PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN -...

12
PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT Menimbang : a. bahwa dalam rangka kelancaran penyelenggaraan pemerintahan Kampung khususnya dalam pengurusan dan pengelolaan sumber-sumber pendapatan dan kekayaan kampung serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 72 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan Kampung. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang sebagaimana telah diubah dengan Undang- undang Nomor 7 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3962); 2. Undang–Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287) ; 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4138 ) ;

Transcript of PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN -...

Page 1: PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN - samarinda.bpk.go.idsamarinda.bpk.go.id/wp-content/uploads/peraturan/Perda_Kab... · (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2005 Nomor 14). Dengan

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARATNOMOR 09 TAHUN 2007

TENTANG

SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN KAMPUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUTAI BARAT

Menimbang : a. bahwa dalam rangka kelancaran penyelenggaraan pemerintahan Kampung khususnya dalam pengurusan dan pengelolaan sumber-sumber pendapatan dan kekayaan kampung serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 72 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan Kampung.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3962);

2. Undang–Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287) ;

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4138 ) ;

Page 2: PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN - samarinda.bpk.go.idsamarinda.bpk.go.id/wp-content/uploads/peraturan/Perda_Kab... · (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2005 Nomor 14). Dengan

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139 );

9. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4597);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

12. Peraturan Daerah Nomor 01a Tahun 2001 tentang Penerbitan Lembaran Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2001 Nomor 2);

13. Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2001 tentang Kewenangan Kabupaten (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2001 Nomor 3);

14. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2001 tentang Pemerintahan Kabupaten Kutai Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2001 Nomor 13).

15. Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2006 tentang Perubahan Nomenklatur dan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabupaten Kutai Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2005 Nomor 14).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT

dan

BUPATI KUTAI BARAT

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN KAMPUNG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Kutai Barat;

2. Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Kutai Barat;

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah;

4. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;

2

Page 3: PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN - samarinda.bpk.go.idsamarinda.bpk.go.id/wp-content/uploads/peraturan/Perda_Kab... · (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2005 Nomor 14). Dengan

6. Pemerintahan Kabupaten adalah Penyelenggaraan Daerah Otonom oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas Desentralisasi;

7. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah di Kabupaten Kutai Barat;

8. Camat adalah Perangkat Daerah yang memimpin Kecamatan dalam Kabupaten Kutai Barat;

9. Pejabat lain yang ditunjuk, adalah pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

10. Kampung adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

11. Pemerintahan Kampung adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Kampung dan Badan Permusyawaratan Kampung dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

12. Pemerintah Kampung adalah Kepala Kampung dan Perangkat Kampung sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Kampung;

13. Perangkat Kampung adalah unsur pemerintah Kampung yang terdiri dari Sekretaris Kampung dan perangkat Kampung lainnya;

14. Badan Permusyawaratan Kampung, yang selanjutnya disingkat BPK adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Kampung sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Kampung;

15. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Kampung dalam memberdayakan masyarakat;

16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung, yang selanjutnya disingkat APBK adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Kampung yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Kampung dan BPK yang ditetapkan dengan Peraturan Kampung;

17. Peraturan Kampung adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh Badan Permusyawaratan Kampung bersama dengan Kepala Kampung ;

18. Dusun adalah bagian dari wilayah kerja Kampung.

BAB II

SUMBER PENDAPATAN

Pasal 2

(1) Sumber Pendapatan Kampung terdiri atas :

a. Pendapatan Asli Kampung, yang meliputi :1. Hasil usaha Kampung;2. Hasil kekayaan Kampung;3. Hasil swadaya dan partisipasi; 4. Hasil gotong royong ;dan5. Lain-lain pendapatan asli Kampung yang sah.

b. Bagi hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

c. Bagian dari dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Daerah;

d. Bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Daerah;

e. Hibah dan sumbangan dari pihak Ketiga yang tidak mengikat.

