Pemeriksaan Kadar Fe Dalam Air
-
Upload
neny-rasnyanti -
Category
Documents
-
view
35 -
download
1
description
Transcript of Pemeriksaan Kadar Fe Dalam Air
PEMERIKSAAN KADAR Fe DALAM AIR
I. ACARAMenentukan Kadar Fe Dalam Sampel Secara Spektrofotometri UV-VIS
II. TUJUANa. Menentukan kadar Fe dalam sampel dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.b. Dapat mengoperasikan alat spektrofotometer UV-VIS
III. DASAR TEORI
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisis yang didasarkan pada pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik
dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai
fungsi panjang gelombang. Sedangkan metode pengukuran dengan menggunakan
spektrofotometer ini digunakan sering disebut dengan spektrofotometri. Spektrofotometri dapat
dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari
absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang
dan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk
komponen yang berbeda ( Hendayana et al, 1994).
Analisis spektrofotometri campuran Fe2+ dan Fe3+ secara umum merupakan metode tidak
langsung yang dilakukan secara bertahap. Orthofenantrolin atau o-fenantrolin sebagai agen
pengompleks dapat berikatan dengan Fe2+ dan Fe3+ membentuk kompleks berwarna berbeda,
sehingga diharapkan Fe2+ dan Fe3+ dalam campuran bisa ditentukan secara langsung sebagai
senyawa kompleks dengan metode spektrofotometri. Senyawa kompleks berwarna merah-orange
yang dibentuk antara besi (II) dan 1,10-phenantrolin (ortophenantrolin) dapat digunakan untuk
penentuan kadar besi dalam air yang digunakan sehari hari. Reagen yang bersifat basa lemah
dapat bereaksi membentuk ion phenanthrolinium, phen H+ dalam medium asam. Pembentukan
kompleks besi phenantrolin dapat ditunjukkan dengan reaksi:
Fe2+ + 3 phen H+ ⇌ Fe(phen)32+ + 3H+
Tetapan pembentukan kompleks adalah 2.5×10-6 pada 25oC. Besi (II) terkomplekskan
dengan kuantitatif pada pH 3-9. pH 3,5 biasa direkomendasikan untuk mencegah terjadinya
endapan dari garam garam besi, misalnya fosfat. Kelebihan zat pereduksi, seperti hidroksilamin
diperlukan untuk menjamin ion besi berada pada keadaan tingkat oksidasi 2+ ( Hendayana et al,
1994).
Besi adalah elemen kimiawi yang dapat ditemukan hampir disetiap tempat dibumi pada
semua lapisan-lapisan geologis dan badan air. Besi dalam air tanah dapat berbentuk Fe (II) dan
Fe(III) terlarut. Fe (II) terlarut dapat tergabung dengan zat organic membentuk suatu senyawa
kompleks. Pada kadar 1-2 ppm besi dapat menyebabkan air berwarna kuning, terasa pahit,
meninggalkan noda pada pakaian dan porselin. Keracunan besi menyebabkan permeabilitas
dinding pembuluh darah kapiler meningkat sehingga plasma darah merembes keluar. Akibatnya
volume darah menurun dan hipoksia jaringan menyebabkan asidosis darah. (Peni et al, 2009)
Kandungan Besi III dapat ditentukan dengan beberapa metode, salah satunya yaitu dengan
spektrofotometer sinar tampak. Salah satu metode yang cukup handal pada spektrofotometer
adalah dengan penambahbakuan atau adisi standar. Metode ini merupakan suatu pengembangan
metode spektrofotometer sinar tampak dengan biaya relatif lebih murah. (Watulingas, 2008)
Metode dalam penentuan besi secra analisa kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan alat
spektrofotometer. Penentuan ini secar umum dapat di urai menjadi tiga yaitu:
a. Metode Tiosianat
Pada metode ini besi diubah menjadi besi (III) menggunakan Kalium permanganta dan
menambahkan tiosianat sehingga menjadi warna merah. diukur menggunakan panjang
gelombang 480 nm
b. Metode 1,10 – ortopenantrolin,
Besi (III) direduksi menjadi besi (II) dengan menambah hidroksilamin klorida dan ditambah
ortofenontrolin sehingga terbentuk warna orange, diukur menggunakan panjang gelombang 510
nm
c. Metode tioglikoat
Besi (III) dengan penambahan asam tioglikolat, amonium sitrat, dan amonium hidroksida akan
memberi kompleks warna ungu – merah, diukur dengan panjang gelombang 535 nm (Trianjaya
Z, 2009)
IV. ALAT-ALAT DAN BAHAN
ALAT : BAHAN :
Gelas Ukur 50 mL
Pipet ukur 10 mL
Labu ukur 50 mL
Erlenmeyer 250 mL
Spektrofotometer
Hot Plate
HCl pekat
Hidroksilamin Hidroklorida
Larutan Buffer Ammonium
Asetat
Larutan Fenantrolin
Sampel / Air Kran
V. LANGKAH KERJAA. PEMBUATAN BAHAN
1. Hidroksilamin Hidroklorida :
Timbang 10 g NH2OH.HCl Larutkan dalam aquadest 100 mL. Masukkan dalam labu ukur 100
mL.
2. Larutan Buffer Amonium Asetat:
Timbang 250 g NH4C2HO2. Tambahkan aquadest sebanyak 150 mL. Tambahkan 700 mL asam asetat pekat ( glacial ).
