PEMERIKSAAN FAAL HATI

32
PEMERIKSAAN FAAL PEMERIKSAAN FAAL HATI HATI Drg Agustin Wulan Suci D Drg Agustin Wulan Suci D

Transcript of PEMERIKSAAN FAAL HATI

Page 1: PEMERIKSAAN FAAL HATI

PEMERIKSAAN FAAL PEMERIKSAAN FAAL HATIHATI

Drg Agustin Wulan Suci DDrg Agustin Wulan Suci D

Page 2: PEMERIKSAAN FAAL HATI
Page 3: PEMERIKSAAN FAAL HATI

FUNGSI HATIFUNGSI HATI

Pembentukan dan ekskresi empeduPembentukan dan ekskresi empeduFungsi metabolikFungsi metabolikFungsi pertahanan tubuhFungsi pertahanan tubuhFungsi vaskuler hatiFungsi vaskuler hati

Page 4: PEMERIKSAAN FAAL HATI
Page 5: PEMERIKSAAN FAAL HATI

Beda BU dan BCBeda BU dan BCBUBU BCBC

Free = indirectFree = indirect Terikat=directTerikat=directNonpolarNonpolar PolarPolarLarut alkoholLarut alkohol Larut airLarut airUrin -Urin - Urin +Urin +Reaksi aklohol & Reaksi aklohol & reagen -reagen -

Bahan cat +Bahan cat +

0,7 mg %0,7 mg % 0,4 mg %0,4 mg %

Page 6: PEMERIKSAAN FAAL HATI

JAUNDICEJAUNDICEWarna kuning/ kuning kehijauan Warna kuning/ kuning kehijauan

tampak pada kulit, mukosa, cairan tampak pada kulit, mukosa, cairan tubuh ttt ok tubuh ttt ok daya ikat dengan bahan daya ikat dengan bahan elastin pada serat jaringan ikat. elastin pada serat jaringan ikat.

= keadaan fisiologis= keadaan fisiologis

Page 7: PEMERIKSAAN FAAL HATI

Klasifikasi jaundiceKlasifikasi jaundice Penyebabnya jaundice :Penyebabnya jaundice :

Hemolitic jaundice Hemolitic jaundice Gangguan difusi bilirubin ke dalam sel – sel dan Gangguan difusi bilirubin ke dalam sel – sel dan

pengangkutannya ke mikrosom sel hatipengangkutannya ke mikrosom sel hati Gangguan pada proses konjugasiGangguan pada proses konjugasi Gangguan ekskresi dan sekresi dalam saluran Gangguan ekskresi dan sekresi dalam saluran

empeduempedu

Mekanisme (Rich, 1983):Mekanisme (Rich, 1983): Retention jaundiceRetention jaundice RegurgitationRegurgitation

Page 8: PEMERIKSAAN FAAL HATI

Klasifikasi jaundiceKlasifikasi jaundice Etiologi dan mekanisme (Ducci, Etiologi dan mekanisme (Ducci,

1947):1947): Prehepatik jaundice = hemolitik jaundicePrehepatik jaundice = hemolitik jaundice Post hepatik jaundice = obstruktif jaundicePost hepatik jaundice = obstruktif jaundice Hepatoseluler hepatik jaundiceHepatoseluler hepatik jaundice

Page 9: PEMERIKSAAN FAAL HATI
Page 10: PEMERIKSAAN FAAL HATI
Page 11: PEMERIKSAAN FAAL HATI

FUNGSI TES FAAL HATIFUNGSI TES FAAL HATI Penyakit hati yang ringan dengan Penyakit hati yang ringan dengan

tanda – tanda klinis yang tidak jelas tanda – tanda klinis yang tidak jelas dan menunjukkan gejala subklinis dan menunjukkan gejala subklinis hepatitis disease.hepatitis disease.

DD jaundiceDD jaundice gambaran derajad kerusakan hati.gambaran derajad kerusakan hati. diagnosaetiologis.diagnosaetiologis.

