Pemerahan Susu Sapi

55
LAPORAN PRAKTIKUM PMM – B Pengawasan Tempat Pemerahan Susu di Jl. Wonocolo Gg. Buntu No. 23, Surabaya Disusun Oleh : - Dana Widya Mahanani (P27833112002) - Nova Cristy Ambarsari (P27833112015) - Ghany Agnia Cristata (P27833112062) - Aida Fithriyah (P27833112087) Kelas A (REGULER) Semester IV / Kelompok C / Sub 1 Kementerian Kesehatan RI 1

description

pmm

Transcript of Pemerahan Susu Sapi

Page 1: Pemerahan Susu Sapi

LAPORAN PRAKTIKUM PMM – B

Pengawasan Tempat Pemerahan Susudi Jl. Wonocolo Gg. Buntu No. 23, Surabaya

Disusun Oleh :

- Dana Widya Mahanani (P27833112002)

- Nova Cristy Ambarsari (P27833112015)

- Ghany Agnia Cristata (P27833112062)

- Aida Fithriyah (P27833112087)

Kelas A (REGULER) Semester IV / Kelompok C / Sub 1

Kementerian Kesehatan RI

Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Jurusan Kesehatan Lingkungan DIII Kesehatan Lingkungan

Kampus Surabaya

Tahun 2014

1

Page 2: Pemerahan Susu Sapi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Susu merupakan sumber gizi terbaik bagi manusia. Susu

disebut sebagai makanan yang hampir sempurna karena kandungan zat

gizinya yang lengkap. Selain air, susu mengandung protein,

karbohidrat, lemak, mineral, enzim-enzim, gas serta vitamin A, C dan

D dalam jumlah memadai.

Susu murni merupakan susu yang dihasilkan dari sapi sehat dan

bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar yang

kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan

belum susu mendapat perlakuan apapun (SNI 01-3141-1998). .Dalam

prakteknya sangat kecil peluang kita untuk mengonsumsi susu segar

definisi SNI tersebut di atas. Umumnya susu yang dikonsumsi

masyarakat adalah susu olahan baik dalam bentuk cair (susu

pasteurisasi, susu UHT) maupun susu bubuk.

Hal itu menjadi salah satu alasan mengapa susu murni menjadi

pilihan manusia untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuh. Selain itu

hal tersebut juga memicu tumbuhnya usaha pemerahan yang bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan pasar atas permintaan konsumen susu yan

tinggi.

Saat ini juga telah dikembangkan berbagai produk olahan susu,

mulai dari keju, yogurt, susu UHT, susu bubuk dll, dan hal tersebut

tidak luput dari proses pengolahannya yang lama dan panjang, tapi

dalam prosesnya banyak nutrisi asli susu yang hilang ataupun

berkurang.

Didasari dengan masalah tentang berkurangnya nilai gizi dan

mutu susu segar, serta takut akan adanya kontaminasi penyakit atau

bakteri yang berbahaya didalamnya. Hal tersebut menjadi latar

belakang untuk mengadakan suatu pengawasan dan penilaian yang

dilakukan di lokasi pemerahan susu sapi karena tempat tersebut

2

Page 3: Pemerahan Susu Sapi

merupakan tempat penghasil susu murni yang akan menjadi sumber

untuk pengolahan produk susu selanjutnya.

Pengawasan dan penilaian pada tempat pemerahan susu sapi sangat

berperan penting dalam kesehatan karena dengan pengawasan tersebut

susu murni dapat terjaga kualitasnya, nilai gizinya serta mencegah

adanya pengolahan yang buruk terhadap susu sapi murni.

B. Tujuan Praktikum

Tujuan Umum

Mahasiswa dapat mengetahui proses produksi susu sapi segar.

Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat membuat form penilaian terhadap proses

pemerahan sapi.

2. Mahasiswa dapat menilai proses pemerahan sapi.

3. Mahasiswa dapat menilai peralatan yang digunakan dalam

proses pemerahan susu, sebelum-saat-sesudah pemerahan susu.

4. Mahasiswa dapat menilai cara perawatan sapi perah.

5. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas susu.

6. Menilai kualitas susu sampai cara pemasarannya atau

distribusinya.

7. Mahasiswa dapat menganalisa hasil penilaian terhadap proses

pemerahan sapi.

8. Mahasiswa dapat membuat kesimpulan dan saran berdasarkan

hasil analisa.

3

Page 4: Pemerahan Susu Sapi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

Susu sangat peka terhadap cemaran kuman serta mudah menjadi rusak

atau busuk. Kerusakan susu akibat kontaminasi kuman membahayakan konsumen

karena dapat terjadi penularan penyakit. Proses pencemaran dapat terjadi pada

berbagai kesempatan antara lain, saat susu diperah, penyimpanan pada milk-can,

transportasi dari kandang ke cooling unit, penanganan ditempat penampungan

hingga pengangkutan melalui truk tanki; sampai pada industri pengolah susu.

Banyaknya kesempatan kuman mencemari susu tersebut perlu dikembangkan

teknik sanitasi yang bertujuan untuk mencegah dan menekan pertumbihan

mikroba kontaminan air susu. karena awal kontaminasi terjadi pada saat

pemerahan.

Sedangkan menurut SK Dirjen Peternakan No.17 Tahun 1983.

Dipersyaratkan jumlah kuman pada susu murni yang beredar dimasyarakat

maksimum sebesar 3 juta. Susu tidak boleh mengandung kuman patogen dan

benda asing yang dapat mengotori susu. Bakteri asam laktat normal terdapat pada

air susu, sesungguhmya bermanfaat dalam pembuatan keju dan mentega.

fungsinya memecah gula susu (laktose) dan mengendapkan protein susu (kasein)

bakteri tersebut berasal dari lingkungan pemerahan dan kamar penyimpanan susu

jenisnya streptococcus lactis dan str. cremorus.

Tindakan sanitasi merupakan upaya higienis pengamanan bahan makan

dengan cara mencegah terjadinya kontominasi, menekan pertumbuhan kuman dan

membunuh kuman.

1. Pertama, mengurangi jumlah awal kuman yakni yang berasal dari

sapinya sendiri, pekerja, kandang dan lantainya, peralatan susu serta

waktu antara pemerahan dan penyetoran ke penampungan.

Saluran susu dari sel alveoler berakhir pada lubang puting yang

biasanya terkotori oleh lantai sehingga air susu yang akan keluar

4

Page 5: Pemerahan Susu Sapi

akan bertambah jumlah kumannya, untuk menghindarinya,

pancaran pertama dari pemerahan hendaknya dibuang. teat dipping

atau pencelupan puting pada cairan desinfektan sebelum

pemerahan dapat mengurangi secara signifikan angka pertambahan

kuman.

