PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR - Biro · PDF file10. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 2001...
Transcript of PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR - Biro · PDF file10. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 2001...
PEMERINTAH KA
PERATURAN DAERANOM
RETRIBUSI
DENGAN RAHM
BUPA
Menimbang : a. bahwa untuk
masyarakat,
retribusi pelay
b. bahwa retribu
dalam Peratur
Nomor 39 Tah
c. bahwa berda
huruf a dan b,
tentang Retrb
Mengingat : 1. Undang-unda
Daerah-daerah
Tingkat I Bali,
(Lembaran N
Lembaran Neg
2. Undang-unda
dan Retribusi
41, Tambahan
telah diubah
(Lembaran N
Lembaran Neg
BUPATEN LOMBOK TIMUR
H KABUPATEN LOMBOK TIMUR OR 10 TAHUN 2004
TENTANG
PELAYANAN KESEHATAN
AT TUHAN YANG MAHA ESA
TI LOMBOK TIMUR,
lebih meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
maka dipandang perlu menyesuaikan tarif
anan kesehatan;
si pelayanan kesehatan yang selama ini diatur
an Daerah Tingkat II Kabupaten Lombok Timur
un 1997 tentang Retribusi
sarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah
usi Pelayanan Kesehatan.
ng Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan
Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah
Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
egara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan
ara Nomor 1655);
ng Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor
Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana
dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000
egara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan
ara Nomor 4048);
2
3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3839);
4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 1997 Nomor 72 Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3848);
5. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, kolusi dan
Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara nomor 3831);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 72
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang
Pengelolaan dan Pertanggung Jawaban euangan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4022);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4090);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4139);
10. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman
Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 4 Tahun
2001 tentang Pokok-pokok Pengelolaan dan Pertanggung-
jawaban Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2001
Nomor 31 Tambahan Lembaran Daerah Nomor 1).
3
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Lombok Timur.
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom
lainnya sebagai Badan Eksekutif Daerah.
3. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur.
4. Bupati adalah Bupati Lombok Timur.
5. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur;
6. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum dr. R. Soedjono Selong;
7. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum dr. R. Soedjono Selong;
8. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan daerah
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang
pribadi atau badan;
9. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut STRD adalah surat
keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang;
10. Surat Tagihan Retribusi daerah yang selanjutnya disebut STRD adalah surat
untuk melakukan tagihan retribusi atau sankki administrasi berupa bunga
dan atau benda
11. Jasa Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan dan kemudahan yang diberikan
kepada seseorang dalam rangka observasi,diagnosa, pengobatan atau
pelayanan kesehatan lainnya;
4
12. Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah biaya yang dipungut pemerintah
Daerah sebagai imbalan atas jasa pelayanan kesehatan yang diberikan;
13. Rawat Jalan adalah Pelayanan Kesehatan terhadap orang yang masuk Rumah
Sakit atau Puskesmas tanpa tinggal di Rumah Sakit Inap;
14. Rawat Inap adalah pelayanan kesehatan terhadap orang yang masuk Rumah
Sakit/ Puskesmas dengan tinggal di Ruang Rawat Inap;
15. Indeks biaya makan adalah jumlah biaya rata-rata makanan pasien perhari;
16. Pemeriksaan penunjang diagnostik adalah pelayanan pelayanan pemeriksaan
untuk menunjang menegakkan diagnosa;
17. Tindakan Medik dan Therapi adalah tindakan pembedahan, tindakan
pengobatan dan perawatan menggunakan alat dan tindakan diagnosa lainnya;
18. Rehabilitasi Medik adalah pelayanan kesehatan dalam bentuk Fisioterafi,
Therafi Okuposional, Therafi Wicara. Ortorik/Prostotik, Bimbingan Sosial
Medik dan Jasa Psikologi;
19. Perwatan Jenazah adalah kegiatan perawatan yang dilakukan untuk
kepentingan pelayanan kesehatan dan pemakaman bukan untuk kepentingan
proses pengadilan.
20. Bahan dan alat adalah obat, bahan kimia, alat kesehatan, bahan radiologi dan
bahan lainnya untuk digunakan langsung maupun tidak langsung dalam
rangka observasi diagnosa, pengobatan perawatan, rehabilitasi medik dan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
21. Jasa pelayanan adalah jasa yang diberikan oleh tenaga rumah sakit kepada
penderita untuk pemeriksaan fisik/psikis terhadap semua jenis pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
22. Jasa rumah sakit adalah jasa yang diberikan kepada pasien berupa penyedian
sarana dan prasarana rumah sakit dan peralatan kedokteran/kesehatan.
23. Visum Et Repertum adalah laporan tertulis yang dibuat atas sumpah jabatan
tentang apa yang dilihat dan ditemukan pada korban oleh dokter sepanjang
pengetahuan yang sebaik-baiknya atas permintaan pejabat yang berwenang
untuk kepentingan peradilan.
5
BAB II NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama retribusi pelayanan kesehatan dipungut retribusi atas pelayanan
kesehatan dalam wilayah Kabupaten Lombok Timur.
Pasal 3
(1) Obyek retribusi pelayanan kesehatan adalah setiap pelayanan kesehatan yang
disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah yang dinikmati oleh orang
pribadi.
(2) Subyek retribusi pelayanan kesehatan adalah orang pribadi yang menerima
atau menggunakan atau menikmati pelayanan kesehatan.
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI, SARANA KESEHATAN DAN JENIS
PELAYANAN
Bagian Pertama
Golongan Retribusi dan Sarana Kesehatan
Pasal 4
(1) Retribusi pelayanan kesehatan ini digolongkan ke dalam retribusi jasa umum.
