PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP -...
Transcript of PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP -...
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 1
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 21 TAHUN 2011
TENTANG
PENGENDALIAN PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SUMENEP, Menimbang : Mengingat :
bahwa dalam rangka efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan menara telekomunikasi dengan memperhatikan khaidah dan tata ruang, kelestarian dan estetika lingkungan serta keselamatan dan kesehatan masyarakat, perlu menetapkan Pengendalian Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi dalam suatu Peraturan Daerah. 1. Pasal 18 ayat (6) Undang–Undang Dasar Negara
Republik Indonesia; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950, tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2730);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, tentang Larangan Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3817);
4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821);
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999, tentang Telekomunikasi (Lembaran Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3881);
6. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2002, tentang Penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4252);
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 2
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);
9. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2009, tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 01);
10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5058);
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011, tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3980);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000, tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3981);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001, tentang Kebandarudaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4146);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005, tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 3
Menetapkan :
17. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 10 Tahun 2005, tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi;
18. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 44 Tahun 2005, tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan;
19. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 02/PER/M.KOMINFO/3/2008, tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi;
20. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/PER/M.KOMINFO/01/2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011, tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
22. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.49 Tahun 2000, tentang Keselamatan Operasi Penerbangan Disekitar Bandar Udara Husein Sastranegara-Bandung;
23. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 20 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi;
24. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.35 Tahun 2004, tentang Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal Tanpa Kabel Dengan Mobilitas Terbatas, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 35 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal Tanpa Kabel Dengan Mobilitas Terbatas;
25. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 18 Tahun 2009, Nomor 07/PRT/M/2009, Nomor 19/PER/M.KOMINFO/03/2009 dan Nomor 3/P/2009, tentang Pedoman dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi.
Dengan persetujuan bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUMENEP
Dan BUPATI SUMENEP
MEMUTUSKAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP TENTANG PENGENDALIAN PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 4
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Kabupaten adalah Kabupaten Sumenep; 2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten
Sumenep; 3. Bupati adalah Bupati Sumenep; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya
disebut DPRD adalah Dewan Perwaklian Rakyat Daerah Kabupaten Sumenep;
5. Badan Pelayanan Perizinan terpadu selanjutnya disebut BPPT adalah Badan Pelayanan Perizinan Terpadu;
6. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman dan/atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio atau elektromagnetik lainnya;
7. Jaringan Telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapan yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi;
8. Jaringan Utama adalah adalah bagian jaringan infrastruktur telekomunikasi yang menghubungankan berbagai elemen jaringan telekomunikasi yang berfungsi sebagai Central Trunk, Mobile Switching Center (MSC) dan Base Station Controller (BSC);
9. Menara Telekomunikasi, adalah bangunan yang berfungsi sebagai penunjang jaringan telekomunikasi yang desain dan bentuk kontruksinya disesuaikan dengan keperluan jaringan telekomunikasi;
10. Menara Bersama Telekomunikasi, adalah menara telekomunikasi yang digunakan secara bersama oleh beberapa penyedia layanan telekomunikasi (operator) untuk menempatkan dan mengoperasikan peralatan telekomunikasi berbasis radio (Base Transceiver Station) berdasarkan celluler planning yang diselaraskan dengan Rencana Induk Menara Bersama Telekomunikasi;
11. Menara Telekomunikasi Khusus, adalah menara telekomunikasi yang berfungsi sebagai penunjang jaringan telekomunikasi khusus;
12. Menara Telekomunikasi Kamuflase, adalah menara telekomunikasi yang desain dan bentuknya diselaraskan dengan lingkungan dimana menara tersebut berada;
13. Rencana Induk, adalah zona lokasi yang telah ditentukan untuk pembangunan menara bersama telekomunikasi dengan memperhatikan aspek-aspek khaidah perencanaan jaringan seluler yaitu ketersediaan coverage area pada area potensi generated trafik dan ketersediaan kapasitas trafik telekomunikasi seluler;
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 5
14. Rencana Induk Menara Telekomunikasi, adalah kajian teknis terpadu tentang pembangunan infrastruktur jaringan komunikasi yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten;
15. Zona adalah batasan area persebaran peletakan menara telekomunikasi berdasarkan potensi ruang yang tersedia;
16. Operator adalah perisahaan-perisahaan operator telekomunikasi yang menjalankan kegiatannya memerlukan Tower Based Tranciever Station (BTS) yang selanjutnya menjadi penyewa/pengguna menara telekomunikasi;
17. Penyelenggara telekomunikasi adalah perorangan dan/atau badan usaha milik negara, daerah dan swasta/instansi pemerintah yang telah mendapatkan izin untuk menyelenggaran jasa telekomunikasi, jaringan telekomunikasi dan telekomunikasi khusus;
18. Penyelenggaraan telekomunikasi adalah kegiatan penyediaan dan pelayanan telekomunikasi sehingga memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi;
19. Penyedia Menara adalah badan usaha yang membangun, memiliki, menyediakan serta menyewakan menara telekomunikasi untuk digunakan bersama oleh penyelenggara telekomunikasi;
20. Pengelola Menara adalah badan usaha yang mengelola atau mempergunakan menara telekomunikasi yang dimiliki oleh pihak lain;
21. Izin, adalah bukti tertulis sebagai keabsahan dalam menyelenggarakan usaha menara telekomunikasi, yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupatenl
22. Izin Operasional adalah izin yang memberi hak dan kewajiban kepada pemohon untuk mengoperasikan menara telekomunikasi dalam wilayah daerah;
23. Rekomendasi adalah rekomendasi yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten kepada badan usaha yang akan membangun menara telekomunikasi;
24. Pembangunan menara telekomunikasi, adalah sarana yang dilaksanakan oleh penyelenggara dan/atau penyedia diatas tanah milik/dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten atau Masyarakat/Warga sesuai dengan Rencana Induk Menara Telekomunikasi, meliputi perencanaan, perizinan, pembangunan dan fasilitas pendukungnya;
25. Pengoperasian adalah seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan oleh penyelenggara selama jangka waktu perjanjian yang tidak terbatas pada kegiatan penyewaaan, perawatan, perbaikan dan asuransi;
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 6
26. Tim Pengedalian Penataan dan Pengawasan Menara Telekomunikasi Kabupaten Sumenep yang selanjutnya disebut TP3MT, adalah Tim Pengendalian, Penataan dan Pengawasan Menara Telekomunikasi yang bertugas untuk pengendalian, pengawasan serta mengawasi aspek teknis dan administrasi dalam penyelenggaraan menara telekomunikasi, yang dibentuk Bupati.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud dan tujuan Penyelenggaraan Telekomunikasi merupakan tatacara bagi setiap orang dan atau Badan Hukum yang akan menyelenggarakan pembangunan dan pengoperasian menara telekomunikasi di Kabupaten Sumenep agar sesuai dengan kaidah dan tata ruang, kelestarian lingkungan dan estetika untuk menjamin keselamatan dan kesehatan masyarakat.