Pekerja yang melaksanakan pemerahan harus bebas penyakit

menular; tidak boleh memerah pada saat menderita batuk dan

mencret; pekerjaan yang lain boleh dilakukan. tangan dan kuku

harus bersih dan tidak dierkenankan bersin maupun meludah saat

memerah. penggunaan pakaian bersih dan masker sangat

melindung terjadinya pencemaran dari pekerja.

Sanitasi kandang terutama bagian lantai harus dipelihara. pada saat

akan dilakukan pemerahan kandang harus sudah bersih untuk

menghilangkan sumber pencemaran kuman. dalam keadaan kotor,

angin dan gerakan ekor sapi dapat memudahkan masuknya kotoran

pada air susu. ventilasi yang baik menjamin kualitas karena udara

yang bersih mencegah timbulnya bau yabg mudah diserap oleh

susu.

Peralatan yang dipergunakan untuk air susu harus terbuat dari

bahan yang madah dibersihkan, tidak bercelah-celah yang

memungkinkan kuman hidup dari sisa air susu yang tertinggal di

tempat itu. pembersihan dilakukan dengan menggunakan air

bersih, dilanjutkan dengan sabun kemudian dibilas  kembali

dengan air bersih atau kaporit. peralatan disimpan terbalik pada

rak, sebaiknyaterkena sinar matahari. jangan dilap dengan kain,

karena justru akan terjadi penempelan kuman.

Waktu antara pemerahan dan penyetoran juga merupakan saat

kritis air susu terhadap pencemaran kuman. oleh karenanya setelah

susu diperah segera kirim ke tempat penampungan. wadah

pengiriman biasanya berupa milk-can. jerigen plastik dengan mulut

kecil sukar dibersihkan dan mempunyai sifat bau. wadah terisi

penuh dan harus tertutup, dihindarkan sinar matahari untuk

5

Page 6: Pemerahan Susu Sapi

mencegah kenaikan susu yang berakibat pada percepatan

perkembangan bakteri.

2. Kedua, mencegah pertumbuhan kuman. Mengingat pertumbuhan

bakteri yang sangat cepat, jumlah kecil pada awal pemerahan dapat

berkembang hingga merusak atau menurunkan kualitas susu oleh

pertumbuhan kuman. Salah satu cara yang detail adalah melalui

pendinginan.

Susu dalam wadahnya dapat ditempatkan sementara pada suatu

bak berlapis seng atau aluminium, diisi dengan timbunan es

batu dibubuhi garam dapur dan serbuk gergaji. cara ini dapat

menurunkan suhu hingga lebih rendah dari 10 derajat celsius.

jika penyimpanan agak lama, diperlukan pengadukan secara

berkala dengan pengaduk berbahan stainless steel agar suhu

merata.

Untuk daerah pegunungan ada cara sederhana yakni dengan

mengalirkan air dingin terus menerus pada bak dimana wadah

susu ditempatkan. suhu yang diperoleh antara 15 hingga 10

derajat celsius. cara yang lain : surface cooler, refrigerator

(lemari es) dan cooling unit. teknik pendinginan semacam ini

dilakukan untuk tujuan penyimpanan atau terjadi penundaan

pengiriman. pada suhu 12 derajat celcius, susu tahan hingga 12

jam, 8 derajat celcius tahan 12-24 jam; dan pada suhu derajat

celcius dapat disimpan hingga 72 jam.

3. Ketiga, membunuh kuman. Pemanasan merupakan teknik yang umum

dipergunakan dalam upaya mematikan kuman dalam susu. dengan

pemanasan maka air susu dapat disimpan lebih lama, tidak

membahayakan kesehatan konsumen. cara ini mengakibatkan

perubahan susunan gizi air susu, tetapi kecil artinya jika dibandingkan

dengan bahayanya.

Teknik sanitasi yang berpedoman pada prinsip kesehatan masyarakat

veteriner (kesmavet) ini memberikan jaminan bahan baku pangan yang aman.

setelah bahan baku diolah menjadi produk akhir yang siap disajikan ke konsumen

6

Page 7: Pemerahan Susu Sapi

tentu juga perlu memperoleh pengamanan dengan prinsip serupa itu sehingga

masyarakat tidakragu-ragu lagi mendapatkan gizi untuk meningkatkan mutu

generasi.

Adapun sifat fisik dari air susu pemerahan adalah :

1. Warna air susu :

Warna air susu dapat berubah dari satu warna kewarna yang lain,

tergantung dari bangsa ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat

dan bahan pembentuk warna. Warna air susu berkisar dari putih

kebiruan hingga kuning keemasan. Warna putih dari susu merupakan

hasil dispersi dari refleksi cahaya oleh globula lemak dan partikel

koloidal dari casein dan calsium phosphat. Warna kuning adalah

karena lemak dan caroten yang dapat larut. Bila lemak diambil dari

susu maka susu akan menunjukkan warna kebiruan.

2. Rasa dan bau air susu :

Kedua komponen ini erat sekali hubungannya dalam menentukan

kualitas air susu. Air susu terasa sedikit manis, yang disebabkan oleh

laktosa, sedangkan rasa asin berasal dari klorida, sitrat dan garam-

garam mineral lainnya. Buckle et al., (1987) menyatakan bahwa cita

rasa yang kurang normal mudah sekali berkembang di dalam susu dan

hal ini mungkin merupakan akibat dari:

a. Sebab-sebab fisiologis seperti cita rasa pakan sapi misalnya alfalfa,

bawang merah, bawang putih, dan cita rasa algae yang akan masuk

ke dalam susu jika bahan-bahan itu mencemari pakan dan air

minum sapi.

b. Sebab-sebab dari enzim yang menghasilkan cita rasa tengikkarena

kegiatan lipase pada lemak susu.

c. Sebab-sebab kimiawi, yang disebabkan oleh oksidasi lemak.

7

Page 8: Pemerahan Susu Sapi

d. Sebab-sebab dari bakteri yang timbul sebagai akibat pencemaran

dan pertumbuhan bakteri yang menyebabkan peragian laktosa

menjadi asam laktat dan hasil samping metabolik lainnya yang

mudah menguap.

e. Sebab-sebab mekanis, bila susu mungkin menyerap cita rasa cat

yang ada disekitarnya, sabun dan dari larutan chlor.

Bau air susu mudah berubah dari bau yang sedap menjadi bau yang tidak

sedap. Bau ini dipengaruhi oleh sifat lemak air susu yang mudah menyerap bau

disekitarnya. Demikian juga bahan pakan ternak sapi dapat merubah bau air susu.

3. Berat jenis air susu :

Air susu mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada air. BJ

air susu = 1.027-1.035 dengan rata-rata 1.031. Akan tetapi menurut

codex susu, BJ air susu adalah 1.028. Codex susu adalah suatu daftar

satuan yang harus dipenuhi air susu sebagai bahan makanan. Daftar ini

telah disepakati para ahli gizi dan kesehatan sedunia, walaupun

disetiap negara atau daerah mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri.

