Pemenuhan SNP SD/MI

download Pemenuhan SNP SD/MI

of 100

description

Pedoman pemenuhan SNP SD/MI

Transcript of Pemenuhan SNP SD/MI

PEDOMAN PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

PUSAT PENJAMINAN MUTU PENDIDIKANBADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIAPENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKANKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2012KATA PENGANTAR

Pembinaan satuan pendidikan untuk mampu memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) terus dilakukan oleh pemerintah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Pasal 3 ayat (2) memberi rambu-rambu bahwa dalam peningkatan mutu dilakukan atas dasar prinsip keberlanjutan, terencana, dan sistematis dengan kerangka waktu dan target capaian yang jelas. Dalam rangka memenuhi ketentuan tersebut, khususnya dalam memperkuat kerangka waktu dan target-target capaiannya, dipandang perlu untuk disusun buku pedoman tentang pemenuhan standar nasional pendidikan pada satuan pendidikan.Penyusunan pedoman ini dimaksudkan sebagai upaya akselerasi peningkatan mutu pendidikan melalui pemenuhan delapan Standar Nasional Pendidikan oleh setiap satuan pendidikan. Harapannya, melalui pedoman ini satuan pendidikan mulai merintis pembudayaan mutu di lingkungannya masing-masing. Sebenarnya, budaya peningkatan mutu mulai tampak setelah diterapkannya instrumen utama dalam pelaksanaan SPMP yaitu Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Dalam implementasinya, EDS telah banyak membantu semua pihak dalam melakukan program monitoring sekolah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah atau dikenal dengan istilah Monitoring Sekolah oleh Pemerintah daerah (MSPD) yang dilaksanakan oleh para Pengawas Pendidikan. MSPD merupakan instrumen utama Evaluasi Diri Kota/Kabupaten (EDK) sebagai dasar penyusunan program peningkatan mutu pendidikan di wilayah tersebut.Pedoman ini disusun dengan memperhatikan berbagai peraturan dan produk hukum yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Hal yang membedakannya barangkali terletak pada tujuan, ruang lingkup, dan sasarannya. Tujuan pedoman ini adalah untuk memberi pedoman bagi semua satuan pendidikan dalam mememenuhi SNP dengan rincian langkah-langkah pemenuhan, personil yang dapat dilibatkan, waktu atau durasi, dan hasil yang ditargetkan. Sasaran utamanya adalah agar satuan pendidikan dapat mencapai SNP dalam waktu yang terukur. Panduan yang bersifat rinci akan dimuat pada panduan lainnya.Akhirnya dengan adanya pedoman ini, kiranya semua pihak dapat memanfaatkannya dengan baik terutama bagi para pemangku kepentingan di satuan pendidikan dan bagi semua pihak yang terlibat dalam peningkatan mutu pendidikan di lingkungan pemerintah daerahnya masing-masing. Terima kasih.

Jakarta, 2012

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA. RasionalB. TujuanC. Dasar HukumBAB II ACUAN MUTU PENDIDIKANA. Definisi Mutu PendidikanB. Siklus Mutu PendidikanC. Standar Nasional Pendidikan sebagai Acuan Mutu Pendidikan

BAB III PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PADA TINGKAT SATUAN PENDIDIKANA. Tujuan Penjaminan Mutu PendidikanB. Prinsip Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan PendidikanC. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Pendidikan dalam Penjaminan Mutu PendidikanD. Tahapan Kegiatan Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan PendidikanE. Tahapan dan waktu Pencapaian Mutu Pendidikan pada Setiap SNP

BAB IV PELEMBAGAAN PENJAMINAN MUTU PADA TINGKAT SD/MIA. Pelembagaan Penjaminan Mutu Pendidikan di tingkat Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah kabupaten/kota, Penyelenggara, dan MasyarakatB. Pelembagaan Penjaminan Mutu Pendidikan pada Tingkat Satuan Pendidikan

BAB V PENUTUPBAB I PENDAHULUAN

A. RasionalPenjaminan mutu pendidikan adalah serentetan proses dalam sistem yang saling berkaitan untuk mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan data tentang program atau kegiatan pendidikan dalam mencapai mutu pendidikan. Proses penjaminan mutu diawali dari mengidentifikasi aspek pencapaian dan prioritas peningkatan, penyediaan data sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan serta membantu membangun budaya peningkatan mutu berkelanjutan. Pencapaian mutu pendidikan untuk pendidikan dasar dan menengah dikaji berdasarkan delapan standar nasional pendidikan dari Badan Standar nasional Pendidikan (BSNP). Penjaminan mutu secara langsung tentu saja memiliki kontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan.Penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah di Indonesia berkaitan dengan tiga aspek utama yaitu: (1) pengkajian mutu pendidikan, (2) analisis dan pelaporan mutu pendidikan, dan (3) peningkatan mutu dan penumbuhan budaya peningkatan mutu yang berkelanjutan. Khususnya pada aspek pertama, secara sederhana diartikan bahwa dalam aspek pengkajian mutu pendidikan di dalamnya perlu ada pemetaan dan penetapan langkah yang perlu dilakukan untuk pencapaian mutu. Kegiatan pemetaan salah satunya melalui Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan instrumen lain yang dapat menambah informasi tentang profil sekolah. Adapun kegiatan penetapan langkah pencapaian mutu adalah rencana sistematis, rasional, dan terukur serta dirumuskan oleh satuan pendidikan untuk memenuhi pencapaian mutu pendidikan. Untuk mencapai mutu, ternyata tidak setiap satuan pendidikan mampu melakukannya. Banyak faktor yang menjadi kendala dan penghambat sehingga mereka tidak mampu melakukannya. Berdasarkan hasil penelitian secara mendalam, salah satu sebabnya adalah karena budaya penjaminan mutu di satuan pendidikan relatif sangat lemah. Secara operasional, jika ingin membina budaya penjaminan mutu di setiap satuan pendidikan maka dipandang perlu memberi petunjuk atau panduan pencapaian mutu yang lebih rinci yaitu berdasarkan pada pencapaian setiap komponen Standar Nasional Pendidikan (SNP).Hasil riset menunjukkan bahwa sekolah dan madrasah merupakan pihak yang memberikan kontribusi terbesar terhadap proses dan hasil penjaminan mutu dan peningkatan mutu pendidikan, sedangkan masyarakat, penyelenggara pendidikan, dan pemerintah daerah memberikan fasilitasi dalam pelaksanaan penjaminan mutu tersebut. Oleh karena itu, sekolah dan madrasah perlu diberdayakan dan didukung dalam usahanya menciptakan budaya mutu. Pihak masyarakat perlu didorong agar secara aktif mendukung program sekolah dan madrasah. Adapun pihak pemerintah daerah perlu ditingkatkan upaya koordinasinya agar mereka menyusun program dan penganggaran penjaminan mutu sebagai prioritas utamanya.

B. TujuanTujuan umum penyusunan pedoman pemenuhan SNP pada satuan pendidikan ini adalah untuk memberikan acuan bagi satuan pendidikan dalam melaksanakan penjaminan mutu pendidikan secara sinergis dan berkelanjutan melalui pemenuhan SNP oleh satuan pendidikan.Secara khusus pedoman ini bertujuan untuk:1. memberi penjelasan tentang indikator esensial pada delapan Standar Nasional Pendidikan yang diuraikan berdasarkan argumentasi perlunya pemenuhan indikator esensial, langkah pemenuhannya, waktu dan durasi implementasi pemenuhannya, dan hasil yang dapat diukur. 2. mengatur peran dan tanggung jawab setiap unsur organisasi pada satuan pendidikan dan pihak terkait lainnya untuk mencapai mutu pendidikan berdasarkan acuan mutu delapan Standar Nasional Pendidikan.3. memberi petunjuk pengelolaan dan koordinasi penjaminan mutu pendidikan yang diawali dari pemetaan mutu pendidikan dengan berbagai penggunaan instrumen, pemenuhan standar yang mengacu pada SNP atau Standar mutu pendidikan di atas SNP, serta evaluasi mutu pendidikan.

C. Dasar Hukum1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301),2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496),3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi (SI),4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, dan5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12/2007 Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah,6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13/2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah,7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16/2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru,8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19/2007 Tentang Standar Pengelolaan Oleh Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah,9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan,10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA),11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah,12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah,13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 25/2008 Tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah,14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 26/ 2008 Tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah,15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 27/2008 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Konselor,16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan,17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 Tentang Standar Biaya Operasi Non Personalia Tahun 2009.

BAB IIACUAN MUTU PENDIDIKAN

A. Definisi Mutu PendidikanAda tiga konsep dasar yang perlu dibedakan dalam peningkatan mutu yaitu kontrol mutu (quality control), jaminan mutu (quality assurance) dan mutu terpadu (total quality). Kontrol mutu secara historis merupakan konsep mutu yang paling tua. Kegiatannya melibatkan deteksi dan eliminasi terhadap produk-produk gagal yang tidak sesuai dengan standar. Tujuannya hanya untuk menerima produk yang berhasil dan menolak produk yang gagal. Dalam dunia pendidikan, kontrol mutu diimplementasikan dengan melaksanaan ujian sumatif dan ujian akhir. Hasil ujian dapat dijadikan sebagai bahan untuk kontrol mutu.Jaminan mutu merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan sejak awal proses produksi. Jaminan mutu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin proses produksi agar dapat menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi tertentu. Jaminan mutu adalah sebuah cara menghasilkan produk yang bebas dari cacat dan kesalahan. Lanjutan dari konsep jaminan mutu adalah Total Quality Management (TQM) yang berusaha menciptakan sebuah budaya mutu dengan cara mendorong semua anggota stafnya untuk dapat memuaskan para pelanggan. Dalam konsep TQM pelanggan adalah raja. Inilah yang merupakan pendekatan yang sangat populer termasuk dalam dunia pendidikan. Sifat TQM adalah perbaikan yang terus menerus untuk memenuhi harapan pelanggan. Dalam TQM, mutu adalah kesesuaian fungsi dengan tujuan, kesesuaian dengan spesifikasi dan standar yang ditentukan, sesuai dengan kegunaannya, produk yang memuaskan pelanggan, sifat dan karakteristik produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Sistem manajemen mutu pendidikan adalah suatu sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan satuan pendidikan dalam penetapan kebijakan, sasaran, rencana dan proses/prosedur mutu serta pencapaiannya secara berkelanjutan (continous improvement). Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) yang berlaku saat ini bertumpu kepada tanggung jawab tiap pemangku kepentingan pendidikan untuk menjamin dan meningkatkan mutu pendidikan. Implementasi SPMP terdiri atas rangkaian proses/tahapan yang secara siklik dimulai dari (1) pengumpulan data, (2) analisis data, (3) pelaporan/pemetaan, (4) penyusunan rekomendasi, dan (5) upaya pelaksanaan rekomendasi dalam bentuk program peningkatan mutu pendidikan. Pelaksanaan tahapan-tahapan di atas dilaksanakan secara kolaboratif antara satuan pendidikan dengan pihak-pihak lain yang terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan) yaitu penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan pemerintah. SPMP berbasis pada data dan pemetaan yang valid, akurat, dan empirik. Data yang dikumpulkan oleh sekolah dapat diperoleh dari hasil akreditasi sekolah, sertifikasi guru, ujian nasional, dan profil sekolah. Selain itu Evaluasi Diri Sekolah (EDS) merupakan instrumen implementasi SPMP yang dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan sebagai salah satu program akseleratif dalam peningkatan kualitas pengelolaan dan layanan pendidikan (Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010; Prioritas Nomor 2. Pendidikan).

