Pemeriksaan.n. Cranialis
-
Upload
daitya-rangga-daiby -
Category
Documents
-
view
351 -
download
80
description
Transcript of Pemeriksaan.n. Cranialis
PEMERIKSAANNERVUS
CRANIALIS
KEPANITERAAN KLINIK MADYA LABORATORIUM ILMU PENYAKIT SARAF
RSD MARDI WALUYO BLITAR – FK UNISMA2013
Oleh :Ana Faridatun
Ni’amahPembimbing:
Dr. Novi Irawan, Sp. S
Nervus CranialisI. Nervus Olfaktorius
II. Nervus Optikus
III. Nervus Okulomotorius
IV. Nervus Troklearis
V. Nervus Trigeminus
VI. Nervus Abdusens
VII. Nervus Fasialis
VIII.Nervus Vestibulokoklearis (Auditorius)
IX. Nervus Glosofaringeus
X. Nervus Vagus
XI. Nervus Asesorius
XII. Nervus Hipoglosus
Nervus Nama saraf Sifat saraf
Fungsi Tempat masuk di
Basis Cranii
I Olfaktorius Sensorik Daya penciuman
II Opticus Sensorik Penglihatan
III Okulomotorius
Motorik Gerakan kelopak mata ke
atas, kontraksi pupil, gerakan otot mata
IV Troklearis Motorik Gerakan mata ke bawah dan ke dalam
V Trigeminus Sensorik dan
Motorik
Gerakan mengunyah, sensasi
wajah, lidah dan gigi, refleks kornea dan refleks kedip
VI Abdusen Motorik Alat penggerak (muskulu
s rektus lateralis)
Fisura orbitalis superior
VII Fasialis Sensorik dan
Motorik
Gerakan otot wajah, pipi, scalp, muskulus stapedius, muskulus
stylohioideus, venter posterior muskulus digastricus, Palatum mole, pengecapan 2/3
anterior, glandula submandibularis, glandula
lacrimalis, glandula hidung dan pallatum
Meatus acusticus internus,
canalis facialis, foramen
stylomastoideus
VIII Vestibulokoklearis
Sensorik Pendengaran dan keseimbangan, posisi dan gerakan kepala
Meatus acusticus internus
IX Glosofaringeus Sensorik dan
motorik
Sensasi umum rasa 1/3 posterior lidah dan pharyng, sinus caroticus dan glomus caroticum, muskulus stylopharyngeus, glandula parotis
Foramen jugulare
X Vagus Sensorik dan
Motorik
Musculus constrictor pharyngis dan otot intrinsik laring, otot
polos broncus, jantung, saluran cerna sampai 1/3 distal colon
transversum, hati dan pancreas. Pengecapan dari epiglotis dan
valecula
Foramen jugulare
XI Aksesorius Motorik Otot palatum mole, Otot pharing, laring. Otot
sternocleidomasteideus dan muskulus trapeizeus
Foramen jugulare
XII Hipoglosus Motorik Gerakan dan bentuk lidah (kecuali muskulus palatoglossus)
Canalishypoglossi
N.I N.Olfactorius (Sensorik)
Mukosa olfaktorius
Fila olfaktoria
Bulbus olfaktorius
Nucleus olfaktori anterior
Pemeriksaan N. I
Persiapan : Pasien harus sadar dan kooperatif
Bahan : kopi, teh, tembakau, cengkeh, jeruk, dll.
Tiap lubang hidung harus diperiksa secara tersendiri
1.Subyektif : Keluhan pasien
2.Obyektif
A. Inspeksi Periksa kedua lubang hidung Yakinkan jalan pernafasan &
mukosa baik.
B. Identifikasi:
1. Pasien diberitahu bahwa daya penciumannya hendak diperiksa.
2. Tutup mata pasien.
3. Pasien mengidenfikasi apa yang tercium olehnya bila suatu zat didekatkan pada lubang hidungnya.
4. Hidung diperiksa satu persatu.
Interpretasi :- Normal - Hiperosmia- Anosmia - Parosmia- Hiposmia
N.II N.Optikus(Sensorik)
Cahaya Reseptor ganglion retina N.optikus Chiasma Tr. Optikus Lateral Genikulatom bodyColliculi superior Optic radiation kortex visual
Fungsi : penglihatan, reflek cahaya (afferen)
Pemeriksaan :• Tajam penglihatan• Lapang pandang• Pengenalan warna test ishihara• Funduskopi
Tajam penglihatan(Tes Snellen) Pasien berdiri 6 m dari
kartu Snellen. Mata kiri ditutup dengan
tangan kiri dan visus mata kanan diperiksa.