Page 12: PEMERIKSAAN FAAL HATI

PEMBAGIAN TES FAAL PEMBAGIAN TES FAAL HATIHATI

Tes Faal Hati Yang Berhubungan Tes Faal Hati Yang Berhubungan Dengan Fungsi Metabolisme Dengan Fungsi Metabolisme

Tes Faal Hati Yang Berhubungan Tes Faal Hati Yang Berhubungan Dengan Faal HatiDengan Faal Hati

Tes Yang Berhubungan Dengan Tes Yang Berhubungan Dengan Integritas Sel Integritas Sel

Tes Yang Menggambarkan Tes Yang Menggambarkan KolestasisKolestasis

Tes Yang Menunjukkan EtiologiTes Yang Menunjukkan Etiologi

Page 13: PEMERIKSAAN FAAL HATI

TransaminaseTransaminase metode kalorimetri atau spektrofotometer. metode kalorimetri atau spektrofotometer. Keuntungan : peka untuk kerusakan sel hati, Keuntungan : peka untuk kerusakan sel hati,

tetapi spesifisitas terbatas.tetapi spesifisitas terbatas. Ada dua : SGOT dan SGPT. Ada dua : SGOT dan SGPT. Kegunaan : untuk diagnostik penyakit hepar Kegunaan : untuk diagnostik penyakit hepar

yang disertai nekrosis sel, memperkirakan yang disertai nekrosis sel, memperkirakan besar kerusakan jaringan hati dan untuk besar kerusakan jaringan hati dan untuk diagnosa banding antara hepatik dan post diagnosa banding antara hepatik dan post hepatik jaundice, tetapi tidak menunjukkan hepatik jaundice, tetapi tidak menunjukkan prognosa sutau penyakit hati. prognosa sutau penyakit hati.

SGOT : SGPT = 1,15 (normal) SGOT : SGPT = 1,15 (normal) Fungsi : etiologi abnormalitas enzim hati, Fungsi : etiologi abnormalitas enzim hati,

mendeteksi pasien penyakit yang berhubungan mendeteksi pasien penyakit yang berhubungan dengan alkohol. dengan alkohol.

Page 14: PEMERIKSAAN FAAL HATI

Serum Glutamic Oxalacetic Transaminase Serum Glutamic Oxalacetic Transaminase (SGOT)(SGOT)

= Aspartate Aminotransferase (AST)= Aspartate Aminotransferase (AST) enzim sitosolik dan terdapat pada mitokondria enzim sitosolik dan terdapat pada mitokondria

dan sitoplasma sel. dan sitoplasma sel. terdapat pada otot jantung, hati, ginjal, pankreas, terdapat pada otot jantung, hati, ginjal, pankreas,

jaringan otak dan otot tubuhjaringan otak dan otot tubuh Harga normal : 4 – 40 U karmen (17 mU/ cc) atau Harga normal : 4 – 40 U karmen (17 mU/ cc) atau

kurang 12 unit (biochemic test combination). kurang 12 unit (biochemic test combination). Meningkat : acute hepatitis, proses TBC, infeksi Meningkat : acute hepatitis, proses TBC, infeksi

mononucleosis, penyebaran TBC, sirosis hepatitis, mononucleosis, penyebaran TBC, sirosis hepatitis, dan hepatitis kongesti, infark miokar, nekrosis dan hepatitis kongesti, infark miokar, nekrosis otot skeletal, hemolisis dan pankreatitis akut. otot skeletal, hemolisis dan pankreatitis akut.

penting untuk diagnosa dini dari virus hepatitis. penting untuk diagnosa dini dari virus hepatitis.

Page 15: PEMERIKSAAN FAAL HATI

Serum Glutamic Pyruvic Transaminase Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)(SGPT)

= enzim Alanine Aminotransferase (ALT) = enzim Alanine Aminotransferase (ALT) enzim mikrosomal. enzim mikrosomal. dihasilkan oleh sitoplasma sel hati, dihasilkan oleh sitoplasma sel hati,

jantung dan otot skeletal. jantung dan otot skeletal. Harga normal : 5 – 35 U Karmen (13 mU/ Harga normal : 5 – 35 U Karmen (13 mU/

cc) atau kurang 12 unit (Kit Biochemical cc) atau kurang 12 unit (Kit Biochemical Tes Combination). Tes Combination).

Meningkat : kerusakan sel hati akut oleh Meningkat : kerusakan sel hati akut oleh hepatitis virus atau overdosis hepatitis virus atau overdosis asetaminofen/ parasetamol.asetaminofen/ parasetamol.