(2) Sarana kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah :
a. Rumah Sakit;
b. Puskesmas;
c. Puskesmas Pembantu (PUSTU);
d. Puskesmas Keliling (PUSKEL);
e. Polindes.
Bagian Kedua Jenis Pelayanan
Pasal 5
(1) Jenis pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit terdiri dari :
a. Rawat Jalan;
6
b. Rawat Inap;
c. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik;
d. Tindakan Medik dan Radio Therapi;
e. Rehabilitasi Medik;
f. Perawatan Jenazah;
g. Pelayanan Kesehatan lain-lain.
(2) Jenis pelayanan kesehatan di Puskesmas terdiri dari :
a. Rawat Inap;
b. Rawat Jalan;
c. Pengujian Pemeriksaan Kesehatan;
d. Pemeriksaan Kesehatan Calon Pengantin;
e. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik;
f. Tindakan Medik dan Therapi.
(3) Jenis pelayanan kesehatan di Puskesmas Non Perawatan terdiri dari :
a. Rawat Jalan;
b. Pengujian Pemeriksaan Kesehatan Calon Pengantin;
c. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik;
d. Tindakan Medik dan Therapi.
(4) Jenis pelayanan kesehatan di Puskesmas Pembantu adalah rawat jalan.
(5) Pelayanan Kesehatan di Polindes terdiri dari :
a. Rawat Jalan;
b. Tindakan Medik dan Therapi.
Pasal 6
(1) Kegiatan Rawat Jalan sebagaimana dimaksud pada pasal 5 ayat (1) huruf a
diselenggarakan dalam bentuk pelayanan poliklinik.
(2) Khusus untuk pelayanan pasien kecelakaan dan penderita yang bersifat
kedaruratan medik diselenggarakan pada Instalasi Gawat darurat (IGD).
(3) Kegiatan pelayanan pada Instalasi Gawat Darurat berlangsung selama 24 jam
setiap hari.
Pasal 7
(1) Pemeriksaan kesehatancalon pengantin sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
ayat (3) huruf c wajib dilakukan pemeriksaan pada Puskesmas.
7
(2) Ketentuan lebih lanjut tentang pemeriksaan kesehatan calon pengantin
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) akan diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Bupati.
Pasal 8
(1) Kegiatan Rawat Inap sebagaimana dimaksud pada pasal 5 huruf b
diselenggarakan pada ruangan rawat inap dan sesuai dengan akomodasi dan
fasilitasnya terdiri dari kelas dan ruang perawatan :
a. Kelas Utama (VIP)
b. Kelas I
c. Kelas II
d. Kelas III
e. Ruang Perawatan bayi (Neonatus)
f. Ruang Perawatan Instalasi Gawat Darurat (IGD)
g. Super VIP
(2) Standar Fasilitas dan jumlah tempat tidur untuk tiap-tiap kelas perawatan
tersebut pada ayat (1) ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan kemampuan
dan kondisi Rumah Sakit.
Pasal 9
Penyelenggaraan kelas-kelas dan ruang perawatan tersebut Pasal 8 ayat (1) huruf
a diatur oleh Direktur.
Pasal 10
Kegiatan pemeriksaan penunjang Diagnostik sebagaimana dimaksud pasal 5 ayat
(1) huruf c dibagi dalam kelompok :
a. Pemeriksaan Laboratorium Klinik Terencana dan Akut.
b. Pemeriksaan Radio Diagnistik Terencana dan Akut.
c. Pemeriksaan Diagnistik Elektromedik Terencana dan Akut.
d. Pemeriksaan dan Tindakan Diagnistik Khusus Terencana dan Akut.
8
Pasal 11
(1) Kegiatan Pelayanan Tindakan Medik dan Therapi dimaksud pada pasal 5 ayat
(1) huruf d dibagi dalam kelompok :
a. Tindakan Medik dan Therapi Terencana.
b. Tindakan Medik dan Therapi Tidak Terencana.
(2) Tindakan Medik dan Therafi Terencana maupun Tindakan Medik dan
Therapi tidak Terencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibagi dalam
kelompok tindakan :
a. Kecil
b. Sedang
c. Besar
d. Khusus
(3) Jenis-jenis tindakan medik dan Therapi untuk tiap kelompok dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan oleh Direktur berdasarkan pedoman dari Menteri
Kesehatan.
Pasal 12
(1) Tindakan Medik dan Radio Therapi dimaksud pada pasal 5 ayat (1) huruf e
dilakukan dalam upaya penyembuhan pasien dengan mempergunakan sinar
radioaktif dan dibagi menurut tingkat kecangguhannya terdiri dari :
a. Sederhana
b. Sedang
c. canggih
(2) Jenis-jenis pelayanan untuk tiap kelompok tindakan medik dan radiotherapi
dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Direktur berdasarkan pedoman dari
Menteri Kesehatan.
Pasal 13
(1) Kegiatan Pelayanan Rehabilitasi Medik dimaksudpada pasal 5 ayat (1) huruf f
dibagi dalam kelompok pelayanan:
a. Pelayanan Rehabilitasi Medik
b. Pelayanan Ortotik/Prostotik
9
(2) Pelayanan Rehabilitasi Medik dan Pelayanan Ortotik/Prostotik dimaksud
dalam ayat (1) dapat dibagi atas dasar tingkat kecanggihannya yakni :
a. Sederhana
b. Sedang
c. Canggih
(3) Jenis-jenis pelayanan untuk tiap kelompok Rehabilitasi Medik ditetapkan oleh
Direktur berdasarkan pedoman dari Menteri Kesehatan.