3. Larutan fenantrolin : Timbang 100 mg 1.10 fenantrolin Monohidrat. Masukkan ke dalam gelas piala, larutkan dengan
aquadest 100 mL. Aduk dan panaskan sampai 80⁰ C ( tidak sampai mendidih ). Larutan di buang bila warnanya menjadi gelap. Pemanasan tidak perlu dilakukan jika aquadest telah ditambahkan 2 tetes HCl pekat.
B. PEMBUATAN LARUTAN STANDAR BESI
1. Larutan baku besi 50 ppm 50 mL
Mengambil 12.5 mL larutan induk besi dimasukkan kedalam labu takar 50 mL, ditambahkan
aquadest sampai tanda kemudian digojog sampai homogen.
2. Larutan standar besi 0, 1, 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm sebanyak 50 mL
Mengambil larutan baku besi 0, 1, 2, 4, 6, 8, 10 mL, dimasukkan kedalam labu takar 50 mL.
tambahkan aquadest sampai tanda dan gojog hingga homogen.
C. PELAKSANAAN PREPARASI SAMPEL DAN STANDAR
1. Sampel air 50 mL dan masing-masing larutan standar dalam Erlenmeyer diambahkan 2 mL
Asam Klorida pekat, 1 mL Hidroksilamin Hidroklorida, dipanaskan sampai sisa larutan sekitar
15-20 mL.
2. Masing-masing dipindahkan ke labu ukur 100 mL, ditambahkan 10 mL larutan Dapar Amonium
Asetat, 4 mL larutan 1,10-Fenantrolin, dan aquadest sampai tanda.
3. Diamkan selama 10-15 menit (pembentukan warna sempurna) dan baca serapannya pada
panjang gelombang 510 nm dengan blanko larutan standar 0 ppm (dikerjakan sama).
D. MENGUKUR ABSORBANSI SAMPEL DAN STANDAR
1. Memasukkan masing-masing larutan standar dan sampel secara bergantian kedalam kuvet dan
dibaca serapannya.
2. Sebelum membaca serapan dari larutan standar dan sampel terlebih dahulu diblanko dengan
aquadest yaitu diatur agar serapannya 0 atau transmitansinya 100%.
VI. GAMBAR KERJATERLAMPIR
VII. TABEL PENGAMATAN PELAKSANAAN PREPARASI SAMPEL DAN STANDAR
NO LANGKAH KERJA PENGAMATAN
1
Sampel air 50 mL dan masing-
masing larutan standar dalam
Erlenmeyer diambahkan 2 mL
Asam Klorida pekat, 1 mL
Hidroksilamin Hidroklorida,
dipanaskan sampai sisa larutan
sekitar 15-20 mL.
Sampel berupa air kran yang
ditetesi 3 tetes Fe. Sampel tidak
berwarna, setelah ditambah 2 mL
Asam Klorida pekat, 1 mL
Hidroksilamin Hidroklorida, dan
dipanaskan campuran tetap tidak
berwarna dan sisa larutan rata-
rata 15 mL.
2
Masing-masing dipindahkan ke
labu ukur 100 mL, ditambahkan
10 mL larutan Dapar Amonium
Asetat, 4 mL larutan 1,10-
Fenantrolin, dan aquadest sampai
tanda
Setelah ditambah 10 mL larutan
Dapar Amonium Asetat
campuran tetap tidak berwarna
akan tetapi setelah ditambah 4
mL larutan 1,10-Fenantrolin
campuran berwarna merah
kecoklatan.
3 Diamkan selama 10-15 menit
(pembentukan warna sempurna)
dan baca serapannya pada
Setelah didiamkan selama 15
menit larutan siap dibaca
menggunakan spektrofotometer
panjang gelombang 510 nm
dengan blanko larutan standar 0
ppm (dikerjakan sama)
UV-VIS dengan panjang
gelombang 510 nm, transmitasi
100% dan absorbansi 0.
DATA ABSORBANSI LARUTAN STANDAR
NoKonsentrasi Larutan Standar (Ppm) Absorbansi (510 nm)
1. 1 0.0752. 2 0.1663. 4 0.3434. 6 0.5855. 8 0.7376. 10 0.852
VIII. PERHITUNGANx1 y1 x1
2 y12 x1 . y1
1 0.075 1 0.0056 0.075
2 0.166 4 0.0276 0.332
4 0.343 16 0.1176 1.372
6 0.585 36 0.3422 3.51
8 0.737 64 0.5432 5.896
10 0.852 100 0.7259 8.52
Ƹ = 31 Ƹ = 2.758 Ƹ = 221 Ƹ = 1.7621 Ƹ = 19.705
a. SLOPE A
b. INTERCEPT
= -0.00366
IX. PEMBAHASAN
-
X. KESIMPULANDari hasil praktikum dapat diketahui bahwa :1. kadar Fe pada sampel air kran Laboratorium Kimia adalah -0.071 yang berarti dalam air
kran tersebut tidak mengandung Fe.2. Kadar Fe pada sampel buatan adalah 0.966 yang berarti sampel tersebut mengandung Fe
yang cukup tinggi.3. Nilai slope pada praktikum ini adalah 0.0897 dan nilai intercept adalah -0.00366.4. Nilai slope dan intercept baik dalam praktek dan teori adalah SAMA.