PEMERIKSAAN PERKARA GUGAT WARIS - pta-pontianak.go.idpta-pontianak.go.id/e_dokumen/2016/Undangan...

103

Transcript of PEMERIKSAAN PERKARA GUGAT WARIS - pta-pontianak.go.idpta-pontianak.go.id/e_dokumen/2016/Undangan...

Hal. 1 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

PEMERIKSAAN PERKARA GUGAT WARIS ;

Pemeriksaan gugat waris harus dimulai dengan

permusyawaratan hakim sebelum menentukan penetapan hari

sidang tentang isi gugatan , serta bobot perkara waris

tersebut,gugatan tersebut antara para ahli waris atau gugatan

antara ahli waris dengan pihak diluar ahli waris.

Gugatan harus dicermati dahulu apakah inperson maju sendiri

menggunakan jasa advocat, atau menggunakan kuasa insidentil.

Kalau menggunakan jasa pengacara atau kuasa insidentil,

maka sayarat formil dan materiel harus diteliti majlis hakim ketika

akan menentukan hari sidang, sehingga nanti ketika sidang pertama

telah tergambar keadaan kuasa mapun perkara yang ditangani

majlis tersebut.

Pada tahap musyawarah ini sudah akan kelihatan sempurna

tidaknya gugatan tersebut, jika gugat waris itu terjadi antara

satu/beberapa ahli waris maju secara inperson/didampingi kuasanya

baik dengan advocate atau kuasa insidentil berlawanan dengan ahli

waris yang lain, hal pertama yang diteliti/dibaca dari gugatan adalah

dari sisi penggugat, apakah penggugat adalah person yang

mempunyai hak kewarisan pada obyek yang disengketakan serta

cakap hokum.

Dari sisi tergugat apakah tergugat tunggal/beberapa ahli waris

yang didudukan sebagai tergugat, turut tergugat/para turut tergugat

adalah orang yang selayaknya digugat, apakah semua pihak yang

mempunyai hubungan hokum dengan sengketa warisan tersebut

sudah dilibatkan sebagai pihak ?.

Hal. 2 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Hal lain yang harus dicermati adalah, apakah semua ahli waris

dari pewaris sudah dijadikan pihak ?.

Timbul persoalan apabila penggugat baru tahu ada ahli waris

yang lain yang tidak digugat, kejadian ini kepastiannya adalah

penggugat baru tahu ada ahli waris lain yang tidak dimasukan

sebagai pihak setelah adanya jawaban tergugat (ahli waris yang

digugat), penggugat merubah gugatan dengan menambah ahli waris

lain yang belum digugat dijadikan tergugat namun dapat penolakan

dari ahli waris lain yang sudah jadi tergugat, maka mau tidak mau

perkara harus berlanjut. Dalam hal yang demikian rasanya kurang

adil ketika hakim menilai perobahan telah masuk kategori

perubahan yang tidak diperbolehkan. Dan perkara harus tidak

diterima dengan alasan kurang pihak, yang harus dipedomani

adalah pasal 279 Rv dst dan pasal 70 Rv dst sesuai dengan prinsip

hakim wajib mengisi kekosongan, baik dalam hokum materiel

maupun formil (buku II hal 80), majlis selayaknya menyarankan bagi

penggugat untuk menariknya, bukan justru menyatakan tidak

diterima.

Untuk menghadapi penolakan tergugat, maka penggugat dapat

menggunakan upaya Vrijwaring pasal 70 Rv, hal ini harus ia lakukan

kalau tergugat menolak/keberatan dengan perubahan gugatan

penggugat.

Bisa juga, ahli waris yang tidak digugat penggugat tersebut,

dengan kemauan sendiri masuk dalam proses perkara dengan jalan

mengajukan surat permohonan (dalam bentuk Voeging ) kepada

Ketua Pengadilan dengan maksud untuk ikut dalam proses

berperkara (buku II hal. 80).

Hal. 3 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Ketua Pengadilan Agama mendisposisikan surat permohonan

tersebut kepada majlis hakim yang bersangkutan.

Dalam persidangan selanjutnya majlis hakim memberi

kesempatan pada kedua belah pihak untuk menanggapi, yang

selanjutnya menjatuhkan putusan sela (pasal 282 Rv), dan jika

dikabulkan maka dalam putusan sela tersebut harus didudukan

sebagai pihak.

Namun demikian akan lebih sempurna kalau penggugat bisa

mendudukan semua ahli waris sebagai pihak tergugat sejak awal,

untuk menghindari intervensi dari ahli waris yang tidak digugat,

ketika perkara masih berjalan, atau gugat biasa setelah perkara

putus, ataupun juga perlawanan ketika sita atau eksekusi yang

dipaksakan.

Hal lain yang harus diperhatikan hakim adalah apabila ada

permintaan dari penggugat tentang permohonan tindakan yang

dilakukan sebelum memeriksa pokok perkara, terutama adalah

permohonan sita (Rbg. Psl 260 dqn 261 serta Rv. Pasal 720), yang

oleh majlis hakim bisa dipenuhi sebelum persidangan pertama, atau

ditangguhkan permohonan sita, hal tersebut harus dijawab oleh

ketua majlis dalam menentukan hari sidang dalam bentuk

penetapan.

Disini juga harus diteliti apakah sita itu bisa dilaksanakan

Pengadilan Agama yang mengadili perkara waris tersebut, atau

diperlukan pendelegasian sita, ke Pengadilan Agama lain mengingat

obyek sengketa berada diluay wilayah yurisdiksinya .

Hal lain lagi yang harus dicermati majlis hakim adalah, tentang

permintaan provisi (pasal 190 Rbg), untuk diadakannya audit suatu

Hal. 4 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

perusahaan dari harta tirkah, penghentian pembangunan diatas

tanah sengketa (putusan MA nomor 1788 K/Sip/1976), atau juga

penghentian pembongkaran yang dilakukan tergugat atas suatu

bangunan yang disengketakan, jika ada maka majlis hakim harus

sudah merencanakannya sejak dini, mau diterima atau ditolak

sebelum memeriksa pokok perkara waris tersebut.

Majlis hakim dalam musyawarah itu harus mempertimbangkan

tempat tinggal para penggugat, turut tergugat serta tergugat dalam

rangka pemanggilan sidang pertama (Rbg. Pasal 146).

Setelah ditentukan hari sidang , maka para pihak harus

dipanggil, secara sah patut dan resmi (Rbg. Pasal 145 ayat 1 dan

2), kemudian kehadiran para pihak dilihat dulu, apakah datang

sendiri/didampingi oleh kuasanya. Dalam hal kehadiran

penggugat/tergugat didampingi kuasa, baik kuasa dengan

menguasakan pada advocat atau menggunakan kuasa insidentil .

Sekiranya menggunakan advocat maka Majlis hakim harus

memeriksa kelengkapan surat surat dari kuasa hukum tersebut

serta mencocokkan dengan keaslian kartu anggota, masih berlaku

tidaknya kartu anggoga tersebut dan berita acara sumpahnya, sah

tidaknya secara formil kuasa tersebut, tentang kompetensi

relatifnya, dibuat orang yang berhak atau tidak, berdasar kuasa

umum/khusus , sebut/tidak subyek dan obyek.

Demikianpun apabila penggugat/tergugat menggunakan kuasa

insidentil, maka majlis hakim harus memeriksa proses lahirnya

kuasa insidentil tersebut.

Apabila penggugat tidak hadir, dan ketidak hadiranya bukan

dengan alasan yang sah, sementara panggilan telah dilaksanakan

Hal. 5 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

secara patut dan resmi, maka majlis hakim dapat menggugurkan

gugatan penggugat (pasal 148 Rbg), dengan acara sederhana

(pasal 176 Rv) tapi dalam bentuk putusan, dan harus diberitahukan

pada penggugat (pasal 276 Rv).

Sekiranya dalam perkara waris tersebut telah diletakkan sita

jaminan terhadap obyek sita, maka sita tersebut harus diangkat

yang termuat dalam amar putusan yang berisi perintah

pengangkatan sita.

Hanya saja pengguguran atas dasar panggilan hanya sekali itu oleh

kebanyakan praktisi hukum dianggap tidak layim.

Jika pada persidangan pertama yang telah ditentukan para

pihak ada yang tidak hadir, maka pihak yang tidak hadir tersebut

dapat dipanggil lagi (pasal 151 Rbg.), terlepas dari alasan ketidak

hadiran itu sah atau tidak.

Jika pada persidangan pertama yang telah ditentukan para

tergugat/tergugat tidak hadir, sementara panggilan telah dilakukan

secara resmi, sah dan patut, maka majlis dapat memutus dengan

putusan versstek (Pasal 77 RV. Untukk Penggugat dan 78 untuk

tergugat) RBG. 149 .

Yang juga harus dipedomani majlis hakim adalah menurut pasal 200

RBG, jika putusan verstek Penggugat kalah, baginya diberi hak

banding.

Apabila para pihak telah hadir, maka dalam persidangan

majlis hakim mendamaikan para pihak, penggugat berhak mencabut

gugatannya tanpa persetujuan tergugat (RV. Pasal 271),

pencabutan tanpa persetujuan itu karena tergugat belum diserang

kepentinganya, ketika gugatan belum dibacakan, pencabutan yang

Hal. 6 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

tanpa persetujuan tergugat, maka penggugat dapat mengajukan lagi

sebagai perkara baru.

Namun apabila gugatan minimal telah dibacakan, merujuk

pasal 272 Rv, maka pencabutan harus dihadiri tergugat dengan

meminta persetujuannya.

Jika pencabutan ditolak tergugat, maka proses pemeriksaan

berlanjut, namun apabila pencabutan itu mendapat persetujuan dari

tergugat, perkara berakhir dengan pencabutan dan majlis hakim

yang memeriksa menerbitkan putusan pencabutan dengan perintah

pencoretan perkara dari regester.

Pencoretan perkara tersebut disamping pengakhiran perkara juga

dimaksudkan sebagai ketertiban administrasi yustisial.

Pencabutan yang didasari atas persetujuan tegugat, bersifat

final karena berdasarkan kesepakatan didepan sidang, berlaku

sebagai undang-undang bagi penggugat dan tergugat berdasar

pasal 1338 KUH Perdata, yang produknya dalah putusan.

Dengan adanya pencabutan atas persetujuan tergugat ini

maka segala bentuk sengketa yang terkandung didalamnya telah

berakhir, putusannya mengikat para pihak dan menutup upaya para

pihak untuk melakukan upaya hukum. Dan biaya perkara

dibebankan pada penggugat atas dasar pasal 272 Rv.

Kiranya dalam hal pencabutan atas persetujuan tergugat, yang

harus dianggap mengakhiri sengketa, dan dihukumi tidak boleh

mengajukan gugatan baru perlu ada kajian yang lebih mendalam,

dimana letak keadilannya ketika sengketa tersebut tidak berujung

pangkal, mengingat sengketa yang ada adalah sengketa kewarisan.

Hal. 7 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Dengan adanya pencabutan, baik dengan atau tanpa

persetujuan tergugat, maka para pihak kembali dalam keadaan

semula, yang berarti tidak ada sengketa.

Pengembalian keadaan seperti semula berakibat tindakan

yang mendahului harus dikembalikan dalam keadaan semula

seperti sita harus diangkat, provisi yang berupa larangan tergugat

melakukan sesuatu menjadi tidak berlaku lagi.

Apabila perkara dilanjutkan oleh penggugat maka langkah

selanjutnya adalah pemilihan/penunjukan mediator dalam rangka

mediasi, majlis menunda persidangan dengan waktu yang akan

ditentukan kemudian menunggu laporan mediasi dari mediator.

Dalam pelaksanaan mediasi, para pihak penggugat/para

penggugat, tergugat/para tergugat, turut tergugat I, II dan

seterusnya haruslah hadir, jika ada pihak pihak yang tidak hadir,

maka yang tidak hadir harus dipanggil, seandainya telah dipanggil

lagi ada yang tidak hadir, mengingat batas waktu mediasi telah

habis/hamper habis, maka mediator dapat menyatakan gagal, tidak

berhasil, atau tidak layak untuk dimediasi.

Berdasarkan laporan mediator tersebut, majlis hakim membuat

PHS baru untuk menetapkan hari sidang, dengan memanggil para

pihak yang dalam relassnya tidak tercantum adanya jawaban atau

alat bukti.

Apabila tercapai perdamaian maka perkara diakhiri dengan

putusan perdamaian pasal 154 Rbg ayat (2) dan pasal 1348 KUH

Perdata dengan amar kedua belah pihak harus mentaati isi

perdamaian itu. Perdamaian harus tuntas dan mengakhiri sengketa

seluruh pihak.

Hal. 8 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Penegasan yang terkandung dalam putusan MA. Nomor 169

K/Sip/1962 tanggal 7 Juli 1962, menegaskan “ Persetujuan

perdamaian (dading) menurit pasal 1851 KUH Perdata adalah

perjanjian menghentikan perkara perdata yang sedang diperiksa

ataupun yang akan diajukan ke Pengadilan, ( “ Perdamaian adalah

suatu perjanjian dengan mana kedua belah pihak dengan

menyerahkan, menjanjikan atau menahan suatu barang mengakhiri

suatu perkara yang sedang bergantung ataupun mencegah

timbulnya suatu perkara. Perjanjian ini tidak sah, melainkan jika

dibuat secara tertulis ).

Dengan kata lain, seandainya dalam mediasi yang telah

menjurus akan adanya perdamaian ternyata tergugat menyatakan

bahwa selain tirkah yang dikuasainya ada barang-barang warisan

lain yang juga dikuasai oleh penggugat, dan tergugat mensyaratkan

perdamaian itu harus meliputi barang-barang tirkah yang dikuasai

oleh penggugat.

Dalam hal yang demikian, apabila penggugat menyetujui dan

kedua belah pihak setuju, dan sepakat untuk berdamai, dibuatlah

persetujuan perdamaian, maka seyogyanya hakim mengklarifikasi

tentang kebenaran akte/persetujuan perdamaian tersebut, dan

menuangkannya dalam berita acara persidangan serta memutus

dengan putusan perdamaian, merujuk pada pasal 1851 KUH

Perdata mennyebutkan “MENCEGAH TIMBULNYA SUATU

PERKARA”.

Mengandung arti kebolehan mengadakan persetujuan perdamaian

terhadap barang yang kalau tidak diselesaikan, akan menimbulkan

perkara baru.

Hal. 9 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Seyogyanya hakim menghindari buruk sangka dengan

menyatakan ketika penggugat dalam gugatannya tidak menyebut

tirkah yang ada pada penggugat,maka penggugat tidak punya

iktikad baik dan langsung menyatakan gugatan tidak diterima.

Perdamaian haruslah dibuat secara tertulis ditanda tangani

kedua belah pasal 1851 KUH Perdata, tentang perjanjian sifatnya

bebas berkontrak, sepanjang tidak melanggar undang-undang ,

kesusilaan dan ketertiban umum pasal 1337 KUH Perdata.

Dalam hal majlis hakim akan mengakhiri sengketa atas dasar akta

perdamaian dengan putusan perdamaian, maka seyogyanya majlis

mempertimbangkan dan meneliti terlebih dahulu apakah perjanjian

perdamaian itu mengandung cacat materiel atau tidak, hal mana

cacat materiel akan mengakibatkan putusan perdamaian tidak

memiliki kekuatan eksekutorial (executoriale kracht).

Akte perdamaian yang disinyalir akan non eksekutable

diantaranya :

- Mengandung penipuan atau paksaan pasal dan pokok

perselisihan1859 KUH Perdata.

- Dalam akte perdamaian terdapat kesalahan duduk perkara, atau

juga adanya alas hak yang batal pasal 1860 KUH Perdata .

- Bisa juga karena ada surat palsu, pasal 1861 KUH Perdata.

Dengan demikian, majlis yang memeriksa gugatan waris dan

ternyata dalam persidangan mendapati persetujuan perdamaian

yang mendapati para pihak telah membuat persetujuan

perdamaian tertulis namun mengandung pelanggaran dari pasal

1959, 1960 dan 1961 KUH perdata wajib menolak untuk

Hal. 10 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

mengukuhkan dalam bentuk putusan perdamaian, mengingat

berdasar pasal 1959 dan 1960 KUH Perdata persetujuan

perdamaian tersebut dapat dibatalkan, hal yang lebih afdhol

adalah menyarankan untuk memperbaiki persetujuan perdamaian

yang cacat tersebut.

Yang menjadi pertanyaan lebih lanjut adalah Bisakah akte

perdamaian sah untk mengakhiri sengketa para pihak didalamnya

mengandung klausul religious yang sifatnya batiniyah ?

Contoh sengketa waris, tercapai perdamaian, masing-masing

mendapat sesuai haknya, namun ada klausula bahwa tirkah yang

akan dibagi itu sebelum dibagi disisihkan lima persen, dan diniatkan

wakaf untk membuat masjid, pahala dari pembuatan masjid

diniatkan bersama dikirim ke Pewaris.

Jika perjanjian perdamaian sah secara materiel, maka majlis

hakim memutus perkara tersebut dengan putusan perdamaian atas

permintaan para pihak agar perjanjian perdamaian yang mereka

buat itu dikukuhkan Pengadilan dalam bentuk putusan perdamaian

yang tidak dimungkinkan adanya dibanding/kasasi. Hal ini secara

jelas dirumuskan dalam putusan kasasi MA nomor 975 K/Sip/1973

dan berdasarkan pasal 154 ayat (2) RBG, putusan perdamaian atau

acte van gerlijk , tidak ada upaya banding terhadapnya.

Apabila salah satu pihak tidak mau menandatangani akte/

persetujuan perdamaian , maka majlis harus menolak permintaan

putusan perdamaian yang diajukan oleh pihak yang mau tanda

tangan, dan majlis harus melanjutkan pemeriksaan perkara waris

tersebut.

Hal. 11 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Hal lain lagi adalah, bagaimana pula kalau sudah ada tindakan

sita yang telah dijalankan lebih dahulu?. Kalau sudah ada tindakan

sita, maka tindakan sita yang telah dilaksanakan mau diapakan ?

Kalau ada perintah pengangkatan sita dalam bentuk apa ? Dan

bagimana pula kalau sita tidak diangkat ?

Hal lain yang harus dicermati dan menjadi patokan hakim yang

memeriksa gugat waris adalah, hakim tersebut harus bisa

membedakan putusan berdasarkan akte/persetujuan perdamaian

yang mana para pihak yang mengadakan persetujuan perdamaian

tersebut meminta pada Pengadilan Agama agar akta/persetujuan

perdamaian tersebut dikukuhkan Pengadilan Agama, dengan

dengan Akte perdamaian yang dibuat para pihak namun tidak minta

dikukuhkan Pengadilan dan perkaranya dicabut.

Dalam hal yang pertama mengikat adanya title Eksekutorial

dan hal yang kedua tidak melekat kekuatan eksekutorial, walaupun

dibuat dalam bentuk akte autentik sekalipun.

Akte/persetujuan perdamaian yang tidak dikukuhkan

Pengadilan Agama dalam perkara waris, kalau salah satu pihak

mengingkari, tidak bisa dipaksakan pada pihak ingkar.

Sebelum dibacakan gugatan, majlis seyogyanya mengajukan

pertanyaan pada penggugat tetap dengan gugatannya atau

merubah/mengurangi/memperbaiki gugatan tersebut.

PERUBAHAN GUGATAN WARIS

Apabila perdamaian dalam perkara waris tidak tercapai

perdamaian, maka majlis hakim menanyakan pada penggugat ,

gugatan yang diajukan penggugat ada perubahan atau tidak.

Hal. 12 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Majlis hakim harus paham betul bahwa Perubahan gugatan

rujukannya adalah pasal 127 Rv demi kepentingan beracara.

Perubahan gugatan waris adalah hak yang harus diminta, yang

harus diajukan pada sidang sebelum dibacakan gugatan

penggugat.

Kalaulah telah dibacakan, maka kepentingan dari tergugat

telah diserang, maka patokan perubahan gugatan waris adalah

sebelum dibacakan gugatan dan harus dihadiri oleh tergugat,

dengan syarat :

a. Tidak boleh mengubah materi pokok perkara, putusan MA.

Nomor 547 K/Sip/1973.

b.Tidak boleh sedemikian rupa yang mengakibatkan dapat

menghambat acara pemeriksaan.

c.Tidak boleh mengubah atau menambah pokok gugatan (kejadian

materiel), perubahan tidak boleh mengemukakan hal baru,

sehingga terjadi perubahan hokum yang baru dari yang semula.

Yang menjadi patokan dalam perubahan adalah, perubahan

tidak boleh sedemikian rupa, perubahan tidak boleh menjadikan

hubungan hokum yang baru, merubah dasar tuntutan, pokok

guagatan serta tidak boleh menghambat jalannya pemeriksaan.

Yang dalam hal ini, ukuran kebolehan perubahan gugatan

penilaianya dalam praktek peradilan diserahkan pada majlis hakim.

Disini diperlukan kejelian hakim untuk menilainya.

Apabila perubahan gugatan telah sedemikian rupa, atau seperti

tersebut diatas, maka majlis hakim harus menolak perubahan

tersebut dan tetap memberlakukan gugatan awal.

Hal. 13 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Kepada tergugat dipersilahkan untuk menanggapi perubahan

gugatan, tapi tidak diperlukan persetujuannya.

Majlis hakim ketika dalam penetapan hari sidang menetapkan

permohonan sita ditangguhkan, maka setelah tidak tercapai

perdamaian majlis hakim mengambil sikap tentang permohonan

provisi dan pengajuan sita, yang menuangkannya dalam putusan

sela.

Yang harus menjadi patokan majlis hakim adalah, jika

menyangkut putusan provisi harus dijatuhkan sebelum memeriksa

perkara, namun tentang sita jaminan majlis kapanpun bisa

menjatuhkan, sepanjang belum sampai pada tahap kesimpulan.

KOMULASI GUGATAN

Majlis hakim juga harus melihat ada tidaknya nya komulasi

gugatan dalam gugatan waris yang ditanganinya dengan jeli dan

seksama.

Mengingat Tujuan dari penggabungan gugatan sendiri adalah

untuk mewujudkan peradilan sederhana dan menghindari putusan

waris yang saling berbeda (putusan MA nomor 575 K/Pdt/1985 dan

nomor 880 K/Sip/1970).

Komulasi gugatan waris bisa berbentuk komulasi subyektif

dan komulasi obyektif, yang disyaratkan adanya hubungan yang

erat antara satu dan lainnya (putusan MA nomor 1715 K/Pdt/1983).