Page 16: PEMERIKSAAN FAAL HATI

Alkali Fosfatase (ALP = Alkalin Phosphatase)Alkali Fosfatase (ALP = Alkalin Phosphatase) sekelompok enzim katalisator hidrolisis ester – ester fosfat sekelompok enzim katalisator hidrolisis ester – ester fosfat

oragnik dalam suasana basa dan menghasilkan bahan oragnik dalam suasana basa dan menghasilkan bahan fosfat organik dan bahan organik radikal. fosfat organik dan bahan organik radikal.

berhubungan dengan saluran empedu. berhubungan dengan saluran empedu. ditemukan pada sel osteoblas, mukosa usus, hati dan ginjal. ditemukan pada sel osteoblas, mukosa usus, hati dan ginjal. Keadaan yang merangsang hati untuk membuat ALP : Keadaan yang merangsang hati untuk membuat ALP :

bendungan lokal/ sistemik saluran empedu dan perubahan bendungan lokal/ sistemik saluran empedu dan perubahan reaksi biokimia dari sel, misalnya sel carsinoma. reaksi biokimia dari sel, misalnya sel carsinoma.

Prinsip : mengukur fosfat yang dihasilkan oleh reaksi Prinsip : mengukur fosfat yang dihasilkan oleh reaksi subtrat yang disediakan dengan ALP serum dengan cara subtrat yang disediakan dengan ALP serum dengan cara kalorimetri. kalorimetri.

ALP meningkat pada keadaan – keadaan :ALP meningkat pada keadaan – keadaan : Aktivitas sel osteoblas meningkat, misalnya pada tumor Aktivitas sel osteoblas meningkat, misalnya pada tumor

tulangtulang Pada penyakit hati oleh karena pembersihan enzim ini Pada penyakit hati oleh karena pembersihan enzim ini

melalui hati dan ekskresinya melalui saluran empedu.melalui hati dan ekskresinya melalui saluran empedu.

Page 17: PEMERIKSAAN FAAL HATI

Serum Cholinesterase Serum Cholinesterase (ChE)(ChE)

disebut pseudocholinesterase, disebut pseudocholinesterase, Kerja enzim : hidrolisa acetyl choline Kerja enzim : hidrolisa acetyl choline

menjadi cholinesterase. menjadi cholinesterase. Pemeriksaan enzim cholinesterase (ChE) Pemeriksaan enzim cholinesterase (ChE)

lebih spesifik lebih spesifik menurun : penyakit hati kronis atau menurun : penyakit hati kronis atau

serosis, hepatitis akut, malnutrisi, serosis, hepatitis akut, malnutrisi, keracunan insektisida. keracunan insektisida.

dapat dipakai sebagai indeks dapat dipakai sebagai indeks penyembuhan dan prognosis penderita. penyembuhan dan prognosis penderita.

Page 18: PEMERIKSAAN FAAL HATI

Gamma Glutamyl Gamma Glutamyl Transpeptidase (GGT)Transpeptidase (GGT)

dihasilkan hati, saluran empedu, pankreas dan dihasilkan hati, saluran empedu, pankreas dan ginjal. ginjal.

sangat tidak spesifik untuk penyakit hati atau sangat tidak spesifik untuk penyakit hati atau saluran empedu. saluran empedu.

Peningkatan : penyakit hati, penyakit saluran Peningkatan : penyakit hati, penyakit saluran empedu, pankreas, peminum alkohol berat, empedu, pankreas, peminum alkohol berat, pemakai barbiturat/ fenitoin. pemakai barbiturat/ fenitoin.

GGT meningkat seiring dengan peningkatan SGOT GGT meningkat seiring dengan peningkatan SGOT dan SGPT, tetapi lebih lambat dan lama kembali dan SGPT, tetapi lebih lambat dan lama kembali menjadi normal. menjadi normal.

Cara : spektrofotometrik dengan reagen Adenosin S Cara : spektrofotometrik dengan reagen Adenosin S Monofosfat, Gamma Glutamyl p – nitoanilide. Monofosfat, Gamma Glutamyl p – nitoanilide.

Harga normal : pria 28 IU dan wanita 18 IU.Harga normal : pria 28 IU dan wanita 18 IU.