B. Alur Penjaminan Mutu Pendidikan

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) merupakan alur siklus yang terpadu dan berkelanjutan. Siklus tersebut dapat menyatukan dan mengarahkan pelaksanaan penjaminan mutu secara internal dan eksternal. Adapun skema alur penjaminan mutu pendidikan adalah sebagai berikut:

Gambar: Alur Siklus Penjaminan Mutu Pendidikan

Bagan alir di atas dapat diterangkan sebagai berikut:1. Lingkaran besar merupakan siklus Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) di sekolah. Kegiatan yang esensialnya terdiri dari lima langkah yaitu pengembangan standar mutu, penetapan standar, perencanaan pemenuhan, pemenuhan standar, dan auidit/evaluasi.2. Pada langkah pemenuhan standar, pihak sekolah tidak mampu melakukannya sendiri karena banyak komponen yang bukan merupakan kewenangannya dan perlunya ketentuan standarisasi dari pihak eksternal. Oleh karena itu dalam pemenuhan standar dan audit/evaluasi dibutuhkan pedoman pemenuhan mutu yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP).3. Pedoman pemenuhan mutu menjadi acuan dalam melakukan Monitoring Sekolah oleh Pemerintah daerah (MSPD). Kerangka kegiatan MSPD juga didasarkan pada SNP dan hasil Audit/evaluasi internal pihak sekolah. Hasil MSPD dapat dijadikan peta mutu dan atau profil mutu yang dapat digunakan untuk rencana intervensi pemerintah dan pemerintah daerah.4. Intervensi pemerintah dan pemerintah daerah meliputi semua tahapan penjaminan mutu di sekolah sebagaimana terlihat dalam lingkaran besar pada gambar di atas.5. Ketika sinergitas kegiatan penjaminan mutu telah dilakukan oleh sekolah di satu sisi dan intervensi pemerintah di pihak lain, maka pada dasarnya sekolah layak mendapat status terakreditasi.

C. Standar Nasional Pendidikan sebagai Acuan Mutu PendidikanAcuan mutu yang digunakan untuk pencapaian atau pemenuhan mutu pendidikan pada satuan pendidikan adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan standar-standar lain yang disepakati oleh kelompok masyarakat. Standar nasional pendidikan adalah standar yang dibuat oleh pemerintah, sedangkan standar lain adalah standar yang dibuat oleh satuan pendidikan dan/atau lembaga lain yang dijadikan acuan oleh satuan pendidikan. Standar-standar lain yang disepakati oleh kelompok masyarakat digunakan setelah SNP dipenuhi oleh satuan pendidikan sesuai dengan kekhasan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.SNP sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan peraturan perundangan lain yang relevan yaitu kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. SNP dipenuhi oleh satuan atau program pendidikan dan penyelenggara satuan atau program pendidikan secara sistematis dan bertahap dalam kerangka jangka menengah yang ditetapkan dalam rencana strategis satuan atau program pendidikan.Terdapat delapan SNP yaitu:1. Standar Isi2. Standar Proses3. Standar Kompetensi Lulusan4. Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan5. Standar Sarana dan Prasarana6. Standar Pengelolaan7. Standar Pembiayaan8. Standar Penilaian

Delapan SNP di atas memiliki keterkaitan satu sama lain dan sebagian standar menjadi prasyarat bagi pemenuhan standar yang lainnya. Dalam kerangka sistem, komponen input sistem pemenuhan SNP adalah Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK), Standar Pengelolaan, Standar Sarana dan Prasarana (Sarpras), dan Standar Pembiayaan. Bagian yang termasuk pada komponen proses adalah Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Evaluasi, sedangkan bagian yang termasuk pada komponen output adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Berikut ini disajikan kaitan antara SNP.

Gambar: Kaitan antar Standar Nasional Pendidikan (SNP)

Setiap standar memiliki indikator ketercapaiannya dan setiap indikator merupakan acuan mutu pendidikan di Indonesia. Berikut ini adalah daftar indikator pemenuhan standar sebagai acuan mutu yang harus diupayakan dipenuhi oleh setiap sekolah di berbagai jenjang dan jenis pendidikan.

TABEL 1.KOMPONEN, SUB-KOMPONEN DAN INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) PADA JENJANG SD/MI

1. STANDAR ISINoKomponenSub KomponenIndikator Esensial

1Kerangka dasar, dan struktur kurikulum1.1. Pengembangan kurikulum1.1.1 Sekolah melaksanakan pengembangan kurikulum dengan melibatkan unsur guru, konselor, kepala sekolah, komite sekolah, dan nara sumber, dan pihak-pihak lain yang terkait.

1.1.2 Sekolah, mengembangkan kurikulum berdasarkan acuan dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dalam Standar Isi.

1.2 Struktur kurikulum 1.2.1 Kurikulum sekolah mencakup kelima kelompok mata pelajaran dengan karakteristiknya masing-masing sesuai dengan Standar Isi.

1.3. Beban belajar1.3.1. Sekolah menerapkan beban belajar sesuai dengan Standar Isi

1.4. Muatan Lokal1.4.1 Kurikulum sekolah dibuat dengan mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, dan usia peserta didik.

2.Pengembangan diri peserta didik2.1 Layanan bimbingan dan konseling2.1.1 Sekolah melakukan kegiatan pelayanan konseling yang diperuntukkan bagi semua peserta didik yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta.didik

2.1.2 Sekolah melaksanakan kegiatan BK secara terprogram, yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut.

2.2 Kegiatan ekstra kurikuler2.2.1 Sekolah melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler secara terprogram, yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut.

2.2.2 Sekolah melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler bagi semua siswa sesuai dengan minat dan bakat dan kondisi sekolah

2. STANDAR PROSESNoKomponenSub KomponenIndikator Esensial

1.Perencanaan 1.1. Kualitas silabus1.1.1 Kegiatan untuk merencanakan pembelajaan1.1.2 Kepemilikan silabus1.1.3 Komponen silabus1.1.4 Keterkaitan antar komponen dalam silabus

1.2 Kualitas RPP1.2.1 Kepemilikan RPP1.2.2 Komponen RPP1. 2.3 Keterkaitan antar komponen RPP1.2.4 Keterkaitan RPP dengan silabus1.2.5 Kelayakan kegiatan pembelajaran

1.3 Sumber Belajar1.3.1 Ketersedian buku teks, buku panduan, sumber belajar lain1.3.2 Pemanfaatan buku teks, buku panduan, sumber belajar lain

2.Pelaksanaan Pembelajaran2.1 Kualitas Pengelolaan kelas2.1.1 Pengelolaan kelas

2.2 Pelaksanaan Pembelajaran2.2.1 Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP untuk pendahuluan2.2.2 Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP untuk inti2.2.3 Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP untuk penutup

3Pemantauan, Pengawasan, dan Evaluasi3.1 Pelaksanaaan Pemantauan, Pengawasan, dan Evaluasi3.1.1 Pelaksanaan Pemantauan, Pengawasan, dan Evaluasi (persiapan, proses, penilaian)3.1.2Tindak Lanjut

3. STANDAR KOMPETENSI LULUSANNoKomponenSub KomponenIndikator Esensial

1Cerdas, berpengetahuan, berkepribadian, berakhlak mulia, serta siap hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut 1.1 Percaya diri dan bertanggung1.1.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab

1.2 Biasa berbagai sumber belajar1.2.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar melalui program pembiasaan untuk mencari informasi/ pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar

1.3 Berprestasi1.3.1 Sekolah memiliki prestasi yang ditunjukkan dengan tingkat kelulusan dan rata-rata nilai US/UN yang tinggi

1.4 Produktif dan bertanggung jawab1.4.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mengenal pemanfaatan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab

1.5 Biasa hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan sportif1.5.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman

1.6 Siap melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih1.6.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar agar mampu menguasai pengetahuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

1.7 Berkomunikasi secara efektif dan santun1.7.1 Siswa memperoleh pengalaman dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif dan santun

2Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia2.1 Melaksanakan ajaran agama2.1.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk melaksanakan ajaran agama dan akhlak mulia

2.2 Berakhlak mulia2.2.1 Siswa memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik setelah belajar akhlak mulia sesuai ajaran agama yang dianutnya

3Memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air3.1 Menghargai keberagaman3.1.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi.

3.2 Menegakkan aturan3.2.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.

3.3 Bekerjasama dan tolong-menolong3.3.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (hanya untuk SD).

3.4 Berpartisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat3.4.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar yang dapat melibatkan partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah NKRI.

3.5 Cinta dan bangga terhadap bangsa, negara dan tanah air Indonesia3.5.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar yang dapat menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara dan tanah air Indonesia.

4Berfikir logis dan analisis 4.1 Belajar iptek secara efektif4.1.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar iptek secara efektif.

4.2 Mengenali dan menganalisis gejala alam dan social

4.2.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mengenali dan menganalisis gejala alam dan sosial.

5Memiliki rasa seni dan memahami budaya5.1 Mengekspresikan seni dan budaya5.1.1 Siswa memperoleh pengalaman mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.