Berat jenis harus ditetapkan 3 jam setelah air susu diperah. Penetapan

lebih awal akan menunjukkan hasil BJ yang lebih kecil. Hal ini

disebabkan oleh :

Perubahan kondisi lemak

Adanya gas yang timbul didalam air susu

4. Kekentalan air susu (viskositas)

Seperti BJ maka viskositas air susu lebih tinggi daripada air.

Viskositas air susu biasanya berkisar 1,5 – 2,0 cP. Pada suhu 20°C

viskositas whey 1,2 cP, viskositas susu skim 1,5 cP dan susu segar 2,0

cP. Bahan padat dan lemak air susu mempengaruhi viskositas.

Temperatur ikut juga menentukan viskositas air susu. Sifat ini sangat

menguntungkan dalam pembuatan mentega.

8

Page 9: Pemerahan Susu Sapi

5. Titik beku dan titik cair dari air susu :

Pada codex air susu dicantumkan bahwa titik beku air susu adalah

–0.5000 C . Akan tetapi untuk Indonesia telah berubah menjadi –

0.5200 C. Titik beku air adalah 00 C. Apabila terdapat pemalsuan air

susu dengan penambahan air, maka dengan mudah dapat dilakukan

pengujian dengan uji penentuan titik beku. Karena campuran air susu

dengan air akan memperlihatkan titik beku yang lebih besar dari air

dan lebih kecil dari air susu. Titik didih air adalah 100°C dan air susu

100.16°C. Titik didih juga akan mengalami perubahan pada pemalsuan

air susu dengan air.

6. Daya cerna air susu :

Air susu mengandung bahan/zat makanan yang secara totalitas

dapat dicerna, diserap dan dimanfaatkan tubuh dengan sempurna atau

100%. Oleh karena itu air susu dinyatakan sangat baik sebagai bahan

makanan. Tidak ada lagi bahan makanan baik dari hewani terlebih-

lebih nabati yang sama daya cernanya denagn air susu.

9

Page 10: Pemerahan Susu Sapi

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu Praktikum

Hari : Selasa

Tanggal : 29 April 2014

Pukul : 03.30.00 – 05.00 WIB

B. Lokasi Praktikum

Pemerahan Susu Sapi

Jalan Wonocolo Gg.Buntu No.23 Surabaya

C. Alat dan Bahan

1. Formulir pemeriksaan / penilaian pemerahan susu sapi

2. Alat tulis

3. Kamera

4. Alat transportasi

D. Cara Kerja :

1. Mencari lokasi pemerahan susu sapi.

2. Membuat perjanjian kepada Pemilik Pemerahan Susu Sapi.

3. Pembuatan Surat ijin praktikum lapangan ke bagian kurikulum.

4. Membuat formulir penilaian.

5. Menuju lokasi Pemerahan Sapi.

6. Melakukan wawancara.

7. Melihat proses Pemerahan Susu secara langsung.

8. Melakukan Penilaian sesuai dengan variabel yang dinilai.

9. Mengambil foto untuk dokumentasi

10. Melakukan Analisis data, laporan, kesimpulan dan sarannya.

E. Cara Pemberian Nilai Form Penilaian

Setelah melihat kondisi dilokasi jika tidak memenuhi atau

memenuhi persyaratan sanitasi kandang sapi perah pada elemen yang

diperiksa, maka kolom Kategori (K/C/B) yang berarti Kurang, Cukup dan

10

Page 11: Pemerahan Susu Sapi

Baik diisi dengan tanda “K/C/B” pada kotak yang ada di kolom kategori.

Bobot dari nilai K = 1, C = 2, B = 3.

HASIL OBSERVASI dan ANALISA HASIL

Nama tempat pemerahan susu perah : Pemerahan Susu Perah

Alamat : Wonocolo Gg. Buntu No.23, Surabaya

Nama pemilik : Bapak Markuat

Nama penanggungjawab : Bapak Rifa’i

Jenis produksi : Susu perah

Jumlah karyawan : 3 orang

Produksi per hari : ± 200 liter susu perah

No. Variable

Besar Penilaian

NilaiKategori

(K/C/B)

LOKASI DAN LINGKUNGAN PRODUKSI

1. Lokasi pemerahan susu sapi seharusnya dijaga

tetap bersih, bebas dari sampah, bau, kotoran.

1 K

2. Lingkungan seharusnya selalu dipertahankan

dalam keadaan bersih dengan cara – cara sebagai

berikut :

a. Sampah dibuang dan tidak menumpuk

b. Tempat sampah selalu tertutup

c. Jalan terpelihara dan selokannya berfungsi

dengan baik

1 K

Jumlah 2

Presentase 33,3 %

Analisa Hasil :

11

Page 12: Pemerahan Susu Sapi

1. Lokasi pemerahan susu sapi mendapat nilai kurang karena dalam keadaan

kotor oleh kotoran sapi, karung- karung ampas tahu, dan bau yang disebabkan

oleh kotoran sapi.

2. Lingkungan dalam kandang sapi mendapat nilai kurang karena masih terdapat

tumpukan sampah karung bekas ampas tahu yang digunakan sebagai pakan

sapi perah. Sedangkan untuk selokannya berfungsi kurang baik untuk

mengalirkan kotoran sapi yang ada di dalam kandang dan mendapat skore

total adalah 2.

BANGUNAN DAN FASILITAS

3. Bangunan Ruang Produksi

Ruang produksi sebaiknya tidak digunakan untuk

memproduksi produk lain selain pangan

1 K

Kontruksi ruangan sebaiknya terbuat dari bahan

yang tahan lama

2 C

Kontruksi seharusnya mudah dipelihara dan

dibersihkan atau didesinfeksi.

2 C

a. Lantai

- Lantai sebaiknya terbuat dari bahan kedap air,

rata, tidak licin, kuat, memudahkan

pembuangan atau pengaliran air, air tidak

tergenang.

- Lantai seharusnya selalu dalam keadaan bersih

dari debu, lendir, dan kotoran lainnya serta

mudah dibersihkan.

2 C

b. Dinding

- Dinding atau pemisah ruang sebaiknya dibuat

dari bahan kedap air, rata, halus, tahan lama,

tidak mudah mengelupas, dan kuat.

- Dinding atau pemisah ruangan seharusnya

selalu dalam keadaan bersih dari debu, lendir,

dan kotoran lainnya.

1 K

12

Page 13: Pemerahan Susu Sapi

- Dinding atau pemisah ruangan seharusnya

mudah dibersihkan.

c. Langit – langit

- Langit-langit sebaiknya terbuat dari bahan yang

tahan lama, tahan terhadap air, tidak mudah

bocor, tidak mudah terkelupas atau terkikis.