(2) Kekayaan Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a, merupakan segala kekayaan yang dimiliki oleh Kampung, yang antara lain :

a. Tanah Kas Kampung, yang terdiri dari :1. Tanah makam/kuburan;

3

Page 4: PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN - samarinda.bpk.go.idsamarinda.bpk.go.id/wp-content/uploads/peraturan/Perda_Kab... · (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2005 Nomor 14). Dengan

2. Tanah lapangan;3. Tanah Kampung lainnya.

b. Pasar Kampung ;c. Bangunan Kampung ;d. Pasar Hewan ;e. Tambatan Perahu di tanah milik kampung;f. Pelelangan Ikan yang dikelolah Kampung ;g. Hasil usaha milik Kampung.h. Lain-lain kekayaan milik Kampung.

(3) Kekayaan Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diurus dan dikelola oleh Pemerintah Kampung sebagai sumber pendapatan bagi Kampung ;

Pasal 3

Sumber pendapatan Kampung sebagaimana dimaksudkan Pasal 2 ditetapkan dengan Peraturan Kampung.

Pasal 4

(1) Sumber pendapatan daerah yang berada di Kampung baik pajak maupun retribusi yang sudah dipungut oleh Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Daerah tidak dibenarkan adanya pungutan tambahan oleh Pemerintah Kampung;

(2) Pungutan retribusi dan pajak lainnya yang telah dipungut oleh Kampung tidak dibenarkan dipungut dan diambil alih oleh Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Daerah.

BAB III

JENIS PENDAPATAN

Pasal 5

Jenis Pendapatan Kampung meliputi :a. Penerimaan hasil usaha Kampung;b. Penerimaan hasil kekayaan Kampung;c. Penerimaan hasil swadaya dan partisipasi;d. Penerimaan hasil gotong royong;e. Penerimaan lain-lain pendapatan asli Kampung yang sah;f. Penerimaan bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah;g. Penerimaan bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh

daerah;h. Penerimaan bantuan dari pemerintah, pemerintah propinsi dan pemerintah daerah;i. Penerimaan hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

Pasal 6

(1) Hasil usaha Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a angka 1 dan Pasal 5 huruf a, merupakan hasil dari usaha yang diurus dan dikelola oleh Pemerintah Kampung;

(2) Usaha Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tata cara pengelolaan dan pengurusannya ditetapkan dengan Peraturan Kampung.

Pasal 7

Seluruh jenis pendapatan kampung, harus disalurkan melalui kas Kampung yang pengelolaannya ditetapkan dalam APBK.

4

Page 5: PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN - samarinda.bpk.go.idsamarinda.bpk.go.id/wp-content/uploads/peraturan/Perda_Kab... · (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2005 Nomor 14). Dengan

BAB IV

BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH, BAGIAN DANA PERIMBANGAN

Pasal 8

Bagi hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah maupun Bagian Dana Perimbangan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di daerah.

BAB V

HIBAH DAN SUMBANGAN

Pasal 9

(1) Pemberian hibah dan sumbangan dari pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan 5, tidak dapat mengurangi kewajiban-kewajiban pihak penyumbang kepada Kampung.;

(2) Sumbangan yang berbentuk barang, baik barang yang bergerak maupun barang tidak bergerak, dicatat sebagai barang inventaris kekayaan milik Kampung sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

(3) Sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), yang berbentuk uang, disalurkan melalui kas Kampung yang pengelolaannya ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung.

BAB VI

PINJAMAN KAMPUNG

Pasal 10

(1) Pemerintah Kampung dapat melakukan pinjaman dana atas pesetujuan BPK yang bersumber dari :

a. Pemerintah Pusat;b. Bank Pemerintah;

c. Bank Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Daerah;d. Bank Swasta;e. Sumber-sumber lain yang sah.

