PEMERIKSAAN PERKARA GUGAT WARIS - pta-pontianak.go.idpta-pontianak.go.id/e_dokumen/2016/Undangan...
Transcript of PEMERIKSAAN PERKARA GUGAT WARIS - pta-pontianak.go.idpta-pontianak.go.id/e_dokumen/2016/Undangan...
Hal. 1 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
PEMERIKSAAN PERKARA GUGAT WARIS ;
Pemeriksaan gugat waris harus dimulai dengan
permusyawaratan hakim sebelum menentukan penetapan hari
sidang tentang isi gugatan , serta bobot perkara waris
tersebut,gugatan tersebut antara para ahli waris atau gugatan
antara ahli waris dengan pihak diluar ahli waris.
Gugatan harus dicermati dahulu apakah inperson maju sendiri
menggunakan jasa advocat, atau menggunakan kuasa insidentil.
Kalau menggunakan jasa pengacara atau kuasa insidentil,
maka sayarat formil dan materiel harus diteliti majlis hakim ketika
akan menentukan hari sidang, sehingga nanti ketika sidang pertama
telah tergambar keadaan kuasa mapun perkara yang ditangani
majlis tersebut.
Pada tahap musyawarah ini sudah akan kelihatan sempurna
tidaknya gugatan tersebut, jika gugat waris itu terjadi antara
satu/beberapa ahli waris maju secara inperson/didampingi kuasanya
baik dengan advocate atau kuasa insidentil berlawanan dengan ahli
waris yang lain, hal pertama yang diteliti/dibaca dari gugatan adalah
dari sisi penggugat, apakah penggugat adalah person yang
mempunyai hak kewarisan pada obyek yang disengketakan serta
cakap hokum.
Dari sisi tergugat apakah tergugat tunggal/beberapa ahli waris
yang didudukan sebagai tergugat, turut tergugat/para turut tergugat
adalah orang yang selayaknya digugat, apakah semua pihak yang
mempunyai hubungan hokum dengan sengketa warisan tersebut
sudah dilibatkan sebagai pihak ?.
Hal. 2 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Hal lain yang harus dicermati adalah, apakah semua ahli waris
dari pewaris sudah dijadikan pihak ?.
Timbul persoalan apabila penggugat baru tahu ada ahli waris
yang lain yang tidak digugat, kejadian ini kepastiannya adalah
penggugat baru tahu ada ahli waris lain yang tidak dimasukan
sebagai pihak setelah adanya jawaban tergugat (ahli waris yang
digugat), penggugat merubah gugatan dengan menambah ahli waris
lain yang belum digugat dijadikan tergugat namun dapat penolakan
dari ahli waris lain yang sudah jadi tergugat, maka mau tidak mau
perkara harus berlanjut. Dalam hal yang demikian rasanya kurang
adil ketika hakim menilai perobahan telah masuk kategori
perubahan yang tidak diperbolehkan. Dan perkara harus tidak
diterima dengan alasan kurang pihak, yang harus dipedomani
adalah pasal 279 Rv dst dan pasal 70 Rv dst sesuai dengan prinsip
hakim wajib mengisi kekosongan, baik dalam hokum materiel
maupun formil (buku II hal 80), majlis selayaknya menyarankan bagi
penggugat untuk menariknya, bukan justru menyatakan tidak
diterima.
Untuk menghadapi penolakan tergugat, maka penggugat dapat
menggunakan upaya Vrijwaring pasal 70 Rv, hal ini harus ia lakukan
kalau tergugat menolak/keberatan dengan perubahan gugatan
penggugat.
Bisa juga, ahli waris yang tidak digugat penggugat tersebut,
dengan kemauan sendiri masuk dalam proses perkara dengan jalan
mengajukan surat permohonan (dalam bentuk Voeging ) kepada
Ketua Pengadilan dengan maksud untuk ikut dalam proses
berperkara (buku II hal. 80).
Hal. 3 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Ketua Pengadilan Agama mendisposisikan surat permohonan
tersebut kepada majlis hakim yang bersangkutan.
Dalam persidangan selanjutnya majlis hakim memberi
kesempatan pada kedua belah pihak untuk menanggapi, yang
selanjutnya menjatuhkan putusan sela (pasal 282 Rv), dan jika
dikabulkan maka dalam putusan sela tersebut harus didudukan
sebagai pihak.
Namun demikian akan lebih sempurna kalau penggugat bisa
mendudukan semua ahli waris sebagai pihak tergugat sejak awal,
untuk menghindari intervensi dari ahli waris yang tidak digugat,
ketika perkara masih berjalan, atau gugat biasa setelah perkara
putus, ataupun juga perlawanan ketika sita atau eksekusi yang
dipaksakan.
Hal lain yang harus diperhatikan hakim adalah apabila ada
permintaan dari penggugat tentang permohonan tindakan yang
dilakukan sebelum memeriksa pokok perkara, terutama adalah
permohonan sita (Rbg. Psl 260 dqn 261 serta Rv. Pasal 720), yang
oleh majlis hakim bisa dipenuhi sebelum persidangan pertama, atau
ditangguhkan permohonan sita, hal tersebut harus dijawab oleh
ketua majlis dalam menentukan hari sidang dalam bentuk
penetapan.
Disini juga harus diteliti apakah sita itu bisa dilaksanakan
Pengadilan Agama yang mengadili perkara waris tersebut, atau
diperlukan pendelegasian sita, ke Pengadilan Agama lain mengingat
obyek sengketa berada diluay wilayah yurisdiksinya .
Hal lain lagi yang harus dicermati majlis hakim adalah, tentang
permintaan provisi (pasal 190 Rbg), untuk diadakannya audit suatu
Hal. 4 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
perusahaan dari harta tirkah, penghentian pembangunan diatas
tanah sengketa (putusan MA nomor 1788 K/Sip/1976), atau juga
penghentian pembongkaran yang dilakukan tergugat atas suatu
bangunan yang disengketakan, jika ada maka majlis hakim harus
sudah merencanakannya sejak dini, mau diterima atau ditolak
sebelum memeriksa pokok perkara waris tersebut.
Majlis hakim dalam musyawarah itu harus mempertimbangkan
tempat tinggal para penggugat, turut tergugat serta tergugat dalam
rangka pemanggilan sidang pertama (Rbg. Pasal 146).
Setelah ditentukan hari sidang , maka para pihak harus
dipanggil, secara sah patut dan resmi (Rbg. Pasal 145 ayat 1 dan
2), kemudian kehadiran para pihak dilihat dulu, apakah datang
sendiri/didampingi oleh kuasanya. Dalam hal kehadiran
penggugat/tergugat didampingi kuasa, baik kuasa dengan
menguasakan pada advocat atau menggunakan kuasa insidentil .
Sekiranya menggunakan advocat maka Majlis hakim harus
memeriksa kelengkapan surat surat dari kuasa hukum tersebut
serta mencocokkan dengan keaslian kartu anggota, masih berlaku
tidaknya kartu anggoga tersebut dan berita acara sumpahnya, sah
tidaknya secara formil kuasa tersebut, tentang kompetensi
relatifnya, dibuat orang yang berhak atau tidak, berdasar kuasa
umum/khusus , sebut/tidak subyek dan obyek.
Demikianpun apabila penggugat/tergugat menggunakan kuasa
insidentil, maka majlis hakim harus memeriksa proses lahirnya
kuasa insidentil tersebut.
Apabila penggugat tidak hadir, dan ketidak hadiranya bukan
dengan alasan yang sah, sementara panggilan telah dilaksanakan
Hal. 5 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
secara patut dan resmi, maka majlis hakim dapat menggugurkan
gugatan penggugat (pasal 148 Rbg), dengan acara sederhana
(pasal 176 Rv) tapi dalam bentuk putusan, dan harus diberitahukan
pada penggugat (pasal 276 Rv).
Sekiranya dalam perkara waris tersebut telah diletakkan sita
jaminan terhadap obyek sita, maka sita tersebut harus diangkat
yang termuat dalam amar putusan yang berisi perintah
pengangkatan sita.
Hanya saja pengguguran atas dasar panggilan hanya sekali itu oleh
kebanyakan praktisi hukum dianggap tidak layim.
Jika pada persidangan pertama yang telah ditentukan para
pihak ada yang tidak hadir, maka pihak yang tidak hadir tersebut
dapat dipanggil lagi (pasal 151 Rbg.), terlepas dari alasan ketidak
hadiran itu sah atau tidak.
Jika pada persidangan pertama yang telah ditentukan para
tergugat/tergugat tidak hadir, sementara panggilan telah dilakukan
secara resmi, sah dan patut, maka majlis dapat memutus dengan
putusan versstek (Pasal 77 RV. Untukk Penggugat dan 78 untuk
tergugat) RBG. 149 .
Yang juga harus dipedomani majlis hakim adalah menurut pasal 200
RBG, jika putusan verstek Penggugat kalah, baginya diberi hak
banding.
Apabila para pihak telah hadir, maka dalam persidangan
majlis hakim mendamaikan para pihak, penggugat berhak mencabut
gugatannya tanpa persetujuan tergugat (RV. Pasal 271),
pencabutan tanpa persetujuan itu karena tergugat belum diserang
kepentinganya, ketika gugatan belum dibacakan, pencabutan yang
Hal. 6 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
tanpa persetujuan tergugat, maka penggugat dapat mengajukan lagi
sebagai perkara baru.
Namun apabila gugatan minimal telah dibacakan, merujuk
pasal 272 Rv, maka pencabutan harus dihadiri tergugat dengan
meminta persetujuannya.
Jika pencabutan ditolak tergugat, maka proses pemeriksaan
berlanjut, namun apabila pencabutan itu mendapat persetujuan dari
tergugat, perkara berakhir dengan pencabutan dan majlis hakim
yang memeriksa menerbitkan putusan pencabutan dengan perintah
pencoretan perkara dari regester.
Pencoretan perkara tersebut disamping pengakhiran perkara juga
dimaksudkan sebagai ketertiban administrasi yustisial.
Pencabutan yang didasari atas persetujuan tegugat, bersifat
final karena berdasarkan kesepakatan didepan sidang, berlaku
sebagai undang-undang bagi penggugat dan tergugat berdasar
pasal 1338 KUH Perdata, yang produknya dalah putusan.
Dengan adanya pencabutan atas persetujuan tergugat ini
maka segala bentuk sengketa yang terkandung didalamnya telah
berakhir, putusannya mengikat para pihak dan menutup upaya para
pihak untuk melakukan upaya hukum. Dan biaya perkara
dibebankan pada penggugat atas dasar pasal 272 Rv.
Kiranya dalam hal pencabutan atas persetujuan tergugat, yang
harus dianggap mengakhiri sengketa, dan dihukumi tidak boleh
mengajukan gugatan baru perlu ada kajian yang lebih mendalam,
dimana letak keadilannya ketika sengketa tersebut tidak berujung
pangkal, mengingat sengketa yang ada adalah sengketa kewarisan.
Hal. 7 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Dengan adanya pencabutan, baik dengan atau tanpa
persetujuan tergugat, maka para pihak kembali dalam keadaan
semula, yang berarti tidak ada sengketa.
Pengembalian keadaan seperti semula berakibat tindakan
yang mendahului harus dikembalikan dalam keadaan semula
seperti sita harus diangkat, provisi yang berupa larangan tergugat
melakukan sesuatu menjadi tidak berlaku lagi.
Apabila perkara dilanjutkan oleh penggugat maka langkah
selanjutnya adalah pemilihan/penunjukan mediator dalam rangka
mediasi, majlis menunda persidangan dengan waktu yang akan
ditentukan kemudian menunggu laporan mediasi dari mediator.
Dalam pelaksanaan mediasi, para pihak penggugat/para
penggugat, tergugat/para tergugat, turut tergugat I, II dan
seterusnya haruslah hadir, jika ada pihak pihak yang tidak hadir,
maka yang tidak hadir harus dipanggil, seandainya telah dipanggil
lagi ada yang tidak hadir, mengingat batas waktu mediasi telah
habis/hamper habis, maka mediator dapat menyatakan gagal, tidak
berhasil, atau tidak layak untuk dimediasi.
Berdasarkan laporan mediator tersebut, majlis hakim membuat
PHS baru untuk menetapkan hari sidang, dengan memanggil para
pihak yang dalam relassnya tidak tercantum adanya jawaban atau
alat bukti.
Apabila tercapai perdamaian maka perkara diakhiri dengan
putusan perdamaian pasal 154 Rbg ayat (2) dan pasal 1348 KUH
Perdata dengan amar kedua belah pihak harus mentaati isi
perdamaian itu. Perdamaian harus tuntas dan mengakhiri sengketa
seluruh pihak.
Hal. 8 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Penegasan yang terkandung dalam putusan MA. Nomor 169
K/Sip/1962 tanggal 7 Juli 1962, menegaskan “ Persetujuan
perdamaian (dading) menurit pasal 1851 KUH Perdata adalah
perjanjian menghentikan perkara perdata yang sedang diperiksa
ataupun yang akan diajukan ke Pengadilan, ( “ Perdamaian adalah
suatu perjanjian dengan mana kedua belah pihak dengan
menyerahkan, menjanjikan atau menahan suatu barang mengakhiri
suatu perkara yang sedang bergantung ataupun mencegah
timbulnya suatu perkara. Perjanjian ini tidak sah, melainkan jika
dibuat secara tertulis ).
Dengan kata lain, seandainya dalam mediasi yang telah
menjurus akan adanya perdamaian ternyata tergugat menyatakan
bahwa selain tirkah yang dikuasainya ada barang-barang warisan
lain yang juga dikuasai oleh penggugat, dan tergugat mensyaratkan
perdamaian itu harus meliputi barang-barang tirkah yang dikuasai
oleh penggugat.
Dalam hal yang demikian, apabila penggugat menyetujui dan
kedua belah pihak setuju, dan sepakat untuk berdamai, dibuatlah
persetujuan perdamaian, maka seyogyanya hakim mengklarifikasi
tentang kebenaran akte/persetujuan perdamaian tersebut, dan
menuangkannya dalam berita acara persidangan serta memutus
dengan putusan perdamaian, merujuk pada pasal 1851 KUH
Perdata mennyebutkan “MENCEGAH TIMBULNYA SUATU
PERKARA”.
Mengandung arti kebolehan mengadakan persetujuan perdamaian
terhadap barang yang kalau tidak diselesaikan, akan menimbulkan
perkara baru.
Hal. 9 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Seyogyanya hakim menghindari buruk sangka dengan
menyatakan ketika penggugat dalam gugatannya tidak menyebut
tirkah yang ada pada penggugat,maka penggugat tidak punya
iktikad baik dan langsung menyatakan gugatan tidak diterima.
Perdamaian haruslah dibuat secara tertulis ditanda tangani
kedua belah pasal 1851 KUH Perdata, tentang perjanjian sifatnya
bebas berkontrak, sepanjang tidak melanggar undang-undang ,
kesusilaan dan ketertiban umum pasal 1337 KUH Perdata.
Dalam hal majlis hakim akan mengakhiri sengketa atas dasar akta
perdamaian dengan putusan perdamaian, maka seyogyanya majlis
mempertimbangkan dan meneliti terlebih dahulu apakah perjanjian
perdamaian itu mengandung cacat materiel atau tidak, hal mana
cacat materiel akan mengakibatkan putusan perdamaian tidak
memiliki kekuatan eksekutorial (executoriale kracht).
Akte perdamaian yang disinyalir akan non eksekutable
diantaranya :
- Mengandung penipuan atau paksaan pasal dan pokok
perselisihan1859 KUH Perdata.
- Dalam akte perdamaian terdapat kesalahan duduk perkara, atau
juga adanya alas hak yang batal pasal 1860 KUH Perdata .
- Bisa juga karena ada surat palsu, pasal 1861 KUH Perdata.
Dengan demikian, majlis yang memeriksa gugatan waris dan
ternyata dalam persidangan mendapati persetujuan perdamaian
yang mendapati para pihak telah membuat persetujuan
perdamaian tertulis namun mengandung pelanggaran dari pasal
1959, 1960 dan 1961 KUH perdata wajib menolak untuk
Hal. 10 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
mengukuhkan dalam bentuk putusan perdamaian, mengingat
berdasar pasal 1959 dan 1960 KUH Perdata persetujuan
perdamaian tersebut dapat dibatalkan, hal yang lebih afdhol
adalah menyarankan untuk memperbaiki persetujuan perdamaian
yang cacat tersebut.
Yang menjadi pertanyaan lebih lanjut adalah Bisakah akte
perdamaian sah untk mengakhiri sengketa para pihak didalamnya
mengandung klausul religious yang sifatnya batiniyah ?
Contoh sengketa waris, tercapai perdamaian, masing-masing
mendapat sesuai haknya, namun ada klausula bahwa tirkah yang
akan dibagi itu sebelum dibagi disisihkan lima persen, dan diniatkan
wakaf untk membuat masjid, pahala dari pembuatan masjid
diniatkan bersama dikirim ke Pewaris.
Jika perjanjian perdamaian sah secara materiel, maka majlis
hakim memutus perkara tersebut dengan putusan perdamaian atas
permintaan para pihak agar perjanjian perdamaian yang mereka
buat itu dikukuhkan Pengadilan dalam bentuk putusan perdamaian
yang tidak dimungkinkan adanya dibanding/kasasi. Hal ini secara
jelas dirumuskan dalam putusan kasasi MA nomor 975 K/Sip/1973
dan berdasarkan pasal 154 ayat (2) RBG, putusan perdamaian atau
acte van gerlijk , tidak ada upaya banding terhadapnya.
Apabila salah satu pihak tidak mau menandatangani akte/
persetujuan perdamaian , maka majlis harus menolak permintaan
putusan perdamaian yang diajukan oleh pihak yang mau tanda
tangan, dan majlis harus melanjutkan pemeriksaan perkara waris
tersebut.
Hal. 11 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Hal lain lagi adalah, bagaimana pula kalau sudah ada tindakan
sita yang telah dijalankan lebih dahulu?. Kalau sudah ada tindakan
sita, maka tindakan sita yang telah dilaksanakan mau diapakan ?
Kalau ada perintah pengangkatan sita dalam bentuk apa ? Dan
bagimana pula kalau sita tidak diangkat ?
Hal lain yang harus dicermati dan menjadi patokan hakim yang
memeriksa gugat waris adalah, hakim tersebut harus bisa
membedakan putusan berdasarkan akte/persetujuan perdamaian
yang mana para pihak yang mengadakan persetujuan perdamaian
tersebut meminta pada Pengadilan Agama agar akta/persetujuan
perdamaian tersebut dikukuhkan Pengadilan Agama, dengan
dengan Akte perdamaian yang dibuat para pihak namun tidak minta
dikukuhkan Pengadilan dan perkaranya dicabut.
Dalam hal yang pertama mengikat adanya title Eksekutorial
dan hal yang kedua tidak melekat kekuatan eksekutorial, walaupun
dibuat dalam bentuk akte autentik sekalipun.
Akte/persetujuan perdamaian yang tidak dikukuhkan
Pengadilan Agama dalam perkara waris, kalau salah satu pihak
mengingkari, tidak bisa dipaksakan pada pihak ingkar.
Sebelum dibacakan gugatan, majlis seyogyanya mengajukan
pertanyaan pada penggugat tetap dengan gugatannya atau
merubah/mengurangi/memperbaiki gugatan tersebut.
PERUBAHAN GUGATAN WARIS
Apabila perdamaian dalam perkara waris tidak tercapai
perdamaian, maka majlis hakim menanyakan pada penggugat ,
gugatan yang diajukan penggugat ada perubahan atau tidak.
Hal. 12 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Majlis hakim harus paham betul bahwa Perubahan gugatan
rujukannya adalah pasal 127 Rv demi kepentingan beracara.
Perubahan gugatan waris adalah hak yang harus diminta, yang
harus diajukan pada sidang sebelum dibacakan gugatan
penggugat.
Kalaulah telah dibacakan, maka kepentingan dari tergugat
telah diserang, maka patokan perubahan gugatan waris adalah
sebelum dibacakan gugatan dan harus dihadiri oleh tergugat,
dengan syarat :
a. Tidak boleh mengubah materi pokok perkara, putusan MA.
Nomor 547 K/Sip/1973.
b.Tidak boleh sedemikian rupa yang mengakibatkan dapat
menghambat acara pemeriksaan.
c.Tidak boleh mengubah atau menambah pokok gugatan (kejadian
materiel), perubahan tidak boleh mengemukakan hal baru,
sehingga terjadi perubahan hokum yang baru dari yang semula.
Yang menjadi patokan dalam perubahan adalah, perubahan
tidak boleh sedemikian rupa, perubahan tidak boleh menjadikan
hubungan hokum yang baru, merubah dasar tuntutan, pokok
guagatan serta tidak boleh menghambat jalannya pemeriksaan.
Yang dalam hal ini, ukuran kebolehan perubahan gugatan
penilaianya dalam praktek peradilan diserahkan pada majlis hakim.
Disini diperlukan kejelian hakim untuk menilainya.
Apabila perubahan gugatan telah sedemikian rupa, atau seperti
tersebut diatas, maka majlis hakim harus menolak perubahan
tersebut dan tetap memberlakukan gugatan awal.
Hal. 13 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Kepada tergugat dipersilahkan untuk menanggapi perubahan
gugatan, tapi tidak diperlukan persetujuannya.
Majlis hakim ketika dalam penetapan hari sidang menetapkan
permohonan sita ditangguhkan, maka setelah tidak tercapai
perdamaian majlis hakim mengambil sikap tentang permohonan
provisi dan pengajuan sita, yang menuangkannya dalam putusan
sela.
Yang harus menjadi patokan majlis hakim adalah, jika
menyangkut putusan provisi harus dijatuhkan sebelum memeriksa
perkara, namun tentang sita jaminan majlis kapanpun bisa
menjatuhkan, sepanjang belum sampai pada tahap kesimpulan.
KOMULASI GUGATAN
Majlis hakim juga harus melihat ada tidaknya nya komulasi
gugatan dalam gugatan waris yang ditanganinya dengan jeli dan
seksama.
Mengingat Tujuan dari penggabungan gugatan sendiri adalah
untuk mewujudkan peradilan sederhana dan menghindari putusan
waris yang saling berbeda (putusan MA nomor 575 K/Pdt/1985 dan
nomor 880 K/Sip/1970).
Komulasi gugatan waris bisa berbentuk komulasi subyektif
dan komulasi obyektif, yang disyaratkan adanya hubungan yang
erat antara satu dan lainnya (putusan MA nomor 1715 K/Pdt/1983).