BAB III
KETENTUAN PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI
Bagian Kesatu
Pembangunan Menara dan Rencana Induk Menara
Pasal 3
(1) Pembangunan menara telekomunikasi di Kabupaten Sumenep wajib mengacu pada Rencana Induk Menara Telekomunikasi dan pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.
(2) Rencana Induk Menara Bersama Telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berfungsi untuk mengarahkan, menjaga dan menjamin agar pembangunan dan pengoperasian menara telekomunikasi dapat telaksana secara tertata dengan baik, berorientasi masa depan, terintegrasi dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak serta dalam rangka : a. menjaga estetika kawasan tetap indah, bersih
dan lestari serta tetap terpelihara sebagai daerah tujuan wisata;
b. mendukung kehidupan sosial, budaya, politik dan ekonomi serta kegiatan kepemerintahan;
c. menghindari pembangunan menara telekomunikasi yang tidak terkendali;
d. menentukan lokasi-lokasi menara telekomunikasi yang tertata;
e. standarisasi bentuk, kualitas dan keamanan menara telekomunikasi;
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 7
f. kepastian peruntukan dan efisiensi lahan; g. meminimalisir gejolak sosial dan meningkatkan
citra wilayah; h. keselarasan dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten (RTRWK); i. memudahkan pengawasan dan pengendalian; j. mengantisipasi menara telekomunikasi yang
illegal; k. memenuhi kebutuhan lalu lintas telekomunikasi
seluler secara optimal; l. menghindari wilayah yang tidak terjangkau
(blank sport area); m. acuan konsep yang dapat digunakan oleh
seluruh operator, baik GSM (Global System for Mobile Communications) dan CDMA (Code Division Multiple Access) serta dapat digunakan untuk layanan Nirkabel, LAN dan lain-lain;
n. mendorong efisiensi dan efektifitas biaya telekomunikasi dan biaya investasi akibat adanya kerjasama antar opearator;
o. mendorong persaingan yang lebih sehat antar operator.
Bagian Kedua
Pembagian Zona (Cell Plan), Pembangunan dan Penempatan Titik Lokasi
Pasal 4
(1) Pembagian zona (cell plan) pembangunan dan
pengoperasian telekomunikasi disesuaikan dengan kaidah penataan ruang, keamanan dan ketertiban lingkungan, estetika dan kebutuhan kegiatan usaha yang zona menara telomunikasinya telah ditetapkan berdasarkan Rencana Induk Menara Telekomunikasi yang belaku dalam wilayahnya.
(2) Zona menara telekomunikasi yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.
Pasal 5
(1) Pembangunan menara dalam zona dibatasi maksimal
3 (tiga) menara dengan radius 200 (dua ratus) meter. (2) Penyelenggara telekomunikasi wajib memanfaatkan
terlebih dahulu menara telekomunikasi existing. (3) Jarak penyebaran titik lokasi pembangunan antar
menara disesuaikan dengan estetika dan titik koordinat.
(4) Pergeseran titik lokasi yang dikarenakan kondisi alam, bangunan atau sebab lainnya dalam radius maksimum 250 (dua ratus lima puluh) meter dari titik koordinat yang telah ditentukan.
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 8
Bagian Ketiga Pembangunan dan Pengoperasian Menara
Telekomunikasi
Pasal 6
(1) Untuk efektifitas den efisisensi penggunaan ruang, maka pembangunan menara telekomunikasi harus digunakan secara bersama dalam bentuk Menara Bersama Telekomunikasi dengan ketentuan tetap memperhatikan kesinambungan pertumbuhan industri telekomunikasi.
(2) Ketentuan Menara Telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku, untuk : a. menara yang digunakan untuk keperluan jaringan
utama; dan/atau b. menara yang dibangun pada daerah-daerah yang
belum mendapatkan layanan telekomunikasi atau daerah-daerah yang tidak layak secara ekonomis.
Pasal 7
Pembangunan menara telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, dapat dilaksanakan oleh: a. Badan Usaha Milik Negara/Daerah; dan b. Badan Usaha Swata Nasional.