Dalam memeriksa Penggabungan gugatan, majlis hakim yang

memeriksa harus meneliti komulasi tersebut ;

a. Apakah Gugatan yang digabung itu gugatan satu dan yang lain

tunduk pada hokum acara yang berbeda, umpamanya yang

Hal. 14 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

satu woluntair dengan upaya hukumnya kasasi dan dan yang

lain adalah gugatan yangupaya hukumnya adalah banding.

Contoh Gugatan waris disertai dengan permohonan perwalian.

Maka disini majlis harus lebih hati-hati mengingat,

permohonan perwalian upaya hukumnya kasasi, sementara

gugat waris upaya hukumnya adalah banding.

Demikianpun dalam hal nebis in idem, maka dalam

bentuk penetapan positif perkara Voluntair yang ditolak idak

berlaku nebis in idem, sementara dalam contensius putusan

positif yang ditolak belaku nebis.

b. Hakim harus meneliti Apakah Gugatan yang digabung itu tunduk

pada kompetensi absolute yang berbeda ?, yang satu gugat

waris (wewenang absolute PA.)dengan Pembatalan

kepemilikan saham yang merupakan wewenang absolut

peradilan lain, atau pembatalan hak tanggungan (undang-

undang no. 4 tahun 1996). Jaminan fiducia (undang-undang no.

42 tahun 1999).

Menjadi lain ketika gugat waris dikomulasikan dengan

pembatalan Fudicia Syariah (rahn tasjily= fatwa DSN No.

68/DSN-MUI/III 2008, penggabungan yang demikian jadi

wewenang absolute Pengadilan Agama.

c. Majlis hakim harus melihat dengan jeli, Antara gugat konpensi

dengan gugatan rekonpensi ada hubungan atau tidak ?.

Mengingat dalam putusan MA no. 1057/K/Sip/1973,

memungkinkan antara konpensi dan rekonpensi berdiri sendiri

(terpisah).

Hal. 15 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Dalam hal gugat waris antara sesama ahli waris, baik yang

gugatan tunggal maupun komulasi , maka semua ahli waris harus

dijadikan pihak, karena logikanya tidak mungkin sesama ahli waris

tidak mengetahui siapa saja ahli warisnya.

Maka dalam hal ini jika ada salah satu atau lebih dari ahli waris

tidak dimasukkan sebagai pihak, sudah selayaknya perkara tersebut

tidak diterima, dengan alasan kurang pihak.

Timbul persoalan bagaimana kalau dalam sengketa antara ahli

waris ternyata ahli waris yang tidak mendapat bagian dari Tirkah,

ternyata mendapat wasiat dari Pewaris berupa barang tidak tidak

bergerak dari harta bawaan pewaris serta telah dibalik namakan ke

penerima wasiat.

Hal mana dalam gugatan awal penerima wasiat itu tidak ditarik

sebagai pihak lantaran penggugat tidak tahu adanya wasiat

tersebut.

Penggugat baru mengetahui ada wasiat setelah ada jawaban dari

tergugat.

Setelah ditanya majlis hakim penggugat tidak mau

merubah/menambah dengan mendudukkan penerima wasiat

sebagai tergugat.

Tergugat pun dengan kepintarannya tidak mau menarik

penerima wasiat sebagai pihak, karena dibenaknya sudah terganbar

perkara akan tidak diterima, sementra penerima wasiatpun tidak

mau intervensi.

Dalam hal yang demikian dapat/tidak gugatan dinyatakan tidak

diterima karena kekurangan pihak ?

Hal. 16 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Atau dicukupkan penerima wasiat dari pewaris cukup

dijadikan saksi oleh tergugat/penggugat ?, sesuai kepentingan

masing-masing !.

Dalam hal ini, penulis lebih cenderung yang menarik penerima

wasiat pihak adalah penggugat sebagai kuwajiban hokum.

Kalau penerima wasiat dicukupkan hanya sebagai saksi, bukan

pihak, bagaimana membatalkan wasiat kalau penerima wasiat tidak

dijadikan tergugat ? .

Pemikiran ini didasari pertimbangan dari putusan MA NO. 1131

K/Pdt/1983 yang penulis qiyaskan dari jual beli yang terkandung

dalam putusan kasasi tersebut.

JAWABAN

Walaupun jawaban telah diberikan oleh tergugat, Penggugat

masih diperbolehkan mencabut gugatannya, dengan syarat ada

persetujuan dari tergugat, namun ketika perkara itu dicabut dengan

persetujuan tergugat, dikonstruksi sebagai kesepakatan berdasar

1338 KUH Perdata, dengan demikian pencabutan tersebut

merupakan penyelesaian sengketa yang mengikat (binding) dan

bersifat final bagi penggugat dan tergugat, oleh karena bersifat final

konklusinya baik penggugat ataupun tergugat tidak dapat

mengajukan kembali.

Jika perkara berlanjut, maka Pada saat itu juga majlis hakim

harus sudah mengkwalifisir perkara tersebut, sudah punya

gambaran gugatan itu, apa bisa lanjut atau tidak diterima.

Namun akan lebih memenuhi rasa keadilan, apabila majlis

hakim akan mengambil keputusan tidak menerima gugatan

Hal. 17 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

penggugat menunggu jawaban dari tergugat dulu, karena dengan

telah dibacakannya gugatan penggugat, tergugat telah terserang

kepentingannya, maka tergugat diberi kesempatan untuk membela

dirinya. Ini menjadi seimbang.

Jika jawaban dari tergugat disertai eksepsi, maka hal yang

harus diperhatikan majlis hakim adalah harus mempertimbangkan

eksepsi dari tergugat, terutama adalah tentang kompetensi

Relatifnya.

Jika eksepsi tergugat tentang kompetensi Relatif diterima,

maka perkara harus berakhir dengan putusan tidak diterima, dengan

dasar secara relative Pengadilan Agama yang menerima perkara

waris tersebut tidak berwenang.

Majlis hakim yang mendadili perkara gugat waris patokan

yang menjadi dasar pertimbangan tentang kompetensi relative

adalah pasal 142 Rbg:

1. Gugatan harus waris harus diajukan de Pengadilan Agama yang

mewilayahi kediaman/Tempat tinggal terguggat (ayat 1).

Jika tidak, maka eksepsi dikabulkan dan perkara tidak diterima.

2. Apabila tergugat memiliki lebih dari satu tempat tinggal, maka

gugatan dapat diajukan pada salah satu kediaman tergugat .

3. Bila tergugat lebih dari satu orang gugatan diajukan pada

kediaman salah satu tergugat (ayat 3).

4. Dalam hal tertentu pengajuan gugat waris dapat juga diajukan di

Pengadilan Agama dimana obyek sengketa yang berupa barang

tidak bergerak berada (ayat 5) .

Hal. 18 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

5. Diajukan di Pengadilan Agama dimana Penggugat bertempat

tinggal, sepanjang tergugat tidak diketahui kediamannya pasal

142 ayat (1) Rbg. .

Namun jika ekepsi tergugat tentang kompetensi relatif ditolak,

maka majlis hakim harus menuangkannya dalam berita acara

berupa putusan sela yang tidak berasing-asing dan putusan sela itu

tidak bisa dibuat salinannya, karena pada hakekatnya putusan sela

tidak dapat dibanding.

Putusan Sela tersebut isinya Pengadilan Agama berwenang

dan memerintahkan para pihak untuk melanjutkan perkaranya.

Yang harus jadi perhatian adalah eksepsi tentang

kewenangan relative adalah diajukan pada saat tergugat

memberikan jawaban yang pertama. Adapun tentang kewenangan

absolute, tanpa adanya eksepsi hakim kapanpun bisa menyatakan

tidak berwenang. Eksepsi tentang kompetensi Relatif harus diputus

sebelum memeriksa pokok perkara.

Selain eksepsi kompetensi relative diputus bersama pokok

perkara pasal 162 Rbg, majlis hakim harus memahami eksepsi lain

dari berbagai macam eksepsi dan cara pengajuannya harus

diajukan bersama-sama dengan pokok perkara, karena ada

larangan pengajuan eksepsi satu persatu pasal 114 Rv.

Eksepsi selain kompetensi yang harus dipertimbangkan hakim

adalah :

1. Eksepsi surat kuasa khusus yang tidak sah.

a. Surat kuasa bersifat umum.

b. Surat kuasa tidak memenuhi syarat formil (putusan MA nomor

3412 K/Pdt/1983, 34/10 K/Pdt/1983).

Hal. 19 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

c. Surat kuasa dibuat orang yang tidak berwenang (putusan MA

nomor 10 K/N/1999)

d. Surat kuasa tidak menyebut kompetensi relative (putusan MA

nomor 2339 K/Pdt/1985).

2. Eror in persona.

a. Eksepsi Diskualifikasi (penggugat tidak berhak menggugat).

b. Salah menarik pihak tergugat.

c. Penggugat/tergugat tidak lengkap, yang dalam gugat waris

dengan pihak luar, bisa ditotilair.

Harus dicermati dalam persidangan kekeliruan pihak dalam

gugatan.

Baik kekeliruan itu terjadi pada, Diskualifikasi in person, dalam

hal tidak mempunyai hak pada obyek yang disengketakan

ataupun tidak cakap hokum. Ataupun juga mendudukkan pihak

tergugat tidak tepat, pada orang yang selayaknya digugat waris

tersebut, bisa juga kekurangan pihak tergugat, turut tergugat.

Timbul persoalan yang agak unik adalah ketika pewaris

melakukan poligami, hal mana dengan istri pertama dengan

nama asli Tan PING WAN ,kristen, setelah nikah secara islam

menjadi Muhamad, lahir 22 Maret 1954, menikahnya tahun

1980, yang kemudian nikah lagi pada tahun 1991 dengan wanita

lain dengan nama asli tetap Tan Ping Wan alias Muhamad

Hamda dengan tanggal lahir 27 April 1955.

Setelah meninggal pewaris terjadi gugat waris dari istri

pertama terhadap istri kedua, disertai permintaan bahwa antara

Muhamad dan Muhamad Hamda agar ditetapkan dua nama

tersebut orangnya sama yaitu pewaris.

Hal. 20 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Hal yang demikian termasuk ranah perubahan identitas atau

tidak ? Atau tergantung dalam pembuktian ?.

Bagaimana pula kalau sengketa waris yang terjadi adalah

penggugat orang diluar ahli waris dan tergugat adalah ahli waris,

setelah ada jawaban dari tergugat yang merupakan sebagian

dari ahli waris itu memberi jawaban bahwa ahli waris pewaris

tidak hanya tergugat saja, tapi ada ahli waris yang lain yang tidak

digugat,dan penggugat tidak mau merubah gugatanya, bisakah

dikatakan kurang pihak ?

Bagaimana pula kalau yang terjadi adalah sebaliknya,

yaitu penggugat adalah hanya sebagian dari ahli waris yang

menggugat orang diluar ahli waris yang menguasai barang

warisan sebagai tergugat , apakah tergugat bisa mengatakan

bahwa gugatan kurang pihak ?, atau perkara terus berlanjut dan

nanti kalau telah putus dan telah BHT, ahli waris yang belum jadi

pihak penggugat mengajukan gugatan pada ahli waris yang

telah menggugat tergugat.

Namun demikian, dalam hal gugat waris antara masing-

masing ahli waris, maka pihak tergugat ataupun turut tergugat

semua ahli waris harus dijadikan pihak, mengingat ahli waris

pasti tahu ahli warisnya, walaupun dimungkinkan tidak tahu

keberadaanya.

Timbul persoalan, bagaimana kalau gugatan waris antara

para ahli waris, namun para penggugat menyembunyikan satu

ahli waris dengan didahului Penetapan AHli waris yang dari

Pengadilan Agama, setelah mendapat PAW, maka ahli waris

yang disembunyikan tersebut digugat.

Hal. 21 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Dalam jawaban tergugat (ahli waris yang disembunyikan)

mengajukan eksepsi dan bantahan dalam pokok perkara, hal

mana jawaban tersebut menuntut adanya pembatalan PAW

yang menyembunyikan kedudukan kewarisan tergugat, apakah

hal tuntutan pembatalan dikabulkan dalam amar atau

dicukupkan dalam pertimbangan saja.

Kalau dicukupkan dalam pertimbangan seyogyanya

dihindari pertimbangan yang bisa digunakan untuk adanya

gugatan baru, dengan dalil yang dipakai dasar untuk menggugat

adalah pertimbangan hakim tersebut.

3. Nebis in idem.

4. Obscuur Libel:

a. Tidak jelasnya dasar hokum yang menjadi dalil gugatan.

b. Tidak jelas obyeknya.

c. Petitum tidak jelas.

5. Eksepsi premateur (belum saatnya untuk diperkarakan).

6. Eksepsi yang sifatnya menyingkirkan perkara antara lain :

a. Eksepsi kadaluarsa (tidak dapat diperkarakan).

Perlu dicermati putusan kasasi MA nomor 147 K/Sip/1955

yang menyatakan pemberi gadai emas , dianggap haknya

hilang untuk menuntut tebusan emas yang digadaikan ,

apabila setelah tujuh tahun tidak memenuhi panggilan berkali-

kali yang dilakukan ahli waris pemegang gadai.

Bukankah hal yang demikian bisa terjadi dalam gadai syariah.

b. Exceptio Doli Mali berkaitan dengan pasal 1328 KUHPerdata ,

dan pasal 33 KHES, dimana gugat ginugat antara sesama ahli

waris dalam perjanjiannya ada tipu daya.

Hal. 22 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

c. Exceptio metus gugatan diajukan penggugat ada paksaan

yang terjadi antara sesama ahli waris (pasal 32 KHES).

d. Exceptio non adimpleti contractus, penggugat sendiri juga tidak

melaksanakan prestasinya.

e. Exceptio domini, obyek gugatan bukan milik penggugat, tapi

milik orang lain, atau tergugat.

f. Eceptio litis pendentis (aanhanging)

g. Eksepsi tentang hak untuk mundur dari hakim yang memeriksa

( pasal 17 ayat (5) undang-undang 48 tahun 2009)

PENGABULAN PROVISI DAN SITA.

Apabila perkara dilanjutkan, maka majlis mempertimbangkan

permohonan provisi (pasal 191 (1) Rbg) yang diajukan/dimintakan

penggugat, contoh adalah permintaan penghentian upaya

pembongkaran Gedung tirkah/penghentian pembangunan yang

dilakukan tergugat diatas tanah sengketa (putusan MA nomor 1788

K/Sip/1976.

Dalam hal yang demikian majlis haklm harus segera memutus

tentang permintaan provisi tersebut dengan acara singkat pasal 283

Rv, apakah akan tidak diterima, ditolak, atau dikabulkan

permohonan tersebut.

Jika permintaan provisi tersebut dikabulkan oleh majlis hakim

dalam putusan sela, mengingat sifat putusan provisi adalah serta

merta (pasal 287 Rv), maka apabila Pengadilan Agama akan

melaksanakan eksekusi harus tunduk pada SEMA No. 16 tahun

1969 jo. SEMA No. 3 tahun 1971 jo. SEMA No. 3 tahun 1978 yaitu

harus meminta izin dahulu ke Pengadilan Tinggi Agama.

Hal. 23 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Disamping permintaan provisi dalam gugatan dapat juga

dicantunkam permohonan tindakan sita jaminan (pasal 720 Rv).

Berupa tindakan secara paksa dengan menempatkan tirkah yang

dikuasai tergugat dalam penjagaan, dilakukan secara resmi dengan

perintah pengadilan, terhadap barang-barang yang disengketakan .

Majlis hakim ketika ada permohonan sita harus jeli cara

memeriksanya, jangan sampai ada permohonnan sita terhadap

barang-barang yang sifatnya tidak dapat disita yang lolos dari

pengamatan majlis hakim.

Barang yang tidak dapat disita antara lain adalah hewan,

perkakas yang sungguh-sungguh untuk mecari nafkah, anak,

barang milik Negara dan milik pihak ketiga (pasal 1430 KUH

Perdata).

Kalau menyangkut uang simpanan di Bank, maka majlis hakim

harus memeriksa dengan teliti sampai tahu betul nama bank, tempat

bank, nomor rekening serta jumlahnya dalam rangka untuk

pembokiran, demikianpun kalau saham harus tahu atas nama siapa,

nomor seri, jumlah saham dan nilai nominalnya.

Demikianpun dalam hal permohonan sita atas barang yang

tidak bergerak, harus tahu barang yang dimohonkan sita itu telah

terbebani Hipotek, hak tanggungan atau tidak.

Penyitaan dilandasi adanya permohonan sita dari penggugat,

yang harus disertai dengan alasan obyektif permohonan sita (pasal

720 Rv) yang antara lain adalah ;

1. Ada persangkaan kuat bahwa tergugat akan mengasingkan

obyek sengketa waris.

2. Persangkaan yang kuat dan nyata itu didasari alasan obyektif.

Hal. 24 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

3. Apabila sita tidak dilaksanakan akan merugikan pihak penggugat

alasan ini harus dipertimbangkan jeli oleh majlis adapun tujuan sita

concervatoir adalah agar tidak illisuir.

Permohonan sita harus menunjukan barang yang akan disita

secara terperinci dan terbatas pada obyek yang disengketakan, baik

barang bergerak, tidak bergerak, berujud maupun tidak berujud.

Oleh majlis hakim alasan sita tersebut dipertimbangkan untuk

diterima atau ditolak.Majlis hakim dalam mengabulkan sita dalam

bentuk putusan sela (pasal 48 RV),harus mempertimbangkan ada

sangkaan nyata yang beralasan obyektif, tergugat akan mengalih

tangankan barang sitaan, menyewakan ataupun mengagunkan

pada pihak ketiga.

Majlis hakim harus paham bahwa Pengajuan sita yang

diajukan oleh penggugat, tidak harus diajukan pada awal

pendaftaran perkara waris, namun bisa dimintakan kapan saja

selama proses pemeriksaan, dengan mempedomani putusan MA

nomor 371 K/Pdt/1984.

Penyitaan dilakukan jurusita terhadap barang-barang bergerak

maupun barang yang tidak bergerak ditangan tergugat yang

ditunjukkan penggugat dalam gugatannya secara terperinci, setelah

dilakukan penyitaan barang-barang sitaan tetap berada dalam

penjagaan tersita pasal 212 Rbg.

Dilarang melakukan sita pada barang milik pihak ketiga,

hewan, perkakas yang digunakan untuk bekerja mencari nafkah,

anak, dan barang milik Negara.

Jika permohonan sita Conservatoir Beslag dalam perakara

waris telah dikabulkan majlis hakim , dan penyitaan yang telah

Hal. 25 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

dilaksanakan oleh juru sita, namun di lapangan ternyata obyek

sengketa adalah milik pihak ketiga dan ternyata memamg benar

milik pihak ketiga, maka pihak ketiga tersebut dapat mengajukan

perlawanan terhadap conservator beslag mengacu pada putusan

MA nomor 3089 K/Pdt/1991, atau intervensi (pasal 279 Rv) yang

pengajuannya selama perkara waris tersebut belum

putus/berkekuatan hokum tetap.

Dengan adanya perlawanan maka harus segera diterbitkan

penetapan perintah pengangkatan sita, apabila obyek sengketa

berupa benda tidak bergerak, maka segera diberitahukan kepada

pejabat yang mengumumkan sita , agar pengumuman sita dicabut

dan dikembalikan dalam keadaan tidak berada dalam penyitaan.

Mengingat kekuatan mengikatnya sita adalah sejak diumumkan

pasal 214 Rbg.

Namun apabila putusan waris tersebut telah berkekuatan

hokum tetap, maka pihak ketiga tersebut upaya hukumnya adalah

gugat biasa (putusan MA nomor 996 K/Pdt/1989).

Atau bisa juga bahwa ketika dilakukan sita terhadap barang

tidak bergerak, ternyata benda terbebani hak tanggungan.

Contoh ; sengketa waris antara para ahli waris, yang semua ahli

warisnya terlibat sebagai pihak.

Permohonan sita jaminan atas barang tidak bergerak yang

telah bersertipikat atas nama Pewaris dikuasai tergugat, dikabulkan

oleh majlis hakim, setelah dilapangan ternyata barang sengketa

tersebut telah diagunkan pewaris, ketika pewaris masih hidup

mengadakan akad murobahah dengan bank muamalah cicilan

pembelian ruko yang diikat dengan jaminan berupa hak tanggungan

Hal. 26 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

atas tanah yang disengketakan tersebut. Pewaris sendiri tidak

pernah terlambat membayar angsuran, selama masih hidup selalu

membyayar angsuran 6 bulan didepan yang selalu mendapat

potongan pengurangan angsuran sebagai reward.

Dengan demikian, sita yang bisa dilaksanakan adalah sita

persamaan yang dimuat dalam berita acara persidangan.

Bank muamalah setelah tahu ada penyitaan mengajukan

perlawanan untuk menjamin haknya agar tidak dirugikan.

Karena pewaris yang terikat dengan akad murobahah belum pernah

wanprestasi, maka bank muamalah tersebut mengajukan bukan

berdasar wanprestasi tapi dalam rangka hanya untuk

mempertahankan hak tanggungan yang ada padanya.

Perlu dikaji lebih jauh karena pemahaman selama ini

perlawanan pihak ketiga dalam hal sita jaminan berasal dari pihak

ketiga yang memiliki barang tersebut (putusan MA. Nomor 3089

K/Pdt/1991).

Dalam kasus tersebut hak kepemilikan dari bank muamalah

terhadap tanah yang diagunkan belum lahir, karena debitur belum

pernah wanprestasi (perlu kajian lebih dalam).

Sikap hakim yang memeriksa gugat waris dengan adanya

perlawanan ada dua hal ;

1. Majlis hakim menolak/tidak menerima perlawanan dengan

putusan insidentil, yang berarti tidak dibenarkan keikut sertaan

bank tersebut dalam proses berperkara.

2. Majlis hakim mengabulkan perlawanan, dengan putusan

insidentil , yang mengabulkan bank tersebut ikut terlibat dalam

proses berperkara. Kedudukan penggugat dan tergugat awal

Hal. 27 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

tetap seperti semula, sedang dalam hal perlawanan Pelawan

Penggugat intervensi, penggugat awal tergugat intervensi I dan

Tergugat awal jadi tergugat intervensi II.

Adapun seandainya bank Muamalah tadi mengajukan

perlawanan selain perlawanan atas sita jaminan juga gugatan

wanprestasi yang dilakukan Pewaris tidak membayar angsuran,

maka hal yang ke dua seyogyanya ditolak, karena tidak ada kaitan

antara gugat waris dan wanprestasi Murobahah.

