondisi lokal dan saling bekerjasama dengan kota-kota disekitarnya dalam pengembangan inftastruktur dan penataan lingkungan dalam mendukung perkembangan ekonomi kota.

Page 20: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

14

2. Meningkatkan peran dunia usaha dan daya saing kota melalui penciptaan iklim yang kondusif bagi pengembangan infrastruktur kota dan ekonomj perkotaan dan wilayah.

3. Mendorong penataan kawasan untuk revitalisasi dan kelestarian lingkungan dan budaya,

4. Mendorong pemberdayaan masyarakat dalam rangka pengembangan perkotaan yang berkelanjutan.

5. Mendorong pengembangan perkotaan yang saling memperkuat dan seimbang.

Ke lima strategi pengembangan kota diatas bagi kota Denpasar sudah melakukannya

dalam berbagai aktivitas, katakanlah strategi yang ke tiga yang terkait dengan penataan

kawasan untuk revitalisasi dan kelesatian lingkungan dan budaya misalnya melalui

perencanaan Denpasar Kota Pusaka, pelestarian budaya melalui berbagai program yang

dicanangkan oleh Dinas Kebudayaan, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, dan lainnya.

Untuk sebuah kota metropolitan ditetapkan beberapa kriteria utama atau pendukung

utama bagi sebuah kota yaitu: taman, tangkapan air, udara, jalan, air minum, dan angkutan

umum. Rinciannya seperti yang dikutip dari sumbernya (www.bkreatif.co.id, diunduh

11/11/15) isinya sebagai berikut :

1. Luas taman sebuah kota metropolitan setidaknya 20% dari luas kotanya. 2. Tangkapan air kota metropolitan yang terdiri atas sungai, drainase, dan waduk

harus mampu menampung air hujan atau luapan dari hulu sungai agar tidak menggenangi jalan atau pemukiman penduduk.

3. Udara sebuah kota metropolitan harus dikontrol secara ketat oleh pemerintah dari dampak polusi yang dihasilkan industri dan kendaraan bermotor. Disinilah pentingnya pemerintah menjalankan uji emisi kendaraan bermotor dan pengaturan lokasi industri

4. Dari sisi jalan, sebuah kota metropolitan harus memiliki luas jalan umum sedikitnya 10% dari luas kotanya. Atau secara kualitatif jalannya sebanding dengan jumlah kendaraan bermotor dan aktivitas penduduknya. Jalan ini tentunya berkaitan dengan angkutan umum massal. Sebuah kota dikatakan metropolitan bila di situ terdapat jaringan kereta api dan jumlah angkutan umum yang memadai.

5. Penduduk yang tinggal di sebuah kota metropolitan juga harus memiliki hunian yang layak. Artinya setiap satu hektar dihuni tidak lebih dari 100 orang.

Dari kriteria utama atau pendukung utama diatas, misalnya persoalan tentang luas

taman sebuah kota metropolitan setidaknya 20% luas kotanya, maka Denpasar sebagai kota

metropolitan wajib menyediakan 20% X 127,78 km2 = 25,56 km2 untuk keperluan taman.

Jumlah luas tersebut secara eksisting tentu belum tercapai, sehingga untuk memenuhi

Page 21: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

15

kebutuhan tersebut harus menyediakan lahan yang sulit diperoleh dan mahal harganya.

Tuntutan lainnya yang terkait dengan luas jalan umum yang 10% dari luas kotanya, itu

berarti bahwa kota Denpasar sebagai kota metropolitan wajib memiliki jalan umum seluas

12,778 km2 (luas kota eksisting 127,78 km2). Kriteria metropolitan yang memiliki publik

transport telah terjawab melalui adanya bus Sarbagita, sedangkan untuk kepentingan jaringan

kereta api sedang dilaksanakan studi awal.