Pasal 8
(1) Antena pemancar telekomunikasi harus dilakukan
pada Menara Bersama Telekomunikasi. (2) Menara telekomunikasi yang dibangun diatas papan
reklame atau papan iklan agar dibatasi/dikendalikan peruntukannya agar memenuhi estetika kawasan.
Pasal 9
(1) Jasa konstruksi untuk pembangunan menara
telekomunikasi sebagai bentuk bangunan dengan fungsi khusus merupakan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal asing.
(2) Penyedia menara, pengelola menara atau kontraktor menara yang bergerak dibidang usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Badan Usaha Indonesia yang seluruh modalnya atau kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pelaku usaha dalam negeri serta memilikli izin usaha jasan konstruksi.
(3) Penyelenggara telekomunikasi yang menaranya dikelola Pihak Ketiga, harus menjamin bahwa Pihak Ketiga tersebut memenuhi kriteria sebagai pengelola menara dan/atau penyedia menara sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 9
(4) Penyelenggara telekomunikasi yang pembangunan menaranya dilakukan oleh Pihak Ketiga, harus menjamin bahwa Pihak ketiga tersebut memenuhi kriteria kontaktor menara sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Pasal 10
Pembangunan menara telekomunikasi, harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia untuk menjamin keamanan lingkungan dengan memperhitungkan faktor-faktor yang menentukan kekuatan dan kestabilan konstuksi menara telekomunikasi, antara lain : a. tempat/space penempatan antena dan perangkat
telekomunikasi untuk penggunaan bersama; b. ketinggian menara telekomunikasi; c. struktur menara telekomunikasi; d. rangka struktur menara telekomunikasi; e. pondasi menara telekomunikasi; f. kekuatan angin; g. gempa bumi.
Pasal 11
(1) Menara telekomunikasi harus dilengkapi dengan
sarana pendukung dan identitas hukum yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Sarana pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain : pentanahan (grounding), penangkal petir, catu kayu, lampu halangan penerbangan, marka halangan penerbangan dan pagar pengaman.
(3) Indentitas hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain : a. nama pemilik; b. penyedian jasa konstruksi; c. lokasi, tinggi menara dan titik koordinat; d. tahun pembuatan/pemasangan menara; e. luas area; f. kapasitas listrik terpasang; g. beban maksimal menara; h. data telco operator yang menyewa di tower
tersebut; i. nomor dan tanggal Izin Mendirikan Bangunan
(IMB); j. nomor dan tanggal Izin Gangguan (HO).
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 10
Bagian Keempat Pembangunan dan Pengoperasian Menara
Telekomunikasi Khusus
Pasal 12
Untuk pembangunan dan pengoperasian menara telekomunikasi khusus yang memerlukan kriteria khusus, seperti untuk keperluan meteorologi dan geofisika, radio siaran, televisi, komunikasi antar penduduk dan penyelenggaraan telekomunikasi khusus instansi pemerintah/swasta tertentu serta keperluan transmisi jaringan telekomunikasi utama (backbone) dikecualikan dari ketentuan Peraturan Daerah ini.
Bagian Kelima Pembangunan dan Pengoperasian Menara
Telekomunikasi Di Kawasan Tertentu
Pasal 13
(1) Untuk pembangunan dan pengoperasian menara telekomunikasi di kawasan tertentu, harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau sesuai dengan ketentuan yang diatur kawasan tersebut.
(2) Kawasan tetertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan kawasan yang sifat dan peruntukannya memiliki karakteristik tertentu, meliputi : a. kawasan bandar udara/pelabuhan; b. kawasan cagar budaya; c. kawasan pariwisata; d. kawasan hutan lindung; e. kawasan yang karena fungsinya memiliki atau
memerlukan tingkat keamanan dan kerahasaiaan yang tinggi.
(3) Penyelenggaraan menara telekomunikasi di kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberikan setelah mendapatkan persetujuan dari Instansi pengelolanya.
Bagian Keenam
Pembangunan dan Pengoperasian Menara Tambahan Penghubung dan Menara Kamuflase
Pasal 14
(1) Pembangunan dan pengoperasian menara
telekomunikasi tambahan penghubung, diizinkan apabila hanya untuk meningkatkan kehandalan cakupan (coverage) dan kemampuan trafik frekuensi telekomunikasi.
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 11
(2) Menara telekomunikasi kamulfase dan bangunan pendukungnya yang berada di kawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, bentuk dan desain menara wajib berwujud dan bercirikan arsitektur Kabupaten Sumenep, sehingga selaras dengan estetika lingkungan dan/atau kawasan setempat yang juga bagian dari manara bersama telekomunikasi.
(3) Apabila dimungkinkan hasil bentuk dan desain sebagimana dimaksud pada ayat (2), secara teknis akan dilakukan pengkajian oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep.
BAB IV
PENGGUNAAN MENARA TELEKOMUNIKASI
Pasal 15
Menara telekomunikasi yang dibangun dan atau dimiliki oleh penyedia/pengelola menara dapat dipergunakan sebagai menara bersama telekomunikasi harus memberikan kesempatan yang sama tanpa adanya diskriminasi kepada penyelenggara telekomunikasi lainnya untuk menggunakan menara bersama telekomunikasi secara bersama-sama sesuai dengan kemampuan teknis menara bersama telekomunikasi.