Begitu juga sebaliknya untuk mata kiri.
Interpretasi• 6/6 : dpt melihat huruf pd jarak 6 m, dimana oleh
orang normal dpt dilihat pd jarak 6 m
BILA TDK DPT MELIHAT HURUF TERBESAR, DILAKUKAN UJI HITUNG JARI
• 1/60 : dpt menghitung jari pd jarak 1 m
BILA TDK DPT MENGHITUNG JUMLAH JARI, DILAKUKAN UJI LAMBAIAN TANGAN DIMANA ORANG NORMAL DPT MELIHAT LAMBAIAN TANGAN PD JARAK 300 M
• 1/300 : melihat lambaian tangan pd jarak 1 m
• bila hanya dpt melihat adanya sinar visus= 1/~ orang normal dpt melihat adanya sinar pd jarak tak terhingga (~)
BILA TDK MENGENAL SINAR SAMA SEKALI
• visus = 0 ( buta total )
Lapang pandangMetode test :Syarat pemeriksaan lapang
pandang pemeriksa harus normal.
1. Tanpa alat :Test konfrontasiJarak: 60 – 100 cmObjek yang digunakan (2 jari
pemeriksa / ballpoint) di gerakan mulai dari lapang pandang kanan dan kiri (lateral dan medial), atas dan bawah dimana mata lain dalam keadaan tertutup dan mata yang diperiksa harus menatap lurus ke depan dan tidak boleh melirik ke arah objek tersebut.
2. Dengan alat :
Pengenalan warnaUntuk mengetahui adanya
polineuropati pada n. optikus.
Pemeriksaan Menggunakan kartu test
ischihara dan stiling / benang wol berwarna.
Pasien membaca angka berwarna dlm kartu ischihara atau stiling
Mengambil wol yang berwarna sesuai perintah.
Interpretasi Normal Buta Warna
N. Okulomotorius (N. III)N. Trokhlearis (N. IV)
N. Abdusen (N.VI)(Motorik)
Mempersarafi otot-otot penggerak bola mata, dan kelopak mata.
N. okulomotorius :- m. rektus medialis- m. rektus superior- m. rektus inferior- m. obliqus inferior- m. konstriktor pupil- m. Levator palpebra
N. trokhlearis : m. obliqus superior
N. abdusen : m. rektus lateralis.
1.Inspeksi saat istirahat
A.Kedudukan bola mata
Pemeriksaan– Kedudukan mata kiri dan kanan semetris/tidak
InterpretasiNormal : Kedudukan bola mata simetrisKelainan : strabismus, deviatio conjugee, eksoptalmus /endoftalmus
B.Observasi celah kelopak mata
Pemeriksaan :Penderita memandang lurus kedepanPerhatikan kedudukan kelopak mata thd pupil & iris.