Page 19: PEMERIKSAAN FAAL HATI

Albumin dan Globulin Albumin dan Globulin SerumSerum

Perubahan fraksi protein yang paling Perubahan fraksi protein yang paling banyak terjadi pada penyakit hati yaitu banyak terjadi pada penyakit hati yaitu albumin dan globulin terutama γ – globulin. albumin dan globulin terutama γ – globulin.

gangguan faal hati menyebabkan gangguan faal hati menyebabkan penurunan kadarnya dalam darah. penurunan kadarnya dalam darah.

Hipoalbuminemia : penyakit hati akut dan Hipoalbuminemia : penyakit hati akut dan kronis, dan merupakan indeks berat dan kronis, dan merupakan indeks berat dan luasnya kerusakan hati. luasnya kerusakan hati.

Cara pemeriksaannya yaitu dengan Cara pemeriksaannya yaitu dengan elektroforesis dan penggaraman (salting elektroforesis dan penggaraman (salting out). out).

Page 20: PEMERIKSAAN FAAL HATI

Cara Penggaraman Cara Elektroforesis

Albumin 3,5 – 5,0 g% 52 – 68 %

Globulin 1,3 – 2,7 g% -

Globulin α – 1 - 2 – 6 %

Globulin α – 2 - 3 – 11 %

Globulin β - 8 – 16 %

Globulin γ 0,8 – 1,6 g% 10 – 25 %

protein total 5,5 – 8,0 g% -

Page 21: PEMERIKSAAN FAAL HATI

BSP (Brom BSP (Brom Sulphopthalein)Sulphopthalein)

Dasar : beberapa macam zat warna bila diberikan Dasar : beberapa macam zat warna bila diberikan secara intra vena akan dibersihkan dari sistem secara intra vena akan dibersihkan dari sistem sirkulasi darah oleh hati, kemudian diukur retensi sirkulasi darah oleh hati, kemudian diukur retensi dalam darah. dalam darah.

Macam : Rose Bengal, Brom Sulphopthalein (BSP), Macam : Rose Bengal, Brom Sulphopthalein (BSP), Azerubin S, Indocynine, Phenol Tetra Clor, dll. Azerubin S, Indocynine, Phenol Tetra Clor, dll.

Indikasi pemeriksaan BSP yaitu :Indikasi pemeriksaan BSP yaitu : menentukan adanya kelainan penyakit hati menentukan adanya kelainan penyakit hati membedakan antara parenkim/ obstruktif ikterus membedakan antara parenkim/ obstruktif ikterus

(BSP meningkat) dengan hemolisis ikterus (BSP (BSP meningkat) dengan hemolisis ikterus (BSP normal).normal).

mendapatkan gambaran besar kerusakan hati. mendapatkan gambaran besar kerusakan hati.

Page 22: PEMERIKSAAN FAAL HATI

BSP (Brom BSP (Brom Sulphopthalein)Sulphopthalein)

Proses eksresi BSP oleh hati ada 3 Proses eksresi BSP oleh hati ada 3 tahap : tahap :

transfer BSP yang terikat albumin dari transfer BSP yang terikat albumin dari darah ke sel poligonal hatidarah ke sel poligonal hati

penyimpanan BSP dalam sel poligonal penyimpanan BSP dalam sel poligonal dan terjadi proses konjugasi dengan dan terjadi proses konjugasi dengan cystein dan glutathioncystein dan glutathion

ekskresi aktif BSP konjugasi ke dalam ekskresi aktif BSP konjugasi ke dalam saluran empedu. saluran empedu.

Page 23: PEMERIKSAAN FAAL HATI

BSP (Brom BSP (Brom Sulphopthalein)Sulphopthalein)

Patologi Klinik yaitu :Patologi Klinik yaitu : Diagnostik = 5 mg/ kg BB.Diagnostik = 5 mg/ kg BB. Pelengkap diagnosa = 2 mg/ kg BB.Pelengkap diagnosa = 2 mg/ kg BB. Prognostik = 2 mg/ kg BB.Prognostik = 2 mg/ kg BB.Dosis 5 menit 15 menit 30 menit 45 menit

2 mg/ kg BB < 60 % < 10 % 0 – 4 % 0 %

5 mg/ kg BB < 85 % < 30 % < 10 % < 5 %

Page 24: PEMERIKSAAN FAAL HATI

BSP (Brom BSP (Brom Sulphopthalein)Sulphopthalein)

Keterbatasan Tes BSP :Keterbatasan Tes BSP : hasil positif palsu pada obesitas, febris, puasa jangka panjang, hasil positif palsu pada obesitas, febris, puasa jangka panjang,

setelah pemberian kontras cholicystography, aliran darah ke setelah pemberian kontras cholicystography, aliran darah ke hati menurun.hati menurun.

hasil negatif palsu pada penderita penyakit hati disetai hasil negatif palsu pada penderita penyakit hati disetai hipoalbuminemia.hipoalbuminemia.