Dalam memeriksa Penggabungan gugatan, majlis hakim yang
memeriksa harus meneliti komulasi tersebut ;
a. Apakah Gugatan yang digabung itu gugatan satu dan yang lain
tunduk pada hokum acara yang berbeda, umpamanya yang
Hal. 14 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
satu woluntair dengan upaya hukumnya kasasi dan dan yang
lain adalah gugatan yangupaya hukumnya adalah banding.
Contoh Gugatan waris disertai dengan permohonan perwalian.
Maka disini majlis harus lebih hati-hati mengingat,
permohonan perwalian upaya hukumnya kasasi, sementara
gugat waris upaya hukumnya adalah banding.
Demikianpun dalam hal nebis in idem, maka dalam
bentuk penetapan positif perkara Voluntair yang ditolak idak
berlaku nebis in idem, sementara dalam contensius putusan
positif yang ditolak belaku nebis.
b. Hakim harus meneliti Apakah Gugatan yang digabung itu tunduk
pada kompetensi absolute yang berbeda ?, yang satu gugat
waris (wewenang absolute PA.)dengan Pembatalan
kepemilikan saham yang merupakan wewenang absolut
peradilan lain, atau pembatalan hak tanggungan (undang-
undang no. 4 tahun 1996). Jaminan fiducia (undang-undang no.
42 tahun 1999).
Menjadi lain ketika gugat waris dikomulasikan dengan
pembatalan Fudicia Syariah (rahn tasjily= fatwa DSN No.
68/DSN-MUI/III 2008, penggabungan yang demikian jadi
wewenang absolute Pengadilan Agama.
c. Majlis hakim harus melihat dengan jeli, Antara gugat konpensi
dengan gugatan rekonpensi ada hubungan atau tidak ?.
Mengingat dalam putusan MA no. 1057/K/Sip/1973,
memungkinkan antara konpensi dan rekonpensi berdiri sendiri
(terpisah).
Hal. 15 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Dalam hal gugat waris antara sesama ahli waris, baik yang
gugatan tunggal maupun komulasi , maka semua ahli waris harus
dijadikan pihak, karena logikanya tidak mungkin sesama ahli waris
tidak mengetahui siapa saja ahli warisnya.
Maka dalam hal ini jika ada salah satu atau lebih dari ahli waris
tidak dimasukkan sebagai pihak, sudah selayaknya perkara tersebut
tidak diterima, dengan alasan kurang pihak.
Timbul persoalan bagaimana kalau dalam sengketa antara ahli
waris ternyata ahli waris yang tidak mendapat bagian dari Tirkah,
ternyata mendapat wasiat dari Pewaris berupa barang tidak tidak
bergerak dari harta bawaan pewaris serta telah dibalik namakan ke
penerima wasiat.
Hal mana dalam gugatan awal penerima wasiat itu tidak ditarik
sebagai pihak lantaran penggugat tidak tahu adanya wasiat
tersebut.
Penggugat baru mengetahui ada wasiat setelah ada jawaban dari
tergugat.
Setelah ditanya majlis hakim penggugat tidak mau
merubah/menambah dengan mendudukkan penerima wasiat
sebagai tergugat.
Tergugat pun dengan kepintarannya tidak mau menarik
penerima wasiat sebagai pihak, karena dibenaknya sudah terganbar
perkara akan tidak diterima, sementra penerima wasiatpun tidak
mau intervensi.
Dalam hal yang demikian dapat/tidak gugatan dinyatakan tidak
diterima karena kekurangan pihak ?
Hal. 16 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Atau dicukupkan penerima wasiat dari pewaris cukup
dijadikan saksi oleh tergugat/penggugat ?, sesuai kepentingan
masing-masing !.
Dalam hal ini, penulis lebih cenderung yang menarik penerima
wasiat pihak adalah penggugat sebagai kuwajiban hokum.
Kalau penerima wasiat dicukupkan hanya sebagai saksi, bukan
pihak, bagaimana membatalkan wasiat kalau penerima wasiat tidak
dijadikan tergugat ? .
Pemikiran ini didasari pertimbangan dari putusan MA NO. 1131
K/Pdt/1983 yang penulis qiyaskan dari jual beli yang terkandung
dalam putusan kasasi tersebut.
JAWABAN
Walaupun jawaban telah diberikan oleh tergugat, Penggugat
masih diperbolehkan mencabut gugatannya, dengan syarat ada
persetujuan dari tergugat, namun ketika perkara itu dicabut dengan
persetujuan tergugat, dikonstruksi sebagai kesepakatan berdasar
1338 KUH Perdata, dengan demikian pencabutan tersebut
merupakan penyelesaian sengketa yang mengikat (binding) dan
bersifat final bagi penggugat dan tergugat, oleh karena bersifat final
konklusinya baik penggugat ataupun tergugat tidak dapat
mengajukan kembali.
Jika perkara berlanjut, maka Pada saat itu juga majlis hakim
harus sudah mengkwalifisir perkara tersebut, sudah punya
gambaran gugatan itu, apa bisa lanjut atau tidak diterima.
Namun akan lebih memenuhi rasa keadilan, apabila majlis
hakim akan mengambil keputusan tidak menerima gugatan
Hal. 17 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
penggugat menunggu jawaban dari tergugat dulu, karena dengan
telah dibacakannya gugatan penggugat, tergugat telah terserang
kepentingannya, maka tergugat diberi kesempatan untuk membela
dirinya. Ini menjadi seimbang.
Jika jawaban dari tergugat disertai eksepsi, maka hal yang
harus diperhatikan majlis hakim adalah harus mempertimbangkan
eksepsi dari tergugat, terutama adalah tentang kompetensi
Relatifnya.
Jika eksepsi tergugat tentang kompetensi Relatif diterima,
maka perkara harus berakhir dengan putusan tidak diterima, dengan
dasar secara relative Pengadilan Agama yang menerima perkara
waris tersebut tidak berwenang.
Majlis hakim yang mendadili perkara gugat waris patokan
yang menjadi dasar pertimbangan tentang kompetensi relative
adalah pasal 142 Rbg:
1. Gugatan harus waris harus diajukan de Pengadilan Agama yang
mewilayahi kediaman/Tempat tinggal terguggat (ayat 1).
Jika tidak, maka eksepsi dikabulkan dan perkara tidak diterima.
2. Apabila tergugat memiliki lebih dari satu tempat tinggal, maka
gugatan dapat diajukan pada salah satu kediaman tergugat .
3. Bila tergugat lebih dari satu orang gugatan diajukan pada
kediaman salah satu tergugat (ayat 3).
4. Dalam hal tertentu pengajuan gugat waris dapat juga diajukan di
Pengadilan Agama dimana obyek sengketa yang berupa barang
tidak bergerak berada (ayat 5) .
Hal. 18 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
5. Diajukan di Pengadilan Agama dimana Penggugat bertempat
tinggal, sepanjang tergugat tidak diketahui kediamannya pasal
142 ayat (1) Rbg. .
Namun jika ekepsi tergugat tentang kompetensi relatif ditolak,
maka majlis hakim harus menuangkannya dalam berita acara
berupa putusan sela yang tidak berasing-asing dan putusan sela itu
tidak bisa dibuat salinannya, karena pada hakekatnya putusan sela
tidak dapat dibanding.
Putusan Sela tersebut isinya Pengadilan Agama berwenang
dan memerintahkan para pihak untuk melanjutkan perkaranya.
Yang harus jadi perhatian adalah eksepsi tentang
kewenangan relative adalah diajukan pada saat tergugat
memberikan jawaban yang pertama. Adapun tentang kewenangan
absolute, tanpa adanya eksepsi hakim kapanpun bisa menyatakan
tidak berwenang. Eksepsi tentang kompetensi Relatif harus diputus
sebelum memeriksa pokok perkara.
Selain eksepsi kompetensi relative diputus bersama pokok
perkara pasal 162 Rbg, majlis hakim harus memahami eksepsi lain
dari berbagai macam eksepsi dan cara pengajuannya harus
diajukan bersama-sama dengan pokok perkara, karena ada
larangan pengajuan eksepsi satu persatu pasal 114 Rv.
Eksepsi selain kompetensi yang harus dipertimbangkan hakim
adalah :
1. Eksepsi surat kuasa khusus yang tidak sah.
a. Surat kuasa bersifat umum.
b. Surat kuasa tidak memenuhi syarat formil (putusan MA nomor
3412 K/Pdt/1983, 34/10 K/Pdt/1983).
Hal. 19 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
c. Surat kuasa dibuat orang yang tidak berwenang (putusan MA
nomor 10 K/N/1999)
d. Surat kuasa tidak menyebut kompetensi relative (putusan MA
nomor 2339 K/Pdt/1985).
2. Eror in persona.
a. Eksepsi Diskualifikasi (penggugat tidak berhak menggugat).
b. Salah menarik pihak tergugat.
c. Penggugat/tergugat tidak lengkap, yang dalam gugat waris
dengan pihak luar, bisa ditotilair.
Harus dicermati dalam persidangan kekeliruan pihak dalam
gugatan.
Baik kekeliruan itu terjadi pada, Diskualifikasi in person, dalam
hal tidak mempunyai hak pada obyek yang disengketakan
ataupun tidak cakap hokum. Ataupun juga mendudukkan pihak
tergugat tidak tepat, pada orang yang selayaknya digugat waris
tersebut, bisa juga kekurangan pihak tergugat, turut tergugat.
Timbul persoalan yang agak unik adalah ketika pewaris
melakukan poligami, hal mana dengan istri pertama dengan
nama asli Tan PING WAN ,kristen, setelah nikah secara islam
menjadi Muhamad, lahir 22 Maret 1954, menikahnya tahun
1980, yang kemudian nikah lagi pada tahun 1991 dengan wanita
lain dengan nama asli tetap Tan Ping Wan alias Muhamad
Hamda dengan tanggal lahir 27 April 1955.
Setelah meninggal pewaris terjadi gugat waris dari istri
pertama terhadap istri kedua, disertai permintaan bahwa antara
Muhamad dan Muhamad Hamda agar ditetapkan dua nama
tersebut orangnya sama yaitu pewaris.
Hal. 20 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Hal yang demikian termasuk ranah perubahan identitas atau
tidak ? Atau tergantung dalam pembuktian ?.
Bagaimana pula kalau sengketa waris yang terjadi adalah
penggugat orang diluar ahli waris dan tergugat adalah ahli waris,
setelah ada jawaban dari tergugat yang merupakan sebagian
dari ahli waris itu memberi jawaban bahwa ahli waris pewaris
tidak hanya tergugat saja, tapi ada ahli waris yang lain yang tidak
digugat,dan penggugat tidak mau merubah gugatanya, bisakah
dikatakan kurang pihak ?
Bagaimana pula kalau yang terjadi adalah sebaliknya,
yaitu penggugat adalah hanya sebagian dari ahli waris yang
menggugat orang diluar ahli waris yang menguasai barang
warisan sebagai tergugat , apakah tergugat bisa mengatakan
bahwa gugatan kurang pihak ?, atau perkara terus berlanjut dan
nanti kalau telah putus dan telah BHT, ahli waris yang belum jadi
pihak penggugat mengajukan gugatan pada ahli waris yang
telah menggugat tergugat.
Namun demikian, dalam hal gugat waris antara masing-
masing ahli waris, maka pihak tergugat ataupun turut tergugat
semua ahli waris harus dijadikan pihak, mengingat ahli waris
pasti tahu ahli warisnya, walaupun dimungkinkan tidak tahu
keberadaanya.
Timbul persoalan, bagaimana kalau gugatan waris antara
para ahli waris, namun para penggugat menyembunyikan satu
ahli waris dengan didahului Penetapan AHli waris yang dari
Pengadilan Agama, setelah mendapat PAW, maka ahli waris
yang disembunyikan tersebut digugat.
Hal. 21 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Dalam jawaban tergugat (ahli waris yang disembunyikan)
mengajukan eksepsi dan bantahan dalam pokok perkara, hal
mana jawaban tersebut menuntut adanya pembatalan PAW
yang menyembunyikan kedudukan kewarisan tergugat, apakah
hal tuntutan pembatalan dikabulkan dalam amar atau
dicukupkan dalam pertimbangan saja.
Kalau dicukupkan dalam pertimbangan seyogyanya
dihindari pertimbangan yang bisa digunakan untuk adanya
gugatan baru, dengan dalil yang dipakai dasar untuk menggugat
adalah pertimbangan hakim tersebut.
3. Nebis in idem.
4. Obscuur Libel:
a. Tidak jelasnya dasar hokum yang menjadi dalil gugatan.
b. Tidak jelas obyeknya.
c. Petitum tidak jelas.
5. Eksepsi premateur (belum saatnya untuk diperkarakan).
6. Eksepsi yang sifatnya menyingkirkan perkara antara lain :
a. Eksepsi kadaluarsa (tidak dapat diperkarakan).
Perlu dicermati putusan kasasi MA nomor 147 K/Sip/1955
yang menyatakan pemberi gadai emas , dianggap haknya
hilang untuk menuntut tebusan emas yang digadaikan ,
apabila setelah tujuh tahun tidak memenuhi panggilan berkali-
kali yang dilakukan ahli waris pemegang gadai.
Bukankah hal yang demikian bisa terjadi dalam gadai syariah.
b. Exceptio Doli Mali berkaitan dengan pasal 1328 KUHPerdata ,
dan pasal 33 KHES, dimana gugat ginugat antara sesama ahli
waris dalam perjanjiannya ada tipu daya.
Hal. 22 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
c. Exceptio metus gugatan diajukan penggugat ada paksaan
yang terjadi antara sesama ahli waris (pasal 32 KHES).
d. Exceptio non adimpleti contractus, penggugat sendiri juga tidak
melaksanakan prestasinya.
e. Exceptio domini, obyek gugatan bukan milik penggugat, tapi
milik orang lain, atau tergugat.
f. Eceptio litis pendentis (aanhanging)
g. Eksepsi tentang hak untuk mundur dari hakim yang memeriksa
( pasal 17 ayat (5) undang-undang 48 tahun 2009)
PENGABULAN PROVISI DAN SITA.
Apabila perkara dilanjutkan, maka majlis mempertimbangkan
permohonan provisi (pasal 191 (1) Rbg) yang diajukan/dimintakan
penggugat, contoh adalah permintaan penghentian upaya
pembongkaran Gedung tirkah/penghentian pembangunan yang
dilakukan tergugat diatas tanah sengketa (putusan MA nomor 1788
K/Sip/1976.
Dalam hal yang demikian majlis haklm harus segera memutus
tentang permintaan provisi tersebut dengan acara singkat pasal 283
Rv, apakah akan tidak diterima, ditolak, atau dikabulkan
permohonan tersebut.
Jika permintaan provisi tersebut dikabulkan oleh majlis hakim
dalam putusan sela, mengingat sifat putusan provisi adalah serta
merta (pasal 287 Rv), maka apabila Pengadilan Agama akan
melaksanakan eksekusi harus tunduk pada SEMA No. 16 tahun
1969 jo. SEMA No. 3 tahun 1971 jo. SEMA No. 3 tahun 1978 yaitu
harus meminta izin dahulu ke Pengadilan Tinggi Agama.
Hal. 23 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Disamping permintaan provisi dalam gugatan dapat juga
dicantunkam permohonan tindakan sita jaminan (pasal 720 Rv).
Berupa tindakan secara paksa dengan menempatkan tirkah yang
dikuasai tergugat dalam penjagaan, dilakukan secara resmi dengan
perintah pengadilan, terhadap barang-barang yang disengketakan .
Majlis hakim ketika ada permohonan sita harus jeli cara
memeriksanya, jangan sampai ada permohonnan sita terhadap
barang-barang yang sifatnya tidak dapat disita yang lolos dari
pengamatan majlis hakim.
Barang yang tidak dapat disita antara lain adalah hewan,
perkakas yang sungguh-sungguh untuk mecari nafkah, anak,
barang milik Negara dan milik pihak ketiga (pasal 1430 KUH
Perdata).
Kalau menyangkut uang simpanan di Bank, maka majlis hakim
harus memeriksa dengan teliti sampai tahu betul nama bank, tempat
bank, nomor rekening serta jumlahnya dalam rangka untuk
pembokiran, demikianpun kalau saham harus tahu atas nama siapa,
nomor seri, jumlah saham dan nilai nominalnya.
Demikianpun dalam hal permohonan sita atas barang yang
tidak bergerak, harus tahu barang yang dimohonkan sita itu telah
terbebani Hipotek, hak tanggungan atau tidak.
Penyitaan dilandasi adanya permohonan sita dari penggugat,
yang harus disertai dengan alasan obyektif permohonan sita (pasal
720 Rv) yang antara lain adalah ;
1. Ada persangkaan kuat bahwa tergugat akan mengasingkan
obyek sengketa waris.
2. Persangkaan yang kuat dan nyata itu didasari alasan obyektif.
Hal. 24 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
3. Apabila sita tidak dilaksanakan akan merugikan pihak penggugat
alasan ini harus dipertimbangkan jeli oleh majlis adapun tujuan sita
concervatoir adalah agar tidak illisuir.
Permohonan sita harus menunjukan barang yang akan disita
secara terperinci dan terbatas pada obyek yang disengketakan, baik
barang bergerak, tidak bergerak, berujud maupun tidak berujud.
Oleh majlis hakim alasan sita tersebut dipertimbangkan untuk
diterima atau ditolak.Majlis hakim dalam mengabulkan sita dalam
bentuk putusan sela (pasal 48 RV),harus mempertimbangkan ada
sangkaan nyata yang beralasan obyektif, tergugat akan mengalih
tangankan barang sitaan, menyewakan ataupun mengagunkan
pada pihak ketiga.
Majlis hakim harus paham bahwa Pengajuan sita yang
diajukan oleh penggugat, tidak harus diajukan pada awal
pendaftaran perkara waris, namun bisa dimintakan kapan saja
selama proses pemeriksaan, dengan mempedomani putusan MA
nomor 371 K/Pdt/1984.
Penyitaan dilakukan jurusita terhadap barang-barang bergerak
maupun barang yang tidak bergerak ditangan tergugat yang
ditunjukkan penggugat dalam gugatannya secara terperinci, setelah
dilakukan penyitaan barang-barang sitaan tetap berada dalam
penjagaan tersita pasal 212 Rbg.
Dilarang melakukan sita pada barang milik pihak ketiga,
hewan, perkakas yang digunakan untuk bekerja mencari nafkah,
anak, dan barang milik Negara.
Jika permohonan sita Conservatoir Beslag dalam perakara
waris telah dikabulkan majlis hakim , dan penyitaan yang telah
Hal. 25 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
dilaksanakan oleh juru sita, namun di lapangan ternyata obyek
sengketa adalah milik pihak ketiga dan ternyata memamg benar
milik pihak ketiga, maka pihak ketiga tersebut dapat mengajukan
perlawanan terhadap conservator beslag mengacu pada putusan
MA nomor 3089 K/Pdt/1991, atau intervensi (pasal 279 Rv) yang
pengajuannya selama perkara waris tersebut belum
putus/berkekuatan hokum tetap.
Dengan adanya perlawanan maka harus segera diterbitkan
penetapan perintah pengangkatan sita, apabila obyek sengketa
berupa benda tidak bergerak, maka segera diberitahukan kepada
pejabat yang mengumumkan sita , agar pengumuman sita dicabut
dan dikembalikan dalam keadaan tidak berada dalam penyitaan.
Mengingat kekuatan mengikatnya sita adalah sejak diumumkan
pasal 214 Rbg.
Namun apabila putusan waris tersebut telah berkekuatan
hokum tetap, maka pihak ketiga tersebut upaya hukumnya adalah
gugat biasa (putusan MA nomor 996 K/Pdt/1989).
Atau bisa juga bahwa ketika dilakukan sita terhadap barang
tidak bergerak, ternyata benda terbebani hak tanggungan.
Contoh ; sengketa waris antara para ahli waris, yang semua ahli
warisnya terlibat sebagai pihak.
Permohonan sita jaminan atas barang tidak bergerak yang
telah bersertipikat atas nama Pewaris dikuasai tergugat, dikabulkan
oleh majlis hakim, setelah dilapangan ternyata barang sengketa
tersebut telah diagunkan pewaris, ketika pewaris masih hidup
mengadakan akad murobahah dengan bank muamalah cicilan
pembelian ruko yang diikat dengan jaminan berupa hak tanggungan
Hal. 26 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
atas tanah yang disengketakan tersebut. Pewaris sendiri tidak
pernah terlambat membayar angsuran, selama masih hidup selalu
membyayar angsuran 6 bulan didepan yang selalu mendapat
potongan pengurangan angsuran sebagai reward.
Dengan demikian, sita yang bisa dilaksanakan adalah sita
persamaan yang dimuat dalam berita acara persidangan.
Bank muamalah setelah tahu ada penyitaan mengajukan
perlawanan untuk menjamin haknya agar tidak dirugikan.
Karena pewaris yang terikat dengan akad murobahah belum pernah
wanprestasi, maka bank muamalah tersebut mengajukan bukan
berdasar wanprestasi tapi dalam rangka hanya untuk
mempertahankan hak tanggungan yang ada padanya.
Perlu dikaji lebih jauh karena pemahaman selama ini
perlawanan pihak ketiga dalam hal sita jaminan berasal dari pihak
ketiga yang memiliki barang tersebut (putusan MA. Nomor 3089
K/Pdt/1991).
Dalam kasus tersebut hak kepemilikan dari bank muamalah
terhadap tanah yang diagunkan belum lahir, karena debitur belum
pernah wanprestasi (perlu kajian lebih dalam).
Sikap hakim yang memeriksa gugat waris dengan adanya
perlawanan ada dua hal ;
1. Majlis hakim menolak/tidak menerima perlawanan dengan
putusan insidentil, yang berarti tidak dibenarkan keikut sertaan
bank tersebut dalam proses berperkara.
2. Majlis hakim mengabulkan perlawanan, dengan putusan
insidentil , yang mengabulkan bank tersebut ikut terlibat dalam
proses berperkara. Kedudukan penggugat dan tergugat awal
Hal. 27 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
tetap seperti semula, sedang dalam hal perlawanan Pelawan
Penggugat intervensi, penggugat awal tergugat intervensi I dan
Tergugat awal jadi tergugat intervensi II.
Adapun seandainya bank Muamalah tadi mengajukan
perlawanan selain perlawanan atas sita jaminan juga gugatan
wanprestasi yang dilakukan Pewaris tidak membayar angsuran,
maka hal yang ke dua seyogyanya ditolak, karena tidak ada kaitan
antara gugat waris dan wanprestasi Murobahah.