InterpretasiNormal : simetris kanan-kiriKelainan :
1. Celah kelopak mata menyempitPtosisEnoftalmus & blefarospasmus
2. Celah kelopak mata melebarEksoftalmus & proptosis
2. Inspeksi saat bergerakPemeriksaan gerakan bola mata
Penilaian gerakan monokular
Penilaian gerakan kedua bola mata atas perintah
Penilaian gerakan bola mata mengikuti obyek bergerak
Pemeriksaan gerakan konjungat reflektorik (doll’s eye movement)
Interpretasi gerakan bola mataNormal : Gerakan konjungat Gerakan diskonjungat/ gerakan
konversion Dolls eye movement (+)Kelainan : Tanda parinaud (+) (paralisis
lirikan ketas) Stabismus Gerakan okulogirik Diplopia Gangguan gerakan bola mata
kesamping Gangguan gerakan bola mata
adduksi, ke bawah
Pemeriksaan & Interpretasi PupilReaksi pupil
Pemeriksaan : Observasi bentuk, ukuran
pupil & posisi pupil Perbandingan pupil
kanan dan kiri Pemeriksaan reflek pupil
Reflek cahaya langsung Reflek cahaya tidak
langsung atau konsensual Reflek pupil akomodatif /
reflek pupil konvergensi
Interpretasi
Normal : Bentuk pupil : bulat reguler Ukuran pupil : 2 mm – 5 mm Posisi pupil : ditengah-tengah Isokor Reflek cahaya langsung (+) Reflek cahaya konsensuil (+) Reflek akomodasi/konvergensi (+)
Kelainan : Pintpoin pupil Bentuk ireguler Anisokor dengan kelainan reflek cahaya Pupil argyll robertson Pupil adie
Cabang optalmicus : Memeriksa refleks kornea
Cabang maxilaris : Memeriksa kepekaan sensasi wajah, lidah dan gigi
Cabang Mandibularis : Memeriksa pergerakan rahang dan gigi
N. TRIGEMINUS (N.V) Sensorik dan Motorik
Pemeriksaan Terdiri Dari : Pemeriksaan fungsi Sensorik
Pemeriksaan fungsi Motorik
Pemeriksaan refleks Trigeminal
Cabang Sensorik Meliputi nyeri dg jarum, panas (air suhu 40-45°C),
dingin (suhu 10-15°C) dan raba dengan kapas. Meminta pasien menutup matanya dan memberikan
respon kalau merasa sedang disentuh.
Sensoris I: dagu, pelipis, kulit kelopak mata atas, hidung anterior, mukosa konjungtivaSensoris II: Kulit hidung posterior, kulit kelopak mata bawah, pipi atas, bibir atas, sinus maksilaris, rongga mulut atas.Sensorik III: mandibula, selaput lendir bibir bawah, bagian bawah rongga mulut, ginggiva bawah, gigi bawah.
Sensoris I: dagu, pelipis, kulit kelopak mata atas, hidung anterior, mukosa konjungtivaSensoris II: Kulit hidung posterior, kulit kelopak mata bawah, pipi atas, bibir atas, sinus maksilaris, rongga mulut atas.Sensorik III: mandibula, selaput lendir bibir bawah, bagian bawah rongga mulut, ginggiva bawah, gigi bawah.
Cabang motorik• Akar motoris mempersarafi otot-
otot pengunyah:- m. temporalis
- m. masseter- m. pterigoideus lateralis- m. pterigoideus medialis
Selain otot pengunyah juga : - m. milohyoideus
- m. digastrikus anterior- m. tensor veli palatini (di memb
tympani)
Fungsi Motorik N. Trigeminus Ps/ menggigit giginya sekuat-
kuatnya, palpasi m.maseter & temporalis
Ps/ membuka mulutnya,perhatikan deviasi rahang bawah (m.pterigoideus lateralis)
Kayu tong spatel digigit bergantian, bandingkan bekas gigitan (M.Pterigoideus Medialis)
InterpretasiNormal:– Kontraksi m.masseter & m.temporalis simetris– Rahang bawah berada ditengah tengah– Kekuatan gigitan kayu tong spatel, sama dalam pada gigitan kanan dan kiri
Kelainan :– Kontraksi m.masseter & m.temporalis kanan dan kiri (-) / melemah.– Deviasi rahang bawah saat membuka mulut ke sisi m.pterigoideus lateralis yg lumpuh.– Bekas gigitan pada sisi m.pterigoideus medialisyang lumpuh lebih dangkal.
Reflek Kornea Tergantung fungsi N. V dan N. VIIPemeriksaan menggunakan ujung kapas.Pasien diminta melihat ke sisi kanan ketika ujung kapas didekatkan dari sisi kiri untuk menyentuh kornea kiri (dan sebaliknya).Respon : pemutupan kelopak mata bilateral secara refleks yang terjadi dengan segera.
Refleks masetter Px membuka mulut mengeluarkan suara aa.. jari tengah pemeriksa ditempatkan ditengah dagu px dilakukan pengetukan dg palu refleks kontraksi m. Masseter dan m. temporalis penutupan mulut secara tiba-tiba.