- Permukaan langit-langit sebaiknya rata,

berwarna terang dan jika diruang produksi

menggunakan atau menimbullkan uap air

sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak

menyerap air dan dilapisi cat tahan panas.

- Kontruksi langit-langit sebaiknya didesain

dengan baik untuk mencegah penumpukan

debu, pertumbuhan jamur, pengelupasan,

bersarangnya hama, memperkecil terjadinya

kondensasi.

- Langit – langit seharusnya selalu bebas dari

debu dan sarang laba-laba

1 K

d. Pintu

- Pintu ruangan sebaiknya dibuat dari bahan

tahan lama, kuat, tidak mudah pecah atau rusak,

rata, halus, berwarna terang.

- Pintu ruangan produksi seharusnya didesain

membuka keluar / ke samping sehingga debu

atau kotoran dari luar tidak terbawa masuk ke

dalam ruangan pengolahan.

- Pintu ruangan, termasuk pintu kasa dan tirai

udara seharusnya mudah ditutup dengan baik

dan selalu dalam keadaan tertutup.

1 K

e. Jendela

- Jendela sebaiknya dibuat dari bahan tahan lama,

1 K

13

Page 14: Pemerahan Susu Sapi

kuat, tidak mudah pecah atau rusak,

- Permukaan jendela sebaiknya rata, halus,

berwarna terang, dan mudah dibersihkan.

- Jendela seharusnya dilengkapi dengan kasa

pencegah masuknya serangga yang dapat

dilepas untuk memudahkan pembersihan dan

perawatan.

- Konstruksi jendela seharusnya didisain dengan

baik untuk mencegah penumpukan debu.

f. Lubang angin atau ventilasi

- Lubang angin atau ventilasi seharusnya cukup

sehingga udara segar selalu mengalir di ruang

produksi dan dapat menghilagkan uap, gas,

asap, bau dan panas yang timbul selama

pengolahan,

- Lubang angin atau ventilasi seharusnya selalu

dalam keadaan bersih, tidak berdebu, dan tidak

dipenuhi sarang labah-labah,

- lubang angin atau ventilasi seharusnya

dilengkapi dengan kasa untuk mencegah

masuknya serangga dan mengurangi masuknya

kotoran,

- Kasa pada lubang angin atau ventilasi

seharusnya mudah dilepas untuk memudahkan

pembersihan dan perawatan.

1 K

14

Page 15: Pemerahan Susu Sapi

g. Permukaan tempat kerja

- Permukaan tempat kerja yang kontak langsung

dengan bahan pangan harus dalam kondisi baik,

tahan lama, mudah dipelihara, dibersihkan dan

disanitasi;

- Permukaan tempat kerja harus dibuat dari

bahan yang tidak menyerap air, permukaannya

halus dan tidak bereaksi dengan bahan pangan,

detergen dan desinfektan.

1 K

4. FASILITAS

a. Kelengkapan Ruang Produksi

- Ruang produksi sebaiknya cukup terang

sehingga karyawan dapat mengerjakan

tugasnya dengan teliti.

- Di ruang produksi seharusnya ada tempat untuk

mencuci tangan yang selalu dalam keadaan

bersih serta dilengkapi dengan sabun dan

pengeringnya.

2 C

Jumlah 15

Presentase 55,5 %

Analisa Hasil :

3. Ruangan produksi mendapat nilai kurang karena ruangan tersebut dilakukan

kegiatan produksi selain produksi susu.

4. Kontruksi ruangan produksi mendapat nilai cukup karena terbuat dari bahan

yang kuat, yaitu dari bahan beton sehingga tahan lama.

5. Kontruksi bangunannya juga mudah dipelihara dan dibersihkan karena

memiliki midel yang sederhana dan tidak rumit untuk dilakukan pembersihan.

6. Lantai mendapat nilai yang kurang karena terbuat dari permukaan lantai licin,

tidak rata, terdapat genangan air, dan masih terdapat kotoran sapi.

15

Page 16: Pemerahan Susu Sapi

7. Kondisi dinding mendapat nilai cukup karena kontruksi dinding tidak rata,

tidak halus, dan masih terdapat sisa dari kotoran dan pakan sapi.

8. Langit-langit mendapat nilai yang kurang karena terdapat bagian yang bocor

dan dimungkinkan terjadinya penumpukan debu dan pertumbuhan jamur,

bersarangnya hama karena terbuat dari bahan kayu, serta terdapat sarang laba-

laba.

9. Pintu ruangan produksi mendapat nilai kurang karena pada area produksi

tidak dilengkapi pintu.

10. Jendela diarea pemerahan susu mendapat nilai kurang karena jendela di area

pemerahan hanya berupa lubang – lubang yang tidak terdapat penghalang

seperti kasa sehingga memungkingkan terhadap maasuknya serangga.

11. Lubang angin atau ventilasi di area pemerahan susu mendapat nilai kurang

karena belum bisa mengalirkan asap, bau, dan panas selama proses produksi.

Selain itu, ventilasi juga tidak dilengkapi dengan kasa untuk mencegah

masuknya serangga.

12. Permukaan tempat kerja yang kontak langsung dengan pangan mendapat nilai

kurang karena permukaannya kurang baik, tidak tahan lama, namun mudah

dipelihara, mudah dibersihkan, terbuat dari bahan yang tidak menyerap air,

tidak bereaksi terhadap bahan pangan tapi permukaannya tidak halus.

13. Fasilitas di ruang produksi mendapat nilai cukup karena pada ruang produksi

memiliki pencahayaan yang cukup terang dan mendukung proses produksi,

tempat cuci tangan dalalm keadaan bersih, namun tidak dilengkapi dengan

pengering dan jumlah skore total adalah 15.

PERALATAN PRODUKSI

5. a. Persyaratan Bahan Peralatan Produksi

- Peralatan produksi sebaiknya terbuat dari

bahan yang kuat, tahan lama, tidak beracun,

mudah dipindahkan atau dibongkar pasang

sehingga mudah dibersihkan dan dipelihara

- Permukaan yang kontak langsung dengan

pangan harus halus, tidak bercelah atau

2 C

16

Page 17: Pemerahan Susu Sapi

berlubang, tidak mengelupas, tidak berkarat

dan tidak menyerap air.