Penjagaan barang sitaan tidak boleh diserahkan pada
penggugat atapun pihak ketiga, barang bergerak setelah diletakkan
sita tetap ada pada tergugat (pasal 212Rbg), atau disimpan
ditempat yang layak.
Juru sita membuat berita acara penyitaan, khusus untuk
penyitaan barang tidak bergerak haruslah diumumkan di kantor
desa/BPN.
Disamping sita, ada satu tindakan hokum untuk memperjelas
obyek sengketa waris yaitu pemeriksaan setempat, pemeriksaan
setempat dapat dilakukan atas permintaan para pihak, berdasar
pasal 180 Rbg dan pasal 211 Rv, untuk kepentingan kejelasan
obyek sengketa
Atau atas dasar perintah majlis hakim, karena jabatanna secara ex
officio guna untuk mengetahui secara pasti keadaan obyek
gugatan. Perintah tersebut dituangkan dalam putusan sela (pasal
180 Rbg), yang untuk penjabaran lebih lanjut tertuang dalam Rv
pasal 211 menentukan ;
Hal. 28 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
- Dalam putusan sela tersebut terdapat nama pejabat yang
bertindak sebagai pelaksana, sekurang-kurangnya satu anggota
majlis dengan sebutan komisaris.
- Disertai seorang panitera yang mendampingi hakim dengan
tugas membuat berita acara pemeriksaan setempat.
Dalam putusan sela tentang pemeriksaan setempat majlis
hakim harus menuangkan dalam amar berupa perintah hal-hal
apa saja yang harus diperiksa secara rinci.
Pelaksanaan pemeriksaan setempat haruslah dihadiri para pihak.
JAWABAN DALAM POKOK PERKARA
Lazimnya dalam jawaban pada pokok perkara memuat
penjelasan tentang benar tidaknya dalil penggugat yang harus
didasari alasan.
Jawan tergugat bisa berupa pengakuan seluruh dalil
penggugat, atau sebagian yang diakui tergugat bisa juga pengakuan
dengan klausula, ataupun membantah dalil penggugat seluruhnya
atau sebagian, bantahan haruslah diserta adanya alasan.
Bentuk pengakuan tidak dapat dicabut kembali pasal 1929 KUH
Perdata, kecuali dapat dibuktikan , pengakuan itu sebagai akibat
kekhilafan mengenai ha-hal yang terjadi, sedang kekhilafan
mengenai hukumnya tidak dibenarkan untuk ditarik kembali.
Sikap lain dari tergugat dalam memberikan jawabanya adalah
tidak memberikan bantahan dan tidak pula mengakui dalil-dalil
penggugat, tentang kebenaran dan tidaknya gugatan penggugat
diserahkan hakim untuk menilainya.
Hal. 29 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Menghadapi situasi yang demikian,hakim harus jeli dalam
pemeriksaannya.
Disamping harus jeli masing-masing hakim harus mempunyai
catatan ringkas tentang perkembangan perkara tersebut sejak
penentuan hari sidang sampai batas akhir persidangan.
GUGATAN REKONPENSI.
Gugat rekonpensi adalah gugatan yang diajukan tergugat,
ditujukan pada penggugat sebagai balasan dari gugatan penggugat,
pada pengadilan yang memeriksa perkara tersebut.
Gugat rekonpensi tidak selamanya asesoir dari gugat
konpensi, dimungkinkan gugat rekonpensi adalah gugat yang harus
dianggap berdiri sendiri, hal ini bisa disimak dari Penegasan MA
dalam putusan nomor 1057 K/Sip 1973, yang menyatakan “ Karena
gugatan rekonpensi tidak didasarkan atas inti gugatan konpensi,
melainkan berdiri sendiri (terpisah), dengan tidak diterimanya
gugatan dalam konpensi, tidak dengan sendirinya gugatan
rekonpensi ikut tidak diterima (Yahya Harahap, Hukum Acara
Perdata, hal 478).
Majlis hakim harus memahami bahwa gugat rekonpensi, yang
dapat ditarik sebagai tergugat rekonpensi terbatas pada penggugat
konpensi, maka apabila gugat rekonpensi penggugatnya
melibatkan selain penggugat konpensi, hakim harus menolaknya,
namun dalam hal komulasi subyektif yang ada pada penggugat
konpensi, penggugat rekonpensi dapat mengajukan sebagian dari
penggugat konpensi dijadikan tergugat rekonpensi, hal ini
Hal. 30 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
dihubungkan dengan gugatan rekonpensi tidak mempunyai
koneksitas penuh dengan gugatan konpensi.
Acuan lain yang harus diingat oleh majlis hakim adalah
putusan MA nomor 636 K/Sip/1984, dilarang menarik sesama
tergugat rekonpensi menjadi tergugat rekonpensi.
PEMBUKTIAN
Majlis hakim yang memeriksa sengketa yang diajukan dalam
perkara waris, baik yang antara sesame ahli waris, ataupun antara
ahli waris dengan pihak diluar ahli waris seyogyanya mencari
kebenaran materiel, sejalan dengan acuan yurisprodendi putusan
MA nomor 3136 K/Pdt/1983 yang menyatakan tidak adanya
larangan dalam perkara perdata, majlis hakim menemukan
kebenaran materiel, dan jika kebenaran materiel tidak dapat
ditemukan, dicukupkan kebenaran formil.
Majlis hakim harus paham betul betul fakta-fakta yang tidak
perlu dibuktikan meliputi fakta-fakta yang khalayak umum
mengetahui tidak perlu dibuktikan, demikian juga fakta yang
ditemukan dalam persidangan serta hal-hal yang tidak dibantah,
atau bisa juga fakta yang dibantah, tapi bantahan tersebut tidak
disertai alasan.
Majlis hakim harus menyimak secara seksama sejak dari
gugatan, jawaban, replik dan duplik, mana yang sudah diakui
secara murni oleh tergugat dalam perkara waris tersebut, mana
yang diakui dengan klausula, mana yang dibantah dengan alasan
dan mana yang dibantah tanpa adanya alasan.
Hal. 31 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Majlis hakim yang memeriksa perkara waris dilarang
mengambil keputusan tanpa dasar pembuktian. Pembuktian akan
terujud apabila didukung dengan fakta.
Fakta yang dinilai hakim majlis perkara waris hanyalah fakta
yang didapat dalam persidangan yang bernilai pembuktian, yang
terbatas pada hal yang kongkret dan relevan (putusan MA nomor 71
K/Pdt/1984).
Majlis hakim dalam beban pembuktian haruslah adil dan arif,
kepada siapa masalah-masalah yang ada dalam sengketa waris
harus membuktikannya. bisa atas dasar undang-undang, teori hak,
serta kepatutan dalam mencari kebenaran fakta .
Majlis hakim cukup menilai pembuktian yang diajukan oleh
para pihak, baik yang lahir dari pengakuan murni, berklausula
tersebut.
Bukti pengakuan, jikalau dalam jawabannya tergugat mengakui
secara keseluruhan tanpa syarat, maka majlis hakim yang
memeriksa sengketa waris harus menerima secara utuh sebagai
fakta yang mengandung kebenaran (Rbg. Pasal 311).
Namun demikian Mahkamah Agung menseyogyakan agar
dalam memeriksa perkara perdata dalam hal adanya pengakuan
diperlukan kehati-hatian seorang hakim dalam memeriksa perkara,
hal ini dimaksudkan untuk menghindari rekayasa persekongkolan
kebohongan, seperti yang tertuang dalam putusan MA nomor 288
K/Sip/1973.
Penulis ilustrasikan dalam kasus yang mungkin akan terjadi ;
Seorang janda dengan 4 orang anak kandung, mendalilkan sebagai
ahli waris dari ayah anak-anak tersebut. Pewaris meninggalkan
Hal. 32 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
warisan tanah pekarangan dan rumah yang ditempati janda berikut
dua anak kandung, sedang yang dua lainya tinggal di tempat lain.
Tanah dan rumah tersebut oleh janda telah dijual pada orang
lain, dengan sepengatuan 2 orang anak kandungnya, dan telah
dibalik nama kan pembeli. Namun janda dan dua orang anak yang
selama ini tinggal dirumah tersebut tidak mau mengosongkan
rumah.
Ketika ada perintah eksekusi dari Pengadilan Negeri untuk
mengosongkan rumah tersebut, salah satu anak yang tinggal dalam
rumah di pekarangan tersebut mengajukan gugat waris ke
Pengadilan Agama Setempat dengan mendudukkan, janda dan dua
saudara kandung (yang tahu adanya penjualan)serta pembeli tanah
sebagai tergugat, sedang dua saudara kandung (yang tidak tahu
ada penjualan/versi penggugat) didudukkan sebagai turut tergugat.
Dalam persidangan penggugat selalu hadir, tapi para tergugat
yang terdiri dari janda dan dua saudara kandung (yang tahu adanya
penjualan) serta turut tergugat tidak pernah hadir. Jikalau saja
pembeli tanah juga tidak hadir, apakah hakim yang memeriksa
berani memutus secara verstek ?
Dengan menganggap dengan ketidak hadiran para tergugat adalah
pengakuan/pelepasan hak.
Disini diperlukan kejelian hakim dalam pemeriksaan perkara
tersebut sebagaimana acuan dari MA agar menghindari pengakuan
persekongkolan antara penggugat dengan tergugat.
Langkah selanjutnya dari hakim yang memeriksa adalah
dengan memilah dahulu mana yang sudah diakui secara murni,
Hal. 33 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
karena pengakuan tersebut adalah bukti sempurna yang tidak perlu
dibuktikan lagi (Rbg. Pasal 311 dan KUH Perdata pasal 1925).
Majlis juga harus memisahkan mana yang diakui dengan
klausula (KUH Perdata pasal 1924), diakui dengan kualifikasi dan
mana yang dibantah tanpa alasan dan juga bantahan yang disertai
alasan.
Langkah selanjutnya adalah pembuktian pada selain pengakuan
murni.
Dalam pembebanan pembuktian hakim bisa menggunakan
teori negative non sun probanda, teori hak, teori de lega
lata/menurut hokum positif, atau juga teori audioet alteram partem.
Pasal 285 Rbg dan 1865 KUH Perdata memberi arah bahwa
beban pembuktian itu dapat dibebankan pada ;
1. Penggugat
2. Tergugat
3. Penggugat maupun tergugat.
Khusus pembuktian dengan alat bukti surat, apabila isi surat
tersebut mengandung dua macam pengertian yaitu menguntungkan
dan merugikan penanda tangan surat , maka penanda tangan surat
tersebut layak dibebani untuk membuktikan positumnya (putusan
MA nomor 74 K/Sip/1955)
Penulis sependapat dengan pendapat Prof. DR. R.
SUBEKTI, SH yang menyatakan bahwa beban pembuktian adalah
persoalan yuridis yang dapat diperjuangkan sampai tingkat kasasi.
Adapun yang disangkal oleh tergugat dengan sangkalan yang
beralasan, maka menjadi kuwajiban penggugat untuk
Hal. 34 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
membuktikannya dengan alat-alat bukti, baik yang berupa alat
bukti tulis, sumpah, saksi, dan persangkaan.
Masing-masing alat bukti tetulis tersebut akan dinilai majlis sesuai
criteria masing-masing.
Dalam hal tergugat memberikan jawaban , baik yang secara
lisan maupun tertulis, maka majlis harus secara jeli untuk memilah
dulu, mana dalil penggugat yang diakui tanpa syarat/murni,
pengakuan tersebut menurut pasal 1925 KUH Perdata mempunyai
kekuatan pembuktian sempurna, mengikat dan menentukan,
implikasinya adalah penggugat tidak perlu membuktikan.
Apabila tergugat mengakui semua dalil penggugat secara
tegas, maka majlis hakim terikat dengan pengakuan tersebut dan
bentuk pengakuan tersebut mengakhiri pemeriksaan.
Adapun jikalau dalam jawabannya tergugat mengakui
dengan pengakuan berklausula maka kekuatan pembuktiannya
sebatas bersifat bebas, tidak sempurna dan tidak mengikat serta
sifat kekuatan pembuktiannya hanya sebatas alat bukti permulaan,
perlu didukung dengan bukti lain.
Namun apabila tergugat hanya mengakui secara bulat hanya
sebagian, maka hanya yang diakui secara murni itu yang tidak
perlu dibuktikan, selainya perlu dan harus dibuktikan para pihak.
Majlis hakim setelah membebani pihak untuk membuktikan
selain yang diakui secara murni, jika pihak menggunakan alat bukti
tulis, majlis harus membedakan alat bukti tulis itu apa, akta autentik
(Rbg. Pasal 285 dan KUH Perdata pasal 1820), akte dibawah
tangan (Rbg. Pasal 288 dan KUH Perdata pasal 1875), masing-
masing dengan kekuatan mengikat maupun sempurnanya.
Hal. 35 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Dalam hal menilai akte autantik kekuatannya sempurna dan
mengikat, namun juga harus dipahami bisa dipatahkan dengan
bukti lawan sedemikian setara dan sempurna yang bisa
menggoyahkanya (pasal 314 Rbg, 1870 KUH perdata).
Contoh kongkrit adalah putusan MA nomor 3759 K/Pdt/1991
Mahkamah AGung mematahkan surat kematian yang dibuat lurah
dilumpuhkan dengan keterangan dua orang saksi.
Majlis hakim dalam menilai kekuatan Akta autentik yang
diingkari oleh lawan (pasal 1876 KUH Perdata) ketika dipatahkan
kekuatannya dengan bukti lawan yang setara kekuatan
pembuktiannya maka akan menjadi tidak sempurna dan tidak
mengikat, hanya menjadi bukti permulaan tulisan, untuk
sempurnanya dalam pembuktian harus didukung dengan alat bukti
lain.
Hal lain yang harus disimak adalah, alat buktu akte autentik
itu dibuat harus untuk kepentingan orang lain.
Dalam hal akte dibawah tangan dua pihak/lebih, maka
kekuatan pembuktiannya mengikat ketika para pihak mengakuinya,
tetapi apabila ada pihak yang mengingkari , maka tidak mempunyai
nilai pembuktian, pengingkaran tersebut berlaku bagi yang
mewakili serta ahli waris dari adanya ABT tersebut sesuai
ketentuan dari pasal 1876 KUH Perdata.
Dalam hal pembuktian dari penggugat dibantah dengan
alasan, maka penggugat wajib membuktikannya dengan alat-alat
bukti yang dipunyainya.
Untuk membuktikan, tentang kedudukan penggugat sebagai
ahli waris, maka penggugat dapat mengajukan bukti tulis berupa
Hal. 36 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
akta autentik baik berupa putusan pengadilan tentang Penetapan
ahli waris dari pewaris, yang kekuatannya mengikat bagi hakim
bahwa para ahli waris yang tertera dalam penetapan ahli waris
adalah ahli waris dari pewaris.
Penetapan tersebut mengikat semua yang tercantum
didalamnya, ahli waris tidak boleh mengingkari hak kewarisan
ataupun tanggung jawab yang harus dilaksanakan sebagai
kewajiban hokum dari apa yang ditinggalkan pewaris.
Namun apabila tergugat membantah atau menyatakan
bahwa ada ahli waris lain yang belum termuat dalam penetapan
tersebut, tergugat dalam bantahannya harus bisa membuktikan
dengan alat bukti yang setara kekuatan pembuktiannya.
Bagi penggugat alat bukti tulis tersebut ketika ada bukti
lawan yang setara, kekuatan pembuktiannya menjadi hanya bukti
permulaan tulis, yang untuk sempurna dan mengikat perlu
ditambah dengan bukti lain, umpamanya dengan keterangan dua
orang saksi yang menyatakan bahwa ahli waris yang tertera dalam
penetapan ahli waris benar/kesaksianya hanya menyebut ahli
waris sama dengan yang yang ada dalam PAW., yang ternyata
bantahan tergugat tidak benar, karena yang tidak tersebut dalam
PAW.,Adalah anak angkat dari pewaris, atau ternyata memang ada
istri lain dari wanita yang merupakan ibu penggugat, namun telah
diceraikan Pewaris sebelum meninggalnya Pewaris.
. Dalam hal penggugat untuk menguatkan dalil yang dibantah
tergugat kan menggunaka alat bukti saksi, maka ketentuan formil
mengenai saksi adalah ; saksi adalah orang yang cakap sebagai
Hal. 37 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
saksi, bersedia bersumpah/berjanji, diperiksa satu persatu, didepan
sidang Pengadilan putusan MA. Nomor 38 K/Sip/1954.
Menurut pasal 165-170 Rbg menjadi saksi dalam perkara perdata
adalah kuwajiban hokum tetapi tidak imperative, namun demikian
ada yang berpendapat menjadi saksi adalah imperative, ketika tidak
mau bisa dipaksakan dan dianggap melakukan contempt of court.
Syarat formil saksi adalah ;
- Cakap berbuat hokum
- Terbebas dari kuwajiban mendundurkan diri dari saksi, pasal
174 Rbg.
- Mengucapkan sumpah pasal 175 Rbg atau janji pasal 177 Rv.
Adapun syarat materiel saksi adalah ;
- Minimal dua orang, Keterangan satu saksi adalah tidak sah
sebagai alat bukti, pasal 1905 KUH Perdata (unus testis nullus
testis). Untuk dianggap sebagai alat bukti bisa dilengkapi
dengan, alat bukti tulis, persangkaan, pengakuan dan sumpah.
- Keterangan saksi berdasarkan alasan dan sumber dari mana
saksi tersebut mengetahuinya, pasal 1907 (1) KUH Perdata dan
pasal 308 RBG ayat 2, yang harus dilihat sendiri, dialami dan
didengar sendiri.
- Hal lain yang harus dicermati hakim adalah, hakim harus
memperhatikan kaitan satu saksi dengan saksi lainnya itu ada
kesesuain dan kecocokan atau tidak (Rbg. Pasal 309 dan KUH
Perdata pasal 1908).
- Saksi mempunyai kedudukan yang urgen dan relevan.
Hal. 38 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Untuk diterima kesaksianya ,Saksi berkewajiban untuk
memberikan keterangan yang berhubungan erat dengan
sengketa.
Dalam memeriksa saksi majlis harus melakukannya satu
persatu dari masing-masing saksi penggugat/tergugat.
Para pihak dalam persidangan ketika memeriksa saksi baik saksi
penggugat/tergugat berhak mengajukan pertanyaan dengan
urutan pihak yang mengajukan saksi berhak mengajukan
pertanyaan lebih dulu lewat ketua majlis.
Majlis hakim dapat menganulir pertanyaan para pihak,
sepanjang bentuk dan isi pertanyaan tidak urgen dan relevan
dengan pokok sengketa.
Saksi pun dapat menolak memberi jawaban atas pertanyaan
para pihak ketika menyangkut ketertiban umum, contoh adalah
rahasia jabatan.
Dalam rangka mencari kebenaran fakta, majlis hakim dapat
menggunakan bukti persangkaan, yang lahir dari undang-
undang (KEHPerdata pasal 1916) yang bisa dibantah dan tidak
bisa dibantah ataupun bukti persangkaan timbul dari fakta
persidangan.
Contoh persangkaan undang-undang yang tidak dibantah
adalah segala tindakan yang dilakukan orang yang belum
dewasa adalah batal demi hokum, atau segala akad yang di
dalamnya ada paksaan adalah menjadi alasan batalnya akad.
Untuk persangkaan berdasar undang-undang, yang dapat
dibantah(biasanya pada pasal tersebut termuat kata-kata kecuali
dapat dibuktikan sebaliknya) majlis hakim dapat mempedomani
Hal. 39 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
acuan bahwa berdasar pasal 289 Rbg dan pasal 1886 KUH
Perdata, segala alat bukti dapat digunakan untuk mematahkan
persangkaan.
Persangkaan berdasarkan/lahir dari fakta atau
persangkaan hakim diatur dalam pasal 1922 KUH Perdata dan
pasal 310 Rbg adalah persangkaan yang bersumber pada fakta
yang telah terbukti dalam persidangan untuk menyusun
persangkaan hakim.
Satu persangkaan ahakim bukanlah bukti yang sempurna dan
mengikat, untuk kesempurnaan dan mengikatnya minimal dua
bukti persangkaan, atau satu persangkaan ditambah bukti lain.
Majlis hakim dalam mencari kebenaran fakta, bisa juga
membebani penggugat/tergugat dengan alat bukti sumpah.
Alat bukti sumpah pengaturan tentang tata cara
pemeriksaanya diatur dalam pasal 182, 183, 184 dan 185 Rbg,
adapun nilai kekuatan pembuktiannya tertuang dalam pasal 314
Rbg, serta dalam KUH Perdata pasal 1929 sampai 1945.
Syarat formil sumpah pemutus adalah ;
- Dengan lisan yang diucapkan didepan hakim .
- Dihadiri pihak lawan.
- Tidak ada bukti lain pasal 1941 KUH Perdata.
Hal. 40 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
PUTUSAN.
Setelah selesai pembuktian, dan ditindak lanjuti dengan
kesimpulan masing-masing pihak, maka majlis hakim melakukan
musyawarah yang sifatnya tetutup.
Majlis hakim tidak boleh memihak dalam menentukan siapa yang
benar dan siapa yang salah.
Majlis hakim dalam menjatuhkan putusan harus menggali
fakta atau peristiwanya secara utuh.
Untuk dapat menyelesaikan perkara disidangkannya, maka
majlis harus diawali dengan pengetahuan majlis tentang duduknya
perkara yang sebenarnya, dan setelah majlis menganggap gugat
waris terebut telah terbukti, dengan jalan mengkonstatir peristiwa
menjadi sengketa, maka hakim harus menemukan hukumnya.
Dalam menjatuhkan putusan majlis hakim harus menuangkan
pertimbangan hokum yang jelas dan mencukupi.
Hal. 41 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Pertimbangan hokum Yang kurang jelas dan tida cukup dapat
dibatalkan (putusan MA nomor 443 K/Pdt/1986).
Majlis hakim Haruslah mempertimbangkan dan mengadili
seluruh bagian gugatan pasal 189 ayat (ayat 2) Rbg dan pasal 50
Rv, serta tidak boleh memutus lebih dari apa yang dituntut (ultra
petita) pasal 189 ayat (3) Rbg, yang harus diucapkan dalam sidang
yang terbuka untuk umum.
Dalam membuat putusan majlis hakim harus memuat dalil
gugatan/fundamentum petendi, mencamtumkan jawaban tergugat,
replik, duplik, diskripti fakta, pembuktian yang lengkap dan
pertimbangan hokum yang jelas.
