Pemeriksaan Kesehatan Haji

10
PEMERIKSAAN KESEHATAN HAJI PEMERIKSAAN TAHAP PERTAMA Merupakan upaya penilaian status kesehatan tahap pertama terhadap CJH sebagai persyaratan untuk mengikuti perjalanan ibadah haji. Pemeriksaan di lakukan oleh dokter yang diberi kewenangan sebagai dokter pemeriksa kesehatan, dibantu dengan perawat dan analis laboratorium. Pemeriksaan tahap pertama berfungsi sebagai alat penilaian status kesehatan dan alat pembinaan CJH. Prosedur Pemeriksaan CJH membawa surat pengantar dari kantor Departemen Agama, untuk pemeriksaan kesehatan sesuai dengan tempat domisili CJH. Biaya pemeriksaaan ditanggung oleh CJH sesuai dengan Peraturan Daerah nomor 13 tahun 2003. Pemeriksaan Kesehatan dilakukan oleh Pemeriksa Kesehatan Tahap Pertama yang memenuhi kualifikasi/standar pemeriksa. Pemeriksaan Jemaah Calon Haji Wanita dilakukan oleh Dokter wanita, atau Dokter Pria dengan didampingi perawat wanita.

description

pemeriksaan kesehatan haji

Transcript of Pemeriksaan Kesehatan Haji

Page 1: Pemeriksaan Kesehatan Haji

PEMERIKSAAN KESEHATAN HAJI

PEMERIKSAAN TAHAP PERTAMA

Merupakan upaya penilaian status kesehatan tahap pertama terhadap CJH sebagai

persyaratan untuk mengikuti perjalanan ibadah haji. Pemeriksaan di lakukan oleh

dokter yang diberi kewenangan sebagai dokter pemeriksa kesehatan, dibantu dengan

perawat dan analis laboratorium. Pemeriksaan tahap pertama berfungsi sebagai alat

penilaian status kesehatan dan alat pembinaan CJH.

 

Prosedur Pemeriksaan

CJH membawa surat pengantar dari kantor Departemen Agama, untuk

pemeriksaan kesehatan sesuai dengan tempat domisili CJH.

Biaya pemeriksaaan ditanggung oleh CJH sesuai dengan Peraturan Daerah

nomor 13 tahun 2003.

Pemeriksaan Kesehatan dilakukan oleh Pemeriksa Kesehatan Tahap Pertama

yang memenuhi kualifikasi/standar pemeriksa.

Pemeriksaan Jemaah Calon Haji Wanita dilakukan oleh Dokter wanita, atau

Dokter Pria dengan didampingi perawat wanita.

Pemeriksaan Jemaah Calon Haji Pria dilakukan oleh Dokter Pria, atau Dokter

Wanita dengan didampingi perawat Pria.

Pemeriksaan kesehatan bagi Jemaah Calon Haji (JCH) dapat dikelompokkan

menjadi pemeriksaan pokok, pemeriksaan lanjut dan pemeriksaan khusus.

Pemeriksaan kesehatan CJH menggunakan protokol standar profesi

kedokteran meliputi :

Anamnesis

Riwayat kesehatan sekarang meliputi penyakit menular tertentu

dan penyakit/disability (kecacatan)

Riwayat kesehatan terdahulu meliputi penyakit yang pernah

diderita (termasuk operasi yang pernah dijalani)

Page 2: Pemeriksaan Kesehatan Haji

Riwayat penyakit keluarga

Pemeriksaan Pokok adalah pemeriksaan yang harus dilakukan pada semua

JCH. Data yang diperoleh meliputi identitas, riwayat kesehatan, pemeriksaan

fisik (tanda vital, postur, syaraf kranial, toraks, abdomen), kesehatan jiwa dan

laboratorium klinik.

Pemeriksaan Pokok meliputi:

a) Identitas, terdiri dari:

i. Nama (Bin/Binti)

ii. Tempat dan Tanggal Lahir

iii. Alamat

• Tempat Tinggal

• Korespondensi

iv. Pekerjaan

v. Pendidikan Terakhir

vi. Status Perkawinan

b) Riwayat Kesehatan

i. Riwayat Kesehatan Sekarang, meliputi:

• Penyakit menular tertentu.

• Penyakit/disabilitas.

ii. Riwayat Penyakit Dahulu, meliputi penyakit yang pernah diderita

(termasuk operasi yang pernah dijalani), ditulis secara kronologis.

iii. Riwayat Penyakit Keluarga, meliputi jenis penyakit yang diderita

anggota keluarga yang berhubungan secara genetik.

c) Pemeriksaan Fisik, meliputi:

i. Tanda vital:

• Tekanan Darah

• Nadi meliputi: frekuensi, volume, tegangan,ritme.