- Peralatan harus tidak menimbulkan

pencemaran terhadap produk pangan oleh

jasad renik, bahan logam yang terlepas dari

mesin / peralatan, minyak pelumas, bahan

bakar dan bahanbahan lain yang menimbulkan

bahaya; termasuk bahan kontak pangan /zat

kontak pangan dar kemasan pangan ke dalam

pangan yang menimbulkan bahaya;

b. Pengawasan dan Pemantauan Peralatan

Produksi

- Semua peralatan seharusnya dipelihara,

diperiksa dan dipantau agar berfungsi dengan

baik dan selalu dalam keadaan bersih

2 C

c. Bahan perlengkapan dan alat ukur/timbang

- Bahan perlengkapan peralatan yang terbuat

dari kayu seharusnya dipastikan cara

pembersihannya yang dapat menjamin

sanitasi;

- Alat ukur/timbang seharusnya dipastikan

keakuratannya.

2 C

Jumlah 6

Presentase 66,7 %

Analisa Hasil :

14. Peralatan produksi mendapat nilai cukup karena peralatan yang digunakan

terbuat dari bahan yang cukup kuat, tahan lama, tidak beracun, mudah

dipindahkan atau dibongkar pasang sehingga mudah dibersihkan dan

dipelihara. Dan Permukaan yang kontak langsung dengan pangan harus halus,

tidak bercelah atau berlubang, tidak mengelupas, tidak berkarat dan tidak

17

Page 18: Pemerahan Susu Sapi

menyerap air. Peralatan tidak menimbulkan pencemaran terhadap produk

pangan oleh jasad renik, bahan logam yang terlepas dari mesin / peralatan,

minyak pelumas, bahan bakar dan bahanbahan lain yang menimbulkan

bahaya; termasuk bahan kontak pangan /zat kontak pangan dar kemasan

pangan ke dalam pangan yang menimbulkan bahaya

15. Pengawasan dan pemantauan peralaatan produksi mendapat nilai yang cukup,

karena peralatan yang digunakan cukup berfungsi dengan baik dan selalu

dalam keadaan bersih.

16. Alat ukur yang digunakan mendapat nilai yang cukup karena terdapat

peralatan yang terbuat dari logam yang kondisinya sudah dalam keadaan tidak

baik, namun alat ukurnya dapat menjamin keakuratan dan jumlah skore total

adalah 6.

SUPLAI AIR ATAU SARANA AIR BERSIH

6. Air yang digunakan untuk proses produksi harus

air bersih dan sebaiknya dalam jumlah yang cukup

memenuhi seluruh kebutuhan

proses produksi.

3 B

Jumlah 3

Presentase 100 %

Analisa Hasil :

17. Suplai air atau sarana air bersih yang digunakan mendapat nilai baik karena

untuk membersihkan sapi, area peternakan, dan peralatan menggunakan air

sumur dan dilakukan dengan rutin dan jumlah skore total adalah 3.

FASILITAS DAN KEGIATAN SANITASI

7. Fasilitas Higiene dan Sanitasi

a. Sarana Pembersihan / Pencucian

- Sarana pembersihan / pencucian bahan

pangan, peralatan, perlengkapan dan

bangunan (Iantai, dinding dan lain-lain),

seperti sapu, sikat, pel, lap dan / atau

3 B

18

Page 19: Pemerahan Susu Sapi

kemoceng, deterjen, ember, bahan sanitasi

sebaiknya tersedia dan terawat dengan baik.

- Sarana pembersihan harus dilengkapi dengan

sumber air bersih.

b. Sarana Higiene Karyawan

- sarana higiene karyawan seperti fasilitas

untuk cuci tangan dan toilet / jamban

seharusnya tersedia dalam jumlah cukup dan

dalam keadaan bersih untuk menjamin

kebersihan karyawan guna mencegah

kontaminasi terhadap bahan pangan.

1 K

c. Sarana Cuci Tangan seharusnya :

- Diletakkan di dekat ruang produksi,

dilengkapi air bersih dan sabun cuci tangan

- Dilengkapi dengan alat pengering tangan

seperti handuk, lap atau kertas serap yang

bersih.

- Dilengkapi dengan tempat sampah yang

tertutup.

1 K

d. Sarana pembuangan air dan limbah

- Sistem pembuangan limbah seharusnya

didesain dan dikonstruksi sehingga dapat

mencegah resiko pencemaran pangan dan

air bersih;

- Sampah harus segera dibuang ke tempat

sampah untuk mencegah agar tidak menjadi

tempat berkumpulnya hama binatang

pengerat, serangga atau binatang lainnya

sehingga tidak mencemari pangan maupun

sumber air

- Tempat sampah harus terbuat dari bahan

yang kuat dan tertutup rapat untuk

1 K

19

Page 20: Pemerahan Susu Sapi

menghindari terjadinya tumpahan sampah

yang dapat mencemari pangan maupun

sumber air.

8. Kegiatan hygiene dan sanitasi

- Pembersihan dapat dilakukan secara fisik

seperti

- Kegiatan pembersihan dan penyucihamaan

peralatan produksi seharusnya dilakukan secara

rutin.

- Sebaiknya ada karyawan yang bertanggung

jawab terhadap kegiatan pembersihan /

pencucian dan penyucihamaan

1 K

Jumlah 7

Presentase 46,7 %

Analisa Hasil :

18. Fasilitas hygiene dan sanitasi yang meliputi sarana pembersihan mendapat

nilai baik karena peralatan yang digunakan untuk membersihkan peralatan,

perlengkapan, dan bangunan tersedia dan terawat dengan baik.

19. Fasilitas hygiene dan sanitasi yang meliputi sarana hygiene karyawan

mendapat nilai kurang karena tidak terdapat fasilitas cuci tangan dan toilet

bersih.

20. Sarana cuci tangan mendapat nilai kurang karena di dekat ruang produksi

tidak dilengkapi air bersih dan sabun cuci tangan namun tidak diliengkapi alat

pengering.

21. Sarana pembuangan air dan limbah mendapat nilai kurang karena terdapat

sampah karung makanan bekan pangan pangan sapi yang terletak di area

produksi dan tidak terdapat tempat sampah di area produksi karena

pembuangan kotoran langsung di sungai.

22. Kegiatan hygiene dan sanitasi mendapat nilai kurang karena kegiatan

pembersihan yang dilakukan tidak dengan penyucihamaan dan jumlah skore

total adalah 7.

20

Page 21: Pemerahan Susu Sapi

KESEHATAN DAN HYGIENE KARYAWAN

9. a. Kesehatan Karyawan

Karyawan yang bekerja di bagian pangan harus

memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

- Dalam keadaan sehat. Jika sakit atau baru

sembuh dari sakit dan diduga masih membawa

penyakit tidak diperkenankan masuk ke ruang

produksi.

- Jika menunjukkan gejala atau menderita

penyakit menular, misalnya sakit kuning (virus

hepatitis A), diare, sakit perut, muntah, demam,

sakit tenggorokan, sakit kulit (gatal, kudis, luka,

dan lain-lain), keluarnya cairan dari telinga

(congek), sakit mata (belekan), dan atau pilek

tidak diperkenankan masuk ke ruang produksi.