6Sehat jasmani dan rohani serta sportif6.1 Bugaran jasmani serta hidup sehat6.1.1 Mengembangkan dan memelihara kebugaran jasmani serta pola hidup sehat

6.2 Menjaga tubuh serta lingkungan6.2.2 Siswa memahami perawatan tubuh serta lingkungan, mengenal berbagai penyakit dan cara pencegahannya serta menjauhi narkoba

4. STANDAR KOMPETENSI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PTK)NoKomponenSub KomponenIndikator Esensial

1Guru1.1 Kualifikasi guru1.1.1 Guru mempunyai kualifikasi minimal

1.1.2. Jumlah guru memenuhi persyaratan minimal

1.2 Kompetensi guru1.2.1 Guru mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan

2Tenaga kependidikan2.1 Kualifikasi tenaga kependidikan2.1.1 Kepala sekolah mempunyai kualifikasi pendidikan minimal

2.1.2 Tenaga administrasi mempunyai kualifikasi pendidikan minimal

2.1.3 Tenaga perpustakaan mempunyai kualifikasi pendidikan minimal

2.1.4 Sekolah mempunyai penjaga sekolah

2.2 Kompetensi tenaga kependidikan2.2.1 Kepala sekolah mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan

2.2.2 Tenaga perpustakaan mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan

5. STANDAR SARANA PRASARANANoKomponenSub KomponenIndikator Esensial

1Lahan1.1 Luas lahan m2/Siswa, Jumlah Rombongan belajar, Siswa, Guru1.1.1 Luas lahan sekolah sesuai dengan SNP

2Ruang Kelas2.1 Perabot yang dimiliki ruang kelas2.1.1 Perabot yang dimiliki ruang kelas sesuai dengan SNP

3Kondisi ruang kelas3.1 Kelayakan/ kenyamanan ruang kelas untuk belajar3.1.1 Kelayakan/kenyaman ruang kelas untuk belajar

4Ruang Perpustakaan4.1 Buku perpustakaan4.1.1 Buku perpustakaan sesuai dengan standar yang berlaku

5Perabotan perpustakaan5.1 Ketersediaan peralatan multimedia5.1.1 Ketersediaan peralatan multimedia di ruang perpustakaan

6Kondisi ruang perpustakaan6.1 Kelayakan/ kenyamanan ruang perpustakaan untuk belajar6.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang perpustakaan untuk belajar

7Laboratorium/ Bengkel7.1 Peralatan pendidikan di laboratorium IPA7.1.1 Peralatan pendidikan di laboratorium IPA lengkap

7.2 Peralatan pendidikan di laboratorium Fisika7.2.1 Peralatan pendidikan di laboratorium Fisika lengkap

7.3 Peralatan pendidikan di laboratorium Kimia7.3.1 Peralatan pendidikan di laboratorium kimia lengkap

7.4 Peralatan pendidikan di laboratorium Biologi7.4.1 Peralatan pendidikan di laboratorium biologi lengkap

7.5 Peralatan pendidikan di laboratorium Bahasa7.5.1 Peralatan pendidikan di laboratorium bahas lengkap

7.6 Peralatan pendidikan di laboratorium IPS7.6.1 Peralatan pendidikan di laboratorium IPS lengkap

7.7 Peralatan pendidikan di laboratorium TIK7.7.1 Peralatan pendidikan di laboratorium TIK lengkap

7.8 Peralatan kerja di ruang bengkel7.8.1 Peralatan kerja di ruang bengkel lengkap

8Ruang Kerja Pimpinan8.1 Kelayakan/ kenyamanan ruang kerja pimpinan8.1.1 Kelayakan ruang kerja pimpinan

8.2 Kelengkapan sarana ruang kerja pimpinan8.1.2 Kelengkapan sarana ruang kerja pimpinan

9Ruang Kerja Guru9.1 Kelayakan/ kenyamanan ruang kerja guru9.1.1 Kelayakan ruang kerja guru

9.2 Kelengkapan sarana kerja guru9.2.1 Kelengkapan saran ruang kerja guru

10Tempat Ibadah10.1 Kelayakan/ kenyamanan ruang ibadah10.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang ibadah

10.2 Kelengkapan sarana ruang ibadah10.2.1 Kelengkapan sarana ruang ibadah

11Ruang Jamban11.1 Kelayakan/ kenyamanan jamban11.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang jamban

11.2 Kelengkapan sarana jamban11.2.1 Kelengkapan sarana jamban

12Ruang UKS12.1 Kelayakan/ kenyamanan ruang UKS12.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang UKS

12.2 Kelengkapan sarana ruang UKS12.2.1 Kelengkapan sarana ruang UKS

13Ruang Konseling13.1 Kelayakan/ kenyamanan ruang konseling13.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang konseling

13.2 Kelengkapan sarana konseling13.2.1 Kelengkapan sarana ruang konseling

14Tempat bermain/OR14.1 Kelayakan/ kenyamanan tempat bermain/OR14.1.1 Kelayakan/kenyamanan tempat bermain/OR

14.2 Kelengkapan sarana tempat bermain/OR14.2.1 Kelengkapan sarana tempat bermain/OR

15Ruang Sirkulasi15.1 Kelayakan/ kenyamanan ruang sirkulasi15.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang sirkulasi

15.2 Kelengkapan sarana ruang sirkulasi/ penghubung antar bangunan15.2.1 Kelengkapan sarana ruang sirkulasi

16Pencemaran 16.1 Pencemaran lingkungan16.1.1 Pencemaran lingkungan

16.2 Kelengkapan sarana drainase, pembungan limbah, perindang16.2.1 Kelengkapan sarana drainase, pembuangan limbah, pepohonan (perindang)

6. STANDAR PENGELOLAANNoKomponenSub KomponenIndikator Esensial

1Perencanaan Program1.1 Sosialisasi visi, misi dan tujuan sekolah1.1.1 Sosialisasi visi, misi dan tujuan sekolah dilakukan kepada semua warga sekolah.

1.1.2 Warga sekolah memahami visi, misi dan tujuan sekolah

1.1.3 Sosialisasi KTSP sekolah dilakukan kepada semua warga sekolah

1.2 Kepemilikan rencana kerja sekolah1.2.1 Sekolah memiliki dokumen rencana kerja sekolah dalam bentuk RKS (Rencana Kerja Sekolah 4-tahunan) dan RKA-S (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah) atau rencana kerja tahunan)

1.2.2 Penyusunan rencana kerja sekolah (RKS) memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah, disetujui oleh Dewan Pendidik, dan disahkan berlakunya oleh Dinas Pendidikan kab/kota atau oleh penyelenggara sekolah bagi sekolah swasta

1.2.3 Rencana kerja sekolah mendukung pengembangan karir guru

1.3 Program peningkatan mutu sekolah1.3.1 Sekolah melaksanakan program peningkatan mutu sekolah

1.3.2 Penyusunan program peningkatan mutu sekolah mendasarkan pada: hasil evaluasi diri, hasil akreditasi sekolah, dan hasil kelulusan siswa.

2Pelaksanaan Rencana Kerja

2.1 Realisasi visi dan misi ke dalam rencana kerja sekolah2.1.1 Sekolah merealisasikan visi dan misi ke dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan PTK, dan Pelaksanaan kegiatan kesiswaan.

2.2 Sekolah menyusun pedoman pengelolaan sekolah2.2.1 Sekolah menyusun pedoman-pedoman pengelolaan sekolah

2.3 Sekolah menciptakan lingkungan yg kondusif untuk kegiatan pembelajaran2.3.1 Budaya dan lingkungan sekolah kondusif untuk pembelajaran.

2.4 Sekolah menyediakan akses laporan pengelolaan keuangan sekolah secara transparan dan akuntabel2.4.1 Warga sekolah dapat mengakses laporan pengelolaan keuangan sekolah secara transparan dan akuntabel

2.5 Sekolah menjalin kemitraan dengan lembaga lain 2.5.1 Sekolah menjalin kemitraan dengan lembaga lain untuk mendukung implementasi rencana kerja sekolah

3Pengawasan dan Evaluasi3.1 Sekolah melakukan evaluasi rencana kerja sekolah 2 kali setahun3.1.1 Sekolah melakukan evaluasi rencana kerja sekolah minimal 1 kali per tahun

3.1.2 Program supervisi dan evaluasi meliputi: pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut

3.2 Sekolah melakukan sosialisasi hasil pelaksanaan program sekolah3.2.1 Sekolah mensosialisasikan laporan hasil pelaksanaan program sekolah

3.2.2 Sekolah melakukan tindak lanjut hasil evaluasi pelaksanaan program/kegiatan sekolah.

3.3 Kepala sekolah melakukan evaluasi pendayagunaan pendidik3.3.1 Sekolah melakukan evaluasi pendayagunaan pendidik pada setiap akhir semester

3.3.2 Sekolah melakukan evaluasi pendayagunaan tenaga kependidikan pada setiap akhir semester

3.4 Sekolah sudah melakukan akreditasi sesuai dengan peraturan yang berlaku3.4.1 Sekolah mengikuti akreditasi oleh BAN-SM untuk menentukan status akreditasi sekolah

3.5 Pelibatan /Partisipasi Warga sekolah3.5.1 Guru dilibatkan dalam perumusan visi, misi dan tujuan, serta penyusunan rencana kerja sekolah.

3.6 Kepala sekolah menerapkan kepemimpinan yang efektif3.6.1 Sesuai kompetensinya kepala sekolah dapat dijadikan teladan bagi semua warga sekolah

3.6.2 Kepemimpinan sekolah mampu menerapkan cirri-ciri kepemimpinan yang efektif.

4Sistem informasi manajemen4.1 Sekolah menerapkan sistem informasi manajemen yang mudah diakses oleh warga sekolah4.1.1 Warga sekolah, mudah mengakses informasi dan pengaduan terkait dengan pengelolaan sekolah.

7. STANDAR PEMBIAYAANNoKomponenSub KomponenIndikator Esensial

1Penyusunan Program Pembiayaan1.2. RAPBS dan RAKS disusun bersama-sama dengan Komite Sekolah dan mempertimbangkan kemampuan ekonomi orang tua siswa1.2.1. Ada unsur masyarakat yang berpartisipasi dalam rapat penetapan besaran pembiayaan yang harus ditanggung oleh orang tua murid

2Penetapan besaran biaya operasi non personalia, ATS dan BAHP2.1. Besaran Standar Biaya Operasi Nonpersonalia2.1.1. Besaran biaya operasi nonpersonalia dihitung berdasarkan standar biaya per sekolah/program keahlian

2.1.2. Besaran biaya operasi nonpersonalia dihitung berdasarkan standar biaya per rombongan belajar

2.1.3. Besaran biaya operasi nonpersonalia dihitung berdasarkan standar biaya per peserta didik

2.1.4. Sekolah menghitung besaran persentase minimum biaya ATS berdasarkan standar pembiayaan

2.1.5. Sekolah menghitung besaran persentase minimum biaya BAHP berdasarkan standar pembiayaan

2.2. Realisasi Besaran Pembiayaan selain Operasi Non personalia, ATS dan BAHP2.2.1. Sekolah menghitung besaran biaya operasi selain biaya operasi non personalia, ATS dan BAHP

2.3. Realisasi Pengelolaan Pembiayaan Operasi Nonpersonalia2.3.1. Kemudahan mengakses dokumen pengelolaan pembiayaan sekolah

2.4. Realisasi Perolehan Dana Pembiayaan Sekolah2.4.1. Besaran peroleh dana yang berrsumber dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, orang tua siswa, dan masyarakat

3Pelaporan Pengelolaan Program Pembiayaan3.1. Dokumen Laporan Pembiayaan Operasi Nonpersonalia3.1.1. Sekolah menyusun laporan pengelolaan pembiayaan

3.1.2. Kemudahan akses terhadap laporan pengelolaan keuangan

8. STANDAR PENILAIANNoKomponenSub KomponenIndikator Esensial

1Teknik, mekanisme dan prosedur penilaian

1.1. Teknik-teknik penilaian

1.1.1.Guru membuat rancangan penilaian yang menggunakan berbagai teknik penilaian, misal tes untuk prestasi belajar, pengamatan untuk perilaku, lembar penilaian untuk proses pencapaian kompetensi