Pasal 14
(1) Kegiatan Perawatan Jenazah dimaksud pada pasal 5 ayat (1) huruf g meliputi
pelayanan:
a. Perawatan Jenazah
b. Konservasi
c. Bedah mayat dan keterangan sebab kematian.
(2) Bedah Mayat dan Keterangan sebab kematian dimaksud pada ayat (1) huruf c
hanya dilakukan untuk kepentingan proses paradilan dan atas permintaan
yang berwenang untuk itu.
(3) Penyimpanan jenazah dilakukan paling lama 3 x 24 jam. Apabila batas waktu
3 x 24 jam dilampaui dan tidak ada keluarganya yang mengurus atau identitas
jenazah tidak dapat dikenal maka Rumah Sakit dapat menguburkan dengan
izin kepolisian.
Pasal 15
(1) Kegiatan Pelayanan Kesehatan lain-lain dimaksud pada pasal 5 huruf (h)
meliputi :
a. Pelayanan Barang farmasi
b. Pelayanan Donor Darah
c. Pelayanan Gizi
d. Pelayanan Mobil Ambulance
e. Pelayanan rekam Medik
f. Pemeriksaan Pengujian Keehatan
(2) Pelayanan Barang farmasi (obat-obatan gas medik dan alat kesehatan habis
pakai) diselenggarakan oleh Instalasi Parmasi Rumah Sakit.
10
(3) Pelayanan donor darah diselenggarakan bekerja sama dengan Palang Merah
Indonesia (PMI).
(4) Rumah Sakit dapat menyelenggarakan Bank Darah untuk memenuhi
kebutuhan darah bagi penderita.
(5) Pelayanan Gizi diselenggarakan oleh Instalasi Gizi Rumah Sakit.
(6) Pelayanan mobil ambulance dimaksud pada pasal 14 ayat (1) huruf d hanya
untuk mengangkut pasien ke rumah sakit dan atau sebaliknya.
(7) Kegiatan pelayanan Rekam Medik dilakukan dalam bentuk pencatatan /
registrasi dan catatan medik lainnya.
(8) Masa berlakunya Rekam Medik seorang pasien ditetapkan untuk selama 5
tahun kecuali untuk pasien tertentu dan untuk keperluan penelitian medik
dapat lebih dari 5 tahun.
Pasal 16
(1) Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit, Direktur
berwenang mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga.
(2) Petunjuk tehnis dan tata laksana tentang pelayanan kesehatan di rumah sakit
lebih lanjut ditetapkan oleh direktur dan dapat ditinjau kembali setiap tiga
bulan.
BAB IV
RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
Bagian Pertama
Rumah Sakit Umum Daerah
Pasal 17
(1) Komponen biaya rawat jalan meliputi :
a. Jasa Rumah Sakit,
b. Jasa Pelayanan;
(2) Tarif Rawat Jalan diwujudkan dalam bentuk karcis harian poliklinik yang
bersifat paket pembayaran dan berlaku untuk satu rangkaian kunjungan
poliklinik dalam satu hari.
11
(3) Karcis poliklinik dimaksud ayat (1) mencakup pembayaran atas jasa
pelayanan dan Jasa Rumah Sakit.
(4) Besarnya tarif rawat jalan sebagaimana diatur dalam lampiran I.
(5) Tarif rawat jalan untuk anak dibawah usia 5 (lima) tahun sebesar: 0,75 x tarif
rawat jalan dewasa.
(6) Tarif pasien di Instalasi Gawat darurat :
a. Non Bedah : 2 x tarif rawat jalan dewasa.
b. Bedah : 3 x tarif rawat jalan dewasa.
(7) Biaya pemeriksaan penunjang diagnostik, pemeriksaan diagnostik
elektromedik serta pemeriksaan dan tindakan diagnostik khusus apabila ada
dibayar secara terpisah sesuai tarif pemeriksaan sejenis yang berlaku bagi
pasien rawat inap kelas III.
(8) Tarif pemeriksaan dan tindakan bagi pasien yang berasal dari rujukan
swasta disamakan dengan tarif pemeriksaan sejenis yang berlaku bagi
pasien rawat inap kelas II.
(9) Biaya bahan farmasi bila ada dibayar secara terpisah sesuai tarif berlaku.
(10) Tarif rawat jalan bagi peserta asuransi kesehatan dan anggota keluarganya
sesuai dengan kesepakatan antara penyelenggara asuransi kesehatan
tersebut dengan RSUD Selong atas persetujuan Bupati.
(11) Besarnya tarif rawat inap sebagaimana diatur dalam lampiran I.
(12) Tarif pelayanan rawat inap bagi peserta asuransi kesehatan dan anggota
keluarganya sesuai dengan kesepakatan antara pemyelenggara asuransi
kesehatan tersebut dengan RSUD Selong atas persetujuan Bupati.
Pasal 18
Perbandingan komponen biaya Rawat Jalan sebagai berikut :
a. Bahan dan alat kesehatan habis pakai = 50 %
b. Jasa Rumah Sakit = 20 %
c. Jasa Pelayanan = 30 %
12
Pasal 19
Komponen biaya Rawat Inap meliputi :
a. Akomodasi : 75 %
b. Jasa Pelayanan : 25 %
Pasal 20
(1) Besarnya tarif rawat inap (akomodasi) ditetapkan sebagai berikut :
Tarif rawat inap kelas III dijadikan sebagai dasar perhitungan untuk
penetapan tarif kelas perawatan lainnya dengan peraturan sebagai berikut :
a. Kelas III = 1,5 x indexs biaya makan perhari (pola konsumsi)
b. Kelas II = 2 – 3 tarif kelas III
c. Kelas I = 4 – 5 tarif kelas III
d. Kelas Utama (VIP) = 6 – 8 tarif kelas III
(2) Bayi baru lahir yang normal dan sehat dikenakan biaya 50 % dari biaya
ibunya.