Putusan mempunyai 3 kekuatan :
1. Kekuatan mengikat, artinya segala putusan adalah mengikat
bagipara pihak sampai pihak ketiga.
2. Kekuatan pembuktian.
3. Keuatan eksekutorial, artinya ketika amar putusan tidak dapat
dilaksanakan secara suka rela, maka bisa dipaksakan.
Pontianak, 28 Desember 2015
RUKIP AGUS PURWANTO
Hal. 42 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
EKSEKUSI
Cara-cara menjalankan putusan disebut Eksekusi. Yang
pengaturannya untuk Luar Jawa dan Madura tertuang dalam Rbg.
Dari pasal 206 sampai 240 dan pasal 258, sedangkan pasal-pasal
tentang Gizeling dari pasal 242 sampai 257 sudah tidak
diberlakukan lagi berdasarkan SEMA nomor 2/1964.
AZAS-AZAS EKSEKUSI
Pada azasnya pelaksanaan putusan adalah dilakukan secara
sukarela, namun apabila secara suka rela tidak dapat terlaksana,
maka tersedia lembaga yang namanya adalah Eksekusi.
Eksekusi dikandung maksud pelaksanaan putusan yang dilakukan
secara paksa terhadap pihak yang kalah.
Eksekusi hanya bisa dilaksanakan :
I. Terhadap putusan yang telah berkekuatan hokum tetap.
Apabila dalam putusan masih ada pihak yang melakukan upaya
hokum, maka putusan tersebut belum berkekuatan hokum tetap,
pasal 1917 KUH perdata, sebagaimana dalam putusan MA.
Nomor 1043 K/Sip/1971 menjelaskan meskipun salah satu pihak
tergugat tidak mengajukan banding atau kasasi, namun tergugat
lain mengajukan banding atau kasasi, putusan tersebut belum
BHT.
Namun demikian dalam beberapa hal ada pengecualiannya
yaitu :
1. Pelaksanaan Putusan serta merta/uitvoerbar bij voorraad
pasal 191 ayat (1) Rbg.
Hal. 43 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
2. Pelaksanaan Putusan Provisi, pasal 191 Rbg. Dan pasal 54,55
Rv.
3. Akte perdamaian yang dikukuhkan dalam putusan, karena
sejak tanggal perdamaian terjadi telah langsung bersifat
eksekutorial, pasal 154 Rbg.
4. Eksekusi terhadap grosse akta, pasal 258 Rbg. Pasal tersebut
mempersamakan perjanjian yang berbentuk grosse akta
dengan putusan yang BHT, jadi apabila ada wanprestasi pihak
yang dirugikan mengajukan eksekuisi ke pengadilan. Maka
akan dilaksanakan secara paksa.
5. Eksekusi hak tanggungan, dan jaminan fiducia, berdasar
undang-undang nomor 4 tahun 1996 dan undang-undang
nomor 42 tahun 1999, dapat mengajukan eksekusi ke
pengadilan, bahkan dimungkinkan tanpa lewat pengadilan
sepanjang dalam perjanjiannya termuat klausul “Kuasa
menjual sesuatu” (eigenmachtige veerkoop).
II. Amar Putusan bersifat condemnatoir.
III. Putusan tidak dijalankan secara suka rela.
Hal. 45 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
ILLUSTRASI PUTUSAN SENGKETA WARIS
ILLUSYRASI YANG DITOLAK
YANG BELUM DIPERTIMBANGKAN ADALAH :
1. Premintaan serta merta
2. Permintaan dwangson
3. Duduk perkaranya dalam persidangan diarahkan tiadak terbukti
Hal. 46 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
PUTUSAN
Nomor 00/Pdt.G/2015/PA.Ptk
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Pontianak yang memeriksa dan mengadili perkara
tertentu pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut,
dalam perkara Gugat Waris yang diajukan oleh ;
1. Sri Rahayu Binti H. MUHAMAD ; Perempuan, Warga Negara Indonesia,
Agama Islam, Pekerjaan Mengurus Rumah Tangga, Bertempat tinggal di
Villa Mas , Pontianak untuk selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT I ;
2. Purwocaroko Bin H. MUHAMAD .- ; Laki-laki, Warga Negara Indonesia,
Agama Islam, Bertempat tinggal di Jalan , Kota Pontianak, untuk
selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT II ;
3. Sriyati binti H. Muhamad .- ; Perempuan, Warga Negara Indonesia, Pekerjaan
Mengurus Rumah Tangga, Agama Islam, Bertempat tinggal di No.1, , Kota
Pontianak, untuk selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT III ;
4. BAGUS BIN MUHAMAD. - ; laki-laki, warga negara indonesia, agama
islam, pekerjaan pegawai negeri sipil, bertempat tinggal di jalan No.,
, Kota, Kota Pontianak, untuk selanjutnya disebut sebagai
PENGGUGAT IV ;
5. NARNI Binti H. MUHAMAD.- ; Perempuan, Warga Negara
Indonesia, Pekerjaan Mengurus Rumah Tangga, Agama islam,
Bertempat tinggal di No. , Kota Pontianak, untuk selanjutnya disebut
sebagai PENGGUGAT V ;
6. ARMIATI Binti H. MUHAMAD ; Perempuan, Warga Negara Indonesia,
Pekerjaan Mengurus Rumah Tangga, Agama Islam, Bertempat tinggal
di, Jakarta , untuk selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT VI
Hal. 47 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
7. KUSHENDARTI Binti H. MUHAMAD ; Perempuan, Warga Negara
Indonesia, Pekerjaan Mengurus Rumah Tangga, Agama Islam,
Bertempat tinggal di Jalan, Kota Pontianak, untuk selanjutnya d isebu t
sebagai PENGGUGAT VI I ; , yang dalam perkara
ini diwakili oleh kuasa hukumnya , yang selanjutnya
disebut Para Penggugat ;
M E L A W A N
1. KIRUN.- ; Laki-laki, Warga Negara Indonesia, Pekerjaan Anggota
Polri, Alamat, PONTIANAK, untuk selanjutnya disebut sebagai
TERGUGAT I ;
2. SUKANTI .- ; Perempuan, Warga Negara Indonesia, Pekerjaan
Mengurus Rumah Tangga, Alamat PONTIANAK, untuk selanjutnya disebut
sebagai TERGUGAT II,
TERGUGAT I dan TERGUGAT II ; diwakili oleh kuasanya Dr. ,
SH., MH., M. Si. , SH., , SH., SH., , SH., , SH.
MH., , SH. MH, , SH., , SH., dan , SH ;
3. , SH.- ; Selaku Pejabat Pembuat Akta
Tanah/Notaris yang berkedudukan di Pontianak, untuk selanjutnya disebut
sebagai TERGUGAT III ;
4. KEPALA KANTOR PERTANAHAN KOTA.- ; untuk selanjutnya
disebut sebagai TURUT TERGUGAT ; -
Pengadilan Agama tersebut ;
Setelah mempelajari berkas perkara yang bersangkutan;
Telah memeriksa kedua belah pihak di persidangan;
TENTANG DUDUK PERKARANYA
Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal yang
terdaftar di register perkara pada Kepaniteraan Pengadilan Agama Pontianak
Hal. 48 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Nomor : 00/Pdt.G/ /PA.Ptk tanggal telah mengemukakan hal-hal yang pada
pokoknya sebagai berikut :
1. Bahwa, Bahwa Almarhum H MUHAMMAD BIN DJAZULI menikah dengan seorang
perempuan yang bernama Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL dan telah
dikaruniai 7 (tujuh) orang anak yang masing-masing bernama :
- Purwocaroko Bin H. MUHAMAD .- (anak laki-laki/Penggugat II) ;
- Sriyati binti H. Muhamad (anak Perempuan/Penggugat III);
- BAGUS BIN MUHAMAD (anak laki-laki/Penggugat IV) ;
- Sri Rahayu Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat I) ;
- NARNI Binti H. MUHAMAD. (anak Perempuan/Penggugat V) ;
- ARMIATI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/PenggugatVI) ;
- KUSHENDARTI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat VII)
;
2. Bahwa dalam perkawinan antara H MUHAMMAD BIN DJAZULI menikah dengan
seorang perempuan yang bernama Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL telah
memperoleh harta bersama/gono-gini berupa sebidang tanah berikut bangunan
rumah yang berdiri di atasnya berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.0 dengan luas
M2 ( ) atas nama H MUHAMMAD BIN DJAZULI DAN DJUMIRAH Binti FAISAL
yang terletak di Jalan No. , RT.00/RW.0OO, Pontianak, dengan batas-batas
sebagai berikut :
- Sebelah Selatan dengan tanah Jalan ;
- Sebelah Utara dengan tanah Alm Pak ;
- Sebelah Timur dengan tanah Jalan ;
- Sebelah Barat dengan tanah ;
Selanjutnya dalam hal ini mohon disebut sebagai objek waris/harta peninggalan
Almarhum H MUHAMMAD BIN DJAZULI DAN DJUMIRAH Binti FAISAL ;
3. Bahwa almarhum H MUHAMAD BIN DJAZULI meninggal dunia pada tanggal 2005,
sedangkan istrinya yang bernama almarhumah DJUMIRAH binti FAISAL telah
meninggal dunia terlebi dahulu pada tanggal 2003 ;
4. Bahwa pada saat Almarhum H. MUHAMAD meninggal dunia ayahnya yang
bernama DJAZULI dan ibunya yang bernama FATIMAH juga telah meninggal dunia
terlebih dahulu dari almarhum , demikian juga dengan istrinya yang bernama
Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL pada saat meninggal dunia ayahnya yang
Hal. 49 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
bernama FAISAL dan ibunya yang bernama MUGINEM telah meninggal dunia
terlebih dahulu dari almarhumah. ;
5. Bahwa dengan meninggalnya Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005
dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL pada Tanggal 2003, maka Ahli Waris
Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH
Binti FAISAL adalah 7 (tujuh) orang yaitu :
a. Purwocaroko Bin H. MUHAMAD .- (anak Iaki-Iaki/Penggugat II) ;
b. Sriyati binti H. Muhamad (anak Perempuan/Penggugat III);
c. BAGUS BIN MUHAMAD (anak laki-laki/Penggugat IV) ;
d. Sri Rahayu Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat I) ;
e. NARNI Binti H. MUHAMAD. (anak Perempuan/Penggugat V) ;
f. ARMIATI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat VI) ;
g. KUSHENDARTI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat VII)
Hal tersebut sesuai dengan Penetapan ahli Waris No./Pdt.P/2014/PA.Ptk,
tertanggal Desember ;
7. Bahwa pada Tahun 1999 orang tua Para Penggugat (Almarhum H. MUHAMAD BIN
DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL) pernah meminta tolong
kepada Tergugat I dan Tergugat II untuk menjualkan tanah dan rumahnya yang
terletak di Jalan Pontianak Kota, Kota Pontianak dengan menyerahkan Sertifikat
Hak Milik atas tanah tersebut yaitu Sertifikat Hak Milik No.000 kepada Tergugat I
dan Tergugat II, kemudian dibuatlah Kuasa untuk menjual antara orang tua Para
Penggugat ( Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah
DJUMIRAH Binti FAISAL) kepada Tergugat I dan Tergugat II berdasarkan Akta
Kuasa untuk menjual No. , Tanggal 1999 yang dibuat oleh dan dihadapan
Notaris ,SH yang berkedudukan di Denpasar — Bali ;
8. Bahwa sebelum tindakan hukum untuk menjual tanah dan bangunan rumah tersebut
dilaksanakan oleh Penerima Kuasa (Tergugat I dan Tergugat II) ternyata kedua
orang tua Para Penggugat selaku Pihak Pemberi Kuasa telah meninggal dunia
terlebih dahulu ;
9. Bahwa dengan meninggal dunianya kedua orang tua Para Penggugat selaku Pihak
Pemberi Kuasa kepada Tergugat I dan Tergugat II, maka otomatis kekuasaan yang
diberikan kepada Tergugat I dan Tergugat II selaku Pihak Penerima Kuasa
berdasarkan Akta Kuasa untuk menjual No.00, Tanggal 1999 yang dibuat oleh dan
dihadapan Notaris , SH menjadi gugur/berakhir dan Tergugat I dan Tergugat II
Hal. 50 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
selaku Penerima Kuasa tidak lagi dapat melaksanakan urusan dalam hal ini menjual
hak atas tanah dan bangunan rumah atas nama orang tua Para Penggugat
(Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH
Binti FAISAL) ;
10.Bahwa dengan telah meninggal dunianya kedua orang tua Para Penggugat
Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH
Binti FAISAL pada tahun 2003, maka tanah dan bangunan rumah yang merupakan
harta peninggalan Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan
Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL yang terletak di Jalan , Kota Pontianak
berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.000 dengan luas M2 ( ) jatuh kepada
Ahli Warisnya yang sah yaitu Para Penggugat dan Sertifikat Hak Milik No.00 dengan
luas M2 ( ) atas nama Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan
Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL (orang tua Para Penggugat) yang berada di
tangan Tergugat I dan Tergugat II harus diserahkan kepada Para Penggugat selaku
Ahli Waris dari Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah
DJUMIRAH Binti FAISAL, namun sampai sekarang ini Sertifikat Hak Milik No.000
dengan luas M2 ( ) atas nama Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA
2005 dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL (orang tua Para Penggugat) tidak
juga diserahkan oleh Tergugat I dan Tergugat II kepada Para Penggugat, bahkan
harta peninggalan Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZUL dan
Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL berupa sebidang tanah berikut bangunan
rumah yang berdiri di atasnya berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.00 dengan luas
M2 ( persegi) yang terletak di Jalan Kota Pontianak, dan sejak meninggalnya
Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI Tahun 2005 tanah dan bangunan rumah
tersebut telah dikuasai oleh Tergugat I dan Tergugat II, bahkan Para Penggugat
dilarang untuk berkunjung ke rumah tersebut ;
11.Bahwa tanpa sepengetahuan dari Para Penggugat selaku Ahli Waris Almarhum
Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL,
Tergugat I dan Tergugat II berdasarkan Akta Kuasa untuk menjual No.00, Tanggal
1999 telah membuat Akta Jual Beli No.00/2010, Tertanggal 2010 melalui NotarIS
, SH (Tergugat III) yang mana di dalam Akta Jual Beli Tersebut yang bertindak
selaku Penjual dan Pembeli adalah diri Tergugat I dan Tergugat II sendiri, bahkan
sekarang ini berdasarkan Akta Jual Beli No.0/2010, Tertanggal 2010 tersebut
Sertifikat Hak Milik No.00 dengan luas M2 () atas nama Almarhum H. MUHAMAD
BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL telah dibaliknamakan
Hal. 51 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
menjadi atas nama Tergugat I dan Tergugat II oleh Tuirut Tergugat (Kepala Kantor
Pertanahan ) ;
12. Bahwa oleh karenanya perbuatan Tergugat I dan Tergugat II menjual tanah
peninggalan Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah
DJUMIRAH Binti FAISAL kepada diri Tergugat I dan Tergugat II sendiri tanpa
sepengetahuan dan tanpa ijin dari Para Penggugat selaku Ahli Waris Almarhum
Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti
FAISAL dengan dibantu Tergugat III adalah Perbuatan TIDAK BERDASAR
Hukum, dan disamping itu Jual Beli dan balik nama Sertifikat Hak Milik No.00
dengan luas M2 () atas nama Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan
Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL menjadi atas nama Tergugat I dan
Tergugat II adalah mengandung cacat hukum, karena pembuatannya didasarkan
pada Akta Kuasa untuk menjual No.00, Tanggal 1999 yang telah gugur/berakhir,
karena berdasarkan Pasal 1813 KUHPer salah satu sebab berakhirnya pemberian
kuasa adalah dengan meninggalnya si Pemberi Kuasa ataupun si Penerima
Kuasa, sehingga Jual Beli tanah dan bangunan rumah peninggalan Almarhum
Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH
Binti FAISAL dan proses balik nama Sertifikat Hak Milik No.0 dengan luas M2 ()
atas nama Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah
DJUMIRAH Binti FAISAL menjadi atas nama Tergugat I dan Tergugat II harus
tidak mempunyai kekuatan hukum dan menjadi tidak berlaku, untuk selanjutnya
tanah dan bangunan rumah peninggalan Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN
DJAZULIdan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL harus dikembalikan kepada
posisi semula dengan menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk segera
mengosongkan tanah dan bangunan rumah tersebut dan menyerahkan kepada
Para Penggugat selaku Ahli Waris Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN
DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL ;
13. Bahwa akibat perbuatan TIDAK BERDASAR HUKUM hukum yang telah dilakukan
Para Tergugat (Tergugat I, II, dan Ill) terhadap tanah dan bangunan rumah
peninggalan Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah
DJUMIRAH Binti FAISAL sangat merugikan Para Penggugat selaku Ahli Waris
Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH
Binti FAISAL, karena apabila tanah dan bangunan rumah tersebut disewakan per
tahunnya sebesar Rp.100.000.000,- yang dihitung sejak dikuasainya tanah dan
bangunan rumah tersebut oleh Tergugat I dan Tergugat II pada tahun 2005 hingga
Hal. 52 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
gugatannya ini diajukan, maka akan menghasilkan uang sebesar : 10 tahun X
Rp.100.000.000,- = Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) yang harus dibayarkan
oleh Para Tergugat kepada Para Penggugat secara tanggung renteng ;
14. Bahwa agar Para Penggugat tidak dirugikan lagi oleh Tergugat I dan Tergugat II,
karena ada kekhawatiran Tergugat I dan Tergugat II akan memindahtangankan
tanah objek sengketa tersebut kepada pihak lain, maka Para Penggugat mohon
untuk diletakkan Sita Jaminan atas sebidang tanah berikut bangunan rumah yang
berdiri di atasnya berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.00 dengan luas M2 () atas
nama Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti
FAISAL Kota Pontianak, dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah Selatan dengan tanah Jalan ;
- Sebelah Utara dengan tanah Alm ;
- Sebelah Timur dengan tanah Jalan ;
- Sebelah Barat dengan tanah ;
15. Bahwa Kepala Kantor Pertanahan Kota Pontianak turut dilibatkan di dalam perkara
ini selaku Turut Tergugat, dikarenakan Turut Tergugatlah yang telah memproses
balik nama Sertifikat Hak Milik yaitu Sertifikat Hak Milik No.00 dengan luas M2 ()
tersebut di atas, yang mana semestinya Turut Tergugat mengetahui bahwa tanah
tersebut adalah tanah dan bangunan rumah peninggalan Almarhum Almarhum H.
MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL, sehingga
Kepala Kantor Pertanahan Kota Pontianak harus dan patut ditarik sebagai Turut
Tergugat dalam perkara ini yang selanjutnya untuk mentaati atas putusan ini ;
16. Bahwa demi tegaknya hukum agar Para Tergugat tidak lalai dalam menjalankan
putusan, maka selayaknya apabila Penggugat mohon agar Para Tergugat
dihukum untuk membayar uang paksa (dwangsom) kepada Para Penggugat
sebesar Rp.1000.000,- (satu juta rupiah) per hari, setiap ia lalai memenuhi isi
Putusan terhitung sejak putusan telah mempunyai kekuatan hukum tetap ;
17. Bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat didasarkan pada bukti-bukti yang
kuat yang tidak dapat disangkal lagi kebenarannya oleh Para Tergugat, sehingga
putusan ini memenuhi syarat hukum untuk dinyatakan dapat dijalankan terlebih
dahulu walaupun ada bantahan, banding, atau kasasi dari Para Tergugat
(Uitvoorbaar Bij Voorrad) ;
Berdasarkan hal- hal yang telah Penggugat kemukakan tersebut di atas,
mohon kiranya agar Bapak Ketua Pengadilan Agama Kelas I-A Pontianak
Hal. 53 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
berkenan memanggil kedua pihak pada suatu hari sidang yang akan ditentukan
kemudian dan selanjutnya berkenan menjatuhkan putusan sebagai berikut:
1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat seluruhnya ;
2. Menyatakan sebagai hukum sita jaminan sah dan berharga ;
3. Menyatakan sebagai hokum Penetapan AhliWaris
No.0/Pdt.P/201/PA.Ptk, tertanggal yang ditetapkan oleh Majelis Hakim
Pengadilan Agama Pontianak adalah sah dan mempunyai kekuatan hukum ;
4. Menyatakan bahwa Para Penggugat adalah Ahli Waris yang sah dari
Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH
Binti FAISAL;
5. Menyatakan bahwa sebidang tanah berikut bangunan rumah yang berdiri di
atasnya berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.00 dengan luas M2 () atas
nama Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti
DJAZULI FAISAL yang terletak di Jalan Kota, Kota Pontianak, dengan batas-
batas sebagai berikut :
- Sebelah Selatan dengan tanah ;
- Sebelah Utara dengan tanah Ai ;
- Sebelah Timur dengan tana ;
- Sebelah Barat dengan tanah ;
Adalah harta peninggalan Almarhum H. MUHAMAD BIN FAISAL dan
Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL ;
6. Menyatakan Jual Beli dan proses balik nama atas tanah dan bangunan
rumah peninggalan Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan
Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL yang dilakukan oleh Tergugat I dan
Tergugat II yang dibantu oleh Tergugat III dan Turut Tergugat adalah
Perbuatan TIDAK BERDASAR Hukum, oleh karenanya Jual Beli tersebut
berikut Akta Jual Beli No./2010, Tertanggal 2010 dan proses balik nama
Sertifikat Hak Milik No.00 dengan luas M2 () semula atas nama Almarhum H.
MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL harus
dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum ;
Hal. 54 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
7. Menyatakan oleh karenanya penguasaan harta peninggalan Almarhum
Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL
yang telah dilakukan Tergugat I dan Tergugat II adalah PENGUASAAN
YANG TIDAK BERDASAR HUKUM Hukum ;
9. Menghukum dan memerintahkan kepada Tergugat I dan Tergugat II atau
siapa saja yang mendapatkan hak dari Tergugat I dan Tergugat II untuk
menyerahkan tanah dan bangunan rumah tersebut dalam keadaan kosong
kepada Para Penggugat tanpa syarat bila perlu dengan menggunakan
aparat Negara ;
10. Menghukum Para Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada Para
Penggugat atas perbuatan TIDAK BERDASAR hukum yang telah
dilakukannya menguasai harta peninggalan Almarhum Almarhum H.
MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL secara
melawan hak sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) yang harus
dibayarkan oleh Para Tergugat kepada Para Penggugat secara tanggung
renteng ;
11. Menghukum Para Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom)
kepada Para Penggugat sebesar Rp.1000.000,- (satu juta rupiah) per hari,
setiap ia lalai memenuhi isi Putusan terhitung sejak putusan telah
mempunyai kekuatan hukum tetap
12. Menetapkan menurut hukum putusan dalam perkara ini dapat dijalankan
terlebih dahulu walaupun ada bantahan, banding, atau kasasi dari Para
Tergugat (Uitvoorbaar Bij Voorrad) ;
13. Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam
perkara ini ;
14. Menghukum Turut Tergugat untuk mentaati putusan ini ;
Atau:
Mohon putusan yang seadil-adilnya ;
Bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan Penggugat
didampingi kuasa hukumnya dan para Tergugat I dan Tergugat II juga
didampingi kuasa hukumnya ,sedangkan tergugat III serta turur tergugat hadir
sendiri sipersdidangan dan kedua belah pihak telah diusahakan perdamaian
Hal. 55 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
melalui proses mediasi oleh Hakim mediator , SH pada tanggal dan
namun mediasi tersebut tidak berhasil , maka pemeriksaan dilanjutkan dengan
membacakan surat gugatan Penggugat yang oleh Penggugat menyatakan
tetap pada gugatannya dengan perubahan sebagai berikut ;
1. Bahwa di dalam gugatan Para Penggugat Tanggal 2015 pada halaman
Ketiga posita 1 (satu) disebutkan Bahwa Almarhum Almarhum H.
MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL dan telah
dikaruniai 7 (tujuh) orang anak yang masing-masing bernama :
Purwocaroko Bin H. MUHAMAD .- (anak laki-laki/Penggugat II) ;
Sriyati binti H. Muhamad (anak Perempuan/Penggugat III);
BAGUS BIN MUHAMAD (anak laki-laki/Penggugat IV) ;
Sri Rahayu Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat I) ;
NARNI Binti H. MUHAMAD. (anak Perempuan/Penggugat V) ;
ARMIATI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/PenggugatVl) ;
KUSHENDARTI Binti H. MUHAMAD (anak(anak
Perempuan/Penggugat VII) ;
Diubah menjadi :
Bahwa Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah
DJUMIRAH Binti FAISAL dan telah dikaruniai 8 (delapan) orang anak yang
masingmasing bemama :
Purwocaroko Bin H. MUHAMAD .- (anak laki-laki/Penggugat II) ;
Sriyati binti H. Muhamad (anak Perempuan/Penggugat III);
BAGUS BIN MUHAMAD (anak laki-laki/Penggugat IV) ;
Sri Rahayu Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat I) ;
NARNI Binti H. MUHAMAD. (anak Perempuan/Penggugat V) ;
ARMIATI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/PenggugatVI) ;
Hal. 56 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
KUSHENDARTI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat
VII)
SUKANTI BINTI H. MUHAMAD (anak Perempuan/Tergugat II) ;
2. Bahwa di dalam Posita 5 (lima) halaman Keempat gugatan Para
Penggugat semula disebutkan Bahwa dengan meninggalnya Almarhum
Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti
FAISAL 2003, maka Ahli Waris Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN
DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL adalah 7 (tujuh) orang
yaitu :
a. Purwocaroko Bin H. MUHAMAD .- (anak laki-laki/Penggugat II) ;
b. Sriyati binti H. Muhamad (anak Perempuan/Penggugat III);
c. BAGUS BIN MUHAMAD (anak laki-laki/Penggugat IV) ;
d. Sri Rahayu Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat I) ;-
e. NARNI Binti H. MUHAMAD. (anak Perempuan/Penggugat V) ;-
f. ARMIATI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat VI) ;
g. KUSHENDARTI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/ Penggugat
VII) ;
Hal tersebut diatas telah sesuai dengan Penetapan Ahli Waris
No.0/Pdt.P/201/PA.Ptk, tertanggal 2014 ;
Diubah menjadi :
Bahwa dengan meninggalnya Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN
DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL 2003, maka Ahli Waris
Almarhum Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH
Binti FAISAL adalah 8 (delapan) orang yaitu :
Hal. 57 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
a. Purwocaroko Bin H. MUHAMAD .- (anak laki-laki/Penggugat II) ;
b. Sriyati binti H. Muhamad (anak Perempuan/Penggugat III);
c. BAGUS BIN MUHAMAD (anak laki-laki/Penggugat IV) ;
d. Sri Rahayu Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat I) ;
e. NARNI Binti H. MUHAMAD.(anak Perempuan/Penggugat V) ;
f. ARMIATI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat VI) ;
g. KUSHENDARTI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat VII)
;
h. SUKANTI BINTI H.MUHAMAD (anak Perempuan/Tergugat II) ;
3. Bahwa di dalam Posita 6 (enam) halaman Keempat dan kelima gugatan
Para Penggugat semula disebutkan Bahwa pada Tahun 1999 orang tua
Para Penggugat (Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah
DJUMIRAH Binti FAISAL) pernah meminta tolong kepada Tergugat I dan
Tergugat II untuk menjualkan tanah dan rumahnya yang terletak di Jalan
Kota Pontianak dengan menyerahkan Sertifikat Hak Milik atas tanah
tersebut yaitu Sertifikat Hak Milik No.00 kepada Tergugat I dan Tergugat II,
kemudian dibuatlah Kuasa untuk menjual antara orang tua Para
Penggugat (Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah
DJUMIRAH Binti FAISAL) kepada Tergugat I dan Tergugat II berdasarkan
Akta Kuasa untuk menjual No.00, Tanggal 1999 yang dibuat oleh dan
dihadapan Notaris ,SH yang berkedudukan di Denpasar — Bali ;
Diubah menjadi :
Bahwa pada Tahun 1999 orang tua Para Penggugat dan Tergugat II
(Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti
FAISAL) pernah meminta tolong kepada Tergugat l dan Tergugat II untuk
Hal. 58 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
menjualkan tanah dan rumahnya yang terletak di Jalan Kota, Kota
Pontianak dengan menyerahkan Sertifikat Hak Milik atas tanah tersebut
yaitu Sertifikat Hak Milik No.00 kepada Tergugat I dan Tergugat kemudian
dibuatlah Kuasa untuk menjual antara orang tua Para Penggugat dan
Tergugat II (Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah
DJUMIRAH Binti FAISAL) kepada Tergugat I dan Tergugat II berdasarkan
Akta Kuasa untuk menjual No.00, Tanggal 1999 yang dibuat oleh dan
dihadapan Notaris , SH yang berkedudukan di Denpasar — Bali ;
4. Bahwa di dalam Posita 7 (tujuh) halaman Kelima gugatan Para Penggugat
semula disebutkan Bahwa sebelum tindakan hukum untuk menjual tanah
dan bangunan rumah tersebut dilaksanakan oleh Penerima Kuasa
(Tergugat I dan Tergugat II) ternyata kedua orang tua Para Penggugat
selaku Pihak Pemberi Kuasa telah meninggal dunia terlebih dahulu ;
Diubah menjadi :
Bahwa sebelum tindakan hukum untuk menjual tanah dan bangunan
rumah tersebut dilaksanakan oleh Penerima Kuasa (Tergugat I dan
Tergugat II) ternyata kedua orang tua Para Penggugat dan Tergugat II
selaku Pihak Pemberi Kuasa telah meninggal dunia terlebih dahulu
5. Bahwa di dalam Posita 8 (delapan) halaman Kelima gugatan Para
Penggugat semula disebutkan Bahwa dengan meninggal dunianya kedua
orang tua Para Penggugat selaku Pihak Pemberi Kuasa kepada Tergugat I
dan Tergugat II, maka otomatis kekuasaan yang diberikan kepada
Tergugat I dan Tergugat II selaku Pihak Penerima Kuasa berdasarkan
Akta Kuasa untuk menjual No. 00, Tanggal 1999 yang dibuat oleh dan
dihadapan Notaris , SH menjadi gugur/berakhir dan Tergugat I dan
Tergugat II selaku Penerima Kuasa tidak lagi dapat melaksanakan urusan
dalam hal ini menjual hak atas tanah dan bangunan rumah atas nama
orang tua Para Penggugat (Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan
Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL) ;
Hal. 59 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Diubah menjadi :
Bahwa dengan meninggal dunianya kedua orang tua Para Penggugat dan
Tergugat II selaku Pihak Pemberi Kuasa kepada Tergugat I dan Tergugat
II, maka otomatis kekuasaan yang diberikan kepada Tergugat I dan
Tergugat II selaku Pihak Penerima Kuasa berdasarkan Akta Kuasa untuk
menjual No., Tanggal 1999 yang dibuat oleh dan dihadapan Notaris ,
SH menjadi gugur/berakhir dan Tergugat I dan Tergugat II selaku
Penerima Kuasa tidak lagi dapat melaksanakan urusan dalam hal ini
menjual hak atas tanah dan bangunan rumah atas nama orang tua Para
Penggugat dan Tergugat II (Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan
Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL)
6. Bahwa di dalam Posita 9 (sembilan) halaman Kelima gugatan Para
Penggugat semula disebutkan Bahwa dengan telah meninggal dunianya
kedua orang tua Para Penggugat Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan
Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL , maka tanah dan bangunan rumah
yang merupakan harta peninggalan Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI
dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL, Kota Pontianak berdasarkan
Sertifikat Hak Milik No.00 dengan luas M2 ( persegi) jatuh kepada Ahli
Warisnya yang sah yaitu Para Penggugat dan Sertifikat Hak Milik No.00
dengan luas M2 () atas nama A H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan DJUMIRAH
Binti FAISAL (orang tua Para Penggugat) yang berada di tangan Tergugat I
dan Tergugat II harus diserahkan kepada Para Penggugat selaku Ahli
Waris dari Almarhum H. MUHAMAD BIN FAISAL dan Almarhumah DJUMIRAH
Binti FAISAL, namun sampai sekarang ini Sertifikat Hak Milik No.00 dengan
luas M2 () atas nama H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan DJUMIRAH Binti
FAISAL (orang tua Para Penggugat) tidak juga diserahkan oleh Tergugat I
dan Tergugat II kepada Para Penggugat, bahkan harta peninggalan
Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti
FAISAL berupa sebidang tanah berikut bangunan rumah yang berdiri di
atasnya berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.00 dengan luas M2 () yang
terletak di Pontianak Kota, Kota Pontianak, dan sejak meninggalnya
Hal. 60 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti
FAISAL tanah dan bangunan rumah tersebut telah dikuasai oleh Tergugat I
dan Tergugat II, bahkan Para Penggugat dilarang untuk berkunjung ke
rumah tersebut ;
Diubah menjadi :
Bahwa dengan telah meninggal dunianya kedua orang tua Para
Penggugat dan Tergugat II Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005
dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL pada tahun 2003, maka tanah dan
bangunan rumah yang merupakan harta peninggalan Almarhum H.
MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL yang
terletak Pontianak Kota, Kota Pontianak berdasarkan Sertifikat Hak Milik
No.00 dengan luas M2 () jatuh kepada Ahli Warisnya yang sah dan
Sertifikat Hak Milik No.00 dengan luas M2 () atas nama H. MUHAMAD BIN
DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL (orang tua Para
Penggugat dan Tergugat II) yang berada di tangan Tergugat I dan
Tergugat II harus diserahkan kepada Para Penggugat selaku Ahli Waris
dari Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA dan Almarhumah
DJUMIRAH Binti FAISAL, namun sampai sekarang ini Sertifikat Hak Milik
No.00 dengan leas M2 () atas nama H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005
dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL (orang tua Para Penggugat
dan Tergugat II) tidak juga diserahkan oleh Tergugat I dan Tergugat II
kepada Para Penggugat, bahkan harta peninggalan Almarhum H.
MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL berupa
sebidang tanah berikut bangunan rumah yang berdiri di atasnya
berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.00 dengan luas M2 () yang terletak di
Jalan, Kota Pontianak, dan sejak meninggalnya Almarhum H. MUHAMAD
BIN DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL pada
Tahun 2005 tanah dan bangunan rumah tersebut telah dikuasai oleh
Tergugat I dan Tergugat Ii, bahkan Para Penggugat dilarang untuk
berkunjung ke rumah tersebut ;
Hal. 61 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
7. Bahwa di dalam Petitum gugatan Para Penggugat pada halaman
kedelapan, kesembilan, dan kesepuluh semula disebutkan, sebagai
berikut:
1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat seluruhnya ;
2. Menyatakan sebagai hukum sita jaminan sah dan berharga ;
3. Menyatakan sebagai hokum Penetapan Ahli Waris No.0/Pdt.P/201/PA.Ptk,
tertanggAL 2014 yang ditetapkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama
Pontianak adalah sah dan mempunyai kekuatan hukum ;
5. Menyatakan bahwa Para Penggugat adalah Ahli Waris yang sah dari
Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti
FAISAL ;
6. Menyatakan bahwa sebidang tanah berikut bangunan rumah yang berdiri di
atasnya berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.90 dengan luas M2 () atas
nama H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH
Binti FAISAL yang terletak di Jalan Pontianak Kota, Kota Pontianak, dengan
batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Selatan dengan tanah Jalan;
Sebelah Utara dengan tanah Alm;
Sebelah Timur dengan tanah ;
Sebelah Barat dengan tanah ;
adalah harta peninggalan Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI
PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL ;
7. Menyatakan Akta Kuasa untuk menjual No.00, Tanggal 1999 yang dibuat
oleh dan dihadapan Notaris ,SH yang berkedudukan di Denpasar — Bali
dinyatakan mempunyai kekuatan hukum ;
8. Menyatakan Jual Bell dan proses batik nama atas tanah dan bangunan
rumah peninggalan Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005 dan
Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL yang dilakukan oleh Tergugat I dan
Tergugat II yang dibantu oleh Tergugat III dan Turut Tergugat adalah
Perbuatan TIDAK BERDASAR HUKUMHukum, oleh karenanya Jual Beli
Hal. 62 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
tersebut berikut Akta Jual Beli No.00/2010, Tertanggal 2010 harus
dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum ;
9. Menyatakan oleh karenanya penguasaan harta peninggalan Almarhum H.
MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL
yang telah dilakukan Tergugat I dan Tergugat II adalah PENGUASAAN
TIDAK BERDASAR Hukum ;
10. Menghukum dan memerintatikan kepada Tergugat I dart Tergugat atau
siapa saja yang mendapatkan hak dari Tergugat I dan Tergugat II untuk
menyerahkan tanah dan bangunan rumah tersebut dalam keadaan kosong
kepada Para Penggugat tanpa syarat bila perlu dengan menggunakan
aparat Negara ;
11. Menghukum Para Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada Para
Penggugat atas TIDAK BERDASAR hukum yang telah dilakukannya
menguasai harta peninggalan Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA
2005 dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL secara melawan hak sebesar
Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) yang harus dibayarkan oleh Para
Tergugat kepada Para Penggugat secara tanggung renteng ;
12. Menghukum Para Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom)
kepada Para Penggugat sebesar Rp.1000.000,- (satu juta rupiah) per
setiap ia Ialai memenuhi isi Putusan terhitung sejak putusan telah
mempunyai kekuatan hukum tetap ;
13. Menetapkan menurut hukum putusan dalam perkara ini dapat dijalankan
terlebih dahulu walaupun ada bantahan, banding, atau kasasi dari Para
Tergugat (Uitvoorbaar Bij Voorrad) ;
15. Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam
perkara ini ;
16. Menghukum Turut Tergugat untuk mentaati putusan ini ; -
Diubah menjadi :
1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat seluruhnya ;
2. Menyatakan sebagai hukum sita jaminan sah dan berharga ;
3. Menyatakan bahwa Para Penggugat dan Tergugat II adalah Ahli Waris yang
Hal. 63 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
sah dari Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH
Binti FAISAL;
5. Menyatakan bahwa sebidang tanah berikut bangunan rumah yang berdiri di
atasnya berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.90 dengan luas M2 (t) atas
nama H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH
Binti FAISAL, Kec. Pontianak Kota, Kota Pontianak, dengan batas-batas
sebagai berikut :
Sebelah Selatan dengan tanah Jalan ;
Sebelah Utara dengan tanaH;
Sebelah Timur dengan tanah Jala ;
Sebelah Barat dengan tanah ;
adalah harta peninggalan Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI
PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL;
6. Menyatakan Jual Beli dan proses balik nama atas tanah dan bangunan
rumah peninggalan Almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI PADA 2005 dan
Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL yang dilakukan oleh Tergugat I dan
Tergugat II yang dibantu oleh Tergugat III dan Turut Tergugat adalah
Perbuatan TIDAK BERDASAR Hukum, oleh karenanya Jual Beli tersebut
berikut Akta Jual Beli No.00/2010, Tertanggal 2010 harus dinyatakan tidak
mempunyai kekuatan hukum ;
7. Menyatakan oleh karenanya penguasaan harta peninggalan Almarhum H.
MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL yang telah
dilakukan Tergugat I dan Tergugat II adalah PENGUASAAN TIDAK
BEDASAR Hukum ;
8. Menghukum dan memerintahkan kepada Tergugat I dan Tergugat II atau
siapa saja yang mendapatkan teak dart Tergugat I dan Tergugat II untuk
menyerahkan tanah dan bangunan rumah tersebut dalam keadaan kosong
kepada Para Penggugat tanpa syarat bila perlu dengan menggunakan
aparat Negara ;
9. Menghukum Para Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada Para
Penggugat atas perbuatan TIDAK BERDASAR hukum yang telah
Hal. 64 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
dilakukannya menguasai harta peninggalan Almarhum H. MUHAMAD BIN
DJAZULI PADA 2005 dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL secara
melawan hak sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) yang harus
dibayarkan oleh Para Tergugat kepada Para Penggugat secara tanggung
renteng ;
10. Menghukum Para Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom)
kepada Para Penggugat sebesar Rp.1000.000,- (satu juta rupiah) per hari,
setiap ia lalai memenuhi isi Putusan terhitung sejak putusan telah
mempunyai kekuatan hukum tetap ;
11. Menetapkan menurut hukum putusan dalam perkara ini dapat dijalankan
teriebih dahulu walaupun ada bantahan, banding, atau kasasi dari Para
Tergugat (Uitvoorbaar Bij Voorrad) ;
12. Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam
perkara ini ;
13. Menghukum Turut Tergugat untuk mentaati putusan ini ;
Bahwa permohonan SITA JAMINAN PENGGUGAT DITOLAK OLEH MAJLIS
HAKIM
Bahwa tergugat I dan tergugat I memberikan jawaban tertulis yang pada
pokoknya adalah sebagai berikut ;
I. DALAM EKSEPSI
1. Eksepsi Tentang Perubahan Gugatan
Tergugat I dan Tergugat II Menolak Perubahan Gugatan Tertanggal 2015
Karena Telah Bertentangan Dengan Hukum Cara Perdata :
1. 1 Bahwa sesuai dengan Surat Panggilan (Relaas) sidang atas perkara
Nomor : /2015/PA.Ptk, tanggal 2015, maka pada tanggal 2015 telah
dilakukan persidangan awal atas perkara a quo, namun karena Tergugat
III dan Turut Tergugat belum hadir, karenanya pelaksanaan persidangan
Hal. 65 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
tersebut ditunda. Agenda persidangan awal ini pada intinya majelis
menanyakan identitas pihak-pihak termasuk Tergugat I dan Tergugat II
serta surat kuasa para Advokat-nya;
1. 2 Bahwa pada saat pelaksanaan persidangan berikutnya, tanggal 17 Maret
2015, Para Penggugat tiba-tiba menyerahkan Perubahan Gugatan
sebagai perubahan atas Gugatan Awal yang telah diajukan pada tanggal
2015;
1. 3 Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 127 Rv. (Reglement op de
Burgelijk rechtsvordering), dinyatakan : “Penggugat berhak untuk
mengubah atau mengurangi tuntutannya sampai perkara diputus, tanpa
boleh mengubah atau menambah pokok gugatan”. Selain itu, menurut
Soedikno Mertokusumo, sesuai dengan ketentuan Pasal 127 Rv.
perubahan dari pada gugatan diperbolehkan sepanjang pemeriksaan
perkara, asal saja tidak mengubah atau menambah “onderwerp van den
eis” (petitum, pokok tuntutan). Pengertian “onderwerp van den eis” ini di
dalam praktek meliputi juga dasar dari pada tuntutan, termasuk
peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar tuntutan (periksa Prof. Dr.
Sudikno Mertokusumo, S.H., Hukum Acara Perdata Indonesia,
Yogyakarta, Liberty, 2009, halaman 107-108);
1. 4 Bahwa selain doktrin di atas, beberapa putusan Mahkamah Agung RI,
yaitu : (1) Putusan Nomor : 434 K/Sip/1970, tanggal 11 Maret 1971; (2)
Putusan Nomor : 1043 K/Sip/1973, tanggal 13 Desember 1974; (3)
Putusan Nomor : 823 K/Sip/1973, tanggal 29 Januari 1976 dan (4)
Putusan Nomor : 226 K/Sip/1973, tanggal 17 Desember 1975, terkait
dengan perubahan gugatan, secara konsisten putusan Mahkamah
Agung tersebut menyatakan di dalam abstrak hukumnya, bahwa
perubahan gugatan diijinkan sepanjang tidak mengakibatkan perubahan
posita, bukan pokok gugatan dan tergugat tidak dirugikan haknya untuk
membela diri;
1. 5 Bahwa dasar awal dan pokok gugatan yang diajukan oleh Para
Penggugat adalah adanya Penetapan Pengadilan Agama Kelas 1-A
Pontianak, Nomor : 0/Pdt.P/201/PA.Ptk, tanggal 2014 (“Penetapan
Hal. 66 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
0292”), yang pada intinya menetapkan bahwa ahli waris almarhum H.