• Pernapasan meliputi: frekuensi, ritme.

• Suhu, diukur dengan termometer air raksa, diaksila.

ii. Postur tubuh

• Tinggi badan (TB), Berat badan (BB) dan (IMT/BMI).

• Lingkar Pinggang, Lingkar Pinggul dan Rasio Lingkar

Pinggang-Pinggul (bila perlu).

• Kekuatan otot dan refleks

Page 3: Pemeriksaan Kesehatan Haji

iii. Kepala: Pemeriksaan saraf kranial (bila perlu)

iv. Toraks/ Paru-paru

• Kelainan bentuk dada

• Retraksi otot pernapasan

• Fremitus Paru

• Pekak paru

• Bunyi napas normal/abnormal

• Pengembangan paru

v. Kardiovaskuler

• Tekanan vena jugularis (Jugular Venous Pressure)

• Pergeseran impuls apikal

• Kuat angkat impuls apikal

• Bunyi jantung murni

• Bunyi jantung tambahan

• Murmur (bising) jantung

• Pembesaran jantung

• Konfigurasi jantung

vi. Abdomen

• Venektasi

• Nyeri tekan epigastrium

• Hepatomegali

• Splenomegali

• Asites

• Massa intra abdominal abnormal

• Hernia

• Perabaan ginjal

• Nyeri ketok sudut kostovertebral

vii. Kesehatan Jiwa (menggunakan instrumen pemeriksaan barthel

indeks bagian 3: Fungsi Perilaku)

d) Laboratorium

i. Darah, meliputi: Hemoglobin (Hb), Golongan Darah (A-B-0 dan

Rhesus [bila perlu]), Laju Endap Darah (LED), Hitung jenis leukosit,

Jumlah lekosit.

ii. Urin

Page 4: Pemeriksaan Kesehatan Haji

• Makro: warna, kejernihan, bau.

• Mikro: Sedimen (leukosit, eritrosit, sel epitel,kristal)

• Glukosa urin

• Protein urin

Pemeriksaan Lanjutan

Pemeriksaan Lanjut adalah pemeriksaan tambahan yang perlu

dilakukan pada JCH Wanita Usia Subur-Pasangan Usia Subur (WUS-

PUS), JCH berusia ≥ 40 tahun, JCH Lansia (usia ≥ 60 tahun) dan JCH

yang bertugas sebagai pendamping.

Pemeriksaan Lanjut meliputi:

a) Calon haji Wanita Usia Subur (WUS) dilakukan pemeriksaan tes

kehamilan, dengan reagen beta-HCG.

i. Bagi yang tidak hamil:

• Diinformasikan ketentuan Surat Keputusan Bersama

(SKB) Menteri Agama dan Menteri Kesehatan kepada

setiap Jemaah Calon Haji Wanita Usia Subur (WUS).

• Dianjurkan mengikuti program Keluarga Berencana

(KB) untuk mencegah kehamilan Bagi Jemaah Calon

Haji Wanita WUS yang khawatir terjadi kehamilan pada

masa pemeriksaan tahap kedua, dapat menghendaki

imunisasi Meningitis meningokokus secara dini.

• Imunisasi tersebut dapat diperoleh di Kantor

Kesehatan Pelabuhan (KKP) tertentu.

• KKP menerbitkan International Certificate of

Vaccination (ICV) yang resmi dikeluarkan sesuai

ketentuan International Health Regulation (IHR).

• Biaya yang dibutuhkan untuk keperluan tersebut

ditanggung sepenuhnya oleh Jemaah Calon Haji yang

bersangkutan.

ii. Bagi yang hamil, diberikan KIE (konsultasi,informasi dan

edukasi) tentang ketentuan penyelenggaraan kesehatan haji,

khususnya ketentuan tentang Surat Keputusan Bersama (SKB)

Menteri Agama dan Menteri Kesehatan,serta diberikan

Page 5: Pemeriksaan Kesehatan Haji

alternatif solusi yang dapat diambil oleh calon jemaah

bersangkutan. Salinan SKB terlampir.

iii. Setiap Jemaah Calon Haji WUS diharuskan menanda

tangani surat pernyataan di atas meterai tentang kesediaan

menunda/membatalkan keberangkatannya untuk musim haji

yang akan datang, bila di kemudian hari pada saat menjelang

keberangkatannya ternyata hamil dengan usia kehamilan di luar

ketentuan yang diperkenankan menurut SKB Menteri Agama

dan Menteri Kesehatan. Formulir Surat Pernyataan.