Pasal 21
(1) Jasa pelayanan rawat inap dikenakan bagi perawatan di kelas II, I, kelas
utama (VIP), Perawatan Instalasi Gawat darurat dan Perawatan bayi.
(2) Besarnya jasa pelayanan tersebut pada ayat (1) adalah 30 % dari tarif
akomodasi rawat inap dimana pasien dirawat.
Pasal 22
Besarnya tarif biaya pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan medik dan
therapi, tindakan medik dan radiotherapy, rehabilitasi medik, perawatan jenazah
dan pelayanan kesehatan lain-lain untuk setiap kelas diatur dengan ketetapan
Direktur yang dapat ditinjau tiga bulan sekali sesuai dengan perkembangan
komponen biaya pelayanan tersebut.
13
Pasal 23
Besarnya tarif rawat inap di ruang Perawatan Bayi dan di ruang Instalasi Gawat
darurat (IGD) sama dengan tarif biaya rawat inap kelas I.
Pasal 24
(1) Komponen biaya tindakan medik dan therapi meliputi :
a. Bahan dan alat
b. Jasa Rumah Sakit
c. Jasa Pelayanan
(2) Besarnya biaya bahan dan alat untuk tindakan medik dan terencana kecil,
sedang, besar dan khusus ditetapkan dengan perbandingan 1 : 10 : 10 : 80
dan ditetapkan sama untuk semua kelas perawatan.
(3) Besarnya jasa pelayanan untuk pelayanan tindakan medik dan therapi
terencana kecil, sedang, besar dan khusus ditetapkan masing-masing sebesar
4 x, 4 x, 3 x, 3 x biaya bahan dan alat untuk kelas perawatan III tidak
dkenakan biaya jasa pelayanan.
(4) Besarnya jasa pelayanan anesthesi untuk setiap kelompok tindakan
ditetapkan sebesar 1/3 dari biaya jasa pelayanan.
(5) Besarnya biaya jasa Rumah Sakit ditetapkan sebesar 75 % dari biaya bahan
dan alat.
(6) Besarnya tarif tindakan medik dan therapi tidak terencana (akut) ditetapkan
sebesar tarif tindakan medik dan therapi terencana ditambah 25 % (dua
puluh lima persen) dari tarif masing-masing jenis dan kelompok.
Pasal 25
(1) Komponen biaya pelayanan rehabilitasi medik meliputi :
a. Bahan dan alat
b. Jasa Rumah sakit
c. Jasa Pelayanan.
14
(1) Perbandingan komponen biaya pelayanan rehabilitasi medik sebagai
berikut :
a. Bahan dan alat : 30 %
b. Jasa Rumah sakit : 30 %
c. Jasa Pelayanan : 40 %
Pasal 26
(1) Komponen biaya pelayanan jenazah meliputi :
a. Bahan dan alat
b. Jasa Rumah Sakit
c. Jasa pelayanan
(2) Perbandingan komponen biaya pelayanan perawatan jenazah sebagai
berikut :
a. Bahan dan alat : 30 %
b. Jasa Rumah sakit : 30 %
c. Jasa Pelayanan : 40 %
Pasal 27
Biaya administrasi dan rekam medik rawat inap hanya dipungut satu kali selama
rawat inap dengan perbandingan komponen biaya sebagai berikut :
a. Bahan dan alat : 40 %
b. Jasa Rumah sakit : 20 %
c. Jasa Pelayanan : 40 %
Pasal 28
(1) Konsultasi gizi tidak mengandung biaya bahan dan alat
(2) Besarnya tarif pelayanan konsultasi gizi sama dengan tarif rawat jalan.
15
Pasal 29
(1) Tarif penggunaan mobil ambulance dubagi dalam kelompok :
a. Penggunaan mobil ambulance dalam wilayah Kabupaten Lombok timur.
b. Penggunaan mobil ambulance dalam wilayah pulau Lombok
c. Penggunaan mobil ambulance diluar pulau lombok.
(1) Komponen biaya pelayanan jenazah meliputi
a. Bahan dan alat
b. Jasa Rumah Sakit
c. Jasa pelayanan
Pasal 30
(3) Perbandingan komponen biaya pelayanan pengujian kesehatan umum dan
pembuatan visum et repertum ditetapkan sebagai berikut :
a. Bahan dan alat : 40 %
b. Jasa Rumah sakit : 30 %
c. Jasa Pelayanan : 30 %
(2) Besarnya tarif biaya pemberian surat keterangan kesehatan/ pengujian
kesehatan umum dan pembuatan Visum et repertum ditetapkan oleh
Direktur terantung dari jenis pemeriksaan yang dilakukan dan dapat
ditinjau tiga bulan sekali.
(3) Apabila dalam pemberian surat keterangan kesehatan/ pengujian kesehatan
umum sebagaimana dimaksud ayat (1) diperlukan pemeriksaan penunjang
diagnostik maka biayanya dibayarkan tersendiri dan besarnya sesuai
dengan tarif pemeriksaan penunjang diagnostik untuk masing-masing jenis
pelayanan kelas II.