(2) Pelaksanaan pinjaman dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus diperhitungkan secara ekonomis, efektif dan efisien berdasarkan kemampuan Kampung dan dapat menjamin pengembalian dan atau pembayaran pinjaman Serta tidak menjadi beban pemerintah kampung secara berkesinambungan;

(3) Pelaksnaan pinjaman dana sebagaimanana yang dimaksud pada ayat (1) point a harus mendapatkan persetujuan dan Rekomendasi dari Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi.

Pasal 11

(1) Pinjaman dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1), digunakan untuk :

a. Pengelolaan peningkatkan Pendapatan Asli Kampung;

b. Membiayai usaha Kampung yang dapat meningkatkan pendapatan asli Kampung;c. Menambah/menyertakan modal Pemerintah Kampung kepada Badan Usaha Milik

Kampung dan atau usaha-usaha lain milik Kampung.

(2) Pinjaman dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1), tidak diperkenankan digunakan untuk membiayai belanja rutin/operasional pemerintahan Kampung serta untuk membiayai perayaan adat budaya serta perlombaan olah raga;

(3) Penggunaan dan pengelolaan Pinjaman dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1), diuraikan dalam APBK.

5

Page 6: PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN - samarinda.bpk.go.idsamarinda.bpk.go.id/wp-content/uploads/peraturan/Perda_Kab... · (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2005 Nomor 14). Dengan

Pasal 12

Pelaksanaan pinjaman dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1), harus memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII

KEKAYAAN

Pasal 13

(1) Kekayaan Kampung, adalah segala kekayaan yang dimiliki oleh Kampung, yang antara lain :

a. Tanah kas Kampung, yang terdiri dari :

1. Tanah milik Kampung yang hasilnya digunakan untuk membantu masyarakat yang terkena musibah, fakir miskin, mendirikan sekolah, tempat ibadah, dan lain yang sejenisnya;

2. Tanah milik Kampung yang dipergunakan oleh warga Kampung yang bersangkutan untuk menggembalakan ternaknya;

3. Tanah milik Kampung yang hasilnya dipergunakan antara lain untuk bersih Kampung, perawatan punden (semacam cikal bakal pendiri Kampung), dan untuk upacara yang sifatnya ritual;

4. Tanah milik Kampung yang hasilnya digunakan untuk dana operasional (taktis) Kepala Kampung dalam melaksanakan tugasnya yang sifatnya insidentil;

5. Tanah milik Kampung yang hasilnya digunakan untuk membeayai tamu-tamu dinas yang berkunjung ke Kampung;

6. Tanah milik Kampung yang hasilnya digunakan untuk tambahan penghasilan seluruh aparat pemerintah Kampung;

7. Tanah Makam/Kuburan, yakni tanah milik Kampung yang dipergunakan untuk mengubur jenazah warga Kampung setempat;

8. Tanah lapangan, yakni tanah milik Kampung yang dipergunakan untuk kegiatan olah raga, dan sebagainya;

9. Tanah-tanah Kampung lainnya.b. Kali dan/atau telaga dan/atau rawa milik Kampung;c. Gedung dan/atau bangunan dan/atau lapangan olah raga;d. Kantor dan Balai Kampung;e. Gedung pertemuan;f. Barang inventaris Kampung (antara lain : meja, kursi, almari, alat-alat pertanian,

komputer, pompa air, alat transportasi, terop dan sebagainya);g.Jalan-jalan Kampung;h. Pasar Kampung;i. Pasar hewan;j. Pasar atau Tempat Pelelangan Ikan;k.Pohon atau tanaman milik Kampung;l. Hutan Kampung;m. Lain-lain kekayaan Kampung yang sah.

(2) Kekayaan Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diurus dan dikelola oleh Pemerintah Kampung sebagai sumber pendapatan bagi Kampung;

(3) Tiap-tiap kekayaan Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Tata cara pengurusan dan pengelolaannya, ditetapkan dengan Peraturan Kampung.