Pasal 16
Calon pengguna menara bersama telekomunikasi dalam memanfaatkan/menggunakan menara bersama telekomunikasi, harus mengajukan surat permohonan yang dilampiri dengan persyaratan yang memuat keterangan, antara lain : a. nama penyelenggara dan penanggungjawabnya; b. Izin penyelenggaraan telekomunikasi; c. maksud dan tujuan penggunaan menara dan
spesifikasi teknis perangkat yang digunakan; d. kebutuhan akan ketinggian, arah, jumlah atau beban
menara.
Pasal 17
(1) Penggunaan menara bersama telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, dilarang menimbulkan interferensi yang merugikan dan apabila terjadi hal interefernsi yang merugikan wajib diselesaikan dengan cara saling berkoordinasi, guna mencapai kesepakatan.
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 12
(2) Apabila dalam hal berkoordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak menghasilkan kesepakatan, pengguna/penyedia menara bersama telekomunikasi dapat memintakan keterangan kepada Direktur Jenderal pada Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk melakukan mediasi.
BAB V
PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN MENARA BERSAMA TELEKOMUNIKASI
Pasal 18
Penyedia/pengelola menara bersama telekomunikasi, berkewajiban untuk : a. memperhatikan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku kaitan larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat;
b. menginformasikan ketersediaan kapasitas menara kepada calon pengguna secara transparan;
c. menggunakan sistem antrian dengan mendahulukan calon pengguna yang lebih dahulu menyampaikan permohonan penggunaan dengan tetap memperhatikan kelayakan dan kemampuan.
Pasal 19
Apabila dalam 1 (satu) wilayah menara bersama telekomunikasi terdapat lebih dari 1 (satu) perusahaan untuk membangun menara bersama telekomunikasi, maka pendaftar pertama dengan persyaratan lengkap dan benar akan mendapatkan izin terlebih dahulu.
Pasal 20
Penggunaan menara bersama telekomunikasi antara penyelenggara dengan antar penyedia menara bersama atau antara penyelenggara dengan antar pengelola menara bersama, harus dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama dan dilaporkan kepada Bupati melalui Dinas Komunikasi dan Informatika untuk dicatat dalam registrasi penyelenggaraan menara bersama telekomunikasi.
BAB VI KETENTUAN PERIZINAN
Pasal 21
(1) Setiap orang dan/atau Badan Usaha yang akan
menyelenggarakan penggunaan dan pengoperasian menara bersama telekomunikasi harus memiliki izin operasional menara bersama telekomunikasi.
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 13
(2) Kelengkapan untuk mendapatkan Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas: a. rekomendasi pengusahaan menara bersama
telekomunikasi dari TP3MT; b. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Menara; c. Izin Gangguan (HO) Menara;
(3) TP3MT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dibentuk oleh Bupati.
(4) Tugas dan tanggungjawab TP3MT sebagaimana dimaksud pada ayat (3), sebagai berikut : a. melakukan kajian teknis terhadap desain,
penataan, pembangunan; b. meneliti kelayakan konstruksi dan Rencana
Anggaran Biaya (RAB); c. melakukan pembinaan, pengendalian dan
pengawasan; d. memberikan rekomendasi pemberian, pencabutan
izin dan pembongkaran menara bersama telekomunikasi;
e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati terkait pemberian izin menara telekomunikasi bersama.
(5) Keanggotaan TP3MT sebagaimana dimaksud pada ayat (3), terdiri dari Unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Instansi terkait sesuai dengan kebutuhan.
(6) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama 10 (sepuluh) tahun.
(7) Mekanisme dan tatacara perizinan diatur oleh Bupati.
BAB VII
KETENTUAN PENGUSAHAAN DAN OPERASIONAL MENARA BERSAMA TELEKOMUNIKASI
Bagian Kesatu
Pengusahaan Menara Bersama Telekomunikasi
Pasal 22
(1) Setiap penyelenggaraan kegiatan dan pembangunan dan operasional menara bersama telekomunikasi, wajib mengajukan permohonan rekomendasi pengusahaan menara bersama kepada Bupati.
(2) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan langkah awal untuk mengurus perizinan dan berlaku paling lama 6 (enam) bulan dan tidak dapat dipindahtangankan.
(3) Apabila terdapat alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka rekomendasi dapat diperpanjang untuk masa 6 (enam) bulan berikutnya.
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 14
Bagian Kedua Operasional Menara Bersama Telekomunikasi
Pasal 23
Setiap penyelenggaraan operasional menara bersama telekomunikasi, terlebih dahulu mengajukan permohonan izin kepada Bupati dengan dilampiri persyaratan teknis, antara lain : a. peta lokasi; b. peta situasi lokasi; c. site plan; d. denah bangunan 1 : 100; e. tampak potongan, rencana pondasi 1 : 100; f. perhitungan struktur / konstruksi; g. uji penyelidikan/kelayakan tanah; h. grounding (pangkal petir); i. titik koordinat (dari GPS); j. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) dari Badan Lingkungan Hidup;
k. surat pernyataan kesanggupan untuk memakai/memanfaatkan menara bersama telekomunikasi;
l. surat kontrak kerjasama minimal 3 (tiga) operator untuk permohonan izin baru dan minimal 2 (dua) operator untuk menara existing.