Penjagaan barang sitaan tidak boleh diserahkan pada

penggugat atapun pihak ketiga, barang bergerak setelah diletakkan

sita tetap ada pada tergugat (pasal 212Rbg), atau disimpan

ditempat yang layak.

Juru sita membuat berita acara penyitaan, khusus untuk

penyitaan barang tidak bergerak haruslah diumumkan di kantor

desa/BPN.

Disamping sita, ada satu tindakan hokum untuk memperjelas

obyek sengketa waris yaitu pemeriksaan setempat, pemeriksaan

setempat dapat dilakukan atas permintaan para pihak, berdasar

pasal 180 Rbg dan pasal 211 Rv, untuk kepentingan kejelasan

obyek sengketa

Atau atas dasar perintah majlis hakim, karena jabatanna secara ex

officio guna untuk mengetahui secara pasti keadaan obyek

gugatan. Perintah tersebut dituangkan dalam putusan sela (pasal

180 Rbg), yang untuk penjabaran lebih lanjut tertuang dalam Rv

pasal 211 menentukan ;

Hal. 28 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

- Dalam putusan sela tersebut terdapat nama pejabat yang

bertindak sebagai pelaksana, sekurang-kurangnya satu anggota

majlis dengan sebutan komisaris.

- Disertai seorang panitera yang mendampingi hakim dengan

tugas membuat berita acara pemeriksaan setempat.

Dalam putusan sela tentang pemeriksaan setempat majlis

hakim harus menuangkan dalam amar berupa perintah hal-hal

apa saja yang harus diperiksa secara rinci.

Pelaksanaan pemeriksaan setempat haruslah dihadiri para pihak.

JAWABAN DALAM POKOK PERKARA

Lazimnya dalam jawaban pada pokok perkara memuat

penjelasan tentang benar tidaknya dalil penggugat yang harus

didasari alasan.

Jawan tergugat bisa berupa pengakuan seluruh dalil

penggugat, atau sebagian yang diakui tergugat bisa juga pengakuan

dengan klausula, ataupun membantah dalil penggugat seluruhnya

atau sebagian, bantahan haruslah diserta adanya alasan.

Bentuk pengakuan tidak dapat dicabut kembali pasal 1929 KUH

Perdata, kecuali dapat dibuktikan , pengakuan itu sebagai akibat

kekhilafan mengenai ha-hal yang terjadi, sedang kekhilafan

mengenai hukumnya tidak dibenarkan untuk ditarik kembali.

Sikap lain dari tergugat dalam memberikan jawabanya adalah

tidak memberikan bantahan dan tidak pula mengakui dalil-dalil

penggugat, tentang kebenaran dan tidaknya gugatan penggugat

diserahkan hakim untuk menilainya.

Hal. 29 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Menghadapi situasi yang demikian,hakim harus jeli dalam

pemeriksaannya.

Disamping harus jeli masing-masing hakim harus mempunyai

catatan ringkas tentang perkembangan perkara tersebut sejak

penentuan hari sidang sampai batas akhir persidangan.

GUGATAN REKONPENSI.

Gugat rekonpensi adalah gugatan yang diajukan tergugat,

ditujukan pada penggugat sebagai balasan dari gugatan penggugat,

pada pengadilan yang memeriksa perkara tersebut.

Gugat rekonpensi tidak selamanya asesoir dari gugat

konpensi, dimungkinkan gugat rekonpensi adalah gugat yang harus

dianggap berdiri sendiri, hal ini bisa disimak dari Penegasan MA

dalam putusan nomor 1057 K/Sip 1973, yang menyatakan “ Karena

gugatan rekonpensi tidak didasarkan atas inti gugatan konpensi,

melainkan berdiri sendiri (terpisah), dengan tidak diterimanya

gugatan dalam konpensi, tidak dengan sendirinya gugatan

rekonpensi ikut tidak diterima (Yahya Harahap, Hukum Acara

Perdata, hal 478).

Majlis hakim harus memahami bahwa gugat rekonpensi, yang

dapat ditarik sebagai tergugat rekonpensi terbatas pada penggugat

konpensi, maka apabila gugat rekonpensi penggugatnya

melibatkan selain penggugat konpensi, hakim harus menolaknya,

namun dalam hal komulasi subyektif yang ada pada penggugat

konpensi, penggugat rekonpensi dapat mengajukan sebagian dari

penggugat konpensi dijadikan tergugat rekonpensi, hal ini

Hal. 30 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

dihubungkan dengan gugatan rekonpensi tidak mempunyai

koneksitas penuh dengan gugatan konpensi.

Acuan lain yang harus diingat oleh majlis hakim adalah

putusan MA nomor 636 K/Sip/1984, dilarang menarik sesama

tergugat rekonpensi menjadi tergugat rekonpensi.

PEMBUKTIAN

Majlis hakim yang memeriksa sengketa yang diajukan dalam

perkara waris, baik yang antara sesame ahli waris, ataupun antara

ahli waris dengan pihak diluar ahli waris seyogyanya mencari

kebenaran materiel, sejalan dengan acuan yurisprodendi putusan

MA nomor 3136 K/Pdt/1983 yang menyatakan tidak adanya

larangan dalam perkara perdata, majlis hakim menemukan

kebenaran materiel, dan jika kebenaran materiel tidak dapat

ditemukan, dicukupkan kebenaran formil.

Majlis hakim harus paham betul betul fakta-fakta yang tidak

perlu dibuktikan meliputi fakta-fakta yang khalayak umum

mengetahui tidak perlu dibuktikan, demikian juga fakta yang

ditemukan dalam persidangan serta hal-hal yang tidak dibantah,

atau bisa juga fakta yang dibantah, tapi bantahan tersebut tidak

disertai alasan.

Majlis hakim harus menyimak secara seksama sejak dari

gugatan, jawaban, replik dan duplik, mana yang sudah diakui

secara murni oleh tergugat dalam perkara waris tersebut, mana

yang diakui dengan klausula, mana yang dibantah dengan alasan

dan mana yang dibantah tanpa adanya alasan.

Hal. 31 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Majlis hakim yang memeriksa perkara waris dilarang

mengambil keputusan tanpa dasar pembuktian. Pembuktian akan

terujud apabila didukung dengan fakta.

Fakta yang dinilai hakim majlis perkara waris hanyalah fakta

yang didapat dalam persidangan yang bernilai pembuktian, yang

terbatas pada hal yang kongkret dan relevan (putusan MA nomor 71

K/Pdt/1984).

Majlis hakim dalam beban pembuktian haruslah adil dan arif,

kepada siapa masalah-masalah yang ada dalam sengketa waris

harus membuktikannya. bisa atas dasar undang-undang, teori hak,

serta kepatutan dalam mencari kebenaran fakta .

Majlis hakim cukup menilai pembuktian yang diajukan oleh

para pihak, baik yang lahir dari pengakuan murni, berklausula

tersebut.

Bukti pengakuan, jikalau dalam jawabannya tergugat mengakui

secara keseluruhan tanpa syarat, maka majlis hakim yang

memeriksa sengketa waris harus menerima secara utuh sebagai

fakta yang mengandung kebenaran (Rbg. Pasal 311).

Namun demikian Mahkamah Agung menseyogyakan agar

dalam memeriksa perkara perdata dalam hal adanya pengakuan

diperlukan kehati-hatian seorang hakim dalam memeriksa perkara,

hal ini dimaksudkan untuk menghindari rekayasa persekongkolan

kebohongan, seperti yang tertuang dalam putusan MA nomor 288

K/Sip/1973.

Penulis ilustrasikan dalam kasus yang mungkin akan terjadi ;

Seorang janda dengan 4 orang anak kandung, mendalilkan sebagai

ahli waris dari ayah anak-anak tersebut. Pewaris meninggalkan

Hal. 32 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

warisan tanah pekarangan dan rumah yang ditempati janda berikut

dua anak kandung, sedang yang dua lainya tinggal di tempat lain.

Tanah dan rumah tersebut oleh janda telah dijual pada orang

lain, dengan sepengatuan 2 orang anak kandungnya, dan telah

dibalik nama kan pembeli. Namun janda dan dua orang anak yang

selama ini tinggal dirumah tersebut tidak mau mengosongkan

rumah.

Ketika ada perintah eksekusi dari Pengadilan Negeri untuk

mengosongkan rumah tersebut, salah satu anak yang tinggal dalam

rumah di pekarangan tersebut mengajukan gugat waris ke

Pengadilan Agama Setempat dengan mendudukkan, janda dan dua

saudara kandung (yang tahu adanya penjualan)serta pembeli tanah

sebagai tergugat, sedang dua saudara kandung (yang tidak tahu

ada penjualan/versi penggugat) didudukkan sebagai turut tergugat.

Dalam persidangan penggugat selalu hadir, tapi para tergugat

yang terdiri dari janda dan dua saudara kandung (yang tahu adanya

penjualan) serta turut tergugat tidak pernah hadir. Jikalau saja

pembeli tanah juga tidak hadir, apakah hakim yang memeriksa

berani memutus secara verstek ?

Dengan menganggap dengan ketidak hadiran para tergugat adalah

pengakuan/pelepasan hak.

Disini diperlukan kejelian hakim dalam pemeriksaan perkara

tersebut sebagaimana acuan dari MA agar menghindari pengakuan

persekongkolan antara penggugat dengan tergugat.

Langkah selanjutnya dari hakim yang memeriksa adalah

dengan memilah dahulu mana yang sudah diakui secara murni,

Hal. 33 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

karena pengakuan tersebut adalah bukti sempurna yang tidak perlu

dibuktikan lagi (Rbg. Pasal 311 dan KUH Perdata pasal 1925).

Majlis juga harus memisahkan mana yang diakui dengan

klausula (KUH Perdata pasal 1924), diakui dengan kualifikasi dan

mana yang dibantah tanpa alasan dan juga bantahan yang disertai

alasan.

Langkah selanjutnya adalah pembuktian pada selain pengakuan

murni.

Dalam pembebanan pembuktian hakim bisa menggunakan

teori negative non sun probanda, teori hak, teori de lega

lata/menurut hokum positif, atau juga teori audioet alteram partem.

Pasal 285 Rbg dan 1865 KUH Perdata memberi arah bahwa

beban pembuktian itu dapat dibebankan pada ;

1. Penggugat

2. Tergugat

3. Penggugat maupun tergugat.

Khusus pembuktian dengan alat bukti surat, apabila isi surat

tersebut mengandung dua macam pengertian yaitu menguntungkan

dan merugikan penanda tangan surat , maka penanda tangan surat

tersebut layak dibebani untuk membuktikan positumnya (putusan

MA nomor 74 K/Sip/1955)

Penulis sependapat dengan pendapat Prof. DR. R.

SUBEKTI, SH yang menyatakan bahwa beban pembuktian adalah

persoalan yuridis yang dapat diperjuangkan sampai tingkat kasasi.

Adapun yang disangkal oleh tergugat dengan sangkalan yang

beralasan, maka menjadi kuwajiban penggugat untuk

Hal. 34 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

membuktikannya dengan alat-alat bukti, baik yang berupa alat

bukti tulis, sumpah, saksi, dan persangkaan.

Masing-masing alat bukti tetulis tersebut akan dinilai majlis sesuai

criteria masing-masing.

Dalam hal tergugat memberikan jawaban , baik yang secara

lisan maupun tertulis, maka majlis harus secara jeli untuk memilah

dulu, mana dalil penggugat yang diakui tanpa syarat/murni,

pengakuan tersebut menurut pasal 1925 KUH Perdata mempunyai

kekuatan pembuktian sempurna, mengikat dan menentukan,

implikasinya adalah penggugat tidak perlu membuktikan.

Apabila tergugat mengakui semua dalil penggugat secara

tegas, maka majlis hakim terikat dengan pengakuan tersebut dan

bentuk pengakuan tersebut mengakhiri pemeriksaan.

Adapun jikalau dalam jawabannya tergugat mengakui

dengan pengakuan berklausula maka kekuatan pembuktiannya

sebatas bersifat bebas, tidak sempurna dan tidak mengikat serta

sifat kekuatan pembuktiannya hanya sebatas alat bukti permulaan,

perlu didukung dengan bukti lain.

Namun apabila tergugat hanya mengakui secara bulat hanya

sebagian, maka hanya yang diakui secara murni itu yang tidak

perlu dibuktikan, selainya perlu dan harus dibuktikan para pihak.

Majlis hakim setelah membebani pihak untuk membuktikan

selain yang diakui secara murni, jika pihak menggunakan alat bukti

tulis, majlis harus membedakan alat bukti tulis itu apa, akta autentik

(Rbg. Pasal 285 dan KUH Perdata pasal 1820), akte dibawah

tangan (Rbg. Pasal 288 dan KUH Perdata pasal 1875), masing-

masing dengan kekuatan mengikat maupun sempurnanya.

Hal. 35 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Dalam hal menilai akte autantik kekuatannya sempurna dan

mengikat, namun juga harus dipahami bisa dipatahkan dengan

bukti lawan sedemikian setara dan sempurna yang bisa

menggoyahkanya (pasal 314 Rbg, 1870 KUH perdata).

Contoh kongkrit adalah putusan MA nomor 3759 K/Pdt/1991

Mahkamah AGung mematahkan surat kematian yang dibuat lurah

dilumpuhkan dengan keterangan dua orang saksi.

Majlis hakim dalam menilai kekuatan Akta autentik yang

diingkari oleh lawan (pasal 1876 KUH Perdata) ketika dipatahkan

kekuatannya dengan bukti lawan yang setara kekuatan

pembuktiannya maka akan menjadi tidak sempurna dan tidak

mengikat, hanya menjadi bukti permulaan tulisan, untuk

sempurnanya dalam pembuktian harus didukung dengan alat bukti

lain.

Hal lain yang harus disimak adalah, alat buktu akte autentik

itu dibuat harus untuk kepentingan orang lain.

Dalam hal akte dibawah tangan dua pihak/lebih, maka

kekuatan pembuktiannya mengikat ketika para pihak mengakuinya,

tetapi apabila ada pihak yang mengingkari , maka tidak mempunyai

nilai pembuktian, pengingkaran tersebut berlaku bagi yang

mewakili serta ahli waris dari adanya ABT tersebut sesuai

ketentuan dari pasal 1876 KUH Perdata.

Dalam hal pembuktian dari penggugat dibantah dengan

alasan, maka penggugat wajib membuktikannya dengan alat-alat

bukti yang dipunyainya.

Untuk membuktikan, tentang kedudukan penggugat sebagai

ahli waris, maka penggugat dapat mengajukan bukti tulis berupa

Hal. 36 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

akta autentik baik berupa putusan pengadilan tentang Penetapan

ahli waris dari pewaris, yang kekuatannya mengikat bagi hakim

bahwa para ahli waris yang tertera dalam penetapan ahli waris

adalah ahli waris dari pewaris.

Penetapan tersebut mengikat semua yang tercantum

didalamnya, ahli waris tidak boleh mengingkari hak kewarisan

ataupun tanggung jawab yang harus dilaksanakan sebagai

kewajiban hokum dari apa yang ditinggalkan pewaris.

Namun apabila tergugat membantah atau menyatakan

bahwa ada ahli waris lain yang belum termuat dalam penetapan

tersebut, tergugat dalam bantahannya harus bisa membuktikan

dengan alat bukti yang setara kekuatan pembuktiannya.

Bagi penggugat alat bukti tulis tersebut ketika ada bukti

lawan yang setara, kekuatan pembuktiannya menjadi hanya bukti

permulaan tulis, yang untuk sempurna dan mengikat perlu

ditambah dengan bukti lain, umpamanya dengan keterangan dua

orang saksi yang menyatakan bahwa ahli waris yang tertera dalam

penetapan ahli waris benar/kesaksianya hanya menyebut ahli

waris sama dengan yang yang ada dalam PAW., yang ternyata

bantahan tergugat tidak benar, karena yang tidak tersebut dalam

PAW.,Adalah anak angkat dari pewaris, atau ternyata memang ada

istri lain dari wanita yang merupakan ibu penggugat, namun telah

diceraikan Pewaris sebelum meninggalnya Pewaris.

. Dalam hal penggugat untuk menguatkan dalil yang dibantah

tergugat kan menggunaka alat bukti saksi, maka ketentuan formil

mengenai saksi adalah ; saksi adalah orang yang cakap sebagai

Hal. 37 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

saksi, bersedia bersumpah/berjanji, diperiksa satu persatu, didepan

sidang Pengadilan putusan MA. Nomor 38 K/Sip/1954.

Menurut pasal 165-170 Rbg menjadi saksi dalam perkara perdata

adalah kuwajiban hokum tetapi tidak imperative, namun demikian

ada yang berpendapat menjadi saksi adalah imperative, ketika tidak

mau bisa dipaksakan dan dianggap melakukan contempt of court.

Syarat formil saksi adalah ;

- Cakap berbuat hokum

- Terbebas dari kuwajiban mendundurkan diri dari saksi, pasal

174 Rbg.

- Mengucapkan sumpah pasal 175 Rbg atau janji pasal 177 Rv.

Adapun syarat materiel saksi adalah ;

- Minimal dua orang, Keterangan satu saksi adalah tidak sah

sebagai alat bukti, pasal 1905 KUH Perdata (unus testis nullus

testis). Untuk dianggap sebagai alat bukti bisa dilengkapi

dengan, alat bukti tulis, persangkaan, pengakuan dan sumpah.

- Keterangan saksi berdasarkan alasan dan sumber dari mana

saksi tersebut mengetahuinya, pasal 1907 (1) KUH Perdata dan

pasal 308 RBG ayat 2, yang harus dilihat sendiri, dialami dan

didengar sendiri.

- Hal lain yang harus dicermati hakim adalah, hakim harus

memperhatikan kaitan satu saksi dengan saksi lainnya itu ada

kesesuain dan kecocokan atau tidak (Rbg. Pasal 309 dan KUH

Perdata pasal 1908).

- Saksi mempunyai kedudukan yang urgen dan relevan.

Hal. 38 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Untuk diterima kesaksianya ,Saksi berkewajiban untuk

memberikan keterangan yang berhubungan erat dengan

sengketa.

Dalam memeriksa saksi majlis harus melakukannya satu

persatu dari masing-masing saksi penggugat/tergugat.

Para pihak dalam persidangan ketika memeriksa saksi baik saksi

penggugat/tergugat berhak mengajukan pertanyaan dengan

urutan pihak yang mengajukan saksi berhak mengajukan

pertanyaan lebih dulu lewat ketua majlis.

Majlis hakim dapat menganulir pertanyaan para pihak,

sepanjang bentuk dan isi pertanyaan tidak urgen dan relevan

dengan pokok sengketa.

Saksi pun dapat menolak memberi jawaban atas pertanyaan

para pihak ketika menyangkut ketertiban umum, contoh adalah

rahasia jabatan.

Dalam rangka mencari kebenaran fakta, majlis hakim dapat

menggunakan bukti persangkaan, yang lahir dari undang-

undang (KEHPerdata pasal 1916) yang bisa dibantah dan tidak

bisa dibantah ataupun bukti persangkaan timbul dari fakta

persidangan.

Contoh persangkaan undang-undang yang tidak dibantah

adalah segala tindakan yang dilakukan orang yang belum

dewasa adalah batal demi hokum, atau segala akad yang di

dalamnya ada paksaan adalah menjadi alasan batalnya akad.

Untuk persangkaan berdasar undang-undang, yang dapat

dibantah(biasanya pada pasal tersebut termuat kata-kata kecuali

dapat dibuktikan sebaliknya) majlis hakim dapat mempedomani

Hal. 39 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

acuan bahwa berdasar pasal 289 Rbg dan pasal 1886 KUH

Perdata, segala alat bukti dapat digunakan untuk mematahkan

persangkaan.

Persangkaan berdasarkan/lahir dari fakta atau

persangkaan hakim diatur dalam pasal 1922 KUH Perdata dan

pasal 310 Rbg adalah persangkaan yang bersumber pada fakta

yang telah terbukti dalam persidangan untuk menyusun

persangkaan hakim.

Satu persangkaan ahakim bukanlah bukti yang sempurna dan

mengikat, untuk kesempurnaan dan mengikatnya minimal dua

bukti persangkaan, atau satu persangkaan ditambah bukti lain.

Majlis hakim dalam mencari kebenaran fakta, bisa juga

membebani penggugat/tergugat dengan alat bukti sumpah.

Alat bukti sumpah pengaturan tentang tata cara

pemeriksaanya diatur dalam pasal 182, 183, 184 dan 185 Rbg,

adapun nilai kekuatan pembuktiannya tertuang dalam pasal 314

Rbg, serta dalam KUH Perdata pasal 1929 sampai 1945.

Syarat formil sumpah pemutus adalah ;

- Dengan lisan yang diucapkan didepan hakim .

- Dihadiri pihak lawan.

- Tidak ada bukti lain pasal 1941 KUH Perdata.

Hal. 40 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

PUTUSAN.

Setelah selesai pembuktian, dan ditindak lanjuti dengan

kesimpulan masing-masing pihak, maka majlis hakim melakukan

musyawarah yang sifatnya tetutup.

Majlis hakim tidak boleh memihak dalam menentukan siapa yang

benar dan siapa yang salah.

Majlis hakim dalam menjatuhkan putusan harus menggali

fakta atau peristiwanya secara utuh.

Untuk dapat menyelesaikan perkara disidangkannya, maka

majlis harus diawali dengan pengetahuan majlis tentang duduknya

perkara yang sebenarnya, dan setelah majlis menganggap gugat

waris terebut telah terbukti, dengan jalan mengkonstatir peristiwa

menjadi sengketa, maka hakim harus menemukan hukumnya.

Dalam menjatuhkan putusan majlis hakim harus menuangkan

pertimbangan hokum yang jelas dan mencukupi.

Hal. 41 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Pertimbangan hokum Yang kurang jelas dan tida cukup dapat

dibatalkan (putusan MA nomor 443 K/Pdt/1986).

Majlis hakim Haruslah mempertimbangkan dan mengadili

seluruh bagian gugatan pasal 189 ayat (ayat 2) Rbg dan pasal 50

Rv, serta tidak boleh memutus lebih dari apa yang dituntut (ultra

petita) pasal 189 ayat (3) Rbg, yang harus diucapkan dalam sidang

yang terbuka untuk umum.

Dalam membuat putusan majlis hakim harus memuat dalil

gugatan/fundamentum petendi, mencamtumkan jawaban tergugat,

replik, duplik, diskripti fakta, pembuktian yang lengkap dan

pertimbangan hokum yang jelas.