MUHAMAD BIN DJAZULI PADA dan Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL
adalah terdiri dari Para Penggugat (7 orang) tanpa mengakui Tergugat II
sebagai ahli waris;
1. 6 Bahwa setelah persidangan awal tanggal 2015 dan selanjutnya pada
tanggal 2015, Para Penggugat mengajukan Perubahan Gugatan yang
pada intinya merubah gugatan, bahwa semula tidak mengakui Tergugat
II sebagai ahli waris almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan
Almarhumah DJUMIRAH Binti FAISAL selanjutnya dalam Perubahan
Gugatan tersebut tiba-tiba mengakui jika Tergugat II adalah salah satu
ahli waris dari almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan Almarhumah
DJUMIRAH Binti FAISAL tanpa adanya penetapan ahli waris yang baru
dari pengadilan. Hal yang esensial dalam Perubahan Gugatan tersebut,
bahwa Para Penggugat telah menghilangkan fakta hukum adanya
Penetapan 0 yang menjadi dasar awal dan pokok pengajuan gugatan
tertanggal 2015 tersebut (Gugatan Awal);
1. 7 Bahwa mengacu pada ketentuan Pasal 127 Rv., doktrin serta beberapa
putusan Mahkamah Agung tersebut di atas, maka perubahan gugatan
yang seperti ini termasuk dalam kategori perubahan yang menyebabkan
terjadinya perubahan posita, pokok tuntutan (onderwerp van den eis) dan
sangat merugikan Tergugat I dan Tergugat II, sebagai berikut :
1. 8 asal muasal gugatan ini diajukan oleh Para Penggugat (7 orang) adalah
karena Para Penggugat merasa dirinya sebagai ahli waris dan
mempunyai hak waris atas obyek sengketa/harta peninggalan yang saat
ini secara sah telah dimiliki oleh Tergugat I dan Tergugat II;
1. 8 fakta hukum tentang ahli waris ini didasarkan pada bukti pokok dan awal
berupa Penetapan 00 yang telah diperolehnya oleh Para Penggugat
dalam persidangan yang terhormat Pengadilan Agama melalui suatu
metode pembuktian hukum sebagaimana mestinya, sehingga majelis
hakim berkeyakinan bahwa ahli waris a quo berjumlah 7 orang
(Penetapan 00) yang semuanya adalah Para Penggugat;
Hal. 67 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
1. 9 Perubahan Gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat dengan
menganulir ahli waris, yang semula berjumlah 7 orang berdasarkan
penetapan pengadilan, dirubah menjadi 8 orang termasuk Tergugat II
tanpa penetapan pengadilan baru sebagai dasar awal mengajukan
Perubahan Gugatan sangatlah absurd dan confuse serta merugikan
Tergugat I dan Tergugat II dalam membuat pembelaan dirinya. Terlebih
lagi persoalan ini telah Tergugat I dan Tergugat II adukan juga secara
pidana melalui pihak kepolisian, setidak-tidaknya Para Penggugat telah
memberikan keterangan palsu di depan persidangan saat itu sehingga
timbulah Penetapan 00, hal ini sangat merugikan Tergugat I dan
Tergugat II, khususnya dalam melakukan pembelaan diri terhadap
perkara a quo. Perubahan Gugatan yang semacam ini haruslah ditolak
karena melanggar asas-asas hukum acara perdata.
Berdasarkan argumentasi hukum tersebut di atas, sudah sepantasnya
Majelis Hakim yang mulia untuk menolak Perubahan Gugatan tersebut
dengan menyatakan bahwa Gugatan menjadi tidak diterima atau (niet
ontvankelijke verklaard/NO).
2. Eksepsi Tentang Gugatan Para Penggugat Prematur (Exceptio
Dilatoris) :
2. 1 Bahwa Penggugat I, Sdr. Sri Rahayu Binti H. MUHAMAD , telah
mengajukan permohonan penetapan ahli waris kepada Pengadilan
Agama Kelas I-A Pontianak, sebagaimana hal tersebut ternyata dalam
Penetapan Nomor: 0/ Pdt.P/201/PA.Ptk. tanggal 2014;
2. 2 Bahwa adanya Penetapan 00 tersebut sarat dengan adanya dugaan tindak
pidana, karena pada saat pemohon mengajukan permohonan penetapan
ahli waris di Pengadilan Agama Klas I-A Pontianak, Penggugat I diyakini
telah memberikan data dan keterangan di depan persidangan dan/atau
dokumen yang tidak benar dan/atau palsu dan/atau dipalsukan;
2. 3 Bahwa berdasarkan fakta, Tergugat II adalah anak kandung yang sah dari
suami istri almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah
Hal. 68 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
MUDJIRAH binti FAISAL, namun karena adanya suatu tujuan tertentu,
yaitu akan diajukannya gugatan kepada Tergugat II, maka nama Tergugat
II dengan sengaja tidak dicantumkan dalam permohonan yang diajukan
oleh Pemohon Penetapan/Penggugat I, sehingga pada saat Majelis Hakim
memberikan penetapan sebagaimana tercantum dalam Penetapan 00
yang menjadi ahli waris almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan
almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL hanyalah 7 (tujuh orang), yaitu
Penggugat I sampai dengan Penggugat VII (Para Penggugat);
2. 4 Bahwa atas pemberian keterangan palsu dalam Penetapan 00 tersebut,
Tergugat I telah melaporkan adanya dugaan tindak pidana kepada
Kepolisian Daerah Kalimantan Barat (Polda Kalimantan Barat) terhadap
Penggugat I dkk, sebagaimana tercantum dalam Tanda Bukti Lapor
Nomor : /Kalbar/SPKT, tanggal 2015, dengan dugaan tindak pidana
memasukkan keterangan palsu dalam akte otentik dan keterangan palsu
atau sumpah palsu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 266 KUHP
dan/atau Pasal 242 KUHP;
2. 5 Bahwa sehubungan dengan adanya laporan tersebut, saat ini Polda
Kalimantan Barat sedang melakukan penyidikan dengan cara melakukan
pemanggilan terhadap beberapa saksi untuk dimintai keterangan,
termasuk dalam hal ini pemanggilan terhadap Para Penggugat;
2.6 Bahwa mengingat masih adanya perkara lain yang sedang
diperiksa/berlangsung, yaitu perkara pidana atas Penetapan 00 yang
menjadi dasar pokok dan esensi pengajuan gugatan a quo, maka sudah
sepatutnya jika gugatan ini ditangguhkan sampai perkara pidana tersebut
diputus dan memiliki kekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde),
artinya perkara gugatan Para Penggugat ini menjadi premateur jika
dilanjutkan sebelum perkara pidananya berkekuatan hukum tetap;
2. 7 Bahwa sementara proses pidana ini berjalan, Para Penggugat tiba-tiba
telah mengajukan Perubahan Gugatan seolah-olah Penetapan 00 tidak
pernah diputuskan oleh Pengadilan Agama Klas I-A Pontianak, karenanya
sudah sepatutnya gugatan yang demikian dinyatakan tidak dapat diterima
(niet ontvankelijke verklaard/NO).
Hal. 69 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
3. Gugatan diajukan oleh bukan orang yang berhak (Eksepsi
diskualifikasi atau gemisaanhoedanigheid)
3. 1 Bahwa sebagaimana telah diterangkan di atas, obyek gugatan adalah
rumah yang semula dimiliki oleh pasangan suami isteri almarhum H.
MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL,
Pontianak yang diakui sebagai harta warisan versi Para Penggugat;
3. 2 Bahwa menurut Gugatan Awal, Para Penggugat mengakui, bahwa ahli
waris dari almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah
MUDJIRAH binti FAISAL didasarkan pada Surat Penetapan 00 yang pada
intinya ahli waris a quo terdiri dari Para Penggugat;
3. 3 Bahwa selanjutnya dalam Perubahan Gugatan, Para Penggugat
menyatakan, bahwa jumlah ahli waris menjadi 8 (delapan) orang, semula
7 (tujuh) orang, namun tanpa adanya dasar hukum yang jelas. Sudah
menjadi kewajiban hukum bagi Para Penggugat, bahwa dalam setiap
pengajuan gugatan terlebih dahulu atau sebelumnya harus dapat
menunjukkan/ membuktikan legal standing/kedudukan hukumnya sebagai
Penggugat baru kemudian membuat posita atau dalil-dalil gugatan. In
casu, Para Penggugat tidak pernah membuat penetapan baru terkait
dengan ahli waris sebelum mengajukan Perubahan Gugatan, padahal
penetapan waris atau keterangan waris merupakan asal muasal
kedudukan/legal standing ahli waris yang tidak bisa secara tiba-tiba
muncul tambahan ahli waris diluar Penetapan 00. Legal standing berupa
penetapan waris sejumlah 8 (delapan) orang mutlak diperlukan sebelum
ahli waris melakukan tuntutan-tuntutan hukum apapun, tanpa adanya hal
yang demikian, maka legal standing ahli waris/Para Penggugat menjadi
tidak jelas. Secara hukum Para Penggugat a quo belum dapat dinyatakan
sebagai ahli waris yang sah dari almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI
dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL, sehingga dengan demikian
gugatan ini patutlah dikesampingkan;
Hal. 70 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
3.4 Bahwa mengingat Para Penggugat bukanlah orang yang berhak untuk
mengajukan gugatan, karenanya Para Penggugat telah tidak memiliki
persona standi in judicio, sehingga menurut hukum baik Tergugat I
maupun Tergugat II sudah sepatutnya dapat mengajukan exceptio in
persona atas alasan diskualifikasi in person ini.
II DALAM POKOK PERKARA
1. Bahwa segala hal yang disampaikan Tergugat I dan Tergugat II di dalam
bagian Eksepsi tersebut di atas, secara mutatis-mutandis, mohon
dianggap termuat kembali di dalam bagian Pokok Perkara ini.
2. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menyangkal/membantah setiap dan
seluruh pernyataan, keterangan, klaim, dalil, posita, maupun petitum Para
Penggugat sebagaimana disampaikan Para Penggugat di dalam
Perubahan Gugatan dan Gugatan Awal, kecuali terhadap hal-hal yang
secara tegas diakui kebenarannya oleh Tergugat I dan Tergugat II.
Tanggapan Atas Posita Angka 1 Perubahan Gugatan
3. Bahwa dalam posita angka 1 Gugatan, Para Penggugat menyatakan
bahwa almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan menikah dengan
seorang perempuan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL dan telah
dikarunia 8 (delapan) orang anak yang masing-masing bernama :
Purwocaroko Bin H. MUHAMAD .- (anak laki-laki/Penggugat II) ;
Sriyati binti H. Muhamad (anak Perempuan/Penggugat III);
BAGUS BIN MUHAMAD (anak laki-laki/Penggugat IV) ;
Sri Rahayu Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat I) ;
NARNI Binti H. MUHAMAD.(anak Perempuan/Penggugat V) ;
Hal. 71 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
ARMIATI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat VI) ;
KUSHENDARTI Binti H. MUHAMAD (anak Perempuan/Penggugat VII)
;
SUKANTI BINTI H.MUHAMAD (anak Perempuan/Tergugat II) ;
4. Bahwa dalam Gugatan Awal, Para Penggugat hanya mengakui ahli waris
dari almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH
binti FAISAL sejumlah 7 (tujuh) orang, dan tidak mengakui Tergugat II
sebagai ahli waris dari orang tua Para Penggugat, namun setelah
dilakukan persidangan dengan agenda pemeriksaan para pihak,
kemudian pada sidang berikutnya tiba-tiba Para Penggugat mengajukan
Perubahan Gugatan, yaitu mengakui bahwa Tergugat II adalah juga
saudara kandung mereka, karenanya Para Penggugat menganggap
Tergugat II juga sebagai ahli waris;
5. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak posita Gugatan angka 1 ini
karena pengakuan Para Penggugat yang menyatakan ahli waris menjadi 8
(delapan) orang dari sebelumnya berjumlah 7 (tujuh) orang tidak memiliki
dasar hukum atau surat keterangan/penetapan waris sebagaimana
mestinya, mengingat berdasarkan Penetapan 00 yang diakui sebagai ahli
waris hanyalah sejumlah 7 (tujuh) orang yang terdiri dari Para Penggugat.
Dengan tidak adanya surat keterangan/penetapan waris sejumlah 8
(delapan) orang, maka dalil atau posita Gugatan tersebut menjadi confuse,
absurd dan tidak berdasar, karenanya dalil Para Penggugat ini sudah
sepantasnya ditolak.
Tanggapan Atas Posita Angka 2 Sampai Dengan Angka 4 Gugatan
Awal dan Angka 5 Perubahan Gugatan
6. Bahwa dalam posita angka 2 dan 3, Para Penggugat menyatakan, jika
tanah dan bangunan yang berdiri di atasnya berdasarkan Sertifikat Hak
Milik No. 00 dengan luas atas nama H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan
Hal. 72 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL, Kota Pontianak adalah merupakan
obyek waris/harta peninggalan almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI
dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL, yang masing-masing, yaitu
almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI meninggal 2005 dan
almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL 2003;
7. Bahwa sesuai dengan Buku II, Hukum Kewarisan – Kompilasi Hukum
Islam (KHI), Pasal 171 huruf c, definisi “ahli waris adalah orang yang saat
meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan
dengan pewaris, beragama islam dan tidak terhalang karena hukum untuk
menjadi ahli waris”. Sementara itu, menurut Pasal 171 huruf d KHI yang
dimaksud dengan “harta peninggalan adalah harta yang ditinggalkan oleh
pewaris baik yang berupa harta benda yang menjadi miliknya maupun
hak-haknya”. Selanjutnya yang dimaksud dengan Pewaris menurut Pasal
171 huruf b KHI adalah “orang yang pada saat meninggalnya atau yang
dinyatakan meninggal berdasarkan putusan pengadilan beragama islam,
meninggalkan ahli waris dan harta peninggalan”;
8. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dalil Para Penggugat yang
menyatakan, bahwa obyek sengketa (tanah dan bangunan ) adalah harta
peninggalan dari almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah
MUDJIRAH binti FAISAL, karena dari posita Gugatan a quo, Para
Penggugat telah dengan sengaja menghilangkan satu fakta hukum atau
setidak-tidaknya dengan sengaja telah menutup-nutupi hal tersebut, yaitu
bahwa pada tanggal Juni seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan
(-06-1999) telah terjadi kesepakatan jual beli atas obyek sengketa antara
almarhum almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah
MUDJIRAH binti FAISAL selaku penjual dengan Tergugat I dan Tergugat
II selaku pembeli;
9. Bahwa kesepakatan jual beli yang diaktualisasikan dengan Surat
Perjanjian Jual Beli tanggal Juni 1999 tersebut dibuat di bawah tangan,
selain ditandatangani oleh penjual (almarhum) dengan Tergugat I dan
Tergugat II selaku pembeli, maka guna memenuhi asas terang dalam
Hal. 73 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
jual beli ini, Penggugat II maupun Penggugat IV telah juga bertindak
sebagai saksi dengan membubuhkan tanda tangannya. Disamping itu
Surat Perjanjian Jual Beli tertanggal -06-1999 ini juga telah diketahui oleh
Lurah yang turut serta membubuhkan tanda tangannya dalam surat
dimaksud;
10. Bahwa dengan demikian, dari fakta tersebut telah jelas dan terang, bahwa
jual beli obyek sengketa a quo terjadi pada saat kedua orang tua Para
Penggugat dan Tergugat II masih hidup dan sehat, karenanya dengan
mengacu pada definisi harta peninggalan sebagaimana diamanatkan oleh
Pasal 117 huruf d KHI, maka obyek sengketa bukanlah merupakan harta
peninggalan dari almarhum almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan
almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, sudah sepatutnya posita gugatan
tersebut ditolak.
Tanggapan Atas Posita Angka 6 Sampai Dengan Angka 9
Perubahan Gugatan dan Angka 10 Gugatan Awal
11. Bahwa dalam posita angka 6 Perubahan Gugatan, Para Penggugat
menyatakan sebagai berikut “Bahwa pada tahun 1999 orang tua Para
Penggugat dan Terggugat II (almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan
almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL) pernah meminta tolong kepada
Tergugat I dan Tergugat II untuk menjualkan tanah dan rumahnya yang
terletak di Jalan, Kota Pontianak dengan menyerahkan Sertifikat Hak Milik
atas tanah tersebut yaitu Sertifikat Hak Milik No: 00 kepada Tergugat I
dan Tergugat II, kemudian dibuatlah Kuasa untuk menjual antara orang
tua Para Penggugat (almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan
almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL) kepada Tergugat I dan Tergugat II
berdasarkan Akta Kuasa untuk Menjual No. 00, Tanggal 1999 yang
dibuat oleh dan dihadapan Notaris , S.H. yang berkedudukan di
Denpasar Bali”;
Hal. 74 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
12. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dengan tegas dalil tersebut,
dengan argumentasi hukum, bahwa memang benar antara almarhum H.
MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL
dengan Tergugat I dan Tergugat II telah menanda-tangani Akta Kuasa
Untuk Menjual No. , Tanggal 1999 yang dibuat oleh dan dihadapan
Notaris , S.H., notaris di Denpasar, namun dasar pembuatan akta
tersebut bukanlah karena almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan
almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL meminta tolong Tergugat I dan
Tergugat II untuk menjualkan tanah dan bangunan rumahnya, tetapi
karena atas tanah dan bangunan tersebut telah terjadi kesepakatan jual
beli sebelumnya sebagaimana dapat dilihat pada Surat Perjanjian Jual
Beli tertanggal -06-1999 kepada Tergugat I dan Tergugat II selaku
pembeli;
13. Bahwa berdasarkan Surat Perjanjian Jual Beli tersebut, telah disepakati
harga jual beli adalah sebesar Rp 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta
rupiah) yang akan dibayarkan secara lunas selambat-lambatnya tanggal
Desember 1999, namun faktanya atas tanah dan bangunan tersebut telah
dibayarkan oleh Tergugat I dan Tergugat II secara bertahap sebagai
berikut :
a. Tahap I, tanggal -7-1999 sebesar Rp. 50.000.000,-
b. Tahap II, tanggal -09-1999 sebesar R. 100.000.000,-
c. Tahap III, tanggal -10-1999 sebesar Rp. 100.000.000,-
BERUPA SURAT KETERANGAN SEPIHAK YANG DITANDA TANGANI
PEWARIS
Dengan fakta yang demikian harus dipahami, bahwa ketika Kuasa
Untuk Menjual tersebut dibuat oleh pihak-pihak, Tergugat I dan Tergugat II
selaku pembeli telah menyelesaikan seluruh kewajiban pembayarannya
atau jual beli tersebut telah lunas;
14. Bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut diatas, dalil Para Penggugat
yang menyatakan kedua orang tua Para Penggugat dan Tergugat II
meminta tolong untuk menjualkan tanah dan bangunan adalah keliru, tidak
benar dan wajib untuk ditolak;
Hal. 75 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
15. Bahwa dalam suatu jual beli tanah, untuk sahnya suatu perjanjian jual beli,
harus dipenuhi 2 (dua) syarat, yaitu syarat materiil dan syarat formil. Yang
dimaksud dengan syarat material, antara lain adalah sebagai berikut :
a. Pembeli berhak untuk membeli tanah yang bersangkutan.
Maksudnya pembeli sebagai penerima hak harus memenuhi syarat
untuk memiliki tanah yang akan dibelinya. Menurut ketentuan Pasal
21 Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA), yang dapat mempunyai
hak milik atas tanah hanya Warga Negara Indonesia tunggal dan
badan-badan hukum yang ditetapkan oleh pemerintah. Dengan
demikian mengacu pada ketentuan pasal tersebut, Tergugat I dan
Tergugat II telah memenuhi persyaratan sebagai pembeli;
b. Penjual berhak untuk menjual tanah tersebut. Yang berhak menjual
suatu bidang tanah tentu saja si pemegang yang sah dari hak atas
tanah tersebut. Sesuai dengan Sertifikat Hak Milik No. 00, pemilik
tanah tercatat atas nama almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI
dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL. Karenanya almarhum H.
MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL
yang berhak untuk melakukan penjualan tanah dan bangunan
tersebut. Dengan demikian Surat Perjanjian Jual Beli tertanggal -06-
1999 telah dilakukan penjualan oleh penjual yang berhak, karenanya
syarat material telah terpenuhi.
c. Tanah hak yang bersangkutan boleh diperjual belikan dan tidak
sedang sengketa, berdasarkan ketentuan Pasal 20 UUPA, hak milik
dapat diperjual belikan.
Sementara yang dimaksud syarat formil adalah : pembuatan akta
jual beli dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (“PPAT”);
16. Bahwa berdasarkan Akta Kuasa Untuk Menjual No. , tanggal 1999 yang
dibuat oleh dan dihadapan , S.H., notaris di Denpasar, Tergugat I dan
Tergugat II selaku penerima kuasa dari almarhum H. MUHAMAD BIN
DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL bertindak selaku
penjual dengan Tergugat I dan Tergugat II selaku pembeli, telah
melakukan penandatangan Akta Jual Beli Nomor : 00/2010. Tgl. -2010,
Hal. 76 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
dibuat oleh PPAT , S.H, di Pontianak secara sah menurut hukum,
sehingga karenanya sertfikat tersebut telah dibalik nama atas nama
Tergugat I dan Tergugat II;
17. Bahwa benar tindakan hukum penandatangan Akta Jual Beli Nomor :
00/2010. Tgl. -2010 dilakukan setelah almarhum H. MUHAMAD BIN
DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL meninggal, namun
bukan berarti dengan meninggalnya almarhum almarhum H. MUHAMAD
BIN DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL, Akta Kuasa
Untuk Menjual tersebut gugur dan harus kembali kepada ahli warisnya,
dengan argumentasi hukum sebagai berikut :
17. 1 bahwa senyatanya antara penjual dan pembeli telah terjadi jual beli
obyek sengketa (tanah dan bangunan) sejak dibuatnya Surat Perjanjian
Jual Beli tanggal Juni 1999, artinya jual beli yang dilakukan penjual
(almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH
binti FAISAL) dengan pembeli (Tergugat I dan Tergugat II) telah
memenuhi pengertian prinsip jual beli tanah dalam hukum adat yang
diadopsi oleh ketentuan agraria sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 5
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Ketentuan Pokok-Pokok
Agraria, yang bersifat “tunai” (kontan) dan “nyata” (konkrit). Begitu pula
kalau disimak ketentuan Pasal 1457, Pasal 1458 dan Pasal 1459
KUHPerdata pada intinya juga menyatakan hal yang sama, bahwa jual
beli telah terjadi sejak kata sepakat sekalipun barangnya belum
diserahkan. Berdasarkan hal ini, sekali lagi harus dipahami, bahwa
meninggalnya penjual atau pemberi kuasa dalam jual beli a quo tidaklah
dapat menggugurkan kuasanya, mengingat jual belinya telah terjadi dan
pembayarannya lunas;
17. 2 bahwa setelah penjual dan pembeli membuat Surat Perjanjian Jual Beli
tanggal Juni 1999, pelunasan pembayaran harga atas obyek sengketa
telah dilakukan oleh Tergugat I dan Tergugat II pada tanggal Oktober
1999 dan akhirnya pada tanggal Oktober 1999, penjual dan pembeli
menanda tangani Akta Kuasa Untuk Menjual. Dari peristiwa ini dapat
dibuktikan, bahwa akta kuasa tersebut dibuat setelah pelunasan harga
Hal. 77 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
obyek sengketa terjadi. Keadaan inilah yang menjadi pengecualian atas
berakhirnya akta kuasa sebagaimana dimaksud oleh Pasal 1813
KUHPerdata, artinya walaupun Pemberi Kuasa a quo (almarhum H.
MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL)
telah meninggal dunia, namun karena kuasa-kuasa tersebut merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan atau merupakan satu kesatuan dari
suatu perjanjian atau kesepakatan jual beli yang telah dibayar lunas
(integrerend deel), in casu, Surat Perjanjian Jual Beli tanggal Juni 1999,
maka guna kepentingan Penerima Kuasa agar dapat menjalankan hak-
haknya untuk kepentingan dirinya sendiri, kuasa tersebut tetap berlaku.
17. 3Bahwa menurut beberapa doktrin juga diuraikan, bahwa pemberian kuasa
di dalam jual beli tanah (Akta Kuasa Untuk Menjual) merupakan bentuk
khusus yang tidak dapat digugurkan dengan Pasal 1813 KUHPerdata,
sepanjang kuasa tersebut diberikan karena : (1) adanya atau terikat pada
perjanjian sebelumnya, in casu, adalah terikat pada Surat Perjanjian Jual
Beli tanggal Juni 1999; (2) hak-hak pemberi kuasa sudah terpenuhi, in
casu, pemberi kuasa/penjual telah menerima pembayaran secara lunas
per tanggal Oktober 1999, sebelum Akta Kuasa Untuk Menjual dibuat
dan ditanda-tangani; (3) pelaksanaan jual beli diberikan hanya kepada
pihak pembeli/pihak penerima kuasa sendiri dan tidak terdapat hak
substitusi kepada orang lain, in casu, kuasa tersebut hanya diberikan
dan digunakan untuk kepentingan penerima kuasa/Tergugat I dan
Tergugat II, yaitu untuk menanda tangani akta jual beli kepada penerima
kuasa dan balik nama sertifikat ke atas nama penerima kuasa (Arikanti
Natakusumah, Muhani Salim, Warda Sungkar Alurmei, Pengoperan Hak
Atas Tanah Berdasarkan Perjanjian Menurut UUPA, Jakarta, Media
Notariat No. 4 Tahun II, 1987, halaman 172).
Dari arugumentasi tersebut dapat disimpulkan, bahwa sekalipun
pihak pemberi kuasa/penjual telah meninggal dunia, tidaklah dapat secara
umum diartikan, kuasa-kuasa yang telah diberikan a quo adalah gugur
sebagaimana pemahaman Para Penggugat yang harus ditolak;
Hal. 78 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
18. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dalil Para Penggugat pada
posita angka 9 Perubahan Gugatan yang menyatakan “dengan telah
meninggal dunianya kedua orang tua Para Penggugat dan Tergugat II,
Almarhum almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI pada tahun 2005 dan
almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL pada tahun 2003, maka tanah
tanah dan bangunan rumah yang merupakan harta peninggalan
almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH binti
FAISAL, Kota Pontianak berdasarkan Sertifikat Hak Milik NO. 00 dengan
luas m2 () atas nama H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan MUDJIRAH binti
FAISAL (orang tua Para Penggugat dan Tergugat II) yang berada di
tangan Tergugat I dan Tergugat II harus diserahkan kepada Para
Penggugat selaku Ahli Waris dari almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI
dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL, namun sampai saat ini
Sertifikat Hak Milik No. 00 dengan luas m2 () atas nama H. MUHAMAD
BIN DJAZULI dan MUDJIRAH binti FAISAL (orang tua Para Penggugat)
tidak juga diserahkan Tergugat I danb Tergugat II kepada Para
Penggugat ….”
19. Bahwa dalil tersebut keliru dan sudah sepatutnya untuk ditolak, karena
tanah dan bangunan atau obyek sengketa bukanlah merupakan harta
peninggalan, terlebih lagi telah dilakukan jual beli secara sah menurut
hukum pada saat kedua pemiliknya masih hidup dan sehat. Sehingga
sangatlah tidak beralasan jika Para Penggugat menyatakan harta
tersebut sebagai harta peninggalan dan wajib untuk dikembalikan kepada
Para Penggugat sebagai ahli waris;
20. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dan perlu meluruskan
pemahaman Para Penggugat yang menyatakan di dalam posita angka 10
Gugatan Awal, bahwa proses balik nama sertifikat obyek gugatan
menjadi atas nama Tergugat I dan Tergugat II adalah tanpa
sepengetahuan Para Penggugat yang diakuinya sebagai ahli waris.
Proses balik nama sertifikat obyek sengketa telah sah menurut hukum
karena didasarkan pada surat-surat dan fakta-fakta hukum yang benar,
yaitu sejak adanya Surat Perjanjian Jual Beli tertanggal Juni 1999;
Hal. 79 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
pelunasan harga obyek sengketa oleh Tergugat I dan Tergugat II terakhir
pada tanggal Oktober 1999 dilanjutkan dengan pembuatan Akta Kuasa
Untuk Menjual tertanggal Oktober 1999 hingga terakhir dengan
pembuatan Akta Jual Beli tertanggal 2010 adalah suatu rangkaian
peristiwa hukum dan perjanjian yang berkaitan dan tidak terpisahkan,
oleh karenanya tidak ada kuwajiban hukum dalam melakukan tindakan
hukum a quo untuk memberitahu atau meminta persetujuan ahli waris.
Tanggapan Atas Posita Angka 11 Sampai Dengan Angka 12
Gugatan Awal
21. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dalil dalam posita 11 dan 12
Gugatan Awal yang pada intinya menyatakan, bahwa Tergugat I dan
Tergugat II telah melakukan Perbuatan TIDAK BERDASAR HUKUM
karena telah menjual tanah peninggalan almarhum H. MUHAMAD BIN
DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL kepada Tergugat I
dan Tergugat II sendiri tanpa sepengetahuan dan tanpa ijin dari Para
Penggugat sebagai ahli waris almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan
almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL;
22. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II juga menolak pernyataan Para
Penggugat, bahwa sebagai akibat tindakaN yang dilakukan oleh Tergugat
I dan Tergugat II, yaitu menguasai tanah dan bangunan rumah
peninggalan almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah
MUDJIRAH binti FAISAL sejak tahun 2005 sangat merugikan Para
Penggugat, karena apabila tanah dan bangunan tersebut disewakan
harga sewa pertahun sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)
yang dihitung sejak tanah dan bangunan rumah dikuasai Tergugat I dan
Tergugat II pada tahun 2005 hingga gugatan ini diajukan, maka
menghasilkan uang sebesar : 10 X Rp. 100.000.000,- = Rp.
1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) yang harus dibayarkan secara
tanggung renteng oleh Para Tergugat;
Hal. 80 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
23. Bahwa benar Tergugat I dan Tergugat II telah menguasai tanah dan
bangunan rumah tersebut, namun penguasaan tersebut tidak pernah
dilakukan secara melanggar hukum, apalagi melanggar hak orang lain,
karena sudah sepatutnya dan sewajarnya sebagai pembeli, menguasai
tanah dan bangunan yang telah dibelinya secara sah. Justru seharusnya
tanah dan bangunan tersebut dikuasai oleh pembeli bukan di tahun 2005,
melainkan di tahun 1999 sejak pelunasan harga tanah dan rumah
tersebut, tetapi karena rasa hormat seorang anak dan menantu (Tergugat
II dan Tergugat I) kepada orang tua dan mertua (almarhum H. MUHAMAD
BIN DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH binti FAISAL), maka Tergugat
I dan Tergugat II rela dan ikhlas rumah tersebut tetap ditempati/dihuni
oleh almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah MUDJIRAH
binti FAISAL sampai akhir hayat mereka;
24. Bahwa atas penguasaan tanah dan bangunan rumah No. oleh Tergugat
I dan Tergugat II tersebut, tidak menimbulkan kerugian dalam bentuk
apapun terhadap Para Penggugat mengingat tanah dan bangunan
tersebut bukan merupakan harta peninggalan atau harta waris kedua
orang tua Para Penggugat, karena telah dilakukan penjualan secara sah,
dengan demikian secara hukum sudah sepatutnya dan selayaknya jika
tanah dan bangunan rumah tersebut diserahkan kepada pembeli, setelah
pembeli melakukan seluruh kewajiban yang telah disepakati oleh dan
antara penjual dengan pembeli. Oleh karena elemen-elemen di dalam
ketentuan Pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH
Perdata) tidak terpenuhi, karenanya permohonan ganti rugi sebesar Rp.
1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) yang diajukan oleh Para Penggugat
tersebut sudah sepatutnya dan selayaknya untuk ditolak atau tidak
dikabulkan seluruhnya;
Tanggapan atas Posita Angka 13 Gugatan Awal (Tentang Sita
Jaminan)
Hal. 81 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
25. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak permohonan sita jaminan
sebagaimana dinyatakan oleh Para Penggugat pada posita angka 13
Gugatan Awal, bahwa agar tidak dirugikan lagi oleh Tergugat I dan
Tergugat II, karena ada kekhawatiran Tergugat I dan Tergugat II akan
memindahkan obyek sengketa kepada pihak lain, maka Para Penggugat
mengajukan permohonan sita jaminan obyek sengketa, yaitu sebidang
tanah dan bangunan rumah yang berdiri di atasnya berdasarkan Sertifikat
Hak Milik No. 00 dengan luas m2 () atas nama H. MUHAMAD BIN
DJAZULI dan MUDJIRAH binti FAISAL, Kota Pontianak;
26. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 227 HIR/Pasal 261 RBg dinyatakan
sebagai berikut :
(1) Jika ada persangkaan yang beralasan, bahwa seorang yang
berhutang, selagi belum dijatuhkan keputusan atasnya atau selagi
putusan yang mengalahkannya belum dapat dijalankan, mencari akal
akan menggelapkan atau membawa barangnya baik yang tidak tetap
maupun yang tetap dengan maksud akan menjauhkan barang itu dari
penagih hutang, maka atas surat permintan orang yang
berkepentingan, ketua pengadilan negeri dapat memberi perintah,
supaya disita barang itu untuk menjaga hak orang yang memasukkan
permintaan itu, dan kepada peminta harus diberitahukan akan
menghadap persidangan pengadilan negeri yang pertama sesudah
itu untuk memajukan dan menguatkan gugatannya;
(2) Orang yang berhutang harus dipanggil atas perintah ketua akan
menghadap persidangan itu;
(3) Tentang orang yang harus menjalankan penyitaan itu dan tentang
aturan yang harus dituruti, serta akibat-akibat yang berhubungan
dengan itu maka Pasal 197, 198 dan 199 berlaku juga;
(4) Pada hari yang ditentukan itu, maka perkara diperiksa seperti biasa.
Jika gugatan itu ditolak, maka diperintahkan supaya dicabut
penyitaan itu;
(5) Pencabutan penyitaan itu didalam segala hal dapat diminta, jika
ditunjuk jaminan atau tanggungan lain yang cukup.
Hal. 82 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
27. Bahwa selanjutnya dijelaskan oleh Pasal 227 HIR maupun Pasal 720 Rv,
bahwa alasan pokok pengajuan permintaan sita adalah :
a. ada kekhawatiran atau persangkaan bahwa Tergugat :
- mencari akal untuk menggelapkan atau mengasingkan harta
kekayaannya dan;
- hal ini akan dilakukan selama proses pemeriksaan perkara
berlangsung;
b. kekhawatiran atau persangkaan itu harus nyata dan beralasan
obyektif :
- Penggugat harus dapat menunjukkan fakta tentang adanya
langkah-langkah Tergugat untuk menggelapkan atau
mengasingkan hartanya selama proses pemeriksaan
berlangsung;
- paling tidak Penggugat dapat menunjukkan indikasi obyektif
tentang adanya daya upaya Tergugat untuk menghilangkan atau
mengasingkan barang-barangnya guna menghindari gugatan.
Jika mencermati alasan yang diajukan oleh Para Penggugat terkait
sita jaminan di atas, yaitu adanya kekhawatiran Tergugat I dan Tergugat II
akan memindahkan obyek sengketa kepada pihak lain, maka alasan
tersebut tidak memenuhi persyaratan yang diatur di dalam Pasal 227 HIR.
Terlebih lagi alasan-alasan Para Penggugat tersebut tidak berdasar sama
sekali, mengingat tanah dan bangunan rumah obyek sengketa yang
terletak di Jalan No. , nyata-nyata secara hukum adalah milik Tergugat
I dan Tergugat II yang didapatkannya secara sah melalui suatu proses jual
beli tanah yang sesuai dengan hukum agraria di Indonesia, karenanya
sangatlah tidak beralasan jika Tergugat I dan Tergugat II dilarang untuk
mengalihkan atau memindahkan harta bendanya sendiri, jika hal itu
dikehendaki.
Tanggapan Atas Posita Angka 14 Gugatan Awal
28. Bahwa dalam posita angka 14 Gugatan Awal, Para Penggugat pada
intinya menyatakan “Bahwa Kepala Kantor Pertanahan Kota Pontianak
Hal. 83 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
turut dilibatkan selaku Turut Tergugat, karena Turut Tergugatlah yang
telah memproses balik nama Sertifikat Hak Milik No. 00 dengan luas m2
() meter persegi tersebut di atas, yang mana semestinya Turut Tergugat
mengetahui bahwa tanah tersebut adalah tanah dan bangunan rumah
peninggalan almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah
MUDJIRAH binti FAISAL, sehingga Kepala Kantor Pertanahan Kota
Pontianak harus dan patut ditarik sebagai Turut Tergugat dalam perkara
ini yang selanjutnya untuk mentaati atas putusan ini”.
29. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II secara tegas menolak dalil tersebut
karena Turut Tergugat adalah lembaga resmi pemerintah yang memiliki
kewajiban untuk melakukan proses balik nama sertifikat tanah, terlebih
lagi proses balik nama tersebut telah didahului dengan proses-proses
hukum perikatan yang sesuai dan lazim di dalam praktek kenotariatan
dengan aturan yang ada di bidang pertanahan.
Dari uraian tersebut sudah sepantasnya dalil Para Penggugat dalam
posita angka 14 Gugatan Awal untuk ditolak.
Tanggapan Atas Posita Angka 15 Gugatan Awal (Tentang
Dwangsom)
30. Bahwa dalam posita angka 15 Gugatan Awal, Para Penggugat pada
intinya menyatakan “Bahwa demi tegaknya hukum agar Para Tergugat
tidak lalai dalam menjalankan putusan, maka selayaknya apabila
Penggugat dihukum untuk membayar uang paksa (dwangsom) kepada
Para Penggugat sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) per hari, setiap
ia lalai memenuhi isi Putusan terhitung sejak putusan telah mempunyai
kekuatan hukum tetap”. Sementara itu di dalam petitum, Para Penggugat
diantaranya mengajukan tuntutan untuk : “Menghukum Para Tergugat
untuk membayar ganti rugi kepada Para Penggugat atas perbuatan
TIDAK BERDASAR hukum yang telah dilakukannya menguasai harta
peninggalan almarhum H. MUHAMAD BIN DJAZULI dan almarhumah
MUDJIRAH binti FAISAL secara melawan hak sebesar Rp.
Hal. 84 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) yang harus dibayarkan oleh Para
Tergugat kepada Para Penggugat secara tanggung renteng”.
31. Bahwa terkait dengan dwangsom, ahli hukum Soedikno Mertokusumo
berpendapat sebagai berikut : “Apabila hukuman itu tidak berupa
pembayaran sejumlah uang, maka dapat ditentukan bahwa pihak yang
dikalahkan dihukum untuk membayar sejumlah uang paksa selama ia
tidak memenuhi isi putusan. Pembayaran uang paksa ini hanya mungkin
terhadap perbuatan yang harus dilakukan oleh tergugat yang tidak terdiri
dari pembayaran sejumlah uang” (Prof. Dr. Soedikno Mertokusumo, S.H.,
Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta: Liberty, cetakan pertama
edisi ke delapan, Desember 2009, halaman 66).
32. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 606a Rv. dinyatakan bahwa :
“Sepanjang suatu keputusan hakim mengandung hukuman untuk sesuatu
yang lain, daripada membayar sejumlah uang, maka dapat ditentukan
bahwa sepanjang dan setiap kali Terhukum tidak memenuhi hukuman
tersebut, olehnya harus diserahkan sejumlah uang yang besarnya
ditetapkan dalam keputusan hakim, dan uang tersebut dinamakan uang
paksa”, sementara berdasarkan Pasal 606b Rv dinyatakan bahwa : “Bila
keputusan tersebut tidak dipenuhi, maka pihak lawan dari Terhukum
berwenang untuk melaksanakan keputusan terhadap sejumlah uang
paksa yang telah ditentukan tanpa terlebih dahulu memperoleh alas hak
baru menurut hukum”
33. Bahwa terkait dengan dwangsom, Soepomo sebagaimana dikutip oleh Dr.
Lilik Mulyadi, S.H., M.H. menyatakan, bahwa ”Pasal 606 a dan Pasal 606
b Reglement Rechtsvordering mengatur dihukumnya tergugat untuk
membayar uang paksa, jikalau dan sekedar ia tidak memenuhi apa yang
ditentukan dalam putusan hakim. Bagi Pengadilan Lanraad pada jaman
yang lampau telah dipersoalkan, apakah menghukum orang untuk
membayar uang paksa sebagai tersebut diatas, juga mungkin atau tidak.
Lanraad bandung memutuskan pada tangagl 13 April 1932 (T.137,M.108),
bahwa Tergugat yaitu seorang perempuan, jikalau 40 hari sesudahnya
melahirkan anak, tidak pulang kembali kerumahnya Penggugat, yaitu
Hal. 85 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
suaminya Penggugat terresbut, harus membayar Rp 10,- tiap-tiap hari ia
tidak memenuhi putusan hakim untuk pulang itu. Raad justisi Jakarta
dalam putusannya dalam putusannya tanggal 15 Juli 1931 (T.136, hal.
228) tidak mengijinkan pembayaran uang paksa untuk memenuhi
perjanjian jual beli oleh karena perjanjian itu tidak memuat sesuatupun
tentang uang paksa. Laanraad Madiun, dalam putusannya tanggal 20
Oktober 1934 (T.143, hal. 295( menerima tuntutan pembayaran kerugian
15 sen tiap-tiap hari Tergugat menggalang Penggugat untuk memakai
suatu jalan).
(Dr. Lilik Mulyadi, S.H., M.H., Tuntutan Provisionil dan Uang Paksa
(Dwangsom) Dalam Hukum acara Perdata, Bandung, PT. Alumni Edisi I
Cetakan kesatu, 2012, hal. 172);
34. Bahwa terkait dengan permohonan uang paksa (dwangsom), Tergugat I
dan Tergugat II dengan tegas menolak karena sebagaimana diajukan di
dalam salah satu permohonan/petitum dalam Perubahan Gugatan, Para
Penggugat telah meminta ganti rugi pembayaran uang sejumlah Rp.
1.000.000.000 (satu milyar rupiah) sebagai konsekwensi tuntutan kepada
Para Tergugat, sementara itu, menurut aturan yang ada sebagaimana
disebutkan di atas, persyaratan mutlak untuk dapat mengajukan tuntutan
dwangsom atau uang paksa apabila hukuman itu tidak berupa
pembayaran sejumlah uang, oleh karenanya, jelas dan terang bahwa
tuntutan dwangsom tersebut tidak memenuhi ketentuan maupun doktrin
yang ada dan haruslah ditolak.
Tanggapan Atas Posita Angka 16 Gugatan Awal (Tentang
Uitvoorbaar Bij Vorrad)
35. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dalil Para Penggugat pada
posita angka 16 Gugatan Awal, “Bahwa oleh karena gugatan Para
Penggugat didasarkan pada bukti-bukti yang kuat yang tidak dapat
disangkal lagi kebenarannya oleh Tergugat, sehingga putusan ini
memenuhi syarat hukum untuk dinyatakan dapat dijalankan terlebih
Hal. 86 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
dahulu walaupun ada bantahan, banding, atau kasasi dari Para Tergugat
(Uitvoorbaar Bij Vorrad)”;
36. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 180 Ayat (1) HIR dinyatakan, bahwa
: “Ketua pengadilan negeri dapat memerintahkan supaya keputusan itu
dijalankan dahulu biarpun ada perlawanan atau bandingan, jika ada surat
yang syah, suatu surat tulisan yang menurut aturan yang berlaku dapat
diterima sebagai bukti atau jika ada hukuman lebih dahulu dengan
keputusan yang sudah mendapat kekuatan pasti, demikian jika dikabulkan
tuntutan dahulu, lagi pula di dalam perselisihan tentang hak kepunyaan”;
37. Bahwa berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI (SEMA RI)
Nomor : 3 Tahun 2000 juncto SEMA RI No. 4 Tahun 2001, Ketua
Mahkamah Agung memerintahkan kepada para Ketua Pengadilan Negeri
dan Ketua Pengadilan Agama serta para hakim Pengadilan Negeri dan
hakim Pengadilan Agama untuk mempertimbangkan, memperhatikan dan
mentaati dengan sungguh-sungguh syarat-syarat yang harus dipenuhi
sebelum mengabulkan tuntutan putusan serta merta (Uitvoorbaar Bij
Vorrad) dan putusan provisionil sebagaimana diuraikan dalam Pasal 180
ayat (1) HIR yang diperbarui dan Pasal 191 ayat (1) RBg serta Pasal 332
Rv;
38. Bahwa selanjutnya Ketua Mahkamah Agung juga memberikan petunjuk
agar para hakim tidak menjatuhkan putusan serta merta, kecuali dalam
hal-hal sebagai berikut :
a. Gugatan didasarkan pada bukti surat autentik atau surat tulisan
tangan yang tidak dibantah kebenaran tentang isi dan tanda
tangannya, yang menurut undang-undang tidak mempunyai kekuatan
bukti;
b. Gugatan tentang hutang piutang yang jumlahnya sudah pasti dan
tidak dibantahkan;
c. Gugatan tentang sewa menyewa tanah, rumah, gudang dan lain-lain,
dimana hubungan sewa menyewa sudah habis/lampau atau penyewa
terbukti melalaikan kewajibannya sebagai penyewa yang beritikad
baik;
Hal. 87 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
d. Pokok gugatan mengenai tuntutan pembagian harta perkawinan
(gono gini) setelah putusan mengenai gugatan cerai mempunyai
kekuatan hukum tetap;
e. Dikabulkannya gugatan provisionil dengan pertimbangan agar hukum
yang tegas dan jelas serta memenuhi Pasal 332 Rv.;
f. Gugatan berdasarkan putusan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap (inkracht van gewisjde) dan mempunyai hubungan
dengan pokok gugatan yang diajukan;
g. Pokok sengketa mengenai bezitsrecht
39. Bahwa dari seluruh posita maupun petitum yang diajukan oleh Para
Penggugat, tidak satupun Gugatan a quo telah memenuhi persyaratan
limitatif terkait dengan putusan serta merta, terlebih lagi terkait dengan
bukti berupa surat yang sah dan autentik, suatu surat tulisan yang
menurut aturan yang berlaku dapat diterima sebagai bukti, Para
Penggugat tentu akan mengalami kesulitan dan tidak akan dapat
membuktikannya, apalagi Sertipikat Hak Milik Nomor (obyek sengketa)
yang diakuinya sebagai harta peninggalan orang tua Para Penggugat dan
Tergugat II, senyatanya telah berpindah kepemilikannya secara sah
sebelum kedua orang tuanya meninggal dunia.