Pasal 24
Selain persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, dilengkapi persyaratan lainnya , terdiri dari: a. rekomendasi ketinggian dari istansi yang berwenang; b. surat kuasa yang sah dari perusahaan apabila diurus
oleh pihak lain; c. bukti kepemilikan tanah dan/atau surat perjanjian
penggunaan/ pemanfaatan sewa tanah atau lahan; d. surat pernyataan persetujuan dari warga sekitar
minimal ¾ dari jumlah Kepala Keluarga dengan jarak radius 1 (satu) kali tinggi menara yang diketahui oleh Kepala Dusun, Kepala Desa dan Camat setempat setelah dilakukan sosialisasi kepada warga/masyarakat sekitar menara;
e. surat pernyataan sanggup mengganti kerugian kepada warga/masyarakat, apabila terjadi kerusakan/kerugian yang diakibatkan keberadaan menara yang dibangun dan dioperasikan;
f. bukti asuransi menara telekomunikasi; g. surat kesanggupan membongkar, apabila sudah
tidak dimanfaatkan atau habis masa perizinannya atau keberadaannya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 15
Pasal 25 (1) Izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23,
dikeluarkan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu, paling lama 14 (empat) belas hari sejak diterimanya permohonan izin apabila secara administratif telah lengkap dan benar, setelah adanya rekomendasi dari TP3MT.
(2) Izin operasional menara bersama telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikeluarkan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu untuk dan atas nama Bupati.
(3) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak dapat dipindahtangankan kepada pihak lain.
Bagian Ketiga
Hak dan Kewajiban
Pasal 26
Penyelenggara menara bersama telekomunikasi yang telah memperoleh izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, berhak menggunakan/memanfaatkan menara bersama telekomunikasi sesuai dengan kesepakatan/perjanjian kerjasama, dengan ketentuan sebagai berikut : a. melaksanakan kegiatan sesuai dengan izin yang
diberikan; b. melaksanakan ketentuan teknis, keamanan dan
keselamatan serta kelestarian fungsi lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. melaksanakan pemeliharaan dan pengawasan internal;
d. bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari pelaksanaan izin yang telah diberikan.
BAB VIII
KETENTUAN BIAYA
Pasal 27
Penyedia atau pengelola menara bersama telekomunikasi berhak memungut biaya penggunaan/pemanfaatan menara bersama telekomunikasi kepada Penyelenggara Telekomunikasi yang menggunakan menaranya.
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 16
BAB IX SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 28
Setiap penyelenggara menara bersama telekomunikasi, apabila melakukan pelanggaran yang tidak sesuai dengan Peraturan Daerah ini, dikenakan sanksi adminsitratif.
Pasal 29
(1) Sanksi adminisitratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, berupa tegoran/peringatan secara tertulis.
(2) Apabila tidak diindahkan terhadap tegoran/peringatan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka izin penyelengaraan menara bersama telekomunikasi dibekukan.
(3) Pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan secara penyegelan terhadap menara bersama telekomunikasi yang sedang atau telah selesai dibangun dan/atau dioperasikan.
(4) Masa waktu pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal dikeluarkannya penetapan pembekuan izin.
(5) Izin yang dibekukan dapat dicabut, apabila pemilik izin telah mengindahkan tegoran/peringatan serta telah melakukan perbaikan dan melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.
Pasal 30
(1) Apabila tegoran/peringatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 28 tidak diindahkan, maka Izin IMB Menara, Izin HO Menara dan Izin Operasional Menara Bersama Telekomunikasi, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
(2) Pencabutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditindak lanjuti dengan pembongkaran menara bersama telekomunikasi dan atau bangunan penunjang, yang dilaksanakan oleh pemilik paling lama 3 (tiga) bulan sejak pencabutan izin.
Pasal 31
Penjatuhan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 dan Pasal 30, dilakukan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu setelah mendapatkan rekomendasi dari TP3MT.
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 17
Pasal 32 (1) Pembongkaran menara bersama telekomunikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2), dalam waktu 30 (tiga puluh hari) tidak dilakukan pembongkaran, maka akan akan dibongkar paksa oleh Pemerintah Kabupaten dengan ketentuan biaya pembongkaran dibiayai oleh pemilik menara bersama telekomunikasi.
(2) Apabila tidak terpenuhinya ketentuan pembongkaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka menara bersama telekomunikasi dan bangunan penunjang lainnya menjadi milik/dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten.
Pasal 33
(1) Apabila penyelenggara membangun dan
mengoperasikan menara bersama telekomunikasi, setelah dilakukan pengendalian dan pengawasan ternyata melanggar ketentuan dalam Pasal 21 pada ayat (2) huruf b, huruf c dan huruf d, maka dikenakan denda administrasi paling tinggi sebesar Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah).
(2) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), akan disetor ke Kas Daerah secara bruto sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB X
KETENTUAN PIDANA
Pasal 34
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
(2) Perbuatan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
BAB XI
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 35
Selain oleh pejabat penyidik umum, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, dilakukan oleh pejabat penyidik pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 18
Pasal 36
(1) Dalam melakukan tugas penyidikan para pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, berwenang : a. menerima laporan pengaduan dari seorang
tentang adanya tindak pidana; b. melakukan tindakan pertama pada saat itu
ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. menyuruh berhenti seseorang tersangka dan
memeriksa tanda pengenal dari tersangka; d. melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa
sebagai tersangka atau saksi; g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam
hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. mengadakan penghentian penyidikan setelah
mendapat petunjuk dan penyidik bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya;
i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.
(2) Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat berita acara setiap tentang : a. pemeriksaan tersangka; b. penyitaan benda; c. pemeriksaan surat; d. pemeriksaan saksi; e. pemeriksaan ditempat kejadian dan
mengirimkannya kepada Kejaksaan Negeri melalui penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia.
BAB XII
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAPORAN
Pasal 37
(1) Pembinaan dan pengawasan penyelengaraan menara bersama telekomunikasi dilakukan oleh TP3MT.
(2) Hasil pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Bupati.