Pasal 31
(1) Komponen biaya pelayanan kesehatan farmasi/ obat-obatan meliputi :
d. Bahan dan alat
e. Jasa Rumah Sakit
f. Jasa pelayanan
16
(2) Jenis-jenis pelayanan kesehatan farmasi/ obat-obatan ditetapkan sebagai
berikut :
a. Pelayanan farmasi/ obat-obatan penderita rawat jalan
b. Pelayanan farmasi/ obat-obatan penderita rawat inap.
Pasal 32
Besarna tarif biaya pelayanan kesehatan farmasi/ obat0obatan ditetapkan sebagai
berikut :
a. Bahan dan alat untuk semua jenis pelayanan kesehatan farmasi sebesar
harga faktur pembeliannya.
b. Jasa Rumah Sakit sebesar 5 % (lima persen) dari biaya bahan dan alat.
c. Jasa Pelayanan sebesar 10 % (sepuluh persen) dari biaya bahan dan alat
Bagian Kedua
Puskesmas
Pasal 33
(1) Besarnya retribusi pelayanan kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan
dasar adalah sebagai berikut :
a. Rawat jalan untuk setiap kunjungan :
- Puskesmas dan Puskesmas Keliling : Rp. 3.000,-
- Puskesmas Pembantu : Rp. 2.000,-
- Polindes : Rp. 2.000,-
b. Pengujian pemeriksaan kesehatan :
- Untuk anak sekolah : Rp. 2.000,-
- Untuk umum : Rp. 5.000,-
- Untuk calon pengantin/ orang : Rp. 5.000,-
c. Tindakan medik dan terapi :
- Persalinan normal : Rp.12.500,-
- Persalinan tidak normal : Rp.17.500,-
- Curetase : Rp.17.500,-
17
- Perawatan/ penambalan gigi/cabut gigi per : Rp. 5.000,-
Gigi
- Tindakan medik kecil : Rp. 6.000,-
- Visum et repertum tanpa bedah mayat : Rp.20.000,-
- .Visum et repertum dengan bedah mayat : Rp.50.000,-
- Pemasangan implan : Rp.15.000,-
- Circumsisi/ khitan : Rp.15.000,-
(2) Besarnya retribusi untuk pemeriksaan penunjang diagnostik adalah sebagai
berikut :
a. Pemeriksaan darah rutin : Rp. 5.000,-
b. Pemeriksaan urine rutin : Rp. 5.000.-
c. Pemeriksaan golongan darah : Rp. 3.000.-
d. Pemeriksaan kotoran (faeses) : Rp. 3.000.-
e. Pemeriksaan parasit dalam darah (malaria,
Filariasis dan lain-lain) : Rp. 3.000,-
f. Pemeriksaan dahak (sputum) : Rp. 3.000,-
g. Pemeriksaan radiologi : Rp.20.000.-
(3) Untuk mendapatkan fasilitas kendaraan pengangkutan pasien, diatur
sebagai berikut :
a. Biaya sopir : Rp. 5.000,-
b. Pemeliharaan kendaraan : Rp. 5.000,-
c. Bahan bakar :
1. Jarak kurang atau sama dengan 5 km
Sebanyak 5 liter bensin PP;
2. Jarak 6 - 10 Km sebanyak 10 liter Bensin PP;
3. jarak 11- 30 km sebanyak 20 liter bensin PP;
4. Jarak lebih dari 30 km (dalam wilayah pulau Lombok)
Sebanyak 30 liter.
(4) Untuk pasien rawat inap, akomodasi sarana pelayanan kesehatan dasar
disesuaikan dengan tariff kelas III Rumah Sakit Umum dr. R.Soedjono
Selong.
18
BAB V
PENGELOLAAN PENERIMAAN RETRIBUSI
Bagian Pertama
Rumah Sakit
Pasal 34
(1) Semua hasil penerimaan biaya pelayanan kesehatan Rumah sakit dibukukan
sebagai penerimaan daerah
(2) Hasil pungutan retribusi pelayanan kesehatan Rumah sakit, seluruhnya
disetor ke Kas daerah.
(3) Seluruh hasil pungutan retribusi pelayanan kesehatan di RSUD Selong,
dikembalikan ke RSUD Selong.
(4) Dari seluruh penerimaan dimaksud ayat (3) diadakan pembagian sebagai
berikut :
a. 65 % untuk biaya Operasional RSUD Selong
b. 30 % untuk jasa Pelayanan
c. 5 % untuk uang perangsang.
(5) Pelaksanaan pembagian uang penerimaan yang bersifat jasa pelayanan
dimaksud pada ayat (4) pasal ini diatur oleh Direktur.
Pasal 35
(1) Direktur dapat memberikan keringanan atau pembebasan membayar biaya
pelayanan kesehatan bagi :
a. Orang kurang mampu (miskin) dengan bukti surat keterangan sah yang
ditanda tangani sekurang-kurangnya oleh Kepala Desa/ Lurah dan
disyahkan oleh Camat.
b. Anak yatim dan orang jompo yang ditampung oleh Panti Sosial dengan
surat keterangan dari Panti Asuhan.
c. Anggota veteran dan keluarganya dengan menunjukkan bukti
keanggotaan veteran dari markas Legiun Veteran.
d. Orang tahanan narapidana dan anak negara dengan bukti surat
keterangan dari kepolisian, jaksa dan kehakiman.
19
(2) Fasilitas pelayanan rawat inap terhadap pasien sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disediakan pada kelas III kecuali anggota Veteran dan anggota
keluarganya disediakan pada kelas II.