Jumlah kendaraan di Bali pada Tahun 2006 jumlah 1,58 juta buah, meningkat tingi

pada Tahun 2011 dengan angka 2,35 juta unit. Dari jumlah kendaraan bermotor tersebut

separuh lebih yakni 1,9 juta unit beroperasi di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten

Badung. Jika setengahnya berada di kota Denpasar, dapat dibayangkan bahwa tingkat

kepadatan dan kemacetan dibeberapa titik berada pada ambang batas kemacetan. Selanjutnya

disuguhkan data tentang kecendrungan masyarakat menaiki bus Sarbagita sebagai publik

transport sebagai grafik dibawah ini,

Jumlah peminat bus Sarbagita masih sangat dinamis, artinya angkanya secara

signifikan tidak meningkat atau masih fluktuatif. Kini pada tahun 2015 ini diduga peminat

semakin menurun. Kondisi ini harus segera diperbaiki agar kriteria transportasi publik

menjadi syarat bagi kota metropolitan dapat terpenuhi. Dengan pola pikir yang sama,

didahului oleh adanya persyaratan dan data yang akurat kemudian dianalisis ke tiga kriteria

yang ditulis diatas dapat dipenuhi.

Page 22: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

16

PENUTUP

Dinamika pembangunan Kota Denpasar setidaknya diawali ketika ditemukannya

prasasti Belanjong-Sanur, kemudian dilanjutkan pada era kerajaan yaitu saat Raja Puri

Kesiman menjalin kerjasama dengan Tuan Lange. Lapisan berikutnya terekam pada

peristiwa perang Puputan Badung, Museum Le Mayeur di Sanur, hingga pembangunan

gedung hotel Bali Beach (kini The Grand Bali Beach).

Pengaruh ideologi melalui politik dan ekonomi kian menguat pada era globalisasi yang

dengan deras mengubah tatanan kehidupan dan penghidupan di permukaan bumi termasuk

Bali dengan Denpasar sebagai lokasi ibu kotanya. Dengan lain kata dapat dinyatakan bahwa

modal sosial dan modal budaya sebagai aset kota Denpasar merupakan rangkaian

percampuran berbagai pengaruh. Budaya dan agama Hindu yang lues dan fleksibel melumat

beragam pengaruh budaya luar dan menjadikannya bagikan miliknya. Lahirlah berbagai

keunikan budaya urban atau kini lebih tepat disebut sebagi budaya metropolis.

Berbagai tantangan bagi kota Denpasar setelah memiliki penduduk sejumlah 1.000.000

jiwa atau yang setara dengan sebutan kota metropolis maka beberapa persoalan yang harus

ditangani secara terpadu dan berkelanjutan dalam bingkai adil dan cinta akan kedamaian

maka yang tersisa adalah persoalan kepadatan dan peralihan fungsi lahan. Ruang terbuka

total 30% akan diserbu berbagai fungsi lainnya dan sangat dikhawatirkan jika wawasan

budaya yang dijadikan visi bergeser dari kota metropolis ke kota Profitopolis karena

keberpihakan yang kuat dan dominan kepada kelompok investor, atau mungkin juga malah

berlabuh pada kota Technopolis yang mengedepankan teknologi dan rekayasa untuk

pembangunan kotanya.

Tantangan masalah perkotaan yang dihadapi dewasa ini dan akan semakin meluas dan

mendalam ketika Denpasar menjadi kota metropolitan akan menghadapi hal-hal konfliknya

kepentingan pelestarian “tradisi” dengan perkembangan pembangunan “modernisasi” dengan

berbagai difersifikasinya. Besarnya tekanan modernisasi atau pembaharuan melalui wacana

globalisasinya membuat kota Denpasar bukan hanya menjadi kota metropolis namun juga

menjadi tujuan pariwisata dunia.

Dampaknya berbagai investasi mengundang minat untuk berusaha di Denpasar yang

diikuti oleh para pencari kerja dan pemukim yang melahirkan konflik baru antara pemenuhan

keinginan dan kebutuhan serta diantara kepentingan dengan kenyataan.

Page 23: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

17

Konflik tersebut sebagai berikut: 1). Perumahan, 2). Pendidikan, 3). Kesehatan, 4).

Kependudukan, 5). Kemacetan, 6). Banjir, 7). Sampah dan pasokan energi, 8). Peralihan

milik dan fungsi lahan, 9). Air bersih, 10). Kualitas Udara, 11). Penatan Ruang sampai

dengan 12) Perwajahan Arsitektur.