Putusan mempunyai 3 kekuatan :

1. Kekuatan mengikat, artinya segala putusan adalah mengikat

bagipara pihak sampai pihak ketiga.

2. Kekuatan pembuktian.

3. Keuatan eksekutorial, artinya ketika amar putusan tidak dapat

dilaksanakan secara suka rela, maka bisa dipaksakan.

Pontianak, 28 Desember 2015

RUKIP AGUS PURWANTO

Hal. 42 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

EKSEKUSI

Cara-cara menjalankan putusan disebut Eksekusi. Yang

pengaturannya untuk Luar Jawa dan Madura tertuang dalam Rbg.

Dari pasal 206 sampai 240 dan pasal 258, sedangkan pasal-pasal

tentang Gizeling dari pasal 242 sampai 257 sudah tidak

diberlakukan lagi berdasarkan SEMA nomor 2/1964.

AZAS-AZAS EKSEKUSI

Pada azasnya pelaksanaan putusan adalah dilakukan secara

sukarela, namun apabila secara suka rela tidak dapat terlaksana,

maka tersedia lembaga yang namanya adalah Eksekusi.

Eksekusi dikandung maksud pelaksanaan putusan yang dilakukan

secara paksa terhadap pihak yang kalah.

Eksekusi hanya bisa dilaksanakan :

I. Terhadap putusan yang telah berkekuatan hokum tetap.

Apabila dalam putusan masih ada pihak yang melakukan upaya

hokum, maka putusan tersebut belum berkekuatan hokum tetap,

pasal 1917 KUH perdata, sebagaimana dalam putusan MA.

Nomor 1043 K/Sip/1971 menjelaskan meskipun salah satu pihak

tergugat tidak mengajukan banding atau kasasi, namun tergugat

lain mengajukan banding atau kasasi, putusan tersebut belum

BHT.

Namun demikian dalam beberapa hal ada pengecualiannya

yaitu :

1. Pelaksanaan Putusan serta merta/uitvoerbar bij voorraad

pasal 191 ayat (1) Rbg.

Hal. 43 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

2. Pelaksanaan Putusan Provisi, pasal 191 Rbg. Dan pasal 54,55

Rv.

3. Akte perdamaian yang dikukuhkan dalam putusan, karena

sejak tanggal perdamaian terjadi telah langsung bersifat

eksekutorial, pasal 154 Rbg.

4. Eksekusi terhadap grosse akta, pasal 258 Rbg. Pasal tersebut

mempersamakan perjanjian yang berbentuk grosse akta

dengan putusan yang BHT, jadi apabila ada wanprestasi pihak

yang dirugikan mengajukan eksekuisi ke pengadilan. Maka

akan dilaksanakan secara paksa.

5. Eksekusi hak tanggungan, dan jaminan fiducia, berdasar

undang-undang nomor 4 tahun 1996 dan undang-undang

nomor 42 tahun 1999, dapat mengajukan eksekusi ke

pengadilan, bahkan dimungkinkan tanpa lewat pengadilan

sepanjang dalam perjanjiannya termuat klausul “Kuasa

menjual sesuatu” (eigenmachtige veerkoop).

II. Amar Putusan bersifat condemnatoir.

III. Putusan tidak dijalankan secara suka rela.

Hal. 44 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Hal. 45 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

ILLUSTRASI PUTUSAN SENGKETA WARIS

ILLUSYRASI YANG DITOLAK

YANG BELUM DIPERTIMBANGKAN ADALAH :

1. Premintaan serta merta

2. Permintaan dwangson

3. Duduk perkaranya dalam persidangan diarahkan tiadak terbukti

Hal. 46 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

PUTUSAN

Nomor 00/Pdt.G/2015/PA.Ptk

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Pontianak yang memeriksa dan mengadili perkara

tertentu pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut,

dalam perkara Gugat Waris yang diajukan oleh ;

1. Sri Rahayu Binti H. MUHAMAD ; Perempuan, Warga Negara Indonesia,

Agama Islam, Pekerjaan Mengurus Rumah Tangga, Bertempat tinggal di

Villa Mas , Pontianak untuk selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT I ;

2. Purwocaroko Bin H. MUHAMAD .- ; Laki-laki, Warga Negara Indonesia,

Agama Islam, Bertempat tinggal di Jalan , Kota Pontianak, untuk

selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT II ;

3. Sriyati binti H. Muhamad .- ; Perempuan, Warga Negara Indonesia, Pekerjaan

Mengurus Rumah Tangga, Agama Islam, Bertempat tinggal di No.1, , Kota

Pontianak, untuk selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT III ;

4. BAGUS BIN MUHAMAD. - ; laki-laki, warga negara indonesia, agama

islam, pekerjaan pegawai negeri sipil, bertempat tinggal di jalan No.,

, Kota, Kota Pontianak, untuk selanjutnya disebut sebagai

PENGGUGAT IV ;

5. NARNI Binti H. MUHAMAD.- ; Perempuan, Warga Negara

Indonesia, Pekerjaan Mengurus Rumah Tangga, Agama islam,

Bertempat tinggal di No. , Kota Pontianak, untuk selanjutnya disebut

sebagai PENGGUGAT V ;

6. ARMIATI Binti H. MUHAMAD ; Perempuan, Warga Negara Indonesia,

Pekerjaan Mengurus Rumah Tangga, Agama Islam, Bertempat tinggal

di, Jakarta , untuk selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT VI

Hal. 47 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

7. KUSHENDARTI Binti H. MUHAMAD ; Perempuan, Warga Negara

Indonesia, Pekerjaan Mengurus Rumah Tangga, Agama Islam,

Bertempat tinggal di Jalan, Kota Pontianak, untuk selanjutnya d isebu t

sebagai PENGGUGAT VI I ; , yang dalam perkara

ini diwakili oleh kuasa hukumnya , yang selanjutnya

disebut Para Penggugat ;

M E L A W A N

1. KIRUN.- ; Laki-laki, Warga Negara Indonesia, Pekerjaan Anggota

Polri, Alamat, PONTIANAK, untuk selanjutnya disebut sebagai

TERGUGAT I ;

2. SUKANTI .- ; Perempuan, Warga Negara Indonesia, Pekerjaan

Mengurus Rumah Tangga, Alamat PONTIANAK, untuk selanjutnya disebut

sebagai TERGUGAT II,

TERGUGAT I dan TERGUGAT II ; diwakili oleh kuasanya Dr. ,

SH., MH., M. Si. , SH., , SH., SH., , SH., , SH.

MH., , SH. MH, , SH., , SH., dan , SH ;

3. , SH.- ; Selaku Pejabat Pembuat Akta

Tanah/Notaris yang berkedudukan di Pontianak, untuk selanjutnya disebut

sebagai TERGUGAT III ;

4. KEPALA KANTOR PERTANAHAN KOTA.- ; untuk selanjutnya

disebut sebagai TURUT TERGUGAT ; -

Pengadilan Agama tersebut ;

Setelah mempelajari berkas perkara yang bersangkutan;

Telah memeriksa kedua belah pihak di persidangan;

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal yang

terdaftar di register perkara pada Kepaniteraan Pengadilan Agama Pontianak

Hal. 48 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Nomor : 00/Pdt.G/ /PA.Ptk tanggal telah mengemukakan hal-hal yang pada

pokoknya sebagai berikut :

1. Bahwa, Bahwa Almarhum H MUHAMMAD BIN DJAZULI menikah dengan seorang

perempuan yang bernama Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL dan telah

dikaruniai 7 (tujuh) orang anak yang masing-masing bernama :

- Purwocaroko Bin H. MUHAMAD .- (anak laki-laki/Penggugat II) ;

- Sriyati binti H. Muhamad (anak Perempuan/Penggugat III);

- BAGUS BIN MUHAMAD (anak laki-laki/Penggugat IV) ;

- Sri Rahayu Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat I) ;

- NARNI Binti H. MUHAMAD. (anak Perempuan/Penggugat V) ;

- ARMIATI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/PenggugatVI) ;

- KUSHENDARTI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat VII)

;

2. Bahwa dalam perkawinan antara H MUHAMMAD BIN DJAZULI menikah dengan

seorang perempuan yang bernama Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL telah

memperoleh harta bersama/gono-gini berupa sebidang tanah berikut bangunan

rumah yang berdiri di atasnya berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.0 dengan luas

M2 ( ) atas nama H MUHAMMAD BIN DJAZULI DAN DJUMIRAH Binti FAISAL

yang terletak di Jalan No. , RT.00/RW.0OO, Pontianak, dengan batas-batas

sebagai berikut :

- Sebelah Selatan dengan tanah Jalan ;

- Sebelah Utara dengan tanah Alm Pak ;

- Sebelah Timur dengan tanah Jalan ;

- Sebelah Barat dengan tanah ;

Selanjutnya dalam hal ini mohon disebut sebagai objek waris/harta peninggalan

Almarhum H MUHAMMAD BIN DJAZULI DAN DJUMIRAH Binti FAISAL ;

3. Bahwa almarhum H MUHAMAD BIN DJAZULI meninggal dunia pada tanggal 2005,

sedangkan istrinya yang bernama almarhumah DJUMIRAH binti FAISAL telah

meninggal dunia terlebi dahulu pada tanggal 2003 ;

4. Bahwa pada saat Almarhum H. MUHAMAD meninggal dunia ayahnya yang

bernama DJAZULI dan ibunya yang bernama FATIMAH juga telah meninggal dunia

terlebih dahulu dari almarhum , demikian juga dengan istrinya yang bernama

Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL pada saat meninggal dunia ayahnya yang

Hal. 49 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

bernama FAISAL dan ibunya yang bernama MUGINEM telah meninggal dunia

terlebih dahulu dari almarhumah. ;

5. Bahwa dengan meninggalnya Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005

dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL pada Tanggal 2003, maka Ahli Waris

Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH

Binti FAISAL adalah 7 (tujuh) orang yaitu :

a. Purwocaroko Bin H. MUHAMAD .- (anak Iaki-Iaki/Penggugat II) ;

b. Sriyati binti H. Muhamad (anak Perempuan/Penggugat III);

c. BAGUS BIN MUHAMAD (anak laki-laki/Penggugat IV) ;

d. Sri Rahayu Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat I) ;

e. NARNI Binti H. MUHAMAD. (anak Perempuan/Penggugat V) ;

f. ARMIATI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat VI) ;

g. KUSHENDARTI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat VII)

Hal tersebut sesuai dengan Penetapan ahli Waris No./Pdt.P/2014/PA.Ptk,

tertanggal Desember ;

7. Bahwa pada Tahun 1999 orang tua Para Penggugat (Almarhum H. MUHAMAD BIN

DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL) pernah meminta tolong

kepada Tergugat I dan Tergugat II untuk menjualkan tanah dan rumahnya yang

terletak di Jalan Pontianak Kota, Kota Pontianak dengan menyerahkan Sertifikat

Hak Milik atas tanah tersebut yaitu Sertifikat Hak Milik No.000 kepada Tergugat I

dan Tergugat II, kemudian dibuatlah Kuasa untuk menjual antara orang tua Para

Penggugat ( Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah

DJUMIRAH Binti FAISAL) kepada Tergugat I dan Tergugat II berdasarkan Akta

Kuasa untuk menjual No. , Tanggal 1999 yang dibuat oleh dan dihadapan

Notaris ,SH yang berkedudukan di Denpasar — Bali ;

8. Bahwa sebelum tindakan hukum untuk menjual tanah dan bangunan rumah tersebut

dilaksanakan oleh Penerima Kuasa (Tergugat I dan Tergugat II) ternyata kedua

orang tua Para Penggugat selaku Pihak Pemberi Kuasa telah meninggal dunia

terlebih dahulu ;

9. Bahwa dengan meninggal dunianya kedua orang tua Para Penggugat selaku Pihak

Pemberi Kuasa kepada Tergugat I dan Tergugat II, maka otomatis kekuasaan yang

diberikan kepada Tergugat I dan Tergugat II selaku Pihak Penerima Kuasa

berdasarkan Akta Kuasa untuk menjual No.00, Tanggal 1999 yang dibuat oleh dan

dihadapan Notaris , SH menjadi gugur/berakhir dan Tergugat I dan Tergugat II

Hal. 50 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

selaku Penerima Kuasa tidak lagi dapat melaksanakan urusan dalam hal ini menjual

hak atas tanah dan bangunan rumah atas nama orang tua Para Penggugat

(Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH

Binti FAISAL) ;

10.Bahwa dengan telah meninggal dunianya kedua orang tua Para Penggugat

Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH

Binti FAISAL pada tahun 2003, maka tanah dan bangunan rumah yang merupakan

harta peninggalan Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan

Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL yang terletak di Jalan , Kota Pontianak

berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.000 dengan luas M2 ( ) jatuh kepada

Ahli Warisnya yang sah yaitu Para Penggugat dan Sertifikat Hak Milik No.00 dengan

luas M2 ( ) atas nama Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan

Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL (orang tua Para Penggugat) yang berada di

tangan Tergugat I dan Tergugat II harus diserahkan kepada Para Penggugat selaku

Ahli Waris dari Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah

DJUMIRAH Binti FAISAL, namun sampai sekarang ini Sertifikat Hak Milik No.000

dengan luas M2 ( ) atas nama Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA

2005 dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL (orang tua Para Penggugat) tidak

juga diserahkan oleh Tergugat I dan Tergugat II kepada Para Penggugat, bahkan

harta peninggalan Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZUL dan

Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL berupa sebidang tanah berikut bangunan

rumah yang berdiri di atasnya berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.00 dengan luas

M2 ( persegi) yang terletak di Jalan Kota Pontianak, dan sejak meninggalnya

Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI Tahun 2005 tanah dan bangunan rumah

tersebut telah dikuasai oleh Tergugat I dan Tergugat II, bahkan Para Penggugat

dilarang untuk berkunjung ke rumah tersebut ;

11.Bahwa tanpa sepengetahuan dari Para Penggugat selaku Ahli Waris Almarhum

Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL,

Tergugat I dan Tergugat II berdasarkan Akta Kuasa untuk menjual No.00, Tanggal

1999 telah membuat Akta Jual Beli No.00/2010, Tertanggal 2010 melalui NotarIS

, SH (Tergugat III) yang mana di dalam Akta Jual Beli Tersebut yang bertindak

selaku Penjual dan Pembeli adalah diri Tergugat I dan Tergugat II sendiri, bahkan

sekarang ini berdasarkan Akta Jual Beli No.0/2010, Tertanggal 2010 tersebut

Sertifikat Hak Milik No.00 dengan luas M2 () atas nama Almarhum H. MUHAMAD

BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL telah dibaliknamakan

Hal. 51 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

menjadi atas nama Tergugat I dan Tergugat II oleh Tuirut Tergugat (Kepala Kantor

Pertanahan ) ;

12. Bahwa oleh karenanya perbuatan Tergugat I dan Tergugat II menjual tanah

peninggalan Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah

DJUMIRAH Binti FAISAL kepada diri Tergugat I dan Tergugat II sendiri tanpa

sepengetahuan dan tanpa ijin dari Para Penggugat selaku Ahli Waris Almarhum

Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti

FAISAL dengan dibantu Tergugat III adalah Perbuatan TIDAK BERDASAR

Hukum, dan disamping itu Jual Beli dan balik nama Sertifikat Hak Milik No.00

dengan luas M2 () atas nama Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan

Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL menjadi atas nama Tergugat I dan

Tergugat II adalah mengandung cacat hukum, karena pembuatannya didasarkan

pada Akta Kuasa untuk menjual No.00, Tanggal 1999 yang telah gugur/berakhir,

karena berdasarkan Pasal 1813 KUHPer salah satu sebab berakhirnya pemberian

kuasa adalah dengan meninggalnya si Pemberi Kuasa ataupun si Penerima

Kuasa, sehingga Jual Beli tanah dan bangunan rumah peninggalan Almarhum

Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH

Binti FAISAL dan proses balik nama Sertifikat Hak Milik No.0 dengan luas M2 ()

atas nama Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah

DJUMIRAH Binti FAISAL menjadi atas nama Tergugat I dan Tergugat II harus

tidak mempunyai kekuatan hukum dan menjadi tidak berlaku, untuk selanjutnya

tanah dan bangunan rumah peninggalan Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN

DJAZULIdan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL harus dikembalikan kepada

posisi semula dengan menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk segera

mengosongkan tanah dan bangunan rumah tersebut dan menyerahkan kepada

Para Penggugat selaku Ahli Waris Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN

DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL ;

13. Bahwa akibat perbuatan TIDAK BERDASAR HUKUM hukum yang telah dilakukan

Para Tergugat (Tergugat I, II, dan Ill) terhadap tanah dan bangunan rumah

peninggalan Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah

DJUMIRAH Binti FAISAL sangat merugikan Para Penggugat selaku Ahli Waris

Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH

Binti FAISAL, karena apabila tanah dan bangunan rumah tersebut disewakan per

tahunnya sebesar Rp.100.000.000,- yang dihitung sejak dikuasainya tanah dan

bangunan rumah tersebut oleh Tergugat I dan Tergugat II pada tahun 2005 hingga

Hal. 52 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

gugatannya ini diajukan, maka akan menghasilkan uang sebesar : 10 tahun X

Rp.100.000.000,- = Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) yang harus dibayarkan

oleh Para Tergugat kepada Para Penggugat secara tanggung renteng ;

14. Bahwa agar Para Penggugat tidak dirugikan lagi oleh Tergugat I dan Tergugat II,

karena ada kekhawatiran Tergugat I dan Tergugat II akan memindahtangankan

tanah objek sengketa tersebut kepada pihak lain, maka Para Penggugat mohon

untuk diletakkan Sita Jaminan atas sebidang tanah berikut bangunan rumah yang

berdiri di atasnya berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.00 dengan luas M2 () atas

nama Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti

FAISAL Kota Pontianak, dengan batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah Selatan dengan tanah Jalan ;

- Sebelah Utara dengan tanah Alm ;

- Sebelah Timur dengan tanah Jalan ;

- Sebelah Barat dengan tanah ;

15. Bahwa Kepala Kantor Pertanahan Kota Pontianak turut dilibatkan di dalam perkara

ini selaku Turut Tergugat, dikarenakan Turut Tergugatlah yang telah memproses

balik nama Sertifikat Hak Milik yaitu Sertifikat Hak Milik No.00 dengan luas M2 ()

tersebut di atas, yang mana semestinya Turut Tergugat mengetahui bahwa tanah

tersebut adalah tanah dan bangunan rumah peninggalan Almarhum Almarhum H.

MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL, sehingga

Kepala Kantor Pertanahan Kota Pontianak harus dan patut ditarik sebagai Turut

Tergugat dalam perkara ini yang selanjutnya untuk mentaati atas putusan ini ;

16. Bahwa demi tegaknya hukum agar Para Tergugat tidak lalai dalam menjalankan

putusan, maka selayaknya apabila Penggugat mohon agar Para Tergugat

dihukum untuk membayar uang paksa (dwangsom) kepada Para Penggugat

sebesar Rp.1000.000,- (satu juta rupiah) per hari, setiap ia lalai memenuhi isi

Putusan terhitung sejak putusan telah mempunyai kekuatan hukum tetap ;

17. Bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat didasarkan pada bukti-bukti yang

kuat yang tidak dapat disangkal lagi kebenarannya oleh Para Tergugat, sehingga

putusan ini memenuhi syarat hukum untuk dinyatakan dapat dijalankan terlebih

dahulu walaupun ada bantahan, banding, atau kasasi dari Para Tergugat

(Uitvoorbaar Bij Voorrad) ;

Berdasarkan hal- hal yang telah Penggugat kemukakan tersebut di atas,

mohon kiranya agar Bapak Ketua Pengadilan Agama Kelas I-A Pontianak

Hal. 53 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

berkenan memanggil kedua pihak pada suatu hari sidang yang akan ditentukan

kemudian dan selanjutnya berkenan menjatuhkan putusan sebagai berikut:

1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat seluruhnya ;

2. Menyatakan sebagai hukum sita jaminan sah dan berharga ;

3. Menyatakan sebagai hokum Penetapan AhliWaris

No.0/Pdt.P/201/PA.Ptk, tertanggal yang ditetapkan oleh Majelis Hakim

Pengadilan Agama Pontianak adalah sah dan mempunyai kekuatan hukum ;

4. Menyatakan bahwa Para Penggugat adalah Ahli Waris yang sah dari

Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH

Binti FAISAL;

5. Menyatakan bahwa sebidang tanah berikut bangunan rumah yang berdiri di

atasnya berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.00 dengan luas M2 () atas

nama Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti

DJAZULI FAISAL yang terletak di Jalan Kota, Kota Pontianak, dengan batas-

batas sebagai berikut :

- Sebelah Selatan dengan tanah ;

- Sebelah Utara dengan tanah Ai ;

- Sebelah Timur dengan tana ;

- Sebelah Barat dengan tanah ;

Adalah harta peninggalan Almarhum H. MUHAMAD BIN FAISAL dan

Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL ;

6. Menyatakan Jual Beli dan proses balik nama atas tanah dan bangunan

rumah peninggalan Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan

Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL yang dilakukan oleh Tergugat I dan

Tergugat II yang dibantu oleh Tergugat III dan Turut Tergugat adalah

Perbuatan TIDAK BERDASAR Hukum, oleh karenanya Jual Beli tersebut

berikut Akta Jual Beli No./2010, Tertanggal 2010 dan proses balik nama

Sertifikat Hak Milik No.00 dengan luas M2 () semula atas nama Almarhum H.

MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL harus

dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum ;

Hal. 54 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

7. Menyatakan oleh karenanya penguasaan harta peninggalan Almarhum

Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL

yang telah dilakukan Tergugat I dan Tergugat II adalah PENGUASAAN

YANG TIDAK BERDASAR HUKUM Hukum ;

9. Menghukum dan memerintahkan kepada Tergugat I dan Tergugat II atau

siapa saja yang mendapatkan hak dari Tergugat I dan Tergugat II untuk

menyerahkan tanah dan bangunan rumah tersebut dalam keadaan kosong

kepada Para Penggugat tanpa syarat bila perlu dengan menggunakan

aparat Negara ;

10. Menghukum Para Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada Para

Penggugat atas perbuatan TIDAK BERDASAR hukum yang telah

dilakukannya menguasai harta peninggalan Almarhum Almarhum H.

MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL secara

melawan hak sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) yang harus

dibayarkan oleh Para Tergugat kepada Para Penggugat secara tanggung

renteng ;

11. Menghukum Para Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom)

kepada Para Penggugat sebesar Rp.1000.000,- (satu juta rupiah) per hari,

setiap ia lalai memenuhi isi Putusan terhitung sejak putusan telah

mempunyai kekuatan hukum tetap

12. Menetapkan menurut hukum putusan dalam perkara ini dapat dijalankan

terlebih dahulu walaupun ada bantahan, banding, atau kasasi dari Para

Tergugat (Uitvoorbaar Bij Voorrad) ;

13. Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam

perkara ini ;

14. Menghukum Turut Tergugat untuk mentaati putusan ini ;

Atau:

Mohon putusan yang seadil-adilnya ;

Bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan Penggugat

didampingi kuasa hukumnya dan para Tergugat I dan Tergugat II juga

didampingi kuasa hukumnya ,sedangkan tergugat III serta turur tergugat hadir

sendiri sipersdidangan dan kedua belah pihak telah diusahakan perdamaian

Hal. 55 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

melalui proses mediasi oleh Hakim mediator , SH pada tanggal dan

namun mediasi tersebut tidak berhasil , maka pemeriksaan dilanjutkan dengan

membacakan surat gugatan Penggugat yang oleh Penggugat menyatakan

tetap pada gugatannya dengan perubahan sebagai berikut ;

1. Bahwa di dalam gugatan Para Penggugat Tanggal 2015 pada halaman

Ketiga posita 1 (satu) disebutkan Bahwa Almarhum Almarhum H.

MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL dan telah

dikaruniai 7 (tujuh) orang anak yang masing-masing bernama :

Purwocaroko Bin H. MUHAMAD .- (anak laki-laki/Penggugat II) ;

Sriyati binti H. Muhamad (anak Perempuan/Penggugat III);

BAGUS BIN MUHAMAD (anak laki-laki/Penggugat IV) ;

Sri Rahayu Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat I) ;

NARNI Binti H. MUHAMAD. (anak Perempuan/Penggugat V) ;

ARMIATI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/PenggugatVl) ;

KUSHENDARTI Binti H. MUHAMAD (anak(anak

Perempuan/Penggugat VII) ;

Diubah menjadi :

Bahwa Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah

DJUMIRAH Binti FAISAL dan telah dikaruniai 8 (delapan) orang anak yang

masingmasing bemama :

Purwocaroko Bin H. MUHAMAD .- (anak laki-laki/Penggugat II) ;

Sriyati binti H. Muhamad (anak Perempuan/Penggugat III);

BAGUS BIN MUHAMAD (anak laki-laki/Penggugat IV) ;

Sri Rahayu Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat I) ;

NARNI Binti H. MUHAMAD. (anak Perempuan/Penggugat V) ;

ARMIATI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/PenggugatVI) ;

Hal. 56 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

KUSHENDARTI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat

VII)

SUKANTI BINTI H. MUHAMAD (anak Perempuan/Tergugat II) ;

2. Bahwa di dalam Posita 5 (lima) halaman Keempat gugatan Para

Penggugat semula disebutkan Bahwa dengan meninggalnya Almarhum

Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti

FAISAL 2003, maka Ahli Waris Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN

DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL adalah 7 (tujuh) orang

yaitu :

a. Purwocaroko Bin H. MUHAMAD .- (anak laki-laki/Penggugat II) ;

b. Sriyati binti H. Muhamad (anak Perempuan/Penggugat III);

c. BAGUS BIN MUHAMAD (anak laki-laki/Penggugat IV) ;

d. Sri Rahayu Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat I) ;-

e. NARNI Binti H. MUHAMAD. (anak Perempuan/Penggugat V) ;-

f. ARMIATI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat VI) ;

g. KUSHENDARTI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/ Penggugat

VII) ;

Hal tersebut diatas telah sesuai dengan Penetapan Ahli Waris

No.0/Pdt.P/201/PA.Ptk, tertanggal 2014 ;

Diubah menjadi :

Bahwa dengan meninggalnya Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN

DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL 2003, maka Ahli Waris

Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH

Binti FAISAL adalah 8 (delapan) orang yaitu :

Hal. 57 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

a. Purwocaroko Bin H. MUHAMAD .- (anak laki-laki/Penggugat II) ;

b. Sriyati binti H. Muhamad (anak Perempuan/Penggugat III);

c. BAGUS BIN MUHAMAD (anak laki-laki/Penggugat IV) ;

d. Sri Rahayu Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat I) ;

e. NARNI Binti H. MUHAMAD.(anak Perempuan/Penggugat V) ;

f. ARMIATI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat VI) ;

g. KUSHENDARTI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat VII)

;

h. SUKANTI BINTI H.MUHAMAD (anak Perempuan/Tergugat II) ;

3. Bahwa di dalam Posita 6 (enam) halaman Keempat dan kelima gugatan

Para Penggugat semula disebutkan Bahwa pada Tahun 1999 orang tua

Para Penggugat (Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah

DJUMIRAH Binti FAISAL) pernah meminta tolong kepada Tergugat I dan

Tergugat II untuk menjualkan tanah dan rumahnya yang terletak di Jalan

Kota Pontianak dengan menyerahkan Sertifikat Hak Milik atas tanah

tersebut yaitu Sertifikat Hak Milik No.00 kepada Tergugat I dan Tergugat II,

kemudian dibuatlah Kuasa untuk menjual antara orang tua Para

Penggugat (Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah

DJUMIRAH Binti FAISAL) kepada Tergugat I dan Tergugat II berdasarkan

Akta Kuasa untuk menjual No.00, Tanggal 1999 yang dibuat oleh dan

dihadapan Notaris ,SH yang berkedudukan di Denpasar — Bali ;

Diubah menjadi :

Bahwa pada Tahun 1999 orang tua Para Penggugat dan Tergugat II

(Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti

FAISAL) pernah meminta tolong kepada Tergugat l dan Tergugat II untuk

Hal. 58 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

menjualkan tanah dan rumahnya yang terletak di Jalan Kota, Kota

Pontianak dengan menyerahkan Sertifikat Hak Milik atas tanah tersebut

yaitu Sertifikat Hak Milik No.00 kepada Tergugat I dan Tergugat kemudian

dibuatlah Kuasa untuk menjual antara orang tua Para Penggugat dan

Tergugat II (Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah

DJUMIRAH Binti FAISAL) kepada Tergugat I dan Tergugat II berdasarkan

Akta Kuasa untuk menjual No.00, Tanggal 1999 yang dibuat oleh dan

dihadapan Notaris , SH yang berkedudukan di Denpasar — Bali ;

4. Bahwa di dalam Posita 7 (tujuh) halaman Kelima gugatan Para Penggugat

semula disebutkan Bahwa sebelum tindakan hukum untuk menjual tanah

dan bangunan rumah tersebut dilaksanakan oleh Penerima Kuasa

(Tergugat I dan Tergugat II) ternyata kedua orang tua Para Penggugat

selaku Pihak Pemberi Kuasa telah meninggal dunia terlebih dahulu ;

Diubah menjadi :

Bahwa sebelum tindakan hukum untuk menjual tanah dan bangunan

rumah tersebut dilaksanakan oleh Penerima Kuasa (Tergugat I dan

Tergugat II) ternyata kedua orang tua Para Penggugat dan Tergugat II

selaku Pihak Pemberi Kuasa telah meninggal dunia terlebih dahulu

5. Bahwa di dalam Posita 8 (delapan) halaman Kelima gugatan Para

Penggugat semula disebutkan Bahwa dengan meninggal dunianya kedua

orang tua Para Penggugat selaku Pihak Pemberi Kuasa kepada Tergugat I

dan Tergugat II, maka otomatis kekuasaan yang diberikan kepada

Tergugat I dan Tergugat II selaku Pihak Penerima Kuasa berdasarkan

Akta Kuasa untuk menjual No. 00, Tanggal 1999 yang dibuat oleh dan

dihadapan Notaris , SH menjadi gugur/berakhir dan Tergugat I dan

Tergugat II selaku Penerima Kuasa tidak lagi dapat melaksanakan urusan

dalam hal ini menjual hak atas tanah dan bangunan rumah atas nama

orang tua Para Penggugat (Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan

Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL) ;

Hal. 59 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Diubah menjadi :

Bahwa dengan meninggal dunianya kedua orang tua Para Penggugat dan

Tergugat II selaku Pihak Pemberi Kuasa kepada Tergugat I dan Tergugat

II, maka otomatis kekuasaan yang diberikan kepada Tergugat I dan

Tergugat II selaku Pihak Penerima Kuasa berdasarkan Akta Kuasa untuk

menjual No., Tanggal 1999 yang dibuat oleh dan dihadapan Notaris ,

SH menjadi gugur/berakhir dan Tergugat I dan Tergugat II selaku

Penerima Kuasa tidak lagi dapat melaksanakan urusan dalam hal ini

menjual hak atas tanah dan bangunan rumah atas nama orang tua Para

Penggugat dan Tergugat II (Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan

Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL)

6. Bahwa di dalam Posita 9 (sembilan) halaman Kelima gugatan Para

Penggugat semula disebutkan Bahwa dengan telah meninggal dunianya

kedua orang tua Para Penggugat Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan

Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL , maka tanah dan bangunan rumah

yang merupakan harta peninggalan Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI

dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL, Kota Pontianak berdasarkan

Sertifikat Hak Milik No.00 dengan luas M2 ( persegi) jatuh kepada Ahli

Warisnya yang sah yaitu Para Penggugat dan Sertifikat Hak Milik No.00

dengan luas M2 () atas nama A H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan DJUMIRAH

Binti FAISAL (orang tua Para Penggugat) yang berada di tangan Tergugat I

dan Tergugat II harus diserahkan kepada Para Penggugat selaku Ahli

Waris dari Almarhum H. MUHAMAD BIN FAISAL dan Almarhumah DJUMIRAH

Binti FAISAL, namun sampai sekarang ini Sertifikat Hak Milik No.00 dengan

luas M2 () atas nama H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan DJUMIRAH Binti

FAISAL (orang tua Para Penggugat) tidak juga diserahkan oleh Tergugat I

dan Tergugat II kepada Para Penggugat, bahkan harta peninggalan

Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti

FAISAL berupa sebidang tanah berikut bangunan rumah yang berdiri di

atasnya berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.00 dengan luas M2 () yang

terletak di Pontianak Kota, Kota Pontianak, dan sejak meninggalnya

Hal. 60 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti

FAISAL tanah dan bangunan rumah tersebut telah dikuasai oleh Tergugat I

dan Tergugat II, bahkan Para Penggugat dilarang untuk berkunjung ke

rumah tersebut ;

Diubah menjadi :

Bahwa dengan telah meninggal dunianya kedua orang tua Para

Penggugat dan Tergugat II Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005

dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL pada tahun 2003, maka tanah dan

bangunan rumah yang merupakan harta peninggalan Almarhum H.

MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL yang

terletak Pontianak Kota, Kota Pontianak berdasarkan Sertifikat Hak Milik

No.00 dengan luas M2 () jatuh kepada Ahli Warisnya yang sah dan

Sertifikat Hak Milik No.00 dengan luas M2 () atas nama H. MUHAMAD BIN

DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL (orang tua Para

Penggugat dan Tergugat II) yang berada di tangan Tergugat I dan

Tergugat II harus diserahkan kepada Para Penggugat selaku Ahli Waris

dari Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA dan Almarhumah

DJUMIRAH Binti FAISAL, namun sampai sekarang ini Sertifikat Hak Milik

No.00 dengan leas M2 () atas nama H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005

dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL (orang tua Para Penggugat

dan Tergugat II) tidak juga diserahkan oleh Tergugat I dan Tergugat II

kepada Para Penggugat, bahkan harta peninggalan Almarhum H.

MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL berupa

sebidang tanah berikut bangunan rumah yang berdiri di atasnya

berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.00 dengan luas M2 () yang terletak di

Jalan, Kota Pontianak, dan sejak meninggalnya Almarhum H. MUHAMAD

BIN DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL pada

Tahun 2005 tanah dan bangunan rumah tersebut telah dikuasai oleh

Tergugat I dan Tergugat Ii, bahkan Para Penggugat dilarang untuk

berkunjung ke rumah tersebut ;

Hal. 61 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

7. Bahwa di dalam Petitum gugatan Para Penggugat pada halaman

kedelapan, kesembilan, dan kesepuluh semula disebutkan, sebagai

berikut:

1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat seluruhnya ;

2. Menyatakan sebagai hukum sita jaminan sah dan berharga ;

3. Menyatakan sebagai hokum Penetapan Ahli Waris No.0/Pdt.P/201/PA.Ptk,

tertanggAL 2014 yang ditetapkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama

Pontianak adalah sah dan mempunyai kekuatan hukum ;

5. Menyatakan bahwa Para Penggugat adalah Ahli Waris yang sah dari

Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti

FAISAL ;

6. Menyatakan bahwa sebidang tanah berikut bangunan rumah yang berdiri di

atasnya berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.90 dengan luas M2 () atas

nama H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH

Binti FAISAL yang terletak di Jalan Pontianak Kota, Kota Pontianak, dengan

batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Selatan dengan tanah Jalan;

Sebelah Utara dengan tanah Alm;

Sebelah Timur dengan tanah ;

Sebelah Barat dengan tanah ;

adalah harta peninggalan Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI

PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL ;

7. Menyatakan Akta Kuasa untuk menjual No.00, Tanggal 1999 yang dibuat

oleh dan dihadapan Notaris ,SH yang berkedudukan di Denpasar — Bali

dinyatakan mempunyai kekuatan hukum ;

8. Menyatakan Jual Bell dan proses batik nama atas tanah dan bangunan

rumah peninggalan Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005 dan

Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL yang dilakukan oleh Tergugat I dan

Tergugat II yang dibantu oleh Tergugat III dan Turut Tergugat adalah

Perbuatan TIDAK BERDASAR HUKUMHukum, oleh karenanya Jual Beli

Hal. 62 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

tersebut berikut Akta Jual Beli No.00/2010, Tertanggal 2010 harus

dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum ;

9. Menyatakan oleh karenanya penguasaan harta peninggalan Almarhum H.

MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL

yang telah dilakukan Tergugat I dan Tergugat II adalah PENGUASAAN

TIDAK BERDASAR Hukum ;

10. Menghukum dan memerintatikan kepada Tergugat I dart Tergugat atau

siapa saja yang mendapatkan hak dari Tergugat I dan Tergugat II untuk

menyerahkan tanah dan bangunan rumah tersebut dalam keadaan kosong

kepada Para Penggugat tanpa syarat bila perlu dengan menggunakan

aparat Negara ;

11. Menghukum Para Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada Para

Penggugat atas TIDAK BERDASAR hukum yang telah dilakukannya

menguasai harta peninggalan Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA

2005 dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL secara melawan hak sebesar

Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) yang harus dibayarkan oleh Para

Tergugat kepada Para Penggugat secara tanggung renteng ;

12. Menghukum Para Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom)

kepada Para Penggugat sebesar Rp.1000.000,- (satu juta rupiah) per

setiap ia Ialai memenuhi isi Putusan terhitung sejak putusan telah

mempunyai kekuatan hukum tetap ;

13. Menetapkan menurut hukum putusan dalam perkara ini dapat dijalankan

terlebih dahulu walaupun ada bantahan, banding, atau kasasi dari Para

Tergugat (Uitvoorbaar Bij Voorrad) ;

15. Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam

perkara ini ;

16. Menghukum Turut Tergugat untuk mentaati putusan ini ; -

Diubah menjadi :

1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat seluruhnya ;

2. Menyatakan sebagai hukum sita jaminan sah dan berharga ;

3. Menyatakan bahwa Para Penggugat dan Tergugat II adalah Ahli Waris yang

Hal. 63 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

sah dari Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH

Binti FAISAL;

5. Menyatakan bahwa sebidang tanah berikut bangunan rumah yang berdiri di

atasnya berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.90 dengan luas M2 (t) atas

nama H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH

Binti FAISAL, Kec. Pontianak Kota, Kota Pontianak, dengan batas-batas

sebagai berikut :

Sebelah Selatan dengan tanah Jalan ;

Sebelah Utara dengan tanaH;

Sebelah Timur dengan tanah Jala ;

Sebelah Barat dengan tanah ;

adalah harta peninggalan Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI

PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL;

6. Menyatakan Jual Beli dan proses balik nama atas tanah dan bangunan

rumah peninggalan Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005 dan

Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL yang dilakukan oleh Tergugat I dan

Tergugat II yang dibantu oleh Tergugat III dan Turut Tergugat adalah

Perbuatan TIDAK BERDASAR Hukum, oleh karenanya Jual Beli tersebut

berikut Akta Jual Beli No.00/2010, Tertanggal 2010 harus dinyatakan tidak

mempunyai kekuatan hukum ;

7. Menyatakan oleh karenanya penguasaan harta peninggalan Almarhum H.

MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL yang telah

dilakukan Tergugat I dan Tergugat II adalah PENGUASAAN TIDAK

BEDASAR Hukum ;

8. Menghukum dan memerintahkan kepada Tergugat I dan Tergugat II atau

siapa saja yang mendapatkan teak dart Tergugat I dan Tergugat II untuk

menyerahkan tanah dan bangunan rumah tersebut dalam keadaan kosong

kepada Para Penggugat tanpa syarat bila perlu dengan menggunakan

aparat Negara ;

9. Menghukum Para Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada Para

Penggugat atas perbuatan TIDAK BERDASAR hukum yang telah

Hal. 64 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

dilakukannya menguasai harta peninggalan Almarhum H. MUHAMAD BIN

DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL secara

melawan hak sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) yang harus

dibayarkan oleh Para Tergugat kepada Para Penggugat secara tanggung

renteng ;

10. Menghukum Para Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom)

kepada Para Penggugat sebesar Rp.1000.000,- (satu juta rupiah) per hari,

setiap ia lalai memenuhi isi Putusan terhitung sejak putusan telah

mempunyai kekuatan hukum tetap ;

11. Menetapkan menurut hukum putusan dalam perkara ini dapat dijalankan

teriebih dahulu walaupun ada bantahan, banding, atau kasasi dari Para

Tergugat (Uitvoorbaar Bij Voorrad) ;

12. Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam

perkara ini ;

13. Menghukum Turut Tergugat untuk mentaati putusan ini ;

Bahwa permohonan SITA JAMINAN PENGGUGAT DITOLAK OLEH MAJLIS

HAKIM

Bahwa tergugat I dan tergugat I memberikan jawaban tertulis yang pada

pokoknya adalah sebagai berikut ;

I. DALAM EKSEPSI

1. Eksepsi Tentang Perubahan Gugatan

Tergugat I dan Tergugat II Menolak Perubahan Gugatan Tertanggal 2015

Karena Telah Bertentangan Dengan Hukum Cara Perdata :

1. 1 Bahwa sesuai dengan Surat Panggilan (Relaas) sidang atas perkara

Nomor : /2015/PA.Ptk, tanggal 2015, maka pada tanggal 2015 telah

dilakukan persidangan awal atas perkara a quo, namun karena Tergugat

III dan Turut Tergugat belum hadir, karenanya pelaksanaan persidangan

Hal. 65 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

tersebut ditunda. Agenda persidangan awal ini pada intinya majelis

menanyakan identitas pihak-pihak termasuk Tergugat I dan Tergugat II

serta surat kuasa para Advokat-nya;

1. 2 Bahwa pada saat pelaksanaan persidangan berikutnya, tanggal 17 Maret

2015, Para Penggugat tiba-tiba menyerahkan Perubahan Gugatan

sebagai perubahan atas Gugatan Awal yang telah diajukan pada tanggal

2015;

1. 3 Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 127 Rv. (Reglement op de

Burgelijk rechtsvordering), dinyatakan : “Penggugat berhak untuk

mengubah atau mengurangi tuntutannya sampai perkara diputus, tanpa

boleh mengubah atau menambah pokok gugatan”. Selain itu, menurut

Soedikno Mertokusumo, sesuai dengan ketentuan Pasal 127 Rv.

perubahan dari pada gugatan diperbolehkan sepanjang pemeriksaan

perkara, asal saja tidak mengubah atau menambah “onderwerp van den

eis” (petitum, pokok tuntutan). Pengertian “onderwerp van den eis” ini di

dalam praktek meliputi juga dasar dari pada tuntutan, termasuk

peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar tuntutan (periksa Prof. Dr.

Sudikno Mertokusumo, S.H., Hukum Acara Perdata Indonesia,

Yogyakarta, Liberty, 2009, halaman 107-108);

1. 4 Bahwa selain doktrin di atas, beberapa putusan Mahkamah Agung RI,

yaitu : (1) Putusan Nomor : 434 K/Sip/1970, tanggal 11 Maret 1971; (2)

Putusan Nomor : 1043 K/Sip/1973, tanggal 13 Desember 1974; (3)

Putusan Nomor : 823 K/Sip/1973, tanggal 29 Januari 1976 dan (4)

Putusan Nomor : 226 K/Sip/1973, tanggal 17 Desember 1975, terkait

dengan perubahan gugatan, secara konsisten putusan Mahkamah

Agung tersebut menyatakan di dalam abstrak hukumnya, bahwa

perubahan gugatan diijinkan sepanjang tidak mengakibatkan perubahan

posita, bukan pokok gugatan dan tergugat tidak dirugikan haknya untuk

membela diri;

1. 5 Bahwa dasar awal dan pokok gugatan yang diajukan oleh Para

Penggugat adalah adanya Penetapan Pengadilan Agama Kelas 1-A

Pontianak, Nomor : 0/Pdt.P/201/PA.Ptk, tanggal 2014 (“Penetapan

Hal. 66 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

0292”), yang pada intinya menetapkan bahwa ahli waris almarhum H.