Bagian Kedua
Puskesmas
Pasal 36
(1) Hasil pungutan retribusi pelayanan kesehatan pada Puskesma, Puskesmas
Pembantu dan Polindes sebagaimana dimaksud pasal 4 seluruhnya disetor
ke Kas Daerah.
(2) Dari seluruh penerimaan dimaksud ayat (1) diadakan pembagian sebagai
berikut :
a. 65 % untuk Kas Daerah;
b. 30 % untuk Jasa Medik dan Administrasi;
c. 5 % untuk Uang Perangsang.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pungutan dan penyetoran
retribusi pelayanan kesehatan pada Puskesmas akan diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Bupati.
BAB VI
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 37
(1) Pemungutan Retribusi pelayanan kesehatan tidak dapat diborong.
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Keterangan Retribusi daerah
atau dokumen lain yang dipersamakan.Daftar kutipan biaya pelayanan
kesehatan dan atau karcis dapat berfungsi sebagai surat ketetapan retribusi.
(3) Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang
dibayar, dikenakan sanksi administarasi berupa bunga sebesar 2 % (dua
persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang yang tidak atau kurang
dibayar, dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah
(STRD).
20
BAB VII
KEBERATAN
Pasal 38
(1) Wajib retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati
atau pejabat yang ditunjuk atas surat ketetapan Retribusi Daerah atau
dokumen lainyang dipersamakan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa indonesia dengan disertai
alasan-alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak
tanggal surat ketetapan Retribusi Daerah diterbitkan, Kecuali apabila wajib
Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat
dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.
(4) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan
pelaksanaan penagihan retribusi.
Pasal 39
(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat
keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan.
(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau
sebagian, menolak atau menambah besarnya retribusi yang terutang.
(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (1) telah lewat dan
Bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut
dianggap dikabulkan.
Pasal 40
Tata cara pengajuan keberatan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.
BAB VIII
PENEGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 41
(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, wajib Retribusi dapat mengajukan
permohonan pengembalian kepada Kepala Daerah.
21
(2) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak
diterimanya permohonan kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memberikan keputusan.
(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (2) telah dilampaui
dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu keputusan permohonan
pengembalian pembayaran Retribusi dianggap dikabulkan dan Surat
Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar harus diterbitkan dalam jangka
paling lama 1 (satu) bulan.
(4) Apabila wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi lainnya kelebihan
pembayaranRetribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) langsung
diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.
(5) Pengambilan kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dalam jangka waktupaling lama 2 (dua) bulan sejak
diterbitkannya Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar.
(6) Apabila kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah lewat jangka
waktu paling lama 2 (dua) bulan Bupati memberikan imbalan sebesar 2% (dua
persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran Kelebihan Pembayaran
Retribusi.
Pasal 42
Tata cara pengambilan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud
pasal 41 ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
BAB IX
KEDALUWARSA PANAGIHAN
Pasal 43
(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi,kedaluwarsa setelah melampaui
jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali
apabila wajib Retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
tertangguh apabila :
a. Diterbitkan surat teguran.
22
b. Ada pangakuan utang retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun
tidak langsung.
Pasal 44
Tata cara penghapusan piutang retribusi yang kadaluwarsa diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Bupati.
BAB X
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 45
Pembinaan dan pengawasan tehnispelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum
Daerah Selong dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur.
BAB XI
PENYIDIKAN
Pasal 46
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkunagan Pemerintah Daerah
diberi wewenangan khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan
tindak pidana dibidang Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah agar
keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas.
b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang
pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah.
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan
sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah.
d. Memeriksa buku-buku, catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah.
23
e. Melakukan penggeledahan auntuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,
pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan pencatatan
terhadap bahan bukti tersebut.
f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana dibidang retribusi daerah.
g. Menyuruh berhenti/melarang seseorang meninggalkan ruangan atau
tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung.
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang
retribusi daerah.
i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi.
j. Menghentikan penyidikan.
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak
pidana dibidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat
dipertanggung jawabkan.
BAB XII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 47
(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan
keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau
denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi yang terutang.
(2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pelanggaran.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 48
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten
Daerah Tingkat II Lombok Timur Nomor 39 Tahun 1997 tentang Retribusi
Pelayanan Kesehatan (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Lombok
Timur Nomor 5 Tahun 1999 Seri B Nomor 2) dinyatakan tidak berlaku lagi.
24
Pasal 49
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.
Pasal 50
Dinas Pendapatan Daerah bertanggung jawab secara tehnis administrasi dalam
pelaksanaan Peraturan Daerah ini.
Pasal 51
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Lombok Timur.
Disahkan di Selong
Pada tanggal 28 Juni 2004
BUPATI LOMBOK TIMUR
H. MOH. ALI BIN DACHLAN
Diundangkan di Selong
Pada tanggal 28 Juni 2004
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN
LOMBOK TIMUR,
H. LALU KAMALUDIN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2004
NOMOR 16
25
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
NOMOR 10 TAHUN 2004
TENTANG
RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
I. UMUM
Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kabupaten Lombok Timur selama ini diatur
dalam Peraturan Daerah Nomor 39 Tahun 1997 Tentang Retribusi Pelayanan
Kesehatan.
Dengan berlakunya Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
Tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah
Otonom, maka besarnya Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit,
Puskesmas, Puskesmas Keliling dan Polindes yang disesuaikan dengan
kemampuan masyarakat.