b) Untuk JCH berusia ≥ 40 tahun, dilakukan pemeriksaan radiologis

toraks PA, GDS (Gula arah Sewaktu), LDL (cholesterol) dan EKG

(bila perlu dengan Master’s Test).

c) Untuk JCH lansia (usia ≥ 60 tahun), dilakukan pemeriksaan

Fungsional Barthel Indeks. Petunjuk pemeriksaan terlampir.

d) Untuk JCH yang bertugas sebagai pendamping, dilakukan tes

kebugaran. Pelaksanaannya mempertimbangkan kondisi kesehatan

yang bersangkutan

Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan Khusus adalah jenis pemeriksaan yang dilakukan atas

dasar indikasi medis ada JCH yang menderita suatu penyakit, dimana

penyakit tersebut belum dapat ditegakkan diagnosisnya dengan data

pemeriksaan pokok dan lanjut.

Pemeriksaan Khusus, meliputi:

a) Bagi Jemaah Calon Haji yang membutuhkan penegakan diagnosis

dan pembinaan, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lain atas

indikasi sesuai baku emas (golden standard) pemeriksaan untuk

penyakit tersebut.

b) Bagi Jemaah Calon Haji yang membutuhkan penegakan diagnosis

dan pembinaan, dapat dilakukan rujukan ke dokter spesialis yang

berkompeten.

c) Dokter pemeriksa harus menuliskan diagnosis kerja sesuai dengan

hasil pemeriksaan kesehatan Jemaah

Calon Haji untuk keperluan pembinaan. Kode diagnosis ditulis sesuai dengan

kode ICD 10

Page 6: Pemeriksaan Kesehatan Haji

Kesimpulan hasil pemeriksaan dibuat dalam kategori Mandiri, Observasi,

Pengawasan dan Tunda.

Hasil pemeriksaan kesehatan ditulis dengan lengkap dan benar dalam Buku

Kesehatan jemaah Haji (sesuai petunjuk pengisian BKJH) dengan dilampirkan

catatan medik.

PEMERIKSAAN TAHAP KEDUA

Pemeriksaan tahap kedua adalah upaya penilaian status kesehatan lanjutan

terhadapa calon jemaah haji sebagai dasar pembinaan dalam pengamanan

kesehatan haji dan penentu kelayakan calon jemaah haji untuk mengikuti

perjalanan ibadah haji.

Tempat pemeriksaan RS tipe C

Pendaftaran ulang pemeriksaan kesehatan oleh dinas kesehatan kabupaten.

Dokter pemeriksa melakukan pemeriksaan kelengkapan dan kesahihan data

hasil pemeriksaan tahap I dan pembinaan kesehatan melalui catatan medis

calon jemaah haji yang bersangkutan. Apabila ada yang kurang maka harus

dilengkapi.

Setiap jemaah haji mendapatkan pemeriksaan ulang.

Setiap jemaah haji memenuhi syarat diberikan imunisasi meningitis

meningokokus.

Tes kebugaran dengan pertimbangan kondisi yang bersangkutan.

Bagi jemaah yang terdiagnosis penyakit menular pada pemeriksaan pertama

diharuskan telah dinyatakan sembuh atau tidak menular pada akhir

pemeriksaan kedua dengan menunjukan surat keterangan dari dokter pemberi

pelayanan pengobatan.

Kalau penyakit kronis yang tidak menular pengobatan yang adekuat,

pembinaan intensif dan dinyatakan dapat melakukan kegiatan pribadi secara

mandiri.

Pada jemaah haji wanita juga dilakukan pemeriksaan seperti pada pemeriksaan

tahap pertama.

Dokter pemeriksa harus menuliskan diagnosis kerja sesuai dengan hasil

pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji untuk keperluan pembinaan dan

kelayakan.

Page 7: Pemeriksaan Kesehatan Haji

Untuk keperluan pembinaan dan penilaian kelayakan bisa dilakukan

pemeriksaan ulang sesuai keperluan.

Tim pemeriksa menetapkan kelayakan berdasarkan hasil pemeriksaan dan

konsultasi ahli.

Hasil penetapan kelayakan beserta dasar pertimbangan dilaporkan secara

akumulatif kepada Depkes.

PEMERIKSAAN TAHAP KETIGA

Pemeriksaan tahap ketiga dilakukan diembarkasi secara selektif termasuk

kelengkapan dokumen haji.