1.2. Prosedurpenillaian1.2.1.Guru menyusun instrumen yang memenuhi syarat substansi, konstruksi, dan bahasa

1.2.2.Satuan pendidikan melakukan validitas empiric terhadap instrument penilaian

1.2.3. Satuan pendidikan memiliki instrumen yang berkualitas

2Pelaksanaanpenilaian2.1. Penilaian oleh pendidik2.1.1. Siswa menerima informasi hasil ulangan harian

2.1.2.Guru menyampaikan hasil penilaian akhir kepada peserta didik dalam bentuk satu nilai disertai deskripsi

2.1.3.Guru memberikan remidi pada siswa yang belum mencapai KKM

2.1.4.Guru menggunakan berbagai teknik penilaian untuk menilai hasil belajar kognitif, keterampilan, dan afektif

2.1.5.Guru menggunakan berbagai teknik untuk menilai hasil belajar kognitif siswa

2.1.7.Guru mengolah/ menganalisis hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar siswa

2.1.8. Guru memanfaatkan hasil penilaian

2.1.9.Setiap akhir semester, guru melaporkan hasil penilaian

2.1.10.Guru melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru agama

2.1.11.Guru melaporkan hasil penilaian kepribadian kepada guru PKN

2.2. Penilaian oleh sekolah2.2.1. Satuan pendidikan mengadakan rapat dewan guru untuk menentukan nilai akhir peserta didik (termasuk kenaikan kelas dan kelulusan)

2.2.2.Satuan pendidikan melaksanakan: kriteria kenaikan kelas, KKM

2.2.3. Satuan pendidikan melaporkan hasil penilaian setiap akhir semester kepada semua orangtua/wali siswa.

2.3. Penilaian oleh Pemerintah2.3.1.Satuan pendidikan memanfatkan hasil UN untuk seleksi masuk,

2.3.2. Satuan pendidikan memiliki rata-rata UN setinggi UN SSN

2.3.3. Satuan pendidikan memanfaatkan hasil analisis daya serap

3Pemantauan penilaian yang berkualitas dan tindaklanjutnya3.1.Pemantauan penilaian yang berkualitas3.1.1.Pemantauan terahadap kualitas soal

3.1.2.Pemantauan terhadap pelaksanaan ujian

Satuan atau program pendidikan yang telah memenuhi SNP, dapat mengembangkan standar yang lebih tinggi lagi yaitu berupa:1. Standar mutu di atas SNP yang dapat diadopsi dan/atau diadaptasi dari standar internasional.2. Standar mutu di atas SNP yang berbasis pada keunggulan dan spesifikasi tertentu.

BAB IIIPENJAMINAN MUTU PADA TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Penjaminan mutu pada tingkat satuan pendidikan yang dimaksud dalam bab ini adalah upaya pemenuhan standar nasional pendidikan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil pemetaan mutu satuan pendidikan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi kekurangan sekolah dalam SNP. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan instrument evaluasi diri sekolah (EDS). Berdasarkan hasil EDS kemudian dilihat lebih rinci saran upaya pemenuhan yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan dalam bab ini. Perlu dipertegas, bahwa upaya pemenuhan SNP oleh SD/MI yang dibuat dalam manual ini merupakan upaya pembimbingan yang memungkinkan untuk digunakan oleh sekolah, jika situasi dan kondisinya sesuai dan memungkinkan untuk diimplementasikan oleh sekolah. Namun demikian, sekolah dapat membuat upaya yang berbeda dengan apa yang disarankan dalam manual ini sepanjang upaya tersebut normatif dan tidak melanggar aturan yang berlaku.

A. Tujuan Penjaminan Mutu PendidikanPenjaminan mutu pendidikan berdasarkan Permen Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Berdasarkan peraturan di atas, tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan adalah tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dicapai melalui penerapan SPMP. Adapun tujuan antara pada penjaminan mutu pendidikan adalah terbangunnya SPMP yang di dalamnya termasuk:1. terbangunnya budaya mutu pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal;2. pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan proporsional dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau nonformal pada satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah;3. ditetapkannya secara nasional acuan mutu dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau nonformal;4. terpetakannya secara nasional mutu pendidikan formal dan nonformal yang dirinci menurut provinsi, kabupaten atau kota, dan satuan atau program pendidikan;5. terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan formal dan nonformal berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan tersambung yang menghubungkan satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah.Berdasarkan pada ketentuan di atas, kegiatan penjaminan mutu pendidikan pada lingkungan pendidikan formal dan jenjang pendidikan dasar dan menengah secara umum meliputi kegiatan: 1. Pengisian evaluasi diri sekolah oleh satuan pendidikan. Proses ini menghasilkan profil mutu sekolah;2. Penyusunan rencana pemenuhan SNP atau rencana peningkatan mutu sekolah, baik dalam kurun waktu jangka menengah (4 tahunan) atau tahunan dalam bentuk rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS);3. Sekolah melaksanakan rencana pemenuhan SNP atau rencana peningkatan mutu sekolah berdasarkan situasi dan kondisi sekolah;4. Kepala sekolah dan pihak terkait mengevaluasi proses pememuhan SNP oleh satuan pendidikan atau kegiatan peningkatan mutu yang dilakukan oleh sekolah. Dari proses ini, sekolah mendapatkan informasi mengenai tingkat ketercapaian, faktor pendukung dan penghambat upaya pemenuhan SNP;5. Kepala sekolah dan pihak terkait melakukan perencanaan ulang kegiatan pemenuhan SNP untuk kemudian dilakukan perbaikan berkelanjutan.Tahapan kegiatan ini dilakukan secara berulang. Pada waktu sekolah sudah memenuhi SNP, sekolah harus meningkatkan standar mutu sekolah di atas SNP.

C. Prinsip Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan PendidikanSesuai dengan peraturan yang berlaku, penjaminan mutu pendidikan dilakukan atas dasar prinsip:1. berbasis pada hasil pemetaan,2. terencana dan sistematis, 3. dalam kerangka waktu yang rasional dan pasti,4. memiliki target capaian mutu yang jelas dan terukur,5. terbuka dan disempurnakan secara berkelanjutan, serta 6. menghormati otonomi satuan pendidikan;

D. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Pendidikan dalam Penjaminan Mutu PendidikanSatuan pendidikan merupakan pelaksana penjaminan mutu memiliki tugas dan kewenangan sebagai berikut:1. Melakukan evaluasi diri sebagai dasar perencanaan program pemenuhan dan peningkatan mutu secara internal, dan sebagai informasi bagi unit lain guna mendukung pemenuhan standar mutu pendidikan.2. Melaksanakan proses pemenuhan Standar Nasional Pendidikan sebagai perwujudan dari penjaminan mutu pendidikan.3. Menyusun pelaporan pemetaan mutu satuan pendidikan kepada pemangku kepentingan di tingkay satuan pendidikan, pengelola program, dan Dinas pendidikan Kabupaten/Kota. 4. Menyediakan data bagi pihak lain guna kepentingan akreditasi, kebijakan peningkatan mutu pendidikan, fasilitasi, pemenuhan standar, perencanaan program, dan audit kinerja.

E. Tahapan Kegiatan Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan PendidikanSatuan pendidikan sebagai pelaksana penjaminan mutu melakukan penjaminan mutu sesuai dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Pemetaan MutuPemetaan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan, diartikan sebagai informasi tentang pencapaian delapan standar nasional pendidikan, dimulai dengan:a. Menjaring dan mengumpulkan informasi mutu pendidikan pada tingkatsatuan pendidikan, dengan tahapan sebagai berikut:1) Membentuk tim untuk penjaringan atau pengumpulan data mutu pendidikan atau data pencapaian delapan standar nasional pendidikan.2) Mengisi instrument untuk menjaring data tentang mutu pendidikan seperti instrument Evaluasi Diri Sekolah (EDS).3) Memasukan data dari instrument ke format data mutu pendidikan;4) Memelihara data yaitu mengecek kebenaran data mutu pendidikan yang dilengkapi dengan bukti-bukti, dan menjaga kemutahiran data.5) Mengolah data mutu pendidikan menjadi informasi mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan, untuk dijadikan dasar dalam penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS);6) Menyiapkan data mutu pendidikan kepada unit/instansi yang memerlukan untuk membantu pengembangan satuan pendidikan;7) Menyampaikan data mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan kepada penyelenggara sekolah ke dinas pendidikan kabupaten/kota; MA ke kementrian agama kabupaten/kota). b. Menyusun profil mutu SD/MI dengan tahapan berikut:1) Satuan Pendidikan menentukan acuan mutu pendidikan sebagai acuan atau patok duga (benchmark), baik Standar Pelayanan Minimal dan atau Standar Nasional Pendidikan.2) Mengolah data mutu pendidikan menjadi profil mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.3) Profil mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan berisi kesenjangan antara keadaan nyata posisi setiap Standar di satuan pendidikan dengan 8 Standar Nasional Pendidikan;4) Menyampaikan laporan profil mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota; MA ke kementrian agama kabupaten/kota.

2. Pemenuhan Standar Nasional Pendidikana. Menggunakan profil mutu pendidikan sebagai dasar penyusunan program peningkatan mutu pendidikan atau upaya pemenuhan standar mencapai standar yang dijadikan acuan, dan tertuang dalam Rencana Kegiatam Sekolah (4 tahunan) dan/atau RKAS. Minimal berisi komponen standar yang akan dipenuhi oleh satuan pendidikan dan komponen yang akan diusulkan pemenuhannya oleh penyelenggara pendidikan dan/atau pemerintah kabupaten/kota, provinsi, dan pemerintah.b. Melakukan perbaikan mutu pendidikan atau upaya pemenuhan standar mencapai standar yang dijadikan acuan berdasarkan program yang telah direncanakan (RKS atau RKAS).

3. Pemantauana. Pemantauan dilakukan oleh satuan pendidikan dengan cara pengecekan keterlaksanaan pemenuhan standar, dan mencatat penyebab berbagai kendala dalam pemenuhan standar.b. Melakukan penilain internal terhadap pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan.

4. Pelaporana. Menuliskan pelaksanaan peningkatan mutu atau pemenuhan stndar pada tahun berjalan, dan menjadi dasar untuk penyusunan program untuk tahun berikutnya. b. Menyampaikan laporan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, atau provinsi/pusat untuk dijadikan bahan menyusun program peningkatan mutu atau pemenuhan standar pada satuan pendidikan yang menjadi binaannya.c. Melakukan pemutakhiran data mutu pendidikan setelah pelaksanaan program peningkatan mutu.

5. Pengembangan Standar di atas SNPSatuan pendidikan yang telah mencapai atau memenuhi standar tertentu sebagai acuan mutu pendidikan ini dapat mengembangkan ke standar yang lebih tinggi. Sebagai contoh, dari SNP menjadi SNP plus atau standar lainnya sebagai acuan mutunya yang sesuai dengan kemampuan dan visi satuan pendidikan.