N. FASIALIS (N.VII)Sensorik dan Motorik
Fungsi : ekspresi wajah sekresi galndula lakrimalis, gld
sublingualis, gld submandibularis pengecapan 2/3 depan lidah mengurangi getaran stapes
Reflek kornea :- aff. N.V - eff. N. VII
Pemeriksaan & Interpretasifungsi motorik
Observasi otot wajah dlm keadaan istirahat
Pasien diminta memperlihatkan giginya
Pasien diminta menggembungkan pipinya
Pasien diminta mengerutkan dahi Pasien disuruh menutup mata erat –
erat, sementara pemeriksa berusaha membukanya
Asimetri atau Tidak
KELAINAN
Menimbulkan kelemahan kontralateral pada bagian bawah wajah dengan bagian atas wajah yang tetap berfungsi dengan normal.Pasien masih dapat mengerutkan dahinya.
Ini berkaitan dengan persyarafan bilateral wajah atas oleh serabut – serabut kortikobulbar.
Terjadi gangguan total pada otot – otot wajah ipsilateral tanpa ada daerah yang tidak terganggu
Wajah bawah hanya mempunyai persarafan unilateral dari pusat kortikal kontralateral
Lesi UMN Lesi LMN
Interpretasi :• Ageusia • Pargeusia• Hipoageusia• Disgeusia
Pemeriksaan fungsi parasimpatis
Pemeriksaan :1. Inspeksi lakrimasi & sekresi kelenjar ludah2. Gunakan kertas lakmus u/ memeriksa sekresi gl. Lakrimasi, gl. submaxilaris & gl. Sublingualis
Interpretasi :Normal : Lakrimasi dan sekresi glandula submaksilaris dan sublingualis baik. Kelainan : Hiperlakrimasi dan Hiposekresi gl.submaxilaris dan sublingualis.
N. Vestibulo koklearis (N.VIII) Sensorik
Terdiri dari n. vestibularis & n. koklearis Sistem vestibularis tdd labirin, n.
vestibularis, jaras vest. sentral. Refl. Vestibulo okularis mempertahankan
mata pd obyek tertentu Gangguan menyebabkan :
- vertigo
- nistagmus
- hilang keseimbangan
Sistem auditorius tdd telinga luar, tengah, dan dalam.
Telinga dalam tdd koklea (tdp organ korti) dan n. akustikus (koklearis) serta jaras - jaras.
Gangguan pendengaran (tuli) Tuli konduksi
- kelainan pd. telinga luar & tengah
- ec. serumen, otitis media, otosclerosis Tuli persepsi = sensorineural deafness
- kelainan pd. telinga dalam
- ec. Ketulian pd lansia, occupational deafness, ototoxic deafness, infectious deafness (mumps, rubela), acoustic neurinoma
PEMERIKSAAN
2. Tes Pendengaran garputalaTes RinneTes WeberTes Schwabach
Rinne Test Schwabach
Weber Test
B. Pemeriksaan N. VestibularisPemeriksaan keseimbangan :
Uji romberg Jalan ditempat dengan mata tertutup Mengerak-gerakkan kedua anggota
bagian atas, keatas, kebawah dengan mata tertutup
Interpretasi : Romberg + Jalan berubah arah kesisi labirin yg rusak Deviasi kearah labirin yg rusak
Rotational test:Diputar di kursi 10x selama 20 detik
Caloric test:Irigasi dg air 250 ml selama 40 dtk, suhu 30ºC & 44ºC (dingin dan panas)
N.Glosofaringeus (N.IX) dan N.Vagus (N.X)Sensorik dan Motorik
N. Glosofaringeus (N.IX) Mensuplai sensasi untuk faring, 1/3 posterior lidah, membran tympani, dan serabut – serabut sekresi ke kelenjar parotis.
Nervus Vagus (N.X) mensuplai serabut – serabut parasimpatis ke visera dada dan abdomen, serabut – serabut motorik ke faring dan laring, dan sensasi ke kanal telinga luar.
Pemeriksaan Nervus ini dilakukan bersama - sama
Fungsi : Menelan Sekresi liur gld.
parotis Pengecapan 1/3
belakang lidah Aff. Reflek muntah Aff. Baroreseptor pada
sinus karotikus Aff. Kemoreseptor
pada glomus karotikus.
