Pemeriksaan Strabismus

6
Pemeriksaan Strabismus Tests of Binocular Sensory Cooperation Penilaian sistem vergensi mengindikasikan sejauh mana kedua mata dapat diarahkan pada objek yang sama. Sensorik binokuler melibatkan penggunaan kedua mata secara bersama-sama untuk membentuk satu persepsi. Umumnya, sensorik binokuler normal tergantung pada fusional vergence yang normal. Idealnya, tes ini dilakukan sebelum terjadinya kerusakan pada sistem binokuler oleh oklusi pada salah satu mata. Terdapat 2 bentuk pemeriksaan tes pemeriksaan sensorik binokuler, yaitu worth 4-dot dan tes stereoacuity. (AAO, 2011) Test Worth 4-dot Tes worth 4 dot menggunakan 4 titik sinar yang tersusun dengan bentuk diamond dengan titik merah di bawah serta titik putih di atas dan 2 titik hijau yang tersusun horizontal di sebelah lateral. Keempat titik ini dilihat melalui kacamata khusus yang lensanya berwarna hijau dan merah yang akan memperjelas warna yang diiluminasinya (Bilson, 2003). Mata kanan mata kiri dengan lensa hijau.

description

pemeriksaan strabismus

Transcript of Pemeriksaan Strabismus

Page 1: Pemeriksaan Strabismus

Pemeriksaan Strabismus

Tests of Binocular Sensory Cooperation

Penilaian sistem vergensi mengindikasikan sejauh mana kedua mata dapat diarahkan

pada objek yang sama. Sensorik binokuler melibatkan penggunaan kedua mata secara

bersama-sama untuk membentuk satu persepsi. Umumnya, sensorik binokuler normal

tergantung pada fusional vergence yang normal. Idealnya, tes ini dilakukan sebelum

terjadinya kerusakan pada sistem binokuler oleh oklusi pada salah satu mata. Terdapat 2

bentuk pemeriksaan tes pemeriksaan sensorik binokuler, yaitu worth 4-dot dan tes

stereoacuity. (AAO, 2011)

Test Worth 4-dot

Tes worth 4 dot menggunakan 4 titik sinar yang tersusun dengan bentuk diamond

dengan titik merah di bawah serta titik putih di atas dan 2 titik hijau yang tersusun horizontal

di sebelah lateral. Keempat titik ini dilihat melalui kacamata khusus yang lensanya berwarna

hijau dan merah yang akan memperjelas warna yang diiluminasinya (Bilson, 2003).

Mata kanan pasien akan melihat melewati lensa merah sedangkan mata kiri dengan

lensa hijau. Pemeriksaan dilakukan pada jarak 1/3 meter dengan senter dan jarak 6 meter dari

kotak yang memiliki 4 titik sinar. Ketika pemeriksaan dilakukan pada ruangan yang gelap,

terget fusi binokular akan jatuh pada titik yang berwarna putih karena hanya satu titik itu

yang akan terlihat oleh kedua mata. Titik hijau akan terlihat pada mata yang menggunakan

lensa hijau dan titik merah akan terlihat pada mata yang menggunakan lensa merah (Wright,

2006).

Gambar 1.1 The Worth 4-dots

Page 2: Pemeriksaan Strabismus

Respon fusi normal adalah dengan melihat empat lampu, dua merah dan dua

hijau. Respon normal lainnya yaitu salah satu lampu berwarna merah, dua berwarna

hijau dan satu lampu yang berkedip diantara warna hijau dan merah. Lampu yang

berkedip itu adalah titik sinar putih yang dilihat oleh kedua mata, sehingga timbul

persaingan warna. Pasien dengan strabismus dan diplopia akan melihat 5 titik sinar

yaitu 3 titik hijau dan 2 titik merah (Wright, 2006).

Pada pasien dengan supresi kortikal

akan melihat 3 lampu hijau atau 2

lampu merah, tergantung pada mata

yang akan memperbaikinya. Ketika

terjadi supresi pada mata kanan

(seperti yang dijelaskan pada gambar

di bawah ini) mata kiri akan

memperbaiki mata kanan yang

terfiksasi sehingga mata kiri akan

melihat 3 titik hijau. Apabila terjadi

Page 3: Pemeriksaan Strabismus

penekanan pada mata kiri maka, mata kanan yang memperbaikinya akan melihat 2 titik

merah (Wright, 2006).

Tes Stereoacuity

Tet stereoacity berfungsi

untuk menilai fungsi dari

kedua mata dalam

stereopsis (kemampuan

untuk memadukan gambar

dari kedua mata yang

sama). Terdapat 2 tipe tes

stereopsis yaitu contour

dan random dot. Tes

stereopsis contour menggunakan 2 gambar yag terpisah secara horizontal pada setiap mata

dengan menggunakan kacamata berpolarisasi atau kacamata merah-hijau yang akan

menunjukkan kedalaman (stereoakusitas) dari gambar tersebut. Terdapat beberapa macam

tes stereopsis random test yang sering digunakan. Salah satunya The Randot test yang juga

menggunakan kaca berpolarisasi dan dapat menghitung stereoakuisitas dalam 20 detik busur

(AAO, 2011).

Gambar 1.4: Stereo fly test (salah satu tes contour)

Page 4: Pemeriksaan Strabismus

Gambar 1.5 : Variasi dari tipe random

tes.

Daftar Pustaka

1. American Academy Of

Ophtalmology. Pediatric

Ophthalmology & Strabismus. Basic and Clinical Section 6, 2011-2012. Hlm 86-87

2. Bilson, F. 2003. Strabismus. BMJ Books: London. Hlm 62-63

3. Wright, K. 2006. Handbook of Pediatric Strabismus and Amblyopia. Springter:

Chicago. Hlm 196-200