1. Menjaring dan mengumpulkan informasi mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan2. Menyusun profil mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikanPemetaan Mutu

1. Menggunakan profil mutu pendidikan untuk dasar penyusunan program peningkatan mutu pendidikan atau upaya pemenuhan standar mencapai standar yang dijadikan acuan, dan tertuang dalam Rencana Kerja Sekolah (4 tahunan) dan/atau Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS)2. Melakukan perbaikan mutu pendidikan atau upaya pemenuhan standar mencapai standar yang dijadikan acuan berdasarkan program yang telah direncanakan (RKS atau RKAS).

Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan

PemantauanMelakukan penilain internal terhadap pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan

d. Menuliskan pelaksanaan peningkatan mutu atau pemenuhan standar pada tahun berjalan, dan menjadi dasar untuk penyusunan program untuk tahun berikutnya. e. Menyampaikan laporan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, atau provinsi/pusat untuk dijadikan bahan menyusun program peningkatan mutu atau pemenuhan standar pada satuan pendidikan yang menjadi binaannya.f. Melakukan pemutakhiran data mutu pendidikan setelah pelaksanaan program peningkatan mutu.

Pelaporan

Pengembangan Standar di atas SNPSatuan pendidikan yang telah mencapai atau memenuhi standar tertentu sebagai acuan mutu pendidikan dapat mengembangkan ke standar yang lebih tinggi.

Gambar: Tahapan Kegiatan Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan

F. Tahapan dan Waktu Pencapaian Mutu Pendidikan pada setiap SNPPada bagian ini dijelaskan tahapan dan waktu pencapaian mutu pendidikan pada satuan pendidikan dengan mengacu pada setiap SNP. Berikut adalah tabel tahapan dan waktu pemenuhan SNP.

96 | Page

TABEL LANGKAH PEMENUHAN SNP PADA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH

1. STANDAR ISI

INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR ISIALASAN PEMILIHAN INDIKATORLANGKAH PEMENUHANPERSONILWAKTU/DURASI PEMENUHANHASIL

Sekolah melaksanakan pengembangan kurikulum dengan melibatkan unsur guru, konselor, kepala sekolah, komite sekolah, dan nara sumber, dan pihak-pihak lain yang terkait.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang memiliki prinsip otonomi yang menuntut partisipasi warga sekolah dan semua stakeholder pada tingkat satuan pendidikan. Arah dan kebijakan KTSP serta keberhasilannya ditentukan oleh kerjasama semua pihak yang terkait Melakukan sosialisasi tentang kebijakan KTSP. Melakukan rapat koordinasi untuk menyusun KTSP Menyusun draft KTSP oleh 2 3 orang guru yang memiliki wawasan tentang KTSP Melaksanakan musyawarah untuk mengambil keputusan tentang isi dan struktur KTSP. Hasil keputususan ditinjau kembali di setiap awal tahun.Guru, konselor, kepala sekolah, komite sekolah, nara sumber, dan pihak-pihak lain yang terkait.Awal tahun Tersedianya Dokumen KTSP (buku I)

Sekolah, mengembangkan kurikulum berdasarkan acuan dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dalam Standar Isi.Standar isi merupakan bagaian inti dari struktur kurikulum (KTSP) yang ditampilkan dalam bentuk mata pelajaran sesuai standar yang berlaku dan muatan lokal. Pengembangan mata pelajaran diuraikan dalam bentuk silabus dan RPP. Melakukan analisis terhadap standar isi Melakukan analisis kebutuhan untuk pengembangan KTSP yang relevan dengan visi dan misi sekolah, pembiayaan, dan kondisi lingkungan Menetapkan kebijakan tentang struktur kurikulum (susunan mata pelajaran, jumlah jam pelajaran, jadwal, dan tenaga pendidik). Merencanakan pencapaian tujuan sekolah sesuai visi dan misinya dipertimbangkan dari formasi atau struktur mata pelajaran yang akan disampaikanGuru, Wakasek Kurikulum (atau Tim Pengembang Kurikulum), dan Kepala SekolahSetiap awal semester Tersedianya Dokumen KTSP (buku I) Terjaminnya relevansi antara visi, misi, tujuan, dan struktur mata pelajaran yang diberikan.

Kurikulum sekolah mencakup kelima kelompok mata pelajaran dengan karakteristiknya masing-masing sesuai dengan Standar Isi.Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; kelompok mata pelajaran estetika; kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Dengan demikian menjadi persyaratan wajib yang harus dipenuhi oleh setiap penyelenggaraan pendidikan Kajian terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Memasukkan lima kelompok mata pelajaran pada kerangka KTSP yang dibuat. Menetapkan sebaran jumlah jam pelajaran untuk lima kelompok mata pelajaran sesuai dengan visi dan misi sekolah dengan tetap sesuai dengan ketentuan dan rambu-rambu yang berlaku Mendiskusikan indikator pencapaian tujuan dari masing-masing kelompok mata pelajaran Sosialisasi kepada guru untuk memperhatikan tujuan pokok kelima kelompok mata pelajaran. Kepala Sekolah, Guru, Wakasek Kurikulum (atau Tim Pengembang Kurikulum). Setiap awal semester Tersedianya Dokumen KTSP (buku I) Terjaminnya relevansi antara visi, misi, dan tujuan dengan indikator pencapaian dari lima kelompok mata pelajaran. Tersosialisasinya tujuan kelompok mata pelajaran yang relevan dengan visi dan misi sekolah

Sekolah menerapkan beban belajar sesuai dengan Standar IsiKurikulum dikembangkan dengan sejumlah prinsip yaitu diantaranya memperhatikan kebutuhan kehidupan, menyeluruh, dan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Oleh karrena itu perlu diatur beban belajar supaya dapat memberi pelayanan kepada peserta didik secara proprsional sesuai usia dan tingkat perkembangannya Kajian terhadap lampiran Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006 tentang Standar Isi Memasukkan keterangan beban belajar pada KTSP Buku I Sosialisasi kepada guru, siswa, dan orang tua peserta didik tentang beban mengajar dalam berbagai bentuk kesempatan pertemuan.Kepala Sekolah, Guru, Wakasek Kurikulum (atau Tim Pengembang Kurikulum)Awal tahun Tersedianya Dokumen KTSP (buku I) Tersosialisasinya beban belajar kepada siswa dan orang tua siswa.

Kurikulum sekolah dibuat dengan mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, dan usia peserta didik.Lampiran Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006 tentang Standar Isi mengatakan bahwa pengembangan KTSP harus memperhatikan prinsip berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Hal ini perlu dijadikan rambu-rambu karena esensi dari KTSP bersifat otonomi dan kontekstual dengan keadaan lingkungan sekitarnya.

Kajian terhadap lampiran Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006 tentang Standar Isi Memasukkan prinsip berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada naskah KTSP (Buku I) yang tercermin dalam visi dan misi sekolah serta muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan Sosialisasi kepada guru, siswa, dan orang tua peserta didik tentang visi, misi, dan kebijakan sekolah yang telah mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, dan usia peserta didik.Kepala Sekolah, Guru, Wakasek Kurikulum (atau Tim Pengembang Kurikulum), dan komite sekolah.Di awal semester Tersedianya Dokumen KTSP (buku I) Tersosialisasinya tentang visi, misi, dan kebijakan sekolah yang telah mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, dan usia peserta didik. Bentuk sosialisasinya dapat berupa poster, spanduk, dan dalam berbagai pertemuan.

Sekolah melakukan kegiatan pelayanan konseling yang diperuntukkan bagi semua peserta didik yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta.didikKegiatan BK memiliki kedudukan yang sangat penting dalam membina peserta didik untuk dapat berkembang sesuai dengan potensi dan bakat yang dimilikinya. Selain itu BK memiliki perananan yang penting untuk membantu peserta didik dalam mengatasi masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta.didik. Menganalisis permasalahan siswa. Menyusun program BK berdasarkan hasil analisis Menganalisis kebutuhan bakat dan minat siswa Menetapkan jadwal rutin pelayanan BK. Penyediakan buku pemantauan perkembangan belajar siswa. Membuat daftar giliran layanan BK untuk semua siswa (bersifat rutin) dan mencatat kasus pelayanan bagi siswa yang membutuhkan Melaporkan perkembangan kemajuan siswa secara terbatas dalam waktu tertentu dihadapan kepala sekolah dan pengawas.Kepala Sekolah dan guru BKHarian Deskripsi identifikasi potensi dan permasalahan perkembangan peserta didik Dokumen program layanan BK untuk satu tahun berjalan Daftar hadir harian layanan BK yang memuan nama siswa, waktu, dan isi layanan BK.

Sekolah melaksanakan kegiatan BK secara terprogram, yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut.Program BK merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kurikulum dan layanan pendidikan. Oleh karen aitu menjadi indikator mutu karena merupakan kelengkapan dalam membina siswa. Bukti kegiatan BK dapat direkam sesuai panduan yang tersedia.

Menyusun program BK berdasarkan hasil analisis Menganalisis kebutuhan bakat dan minat siswa Menyusun program kerja BK dalam satu tahun berjalan Melakukan layanan BK Melakukan evaluasi terhadap efektivitas program BK tiap bulan. Membuat program tindak lanjut sesuai program dan memperhatikan hasil evaluasi bulanan.Kepala Sekolah dan guru BKBulanan Deskripsi identifikasi potensi dan permasalahan perkembangan peserta didik Dokumen program layanan BK untuk satu tahun berjalan Laporan bulanan hasil evaluasi layanan BK.