2 C

b) Kebersihan Karyawan

- Karyawan harus selalu menjaga kebersihan

badannya.

- Karyawan yang menangani pangan

seharusnya mengenakan pakaian kerja yang

bersih dan / atau sepatu kerja.

- Karyawan yang menangani pangan harus

menutup luka di anggota tubuh dengan perban

khusus luka.

- Karyawan harus selalu mencuci tangan

dengan sabun sebelum memulai kegiatan

pemerahan

1 K

c. Kebiasaan Karyawan

- Karyawan yang bekerja sebaiknya tidak

makan dan minum, merokok, meludah, bersin

atau batuk ke arah pangan atau melakukan

3 B

21

Page 22: Pemerahan Susu Sapi

tindakan lain di tempat produksi yang dapat

mengakibatkan pencemaran produk pangan.

- Karyawan di bagian pangan sebaiknya tidak

mengenakan perhiasan seperti giwang /

anting, cincin, gelang, kalung, arloji / jam

tangan, bros dan peniti atau benda lainnya

yang dapat membahayakan keamanan pangan

yang diolah.

Jumlah 6

Presentase 66,7 %

Analisa Hasil :

23. Kesehatan karyawan mendapat nilai kurang karena karyawan yang dalam

keadaan tidak sehat masih bekerja.

24. Kebersihan karyawan mendapat nilai kurang karena karyawan tidak selalu

menjaga kebersihan badannya, tidak memakai pakaian kerja yang bersih, tidak

semua karyawan menggunakan sepatu kerja, dan tidak semua karyawan

mencuci tangan dengan sabun sebelum memulai kegiatan.

25. Kebiasaan karyawan mendapat nilai baik, karena karyawan tidak makan atau

minum di area produksi, tidak merokok, tidak meludah, tidak bersin atau

batuk kea rah pangan. Karyawan dibagian pangan juga tidak mengenakan

perhiasan seperti cincin, arloji dan jumlah skore total adalah 6.

PENYIMPANAN

10. a. Penyimpanan produk akhir

- produk akhir harus disimpan terpisah dalam

ruangan yang bersih, sesuai dengan suhu

penyimpanan, bebas hama, penerangannya

cukup

- Penyimpanan bahan baku tidak boleh

menyentuh lantai, menempel ke dinding

maupun langit-langit

3 B

22

Page 23: Pemerahan Susu Sapi

- Penyimpanan bahan dan produk akhir harus

diberi tanda dan menggunakan sistem First In

First Out (FIFO)

b. Penyimpanan Bahan Berbahaya

- Bahan berbahaya seperti sabun pembersih,

bahan sanitasi, racun serangga, umpan tikus,

dll harus disimpan dalam ruang tersendiri dan

diawasi agar tidak mencemari pangan

3 B

c. Penyimpanan Wadah dan Pengemas

- Penyimpanan wadah dan pengemas harus

rapih, di tempat bersih dan terlindung agar

saat digunakan tidak mencemari produk

pangan.

- Bahan pengemas harus disimpan terpisah

dengan bahan baku dan produk akhir.

2 C

d. Penyimpanan Peralatan Produksi

Penyimpanan mesin / peralatan produksi yang

telah dibersihkan tetapi belum digunakan harus

di tempat bersih dan dalam kondisi baik,

sebaiknya permukaan peralatan menghadap ke

bawah, supaya terlindung dari debu, kotoran

atau pencemaran lainnya.

2 C

Jumlah 10

Presentase 83,3 %

Analisa Hasil :

26. Penyimpanan mendapat nilai baik karena penyimpanan produk akhir terpisah

dalam ruangan bersih, sesuai dengan suhu penyimpanan, bebas hama,

penerangan cukup; Penyimpanan bahan baku tidak boleh menyentuh lantai,

menempel ke dinding maupun langit-langit; Penyimpanan bahan dan produk

akhir harus diberi tanda dan menggunakan sistem First In First Out (FIFO)

23

Page 24: Pemerahan Susu Sapi

karena susu yang diproduksi saat itu langsung didistribusikan sehingga

langsung habis pada hari itu juga.

27. Penyimpanan bahan berbahaya mendapat nilai baik karena sabun pembersih,

bahan sanitasi, dll disimpan dalam ruangan yang terpisah dengan tempat

pengemasan produk.

28. Penyimpanan wadah dan pengemas medapat nilai cukup karena wadah dan

pengemas disimpan belum secara rapi ditempat yang cukup bersih dan cukup

terlindung serta terpisah dari bahan baku produk akhir.

29. Penyimpanan peralatan produksi mendapat nilai cukup karena mesin/perlatan

produksi dibersihkan sebelum digunakan, disimpan ditempat yang bersih,

namun permukaannya tidak menghadap kebawah sehingga dimungkinkan

terjadi pencemaran oleh debu, kotoran, atau pencemaran yang lain dan jumlah

skore total adalah 10.

PELABELAN

11. Kemasan diberi label yang jelas dan informatif

untuk memudahkan konsumen dalam memilih,

menangani, menyimpan, mengolah dan

mengonsumsi

1 K

Jumlah 1

Presentase 33,3 %

Analisa Hasil :

30. Kemasan mendapat nilai kurang karena tidak disertai label sehingga

menyulitkan konsumen untuk menangani, mengolah, dan mengonsumsi

produk dan jumlah skore total adalah 1.

24

Page 25: Pemerahan Susu Sapi

Lembar pertanyaan :

1. Lokasi pemerahan

2. Ukuran lahan peternakan

3. Benih dan bibit diperoleh dari mana

4. Pakan hewan ternak berupa apa?

5. Kalau tidak ada pakan diganti apa?

6. Apakah jumlah pakan selalu memenuhi

7. Pakan hewan diperoleh dari mana?

8. Air yang digunakan untuk minum hewan bersumber dari?

9. Air yang digunakan untuk mencuci alat bersumber dari?

10. Apakah pemerah mengenakan APD lengkap?

11. Apakah hal yang perlu dilakukan sebelum proses pemerahan?

12. Apa sajakah alat yang digunakan dalam proses pemerahan?

13. Bagaimana proses pemasakan susu perah?

14. Bagaimana proses pengemasan susu perah?

15. Apa sajakah alat yang digunakan dalam pengemasan susu perah?

16. Bagaimana cara pembersihan alat – alat tersebut?

17. Apakah penjamah yang melakukan pengemasan mengenakan APD lengkap?

18. Bagaimana distribusi penjualan susu perah?

19. Alat angkut apa yang digunakan dalam mendistribusikan susu?

20. Kemana saja tujuan distribusi susu sapi perah?

25

Page 26: Pemerahan Susu Sapi

PEMBAHASAN

Pemerahan Susu Sapi, Jl. Wonocolo Gg.Buntu No.23 Surabaya

mendapatkan jumlah skore 50 dapat dikatakan bahwa :

a. Lokasi, bangunan dan fasilitas produksi pada pemerahan susu sapi yang kami

kunjungi kurang memenuhi syarat hygiene karena masih banyak dijumpai

variabel penilaian yang tidak memenuhi syarat, seperti kondisi kandang yang

dalam keadaan kotor oleh kotoran sapi, karung- karung ampas tahu, dan bau

yang disebabkan oleh kotoran sapi, lantai yang licin, pada langit-langit

terdapat bagian yang bocor dan dimungkinkan terjadinya penumpukan debu

dan pertumbuhan jamur sehingga diperlukan perbaikan lokasi, bangunan dan

fasilitas yang lebih baik lagi agar memenuhi syarat Hygiene Sanitasi

Pemerahan Susu Sapi.