MUHAMAD BIN DJAZULI PADA dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL

adalah terdiri dari Para Penggugat (7 orang) tanpa mengakui Tergugat II

sebagai ahli waris;

1. 6 Bahwa setelah persidangan awal tanggal 2015 dan selanjutnya pada

tanggal 2015, Para Penggugat mengajukan Perubahan Gugatan yang

pada intinya merubah gugatan, bahwa semula tidak mengakui Tergugat

II sebagai ahli waris almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan

Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL selanjutnya dalam Perubahan

Gugatan tersebut tiba-tiba mengakui jika Tergugat II adalah salah satu

ahli waris dari almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah

DJUMIRAH Binti FAISAL tanpa adanya penetapan ahli waris yang baru

dari pengadilan. Hal yang esensial dalam Perubahan Gugatan tersebut,

bahwa Para Penggugat telah menghilangkan fakta hukum adanya

Penetapan 0 yang menjadi dasar awal dan pokok pengajuan gugatan

tertanggal 2015 tersebut (Gugatan Awal);

1. 7 Bahwa mengacu pada ketentuan Pasal 127 Rv., doktrin serta beberapa

putusan Mahkamah Agung tersebut di atas, maka perubahan gugatan

yang seperti ini termasuk dalam kategori perubahan yang menyebabkan

terjadinya perubahan posita, pokok tuntutan (onderwerp van den eis) dan

sangat merugikan Tergugat I dan Tergugat II, sebagai berikut :

1. 8 asal muasal gugatan ini diajukan oleh Para Penggugat (7 orang) adalah

karena Para Penggugat merasa dirinya sebagai ahli waris dan

mempunyai hak waris atas obyek sengketa/harta peninggalan yang saat

ini secara sah telah dimiliki oleh Tergugat I dan Tergugat II;

1. 8 fakta hukum tentang ahli waris ini didasarkan pada bukti pokok dan awal

berupa Penetapan 00 yang telah diperolehnya oleh Para Penggugat

dalam persidangan yang terhormat Pengadilan Agama melalui suatu

metode pembuktian hukum sebagaimana mestinya, sehingga majelis

hakim berkeyakinan bahwa ahli waris a quo berjumlah 7 orang

(Penetapan 00) yang semuanya adalah Para Penggugat;

Hal. 67 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

1. 9 Perubahan Gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat dengan

menganulir ahli waris, yang semula berjumlah 7 orang berdasarkan

penetapan pengadilan, dirubah menjadi 8 orang termasuk Tergugat II

tanpa penetapan pengadilan baru sebagai dasar awal mengajukan

Perubahan Gugatan sangatlah absurd dan confuse serta merugikan

Tergugat I dan Tergugat II dalam membuat pembelaan dirinya. Terlebih

lagi persoalan ini telah Tergugat I dan Tergugat II adukan juga secara

pidana melalui pihak kepolisian, setidak-tidaknya Para Penggugat telah

memberikan keterangan palsu di depan persidangan saat itu sehingga

timbulah Penetapan 00, hal ini sangat merugikan Tergugat I dan

Tergugat II, khususnya dalam melakukan pembelaan diri terhadap

perkara a quo. Perubahan Gugatan yang semacam ini haruslah ditolak

karena melanggar asas-asas hukum acara perdata.

Berdasarkan argumentasi hukum tersebut di atas, sudah sepantasnya

Majelis Hakim yang mulia untuk menolak Perubahan Gugatan tersebut

dengan menyatakan bahwa Gugatan menjadi tidak diterima atau (niet

ontvankelijke verklaard/NO).

2. Eksepsi Tentang Gugatan Para Penggugat Prematur (Exceptio

Dilatoris) :

2. 1 Bahwa Penggugat I, Sdr. Sri Rahayu Binti H. MUHAMAD , telah

mengajukan permohonan penetapan ahli waris kepada Pengadilan

Agama Kelas I-A Pontianak, sebagaimana hal tersebut ternyata dalam

Penetapan Nomor: 0/ Pdt.P/201/PA.Ptk. tanggal 2014;

2. 2 Bahwa adanya Penetapan 00 tersebut sarat dengan adanya dugaan tindak

pidana, karena pada saat pemohon mengajukan permohonan penetapan

ahli waris di Pengadilan Agama Klas I-A Pontianak, Penggugat I diyakini

telah memberikan data dan keterangan di depan persidangan dan/atau

dokumen yang tidak benar dan/atau palsu dan/atau dipalsukan;

2. 3 Bahwa berdasarkan fakta, Tergugat II adalah anak kandung yang sah dari

suami istri almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah

Hal. 68 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

MUDJIRAH binti FAISAL, namun karena adanya suatu tujuan tertentu,

yaitu akan diajukannya gugatan kepada Tergugat II, maka nama Tergugat

II dengan sengaja tidak dicantumkan dalam permohonan yang diajukan

oleh Pemohon Penetapan/Penggugat I, sehingga pada saat Majelis Hakim

memberikan penetapan sebagaimana tercantum dalam Penetapan 00

yang menjadi ahli waris almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan

almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL hanyalah 7 (tujuh orang), yaitu

Penggugat I sampai dengan Penggugat VII (Para Penggugat);

2. 4 Bahwa atas pemberian keterangan palsu dalam Penetapan 00 tersebut,

Tergugat I telah melaporkan adanya dugaan tindak pidana kepada

Kepolisian Daerah Kalimantan Barat (Polda Kalimantan Barat) terhadap

Penggugat I dkk, sebagaimana tercantum dalam Tanda Bukti Lapor

Nomor : /Kalbar/SPKT, tanggal 2015, dengan dugaan tindak pidana

memasukkan keterangan palsu dalam akte otentik dan keterangan palsu

atau sumpah palsu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 266 KUHP

dan/atau Pasal 242 KUHP;

2. 5 Bahwa sehubungan dengan adanya laporan tersebut, saat ini Polda

Kalimantan Barat sedang melakukan penyidikan dengan cara melakukan

pemanggilan terhadap beberapa saksi untuk dimintai keterangan,

termasuk dalam hal ini pemanggilan terhadap Para Penggugat;

2.6 Bahwa mengingat masih adanya perkara lain yang sedang

diperiksa/berlangsung, yaitu perkara pidana atas Penetapan 00 yang

menjadi dasar pokok dan esensi pengajuan gugatan a quo, maka sudah

sepatutnya jika gugatan ini ditangguhkan sampai perkara pidana tersebut

diputus dan memiliki kekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde),

artinya perkara gugatan Para Penggugat ini menjadi premateur jika

dilanjutkan sebelum perkara pidananya berkekuatan hukum tetap;

2. 7 Bahwa sementara proses pidana ini berjalan, Para Penggugat tiba-tiba

telah mengajukan Perubahan Gugatan seolah-olah Penetapan 00 tidak

pernah diputuskan oleh Pengadilan Agama Klas I-A Pontianak, karenanya

sudah sepatutnya gugatan yang demikian dinyatakan tidak dapat diterima

(niet ontvankelijke verklaard/NO).

Hal. 69 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

3. Gugatan diajukan oleh bukan orang yang berhak (Eksepsi

diskualifikasi atau gemisaanhoedanigheid)

3. 1 Bahwa sebagaimana telah diterangkan di atas, obyek gugatan adalah

rumah yang semula dimiliki oleh pasangan suami isteri almarhum H.

MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL,

Pontianak yang diakui sebagai harta warisan versi Para Penggugat;

3. 2 Bahwa menurut Gugatan Awal, Para Penggugat mengakui, bahwa ahli

waris dari almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah

MUDJIRAH binti FAISAL didasarkan pada Surat Penetapan 00 yang pada

intinya ahli waris a quo terdiri dari Para Penggugat;

3. 3 Bahwa selanjutnya dalam Perubahan Gugatan, Para Penggugat

menyatakan, bahwa jumlah ahli waris menjadi 8 (delapan) orang, semula

7 (tujuh) orang, namun tanpa adanya dasar hukum yang jelas. Sudah

menjadi kewajiban hukum bagi Para Penggugat, bahwa dalam setiap

pengajuan gugatan terlebih dahulu atau sebelumnya harus dapat

menunjukkan/ membuktikan legal standing/kedudukan hukumnya sebagai

Penggugat baru kemudian membuat posita atau dalil-dalil gugatan. In

casu, Para Penggugat tidak pernah membuat penetapan baru terkait

dengan ahli waris sebelum mengajukan Perubahan Gugatan, padahal

penetapan waris atau keterangan waris merupakan asal muasal

kedudukan/legal standing ahli waris yang tidak bisa secara tiba-tiba

muncul tambahan ahli waris diluar Penetapan 00. Legal standing berupa

penetapan waris sejumlah 8 (delapan) orang mutlak diperlukan sebelum

ahli waris melakukan tuntutan-tuntutan hukum apapun, tanpa adanya hal

yang demikian, maka legal standing ahli waris/Para Penggugat menjadi

tidak jelas. Secara hukum Para Penggugat a quo belum dapat dinyatakan

sebagai ahli waris yang sah dari almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI

dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL, sehingga dengan demikian

gugatan ini patutlah dikesampingkan;

Hal. 70 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

3.4 Bahwa mengingat Para Penggugat bukanlah orang yang berhak untuk

mengajukan gugatan, karenanya Para Penggugat telah tidak memiliki

persona standi in judicio, sehingga menurut hukum baik Tergugat I

maupun Tergugat II sudah sepatutnya dapat mengajukan exceptio in

persona atas alasan diskualifikasi in person ini.

II DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa segala hal yang disampaikan Tergugat I dan Tergugat II di dalam

bagian Eksepsi tersebut di atas, secara mutatis-mutandis, mohon

dianggap termuat kembali di dalam bagian Pokok Perkara ini.

2. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menyangkal/membantah setiap dan

seluruh pernyataan, keterangan, klaim, dalil, posita, maupun petitum Para

Penggugat sebagaimana disampaikan Para Penggugat di dalam

Perubahan Gugatan dan Gugatan Awal, kecuali terhadap hal-hal yang

secara tegas diakui kebenarannya oleh Tergugat I dan Tergugat II.

Tanggapan Atas Posita Angka 1 Perubahan Gugatan

3. Bahwa dalam posita angka 1 Gugatan, Para Penggugat menyatakan

bahwa almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan menikah dengan

seorang perempuan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL dan telah

dikarunia 8 (delapan) orang anak yang masing-masing bernama :

Purwocaroko Bin H. MUHAMAD .- (anak laki-laki/Penggugat II) ;

Sriyati binti H. Muhamad (anak Perempuan/Penggugat III);

BAGUS BIN MUHAMAD (anak laki-laki/Penggugat IV) ;

Sri Rahayu Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat I) ;

NARNI Binti H. MUHAMAD.(anak Perempuan/Penggugat V) ;

Hal. 71 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

ARMIATI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat VI) ;

KUSHENDARTI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat VII)

;

SUKANTI BINTI H.MUHAMAD (anak Perempuan/Tergugat II) ;

4. Bahwa dalam Gugatan Awal, Para Penggugat hanya mengakui ahli waris

dari almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH

binti FAISAL sejumlah 7 (tujuh) orang, dan tidak mengakui Tergugat II

sebagai ahli waris dari orang tua Para Penggugat, namun setelah

dilakukan persidangan dengan agenda pemeriksaan para pihak,

kemudian pada sidang berikutnya tiba-tiba Para Penggugat mengajukan

Perubahan Gugatan, yaitu mengakui bahwa Tergugat II adalah juga

saudara kandung mereka, karenanya Para Penggugat menganggap

Tergugat II juga sebagai ahli waris;

5. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak posita Gugatan angka 1 ini

karena pengakuan Para Penggugat yang menyatakan ahli waris menjadi 8

(delapan) orang dari sebelumnya berjumlah 7 (tujuh) orang tidak memiliki

dasar hukum atau surat keterangan/penetapan waris sebagaimana

mestinya, mengingat berdasarkan Penetapan 00 yang diakui sebagai ahli

waris hanyalah sejumlah 7 (tujuh) orang yang terdiri dari Para Penggugat.

Dengan tidak adanya surat keterangan/penetapan waris sejumlah 8

(delapan) orang, maka dalil atau posita Gugatan tersebut menjadi confuse,

absurd dan tidak berdasar, karenanya dalil Para Penggugat ini sudah

sepantasnya ditolak.

Tanggapan Atas Posita Angka 2 Sampai Dengan Angka 4 Gugatan

Awal dan Angka 5 Perubahan Gugatan

6. Bahwa dalam posita angka 2 dan 3, Para Penggugat menyatakan, jika

tanah dan bangunan yang berdiri di atasnya berdasarkan Sertifikat Hak

Milik No. 00 dengan luas atas nama H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan

Hal. 72 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL, Kota Pontianak adalah merupakan

obyek waris/harta peninggalan almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI

dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL, yang masing-masing, yaitu

almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI meninggal 2005 dan

almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL 2003;

7. Bahwa sesuai dengan Buku II, Hukum Kewarisan – Kompilasi Hukum

Islam (KHI), Pasal 171 huruf c, definisi “ahli waris adalah orang yang saat

meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan

dengan pewaris, beragama islam dan tidak terhalang karena hukum untuk

menjadi ahli waris”. Sementara itu, menurut Pasal 171 huruf d KHI yang

dimaksud dengan “harta peninggalan adalah harta yang ditinggalkan oleh

pewaris baik yang berupa harta benda yang menjadi miliknya maupun

hak-haknya”. Selanjutnya yang dimaksud dengan Pewaris menurut Pasal

171 huruf b KHI adalah “orang yang pada saat meninggalnya atau yang

dinyatakan meninggal berdasarkan putusan pengadilan beragama islam,

meninggalkan ahli waris dan harta peninggalan”;

8. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dalil Para Penggugat yang

menyatakan, bahwa obyek sengketa (tanah dan bangunan ) adalah harta

peninggalan dari almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah

MUDJIRAH binti FAISAL, karena dari posita Gugatan a quo, Para

Penggugat telah dengan sengaja menghilangkan satu fakta hukum atau

setidak-tidaknya dengan sengaja telah menutup-nutupi hal tersebut, yaitu

bahwa pada tanggal Juni seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan

(-06-1999) telah terjadi kesepakatan jual beli atas obyek sengketa antara

almarhum almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah

MUDJIRAH binti FAISAL selaku penjual dengan Tergugat I dan Tergugat

II selaku pembeli;

9. Bahwa kesepakatan jual beli yang diaktualisasikan dengan Surat

Perjanjian Jual Beli tanggal Juni 1999 tersebut dibuat di bawah tangan,

selain ditandatangani oleh penjual (almarhum) dengan Tergugat I dan

Tergugat II selaku pembeli, maka guna memenuhi asas terang dalam

Hal. 73 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

jual beli ini, Penggugat II maupun Penggugat IV telah juga bertindak

sebagai saksi dengan membubuhkan tanda tangannya. Disamping itu

Surat Perjanjian Jual Beli tertanggal -06-1999 ini juga telah diketahui oleh

Lurah yang turut serta membubuhkan tanda tangannya dalam surat

dimaksud;

10. Bahwa dengan demikian, dari fakta tersebut telah jelas dan terang, bahwa

jual beli obyek sengketa a quo terjadi pada saat kedua orang tua Para

Penggugat dan Tergugat II masih hidup dan sehat, karenanya dengan

mengacu pada definisi harta peninggalan sebagaimana diamanatkan oleh

Pasal 117 huruf d KHI, maka obyek sengketa bukanlah merupakan harta

peninggalan dari almarhum almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan

almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, sudah sepatutnya posita gugatan

tersebut ditolak.

Tanggapan Atas Posita Angka 6 Sampai Dengan Angka 9

Perubahan Gugatan dan Angka 10 Gugatan Awal

11. Bahwa dalam posita angka 6 Perubahan Gugatan, Para Penggugat

menyatakan sebagai berikut “Bahwa pada tahun 1999 orang tua Para

Penggugat dan Terggugat II (almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan

almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL) pernah meminta tolong kepada

Tergugat I dan Tergugat II untuk menjualkan tanah dan rumahnya yang

terletak di Jalan, Kota Pontianak dengan menyerahkan Sertifikat Hak Milik

atas tanah tersebut yaitu Sertifikat Hak Milik No: 00 kepada Tergugat I

dan Tergugat II, kemudian dibuatlah Kuasa untuk menjual antara orang

tua Para Penggugat (almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan

almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL) kepada Tergugat I dan Tergugat II

berdasarkan Akta Kuasa untuk Menjual No. 00, Tanggal 1999 yang

dibuat oleh dan dihadapan Notaris , S.H. yang berkedudukan di

Denpasar Bali”;

Hal. 74 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

12. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dengan tegas dalil tersebut,

dengan argumentasi hukum, bahwa memang benar antara almarhum H.

MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL

dengan Tergugat I dan Tergugat II telah menanda-tangani Akta Kuasa

Untuk Menjual No. , Tanggal 1999 yang dibuat oleh dan dihadapan

Notaris , S.H., notaris di Denpasar, namun dasar pembuatan akta

tersebut bukanlah karena almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan

almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL meminta tolong Tergugat I dan

Tergugat II untuk menjualkan tanah dan bangunan rumahnya, tetapi

karena atas tanah dan bangunan tersebut telah terjadi kesepakatan jual

beli sebelumnya sebagaimana dapat dilihat pada Surat Perjanjian Jual

Beli tertanggal -06-1999 kepada Tergugat I dan Tergugat II selaku

pembeli;

13. Bahwa berdasarkan Surat Perjanjian Jual Beli tersebut, telah disepakati

harga jual beli adalah sebesar Rp 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta

rupiah) yang akan dibayarkan secara lunas selambat-lambatnya tanggal

Desember 1999, namun faktanya atas tanah dan bangunan tersebut telah

dibayarkan oleh Tergugat I dan Tergugat II secara bertahap sebagai

berikut :

a. Tahap I, tanggal -7-1999 sebesar Rp. 50.000.000,-

b. Tahap II, tanggal -09-1999 sebesar R. 100.000.000,-

c. Tahap III, tanggal -10-1999 sebesar Rp. 100.000.000,-

BERUPA SURAT KETERANGAN SEPIHAK YANG DITANDA TANGANI

PEWARIS

Dengan fakta yang demikian harus dipahami, bahwa ketika Kuasa

Untuk Menjual tersebut dibuat oleh pihak-pihak, Tergugat I dan Tergugat II

selaku pembeli telah menyelesaikan seluruh kewajiban pembayarannya

atau jual beli tersebut telah lunas;

14. Bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut diatas, dalil Para Penggugat

yang menyatakan kedua orang tua Para Penggugat dan Tergugat II

meminta tolong untuk menjualkan tanah dan bangunan adalah keliru, tidak

benar dan wajib untuk ditolak;

Hal. 75 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

15. Bahwa dalam suatu jual beli tanah, untuk sahnya suatu perjanjian jual beli,

harus dipenuhi 2 (dua) syarat, yaitu syarat materiil dan syarat formil. Yang

dimaksud dengan syarat material, antara lain adalah sebagai berikut :

a. Pembeli berhak untuk membeli tanah yang bersangkutan.

Maksudnya pembeli sebagai penerima hak harus memenuhi syarat

untuk memiliki tanah yang akan dibelinya. Menurut ketentuan Pasal

21 Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA), yang dapat mempunyai

hak milik atas tanah hanya Warga Negara Indonesia tunggal dan

badan-badan hukum yang ditetapkan oleh pemerintah. Dengan

demikian mengacu pada ketentuan pasal tersebut, Tergugat I dan

Tergugat II telah memenuhi persyaratan sebagai pembeli;

b. Penjual berhak untuk menjual tanah tersebut. Yang berhak menjual

suatu bidang tanah tentu saja si pemegang yang sah dari hak atas

tanah tersebut. Sesuai dengan Sertifikat Hak Milik No. 00, pemilik

tanah tercatat atas nama almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI

dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL. Karenanya almarhum H.

MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL

yang berhak untuk melakukan penjualan tanah dan bangunan

tersebut. Dengan demikian Surat Perjanjian Jual Beli tertanggal -06-

1999 telah dilakukan penjualan oleh penjual yang berhak, karenanya

syarat material telah terpenuhi.

c. Tanah hak yang bersangkutan boleh diperjual belikan dan tidak

sedang sengketa, berdasarkan ketentuan Pasal 20 UUPA, hak milik

dapat diperjual belikan.

Sementara yang dimaksud syarat formil adalah : pembuatan akta

jual beli dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (“PPAT”);

16. Bahwa berdasarkan Akta Kuasa Untuk Menjual No. , tanggal 1999 yang

dibuat oleh dan dihadapan , S.H., notaris di Denpasar, Tergugat I dan

Tergugat II selaku penerima kuasa dari almarhum H. MUHAMAD BIN

DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL bertindak selaku

penjual dengan Tergugat I dan Tergugat II selaku pembeli, telah

melakukan penandatangan Akta Jual Beli Nomor : 00/2010. Tgl. -2010,

Hal. 76 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

dibuat oleh PPAT , S.H, di Pontianak secara sah menurut hukum,

sehingga karenanya sertfikat tersebut telah dibalik nama atas nama

Tergugat I dan Tergugat II;

17. Bahwa benar tindakan hukum penandatangan Akta Jual Beli Nomor :

00/2010. Tgl. -2010 dilakukan setelah almarhum H. MUHAMAD BIN

DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL meninggal, namun

bukan berarti dengan meninggalnya almarhum almarhum H. MUHAMAD

BIN DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL, Akta Kuasa

Untuk Menjual tersebut gugur dan harus kembali kepada ahli warisnya,

dengan argumentasi hukum sebagai berikut :

17. 1 bahwa senyatanya antara penjual dan pembeli telah terjadi jual beli

obyek sengketa (tanah dan bangunan) sejak dibuatnya Surat Perjanjian

Jual Beli tanggal Juni 1999, artinya jual beli yang dilakukan penjual

(almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH

binti FAISAL) dengan pembeli (Tergugat I dan Tergugat II) telah

memenuhi pengertian prinsip jual beli tanah dalam hukum adat yang

diadopsi oleh ketentuan agraria sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 5

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Ketentuan Pokok-Pokok

Agraria, yang bersifat “tunai” (kontan) dan “nyata” (konkrit). Begitu pula

kalau disimak ketentuan Pasal 1457, Pasal 1458 dan Pasal 1459

KUHPerdata pada intinya juga menyatakan hal yang sama, bahwa jual

beli telah terjadi sejak kata sepakat sekalipun barangnya belum

diserahkan. Berdasarkan hal ini, sekali lagi harus dipahami, bahwa

meninggalnya penjual atau pemberi kuasa dalam jual beli a quo tidaklah

dapat menggugurkan kuasanya, mengingat jual belinya telah terjadi dan

pembayarannya lunas;

17. 2 bahwa setelah penjual dan pembeli membuat Surat Perjanjian Jual Beli

tanggal Juni 1999, pelunasan pembayaran harga atas obyek sengketa

telah dilakukan oleh Tergugat I dan Tergugat II pada tanggal Oktober

1999 dan akhirnya pada tanggal Oktober 1999, penjual dan pembeli

menanda tangani Akta Kuasa Untuk Menjual. Dari peristiwa ini dapat

dibuktikan, bahwa akta kuasa tersebut dibuat setelah pelunasan harga

Hal. 77 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

obyek sengketa terjadi. Keadaan inilah yang menjadi pengecualian atas

berakhirnya akta kuasa sebagaimana dimaksud oleh Pasal 1813

KUHPerdata, artinya walaupun Pemberi Kuasa a quo (almarhum H.

MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL)

telah meninggal dunia, namun karena kuasa-kuasa tersebut merupakan

bagian yang tidak dapat dipisahkan atau merupakan satu kesatuan dari

suatu perjanjian atau kesepakatan jual beli yang telah dibayar lunas

(integrerend deel), in casu, Surat Perjanjian Jual Beli tanggal Juni 1999,

maka guna kepentingan Penerima Kuasa agar dapat menjalankan hak-

haknya untuk kepentingan dirinya sendiri, kuasa tersebut tetap berlaku.

17. 3Bahwa menurut beberapa doktrin juga diuraikan, bahwa pemberian kuasa

di dalam jual beli tanah (Akta Kuasa Untuk Menjual) merupakan bentuk

khusus yang tidak dapat digugurkan dengan Pasal 1813 KUHPerdata,

sepanjang kuasa tersebut diberikan karena : (1) adanya atau terikat pada

perjanjian sebelumnya, in casu, adalah terikat pada Surat Perjanjian Jual

Beli tanggal Juni 1999; (2) hak-hak pemberi kuasa sudah terpenuhi, in

casu, pemberi kuasa/penjual telah menerima pembayaran secara lunas

per tanggal Oktober 1999, sebelum Akta Kuasa Untuk Menjual dibuat

dan ditanda-tangani; (3) pelaksanaan jual beli diberikan hanya kepada

pihak pembeli/pihak penerima kuasa sendiri dan tidak terdapat hak

substitusi kepada orang lain, in casu, kuasa tersebut hanya diberikan

dan digunakan untuk kepentingan penerima kuasa/Tergugat I dan

Tergugat II, yaitu untuk menanda tangani akta jual beli kepada penerima

kuasa dan balik nama sertifikat ke atas nama penerima kuasa (Arikanti

Natakusumah, Muhani Salim, Warda Sungkar Alurmei, Pengoperan Hak

Atas Tanah Berdasarkan Perjanjian Menurut UUPA, Jakarta, Media

Notariat No. 4 Tahun II, 1987, halaman 172).

Dari arugumentasi tersebut dapat disimpulkan, bahwa sekalipun

pihak pemberi kuasa/penjual telah meninggal dunia, tidaklah dapat secara

umum diartikan, kuasa-kuasa yang telah diberikan a quo adalah gugur

sebagaimana pemahaman Para Penggugat yang harus ditolak;

Hal. 78 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

18. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dalil Para Penggugat pada

posita angka 9 Perubahan Gugatan yang menyatakan “dengan telah

meninggal dunianya kedua orang tua Para Penggugat dan Tergugat II,

Almarhum almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI pada tahun 2005 dan

almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL pada tahun 2003, maka tanah

tanah dan bangunan rumah yang merupakan harta peninggalan

almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH binti

FAISAL, Kota Pontianak berdasarkan Sertifikat Hak Milik NO. 00 dengan

luas m2 () atas nama H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan MUDJIRAH binti

FAISAL (orang tua Para Penggugat dan Tergugat II) yang berada di

tangan Tergugat I dan Tergugat II harus diserahkan kepada Para

Penggugat selaku Ahli Waris dari almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI

dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL, namun sampai saat ini

Sertifikat Hak Milik No. 00 dengan luas m2 () atas nama H. MUHAMAD

BIN DJAZULI dan MUDJIRAH binti FAISAL (orang tua Para Penggugat)

tidak juga diserahkan Tergugat I danb Tergugat II kepada Para

Penggugat ….”

19. Bahwa dalil tersebut keliru dan sudah sepatutnya untuk ditolak, karena

tanah dan bangunan atau obyek sengketa bukanlah merupakan harta

peninggalan, terlebih lagi telah dilakukan jual beli secara sah menurut

hukum pada saat kedua pemiliknya masih hidup dan sehat. Sehingga

sangatlah tidak beralasan jika Para Penggugat menyatakan harta

tersebut sebagai harta peninggalan dan wajib untuk dikembalikan kepada

Para Penggugat sebagai ahli waris;

20. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dan perlu meluruskan

pemahaman Para Penggugat yang menyatakan di dalam posita angka 10

Gugatan Awal, bahwa proses balik nama sertifikat obyek gugatan

menjadi atas nama Tergugat I dan Tergugat II adalah tanpa

sepengetahuan Para Penggugat yang diakuinya sebagai ahli waris.

Proses balik nama sertifikat obyek sengketa telah sah menurut hukum

karena didasarkan pada surat-surat dan fakta-fakta hukum yang benar,

yaitu sejak adanya Surat Perjanjian Jual Beli tertanggal Juni 1999;

Hal. 79 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

pelunasan harga obyek sengketa oleh Tergugat I dan Tergugat II terakhir

pada tanggal Oktober 1999 dilanjutkan dengan pembuatan Akta Kuasa

Untuk Menjual tertanggal Oktober 1999 hingga terakhir dengan

pembuatan Akta Jual Beli tertanggal 2010 adalah suatu rangkaian

peristiwa hukum dan perjanjian yang berkaitan dan tidak terpisahkan,

oleh karenanya tidak ada kuwajiban hukum dalam melakukan tindakan

hukum a quo untuk memberitahu atau meminta persetujuan ahli waris.

Tanggapan Atas Posita Angka 11 Sampai Dengan Angka 12

Gugatan Awal

21. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dalil dalam posita 11 dan 12

Gugatan Awal yang pada intinya menyatakan, bahwa Tergugat I dan

Tergugat II telah melakukan Perbuatan TIDAK BERDASAR HUKUM

karena telah menjual tanah peninggalan almarhum H. MUHAMAD BIN

DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL kepada Tergugat I

dan Tergugat II sendiri tanpa sepengetahuan dan tanpa ijin dari Para

Penggugat sebagai ahli waris almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan

almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL;

22. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II juga menolak pernyataan Para

Penggugat, bahwa sebagai akibat tindakaN yang dilakukan oleh Tergugat

I dan Tergugat II, yaitu menguasai tanah dan bangunan rumah

peninggalan almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah

MUDJIRAH binti FAISAL sejak tahun 2005 sangat merugikan Para

Penggugat, karena apabila tanah dan bangunan tersebut disewakan

harga sewa pertahun sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)

yang dihitung sejak tanah dan bangunan rumah dikuasai Tergugat I dan

Tergugat II pada tahun 2005 hingga gugatan ini diajukan, maka

menghasilkan uang sebesar : 10 X Rp. 100.000.000,- = Rp.

1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) yang harus dibayarkan secara

tanggung renteng oleh Para Tergugat;

Hal. 80 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

23. Bahwa benar Tergugat I dan Tergugat II telah menguasai tanah dan

bangunan rumah tersebut, namun penguasaan tersebut tidak pernah

dilakukan secara melanggar hukum, apalagi melanggar hak orang lain,

karena sudah sepatutnya dan sewajarnya sebagai pembeli, menguasai

tanah dan bangunan yang telah dibelinya secara sah. Justru seharusnya

tanah dan bangunan tersebut dikuasai oleh pembeli bukan di tahun 2005,

melainkan di tahun 1999 sejak pelunasan harga tanah dan rumah

tersebut, tetapi karena rasa hormat seorang anak dan menantu (Tergugat

II dan Tergugat I) kepada orang tua dan mertua (almarhum H. MUHAMAD

BIN DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL), maka Tergugat

I dan Tergugat II rela dan ikhlas rumah tersebut tetap ditempati/dihuni

oleh almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH

binti FAISAL sampai akhir hayat mereka;

24. Bahwa atas penguasaan tanah dan bangunan rumah No. oleh Tergugat

I dan Tergugat II tersebut, tidak menimbulkan kerugian dalam bentuk

apapun terhadap Para Penggugat mengingat tanah dan bangunan

tersebut bukan merupakan harta peninggalan atau harta waris kedua

orang tua Para Penggugat, karena telah dilakukan penjualan secara sah,

dengan demikian secara hukum sudah sepatutnya dan selayaknya jika

tanah dan bangunan rumah tersebut diserahkan kepada pembeli, setelah

pembeli melakukan seluruh kewajiban yang telah disepakati oleh dan

antara penjual dengan pembeli. Oleh karena elemen-elemen di dalam

ketentuan Pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH

Perdata) tidak terpenuhi, karenanya permohonan ganti rugi sebesar Rp.

1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) yang diajukan oleh Para Penggugat

tersebut sudah sepatutnya dan selayaknya untuk ditolak atau tidak

dikabulkan seluruhnya;

Tanggapan atas Posita Angka 13 Gugatan Awal (Tentang Sita

Jaminan)

Hal. 81 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

25. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak permohonan sita jaminan

sebagaimana dinyatakan oleh Para Penggugat pada posita angka 13

Gugatan Awal, bahwa agar tidak dirugikan lagi oleh Tergugat I dan

Tergugat II, karena ada kekhawatiran Tergugat I dan Tergugat II akan

memindahkan obyek sengketa kepada pihak lain, maka Para Penggugat

mengajukan permohonan sita jaminan obyek sengketa, yaitu sebidang

tanah dan bangunan rumah yang berdiri di atasnya berdasarkan Sertifikat

Hak Milik No. 00 dengan luas m2 () atas nama H. MUHAMAD BIN

DJAZULI dan MUDJIRAH binti FAISAL, Kota Pontianak;

26. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 227 HIR/Pasal 261 RBg dinyatakan

sebagai berikut :

(1) Jika ada persangkaan yang beralasan, bahwa seorang yang

berhutang, selagi belum dijatuhkan keputusan atasnya atau selagi

putusan yang mengalahkannya belum dapat dijalankan, mencari akal

akan menggelapkan atau membawa barangnya baik yang tidak tetap

maupun yang tetap dengan maksud akan menjauhkan barang itu dari

penagih hutang, maka atas surat permintan orang yang

berkepentingan, ketua pengadilan negeri dapat memberi perintah,

supaya disita barang itu untuk menjaga hak orang yang memasukkan

permintaan itu, dan kepada peminta harus diberitahukan akan

menghadap persidangan pengadilan negeri yang pertama sesudah

itu untuk memajukan dan menguatkan gugatannya;

(2) Orang yang berhutang harus dipanggil atas perintah ketua akan

menghadap persidangan itu;

(3) Tentang orang yang harus menjalankan penyitaan itu dan tentang

aturan yang harus dituruti, serta akibat-akibat yang berhubungan

dengan itu maka Pasal 197, 198 dan 199 berlaku juga;

(4) Pada hari yang ditentukan itu, maka perkara diperiksa seperti biasa.

Jika gugatan itu ditolak, maka diperintahkan supaya dicabut

penyitaan itu;

(5) Pencabutan penyitaan itu didalam segala hal dapat diminta, jika

ditunjuk jaminan atau tanggungan lain yang cukup.

Hal. 82 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

27. Bahwa selanjutnya dijelaskan oleh Pasal 227 HIR maupun Pasal 720 Rv,

bahwa alasan pokok pengajuan permintaan sita adalah :

a. ada kekhawatiran atau persangkaan bahwa Tergugat :

- mencari akal untuk menggelapkan atau mengasingkan harta

kekayaannya dan;

- hal ini akan dilakukan selama proses pemeriksaan perkara

berlangsung;

b. kekhawatiran atau persangkaan itu harus nyata dan beralasan

obyektif :

- Penggugat harus dapat menunjukkan fakta tentang adanya

langkah-langkah Tergugat untuk menggelapkan atau

mengasingkan hartanya selama proses pemeriksaan

berlangsung;

- paling tidak Penggugat dapat menunjukkan indikasi obyektif

tentang adanya daya upaya Tergugat untuk menghilangkan atau

mengasingkan barang-barangnya guna menghindari gugatan.

Jika mencermati alasan yang diajukan oleh Para Penggugat terkait

sita jaminan di atas, yaitu adanya kekhawatiran Tergugat I dan Tergugat II

akan memindahkan obyek sengketa kepada pihak lain, maka alasan

tersebut tidak memenuhi persyaratan yang diatur di dalam Pasal 227 HIR.

Terlebih lagi alasan-alasan Para Penggugat tersebut tidak berdasar sama

sekali, mengingat tanah dan bangunan rumah obyek sengketa yang

terletak di Jalan No. , nyata-nyata secara hukum adalah milik Tergugat

I dan Tergugat II yang didapatkannya secara sah melalui suatu proses jual

beli tanah yang sesuai dengan hukum agraria di Indonesia, karenanya

sangatlah tidak beralasan jika Tergugat I dan Tergugat II dilarang untuk

mengalihkan atau memindahkan harta bendanya sendiri, jika hal itu

dikehendaki.

Tanggapan Atas Posita Angka 14 Gugatan Awal

28. Bahwa dalam posita angka 14 Gugatan Awal, Para Penggugat pada

intinya menyatakan “Bahwa Kepala Kantor Pertanahan Kota Pontianak

Hal. 83 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

turut dilibatkan selaku Turut Tergugat, karena Turut Tergugatlah yang

telah memproses balik nama Sertifikat Hak Milik No. 00 dengan luas m2

() meter persegi tersebut di atas, yang mana semestinya Turut Tergugat

mengetahui bahwa tanah tersebut adalah tanah dan bangunan rumah

peninggalan almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah

MUDJIRAH binti FAISAL, sehingga Kepala Kantor Pertanahan Kota

Pontianak harus dan patut ditarik sebagai Turut Tergugat dalam perkara

ini yang selanjutnya untuk mentaati atas putusan ini”.

29. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II secara tegas menolak dalil tersebut

karena Turut Tergugat adalah lembaga resmi pemerintah yang memiliki

kewajiban untuk melakukan proses balik nama sertifikat tanah, terlebih

lagi proses balik nama tersebut telah didahului dengan proses-proses

hukum perikatan yang sesuai dan lazim di dalam praktek kenotariatan

dengan aturan yang ada di bidang pertanahan.

Dari uraian tersebut sudah sepantasnya dalil Para Penggugat dalam

posita angka 14 Gugatan Awal untuk ditolak.

Tanggapan Atas Posita Angka 15 Gugatan Awal (Tentang

Dwangsom)

30. Bahwa dalam posita angka 15 Gugatan Awal, Para Penggugat pada

intinya menyatakan “Bahwa demi tegaknya hukum agar Para Tergugat

tidak lalai dalam menjalankan putusan, maka selayaknya apabila

Penggugat dihukum untuk membayar uang paksa (dwangsom) kepada

Para Penggugat sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) per hari, setiap

ia lalai memenuhi isi Putusan terhitung sejak putusan telah mempunyai

kekuatan hukum tetap”. Sementara itu di dalam petitum, Para Penggugat

diantaranya mengajukan tuntutan untuk : “Menghukum Para Tergugat

untuk membayar ganti rugi kepada Para Penggugat atas perbuatan

TIDAK BERDASAR hukum yang telah dilakukannya menguasai harta

peninggalan almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah

MUDJIRAH binti FAISAL secara melawan hak sebesar Rp.

Hal. 84 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) yang harus dibayarkan oleh Para

Tergugat kepada Para Penggugat secara tanggung renteng”.

31. Bahwa terkait dengan dwangsom, ahli hukum Soedikno Mertokusumo

berpendapat sebagai berikut : “Apabila hukuman itu tidak berupa

pembayaran sejumlah uang, maka dapat ditentukan bahwa pihak yang

dikalahkan dihukum untuk membayar sejumlah uang paksa selama ia

tidak memenuhi isi putusan. Pembayaran uang paksa ini hanya mungkin

terhadap perbuatan yang harus dilakukan oleh tergugat yang tidak terdiri

dari pembayaran sejumlah uang” (Prof. Dr. Soedikno Mertokusumo, S.H.,

Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta: Liberty, cetakan pertama

edisi ke delapan, Desember 2009, halaman 66).

32. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 606a Rv. dinyatakan bahwa :

“Sepanjang suatu keputusan hakim mengandung hukuman untuk sesuatu

yang lain, daripada membayar sejumlah uang, maka dapat ditentukan

bahwa sepanjang dan setiap kali Terhukum tidak memenuhi hukuman

tersebut, olehnya harus diserahkan sejumlah uang yang besarnya

ditetapkan dalam keputusan hakim, dan uang tersebut dinamakan uang

paksa”, sementara berdasarkan Pasal 606b Rv dinyatakan bahwa : “Bila

keputusan tersebut tidak dipenuhi, maka pihak lawan dari Terhukum

berwenang untuk melaksanakan keputusan terhadap sejumlah uang

paksa yang telah ditentukan tanpa terlebih dahulu memperoleh alas hak

baru menurut hukum”

33. Bahwa terkait dengan dwangsom, Soepomo sebagaimana dikutip oleh Dr.

Lilik Mulyadi, S.H., M.H. menyatakan, bahwa ”Pasal 606 a dan Pasal 606

b Reglement Rechtsvordering mengatur dihukumnya tergugat untuk

membayar uang paksa, jikalau dan sekedar ia tidak memenuhi apa yang

ditentukan dalam putusan hakim. Bagi Pengadilan Lanraad pada jaman

yang lampau telah dipersoalkan, apakah menghukum orang untuk

membayar uang paksa sebagai tersebut diatas, juga mungkin atau tidak.

Lanraad bandung memutuskan pada tangagl 13 April 1932 (T.137,M.108),

bahwa Tergugat yaitu seorang perempuan, jikalau 40 hari sesudahnya

melahirkan anak, tidak pulang kembali kerumahnya Penggugat, yaitu

Hal. 85 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

suaminya Penggugat terresbut, harus membayar Rp 10,- tiap-tiap hari ia

tidak memenuhi putusan hakim untuk pulang itu. Raad justisi Jakarta

dalam putusannya dalam putusannya tanggal 15 Juli 1931 (T.136, hal.

228) tidak mengijinkan pembayaran uang paksa untuk memenuhi

perjanjian jual beli oleh karena perjanjian itu tidak memuat sesuatupun

tentang uang paksa. Laanraad Madiun, dalam putusannya tanggal 20

Oktober 1934 (T.143, hal. 295( menerima tuntutan pembayaran kerugian

15 sen tiap-tiap hari Tergugat menggalang Penggugat untuk memakai

suatu jalan).

(Dr. Lilik Mulyadi, S.H., M.H., Tuntutan Provisionil dan Uang Paksa

(Dwangsom) Dalam Hukum acara Perdata, Bandung, PT. Alumni Edisi I

Cetakan kesatu, 2012, hal. 172);

34. Bahwa terkait dengan permohonan uang paksa (dwangsom), Tergugat I

dan Tergugat II dengan tegas menolak karena sebagaimana diajukan di

dalam salah satu permohonan/petitum dalam Perubahan Gugatan, Para

Penggugat telah meminta ganti rugi pembayaran uang sejumlah Rp.

1.000.000.000 (satu milyar rupiah) sebagai konsekwensi tuntutan kepada

Para Tergugat, sementara itu, menurut aturan yang ada sebagaimana

disebutkan di atas, persyaratan mutlak untuk dapat mengajukan tuntutan

dwangsom atau uang paksa apabila hukuman itu tidak berupa

pembayaran sejumlah uang, oleh karenanya, jelas dan terang bahwa

tuntutan dwangsom tersebut tidak memenuhi ketentuan maupun doktrin

yang ada dan haruslah ditolak.

Tanggapan Atas Posita Angka 16 Gugatan Awal (Tentang

Uitvoorbaar Bij Vorrad)

35. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dalil Para Penggugat pada

posita angka 16 Gugatan Awal, “Bahwa oleh karena gugatan Para

Penggugat didasarkan pada bukti-bukti yang kuat yang tidak dapat

disangkal lagi kebenarannya oleh Tergugat, sehingga putusan ini

memenuhi syarat hukum untuk dinyatakan dapat dijalankan terlebih

Hal. 86 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

dahulu walaupun ada bantahan, banding, atau kasasi dari Para Tergugat

(Uitvoorbaar Bij Vorrad)”;

36. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 180 Ayat (1) HIR dinyatakan, bahwa

: “Ketua pengadilan negeri dapat memerintahkan supaya keputusan itu

dijalankan dahulu biarpun ada perlawanan atau bandingan, jika ada surat

yang syah, suatu surat tulisan yang menurut aturan yang berlaku dapat

diterima sebagai bukti atau jika ada hukuman lebih dahulu dengan

keputusan yang sudah mendapat kekuatan pasti, demikian jika dikabulkan

tuntutan dahulu, lagi pula di dalam perselisihan tentang hak kepunyaan”;

37. Bahwa berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI (SEMA RI)

Nomor : 3 Tahun 2000 juncto SEMA RI No. 4 Tahun 2001, Ketua

Mahkamah Agung memerintahkan kepada para Ketua Pengadilan Negeri

dan Ketua Pengadilan Agama serta para hakim Pengadilan Negeri dan

hakim Pengadilan Agama untuk mempertimbangkan, memperhatikan dan

mentaati dengan sungguh-sungguh syarat-syarat yang harus dipenuhi

sebelum mengabulkan tuntutan putusan serta merta (Uitvoorbaar Bij

Vorrad) dan putusan provisionil sebagaimana diuraikan dalam Pasal 180

ayat (1) HIR yang diperbarui dan Pasal 191 ayat (1) RBg serta Pasal 332

Rv;

38. Bahwa selanjutnya Ketua Mahkamah Agung juga memberikan petunjuk

agar para hakim tidak menjatuhkan putusan serta merta, kecuali dalam

hal-hal sebagai berikut :

a. Gugatan didasarkan pada bukti surat autentik atau surat tulisan

tangan yang tidak dibantah kebenaran tentang isi dan tanda

tangannya, yang menurut undang-undang tidak mempunyai kekuatan

bukti;

b. Gugatan tentang hutang piutang yang jumlahnya sudah pasti dan

tidak dibantahkan;

c. Gugatan tentang sewa menyewa tanah, rumah, gudang dan lain-lain,

dimana hubungan sewa menyewa sudah habis/lampau atau penyewa

terbukti melalaikan kewajibannya sebagai penyewa yang beritikad

baik;

Hal. 87 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

d. Pokok gugatan mengenai tuntutan pembagian harta perkawinan

(gono gini) setelah putusan mengenai gugatan cerai mempunyai

kekuatan hukum tetap;

e. Dikabulkannya gugatan provisionil dengan pertimbangan agar hukum

yang tegas dan jelas serta memenuhi Pasal 332 Rv.;

f. Gugatan berdasarkan putusan yang telah memperoleh kekuatan

hukum tetap (inkracht van gewisjde) dan mempunyai hubungan

dengan pokok gugatan yang diajukan;

g. Pokok sengketa mengenai bezitsrecht

39. Bahwa dari seluruh posita maupun petitum yang diajukan oleh Para

Penggugat, tidak satupun Gugatan a quo telah memenuhi persyaratan

limitatif terkait dengan putusan serta merta, terlebih lagi terkait dengan

bukti berupa surat yang sah dan autentik, suatu surat tulisan yang

menurut aturan yang berlaku dapat diterima sebagai bukti, Para

Penggugat tentu akan mengalami kesulitan dan tidak akan dapat

membuktikannya, apalagi Sertipikat Hak Milik Nomor (obyek sengketa)

yang diakuinya sebagai harta peninggalan orang tua Para Penggugat dan

Tergugat II, senyatanya telah berpindah kepemilikannya secara sah

sebelum kedua orang tuanya meninggal dunia.

