PEMERIKSAAN PENUNJANG-1

8
PEMERIKSAAN PENUNJANG Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, untuk menegakkan diagnosis dari hipotesis yang ada kami memikirkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium darah, SADT, dan aspirasi sumsum tulang. Selain itu untuk melengkapi, kami mengajukan pemeriksaan foto thorax. Dari skenario kasus didapatkan hasil pemeriksaan penunjang sebagai berikut : 1. Laboratorium darah a. Di Rumah Sakit Lampung Pemeriksaan Nilai Rujukan Hasil Pemeriksaan Interpretasi Hb 11-16 gr/dl 5 gr/dl Anemia. Pada anemia aplastik dan ALL bisa didapatkan kurangnya sel darah merah karena sumsum tulang yang tidak produktif dan penekanan dari proliferasi berlebihan sel limfosit. Leukosit 5.700 – 18.000 /uL 9400/uL Dalam batas normal. Namun tidak

description

holl

Transcript of PEMERIKSAAN PENUNJANG-1

Page 1: PEMERIKSAAN PENUNJANG-1

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, untuk menegakkan diagnosis

dari hipotesis yang ada kami memikirkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang

berupa pemeriksaan laboratorium darah, SADT, dan aspirasi sumsum tulang. Selain itu

untuk melengkapi, kami mengajukan pemeriksaan foto thorax.

Dari skenario kasus didapatkan hasil pemeriksaan penunjang sebagai berikut :

1. Laboratorium darah

a. Di Rumah Sakit Lampung

PemeriksaanNilai

Rujukan

Hasil

PemeriksaanInterpretasi

Hb 11-16 gr/dl 5 gr/dl Anemia.

Pada anemia aplastik dan

ALL bisa didapatkan

kurangnya sel darah merah

karena sumsum tulang yang

tidak produktif dan penekanan

dari proliferasi berlebihan sel

limfosit.

Leukosit 5.700 – 18.000

/uL

9400/uL Dalam batas normal.

Namun tidak menyingkirkan

hipotesis ALL karena pada

leukemia d\bisa didapatkan

kadar leukosit yang normal

(subleukemik)

Trombosit 150.000 –

450.000 /uL

7000/uL Trombositopenia.

Seperti eritrosit, trombosit

juga mengalami hak sama.

Pada anemia aplastik dan

ALL bisa didapatkan

kurangnya sel darah merah

karena sumsum tulang yang

Page 2: PEMERIKSAAN PENUNJANG-1

tidak produktif dan penekanan

dari proliferasi berlebihan sel

limfosit.

Differential count

Basofil

Eosinofil

Neutrofil Batang

Neutrofil Segmen

Limfosit

Monosit

Limfoblast

(dalam %)

0-1

1-3

3-5

50-70

22-35

4-6

-

0

0

0

19

80

1

0

Normal

Kurang dari normal

Kurang dari normal

Kurang dari normal

Lebih dari normal

Kurang dari normal

Normal.

Menggambarkan shift to the

left dengan hal yang

mencolok yakni

meningkatnya produksi sel

limfosit. Hal ini mendukung

hipotesis kami, yakni ALL.

LED < 10 mm/jam 138 mm/jam Lebih dari normal.

Pada keganasan bisa

didapatkan peningkatan LED

yang tinggi. Pada kasus ini,

keadaan anemia juga berperan

dalam menimbulkan

peningkatan LED karena

jumlah sel darah yang

berkurang sehingga lebih

cepat untuk mengalami

pengendapan.

Page 3: PEMERIKSAAN PENUNJANG-1

b. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

Pemeriksaan Nilai

Rujukan

Hasil

Pemeriksaan

Interpretasi

Hb 11-16 gr/dl 9.5 gr/dl Anemia.

Terjadi peningkatan dari

pemeriksaan sebelumnya,

namun masih dalam kadar

dibawah normal.