b. Untuk peralatan produksi dapat dikatakan cukup memenuhi persyaratan

karena pada variabel penilaian peralatan dipelihara dengan baik, selain itu

terbuat dari bahan yang cukup kuat, taha lama, tidak beracun, mudah

dipindahkan atau dibongkar pasang sehingga mudah dibersihkan dan

dipelihara.

c. Untuk suplai air bersih baik karena air yang digunakan untuk proses produksi

dalam kondisi bersih seperti dalam membersihkan sapi, area peternakan, dan

peralatan menggunakan air sumur dan dilakukan dengan rutin.

d. Untuk fasilitas dan kegiatan sanitasi kurang memenuhi persyaratan karena

tidak disediakan sabun cuci tangan dan pengering tangan serta sistem

pembuangan kotoran yang langsung dibuang ke sungai sehingga dapat

mencemari lingkungan.

e. Untuk kesehatan dan hygiene karyawan kurang memenuhi persyaratan karena

karyawan tidak selalu menjaga kebersihan badannya, tidak memakai pakaian

kerja yang bersih, tidak semua karyawan menggunkan sepatu kerja, dan tidak

semua karyawan mencuci tangan dengan sabun sebelum memulai kegiatan.

f. Untuk penyimpanan cukup baik karena jika produk belum diambil oleh

pembeli langsung dimasukkan di frezzer agar tidak cepat basi namun pada

pelabelan tidak dijumpai bahwa produk berlabel sehingga kurang memenuhi

persyaratan.

26

Page 27: Pemerahan Susu Sapi

Peternakan dan pemerahan susu sapi perah beralamat di Jl. Wonocolo Gg.

Buntu No.23, Surabaya. Luas area pemerahan ± 200 m2. Benih bibit diperoleh dari

Pusvetma Ahmad Yani. Dalam kegiatannya dibantu oleh 3 orang karyawan yang

bertugas membersihkan area peternakan, memandikan sapi sebelum diperah,

memerah sapi, dan memberi makan dan minum sapi. Lokasi peternakan sekaligus

pemerahan ini berada di dalam perkampungan warga.

Sapi siap diperah saat sudah muda yang dapat dilihat dari kondisi fisiknya

seperti kulit tipis, dan urat-uratnya terlihat.

Pakan sapi perah di area peternakan ini adalah rumput, singkong dan ampas

tahu. Dan Pakan rumput diberikan pada sore hari, sedangkan ampas tahu

diberikan pada pagi hari serta sebelum dan sesudah proses pemerahan. Jumlah

pakan untuk sapi perah di peternakan ini selalu mencukupi karena menerima

pasokan dari pedagang di pasar yang tidak laku atau berlebih.

Sumber air yang digunakan dalam kegiatan peternakan dan pemerahan susu

sapi bersumber dari air sumur / pompa. Baik yang digunakan untuk minum sapi

maupun untuk mencuci peralatan pakan dan pemerahan, seperti bak penampung

susu perah.

Hal yang dilakukan sebelum proses pemerahan susu adalah sapi dimandikan

terlebih dahulu. Hal ini penting dilakukan untuk menjaga kebersihan sapi dan susu

perah. Lalu petugas pemerah susu mengoleskan blueband pada ambing dan tangan

pemerah dan proses pemerahan susu siap dilakukan. Proses pemerahan susu

dilakukan 2 kali / hari. Pada saat pemerahan susu ditampung pada timba dan

petugas tidak menggunakan baju yang bersih dan tidak menggunakan APD yang

lengkap namun memakai sepatu boot.

Alat – alat yang digunakan dalam proses pemerahan susu sapi adalah

ember bersih untuk menampung susu sapi. Susu perah yang diperoleh tanpa

melalui proses pemasakan tetapi langsung dikemas dalam plastic. Namun ada

yang dimasak dahulu untuk dijadikan susu kedelai. Proses pengemasan dilakukan

dengan mengukur susu sapi sebanyak 1L lalu dikemas dalam kemasan plastik

secara manual.

27

Page 28: Pemerahan Susu Sapi

Untuk menjaga kebersihan alat – alat yang digunakan maka alat-alat tersebut

dicuci dengan sabun dan air hingga bersih. Namun sayangnya air yang digunakan

menggunakan air sumur yang dimungkinkan terdapat cemaran terhadap mikroba.

Penjamah yang menangani pengemasan makanan juga tidak mengenakan

APD seperti sarung tangan.

Distribusi susu perah meliputi penjual susu STMJ, pedagang keliling,

warung, dan ada juga yang langsug membeli di tempat. Dalam kegiatan distribusi,

alat angkut yang digunakan adalah sepeda motor.

REKAPITULASI Hasil Penilaian Tempat Pemerahan Susu Jl. Wonocolo Gg. Buntu No.23, Surabaya

No.

Variabel Hasil

1. Lokasi dan Lingkungan Produksi 22. Bangunan dan Fasilitas 153. Peralatan Produksi 64. Suplai Air atau Sarana Air Bersih 35. Fasilitas dan Kegiatan Sanitasi 76. Kesehatan dan Hygiene Karyawan 67. Penyimpanan 108. Pelabelan 1

TOTAL 50

No. Kategori Total (%)1.

Kategori Kurang (K)1590

x 100 % = 16,67 %

2.Kategori Cukup (C)

2090

x 100 % = 22,2 %

3.Kategori Baik (B)

1590

x 100 % = 16,67 %

*Total semua variabel 30 dan dikalikan 3 (bobot kategori benar), jadi 30 x 3 = 90

28

Page 29: Pemerahan Susu Sapi

UJI ORGANOLEPTIK

No

.Nama Panelis Uji Organoleptik

Keterangan

1. Dana Widya M. - Rasa : Air susu terasa

sedikit manis, karena

disebabkan oleh laktosa.