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP
Pasal 38
Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, maka izin yang telah dikeluarkan dinyatakan tetap berlaku sampai habis masa berlakunya dan selanjutnya wajib menyesuaikan dengan Peraturan Daerah ini.
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 19
Pasal 39
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur oleh Bupati.
Pasal 40
Pada saat berlakunya Paraturan Daerah ini, Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep Nomor 08 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi Terpadu, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 41
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumenep.
Ditetapkan di : Sumenep pada tanggal : 15 Nopember 2011
BUPATI SUMENEP
ttd
KH. A. BUSYRO KARIM, M.Si
Diundangkan di : Sumenep pada tanggal : 02 Mei 2012
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN
SUMENEP
ttd
Drs. MOH. SALEH, M.Si Pembina Utama Muda NIP. 19560506 198002 1 004
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2012 NOMOR 17
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 20
LAMPIRAN : Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep Nomor : 21 Tahun 2011 Tanggal : 15 Nopember 2011
TITIK ZONA LOKASI MENARA (CELL PLAN) PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA
NO. ID SITE ID LONGITUDE LATTITUDE STATUS KECAMATAN
1. mp_smnp01 113.737 -6.88934 Existing AMBUNTEN
2. mp_smnp02 115.28 -6.85625 Existing ARJASA
3. mp_smnp03 113.997 -6.94827 Existing BATANG-BATANG
4. mp_smnp04 113.954 -6.92906 Existing BATANG-BATANG
5. mp_smnp05 114.014 -6.95323 Existing BATANG-BATANG
6. mp_smnp06 114.035 -6.91323 Existing BATANG-BATANG
7. mp_smnp07 114.004 -6.93752 Existing BATANG-BATANG
8. mp_smnp08 113.842 -7.00899 Existing BATUAN
9. mp_smnp09 113.862 -7.03237 Existing BATUAN
10. mp_smnp10 113.814 -7.01533 Existing BATUAN
11. mp_smnp11 113.919 -6.91396 Existing BATUPUTIH
12. mp_smnp12 113.905 -6.91505 Existing BATUPUTIH
13. mp_smnp13 113.734 -7.11247 Existing BLUTO
14. mp_smnp14 113.77 -7.11778 Existing BLUTO
15. mp_smnp15 113.785 -7.12032 Existing BLUTO
16. mp_smnp16 113.805 -7.11344 Existing BLUTO
17. mp_smnp17 113.812 -7.1051 Existing BLUTO
18. mp_smnp18 113.759 -7.08033 Existing BLUTO
19. mp_smnp19 113.725 -7.11217 Existing BLUTO
20. mp_smnp20 113.817 -6.90928 Existing DASUK
21. mp_smnp21 113.779 -6.88644 Existing DASUK
22. mp_smnp22 113.838 -6.93015 Existing DASUK
23. mp_smnp23 114.059 -6.92991 Existing DUNGKEK
24. mp_smnp24 114.067 -6.99443 Existing DUNGKEK
25. mp_smnp25 114.096 -6.97739 Existing DUNGKEK
26. mp_smnp26 114.084 -6.97558 Existing DUNGKEK
27. mp_smnp27 114.034 -6.96072 Existing DUNGKEK
28. mp_smnp28 113.703 -7.03829 Existing GANDING
29. mp_smnp29 113.726 -7.06221 Existing GANDING
30. mp_smnp30 113.701 -7.00772 Existing GANDING
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 21
31. mp_smnp31 113.729 -7.03599 Existing GANDING
32. mp_smnp32 113.972 -7.00023 Existing GAPURA
33. mp_smnp33 113.957 -6.99696 Existing GAPURA
34. mp_smnp34 114.348 -7.16217 Existing GAYAM
35. mp_smnp35 114.33 -7.16213 Existing GAYAM
36. mp_smnp36 113.677 -7.02258 Existing GULUK-GULUK
37. mp_smnp37 113.684 -7.05303 Existing GULUK-GULUK
38. mp_smnp38 113.672 -7.0581 Existing GULUK-GULUK
39. mp_smnp39 113.638 -7.04723 Existing GULUK-GULUK
40. mp_smnp40 113.604 -7.03647 Existing GULUK-GULUK
41. mp_smnp41 113.689 -7.03829 Existing GULUK-GULUK
42. mp_smnp42 113.857 -7.09652 Existing KALIANGET
43. mp_smnp43 113.898 -7.03937 Existing KALIANGET
44. mp_smnp44 113.908 -7.02971 Existing KALIANGET
45. mp_smnp45 113.935 -7.04623 Existing KALIANGET
46. mp_smnp46 113.924 -7.0436 Existing KALIANGET
47. mp_smnp47 113.873 -7.06233 Existing KALIANGET
48. mp_smnp48 113.841 -7.09 Existing KALIANGET