Kemungkinan karena kadar

Hb sebelumnya yang sangat

rendah dan pasien sempat

dirawat di RS, pasien telah

mendapat terapi untuk

meningkatkan kadar Hb-nya,

salah satunya dengan transfusi

darah.

Hematokrit 31 - 45 % 31 % Normal.

Namun dalam batas bawah.

Dapat dikarenakan jumlah sel

darah yang berkurang

(anemia, trombositopenia).

Leukosit 5.700 –

18.000 /uL

9400/uL Sama seperti pemeriksaan

sebelumnya. Tidak

mengalami peningkatan atau

penurunan.

Trombosit 150.000 –

450.000 /uL

7000/uL Sama seperti pemeriksaan

sebelumnya. Tidak

mengalami peningkatan atau

penurunan.

Differential count (dalam %)

Page 4: PEMERIKSAAN PENUNJANG-1

Basofil

Eosinofil

Neutrofil Batang

Neutrofil Segmen

Limfosit + Limfoblast

Monosit

0-1

1-3

3-5

50-70

22-35

(limfosit)

(limfoblast -)

4-6

0

0

0

3

97

0

Normal

Kurang dari normal

Kurang dari normal

Kurang dari normal

Lebih dari normal

Limfoblast seharusnya tidak

didapatkan di darah perifer.

Kurang dari normal

Sedikit berbeda dengan

pemeriksaan sebelumnya,

didapatkan sel muda limfosit

(limfoblast) di darah tepi

dalam jumlah banyak.

Mendukung diagnosis ALL.

LED < 10 mm/jam 138 mm/jam Lebih dari normal.

Pada keganasan bisa

didapatkan peningkatan LED

yang tinggi. Pada kasus ini,

keadaan anemia juga berperan

dalam menimbulkan

peningkatan LED karena

jumlah sel darah yang

berkurang sehingga lebih

cepat untuk mengalami

pengendapan.

2. Sediaan Apus Darah Tepi

Pada sediaan didapatkan kelainan berupa sel eritrosit yang normositik hipokrom

dan adanya sel limfoblas. Sel yang ditunjuk dengan anak panah adalah sel limfoblas

dengan ciri-ciri bentuk sel bulat, sitoplasma gelap, tidak ada granula, rasio inti lebih

Page 5: PEMERIKSAAN PENUNJANG-1

daripada sitoplasma, terlihat nucleolus. Hal ini merupakan salah satu kriteria

diagnosis Acute Limfocytic Leukimia (ALL) karena ditemukannya sel muda dari

limfosit yang belum matur (limfoblast) yang seharusnya tidak didapatkan di apusan

darah tepi.

Pada ALL sel eritrosit biasanya normositik normokrom karena letak kelainan

terletak pada sumsum tulang, namun pada pasien ini didapat sel yang hipokrom.

Menurut pendapat kami, keadaan hipokrom dapat disebabkan oleh nafsu makan yang

berkurang sehingga nutrisi yang ada tidak mencukupi kebutuhan tubuh, salah satunya

kurangnya asupan Fe, sehingga pada sediaan didapatkan kesan anemia defisiensi Fe,

sel eritrosit yang hipokrom.

3. Foto Thorax

Interpretasi dari foto thorax yakni, tidak adanya pembesaran kelenjar hilus dan

tidak didapatkan massa. Komplikasi ke paru yang biasa terjadi pada pasien dengan

ALL, pneumonia, dengan faktor resiko pasien telah di rawat inap sebelumnya, dapat

disingkarkan terlebih dahulu. Tidak adanya massa juga dapat menyingkirkan

kemungkinan tumor.

Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang yang telah didapatkan dapat ditegakkan

diagnosis kerja berupa Acute Limfocytic Leukima (ALL). ALL diklasifikasikan lagi

menjadi beberapa tipe. Untuk menentukan tipe dari ALL dan penyebabnya diperlukan

immunophenotype dan pemeriksaan sitogenetik.