Pada ekstravasasi dapat menimbulkan nyeri dan nekrosis Pada ekstravasasi dapat menimbulkan nyeri dan nekrosis jaringan.jaringan.

Kadang – kadang dapat mengakibatkan reaksi anafilaksis.Kadang – kadang dapat mengakibatkan reaksi anafilaksis.

Peningkatan retensi BSP disebabkan oleh :Peningkatan retensi BSP disebabkan oleh : Aliran darah ke hati menurunAliran darah ke hati menurun Kerusakan parenkim hati, terutama yang bersifat difuseKerusakan parenkim hati, terutama yang bersifat difuse Obstruksi saluran empedu, yaitu sirosis saluran empedu, Obstruksi saluran empedu, yaitu sirosis saluran empedu,

Cholethiasis, Cholecystitis, dll.Cholethiasis, Cholecystitis, dll. Penyakit sistemik yang disertai penyebaran infiltrasi ke hati, Penyakit sistemik yang disertai penyebaran infiltrasi ke hati,

yaitu carcinoma metastasis, limfoma, leukimia, penyakit yaitu carcinoma metastasis, limfoma, leukimia, penyakit granulomatosa, amyloidosis.granulomatosa, amyloidosis.

Keadaan lain yang tidak spesifik, yaitu anemia, dan Fever.Keadaan lain yang tidak spesifik, yaitu anemia, dan Fever.

Page 25: PEMERIKSAAN FAAL HATI

Bilirubin SerumBilirubin Serum Gangguan metabolisme pigmen empedu dapat Gangguan metabolisme pigmen empedu dapat

dilihat dengan adanya ikterus. dilihat dengan adanya ikterus. Pemeriksaan : plasma bilirubin, kualitas urin Pemeriksaan : plasma bilirubin, kualitas urin

bilirubin dan urobilinogen dan pengamatan tinja bilirubin dan urobilinogen dan pengamatan tinja Peningkatan UB : hemolisis, gangguan uptake, Peningkatan UB : hemolisis, gangguan uptake,

dan gangguan konjugasi. dan gangguan konjugasi. kasus jaundice, kedua fraksi bilirubin mengalami kasus jaundice, kedua fraksi bilirubin mengalami

peningkatan, peningkatan, CB meningkat : kasus cholestasisCB meningkat : kasus cholestasis urine + : peningkatan CB dalam darah. urine + : peningkatan CB dalam darah. Tidak adanya empedu sama sekali pada tinja Tidak adanya empedu sama sekali pada tinja

menggambarkan adanya cholestasis atau menggambarkan adanya cholestasis atau steatorrhea. steatorrhea.

Cara pemeriksaannya dengan reaksi diazo Cara pemeriksaannya dengan reaksi diazo (reagent erlich).(reagent erlich).

Page 26: PEMERIKSAAN FAAL HATI

Masa Protrombin atau Faktor Masa Protrombin atau Faktor KoagulasiKoagulasi

faktor koagulasi disintesa oleh sel faktor koagulasi disintesa oleh sel parenkim hati : faktor II, VII, IX, dan parenkim hati : faktor II, VII, IX, dan X dengan bantuan vitamin K. X dengan bantuan vitamin K.

Kerusakan sel hati menyebabkan Kerusakan sel hati menyebabkan perdarahan, dimana tes koagulasi perdarahan, dimana tes koagulasi abnormal. abnormal.

Tes yang sering digunakan adalah Tes yang sering digunakan adalah protrombin time (PT).protrombin time (PT).