Sekolah melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler secara terprogram, yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut.Kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari kegiatan pengembangan dalam struktur KTSP. Keberadaannya tidak dapat dilepaskan dari kedudukan KTSP itu sendiri. Menganalisis kebutuhan bakat dan minat siswa Menganalisis potensi dan kompetensi guru untuk pemenuhan kebutuhan program ekstrakurikuler. Menetapkan jadwal kegiatan ektrakurikuler dan jenis ekstrakurikuler yang akan dibina Melakukan pembinaan kegiatan ektrakurikuler Melaporkan perkembangan kemajuan siswa dalam kegiatan ektrakurikuler. Melakukan tindak lanjut untuk peningkatan mutu kegiatan ektrakurikuler dengan memasukkan program pada tahun berikutnya atau melakukan perbaikan secara spontan setelah ditemukan peluang untuk pengembanganGuru yang dipilih untuk membina kegiatan ektrakurikulerBulanan Deskripsi identifikasi potensi peserta didik kaitannya dengan kegiatan ektrakurikuler Program kurikuler yang sekurang-kurangnya membuat nama kegiatan, tujuan, target, langkah pembinaan ekstrakurikuler, dan dampak yang diharapkan (pembinaan karakter, kewirausahaan, dan prestasi). Daftar hadir guru pembina dan peserta didik. Agenda kegiatan ektrakurikuler yang memuat hari/tanggal, jumlah siswa, guru pembina, dan isi kegiatan ektrakurikuler

Sekolah melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler bagi semua siswa sesuai dengan minat dan bakat dan kondisi sekolahKegiatan ektrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang tidak terstruktur dalam mata pelajaran tetapi sangat berpengaruh terhadap pembinaan peserta didik sebagai manusia seutuhnya karena dikembangkan sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. Oleh karena itu perlu dikembangkan secara sungguh-sungguh. Menganalisis potensi dan kompetensi guru untuk pemenuhan kebutuhan program ekstrakurikuler. Menetapkan jadwal kegiatan ektrakurikuler dan jenis ekstrakurikuler yang akan dibina Melakukan pembinaan kegiatan ektrakurikuler Melaporkan perkembangan kemajuan siswa dalam kegiatan ektrakurikuler.Guru yang dipilih untuk membina kegiatan ektrakurikulerBulanan Deskripsi identifikasi potensi peserta didik kaitannya dengan kegiatan ektrakurikuler Program kurikuler yang sekurang-kurangnya membuat nama kegiatan, tujuan, target, langkah pembinaan ekstrakurikuler, dan dampak yang diharapkan (pembinaan karakter, kewirausahaan, dan prestasi). Daftar hadir guru pembina dan peserta didik. Agenda kegiatan ektrakurikuler yang memuat hari/tanggal, jumlah siswa, guru pembina, dan isi kegiatan ektrakurikuler

2. STANDAR PROSES

INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR ISIALASAN PEMILIHAN INDIKATORLANGKAH PEMENUHANPERSONILWAKTU/DURASI PEMENUHANHASIL

Kegiatan untuk merencanakan pembelajaan Kepemilikan silabus Komponen silabus Keterkaitan antar komponen dalam silabusSilabus merupakan perencanaan pembelajaran yang harus disediakan oleh guru sesuai perundang-undangan yang berlaku. Secara teoritis, silabus dapat dijadikan dokumen mutu yang berfungsi sebagai bagian perencanaan, penilaian, dan bahan acuan (base line) untuk mencapai derajat kompetensi yang lebih tinggi Kualitas dari silabus harus dikontrol oleh kepala sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan, atau salah seorang yang dipercaya sebagai ahli untuk mengawal kualitas silabus. Hal ini dilakukan karena silabus tidak hanya sekedar ada secara administratif tetapi juga harus mememuhi komponen yang berkualitas dan memiliki Keterkaitan antar komponen dalam silabus. Workshop penyamaan persepsi tentang format silabus sesuai ketentuan yang berlaku dan relevansi muatan silabus dengan visi sekolah Penyusunan draft silabus oleh masing-masing guru Review draft silabus melalui wokshop sehingga menghasilkan isi silabus yang inovatif sesuai standar proses. Pendokumentasian silabus yang berlaku untuk tahun berjalan Harus diusahakan ada salah seorang ahli yang bertanggungjawab sebagai nara sumber/fasilitator dalam pengembangan silabusGuru dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum,dan kepala sekolahAwal tahun Silabus untuk masing-masing mata pelajaran yang telah dilelegalisasi oleh kepala sekolah yang sebelumnya telah di periksa oleh tim ahli.

Kepemilikan RPP Komponen RPP Keterkaitan antar komponen RPP Keterkaitan RPP dengan silabus Kelayakan kegiatan pembelajaranRPP merupakan perencanaan pembelajaran yang harus disediakan oleh guru sesuai perundang-undangan yang berlaku. Secara teoritis, RPP merupakan kelengkapan guru profesional sebelum melaksanakan proses pembelajaran di kelas.Kualitas dari RPP harus dikontrol oleh kepala sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan, atau salah seorang yang dipercaya sebagai ahli untuk mengawal kualitas RPP. Kualitas RPP antara lain dicirikan oleh kelengkapan komponen RPP dengan indikator yang terukur dan skenario pembelajaran yang mendorong siswa aktif. Selai itu terdapat keterkaitan antar komponen RPP dan keterkaitan RPP dengan silabus. Wokshop penyaman persepsi tentang format RPP sesuai ketentuan yang berlaku dan pemuatan inovasi pembelajaran yang aktif dan kontekstual Penyusunan draft RPP oleh guru untuk seluruh pertemuan yang akan dilakukan Review dan penyelarasan draft RPP oleh guru sebelum mengajar sehingga melahirkan RPP yang kontekstual baik waktu dan tempat Pendokumentasian RPP yang berlaku untuk tahun berjalan. Harus diusahakan ada salah seorang ahli yang bertanggungjawab sebagai nara sumber/fasilitator dalam penyusunan RPPGuru dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum, kepala sekolahAwal tahun ajaran RPP untuk setiap kali pertemuan yang dipisahkan masing-masing mata pelajaran dan guru yang telah dilelegalisasi oleh kepala sekolah yang sebelumnya telah di periksa oleh ahlinya

Ketersedian buku teks, buku panduan, sumber belajar lain Pemanfaatan buku teks, buku panduan, sumber belajar lainBuku teks, buku panduan, dan sumber belajar lainnya merupakan bagian terpenting sebagai mendukung kegiatan pembelajaran. Kedudukan sumber belajar yang berupa buku teks dan lainnya sama dengan kedudukan guru. Rapat koordinasi untuk mencantumkan mata anggaran pada RKS untuk menyediakan berbagai sumber belajar atau mengusulkan pengadaannya kepada pihak dinas pendidikan dan dunia industri. Membuat aturan tentang optimasi pemanfaatan buku dan sumber belajar lainnya baik dalam kegiata belajar di kelas maupun di luar kelas Mensosialisasikan budaya baca dan pemanfaatan sumber belajar di sekolah dan di luar lingkungan sekolah.Guru dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum, kepala sekolahSetiap Awal Tahun Daftar inventaris judul dan jumlah eksemplar Bukti fisik buku dan sumber belajar lain yang tercatat. Aturan pemanfaatan buku teks, buku panduan, sumber belajar lain

Pengelolaan kelasPengelolaan kelas merupakan kegiatan inti dari standar proses. Efektivitas pendidikan salah satunya ditentukan oleh efektivitas pengelolaan kelas. Dengan demikian, pengelolaan kelas harus diperhatikan dengan seksama dalam peningkatan mutu pendidikan dan keterampilan pengelolaan kelas merupakan ukuran terhadap tingkat kompetensi dan profesionalisme guru. Menyiapkan ruang kelas dan perlengkapannya sebaik mungkin sesuai strandar sarana dan prasarana pendidikan Guru mereview skenario pembelajaran yang telah disusunnya pada RPP Menyiapakan berbagai bahan ajar dan sumber belajar Guru melaksanakan pembelajaran Secara rutin di akhir pekan, salah seorang guru menyampaikan pengalamannya di kelas di depan guru-guru lain dalam kerangka kegiatan lesson study. Guru dan kepala sekolahSetiap akhir pekan Daftar hadir guru di kelas dalam bentuk agenda pembelajaran Agenda pertemuan lesson study di akhir pekan (jam yang digunakan setelah proses pembelajaran dan atau pada waktu jam ekstrakurikuler)

Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP untuk pendahuluan Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP untuk inti Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP untuk penutupKesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP baik pada tahap pendahuluan, inti, maupun penutup sangat penting karena RPP yang telah disusun tidak bermakna apapun jika guru tidak melaksanakannya di kelas. Oleh karena itu kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP perlu diperhatikan dengan baik. Sebelum masuk kelas, guru membaca kembali RPP yang telah disusunnya terutama pada komponen langkah-langkah pembelajaran dan indikatir pencapaiannya. Mengapresiasi tahap inti pada skenario pembelajaran dengan kerangka aspek eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Guru melakasanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang disusunya Melakukan refleksi segera setelah selesai melakukan pembelajaran sehingga dapat ditentukan tingkat kesesuaian antara RPP dengan pelaksanaanya di kelas.GuruSetiap akhir jam pembelajaran di setiap kelas Naskah RPP Catatan akhir (anekdot) pembelajaran yang dibuat oleh guru dengan memuat keterangan nama mata pelajaran, jam pelajaran, temuan di kelas, rencana perbaikan di masa yang akan datang.

Pelaksanaan Pemantauan, Pengawasan, dan Evaluasi (persiapan, proses, penilaian).Kegiatan Pemantauan, Pengawasan, dan Evaluasi (persiapan, proses, penilaian), dan tindak lanjut merupakan kegiatan supervisi yang bermanfaat untuk peningkatan mutu proses pembelajaran Penyebaran angket penggalian masalah pembelajaran. Analisis kebutuhan supervisi pembelajaran Observasi kelas setiap penampilan guru sekurang-kurangnya dilakukan 1 kali dalam satu semester Refleksi langsung antara kepala sekolah dengan guru yang bersangkutanKepala sekolah 1 semester Angket Laporan singkat analisis kebutuhan Lembaran observasi yang teriisi Catatan refleksi Laporan hasil supervisi akademik

Tindak lanjutTindak lanjut hasil supervisi merupakan implementasi peningkatan mutu. Dengan demikian memiliki kedudukan yang sangat penting dalam proses peningkatan mutu. Rekapitulasi data hasil observasi kelas Laporan dan ulasan hasil observasi kelas Pembinaan dan peningkatan proses pembelajaran minimal 1 kali di akhir semester dipimpin oleh kepala sekolah (dapat menghadirkan nara sumber dari luar). Memberi tugas pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam pembelajaranKepala Sekolah dan Guru1 semester Laporan analisis obervasi kelas Daftar hadir peserta Pembinaan dan peningkatan proses pembelajaran. Notulen kegiatan pembinaan guru

3. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR ISIALASAN PEMILIHAN INDIKATORLANGKAH PEMENUHANPERSONILWAKTU/DURASI PEMENUHANHASIL

Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung jawabTujuan pendidikan salah satunya menumbuhkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab. Sikap percaya diri adalah modal untuk menumbuhkan keberanian untuk melakukan sesuatu yang dianggap benar bagi dirinya, namun untuk memupuk percaya diri perlu dibarengi dengan rasa tanggung jawab agar percaya diri peserta didik adalah yang bertanggung jawab. Merancang kegiatan yang membuka peluang bagi peserta didik merasakan pengalamannya untuk mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam komponen pengembangan diri. Membina sikap percaya diri dan bertanggung jawab di ruang kelas, pada kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan BK secara berkelanjutan Terus memantau hasil pembinaan sikap percaya diri dan bertanggung jawab peserta didik melalui catatan BK.Kepala Sekolah, guru, dan guru BKMingguan Dokumen KTSP (buku I) Dokumen program layanan BK untuk satu tahun berjalan Daftar hadir harian layanan BK yang memuat nama siswa, waktu, dan isi layanan BK.

