PEMERIKSAAN PENUNJANG-1
description
Transcript of PEMERIKSAAN PENUNJANG-1
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, untuk menegakkan diagnosis
dari hipotesis yang ada kami memikirkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang
berupa pemeriksaan laboratorium darah, SADT, dan aspirasi sumsum tulang. Selain itu
untuk melengkapi, kami mengajukan pemeriksaan foto thorax.
Dari skenario kasus didapatkan hasil pemeriksaan penunjang sebagai berikut :
1. Laboratorium darah
a. Di Rumah Sakit Lampung
PemeriksaanNilai
Rujukan
Hasil
PemeriksaanInterpretasi
Hb 11-16 gr/dl 5 gr/dl Anemia.
Pada anemia aplastik dan
ALL bisa didapatkan
kurangnya sel darah merah
karena sumsum tulang yang
tidak produktif dan penekanan
dari proliferasi berlebihan sel
limfosit.
Leukosit 5.700 – 18.000
/uL
9400/uL Dalam batas normal.
Namun tidak menyingkirkan
hipotesis ALL karena pada
leukemia d\bisa didapatkan
kadar leukosit yang normal
(subleukemik)
Trombosit 150.000 –
450.000 /uL
7000/uL Trombositopenia.
Seperti eritrosit, trombosit
juga mengalami hak sama.
Pada anemia aplastik dan
ALL bisa didapatkan
kurangnya sel darah merah
karena sumsum tulang yang
tidak produktif dan penekanan
dari proliferasi berlebihan sel
limfosit.
Differential count
Basofil
Eosinofil
Neutrofil Batang
Neutrofil Segmen
Limfosit
Monosit
Limfoblast
(dalam %)
0-1
1-3
3-5
50-70
22-35
4-6
-
0
0
0
19
80
1
0
Normal
Kurang dari normal
Kurang dari normal
Kurang dari normal
Lebih dari normal
Kurang dari normal
Normal.
Menggambarkan shift to the
left dengan hal yang
mencolok yakni
meningkatnya produksi sel
limfosit. Hal ini mendukung
hipotesis kami, yakni ALL.
LED < 10 mm/jam 138 mm/jam Lebih dari normal.
Pada keganasan bisa
didapatkan peningkatan LED
yang tinggi. Pada kasus ini,
keadaan anemia juga berperan
dalam menimbulkan
peningkatan LED karena
jumlah sel darah yang
berkurang sehingga lebih
cepat untuk mengalami
pengendapan.
b. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
Pemeriksaan Nilai
Rujukan
Hasil
Pemeriksaan
Interpretasi
Hb 11-16 gr/dl 9.5 gr/dl Anemia.
Terjadi peningkatan dari
pemeriksaan sebelumnya,
namun masih dalam kadar
dibawah normal.
Kemungkinan karena kadar
Hb sebelumnya yang sangat
rendah dan pasien sempat
dirawat di RS, pasien telah
mendapat terapi untuk
meningkatkan kadar Hb-nya,
salah satunya dengan transfusi
darah.
Hematokrit 31 - 45 % 31 % Normal.
Namun dalam batas bawah.
Dapat dikarenakan jumlah sel
darah yang berkurang
(anemia, trombositopenia).
Leukosit 5.700 –
18.000 /uL
9400/uL Sama seperti pemeriksaan
sebelumnya. Tidak
mengalami peningkatan atau
penurunan.
Trombosit 150.000 –
450.000 /uL
7000/uL Sama seperti pemeriksaan
sebelumnya. Tidak
mengalami peningkatan atau
penurunan.
Differential count (dalam %)
Basofil
Eosinofil
Neutrofil Batang
Neutrofil Segmen
Limfosit + Limfoblast
Monosit
0-1
1-3
3-5
50-70
22-35
(limfosit)
(limfoblast -)
4-6
0
0
0
3
97
0
Normal
Kurang dari normal
Kurang dari normal
Kurang dari normal
Lebih dari normal
Limfoblast seharusnya tidak
didapatkan di darah perifer.
Kurang dari normal
Sedikit berbeda dengan
pemeriksaan sebelumnya,
didapatkan sel muda limfosit
(limfoblast) di darah tepi
dalam jumlah banyak.
Mendukung diagnosis ALL.
LED < 10 mm/jam 138 mm/jam Lebih dari normal.
Pada keganasan bisa
didapatkan peningkatan LED
yang tinggi. Pada kasus ini,
keadaan anemia juga berperan
dalam menimbulkan
peningkatan LED karena
jumlah sel darah yang
berkurang sehingga lebih
cepat untuk mengalami
pengendapan.
2. Sediaan Apus Darah Tepi
Pada sediaan didapatkan kelainan berupa sel eritrosit yang normositik hipokrom
dan adanya sel limfoblas. Sel yang ditunjuk dengan anak panah adalah sel limfoblas
dengan ciri-ciri bentuk sel bulat, sitoplasma gelap, tidak ada granula, rasio inti lebih
daripada sitoplasma, terlihat nucleolus. Hal ini merupakan salah satu kriteria
diagnosis Acute Limfocytic Leukimia (ALL) karena ditemukannya sel muda dari
limfosit yang belum matur (limfoblast) yang seharusnya tidak didapatkan di apusan
darah tepi.
Pada ALL sel eritrosit biasanya normositik normokrom karena letak kelainan
terletak pada sumsum tulang, namun pada pasien ini didapat sel yang hipokrom.
Menurut pendapat kami, keadaan hipokrom dapat disebabkan oleh nafsu makan yang
berkurang sehingga nutrisi yang ada tidak mencukupi kebutuhan tubuh, salah satunya
kurangnya asupan Fe, sehingga pada sediaan didapatkan kesan anemia defisiensi Fe,
sel eritrosit yang hipokrom.
3. Foto Thorax
Interpretasi dari foto thorax yakni, tidak adanya pembesaran kelenjar hilus dan
tidak didapatkan massa. Komplikasi ke paru yang biasa terjadi pada pasien dengan
ALL, pneumonia, dengan faktor resiko pasien telah di rawat inap sebelumnya, dapat
disingkarkan terlebih dahulu. Tidak adanya massa juga dapat menyingkirkan
kemungkinan tumor.
Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang yang telah didapatkan dapat ditegakkan
diagnosis kerja berupa Acute Limfocytic Leukima (ALL). ALL diklasifikasikan lagi
menjadi beberapa tipe. Untuk menentukan tipe dari ALL dan penyebabnya diperlukan
immunophenotype dan pemeriksaan sitogenetik.