Penyusunan tarif retribusi pelayanan kesehatan dimaksud didasarkan pada
kebijakan daerah dengan memperhatikan biaya penyediaan fasilitas sarana
dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelayanan, kemampuan masyarakat
dan aspek keadilan serta untuk penggantian operasional dan pemeliharaan.
Oleh karena itu, maka dipandang perlu untuk mengatur dan menempatkan
kembali Retribusi Pelayanan Kesehatan dalam suatu Peraturan Daerah yang
disesuaikan dengan pelaksanaan Otonomi Daerah dan Sosial Budaya
masyarakat.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
26
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan Pelayanan Tindakan Medik dan Therapi
Terencana adalah Pelayanan Tindakan Medik dan Therapi terhadap
pasien yang sudah dijadwalkan sesuai dengan keadaan dan sifat
penyakitnya serta persiapan fasilitas untuk tindakan medik dan
therapi.
Huruf b
Yang dimaksud dengan Pelayanan Tindakan Medik dan Therapi
Tidak Terencana adalah Pelayanan Tindakan Medik dan Therapi
yang harus segera dilaksanakan, karena keadaan penyakit pasien
bersifat sangat mendesak (akut) atau karena hal lain yang apabila
ditunda akan membahayakan pasien.
Ayat (2)
Cukup jelas.
27
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
Cukup jelas
28
Pasal 27
Cukup jelas
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas
Pasal 31
Cukup jelas
Pasal 32
Cukup jelas
Pasal 33
Cukup jelas
Pasal 34
Cukup jelas
Pasal 35
Cukup jelas
Pasal 36
Cukup jelas
Pasal 37
Cukup jelas
Pasal 38
Cukup jelas
Pasal 39
Cukup jelas
Pasal 40
Cukup jelas
Pasal 41
Cukup jelas
Pasal 42
Cukup jelas
29
Pasal 43
Cukup jelas
Pasal 44
Cukup jelas
Pasal 45
Cukup jelas
Pasal 46
Cukup jelas
Pasal 47
Cukup jelas
Pasal 48
Cukup jelas
Pasal 49
Cukup jelas
Pasal 50
Cukup jelas
Pasal 51
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
NOMOR 6
30
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2004 TANGGAL 28 JUNI 2004
I. TARIF PELAYANAN RAWAT JALAN
NO. JENIS PELAYANAN TARIF
( Rp. )
1.
2.
Poliklinik :
a. Dewasa
b. Anak dibawah 5 tahun
Instalasi Gawat Darurat ( IGD )
a. Pasien Non Bedah
b. Pasien Bedah
4.000,-
3.000,-
8.000,-
12.000,-
II. TARIF PELAYANAN RAWAT INAP
BESARNYA TARIF
NO. JENIS PELAYANAN AKOMODASI
( Rp. )
JASA
PELAYANAN
( Rp. )
JUMLAH
( Rp. )
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelas III/B
Kelas III/A
Kelas II
Kelas I
Kelas Utama :
a. VIP
b. Super VIP
Rawat Gabung /
Room in (Bayi Baru
Lahir)
12.500,-
12.500,-
31.500,-
56.500,-
80.500,-
-
4.000,-
9.000,-
17.000,-
25.000,-
-
12.500,-
16.500,-
40.500,-
73.500,-
105.500,-
-
50% Kelas
Ibunya
Keterangan : untuk kelas III/B tidak dikenakan Jasa Medis
31
III. TARIF PELAYANAN REHABILITASI MEDIK
BESARNYA TARIF NO. JENIS PELAYANAN III A/B
( Rp.) II
( Rp.) I
(Rp.) VIP
( Rp.) Super VIP
(Rp.)
1.
2.
3.
4.
Sederhana :
- Infraphil
Kecil :
- Blader Training
- Latihan Luas Gerak
Sendi (ROM EXC)
- Manual manipulasi
- Massage / Fibrator
- Senam Hamil
Sedang :
- Latihan Stroke
- Electrical Stimulasi
- Postural Drainase
- Infra Red (4 lampu)
- Terapi Wicara
Besar :
- Shortwave Diathermy
- Microwave Diathermy
- Electrical Traksi
- Ultra Sound
- Nebulizeer
4.500,-
6.000,-
6.000,-
6.000,-
6.000,-
6.000,-
7.500,-
7.500,-
7.500,-
7.500,-
7.500,-
9.000,-
9.000,-
9.000,-
9.000,-
9.000,-
6.000,-
8.000,-
8.000,-
8.000,-
8.000,-
8.000,-
10.000,-
10.000,-
10.000,-
10.000,-
10.000,-
12.000,-
12.000,-
12.000,-
12.000,-
12.000,-
7.500,-
10.000,-
10.000,-
10.000,-
10.000,-
10.000,-
12.500,-
12.500,-
12.500,-
12.500,-
12.500,-
15.000,-
15.000,-
15.000,-
15.000,-
15.000,-
9.000,-
12.000,-
12.000,-
12.000,-
12.000,-
12.000,-
15.000,-
15.000,-
15.000,-
15.000,-
15.000,-
15.000,-
15.000,-
15.000,-
15.000,-
15.000,-
12.000,
16.000,-
16.000,-
16.000,-
16.000,-
16.000,-
20.000,-
20.000,-
20.000,-
20.000,-
20.000,-
24.000,-
24.000,-
24.000,-
24.000,-
24.000,-
32
IV. TARIF PELAYANAN PERAWATAN JENAZAH
BESARNYA TARIF NO. JENIS PELAYANAN ( Rp.)
KETERANGAN
1.
2.
3.
