Pemeriksaan Laboratorium Pada Kelainan Sistem Endokrin

29
PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA KELAINAN SISTEM ENDOKRIN dr. Tri Ariguntar W, SpPK

description

STATUS ASAM BASAAdanya asidosis metabolik atau penurunan serum bikarbonat dapat membatu untuk mendiagnosa syok. Asidosis metabolik dapat timbul karena hilangnya serum bikarbonat seperti pada diare, yang dapat terjadi bersamaan dengan syok dan dehidrasi. Dengan dilakukannya pengukuran level serum laktat, maka dapat diketahui kehilangan bikarbonat akibat asidosis laktat karena syokMONITORING PADA SYOKMonitoring yang dilakukan pada syok meliputi monitoring hemodinamik respirasi dan metabolic. Yang harus di ketahui pada syok: 1. PaO2 -> diperlukan monitoring terutama pada PaO2 karena oksigenasi jaringan 2. Asam Laktat -> asam laktat meniggi pada sepsis hiperdinamik dan kelainan enzim piruvat dehidrogenase. Asam laktat ini meninggi 12 jam setelah terjadinya syok dan juga indikasi terjadinya MOSF 3. Indeks transport O2 -> dapat di catat dengan mengetahui kardiak indeks DO2 dan VO2 yang harus di pertahankan di atas 2,1 l/mnt/m² tubuh STATUS ASAM BASAAdanya asidosis metabolik atau penurunan serum bikarbonat dapat membatu untuk mendiagnosa syok. Asidosis metabolik dapat timbul karena hilangnya serum bikarbonat seperti pada diare, yang dapat terjadi bersamaan dengan syok dan dehidrasi. Dengan dilakukannya pengukuran level serum laktat, maka dapat diketahui kehilangan bikarbonat akibat asidosis laktat karena syokMONITORING PADA SYOKMonitoring yang dilakukan pada syok meliputi monitoring hemodinamik respirasi dan metabolic. Yang harus di ketahui pada syok: 1. PaO2 -> diperlukan monitoring terutama pada PaO2 karena oksigenasi jaringan 2. Asam Laktat -> asam laktat meniggi pada sepsis hiperdinamik dan kelainan enzim piruvat dehidrogenase. Asam laktat ini meninggi 12 jam setelah terjadinya syok dan juga indikasi terjadinya MOSF 3. Indeks transport O2 -> dapat di catat dengan mengetahui kardiak indeks DO2 dan VO2 yang harus di pertahankan di atas 2,1 l/mnt/m² tubuh

Transcript of Pemeriksaan Laboratorium Pada Kelainan Sistem Endokrin

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA KELAINAN SISTEM ENDOKRIN

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA KELAINAN SISTEM ENDOKRINdr. Tri Ariguntar W, SpPKOrgan Endokrin

Diabetes MellitusDM : penyakit metabolik kronik yang ditandai adanya peningkatan glukosa dalam darah (hiperglikemia)Etiologi: - Resistensi insulin - Sekresi insulin yang berkurang/rendah - KeduanyaPemeriksaan LabPemeriksaan Glukosa : - Tes saring - Tes diagnostik - Tes monitoring - Tes mendeteksi komplikasi Tes SaringTes-tes saring pada DM adalah :Gula darah puasa (GDP)Gula darah sewaktu (GDS)Tes urin : - Tes konvensional - Tes carik celupTujuan : Untuk mendeteksi kasus DM sedini mungkin shg dapat dicegah terjadinya komplikasi kronikIndikasi (Faktor resiko)Usia > 45 tahunBB > 110% BB idaman atau IMT > 23 kg/m2Hipertensi 140/90 mmHgRiwayat DM dalam garis keturunanRiwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau BBL > 4000 gramKolesterol HDL 35 mg/dl dan atau TG 250 mg/dl

Tes DiagnostikGDPGDSGlukosa jam ke-2 TTGOTujuan :Untuk memastikan diagnosis DM pada individu dengan keluhan klinis khas DM atau mereka yang terjaring pada tes saringIndikasi : poliuria, polidipsi, polifagia, lemah, penurunan BB yang tidak jelas penyebabnyaTes saring dengan hasil :a. GDS plasma vena = 110 199 mg/dl darah kapiler = 90 199 mg/dl; ataub. GDP plasma vena = 110 125 mg/dl darah kapiler = 90 109 mg/dl; atau c. Tes urin glukosa/reduksi positifIndikasi TTGO :a. Keluhan klinis tidak ada dan pada tes diagnostik pertama :GDS plasma vena =110199 mg/dlGDP plasma vena =110125 mg/dlb. Tes diagnostik pertama :GDS plasma vena 200 mg/dlGDP plasma vena 126 mg/dlSetelah diulang :GDS plasma vena 200Interpretasi hasil TTGOKriteriaGDP2 Jam TTGOGDPT 110 serta < 126< 140TGT< 126 140 serta < 200DM 126 200Tes Glukosa UrinePRAANALITIKPersiapan pasien sama dengan persiapan pasien pada tes glukosa darah puasa dan tes glukosa darah post prandialTes HbA1cHb A1c (Hb Adult 1c) atau tes A1c merupakan pedoman untuk memonitor terapi DM karena dapat diperoleh informasi rata-rata kadar glukosa darah selama 40 60 hari terakhirFrekuensi tes A1c disesuaikan dengan kebutuhan pasien secara individual diantaranya :Terapi berdsrkan tipe DM Frekuensi yang direkomendasikanDM tipe 1 dg terapi min./sedang3 4 kali/tahunDM tipe 1 dg terapi intensifSetiap 1 2 bulanDM tipe 22 kali/tahun utk pasien stabilDM pregestasiSetiap 1 -2 bulanDM gestasiSetiap 1 -2 bulan

PASCA ANALITIKINTERPRETASI :Kriteria PengendalianKriteria A1c (%)Baik< 6,5Sedang6,5 - 8Buruk> 8Persiapan pemeriksaan HbA1cTidak perlu puasaHati-hati: glukosa > 1000mg/dL, bilirubin> 25 mg/dL< lipid > 2000 mg/dLObat : antibiotik, antiepilepsi, antidepresi, anti kanker, diuretik antihipertensiHal yang harus diperhatikanPenurunan kualitas hidup eritrosit penurunan persentase kadar HbA1c Mis : anemia hemolitik, kehamilan, perdarahan akut, perdarahan kronikAdanya varian Hb HbS, HbC meningkatkan hasil HbA1cTes MikroalbuminuriaPersiapan pasien : Tdk ada (tidak ada variasi diurnal pada mikroalbuminuria DM)Persiapan sampel :Sebaiknya urin segar. Tes dilakukan < 2 jam setelah urin dikemihkanWadah penampung urin dari plastik, tanpa bahan pengawetNilai rujukan :< 20 mg/L ( 300 200 300