49. mp_smnp49 113.876 -7.00011 Existing KOTA SUMENEP
50. mp_smnp50 113.862 -6.9986 Existing KOTA SUMENEP
51. mp_smnp51 113.869 -7.00403 Existing KOTA SUMENEP
52. mp_smnp52 113.852 -7.00561 Existing KOTA SUMENEP
53. mp_smnp53 113.86 -7.01062 Existing KOTA SUMENEP
54. mp_smnp54 113.857 -7.01974 Existing KOTA SUMENEP
55. mp_smnp55 113.868 -7.01346 Existing KOTA SUMENEP
56. mp_smnp56 113.877 -7.02022 Existing KOTA SUMENEP
57. mp_smnp57 113.898 -7.00023 Existing KOTA SUMENEP
58. mp_smnp58 113.882 -6.98222 Existing KOTA SUMENEP
59. mp_smnp59 113.778 -7.03647 Existing LENTENG
60. mp_smnp60 113.767 -7.03732 Existing LENTENG
61. mp_smnp61 113.864 -6.94126 Existing MANDING
62. mp_smnp62 113.871 -6.95166 Existing MANDING
63. mp_smnp63 114.417 -5.56872 Existing MASALEMBU
64. mp_smnp64 114.491 -6.9954 Existing NONGGUNONG
65. mp_smnp65 114.282 -7.08045 Existing NONGGUNONG
66. mp_smnp66 113.649 -6.96446 Existing PASONGSONGAN
67. mp_smnp67 113.656 -6.89019 Existing PASONGSONGAN
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 22
68. mp_smnp68 113.644 -6.89019 Existing PASONGSONGAN
69. mp_smnp69 113.678 -6.96388 Existing PASONGSONGAN
70. mp_smnp70 113.644 -6.98524 Existing PASONGSONGAN
71. mp_smnp71 113.661 -7.11193 Existing PRAGAAN
72. mp_smnp72 113.674 -7.10643 Existing PRAGAAN
73. mp_smnp73 113.685 -7.10564 Existing PRAGAAN
74. mp_smnp74 113.698 -7.10643 Existing PRAGAAN
75. mp_smnp75 113.67 -7.07562 Existing PRAGAAN
76. mp_smnp76 113.646 -7.11164 Existing PRAGAAN
77. mp_smnp77 114.527 -7.13898 Existing RA’AS
78. mp_smnp78 114.581 -7.13898 Existing RA’AS
79. mp_smnp79 114.61 -7.14618 Existing RA’AS
80. mp_smnp80 113.799 -6.96422 Existing RUBARU
81. mp_smnp81 113.753 -6.9589 Existing RUBARU
82. mp_smnp82 113.797 -7.06704 Existing SARONGGI
83. mp_smnp83 113.827 -7.08504 Existing SARONGGI
84. mp_smnp84 113.956 -7.06659 Existing TALANGO
85. mp_smnp85 113.985 -7.07625 Existing TALANGO
86. mp_smnp86 113.943 -7.06284 Existing TALANGO
87. mp_smnp87 113.898 -7.18956 Existing GILIGENTING
88. mp_smnp88 115.708 -7.00475 Existing SAPEKEN
89. mp_smnp89 113.629 -7.11384 Baru PRAGAAN
90. mp_smnp90 113.632 -7.08013 Baru PRAGAAN
91. mp_smnp91 113.606 -7.12435 Baru PRAGAAN
92. mp_smnp92 113.657 -7.04993 Baru GULUK-GULUK
93. mp_smnp93 113.683 -7.08122 Baru PRAGAAN
94. mp_smnp94 113.718 -7.07772 Baru PRAGAAN
95. mp_smnp95 113.666 -7.03301 Baru GULUK-GULUK
96. mp_smnp96 113.78 -6.95726 Baru RUBARU
97. mp_smnp97 113.738 -7.01525 Baru LENTENG
98. mp_smnp98 113.751 -7.04159 Baru LENTENG
99. mp_smnp99 113.771 -7.05542 Baru LENTENG
100. mp_smnp100 113.797 -7.03966 Baru LENTENG
101. mp_smnp101 113.791 -7.02371 Baru LENTENG
102. mp_smnp102 113.843 -7.0515 Baru SARONGGI
103. mp_smnp103 113.816 -6.98708 Baru BATUAN
104. mp_smnp104 113.779 -6.97996 Baru RUBARU
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 23
105. mp_smnp105 113.732 -6.97924 Baru RUBARU
106. mp_smnp106 113.736 -6.95266 Baru RUBARU
107. mp_smnp107 113.715 -6.99858 Baru GANDING
108. mp_smnp108 113.711 -6.91122 Baru AMBUNTEN
109. mp_smnp109 113.684 -6.97444 Baru PASONGSONGAN
110. mp_smnp110 113.672 -6.93394 Baru PASONGSONGAN
111. mp_smnp111 113.644 -6.91896 Baru PASONGSONGAN
112. mp_smnp112 113.684 -6.88464 Baru PASONGSONGAN
113. mp_smnp113 113.708 -6.88802 Baru AMBUNTEN
114. mp_smnp114 113.707 -6.93913 Baru RUBARU
115. mp_smnp115 113.691 -6.90187 Baru PASONGSONGAN
116. mp_smnp116 113.74 -6.92802 Baru RUBARU
117. mp_smnp117 113.744 -6.90772 Baru AMBUNTEN
118. mp_smnp118 113.76 -6.88814 Baru AMBUNTEN
119. mp_smnp119 113.79 -6.91038 Baru DASUK
120. mp_smnp120 113.806 -6.88621 Baru DASUK
121. mp_smnp121 113.838 -6.87908 Baru DASUK
122. mp_smnp122 113.873 -6.87341 Baru BATUPUTIH
123. mp_smnp123 113.87 -6.90506 Baru BATUPUTIH