6

Page 7: PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN - samarinda.bpk.go.idsamarinda.bpk.go.id/wp-content/uploads/peraturan/Perda_Kab... · (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2005 Nomor 14). Dengan

BAB VIII

PENGURUSAN, PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

Pasal 14

(1) Pengurusan dan pengelolaan sumber pendapatan dan kekayaan Kampung dilakukan oleh Pemerintah Kampung yang diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Kampung;

(2) Pemerintah Kampung mempunyai kewajiban untuk mempertahankan dan mengembangkan sumber pendapatan yang telah dimiliki dan menggali sumber-sumber pendapatan yang baru dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(3) Sumber pendapatan dan kekayaan Kampung yang diurus dan dikelola oleh Pemerintah Kampung yang hasilnya berupa pendapatan Kampung, harus dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk penyelenggaraan pemerintahan Kampung dan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat Kampung.

Pasal 15

(1) Dalam hal Pemerintah Kampung tidak mampu untuk mengurus dan mengelola sumber pendapatan dan kekayaan Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan 5, dapat diserahkan kepada pihak lain, dengan syarat :

a. Penyerahan dilakukan atas persetujuan BPK;b. Kampung memperoleh kompensasi dari sumber pendapatan dan kekayaan Kampung

yang sejenis ;

c. Mendapatkan ijin tertulis dari Bupati.

(2) Pemakaian kekayaan Kampung oleh pihak lain, harus memenuhi syarat :

a. Mendapatkan ijin tertulis dari kepala Kampung, setelah mendapat persetujuan dari BPK;

b. Pemakaian kekayaan kampung dibawah 3 hari tidak perlu mendapatkan persetujuan tertulis dari BPK;

c. Kampung memperoleh kontribusi berupa hasil sewa atau uang pemakaian secara wajar sebagai pendapatan Kampung.

Pasal 16

(1) Tanah-tanah kas Kampung yang merupakan kekayaan Kampung, dilarang untuk diserahkan kepada pihak lain, kecuali diperlukan untuk kepentingan pembangunan;

(2) Penyerahan kepada pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memenuhi syarat :

a. Ada persetujuan bersama antara Kepala Kampung dan BPK melalui Musyawarah mufakat di Kampung;

b. Pemerintah Kampung memperoleh tanah pengganti seluas dan senilai secara ekonomis dengan tanah yang dilepaskan atau berupa sejumlah uang seharga pembelian tanah yang lain yang senilai dengan tanah yang dilepaskan;

c. Mendapatkan ijin tertulis dari Bupati.

Pasal 17

(1) Kampung yang berubah statusnya menjadi kelurahan, seluruh sumber pendapatan dan kekayaan Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan 5, dinyatakan menjadi sumber pendapatan dan kekayaan yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah;

(2) Hasil pengurusan dan pengelolaan sumber pendapatan dan kekayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan 5, menjadi pendapatan yang dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan dikeluarkan kembali untuk penyelenggaraan pemerintahan.

7

Page 8: PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN - samarinda.bpk.go.idsamarinda.bpk.go.id/wp-content/uploads/peraturan/Perda_Kab... · (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2005 Nomor 14). Dengan

BAB IX

PENGEMBANGAN, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Bagian Kesatu

Pengembangan

Pasal 18

(1) Sumber pendapatan dan kekayaan Kampung yang dikelola dapat dikembangkan oleh Pemerintah Kampung yang bersangkutan dengan cara :

a. Menambah atau memperluas sumber pendapatan dan kekayaan Kampung melalui pengadaan atau pembelian;

b. Menerima hibah atau pemberian dari pihak lain yang tidak mengikat;

c. Mengalihkan fungsi kekayaan Kampung dengan mengajukan ijin kepada Bupati setelah mendapat persetujuan dari BPK;

d. Mendapat bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Daerah.