Siswa memperoleh pengalaman belajar melalui program pembiasaan untuk mencari informasi/ pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajarKeterampilan peserta didik untuk mencari informasi/ pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar merupakan kunci dari segala proses pembelajaran. Jika peserta didik mampu mencari informasi/ pengetahuan sendiri maka ia akan berkembang sesuai minat dan potensi yang dimilikinya Merancang kegiatan yang membuka peluang bagi peserta didik meningkatkan keterampilan mencari informasi/ pengetahuan lebih lanjut Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam komponen pengembangan diri. Membina keterampilan mencari informasi/ pengetahuan lebih lanjut dapat dilakukan di ruang kelas, pada kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan BK secara berkelanjutan Terus memantau hasil pembinaan keterampilan mencari informasi/ pengetahuan lebih lanjut peserta didik melalui catatan BK.Kepala Sekolah, guru, dan guru BKMingguan Dokumen KTSP (buku I) Dokumen program layanan BK untuk satu tahun berjalan Daftar hadir harian layanan BK yang memuat nama siswa, waktu, dan isi layanan BK.

Sekolah memiliki prestasi yang ditunjukkan dengan tingkat kelulusan dan rata-rata nilai US/UN yang tinggiKelulusan dan nilai rata-rata US/UN merupakan indikator mutu pendidikan yang dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran. Dengan hasil ujian yang diperoleh, kita dapat menarik kesimpulan tentang keberhasilan sistem pendidikan yang diselenggarakan di sekolah Menganalisis potensi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik. KKM dijadikan acuan untuk melakukan penilaian harian, tengah semester, dan akhir semester sehingga tingkat kelulusan dan rata-rata nilai US/UN dapat dipantau. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan.GuruAwal semester Surat keputusan dan lampiran tentang penetapan KKM

Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mengenal pemanfaatan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawabPengalaman belajar untuk mengenal pemanfaatan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab merupakan salah satu pilar dalam pembelajaran siswa aktif baik PAKEM maupun Contextual Teaching Learning (CTL). Dengan selalu mendorong peserta didik untuk memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab diharapkan akan terjadi akselerasi peningkatan mutu pendidikan. Merancang kegiatan yang membuka peluang bagi peserta didik untuk mengenal pemanfaatan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam komponen pengembangan diri. Membina pemanfaataan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab keterampilan mencari informasi/ pengetahuan lebih lanjut dapat dilakukan di ruang kelas, pada kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan BK secara berkelanjutan Terus memantau hasil pembinaan mengenal pemanfaatan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab melalui catatan BK.Kepala Sekolah, guru, dan guru BKMingguan Dokumen KTSP (buku I) Dokumen program layanan BK untuk satu tahun berjalan Daftar hadir harian layanan BK yang memuat nama siswa, waktu, dan isi layanan BK.

Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan amanKebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman adalah tujuan umum dari seluruh proses pendidikan. Kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman adalah keterampilan hidup bagi peserta didik sebagai bekal hidupnya. Merancang kegiatan yang membuka peluang bagi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam komponen pengembangan diri. Membina kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman dapat dilakukan di ruang kelas, pada kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan BK secara berkelanjutan Terus memantau hasil pembinaan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman melalui catatan BK.Kepala Sekolah, guru, dan guru BKMingguan Dokumen KTSP (buku I) Dokumen program layanan BK untuk satu tahun berjalan Daftar hadir harian layanan BK yang memuat nama siswa, waktu, dan isi layanan BK.

Siswa memperoleh pengalaman belajar agar mampu menguasai pengetahuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggiTujuan pokok dari pendidikan adalah menyiapkan peserta didik untuk dapat hidup di masyarakat (bekerja) dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan demikian menguasai pengetahuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi adalah komponen yang paling penting. Merancang kegiatan agar iswa memperoleh pengalaman belajar yang disiapkan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Rancangannya dituangkan dalam KTSP yaitu dalam kalender penddikan Membina pengalaman belajar yang disiapkan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dapat dilakukan di ruang kelas dan kegiatan remedial serta pengayaan Terus memantau hasil pembinaan di berbagai kesempatan.GuruAkhir semester Jadwal pengayaan dan remedial Daftar hadir siswa dan guru dalam kegiatan pengayaan dan remedial.

Siswa memperoleh pengalaman dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif dan santunKemampuan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif dan santun akan menjadi ukuran keberhasilan pendidikan karakter. Selain itu, kemampuan berkomunikasi adalah tujuan utama dari pendidikan karena itu perlu dijadikan indikator pemenuhan standar nasional pendidikan Merancang kegiatan agar iswa memperoleh pengalaman belajar berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif dan santun Rancangannya dituangkan dalam KTSP yaitu dalam kalender penddikan Membina pengalaman belajar berkomunikasi dapat dilakukan di ruang kelas, kegiatan ektrakurikuler, dan kegiatan remedial serta pengayaan. Terus memantau hasil pembinaan di berbagai kesempatan.GuruAkhir semester Jadwal pengayaan dan remedial Jadwal kegiatan ekstrakurikuler yang relevan Daftar hadir siswa dan guru dalam kegiatan pengayaan dan remedial.

Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk melaksanakan ajaran agama dan akhlak muliaMelaksanakan ajaran agama dan akhlah mulia merupakan salah satu tujuan pendidikan di Indonesia yang berketuhanan yang mahaesa. Jika peserta didik tidak memperoleh pengalaman belajar melaksanakan ajaran agama dan akhlak mulia dapat dikatakan kegiatan pembelajaran gagal total. Hal ini karena tujuan pendidikan nasional dilandasi oleh salah satu sila Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa. Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik melaksanakan ajaran agama dan akhlah mulia. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam komponen pengembangan diri. Membina peserta didik melaksanakan ajaran agama dan akhlah mulia melalui kegiatan di ruang kelas, pada kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan BK secara berkelanjutan Terus memantau hasil pembinaan secara rutin dan terencana.Kepala Sekolah, guru, dan guru BKMingguan Dokumen KTSP (buku I) Dokumen program layanan BK untuk satu tahun berjalan Daftar hadir harian layanan BK yang memuat nama siswa, waktu, dan isi layanan BK.

Siswa memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik setelah belajar akhlak mulia sesuai ajaran agama yang dianutnyaUntuk dapat menjalankan ajaran agamanya, peserta didik perlu dibekali dengan pengetahuan, sikap, dan pembiasaan perilaku yang terkait dengan ajaran agamanya. Sebaliknya pembelajaran ajaran agama yang dianturnya akan membina pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik. Dengan demikian kedua pihak saling mempengaruhi. Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik melaksanakan ajaran agama dan akhlah mulia yang sekalus menambah pengetahuan, sikap, dan perilaku baiknya. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam strukur kurikulum (pendidikan agama) dan pengembangan diri. Membina peserta didik melaksanakan ajaran agama dan akhlah mulia melalui kegiatan di ruang kelas, pada kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan BK secara berkelanjutan Terus memantau hasil pembinaan secara rutin dan terencana.Kepala Sekolah, guru, dan guru BKMingguan Dokumen KTSP (buku I) Silabus dan RPP pendidikan agama Dokumen program layanan BK untuk satu tahun berjalan Daftar hadir harian layanan BK yang memuat nama siswa, waktu, dan isi layanan BK.

Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi.Indonesia merupakan negara yang multikultur, multi agama, bangsa, suku dan ras. Pendidikan di Indonesia memiliki misi untuk membina peserta didik agar memiliki jiwa saling menghargai antar warga negara yang berbeda agama, bangsa, suku, dan ras. Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi.Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam komponen pengembangan diri. Pemberian peluang untuk memperoleh pengalaman belajar untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi melalui kegiatan di ruang kelas, pada kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan BK secara berkelanjutan Terus memantau hasil pembinaan secara rutin dan terencana.Kepala Sekolah, guru, dan guru BKMingguan Dokumen KTSP (buku I) Dokumen program layanan BK untuk satu tahun berjalan Jadwal kegiatan ektrakurikuler yang menunjukkan kegiatan saling menghargai antar siswa dengan berbagai latar belakang.

Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.Kehidupan di masyarakat penuh dengan aturan-aturan sosial. Pendidikan memiliki misi menyiapkan peserta didik untuk dapat hidup di masyarakat yang penuh aturan-aturan sosial. Oleh karena itu dianggap penting dijadikan indikator mutu pendidikan. Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar untuk berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam komponen pengembangan diri. Pemberian peluang untuk memperoleh pengalaman belajar berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial melalui kegiatan di ruang kelas, pada kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan BK secara berkelanjutan Terus memantau hasil pembinaan secara rutin dan terencana.Kepala Sekolah, guru, dan guru BKMingguan Dokumen KTSP (buku I) Dokumen program layanan BK untuk satu tahun berjalan Jadwal kegiatan ektrakurikuler yang menunjukkan kegiatan pembiasaan berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan social.

Siswa memperoleh pengalaman belajar bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya (hanya untuk SD).Dalam menjalani kehidupan, manusia tidak dapat sendiri tetapi harus bekerjasama dalam kelompok dan tolong-menolong. Dalam rangka membina sikap saling bekerjasama dan tolong menolong maka dianggap perlu memasukkan sebagai indikator peningkatan mutu lulusan Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam komponen pengembangan diri. Pemberian peluang untuk memperoleh pengalaman belajar berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial melalui kegiatan di ruang kelas, pada kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan BK secara berkelanjutan yang terintegrasi dan terjadwal Terus memantau hasil pembinaan secara rutin dan terencana.Kepala Sekolah, guru, dan guru BKMingguan Dokumen KTSP (buku I) Dokumen program layanan BK untuk satu tahun berjalan Jadwal kegiatan ektrakurikuler yang menunjukkan kegiatan pembiasaan saling tolong menolong dan bekerjasama.

Siswa memperoleh pengalaman belajar yang dapat melibatkan partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah NKRI.Pendidikan salah satunya memiliki misi untuk tetap menjaga keutuhan sebuah negara. Dengan demikian mutu lulusan perlu memberi peluang pembinaan agar siswa mampu partisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah NKRI. Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik untuk partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah NKRI.. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam komponen pengembangan diri dan pendidikan karater Melaksanakan pendidikan yang terintegrasi dengan semua mata pelajaran dan kegiatan ektrakurikuler Terus memantau hasil pembinaan secara rutin dan terencana.Kepala Sekolah, guru, dan guru BKMingguan Dokumen KTSP (buku I) Jadwal kegiatan ektrakurikuler yang menunjukkan kegiatan latihan partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah NKRI seperti pramuka, paskibra, PMR, dan lain-lain.

Siswa memperoleh pengalaman belajar yang dapat menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara dan tanah air Indonesia.Pendidikan salah satunya memiliki misi untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa, negara dan tanah air Indonesia. Dengan demikian perlu dijadikan indikator mutu lulusan Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik untuk belajar menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara dan tanah air Indonesia. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu dalam komponen pengembangan diri dan pendidikan karater. Melaksanakan pendidikan yang terintegrasi dengan semua mata pelajaran dan kegiatan ektrakurikuler Terus memantau hasil pembinaan secara rutin dan terencana.Kepala Sekolah, guru, dan guru BKMingguan Dokumen KTSP (buku I) Jadwal kegiatan ektrakurikuler yang menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara dan tanah air Indonesia seperti pramuka, paskibra, PMR, dan lain-lain.