Fungsi : Menelan otot2 faring & palatum
mole Bersuara konstriktor faring, pita
suara Sensoris kulit telinga bag.
posterior, meatus akustikus ekst. Sensasi dari faring & laring Aff. refl. batuk Cardiac depresor,
bronchoconstrictor,motilitas & sekresi GI
Baroreseptor dan kemoreseptor pada bulbus dan sinus aorta
N. GLOSOFARINGEUS (N.IX)
N. VAGUS (N.X)
Lesi n. vagus : Intra kranial : tumor, hematom, trombosis,
MS, ALS, siringobulbi, meningitis Perifer : neuritis, tumor, penyakit
kelenjar, trauma. Paralisis lengkap bilateral n. vagus cepat
menyebabkan kematian. Gangguan menelan (disfagia) paralisis
n. IX dan n. X
1. Pemeriksaan Fungsi MotorikA.INSPEKSI LENGKUNG LANGIT-LANGIT
Minta penderita membuka mulut & suruh ucapkan “Aaaa”Perhatikan lengkung langit-langit dan posisi uvulaInterpretasi :
Normal : Simetris lengkung langit-langitKelainan : Lengkung langit-langit yg sehat bergerak keatasLengkung langit-langit yg lumpu tertinggal.
PEMERIKSAAN N.IX DAN N.X
B. PEMERIKSAAN FUNGSI MENELAN Minta penderita minum air Perhatikan mampu minum air atau air masuk
ke hidungInterpretasi:
Normal : mampu minum air dg baik. Kelainan : air akan masuk ke hidung pd lesi
n.IX bilateralC. PEMERIKSAAN FONASI SUARA Minta penderita mengucapkan “ a.a.a.a.a.”
Interpretasi : Normal Ggn fonasi suara “sangau”
2.Pemeriksaan fungsi parasimpatis Inspeksi sekresi kelenjar ludah
Interpretasi : Normal Kelainan : sekresi kelenjar ludah (–)
3.Pemeriksaan Fungsi Sensorik Reflek muntah Sentuh bagian
atas faring/palatum molle Pemeriksaan Fungsi pengecapan– Minta pasien menjulurkan lidahnya.– Bersihkan lidah penderita pd 1/3 bagian belakang.– Berilah rangsangan pengecapan pd lidah 1/3 belakang.
Interpretasi :Ageusia HipoageusiaParageusia Disgeusia
Interpretasi :Ageusia HipoageusiaParageusia Disgeusia
N. ASESORIUS (N.XI)
Mempersarafi : m. sternocleidomastoideus dan m. trapesius.
Lesi kesulitan menolehkan kepala
Penyebab lesi :Trauma kepalaAmiotropik lateral sclerosisTumor pd foramen magnum
PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Fungsi M.Sternokleidomastodius– Pasien memutar kepala ke sisi yg
sehat. Pemeriksa meraba M. sterno
kleidomastoideus sisi kontralateral. Interpretasi :
Normal : Kontraksi + Kelainan : Kontraksi -
2. Pemeriksaan Fungsi M.TrapeziusA.Saat IstirahatB.Saat bahu digerakkan
Interpretasi : Normal : simetris Kelainan :Asimetriskelemahan pd
bahu yg sakit
N. HIPOGLOSUS (N. XII)
Mempersarafi otot2 lidah : stiloglosus, hioglosus, genioglosus
Lesi unilateral disartriaLesi bilateral disartria dan disfagia
Lesi unilateral: supraneklear kelemahan, ec: trombosis, hematom, tumor
Lesi bilateral, nuklear kelemahan dan atrofi, ec : paralisis bulber, ALS, siringobulbi, poliomielitis
Pemeriksaan Inspeksi lidah saat istirahat Inspeksi lidah saat dijulurkan
(UMN lidah tidak dapat keluar lurus garis tengah, tapi secara volunter dapat digerakkan ke kanan dan kiri, LMN lidah akan menyimpang disisi yg lumpuh, tidak bisa ke yang sehat).
Pasien menggerakkan lidah ke lateral.
Kekuatan otot lidah.
TERIMA KASIH