(2) Hal-hal yang menyangkut pengembangan sumber pendapatan dan kekayaan Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Kampung;

(3) Penyewaan tanah kas Kampung yang dikelola langsung oleh Pemerintah Kampung hanya dapat dilakukan selama 1 (satu) tahun disertai dengan perjanjian tertulis dengan pihak penyewa dan dapat diperpanjang setiap tahun;

(4) Penyewaan tanah kas Kampung yang melebihi jangka waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), apabila terjadi sesuatu hal yang menyebabkan tanah kas Kampung tersebut harus ditarik oleh Kepala Kampung berdasarkan musyawarah antara pihak pengelola dengan Kepala Kampung atau perangkat Kampung yang terkait.

Bagian Kedua

Pembinaan

Pasal 19

Pembinaan terhadap pengelolaan sumber-sumber pendapatan dan kekayaan Kampung dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

Bagian Ketiga

Pertanggungjawaban

Pasal 20

(1) Pengawasan terhadap pengurusan dan pengelolaan sumber pendapatan dan kekayaan Kampung dilakukan oleh BPK, Pemerintah Kecamatan;

(2) Penggunaan hasil sumber pendapatan dan kekayaan Kampung ditetapkan dalam APBK, Kepala Kampung harus menyampaikan keterangan laporan pertanggungjawaban kepada BPK paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran;

(3) Pertanggungjawaban penggunaan sumber pendapatan dan kekayaan Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) oleh Kepala Kampung kepada Bupati melalui Camat setempat paling lambat 4 (empat) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.

Pasal 21

Apabila terjadi perubahan status Kampung menjadi kelurahan, maka tanah kas Kampung dan sejenisnya yang semula merupakan sumber pendapatan Kampung berubah statusnya menjadi aset Pemerintah Daerah yang pengelolaannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah melalui APBD, yang diperuntukkan bagi kepentingan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan dengan

8

Page 9: PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN - samarinda.bpk.go.idsamarinda.bpk.go.id/wp-content/uploads/peraturan/Perda_Kab... · (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2005 Nomor 14). Dengan

tetap memperhatikan keseimbangan antara Kampung dan atau kelurahan lainnya yang ada di daerah.

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 22

(1) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati;

(2) Semua Peraturan Kampung yang berkaitan dengan sumber pendapatan dan kekayaan Kampung, wajib mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannya pada Peraturan Daerah ini;

(3) Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, Peraturan Daerah Kabupaten Kutai barat Nomor 19 Tahun 2001 tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan Kampung dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat.

Ditetapkan di Sendawarpada tanggal 11 Oktober 2007

BUPATI KUTAI BARAT,

ttd

ISMAIL THOMAS

Diundangkan di Sendawarpada tanggal 11 Oktober 2007

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KUTAI BARAT,

ttd

YAHYA MARTHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT TAHUN 2007 NOMOR 09 SERI D

9

Page 10: PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN - samarinda.bpk.go.idsamarinda.bpk.go.id/wp-content/uploads/peraturan/Perda_Kab... · (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2005 Nomor 14). Dengan

PENJELASANATAS

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARATNOMOR 09 TAHUN 2007

TENTANG

SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN KAMPUNG

I. PENJELASAN UMUM.

Bahwa hasil usaha Kampung, hasil kekayaan Kampung, hasil swadaya/partisipasi, hasil gotong royong yang merupakan sumber pendapatan Kampung, perlu adanya pengurusan dan pengelolaan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga diharapkan penerimaan pendapatan tersebut dapat membiayai penyelenggaraan pemerintahan Kampung, sehingga pelaksanaan pembangunan di Kampung dapat terlaksana secara optimal.

Bahwa pengurusan dan pengelolaan sumber pendapatan dan kekayaan Kampung tersebut diatas harus mempunyai landasan hukum sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 72 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka dipandang perlu untuk meninjau dan menetapkan kembali Peraturan Daerah Kabupaten KUTAIBARAT Nomor 39 Tahun 2000 tentang Sumber-Sumber Pendapatan Kampung dengan menetapkan dalam Peraturan Daerah.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1Pasal ini dimaksudkan untuk menyamakan arti terhadap beberapa istilah yang dipergunakan dalam Peraturan Daerah ini.