Siswa memperoleh pengalaman belajar iptek secara efektif.Tujuan pendidikan adalah mengembangan ilmu pengetahuan dan tekologi yang disampaikan dengan pendekatan siswa aktif. Oleh karena itu Siswa memperoleh pengalaman belajar iptek secara efektif dijadikan indikator mutu lulusan. Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik untuk belajar iptek secara efektif. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada silabus dan RPP pada mata pelajaran yang relevan. Melaksanakan pembelajaran aktif pada setiap mata plajaran yang relevan dengan penyampaian mata iptek. GuruMingguan Silabus dan RPP

Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mengenali dan menganalisis gejala alam dan sosial.Belajar untuk mengenali dan menganalisis gejala alam dan social dapat menyiapkan peserta didik hidup di masyarakat dengan penuh wawasan. Keterampilan menganalisis gejala alam dan social akan membantu mempertahankan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik untuk mengenali dan menganalisis gejala alam dan social. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada silabus dan RPP pada mata pelajaran yang relevan. Melaksanakan pembelajaran aktif pada setiap mata plajaran yang relevan. Guru Mingguan Silabus dan RPP

Siswa memperoleh pengalaman mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.Belajar untuk memperoleh pengalaman mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya dapat menyiapkan peserta didik untuk mengembangan potensi dan bakat seni di masyarakat. Selain itu, melatih keterampilan dalam mengembangkan budaya luhur.

Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu pada pengembangan diri, memasukkan pada silabus dan RPP pada mata pelajaran yang relevan. Melaksanakan pembelajaran aktif pada setiap mata plajaran yang relevan. Guru Mingguan Dokumen KTSP (Buku I) Silabus dan RPP

Mengembangkan dan memelihara kebugaran jasmani serta pola hidup sehatBelajar untuk mengembangkan dan memelihara kebugaran jasmani serta pola hidup sehat dapat menyiapkan peserta didik untuk mengembangan potensi dan bakat olah raga di masyarakat.

Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik untuk mengembangkan dan memelihara kebugaran jasmani serta pola hidup sehat. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu pada pengembangan diri, memasukkan pada silabus dan RPP pada mata pelajaran yang relevan. Melaksanakan pembelajaran aktif pada setiap mata plajaran yang relevan. Guru Mingguan Dokumen KTSP (Buku I) Silabus dan RPP

Siswa memahami perawatan tubuh serta lingkungan, mengenal berbagai penyakit dan cara pencegahannya serta menjauhi narkobaBelajar untuk memahami perawatan tubuh serta lingkungan, mengenal berbagai penyakit dan cara pencegahannya serta menjauhi narkoba dapat menyiapkan peserta didik hidup sehat dan terhindar dari bahaya narkoba dan obat-obatan yang berbahaya.

Merancang kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik untuk memahami perawatan tubuh serta lingkungan, mengenal berbagai penyakit dan cara pencegahannya serta menjauhi narkoba. Rancangan diawali dengan mencantumkannya pada KTSP yaitu pada pengembangan diri, memasukkan pada silabus dan RPP pada mata pelajaran yang relevan. Melaksanakan pembelajaran aktif pada setiap mata plajaran yang relevan. Guru Mingguan Dokumen KTSP (Buku I) Silabus dan RPP

4. STANDAR KOMPETENSI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

INDIKATOR PEMENUHAN STANDARALASAN PEMILIHAN INDIKATORLANGKAH PEMENUHANPERSONILWAKTU/DURASI PEMENUHANHASIL

Guru mempunyai kualifikasi minimalTuntutan sebagai guru profesional harus memenuhi persyaratan sesuai PP no. 74 th. 2008 tentang Guru dan Dosen dan Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Kepala sekolah dan pengawas mendorong guru yang belum S1/DIV untuk melanjutkan studi yang sesuai. Kepala sekolah dan guru mengajukan beasiswa untuk studi S1/DIV.Kepala sekolah, guru, pengawas4,5 tahun Kualifikasi pendidikan guru S1/DIV dibuktikan dengan ijazah Guru melanjutkan studi S1/DIV dengan biaya beasiswa (Pemda, Pemprov, Pusat, pihak lainnya)

Jumlah guru memenuhi persyaratan minimalPemenuhan jumlah guru yang sesuai dengan rombongan belajar/mata pelajaran memberikan dukungan kebermutuan layanan pembelajaran Kepala sekolah mengajukan penambahan jumlah guru kepada pemerintahan kab./kota melalui dinas pendidikan kab./kota; Jika pengajuan ini belum direspon, padahal sekolah membutuhkan penambahan guru, kepala sekolah bersama dengan komite sekolah dan guru-guru melakukan rapat untuk mempertimbangkan perekrutan guru honorer yang dibiayai dari dana sekolah Kepala sekolah membuka komunikasi dengan kepala sekolah lain di sekitar sekolah, jika ada kelebihan jumlah guru/guru yang kekurangan jam mengajar, dapat diberi jadwal pada sekolah tersebut.Kepala sekolah, komite sekolahMenjelang awal tahun ajaran baru Semua kebutuhan guru untuk rombongan belajar yang ada di sekolah dapat terpenuhi

Guru mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan Bagian dari tuntutan Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasu Akademik dan Kompetensi Guru Untuk mendapatkan kebermutuan dalam memberikan layanan pembelajaran bagi peserta didik Kepala sekolah melakukan penilaian kompetensi guru (PKG) Kepala sekolah bersama komite sekolah menyusun dan mengesahkan program peningkatan kompetensi guru untuk satu tahun. Kepala sekolah dan guru-guru melaksanakan program peningkatan kompetensi guru.Kepala Sekolah, Guru, komite sekolahSepajang tahun ajaran Kompetensi guru yang kurang (hasil dari PKG) dapat ditingkatkan Guru memiliki kebiasaan untuk mengimplementasikan kemampuannya dalam layanan bagi peserta didik.

Kepala sekolah memiliki kualifikasi pendidikan minimalMerupakan syarat formal yang harus dipenuhi dari Permendiknas No. 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/madrasah Kepala sekolah melanjutkan studi S1/D4; Mengajukan bea siswa S1/D4 ke Pemerintahan kab./kota atau ke Pusat atau perusahaan sekitar melalui program CSRKepala sekolahSepanjang tahun ajaran Kepala sekolah dapat menyelesaikan studi, minimal S1/D4.

Tenaga Administrasi mempunyai kualifikasi pendidikan minimal Tenaga perpustakaan mempunyai kualifikasi minimalMerupakan syarat formal yang harus dipenuhi dari Permendiknas No. 24 tahun 2008 tentang Standar TAS/M, Permendiknas No. 25 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan sekolah/ Madrasah. TAS dan Pustakawan melanjutkan studi sesuai dengan tuntutan permendiknas (SMA/SMK, D3, S1/D4) Kepala sekolah mendorong dan memfasilitasi TAS dan Pustakawan untuk melanjutkan studi sesuai dengan kualifikasi pada masing-masing Permendiknas. Jika sekolah merekrut tenaga honorer untuk TAS dan Pustakawan diusahakan untuk merekrut yang sudah memenuhi kualifikasi.Kepala Sekolah, TAS, Pustakawan 1 4 tahunTAS dan Pustakawan memiliki kualifikasi yang sesuai dengan Permendiknas, yaitu:TASD = SMK/sederajatKepala perpustakaan (pendidik) = S1/D4Kepala perpustakaan (Non-pendidik) = D2 Ilmu perpustakaanTenaga perpustakaan = SMA/sederajat

Sekolah mempunyai penjaga sekolahUntuk memelihara dan menjaga sekolah dari gangguan sosial, bencana, dan lingkungan sekitar. Jika memungkinkan, Kepala sekolah merekrut satu atau beberapa penjaga sekolah sesuai dengan kebutuhan sekolah Kepala sekolah mengajukan pemenuhan tenaga penjaga sekolah kepada Pemerintah daerah kab./kota.Kepala sekolahSepanjang tahun ajaranSekolah memiliki penjaga sekolah sesuai kebutuhan

Kepala Sekolah mempunyai kompetensi yang dipersyaratkanMengelola dan memimpin sekolah merupakan hal yang kompleks dilihat dari urusan-urusan dan masalah-masalah yang harus ditangani dan dipecahkan oleh seorang kepala sekolah, karena itu, tanpa penguasaan kompetensi yang disyaratkan dalam Permendikan No. 13 tahun 2007, kemajuan sekolah akan sangat lambat, bahkan sekolah tidak akan berhasil mencapai visi dan misinya Kepala sekolah melakukan penilaian diri sendiri untuk mengetahui sejuahmana sudah/belum menguasai kompetensi yang disyaratkan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara refleksi diri atau pengisian daftar checklist, atau bertanya kepada warga sekolah mengenai kekurangan kepala sekolah. Kepala sekolah menyusun rencana pengembangan profesi secara berkelanjutan Kepala sekolah mengimplementasikan program/kegiatan pengembangan diri melalui berbagai bentuk dan jenis kegiatan seperti: 1) mengikuti kegiatan pengembangan profesi di K3S atau MKKS. 2) meminta dibina secara langsung oleh pengawas pada kompetensi-kompetensi yang belum dikuasai, dll.Kepala sekolahSepanjang tahun ajaranKepala sekolah menguasai kompetensi yang dipersyaratkan

Tenaga perpustakaan mempunyai kompetensi yang dipersyaratkanPengelolaan perpustakaan merupakan kegiatan yang secara langsung berkaitan dengan penyediaan atau fasilitasi belajar peserta didik, khususnya di ruang perpustakaan. Untuk memberikan dukungan yang optimal, diperlukan layanan yang professional, karenanya tenaga perpustakaan sekolah haruslah orang-orang yang memiliki kompetensi sebagaimana dipersyaratkan dalam Permendiknas No. 25 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan sekolah/ Madrasah Pustakawan sekolah/madrasah melakukan penilaian kompetensi sebagai tenaga perpustakaan sekolah/madrasah, baik melalui pengisian instrument, penilaian dari kepala sekolah, penilaian pengawas, atau pihak lain yang dianggap kompeten. Pustakawan sekolah/madrasah menyusun rencana pengembangan keprofesian untuk satu tahun ajaran yang dilakukan pada setiap tahunnya. Pustakawan sekolah/madrasah melaksanakan program/kegiatan pengembangan kompetensi melalui berbagai cara, misalnya: workshop pengembangan layanan perpustakaan, pembinaan langsung dari KS, pembinaan langsung dari pengawas, mengikuti kegiatan asosiasi pustakawan sekolah/madrasah, pelatihan ICT untuk tenaga perpustakaan, dll.Kepa