40. Bahwa terlebih lagi jika mengacu pada ketentuan SEMA No. 3 tahun 2000
dan SEMA No 4 Tahun 2001, maka gugatan yang diajukan oleh Para
Penggugat adalah bukan merupakan gugatan yang dikecualikan
sebagaimana dimaksud dalam SEMA tersebut;
Berdasarkan fakta-fakta hukum di atas, dikaitkan pula dengan
ketentuan yang ada, maka nyata dan terang persyaratan untuk mengajukan
agar putusan dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada bantahan,
banding, atau kasasi dari Para Tergugat (Uitvoorbaar Bij Vorrad) tidaklah
terpenuhi dan hanya illusi Para Penggugat belaka sehingga haruslah ditolak.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Tergugat I dan Tergugat II mengajukan
permohonan kepada Ketua Pengadilan Agama Kelas I-A Pontianak casu quo
Hal. 88 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini, untuk mengadili dan memutus
dengan amar putusan sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
1. Mengabulkan Eksepsi Tergugat I dan Tergugat II untuk seluruhnya;
2. Menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima untuk
seluruhnya (niet ontvankelijke verklaard/NO).
DALAM POKOK PERKARA :
1. Menolak Gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menghukum Para Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara ini.
ATAU : Jika Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).
Bahwa tergugat III mengajukan jawaban secara lisan yang pada
pokoknya menyatakan bahwa, apa yang telah ia lakukan selaku notaries dalam
hal jual beli dan balik nama telah sesuai prosedur, yang nanti akan tergugat III
buktikan dalam acara pemvuktian ;
Bahwa turut tergugat mengajukan jawaban secara lisan yangada
pokoknya menyatakan bahwa dalam rangka proses balik nama, telah sesuia
dengan aturan yang berlaku, yang nanti akan turut tergugat buktikan ;
Bahwa untuk menguatkan gugatannya para penggugat mengajukan
bukti berupa ;
A. SURAT-SURAT ;
1. Foto copy salinan penetapan ahli waris nomor; /Pdt/2014/Pa.Ptk
bermeterai cukup dan telah dicocokkan aslinya (P. 1);
2. Foto copy sertipikat no. an. H. MUHAMAD BIN JAZULI tidak ada
asilnya ;
B. SAKSI-SAKSI ;
1. M BIN H , tetangga
Hal. 89 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Dibawah sumpahnya memberikan kesaksian ;
Pewaris membeli tanah no dari dan telah dibalik nama kan
atas nama prwaris;
2. H BIN M , tetangga ;
Dibawah sumpahnya memberikan kesaksian ;
Pewaris membeli tanah no dari dan telah dibalik nama kan
atas nama prwaris;
Bahwa untuk menguatkan bantahanya tergugat I dan tergugat II,
mengajukan bukti berupa ;
A. SURAT-SURAT;
- Foto copy sertipikat no. atas nama tergugat I dan tergugat II bermeterai
cukup dan telah dicocokkan aslinya (T.I+II. 1); ;
- Foto copy Surat perjanjian jual beli dibawah tangan yang dibuat tahun 1999
yang ditanda tangani Pewaris, tergugat I dan tergugat II , Penggugat II dan
Penggugat IV (sebagai saksi), serta ditanda tangani pula oleh selaku
lurah setempat, bermeterai cukup dan telah dicocokkan aslinya (T.I+II 2);
- Foto copy 3 (TIGA) Kwitansi peneriman uang dibuat oleh pewaris yang
ditujukan pada tergugat I dan tergugat I bermeterai cukup telah dicocokkan
aslinya (T. I+II.3);
- Foto copi akte kuasa menjual bermeterai cukup dan telah dicocokkan aslinya
(T.I+II. 4) ;
- Foto cypy surat keterangan laboratorium foreksik, yang memcocokan tanda
tangan pewaris bermeterai cukup dan telah dicocokkan aslinya (T.I+II. 5);
B. SAKSI-SAKSI ;
1. NMA , mantan lurah ;
Dibawah sumpahnya memberikan keterangan
Saksi ikut menandatangan surat perjanjian jual beli pada tahun
1999 antara pewaris dan tergugat I dan tergugat II.
Pada surat perjanjian itu penggugat II dan penggugat IV ikut tanda
tangan sebagai saksi ;
2. NAMA ….. PEKERJAAN STAF NOTARIS
Hal. 90 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Dibawah sumpahnya memberikan keterangan ;
Saksi ikut tanda tangan dalam akte jual beli yang dibuat notaries
pada tanggal tahun 2010 ;
Saksi melihat ada perjanjian jual beli dibahawah tangan yang
ditanda tangani pewaris, tergugat I dan Tergugat II, serta dua
orang saksi, yang saya lupa namanya, serta ditanda tangani juga
oleh lurah setempat ;
Untuk menguatkan bantahannya tergugat III , menunjukan pada majlis
arsip/ catatan yang berhubungan dengan proses jual beli dan balik nama dan
atas nama pewaris menjadi atas nama tergugat I dan tergugat II, telah
dicocokan aslinya TIII.1 ;
Untuk menguatkan bantahannya TURUT tergugat , menunjukan pada
majlis arsip/ catatan yang berhubungan dengan proses jual beli dan balik nama
dan atas nama pewaris menjadi atas nama tergugat I dan tergugat II , Tetah
dicocokan aslinya TT.1;
Bahwa mengenai jalannya pemeriksaan semuanya telah dicatat dalam
berita acara persidangan perkara ini sehingga untuk mempersingkat putusan ini
cukuplah kiranya pengadilan menunjuk kepada berita acara tersebut sebagai
bagian yang tak terpisahkan dari putusan ini;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
DALAM EKSEPSI
Menimbang, bahwa Tergugat I dan Tergugat II dalam Eksepsinya mengajukan
keberatan dalam TIGA hal yaitu ;
1.Eksepsi tentang adanya perubahan gugatan.
2. Eksepsi tentang adanya keadaan yang masih premature/exception dilatoria.
3. Eksepsi tentang adanya Gugatan diajukan oleh orang yang tidakberhak
(Eksepsi diskualifikasi atau gemisaanhoedanigheid)
Hal. 91 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Menimbang bakwa Tergugat I dan Tergugat II mengajukan ekspsi
dalam TIGA hal, maka majlis hakim mempertimbangkannya ;
Menimbang bahwa, Tergugat I dan Tergugat II mengajukan Eksepsi
adanya perubahan gugatan. yang dalam uraiannyadari point 1. 3 sampai
dengan 1.7, majlis menilai Eksepsi tersebut telah menyangkut pokok perkara ;
Menimbang bahwa, Tergugat I dan Tergugat II mengajukan Eksepsi
adanya keadaan yang masih premature/exception dilatoria, yang dalam
uraiannya 2.1, 2.3, ada hubungannya dengan pokok perkara ;
Menimbang bahwa, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut,
maka Eksepsi Tergugat I dan Tergugat II patut untuk ditolak ;
Menimbang bahwa Eksepsi Tergugat I dan Tergugat II, perubahan
gugatan masuk kategori pokok perkara, maka Eksepsi penggugat patut untuk
ditolak ;
DALAM POKOK PERKARA
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Penggugat adalah sebagaimana
tersebut di atas;
Menimbang, bahwa gugatan Penggugat pada pokoknya adalah gugat
waris, yang mendalilkan objek berupa tanah warisan telah dijual belikan oleh
tergugat I dan Tergugat II, dan tanah tersebut telah dibuat Akta Jual beli serta
telah dibalik namakan yang melibatkan notaries dan kantor pertanahan;
Menimbang, bahwa setelah dibacakan gugatan Penggugat Majelis
Hakim telah menemukan hal-hal sebagai berikut:
Hal. 92 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Menimbang bahwa dalil-dalil penggugat dibantah para tergugat, maka
beban pembuktian dibebankan kepada kedua belah pihak ;
Menimbang bahwa keberatan tergugat tentang penetapan ahli waris
justru diakui juga kebenarannya bahwa tergugat II adalah salah satu anak dari
H. MUHAMAN BIN DJAZULI DENGAN MUDJIRAH BINTI FAISAL, maka
perubahan itu justru membuat terang gugat waris ;
Menimbang bahwa, berdasarkan bukti P. 1 yang dikuatkan dengan
keterangan dua orang saksi penggugat serta pengakuaan serta bukti tilis
T.I+II.1, maka, H. MUHAMAN BIN DJAZULI DENGAN MUDJIRAH BINTI
FAISAL semasa hidupnya telah mempunyai tanah … an H. MUHAMAN BIN
DJAZULI DENGAN MUDJIRAH BINTI FAISAL yang sekarang menjadi obyek
sengketa.
Menimbang bahwa berdasar kan bukti TI+TII 2, T.I+II.3 dan T.I
I+II.5, maka harus dinyatakan tanda tangan pewaris yang tertuang didalamnya
adalah sama.
Menimbang bahwa berdasarkan bukti, T.2 yang dikuatkan dengan
ketrangan dua orang saksi tergugat SERTA DIDUKUNG , T.I+II.3 dan T.I
I+II.5, maka, maka harus dinyatakan bahwa perjanjian jual beli dibawah tangan
itu telah terbukti adanya jual baeli antara pewaris dengan tergugat I dan
tergugat II ;
Menimbang bahwa berdasarkan TI+TII 2, T.I+II.3, T.I+II.4 dan T.I
I+II.5, SERTA KESAKSIAN dua orang saksi tergugat, harus dinyatakan bahwa
jual beli dan balik nama memang terjadi pada tahun 2010, yang didasari
Hal. 93 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
adanya jual beli tahun 1999, jual beli mana telah berlaku sejak 1999, mengingat
perjanjian jual beli sifatnya adalah konsensuel.
Menimbang bahwa jual beli tealah berlaku sejak 1999 , maka dalil
pnggugat tentang berakhirnya kuasa untuk menjual tidak dapat menafikan jual
beli dan balik nama., dan terbukti bahwa tanah nomo …… yang telah balik
nama bukanlah harta warisan Pewaris.
Menimbang bahwa para penggugat tidak dapat membuktikan tanah
adalah tirkah, maka gugatan penggugat patut untuk ditolak ;
Menimbang bahwa gugatan ditolah, maka dalil penggugat selain dan
selebihnya tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut.
Menimbang, bahwa oleh karena para Penggugat adalah pihak yang
kalah, maka berdasarkan pasal 192 ayat (1) R.Bg, biaya perkara ini
dibebankan kepada Penggugat;
Mengingat, segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang berkaitan dengan perkara ini;
MENGADILI
DALAM EKSESI
Menolak Eksepsi Tergugat
Hal. 94 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
DALAM POKOK PERKARA
1. MENOLAK GUGATAN PENGGUGAT
2. Menghuku para penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah ] ;
Demikian putusan DIMUSYAWARAHKAN PADA TANGGAL 2015 DAN
dijatuhkan pada hari Selasa tanggal 2015 Masehi bertepatan dengan tanggal
Hijriah oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Pontianak yang terdiri darI
sebagai Ketua Majelis, , dan masing-masing sebagai Hakim Anggota, ,
putusan tersebut dimusyawarahkan dandiucapkan pada hari itu juga oleh Ketua
Majelis dalam persidangan yang terbuka untuk umum, dengan dihadiri oleh
Hakim-hakim Anggota dan sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri pula oleh
kuasa hokum para Penggugat kuasa hukumTergugat I da tergugat II, Tergugat
III DAN turut tergugat ;
HAKIM ANGGOTA I, KETUA MAJELIS,
HAKIM ANGGOTA II,
PANTRA PNGGT
Hal. 95 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
ILLUSYRASI YANG DIKABULKAN
YANG BELUM DIPERTIMBANGKAN ADALAH :
2. Premintaan serta merta
3. Permintaan dwangson
4. Kepala putusan sama
5. Duduk perkaranya dalam persidangan diarahkan terbukti
Hal. 96 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Bahwa majlis hakim setelah mempertimbangkan alasan yang obyektif dari para
penggugat dan setelah mempertimbangkan jawaban tergugat tentng
permohonan sita, maka majlis dalam putusan selanya telah mengabulkan
permohonan sita jaminan yang diajukan penggugat ;
Baahwa untu menguatkan dalilnya penggugat mengajukan bukti ;
A. BUKTI TULIS ;
1. Foto copy sertipikat atas nama pewaris bermaterai cukup (P. I) ;
2. Foto copy salinan penetapan ahli waris nomor /2015 , bermaterai
cukup dan telah dicicikkan dengan aslinya (P. 2);
3. Foto copy Surat keterangan dari laboratorium forensic menerangkan,
tanda tangan yang termuat dalam 3 kwitansi dan surat perjnjin tidak sama
dengan yang tertera dalam ijazah,KTP, KK PEWARIS BERMETERAI
COCOK dan telah dicocokan aslinya (P.3) ;
B. SAKSI-SAKSI ;
1. NAMA M BIN H MANTAN sekdes ;
Dibawah sumpahnya memberikan kesaksian ;
Saksi adalah petugas yang ikut menyelesaikan ketika Pewaris beli
tanah dari seseorang ;
Saksi adalah yang menghantar dan menguruskan balik nana dari
penjual ke atas nama pewaris tahun 1981 ;
Sepengeatahua saksi tanah teersebut belum pernah diperjual
belikan ;
Tanah tersebut dibiarkan dalam kleadaan kosong ;
2. NAMA H BIN M, MANTAN KETUA RT
Dibawah sumpahnya memebrikan kesaksian ;
Saksi menjadi saksi ketika pewaris membeli tanah sengketa ;
Saksi pernah melihat, sertipikaT tanah tersebut atas nama pewris;
Tanah tersebut dibiarkan dalam kleadaan kosong ;
Hal. 97 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Sepengeatahua saksi tanah teersebut belum pernah diperjual
belikan ;
Bahwa untuk menguatkan bantahannya tergugat I dan tergugat II mengajukan
bukti berupa ;
A. SURAT-SURAT ;
1. Foto copy sertipikat atas nama tergugat I DAN Tergugat II, BERMETERAI
CUKUP, dan telah dicocokkan aslinya (T.I+II.1) ;
2. Foto copy 3 kwitansi pembayaran, bermeterai cukup dan telah dicocokan
dengan aslinya (T.I+II.2) ;
3. Foto copy srat perjanjian jual beli, bermeterai cukup dan telah dicocokan
dengan aslinya (T. I+II.3) ;
B. SAKSI-SAKSI ;
1. NAMA B BIN C, MANTAN KEPALA KELURAHAN.
Dibawah sumpahnya menyatakan ;
Saksi tidak pernah membantu dalam hal jual beli tanah sengketa ;
Saksi tidak tahu adanya jual beli tanah sengketa antara pewaris
dan tergugat I DAN Tergugat II ;
Saksi tidak pernah membubuhkan tanda tangan apapun yang ada
hubungannya dengan jual beli tanah sengketa antara pewaris dan
tergugat I dan tergugat II ;
Saksi menyatakan tanda tangan yang ada pada bukti T. I+II.3
ADALAH bukan tanda tangan saksi ;
2. NAMA D BIN E, PEKERJAAN MANTAN RW SETEMPAT ;
Dibawah sumpahnya memerikan ketrangan ;
Saksi diberitahu tergugat I dan tergugat II, katanya telah membeli
tanah sengketa dari pewaris ;
Bahwa untuk meringkas uraian ini, maka cukup kiranya hal ikhwal yang
tercantum dalam BA ini merupakan satu kesatuan ;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Hal. 98 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
DALAM EKSEPSI
Menimbang, bahwa Tergugat I dan Tergugat II dalam Eksepsinya mengajukan
keberatan dalam TIGA hal yaitu ;
1.Eksepsi tentang adanya perubahan gugatan.
2. Eksepsi tentang adanya keadaan yang masih premature/exception dilatoria.
3. Eksepsi tentang adanya Gugatan diajukan oleh orang yang tidakberhak
(Eksepsi diskualifikasi atau gemisaanhoedanigheid)
Menimbang bakwa Tergugat I dan Tergugat II mengajukan ekspsi
dalam empat hal, maka majlis hakim mempertimbangkannya ;
Menimbang bahwa, Tergugat I dan Tergugat II mengajukan Eksepsi
adanya perubahan gugatan. yang dalam uraiannyadari point 1. 3 sampai
dengan 1.7, majlis menilai Eksepsi tersebut telah menyangkut pokok perkara ;
Menimbang bahwa, Tergugat I dan Tergugat II mengajukan Eksepsi
adanya keadaan yang masih premature/exception dilatoria, yang dalam
uraiannya 2.1, 2.3, ada hubungannya dengan pokok perkara ;
Menimbang bahwa, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut,
maka Eksepsi Tergugat I dan Tergugat II patut untuk ditolak ;
Menimbang bahwa Eksepsi Tergugat I dan Tergugat II, perubahan
gugatan masuk kategori pokok perkara, maka Eksepsi penggugat patut untuk
ditolak ;
DALAM POKOK PERKARA
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Penggugat adalah sebagaimana
tersebut di atas;
Hal. 99 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
Menimbang, bahwa gugatan Penggugat pada pokoknya adalah gugat
waris, yang mendalilkan objek berupa tanah warisan telah dijual belikan oleh
tergugat I dan Tergugat II, dan tanah tersebut telah dibuat Akta Jual beli serta
telah dibalik namakan yang melibatkan notaries dan kantor pertanahan;
Menimbang, bahwa setelah dibacakan gugatan Penggugat Majelis
Hakim telah menemukan hal-hal sebagai berikut:
Menimbang bahwa dalil-dalil penggugat dibantah para tergugat, maka
beban pembuktian dibebankan kepada kedua belah pihak ;
Menimbang bahwa keberatan tergugat tentang penetapan ahli waris
justru diakui juga kebenarannya bahwa tergugat II adalah salah satu anak dari
H. MUHAMAN BIN DJAZULI DENGAN MUDJIRAH BINTI FAISAL, maka
perubahan itu justru membuat terang gugat waris ;
Menimbang bahwa tergugat III dan turut tergugat tidak hadir, walau telah
dipanggil secara sah patut dan resmi, dan ketidak hadirannya bukan dengan
alasan yang jelas, maka harus diartikan bahwa Tergugat III dan turut tergugat
telah merelakan kepentingannya, dianggap bentuk pengakuan ;
Menimbang bahwa, berdasarkan bukti P. 1 yang dikuatkan dengan
keterangan dua orang saksi penggugat serta pengakuaan serta bukti tilis T.1,
maka, H. MUHAMAN BIN DJAZULI DENGAN MUDJIRAH BINTI FAISAL
semasa hidupnya telah mempunyai tanah … an H. MUHAMAN BIN DJAZULI
DENGAN MUDJIRAH BINTI FAISAL yang sekarang menjadi obyek sengketa.
Menimbang bahwa berdasar kan bukti TI+TII 2, T.I+II.3 dibantah tentang
keaslian tanda tangan lurah yang menurut penggugat ikut tanda tangan, hal
mana saksi tersebut mengingkari tanda tangan yang tertuang dalam surat
Hal. 100 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
pwrjanjian, yang dikuatkan dengan bukti P.3 serta kesaksian saksi yang
menyatakan belum pernah ADA jual beli TANAH SENGKETA, sementara
pewaris telah meninggal , sedang dua saksi adalah penggugat II DAN IV, maka
harus dinyatakan bahwa perjanjian jual beli tersebut tidak pernah ada ;
Menimbng bahwa dalil T.I +II.2 TELAH DIPATAHKAN DENGAN BUKTI P.E
yang diajukan penggugat yang merupakan akte autentik, yang kekuatanya
mengikat dan sempurna, maka harus dinyatakan pembayaran dalam kwitansi
tersebut tidak pernah ada ;
Menimbang bahwa dalil tergugat I dan tergugat II tidak dapat melumpuhkan
gugatan penggugat, maka harus dinyatakan bahwa dengan tidak adanya jual
beli, maka tanah sengketa tersebut adalah tirkah pewaris yang harus dibagi
kepada semua ahli waris ;
Menimbang bahwa perkara ini telah diletakkan sita jaminan, maka dengan
dikabulkannya gugatan penggugat sita harus dinyatakan sah dan berharga ;
Menimbang bahwa permintaan dwangson penggugat tidak didukung bukti yang
kuat, sementara telah diletakkan sita maka dwangsoing patut untuk ditolak
permohonan serta merta patut untuk ditolak ;
Menimbang, bahwa oleh karena para Tergugat adalah pihak yang
kalah, biaya perkara ini dibebankan kepada para TeRgugat;
Mengingat, segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang berkaitan dengan perkara ini;
MENGADILI
Hal. 101 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
DALAM EKSESI
Menolak Eksepsi Tergugat
DALAM POKOK PERKARA
1. MENgabulkan gugatan penggugat GUGATAN PENGGUGAT sebagian dan
menolak yang selebihnya ;
2. menyatakan sah dan berharga sita jaminan
3. Menyatakan para penggugat dan tergugat II adalah AW dari pewaris
4. Menyatakan tanah sengketa adalah tirkah yang harus dibagi
5. Menetapkan bagian masing-masing ahli waris adalah :
Hal. 102 dari 102 hal. Buku saku pemeriksaan gugat waris
CATATAN ;
1. Gugat waris tersebut banyak kisi-kisinya antara lain ;
a. Ada perubahan gugatan.
b. Ada penetapan ahli waris yang dimasalahkan.
c. Ada permohonan sita, dwangson dan serta merta.
d. Ada kuasa menjual yang dipermasalahkan, karena pemberi kuasa telah
meninggal sebelum proses balik nama.
Perkara tersebut kalau dibuat putusan untuk contoh buku saku,
mungkin menarik, ketika perkara ini diformulasikan putus dengan putusan
Positif.
Contoh kasus ini telah di samarkan dari segi Subyek dan Obyeknya,
namun permasalahannya tetap apa adanya.