Pasal 2 Ayat (1)

Huruf a Angka 1

Yang dimaksud dengan hasil usaha Kampung adalah hasil usaha yang diurus dan dikelola oleh Pemerintah Kampung yang antara lain :a. Badan Usaha Milik Kampung (BUMKampung)b. Pengelolaan Lumbung Kampung ;c. Perkreditan/Unit Ekonomi Kampung / Usaha

Ekonomi Produktif.d. Peternakan.e. Pertanian.f. Perkebunan.g. Pengelolaan Pasar Kampung.h. Perikanani. Tambatan perahu.j. Pengelolaan tempat rekreasi.k. Pertokoan.l. Pangkalan kendaraan.m. Pengelolaan sumber air.n. Pengelolaan lapangan olah raga.o. Pengelolaan gedung/ bangunanp. Pengelolaan tempat pemancingan.q. Persewaan kursi dan terop.r. Lain-lain hasil usaha Kampung yang sah.

Angka 2

10

Page 11: PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN - samarinda.bpk.go.idsamarinda.bpk.go.id/wp-content/uploads/peraturan/Perda_Kab... · (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2005 Nomor 14). Dengan

Cukup Jelas.

Angka 3Yang dimaksud dengan Hasil swadaya dan partisipasi masyarakat adalah hasil dari usaha dan keikutsertaan masyarakat yang secara sadar dan inisiatif sendiri untuk berperan serta dalam pelaksanaan pembangunan, baik dalam bentuk uang, tenaga dan atau natura sebagai bentuk iuran untuk pembangunan Kampung.

Angka 4Yang dimaksud dengan hasil gotong royong adalah hasil dari usaha dan keikutsertaan masyarakat yang secara sukarela dan bersama-sama memberikan uang, tenaga dan atau natura karena adat-istiadat yang berkembang di Kampung, yang dihitung dengan nilai uang pada saat itu.

Angka 5Cukup Jelas.

Ayat (2) Cukup Jelas.

Pasal 3Cukup Jelas

Pasal 4Cukup Jelas.

Pasal 5Cukup Jelas.

Pasal 6Cukup Jelas.

Pasal 7Cukup Jelas.

Pasal 8Cukup Jelas.

Pasal 9Cukup Jelas.

Pasal 10 Ayat (1)

Huruf aCukup Jelas.

Huruf bCukup Jelas.

Huruf cCukup Jelas.

Huruf dCukup Jelas.

Huruf eYang dimaksud sumber-sumber lain yang sah adalah pinjaman kepada perseorangan atau kelompok orang pemilik dana.

Ayat (2)

11

Page 12: PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN - samarinda.bpk.go.idsamarinda.bpk.go.id/wp-content/uploads/peraturan/Perda_Kab... · (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2005 Nomor 14). Dengan

Cukup Jelas.

Ayat (3)Cukup Jelas.

Pasal 11Cukup Jelas.

Pasal 12Cukup Jelas.

Pasal 13Cukup Jelas.

Pasal 14Cukup Jelas.

Pasal 15Cukup Jelas.

Pasal 16Cukup Jelas.

Pasal 17Cukup Jelas.

Pasal 18 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)Cukup Jelas.

Ayat (3)Cukup Jelas

Ayat (4)Yang dimaksud berdasarkan musyawarah adalah masing-masing pihak harus mengedepankan asas normatif yang disesuaikan dengan kondisi pada saat tanah kas Kampung tersebut harus ditarik kembali dalam waktu yang tidak terlalu lama, misalnya waktu panen maka penarikan kembali dilakukan setelah di panen.

Pasal 19Cukup Jelas.

Pasal 20Cukup Jelas.

Pasal 21Cukup Jelas.

Pasal 22Cukup Jelas.

Pasal 23Cukup Jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 126

12