Pelik dan luasnya permasalhan yang akan dan sudah dialami oleh kota Denpasar

menjelang menjadi kota metropolis disarankan untuk lebih kencang dan ketat melangsungkan

pembangunan yang tertuang dalam Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Denpasar beserta ikutannya. Struktur tata ruang dengan empat kecamatan sebagai satelit dari

pusat kota harus ditindak lanjuti dalam hubungan transportasi, ekonomi, persampahan,

drainage, dan lainnya dalam satu kesatuan system. Untuk memudahkannya penggunaan jasa

satelit yang difasilitasi dengan program IT berbagai pekerjaan dapat dimonitor oleh yang

berwenang melalui telepon genggam.

Disamping dibantu dengan kecanggihan teknologi, pengawasan dan menindak para

pelanggar adalah mutlak hukumnya. Peraturan dibuat bukan untuk dilangar, melainkan wajib

dipatuhi dan dilaksanakan. Dengan demikian peran serta masyarakat menjadi kata kunci

keberhasilan membangun di kota metropolitan. Denpasar metropolitan rumahku diharapkan

menjadi spirit yang bermakna bahwa masyarakat tinggal dan beraktivitas di kota

metropolitan bagaikan dirumah sendiri tanpa meninggalkan kebersamaannya.

Daftar Pustaka

Agung, AA Putra.1998. Aktivitas Pelayaran dan Perdagangan di Bali pada Abad XIX. Dinamika Kebudayaan. Vol.01. Denpasar . Universitas Udayana.

Ardhana, I Ketut. 2005. Denpasar: Perkembangan dri Kolonial hingga Kota Wisata. Dalam Buku Kota lama Kota Baru Sejarah Kota-Kota di Indonesia. Editor, Freek Columbijn, Dkk. Ombak. Yogyakarta.

Bali Post. 2001. Jumlah Penduduk di Bali 1996 – 2000. Denpasar. Bappeda Kota Denpasar. 2011. Pusaka Budaya Kota Denpasar. Deva Communication.

Denpasar. Bappeda Kota Denpasar. 2012. Master Plan Pendidikan Kota Denpasar. Denpasar. Bappeda Kota Denpasar dan BPS. 2010. Denpasar Dalam Angka 2009. Denpasar. Bappeda Kota Denpasar dan BPS. 2013. Denpasar Dalam Angka 2012. Denpasar. Budihardjo, Eko. 1996. Penataan Pusat Kota. Materi Seminar Sehari Peluang dan Strategi dalam Pengembangan Kawasan Pusat Kota dan Permukiman Baru. Budihardjo, Eko. 1991. Architecture Conservation in Bali. Gajahmada University Press.

Yogyakarta.

Page 24: PEMERINTAH KOTA DENPASAR - erepo.unud.ac.id

18

Budihardjo, Eko. 2011. Konservasi Pusaka Budaya. Dalam Buku Rekam Jejak Arsitektur dari Perspektif Akademisi dan Praktisi Mengkritisi Perubahan. Editor Putu Rumawan Salain. PT.Cipta Paduraksa. Denpasar.

Rapoport, Amos.tt. The Meaning of The Built Environment Salain, Putu Rumawan. 2015. Upaya Meningkatkan Pemanfaatan Arsitektur Tradisional Bali

Pada Tampilan Arsitektur di Kota Denpasar. Isu Strategis 1 Kelompok Akhli Pembangunan Pemerintah Kota Denpasar.

Salain, Putu Rumawan. 2015. Perjalanan Waktu Kuatkan Posisi Denpasar Sebagai Kota Pusaka. Isu Startegis 1 Kelompok Akhli Pembangunan Pemerintah Kota Denpasar.

Salain, Putu Rumawan. 2014. Pendekatan Budaya Dalam Pengembangan Kereta Api Di Provinsi Bali. Makalah Disampaikan Dalam Rangka Dialog Publik “Menggagas Pembangunan Perkereta-Apian di Bali” Bappeda Provinsi Bali, Denpasar 24 November 2014.

Salain, Putu Rumawan. 2006. Perkembangan Tata Ruang Dan Lingkungan 2010; Suatu kajian Kasus Kota Denpasar Yang Berwawasan Budaya. Makalah. Fakultas Teknik. Universitas Udayana. Denpasar.

Internet: www.bkreatif.co.id. Pengertian Kota Metropolitan. Diunduh tanggal 9 s/d11/11/15.