Perawatan jenazah
Konservasi jenazah :
Dengan Pendingin
Tanpa Pendingin
Surat Keterangan sebab
kematian :
- Tanpa bedah mayat
- Bedah mayat
50.000,-
50.000,-
10.000,-
50.000,-
75.000,-
Bedah mayat
sederhana
V. TARIF PELAYANAN TINDAKAN RADIOLOGI
BESARNYA TARIF UNTUK KELAS
NO. JENIS PELAYANAN Poli/ III A/B
( Rp.)
II / I / Swasta
( Rp.)
Utama
( Rp. )
1.
2.
Foto Rontgen / kali
EKG
15.000,-
7.500,-
20.000,-
10.000,-
25.000,-
12.500,-
33
VI. TARIF PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
BESARNYA TARIF UNTUK KELAS
NO. JENIS PELAYANAN Poli/ III A/B
( Rp.)
II / I / Swasta ( Rp.)
Utama ( Rp. )
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
Hemoglobin
Darah Lengkap (Hb, AL,
LED, DIFF)
Urin Lengkap
Widal
Malaria
PCV
Trombosit
Reticulosit
Erytrosit
CT / BT / Lancet
Gol. Darah
BTA
Gram
Jamur
FL
PPT
VDRL
Asam Urat
HBs.Ag
Alkali Fospatase
Kolesterol
Trigliserida
Ureum
Creatinin
Gula Darah
Protein
Albumin
Bilirubin Direk
Bilirubin Indirek
SGOT
SGPT
2.000,-
8.000,-
4.000,-
9.000,-
4.000,-
3.000,-
3.000,-
3.000,-
3.000,-
2.000,-
6.000,-
4.000,-
4.000,-
4.000,-
4.000,-
6.000,-
9.000,-
20.000,-
9.000,-
16.000,-
20.000,-
12.000,-
15.000,-
6.000,-
7.000,-
8.000,-
5.000,-
8.000,-
8.000,-
10.000,-
10.000,-
3.000,-
10.000,-
6.000,-
11.000,-
6.000,-
5.000,-
5.000,-
5.000,-
5.000,-
4.000,-
8.000,-
6.000,-
6.000,-
6.000,-
6.000,-
8.000,-
11.000,-
22.000,-
11.000,-
18.000,-
22.000,-
14.000,-
17.000,-
8.000,-
9.000,-
10.000,-
7.000,-
10.000,-
10.000,-
12.000,-
12.000,-
4.000,-
12.000,-
8.000,-
13.000,-
8.000,-
7.000,-
7.000,-
7.000,-
7.000,-
6.000,-
10.000,-
8.000,-
8.000,-
8.000,-
8.000,-
10.000,-
13.000,-
24.000,-
13.000,-
20.000,-
24.000,-
16.000,-
19.000,-
10.000,-
11.000,-
12.000,-
9.000,-
12.000,-
12.000,-
14.000,-
14.000,-
34
VII. TARIF PELAYANAN TINDAKAN POLI GIGI
NO. JENIS PELAYANAN BESARNYA TARIF
( Rp. )
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Cabut gigi Anak
Cabut gigi Dewasa
Tambal Amalgam
Tambal glass Ionomer
Perawatan Sel Akar
Incisi Abcess
Excisi Epulis
Oper Culectomy
Odon Tectomy
Enukleasi Kista
Perawatan Trauma Gigi
Pembuatan Gigi Tiruan Lepasan :
- 1 Gigi Pertama
- Gigi berikutnya
Pembersihan Karang Gigi :
- Manual
- Ultra Sonic Scaler
5.000,- / gigi
12.500,- / gigi
12.500,- / gigi
17.500,- / gigi
7.500,- / gigi / 1 x kunjungan
12.500,-
50.000,-
50.000,-
75.000,- / gigi
75.000,-
35.000,-
130.000,-
40.000,-
20.000,- / rahang
35.000,- / rahang
35
VII.TARIF PELAYANAN TINDAKAN MEDIK
BESARNYA TARIF UNTUK KELAS
NO. JENIS PELAYANAN III A/B (Rp.)
II (Rp.)
I (Rp.)
Utama (Rp.)
I.
1.
2.
3.
4.
Tindakan Medik
Terencana
Kecil :
Jasa Rumah Sakit
Bahan Habis Pakai RS
Jasa Medis
Sedang :
Jasa Rumah Sakit
Bahan Habis Pakai RS
Jasa Medis
Besar :
Jasa Rumah Sakit
Bahan Habis Pakai RS
Jasa Medis
Khusus :
Jasa Rumah Sakit
Bahan Habis Pakai RS
Jasa Medis
5.000,-
7.000,-
15.000,-
30.000,-
50.000,-
125.000,-
50.000,-
100.000,-
250.000,-
75.000,-
150.000,-
325.000,-
10.000,-
7.000,-
15.000,-
40.000,-
50.000,-
125.000,-
75.000,-
100.000,-
250.000,-
100.000,-
150.000,-
325.000,-
15.000,-
7.000,-
15.000,-
60.000,-
50.000,-
125.000,-
100.000,-
100.000,-
250.000,-
125.000,-
150.000,-
325.000,-
25.000,-
7.000,-
15.000,-
75.000,-
50.000,-
125.000,-
125.000,-
100.000,-
250.000,-
150.000,-
150.000,-
325.000,-
II. Tarif Pelayanan Tindakan Medik Tidak Terencana ( Akut ) adalah sama dengan
tarif pelayanan diatas ditambah 25%.
BUPATI LOMBOK TIMUR,
H. MOH. ALI BIN DACHLAN
36
37
Salinan sesuai dengan asl