- Warna : Putih karena

berasal dari susu

merupakan hasil dispersi

dari refleksi cahaya oleh

globula lemak dan

partikel koloidal dari

casein dan calsium

phosphat.

- Aroma : Amis karena

sifat lemak air susu yang

mudah menyerap bau

disekitarnya.

- Kekentalan : Tidak

terlalu kental namun

cenderung cair.

Susu yang kita uji

organoleptik bukan

susu murni tapi sudah

direbus

2. Nova Cristy A. - Rasa : Asin karena

berasal dari klorida,

sitrat dan garam-garam

mineral.

- Warna : Putih karena

berasal dari susu

merupakan hasil dispersi

dari refleksi cahaya oleh

globula lemak dan

partikel koloidal dari

Susu yang kita uji

organoleptik bukan

susu murni tapi sudah

direbus

29

Page 30: Pemerahan Susu Sapi

casein dan calsium

phosphat.

- Aroma : Amis karena

sifat lemak air susu yang

mudah menyerap bau

disekitarnya.

- Kekentalan : Tidak

terlalu kental namun

cenderung cair.

3. Ghany Agnia C. - Rasa : Asin karena

berasal dari klorida,

sitrat dan garam-garam

mineral.

- Warna : Putih karena

berasal dari susu

merupakan hasil dispersi

dari refleksi cahaya oleh

globula lemak dan

partikel koloidal dari

casein dan calsium

phosphat.

- Aroma : Amis karena

sifat lemak air susu yang

mudah menyerap bau

disekitarnya.

- Kekentalan : Tidak

terlalu kental namun

cenderung cair.

Susu yang kita uji

organoleptik bukan

susu murni tapi sudah

direbus

4. Aida Fithriyah - Rasa : Air susu terasa

sedikit manis, karena

disebabkan oleh laktosa.

- Warna : Putih karena

Susu yang kita uji

organoleptik bukan

susu murni tapi sudah

direbus

30

Page 31: Pemerahan Susu Sapi

berasal dari susu

merupakan hasil dispersi

dari refleksi cahaya oleh

globula lemak dan

partikel koloidal dari

casein dan calsium

phosphat.

- Aroma : Amis karena

sifat lemak air susu yang

mudah menyerap bau

disekitarnya.

- Kekentalan : Tidak

terlalu kental namun

cenderung cair.

31

Page 32: Pemerahan Susu Sapi

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dengan hasil pemeriksaan dan penilaian yang telah

dilaksanakan pada tanggal 29 April 2014 di Pemerahan Susu Sapi, Jl.

Wonocolo Gg.Buntu No.23 Surabaya mendapatkan jumlah skore 50

bahwasannya dapat dikatakan bahwa lokasi, bangunan dan fasilitas

produksi pada pemerahan susu sapi yang kami kunjungi kurang memenuhi

syarat hygiene karena masih banyak dijumpai variabel penilaian yang

tidak memenuhi syarat, sehingga diperlukan perbaikan lokasi, bangunan

dan fasilitas yang lebih baik lagi agar memenuhi syarat Hygiene Sanitasi

Pemerahan Susu Sapi. Untuk peralatan produksi dapat dikatakan cukup

memenuhi persyaratan karena pada variabel penilaian peralatan dipelihara

dengan baik. Untuk suplai air bersih baik karena air yang digunakan untuk

proses produksi daklam kondisi bersih. Untuk fasilitas dan kegiatan

sanitasi kurang memenuhi persyaratan karena tidak disediakan sabun cuci

tangan dan pengering tangan serta sistem pembuangan kotoran yang

langsung dibuang ke sungai sehingga dapat mencemari lingkungan. Untuk

kesehatan dan hygiene karyawan kurang memenuhi persyaratan karena

karyawan tidak menggunakan seragam maupun APD saat proses produksi

sehingga beresiko besar untuk mengkontaminasi produk. Untuk

penyimpanan cukup baik karena jika produk belum diambil oleh pembeli

langsung dimasukkan di frezzer agar tidak cepat basi namun pada

pelabelan tidak dijumpai bahwa produk berlabel sehingga kurang

memenuhi persyaratan.

32

Page 33: Pemerahan Susu Sapi

B. Saran

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, maka kami dapat

menyarankan :

1. Pada kandang sapi perlu adanya penggunakan lampu agar

pencahayaannya di kandang terang sehingga tidak mengganggu pada

saat dilakukan pemerahan susu.

2. Sebaiknya terdapat pengolahan air limbahnya untuk menghindari

pencemaran pada lingkungan maupun pada susu yang dihasilkan,

serta tidak mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar.

3. Sebaiknya Toilet yang ada harus selalu dibersihkan agar

kebersihannya terjaga, dan sebaiknya tidak berhubungan langsung

dengan tempat pemerahan susu untuk meminimalisir terjadinya

kontaminasi pada susu yang dihasilkan.

4. Sebaiknya saat proses pemerahan susu hendaknya karyawan

menggunakan pakaian khusus atau APD yang lengkap pada saat

memerah susu sehingga dapat menjamin kebersihan hasil susu yang

telah diperah.

33

Page 34: Pemerahan Susu Sapi

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pertanian. 2000. Sanitasi Kandang Sapi Perah. http://pustaka.litbang .

deptan.go.id/agritek/lip50120.pdf. Diakses pada tanggal 30 April 2014.

Martharini, dwitiya. 2012. Tata Laksana Pemeliharaan Sapi Perah.

http://dwitiya-martharini.blog.ugm.ac.id/2012/08/13/tata-laksana-

pemeliharaan-sapi-perah/. Diakses pada tanggal 30 April 2014.

http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2012/10/sanitasi-susu.html. Diakses pada

tanggal 30 April 2014.

34

Page 35: Pemerahan Susu Sapi

DOKUMENTASI

No. Gambar Keterangan

1. Kondisi kandang sapi perah yang terlihat kurang tertata rapi.

2. Kondisi atap kandang sapi perah yang cukup memprihatinkan karena tidak sesuai persyaratan sanitasi kandang.

3. Kondisi lantai kandang sapi perah yang tidak memenuhi persyaratan karena lantai licin sekali sehingga membahayakan bagi karyawan jika terpeleset.

4. Pembersihan kantong susu sapi sebelum diperah

35

Page 36: Pemerahan Susu Sapi

5. Proses pengolesan mentega agar susu sapi mudah diperah.

6. Proses pemerahan susu sapi yang dilakukan karyawan tanpa menggunakan APD yang lengkap.

7. Susu sapi yang sudah diperah dipisahkan dari kandang.

36

Page 37: Pemerahan Susu Sapi

8. Pakan sapi berasal dariampas tahu atau singkong jika persediaan rumput habis.

9. Pengolahan susu kedelai (hasil pemasakan jadi).

10. Susu sapi setelah dimasak / direbus (hasil pemasakan jadi).

37