124. mp_smnp124 113.922 -6.8693 Baru BATUPUTIH
125. mp_smnp125 113.961 -6.87618 Baru BATUPUTIH
126. mp_smnp126 114.008 -6.89358 Baru BATUPUTIH
127. mp_smnp127 113.947 -6.896 Baru BATUPUTIH
128. mp_smnp128 113.936 -6.92222 Baru BATANG-BATANG
129. mp_smnp129 113.978 -6.91243 Baru BATANG-BATANG
130. mp_smnp130 113.841 -6.9018 Baru BATUPUTIH
131. mp_smnp131 113.832 -6.96426 Baru MANDING
132. mp_smnp132 113.859 -6.98323 Baru MANDING
133. mp_smnp133 113.902 -6.94605 Baru MANDING
134. mp_smnp134 113.886 -6.92258 Baru MANDING
135. mp_smnp135 113.927 -6.99979 Baru GAPURA
136. mp_smnp136 113.945 -6.95629 Baru GAPURA
137. mp_smnp137 113.985 -6.97707 Baru GAPURA
138. mp_smnp138 114.008 -7.00256 Baru GAPURA
139. mp_smnp139 114.02 -6.97888 Baru BATANG-BATANG
140. mp_smnp140 114.086 -6.93804 Baru DUNGKEK
141. mp_smnp141 114.044 -6.98674 Baru DUNGKEK
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 24
142. mp_smnp142 114.059 -6.97031 Baru DUNGKEK
143. mp_smnp143 114.109 -6.95979 Baru DUNGKEK
144. mp_smnp144 114.17 -6.98263 Baru DUNGKEK
145. mp_smnp145 113.954 -7.03289 Baru GAPURA
146. mp_smnp146 113.945 -7.05053 Baru KALIANGET
147. mp_smnp147 113.98 -7.09306 Baru TALANGO
148. mp_smnp148 114.041 -7.07651 Baru TALANGO
149. mp_smnp149 114.02 -7.09668 Baru TALANGO
150. mp_smnp150 114.052 -7.10575 Baru TALANGO
151. mp_smnp151 113.836 -7.06733 Baru SARONGGI
152. mp_smnp152 113.89 -7.12242 Baru SARONGGI
153. mp_smnp153 113.855 -7.13003 Baru SARONGGI
154. mp_smnp154 113.799 -7.12315 Baru BLUTO
155. mp_smnp155 113.827 -7.12882 Baru BLUTO
156. mp_smnp156 113.772 -7.10043 Baru BLUTO
157. mp_smnp157 113.785 -7.08017 Baru BLUTO
158. mp_smnp158 113.751 -7.11469 Baru BLUTO
159. mp_smnp159 113.621 -7.01863 Baru GULUK-GULUK
160. mp_smnp160 113.67 -6.9935 Baru PASONGSONGAN
161. mp_smnp161 113.647 -7.01307 Baru GULUK-GULUK
162. mp_smnp162 114.323 -7.07711 Baru NONGGUNONG
163. mp_smnp163 114.481 -7.14574 Baru RA’AS
164. mp_smnp164 114.675 -7.16362 Baru RA’AS
165. mp_smnp165 114.78 -7.12109 Baru GUWA-GUWA
166. mp_smnp166 114.649 -7.08219 Baru GUWA-GUWA
167. mp_smnp167 115.269 -6.92536 Baru ARJASA
168. mp_smnp168 115.339 -6.96934 Baru ARJASA
169. mp_smnp169 115.416 -6.91207 Baru KANGAYAN
170. mp_smnp170 115.561 -6.94228 Baru KANGAYAN
171. mp_smnp171 115.532 -7.01912 Baru SAPEKEN
172. mp_smnp172 115.361 -6.83692 Baru ARJASA
173. mp_smnp173 115.471 -6.86471 Baru KANGAYAN
174. mp_smnp174 115.339 -6.87969 Baru ARJASA
175. mp_smnp175 115.418 -6.87558 Baru KANGAYAN
176. mp_smnp176 115.521 -6.91159 Baru KANGAYAN
177. mp_smnp177 115.629 -7.05851 Baru SAPEKEN
178. mp_smnp178 115.877 -6.95557 Baru SAPEKEN
Salinan Perda No 21 Th 2011/Dok.huk.Setda Page 25
179. mp_smnp179 115.763 -7.15613 Baru SAPEKEN
180. mp_smnp180 115.819 -7.15951 Baru SAPEKEN
181. mp_smnp181 115.861 -7.19818 Baru SAPEKEN
182. mp_smnp182 115.9 -7.14115 Baru SAPEKEN
183. mp_smnp183 113.765 -7.01425 Baru LENTENG
184. mp_smnp184 114.31 -7.11118 Baru GAYAM
185. mp_smnp185 114.37 -7.13076 Baru GAYAM
186. mp_smnp186 113.924 -7.18005 Baru GILIGENTING
187. mp_smnp187 113.912 -7.20253 Baru GILIGENTING
188. mp_smnp188 113.938 -7.20519 Baru GILIGENTING
189. mp_smnp189 113.798 -7.22548 Baru GILIGENTING
190. mp_smnp190 113.777 -7.21992 Baru GILIGENTING
191. mp_smnp191 113.642 -6.94384 Baru PASONGSONGAN
192. mp_smnp192 113.618 -6.98323 Baru PASONGSONGAN
193. mp_smnp193 113.764 -6.9207 Baru DASUK
194. mp_smnp194 113.801 -6.92667 Baru RUBARU
195. mp_smnp195 113.976 -6.93672 Baru BATANG-BATANG
196. mp_smnp196 113.84 -7.02327 Baru BATUAN
197. mp_smnp197 113.878 -7.01016 Baru KOTA SUMENEP
198. mp_smnp198 113.906 -6.99594 Baru GAPURA
199. mp_smnp199 113.89 -6.96248 Baru MANDING
200. mp_smnp200 113.766 -6.90123 Baru DASUK
BUPATI SUMENEP ttd
KH. A. BUSYRO KARIM, M.Si