40. Bahwa terlebih lagi jika mengacu pada ketentuan SEMA No. 3 tahun 2000

dan SEMA No 4 Tahun 2001, maka gugatan yang diajukan oleh Para

Penggugat adalah bukan merupakan gugatan yang dikecualikan

sebagaimana dimaksud dalam SEMA tersebut;

Berdasarkan fakta-fakta hukum di atas, dikaitkan pula dengan

ketentuan yang ada, maka nyata dan terang persyaratan untuk mengajukan

agar putusan dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada bantahan,

banding, atau kasasi dari Para Tergugat (Uitvoorbaar Bij Vorrad) tidaklah

terpenuhi dan hanya illusi Para Penggugat belaka sehingga haruslah ditolak.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Tergugat I dan Tergugat II mengajukan

permohonan kepada Ketua Pengadilan Agama Kelas I-A Pontianak casu quo

Hal. 88 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini, untuk mengadili dan memutus

dengan amar putusan sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI :

1. Mengabulkan Eksepsi Tergugat I dan Tergugat II untuk seluruhnya;

2. Menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima untuk

seluruhnya (niet ontvankelijke verklaard/NO).

DALAM POKOK PERKARA :

1. Menolak Gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menghukum Para Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara ini.

ATAU : Jika Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-

adilnya (ex aequo et bono).

Bahwa tergugat III mengajukan jawaban secara lisan yang pada

pokoknya menyatakan bahwa, apa yang telah ia lakukan selaku notaries dalam

hal jual beli dan balik nama telah sesuai prosedur, yang nanti akan tergugat III

buktikan dalam acara pemvuktian ;

Bahwa turut tergugat mengajukan jawaban secara lisan yangada

pokoknya menyatakan bahwa dalam rangka proses balik nama, telah sesuia

dengan aturan yang berlaku, yang nanti akan turut tergugat buktikan ;

Bahwa untuk menguatkan gugatannya para penggugat mengajukan

bukti berupa ;

A. SURAT-SURAT ;

1. Foto copy salinan penetapan ahli waris nomor; /Pdt/2014/Pa.Ptk

bermeterai cukup dan telah dicocokkan aslinya (P. 1);

2. Foto copy sertipikat no. an. H. MUHAMAD BIN JAZULI tidak ada

asilnya ;

B. SAKSI-SAKSI ;

1. M BIN H , tetangga

Hal. 89 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Dibawah sumpahnya memberikan kesaksian ;

Pewaris membeli tanah no dari dan telah dibalik nama kan

atas nama prwaris;

2. H BIN M , tetangga ;

Dibawah sumpahnya memberikan kesaksian ;

Pewaris membeli tanah no dari dan telah dibalik nama kan

atas nama prwaris;

Bahwa untuk menguatkan bantahanya tergugat I dan tergugat II,

mengajukan bukti berupa ;

A. SURAT-SURAT;

- Foto copy sertipikat no. atas nama tergugat I dan tergugat II bermeterai

cukup dan telah dicocokkan aslinya (T.I+II. 1); ;

- Foto copy Surat perjanjian jual beli dibawah tangan yang dibuat tahun 1999

yang ditanda tangani Pewaris, tergugat I dan tergugat II , Penggugat II dan

Penggugat IV (sebagai saksi), serta ditanda tangani pula oleh selaku

lurah setempat, bermeterai cukup dan telah dicocokkan aslinya (T.I+II 2);

- Foto copy 3 (TIGA) Kwitansi peneriman uang dibuat oleh pewaris yang

ditujukan pada tergugat I dan tergugat I bermeterai cukup telah dicocokkan

aslinya (T. I+II.3);

- Foto copi akte kuasa menjual bermeterai cukup dan telah dicocokkan aslinya

(T.I+II. 4) ;

- Foto cypy surat keterangan laboratorium foreksik, yang memcocokan tanda

tangan pewaris bermeterai cukup dan telah dicocokkan aslinya (T.I+II. 5);

B. SAKSI-SAKSI ;

1. NMA , mantan lurah ;

Dibawah sumpahnya memberikan keterangan

Saksi ikut menandatangan surat perjanjian jual beli pada tahun

1999 antara pewaris dan tergugat I dan tergugat II.

Pada surat perjanjian itu penggugat II dan penggugat IV ikut tanda

tangan sebagai saksi ;

2. NAMA ….. PEKERJAAN STAF NOTARIS

Hal. 90 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Dibawah sumpahnya memberikan keterangan ;

Saksi ikut tanda tangan dalam akte jual beli yang dibuat notaries

pada tanggal tahun 2010 ;

Saksi melihat ada perjanjian jual beli dibahawah tangan yang

ditanda tangani pewaris, tergugat I dan Tergugat II, serta dua

orang saksi, yang saya lupa namanya, serta ditanda tangani juga

oleh lurah setempat ;

Untuk menguatkan bantahannya tergugat III , menunjukan pada majlis

arsip/ catatan yang berhubungan dengan proses jual beli dan balik nama dan

atas nama pewaris menjadi atas nama tergugat I dan tergugat II, telah

dicocokan aslinya TIII.1 ;

Untuk menguatkan bantahannya TURUT tergugat , menunjukan pada

majlis arsip/ catatan yang berhubungan dengan proses jual beli dan balik nama

dan atas nama pewaris menjadi atas nama tergugat I dan tergugat II , Tetah

dicocokan aslinya TT.1;

Bahwa mengenai jalannya pemeriksaan semuanya telah dicatat dalam

berita acara persidangan perkara ini sehingga untuk mempersingkat putusan ini

cukuplah kiranya pengadilan menunjuk kepada berita acara tersebut sebagai

bagian yang tak terpisahkan dari putusan ini;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

DALAM EKSEPSI

Menimbang, bahwa Tergugat I dan Tergugat II dalam Eksepsinya mengajukan

keberatan dalam TIGA hal yaitu ;

1.Eksepsi tentang adanya perubahan gugatan.

2. Eksepsi tentang adanya keadaan yang masih premature/exception dilatoria.

3. Eksepsi tentang adanya Gugatan diajukan oleh orang yang tidakberhak

(Eksepsi diskualifikasi atau gemisaanhoedanigheid)

Hal. 91 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Menimbang bakwa Tergugat I dan Tergugat II mengajukan ekspsi

dalam TIGA hal, maka majlis hakim mempertimbangkannya ;

Menimbang bahwa, Tergugat I dan Tergugat II mengajukan Eksepsi

adanya perubahan gugatan. yang dalam uraiannyadari point 1. 3 sampai

dengan 1.7, majlis menilai Eksepsi tersebut telah menyangkut pokok perkara ;

Menimbang bahwa, Tergugat I dan Tergugat II mengajukan Eksepsi

adanya keadaan yang masih premature/exception dilatoria, yang dalam

uraiannya 2.1, 2.3, ada hubungannya dengan pokok perkara ;

Menimbang bahwa, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut,

maka Eksepsi Tergugat I dan Tergugat II patut untuk ditolak ;

Menimbang bahwa Eksepsi Tergugat I dan Tergugat II, perubahan

gugatan masuk kategori pokok perkara, maka Eksepsi penggugat patut untuk

ditolak ;

DALAM POKOK PERKARA

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Penggugat adalah sebagaimana

tersebut di atas;

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat pada pokoknya adalah gugat

waris, yang mendalilkan objek berupa tanah warisan telah dijual belikan oleh

tergugat I dan Tergugat II, dan tanah tersebut telah dibuat Akta Jual beli serta

telah dibalik namakan yang melibatkan notaries dan kantor pertanahan;

Menimbang, bahwa setelah dibacakan gugatan Penggugat Majelis

Hakim telah menemukan hal-hal sebagai berikut:

Hal. 92 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Menimbang bahwa dalil-dalil penggugat dibantah para tergugat, maka

beban pembuktian dibebankan kepada kedua belah pihak ;

Menimbang bahwa keberatan tergugat tentang penetapan ahli waris

justru diakui juga kebenarannya bahwa tergugat II adalah salah satu anak dari

H. MUHAMAN BIN DJAZULI DENGAN MUDJIRAH BINTI FAISAL, maka

perubahan itu justru membuat terang gugat waris ;

Menimbang bahwa, berdasarkan bukti P. 1 yang dikuatkan dengan

keterangan dua orang saksi penggugat serta pengakuaan serta bukti tilis

T.I+II.1, maka, H. MUHAMAN BIN DJAZULI DENGAN MUDJIRAH BINTI

FAISAL semasa hidupnya telah mempunyai tanah … an H. MUHAMAN BIN

DJAZULI DENGAN MUDJIRAH BINTI FAISAL yang sekarang menjadi obyek

sengketa.

Menimbang bahwa berdasar kan bukti TI+TII 2, T.I+II.3 dan T.I

I+II.5, maka harus dinyatakan tanda tangan pewaris yang tertuang didalamnya

adalah sama.

Menimbang bahwa berdasarkan bukti, T.2 yang dikuatkan dengan

ketrangan dua orang saksi tergugat SERTA DIDUKUNG , T.I+II.3 dan T.I

I+II.5, maka, maka harus dinyatakan bahwa perjanjian jual beli dibawah tangan

itu telah terbukti adanya jual baeli antara pewaris dengan tergugat I dan

tergugat II ;

Menimbang bahwa berdasarkan TI+TII 2, T.I+II.3, T.I+II.4 dan T.I

I+II.5, SERTA KESAKSIAN dua orang saksi tergugat, harus dinyatakan bahwa

jual beli dan balik nama memang terjadi pada tahun 2010, yang didasari

Hal. 93 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

adanya jual beli tahun 1999, jual beli mana telah berlaku sejak 1999, mengingat

perjanjian jual beli sifatnya adalah konsensuel.

Menimbang bahwa jual beli tealah berlaku sejak 1999 , maka dalil

pnggugat tentang berakhirnya kuasa untuk menjual tidak dapat menafikan jual

beli dan balik nama., dan terbukti bahwa tanah nomo …… yang telah balik

nama bukanlah harta warisan Pewaris.

Menimbang bahwa para penggugat tidak dapat membuktikan tanah

adalah tirkah, maka gugatan penggugat patut untuk ditolak ;

Menimbang bahwa gugatan ditolah, maka dalil penggugat selain dan

selebihnya tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut.

Menimbang, bahwa oleh karena para Penggugat adalah pihak yang

kalah, maka berdasarkan pasal 192 ayat (1) R.Bg, biaya perkara ini

dibebankan kepada Penggugat;

Mengingat, segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku yang berkaitan dengan perkara ini;

MENGADILI

DALAM EKSESI

Menolak Eksepsi Tergugat

Hal. 94 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

DALAM POKOK PERKARA

1. MENOLAK GUGATAN PENGGUGAT

2. Menghuku para penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah ] ;

Demikian putusan DIMUSYAWARAHKAN PADA TANGGAL 2015 DAN

dijatuhkan pada hari Selasa tanggal 2015 Masehi bertepatan dengan tanggal

Hijriah oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Pontianak yang terdiri darI

sebagai Ketua Majelis, , dan masing-masing sebagai Hakim Anggota, ,

putusan tersebut dimusyawarahkan dandiucapkan pada hari itu juga oleh Ketua

Majelis dalam persidangan yang terbuka untuk umum, dengan dihadiri oleh

Hakim-hakim Anggota dan sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri pula oleh

kuasa hokum para Penggugat kuasa hukumTergugat I da tergugat II, Tergugat

III DAN turut tergugat ;

HAKIM ANGGOTA I, KETUA MAJELIS,

HAKIM ANGGOTA II,

PANTRA PNGGT

Hal. 95 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

ILLUSYRASI YANG DIKABULKAN

YANG BELUM DIPERTIMBANGKAN ADALAH :

2. Premintaan serta merta

3. Permintaan dwangson

4. Kepala putusan sama

5. Duduk perkaranya dalam persidangan diarahkan terbukti

Hal. 96 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Bahwa majlis hakim setelah mempertimbangkan alasan yang obyektif dari para

penggugat dan setelah mempertimbangkan jawaban tergugat tentng

permohonan sita, maka majlis dalam putusan selanya telah mengabulkan

permohonan sita jaminan yang diajukan penggugat ;

Baahwa untu menguatkan dalilnya penggugat mengajukan bukti ;

A. BUKTI TULIS ;

1. Foto copy sertipikat atas nama pewaris bermaterai cukup (P. I) ;

2. Foto copy salinan penetapan ahli waris nomor /2015 , bermaterai

cukup dan telah dicicikkan dengan aslinya (P. 2);

3. Foto copy Surat keterangan dari laboratorium forensic menerangkan,

tanda tangan yang termuat dalam 3 kwitansi dan surat perjnjin tidak sama

dengan yang tertera dalam ijazah,KTP, KK PEWARIS BERMETERAI

COCOK dan telah dicocokan aslinya (P.3) ;

B. SAKSI-SAKSI ;

1. NAMA M BIN H MANTAN sekdes ;

Dibawah sumpahnya memberikan kesaksian ;

Saksi adalah petugas yang ikut menyelesaikan ketika Pewaris beli

tanah dari seseorang ;

Saksi adalah yang menghantar dan menguruskan balik nana dari

penjual ke atas nama pewaris tahun 1981 ;

Sepengeatahua saksi tanah teersebut belum pernah diperjual

belikan ;

Tanah tersebut dibiarkan dalam kleadaan kosong ;

2. NAMA H BIN M, MANTAN KETUA RT

Dibawah sumpahnya memebrikan kesaksian ;

Saksi menjadi saksi ketika pewaris membeli tanah sengketa ;

Saksi pernah melihat, sertipikaT tanah tersebut atas nama pewris;

Tanah tersebut dibiarkan dalam kleadaan kosong ;

Hal. 97 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Sepengeatahua saksi tanah teersebut belum pernah diperjual

belikan ;

Bahwa untuk menguatkan bantahannya tergugat I dan tergugat II mengajukan

bukti berupa ;

A. SURAT-SURAT ;

1. Foto copy sertipikat atas nama tergugat I DAN Tergugat II, BERMETERAI

CUKUP, dan telah dicocokkan aslinya (T.I+II.1) ;

2. Foto copy 3 kwitansi pembayaran, bermeterai cukup dan telah dicocokan

dengan aslinya (T.I+II.2) ;

3. Foto copy srat perjanjian jual beli, bermeterai cukup dan telah dicocokan

dengan aslinya (T. I+II.3) ;

B. SAKSI-SAKSI ;

1. NAMA B BIN C, MANTAN KEPALA KELURAHAN.

Dibawah sumpahnya menyatakan ;

Saksi tidak pernah membantu dalam hal jual beli tanah sengketa ;

Saksi tidak tahu adanya jual beli tanah sengketa antara pewaris

dan tergugat I DAN Tergugat II ;

Saksi tidak pernah membubuhkan tanda tangan apapun yang ada

hubungannya dengan jual beli tanah sengketa antara pewaris dan

tergugat I dan tergugat II ;

Saksi menyatakan tanda tangan yang ada pada bukti T. I+II.3

ADALAH bukan tanda tangan saksi ;

2. NAMA D BIN E, PEKERJAAN MANTAN RW SETEMPAT ;

Dibawah sumpahnya memerikan ketrangan ;

Saksi diberitahu tergugat I dan tergugat II, katanya telah membeli

tanah sengketa dari pewaris ;

Bahwa untuk meringkas uraian ini, maka cukup kiranya hal ikhwal yang

tercantum dalam BA ini merupakan satu kesatuan ;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Hal. 98 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

DALAM EKSEPSI

Menimbang, bahwa Tergugat I dan Tergugat II dalam Eksepsinya mengajukan

keberatan dalam TIGA hal yaitu ;

1.Eksepsi tentang adanya perubahan gugatan.

2. Eksepsi tentang adanya keadaan yang masih premature/exception dilatoria.

3. Eksepsi tentang adanya Gugatan diajukan oleh orang yang tidakberhak

(Eksepsi diskualifikasi atau gemisaanhoedanigheid)

Menimbang bakwa Tergugat I dan Tergugat II mengajukan ekspsi

dalam empat hal, maka majlis hakim mempertimbangkannya ;

Menimbang bahwa, Tergugat I dan Tergugat II mengajukan Eksepsi

adanya perubahan gugatan. yang dalam uraiannyadari point 1. 3 sampai

dengan 1.7, majlis menilai Eksepsi tersebut telah menyangkut pokok perkara ;

Menimbang bahwa, Tergugat I dan Tergugat II mengajukan Eksepsi

adanya keadaan yang masih premature/exception dilatoria, yang dalam

uraiannya 2.1, 2.3, ada hubungannya dengan pokok perkara ;

Menimbang bahwa, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut,

maka Eksepsi Tergugat I dan Tergugat II patut untuk ditolak ;

Menimbang bahwa Eksepsi Tergugat I dan Tergugat II, perubahan

gugatan masuk kategori pokok perkara, maka Eksepsi penggugat patut untuk

ditolak ;

DALAM POKOK PERKARA

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Penggugat adalah sebagaimana

tersebut di atas;

Hal. 99 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat pada pokoknya adalah gugat

waris, yang mendalilkan objek berupa tanah warisan telah dijual belikan oleh

tergugat I dan Tergugat II, dan tanah tersebut telah dibuat Akta Jual beli serta

telah dibalik namakan yang melibatkan notaries dan kantor pertanahan;

Menimbang, bahwa setelah dibacakan gugatan Penggugat Majelis

Hakim telah menemukan hal-hal sebagai berikut:

Menimbang bahwa dalil-dalil penggugat dibantah para tergugat, maka

beban pembuktian dibebankan kepada kedua belah pihak ;

Menimbang bahwa keberatan tergugat tentang penetapan ahli waris

justru diakui juga kebenarannya bahwa tergugat II adalah salah satu anak dari

H. MUHAMAN BIN DJAZULI DENGAN MUDJIRAH BINTI FAISAL, maka

perubahan itu justru membuat terang gugat waris ;

Menimbang bahwa tergugat III dan turut tergugat tidak hadir, walau telah

dipanggil secara sah patut dan resmi, dan ketidak hadirannya bukan dengan

alasan yang jelas, maka harus diartikan bahwa Tergugat III dan turut tergugat

telah merelakan kepentingannya, dianggap bentuk pengakuan ;

Menimbang bahwa, berdasarkan bukti P. 1 yang dikuatkan dengan

keterangan dua orang saksi penggugat serta pengakuaan serta bukti tilis T.1,

maka, H. MUHAMAN BIN DJAZULI DENGAN MUDJIRAH BINTI FAISAL

semasa hidupnya telah mempunyai tanah … an H. MUHAMAN BIN DJAZULI

DENGAN MUDJIRAH BINTI FAISAL yang sekarang menjadi obyek sengketa.

Menimbang bahwa berdasar kan bukti TI+TII 2, T.I+II.3 dibantah tentang

keaslian tanda tangan lurah yang menurut penggugat ikut tanda tangan, hal

mana saksi tersebut mengingkari tanda tangan yang tertuang dalam surat

Hal. 100 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

pwrjanjian, yang dikuatkan dengan bukti P.3 serta kesaksian saksi yang

menyatakan belum pernah ADA jual beli TANAH SENGKETA, sementara

pewaris telah meninggal , sedang dua saksi adalah penggugat II DAN IV, maka

harus dinyatakan bahwa perjanjian jual beli tersebut tidak pernah ada ;

Menimbng bahwa dalil T.I +II.2 TELAH DIPATAHKAN DENGAN BUKTI P.E

yang diajukan penggugat yang merupakan akte autentik, yang kekuatanya

mengikat dan sempurna, maka harus dinyatakan pembayaran dalam kwitansi

tersebut tidak pernah ada ;

Menimbang bahwa dalil tergugat I dan tergugat II tidak dapat melumpuhkan

gugatan penggugat, maka harus dinyatakan bahwa dengan tidak adanya jual

beli, maka tanah sengketa tersebut adalah tirkah pewaris yang harus dibagi

kepada semua ahli waris ;

Menimbang bahwa perkara ini telah diletakkan sita jaminan, maka dengan

dikabulkannya gugatan penggugat sita harus dinyatakan sah dan berharga ;

Menimbang bahwa permintaan dwangson penggugat tidak didukung bukti yang

kuat, sementara telah diletakkan sita maka dwangsoing patut untuk ditolak

permohonan serta merta patut untuk ditolak ;

Menimbang, bahwa oleh karena para Tergugat adalah pihak yang

kalah, biaya perkara ini dibebankan kepada para TeRgugat;

Mengingat, segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku yang berkaitan dengan perkara ini;

MENGADILI

Hal. 101 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

DALAM EKSESI

Menolak Eksepsi Tergugat

DALAM POKOK PERKARA

1. MENgabulkan gugatan penggugat GUGATAN PENGGUGAT sebagian dan

menolak yang selebihnya ;

2. menyatakan sah dan berharga sita jaminan

3. Menyatakan para penggugat dan tergugat II adalah AW dari pewaris

4. Menyatakan tanah sengketa adalah tirkah yang harus dibagi

5. Menetapkan bagian masing-masing ahli waris adalah :

Hal. 102 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris

CATATAN ;

1. Gugat waris tersebut banyak kisi-kisinya antara lain ;

a. Ada perubahan gugatan.

b. Ada penetapan ahli waris yang dimasalahkan.

c. Ada permohonan sita, dwangson dan serta merta.

d. Ada kuasa menjual yang dipermasalahkan, karena pemberi kuasa telah

meninggal sebelum proses balik nama.

Perkara tersebut kalau dibuat putusan untuk contoh buku saku,

mungkin menarik, ketika perkara ini diformulasikan putus dengan putusan

Positif.

Contoh kasus ini telah di samarkan dari segi Subyek dan Obyeknya,

namun permasalahannya tetap apa adanya.