Page 27: PEMERIKSAAN FAAL HATI

Pemeriksaan SerodiagnostikPemeriksaan SerodiagnostikCara :Cara : virus penyebab dg mikros. elek.virus penyebab dg mikros. elek. Produk virusProduk virus Respon tubuh terhadap infeksi virusRespon tubuh terhadap infeksi virus

Kegunaan :Kegunaan : Diagnostik spesifikDiagnostik spesifik PrognosaPrognosa Stadium infeksiStadium infeksi Hasil terapiHasil terapi

Page 28: PEMERIKSAAN FAAL HATI

HEPATITIS AHEPATITIS A Gx : asimtomatis (anak2), flu like syndrome, Gx : asimtomatis (anak2), flu like syndrome,

mata kuning, anoreksia, nyeri perut mata kuning, anoreksia, nyeri perut → hilang → hilang 6 – 12 minggu6 – 12 minggu

Inkubasi 30 hariInkubasi 30 hari Penularan : makanan/ minuman Penularan : makanan/ minuman HAAg : HAAg :

masa inkubasi (feses) +, mgg ke-3 –masa inkubasi (feses) +, mgg ke-3 – HAV :HAV :

Gx awal +, titer cepat meningkatGx awal +, titer cepat meningkat Ig M :Ig M :

Ig M anti HAV I mgg +, mgg ke 8 - Ig M anti HAV I mgg +, mgg ke 8 - → akut, → akut, infeksi masih berlangsunginfeksi masih berlangsung

3 – 6 bulan m3 – 6 bulan m↑ (1 -2 bulan)↑ (1 -2 bulan)Bertahan lama/ seumur hidup Bertahan lama/ seumur hidup → kebal→ kebal

Page 29: PEMERIKSAAN FAAL HATI

HEPATITIS BHEPATITIS B Gx : lemah, lesu, sakit otot, demam Gx : lemah, lesu, sakit otot, demam

ringan, mual, anoreksia, mata dan kulit ringan, mual, anoreksia, mata dan kulit kuning, seni gelap.kuning, seni gelap.

Penularan : transfusi, jarum suntik, air liur, Penularan : transfusi, jarum suntik, air liur, keringatkeringat

HBsAg : HBsAg : sintesa sitoplasma hati dan manifestasi Isintesa sitoplasma hati dan manifestasi I Inkubasi +Inkubasi + Puncak dan menetap Puncak dan menetap → → gx klinikgx klinik 3 bulan –3 bulan – Menetap > 6 bulan : infeksi kronik/ karierMenetap > 6 bulan : infeksi kronik/ karier

Page 30: PEMERIKSAAN FAAL HATI

HEPATITIS BHEPATITIS B Anti HBsAnti HBs

Fase penyembuhan dan HBsAg - : +Fase penyembuhan dan HBsAg - : + Bertahan lamaBertahan lama + : penyembuhan, resiko penularan berkurang, + : penyembuhan, resiko penularan berkurang,

kebalkebal Anti HBcAnti HBc

Fase akut dan HBsAg +Fase akut dan HBsAg + Reaktifasi HBV : Ig M dan Ig G anti HBcReaktifasi HBV : Ig M dan Ig G anti HBc Penyembuhan : Ig G anti HBcPenyembuhan : Ig G anti HBc Ig M anti HBc : window period, menetap > 6 bulan Ig M anti HBc : window period, menetap > 6 bulan

(kronik), hilang (sembuh), positif tanpa gx (riwayat)(kronik), hilang (sembuh), positif tanpa gx (riwayat)

Page 31: PEMERIKSAAN FAAL HATI

HEPATITIS BHEPATITIS BHBeAgHBeAg

mm↑ = HBsAg, HBV DNA polimerase, HBV DNA, ↑ = HBsAg, HBV DNA polimerase, HBV DNA, HBcAgHBcAg

Replikasi HBV aktif dan penularan >>>Replikasi HBV aktif dan penularan >>>+ : fase akut / 1 mgg HBsAg ++ : fase akut / 1 mgg HBsAg +- : sebelum HBsAg – (< 3 mgg)- : sebelum HBsAg – (< 3 mgg)Menetap > 10 mgg : carierMenetap > 10 mgg : carierSerikonversi : infeksi -, replikasi HBV -, fase non Serikonversi : infeksi -, replikasi HBV -, fase non

replikasi, penularan <<replikasi, penularan <<

Page 32: PEMERIKSAAN FAAL HATI